Anda di halaman 1dari 8

SISTEM E-TICKETING SEBAGAI PENDUKUNG INTEGRASI MODA TRANSPORTASI LRT

DAN TRANS MUSI DI KOTA PALEMBANG


Abstrak
Inovasi yang berpotensi dikembangkan di bidang transportasi adalah sistem pembayaran secara
electronic ticketing (e-ticketing). Kota Palembang menjadi salah satu kota yang memiliki potensi besar
untuk menerapkan e-ticketing sistem. Integrasi moda diperlukan antara bus Trans Musi dan LRT
sehingga sistem ini dapat diimplementasikan. Dalam tulisan ini menjelaskan bagaimana penerapan
serta keuntungan penggunaan e-ticketing sebagai pendukung integrasi multimoda. Metode yang
digunakan adalah pengambilan data sekunder dari penelitian terdahulu yang disesuaikan dengan
keadaan kota Palembang.
1. PENDAHULUAN
Transportasi

transportasi adalah sistem pembayaran secara e-

merupakan

suatu

bidang

kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan


masyarakat,

pentingnya

transportasi

bagi

masyarakat disebabkan oleh banyak faktor, salah


satunya keadaan geografis suatu wilayah yang
memungkinkan pengangkutan dapat dilakukan
melalui darat, laut dan udara guna menjangkau
seluruh wilayah. Secara umum transportasi
memegang

peranan

penting

dalam

hal

pembangunan ekonomis dan pembangunan nonekonomis (Sintabaskoro, 2015).


Begitu

pentingnya

industri

sarana transportasi

transportasi

sistem pembayaran berbasis teknologi online


yang saat ini sudah menjadi trend. Sistem eticketing

mempermudah

penumpang

dalam

melakukan pemesanan tiket, pembayaran serta


pelayanan-pelayanan lainnya..

Teknologi e-

ticketing pertama kali diadobsi oleh industri


pesawat terbang dengan sistem pemesanan tiket
secara

online.

Seiring

dengan

kemajuan

teknologi serta inovasi baru, sistem e-ticketing


dikembangkan pada model transportasi lainnya,
seperti kereta, bus, MRT, BRT, dan lainnya.

utamanya transportasi massal membuat para


pakar

ticketing. Sistem pembayaran ini mengacu pada

berlomba-lomba

untuk menciptakan inovasi baru terkait bidang


transportasi dalam meningkatkan pelayanannya.
Inovasi-inovasi baru tersebut disesuaikan pula
dengan perkembangan zaman serta modernisasi.
Salah satu bentuk inovasi baru dalam bidang

(Iwuagwu, 2009 : 12).


Penggunaan e-ticketing merupakan salah
satu pesona bagi sarana transportasi angkutan
massal terutama angkutan-angkutan darat yang
bersaing dengan angkutan pribadi. E-ticketing
akan memberikan pelayanan prima dimana para

penumpang akan diberikan kemudahan dalam

2017 nanti akan ada sarana transportasi baru

bertransaksi.

yaitu LRT. Hal ini akan sangat efisien jika

Electronic Ticketing menurut Iwuagwu


(2009) seperti dokumen digital yang digunakan
dalam proses transaksi tiket transportasi massal,
seperti bus rapid transit,

diterapkan sistem e-ticketing untuk menunjang


keterkaitan antara masing-masing transportasi
tersebut.

kereta, ferries,

Penumpang yang melakukan e-ticketing

tramways, dan lainnya. Dewasa ini, berbagai

akan memberikan respon terhadap kepuasan dari

negara sudah berlomba melakukan inovasi

fasilitas tersebut. Kepuasan tersebut dapat

tentang

untuk

dicerminkan dari sisi harga, kemudahan, dan

meningkatkan kinerja transportasi massalnya.

fasilitas yang tersedia. Efektivitas penggunaan

Seperti produk SUICA dari Jepang, Octopus

eticketing dapat diukur dengan produktivitas,

milik Hong Kong, EZLink milik Singapura, T-

kepuasan,

Money dari Korea Selatan, SmarTrip milik USA,

kemampuan. Selain itu, membandingkan antara

Oyster dari London, NAVIGO dari Prancis,

e-ticketing

hingga

pembayaran yang paling efektif. Pengguna e-

teknologi

OV-Chip

e-ticketing

Kaart

milik

Belanda.

(Iwuagwu, 2009 : 12-13).


Sistem e-ticketing di Indonesia masih
tergolong baru dan merupakan produk dari
berbagai bank, sehingga di Indonesia masih
terdapat banyak jenis e-ticketing. E-ticket dapat
dikatakan sebagai pengganti uang tunai karena
sistemnya adalah kartu prabayar yang dapat diisi

kota di Indonesia yang memiliki potensi besar


untuk menerapkan sistem e-ticketing. Kota
Palembang yang notabenenya merupakan kota
metropolitan dan memiliki sarana transportasi
angkutan massal yang memadai seperti Trans
Musi, Bus kota, angkot dll. Selain itu pada tahun

dengan

keunggulan,
manual

dan

untuk

cara

ticketing menjadi penting karena sebagai pelaku


pada sistem pembayaran transportasi massal dan
memiliki potensi yang besar untuk terus
dikembangkan. Efektivitas pada sistem
ticketing

juga

keberhasilan

mempengaruhi
pengembangan

e-

tingkat
teknologi

pembayaran pada industri transportasi.

ulang atau Top Up.


Kota Palembang merupakan salah satu

efisiensi,

E-ticketing dalam penerapannya dapat


dilakukan untuk menunjang aplikasi integrasi
multimoda. Integrasi multimoda yang merujuk
pada transportasi massal dalam kota biasanya
diterapkan untuk mempermudah masyarakat
dalam

melakukan

perjalanan

jauh

yang

mengharuskan pergantian multimoda. Menurut


Tahir (2005) salah satu permasalahan dari

integrasi multimoda adalah belum ada integrasi

sebuah

jadwal dan informasi pelayanan transportasi

manusia, hewan, maupun mesin.

publik sehingga waktu dan biaya perjalanan

Definisi transportasi menurut beberapa ahli

tidak dapat diperhitungkan secara tepat . selain

adalah sebagai berikut:

itu jaringan transportasi publik juga masih

1.

seringkali

didefinisikan sebagai kegiatan memindahkan

tumpeng

tindih

sehingga

kendaraan

Menurut

yang

Morlok

digerakkan

(1978),

oleh

transportasi

mengakibatkan duplikasi pelayanan dan konflik

atau mengangkut sesuatu dari suatu tempat

diantara operator moda transportasi publik yang

ketempat lain.

ada (Kompas, 2010).

2. Menurut Bowersox (1981), transportasi

Untuk

menyelaraskan

multimoda

adalah perpindahan barang atau penumpang dari

diperlukan suatu sistem integrasi antarmoda

suatu tempat ketempat lain, dimana produk

yang terstruktur dan terencana sehingga dapat di

dipindahkan ke tempat tujuan dibutuhkan. Dan

realisasikan ke dalam bentuk nyata. Integrasi

secara umum transportasi adalah suatu kegiatan

moda tersebut dapat kita hubungkan dengan e-

memindahkan sesuatu (barang dan/atau barang)

ticket dimana untuk pembayaran dua moda

dari suatu tempat ke tempat lain, baik dengan

sekaligus dapat dalam satu kali transaksi. Untuk

atau tanpa sarana.

Kota Palembang sendiri dapat kita rencanakan

3. Menurut Steenbrink (1974), transportasi

integrasi moda antara Trans Musi dan LRT

adalah perpindahan orang atau barang dengan

dengan didukung e-ticketing sistem. Diharapkan

menggunakan alat atau kendaraan dari dan ke

dengan

yang

tempat-tempat yang terpisah secara geografis.

dapat

4. Menurut Papacostas (1987), transportasi

pelayanan

didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri

angkutan massal di kota Palembang menjadi

dari fasilitas tertentu beserta arus dan sistem

lebih terkemuka, efisien dan nyaman bagi

control yang memungkinkan orang atau barang

penumpang.

dapat berpindah dari suatu temapat ke tempat

adanya

terkoneksi

integrasi

dengan

mempermudah

dan

multimoda

e-ticketing
membuat

maka

lain secara efisien dalam setiap waktu untuk


2. TINJAUAN PUSTAKA

mendukung aktivitas manusia.

2.1. Transportasi

2.2.

Transportasi adalah pemindahan manusia

Integrasi Moda Transportasi Umum


Integrasi

moda

transportasi

umum

atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya

merupakan salah satu bentuk manajemen sistem

dalam waktu tertentu dengan menggunakan

transportasi umum yang mengkombinasikan dua

atau lebih moda transportasi umum guna

Integrasi multimoda memiliki banyak

mewujudkan pelayanan transportasi umum yang

kelebihan, salah satunya adalah tarif pelayanan

optimal.

yang

dapat

direduksi

melalui

mekanisme

integrasi tarif (May dan Roberts, 1995). Hal ini


terbukti

mampu

meningkatkan

jumlah

penggunaan moda transportasi publik sebesar


24% di Kota Wina (Austria) pada tahun 2001
dan
Gambar 2.1 Contoh Integrasi Antar Moda

sebesar 33% di Kota Paris (Perancis) selama


periode tahun 1975-1993. Selain itu, perilaku

Dalam Sistem Transportasi Nasional


(Sistranas)

disebutkan

bahwa

integrasi

transportasi umum merupakan sasaran utama


pengembangan sistem transportasi nasional yang
ditujukan
keselamatan

untuk
dan

memberikan
keamanan

jaminan
transportasi,

keteraturan, kelancaran, kecepatan, kemudahan


pencapaian,

ketepatan

waktu,

kenyamanan,

ketertiban, keterjangkauan tarif, dan tingkat


polusi yang rendah dalam satu kesatuan jaringan
transportasi publik tanpa terlalu membebani
masyarakat namun tetap memberikan pelayanan
yang maksimal dan optimal (Transmedia, 2012).
Optimal dalam hal ini mengandung pengertian
bahwa kapasitas pelayanan moda yang tersedia
seimbang
perjalanan

dengan

permintaan

masyarakat

sehingga

kebutuhan
mampu

memberikan pelayanan yang maksimal pada


masa sibuk namun tidak terlalu banyak moda
yang menganggur pada masa sepi (Warpani,
2002).

perjalanan dan pemilihan moda masyarakat


terbukti dapat berubah dengan adanya integrasi
tarif tersebut sebagaimana yang terjadi di Kota
Maryland (Amerika Serikat) dimana integrasi
tarif mampu mengubah perilaku pemilihan moda
dari transportasi privat ke transportasi publik
sebesar 4% per tahun dan di Kota New York
(Amerika Serikat) dimana integrasi tarif mampu
meningkatkan perilaku perjalanan mingguan
masyarakat menggunakan moda transportasi
publik

sebesar

12%

untuk

perjalanan

menggunakan subway dan sebesar 40% untuk


perjalanan menggunakan busway (Taylor dan
Carter, 1998; Hirsch et al, 2000; dalam Sharaby
dan Shiftan, 2012).
2.3. Sistem e-ticketing
E-ticketing

adalah

suatu

sistem

pembayaran secara elektronik yang terhubung


secara online. Teknologi e-ticketing pertama kali
diadobsi oleh industri pesawat terbang dengan
sistem pemesanan tiket secara online. Seiring

dengan kemajuan teknologi serta inovasi baru,

kenyamanan

penumpang. E-

sistem e-ticketing dikembangkan pada model

ticketing mengurangi

transportasi lainnya, seperti kereta, bus, MRT,

menghilangkan fomulir kertas dan meningkatkan

BRT, dan lainnya. (Iwuagwu, 2009 : 12).

fleksibilitas penumpang dan agen perjalanan

biaya

proses

tiket,

dalam membuat perubahan-perubahan dalam


jadwal perjalanan.
Dari beberapa pengertian diatas maka
Gambar 2.2. Contoh kartu (e-ticketing) yang

dapat

terkoneksi dengan penyedia jasa lain.

ticketing merupakan suatu bentuk pelayanan


yang

ditarik
diberikan

kesimpulan
perusahaan

bahwa ejasa

kepada

Menurut Blenz (2008) E-ticketing adalah

konsumen untuk mempermudah melakukan

sebuah metode perdagangan, pembelian, dan

pemesanan tiket yang memanfaatkan media

penjualan tiket dari berbagai produk jasa

intranet sebagai media transaksi jual beli.

khususnya jasa perjalanan melalui media internet


dan komputer.

3. PERMASALAHAN

Menurut

Ng-Kruelle

dan

Swatman

(2006) E-ticketing atau electronic


icketing adalah
mendokumentasikan

suatu
proses

Permasalahan dalam kasus ini adalah apa


peranan e-ticketing dalam integrasi multimoda,

cara

untuk

penjualan

apa keuntungan dari penerapan sistem ini serta

dari

bagaimana

penerapan

aktifitas perjalanan pelanggan tanpa harus

menunjang

integrasi

mengeluarkan dokumen berharga secara fisik

Palembang,

ataupun paper ticket. Semua informasi mengenai

diuraikan dan dibahas lebih lanjut dalam

electronic ticketing disimpan secara digital

pembahasan.

e-ticketing
multimoda

Permasalahan

untuk
di

kota

tersebut

akan

dalam sistem komputer milik airline. Sebagai


bukti pengeluaran E-Ticket, pelanggan akan

4. PEMBAHASAN

diberikan Itinerary Receipt yang hanya berlaku

Berdasarkan dari penelitan terdahulu dapat

sebagai alt untuk masuk ke dalam bandara di

diketahui bahwa e-ticketing sangat berperan

Indonesia

yang

penting dalan menunjang integrasi multimoda

penumpang

untuk

masih

mengharuskan

membawa

perjalanan. E-ticketing (ET)

tanda

adalah

bukti
peluang

untuk meminimalkan biaya dan mengoptimalkan

hal tersebut antara lain :

1.)

Penumpang dapat melakukan satu kali

pembayaran untuk satu kali perjalan yang


menggunakan multimoda.
2.)

Dari

segi

ekonomi

akan

saling

menguntungkan antara para penumpang dan


pemilik moda transportasi karena perhitungan
keuangan dilakukan secara online dan tidak
merugikan salah satu pihak.
3.)

Lebih

efisien

bagi

para

penumpang

sehingga tidak diperlukan antrian terlalu lama


dalam membeli tiket karena telah dilakukan

mengeluarkan

biaya

untuk

menyewa

atau

menggaji karyawan costumer service.


Bagi perusahaan sendiri, E-Ticketing juga
memperkecil biaya pelayanan, sehingga harga
tiket juga dapat ditekan.
secara fisik, karena pada dasarnya, setelah
kode booking di konfirmasi, nama konsumen
telah tercatat di system. Sehingga terhindar dari
resiko volid tiket yang disebabkan kesalahan
penulisan pada paper ticket oleh perusahaan.

secara online.
Secara umum E-ticketing menyediakan
banyak manfaat diantaranya :
1.) Biaya Simpanan Mengurangi biaya yang
terkait dengan pencetakan dan mailing tiket tiket
ke pembeli. Menghilangkan atau mengurangi
keperluan tiket untuk stok, amplop dan pos.
Efisiensi tenaga kerja Mengurangi biaya

pembayaran tenaga kerja yang terkait dengan


pencetakan dan mailing tiket karena adanya
pengurangan tenaga kerja.
E-Tiketing selamat dan aman Barcode

Gambar 4.1. Contoh e-ticketing untuk commuter


Jabodetabek.
Merujuk

pada

jabodetabek
sekarang.

e-ticketing

yang

di

Penerapan

untuk

berlakukan

E-Ticketing

KRL
hingga

satu

kali

perjalanan/single trip diberlakukan di seluruh


lintas Jabodetabek, yang selanjutnya akan diikuti

validasi menghilangkan kemungkinan adanya

dengan pemberlakuan tiket isi ulang dengan

pemalsuan dan duplikat tiket.

sistem potong saldo untuk setiap perjalanan yang

4.) Penjualan melalui website bisa memproses

ribuan

bokingan

perhari

sehingga bisa Melayani lebih banyak customer


ketimbang menjual lewat call centrer atau kantor
penjualan. Selain itu, pihaknya juga tidak perlu

dilakukan atau disebut dengan tiket Multri Trip.


penerapan

E-ticketing

tersebut

dengan diberlakukan tarif progresif.

bersamaan

a.) Ketersediaan Teknologi


Untuk mendukung sistem ini agar bisa berjalan
dengan baik dibutuhkan teknologi jaringan
internet dan media melalui web yang memadai.
b.) Ketersediaan perangkat
Ketersediaan

perangkat

yang

ada

untuk

mendukung jalannya e-ticket yaitu adanya media


komputer dan jaringan internet yang bisa diakses

Gambar 4.2. Gate tapping e-ticketing

dan dijangkau demi tercapainya dan berjalannya

Guna menunjang penerapan E-Ticketing secara

e-ticket.

menyeluruh, PT KAI (Persero) dan PT KAI

Dalam aplikasinya e-ticketing sangat baik

Commuter Jabodetabek (PT KCJ) melakukan

jika diterapkan di Kota Palembang mengingat

pemasangan

323 perangkat gate elektronik

tingkat perkembangan Kota Palembang begitu

untuk pintu masuk dan pintu keluar serta

pesat. Selain itu sarana trasportasi di Kota

pemasangan 462 perangkat otomatisasi sistem

Palembang

pada

pengimplementasian e-ticketing.

loket

yang

terdapat

di

Jabodetabek.

Jumlah

tersebut

bertambah

sesuai

dengan

(www.krl.co.id

15

63

stasiun

akan

juli) sistem

kebutuhan
tersebut

sistem transportasi umum. ini merupakan kabar


baik, kita lihat ke negara tetangga Singapura
yang terlebih dahulu menggunakan sistem
tersebut, dan akhirnya negara kita pun bisa maju
menggunakan

sistem

e-ticketing

tersebut. mempermudah penumpang agar paham


itu antri dan mempermudahkan perusahaan juga.
semoga sistem ini akan terus berjalan lancar dan
akan lebih baik lagi dari sekarang.
Untuk

penerapan

e-ticketing

terdapat

beberapa hal yang dibutuhkan, antara lain :

telah

memadai

untuk

terus

memberikan kemajuan yang sangat terhadap

dengan

juga

5. KESIMPULAN
E-ticketing merupakan

suatu

bentuk

pelayanan yang diberikan perusahaan jasa


kepada

konsumen

untuk

mempermudah

melakukan pemesanan tiket yang memanfaatkan


media intranet sebagai media transaksi jual beli.
E-ticket memiliki banyak keunggulan dari paper
ticket ditinjau dari kemudahan dan efisiensi
transaksi. Akan tetapi, jika ditinjau dari segi
keamanan data transaksi maka paper ticket lebih
baik dari e-ticket karena tidak ada jaminan
keamanan atas kode-kode kartu kredit dan atm
pembeli setelah transaksi.

Dengan adanya sistem e-ticketing ini


memberikan banyak manfaat dan kemudahan

Adisasmita, Raharjo (2006), Dasar-dasar


Ekonomi Transportasi, Graha Ilmu,
Yogyakarta.

dalam implementasinya sendiri. Kota Palembang


memiliki potensi yang besar untuk menerapkan
sistem ini.
6. SARAN
Perlu adanya sosialisasi dari perusahaan yang
mengeluarkan sistem e-ticketing agarm semua
orang bisa mengerti dan paham betul apa itu eticketing. Selain itu juga perusahaan harus
memberikan jaminan keamanan atas kode-kode
kartu kredit dan atm setelah pembeli melakukan
transaksi.
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Sakti Adjie (2011), Jaringan


Transportasi Teori dan Analisis, Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Iwuagwu, O.F. 2009. Electronic Ticketing in
Public Transportation Systems: the need
for Standardization. Thesis. Faculty of
Industrial Engineering & Innovation
Sciences of Eindhoven University of
Technology.
Sulaiman, A., Josephine Ng., Mohezar S. 2008.
E-ticketing as a New Way of Buying
Tickets: Malaysian Perceptions. Journal of
Soc. Sci.,17(2): 149-157.
Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen
Publik. Jakarta: Gramedia Widia Sarana
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai