BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kemajuan suatu perusahan dalam era informasi saat ini tidak hanya bergantung kepada kemampuan perusahaan dalam memproduksi produk/jasa yang berkualitas dengan harga yang murah. Perkembangan teknologi informasi (TI) saat ini menjadi salah satu faktor lain yang mampu menjadi faktor penentu dalam keberhasilan suatu perusahaan. Transformasi bisnis harus dilakukan perusahaan agar dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis yang bergerak sangat dinamis sehingga tetap bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat. Banyak perusahaan saat ini yang menggunakan teknologi informasi untuk mengembangkan sistem lintas perusahaan yang terintegrasi, dan mampu merubah bisnis tradisional serta meningkatkan kualitas sistem bisnis di seluruh perusahaan. Organisasi-organisasi ini melihat sistem lintas fungsional perusahaan sebagai cara strategis untuk menggunakan TI dalam berbagi informasi dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis, serta untuk mengembangkan hubungan strategis dengan pelanggan, pemasok, dan mitra bisnis. Banyak perusahaan yang telah meninggalkan cara lama berbasis mainframe ke aplikasi lintas fungsional klien / server aplikasi. Hal ini biasanya menggunakan software enterprise resources planning, manajemen rantai pasok dan manajemen hubungan pelanggan yang memiliki hubungan dengan SAP Amerika, Oracle dan lain-lain. Penggunaan software perusahaan tersebut berfokus untuk mendukung berbagai kelompok proses bisnis terintegrasi yang terlibat dalam operasional bisnis (Obrien 2008). Perusahaan-perusahaan di Indonesia pun tidak lepas dari pengaruh TI dalam mendukung operasional perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Keberhasilan perusahaan dalam menerapkan TI dengan e-business sebagai corenya mampu meningkatkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik. TI menjadi salaha satu alat pengambil keputusan perusahaan serta menjadi faktor keunggulan perusahaan dalam bersaing sehingga tidak hanya menjadi business support tetapi juga menjadi faktor strategis perusahaan. Untuk memacu dan memberikan apresiasi terhadap keberhasilan penerapan e-business di Indonesia, media warta ekonomi sejak tahun 2002 hingga 2009 memberikan penghargaan e-company
award bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia yang sukses menerapkan TI dan mampu mendorong kinerja bisnis perusahaan. Salah satu perusahaan yang mendapatkan award tersebut pada event terakhir tahun 2009 e-company award adalah PT. Aplikasinusa Lintasarta (Lintasarta) sebagai juara kedua dalam kategori Telekomunikasi. Penerapan TI yang dikembangkan oleh Lintas artha berhasil menciptakan proses bisnis, update secara real time meningkatkan kepuasan dan efisiensi biaya. Keberhasilan Lintas artha dalam menerapkan TI menarik untuk dipelajari dan didalami penulis agar memberikan pengetahuan aplikatif dan kedalaman ilmu sebagai tambahan keilmuan dalam sistem informasi manajemen.
1.2. Tujuan Tujuan penyusunan makalah ini yaitu mempelajari sejauh mana konsep dan penerapan e-business yang dilakukan oleh Lintasarta.
Tujuan dari SCM adalah untuk menciptakan jaringan yang cepat, efisien, dan berbiaya rendah atau disebut rantai pasok untuk membuat perusahaan dari konsep menuju pasar. 2.4. Geographic Information System Geographic Information System (GIS) merupakan sistem perangkat lunak yang digunakan untuk melakukan pemetaan dan analisa data secara spasial (McLeod, 1996). 2.5. Executive Information System Executive information system adalah satu jenis dari manajemen informasi sistem dimaksud untuk memudahkan dan mendukung keterangan dan pembuatan keputusan kebutuhan dari eksekutif senior dengan menyediakan kemudahan akses terhadap keduanya internal dan eksternal keterangan relevan untuk bertemu golongan strategis dari organisasi. Ini biasanya dipertimbangkan sebagai satu bentuk dikhususkan dari satu sistem mendukung keputusan (DSS)(OBrien, 2008).
3.2. Penerapan E-Business System Di PT Aplikanusa Lintasarta 3.2.1. Enterprise Resources Planning Implementasi enterprise resources planning yang dilakukan Lintasarta adalah dengan video conference untuk seluruh kegiatan koordinasi dan pelatihan di seluruh cabang Lintasarta. Video conference tersebut merupakan unified communication integration yang mampu menjadi layanan data, audio dan video bundling dengan jasa DATACOMM. Layanan yang mampu dilakukan dengan video conference adalah : 1.Video conferencing untuk training dan briefing pegawai 2.Video conferencing untuk meeting management 3.Video conferencing untuk knowledge dan content sharing 4.Video conferencing untuk produk launching 5. Video conferencing untuk conferencing antar perusahaan Manfaat yang didapat dengan penerapan ini adalah : 1. Meningkatkan Produktivitas Meeting akan menjadi lebih efektif dan efisien, sharing data dan knowledge dapat dilakukan dengan mudah. 2. Penurunan Biaya Implementasi video conference secara nyata menurunkan biaya perjalanan, akomodasi dan pelatihan yang harus dikeluarkan oleh Lintasarta. 3. Efisiensi waktu Implementasi video conference akan mengurangi waktu persiapan meeting room, menghilangkan waktu travelling ke tempat meeting.
3.2.2. Customer Relationship Management Customer relationship management yang dilakukan oleh Lintasarha bertujuan untuk mengelola berbagai hubungan dengan pelanggan serta memberikan layanan dan dukungan untuk pelanggan. Sistem unggulan yang
dilakukan oleh Lintasarta adalah layanan contact center, paradigma baru dari contact center ini adalah menggunakan Unified Contact Center yang mengintegrasikan semua komponen penting teknologi komunikasi ke dalam satu
sistem. Unified Contact Center Keunggulan dari sistem ini adalah : 1. Layanan proaktif
Solusi Lintasarta Contact Center memungkinkan pelanggan untuk berinteraksi dengan perusahaan melalui channel yang mereka inginkan baik melalui telepon, email, sms, fax dan internet. 2. Pemasaran Langsung Multi channel ini akan otomatis meningkatkan jangkauan pelayanan perusahaan yang lebih luas sehingga sangat sesuai untuk menghasilkan service excellence terutama bagi berada di pelosok-pelosok daerah. 3. Penjualan silang dan peningkatan tawaran untuk penjualan Layanan Contact Center akan mendukung perusahaan distribusi kepada semua supplier maupun end user-nya. Selain itu Lintasarta juga mengembangkan portal untuk pelanggan dan proactive monitoring system. Portal ini digunakan untuk memonitor status pasang baru, status penanganan gangguan dan monitoring jaringan exsisting. Sedangkan proactive monitoring system digunakan untuk mempercepat deteksi gangguan jaringan sehingga dapat meningkatkan avalaibilitas jaringan pelanggan.
3.2.3. Supply Chain Managment Lintasarta sebagai perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi berusaha memberikan yang terbaik terhadap konsumennya. Untuk meningkatkan kualitas tersebut Lintasarta menerapkan workflow system (Gambar 1), yaitu layanan TI yang terintegrasi di seluruh kantor cabang Lintasarta sehingga mempercepat proses pemasangan jaringan dan penanganan gangguan di seluruh Indonesia. Dengan mengembangkan workflow system, Lintasarta berhasil
meningkatkan standard delivery time dari 21 hari menjadi 14 hari kerja dan meningkatkan produksi provisioning dari 250 jaringan perbulan menjadi 450 jaringan perbulan. Melalui sistem otomasi pasang jaringan baru dan sistem otomasi penanganan gangguan, Lintasarta telah berhasil melakukan efisiensi hinggan Rp. 3.8 Milyar per tahun.
3.2.4. Geographic Information System Luasnya cakupan area Lintasarta membutuhkan aplikasi untuk
mempermudah pengawasan dan operasionalnya. Aplikasi yang digunakan Lintasarta adalah menggunakan Geographical Information system (GIS) yaitu Sistem yang digunakan untuk mengelola coverage Jaringan Lintasarta. Selain dari itu sistem GIS digunakan untuk monitoring lokasi mobil QUART (mobil layanan penanganan aduan) sehingga penanganan aduan pelanggan dapat segera diselesaikan. Sistem yang dikembangkan dalam geographic information yistem untuk monitoring terbagi menjadi subsistem : 1. Navigasi kendaraan, terdiri dari seperangkat alat yang terdiri dari receiver GPS dan perangkat komunikasi data. Receiver GPS menentukan posisi kendaraan secara otomatis. 2. Komunikasi data, penghubung antara kendaraan dan pusat kontrol. Komunikasi dapat berlangsung satu arah atau dua arah, komunikasi satu arah hanya untuk mengirimkan data posisi kendaraan yang akan diterima oleh pusat komunikasi data. Sedangkan pada komunikasi dua arah selain
mengirimkan data posisi kendaraan ke pusat kontrol pusat kontrol juga dapat mengirimkan informasi-informasi tertenti ke kendaraan. 3. Pusat Kontrol, berfungsi memantau dan mengelola armada kendaraan. Datadata posisi yang ditampilkan akan disajikan dalam peta digital sehingga pengelola dapat dengan mudah memnatau pergerakan kendaraan-kendaraan tersebut.
3.2.5. Executive Information System Keputusan yang cepat dalam bisnis untuk mengatasi perubahan yang dinamis dibutuhkan dalam suatu organisasi. Untuk mempercepat dan mendapat keputusan cepat dan terbaik Lintasarta mengembangkan executive information system. Dengan sistem ini maka pihak manajemen lintasarta mulai dari level manager hingga level direksi dimudahkan dengan sistem yang dihasilkan yaitu merupakan sistem kekhususan dengan decision support system (DSS). Output yang dihasilkan dalam bentuk grafis sehingga memudahkan untuk penggunaan interface pemakaian. Dengan sistem ini maka para pimpinan perusahaan dapat memonitoring data produksi perusahaan, revenue, piutang, pengaduan pelanggan dan monitoring penggunaan anggaran perusahaan secara real time.
3.3. Penerapan Functional Business Information System Di PT Aplikanusa Lintasarta Dengan semakin pesatnya perkembangan perusahaan Lintasarta maka semakin bertambahnya jumlah produk dan layanan kepada pelanggan. Untuk pengolahan dokumen secara elektronis yang terpadu dengan proses kerja yang ada di Lintasarta. Jenis dokumen dapat berupa laporan, dokumen kontrak, review, maupun distribusi suatu dokumen dari satu bagian ke bagian lain. Penerapan functional business information system yang teridentifikasi di Lintasarta adalah electronic document management system.(e-DMS). Aplikasi e-DMS yang diterapkan dapat dilihat pada gambar 3.
Dokumen baru selanjutnya akan melalui siklus yang sama dengan dokumen lama, yaitu adanya batas umur (expiration date) secara periodik. Penyeragaman dan pengembangan yang dilakukan terhadap eBdesk Document Management untuk memberikan solusi terhadap permasalahan Lintasarta dalam manajemen dokumen.
PT Aplikanusa Lintasarta sebagai penyedia layanan komunikasi data, internet dan solusi bernilai tambah bagi semua segmen industri telah menerapkan e-business yang baik dan tepat dalam menunjang aktivitas perusahaan. Beberapa penerapan yang dilakukan di Lintasarta adalah enterprise resources planning (ERP) dengan video conference, customer relationship management (CRM) dengan layanan contact center dan proactive monitoring system, supply chain management dengan workflowsystem, geographic
information system dan executive information system. Keberhasilan penerapan e-business berhasil menciptakan proses bisnis, update secara real time meningkatkan kepuasan dan efisiensi biaya bagi Lintasarta serta diakui oeh pihak lian dengan diberikannya penghargaan oleh warta ekonomi pada tahun 2009 penghargaan e-company award sebagai pemenang kedua bidang telekomunikasi. Ini merupakan bukti bahwa dengan penerapan e-business mampu mampu meningkatkan efisiensi dan efektivitas perusahaan.