Anda di halaman 1dari 8

TANTANGAN DALAM IMPLEMENTASI STRATEGI KEAMANAN SIBER NASIONAL

INDONESIA DITINJAU DARI PENILAIAN GLOBAL CYBERSECURITY INDEX


Maulia Jayantina Islami

TANTANGAN DALAM IMPLEMENTASI STRATEGI KEAMANAN SIBER


NASIONAL INDONESIA DITINJAU DARI PENILAIAN GLOBAL
CYBERSECURITY INDEX
Challenges in The Implementation of National Cybersecurity Strategy of Indonesia
from The Global Cybersecurity Index Point of View

Maulia Jayantina Islami


Puslitbang Aptika dan IKP, Badan Litbang SDM, Kemenkominfo
Jl. Medan Merdeka Barat No.9, Jakarta Pusat 10110, Telp: 021-3800418
E-mail: maul005@kominfo.go.id

Naskah diterima tanggal 28 November 2017, direvisi tanggal 4 Desember 2017, disetujui tanggal 15 Desember 2017

Abstract
Cyber threat is a national challenge in the 21st century, especially for the policy makers of cybersecurity in Indonesia.
The Cybersecurity strategy has been initiated and run, but the Global Cybersecurity Index (GCI) of the year 2017 still
VKRZV WKH ODFN RI WKH QDWLRQ¶V FRPPLWPHQW LQ WHUPV RI F\EHUVHFXULW\ LQ ,QGRQHVLD :LWK D TXDOLWDWLYH DSSURDFK RQ WKH
literature review, the purpose of this study is to provide an overview of the current national cybersecurity strategy from
the point of view of the GCI framework. The challenges of the strategy implementation will then be identified so the
recommendations for the enhancement of the future national cybersecurity strategy can be disclosed.

Keywords : Information Security Management System, National Cybersecurity, Indonesia

Abstrak
Serangan Siber menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi Negara pada abad 21 ini, terutama bagi pemangku kebijakan
di Indonesia. Strategi keamanan siber sudah mulai diinisiasi dan dijalankan namun penilaian Global Cybersecurity
Index (CGI) tahun 2017 Indonesia masih menunjukkan kurangnya komitmen bangsa dalam hal keamanan siber. Dengan
pendekatan kualitatif literature review, tujuan dari studi ini adalah untuk memberikan gambaran terhadap strategi
keamanan siber nasional yang telah diinisiasi pemerintah pada saat ini dari sudut pandang GCI framework, kemudian
mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan strategi tersebut, dan rekomendasi untuk
strategi nasional keamanan siber mendatang.

Kata Kunci : Sistem Manajemen Keamanan Informasi, Keamanan Siber Nasional, Indonesia

dalam hal keamanan siber (cybersecurity) yang


PENDAHULUAN lebih luas dengan negara-negara di seluruh
dunia.
Seiring dengan pesatnya penetrasi Meningkatnya kejahatan dengan
jaringan global dan kemajuan mobile Internet menggunakan teknologi informasi
di Indonesia, semakin menambah kerentanan teridentifikasi sejak tahun 2003, sebagai contoh
keamanan informasi sebuah organisasi dari kejahatan carding (credit card fraud),
ancaman siber (cyber threat). Serangan siber ATM/EDC skimming (awal tahun 2010),
menjadi tantangan tersendiri untuk pemangku hacking, cracking, phising (internet banking
kebijakan pada era informasi. Pada bulan Mei fraud), malware (virus/worm/trojan/bots),
2017, sebuah serangan siber Ransomware cybersquatting, pornografi, perjudian online,
WannaCry menyebabkan gangguan pada transnasional crime (perdagangan narkoba,
perusahaan dan rumah sakit di lebih dari 150 mafia, terorisme, money laundering, human
negara termasuk Indonesia. Serangan tersebut trafficking, underground economy) (ID-
menjadi panggilan untuk melakukan kerjasama SIRTII/CC, 2017).

137
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 8 No. 2 (Oktober - Desember 2017) Hal.: 137-144

Dampak kejahatan siber terhadap sektor Memfokuskan hanya pada aspek


ekonomi berdasarkan data dari Norton teknologi untuk mengatasi permasalahan
Symantec selama tahun 2015 sampai dengan keamanan informasi siber tidaklah mencukupi.
Februari 2016, kejahatan online di Indonesia Cybersecurity semestinya adalah sebuah
menimbulkan total kerugian Rp 194.6 miliar ekosistem dimana hukum (laws), organisasi
(Symantec, 2016). (organizations), kemampuan (skills), kerjasama
Usaha untuk meningkatkan komitmen (cooperation), dan technical implementation
dunia dalam keamanan siber, dilakukan dengan berjalan secara selaras untuk dapat menjadi
pemeringkatan Global Cybersecurity Index efektif (ITU, 2017). Dan hal tersebut bukan
(GCI) oleh International Telecommunication hanya menjadi tanggung jawab pemerintah,
Union (ITU) kepada 193 negara-negara tapi memerlukan komitmen dari private sector
anggotanya. Penilaian tersebut didasarkan pada dan consumers. Oleh karena itu sangat penting
lima pilar GCI framework yaitu legal, technical untuk menumbuhkan cybersecurity culture
and procedure, organizational, capacity sehingga warga negara memiliki kesadaran
building, dan international cooperation. Dari untuk turut memonitor dan menyadari resiko
hasil penilaian GCI pada tahun 2017, Indonesia saat menggunakan jaringan elektronik.
masih berada pada mature stage, yang berarti Studi mengenai strategi keamanan siber
belum termasuk dalam jajaran Negara-negara nasional yang telah dilakukan sebelumnya
Asia-Pacific yang dianggap memiliki menyebutkan sudah ada usaha pemerintah
komitmen tinggi dalam keamanan siber (ITU, Indonesia untuk mengatasi meningkatnya
2017). kejahatan siber yaitu dengan strategi yang
Dalam kesimpulan hasil penilaian GCI ditinjau dari lima aspek yaitu hukum, teknikal
secara keseluruhan, terdapat kesenjangan yang dan prosedural, struktur organisasi,
signifikan antara negara-negara dalam hal peningkatan kapasitas, dan kerjasama
kesadaran, pemahaman, pengetahuan dan inernasional, namun dalam implementasinya
kapasitas untuk menerapkan strategi, belum sesuai dengan harapan (Setiadi,
kapabilitas dan program yang tepat untuk Sucahyo, & Hasibuan, 2012). Selanjutnya
memastikan penggunaan TIK yang aman dan strategi keamanan siber dalam pelaksanaannya
tepat sebagai pendorong pengembangan memerlukan sinergi antara pemerintah,
ekonomi. keterlibatan sector swasta, dan keaktifan
Kendala dan juga tuntutan bagi masyarakat (Harknett & Stever, 2009).
organisasi pemerintah dalam pelaksanaan e- Sedangkan studi ini bertujuan untuk
Government salah satunya adalah faktor memberikan gambaran tentang bagaimana
keamanan informasi yang meliputi kerahasiaan strategi pemerintah dalam menghadapi
(confidentiality), keutuhan (integrity), dan tantangan keamanan siber di Indonesia saat ini
ketersediaan (availability) dari informasi. Oleh dan peluang peningkatan strategi yang dapat
karena hal tersebut, strategi implementasi e- dilakukan di masa depan dipetakan dari aspek
Government juga harus meliputi Sistem people, process, technology.
Manajemen Keamanan Informasi atau
Information Security Management System Metode Penelitian
(ISMS) yaitu suatu pendekatan yang sistematis Pendekatan kualitatif dilakukan dalam
untuk mengelola dan mengamankan informasi studi ini, yaitu didasarkan pada non-numeric
yang bersifat rahasia dan sangat penting dalam data yaitu dapat berupa tulisan dan gambar, dan
organisasi, meliputi aspek Sumber Daya penyaringan terhadap data dilakukan untuk
Manusia (people), prosedur standar (process), membuat interpretasi dari tinjauan pustaka
dan Sistem Teknologi Informasinya (literature review) (Creswell, 2003). Kajian
(technology). dilakukad dari sumber literatur seperti jurnal,

138
TANTANGAN DALAM IMPLEMENTASI STRATEGI KEAMANAN SIBER NASIONAL
INDONESIA DITINJAU DARI PENILAIAN GLOBAL CYBERSECURITY INDEX
Maulia Jayantina Islami

report, buku, maupun artikel dari sumber yang proses, protokol, dan pedoman yang
reliable. menciptakan lingkungan pelindung untuk
Langkah kajian dimulai dari menjaga sistem dan data (process). Sedangkan
memetakan piliar-pilar dalam GCI framework infrastruktur keras adalah technology yang
ke dalam elemen people, process, technology terdiri dari perangkat keras dan perangkat
yang merupakan pendekatan holistik tatakelola lunak, yang dibutuhkan untuk melindungi
Teknologi Informasi. Selanjutnya strategi sistem dan data dari ancaman eksternal dan
pemerintah yang telah berjalan diidentifikasi, internal siber.
dan analisis dilakukan untuk menemukan
hambatan-hambatan dalam implementasi Serangan Siber
strategi tersebut, kemudian rekomendasi Jumlah serangan siber di Indonesia
diusulkan untuk peningkatan implementasi semakin meningkat, dari 28,430,843 pada
strategi di masa depan. tahun 2015 meningkat menjadi 135.672.984
pada tahun 2016. Dan 47% dari keseluruhan
Identifikasi Eksisting Strategi Nasional Keamanan Siber
kasus yang terjadi merupakan serangan
malware, 44% merupakan penipuan,
Analisis Gap (Hambatan dan Tantangan) sedangkan sisanya berbentuk kejahatan siber
Implementasi Strategi Keamanan Siber Nasional lainnya, seperti website defacement, dan
Global aktivitas manipulasi data dan kebocoran data
Cybersecurity Pendapat Hasil Survey (ID-SIRTII, 2017). Tren peningkatan kejahatan
Journals
Index Ahli (Buku) Pendukung
(GCI) Reports siber dalam bentuk penyebaran konten ilegal,
hate speech dan sejenisnya.
Rekomendasi

Gambar 1. Building Block Penelitian

Keamanan Siber dalam Perspektif People,


Process, Technology
Pengertian tentang keamanan
Keamanan Siber (cybersecurity) dapat
Gambar 2. Jumlah Serangan Siber di Indonesia
disimpulkan sebagai sebuah rangkaian aktifitas tahun 2016 (ID-SIRTII, 2017)
dan pengukuran yang dimaksudkan untuk
melindungi dari serangan, disrupsi, atau Global Cybersecurity Index (GCI)
ancaman yang lainnya melalui elemen-elemen Survey yang dilakukan International
cyberspace (hardware, software, computer Telecommunication Union (ITU) untuk
network) (Fischer, 2009). mengukur komitmen Negara-negara anggota
Keamanan Siber dapat digambarkan di terhadap keamanan siber. Tujuan GCI adalah
satu sisi sebagai kebijakan, pedoman, proses, untuk membantu negara-negara
dan tindakan yang diperlukan agar transaksi mengidentifikasi area yang harus diperbaiki
elektronik dapat dilakukan dengan risiko dalam dunia keamanan siber, sehingga
pelanggaran, intrusi, atau pencurian minimum. membantu meningkatkan tingkat komitmen
Dan di sisi lain, keamanan siber adalah alat, keseluruhan terhadap keamanan siber di
teknik, atau proses yang digunakan untuk seluruh dunia.
melindungi aset sistem informasi. Keamanan Penilaian didasarkan pada lima pilar
siber terdiri dari infrastruktur "lunak" dan yaitu:
"keras". Komponen infrastruktur lunak adalah
Sumber Daya Manusia pengelola maupun
pembuat kebijakan (people); dan kebijakan,

139
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 8 No. 2 (Oktober - Desember 2017) Hal.: 137-144

x Legal (hukum), diukur dari keberadaan x Cooperation, diukur dari adanya


institusi legal dan framework keamanan partnership, kerangka kerjasama dan
siber information sharing network.
x Technical, diukur berdasarkan Hasil penilaian dikategorikan secara
keberadaan institusi teknis dan berurutan menjadi tiga stage yaitu kategori
penerapan teknologi tertinggi adalah leading stage untuk Negara-
x Organizational, diukur berdasarkan negara yang mempunyai komitmen sangat
koordinasi pembuat kebijakan dan tinggi terhadap keamanan infomasi siber.
pengembangan strategi keamanan siber Berikutnya adalah maturing stage untuk
x Capacity Building, diukur berdasarkan negara-negara yang telah mempunyai inisiatif
penelitian dan pengembangan, dan sedang mengembangkan program-program
pendidikan dan program pelatihan, keamanan siber namun belum berkomitmen
profesional dan aparatur yang tinggi. Penilaian terendah adalah kategori
tersertifikasi initiating stage yaitu Negara-negara yang baru
memulai membuat komitmen terhadap
keamanan siber (ITU, 2017).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Identifikasi Strategi Nasional Keamanan Siber Eksisting

Pilar²pilar GCI Strategi Nasional Keamanan Siber Eksisting Tantangan / Hambatan


1. Capacity 1.1. Talent Pool Born to control: Gladiator Cyber Security ƒ Sosialisasi keamanan informasi
People

Building Indonesia (GCSI). Peningkatan kemampuan keamanan (termasuk aspek hukum, promosi
siber dengan target penjaringan 10.000 kandidat untuk SKKNI bidang Keamanan
peningkatan kapasitas keamanan siber lebih lanjut Informasi dan Auditor TI) bagi
(SIARAN PERS NO.12 /HM/KOMINFO/01/2017, 2017) masyarakat dan Sektor Strategis
1.2. Bimbingan teknis keamanan informasi (Indeks KAMI, masih sangat terbatas
APRISMA, SNI ISO 27001, ISO 22301) bagi instansi ƒ Prosedur pembaharuan unit
pemerintah (Chendramata, 2016) kompetensi dalam SKKNI
1.3. Program awareness bagi legislatif, pimpinan instansi dan membutuhkan waktu yang lama,
pimpinan industri sektor strategis melalui koordinasi sementara laju perkembangan
dengan LEMHANAS dan LAN (Chendramata, 2016) teknologi informasi dan
1.4. Penerapan program pendidikan untuk SDM Keamanan komunikasi dan jenis ancaman
Informasi yang terakreditasi, sesuai standar kompetensi siber sangat pesat
industri melalui centre of Excellence di Perguruan Tinggi ƒ Edukasi Publik sosialisasi konten
(Chendramata, 2016) berkualitas, keamanan siber,
1.5. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) pemahaman kebhinekaan, dan
Sektor Keamanan Informasi (KEMNAKER, 2015) anti terorisme belum diterapkan
secara sistemastis dimulai dari
1.6. Edukasi Publik sosialisasi konten berkualitas,
usia dini padahal pengguna
pemahaman kebhinekaan, dan anti terorisme.
internet di Indonesia usia 9 ± 15
Mentargetkan 40 daerah serta melalui media sosial
tahun cukup tinggi yaitu sebesar
dengan target pengguna twitter di Indonesia 19,1 juta,
27.5 % (KOMINFO, 2016)
dan 232 ribu pengguna instagram (KOMINFO, 2015)
1.7. Pembentukan 1500 agen perubahan Internet Cerdas,
Kreatif, dan Produktif (i-CAKAP) di daerah perbatasan,
tertinggal, dan terluar (KOMINFO, 2015)

140
TANTANGAN DALAM IMPLEMENTASI STRATEGI KEAMANAN SIBER NASIONAL
INDONESIA DITINJAU DARI PENILAIAN GLOBAL CYBERSECURITY INDEX
Maulia Jayantina Islami

Pilar²pilar GCI Strategi Nasional Keamanan Siber Eksisting Tantangan / Hambatan


2. Legal 2.1. UU No.19/2016 tentang perubahan atas UU No.11/2008 ƒ Jumlah policy dan regulasi untuk
Process

tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) (UU ITE, cybersecurity belum
2016) mengakomodasi segala bentuk
2.2. UU Telekomunikasi No. 36/1999 (UU Telekomunikasi, ancaman siber, sementara
1999) kecepatan perkembangan TIK
2.3. Peraturan Menteri Kominfo No.5 tahun 2017 tentang berbanding lurus dengan
Perubahan keempat atas Peraturan Menteri Kominfo meningkatnya kejahatan siber
No.26 tahun 2007 tentang Pengamanan Pemanfaatan ƒ Urgensi pengesahan RUU
Jaringan Telekomunikasi Berbasis Protokol Internet Perlindungan Data dan informasi
(PERMENKOMINFO No.5, 2017) pribadi perlunya kepastian hukum
perlindungan data pribadi

3. Organizational 3.1. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dibentuk ƒ Kurang jelasnya tenggat waktu
Structure berdasarkan Perpres No.53 tahun 2017. Lembaga peralihan penggabugan fungsi
pemerintah non kementerian yang berada di bawah dan direktorat keamanan informasi
bertangung jawab kepada Presiden. dan Lembaga Sandi Negara
Merupakan penguatan dari Lembaga Sandi Negara menjadi BSSN sebagai organisasi
ditambah dengan Dit. Keamanan Informasi, Ditjen baru
Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan ƒ Urgensi pembangunan ekosistem
Informatika (Perpres No.53, 2017) ranah siber Indonesia yang tahan
3.2. Fungsi BSSN dalam pelaksanaan kebijakan teknis di dan aman, dan diharapkan dapat
bidang identifikasi, deteksi, proteksi, penanggulangan, segera menginisiasi Peta jalan
pemulihan, pemantauan, evaluasi, pengendalian proteksi pedoman penanganan keamanan
e-ommerce, persandian, penapisan, diplomasi siber, siber
pusat manajemen krisis siber, pusat kontak siber, sentra ƒ Seperti halnya di Negara-negara
informasi, dukungan mitigasi, pemulihan penanggulangan maju seperti UK, masyarakat
kerentanan, insiden dan/atau serangan siber memerlukan pusat keamanan
siber nasional (National Cyber
Security Centre) sebagai rujukan
utama yang mapan dan jelas
untuk penanganan ancaman siber
(Stoddart, 2016)
ƒ pengawasan dan evaluasi oleh
seluruh stakeholder

4. International 4.1. Indonesia Computer Emergency Response Team (ID- ƒ ID-CERT hanya bersifat volunteer
Cooperation CERT) adalah tim CERT pertama yang berdiri di (come and go).
Indonesia, pada 1998, merupakan tim koordinasi teknis ƒ Urgensi peran ID-SIRTII dalam
berbasis komunitas yang bersifat independen untuk masa peralihan ke BSSN
melakukan koordinasi penanganan insiden yang (Perpres No.53, 2017)
melibatkan pihak Indonesia dan luar negeri (ID-CERT, ƒ Kolaborasi Antara private sector,
2015) pemerintah, masyarakat, dan
4.2. Indonesia Security Incident Response Team on Internet dunia international dalam
Infrastructure (ID-SIRTII). asistensi/pendampingan untuk pencegahan maupun penanganan
meningkatkan sistem pengamanan dan keamanan di kejahatan siber masih kurang
instansi/lembaga strategis (critical infrastructure) di terwadahi (Murphy, 2010).
Indonesia ; sentra koordinasi (Coordination Center/CC) Koordinasi dengan stakeholder
untuk inisiatif dari dalam dan luar negeri dan sebagai aplikasi atau software, sebagai
single point of contact (ID-SIRTII/CC, 2017) contoh twitter atau Facebook
yang digunakan untuk media
kejahatan memerlukan koordinasi
antar Negara.

141
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 8 No. 2 (Oktober - Desember 2017) Hal.: 137-144

Pilar²pilar GCI Strategi Nasional Keamanan Siber Eksisting Tantangan / Hambatan


5. Technical and 5.1. Standar Nasional Indonesia (SNI) IEC/ISO 27001:2013 ƒ Perkembangan Machine-to-
Technology

Procedural persyaratan untuk penetapan, penerapan, Machine (M2M) technologi,


Measures pemeliharaan, dan perbaikan berkelanjutan terhadap Internet of Things (IoT), Cloud
Sistem Manajemen Keamanan Informasi (SMKI) (BSN, Computing diikuti perkembangan
2016) ragam serangan siber, dan
5.2. SNI ISO/IEC 27018:2016, Teknologi informasi - Teknik malware semakin kompleks
keamanan - Petunjuk praktik perlindungan informasi (Obiso, 2015)
personal (PII) dalam public cloud yang berperan ƒ Hasil penilaian indeks KAMI pada
sebagai pemroses PII (BSN, 2016) 41 organisasi pemerintah pada
5.1. Trust Positive (Trust+); Workshop penggunaan internet tahun 2012, dari 5 area kunci
sehat dan aman; DNS filtering Nawala; program menunjukkan bahwa hanya 3%
Kementerian komunikasi dan informatika (KOMINFO, organisasi yang memenuhi
2015) standar, sedangkan selebihnya
5.2. Indeks Keamanan Informasi (Indeks KAMI). Alat masih fokus hanya pada area
evaluasi untuk menganalisis kesiapan pengamanan teknologi (Kautsarina & Gautama,
informasi di instansi pemerintah berbasis ISO/IEC 2014)
27001:2009 (Dirjen Aplikasi Telematika, 2013)

tantangan-tantangan dan hambatan dalam


PENUTUP implementasinya, dapat direkomendasikan
langkah-langkah sebagai berikut:
Simpulan 1. Pilar Capacity Building:
Pemerintah Indonesia telah x Pelatihan profesional keamanan siber
menginisiasi strategi nasional keamanan siber bagi Aparatur Sipil Negara terutama
dan menjalankan program-program jangka yang mengelola data strategis, tenaga
pendek maupun panjang, namun dalam penyidik bidang ITE,
implementasinya masih terdapat tantangan- x Peningkatan sosialisasi keamanan
tantangan dan hambatan. informasi (termasuk aspek hukum,
Tantangan dan hambatan implementasi promosi SKKNI bidang Keamanan
strategi nasional keamanan siber dari sisi Informasi dan Auditor TI) bagi
sumber daya manusia, prosedur dan kebijakan masyarakat dan Sektor yang
pencegahan dan keamanan yang masih mengelola data Strategis
memerlukan koordinasi dengan seluruh x Edukasi Publik untuk menumbuhkan
pemangku kebijakan bagi dari sektor swasta, kesadaran keamanan, pemahaman
pemerintah, masyarakat, dan institusi luar kebhinekaan, dan anti terorisme
negeri yang merupakan pengembang dari diterapkan secara sistemastis dimulai
aplikasi-aplikasi yang seringkali dipergunakan dari usia dini dengan memasukkan
sebagai media kejahatan siber, dan teknologi kurikulum keamanan siber esensial
yang harus dikembangkan seiring dengan dimulai dari Sekolah Menengah
meningkatnya jenis serangan siber. Pertama
Keamanan siber merupakan sebuah 2. Pilar Legal:
ekosistem dimana aspek legal, organisasi, skill, x Urgensi pengesahan RUU
kerjasama, dan implementasi teknik berjalan Perlindungan Data dan informasi
secara selaras untuk hasil yang efektif. pribadi perlunya kepastian hukum
perlindungan data pribadi untuk
Saran mendukung UU ITE dan UU
Berdasarkan identifikasi strategi Telekomunikasi
nasional keamanan siber dan analisis

142
TANTANGAN DALAM IMPLEMENTASI STRATEGI KEAMANAN SIBER NASIONAL
INDONESIA DITINJAU DARI PENILAIAN GLOBAL CYBERSECURITY INDEX
Maulia Jayantina Islami

3. Pilar Organizational Structure: Dirjen Aplikasi Telematika. (2013, Oktober 23).


x Urgensi peran BSSN sebagai Indeks Keamanan Informasi. Retrieved from
Lembaga Pemerintah Non kominfo.go.id:
Kementerian diharapkan dapat https://www.kominfo.go.id/content/detail/33
26/indeks-keamanan-informasi-
berfungsi sebagai National Cyber
kami/0/kemanan_informasi
Security Centre sebagai rujukan
utama penanganan keamanan siber Drucker, P. F. (1999). Management Challenges for
dan clearing house information 21st Century. New York: HarperCollins.
exchange sebagai wujud nyata Fischer, E. A. (2009). Creating a National
pembangunan ekosistem ranah siber Framework for Cybersecurity: an Analysis of
Indonesia. Dan segera menginisiasi Issues and Options . New York: Nova
Peta jalan pedoman penanganan Science Publishers, Inc.
keamanan siber Harknett, R. J., & Stever, J. (2009). The
4. Pilar International Cooperation: Cybersecurity Triad: Government, Private
x Penguatan kerjasama antara swasta Sector Partners, and the Engaged
(melalui ID-CERT), pemerintah Cybersecurity Citizen. Journal of Homeland
(BSSN), masyarakat, dan Security and Emergency Management, 6,
stakeholder internasional (seperti Article 79.
pemilik aplikasi media social yang ID-CERT. (2015). profil ID-CERT. Retrieved
seringkali dimanfaatkan untuk media November 25, 2017, from cert.or.id:
kejahatan (twitter, Facebook, dan https://www.cert.or.id/tentang-kami/id/
sebagainya), serta lembaga terkait di ID-SIRTII. (2017). Tren Serangan Siber Nasional
dunia international dalam 2016 dan Prediksi 2017. ID-SIRTII.
pencegahan maupun penanganan
ID-SIRTII/CC. (2017). Retrieved November 15,
kejahatan siber 2017, from
5. Pilar Teknikal dan Pengukuran http://www.idsirtii.or.id/halaman/tentang/seja
Prosedural: rah-id-sirtii-cc.html
x Pembaharuan penguasaan teknologi
ITU. (2017). Global Cybersecurity Index 2017.
keamanan siber selaras dengan
International Telecommunication Unit.
ragam ancaman siber yang menyerta
teknologi Machine-to-Machine Kautsarina, & Gautama, H. (2014). Journal of
(M2M), Internet of Things (IoT), Information Security Readiness of
Cloud Computing. Government of Government Institution in
Indonesia. Institute of Electrical and
Electronics Engineers (IEEE).
DAFTAR PUSTAKA KEMNAKER. (2015). Retrieved from
standarkompetensinaker.naker.go.id:
BSN. (2016). Buletin Informasi SNI Terbaru. http://standarkompetensi.naker.go.id/index.p
Jakarta: Pusat Informasi dan Dokumentasi hp/skkni2?page=12
Standardisasi Badan Standardisasi Nasional
KOMINFO. (2015). Rencana Strategis
(BSN).
Kementerian Komunikasi dan Informatika
Chendramata, A. (2016). Indonesia Cybersecurity Tahun 2015-2019. Kementerian Komunikasi
Strategy. Direktorat Keamanan Informasi dan Informatika.
Kementerian Komunikasi dan Informatika.
KOMINFO. (2015). SIARAN PERS
Creswell, J. W. (2003). Research Design NO.44/PIH/KOMINFO/6/2015. Retrieved
Qualitative, Quantitative, and Mixed from kominfo.go.id:
Methods Approaches (2nd ed.). Thousand https://www.kominfo.go.id/content/detail/51
Oaks, California: Sage Publishing. 00/siaran-pers-no44pihkominfo62015-

143
Jurnal Masyarakat Telematika dan Informasi
Volume: 8 No. 2 (Oktober - Desember 2017) Hal.: 137-144

tentang-forum-penanganan-situs-internet-
bermuatan-negatif/0/siaran_pers
KOMINFO. (2016). Indikator TIK Rumah Tangga
dan Indovidu. Kementerian Komunikasi dan
Informatika Republik Indonesia.
Murphy, T. (2010). Security Challenges in the 21st
Century Global Commons. Yale Journal of
International Affairs.
Obiso, M. (2015). Cybersecurity Challenges and
Capacity Building. International
Telecommunication Union.
PERMENKOMINFO No.5. (2017, Januari 24).
Peraturan Menteri Komunikasi Republik
Indonesia tentang Perubahan keempat atas
Peraturan Menteri Komunikasi dan
Informatika No.26 tahun 2007 tentang
Pengamanan Pemanfaatan Jaringan
Telekomunikasi Berbasis Protokol Internet.
Perpres No.53. (2017, Mei 19). Peraturan Presiden
No.53 tahun 2017 tentang Badan Siber dan
Sandi Negara.
Setiadi, F., Sucahyo, Y. G., & Hasibuan, Z. A.
(2012, December). An Overview of the
Development Indonesia National Cyber
Security. International Journal of
Information Technology & Computer Science
( IJITCS ), 6, 106.
SIARAN PERS NO.12 /HM/KOMINFO/01/2017.
-DQXDUL ³%RUQ 7R &RQWURO´
Penjaringan 10.000 Kandidat Gladiator
Cyber Security Indonesia. Biro Humas
Kementerian Kominfo.
Stoddart, K. (2016). UK cyber security and critical
national infrastructure protection. The Royal
Institute of International Affirs.
Symantec, N. (2016). Norton Cyber Security
Insights Report Global Corporation.
Symantec Corporation.
UU ITE. (2016, November 25). Undang-Undang
No.19 tahun 2016 Tentang Perubahan Atas
Undang-Undang No.11 tahun 2008 Tentang
Informasi dan transaksi Elektronik. President
Republik Indonesia.
UU Telekomunikasi. (1999, September 8). Undang-
Undang No.36 tahun 1999 Tentang
Telekomunikasi. President Republik
Indonesia.

144

Anda mungkin juga menyukai