EDISI VI - 2017
DAFTAR ISI
PROFIL TOKOH
06
IR. RINA FARIDA, MT
DIREKTUR PENGEMBANGAN
KAWASAN
PERMUKIMAN, DIREKTORAT
JENDERAL CIPTA KARYA,
KEMENTERIAN PU-PERA
15 21
BAMBANG SUPRIYADI S,E
DIREKTUR WILAYAH PERTAHANAN,
DIREKTORAT JENDERAL
STRATEGI PERTAHANAN,
KEMENTERIAN PERTAHANAN
PROFIL WILAYAH TOPIK UTAMA
WILAYAH PERBATASAN MENJADI KERJASAMA PENATAAN RUANG DI
IR. BOYTENJURI, CES
PRIORITAS PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
DEPUTI BIDANG
PEMERINTAH PROVINSI INDONESIA
PENGELOLAAN
KALIMANTAN UTARA
POTENSI KAWASAN
PERBATASAN, BNPP
37
DI KAWASAN PERMEABEL TRANS-
NASIONAL INDONESIA
TOPIK UTAMA
RENCANA TATA RUANG SEBAGAI
INSTRUMEN PENGEMBANGAN
41
"KAWASAN PINGGIRAN" DI TOPIK LAIN
JANTUNG KALIMANTAN HASIL INTEGRASI PETA
RENCANA TATA RUANG DI
53
PULAU KALIMANTAN (RTR
KSN PERBATASAN NEGARA DI
KALIMANTAN, RTRW PROVINSI,
TOPIK LAIN KABUPATEN, DAN KOTA)
ENAM BELAS KOMPONEN DALAM RANGKA MENDUKUNG
KINERJA PENATAAN RUANG KEBIJAKAN SATU PETA
DAERAH
COVER EDISI VI :
PENGEMBANGAN POTENSI
66
DAN KERJASAMA WACANA
PENATAAN RUANG DI
PERAN DAN TANTANGAN IMPLEMENTASI PERPRES RTR
PERBATASAN
KAWASAN PERKOTAAN KEDUNGSEPUR DALAM PENATAAN RUANG
KAWASAN METROPOLITAN DI PULAU JAWA
2
EDISI VI - 2017
PELINDUNG
Sudarsono
Diah Indrajati
Rudi S. Prawiradinata
Wahyu Utomo
PENANGGUNG JAWAB
Sudarsono
72 76 PENASIHAT REDAKSI
Dwi Hariyawan
Uke Mohammad Hussein
SEKILAS INFO SEKILAS INFO Nyoto Suwignyo
EFISIENSI PEMANFAATAN RUANG PERATURAN MENTERI Dodi Riyadi
MELALUI PENGATURAN RUANG AGRARIA DAN TATA RUANG Abdul Muis
DALAM BUMI NO. 16 TAHUN 2017 TENTANG PEMIMPIN REDAKSI
PEDOMAN PENGEMBANGAN Indira P. Warpani
KAWASAN BERORIENTASI
78 TRANSIT
REDAKTUR PELAKSANA
Listra Pramadwita
Tessie Krisnaningtyas
SEKILAS INFO
TERBITNYA PERATURAN MENTERI
ATR/KEPALA BPN NOMOR 3
80 SEKRETARIS REDAKSI
Marisa Aprilia
STAF REDAKSI
TAHUN 2017 TENTANG PENYIDIK SEKILAS INFO Reny Windyawati
PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN MENTERI AGRARIA Kartika Listriana
DAN TATA RUANG NO. 9 TAHUN Santi Yulianti
PENATAAN RUANG Mia Amalia
2017 TENTANG PEDOMAN Rinella Tambunan
PEMANTAUAN DAN EVALUASI Retno Wijayanti
LIPUTAN KEGIATAN
SYUKURAN DAN SARASEHAN
HARI TATA RUANG NASIONAL
TAHUN 2017 “KILAS BALIK 10
93
TAHUN PELAKSANAAN UNDANG- LIPUTAN KEGIATAN
UNDANG PENATAAN RUANG” DIKLAT PENYUSUNAN RDTR
TINGKAT DASAR TAHUN 2017
94
AGENDA KERJA
STATUS PERDA RTRW PROVINSI, KABUPATEN/KOTA, RRTR DAN RDTR
SELURUH INDONESIA 29 NOVEMBER | 29 DESEMBER 2017
3
EDISI VI - 2017
Sekapur Sirih
Assalamu’alaikum warohmatullahi
wabarakatuh,
P uji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Upaya
menganugerahkan ide-ide inspiratif berdasarkan data aktual yang
perwujudannya
bersumber dari kementerian/lembaga, sehingga kami dapat kembali seyogyanya
menerbitkan Buletin Tata Ruang (BUTARU) edisi terakhir di tahun dapat dilakukan
ini yaitu edisi ke 6 tahun 2017. Semoga Tuhan tetap melindungi dan secara terpadu
memberkati kita semua. dan melibatkan
Pembangunan kawasan perbatasan menjadi salah satu agenda ketiga Nawacita seluruh stakeholder
yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan sehingga
desa dalam kerangka negara kesatuan. Sejalan dengan Nawacita, telah lahir beberapa pembangunan dan
RTR Kawasan Perbatasan yang merupakan kawasan strategis nasional dengan prioritas pengembangan
pengaturan untuk kepentingan kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara.
wilayah kawasan
Dalam PP No. 26 Tahun 2008 disebutkan bahwa kawasan strategis nasional sudut
kepentingan pertahanan dan keamanan merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk
perbatasan
pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau
dapat menjamin
laut lepas. Dari pengaturan tersebut, terdapat 3 (tiga) fokus penanganan yaitu: 1) wilayah kesejahteraan
pinggiran; 2) negara kesatuan; dan 3) pembangunan dan penguatan. Wilayah pinggiran masyarakat,
termasuk desa/kecamatan di daratan maupun yg ada di pulau-pulau kecil terluar yang kelestarian
berbatasan langsung dengan negara tetangga, hal ini erat kaitannya dengan keutuhan lingkungan sekaligus
dan kedaulatan negara Kesatuan Republik Indonesia. Pembangunan dan penguatan menjadikan wilayah
dimaksudkan untuk mengambangkan wilayah perbatasan dengan mempertimbangkan perbatasan sebagai
semua aspek pembangunan demi kesejahteraan rakyat yang berada di wilayah pinggiran Beranda Depan
Indonesia. Negara Indonesia
Permasalahan yang mengemuka secara nasional dan dihadapi masyarakat maupun
dan Pintu Gerbang
Pemerintah Daerah di wilayah perbatasan yaitu kondisi infrastruktur jalan yang
memprihatinkan, akibat lokasi peradaban yang jauh dari pusat kota, menyebabkan
Internasional ke
terbatasnya akses bagi masyarakat yang berefek ganda terhadap tingginya biaya
Pasar Global.
perolehan, jarak tempuh dan waktu yang lama, maupun tingginya harga barang-barang
kebutuhan sehari-hari. Hal ini membuat masyarakat di wilayah perbatasan banyak menggantungkan kehidupan sosial-ekonominya
pada negara tetangga yang lebih terjangkau. Oleh karena itu, salah satu upaya membangun infrastruktur dan fisik di sejumlah wilayah
perbatasan menjadi prioritas agenda Pemerintah, diantaranya pembangunan pos lintas batas, pembangunan jalan, pembangunan pasar,
pembangunan pembangkit listrik dan telekomunikasi di beberapa wilayah perbatasan, diantaranya: peningkatan jalan perbatasan
tembus penghubung Kalimantan Barat, Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, jalan perbatasan di Nusa Tenggara Timur dan jalan
perbatasan di Papua, pembangunan pos lintas batas batas negara (PLBN) seperti PLBN Nanga Badau di Kapuas Kalimantan Barat,
PLBN Motaain di Belu Nusa Tenggara Timur, dan PLBN Skouw di Papua.
Dalam Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara telah ditetapkan tujuan penataan ruangnya diantaranya perwujudan
keutuhan dan kedaulatan, pertumbuhan ekonomi wilayah yang mandiri dan berdaya saing, serta perlindungan kawasan lindung sebagai
upaya pelestarian lingkungan. Upaya perwujudannya seyogyanya dapat dilakukan secara terpadu dan melibatkan seluruh stakeholder
sehingga pembangunan dan pengembangan wilayah kawasan perbatasan dapat menjamin kesejahteraan masyarakat, kelestarian
lingkungan sekaligus menjadikan wilayah perbatasan sebagai Beranda Depan Negara Indonesia dan Pintu Gerbang Internasional
ke Pasar Global. Harapannya, dengan adanya penataan ruang di Kawasan Perbatasan menjadi salah satu dukungan bagi prioritas
kebijakan nasional sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyakarat di wilayah perbatasan yang membanggakan
bagi Bangsa Indonesia sekaligus menjadi upaya menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.. n
Pelindung Butaru
4
EDISI VI - 2017
Dari Redaksi
Salam Butaru,
Salam hangat untuk Pada rubrik
pembaca Butaru
Topik Utama,
B
redaksi mencoba
mengangkat topik
ULETIN Tata Ruang kembali hadir pada edisi ke 6 tahun 2017 dengan judul hangat terkait tema
“Pengembangan Potensi dan Kerjasama Penataan Ruang di Perbatasan”. buletin dengan
Pembangunan daerah perbatasan merupakan bagian integral dari judul Kerja Sama
pembangunan nasional. Pengelolaan daerah perbatasan menghendaki
Penataan Ruang di
adanya perhatian yang lebih fokus agar terjadi peningkatan kualitas
pembangunan dan kualitas penduduk di wilayah tersebut. Secara garis besar, terdapat
Kawasan Perbatasan
pula persoalan-persoalan yang terjadi di wilayah perbatasan, mencakup dari sisi
Negara Indonesia,
ekonomi ilegal, kemiskinan, penyelundupan dan pemasaran yang berorientasi dari yang ditulis
luar, dan kesenjangan sosial antara penduduk negeri sendiri dengan penduduk negara oleh Direktorat
tetangga, serta pergeseran garis tapal batas. Untuk itu, Pembangunan daerah perbatasan Tata Ruang dan
memerlukan kerangka penanganan yang menyeluruh meliputi berbagai sektor Pertanahan,
pembangunan, koordinasi, serta kerja sama yang efektif mulai dari pusat sampai ke Kementerian Badan
tingkat kabupaten/kota, yang dijabarkan melalui kebijakan makro yang pelaksanaannya Perencanaan
bersifat strategis dan operasional dengan mempertimbangkan segala aspek. Salah satu Pembangunan
aspek pentingnya adalah yang terdapat dalam muatan PERPRES tentang Rencana Tata Nasional
Ruang Kawasan Perbatasan Negara (RTR KPN). Adapun peran RTR KPN adalah sebagai
(Bappenas).
alat operasionalisasi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan sebagai alat koordinasi
pelaksanaan pembangunan di KPN. Sedangkan fungsi dari RTR KPN sebagai pedoman
untuk penyusunan rencana pembangunan di KPN; pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang KPN; perwujudan
keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan; perkembangan antarwilayah kabupaten/kota, serta keserasian antarsektor di KPN;
penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi di KPN; penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota di KPN; pengelolaan
KPN; dan perwujudan keterpaduan rencana pengembangan KPN dengan kawasan sekitarnya.
Dalam buletin ini pembaca akan menemukan rubrik-rubrik yang akan menambah wawasan para pembaca seperti Topik Utama
yang berkaitan dengan tema/judul, kemudian Profil Wilayah, Topik Lain, Sekilas Info, Wacana, Liputan Kegiatan dan Agenda Kerja
yang biasanya mengangkat topik-topik lain yang berkaitan ataupun tidak dengan tema/judul, namun sesuai dengan isu strategis yang
sedang hangat diperbincangkan khususnya terkait tata ruang.
Rubrik Profil Wilayah pada edisi kali ini mengulas tentang wilayah perbatasan di Kalimantan Utara yang menjadi prioritas
pembangunan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara.
Profil Tokoh di Buletin edisi 6 tahun 2017 kali ini menampilkan 3 tokoh, yaitu Ir. Boytenjuri, CES, selaku Asisten Deputi Penataan
Ruang Kawasan Perbatasan, BNPP; Laksma TNI Bambang Supriyadi S.E, selaku Direktur Wilayah Pertahanan, Direktorat Jenderal
Strategi Petahanan, Kementerian Pertahanan; dan Ir. Rina Farida, MT, selaku Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman,
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PU-Pera. Ketiga tokoh ini menyampaikan deskripsi tentang pemikiran-pemikirannya,
yang berkaitan dengan tema dan sektor terkait sesuai dengan pertanyaan yang disiapkan oleh tim redaksi.
Pada rubrik Topik Utama, redaksi mencoba mengangkat topik hangat terkait tema buletin dengan judul Kerja Sama Penataan Ruang
di Kawasan Perbatasan Negara Indonesia, yang ditulis oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, Kementerian Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas). Selain itu ada pula tentang Penataan Kawasan Perdesaan Tapal Batas Sebatik, yang ditulis oleh
Kasubdit Penataan Kawasan Perdesaan, Direktorat Penataan Kawasan, Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan
Tata Ruang; kemudian tentang Potensi Penataan Pertanahan di Wilayah Perbatasan sebagai Upaya Pengembangan dan Penguatan
Kedaulatan di Kawasan Permeabel Trans-Nasional Indonesia, yang ditulis oleh Direktur Penataan Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau
Kecil, Perbatasan dan Wilayan Tertentu; dan tentang Rencana Tata Ruang sebagai Instrumen Pengembangan “Kawasan Pinggiran” di
Jantung Kalimantan, yang ditulis oleh Ketua Studio Peta Ditjen Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, serta tentang
Trilateral Meeting HoB.
Serta terdapat pembahasan-pembahasan lainnya pada Rubrik Sekilas Info, Topik Lain, Wacana, dan Liputan kegiatan, untuk
mengetahui Status Perda RTRW Provinsi, Kab/Kota, RRTR dan RDTR Seluruh Indonesia bulan November - Desember 2017 bisa dilihat
dalam Rubrik Agenda Kerja.
Artikel ataupun tulisan dalam Butaru ini ditulis oleh para penulis yang memiliki pengalaman yang panjang dibidangnya
berdasarkan isu-isu strategis dengan tema terbaru dan menarik, sehingga diharapkan dapat memperkaya wawasan pembaca. n
Selamat Membaca
Redaksi
5
EDISI VI - 2017
PROFIL TOKOH
Pengembangan Potensi
IR. RINA FARIDA, MT, lahir di
Karawang, pada tanggal 5 April 1958.
Beliau adalah lulusan S1 Sarjana
Teknik jurusan Teknik Arsitektur
di Yogyakarta, dan S2 Magister
Teknik Transportasi jurusan Teknik
dan Kerjasama
Sipil tahun 1997 di Yogyakarta. Saat
ini Rina Farida menjabat sebagai
Direktur Pengembangan Kawasan
Penataan Ruang di
Permukiman, Direktorat Jenderal
Cipta Karya, Kementerian PU-Pera.
Perbatasan
Beliau mengawali karir sebagai
Pelaksana Harian Kasi. Lahan, Dit. REDAKSI BUTARU
Perumahan, Direktorat Jenderal Cipta
Karya pada tahun 1992; selanjutnya
menjadi Kasi. Perumahan Wilayah Untuk mengetahui pengembangan potensi dan kerjasama
Barat II, Dit. Bina Pelaksanaan penataan ruang di perbatasan serta mengetahui sejauh mana
Wilayah Timur pada tahun 1999- rencana, strategi, program maupun kendala yang ada dalam
2000; kemudian menjabat sebagai mengurusi kawasan perbatasan, tim redaksi mewawancarai
Kasi. Fasilitasi perumahan Sosial, tokoh-tokoh terkait yang di sesuaikan dengan sektor.
Dit. Per umahan Rak yat dan
peningkatan Kualitas Permukiman
pada tahun 2000-2001; kemudian
pernah juga menjadi Kasi. Penyediaan Cipta Karya Kementerian PUPR infrastruktur menjadi aspek penting
Perumahan, Dit. Perumahan dan melaksanakan dua program utama, dalam pengembangan permukiman
Permukiman Wilayah Tengah pada yaitu: a) Pembangunan Pos Lintas di kawasa n perbatasa n. Bisa
tahun 2001-2005; selanjutnya pernah B at a s Ne ga r a ( PL BN ) Te r padu dijelaskan kepada kami bagaimana
juga menjadi Kasi. Wilayah Jawa, Dit. d i 7 (t uju h) lok a s i p e rbat a sa n konsep pengembangan infrastruktur
Pengembangan Permukiman pada ne ga r a ; d a n b) Pe n ge mba n ga n permukiman tersebut? Sampai sejauh
tahun 2005-2011; kemudian pada infrastruktur Permukiman (PIP) mana ketersediaan infrastruktur
tahun 2011-2012 Rina Farida menjabat Perbatasan di 9 (sembilan) lokasi dapat mendukung kawasan
s eba ga i K a s ub d it . Pe n gat u r a n perbatasan negara. Konsep dan permukiman dan masyarakat di
d a n Pe m bi n a a n K e le m b a ga a n , progra m PLBN da n PIP tela h perbatasan?
Dit. Penataa n Ba nguna n da n disinergikan dengan perencanaan (RF): Pengembangan kawasan
Lingkungan; pernah juga menjadi tata ruang kawasan perbatasan permukiman, sebagaimana dalam
Kasubdit. Pengaturan dan Pembinaan s e b a ga i m a n a y a n g t e r c a nt u m Undang-Undang Nomor 1 Tahun
Kelembagaan, Dit Pengembangan da la m RT R K awa sa n St r ateg i s 2 0 1 1 t e nt a n g p e r u m a h a n d a n
Permukiman. Nasional (KSN) Perbatasan Negara Kawasan Pemukiman diantaranya
dengan ketentuan sebagai berikut: b e r t uj u a n u n t u k m e n d u k u n g
Reda k si (R): Terk a it denga n a) PLBN, merupakan wujud arahan penataan dan pengembangan wilayah
penataan ruang kawasan perbatasan RTR KSN Perbatasan Negara yang serta penyebaran penduduk yang
antarnegara di Indonesia, apa sajakah mengarahkan kawasan perbatasan proporsional melalui pertumbuhan
program pembangunan permukiman sebagai kawasan fungsi pertahanan lingkungan hunian
di kawasan perbatasan yang telah da n kea ma na n nega ra unt uk dan kawasan
diusung Pemerintah dalam hal ini menjamin keutuhan, kedaulatan, permukiman
Kementerian PUPR? Apakah konsep dan ketertiban wilayah negara yang s e s u a i
dan programnya telah disinergiskan berbatasan dengan negara tetangga; dengan tata
dengan perencanaan tata ruang dan b) PIP, merupakan wujud arahan ruang untuk
kawasan perbatasan yang telah RTR KSN Perbatasan Negara yang mewujudkan
tercantum dalam Rencana Tata Ruang mengarahkan kawasan perbatasan keseimbangan
Kawasan Strategis Nasional (KSN) sebagai kawasan budidaya yang
Perbatasan Negara? mandiri dan berdaya saing.
R i na Fa r ida (R F): Da la m
penanganan kawasan perbatasan (R): Selain penataan r uang,
antarnegara di Indonesia, Ditjen perencanaan pembangunan
6
EDISI VI - 2017
SUMBER FOTO RISET Sebelumnya, kawasan malah cenderung bergantung
p e r b at a s a n lebi h d i a n g ga p kepada negara tetangga daripada
kepentingan. Kaitannya dengan sebagai sisi belakang negara I ndonesia send i r i . Ha l ya ng
tujuan tersebut, penyelenggaraan yang memperihatinkan. Selain demikian harapannya tidak akan
infrastruktur permukiman tidak itu, penyelundupan narkoba, terjadi lagi di masa yang akan
hanya berfungsi dalam pemenuhan sirkulasi keluar masuk barang datang.
pelayanan dasar, namun untuk dan jasa secara ilegal kerap
mendorong pembangunan kawasan terjadi di kawasan perbatasan. ( R ) : Me ny a m b u n g p e r t a ny a a n
dan juga berfungsi sebagai pengendali Dengan adanya pos lintas batas pertama yang berkaitan dengan
tata ruang. Sehingga keterpaduan yang memadai, sisi perbatasan penjelasan konsep dan program
infrastruktur permukiman negara dapat menjadi pelindung pengemba nga n per muk ima n di
mer upa k a n k unci ter w ujudnya terdepan negara dari segala kawasan perbatasan, dan pertanyaan
kawasan permukiman yang macam bentuk hal yang dapat kedua tentang pentingnnya
mendukung penataan kawasan dan mengancam pertahanan dan dilakukan percepatan pembangunan
pengemba nga n w ilaya h. Da la m keamanan negara. infrastruktur. Bisa dijelaskan kepada
penanganan kawasan perbatasan b) PIP kami, infrastruktur dasar apa sajakah
antarnegara di Indonesia, Ditjen • Penyediaan infrastruktur yang menjadi prioritas dan telah
Cipta Karya Kementerian PUPR per muk i ma n dasa r ya ng banyak terealisasi pembangunannya?
mengangkat konsep perencanaan mendukung aktivitas sehari- (RF): Dalam penanganan kawasan
pembangunan infrastruktur dalam hari masyarakat. perbatasan antarnegara di Indonesia,
rangka mendorong produktivitas • Penyediaan infrastruktur Ditjen Cipta Karya Kementerian
kawasan perbatasan baik yang mendukung dan PUPR membangun: a) Tujuh Pos
menguatka n fungsinya sebaga i mendorong pengembangan Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu
k aw a s a n p e r b at a s a n d a n j uga ekonomi masyarakat. yang terdiri dari: 1) Zona Inti, yakni:
pengemba nga n w i laya h sesua i Harapannya program Bangunan Utama untuk pelayanan
dengan arahan rencana tata ruang. Pengembangan Infrastruktur (C IQ S) ( C u s to m , I m m i g r at i o n ,
Saat ini penanganan kawasan Per muk ima n (PIP) dapat Quarantine, dan Security); Pos Lintas
perbatasan antarnegara di Indonesia, mendorong percepatan Kendaraan Pemeriksaan; Bangunan
Ditjen Cipta Karya Kementerian pertumbuhan kawasan-kawasan Pemer ik saa n K a rgo; Ba nguna n
PUPR adalah sebagai berikut: perbatasan sehingga menjadi Utilitas; Monumen; dan Gerbang
a) PLBN kawasan yang mandiri dan berdaya Kedatangan dan Keberangkatan; 2)
• Penyediaan pos lintas batas saing. Saat ini, terjadi kesenjangan Zona Sub Inti , yakni: Perumahan
yang menjadi pintu terdepan a nt a r a k aw a s a n p e rbat a s a n Pegawai PLBN; Kantor Pengelola;
pertahanan dan keamanan dengan kawasan-kawasan lain di 3) Zona Pendukung , yakni: Wisma
negara Indonesia. Kawasan perbatasan N u s a n t a r a ; P a s a r/ R e s t A r e a ;
• Penyediaan pos lintas batas kerap terabaikan dan kurang Masjid/Gereja; b) Infrastruktur
yang mengedepankan menjadi prioritas pembangunan. Permukiman Perbatasan meliputi:
martabat dan kedaulatan Khusus untuk kawasan-kawasan Jalan Lingkungan; Sistem Penyediaan
bangsa perbatasa n di Ka lima nta n, Air Minum; Instalasi Pengolahan
Harapannya PLBN dapat kesenjangan juga terlihat nyata Air Limbah; Hanggar Sampah di
mendorong ter w ujud nya a nt a r a k aw a s a n p e rbat a s a n PLBN; Pelatihan Pengelolaan Sampah
kawasan-kawasan perbatasan Indonesia denga n k awasa n kepada Masyarakat.
sebagai beranda depan perbatasan Malaysia. Masyarakat
negara yang membanggakan. pada kawasan-kawasan tersebut (R): Dengan melihat keseluruhan
7
EDISI VI - 2017
PROFIL TOKOH
potensi sumber daya yang ada, prioritas pengembangan permukiman berbatasan langsung; 2) Jumlah
kawasan permukiman perbatasan kawasan perbatasan di Indonesia? pelintas batas menentukan pilihan
mana saja yang menjadi prioritas (RF): Kawasan yang menjadi lokasi pembangunan PLBN. Semakin
pengembangan di dalam program Lesson Learned : Pada dasarnya banyak pelintas batas yang melalui
p en ata a n k awa sa n p erbata sa n dari semua lokasi perbatasan yang suatu titik perbatasan tertentu,
Kementer ia n PU PR , da la m ha l tengah dikembangkan dapat ditarik maka semakin tinggi skala prioritas
ini Ditjen Cipta Kar ya? Apakah p e m b e l aja r a n . D a r i k a w a s a n - pemilihan lokasi tersebut. b) PIP.
ada ta rget-ta rget da n ta hapa n kawasan perbatasan yang berada di Faktor yang menentukan skala
pelaksanaannya? Kalimantan seperti Aruk, Entikong, prioritas pembangunan infrastruktur
(RF): Sesuai dengan Inpres No. Badu, dan Sebatik, k ita melihat permukiman perbatasan adalah:
6 Tahun 2015, lokasi yang menjadi bahwa kawasan kita jauh tertinggal 1 ) Ju m l a h p e ndudu k . S e m a k i n
prioritas pengemba nga n da lam dari Malaysia. Oleh karena itu, besa r jum la h penduduk pada
penataan kawasan perbatasan adalah: penanganannya cukup sulit karena suatu kawasan perbatasan, maka
a) Entikong, Kab. Sanggau, Provinsi kita dituntut untuk berusaha lebih semakin tinggi prioritas kawasan
Kalimantan Barat (PLBN dan PIP). keras guna mengejar ketertinggalan tersebut untuk ditangani. 2) Jarak
b) A r uk , kab. Sambas, Prov insi tersebut. kondisi ya ng berbeda Permukiman dengan garis perbatasan
Kalimantan Barat (PLBN dan PIP). terjadi pada penanganan kawasan negara. Permukiman yang menjadi
c) Badau, Kab. Kapuas Hulu Provinsi perbatasan di Provinsi Papua dan prioritas pembangunan infrastruktur
Kalimantan Barat (PLBN dan PIP). Nusa Tenggara Timur. Pada lokasi- permukiman adalah permukiman
d) Motaain, Kab. Belu, Provinsi Nusa lokasi perbatasan di daerah tersebut, yang terdekat dengan garis batas.
Tenggara Timur (PLBN dan PIP). e)
Motamasin, Kab. Malaka, Provinsi
Nusa Tenggara Timur (PLBN dan PIP).
f) Wini, Kab. Timor Tengah Utara,
Provinsi Nusa Tenggara Timur (PLBN
dan PIP). g) Skouw, Kota Jayapura,
Provinsi Papua (PLBN dan PIP). h)
Long Apari, Kab. Mahakam Ulu,
Provinsi Kalimantan Timur (PIP).
i) Sebatik Tengah, Kab. Nunukan,
Provinsi Kalimantan Utara (PIP).
Pelaksanaan pembangunan PLBN
dibangun ke dalam 3 tahap yaitu:
a) Pembangunan Zona Inti Tahun
2015-2016. Saat ini untuk Zona Inti
PLBN Terpadu (tempat pelayanan
perlintasan) telah terbangun dan
telah difungsikan dengan baik .
PERMUKIMAN PENDUDUK DI KAWASAN PERBATASAN
b) Pembangunan Zona Sub Inti SUMBER FOTO RISET
dan Zona Pendukung Tahun 2017-
2018. Pelaksanaan pembangunan tingkat kesejahteraan penduduknya Semakin dekat permukkman dengan
p e n g e m b a n ga n I n f r a s t r u k t u r masih lebih tinggi dari penduduk garis batas maka semakin tinggi
Permukiman (PIP) dilaksanakan negara tentangga. Target pencapaian prioritas kawasan tersebut.
dalam 1 tahap sekaligus terhitung kerja diutamakan untuk peningkatan
sejak tahun 2015 hingga tahun 2017. kesejahteraan penduduk di pusat (R): Apa sajakah kendala dalam
Setelah dilaksanakan pembangunan, kota. pengemba nga n per muk ima n di
akan dilaksanakan proses Fa k tor ya ng menent uk a n kawasan perbatasan kita? Bagaimana
pemeliharaan dalam jangka waktu 2 sk a la pr ior ita s pengemba nga n kebijakan dan strategi Pemerintah
tahun terhitung sejak 2018-2019. permukiman kawasan perbatasan dalam menyikapi hal tersebut, dalam
di Indonesia yaitu: a) PLBN. Faktor hal ini Kementerian PUPR?
(R): Berdasa rk a n penjelasa n yang menentukan skala prioritas (RF): Kendala dalam
per ta nya a n nomor 4, k awa sa n pemba ng u na n PL BN ada la h: 1) pengemba nga n per muk ima n di
permukiman perbatasan antarnegara A d a ny a p e r ja nji a n p e n e t ap a n kawasan perbatasan meliputi: a)
mana sajakah yang telah menjadi pintu lintas batas dengan negara Sulitnya akses menuju kawasan-
sk a l a p r i or it a s p e m b a n g u n a n tetangga. Sebab, tidak semua lokasi kawasan perbatasan. Rendahnya
Pemerintah dan dapat dikatakan perbatasan dibangun PLBN. PLBN a k sesibi litas menuju k awasa n-
berhasil sebagai lesson learned hanya dibangun pada lokasi-lokasi kawasan perbatasan antara lain
pengemba nga n per muk ima n di ter tent u ya ng tela h ditetapka n disebabk a n masi h m i n i m nya
kawasan perbatasan? Faktor apa melalui perjanjian penetapan pintu i n f r a s t r u k t u r, k o n d i s i a l a m ,
sajakah yang menentukan skala lintas batas antar dua negara yang d a n p o s i s i ny a y a n g jau h d a r i
8
EDISI VI - 2017
ibukota kabupaten; b) Minimnya
ketersediaan material. Minimnya Sulitnya akses menuju kawasan-kawasan
ketersediaan material yang
berkualitas di kawasan perbatasan perbatasan. Rendahnya aksesibilitas
sangat menghambat proses
pengembangan permukiman itu
menuju kawasan-kawasan perbatasan
sendiri. Pemerintah pada akhirnya antara lain disebabkan masih minimnya
terpaksa mendatangkan material
da r i lua r k awasa n da n ba h k a n
infrastruktur, kondisi alam, dan posisinya
ada yang harus didatangkan dari yang jauh dari ibukota kabupaten.
pulau jawa. Hal ini mengakibatkan
membengkaknya pembiayaan serta
memperlambat proses pengerjaan; c)
Terbatasnya ketersediaan anggaran lokasi rencana PLBN masih terdapat l) PERPRES No. 179 Tahun 2014
pembangunan dan pemeliharaan. beberapa bangunan milik instansi tentang RTR Kawasan Perbatasan
Ha r us d ia k u i ba hwa a ng ga ra n tertentu yang perlu direlokasi. Negara di Provinsi Nusa Tenggara
pembangunan yang dialokasikan Timur; m) INPRES No. 6 Tahun 2015
pemer inta h sa ngat terbatas. (R): Jikalau kembali ke makna atau tentang Percepatan Pembangungan
Anggaran tersebut juga harus diatur definisi sebuah kawasan perbatasan Pos Lintas Batas Negara dan Sarana
sedemikian rupa agar terdistribusi negara, bisa disebutkan payung Prasaran Penunjang di Kawasan
secara merata di Indonesia. Oleh hukum yang mana dan apa sajakah Perbatasan; dan n) PERKA BNPP
sebab itu, tidak semua kawasan y a n g me njad i ac ua n p e n at a a n No. 1 Tahun 2015 tentang Rencana
p erbat a sa n d apat memp er oleh kawasan permukiman perbatasan? Induk Pengelolaan Perbatasan Negara
pelayanan pembangunan secara (RF): Adapun payung hukum Tahun 2015 – 2019.
maksimal; d) Kurangnya koordinasi y a n g me njad i ac ua n p e n at a a n
antar pemerintah pusat dan daerah. kawasan permukiman perbatasan, (R): Sebagai pertanyaan pamungkas,
Hingga saat ini koordinasi antar meliputi: 1) UU No.1 Tahun 2011 Ibu sebagai Direktur Pengembangan
p e me r i nt a h p u s at d a n d a e r a h tentang Perumahan dan Kawasan Kawasan Permukiman di Ditjen Cipta
senantiasa dilakukan. A kan Permukiman; 2) UU No. 1 Tahun Karya PUPR pasti memiliki harapan
tetapi , ju m la h nya ma si h perlu 2007 tentang RPJPN 2005 – 2025; besar bagi kesuksesan pembangunan
ditingkatkan agar pelaksanaan c) UU No. 26 Tahun 2007 tentang daerah pinggiran Indonesia
pembangunan yang dilaksanakan Penataan Ruang; d) UU No. 43 Tahun khususnya di permukiman kawasan
dapat selaras antara pembangunan 2008 tentang Wilayah Negara; e) PP perbatasan kita. Bisa dijelaskan
yang dilaksanakan oleh pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN; kepada kami apa impian dan harapan
pu sat d a n p emba n g u n a n y a n g f ) PP No. 14 Tahun 2016 tentang Ibu ke depan terkait hal tersebut?
d i la k sa na k a n oleh pemer i nta h Penyelenggaraan Perumahan dan ( R F ) : H a r apa n s ay a a d a l a h
daerah. Hal ini diperlukan agar Kawasan Permukiman; g) PERPRES meningkatnya taraf hidup
pera n ser ta kedua bela h pi ha k No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN masyarakat di kawasan perbatasan.
d ap at me m b e r i k a n k ont r ib u s i 2015 – 2019; h) PERPRES No. 31 Pada dasarnya, peningkatan taraf
m a k si m a l ba g i p en gemba n ga n Tahun 2015 Tentang RTR Kawasan hidup masyarakat ditandai dengan
kawasan perbatasan; dan e) Sulitnya Perbatasan Negara di Kalimantan; i) menurunnya tingkat kesenjangan
pengadaan lahan dan penghapusan PERPRES No. 32 Tahun 2015 tentang antara kawasan perbatasan dengan
aset (k husus PLBN). K husus RTR Kawasan Perbatasan Negara kawasan-kawasan lain di Indonesia.
u nt u k PL BN, pengadaa n la ha n di Prov insi Papua; j) PER PR ES bahkan lebih jauh lagi, peningkatan
dan penghapusan aset eksisting No. 33 Tahun 2015 tentang RTR taraf hidup tersebut diharapkan
diperluka n unt uk memenuhi Kawasan Perbatasan Negara di mampu mendorong perekonomian
kebutuhan ruang area PLBN. Pada Provinsi Maluku; k) PERPRES No. masyarakat perbatasan sehingga
semua lokasi, masih banyak lahan- 34 Tahun 2015 tentang RTR Kawasan dapat setara atau lebih baik dari
la h a n m i l i k wa r ga y a n g p erlu Perbatasa n Nega ra di Prov insi negara tetangga. Kemudian harapan
dibebaskan. Selain itu, pada lokasi- Maluku Utara dan Papua Barat; selanjutnya adalah menurunnya
tingkat pelanggaran perbatasan
y a n g me n ga nc a m p e r t a h a n a n
da n kea ma na n nega ra . Dengna
adanya pembangunan di kawasan
perbatasan, harapannya berbagai
jenis pelanggaran seperti
p enyelu ndupa n ba r a n g se c a r a
ilegal, masuknya narkoba, lalu lintas
penduduk secara ilegal, dan lain
sebagainya dapat dicegah.
9
EDISI VI - 2017
PROFIL TOKOH
10
EDISI VI - 2017
dan/atau Pemerintah Daerah; 6) ( BS) : St r ate g i d a n pr og r a m mana sajakah yang telah terlibat?
Strategi peningkatan pemberdayaan yang dilaksanakan Kementerian (BS): Kerjasama internasional
dan peran ser ta masyarakat di Pertahanan merupakan perwujudan mengenai pelaksanaan latihan militer
kawasan perbatasan negara. dari amanat peraturan presiden bersama dan patroli pengamanan
A d ap u n pr o g r a m p e n at a a n tentang Rencana Tata Ruang Kawasan perbatasan dengan negara tetangga
wilayah pertahanan di perbatasan Perbatasan Negara. k h u s u s n y a n e ga r a A s e a n d a n
nega r a , y a k n i : Menyelesa i k a n Australia yang sudah dilaksanakan
kesepakatan batas negara yang (R): Terkait peraturan perundang- dapat ditindak lanjuti menjadi konsep
bermasalah dengan negara tetangga; undangan atau kebijakan nasional, Kerjasama internasional bidang
Mela k sa n a k a n p e ne ga sa n d a n apa sajakah peraturan yang menjadi penataan ruang.
pemeliharaan tapal batas negara; payung hukum pelaksanaan tata
Melaksanakan pembangunan Jalan ruang di wilayah pertahanan dalam ( R ) : A p a s aja k a h k e n d a l a d a n
Inspeksi dan Patroli Perbatasan; hal ini kawasan perbatasan negara? permasalahan yang ditemui dalam
Memba ngun da n memeliha ra (BS): Dasar yang menjadi payung pelaksanaan tata ruang di kawasan
pos penga ma na n perbatasa n; hukum pelaksanaan penataan wilayah perbatasan negara k ita sebagai
Melaksanakan pembangunan Jalan pertahanan di kawasan perbatasan wilayah pertahanan? Bagaimana
Administrasi yang menghubungkan negara sebagai berikut: 1) Undang- kebijakan dan strategi Pemerintah
kampung dengan Pos Pengamanan Undang No. 3 tahun 2002 tentang dalam menyikapi hal tersebut, dalam
Perbatasan terdekat; Melaksanakan Pertahanan Negara; 2) Peraturan hal ini Kementerian Pertahanan?
pembangunan Helipad; Melaksanakan Pemerintah No. 68 tahun 2014 tentang (BS): Kendala dan permasalahan
pembangunan landasan Pesawat Penataan Wilayah Pertahanan; 3) dalam pelaksanaan tata ruang di
Te r b a n g T a n p a Aw a k ( P T T A ) ; Peraturan Presiden tentang Rencana kawasan perbatasan negara adalah
Melaksanakan pendidikan bela Tata Ruang Kawasan Perbatasan pembangunan sarana, prasarana dan
negara kepada masyarakat di kawasan Negara; 4) Peraturan presiden No. 97 infrastruktur pertahanan memerlukan
perbatasan negara; Melaksanakan Tahun 2015 tentang Kebijakan Umum biaya besar, sedangkan pembangunan
bhakti kesehatan kepada masyarakat Pertahanan Negara Tahun 2015 – 2019; infrastruktur oleh K/L terkait masih
di kawasan perbatasan negara; 5) Peraturan Menteri Pertahanan belum optimal mendukung bidang
Melaksanakan penyuluhan hukum Republik Indonesia No. 19 Tahun 2015 pertahanan dan untuk menyikapi hal
kepada masyarakat di kawasan Tentang Kebijakan Penyelenggaraan tersebut Kementerian Pertahanan
perbatasan negara; dan Melaksanakan Pertahanan Negara Tahun 2015 melaksanakan sosialisasi terkait
sosialisasi perbatasan darat kepada – 2019 ; 6) K e p ut u s a n Me nte r i penataan wilayah pertahanan ke
masyarakat di kawasan perbatasan Pertahanan Republik Indonesia daerah dan mengoptimalkan peran
negara. Nomor : K e p/ 1 2 5 5/ M / X I I /201 5 pejabat pelaksana tugas pokok (PPTP)
Tentang Kebijakan Pertahanan Negara Kementerian Pertahanan di masing-
(R): Selanjutnya, apakah strategi dan Tahun 2016; 7) Keputusan Menteri masing Provinsi.
program yang dilaksanakan tadi Pertahanan Republik lndonesia
telah disinergiskan dengan konsep Nomor: Kep/435/M/V/2016 tentang (R): Sebagai pertanyaan pamungkas,
perencanaan tata ruang kawasan Kebijakan Pertahanan Negara tahun Bapak sebagai Direktur Wilayah
perbatasan yang telah tercantum 2017. Per t a h a n a n d i D it jen St r ateg i
dalam Rencana Tata Ruang (RTR) Pertahanan Kementerian Pertahanan
Kawasan Strategis Nasional (KSN) (R): Baga i ma na denga n konsep pasti memiliki harapan besar bagi
Perbatasan Negara? kerjasama internasional bidang p en at a a n w i lay a h p er t a h a n a n
penataan ruang dengan negara lain Indonesia khususnya di kawasan
TNI MENJAGA KAWASAN PERBATASAN
SUMBER FOTO RISET di kawasan perbatasan negara? Pihak perbatasan negara. Bisa dijelaskan
kepada kami apa impian dan harapan
Bapak ke depan terkait hal tersebut?
(BS): Harapan ke depan terkait
penataan wilayah pertahanan di
kawasan perbatasan negara adalah
terpenuhinya sarana dan prasarana
pendu k u ng t uga s penga ma na n
perbatasan ser ta ter tatanya
pema mfaata n r ua ng k awasa n
perbatasan sehingga mampu menjadi
medan tempur yang dapat mendukung
taktik dan strategi pertempuran untuk
menghancurkan dan menghambat
gerak maju musuh masuk wilayah
negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
11
EDISI VI - 2017
PROFIL TOKOH
12
EDISI VI - 2017
negara kita sehingga lahir program • Ada nya per uba ha n m i ndset ruang KSN; Undang-Undang Nomor
penataan ruang kawasan perbatasan terhadap perbatasan negara 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
yang semakin gencar dilakukan yang dulu “ Inward Look ing ” Daerah, khususnya pasal 361 ayat
Pemerintah hingga saat ini? menjad i “ Out wa rd L ook i ng ” 3 yang menegaskan kewenangan
(B): Beberapa permasalahan utama mempunyai konsekuensi menata Pemerintah Pusat tentang penetapan
kawasan perbatasan negara yang w i l ay a h p e r b at a s a n s e s u a i R DT R d i K awa sa n Perbata sa n ;
menjadi prioritas Pemerintah untuk dengan kapasitas, kualitas lahan, Peraturan Pemerintah Nomor 13
mengatasinya adalah: setempat dipadukan dengan aspek Tahun 2017 tentang Perubahan atas
• Ada beberapa segmen batas antara kepentingan nasional. Peraturan Pemerintah No. 26/2008
negara, baik batas darat maupun tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
batas laut masih perlu dilakukan (R): Terkait dengan penataan ruang Nasional (RTRWN); dan Peraturan
perundingan untuk menyepakati kawasan perbatasan antarnegara di Presiden tentang Rencana Tata Ruang
garis batas secara tegas; Indonesia, bagaimana konsep dan Kawasan Perbatasan Negara (RTR
• Masih terbatasnya infrastruktur program penataan ruang di kawasan KPN), yang sampai dengan tahun
aksesibilitas dari dan ke perbatasa n ya ng tela h diusung 2017 ini telah diterbitkan 6 (enam)
wilayah tersebut. Keterbatasan Pemerintah, dalam hal ini BNPP? Perpres tentang RTR KPN, yaitu
infrastruktur ini, memunculkan Peraturan perundang-undangan Perpres No 179/2014 tentang Rencana
k e t id a k p ua sa n m a s y a r a k at atau kebijakan nasional manakah Tata Ruang Kawasan Perbatasan
setempat, terhadap program ya ng menjad i pay u ng hu k u m Negara di Porvinsi Nusa Tenggara
pembangunan nasional tidak pelaksanaannya? Timur; Perpres No.31/2015 tentang
merata; (B): Per spek t i f pengelola a n Renc a n a Tat a Rua n g K awa sa n
• Kondisi ekonomi masyarakat perbatasan negara didasarkan pada Perbatasan Negara di Kalimantan;
setempat masih rendah yang juga perencanaan, pemanfaatan, dan Perpres No. 32/2015 tentang Rencana
dipengaruhi oleh keterbatasan pengendalian pemanfaatan ruang Tata Ruang Kawasan Perbatasan
infrastruktur pendukung; wilayah, sehingga konsep penataan Negara di Provinsi Papua; Perpres
• Masih sering terjadi pelanggaran ruang di kawasan perbatasan negara No.33/2015 tentang Rencana Tata
batas negara dan lintas batas harus terintegrasi secara “spatial” Ruang Kawasan Perbatasan Negara di
negara yang berpotensi (keruangan), utuh dan konprehensif; Provinsi Maluku; Perpres No. 34/2015
mer ugi k a n nega ra seper t i Peraturan perundang-undangan tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
adanya perdagangan illegal, d a n k e b ij a k a n n a s i o n a l y a n g Perbatasan Negara di Provinsi Maluku
pencurian ikan, pembalakan digunakan BNPP sebagai payung Utara dan Provinsi Papua Barat;
liar, perdagangan manusia, dan hukum penataan ruang kawaan dan yang terbaru adalah Perpres
narkoba; perbatasan negara adalah: Undang- No.11 /2017 tentang Rencana Tata
• Potensi sumber daya belum Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Ruang Kawasan Perbatasan Negara
dioptimalkan secara maksimal Penataan Ruang, khususnya Pasal 8 di Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi
untuk meningkatkan kegiatan ayat (3) yang menegaskan wewenang Gorontalo, Provinsi Sulawesi Tengah,
ekonom i da n keseja hteraa n Pemerintah dalam pelaksanaan Provinsi Kalimantan Timur, dan
masyarakat di kawasan penataan ruang Kawasan Strategis Provinsi Kalimantan Utara.
perbatasan; Nasional meliputi perencanaan tata
(R): Sejauh ini, kawasan perbatasan
antarnegara mana sajakah yang telah
SUMBER FOTO RISET
menjadi skala prioritas penataan
ruang oleh pemerintah dan dapat
dikatakan berhasil sebagai lesson
learned kawasan perbatasan lain?
Dan dengan melihat keseluruhan
potensi sumber daya yang ada,
kawasa n perbatasa n ma na saja
yang nantinya akan diprioritaskan
pembangunannya?
(B): Dalam penentuan prioritas
pembangunan kawasan perbatasan,
BNPP berpedoman pada Peraturan
Kepala BNPP Nomor 1 Tahun 2015
tentang Rencana Induk Pengelolaan
Perbatasan Negara Tahun 2015-2019.
Selain itu prioritas penataan ruang
mengacu pada prioritas penanganan
10 (sepuluh) PKSN sebagaimana
yang dimuat dalam PP No. 26/2007
13
EDISI VI - 2017
PROFIL TOKOH
tentang RTRWN, dan telah diubah lain dalam pengembangan kawasan Tata Ruang (RDTR) Lokpri yang sudah
dengan PP No.13/2017. Untuk itu perbatasan Indonesia? Pihak mana disusun oleh BNPP, selain itu, dalam
BNPP telah dilakukan kajian tentang sajakah yang telah terlibat? penyunan RTRW Provinsi Kabupaten/
penataan ruang 10 (sepuluh) PKSN ( B) : P e r a n d a n K e r j a s a m a Kota berpedoman pada Rencana Tata
dimaksud, yaitu PKSN Paloh-Aruk, Kementerian/Lembaga lain dalam Ruang Kawasan Perbatasan Negara
PKSN Entikong, PKSN Nanga Badau, pembangunan kawasan perbatasan ya ng tela h diterbitka n mela lui
PKSN Jayapura, PKSN Atambua, n e ga r a s u d a h t e r j a l i n . P e r a n Peraturan Presiden sebagaimana
PKSN Nunukan, PKSN Tahuna, PKSN Kementerian/Lembaga diwujudkan tersebut di atas, karena dalam Perpres
Sabang, PKSN Ranai, dan PKSN dalam bentuk Rencana A k si dimaksud, dimuat selain Pola Ruang,
Saumlaki. Pengelolaan Perbatasan negara, juga memuat Struktur ruang yang
berupa bentuk program dan kegiatan bersifat lokal dan regional, sehingga
(R): Apa sajakah kendala dalam konkrit, dan dukungan anggaran serta ha r us ada konek t iv itas a nta ra
per w ujudan penataan r uang di lokasi kegiatan. provinsi yang satu dengan provinsi
kawasan perbatasan kita? Bagaimana Adapun Kementerian/Lembaga tetangganya.
kebijakan dan strategi Pemerintah yang terlibat di dalam pengembangan Pemerintah Daerah juga
dalam hal ini BNPP dalam menyikapi kawasan perbatasan, tidak hanya mempunyai kewajiban melakukan
hal tersebut? terbatas pada Kementerian/Lembaga peninjauan ulang atau revisi pada
(B): Kendala yang dihadapi dalam y a n g m e n j a d i a n g g o t a B N P P, RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota
per w ujudan penataan r uang di sebagaimana yang termuat dalam sesuai dengan ketentuan, dengan
kawasan perbatasan, adalah belum Perpes No.44 Tahun 2017 tentang berpedoman pada penataan ruang
seluruh wilayah kawasan perbatasan BNPP. Perguruan tinggi juga terlibat sebagaimana yang dimuat dalam
negara selesai disusun rencana tata aktif dalam kerjasama dengan BNPP Perpes tentang RTR KPN.
ruangnya, sehingga sebijakan yang melalui pengembangan potensi lokal
diambil Pemerintah Pusat adalah dan regional kawasan perbatasan. (R): Sebagai pertanyaan pamungkas,
mempercepat penyusunan Rencana Bapa k seba ga i A si s ten D e put i
Tata Ruang Kawasan Perbatasan (R): La lu baga ima na denga n Penataan Ruang Kawasan Perbatasan
Negara, dan penyusunan rencana keterlibatan Pemerintah Daerah, apa di BNPP pasti memilki harapan
detail Lokpri, yang akan menjadi saja bentuk dan mekanisme kerjasama besar bagi kesuksesan penataan
pedoman bagi Pemerintah Pusat, merek a da la m penataa n r ua ng ruang kawasan-kawasan perbatasan
Pemerintah Daerah, dan Swasta dalam kawasan perbatasan yang masuk ke antarnegara kita. Bisa dijelaskan
pemanfatan ruangnya. dalam lingkup wilayah administrasi kepada kami apa impian dan harapan
Adapun strategi pembangunan daerah mereka? Bapak ke depan terkait hal tersebut?
kawasan perbatasan negara yang (B): Dalam Undang-Undang No 23 (B): Impian saya adalah telah
belum dilakukan penyusunan RDTR Tahun 2014, Gubernur sebagai wakil disusun regulasi tentang penataan
nya adalah melakukan kolaborasi Pemerintah Pusat memiliki kewajiban ruang di seluruh Lokasi Prioritas
antara RTRW Provinsi/Kabupaten/ da la m ha l mengoordinasika n ( L ok p r i ) ( 1 8 7 L ok p r i ), d e n ga n
Kota yang sudah ada dengan kebijakan pelaksanaan pembangunaan kawasan penekanan rekomendasi pemanfaatan
prioritas nasional, dengan tetap perbatasan berdasarkan pedoman ruang yang tegas dari masing-masing
memperhatikan aspek security, aspek yang ditetapkan oleh Pemerintah lokasi, dan sepenuhnya menjadi
prosperity, dan aspek environment Pusat. Dalam pelaksanaan tugasnya, pedoman pemanfaatan ruang bagi
(kelestarian fungsi lingkungan). Gubernur dibantu oleh bupati/wali Kementerian/lembaga atau seluruh
kota. p em a ng k u kep ent i nga n da la m
(R): Bagaimana dengan peran dan Keterlibatan Pemerintah Daerah pemanfaatan ruang, baik secara
kerjasama Kementerian/Lembaga dalam penataan ruang kawasan regional maupun lokal.
perbatasan negara, selain menyusun Penekanan rekomendasi
R e nc a n a Tat a R u a n g W i l ay a h pema nfaata n r ua ng kawasa n
(RTRW) kawasan perbatasan (Lokpri) perbatasan negara akan berbeda,
berpedoman pada antara lain tergantung pada letak dan
Rencana Detail posisi geografis Lokpri tersebut. n
14
EDISI VI - 2017
PROFIL WILAYAH
K a li ma nta n Uta ra
(Kaltara) adalah
sebuah provinsi
di Indonesia yang
terletak di bagian
utara Pulau Kalimantan. Provinsi ini
berbatasan langsung dengan negara
tetangga, yaitu negara bagian Sabah
dan Serawak. Pusat pemerintahan
kabupaten ini berada di Tanjung
Selor. Luas wilayah Kalimantan
Utara (Kaltara) adalah 75.467,70 Km2
dengan jumlah penduduk 727.035
Orang. Terdiri dari Kota Tarakan,
dengan luas wilayah 250,80 km2,
populasi 240.003 jiwa, ibu kota
Ta ra ka n; Kabupaten Bulunga n,
dengan luas wilayah 13.925,72 km2
dan populasi 152.997 jiwa, ibukota
Tanjung Selor; Kabupaten Malinau,
dengan luas wilayah 42.670.70 Km2
dan populasi 83.338 jiwa, ibukota
Ma l i nau; K abupaten Nu nu k a n ,
dengan luas wilayah 13.841,90 km2
dan populasi 222.257 jiwa, ibukota Gambar 1.
Nunukan; Kabupaten Tana Tidung, Wilayah Perbatasan Provinsi Kalimantan Utara
dengan luas wilayah 4.828,58 Km2
dan populasi 28.439 jiwa, ibukota
Tideng Pale. terletak di sepanjang garis perbatasan sangat menjanjikan. Salah satu
Berdasarkan Undang-Undang antara Negara Republik Indonesia sumber daya alam berupa Taman
No.20 Tahun 2012 luas wilayah meliputi Kabupaten Nunukan dan Nasional Kayan Mentarang sebagai
p e r bat a s a n k e s e lu r u h a n y a n g Malinau dengan Negara Malaysia w i laya h kon ser va si da n huta n
meliputi Malinau dan Nunukan bagian Sabah dan Serawak dengan l i ndu ng ya ng d i h a r apk a n bi sa
mencapai 56.427 km2 atau 74,8% bentangan garis batas sepanjang menjadi paru-paru dunia. Untuk
dari luas wilayah Provinsi Kaltara. 1.020 km. itu, pengembangan pengembangan
Sedangkan wilayah geografisnya Provinsi Kaltara merupakan potensi ekowisatahayati di
pintu gerbang perbatasan dengan Kalimantan sangat dibutuhkan
Malaysia. Potensi alamnya pun mengingat ekowisata merupakan
suatu kegiatan wisata yang
berwawasan lingkungan dengan
15
EDISI VI - 2017
PROFIL WILAYAH
PADI ADAN YANG MERUPAKAN VARIETAS PERBATASAN DESA LONG MIDANG JALUR PERBATASAN KALIMANTAN DENGAN
UNGGUL LOKAL KABUPATEN NUNUKAN YANG BERBATASAN MALAYSIA
DENGAN MALAYSIA
16
EDISI VI - 2017
tersebut tidak dapat menyelesaikan PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI DI dan kedaulatan wilayah, pertahanan
KRAYAN DAN KRAYAN SELATAN,
konsep atau grand design untuk KABUPATEN NUNUKAN keamanan nasional, dan peningkatan
irigasi di daerah Krayan. Luas lahan kesejahteraan rakyat di wilayah
sawah di Kaltara sekitar 100.000 perbatasan. Munculnya paradigma
hektar, sedangkan potensi yang ada kebutuhan yang melambung tinggi. b a r u , p e n g e m b a n ga n w i l a y a h
sekitar 2300 hektar. Setiap tahun Dalam hal ini, sebagian besar perbatasan yang bertransformasi
Pemda mendapat DAK (Dana Alokasi wilayah perbatasan di Indonesia p a d a k ebija k a n p e m b a n g u n a n
Khusus) untuk Krayan, pada tahun masih merupakan daerah tertinggal yang berorientasi pada “ inward
ini DAK yang dialokasikan berkisar de n ga n sa r a n a d a n pr a sa r a n a looking” menjadi “outward looking”,
hanya 5 milyar, apabila dipaksakan s o s i a l m a up u n e k o n o m i y a n g sehingga wilayah perbatasan dapat
dengan menggunakan dana tersebut sangat terbatas. Pandangan di masa dimanfaatkan sebagai pintu gerbang
untuk pembangunan saluran irigasi la lu, ba hwa daera h perbatasa n aktivitas ekonomi dan perdagangan
d i k h aw at i rk a n t id a k o p t i m a l , mer upakan wilayah yang perlu antarnegara. Berdasarkan paradigma
seh i ngga pemba nguna n i r igasi pengawasan ketat, timbul karena tersebut, pendekatan pembangunan
dialokasikan ke Kabupaten Bulungan. wilayah ini rawan sektor pertahanan wilayah Perbatasan Negara saat ini
Selain itu, masalah air minum/ keamanan, sehingga menjadikan prioritaskan dengan pendekatan
a i r bersi h d i ma na ma sya ra k at paradigma pembangunan perbatasan kesejahteraan (prosperity
masi h mema nfaat k a n sunga i yang mengutamakan keamanan approach ) ta npa men ingga lka n
kecil sebagai sumber air minum, dibandingkan kesejahteraan. Hal ini pendek ata n kea ma na n . T ujua n
pemadaman listrik bergilir, dan menyebabkan wilayah perbatasan d a r i p e n g e m b a n ga n w i l a y a h -
kurangnya subsidi bahan bakar, di beberapa daera h menjadi wilayah perbatasan adalah untuk
hal ini di sebabkan keterbatasan t ida k tersent uh oleh d i na m i k a menjaga keutuhan wilayah NKRI
anggaran maupun infrastruktur, pembangunan. melalui penetapan hak kedaulatan
dan akses jalan yang sulit untuk Pembangunan wilayah NKRI yang dijamin oleh Hukum
menuju wilayah perbatasan, sehingga perbatasan memiliki keterkaitan Internasional dan meningkatkan
dibutuhkan biaya yang tinggi untuk yang erat dengan kebijakan nasional, kesejahteraan masyarakat setempat
pembangunan maupun harga-haraga terutama untuk menjamin keutuhan dengan menggali potensi ekonomi,
17
EDISI VI - 2017
PROFIL WILAYAH
Gambar 2.
Luas Area Pengembangan Kawasan
menyelesaikan persoalan-
p e r s o a l a n d a s a r, s e p e r t i
Kedepannya
Industri yang dibagi dalam 5 distrik
pendidikan, kesehatan, termasuk Kawasan KIPI
ekonomi Kaltara, utamanya di
wilayah perbatasan Indonesia-
dipastikan
Malaysia. menjadi zona
Pertama, pembangunan PLTA
Sungai Kayan. Sampai saat industrial (hulu/
ini seluruh Kabupaten/ hilir) yang
Kota di Kaltara
masih mengalami meliputi industri
g a n g g u a n
ketersediaan
peti kemas,
listrik karena suplai energi, dan
kekurangan
sumberdaya
industri smelter
listrik. dengan luas area
Dengan
sumber
pengembangan
daya a la m 11.000 hektar
sosial dan
budaya ser ta
yang berlimpah,
Kaltara memerlukan
yang dibagi
keuntungan lokasi sumberdaya energi dalam 5 distrik.
geografis yang sangat strategis yang cukup untuk
untuk berhubungan dengan negara mengolahnya. Keberadaan
tetangga. sungai-sungai besar seperti Sungai
Sembakung, Sungai Sebuku, Sungai industri peti kemas, suplai energi,
GRAND DESIGN DAN 11 PROGRAM K aya n , Su nga i Menta ra ng da n dan industri smelter dengan luas area
PR IOR ITA S IN FR A ST RU K T U R Sungai Malinau, menjadi potensi pengembangan 11.000 hektar yang
PROVINSI KALIMANTAN UTARA sebagai energi terbarukan ramah dibagi dalam 5 distrik, bisa dilihat
Salah satu poin yang mengemuka lingkungan, pembangkit tenaga pada gambar 2 diatas.
da r i Nawacita K abi net Ker ja listrik, pengendali banjir, saluran Program ketiga, pembangunan
ad a la h memba n g u n I ndonesi a i r igasi, peny i mpa n persed iaa n kota baru mandiri Tanjung Selor,
dari pinggiran. Artinya kebijakan air, pelayaran, pariwisata, dan yang menjadi salah satu Program
kawasan perbatasan tidak hanya pendapatan yang berkelanjutan. Strategis Nasional (PSN). Tanjung
sebagai pertahanan, melainkan Program kedua, pengembangan S e lor a k a n d i b a n g u n m e nja d i
cer m i n N K R I sebaga i bera nda Kawasan Industri Pelabuhan kota baru dengan arah kebijakan
terdepa n ya ng mem i li k i pera n Internasional (KIPI) Mangkupadi percepatan pemenuhan Standar
penting dan nilai strategis bagi suatu Tanah Kuning. Kedepannya Kawasan Pelayanan Perkotaan (SPP) untuk
negara dalam upaya mendukung K I PI d ipa s t i k a n menjad i zon a mewujudkan kota aman, nyaman,
keberhasilan pembangunan industrial (hulu/hilir) yang meliputi dan layak huni. Dimana sejauh ini
nasional. Untuk itu dalam jangka
pa nja ng , Pemer i nta h P r ov i n si
Kaltara (Kaltara) memprogramkan
1 1 (Sebelas) progra m prioritas,
terdiri dari proyek sektor
kelistrikan, industri, dan penyediaan
i nfrastr uk t ur ya ng
diyakini mampu
18
EDISI VI - 2017
Gambar 3.
Rencana Pembangunan Kota Baru Tanjung Selor
19
EDISI VI - 2017
PROFIL WILAYAH
Pemerintah Provinsi Kaltara akan Tanjung Selor sangatlah tinggi dan tangga masyarakat perkotaan dan
mengembangkan beberapa Bandara begitu pula sebaliknya. kegiatan industri (domestic, municipal
yang sudah ada, antara lain Bandara Program kesepuluh, & industry) di Kota Tanjung Selor
Tarakan, Bandara Nunukan, dan Pembangunan sarana air bersih dan Kabupaten Bulungan dengan debit
Bandara Tanjung Harapan. sanitasi. Selain listrik, pembangunan pengambilan sebesar 200 liter/detik.
Program kedelapan, sarana dan prasarana air bersih Begitu juga di Kabupaten Nunukan
pembangunan jalan, jembatan dan ini merupakan kebutuhan dasar penyediaan pompa telah dilakukan
telekomu n i k a si . Pemba ng u na n masyarakat. Embung Bengawan dan untuk menunjang ketersediaan air
infrastruktur sejumlah ruas jalan dan Embung Rawa Sari di Kota Tarakan baku bagi masyarakat Kabupaten
jembatan khususnya menuju kawasan sangat vital sekali untuk pemenuhan Nunukan. Kedepannya, pembangunan
pedalaman di wilayah perbatasan kebutuhan air baku rumah tangga sarana dan prasarana air bersih
menjadi salah satu skala prioritas, bagi masyarakat perkotaan dan akan terus diusulkan Pemda kepada
dengan adanya pembukaan jalan kegiatan industri di Kota Tarakan pemerintah pusat, terutama untuk
darat diharapkan dapat meningkatkan Barat dengan debit pengambilan daerah-daerah yang saat ini belum
perekonomian dan kesejahteraan sebesar 100 liter/detik. Sedangkan terdistribusi air bersih melalui
masyarakat setempat. Selanjutnya, di Kabupaten Bulungan, penyediaan instalasi pengolahan air.
untuk pembangunan jembatan akan dan pemasangan pipa transmisi serta Program kesebelas, penempatan
dilakukan pembangunan jembatan genset 500 kva dilakukan untuk personil TNI di Wilayah Perbatasan.
gantung Sungai Bahau-Lud Birai. memenuhi kebutuhan air baku rumah Terk a it ha l tersebut, unt uk
Jembatan Sungai Kayan, Long Apung, mendukung keamanan berinvestasi
Long Betau, da n pemba nguna n Tabel 1. di Kaltara, pemerintah provinsi
Jembatan Sungai Pengia-Long Betaoh. Pengalokasian 11 titik di perbatasan te l a h me n ga lok a s i k a n 1 1 t it i k
Program kesembilan, untuk penempatan TNI seluas 26.000 di perbatasa n unt uk kemudia n
pembangunan Jembatan BULAN ha ditempatkan personil TNI di lahan
(Bu lu nga n-Ta ra k a n). Jembata n seluas 26.000 hektar yang tersebar
BULAN menjadi program unggulan di beberapa wilayah, bisa dilihat
untuk meningkatkan aksesibilitas di pada tabel 1. Dalam hal ini, masih
dalam Provinsi Kaltara, mengingat tersisa kurang lebih 24.000 hektar
sela ma i n i t ra nspor tasi uta ma lahan di Kawasan Food Estate yang
Tarakan-Tanjung Selor hanya melalui harus diprioritaskan juga, namun
jalur air dan jalur udara yang sangat lokasinya perlu dikoordinasikan lebih
tergantung pada faktor cuaca dan lanjut dengan Dinas Transmigrasi
sifat alam lainnya, sehingga memakan Kabupaten, agar tidak overlaping
waktu lama. Disisi lain, perpindahan dengan transmigran yang sudah
barang dan jasa dari Tarakan menuju direncanakan. n
20
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA
P embangunan wilayah
perbatasan menjadi
sat u da r i sembila n
agenda prioritas
pemerinta ha n Joko
Widodo-Jusuf Kalla yang disebut
dengan Nawacita. Agenda ketiga
dari Nawacita adalah membangun
sebaga i ber i k ut: a) Wi laya h-
wilayah perbatasan dikembangkan
dengan mengubah arah kebijakan
pemba ng una n ya ng cender ung
berorientasi inward looking menjadi
outward looking sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai pintu gerbang
aktivitas ekonomi dan perdagangan
selama ini luput dari perhatian.
Pembangunan kawasan
perbatasan dalam Nawacita dan
R PJ PN tersebut diterjema h k a n
ke dalam Peraturan Presiden No.
2 Ta hun 2015 tenta ng Renca na
Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Tahun 2015-2019. Pengembangan
Indonesia dari pinggiran dengan de n ga n ne ga r a te t a n g ga ; b) kawasan perbatasan negara dalam
memperkuat daerah-daerah dan desa Pendekatan pembangunan yang RPJMN 2015-2019 ditujukan untuk
dalam kerangka negara kesatuan. dilakukan, selain menggunakan mewujudkan kawasan perbatasan
D a l a m U U No . 17 Ta hu n 20 0 7 pendekatan yang bersifat keamanan, sebagai halaman depan negara yang
Tentang Rencana Pembangunan juga diperluk a n pendek ata n berdaulat, berdaya saing, dan aman
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) kesejahteraan; c) Perhatian khusus yang difokuskan pada 10 Pusat
2005-2025, pengembangan d ia ra h k a n bagi pengemba nga n Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
kawasan perbatasan diarahkan pulau-pulau kecil di perbatasan yang dan 187 Kecamatan Lokasi Prioritas
(Lokpri) di 41 Kabupaten/Kota (13
Provinsi). PKSN adalah kawasan
Gambar 1. perkotaan yang ditetapkan untuk
Arahan Pengembangan Kawasan Perbatasan Negara dalam RPJPN 2005-2025
mendorong pengembangan kawasan
perbatasan negara. Sedangkan lokpri
adalah adalah Kecamatan Perbatasan
"Berorientasi "Berorientasi Nega ra ya ng d itetapk a n unt uk
Inward Looking" Outward Looking"
mewujudkan kawasan perbatasan
sebagai halaman depan negara yang
berdaulat, berdaya saing, dan aman.
Pembangunan PKSN dan
Kecamatan Lokpri menjadi salah
HALAMAN BELAKANG HALAMAN DEPAN satu strategi pembangunan
kawasan perbatasan yang
diharapkan mampu menjadi wadah
unt uk mensi nergik a n berbaga i
pembangunan yang dibutuhkan di
Kawasan perbatasan. Pembangunan
PENDEKATAN KESEJAHTERAAN, kawasan perbatasan negara tersebut
"HalamanKEAMANAN
PENDEKATAN Depan" KEAMANAN, DAN LINGKUNGAN d i la k u k a n mela lu i pendek ata n
kea ma na n ( secur it y approach );
peningkatan kesejahteraan
masyarakat (prosperity approach);
d a n l i n g k u n ga n ( e nv i r on me nt
Sumber: DTTP Bappenas, 2015. sustainability).
21
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA
22
EDISI VI - 2017
Gambar 3. yang digunakan relatif kecil yaitu
Kerja sama dalam Pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara 1:50.000. Dari 9 KSN Perbatasan
Ne ga r a , 6 d i a n t a r a n y a s u d a h
ditetapkan melalui Per pres,
sebagaimana tertera dalam gambar
di atas:
Pemerintah Pusat Raperpres RTR KSN Perbatasan
Negara di Provinsi Aceh-Provinsi
S u m ate r a d a n R ap e r pr e s K SN
Perbatasa n Nega ra di Prov insi
R iau-P rov i nsi Kepulaua n R iau
telah selesai proses harmonisasi
Pengelolaan di Kementerian Hukum dan HAM.
Kawasan
Perbatasan Diperkirakan pada Tahun 2018 kedua
Negara Raperpres tersebut telah selesai
proses legalisasinya. Sedangkan
untuk RTR KSN Perbatasan Negara
di Laut Lepas saat ini masih dalam
proses penyusunan materi teknis.
Dalam Perpres RTR KSN
Pemerintah Pemerintah Perbatasa n Nega ra , terdapat
Negara Tetangga Daerah
amanat untuk meny usun RDTR
di Kecamatan Lokpri Perbatasan
Nega ra . Hi ngga saat i n i belum
ada satupun RDTR di Kecamatan
Lokpri Perbatasan Negara yang
tela h ditetapka n. Fungsi R DTR
Sumber: Diolah Bappenas, 2017. di Kecamatan Lokpri Perbatasan
Negara adalah sebagai dasar hukum
landasan perizinan pemanfaatan
teta ng ga . K awa sa n perbata sa n perbatasan negara; b) pemanfaatan ruang. Oleh karena itu, kerja sama
negara di laut meliputi kawasan sisi ruang dan pengendalian penataan ruang saat ini sebaiknya
dalam garis batas yuridiksi, garis pema nfaata n r ua ng kawasa n difokuskan untuk mempercepat
batas laut teritorial, dalam hal tidak perbatasan negara; c) perwujudan penyelesa ia n ba ik peny usuna n
ada batas yuridiksi, dan/atau garis keter padua n , keterk a ita n , da n maupun penetapa n RT R K SN
batas klaim maksimum dalam hal k e s e i m b a n ga n p e r k e m b a n ga n Perbatasan Negara maupun RDTR
garis batas negara belum disepakati, antarwilayah kabupaten/kota, serta di Kecamatan Lokpri Perbatasan
h i n g ga ga r i s pa nt a i te r m a s u k keserasian antarsektor di kawasan Negara.
kecamatan/distrik yang memiliki perbatasan negara; d) penetapan Per masa la ha n uta ma da la m
garis pantai tersebut atau seluruh lok asi da n f ungsi r ua ng unt uk penyusunan RDTR di Kecamatan
kecamatan/distrik pada gugus pulau, investasi di kawasan perbatasan Lokpri Perbatasan Negara adalah
perairan dengan jarak 24 mil dari negara penataan ruang wilayah keterbatasan data dasar skala besar
garis pangkal. provinsi dan kabupaten/kota di (1:5.000) terutama data spasial.
Dalam Peraturan Pemerintah k awasa n perbatasa n nega ra; e) K husus untuk penyediaan data
(PP) 13/2017 tentang Perubahan pengelolaan kawasan perbatasan dasar melalui foto udara, diperlukan
PP Rencana Tata Ruang Wilayah negara; f) perwujudan keterpaduan kerja sama denga n Pemerinta h
Nasiona l (RT RW N ) terdapat rencana pengembangan kawasan Negara tetangga, terutama untuk
9 (s e m b i l a n ) K S N P e r b a t a s a n perbatasan negara dengan kawasan mendapatkan izin melakukan foto
Ne ga r a . R T R K S N P e r b at a s a n sekitarnya. udara di wilayah perbatasan.
Negara adalah rencana rinci yang Salah satu manfaat RTR Badan Informasi Geospasial
disusun sebagai penjabaran dan Kawasan Perbatasan Negara adalah (BIG) dan Kementerian Agraria dan
perangkat operasional RTRW N dapat menjadi dasar penyusunan Tata Ruang (ATR)/BPN telah bekerja
untuk mewujudkan struktur ruang program sektoral dan pelaksanaan sama untuk penyelesaian kebutuhan
dan pola ruang wilayah nasional pembangunan oleh kementerian/ peta dasar skala besar tersebut
d i k awa sa n perbata sa n nega ra lembaga. Namun demikian, RTR yang dikoordinatori oleh Bappenas.
yang ditetapkan melalui Peraturan K awasa n Perbatasa n Nega ra Denga n memper timba ngka n
Presiden. Fungsi RTR KSN Kawasan b e l u m d a p a t d ij a d i k a n a c u a n ketersediaan pendanaan, tahun 2016-
Perbatasan Negara adalah sebagai dalam penyusunan program dan 2018 ditentukan prioritas percepatan
pedoman untuk: a) peny usunan pembangunan sektoral di kawasan penyediaan peta dasar skala 1:5.000
rencana pembangunan di kawasan perbatasan negara, karena skala pada beberapa kecamatan lokpri
23
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA
Tabel 1.
Status Tahun Penyusunan Peta Dasar di beberapa Kecamatan Lokasi Prioritas Kawasan Perbatasan Negara
24
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA
MULA PRALAMPITA. N
STAFF SUBDIT PENATAAN KAWASAN PERDESAAN
DIREKTORAT PENATAAN KAWASAN, DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG
Gambar 1.
Pertemuan dan Diskusi dengan Pemerintah Daerah dan Masyarakat Kawasan Perdesaan
25
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA
26
EDISI VI - 2017
Kawasan Perdesaan Tapal Batas Sebatik yang berada di
Kabupaten Nunukan ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW) dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.
dengan pengecualian Desa Bukit pangan, pertanian hortikultura, pisang yang terjadi saat ini tergolong
Harapan yang mengembangkan peternakan, dan pariwisata. Setelah ilegal dikarenakan perdagangan
sektor pertanian. dilakukan analisis menggunakan antarnegara harus memenuhi regulasi
metode pemetaan partisipatif dan dan persyaratan perdagangan yang
AGRO INDUSTRI PISANG SEBAGAI metode skoring penggunaan lahan, berbeda dengan perdagangan dalam
KOMODITAS UNGGULAN akhirnya terpilihlah sektor pertanian negeri. Perdagangan pisang secara
Tipologi perekonomian hortikultura tanaman pisang sebagai ilegal ini mempengaruhi posisi tawar
masyarakat yang serupa di antara sektor unggulan di dalam Kawasan pedagang pisang lokal di dalam
desa-desa di Kawasan Perdesaan Perdesaan Tapal Batas Sebatik. menentukan harga jual, sehingga
Tapal Batas Sebatik mengerucutkan Setelah dilakukan penentuan mau tidak mau harus mengikuti harga
beberapa sektor dan komoditas komoditas unggulan, dilakukan yang ditentukan oleh pihak pengepul
p oten si a l y a n g n a nt i ny a a k a n identif ikasi la njuta n unt uk di Tawau.
disepakati bersama untuk diangkat mengarahkan pola pikir masyarakat Agroindustri pisang diarahkan
sebagai fokus komoditas potensial d e s a a ga r d a p a t m e l i h a t p o l a u nt u k d i k e m ba n g k a n me njad i
kawasan perdesaan. Penggunaan industri yang lebih besar. Selama agroindustri yang memiliki nilai
lahan di Pulau Sebatik didominasi ini, pisang yang dihasilkan oleh tambah dengan mengolah pisang
oleh perkebu na n kelapa saw it , para petani di Kawasan Perdesaan menjadi produk turunan seperti
dan sebagian besar belum namun Tapal Batas Sebatik, sebagian besar tepung pisang, kripik pisang dan
sebagian besar bukan dimiliki oleh dijual ke Tawau, Malaysia. Proses olahan siap makan, serta menyediakan
warga setempat. Penduduk di sekitar perdagangan tersebut dilakukan fasilitas perbengkelan bagi perbaikan
perkebunan sawit hanya menjadi melalui pengepul yang setiap harinya a lat- a lat da n mesi n p er ta n ia n
buruh tani. Melalui proses workshop memasok sekitar 30-50 ton pisang (alsintan). Selain itu, disepakati
partisipatif dan diskusi dengan dengan perahu jongkong ke Tawau. juga mengena i pembent uk a n
Pemerintah Daerah dan masyarakat Hal ini kemudian yang menyebabkan kelembagaan yang mengatur proses
di kawasan perdesaan, beberapa data perdagangan tidak tercatat bisnis di Kawasan Perdesaan Tapal
sektor unggulan berhasil diidentifikasi dengan baik oleh Dinas Perdagangan Batas Sebatik dalam bentuk Badan
yaitu perkebunan, pertanian tanaman Kabupaten Nunukan. Perdagangan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDes
Bersama).
Setelah melalui analisis dan
Gambar 3. diskusi dengan Pemerintah Daerah
Peta Rencana Penggunaan Lahan Kawasan Perdesaan Tapal Batas Sebatik
dan perwakilan masyarakat dari
k e t uj u h d e s a d a l a m k a w a s a n
perdesaan, kemudian disepakati
bahwa pusat pertumbuhan kawasan
perdesaan berada di Desa Sei Pancang.
Kawasan Perdesaan Tapal Batas
Sebatik sendiri akan diarahkan untuk
menjadi desa-desa mandiri melalui
pengembangan kawasan perdesaan
berbasis industrialisasi pisang dengan
langkah-langkah pengembangan
kawasan antara lain:
1) Meningkatkan usaha ekonomi
lokal dan pedesaan;
2) Meningkatkan infrastruktur di
kawasan perdesaan;
3) Meningkatkan kapasitas SDM
masyarakat kawasan perdesaan;
4) M e n i n g k a t k a n k a p a s i t a s
27
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA
28
EDISI VI - 2017
pisang/ Demonstration Farming pemerintah dan masyarakat di
(demfarm) Desa Sei Pancang.
Demfarm Pisang adalah salah
sat u metode peny u lu ha n d i e. Pelabuhan dan dermaga
lapangan untuk memperlihatkan Pelabuhan untuk pengiriman
secara nyata ‘cara”’ atau “‘hasil”’ produksi pertanian ini sangat
penerapan sutu inovai teknlogi diperlukan karena transportasi
PELABUHAN TUNON TAKA
pisang yang telah teruji dan SUMBER FOTO RISET yang paling efisien menggunakan
menguntungkan bagi petani yang jalur laut dan pasar terbesar
dilaksanakan oleh kelompok dengan jumlah anggota kelompok komoditas ini utama (kelapa sawit
tani. Demfarm Ppisang sebagai ya ng ada di lapa nga n; 2) dan pisang) berada di luar wilayah
sarana pembelajaran petani Penyuluh pendamping berperan P u l au S ebat i k . K e mud a h a n
dimaksudkan; (1) mempercepat sebagai fasilitator dalam proses pengiriman menjadi komponen
proses diseminasi teknologi pisang pemberdayaan petani; serta 3). penting karena komoditas pisang
kepada petani; () meningkatkan Teknologi yang digunakan telah segar sangat rentan terhadap
pengetahuan, keterampilan dan ter uji (seca ra tek n is muda h proses pematangan. Kebijakan
sikap petani dalam penerapan diterapk a n, seca ra ekonom i Pemerintah Malaysia saat ini
teknologi pisang; (3) Menerapkan mengunt ungk a n da n seca ra hanya menerima satu pelabuhan
berbagai metode penyuluhan; sosial budaya dapat diterima resmi di Kabupaten Nunukan
(4) Menumbuh kemba ngk a n m a s y a r a k at) y a n g mel iput i sebagai pintu gerbang menuju
kelembagaan petani; dan (5) pengadaan bibit, pupuk berimbang, Tawau, sehingga menyulitkan
Menumbuh kembangkan pola tanam, pengendalian HPT, warga untuk mendistribusikan
penyuluh swadaya. pasca panen, pengolahan hasil, dan hasil produksi pertanian karena
Demfarm juga sebagai sarana pemasaran. komod itas ha r us d ibawa ke
untuk pengembangan komoditi Demfarm tidak hanya fokus Pelabuhan Tunon Taka, sehingga
sesuai best practice budidaya pada pengembangan budidaya menambah panjang jalur distribusi
pisang, aktivitas penelitian, dengan penerapan SOP untuk hasil produksi pertanian. Di masa
budidaya dan pengembangan meningkatkan efisiensi produksi depan, direncanakan Dermaga
pisang, dan berwawasan sesuai daya tampung dan daya Labuan Batu yang terletak di Desa
lingkungan. Komponen dukung lingkungan, namun juga Sei Pancang akan dioperasikan
pemberdayaan petani melalui akan dilengkapi dengan aktivitas sebagai jalur resmi penyeberangan
demfarm Pisang, terdiri dari: p e n e l i t i a n . P e n g e m b a n ga n dari Pulau Sebatik ke Malaysia.
1) Petani peserta berasal dari pertanian dengan konsep demfarm
kelompok tani dengan jumlah tahap pertama direncanakan f. Zonasi area pengembangan pisang
15 – 25 orang atau disesuaikan akan dilakukan pada areal milik Pembagia n w ilaya h unt uk
industri pisang dibagi dalam
wilayah produksi dan wilayah
Gambar 5.
i ndust r i . Wi laya h produ k si
Peta dan Zonasi Rencana Pengembangan Industrialisasi Pisang
merupakan lahan budidaya yang
di dalamnya terdapat kebun pisang
dan sarana pendukung seperti
embung, tempat pembuata n
bibit , kompos, da n la i n nya .
Sedangkan wilayah industri
setida k nya a k a n di lengk api
dengan gudang penyimpan beserta
infrastrukturnya, serta pabrik
pengolahan pisang dengan target
yang disusun sesuai keperluan
pasar.
29
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA
30
EDISI VI - 2017
serta pengembangan kelembagaan
penyangga produksi.
Berdasarkan ketiga fokus diatas,
program kerja pengembangan selama
5 tahun (2016-2020) yang tersusun
adalah sebagai berikut:
a. Ta hun 2016, fok us progra m
pada a sp ek p engemba nga n ,
peningkatan kapasitas
pengembangan sumber daya
manusia, penguatan kelembagaan
Tim Pengelola (TP) di Kawasan
Perdesaan dalam bentuk Tim
Pengelola Kawasan Perdesaan
(TPKP) Tapal Batas.
b. Ta hu n 2017, p enda mpi n ga n
dan peningkatan sumber daya
manusia pada aspek produksi, Gambar 7.
membangun BUMDes Bersama Peningkatan Kapasitas dan Jejaring Kelembagaan Ekonomi dan Bisnis
yang bersinergi dengan koperasi,
Gapoktan dan kelompok tani.
Pada tahap ini akan dilaksanakan T I N DA K L A N J U T PE N ATA A N masyarakat untuk mendapatkan
juga pembangunan jejaring bisnis KAWASAN PERBATASAN manfaat dari pengelolaan hutan.
dan tokoh bisnis yang didukung Peningkatan mutu tata ruang Oleh karena itu, pengembangan
dengan penyempurnaan regulasi di Kawasa n Perdesaa n Tapa l berbagai kegiatan ekowisata dan
perdagangan komoditas pertanian Batas Sebatik yang diikuti oleh pengembangan bibit tanaman kayu
antarnegara. pengemba nga n model usa ha berbasis masyarakat dapat menjadi
c. T a h u n 2 0 1 8 - 2 0 1 9 b e r u p a masyarakat dalam satuan kawasan, pilihan strategis. Sebagai evaluasi
penguatan kelembagaan tetap perlu memperhatikan bagi pengemba nga n k awasa n
pembiayaan-penyangga daya dukung lingkungan Pulau p er desa a n , d ip erlu k a n sebua h
d a n p e mba n g u n a n jeja r i n g Sebatik. Untuk menjaga kawasan bentuk monitoring dan evaluasi
bisnis, sehingga diharapkan huta n ya ng mencapai 30% dari ya ng berbasis masya ra k at da n
pada tahun 2020 program keseluruhan Pulau Sebatik sekaligus difasilitasi oleh pemerintah, sehingga
akan mulai menjalankan exit mengamankan persediaan air, maka pendekata n nya menguta ma ka n
strategy pengembangan menuju perlu dilakukan konservasi dan ‘triangulasi’ yang memberi tempat
kemandirian dan keberlanjutan perbaikan kerusakan hutan dengan untuk saling mengkoreksi data dan
kelembagaan. tetap member i pelua ng kepada informasi. n
Gambar 8.
Sistem Evaluasi dan Monitoring Kawasan Perdesaan
31
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA
Potensi Penataan
antarnegara yang terjalin sejak awal
sebagai keberlanjutan hidup.
Pada era globalisasi saat ini, pola
Trans-Nasional Indonesia
ekonomi serta rasa termarginalkan
oleh bangsa dan negara sendiri. Oleh
karena itu, penting dibutuhkannya
pertimbangan mengenai peranan
IR. ANDRY NOVIJANDRY kawasan perbatasan terkait
DIREKTUR PENATAAN WILAYAH PESISIR, PULAU-PULAU KECIL, PERBATASAN DAN keamanan dan keutuhan negara,
WILAYAN TERTENTU
batas wilayah kedaulatan, serta
NINUK DWI AGUSTININGRUM SETYOWATI, S.SI., M.UP pemanfaatan sumber kekayaan
ANALIS PENATAAN KAWASAN KHUSUS alamnya.
Pada dasarnya, kawasan
permeabel lebih sering ditemui di
Wilayah perbatasan mempunyai nilai strategis dalam mendukung
kawasan perbatasan darat karena
keberhasilan pembangunan nasional, dan merupakan manifestasi
aksesibilitasnya yang mudah dan
utama dari kedaulatan suatu negara.
terjangkau dibandingkan melalui
jalur laut. Dengan adanya kemudahan
P
a k ses fa si l ita s sosia l ekonom i
ter sebut menyebabk a n ba nya k
A DA d a s a r ny a , w i l ay a h zaman tidak menutup kemungkinan tumbuhnya kawasan permeable di
perbatasan seringkali adanya transformasi kawasan pada daerah perbatasan darat.
d iga mba rk a n sebaga i k awa sa n wilayah batas negara terutama yang Selain itu, kawasan permeabel
tertutup (Impermeable region) yang bersinggungan langsung terhadap trans-nasional di wilayah perbatasan
hanya berfungsi sebagai pintu masuk kawasan permeabel trans-nasional. memiliki tingkat kerawanan yang
keluar arus barang dan manusia. Ha l tersebut diperk uat denga n tinggi dalam hal pertahanan
Namun, seiring berkembangnya adanya interaksi sosial ekonomi keamanan negara. Berlatar belakang
dari isu tersebut maka perlu adanya
upaya menyejahterakan masyarakat
perbatasa n. Sebab, masyara kat
POS LINTAS BATAS NEGARA
(PLBN) DI ENTIKONG, perbatasan dapat dikatakan sebagai
SANGGAU, penjaga utama untuk kadaulatan
KALIMANTAN
BARAT suatu negara.
WILAYAH PERBATASAN
INDONESIA
Indonesia adalah negara
kepulauan yang memiliki wilayah
perbatasa n laut da n w ilaya h
perbatasan darat. Wilayah
perbatasan laut Indonesia terdiri
dari 111 pulau-pulau kecil terluar
yang ditetapkan pada Keputusan
Presiden Nomor 6 Tahun 2017 tentang
32
EDISI VI - 2017
Sumber: Kecamatan Perbatasan Darat Indonesia, Olahan Direktorat PWP3WT.
33
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA
Zona 1: zona yang penggunaan tanahnya sesuai dengan tata ruang, dengan status bidang tanah terdaftar;
Zona 2: zona yang penggunaan tanahnya sesuai dengan tata ruang, namun status bidang tanahnya tidak terdaftar;
Zona 3: zona yang penggunaan tanahnya tidak sesuai dengan tata ruang, namun status bidang tanahnya terdaftar;
Zona 4: zona yang penggunaan tanahnya tidak sesuai dengan tata ruang, dan status bidang tanahnya tidak terdaftar;
34
EDISI VI - 2017
tanah dengan tata ruang. Dalam PENYUSUNAN PENATAAN KAWASAN
penyusunan ZPK selain data utama Konsep dasar dari arahan penataan yang dimaksud terdiri dari 5 (lima)
ya ng d i ha si l k a n da r i keg iata n substansi utama klasifikasi penguasaan:
inventarisasi, data spasial dari 1. Legalisasi asset (sertifikasi prona, sertifikasi proda, sertifikasi nelayan,
sertifikasi kolektif swadaya, dan sebagainya);
arahan pola ruang pada Rencana 2. Optimalisasi pemanfaatan dan penggunaan tanah (sosialisasi dan
Tata Ruang Wilayah Kabupaten/ penegakan perizinan);
K o t a m e nja d i k omp on e n y a n g 3. Penyesuaian penggunaan tanah;
mutlak harus tersedia. Pelaksanaan 4. Potensi TORA (kegiatan Reforma Agraria, Redistribusi Tanah, dan lain-
lainnya);
penyusunan Zonasi Pemanfaatan
5. Potensi TORA yang berupa inventarisasi IP4T khusus kawasan hutan.
Kawasan dilak sanakan melalui
beberapa tahap overlay analisis.
A.1 Analisa ZPK dengan Kawasan dideliniasi kawasan hutan sebagai ilustrasi irisan kawasan hutan dan
Hutan kawasan yang dikeluarkan dari pola ruang:
Kawasan Hutan adalah zona-zona pembangunan. dari Hasil
k awasa n ya ng penti ng unt uk analisis Zonasi Penataan Kawasan, B . PE N Y USU NA N PE NATA A N
dijaga kelestariannya sehingga dilihat lagi zona kawasan hutan dan KAWASAN
untuk rencana pembangunan perlu zona bukan kawasan hutan. Berikut Analisis arahan potensi penataan
selanjutnya disusun berdasarkan
beberapa asumsi dasar sebagai
berikut:
1. Semua bidang tanah yang sesuai
dan terdaftar diarahkan untuk
dioptimalkan penggunaan dan
pemanfaatannya;
2. Semua bidang tanah yang tidak
sesuai diarahkan untuk dilakukan
penyesuaian penggunaan tanah;
3. Bidang tanah tidak terdaftar
Proses Overlay ZPK dan Kawasan Hutan tetapi sudah sesuai maka dapat
menjadi obyek kegiatan Legalisasi
Aset, jika memiliki klasifikasi
35
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA
Peta Titik Lokasi Arahan Penataan yang Dipadukan dengan Kegiatan Sektoral
penguasaan (1), (2), (3), dan (4); berbagai program sektoral yang
4. Semua klasifikasi penguasaan (5) direncanakan pada lokasi kegiatan.
Pada tahap ini berpotensi menjadi obyek TORA; Berbagai program sektoral
arahan penataan 5. Bidang tanah tidak sesuai dan
tidak terdaftar juga berpotensi
diinventarisasi dan diidentifikasi
program sektoral mana saja yang
yang terbentuk menjadi obyek TORA, khususnya memiliki kaitan dengan program
dipadukan jika memilik iCk lasifikasi
keterolahan B dengan klasifikasi
pertanahan. Sebagai contoh berikut
adalah model arahan penataan di
dengan berbagai penguasaan (2), (3), (4), dan (5); wilayah perbatasan Kapuas Hulu
program 6. Khusus penguasaan tanah di
dalam kawasan hutan diarahkan
di Provinsi Kalimantan Barat yang
disinergiskan dengan program-
sektoral yang pad a Pote n si T OR A b er upa program sektoral dari Pemerintah
Inventarisasi P4T. Daerah, Kementerian dan Instansi
direncanakan lainnya. n
pada lokasi C. MODEL ARAHAN PENATAAN
Pada tahap ini arahan penataan
kegiatan. Berbagai yang terbentuk dipadukan dengan
KAPUAS HULU
SUMBER FOTO RISET
program sektoral
diinventarisasi
dan diidentifikasi
program sektoral
mana saja yang
memiliki kaitan
dengan program
pertanahan.
36
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA
S
HUTAN KALIMANTAN
SUMBER FOTO RISET
ALAH satu poin penting dari yang disebut dengan rencana tata
Nawacita, sembilan agenda ruang. sebagai Kawasan Strategis Nasional
prioritas yang merupakan Perencanaan tata ruang wilayah dengan sudut kepentingan lingkungan
v isi misi presiden da n menjadi yang notabene ditetapkan sebagai hidup. Kawasan yang begitu luas dan
program untuk lima tahun masa kawasan berfungsi lindung seringkali mencakup tiga negara yaitu Indonesia,
jabatan Presiden dan Wapres Jokowi- menjadi perdebatan. Selalu ada Malaysia, dan Brunei Darussalam
JK, adalah membangun Indonesia pihak-pihak yang pro dan kontra i n i tela h menjad i kepent i nga n
dari pinggiran. Sebagai kementerian terhadap pengembangan kawasan internasional, tidak hanya bagi
yang menyelenggarakan fungsi tersebut. Perlu kita ingat, studi dalam tiga negara tersebut atau lingkup
untuk merumuskan dan menetapkan perencanaan kawasan tidak hanya Asia-Pasifik semata namun seluruh
kebijakan di bidang tata ruang, dengan pendekatan tek nokratik dunia karena merupakan salah satu
Kementerian Agraria dan Tata Ruang namun juga mempertimbangkan kawasan yang menjadi penyeimbang
/ Badan Pertanahan Nasional memiliki proses-proses partisipatif dengan efek gas rumah kaca.
andil yang cukup besar untuk dapat mel ibat k a n selur u h pema ngk u Kita patut berbangga karena
mew ujudkan program prioritas kepentingan termasuk masyarakat Indonesia dikaruniai alam yang subur
tersebut. dan bahkan juga proses politik. dan kaya akan keanekaragaman
Penataan ruang adalah suatu Di dalam Peraturan Pemerintah hayati. Mungk in belum banyak
sistem proses perencanaan tata ruang, Nomor 26 Ta hun 2008 Tenta ng yang mengetahui apa saja satwa
pemanfaatan ruang, dan pengendalian R e n c a n a Tat a R u a n g W i l ay a h dan tanaman endemik yang ada di
pemanfaatan r uang (UU No. 26 Nasional sebagaimana telah diubah dalam kawasan Jantung Kalimantan,
Tahun 2007). Hasil dari perencanaan dengan PP Nomor 13 Tahun 2017 namun beberapa di antaranya seperti
tata ruang, yang diwujudkan dalam Tentang Perubahan Atas Peraturan gajah “mini” Kalimantan atau badak
susunan pusat-pusat permukiman, Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Kalimantan menjadi ikon keunikan
sistem jaringan prasana dan sarana Te n t a n g R e n c a n a T a t a R u a n g yang hanya ada satu-satunya di
wilayah, serta distribusi peruntukan Wilayah Nasional, kawasan Jantung dunia. Spesies gajah Kalimantan yang
ruang suatu wilayah untuk fungsi Kalimantan atau yang lebih dikenal jumlahnya tak lebih dari seribu ekor itu
lindung atau fungsi budi daya inilah Heart of Borneo telah ditetapkan kini berstatus kritis akibat hilangnya
37
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA
38
EDISI VI - 2017
Adanya instrumen sepanjang 1.920 km jalan untuk
mendukung PKSN di Kalimantan akan
i n i tent u nya perlu d iapr esia si
dan terutama diimplementasikan
pengelolaan selesai dibangun meskipun tidak harus dengan baik nantinya. Tidak hanya
Kawasan Jantung dengan kualitas jalan beraspal. Sejalan
dengan prinsip eko-konstruksi yang
di pihak Indonesia saja, namun
diperlukan studi yang komprehensif
Kalimantan ini termuat dalam Raperpres RTR KSN yang mencakup tiga negara dalam
tentunya perlu Jantung Kalimantan ini, Kementerian
PU-PERA juga telah melaksanakan
perencanaan kawasan yang terpadu.
Di era keterbukaan informasi seperti
diapresiasi kajian kelayakan dari sisi lingkungan sekarang ini, perlu adanya sharing
dan terutama dan penentuan ruas jalan dengan
memperhatikan koridor satwa.
dalam hal perencanaan kawasan
yang bersinggungan tersebut. Sebagai
diimplementasikan Adanya instrumen pengelolaan contoh, terdapat empat belas hulu
K aw a s a n Ja nt u n g K a l i m a nt a n sungai besar di Kalimantan yang ada
dengan baik
nantinya. Tidak
hanya di pihak
Indonesia saja,
namun diperlukan
studi yang
komprehensif
yang mencakup
tiga negara dalam
perencanaan
kawasan yang
terpadu.
39
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA
dalam cakupan Kawasan Jantung ter sebut d i a lok a si k a n seba ga i menyiapkan instrumen pengelolaan
Kalimantan. Dari sini tampak jelas kawasan industri. yang memadai serta implementasi
sumber air permukaan di Pulau Terdapat waca na penetapa n kebijakan yang telah ada untuk
K a l i m a nt a n s a n gat p e rlu k it a tahun 2018 sebagai HoB Visit Year mengembangkan kawasan ini dengan
lestarikan. Kita dapat berandai-andai da n sa at i n i K awa sa n Ja nt u ng sebaik-baiknya. Selain itu, perlu lebih
jika tidak dilaksanakan sinkronisasi Kalimantan memang belum menjadi banyak komunikasi dan kerjasama
perencanaan antara wilayah kita pembica raa n ha ngat d i med ia- antarnegara dalam perencanan dan
dengan negara tetangga, bisa jadi media mainstream. Namun, potensi pengelolaan terpadu bagi wilayah-
sungai-sungai tersebut hanya menjadi konflik akibat salah perencanaan wilayah pinggiran dengan peran
pembuangan limbah negara lain dan pengelolaan bisa saja terjadi dan yang begitu besar bagi kita bahkan
karena di sisi negara lain kawasan hendaknya dapat diantisipasi dengan dunia. n
TRILATERAL MEETING HoB langsung dengan kawasan Jantung Ruang di the 2 nd Heart of Borneo
Kawasan Jantung Kalimantan Kalimantan. (HoB) Tech n ica l C om m it tee on
( He a r t of B o r n e o / HoB) t e l a h Tahun 2017 Trilateral Meeting Joint Projects and Activities (TC) di
dideklarasikan oleh tiga negara atau Pertemuan Trilateral Brunei. Proposal ini mengajukan
ya it u Indonesia , Ma laysia da n a nt a r ne ga r a a n g got a I n i si at i f untuk kegiatan workshop berbagi
Brunei, sebagai kawasan penting Jantung Kalimantan diselenggarakan ilmu antar tiga negara terkait dengan
untuk konservasi keanekaragaman di Tarakan, Kalimantan Utara (10 – penataan ruang, guna peningkatan
h ay at i d a n p e ne r apa n pr i n s ip 12 Oktober 2017) dengan mengusung kapasitas. Proposal ini disetujui dan
pembangunan berkelanjutan. Dalam tema “ Promoting Ecotourism in kegiatan workshop akan berlangsung
inisiatif ini ada lima program utama HoB for Sustainbility Development: di tahun 2019.
d i s e pa k at i u nt u k p e n ge lol a a n Visit the Heart of Borneo”. Tema ini Selain pertemuan trilateral, pada
kawasan yang berkelanjutan, yaitu: sejalan dengan diluncurkannya Visit Welcome Dinner secara simbolis
kerjasama konservasi antarnegara, HoB 2018. peluncuran Visit the Heart of Borneo
pengelolaa n konek tif itas da n Direktorat Jenderal Tata Ruang d i ad a k a n . P r og r a m i n i ad a la h
pengelolaa n k awa sa n berba sis yang diwakilkan oleh Dwi Hariyawan program multi-year yang bertujuan
komunitas, pengelolaan sumber daya selaku Direktur Pemanfaatan Ruang untuk meningkatkan kesejahteraan
alam, pengembangan wisata ekologis, melanjutkan progres dari proposal masyarakat di Kawasan Jantung
d a n p e n g e m b a n ga n k a p a s i t a s kegiatan pengembangan kapisatas Kalimantan dengan mengembangkan
aparatur negara yang berhubungan yang telah diajukan oleh Ditjen Tata ekowisata yang berkelanjutan.
Selebihnya untuk mendukung
Visit HoB 2018 Ditjen Tata
Ruang diharapkan untuk segera
meny usun Rencana Tata Ruang
K awasa n St rategis Nasiona l
Jantung Kalimantan yang saat ini
masih dalam proses harmonisasi
di Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia. Pertemuan Trilateral
selanjutnya akan diselenggarakan
di Miri, Sarawak, Malaysia di tahun
2018. n (Ayu A. Asih)
40
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN
P e r a n a n P e t a
(Informasi Geospasial)
menjadi sangat
penting sejak
diterbitkannya Undang-Undang
No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi
Geospasial (UU IG) dimana dalam
dan kepastian hukum, maka
perlu pengatura n mengenai
penyelenggaraa n Informasi
Geospasial. Pengaturan
penyelenggaraa n Informasi
Geospasial berupa pembangunan
Informasi Geospasial dan
proses pembangunan Informasi
Geospasial maupun pemanfaatannya
merupakan peraturan perundangan
yang saling memperkuat satu sama
lainnya agar Informasi Geospasial
terbangun secara bertanggungjawab
dan dapat dimanfaatkan secara
undang-undang tersebut disebutkan pemanfaatannya yang ditujukan maksimal dan terintegrasi.
bahwa dalam mengelola sumber daya agar dapat menjamin ketersediaan Kebijakan Satu Peta adalah kebijakan
alam dan sumber daya lainnya serta dan akses Informasi Geospasial ya ng mengara hka n agar da la m
penanggulangan bencana dalam yang dapat dipertanggungjawabkan, penyusunan Informasi Geospasial
wilayah Negara Kesatuan Republik mew ujudk a n kebergunaa n da n dan pemanfaatannya dapat
Indonesia dan wilayah yurisdiksinya keberhasilgunaa n Infor masi memenuhi 4 (empat) kriteria yaitu
diperlukan Informasi Geospasial Geospasia l mela lui ker jasa ma , Satu Referensi, Satu Standar, Satu
da n agar Infor masi Geospasia l koordinasi, integrasi, dan Geodatabase, dan Satu Geoportal.
dapat terselenggara dengan tertib, sin k ron isasi, da n mendorong Dalam rangka mendorong
terpadu, berhasil guna, dan berdaya penggunaan Informasi Geospasial penggunaan Informasi Geospasial
guna sehingga terjamin keakuratan, dalam pemerintahan dan kehidupan guna pelaksanaan pembangunan
kemuta k h i r a n , masyarakat. nasional dan untuk mendukung
Kebijakan Satu Peta (One Map ter w ujud ny a a ge nd a pr ior it a s
Policy) adalah sebagai langkah Nawacita, Pemerintah mengeluarkan
lanjut pengimplementasian UU Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun
IG agar terbangunnya informasi 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan
geospasial yang andal melalui Kebijakan Satu Peta Pada Tingkat
penyelenggaraan yang Ketelitian Peta Skala 1 : 50.000
tertib, terpadu, dan merupakan bagian dari Paket
berhasil guna, Kebijakan Ekonomi VIII. Perpres
dan berdaya tersebut menetapkan Rencana Aksi
guna . Berbaga i Pelaksanaan Percepatan Kebijakan
p e r a t u r a n Satu Peta (KSP) untuk memperbaiki
p e r u nd a n ga n data spasial pada 85 (delapan puluh
y a n g b erk a it a n den ga n lima) Informasi Geospasial Tematik
i n for m a s i g e o s p a s i a l , b a i k (IGT) di seluruh wilayah Indonesia
peraturan perundangan dalam hal (34 Provinsi) yang melibatkan 19
41
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN
Gambar 2.
Roadmap Kebijakan Satu Peta 2016 - 2019
42
EDISI VI - 2017
Gambar 3.
Lokasi Kegiatan Pelaksanaan KSP Tahun 2016 - 2019
43
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN
44
EDISI VI - 2017
c. Datum dan Sistem proyeksi: koordinat: ITRS pergeseran maksimal yang
Dalam proses integrasi data • Kerangka referensi dapat diterima adalah 25 m.
penting adanya kesamaan koordinat: Jaring Kontrol e. K e l e n g k a p a n F i t u r :
datum referensi dan sistem Geodesi yang terikat pada Melakukan proses komparasi
proyeksi yang digunakan. ITRF2000 atau perbandingan
Da la m pr oses i n i dat u m • Datum geodetic: WGS 84 kelengkapan fitur yang ada
dan sistem proyeksi yang • S i s t e m r e f e r e n s i dengan 3 unsur dasar RBI
digunakan harus mengacu geospasial vertical: Geoid (hidrografi, jalan dan garis
p a d a SRG I 2 0 1 3 . D a t u m d. Akurasi Geometri: Proses pantai). Apabila data yang ada
dan sistem proyeksi yang akurasi koordinat adalah memiliki kualitas yang baik
masih belum mengacu pada memba ndingk a n a k urasi maka data dapat digunakan,
itu perlu dilakukan proses geometri dari data kompilasi namun jika kualitas data
transformasi. dengan data RBI yang ada. dibawah RBI maka unsur-
Hal yang perlu diperhatikan Proses pengujian akurasi unsur dasar diambil dari data
dalam proses transfomasi geometri ini menekankan RBI.
menuju SRGI 2013 : pada 3 u n s u r da sa r R BI Kelengkapa n fitur har us
• Sifat sistem referensi: (hidrografi, jalan dan garis memperhatikan omisi
memperhitungkan pantai). Untuk data yang (kelebihan data yang ada
perubahan nilai masih belum memilik i dalam sebuah set data) dan
koordinat sebagai fungsi ketelitian yang baik maka komisi (ketiadaan data dari
waktu dilakukan proses editing. suatu set data).
• S i s t e m r e f e r e n s i Unt uk sk a la 1:50.000, f. Akurasi Atribut: Melakukan
45
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN
46
EDISI VI - 2017
informasi yang mengak ibatkan
konf lik penggunaa n la ha n da n
sistem JIGN. Contoh dari IGT yang
dapat tumpang tindih adalah Peta
Identifikasi
konflik perizinan. Curah Hujan dan Peta Morfometri. dilakukan
Tahapan awal yang dilakukan
dalam proses sinkronisasi adalah
c) IGT tidak dapat tumpang tindih
d e n ga n I n fo r m a s i G e o s p a s i a l
antar tema IGT
identifikasi keterkaitan antar IGT, lainnya. Apabila hal ini terjadi, maka yang saling
ka rena tida k semua IGT sa ling dilanjutkan ke proses analisa data
berkaitan, tergantung dari tema pendukung. Contoh dari IGT yang berhubungan
ya ng dipeta k a n . Identif ik asi tidak dapat tumpang tindih adalah dan mempunyai
dilakukan antar tema IGT yang Peta Kawasan Hutan dan Peta Izin
saling berhubungan dan mempunyai Usaha Pertambangan. potensi
p ote n s i me n i m b u l k a n k on f l i k
(permasalahan). Proses identifikasi
Apabila tidak terjadi masalah
t umpa ng tindih, ma k a IGT
menimbulkan
t u mpa ng t i nd i h meng g u n a k a n dilanjutkan ke proses input sistem konflik
metode queri spasial adalah proses
seleksi data geospasial yang saling
penyimpanan Jaringan Informasi
Geospasial Nasional (JIGN). Tahap
(permasalahan).
t umpa ng ti ndih, mengguna k a n selanjutnya adalah analisis dengan
perangkat sistem informasi geografis data pendukung yang dilakukan
dengan keluaran:a) Jumlah tumpang apabila terjadi masalah tumpang IG T; b) Da mpa k hu k u m a k ibat
tindih; b) Luas tumpang tindih; dan c) t i nd i h , d ip erk uat den ga n dat a sengketa IGT; c) Dampak sosial
terhadap masyarakat sekitar. Setelah
melakukan analisis data pendukung
SUMBER FOTO RISET
lalu dilakukan cek lapangan yang
diperlukan dalam rangka melengkapi
data pendukung dan kelengkapannya
untuk menghasilkan rekomendasi
hasil sinkronisasi.
Berdasa rk a n a na lisis data
pendukung dan/atau peninjauan
lapa n ga n , d i la njut k a n de n ga n
meny usun rekomendasi ya ng
dilengkapi dengan pelaporan dampak
beserta mitigasi serta hal yang perlu
dilakukan dalam menindaklanjuti
penyelesaian masalah. Rekomendasi
hasil sink ronisasi ini dapat
b er upa : a) K esepa k ata n u nt u k
melakukan penyesuaian IGT oleh
stakeholder terkait dan menyiapkan
data untuk publikasi Kebijakan
Panjang garis tumpang tindih. pendukung berupa: a) Dokumen Satu Peta; b) Apabila belum ada
Apabila terjadi tumpang hu k u m ; b) D ok u m e nt a s i h a s i l kesepa k ata n penyes ua ia n IGT,
tindih, maka dilakukan analisa kompilasi dan integrasi, termasuk maka perlu disiapkan beberapa
oleh wa lidata terk a it denga n m e t a d a t a ; c) D o k u m e n k aj i a n pilihan kesepakatan yang dapat
kemu ng k i na n sebaga i ber i k ut : ekonomi, sosial, dan budaya; d) d ig u n a k a n u nt u k pr oses lebi h
a) IGT memang har us tumpang Dokumen kajian politik, pertahanan lanjut. Tahap selanjutnya adalah
tindih dengan Informasi Geospasial dan keamanan; e) Dokumen laporan penetapan kebijakan penyelesaian
lainnya. Langkah selanjutnya adalah masyarakat. i s u s t r ateg i s mer upa k a n h a si l
menyusun laporan tumpang tindih Analisis ini dapat mencakup analisis dari proses sebelumnya
beserta hasil analisis kemudian permasalahan yang bersifat teknis termasuk diantaranya kajian teknis
melakukan proses input ke dalam dan non teknis. Kegiatan ini didahului d a n s t r ate g i s y a n g d i l a k u k a n
sistem JIGN. Contoh dari IGT yang oleh penyusunan pelaporan hasil oleh T i m Percepata n , ber upa
harus tumpang tindih adalah Peta kajian teknis bersifat keruangan laporan dalam bentuk kebijakan:
Penutup Lahan dan Peta Lahan berupa Peta Identifikasi Tumpang a) Apabila proses kebijakan dapat
Baku Sawah. b) IGT dapat tumpang Tindih dan Peta-peta lainnya yang menyelesaikan isu strategis, maka
tindih dengan Informasi Geospasial menggambarkan kondisi aktual dilanjutkan ke proses koordinasi
lainnya. Langkah selanjutnya adalah dan faktual di lokasi. Kegiatan ini penyelesaian permasalahan dengan
menyusun laporan tumpang tindih akan mempertimbangkan dampak pemangku kepentingan terkait;
beserta hasil analisis kemudian beserta mitigasinya yang mencakup: b) Apabila proses kebijakan tidak
melakukan proses input ke dalam a) Dampak ekonomi atas sengketa dapat menyelesaikan isu strategis,
47
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN
48
EDISI VI - 2017
konversi ke format yang sudah dan dikuatkan pada Forum
ditentukan. Pemba hasa n Infor masi
b. Skala Peta Geospasia l Dasa r di Ba li
IG T y a n g d i s e r a h k a n o l e h pada tanggal 22 Juli 2016.
Kementerian/Lembaga Ketentuan tersebut antara
d i w aji bk a n me m i l i k i sk a l a lain:
yang sama sesuai Lampiran • P e n g g u n a a n b a t a s
Perpres Nomor 9 Tahun 2016. definitif yang bersumber
Sk a la i n i berk a ita n denga n dari data Kementerian
tingkat kedetailan geometrik Dalam Negeri digunakan
da n infor masi tematik pada u nt u k mer e v i si IGD
IGT tersebut. Jika IGT memiliki kegiatan sinkronisasi yang terbagi (d i le n g k api at r ib ut
sk a la ya ng lebi h besa r da r i menjadi proses perbaikan akurasi Permendagri);
skala yang tercantum dalam posisi dan konsistensi logis. • S e g m e n y a n g b e l u m
Perpres tersebut, maka a. Akurasi Posisi ditetapkan menggunakan
direkomendasikan untuk Kegiatan perwujudan kualitas batas indikatif IGD dari
melakukan proses generalisasi a k u r a s i d i l a k u k a n d e n ga n peta RBI;
dan jika sebaliknya maka perlu penyesuaian IGT terhadap garis • S e g m e n i n d i k a t i f
dilakukan proses pendetailan pantai IGD, batas wilayah IGD, menyesua ika n batas
informasi. dan kesesuaian unsur geometrik definitif; dan
c. Datum dan Sistem Proyeksi IGT terhadap IGD lainnya dan • P r o s e s i n t e g r a s i i n i
Pada proses sinkronisasi akan citra satelit. k hususnya dila k uk a n
dilakukan penyelesaian terhadap 1. K e s e s u a i a n U n s u r I G T unt uk data- data pada
masalah tumpang tindih antar terhadap Garis Pantai IGD kelompok IGT Status dan
IGT. Atas dasar tersebut, maka Proses penyesuaian antara Perencanaan Ruang.
datum dan sistem koordinat dari unsur IGT dengan garis pantai 3. Kesesuaian Unsur Geometrik
setiap IGT harus disamakan. IGD,ter uta m a d i la k u k a n IGT terhadap Unsur IGD
Da la m ha l i n i , IGT ha r us terhadap peta RBI. Lainnya dan Citra Satelit
menggunakan datum dan sistem 2. K e s e s u a i a n U n s u r I G T Kesesuaian unsur
koordinat yang sama yaitu datum terhadap Batas Wilayah IGD geometrik merupakan proses
SRGI atau WGS 1984 dengan Ketentuan kesesuaian perbaikan terhadap posisi,
sistem koordinat geografis. unsur IGT terhadap batas arah, dan bentuk IGT terhadap
wilayah IGD mengacu pada IGD. Kesesuaian tersebut
2. Parameter Kualitas Informasi Rapat Persiapan Pelaporan berkaitan dengan besarnya
Geospasial B06 (2016). Pela k sa naa n penyimpangan posisi IGT
Parameter kualitas informasi Kebijakan Satu Peta di Bogor dari kenampakan Peta RBI.
geospasial disusun untuk kebutuhan pada tanggal 30 Juni 2016 Perbaikan geometris dalam
kesesuaian posisi dan arah
harus memperhatikan tingkat
Gambar 9. Parameter Standar Informasi Geospasial ketelitian dari faktor-faktor
berikut.
• Perba nd i nga n a nta r a
posisi grafis IGT dengan
posisi pada Peta RBI atau
pada Citra Satelit Resolusi
Tinggi (CSRT);
• Perbandingan antara IGT
dengan suatu standar
yang telah ditetapkan oleh
walidata IGT itu sendiri;
dan
• Perbaikan IGT dilakukan
dengan memperhatikan
bent u k da n jen is IGT
karena menya ngk ut
perba i k a n posi si da n
presisi, baik pada data
ya ng berbentuk point
maupun line terhadap
IGD.
49
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN
b. Konsistensi Logis c. Konsistensi Standar (KSN) yang telah Perpres serta RTRW
Konsisitensi logis adalah kegiatan Konsistensi standar Provinsi, Kabupaten, dan Kota yang
untuk memastikan konsistensi ada la h upaya unt uk telah Perda yang terdiri dari 47 (empat
IGT yang mencakup database dan menyesuaikan database puluh tujuh) jenis IGT yaitu 1 (satu) IGT
topologi. IGT dengan ketentuan/ RTR KSN Kawasan Perbatasan Negara
1. Database standar yang ada. di Kalimantan, 4 (empat) IGT RTRW
Konsistensi geospasial pada Ketent ua n it u dapat Provinsi di Pulau Kalimantan, 34 (tiga
database dibedakan menjadi berupa pedoman Norma puluh empat) IGT RTRW Kabupaten
3 (tiga) jenis, yaitu: Standar Pedoman di Pulau Kalimantan, dan 8 (delapan)
a. Primary Field Kriteria (NSPK) IGT RTRW Kota di Pulau Kalimantan.
Primar y fields ya ng peny usunan IGT pada Pada tahun 2017 dilanjutkan
dimaksud dalam kegiatan setiap walidata, Standar dengan proses kompilasi dan integrasi
Pel a k sa n a a n K SP i n i Nasional Indonesia (SNI), untuk RTRW Provinsi dan Kabupaten
mer upa ka n infor masi peraturan pemerintah yang statusnya baru perda pada akhir
m i n i ma l ya ng wajib ( P P, P e r m e n , P e r k a ) , tahun 2016 dan awal tahun 2017
ada pada setiap atribut dan/atau Katalog Unsur sehingga total penyelesaian integrasi
database IGT. Geografi Indonesia (KUGI). IGT Rencana Tata Ruang di Pulau
b. Konsistensi Atribut 2. Topologi Kalimantan terdiri dari 52 (lima Puluh
Konsistensi atribut yaitu Topologi adalah ketentuan dua) jenis IGT yang terdiri dari 1 (satu)
konsistensi pengisian yang mengatur hubungan IGT RTR KSN Kawasan Perbatasan
atribut dalam satu kolom antar objek-objek spasial Negara di Kalimantan, 5 (lima) IGT
y a n g sa m a d a n t id a k berupa titik, garis, dan area RTRW Provinsi di Pulau Kalimantan,
terjadi kesamaan atribut dari suatu unsur geografis 38 (tiga puluh delapan) IGT RTRW
dengan kolom lainnya. untuk menjaga integritas dan Kabupaten di Pulau Kalimantan, dan
Konsistensi atribut konsistensi data. 8 (delapan) IGT RTRW Kota di Pulau
terdiri dari tiga aspek Kalimantan.
yaitu: HASIL INTEGRASI PETA Adapun Kabupaten/Kota yang
• T i d a k a d a at r i b ut RENCANA TATA RUANG DI PULAU sudah di perdakan RTRW-nya adalah
dalam field yang KALIMANTAN berjumlah 15 di Provinsi Kalimantan
kosong; Percepatan Pelaksanaan Barat; 8 di Provinsi Kalimantan
• Tidak ada duplikasi Kebijakan Satu Peta IGT Rencana Tengah; 14 di Provinsi Kalimantan
antar field; Tata Ruang di Pulau Kalimantan yang Selatan; 9 di Provinsi Kalimantan
• Konsistensi atribut dilakukan melalui proses kompilasi Timur; dan 6 di Provinsi Kalimantan
dengan kondisi dan integrasi pada tahun 2016 meliputi Utara. Sedangkan Kabupaten/Kota di
grafisnya. RTR Kawasan Strategis Nasional kalimantan yang belum di perdakan
Tabel 3.
Status Rencana Tata Ruang KSN Kawasan Perbatasan Negara di Kalimantan
50
EDISI VI - 2017
Gambar 10. Peta Hasil Integrasi Rencana Pola Ruang Provinsi Kalimantan Timur
RTRW-nya, berjumlah 7 di Provinsi ditunjukkan pada Tabel 3. Contoh Hasil Peta Integrasi
Kalimantan Tengah dan 2 di Provinsi Berdasarkan Tabel 3, hanya R e nc a n a Tat a R u a n g d i P u l au
Kalimantan Timur. Selanjutnya, status KSN Kawasan Perbatasan Negara di Kalimantan dapat dilihat pada Gambar
integrasi disesuaikan dengan status Kalimantan saja yang sudah masuk 10 dan Gambar 11.
perda pada tiap provinsi, kabupaten/ ke dalam kegiatan Kebijakan Satu
kota. Terkait proses Integrasi Peta RTR Peta pada per iode i n i TINDAK LANJUT HASIL INTEGRASI
KSN yaitu Peta RTR KSN Perbatasan dan sudah masuk pada PETA RENCANA TATA RUANG DI
Negara di Kalimantan yang ditetapkan tahap integrasi peta. PULAU KALIMANTAN
dengan Peraturan Presiden Nomor 31 Sedangkan status 1. Updating Data RTRW P ulau
tahun 2015 tentang Rencana Tata IGT Rencana Tata Kalimantan
Ruang Kawasan Perbatasan Negara Ruang KSN Kegiatan integrasi peta RTRW
di Kalimantan telah dilakukan Kawasan Provinsi, kabupaten, dan Kota di Pulau
pada saat pelaksanaan klinik peta Perbatasa n Kalimantan yang telah dilakukan sejak
di pusat. Seluruh KSN yang Negara di tahun 2016 dalam rangka mendukung
terdapat di Pulau Kalimantan Provinsi percepatan pelaksanaan Kebijakan
Kalimantan Satu Peta diawali dengan melakukan
T i m u r , kompilasi data peta RTRW provinsi,
Kalimantan kabupaten, dan kota. Dalam proses
U t a r a , kompilasi tersebut ditemui beberapa
Sulawesi kabupaten dan kota yang memiliki
U t a r a , status RTRW belum perda. Oleh sebab
Provinsi itu, proses integrasi masih belum
Gorontalo, dan dapat terselesaikan dengan secara
Provinsi Sulawesi tuntas. Dikarenakan oleh kondisi
Te n ga h d i k a r e n a k a n tersebut, maka diperlukan tindak
ba r u Pe r pr e s pad a t a hu n lanjut dari kegiatan integrasi peta
2017 sehingga belum dilakukan RTRW di Pulau Kalimantan. Tindak
integrasi peta. lanjut tersebut terkait dengan updating
51
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN
Gambar 11.
Peta Hasil Integrasi Rencana Pola Ruang Kabupaten Kutai Timur
52
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN
K
Sistem Aplikasi (SIS).
A . E N A M BE L A S KOM P ON E N
K I N E RJ A PE N ATA A N RUA NG
DAERAH
Komponen Si k lus Penata a n
53
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN
54
EDISI VI - 2017
Tabel B.1.1
Isu Penyusunan RTR (PROD_REN)
Kualitas RTRW belum Pedoman Penyusunan RTRW belum DJTR menyusun Pedoman
mampu menjawab memuat standar kualitas input, Penyusunan RTRW yang memuat
kebutuhan perizinan proses, dan output RTR. standar kualitas input, proses, dan
lapangan. Kebijakan Satu Peta, masih perlu output RTR.
proses perbaikan IGT di skala yang BIG mengawal IGT (bahan penyusun
sama dengan skala RTRnya. RTRW) ke skala yang mendekati skala
output produk RTR.
RTR belum terintegrasi Dit. Binda-DJTR menginisiasi Integrasi RTR harus disusun mengintegrasikan
dengan Pertanahan. Tata Ruang dengan Pertanahan. penguasaan, pemilikan, penggunaan,
dan pemanfaatan tanah.
Tabel B.1.2
Isu Sumber Daya Manusia dalam Menyusun RTR (SDM_REN)
• SDM Planologi/ Kebijakan Penempatan pegawai di Permendagri Standar Kualifikasi Penata Ruang
PWK sangat daerah belum mengikuti kualifikasi. Daerah, diantaranya batas minimal lima tahun
minim dan bertahan di SKPD penataan ruang, standar
sering tidak pada pendidikan, dan standar kompetensi.
tempatnya.
• Beragamnya
kualitas SDM
Bidang Penatan
Ruang.
• Mutasi sangat
tinggi.
Kurangnya kontinuitas Pemetaan DJTR melakukan Pemetaan Kompetensi,
Kompetensi, Penyusunan Standar Penyusunan Standar Kompetensi penata ruang
Kompetensi, dan evaluasi kompetensi daerah
penataan ruang.
Tabel B.1.3
Isu Kelembagaan dalam Menyusun RTR (KEL_REN)
55
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN
• Lembaga penelitian. Ikatan Ahli Perencana (IAP) masih sebatas bekerja DJTR bekerjasama dengan IAP
sebagai konsultan penyusun RTR dengan tingkat membuat kesepakatan roadmap
kompetensi yang bervariasi. penelitian dan pengembangan.
Tabel B.1.4
Isu Sistem Aplikasi dan Tatalaksana dalam Menyusun RTR (SIS_REN)
56
EDISI VI - 2017
b. Pedoman peny usunan
RTPIPRJM belum ada.
c. Sink ronisasi Program
melalui mekanisme
peny usun RTPIPRJM/
Dokumen Teknis belum
d i l a k u k a n d i t i n g k at
kab/kota sebagai bahan
musrenbang
d. Renca na Konsolidasi
Lahan, belum dilakukan
di tingkat kab/kota.
B.2.2 Isu Sumber Daya
Manusia dalam Mengawal
Pemanfaatan Ruang (SDM_
FAT)
a. SDM Pl a n o l o g i / P W K
sangat minim dan
penempatan posisi sering
kurang sesuai.
b. Ber aga m nya k ua l ita s
SDM Bidang Penataan
Ruang.
c. Mutasi sangat tinggi..
B.2.3 Isu Kelembagaan dalam
Melak uka n Pema nfaata n
Ruang (KEL_FAT)
a. Kelembagaan di daerah yang
mela k u k a n si n k r on i sa si
program pemanfaatan
ruang. Status/peran BKPRD
Gambar B.2
terkini pasca dibubarkannya Isu dalam Pemanfaatan Ruang
BKPRN, karena sedang dalam
penyusunan draf Permen
BKPRD terbaru. Tatalaksana dalam Mengawal berdasarkan Dokumen teknis
b. BK P R D b e l u m b e r g e r a k Pemanfaatan Ruang Berbasis RPI2JM belum ada.
pad a K on s ol id a si L a h a n RTR (SIS_FAT) b. Sistem Land Readjustment /
berdasarkan RTR. a. S i s t e m P e m a n t a u a n Konsolidasi Lahan belum ada.
B.2.4 Isu Sistem Aplikasi dan Implementasi RTR B. 3 ISU PE NGE N DA LI A N
Tabel B.2.1
Isu Produk Pemanfaatan Ruang (PROD_FAT)
Standar Pemanfaatan Ruang Terlalu banyak laporan DJTR menyusun standar pemanfaatan
belum ada. penyelenggaraan pemerintah daerah ruang.
Pedoman penyusunan yang harus dibuat pemda (LPPD, DJTR menyusun Pedoman penyusunan
RTPIPRJM belum ada. LKPJ, LPPD, SAKIP, LAKIP). RTPIPRJM
Kompilasi laporan kinerja menjadi satu
Dokumen Teknis.
Sinkronisasi Program melalui Terlalu banyak dokumen evaluasi Satukan semua dokumen evaluasi
mekanisme penyusun kinerja yang dibuat Pusat (EKPPD, kinerja menjadi audit penataan ruang.
RTPIPRJM/Dokumen Teknis EKPOD, EDOB).
belum dilakukan di tingkat kab/
kota sebagai bahan musrenbang.
Rencana Konsolidasi Lahan, Konsolidasi Lahan baru dilakukan Kemen ATR/BPN menyusun pedoman
belum dilakukan di tingkat kab/ dalam rangka pembebasan jalan di dan melakukan pilot project Konsolidasi
kota. kota-kota besar. Lahan Berbasis Tata Ruang.
57
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN
Tabel B.2.2
Isu Sumber Daya Manusia dalam Mengawal Pemanfaatan Ruang (SDM_FAT)
Tabel B.2.3
Isu Kelembagaan dalam Melakukan Pemanfaatan Ruang (KEL_FAT)
Kelembagaan sinkronisasi BKPRD belum bergerak pada evaluasi Pemda menyusun SOP BKPRD
Program penataan ruang. dokumen dan penerapannya di tingkat evaluasi dokumen dan penerapannya
musrenbagda. di tingkat musrenbagda.
Kelembagaan Konsolidasi BKPRD belum bergerak pada Pemda menyusun SOP Konsolidasi
Lahan. Konsolidasi Lahan berdasarkan RTR. Lahan berdasarkan RTR.
Tabel B.2.4
Isu Sistem Aplikasi dan Tatalaksana dalam Mengawal Pemanfaatan Ruang Berbasis RTR (SIS_FAT)
Sistem Pemantauan DJTR sedang mengembangkan Sitem Pemda mengisi Sistem pemantauan
Implementasi RTR pemantauan pemanfaatan ruang pemanfaatan ruang daerah
berdasarkan Dokumen nasional (SIFATARUNAS). (SIFATARUDA) sebagai bagian dari
teknis RPI2JM belum ada. SIFATARUNAS.
58
EDISI VI - 2017
Isu Sistem Aplikasi
dan Tatalaksana
dalam Mengawal
Pengendalian
Pemanfaatan
Ruang Berbasis
RTR (SIS_DAL).
Ruang.
b. Mutasi PPNS sangat tinggi.
B.3.3 Isu Kelembagaan dalam
Melakukan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang (KEL_
DAL)
a. K e l e m b a g a a n p e m b e r i
i n sent i f d a n d i si n sent i f
berdasarkan RTR belum ada.
b. Kelembagaan PPNS Bidang
Penataa n Rua ng belum
terbentuk.
B.3.4 Isu Sistem Aplikasi dan
Tatalaksana dalam Mengawal
Pengendalian Pemanfaatan
Ruang Berbasis RTR (SIS_
DAL)
Sistem RDTR PZ online untuk
Gambar B.3
Isu dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pelaya na n Ter padu Sat u
Pintu (PTSP) dan Pengaduan
On Line belum ada.
DAL) Pengendalian Pemanfaatan
a. A b s e n n y a R D T R P Z , Ruang (SDM_DAL)
membuat RTRW masih jadi a. J u m l a h d a n d i s t r i b u s i
acuan perizinan Penyidik Pegawai Negeri
b. M e k a n i s m e P e r i z i n a n Sipil (PPNS) Bidang Penataan
berbasis Penataan Ruang
masih minim
c. Belum ada perangkat hukum
Insentif dan Disinsentif.
B.3.2 Isu Sumber Daya
Manusia dalam Mengawal
Tabel B.3.1
Isu Produk Pengendalian Pemanfaatan Ruang (PROD_DAL)
Absennya RDTR PZ, membuat Jumlah Pembinaan dan Persetujuan Bappenas tetapkan Percepatan
RTRW masih jadi acuan Substansi DJTR Reguler belum Penyusunan RDTR PZ sebagai agenda
perizinan. maksimal karena bukan prioritas. prioritas nasional 2018-2020.
Mekanisme Perizinan berbasis Kebijakan PTSP masih memerlukan DJTR menyusun standar perizinan,
Penataan Ruang masih minim. rekomendasi dari BKPRD. insentif disinsentif dan arahan sanksi
untuk PTSP dan Penertiban.
Belum ada perangkat hukum Sanksi penataan ruang belum
Insentif dan Disinsentif. ditegakkan.
59
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN
Tabel B.3.2
Isu Sumber Daya Manusia dalam Mengawal Pengendalian Pemanfaatan Ruang (SDM_DAL)
SDM_DAL
SDM_DAL KEBIJAKAN EKSISTING REKOMENDASI KEBIJAKAN
• Jumlah dan distribusi Diklat dan Pengangkatan PPNS masih Perbanyak Diklat dan Pengangkatan
PPNS. terbatas. PPNS.
• Mutasi sangat tinggi.
Tabel B.3.3
Isu Kelembagaan dalam Melakukan Pengendalian Pemanfaatan Ruang (KEL_DAL)
Kelembagaan pemberi insentif Masih jarang perda yang mengatur DJTR menyusun standar khusus
dan disinsentif. khusus insentif, disinsentif, dan insentif, disinsentif, dan arahan
arahan sanksi. sanksi.
Pemda menyusun perda yang
mengatur khusus insentif, disinsentif,
dan arahan sanksi.
Kelembagaan PPNS Penataan PPNS terikat tanggungjawab DJTR membentuk kelembagaan PPNS
Ruang di daerah. struktural ke SKPD masing-masing ditarik ke Pusat.
sehingga efektivitas penyidikan
terbatas.
Tabel B.3.4
Isu Sistem Aplikasi dan Tatalaksana dalam Mengawal Pengendalian Pemanfaatan Ruang Berbasis RTR (SIS_DAL)
60
EDISI VI - 2017
penataan ruang, dan instansi
penataan ruang daerah.
b. Pada saat peninjauan kembali
(PK) banyak dijumpai potensi
pemutihan dan pelanggaran
ya ng perlu diter t ibk a n
sehingga perlu pembinaan
dan pengawasan tersendiri
oleh instansi/kelembagaan
yang berwenang di Pusat.
B.4.4 Isu Sistem Aplikasi dan
Tatalaksana dalam Mengawal
Peninjauan Kembali RTR
(SIS_PK)
Pada saat
peninjauan
kembali
(PK) banyak
dijumpai potensi
pemutihan dan
pelanggaran yang
perlu ditertibkan
sehingga perlu
Gambar B.4
Isu dalam Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang pembinaan dan
pengawasan
B.4.2 Isu Sumber Daya Manusia c. Pegawai pada Instansi tersendiri
dalam Mengawal Peninjauan Penataan Ruang Daerah.
Kembali RTR (SDM_PK) B.4.3 Isu Kelembagaan dalam oleh instansi/
a. Akademisi Bidang Penataan Mela k uk a n Pen i njaua n kelembagaan
Ruang. Kembali RTR (KEL_PK)
b. Lembaga Penelitian Bidang a. Akademisi (perguruan tinggi), yang berwenang
Penataan Ruang. lemba ga p enel it i bida n g di Pusat.
Tabel B.4.1
Isu Produk Peninjauan Kembali RTR (PROD_PK)
Tingkat Kualitas RTR. Belum ada standar tingkat Kualitas Ditjen Tata Ruang membuat Standar
Kedalaman dan Kelengkapan Rencana Tata Ruang, sehingga baik Kualitas Rencana Tata Ruang.
RTR. pemda maupun Pemerintah Pusat
memiliki penilaian sendiri-sendiri. Ditjen Tata Ruang harus menegaskan
Ketentuan Data Minimal RTR kembali bahwa Rencana Tata Ruang
Kesesuaian dengan Peraturan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang yang digunakan sebagai dasar
Perundang-undangan. Pemerintah Daerah, menarik beberapa perizinan hanyalah RDTR dan Perda
kewenangan kabupaten/kota ke RTRW Kabupaten/Kota, jika keduanya
provinsi yang berimplikasi pada tidak ada barulah dipakai RTRW
berubahnya perizinan. lainnya.
Pelaksanaan Pemanfaatan Audit Tata Ruang belum sepenuhnya Ditjen Tata Ruang harus memantau
Ruang. dilaksanakan sebagai proses reguler. audit tata ruang daerah secara rutin.
61
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN
Tabel B.4.2
Isu Sumber Daya Manusia dalam Mengawal Peninjauan Kembali RTR (SDM_PK)
Akademisi Bidang Penataan Akademisi bidang penataan ruang Perluas Lingkup kerja Ikatan Ahli
Ruang. hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa Perencana (IAP) hingga ke seluruh
dsknya dan Sulawesi dsknya. wilayah Indonesia.
Pegawai pada Instansi Penataan Mutasi pegawai yang sangat tinggi Harus ada kebijakan dari kepala
Ruang Daerah. di daerah sehingga pengawal daerah untuk mempertahankan
penyusunan RTRW tidak sampai pegawai penataan ruang minimal 5
mengawal hingga proses peninjauan (lima) tahun.
kembali.
Tabel B.4.3
Isu Kelembagaan dalam Melakukan Peninjauan Kembali RTR (KEL_PK)
Akademisi (perguruan tinggi), Belum ada hubungan yang sinergi Institusi perguruan tinggi dan lembaga
lembaga peneliti bidang dan berkesinambungan antara penelitian agar dimasukkan ke dalam
penataan ruang, dan instansi BKPRD, institusi perguruan tinggi, dan anggota BKPRD.
penataan ruang daerah. lembaga penelitian.
Pada saat peninjauan kembali Berdasarkan Tusi, Ditjen Tata Ruang Ditjen Pengendalian Pemanfaatan
(PK) banyak dijumpai potensi hanya menerima dokumen raperda Ruang, melalui PPNS Bidang
pemutihan dan pelanggaran RTR yang diajukan pemda pada saat Penataan Ruang, Kanwil, dan Kantah
yang perlu ditertibkan selesai revisi, sedangkan mekanisme langsung melakukan pembinaan dan
sehingga perlu pembinaan dan PK diserahkan sepenuhnya oleh Tim pengawasan saat PK.
pengawasan tersendiri oleh PK di daerah. Direktorat Pengendalian melakukan
instansi/kelembagaan yang pembinaan terhadap potensi
berwenang di Pusat. pemutihan dan Direktorat Penertiban
melakukan aksi penertiban untuk
pelanggaran penataan ruang.
62
EDISI VI - 2017
Tabel B.4.4
Isu Sistem Aplikasi dan Tatalaksana dalam Mengawal Peninjauan Kembali RTR (SIS_PK)
Sistem pemantauan Kesesuaian Sistem registrasi nomor-nomor Kemenkumham agar membuat Sistem
dengan Peraturan Perundang- perda elektronik sudah dilakukan Aplikasi Ketentuan Perundang-
undangan. Kemendagri. Undangan seIndonesia dan analisis
kesesuaiannya.
Tabel C
Rekomendasi Kebijakan Penataan Ruang
63
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN
lainnya.
• Ditjen
Pengendalian
Pemanfaatan
Ruang harus
memantau audit
Tata Ruang
daerah secara
rutin, sebagai
dokumen input
untuk proses
peninjauan
kembali.
SDM • DJTR melakukan • DJTR melakukan Perbanyak Diklat dan • Perluas Lingkup
Pemetaan Pemetaan Pengangkatan PPNS kerja Ikatan Ahli
Kompetensi, Kompetensi, Bidang Penataan Perencana (IAP)
Penyusunan Penyusunan Ruang. hingga ke seluruh
Standar Kompetensi Standar Kompetensi wilayah Indonesia.
Perencanaan Tata Pemanfaatan daerah. • Harus ada
Ruang daerah • DJTR menyusun kebijakan
• DJTR menyusun Roadmap Pembinaan dari kepala
Roadmap Pembinaan Penataan Ruang daerah untuk
Penataan Ruang Berbasis Standar mempertahankan
Berbasis Standar Kompetensi yang pegawai penataan
Kompetensi yang Terukur yang ruang minimal 5
Terukur yang digunakan sebagai (lima) tahun.
digunakan sebagai bahan Diklat,
bahan Diklat, Bimtek, Bantek, dan
Bimtek, Bantek, dan Bangsitas.
Bangsitas. • DJTR melakukan
• DJTR melakukan Diklat, Bimtek,
Diklat, Bimbingan Bantek, dan
Teknis (Bimtek), Bangsitas
Bantuan Teknis berdasarkan
(Bantek), dan Roadmap Pembinaan
Pengembangan dan melakukan
Kapasitas Evaluasi Kompetensi.
(Bangsitas)
berdasarkan
Roadmap Pembinaan
dan melakukan
Evaluasi Kompetensi.
64
EDISI VI - 2017
ISU Perencanaan Tata Ruang Pemanfaatan Ruang Pengendalian Peninjauan Kembali
Pemanfaatan Rencanana Tata
Ruang Ruang
• Direktorat
Pengendalian
melakukan
pembinaan
terhadap potensi
pemutihan
dan Direktorat
Penertiban
melakukan aksi
penertiban untuk
pelanggaran
penataan ruang.
Hal ini diperlukan
agar siklus
perencanaan
hingga peninjauan
kembali diawasi
sama kuatnya,
dan kelak
persetujuan
substansi revisi
rencana tata
ruang yang
diajukan ke
Menteri ATR/
BPN sudah bebas
dari potensi
pemutihan.
Sistem • Spasialkan Populasi • Pemda mengisi DJTR dan Pemda • DJTR agar
Aplikasi dan PDRB yang Sistem pemantauan menyusun Sistem membuat standar
masih beralamatkan pemanfaatan RDTR PZ online Kedalaman dan
administrasi ke unit ruang daerah untuk PTSP dan Kelengkapan RTR
piksel berukuran 1 (SIFATARUDA) Pengaduan On Line serta standar
Km2 membentuk sebagai bagian dari yang diakses melalui Ketentuan Data
Data Grid. SIFATARUNAS. Smartphone dimana Minimal RTR
• Buat Pemodelan • DJTR saja dan kapan • Ditjen Tata
Dinamika dalam mengembangkan saja (sebagaimana Ruang agar
penyusunan RTR. Operasi Land diilustrasikan pada membuat Sistem
• Sistem Informasi Readjustment/ gambar C.1). pemantauan
Tata Ruang Konsolidasi Lahan pemenuhan RTR
Berbasis dari Data Pemodelan terhadap standar-
Bidang Tanah Dinamika Spasial standar tersebut.
yang memiliki yang Terintegrasi • Kemenkumham
data atribut dengan Bidang agar membuat
peruntukan Tanah. Sistem Aplikasi
ruang dan Ketentuan
peraturan Perundang-
zonasi bisa Undangan
dimanfaatkan seIndonesia
untuk dan analisis
penyusunan kesesuaiannya.
RTRW, pemberian • Pemda agar
sertipikat, mereplikasi
updating, dasar Sifataru ke dalam
penentuan muatan RTR
Pajak Bumi daerah masing-
dan Bangunan, masing.
Sensus
Penduduk, dll.
Gambar C.1
Display Dashboard RDTR On Line
65
EDISI VI - 2017
WACANA
KOTA SEMARANG
SUMBER FOTO RISET
S EJA L A N denga n a m a n at
Lampiran X PP No. 13 tahun
2017 tenta ng Per uba ha n
atas PP No. 26 tahun 2008 tentang
didef inisika n sebaga i kawasa n
perkotaan yang terdiri atas sebuah
perkotaan yang berdiri sendiri atau
kawasan perkotaan inti dengan
sebaliknya). Dengan definisi diatas
selanjutnya dalam istilah kawasan
perkotaan akan digunakan untuk
menyebut kawasan metropolitan.
RTRWN ditetapkanlah Kawasan kawasan perkotaan disekitarnya Di P u lau Jawa terdapat 4
Strategis Nasional (KSN) dimana yang saling memiliki keterkaitan (empat) kawasan perkotaan atau
salah satunya adalah KSN dari sudut f u ngsion a l ya ng d i hubu ng k a n metropolitan, dan salah satunya
kepentingan ekonomi. Salah satu dengan sistem jaringan prasarana adalah Kawasan Perkotaan
bentuk KSN dari sudut kepentingan wilayah yang terintegrasi dengan Kedungsepur (Kendal – Demak –
ekonomi ini adalah Kawasan jumlah penduduk secara keseluruhan Ungaran – Salatiga – Semarang
Metropolitan. sekurang-kurangnya 1.000.000 – Pur wodadi), yang terdiri atas
Kawasan metropolitan (satu juta) jiwa. Istilah metropolitan kota Semarang sebagai kawasan
merupakan sebuah pusat populasi bera sa l da r i k ata ’met ro’ ya ng perkotaan inti dan kawasan
besar terdiri dari kota utama yang menga mbi l ist i la h da r i sistem perkotaan disekitarnya yang meliputi
berperan sebagai inti dan kota-kota ’commuter ’ penduduk perkotaan Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak,
lainnya sebagai satelit. Kawasan (dari kota-kota dormitory Kabupaten Semarang, Kabupaten
me t r op ol it a n ke kota induknya atau Groboga n da n Kota Sa latiga .
Dengan lokasinya
yang berada di
tengah
66
EDISI VI - 2017
– tengah koridor Jawa, peran Kawasan
Perkotaa n Kedungsepur da la m
Kawasan dapat dimanfaatkan sebagai identitas
kawasan perkotaan Kedungsepur
pengembangan ekonomi memiliki Perkotaan agar dapat bersaing dalam kegiatan
tantangan tersendiri karena harus pemba nguna n d i bida ng sosia l
bersaing dengan Kawasan Perkotaan Kedungsepur ekonomi dan budaya maupun politik.
Jabodetabekpunjur dan Kawasan diharapkan Secara keruangan, peluang ini
Perkotaa n Gerba ngker tosusila . dita ngkap mela lui peny usuna n
Saat ini hampir setengah penduduk mampu Renc a n a Tat a Rua n g K awa sa n
kawasan perkotaan Kedungsepur
berdom isi l i d i Kota Sema ra ng.
memanfaatkan P e rk o t a a n K e d u n gs e p u r y a n g
ditetapkan secara legal oleh Presiden
Jumlah penduduk pada tahun 2036 peluang melalui melalui Peraturan Presiden Nomor
diperkirakan mencapai 6.921.915 jiwa
dan 1.934.753 jiwa atau sekitar 28%
penerapan prinsip 78 tahun 2017. Penetapan Perpres
ini merupakan salah satu bentuk
bermukim di Kota Semarang. ”kemandirian komitmen dari Pemerintah sebagai
Dari aspek fisik alam tantangan
yang dihadapi dalam pengembangan
lokal”. pihak ya ng ber ta nggung jawab
terhadap penyelenggaraan Kawasan
Kawasan Perkotaan Kedungsepur Strategis Nasional, meskipun dalam
antara lain: p e l a k s a n a a n ny a , k e we n a n ga n
• Berada di kawasan pesisir utara banyak terdapat sumber mata tersebut dapat dilimpahkan kepada
yang membentang dari Kabupaten air, merupakan hulu sungai, serta P e me r i nt a h D ae r a h d i te mp at
Kendal, Kota Semarang, hingga kaya akan tambang mineral, Kawasan Strategis Nasional berada.
ke Kabupaten Demak. Kawasan menjadi tantangan tersendiri Melalui penetapan Perpres tentang
pesisir ini sangat rentan terhadap dalam mengembangkan kawasan RTR KSN ini diharapkan Kawasan
bahaya rob dan menjadi daerah perkotaan yang tidak merusak Perkot a a n K e du n gse pu r dapat
hilir/muara beberapa sungai alam. memacu pertumbuhan ekonomi baik
besar di Sub Regional Kedung Guna mengembangkan perannya secara regional maupun nasional
Sepur. sebaga i k awa sa n p erkota a n d i dengan menetapkan tujuan penataan
• B eb er apa d aer a h b er ad a d i tengah-tengah kawasan perkotaan r uangnya yaitu “tercapainya
kawasan yang landai terutama lainnya, kawasan Perkotaan kesejahteraan masyarakat dengan
di bagian timur dan tenggara Kedungsepur diharapkan mampu mewujudkan kawasan perkotaan
dimana daerah ini rawan akan memanfaatkan peluang melalui yang aman, nyaman, produktif,
banjir; penerapan prinsip ”kemandirian berkelanjutan, sebagai pusat kegiatan
• Terdapat nya data ra n t i nggi lokal”. Prinsip ini diyakini akan ekonomi berskala internasional,
dan pegunungan yang cukup mampu menggali potensi dan warna berbasis perdagangan dan jasa,
subur di bagian selatan, dimana lokal secara optimal dan kemudian industri, agroindustri, dan pariwisata,
Cukup tingginya perkembangan jumlah penduduk di • Penyebaran peran dan fungsi pusat-pusat
Kawasan Perkotaan Kedungsepur terutama di kawasan permukiman di Kawasan Perkotaan Kedungsepur
perkotaan inti • Penyediaan sarana dan prasarana permukiman
perkotaan yang meliputi sistem pengelolaan limbah
(IPLT, IPAL, dan SPAL), sistem persampahan, serta
sistem drainase
Tersedianya sarana pelabuhan dan bandara sebagai Diperlukan penyediaan infrastruktur penghubung pusat
sarana transportasi untuk distribusi orang maupun kegiatan dan sarana transportasi
barang
Masih luasnya lahan pertanian di Kawasan Perkotaan Penetapan rencana pola ruang yang mengintegrasikan
Kedungsepur pengembangan kawasan perkotaan dan lahan
pertanian
67
EDISI VI - 2017
WACANA
68
EDISI VI - 2017
Gambar 2. Peta pergerakan penumpang di Kawasan Kedungsepur
Gambar 3. Peta sistem sarana dan prasarana angkutan massal berbasis rel dan berbasis jalan di Kawasan Kedungsepur
69
EDISI VI - 2017
WACANA
(1) Koridor bus (BRT) Weleri – Kendal masih ditetapkan di Bandara Ahmad memperhatik a n keberadaa n
– Kaliwungu – Semarang Yani di Kota Semarang hingga 20 (dua sawa h i r iga si da n k awa sa n
(2) Koridor bus (BRT) Semarang – puluh) tahun kedepan. Keberadaan lindung lainnya dengan tetap
Demak kedua pelabuhan serta bandara ini memperhatikan kondisi eksisting
(3) Koridor bus (BRT) Semarang – diharapkan dapat menjadi motor kawasan;
Ungaran – Boja penggerak aktivitas di kawasan 3. Kawasan dengan daya dukung
(4) Koridor bus (BRT) Ungaran – metropolitan di tengah-tengah Pulau lingkungan rendah, diarahkan
Salatiga Jawa dan sekitarnya, sehingga dapat untuk pengembangan kegiatan
(5) Koridor bus (BRT) Demak – Godong memacu pertumbuhan ekonomi di pertanian dan perikanan; dan
– Purwodadi kawasan tersebut. Hal ini merupakan 4. Kawasan dengan daya dukung
(6) Koridor bus (BRT) Semarang – salah satu jawaban atas tantangan lingkungan rendah-sangat rendah,
Brumbung – Gubug – Godong dalam persaingan penyediaan sarana diarahkan untuk pengembangan
(7) Kor idor bus (BRT ) Weler i – prasarana di Kawasan Perkotaan kegiatan pertanian dan
Sukorejo – Boja Kedungsepur untuk mampu bersaing perkebunan.
Sedangkan jalur transportasi dengan kawasan perkotaan lainnya. Melalui konsepsi di atas
massal berbasis rel yang rencananya ditetapkanlah beberapa peruntukan
akan dikembangkan di Kawasan Rencana Pola Ruang sebagai Jawaban ruang yang terbagi menjadi 2 (dua)
Perkotaan Kedungsepur terdiri atas: atas Penyediaan Ruang dalam rangka klasifikasi besar atas rencana pola
(1) Koridor KA Komuter Weleri – Pengembangan Ekonomi ruang, yaitu kawasan lindung dan
Kendal – Kaliwungu – Semarang – Peran rencana tata ruang dalam kawasan budidaya.
Brumbung – Gubug – Gambringan sudut pandang penyediaan ruang K a w a s a n b ud i d a y a d e n ga n
(2) Koridor KA Komuter Semarang salah satunya diwujudkan dalam kepadatan tinggi hingga sedang
– Demak – Godong – Purwodadi – penyusunan Rencana Pola Ruang. direncanakan pengembangannnya
Gambringan Penentuan konsepsi rencana pola di Kawasan Perkotaan Kedungsepur
(3) Koridor KA Komuter Brumbung – ruang ini salah satunya didasarkan sebelah utara dan barat, serta di
Kedungjati – Tuntang – Ambarawa atas hasil perhitungan daya dukung sebelah selatan mengikuti koridor
Dalam kerangka penyediaan dan daya tampung kawasan. Dari jalan arteri yang kelerengaannya
sarana dan prasarana transportasi pertimbangan inilah ditetapkan cukup landai. Sedangkan kawasan
yang mendukung distribusi barang konsepsi rencana pola ruang Kawasan lindung dipertahankan di sebelah
dan sekaligus pelayanan penumpang, Perkotaan Kedungsepur sebagai selatan kawasan perkotaan. Salah
telah direncanakan pengembangan berikut: satu hal yang menjadi fokus utama
bandara dan pelabuhan. Pelabuhan 1. Kawasan dengan daya dukung penetapan rencana pola ruang di
yang direncanakan di Kawasan lingkungan sangat tinggi-tinggi, Kawasan Perkotaan Kedungsepur
Perkotaan Gerbangkertosusila salah dia ra h k a n pengemba nga n adalah mengembangkan
satunya ditujukan untuk mendukung kegiata n perkotaa n intensif kawasan perkotaan dengan tetap
a l i r a n d i s t r ibusi ba r a ng h a si l dengan tetap memperhatikan memperhatikan pelestarian lahan
industrri di Kawasan Industri Kendal. keberadaan sawah irigasi dan pertanian pangan berkelanjutan. Hal
Adapun untuk sarana transportasi kawasan lindung lainnya; ini bermakna bahwa pengembangan
angkutan orang dan barang utama 2. Kawasan dengan daya dukung ekonomi di kawasan perkotaan ini
yang melewati laut ada di Pelabuhan lingkungan sedang diarahkan salah satunya masih bertumpu pada
Tanjung Emas. Untuk bandar udara untuk pengembangan kegiatan sektor pertanian. Oleh karenanya,
di Kawasan Perkotaan Kedungsepur perkotaan terbatas dengan tetap strategi pengembangan ekonomi di
70
EDISI VI - 2017
yang dilaksanakan oleh Menteri,
Gubernur, dan Bupati/Walikota sesuai
dengan kewenangannya. Pengelolaan
Kawasan Perkotaan Kedungsepur
oleh Menteri dapat dilaksanakan oleh
Gubernur melalui dekonsentrasi dan/
atau tugas pembantuan.
A d a p u n p e r a n m a s y a r a k at
dalam penataan ruang Kawasan
Perkotaan Kedungsepur dilakukan
pada ta hap perenca naa n tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
Pa r t isipa si ma sya ra k at sa ngat
p e nt i n g d a l a m p e m b a n g u n a n ,
karena pembangunan merupakan
kegiatan yang berkesinambungan.
Dalam pembangunan seperti itu
sangat dibutuhkan pelibatan orang
Gambar 5. Konsepsi Pola Ruang sebanyak mungkin. Sehingga tanpa
partisipasi dari seluruh masyarakat
pembangunan sulit dapat berjalan
Kawasan Perkotaan Kedungsepur Kawasan Perkotaan Kedungsepur dengan baik.
adalah menggerakkan pertumbuhan diperlukan kerja sama berbagai pihak. Dengan pengelolaan Kawasan
sektor industri yang berbasis pada Kerja sama ini merupakan tantangan Perkotaan Kedungsepur diharapkan
hasil pertanian. tersendiri. Perwujudan kerja sama implementasi Rencana Tata Ruang
Dalam rangka menjaga ini dilakukan melalui pengelolaan Kawasan Perkotaan Kedungsepur
implementasi Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Kedungsepur dapat terwujud dengan baik. n
Gambar 6. Peta Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya sebagai klasifikasi rencana pola ruang
71
EDISI VI - 2017
SEKILAS INFO
72
EDISI VI - 2017
penduduk yang hidup di perkotaan
sudah lebih tinggi dari Indonesia
Pemanfaatan ruang dalam bumi
seca ra tota l. Kecender unga n dimaksudkan untuk meningkatkan
penduduk yang tinggal di perkotaan
semakin meningkat dari waktu ke
kemampuan ruang dalam menampung
waktu. Kondisi ini mengakibatkan kegiatan penduduk perkotaan
timbulnya berbagai permasalahan di
perkotaan, diantaranya pemenuhan secara lebih intensif dan efisien,
kebutuhan pangan maupun sumber yang dilakukan antara lain dengan
daya lainnya, termasuk keterbatasan
la ha n perkotaa n . Keterbatasa n membangun bangunan/ruang di dalam
lahan perkotaan untuk memenuhi
kebutuhan penduduk perkotaan
tanah untuk berbagai kegiatan, jaringan
perlu disiasati, misalnya dengan utilitas (jaringan transmisi listrik,
rek lamasi, konsep kota kompak
( c o m p a c t c i t y ), p e m b a n g u n a n
jaringan telekomunikasi, jaringan pipa
vertikal baik ke atas maupun dengan air bersih, dan jaringan gas, dan lain-
pemanfaatan ruang dalam bumi.
Pemanfaatan ruang di dalam
lain) dan jaringan transportasi (jaringan
bum i mer upa ka n sa la h sat u kereta api bawah tanah maupun
alternatif pendekatan guna
menyiasati masalah keterbatasan
jaringan jalan bawah tanah).
la ha n perkotaa n ya ng suda h
dilakukan di berbagai kota-kota
besar di dunia. Pema nfaata n RTRW dan rencana rinci (RDTR efisiensi dalam pemanfaatan ruang
ruang dalam bumi dimaksudkan atau RTR kawasan strategisnya). di dalam bumi, pada tahun 2014,
untuk meningkatkan kemampuan Dalam perencanaan tata r uang telah ditetapkan Peraturan Menteri
ruang dalam menampung kegiatan perlu ditegaskan kebijakan dan PU Nomor 02/PRT/M/2014 tentang
penduduk perkotaan secara lebih strategi yang akan mendukung P e dom a n P e m a n fa at a n R u a n g
intensif dan efisien, yang dilakukan pemanfaatan ruang di dalam bumi, Dalam Bumi. Walaupun substansi
antara lain dengan membangun yang nantinya akan diturunkan pedoma n in i ha nya fok us pada
bangunan/ruang di dalam tanah ke dalam rencana struktur ruang aspek pemanfatan ruangnya saja,
untuk berbagai kegiatan, jaringan dan rencana pola ruang. Dalam namun tetap dapat dijadikan acuan
utilitas (jaringan transmisi listrik, hal pengaturan rencana struktur u mu m da la m penyeleng ga raa n
jaringan telekomunikasi, jaringan ruang perlu dijelaskan jaringan pemanfaatan ruang dalam bumi.
pipa air bersih, dan jaringan gas, dan transportasi dan jaringan prasarana Substansi pedoman dimaksud berisi
lain-lain) dan jaringan transportasi ya ng a k a n diba ngun denga n ketentuan teknis terkait kriteria
(jaringan kereta api bawah tanah memanfaatkan ruang dalam bumi. pemanfaatan ruang dalam bumi
m aupu n ja r i n ga n ja la n bawa h Akan lebih baik lagi apabila untuk untuk sejumlah klasifikasi, seperti
ta na h). Ha rapa n da r i ef isien si pemanfaatan ruang dalam bumi bangunan gedung, sistem jaringan
lahan dapat pula menghasilkan ter sebut , penye d ia a n ja r i nga n prasarana (termasuk transportasi
efisiensi kawasan perkotaan yang transportasi dan jaringan prasarana dan utilitas perkotaan), fasilitas
ter w ujud mela lui penyeimba ng direncanakan secara terintegrasi. pertambangan, maupun fasilitas
antara kawasan terbangun dan Rencana struktur ruang tersebut khusus lainnya (termasuk untuk
kawasan tidak terbangunnya, guna harus sinkron dengan pola ruang militer/pertahanan keamanan). Di
meningkatkan kualitas ruang dan yang akan direncanakan, khususnya samping itu, diatur juga sejumlah
keberlanjutan kawasan perkotaan itu keterkaitan keberadaan kawasan ketentuan umum atau prinsip dasar
sendiri. Hal ini menjadi prinsip dasar peruntukan diatasnya. Terdapat yang harus diperhatikan dalam
bagi pemanfaatan ruang di dalam pengaturan kawasan tertentu yang memanfaatkan ruang dalam bumi,
bumi, selain untuk mewujudkan perlu diperhatikan peruntukannya, seperti aspek legalitas, produktivitas,
keterpaduan dan keserasian antar m isa l nya k awasa n resapa n a i r keberlanjutan, serta keamanan dan
kegiatan, maupun untuk memenuhi maupun kawasan lindung lainnya keselamatan.
perwajahan dan estetika kota. yang tidak memungkinkan Pema nfaata n r ua ng da la m
Pemanfaatan ruang dilaksanakan dimanfaatkan ruang dalam buminya bumi dilakukan dengan
berda sa rk a n perenca naa n tata dengan pertimbangan lingkungan mempertimbangkan dasar
ruang, baik rencana umum maupun hidup, ma ka da la m renca na kebutuhan, asas, klasifikasi jenis
rencana rinci tata ruang. Selaras tata ruangnya perlu ditegaskan fasilitas maupun skala pelayanan,
dengan hal ini, pemanfaatan ruang mengenai ketentuan pengendalian studi kelaya ka n, da n kaida h
di dalam bumi pada kawasan pemanfaatan ruang dalam buminya. umum pemanfaatan ruang dalam
perkotaan dilakukan berdasarkan Dalam rangka mendukung bumi. Pemanfaatan ruang dalam
73
EDISI VI - 2017
SEKILAS INFO
74
EDISI VI - 2017
daerah yang akan merencanakan
pemanfaatan ruang dalam buminya.
Pemerintah DKI Jakarta dalam
pengaturan pemanfaatan ruang
da la m bu m i tela h menetapk a n
Peraturan Gubernur (Pergub) DKI
Jakar ta Nomor 167 Tahun 2012
tenta ng Rua ng Bawa h Ta na h
yang terutama mengatur tentang
me n ge n a i p e m a n fa at a n r ua n g
dalam bumi bagi sistem transportasi
umum massal (MRT Jakarta). Jalur
MRT yang berada di dalam bumi
direncanakan akan dibangun
mulai dari koridor yang berlokasi
di Jalan Sisingamangaraja hingga
ke Dukuh Atas. Pergub dimaksud
juga mengatur pemanfaatan ruang
dalam bumi yang dilakukan baik oleh
Pemerintah DKI Jakarta maupun oleh
swasta melalui perjanjian kerjasama
sesuai dengan pemanfaatan ruang
yang akan dilakukan. Walaupun
PEMBANGUNAN MRT JAKARTA
Pergub di ma k sud juga tela h SUMBER FOTO RISET dan hak privat, apakah hak ini
mengatur ketentuan pengendalian nantinya dapat terkait dengan hak
pemanfaatan ruang dalam bumi, kota-kota besar di Indonesia, seperti di atas tanah atau tidak?. Jika hak
termasuk perizinannya, namun DKI Jakarta, Surabaya, Makassar, atas penguasaan dan pemanfaatan
Pemer i nta h DK I Ja k a r ta tetap Bandung, yang memiliki tujuan ruang di dalam bumi harus sesuai
a k a n meny usun Perda tenta ng sama, yaitu efisiensi akan kebutuhan dengan hak di atas tanahnya, akan
Pemanfaatan Ruang Dalam Bumi. ruang perkotaan. Namun demikian, timbul pertanyaan lain yang perlu
Hal ini dilakukan agar pemanfaatan pengaturan terkait pemanfaatan dijawab, berapa kedalaman hak
ruang di dalam bumi di Provinsi ruang di dalam bumi masih minim penguasaan dan pemanfaatan ruang
DKI Jakarta lebih komprehensif, dan masih memerlukan aturan yang di dalam bumi tersebut, apakah
khususnya terkait pengendalian berhirarki lebih tinggi, komprehensif, sama hak privat dengan hak publik?.
pemanfaatan ruangnya; karena da n multisek tora l. Pemer inta h Selain itu, perlu diberikan aturan
selama ini izin bagi pembangunan daerah sebagai pelaksana penataan mengenai batasan terkait intensitas
basemen/ruang bawah tanah masih ruang di daerah dituntut untuk pemanfaatan ruang dalam bumi
menyatu dengan izin bangunan dapat mengeluarkan aturannya yang masih dapat ditoleransi guna
gedung, padahal untuk pemanfaatan sendiri terkait pemanfaatan ruang keberlanjutan lingkungan, aturan
ruang dalam bumi memiliki dampak di dalam bumi untuk daerahnya mengenai konstruksi di ruang dalam
yang lebih luas dibandingkan hanya masing-masing. Namun di sisi lain, bu m i , pengenda l ia n (ter ma su k
sekedar izin yang diberikan sebatas Pemerintah Pusat dinilai tetap perlu perizinan dan sanksi), maupun tata
pemanfaatan ruang pada kavling mengeluarkan aturan umum, berupa kelola yang harus dilakukan dalam
bangunan saja. Peraturan Pemerintah (PP) atau pemanfaatan ruang di dalam bumi.
D e w a s a i n i , m a k i n ba ny a k Peraturan Presiden (Perpres) yang Hal-hal tersebut perlu diatur agar
ditemui kegiatan pemanfaatan ruang dapat diacu oleh pemerintah daerah dapat menjadi acuan bagi pemerintah
di dalam bumi, khususnya di dalam menyusun aturan untuk daerah dalam melakukan penataan
daerahnya masing-masing. ruang di daerah, khususnya terkait
Pemerintah Pusat pemanfaatan ruang dalam bumi.
(sela k u Nega ra da la m Apabila tidak diatur, maka di masa
konteks UUD 1945) masih depan akan berpotensi menimbulkan
perlu mengatur beberapa konflik kepentingan maupun konflik
hal terkait pemanfaatan terkait dampak lingkungan. Perlu
r ua n g d i d a l a m b u m i , dicermati juga agar pemanfaatan
terutama pengaturan hak ruang dalam bumi yang bertujuan
atas penguasaan dan untuk efisiensi terhadap r uang
pemanfaatan r uang perkotaan, apabila tidak diatur
di dalam bumi. Hak dengan baik, bukan tidak mungkin
ini perlu dipertegas akan berbalik menjadi ancaman bagi
terk a it ha k publi k keselamatan manusia. n
75
EDISI VI - 2017
SEKILAS INFO
76
EDISI VI - 2017
Gambar 1.
Strategi Pengembangan Kawasan TOD
b. Pembangunan pada kawasan atau lahan yang belum terbangun b) pengalihan hak membangun; c)
New Growth Area zona pengenaan fiskal khusus; d)
konsolidasi tanah; atau e) perangkat
penunjang lainnya.
Berkaitan dengan aspek
kelembagaan, pedoman ini mengatur
bahwa pengelolaan Kawasan TOD
dapat dilakukan oleh Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, kerjasama antar
daerah, atau melalui kerjasama
antara Pemerintah/Pemerintah
Daerah dengan badan usaha. Dalam
hal diperlukan kelembagaan untuk
mengelola Kawasan TOD, Pemerintah
Sebelum Sesudah
dan/atau Pemerintah Daerah dapat
membentuk badan sesuai dengan
ya ng suda h terba ngun mela lui yang harus dipenuhi yang mencakup kewenangannya atau menunjuk badan
redevelopment atau infill development kriteria sistem transportasi massal usaha milik negara dan/atau badan
atau dapat pula mer upa ka n dan kriteria lingkungan Kawasan usaha milik daerah yang merupakan
pembangunan pada kawasan atau TOD. Dalam pengembangan Kawasan operator utama sistem transportasi
lahan yang belum terbangun. Dalam TOD terdapat beberapa perangkat massal berkapasitas tinggi sesuai
lampiran Pedoman ini, diatur juga penunjang yang dapat diterapkan, denga n ketent ua n perat ura n
panduan mengenai kriteria teknis yaitu: a) zona insentif atau zona bonus; perundang-undangan. n
Kawasan TOD Kota • Berlokasi pada pusat pelayanan kota dalam wilayah kota dengan fungsi
pelayanan berskala regional atau Kawasan Perkotaan dalam wilayah kabupaten
yang ditetapkan sebagai pusat kegiatan
• Berfungsi sebagai pusat ekonomi fungsi primer
Kawasan TOD Subkota • Berlokasi pada subpusat pelayanan kota dalam wilayah daerah kota dengan
fungsi pelayanan berskala kota atau bagian kota atau Kawasan Perkotaan
dalam wilayah daerah kabupaten yang ditetapkan sebagai pusat kegiatan
• Berfungsi sebagai pusat ekonomi fungsi sekunder
Kawasan TOD Lingkungan • Pusat pelayanan lingkungan dalam wilayah daerah kota dengan fungsi
pelayanan berskala lingkungan atau Kawasan Perkotaan dalam wilayah daerah
kabupaten yang ditetapkan sebagai pusat kegiatan
• Berfungsi sebagai pusat ekonomi lokal
77
EDISI VI - 2017
SEKILAS INFO
78
EDISI VI - 2017
Tabel 1. Pokok-pokok perubahan dalam Peraturan Menteri PPNS Penataan Ruang
79
EDISI VI - 2017
SEKILAS INFO
P
dalam pengawasan terhadap penataan periodik dan terus menerus. Periode
ruang pada setiap tingkat wilayah pelaksanaan dilakukan paling sedikit
edoman Pemantauan dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) kali dalam 5 (lima) tahun, dan
dan Evaluasi pedoman bidang penataan ruang. dapat dilakukan lebih dari 2 (dua)
Pemanfataan Ruang Pengawasan yang dimaksud ditujukan kali dalam 5 (lima) tahun apabila
ber t ujua n u nt uk pada pengaturan, pembinaan, dan terbit kebijakan baru atau perubahan
mewujudkan kinerja pelaksanaan penataan ruang yang kebijakan yang mendasar dan strategis
pemanfaatan ruang yang semakin diatur dengan Peraturan Menteri. dengan dampak besar atau luas terkait
berkualitas. Pemantauan dan evaluasi Selain itu, berdasarkan Peraturan pembangunan, yang ditetapkan
pemanfaatan ruang dilakukan oleh Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 denga n p er at u r a n p er u nda ng-
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah tentang Penyelenggaraan Penataan undangan.
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Ruang dinyatakan bahwa dalam Dalam pelaksanaan pemantauan
Kabupaten/Kota sebagai salah satu pengawasan penataan ruang terdiri dan evaluasi pemanfaatan ruang,
upaya pengawasan pemanfaatan atas kegiatan pemantauan, evaluasi, diperlukan peran aktif masyarakat
ruang. Dalam dokumen Rencana dan pelaporan yang lebih lanjut dengan menyampaikan laporan dan/
Tata Ruang (RTR) terdapat indikasi diatur dengan peraturan Menteri. atau pengaduan kepada Pemerintah
program lima tahunan yang memuat Dengan pertimbangan di atas, maka Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi,
arahan pemanfaatan ruang meliputi Kementer ia n Agra r ia da n Tata da n Pemer inta h K abupaten /
perwujudan struktur ruang dan Ruang/Badan Pertanahan Nasional Kota. Pelaksanaan pedoman ini
per w ujuda n pola r ua ng. Unt uk menetapkan Peraturan Menteri ATR/ dilaksanakan oleh Menteri bersama
mew ujud k a n i nd i k asi progra m Kepala BPN Nomor 9 Tahun 2017 forum lintas Kementerian/Lembaga
tersebut, telah ditetapkan nomenklatur tentang Pedoman Pemantauan dan untuk kepentingan nasional; dan
program, lokasi dan waktu prioritas Evaluasi Pemanfataan Ruang. Kepala Organisasi Perangkat Daerah
pela k sa naa n. Na mun da la m (OPD) yang menyelenggarakan urusan
pelaksanaannya, terdapat program POKOK-POKOK MUATAN di bidang pengendalian pemanfaatan
Kementerian/Lembaga sektoral yang Pedoma n Pema ntaua n da n ruang bersama Badan Koordinasi
kurang sesuai dengan dokumen RTR, Evaluasi Pemanfataan Ruang terdiri Penataan Ruang Daerah (BKPRD)
80
EDISI VI - 2017
Tabel 1. Penyusunan Matriks Persandingan Program
Keterangan:
1. *): diambil dari RTR yang telah ditetapkan.
2. **): diambil dari program dan lokasi program pembangunan sektoral yang meliputi serangkaian kegiatan yang berkaitan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan sektoral.
3. ***): peruntukan tanah yang diambil dari dokumen izin lokasi dan/atau hak atas tanah.
4. ****): diambil dari hasil wawancara atau pengamatan langsung.
Tabel ini berupa matriks yang disusun agar dapat dilakukan perbandingan dari kiri ke kanan
Matriks ini dapat dilakukan untuk semua RTR.
untuk kepentingan daerah provinsi dokumen informasi pertanahan yang ada pada indikasi program
dan/atau daerah kabupaten/kota. dapat dilihat pada Tabel 1. RTR.
Penilaian kesesuaian
TATA CARA PEMANTAUAN DAN B. Kegiatan evaluasi pemanfaatan lokasi program pemanfaatan
EVALUASI PEMANFAATAN RUANG ruang r ua ng dila k uka n denga n:
A. K e g i a t a n p e m a n t a u a n Kegiatan kedua, evaluasi a) mengident if i k asi lok asi
pemanfaatan ruang pemanfaatan ruang berupa penilaian program pembangunan yang
Kegiatan pertama, perwujudan struktur dan pola ruang. sesuai dengan lokasi program
pemantauan pemanfaatan ruang Tata cara penilaian kesesuaian pada indikasi program RTR;
d i la k u k a n mela lu i ta h apa n str uktur r uang dan pola r uang b) menilai kesesuaian lokasi
pengumpulan data dan informasi dilakukan secara berjenjang mulai program pembangunan dengan
secara langsung (survei lapangan, dari: membandingkan jumlah lokasi
dan wawancara), dan secara 1. P e n i l a i a n K e s e s u a i a n program pembangunan yang
tida k la ngsung (penelaa ha n Pemanfaatan Ruang sesuai terhadap total jumlah lokasi
d at a s e k u n d e r h a s i l s t ud i , Penilaian kesesuaian program yang sama dalam indikasi
kajian penelitian, dan laporan pemanfaatan ruang merupakan program RTR dikali 100% (seratus
instansi berupa data tabular penilaian kesesuaian program persen); dan c) mengonfirmasikan
dan peta). Data dan informasi dan kesesuaian lokasi program. lokasi program pembangunan di
yang diperlukan yaitu data dan Penilaian kesesuaian program luar lokasi program yang sama
informasi terkait dokumen RTR pemanfaatan ruang dilakukan pada indikasi program RTR.
yang telah ditetapkan, program denga n: a) mengidentifikasi Nilai akhir dari kedua nilai
pembangunan dan informasi program pembangunan yang kesesuaian program dan nilai
pertanahan. sesuai dengan indikasi program k eses ua i a n lok a si pr og r a m
Sela i n it u, pema ntaua n dalam RTR; b) menilai kesesuaian mer upakan nilai kesesuaian
pemanfaatan ruang dilakukan program pembangunan dengan pemanfaatan ruang. Kesesuaian
melalui penyusunan matriks menegaskan keberadaan program pemanfaatan ruang bernilai: a)
persandingan program. Matriks pembangunan sektor yang sesuai sama dengan nilai kesesuaian
persandingan program berupa dengan indikasi program dalam lokasi progra m jika nilai
penyandingan indikasi program RTR, dengan nilai 100% (seratus kesesua ia n progra m posit if
dalam RTR yang telah ditetapkan persen) jika ada atau 0% (nol da n n i la i kesesua ia n lok asi
denga n kondisi a ktua l ya ng persen) jika tidak sesuai; dan program positif; b) 0 (nol) atau
diindikasikan dalam program c) mengonfirmasikan program tidak memiliki kesesuaian sama
pembangunan sektoral dan/atau pembangunan selain program sek a li jik a n ila i kesesua ia n
81
EDISI VI - 2017
SEKILAS INFO
Keterangan:
1. *): nilai akhir kesesuaian pemanfaatan ruang, pemanfaatan komponen utama ruang, struktur dan pola ruang berdasarkan
kesesuaian program dan kesesuaian lokasi program.
2. **): klasifikasi hasil evaluasi kesesuaian pemanfaatan ruang.
82
EDISI VI - 2017
LIPUTAN KEGIATAN
P ertambahan penduduk
ya ng c uk up pesat
yang disertai dengan
perkembangan
ekonomi dan industri telah
mengakibatkan terjadinya degradasi,
fragmentasi, dan alih fungsi lahan
p e rl i ndu n ga n te rh ad ap saw a h
tersebut. Kementerian Koordinator
Bida ng Perekonon ia n , sa at i n i
sedang menyiapkan Rancangan
Peraturan Presiden tentang
Percepatan Penetapan Lahan Sawah
Berkelanjutan dan Pengendalian
segera menetapkan Lahan Sawah
Berkelanjutan secara numerik dan
spasial.
Da l a m r a n g k a m e n d u k u n g
percepatan penetapan lahan sawah
berkelanjutan dan pengendalian
alih fungsi lahan sawah, Direktorat
pertanian pangan terutama sawah. Alih Fungsi Lahan Sawah. Peraturan Jenderal Pengendalian Pemanfaatan
Berdasarka n data Kementeria n Presiden ini juga bertujuan untuk Rua ng da n Peng ua sa a n Ta n a h
Koordinator Bidang Perekonomian, membantu penyediaan data dan Kementer ia n Agra r ia da n Tata
luas alih fungsi sawah menjadi non mendorong Pemerintah Daerah untuk Ruang (ATR)/BPN telah menyiapkan
sawah mencapai ±100.000 Ha per
tahun, dan terdapat pertambahan JAJARAN DIREKTORAT PENGENDALIAN DAN PEMANTAUAN PERTANAHAN
luas sawah hasil cetak sawah baru
rata-rata ±60.000 Ha per tahun.
Dengan demikian, potensi kehilangan
sawah menjadi seluas ±40.000 Ha per
tahun. Kondisi tersebut mengancam
daya dukung wilayah secara nasional
da la m menjaga kema nd i r ia n ,
ketahanan, dan kedaulatan pangan.
Dengan berlakunya UU No.41
tahun 2009 tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan, diharapkan dapat
mengendalikan dan meminimalisasi
alih fungsi lahan pertanian. Namun,
seiring perjalanan waktu setelah
ditetapka n nya U U No. 41 /2009
implementasi dari regulasi tersebut
belum mampu mengimbangi alih
fungsi lahan yang terus terjadi.
Implementasi UU tersebut juga
membutuhkan adanya komitmen yang
kuat oleh pemerintah daerah. Dari 508
kabupaten/kota di Indonesia, baru
225 (44,25 %) kabupaten/kota yang
telah menetapkan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (LP2B), dan
sebagian besar tidak disertai dengan
data spasialnya.
Untuk mengendalikan alih fungsi
lahan sawah yang terus menerus
terjadi, maka perlu dilakukan langkah
83
EDISI VI - 2017
LIPUTAN KEGIATAN
84
EDISI VI - 2017
LIPUTAN KEGIATAN
S
menjadi empat bahasan utama, yaitu Karo PPNS Bareskrim POLRI, Kepala
UDA H satu dekade sejak Pendayagunaan Tanah Terlantar BBWS Ciliwung Cisadane, Kepala
d i t e t a pk a n n y a Un d a n g - untuk Mendukung Program Garam Kanwil BPN Provinsi NTT, Kepala
Undang Nomor 26 Tahun Nasional, Pengendalian Alih Fungsi Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor,
20 0 7 tenta n g Pen ata a n Rua n g Lahan Sawah, Penegakan Hukum Perwakilan Dinas Pertanian Provinsi
( U U PR ). B erba ga i upay a tela h Tata Ruang, dan Perlindungan dan DIY, Perwakilan Dinas Bina Marga
dilakukan demi mewujudkan ruang Optimalisasi Fungsi Situ, Danau, dan Tata Ruang Provinsi Jawa Barat,
yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan. Hingga beberapa
tahun pasca ditetapkannya UUPR,
Pe me r i nt a h P u s at d i s ib u k k a n
dengan penyusunan aturan turunan
undang-undang tersebut sebagai
dasar operasionalisasinya di daerah.
Sejalan dengan hal tersebut, semua
wilayah di Indonesia juga didorong
untuk segera menyusun Rencana
Tata Ruang guna melengkapi dasar
pelaksanaan pembangunan sesuai
a m a n at Und a n g -Und a n g . S a at
ini, perihal penyusunan tersebut
dianggap sudah tersosalisasi dengan
baik, sehingga prosesnya sudah dapat
berjalan dengan sendirinya sesuai
aturan yang ditetapkan. Hampir
semua wilayah di Indonesia sudah
menetapkan Rencana Tata Ruang
Wilayah sebagai Peraturan Daerah.
Kondisi tersebut menjadi penanda
bahwa era pengendalian pemanfaatan
ruang sudah dimulai.
Guna menyikapi era bar u
85
EDISI VI - 2017
LIPUTAN KEGIATAN
86
EDISI VI - 2017
arahan Perda RTRW Kabupaten pokoknya adalah beras dan 30 persen terhadap data pertanahan. Dari hasil
Nagekeo. Kemudahan administrasi pendapatannya digunakan untuk verifikasi tersebut, diharapkan dapat
sebagaimana diharapkan oleh Bupati pemenuha n kebut uha n pa nga n meminimalisir alih fungsi lahan
Nagekeo tur ut dibenarkan oleh tersebut. Dalam jangka panjang, sawah, serta mendorong Pemerintah
Budi Sasongko (Direktur Utama PT a l i h f u ngsi la ha n sawa h dapat Daerah untuk segera menetapkan
Garam Persero). Permasalahan yang mengurangi investasi, secara ekologi LP2B di daerahnya.
ada selama ini adalah minimnya menyebabkan hilangnya resapan Permasalahan lainnya adalah
ketersediaa n la ha n produk si, atau daya tampung air, dan hilangnya penyediaan insentif kepada pemilik
tek nologi produk si yang masih kesempatan kerja bagi buruh tani. la h a n p er t a n i a n . Unt u k d apat
konvensional, kelayakan bisnis, serta Oleh k a rena it u, pengenda l ia n menerapk a n LP2B, Pemer inta h
ada masalah status sosial. terhadap alih fungsi lahan sawah da n Pemer i nta h Daera h ha r us
harus segera dilaksanakan. dapat memberikan insentif kepada
Pentingnya Pengendalian Alih Fungsi Berdasarkan hasil kajian, luas alih pemilik lahan pertanian sebagai
Lahan Sawah fungsi lahan pertanian per tahun bentuk dorongan dan kompensasi
Ketahanan pangan dan trend mencapa i ser at us r ibu hek ta r. untuk mengalihfungsikan lahan
alih fungsi lahan per tanian Kehilangan sawah seluas 40 ribu pertaniannya. Permasalahan utama
menjad i non per ta n ia n ada la h hektar dapat mengurangi 324 ton yang muncul adalah tidak adanya
isu besa r ya ng sa li ng ber tola k produksi pangan per hari. anggaran untuk insentif tersebut
belakang dalam pelaksanaannya Payung hukum pengendalian serta tidak adanya konsekuensi
di lapangan. Dalam diskusi yang terhadap alih fungsi lahan sawah bagi daerah yang tidak menetapkan
dimoderatori oleh Dra. Fatimah sudah memiliki dasar hukum kuat, LP2B-nya. Saat ini sedang disusun
Saleh, M.Si. (Direktur Pemantauan), yaitu Undang-Undang Nomor 41 P e r at u r a n P r e s i d e n ( P e r p r e s)
menghadirk a n Ir. Musd ha lifa h Tahun 2009 tentang Perlindungan untuk melaksanakan pencegahan
Mach mud, M.T. (Deputi Bida ng Lahan Pertanian Pangan alih fungsi lahan dan mendorong
Koordinasi Pangan dan Pertanian Berkelanjutan. Permasalahan utama Pemerintah Daerah untuk segera
Kemenko Bidang Perekonomian) dalam pengendalian alih fungsi Lahan menetapkan LP2B.
sebagai perumus kebijakan nasional Pertanian Pangan Berkelanjutan Melihat pentingnya keberadaan
pengendalian lahan pertanian pangan ( L P 2 B) a d a l a h m i n i m ny a d at a LP2B dalam mendukung ketahanan
berkelanjutan, serta Sigit (Dinas spasial yang menjelaskan lokasi pangan di Indonesia, Pemerintah
Pertanian Provinsi DIY) yang telah LP2B tersebut. Selama ini, data yang Provinsi Daerah Istimewa
berhasil melakukan pengendalian banyak terkumpul masih berupa Yo g y a k a r t a ( DI Y ) m e l a k u k a n
alih fungsi lahan sawah melalui data numerik dan data tabular. Saat berbagai upaya untuk menahan
program-program unggulannya di ini sedang dilaksanakan verifikasi alih fungsi lahan pertanian menjadi
Provinsi DIY. te rh a d ap s aw a h ole h i n s t a n s i nonpertanian. Sigit Harjono, S.P.,
Dalam paparannya, Musdalifah terkait, seperti Badan Informasi M.P. (Kepala Seksi Pengelolaan Lahan
mejelaskan bahwa padi menjadi Geospasial terhadap sawah eksisting, dan Air Tanaman Pangan, Dinas
fokus untuk menjaga ketahanan Kementer ia n Peker jaa n Umu m Pertanian Provinsi DIY) menjabarkan
pangan nasional, karena sebagian dan Perumahan Rakyat terhadap program-program yang telah berhasil
besar penduduk Indonesia makanan irigasi, dan Kementerian ATR/BPN dilakukan, antara lain melakukan
87
EDISI VI - 2017
LIPUTAN KEGIATAN
88
EDISI VI - 2017
contoh pada rencana pengembangan Persyaratan proses pengadministrasian situ ini
Kota Ba r u Mei k a r ta . Denga n antara lain: situ tidak memiliki nilai
kondisi dan kapasitas sebagaimana yang diperlukan perolehan tanah karena tercipta
digaungk a n da la m i k la n nya ,
He n d r a m e m p e r k i r a k a n a k a n
dalam proses secara alamiah, keterbatasan data
situ yang berstatus clear and clean,
terjadi lonjakan jumlah penduduk pendaftaran terbatasnya akses terhadap data
di kawasan rencana Meikarta dan
sekitarnya, yang kemudian disusul
situ antara kepemilikan tanah pada kawasan
situ, dan tidak jelasnya kepemilikan
dengan dampak-dampak kegiatan lain identitas aset situ apakah wewenang pusat
yang dihasilkannya. Apabila tidak
diawasi, pengembangan kota baru
kuasa, surat atau wewenang Pemerintah Daerah.
Berdasarkan data yang dimiliki
semacam itu dapat mengacaukan permohonan, BBWS Ciliwung Cisadane, situ di
str uktur r uang dan pola r uang Jabodetabek yang awalnya berjumlah
wilayah yang telah direncakan surat kuasa/ 183 situ, sekarang sudah berkurang
dalam Rencana Tata Ruang. Dalam penugasan, surat seba nya k 25 sit u d i k a rena k a n
hal ini, selain menggunakan RTRW okupasi pembangunan atau ada
Provinsi Jawa Barat, sebagai salah penguasaan fisik, penguasaan dari masyarakat.
satu kontrol terhadap perkembangan Surat Pernyataan Meskipun mengalami kesulitan
kawasan perkotaan di Provinsi dan ada ketidaksepahaman terkait
Jawa Barat, ditetapkanlah Perda Aset / Surat dengan form isian pendaftaran situ,
Nomor 1 2 Ta hu n 2014 tenta n g
Pengelolaan Pembangunan dan
Kewenangan setelah melakukan diskusi yang
cukup panjang, akhirnya saat ini ada
Pengembangan Metropolitan dan Pengelolaan Situ, 4 sertipikat situ yang sudah terbit.
Pusat Pertumbuhan di Jawa Barat.
Sebagai salah satu bentuk kontrol
Surat Pernyataan Keempat situ tersebut adalah Situ
Cogreg, Situ Pagam, dan Situ Tlajung
tersebut pemberian persyaratan Tidak Sengketa, Udik di Kabupaten Bogor, dan Situ
rekomendasi dari Gubernur Jawa
Barat untuk perizinan pembangunan
dan alas hak / Rawalumbu di Kota Bekasi. Keempat
sertipikat situ tersebut disampaikan
bidang-bidang yang bersifat strategis bukti kepemilikan langsung oleh Agustyarsyah, S.Si.T,
berskala metropolitan, lintas daerah S.H., M.P. (Kepala Kantor Pertanahan
serta lintas pemerintahan dan/atau (jika ada). K a b up a t e n B o g o r) d a n D r. I r.
berimplikasi skala metropolitan di Muhammad Irdan, M.Eng.Sc. (Kepala
Provinsi Jawa Barat. Kantor Pertanahan Kota Bekasi).
Ir. Wisnubroto Sarosa, CES., Lebih lanjut, Jarot menjelaskan
Terobosan Baru dalam Perlindungan M.Dev.Plg. selaku moderator dan bahwa pada tahun 2017 ini sudah
dan Optimalisasi Fungsi Situ, Danau, salah satu pemrakarsa Program ada 31 situ yang dipatok. Seluruh
Embung, dan Waduk (SDEW) Perlindungan dan Optimalisasi situ yang sudah di patok tersebut
Keberadaan sumber air Fungsi SDEW, menjelaskan bahwa kedepannya akan disertipikatkan
merupakan hal yang sangat penting sertifikasi tanah situ merupakan sampai statusnya clean and clear
dalam mendukung kegiatan yang pertama di Indonesia, sertifikasi b a i k d a r i s e g i te k n i s m aup u n
di suatu w ilaya h. Hila ngnya di Jabodetabek ini merupakan pilot administrasi. Meskipun ada situ
sumber-sumber air akibat desakan project , untuk ke depannya dapat yang belum disertipikatkan, BBWS
perkembangan kegiatan budidaya direplikasi ke selur uh w ilaya h Ciliwung Cisadane tetap melakukan
menjadi permasalahan yang perlu d i I ndonesia . Oleh k a r en a it u , pemeliharaan terhadap situ tersebut,
segera dicari solusinya. Menanggapi sebelum melakukan action, berbagai seperti yang telah dilakukan pada
per masa la ha n tersebut, pada rangkaian diskusi telah dilakukan Situ Kandang Babi di Kabupaten
tanggal 10 Oktober 2017, empat a nta ra Kementer ia n AT R / BPN, Bogor.
eselon I dari Kementerian ATR/BPN, Kementerian PUPR, dan Kemendagri Melengkapi pembahasan
Kementerian PUPR, dan Kemendagri unt uk mer umusk a n ta hapa n- mengenai proses sertifikasi SDEW,
menandatangani Perjanjian Kerja tahapan yang perlu dilaksanakan Agust ya rsya h, ya ng berhasil
Sama dalam rangka Perlindungan guna merealisasikan rencana menerbitkan sertipikat untuk Situ
dan Optimalisasi Fungsi Situ, Danau, pengadministrasian situ tersebut. Cogreg, Situ Pagam, dan Situ Tlajung
Embung, dan Waduk (SDEW) di Sebagaimana ditegaskan oleh Ir. Udik di Kabupaten Bogor tur ut
bawah payung Gerakan Nasional Jarot Widyoko, Sp.1 (Kepala BBWS berbagi pengalaman. Pada dasarnya,
Kemitraan Penyelamatan Air (GN- Ciliwung Cisadane), bahwa sertifikasi upaya pelestarian terhadap SDEW
KPA). Salah satu bentuk perlindungan s i t u m e nja d i p ol e m i k d i a w a l dapat dilakukan dari aspek yuridis
dan optimalisasi tersebut adalah kegiatan, karena sempat mengalami dan aspek fisik. Dari aspek yuridis,
melalui program pengadministrasian kesulita n da la m menent uk a n pelestarian dapat dilakukan melalui
situ untuk mengamankannya dari status dan detailnya sebagai aset pemasangan tanda batas, pengawasan
aspek legal. ne ga r a . K e nd a l a u mu m d a l a m perizinan, dan legalisasi pendaftaran
89
EDISI VI - 2017
LIPUTAN KEGIATAN
tanah tersebut berasal dari kegiatan Situ Cogreg, Situ Pagam, dan Situ
Penertiban dan Pendayagunaan Tlajung Udik di Kabupaten Bogor,
Tanah Terlantar serta Perogram serta Situ Rawalumbu di Kota Bekasi
Perlindungan dan Optimalisasi dari Sofyan Djalil kepada Sekjen
Fungsi SDEW yang dilakukan di Kementerian PUPR, Prof. Dr. Ir. Anita
Direktorat Jenderal Pengendalian Firmanti Eko Susetyowati, M.T., yang
Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan mewakili Menteri PUPR.
Tanah. Penyerahan. Penyerahan Selain penyerahan sertipikat
sertipikat dilakukan oleh Sofyan tanah, pada kesempatan tersebut
Djalil, Menteri Agraria dan Tata juga dilakukan penandatanganan
Ruang / Kepala Badan Pertanahan perja njia n kerjasa ma unt uk
Nasional kepada Tentara Nasional mendukung kinerja Kementerian
Indonesia (TNI) yang diterima oleh ATR/BPN pada masa mendatang.
Panglima TNI Gatot Nurmantyo Perjanjian kerjasama dilakukan
u nt u k E k s Ta n a h Terla nt a r d i antara Menteri Agraria dan Tata
Kabupaten Sukabumi sebagai area Ruang / Kepala Badan Pertanahan
latihan perang TNI seluas 40 Ha Nasional dengan Rektor Universitas
dan 16,8265 Ha untuk penggarap. Diponegoro, Prof. Dr. Yos Johan
Sementara untuk Kepolisia n Utama, S.H., M.Hum., dalam hal
Negara Republik Indonesia (POLRI), peningkatan dan pengembangan
diterima oleh Brigjen Pol Drs. Petrus kapasitas sumber daya manusia
Hardana, SH, MM. yang mewakili di lingkungan Kementerian ATR/
Kapolri, dengan tanah seluas 29,3216 BPN. Sementara, penandatanganan
hak. Sementara dari aspek fisik, Ha di Desa Rowosari Kecamatan perjanjian kerjasama juga dilakukan
pelestarian dapat dilak ukan Tembalang, Kota Semarang sebagai antara Dirjen Pengendalian
m e l a lu i p e n g e r u k a n te rh a d ap area latihan tembak POLRI. Sebagai Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan
area pendangkalan, pemeliharaan dukungan terhadap percepatan Tanah, Dr. Ir. Budi Situmorang,
rutin, serta konstruksi bangunan swasembada garam nasional, Drs. MURP., dengan Kabareskrim POLRI,
pelindung. Elyas Jo selaku Bupati Nagekeo yang diwakilkan oleh Brigjen Pol
Persyaratan yang diperlukan menerima tanah seluas 545,49 Ha Dr. Nasib Simbolon, M.M., dalam hal
da la m proses pendafta ra n sit u yang pengelolaannya dilakukan penegakan hukum bidang penataan
antara lain identitas kuasa, surat b e r s a m a P T. C h e e t a m G a r a m ruang, khususnya penegakan hukum
permohonan, surat kuasa/penugasan, Indonesia, sementara PT. Garam pidana. Penandatanganan Perjanjian
s u r at p en g ua sa a n f i si k , S u r at (Persero) menerima 4 sertipikat Kerja Sama ini disaksikan oleh
Pernyataan Aset / Surat Kewenangan dengan total luasan mencapai 225 Menteri Agraria dan Tata Ruang /
Pengelolaan Situ, Surat Pernyataan Ha di Kupang. Untuk mendukung Kepala Badan pertanahan Nasional. n
Tidak Sengketa, dan alas hak / bukti Program Perlindungan dan (YAP) Sumber: Subdit Pengendalian
kepemilikan ( jika ada). Dengan O p t i m a l i s a s i F u n g s i S D E W, Pemanfaatan Ruang Wilayah II, Kementerian
berbagai polemik yang sempat muncul dilakukan penyerahan sertipikat ATR/BPN.
pada awal pelaksanaan pilot project,
Agustyarsyah mengusulkan adanya
form khusus yang dapat digunakan
untuk mendaftarkan SDEW. Selain
itu, berdasarkan perhitungan kasar,
biaya membangun 2 waduk lebih
besar daripada mensertipikatkan
96 situ yang sudah ada, sehingga
dalam konteks perlindungan dan
optimalisasi fungsi SDEW, program
ser t if i k asi sit u i n i dapat lebi h
menghemat uang negara.
90
EDISI VI - 2017
LIPUTAN KEGIATAN
91
EDISI VI - 2017
LIPUTAN KEGIATAN
92
EDISI VI - 2017
LIPUTAN KEGIATAN
B ERDASARKAN UU Nomor
2 6 Ta h u n 2 0 0 7 t e nt a n g
Penataan Ruang disebutkan bahwa
Diklat Penyusunan RDTR
Tingkat Dasar Tahun 2017
pelaksanaan penataan ruang yaitu
berupa perencanaan tata ruang REDAKSI BUTARU
yang dilakukan untuk menghasilkan
rencana umum tata ruang serta menganalisa kasus-kasus dalam Dasar adalah dari berbagai Unit
rencana rinci tata ruang, dan salah penyusunan dan pengaturan RDTR, Eselon I di lingkup Kementerian
satu bentuk rencana rinci tata ruang yakni mengenai penyusunan dan Agraria dan Tata Ruang/BPN antara
yang terkecil adalah Rencana Detail pengaturan zonasi aturan dasar, lain Direktorat Jenderal Tata Ruang,
Tata Ruang (RDTR). penyusunan dan pengaturan zonasi Direktorat Jenderal Pengendalian
Dalam hal ini, RDTR merupakan perumusan peraturan zonasi serta Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan
bentuk rencana tata ruang yang implikasi dan implementasi ketentuan Tanah, Direktorat Infrastruktur
paling operasional, dimana RDTR peraturan zonasi. Keagrariaan, Direktorat Jenderal
akan menjadi dasar bagi penyusunan Pada diklat disampaikan pula Penataan Agraria, Puslitbang, Kantor
rencana tata bangunan, lingkungan materi kapita selekta pertanahan Wilayah Pertanahan Kabupaten
dan penerbitan Izin Mendirikan yang bertujuan untuk mengenalkan Madiun serta Kabupaten Tanggamus
Ba nguna n (IMB). R DT R ada la h tentang tata cara pendaftaran tanah, dengan total peserta sebanyak 35
rencana pemanfaatan ruang wilayah penilaian tanah, peta tematik berbasis orang.
kota/kabupaten secara terperinci yang bidang tanah dan penatagunaan Diklat ini akan dibagi menjadi
mengatur perwujudan ruang dalam tanah serta reforma agraria. Para 3 (t iga) t i ngk ata n ya it u Da sa r,
bentuk antara lain pengaturan zonasi, pengajar yang dihadirkan dalam Menengah dan Lanjutan. Saat ini,
dasar pemberian perizinan kesesuaian diklat tersebut bervariasi, antara Diklat Penyusunan RDTR tingkat
pemanfaatan r uang dengan lain berasal dari Pejabat Struktural, Menengah telah berada pada tahap
peruntukan lahan, dan pembangunan Pejabat Fungsional Penata Ruang, penentuan kurikulum, selanjutnya
fisik kawasan. da n Widya iswa ra da r i li ngk up pada tahun berikutnya akan diadakan
Salah satu fungsi dari RDTR Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Penyusunan Modul dan Kurikulum
adalah menciptakan keterkaitan Pejabat Struktural dari Provinsi DKI tingkat Lanjutan.
antarkegiatan yang selaras, serasi serta Pengajar dari akademisi Institut Untuk kedepannya selain jajaran
dan efisien dalam perencanaan Teknologi Bandung. SDM internal Kementerian Agraria
kawasan, yang artinya bahwa kualitas Kementerian Agraria dan Tata dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
RDTR menjadi salah satu faktor yang Ruang/Badan Pertanahan Nasional Nasional, Diklat Penyusunan RDTR ini
berpengaruh pada perwujudan fungsi- mengemban tugas penting yang di akan mengikutsertakan ASN daerah
fungsi tersebut. Maka, untuk dapat dasarkan atas UU 26/2007 yaitu yang bertugas di organisasi perangkat
mewujudkan kualitas RDTR yang baik persetujuan substansi RDTR. Oleh daera h terk a it penataa n r ua ng
diperlukan Sumber Daya Manusia karena itu, semua jajaran SDM di sehingga sinergitas profesionalisme
(SDM) yang memiliki pemahaman Kementerian Agraria dan Tata Ruang tek nis peny usunan R DTR akan
yang baik. harus mempunyai pemahaman dan terwujud antara Kementerian Agraria
Sebaga i sa la h sat u upaya pengetahuan dalam penyusunan dan Tata Ruang dan organisasi
mewujudkan pemenuhan SDM terkait RDTR dalam rangka pemberian p e r a n g k at d ae r a h bid a n g t at a
penyusunan RDTR, Pusat Pendidikan persetujuan substansi oleh Menteri ruang. n (Dian) Sumber: Bagian Hukum,
dan Pelatihan bekerja sama dengan ATR/BPN. Kepegawaian, dan Or tala, Setditjen Tata
Direktorat Jenderal Tata Ruang Peserta yang diundang dalam Ruang, Kementerian Agraria dan Tata
menyelenggarakan Diklat Penyusunan Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Ruang/BPN.
RDTR Tingkat Dasar pada tanggal 4
hingga 8 Desember 2017. Dalam diklat
ini para peserta diajarkan mengenai
pemahaman terhadap muatan dan
prosedur penyusunan RDTR, muatan
peta RDTR, muatan peraturan zonasi,
paparan implementasi penyusunan
RDTR dari Provinsi DKI, dan studi
kasus. Dengan metode pengajaran
a nd r a gog i da n memp erba nya k
praktek, pada mata pelajaran Studi
Kasus, Bapak Denny Zulkaidi dan
Bapa k Pe t r u s (a k ade m i si I T B)
m e n gaja k p a r a p e s e r t a u nt u k
93
EDISI VI - 2017
AGENDA KERJA
REDAKSI BUTARU
94
EDISI VI - 2017
Progres RTRW Kabupaten/Kota yang belum Perda
Status tanggal 29 November 2017
Wilayah Sumatera
No. Provinsi Kab/Kota Status
1. Sumatera Utara Kab. Tapanuli Utara Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01.03-Dr/169 tanggal
4 April 2011.
Kab. Toba Samosir Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 0103-Dr/519 tanggal
17 Oktober 2011
Kab. Deli Serdang Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/122 tanggal
18 Maret 2011
Kab. Karo Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/250
Tanggal 20 April 2012
Kab. Samosir Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 0103-Dr/516 tanggal
17 Oktober 2011
Kab. Padang Lawas Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01.03-Dr/597 tanggal
8 November 2011
Kab. Labuhan Batu Persetujuan Substansi MenteriNo. HK. 01 03-Dr/997 tanggal
Selatan 30 Desember 2011
Kota Sibolga Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/311 tanggal
15 Juni 2012
5. Kepulauan Riau Kota Batam Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/606 tanggal
8 November 2011
Wilayah Jawa
95
EDISI VI - 2017
AGENDA KERJA
8. Kalimantan Timur Kab. Berau Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/314 tanggal
19 Juni 2012
Kab. Mahakam ulu Sudah pembahasan BKPRN dan sedang perbaikan di daerah
(DOB)
10. Sulawesi Barat Kab. Mamuju Persetujuan Substansi Menteri No.HK.01.03-Dr/690 tanggal
20 Desember 2011
11. Maluku Utara Kab. Pulau Taliabu Persetujuan Substansi Menteri No. 3134/024/VII/2015
(DOB) tanggal 24 Juli 2015
96
EDISI VI - 2017
Progres RTRW Kabupaten/Kota yang belum Perda
Status tanggal 29 Desember 2017
Wilayah Sumatera
No. Provinsi Kab/Kota Status
1. Sumatera Utara Kab. Toba Samosir Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 0103-Dr/519 tanggal
17 Oktober 2011
Kab. Deli Serdang Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/122 tanggal
18 Maret 2011
Kab. Karo Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/250
Tanggal 20 April 2012
Kab. Samosir Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 0103-Dr/516 tanggal
17 Oktober 2011
Kab. Padang Lawas Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01.03-Dr/597 tanggal
8 November 2011
Kab. Labuhan Batu Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/997 tanggal
Selatan 30 Desember 2011
Kota Sibolga Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/311 tanggal
15 Juni 2012
5. Kepulauan Riau Kota Batam Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/606 tanggal
8 November 2011
Wilayah Jawa
97
EDISI VI - 2017
AGENDA KERJA
8. Kalimantan Timur Kab. Berau Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/314 tanggal
19 Juni 2012
Kab. Mahakam ulu Sudah pembahasan BKPRN dan sedang perbaikan di daerah
(DOB)
10. Sulawesi Barat Kab. Mamuju Persetujuan Substansi Menteri No.HK.01.03-Dr/690 tanggal
20 Desember 2011
11. Maluku Utara Kab. Pulau Taliabu Persetujuan Substansi Menteri No. 3134/024/VII/2015
(DOB) tanggal 24 Juli 2015
98
EDISI VI - 2017
ALAMAT REDAKSI
Direktorat Pemanfaatan Ruang
Cq. Subdit Pemanfaatan Ruang
Wilayah Nasional, Kepulauan dan Pulau
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN
99
EDISI VI - 2017
“Wilayah
Perbatasan
sebagai
Beranda
Depan Negara
Indonesia dan
Pintu Gerbang
Internasional
ke Pasar
Global”
100
EDISI VI - 2017