Anda di halaman 1dari 100

1

EDISI VI - 2017
DAFTAR ISI

PROFIL TOKOH
06
IR. RINA FARIDA, MT
DIREKTUR PENGEMBANGAN
KAWASAN
PERMUKIMAN, DIREKTORAT
JENDERAL CIPTA KARYA,
KEMENTERIAN PU-PERA

15 21
BAMBANG SUPRIYADI S,E
DIREKTUR WILAYAH PERTAHANAN,
DIREKTORAT JENDERAL
STRATEGI PERTAHANAN,
KEMENTERIAN PERTAHANAN
PROFIL WILAYAH TOPIK UTAMA
WILAYAH PERBATASAN MENJADI KERJASAMA PENATAAN RUANG DI
IR. BOYTENJURI, CES
PRIORITAS PEMBANGUNAN KAWASAN PERBATASAN NEGARA
DEPUTI BIDANG
PEMERINTAH PROVINSI INDONESIA
PENGELOLAAN
KALIMANTAN UTARA
POTENSI KAWASAN
PERBATASAN, BNPP

PENGEMBANGAN POTENSI DAN 25 32


KERJASAMA PENATAAN RUANG DI
TOPIK UTAMA
TOPIK UTAMA POTENSI PENATAAN PERTANAHAN
PERBATASAN
PENATAAN KAWASAN PERDESAAN DI WILAYAH PERBATASAN
TAPAL BATAS SEBATIK SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN
DAN PENGUATAN KEDAULATAN

37
DI KAWASAN PERMEABEL TRANS-
NASIONAL INDONESIA

TOPIK UTAMA
RENCANA TATA RUANG SEBAGAI
INSTRUMEN PENGEMBANGAN
41
"KAWASAN PINGGIRAN" DI TOPIK LAIN
JANTUNG KALIMANTAN HASIL INTEGRASI PETA
RENCANA TATA RUANG DI

53
PULAU KALIMANTAN (RTR
KSN PERBATASAN NEGARA DI
KALIMANTAN, RTRW PROVINSI,
TOPIK LAIN KABUPATEN, DAN KOTA)
ENAM BELAS KOMPONEN DALAM RANGKA MENDUKUNG
KINERJA PENATAAN RUANG KEBIJAKAN SATU PETA
DAERAH

COVER EDISI VI :
PENGEMBANGAN POTENSI
66
DAN KERJASAMA WACANA
PENATAAN RUANG DI
PERAN DAN TANTANGAN IMPLEMENTASI PERPRES RTR
PERBATASAN
KAWASAN PERKOTAAN KEDUNGSEPUR DALAM PENATAAN RUANG
KAWASAN METROPOLITAN DI PULAU JAWA

2
EDISI VI - 2017
PELINDUNG
Sudarsono
Diah Indrajati
Rudi S. Prawiradinata
Wahyu Utomo

PENANGGUNG JAWAB
Sudarsono

72 76 PENASIHAT REDAKSI
Dwi Hariyawan
Uke Mohammad Hussein
SEKILAS INFO SEKILAS INFO Nyoto Suwignyo
EFISIENSI PEMANFAATAN RUANG PERATURAN MENTERI Dodi Riyadi
MELALUI PENGATURAN RUANG AGRARIA DAN TATA RUANG Abdul Muis
DALAM BUMI NO. 16 TAHUN 2017 TENTANG PEMIMPIN REDAKSI
PEDOMAN PENGEMBANGAN Indira P. Warpani
KAWASAN BERORIENTASI

78 TRANSIT
REDAKTUR PELAKSANA
Listra Pramadwita
Tessie Krisnaningtyas

SEKILAS INFO
TERBITNYA PERATURAN MENTERI
ATR/KEPALA BPN NOMOR 3
80 SEKRETARIS REDAKSI
Marisa Aprilia

STAF REDAKSI
TAHUN 2017 TENTANG PENYIDIK SEKILAS INFO Reny Windyawati
PEGAWAI NEGERI SIPIL PERATURAN MENTERI AGRARIA Kartika Listriana
DAN TATA RUANG NO. 9 TAHUN Santi Yulianti
PENATAAN RUANG Mia Amalia
2017 TENTANG PEDOMAN Rinella Tambunan
PEMANTAUAN DAN EVALUASI Retno Wijayanti

83 PEMANFAATAN RUANG Tavip Rubiyanto


Nilfa Rasyid
Doni J. Widiantono
Vito Prihartono
LIPUTAN KEGIATAN
VERIFIKASI LAHAN SAWAH
TERHADAP DATA PERTANAHAN
85 Ryan Pribadi
Vevin S. Ardiwijaya
M.Refqi

(PILOT PROJECT DI DAERAH LIPUTAN KEGIATAN KOORDINASI PRODUKSI


ISTIMEWA YOGYAKARTA) MENANGKAP ESENSI Rizkiyana Riedho
PENGENDALIAN PEMANFAATAN
KOORDINASI SIRKULASI
RUANG DAN PENGUASAAN Oktafiani

91 TANAH DALAM SEMINAR


NASIONAL HATARUNAS 2017
Binsar

LIPUTAN KEGIATAN
SYUKURAN DAN SARASEHAN
HARI TATA RUANG NASIONAL
TAHUN 2017 “KILAS BALIK 10
93
TAHUN PELAKSANAAN UNDANG- LIPUTAN KEGIATAN
UNDANG PENATAAN RUANG” DIKLAT PENYUSUNAN RDTR
TINGKAT DASAR TAHUN 2017

94
AGENDA KERJA
STATUS PERDA RTRW PROVINSI, KABUPATEN/KOTA, RRTR DAN RDTR
SELURUH INDONESIA 29 NOVEMBER | 29 DESEMBER 2017

3
EDISI VI - 2017
Sekapur Sirih
Assalamu’alaikum warohmatullahi
wabarakatuh,

P uji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Upaya
menganugerahkan ide-ide inspiratif berdasarkan data aktual yang
perwujudannya
bersumber dari kementerian/lembaga, sehingga kami dapat kembali seyogyanya
menerbitkan Buletin Tata Ruang (BUTARU) edisi terakhir di tahun dapat dilakukan
ini yaitu edisi ke 6 tahun 2017. Semoga Tuhan tetap melindungi dan secara terpadu
memberkati kita semua. dan melibatkan
Pembangunan kawasan perbatasan menjadi salah satu agenda ketiga Nawacita seluruh stakeholder
yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan sehingga
desa dalam kerangka negara kesatuan. Sejalan dengan Nawacita, telah lahir beberapa pembangunan dan
RTR Kawasan Perbatasan yang merupakan kawasan strategis nasional dengan prioritas pengembangan
pengaturan untuk kepentingan kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara.
wilayah kawasan
Dalam PP No. 26 Tahun 2008 disebutkan bahwa kawasan strategis nasional sudut
kepentingan pertahanan dan keamanan merupakan wilayah kedaulatan negara termasuk
perbatasan
pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau
dapat menjamin
laut lepas. Dari pengaturan tersebut, terdapat 3 (tiga) fokus penanganan yaitu: 1) wilayah kesejahteraan
pinggiran; 2) negara kesatuan; dan 3) pembangunan dan penguatan. Wilayah pinggiran masyarakat,
termasuk desa/kecamatan di daratan maupun yg ada di pulau-pulau kecil terluar yang kelestarian
berbatasan langsung dengan negara tetangga, hal ini erat kaitannya dengan keutuhan lingkungan sekaligus
dan kedaulatan negara Kesatuan Republik Indonesia. Pembangunan dan penguatan menjadikan wilayah
dimaksudkan untuk mengambangkan wilayah perbatasan dengan mempertimbangkan perbatasan sebagai
semua aspek pembangunan demi kesejahteraan rakyat yang berada di wilayah pinggiran Beranda Depan
Indonesia. Negara Indonesia
Permasalahan yang mengemuka secara nasional dan dihadapi masyarakat maupun
dan Pintu Gerbang
Pemerintah Daerah di wilayah perbatasan yaitu kondisi infrastruktur jalan yang
memprihatinkan, akibat lokasi peradaban yang jauh dari pusat kota, menyebabkan
Internasional ke
terbatasnya akses bagi masyarakat yang berefek ganda terhadap tingginya biaya
Pasar Global.
perolehan, jarak tempuh dan waktu yang lama, maupun tingginya harga barang-barang
kebutuhan sehari-hari. Hal ini membuat masyarakat di wilayah perbatasan banyak menggantungkan kehidupan sosial-ekonominya
pada negara tetangga yang lebih terjangkau. Oleh karena itu, salah satu upaya membangun infrastruktur dan fisik di sejumlah wilayah
perbatasan menjadi prioritas agenda Pemerintah, diantaranya pembangunan pos lintas batas, pembangunan jalan, pembangunan pasar,
pembangunan pembangkit listrik dan telekomunikasi di beberapa wilayah perbatasan, diantaranya: peningkatan jalan perbatasan
tembus penghubung Kalimantan Barat, Kalimatan Timur dan Kalimantan Utara, jalan perbatasan di Nusa Tenggara Timur dan jalan
perbatasan di Papua, pembangunan pos lintas batas batas negara (PLBN) seperti PLBN Nanga Badau di Kapuas Kalimantan Barat,
PLBN Motaain di Belu Nusa Tenggara Timur, dan PLBN Skouw di Papua.
Dalam Rencana Tata Ruang Kawasan Perbatasan Negara telah ditetapkan tujuan penataan ruangnya diantaranya perwujudan
keutuhan dan kedaulatan, pertumbuhan ekonomi wilayah yang mandiri dan berdaya saing, serta perlindungan kawasan lindung sebagai
upaya pelestarian lingkungan. Upaya perwujudannya seyogyanya dapat dilakukan secara terpadu dan melibatkan seluruh stakeholder
sehingga pembangunan dan pengembangan wilayah kawasan perbatasan dapat menjamin kesejahteraan masyarakat, kelestarian
lingkungan sekaligus menjadikan wilayah perbatasan sebagai Beranda Depan Negara Indonesia dan Pintu Gerbang Internasional
ke Pasar Global. Harapannya, dengan adanya penataan ruang di Kawasan Perbatasan menjadi salah satu dukungan bagi prioritas
kebijakan nasional sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyakarat di wilayah perbatasan yang membanggakan
bagi Bangsa Indonesia sekaligus menjadi upaya menjaga kedaulatan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.. n

Pelindung Butaru

Dr. Ir. Abdul Kamarzuki, MPM

4
EDISI VI - 2017
Dari Redaksi
Salam Butaru,
Salam hangat untuk Pada rubrik
pembaca Butaru
Topik Utama,

B
redaksi mencoba
mengangkat topik
ULETIN Tata Ruang kembali hadir pada edisi ke 6 tahun 2017 dengan judul hangat terkait tema
“Pengembangan Potensi dan Kerjasama Penataan Ruang di Perbatasan”. buletin dengan
Pembangunan daerah perbatasan merupakan bagian integral dari judul Kerja Sama
pembangunan nasional. Pengelolaan daerah perbatasan menghendaki
Penataan Ruang di
adanya perhatian yang lebih fokus agar terjadi peningkatan kualitas
pembangunan dan kualitas penduduk di wilayah tersebut. Secara garis besar, terdapat
Kawasan Perbatasan
pula persoalan-persoalan yang terjadi di wilayah perbatasan, mencakup dari sisi
Negara Indonesia,
ekonomi ilegal, kemiskinan, penyelundupan dan pemasaran yang berorientasi dari yang ditulis
luar, dan kesenjangan sosial antara penduduk negeri sendiri dengan penduduk negara oleh Direktorat
tetangga, serta pergeseran garis tapal batas. Untuk itu, Pembangunan daerah perbatasan Tata Ruang dan
memerlukan kerangka penanganan yang menyeluruh meliputi berbagai sektor Pertanahan,
pembangunan, koordinasi, serta kerja sama yang efektif mulai dari pusat sampai ke Kementerian Badan
tingkat kabupaten/kota, yang dijabarkan melalui kebijakan makro yang pelaksanaannya Perencanaan
bersifat strategis dan operasional dengan mempertimbangkan segala aspek. Salah satu Pembangunan
aspek pentingnya adalah yang terdapat dalam muatan PERPRES tentang Rencana Tata Nasional
Ruang Kawasan Perbatasan Negara (RTR KPN). Adapun peran RTR KPN adalah sebagai
(Bappenas).
alat operasionalisasi Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional dan sebagai alat koordinasi
pelaksanaan pembangunan di KPN. Sedangkan fungsi dari RTR KPN sebagai pedoman
untuk penyusunan rencana pembangunan di KPN; pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang KPN; perwujudan
keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan; perkembangan antarwilayah kabupaten/kota, serta keserasian antarsektor di KPN;
penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi di KPN; penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota di KPN; pengelolaan
KPN; dan perwujudan keterpaduan rencana pengembangan KPN dengan kawasan sekitarnya.
Dalam buletin ini pembaca akan menemukan rubrik-rubrik yang akan menambah wawasan para pembaca seperti Topik Utama
yang berkaitan dengan tema/judul, kemudian Profil Wilayah, Topik Lain, Sekilas Info, Wacana, Liputan Kegiatan dan Agenda Kerja
yang biasanya mengangkat topik-topik lain yang berkaitan ataupun tidak dengan tema/judul, namun sesuai dengan isu strategis yang
sedang hangat diperbincangkan khususnya terkait tata ruang.
Rubrik Profil Wilayah pada edisi kali ini mengulas tentang wilayah perbatasan di Kalimantan Utara yang menjadi prioritas
pembangunan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara.
Profil Tokoh di Buletin edisi 6 tahun 2017 kali ini menampilkan 3 tokoh, yaitu Ir. Boytenjuri, CES, selaku Asisten Deputi Penataan
Ruang Kawasan Perbatasan, BNPP; Laksma TNI Bambang Supriyadi S.E, selaku Direktur Wilayah Pertahanan, Direktorat Jenderal
Strategi Petahanan, Kementerian Pertahanan; dan Ir. Rina Farida, MT, selaku Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman,
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian PU-Pera. Ketiga tokoh ini menyampaikan deskripsi tentang pemikiran-pemikirannya,
yang berkaitan dengan tema dan sektor terkait sesuai dengan pertanyaan yang disiapkan oleh tim redaksi.
Pada rubrik Topik Utama, redaksi mencoba mengangkat topik hangat terkait tema buletin dengan judul Kerja Sama Penataan Ruang
di Kawasan Perbatasan Negara Indonesia, yang ditulis oleh Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, Kementerian Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas). Selain itu ada pula tentang Penataan Kawasan Perdesaan Tapal Batas Sebatik, yang ditulis oleh
Kasubdit Penataan Kawasan Perdesaan, Direktorat Penataan Kawasan, Direktorat Jenderal Tata Ruang, Kementerian Agraria dan
Tata Ruang; kemudian tentang Potensi Penataan Pertanahan di Wilayah Perbatasan sebagai Upaya Pengembangan dan Penguatan
Kedaulatan di Kawasan Permeabel Trans-Nasional Indonesia, yang ditulis oleh Direktur Penataan Wilayah Pesisir, Pulau-Pulau
Kecil, Perbatasan dan Wilayan Tertentu; dan tentang Rencana Tata Ruang sebagai Instrumen Pengembangan “Kawasan Pinggiran” di
Jantung Kalimantan, yang ditulis oleh Ketua Studio Peta Ditjen Tata Ruang, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, serta tentang
Trilateral Meeting HoB.
Serta terdapat pembahasan-pembahasan lainnya pada Rubrik Sekilas Info, Topik Lain, Wacana, dan Liputan kegiatan, untuk
mengetahui Status Perda RTRW Provinsi, Kab/Kota, RRTR dan RDTR Seluruh Indonesia bulan November - Desember 2017 bisa dilihat
dalam Rubrik Agenda Kerja.
Artikel ataupun tulisan dalam Butaru ini ditulis oleh para penulis yang memiliki pengalaman yang panjang dibidangnya
berdasarkan isu-isu strategis dengan tema terbaru dan menarik, sehingga diharapkan dapat memperkaya wawasan pembaca. n

Selamat Membaca

Redaksi

5
EDISI VI - 2017
PROFIL TOKOH

Pengembangan Potensi
IR. RINA FARIDA, MT, lahir di
Karawang, pada tanggal 5 April 1958.
Beliau adalah lulusan S1 Sarjana
Teknik jurusan Teknik Arsitektur
di Yogyakarta, dan S2 Magister
Teknik Transportasi jurusan Teknik
dan Kerjasama
Sipil tahun 1997 di Yogyakarta. Saat
ini Rina Farida menjabat sebagai
Direktur Pengembangan Kawasan
Penataan Ruang di
Permukiman, Direktorat Jenderal
Cipta Karya, Kementerian PU-Pera.
Perbatasan
Beliau mengawali karir sebagai
Pelaksana Harian Kasi. Lahan, Dit. REDAKSI BUTARU
Perumahan, Direktorat Jenderal Cipta
Karya pada tahun 1992; selanjutnya
menjadi Kasi. Perumahan Wilayah Untuk mengetahui pengembangan potensi dan kerjasama
Barat II, Dit. Bina Pelaksanaan penataan ruang di perbatasan serta mengetahui sejauh mana
Wilayah Timur pada tahun 1999- rencana, strategi, program maupun kendala yang ada dalam
2000; kemudian menjabat sebagai mengurusi kawasan perbatasan, tim redaksi mewawancarai
Kasi. Fasilitasi perumahan Sosial, tokoh-tokoh terkait yang di sesuaikan dengan sektor.
Dit. Per umahan Rak yat dan
peningkatan Kualitas Permukiman
pada tahun 2000-2001; kemudian
pernah juga menjadi Kasi. Penyediaan Cipta Karya Kementerian PUPR infrastruktur menjadi aspek penting
Perumahan, Dit. Perumahan dan melaksanakan dua program utama, dalam pengembangan permukiman
Permukiman Wilayah Tengah pada yaitu: a) Pembangunan Pos Lintas di kawasa n perbatasa n. Bisa
tahun 2001-2005; selanjutnya pernah B at a s Ne ga r a ( PL BN ) Te r padu dijelaskan kepada kami bagaimana
juga menjadi Kasi. Wilayah Jawa, Dit. d i 7 (t uju h) lok a s i p e rbat a sa n konsep pengembangan infrastruktur
Pengembangan Permukiman pada ne ga r a ; d a n b) Pe n ge mba n ga n permukiman tersebut? Sampai sejauh
tahun 2005-2011; kemudian pada infrastruktur Permukiman (PIP) mana ketersediaan infrastruktur
tahun 2011-2012 Rina Farida menjabat Perbatasan di 9 (sembilan) lokasi dapat mendukung kawasan
s eba ga i K a s ub d it . Pe n gat u r a n perbatasan negara. Konsep dan permukiman dan masyarakat di
d a n Pe m bi n a a n K e le m b a ga a n , progra m PLBN da n PIP tela h perbatasan?
Dit. Penataa n Ba nguna n da n disinergikan dengan perencanaan (RF): Pengembangan kawasan
Lingkungan; pernah juga menjadi tata ruang kawasan perbatasan permukiman, sebagaimana dalam
Kasubdit. Pengaturan dan Pembinaan s e b a ga i m a n a y a n g t e r c a nt u m Undang-Undang Nomor 1 Tahun
Kelembagaan, Dit Pengembangan da la m RT R K awa sa n St r ateg i s 2 0 1 1 t e nt a n g p e r u m a h a n d a n
Permukiman. Nasional (KSN) Perbatasan Negara Kawasan Pemukiman diantaranya
dengan ketentuan sebagai berikut: b e r t uj u a n u n t u k m e n d u k u n g
Reda k si (R): Terk a it denga n a) PLBN, merupakan wujud arahan penataan dan pengembangan wilayah
penataan ruang kawasan perbatasan RTR KSN Perbatasan Negara yang serta penyebaran penduduk yang
antarnegara di Indonesia, apa sajakah mengarahkan kawasan perbatasan proporsional melalui pertumbuhan
program pembangunan permukiman sebagai kawasan fungsi pertahanan lingkungan hunian
di kawasan perbatasan yang telah da n kea ma na n nega ra unt uk dan kawasan
diusung Pemerintah dalam hal ini menjamin keutuhan, kedaulatan, permukiman
Kementerian PUPR? Apakah konsep dan ketertiban wilayah negara yang s e s u a i
dan programnya telah disinergiskan berbatasan dengan negara tetangga; dengan tata
dengan perencanaan tata ruang dan b) PIP, merupakan wujud arahan ruang untuk
kawasan perbatasan yang telah RTR KSN Perbatasan Negara yang mewujudkan
tercantum dalam Rencana Tata Ruang mengarahkan kawasan perbatasan keseimbangan
Kawasan Strategis Nasional (KSN) sebagai kawasan budidaya yang
Perbatasan Negara? mandiri dan berdaya saing.
R i na Fa r ida (R F): Da la m
penanganan kawasan perbatasan (R): Selain penataan r uang,
antarnegara di Indonesia, Ditjen perencanaan pembangunan

IR. RINA FARIDA, MT


DIREKTUR PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN
DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA,
KEMENTERIAN PU-PERA

6
EDISI VI - 2017
SUMBER FOTO RISET Sebelumnya, kawasan malah cenderung bergantung
p e r b at a s a n lebi h d i a n g ga p kepada negara tetangga daripada
kepentingan. Kaitannya dengan sebagai sisi belakang negara I ndonesia send i r i . Ha l ya ng
tujuan tersebut, penyelenggaraan yang memperihatinkan. Selain demikian harapannya tidak akan
infrastruktur permukiman tidak itu, penyelundupan narkoba, terjadi lagi di masa yang akan
hanya berfungsi dalam pemenuhan sirkulasi keluar masuk barang datang.
pelayanan dasar, namun untuk dan jasa secara ilegal kerap
mendorong pembangunan kawasan terjadi di kawasan perbatasan. ( R ) : Me ny a m b u n g p e r t a ny a a n
dan juga berfungsi sebagai pengendali Dengan adanya pos lintas batas pertama yang berkaitan dengan
tata ruang. Sehingga keterpaduan yang memadai, sisi perbatasan penjelasan konsep dan program
infrastruktur permukiman negara dapat menjadi pelindung pengemba nga n per muk ima n di
mer upa k a n k unci ter w ujudnya terdepan negara dari segala kawasan perbatasan, dan pertanyaan
kawasan permukiman yang macam bentuk hal yang dapat kedua tentang pentingnnya
mendukung penataan kawasan dan mengancam pertahanan dan dilakukan percepatan pembangunan
pengemba nga n w ilaya h. Da la m keamanan negara. infrastruktur. Bisa dijelaskan kepada
penanganan kawasan perbatasan b) PIP kami, infrastruktur dasar apa sajakah
antarnegara di Indonesia, Ditjen • Penyediaan infrastruktur yang menjadi prioritas dan telah
Cipta Karya Kementerian PUPR per muk i ma n dasa r ya ng banyak terealisasi pembangunannya?
mengangkat konsep perencanaan mendukung aktivitas sehari- (RF): Dalam penanganan kawasan
pembangunan infrastruktur dalam hari masyarakat. perbatasan antarnegara di Indonesia,
rangka mendorong produktivitas • Penyediaan infrastruktur Ditjen Cipta Karya Kementerian
kawasan perbatasan baik yang mendukung dan PUPR membangun: a) Tujuh Pos
menguatka n fungsinya sebaga i mendorong pengembangan Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu
k aw a s a n p e r b at a s a n d a n j uga ekonomi masyarakat. yang terdiri dari: 1) Zona Inti, yakni:
pengemba nga n w i laya h sesua i Harapannya program Bangunan Utama untuk pelayanan
dengan arahan rencana tata ruang. Pengembangan Infrastruktur (C IQ S) ( C u s to m , I m m i g r at i o n ,
Saat ini penanganan kawasan Per muk ima n (PIP) dapat Quarantine, dan Security); Pos Lintas
perbatasan antarnegara di Indonesia, mendorong percepatan Kendaraan Pemeriksaan; Bangunan
Ditjen Cipta Karya Kementerian pertumbuhan kawasan-kawasan Pemer ik saa n K a rgo; Ba nguna n
PUPR adalah sebagai berikut: perbatasan sehingga menjadi Utilitas; Monumen; dan Gerbang
a) PLBN kawasan yang mandiri dan berdaya Kedatangan dan Keberangkatan; 2)
• Penyediaan pos lintas batas saing. Saat ini, terjadi kesenjangan Zona Sub Inti , yakni: Perumahan
yang menjadi pintu terdepan a nt a r a k aw a s a n p e rbat a s a n Pegawai PLBN; Kantor Pengelola;
pertahanan dan keamanan dengan kawasan-kawasan lain di 3) Zona Pendukung , yakni: Wisma
negara Indonesia. Kawasan perbatasan N u s a n t a r a ; P a s a r/ R e s t A r e a ;
• Penyediaan pos lintas batas kerap terabaikan dan kurang Masjid/Gereja; b) Infrastruktur
yang mengedepankan menjadi prioritas pembangunan. Permukiman Perbatasan meliputi:
martabat dan kedaulatan Khusus untuk kawasan-kawasan Jalan Lingkungan; Sistem Penyediaan
bangsa perbatasa n di Ka lima nta n, Air Minum; Instalasi Pengolahan
Harapannya PLBN dapat kesenjangan juga terlihat nyata Air Limbah; Hanggar Sampah di
mendorong ter w ujud nya a nt a r a k aw a s a n p e rbat a s a n PLBN; Pelatihan Pengelolaan Sampah
kawasan-kawasan perbatasan Indonesia denga n k awasa n kepada Masyarakat.
sebagai beranda depan perbatasan Malaysia. Masyarakat
negara yang membanggakan. pada kawasan-kawasan tersebut (R): Dengan melihat keseluruhan

7
EDISI VI - 2017
PROFIL TOKOH

potensi sumber daya yang ada, prioritas pengembangan permukiman berbatasan langsung; 2) Jumlah
kawasan permukiman perbatasan kawasan perbatasan di Indonesia? pelintas batas menentukan pilihan
mana saja yang menjadi prioritas (RF): Kawasan yang menjadi lokasi pembangunan PLBN. Semakin
pengembangan di dalam program Lesson Learned : Pada dasarnya banyak pelintas batas yang melalui
p en ata a n k awa sa n p erbata sa n dari semua lokasi perbatasan yang suatu titik perbatasan tertentu,
Kementer ia n PU PR , da la m ha l tengah dikembangkan dapat ditarik maka semakin tinggi skala prioritas
ini Ditjen Cipta Kar ya? Apakah p e m b e l aja r a n . D a r i k a w a s a n - pemilihan lokasi tersebut. b) PIP.
ada ta rget-ta rget da n ta hapa n kawasan perbatasan yang berada di Faktor yang menentukan skala
pelaksanaannya? Kalimantan seperti Aruk, Entikong, prioritas pembangunan infrastruktur
(RF): Sesuai dengan Inpres No. Badu, dan Sebatik, k ita melihat permukiman perbatasan adalah:
6 Tahun 2015, lokasi yang menjadi bahwa kawasan kita jauh tertinggal 1 ) Ju m l a h p e ndudu k . S e m a k i n
prioritas pengemba nga n da lam dari Malaysia. Oleh karena itu, besa r jum la h penduduk pada
penataan kawasan perbatasan adalah: penanganannya cukup sulit karena suatu kawasan perbatasan, maka
a) Entikong, Kab. Sanggau, Provinsi kita dituntut untuk berusaha lebih semakin tinggi prioritas kawasan
Kalimantan Barat (PLBN dan PIP). keras guna mengejar ketertinggalan tersebut untuk ditangani. 2) Jarak
b) A r uk , kab. Sambas, Prov insi tersebut. kondisi ya ng berbeda Permukiman dengan garis perbatasan
Kalimantan Barat (PLBN dan PIP). terjadi pada penanganan kawasan negara. Permukiman yang menjadi
c) Badau, Kab. Kapuas Hulu Provinsi perbatasan di Provinsi Papua dan prioritas pembangunan infrastruktur
Kalimantan Barat (PLBN dan PIP). Nusa Tenggara Timur. Pada lokasi- permukiman adalah permukiman
d) Motaain, Kab. Belu, Provinsi Nusa lokasi perbatasan di daerah tersebut, yang terdekat dengan garis batas.
Tenggara Timur (PLBN dan PIP). e)
Motamasin, Kab. Malaka, Provinsi
Nusa Tenggara Timur (PLBN dan PIP).
f) Wini, Kab. Timor Tengah Utara,
Provinsi Nusa Tenggara Timur (PLBN
dan PIP). g) Skouw, Kota Jayapura,
Provinsi Papua (PLBN dan PIP). h)
Long Apari, Kab. Mahakam Ulu,
Provinsi Kalimantan Timur (PIP).
i) Sebatik Tengah, Kab. Nunukan,
Provinsi Kalimantan Utara (PIP).
Pelaksanaan pembangunan PLBN
dibangun ke dalam 3 tahap yaitu:
a) Pembangunan Zona Inti Tahun
2015-2016. Saat ini untuk Zona Inti
PLBN Terpadu (tempat pelayanan
perlintasan) telah terbangun dan
telah difungsikan dengan baik .
PERMUKIMAN PENDUDUK DI KAWASAN PERBATASAN
b) Pembangunan Zona Sub Inti SUMBER FOTO RISET
dan Zona Pendukung Tahun 2017-
2018. Pelaksanaan pembangunan tingkat kesejahteraan penduduknya Semakin dekat permukkman dengan
p e n g e m b a n ga n I n f r a s t r u k t u r masih lebih tinggi dari penduduk garis batas maka semakin tinggi
Permukiman (PIP) dilaksanakan negara tentangga. Target pencapaian prioritas kawasan tersebut.
dalam 1 tahap sekaligus terhitung kerja diutamakan untuk peningkatan
sejak tahun 2015 hingga tahun 2017. kesejahteraan penduduk di pusat (R): Apa sajakah kendala dalam
Setelah dilaksanakan pembangunan, kota. pengemba nga n per muk ima n di
akan dilaksanakan proses Fa k tor ya ng menent uk a n kawasan perbatasan kita? Bagaimana
pemeliharaan dalam jangka waktu 2 sk a la pr ior ita s pengemba nga n kebijakan dan strategi Pemerintah
tahun terhitung sejak 2018-2019. permukiman kawasan perbatasan dalam menyikapi hal tersebut, dalam
di Indonesia yaitu: a) PLBN. Faktor hal ini Kementerian PUPR?
(R): Berdasa rk a n penjelasa n yang menentukan skala prioritas (RF): Kendala dalam
per ta nya a n nomor 4, k awa sa n pemba ng u na n PL BN ada la h: 1) pengemba nga n per muk ima n di
permukiman perbatasan antarnegara A d a ny a p e r ja nji a n p e n e t ap a n kawasan perbatasan meliputi: a)
mana sajakah yang telah menjadi pintu lintas batas dengan negara Sulitnya akses menuju kawasan-
sk a l a p r i or it a s p e m b a n g u n a n tetangga. Sebab, tidak semua lokasi kawasan perbatasan. Rendahnya
Pemerintah dan dapat dikatakan perbatasan dibangun PLBN. PLBN a k sesibi litas menuju k awasa n-
berhasil sebagai lesson learned hanya dibangun pada lokasi-lokasi kawasan perbatasan antara lain
pengemba nga n per muk ima n di ter tent u ya ng tela h ditetapka n disebabk a n masi h m i n i m nya
kawasan perbatasan? Faktor apa melalui perjanjian penetapan pintu i n f r a s t r u k t u r, k o n d i s i a l a m ,
sajakah yang menentukan skala lintas batas antar dua negara yang d a n p o s i s i ny a y a n g jau h d a r i

8
EDISI VI - 2017
ibukota kabupaten; b) Minimnya
ketersediaan material. Minimnya Sulitnya akses menuju kawasan-kawasan
ketersediaan material yang
berkualitas di kawasan perbatasan perbatasan. Rendahnya aksesibilitas
sangat menghambat proses
pengembangan permukiman itu
menuju kawasan-kawasan perbatasan
sendiri. Pemerintah pada akhirnya antara lain disebabkan masih minimnya
terpaksa mendatangkan material
da r i lua r k awasa n da n ba h k a n
infrastruktur, kondisi alam, dan posisinya
ada yang harus didatangkan dari yang jauh dari ibukota kabupaten.
pulau jawa. Hal ini mengakibatkan
membengkaknya pembiayaan serta
memperlambat proses pengerjaan; c)
Terbatasnya ketersediaan anggaran lokasi rencana PLBN masih terdapat l) PERPRES No. 179 Tahun 2014
pembangunan dan pemeliharaan. beberapa bangunan milik instansi tentang RTR Kawasan Perbatasan
Ha r us d ia k u i ba hwa a ng ga ra n tertentu yang perlu direlokasi. Negara di Provinsi Nusa Tenggara
pembangunan yang dialokasikan Timur; m) INPRES No. 6 Tahun 2015
pemer inta h sa ngat terbatas. (R): Jikalau kembali ke makna atau tentang Percepatan Pembangungan
Anggaran tersebut juga harus diatur definisi sebuah kawasan perbatasan Pos Lintas Batas Negara dan Sarana
sedemikian rupa agar terdistribusi negara, bisa disebutkan payung Prasaran Penunjang di Kawasan
secara merata di Indonesia. Oleh hukum yang mana dan apa sajakah Perbatasan; dan n) PERKA BNPP
sebab itu, tidak semua kawasan y a n g me njad i ac ua n p e n at a a n No. 1 Tahun 2015 tentang Rencana
p erbat a sa n d apat memp er oleh kawasan permukiman perbatasan? Induk Pengelolaan Perbatasan Negara
pelayanan pembangunan secara (RF): Adapun payung hukum Tahun 2015 – 2019.
maksimal; d) Kurangnya koordinasi y a n g me njad i ac ua n p e n at a a n
antar pemerintah pusat dan daerah. kawasan permukiman perbatasan, (R): Sebagai pertanyaan pamungkas,
Hingga saat ini koordinasi antar meliputi: 1) UU No.1 Tahun 2011 Ibu sebagai Direktur Pengembangan
p e me r i nt a h p u s at d a n d a e r a h tentang Perumahan dan Kawasan Kawasan Permukiman di Ditjen Cipta
senantiasa dilakukan. A kan Permukiman; 2) UU No. 1 Tahun Karya PUPR pasti memiliki harapan
tetapi , ju m la h nya ma si h perlu 2007 tentang RPJPN 2005 – 2025; besar bagi kesuksesan pembangunan
ditingkatkan agar pelaksanaan c) UU No. 26 Tahun 2007 tentang daerah pinggiran Indonesia
pembangunan yang dilaksanakan Penataan Ruang; d) UU No. 43 Tahun khususnya di permukiman kawasan
dapat selaras antara pembangunan 2008 tentang Wilayah Negara; e) PP perbatasan kita. Bisa dijelaskan
yang dilaksanakan oleh pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang RTRWN; kepada kami apa impian dan harapan
pu sat d a n p emba n g u n a n y a n g f ) PP No. 14 Tahun 2016 tentang Ibu ke depan terkait hal tersebut?
d i la k sa na k a n oleh pemer i nta h Penyelenggaraan Perumahan dan ( R F ) : H a r apa n s ay a a d a l a h
daerah. Hal ini diperlukan agar Kawasan Permukiman; g) PERPRES meningkatnya taraf hidup
pera n ser ta kedua bela h pi ha k No. 2 Tahun 2015 tentang RPJMN masyarakat di kawasan perbatasan.
d ap at me m b e r i k a n k ont r ib u s i 2015 – 2019; h) PERPRES No. 31 Pada dasarnya, peningkatan taraf
m a k si m a l ba g i p en gemba n ga n Tahun 2015 Tentang RTR Kawasan hidup masyarakat ditandai dengan
kawasan perbatasan; dan e) Sulitnya Perbatasan Negara di Kalimantan; i) menurunnya tingkat kesenjangan
pengadaan lahan dan penghapusan PERPRES No. 32 Tahun 2015 tentang antara kawasan perbatasan dengan
aset (k husus PLBN). K husus RTR Kawasan Perbatasan Negara kawasan-kawasan lain di Indonesia.
u nt u k PL BN, pengadaa n la ha n di Prov insi Papua; j) PER PR ES bahkan lebih jauh lagi, peningkatan
dan penghapusan aset eksisting No. 33 Tahun 2015 tentang RTR taraf hidup tersebut diharapkan
diperluka n unt uk memenuhi Kawasan Perbatasan Negara di mampu mendorong perekonomian
kebutuhan ruang area PLBN. Pada Provinsi Maluku; k) PERPRES No. masyarakat perbatasan sehingga
semua lokasi, masih banyak lahan- 34 Tahun 2015 tentang RTR Kawasan dapat setara atau lebih baik dari
la h a n m i l i k wa r ga y a n g p erlu Perbatasa n Nega ra di Prov insi negara tetangga. Kemudian harapan
dibebaskan. Selain itu, pada lokasi- Maluku Utara dan Papua Barat; selanjutnya adalah menurunnya
tingkat pelanggaran perbatasan
y a n g me n ga nc a m p e r t a h a n a n
da n kea ma na n nega ra . Dengna
adanya pembangunan di kawasan
perbatasan, harapannya berbagai
jenis pelanggaran seperti
p enyelu ndupa n ba r a n g se c a r a
ilegal, masuknya narkoba, lalu lintas
penduduk secara ilegal, dan lain
sebagainya dapat dicegah.

9
EDISI VI - 2017
PROFIL TOKOH

BAMBANG SUPRIYADI S,E, lahir di terlepas dari pokok pokok Kebijakan


Semarang pada tanggal 8 maret 1962. P e n y e l e n g ga r a a n P e r t a h a n a n
Beliau pernah mengikuti Pendidikan Negara yaitu mewujudkan kekuatan
Militer (DIKMIL) lulusan Akademi pertahanan tangguh yang memiliki
Angkatan Laut (AAL) – 32 pada tahun kemampuan penangkalan sebagai
1987; kemudian pernah mengikuti ne ga r a k e p u l au a n d a n ne ga r a
DI K M I L S USL A PA , DI K L A PA , maritim dalam menjaga kedaulatan
SESKOAL dan SESKO TNI; lalu pernah da n keut uha n w ilaya h N K R I
pulah mengikuti DIKMIL Lembaga serta keselamatan segenap bangsa
Ketahanan Nasional (LEMHANAS) Indonesia.
PPSA 53; dan pernah juga mengikuti Keterkaitan Wilayah Pertahanan
kursus SUS OPS GAB TNI. denga n kawasa n perbatasa n
Setela h per na h mengik uti negara adalah wilayah pertahanan BAMBANG SUPRIYADI S,E
b e b e r a p a p e n d i d i k a n m i l i t e r, ditetapkan untuk mempertahankan DIREKTUR WILAYAH PERTAHANAN
Bambang Supriyadi juga pernah k e d a u l a t a n n e ga r a , k e ut u h a n DIREKTORAT JENDERAL
bertugas di jajaran KOARMABAR wilayah Negara Kesatuan Republik STRATEGI PERTAHANAN
KEMENTERIAN PERTAHANAN
( K om a ndo A r m ad a R I K aw sa n Indonesia dan keselamatan segenap
Barat)/LANTAMALII/SATROLTAS/ bangsa dari ancaman dan gangguan
DA N; Kemud ia n p er n a h juga k e ut u h a n b a n gs a d a n n e ga r a . Fungsi kawasa n perbatasa n
bertugas di jajaran KOARMATIM wilayah pertahanan terdiri atas negara sebagai berikut: 1) penyusunan
(Komando A rmada R I Kawasan wilayah pertahanan statis (tetap) dan rencana pembangunan sarana dan
T i mu r)/ F L O T I L A-1 / RON KOR / wilayah pertahanan Dinamis (tidak prasarana pertahanan di kawasan
K R I W IR / DA N; sela njut nya permanen), sedangkan kawasan perbatasan negara; 2) pemanfaatan
KOARMATIM/FLOTILA-I/RON KAT/ perbatasan negara merupakan bagian ruang dan pengendalian pemanfaatan
KRI MDU (MANDAU-621)/DAN; dari wilayah negara yang terletak ruang kawasan perbatasan negara; 3)
lalu KOA R M ATIM/L A N TA M A L pada sisi dalam wilayah Indonesia penetapan lokasi dan fungsi ruang
I V/ L A N A L S A N G A T T A / D A N ; dengan negara lain berfungsi sebagai untuk pembangunan sarana dan
KOARMATIM/SATKOR/KRI AHP wilayah pertahanan dinamis (daerah prasarana pertahanan di kawasan
(Abdul Halim Perdana Kusuma-355)/ pertempuran) untuk menghambat perbatasan negara; 4) pengelolaan
DAN; KOARMATIM/KOLATARMA/ gerak maju pasukan musuh masuk kawasa n perbatasa n nega ra; 5)
PA L A K S A ; K OA R M AT I M / ke wilayah negara Kesatuan Republik p e r w uj ud a n p e n ga m a n a n d a n
KOLATARMA/GLAGASPUR/DEP Indonesia (NKRI). pemberdayaan masyarakat di kawasan
GLAGASPUR/KA; KOARMATIM/ perbatasan negara.
LANTAMAL VIII/MDO/SOPS/AS; (R): Terkait perbatasan, sebenarnya
KOARMATIM/SAHLI PANG/SAHLI apa arti kawasan perbatasan itu (R): Sesuai dengan kebijakan yang
“C” OPS/DIKREG XXXVIII SESKO sendiri? Apa sajakah ruang lingkup telah Bapak jelaskan diawal tadi, apa
T N I ; K O A R M A B A R / S A T K OR / wilayah perbatasan negara kita? sajakah strategi dan program penataan
DA N; K OA R M AT I M /S AT K OR / Apa sajakah fungsi dari kawasan ruang wilayah pertahanan dalam hal
DAN; KOARMATIM/GUSKAMLA/ perbatasan negara? ini di kawasan perbatasan Indonesia
KAS; KOARMATIM/KOLAT/DAN; ( B S) : K a w a s a n p e r b a t a s a n yang telah dilaksanakan selama
KOARMATIM/SAHLI PANG/SAHLI nega ra mer upa ka n bagia n da r i ini oleh Pemerintah, dalam hal ini
“C” OPS/PPRA LII LEMHANNAS RI wilayah pertahanan dinamis yang Kementerian Pertahanan?
2015; Mabesal/SOPS KASAL/BAN d ip e r u nt u k a n s eb a ga i d a e r a h (BS): Strategi penataan wilayah
I REN/PA; dan saat ini Bambang pertempuran pada saat keadaan pertahanan di perbatasan negara,
Supriyadi menjabat sebagai Direktur perang untuk menghambat gerak maju meliputi: 1) Strategi peningkatan
Wilayah Pertahanan, Direktorat pasukan musuh masuk ke wilayah upaya perundingan penyelesaian
Jender a l St r ateg i Per t a h a n a n , Negara Kesatuan Republik Indonesia perbatasan negara dengan negara
Kementerian Pertahanan. (NKRI). tetangga; 2) Strategi peningkatan
Ruang lingkup kawasan upaya penegakan kedaulatan negara di
Reda k si (R): Berk a ita n denga n perbatasan negara sebagai berikut: kawasan perbatasan negara; 3) Strategi
penataan ruang, bisa dijelaskan a) peran dan fungsi serta cakupan peningkatan upaya pengawasan
kepada kami bagaimana rumusan kawasan perbatasan negara; b) tujuan, garis batas negara melalui kegiatan
kebijakan di bidang penataan wilayah kebijakan, dan strategi kawasan inspeksi perbatasan negara; 4) Strategi
pertahanan yang menjadi tugas perbatasan negara; c) pemanfaatan peningkatan upaya pengamanan
Pemerintah dalam hal ini Kementerian kawasa n perbatasa n negara; d) melalui pembangunan sarana dan
Pertahanan? Bagaimana kaitan antara pengendalian pemanfaatan kawasan prasarana pertahanan di Daerah
wilayah pertahanan dengan kawasan perbatasan negara; e) pengelolaan Prioritas Pertahanan; 5) Strategi
perbatasan negara? kawasan perbatasan negara; f) peran peningkatan kerja sama dan sinergitas
Bambang Supriyadi (BS): Kebijakan masyarakat dalam pemanfaatan pembangunan di kawasan perbatasan
penataan wilayah pertahanan tidak kawasan perbatasan negara. negara dengan Kementerian/lembaga

10
EDISI VI - 2017
dan/atau Pemerintah Daerah; 6) ( BS) : St r ate g i d a n pr og r a m mana sajakah yang telah terlibat?
Strategi peningkatan pemberdayaan yang dilaksanakan Kementerian (BS): Kerjasama internasional
dan peran ser ta masyarakat di Pertahanan merupakan perwujudan mengenai pelaksanaan latihan militer
kawasan perbatasan negara. dari amanat peraturan presiden bersama dan patroli pengamanan
A d ap u n pr o g r a m p e n at a a n tentang Rencana Tata Ruang Kawasan perbatasan dengan negara tetangga
wilayah pertahanan di perbatasan Perbatasan Negara. k h u s u s n y a n e ga r a A s e a n d a n
nega r a , y a k n i : Menyelesa i k a n Australia yang sudah dilaksanakan
kesepakatan batas negara yang (R): Terkait peraturan perundang- dapat ditindak lanjuti menjadi konsep
bermasalah dengan negara tetangga; undangan atau kebijakan nasional, Kerjasama internasional bidang
Mela k sa n a k a n p e ne ga sa n d a n apa sajakah peraturan yang menjadi penataan ruang.
pemeliharaan tapal batas negara; payung hukum pelaksanaan tata
Melaksanakan pembangunan Jalan ruang di wilayah pertahanan dalam ( R ) : A p a s aja k a h k e n d a l a d a n
Inspeksi dan Patroli Perbatasan; hal ini kawasan perbatasan negara? permasalahan yang ditemui dalam
Memba ngun da n memeliha ra (BS): Dasar yang menjadi payung pelaksanaan tata ruang di kawasan
pos penga ma na n perbatasa n; hukum pelaksanaan penataan wilayah perbatasan negara k ita sebagai
Melaksanakan pembangunan Jalan pertahanan di kawasan perbatasan wilayah pertahanan? Bagaimana
Administrasi yang menghubungkan negara sebagai berikut: 1) Undang- kebijakan dan strategi Pemerintah
kampung dengan Pos Pengamanan Undang No. 3 tahun 2002 tentang dalam menyikapi hal tersebut, dalam
Perbatasan terdekat; Melaksanakan Pertahanan Negara; 2) Peraturan hal ini Kementerian Pertahanan?
pembangunan Helipad; Melaksanakan Pemerintah No. 68 tahun 2014 tentang (BS): Kendala dan permasalahan
pembangunan landasan Pesawat Penataan Wilayah Pertahanan; 3) dalam pelaksanaan tata ruang di
Te r b a n g T a n p a Aw a k ( P T T A ) ; Peraturan Presiden tentang Rencana kawasan perbatasan negara adalah
Melaksanakan pendidikan bela Tata Ruang Kawasan Perbatasan pembangunan sarana, prasarana dan
negara kepada masyarakat di kawasan Negara; 4) Peraturan presiden No. 97 infrastruktur pertahanan memerlukan
perbatasan negara; Melaksanakan Tahun 2015 tentang Kebijakan Umum biaya besar, sedangkan pembangunan
bhakti kesehatan kepada masyarakat Pertahanan Negara Tahun 2015 – 2019; infrastruktur oleh K/L terkait masih
di kawasan perbatasan negara; 5) Peraturan Menteri Pertahanan belum optimal mendukung bidang
Melaksanakan penyuluhan hukum Republik Indonesia No. 19 Tahun 2015 pertahanan dan untuk menyikapi hal
kepada masyarakat di kawasan Tentang Kebijakan Penyelenggaraan tersebut Kementerian Pertahanan
perbatasan negara; dan Melaksanakan Pertahanan Negara Tahun 2015 melaksanakan sosialisasi terkait
sosialisasi perbatasan darat kepada – 2019 ; 6) K e p ut u s a n Me nte r i penataan wilayah pertahanan ke
masyarakat di kawasan perbatasan Pertahanan Republik Indonesia daerah dan mengoptimalkan peran
negara. Nomor : K e p/ 1 2 5 5/ M / X I I /201 5 pejabat pelaksana tugas pokok (PPTP)
Tentang Kebijakan Pertahanan Negara Kementerian Pertahanan di masing-
(R): Selanjutnya, apakah strategi dan Tahun 2016; 7) Keputusan Menteri masing Provinsi.
program yang dilaksanakan tadi Pertahanan Republik lndonesia
telah disinergiskan dengan konsep Nomor: Kep/435/M/V/2016 tentang (R): Sebagai pertanyaan pamungkas,
perencanaan tata ruang kawasan Kebijakan Pertahanan Negara tahun Bapak sebagai Direktur Wilayah
perbatasan yang telah tercantum 2017. Per t a h a n a n d i D it jen St r ateg i
dalam Rencana Tata Ruang (RTR) Pertahanan Kementerian Pertahanan
Kawasan Strategis Nasional (KSN) (R): Baga i ma na denga n konsep pasti memiliki harapan besar bagi
Perbatasan Negara? kerjasama internasional bidang p en at a a n w i lay a h p er t a h a n a n
penataan ruang dengan negara lain Indonesia khususnya di kawasan
TNI MENJAGA KAWASAN PERBATASAN
SUMBER FOTO RISET di kawasan perbatasan negara? Pihak perbatasan negara. Bisa dijelaskan
kepada kami apa impian dan harapan
Bapak ke depan terkait hal tersebut?
(BS): Harapan ke depan terkait
penataan wilayah pertahanan di
kawasan perbatasan negara adalah
terpenuhinya sarana dan prasarana
pendu k u ng t uga s penga ma na n
perbatasan ser ta ter tatanya
pema mfaata n r ua ng k awasa n
perbatasan sehingga mampu menjadi
medan tempur yang dapat mendukung
taktik dan strategi pertempuran untuk
menghancurkan dan menghambat
gerak maju musuh masuk wilayah
negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).

11
EDISI VI - 2017
PROFIL TOKOH

IR. BOYTENJURI, CES di seluruh pelosok (desentralisasi).


DEPUTI BIDANG PENGELOLAAN Faktor apa yang melatarbelakangi
POTENSI KAWASAN PERBATASAN, BNPP Pemer inta h unt uk memba ngun
Indonesia dari pinggiran? Bagaimana
Bidang Pengelolaan Potensi Kawasan hubu nga n nya denga n k awa sa n
Perbatasan, BNPP; dan saat ini perbatasan kita?
menjadi Deputi Bidang Pengelolaan Boy tenjur i (B): Fa k tor ya ng
Potensi Kawasan Perbatasan, BNPP. melatarbelakangi Pemerintah untuk
Selain itu, beberapa pengharagaan membangun Indonesia dari pinggiran
juga pernah diraih oleh Boyenjuri, pada karena adanya ketimpangan dan
tahun 1988 beliau diberi penghargaan kesenjangan pembangunan antar
sebagai Instruktur Pekerjaan Kayu wilayah. Kawasan perbatasan negara
dan Teknik Konstruksi di Universitas umum nya mer upa ka n kawasa n
Indonesia; kemudian mendapat Satya yang tertinggal pembangunan dan
Lancana Karya Satya X oleh Presiden pengembangan infrastrukturnya,
RI tahun 1999; selanjutnya mendapat ba i k i n f r a s t r u k t u r k ebut u h a n
IR. BOYTENJURI, CES, lahir di Lubuk Satya Lancana Karya Satya XX tahun d a s a r m a s y a r a k at p e r b at a s a n
Linggau Provinsi Sumatera Selatan, 2008. seper t i sekola h , pa sa r, sa r a n a
pada tanggal 17 Oktober 1960. Beliau Tak hanya itu, beberapa kesehatan maupun infrastruktur
adalah lulusan S1 Sarjana Teknik Sipil pengalaman sebagai pembicara aksesibilitasnya.
di Universitas Sriwijaya tahun 1986, pada seminar atau workshop juga Secara mendasar, pembangunan
dan S2 Magister Sistem dan Teknik pernah dilak ukan yak ni dalam kawasan perbatasan harus
Transportasi tahun 1997 di De L’Ecole s e m i n a r K o n fe r e n s i R e g i o n a l mengandung prinsip pelaksanaan
Nationale Des Travauz Publics De Teknik Jalan ke-6 (enam) (KRTJ) kebijaka n desentra lisasi untuk
L’Etat. Saat ini Boytenjuri menjabat Wilayah Barat di Pekanbaru tahun mencapai sasaran nasional yang
sebagai Deputi Bidang Pengelolaan 1999 yang diselenggarakan oleh ber tumpu pada pemerataan,
Potensi Kawasan Perbatasan, Badan Himpunan Pengembangan Jalan per t umbuha n, da n stabilitas.
Nasional Pengelolaan Perbatasan Indonesia; kemudian Seminar On Jika ditinjau lebih jauh, kawasan
(BNPP). Beliau mengawali karir Bridge Engineering pada tahun yang perbatasan negara memiliki peran
s e b a ga i K e p a l a S e k s i Ja m b i I sama diselenggarakan oleh Panitia da n f ungsi ya ng strategis bagi
Direktorat Jenderal Bina Marga Dep. Penyelenggara JICA di Jakarta; dan kemajuan suatu negara. Oleh karena
PU tahun 1998; selanjutnya menjadi Lokakarya Nasional Proyek Farmer itu “membangun Indonesia dari
Kepala Bidang Perencanaan III Manged Irrigation System (FMIS) pinggiran” perlu dilakukan agar
Bappeda Provinsi Banten tahun 2001; tahun 2002 yang diselenggarakan oleh terciptanya pemerataan pembangunan
kemudian pernah menjadi Kepala Departemen Pemukiman dan Praswil di Indonesia.
Bagian Pelaksanaan Biro Administrasi di Mataram.
Pembangunan Setda Provinsi Banten (R): Sebelum adanya program Nawacita
tahun 2001; kemudian tahun 2005 Redaksi (R): Sesuai Nawacita point Jokowi – JK, pembangunan Indonesia
menjadi Kepala Biro Administrasi 3, Jokow i-J K meneba lk a n frase da r i pi n g g i r a n b elu m menjad i
Setda provinsi Banten; selanjutnya ‘membangun Indonesia dari pinggiran’ program prioritas Pemerintah. Bisa
menjadi Sekretaris Dewan Pengurus d i ma na pemba ng u na n ta k lagi dijelaskan kepada kami, sebenarnya
Korpri Provinsi Banten tahun 2008; terpusat (sentralisasi) di perkotaan, permasalahan apa sajakah yang telah
setelah itu menjabat sebagai Kepala melainkan harus dilakukan menyebar teridentifikasi di kawasan perbatasan
Biro Hukum dan Organisasi Setjen
DPN Korpri tahun 2012; di tahun yang
sama Boytenjuri menjabat sebagai
Direktur Penataan Daerah, Otonomi
Pembangunan kawasan perbatasan
Khusus dan DPOD Ditjen Otonomi harus mengandung prinsip pelaksanaan
Daerah Kemendagri; selanjutnya
tahun 2014 menjabat sebagai Direktur kebijakan desentralisasi untuk mencapai
Dekonsentrasi dan Kerjasama Ditjen sasaran nasional yang bertumpu pada
Pemerintahan Umum Kemendagri;
pada tahun yang sama pula Boytenjuri pemerataan, pertumbuhan, dan stabilitas.
menjad i Sek r eta r i s Di r ek tor at Jika ditinjau lebih jauh, kawasan
Jender a l Pemer i nta h a n Umu m
Kemendagri; pernah juga menjabat perbatasan negara memiliki peran dan
menjadi Asisten Deputi Penataan
Ruang Kawasan Perbatasan BNPP
fungsi yang strategis bagi kemajuan
tahun 2015; kemudian pada tahun suatu negara.
2015 diangkat menjadi Plt. Deputi

12
EDISI VI - 2017
negara kita sehingga lahir program • Ada nya per uba ha n m i ndset ruang KSN; Undang-Undang Nomor
penataan ruang kawasan perbatasan terhadap perbatasan negara 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
yang semakin gencar dilakukan yang dulu “ Inward Look ing ” Daerah, khususnya pasal 361 ayat
Pemerintah hingga saat ini? menjad i “ Out wa rd L ook i ng ” 3 yang menegaskan kewenangan
(B): Beberapa permasalahan utama mempunyai konsekuensi menata Pemerintah Pusat tentang penetapan
kawasan perbatasan negara yang w i l ay a h p e r b at a s a n s e s u a i R DT R d i K awa sa n Perbata sa n ;
menjadi prioritas Pemerintah untuk dengan kapasitas, kualitas lahan, Peraturan Pemerintah Nomor 13
mengatasinya adalah: setempat dipadukan dengan aspek Tahun 2017 tentang Perubahan atas
• Ada beberapa segmen batas antara kepentingan nasional. Peraturan Pemerintah No. 26/2008
negara, baik batas darat maupun tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
batas laut masih perlu dilakukan (R): Terkait dengan penataan ruang Nasional (RTRWN); dan Peraturan
perundingan untuk menyepakati kawasan perbatasan antarnegara di Presiden tentang Rencana Tata Ruang
garis batas secara tegas; Indonesia, bagaimana konsep dan Kawasan Perbatasan Negara (RTR
• Masih terbatasnya infrastruktur program penataan ruang di kawasan KPN), yang sampai dengan tahun
aksesibilitas dari dan ke perbatasa n ya ng tela h diusung 2017 ini telah diterbitkan 6 (enam)
wilayah tersebut. Keterbatasan Pemerintah, dalam hal ini BNPP? Perpres tentang RTR KPN, yaitu
infrastruktur ini, memunculkan Peraturan perundang-undangan Perpres No 179/2014 tentang Rencana
k e t id a k p ua sa n m a s y a r a k at atau kebijakan nasional manakah Tata Ruang Kawasan Perbatasan
setempat, terhadap program ya ng menjad i pay u ng hu k u m Negara di Porvinsi Nusa Tenggara
pembangunan nasional tidak pelaksanaannya? Timur; Perpres No.31/2015 tentang
merata; (B): Per spek t i f pengelola a n Renc a n a Tat a Rua n g K awa sa n
• Kondisi ekonomi masyarakat perbatasan negara didasarkan pada Perbatasan Negara di Kalimantan;
setempat masih rendah yang juga perencanaan, pemanfaatan, dan Perpres No. 32/2015 tentang Rencana
dipengaruhi oleh keterbatasan pengendalian pemanfaatan ruang Tata Ruang Kawasan Perbatasan
infrastruktur pendukung; wilayah, sehingga konsep penataan Negara di Provinsi Papua; Perpres
• Masih sering terjadi pelanggaran ruang di kawasan perbatasan negara No.33/2015 tentang Rencana Tata
batas negara dan lintas batas harus terintegrasi secara “spatial” Ruang Kawasan Perbatasan Negara di
negara yang berpotensi (keruangan), utuh dan konprehensif; Provinsi Maluku; Perpres No. 34/2015
mer ugi k a n nega ra seper t i Peraturan perundang-undangan tentang Rencana Tata Ruang Kawasan
adanya perdagangan illegal, d a n k e b ij a k a n n a s i o n a l y a n g Perbatasan Negara di Provinsi Maluku
pencurian ikan, pembalakan digunakan BNPP sebagai payung Utara dan Provinsi Papua Barat;
liar, perdagangan manusia, dan hukum penataan ruang kawaan dan yang terbaru adalah Perpres
narkoba; perbatasan negara adalah: Undang- No.11 /2017 tentang Rencana Tata
• Potensi sumber daya belum Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Ruang Kawasan Perbatasan Negara
dioptimalkan secara maksimal Penataan Ruang, khususnya Pasal 8 di Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi
untuk meningkatkan kegiatan ayat (3) yang menegaskan wewenang Gorontalo, Provinsi Sulawesi Tengah,
ekonom i da n keseja hteraa n Pemerintah dalam pelaksanaan Provinsi Kalimantan Timur, dan
masyarakat di kawasan penataan ruang Kawasan Strategis Provinsi Kalimantan Utara.
perbatasan; Nasional meliputi perencanaan tata
(R): Sejauh ini, kawasan perbatasan
antarnegara mana sajakah yang telah
SUMBER FOTO RISET
menjadi skala prioritas penataan
ruang oleh pemerintah dan dapat
dikatakan berhasil sebagai lesson
learned kawasan perbatasan lain?
Dan dengan melihat keseluruhan
potensi sumber daya yang ada,
kawasa n perbatasa n ma na saja
yang nantinya akan diprioritaskan
pembangunannya?
(B): Dalam penentuan prioritas
pembangunan kawasan perbatasan,
BNPP berpedoman pada Peraturan
Kepala BNPP Nomor 1 Tahun 2015
tentang Rencana Induk Pengelolaan
Perbatasan Negara Tahun 2015-2019.
Selain itu prioritas penataan ruang
mengacu pada prioritas penanganan
10 (sepuluh) PKSN sebagaimana
yang dimuat dalam PP No. 26/2007

13
EDISI VI - 2017
PROFIL TOKOH

tentang RTRWN, dan telah diubah lain dalam pengembangan kawasan Tata Ruang (RDTR) Lokpri yang sudah
dengan PP No.13/2017. Untuk itu perbatasan Indonesia? Pihak mana disusun oleh BNPP, selain itu, dalam
BNPP telah dilakukan kajian tentang sajakah yang telah terlibat? penyunan RTRW Provinsi Kabupaten/
penataan ruang 10 (sepuluh) PKSN ( B) : P e r a n d a n K e r j a s a m a Kota berpedoman pada Rencana Tata
dimaksud, yaitu PKSN Paloh-Aruk, Kementerian/Lembaga lain dalam Ruang Kawasan Perbatasan Negara
PKSN Entikong, PKSN Nanga Badau, pembangunan kawasan perbatasan ya ng tela h diterbitka n mela lui
PKSN Jayapura, PKSN Atambua, n e ga r a s u d a h t e r j a l i n . P e r a n Peraturan Presiden sebagaimana
PKSN Nunukan, PKSN Tahuna, PKSN Kementerian/Lembaga diwujudkan tersebut di atas, karena dalam Perpres
Sabang, PKSN Ranai, dan PKSN dalam bentuk Rencana A k si dimaksud, dimuat selain Pola Ruang,
Saumlaki. Pengelolaan Perbatasan negara, juga memuat Struktur ruang yang
berupa bentuk program dan kegiatan bersifat lokal dan regional, sehingga
(R): Apa sajakah kendala dalam konkrit, dan dukungan anggaran serta ha r us ada konek t iv itas a nta ra
per w ujudan penataan r uang di lokasi kegiatan. provinsi yang satu dengan provinsi
kawasan perbatasan kita? Bagaimana Adapun Kementerian/Lembaga tetangganya.
kebijakan dan strategi Pemerintah yang terlibat di dalam pengembangan Pemerintah Daerah juga
dalam hal ini BNPP dalam menyikapi kawasan perbatasan, tidak hanya mempunyai kewajiban melakukan
hal tersebut? terbatas pada Kementerian/Lembaga peninjauan ulang atau revisi pada
(B): Kendala yang dihadapi dalam y a n g m e n j a d i a n g g o t a B N P P, RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota
per w ujudan penataan r uang di sebagaimana yang termuat dalam sesuai dengan ketentuan, dengan
kawasan perbatasan, adalah belum Perpes No.44 Tahun 2017 tentang berpedoman pada penataan ruang
seluruh wilayah kawasan perbatasan BNPP. Perguruan tinggi juga terlibat sebagaimana yang dimuat dalam
negara selesai disusun rencana tata aktif dalam kerjasama dengan BNPP Perpes tentang RTR KPN.
ruangnya, sehingga sebijakan yang melalui pengembangan potensi lokal
diambil Pemerintah Pusat adalah dan regional kawasan perbatasan. (R): Sebagai pertanyaan pamungkas,
mempercepat penyusunan Rencana Bapa k seba ga i A si s ten D e put i
Tata Ruang Kawasan Perbatasan (R): La lu baga ima na denga n Penataan Ruang Kawasan Perbatasan
Negara, dan penyusunan rencana keterlibatan Pemerintah Daerah, apa di BNPP pasti memilki harapan
detail Lokpri, yang akan menjadi saja bentuk dan mekanisme kerjasama besar bagi kesuksesan penataan
pedoman bagi Pemerintah Pusat, merek a da la m penataa n r ua ng ruang kawasan-kawasan perbatasan
Pemerintah Daerah, dan Swasta dalam kawasan perbatasan yang masuk ke antarnegara kita. Bisa dijelaskan
pemanfatan ruangnya. dalam lingkup wilayah administrasi kepada kami apa impian dan harapan
Adapun strategi pembangunan daerah mereka? Bapak ke depan terkait hal tersebut?
kawasan perbatasan negara yang (B): Dalam Undang-Undang No 23 (B): Impian saya adalah telah
belum dilakukan penyusunan RDTR Tahun 2014, Gubernur sebagai wakil disusun regulasi tentang penataan
nya adalah melakukan kolaborasi Pemerintah Pusat memiliki kewajiban ruang di seluruh Lokasi Prioritas
antara RTRW Provinsi/Kabupaten/ da la m ha l mengoordinasika n ( L ok p r i ) ( 1 8 7 L ok p r i ), d e n ga n
Kota yang sudah ada dengan kebijakan pelaksanaan pembangunaan kawasan penekanan rekomendasi pemanfaatan
prioritas nasional, dengan tetap perbatasan berdasarkan pedoman ruang yang tegas dari masing-masing
memperhatikan aspek security, aspek yang ditetapkan oleh Pemerintah lokasi, dan sepenuhnya menjadi
prosperity, dan aspek environment Pusat. Dalam pelaksanaan tugasnya, pedoman pemanfaatan ruang bagi
(kelestarian fungsi lingkungan). Gubernur dibantu oleh bupati/wali Kementerian/lembaga atau seluruh
kota. p em a ng k u kep ent i nga n da la m
(R): Bagaimana dengan peran dan Keterlibatan Pemerintah Daerah pemanfaatan ruang, baik secara
kerjasama Kementerian/Lembaga dalam penataan ruang kawasan regional maupun lokal.
perbatasan negara, selain menyusun Penekanan rekomendasi
R e nc a n a Tat a R u a n g W i l ay a h pema nfaata n r ua ng kawasa n
(RTRW) kawasan perbatasan (Lokpri) perbatasan negara akan berbeda,
berpedoman pada antara lain tergantung pada letak dan
Rencana Detail posisi geografis Lokpri tersebut. n

14
EDISI VI - 2017
PROFIL WILAYAH

Wilayah Perbatasan Menjadi


Prioritas Pembangunan
Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara
REDAKSI BUTARU

K a li ma nta n Uta ra
(Kaltara) adalah
sebuah provinsi
di Indonesia yang
terletak di bagian
utara Pulau Kalimantan. Provinsi ini
berbatasan langsung dengan negara
tetangga, yaitu negara bagian Sabah
dan Serawak. Pusat pemerintahan
kabupaten ini berada di Tanjung
Selor. Luas wilayah Kalimantan
Utara (Kaltara) adalah 75.467,70 Km2
dengan jumlah penduduk 727.035
Orang. Terdiri dari Kota Tarakan,
dengan luas wilayah 250,80 km2,
populasi 240.003 jiwa, ibu kota
Ta ra ka n; Kabupaten Bulunga n,
dengan luas wilayah 13.925,72 km2
dan populasi 152.997 jiwa, ibukota
Tanjung Selor; Kabupaten Malinau,
dengan luas wilayah 42.670.70 Km2
dan populasi 83.338 jiwa, ibukota
Ma l i nau; K abupaten Nu nu k a n ,
dengan luas wilayah 13.841,90 km2
dan populasi 222.257 jiwa, ibukota Gambar 1.
Nunukan; Kabupaten Tana Tidung, Wilayah Perbatasan Provinsi Kalimantan Utara
dengan luas wilayah 4.828,58 Km2
dan populasi 28.439 jiwa, ibukota
Tideng Pale. terletak di sepanjang garis perbatasan sangat menjanjikan. Salah satu
Berdasarkan Undang-Undang antara Negara Republik Indonesia sumber daya alam berupa Taman
No.20 Tahun 2012 luas wilayah meliputi Kabupaten Nunukan dan Nasional Kayan Mentarang sebagai
p e r bat a s a n k e s e lu r u h a n y a n g Malinau dengan Negara Malaysia w i laya h kon ser va si da n huta n
meliputi Malinau dan Nunukan bagian Sabah dan Serawak dengan l i ndu ng ya ng d i h a r apk a n bi sa
mencapai 56.427 km2 atau 74,8% bentangan garis batas sepanjang menjadi paru-paru dunia. Untuk
dari luas wilayah Provinsi Kaltara. 1.020 km. itu, pengembangan pengembangan
Sedangkan wilayah geografisnya Provinsi Kaltara merupakan potensi ekowisatahayati di
pintu gerbang perbatasan dengan Kalimantan sangat dibutuhkan
Malaysia. Potensi alamnya pun mengingat ekowisata merupakan
suatu kegiatan wisata yang
berwawasan lingkungan dengan

15
EDISI VI - 2017
PROFIL WILAYAH

lokal dalam menjual produknya ke


dalam negeri dengan membangun
saluran irigasi yang sebelumnya
merek a la k uk a n denga n ca ra
konvensional yaitu memanfaatkan
tadah hujan, membuat bendung dan
membuat saluran irigasi sendiri.
Unt u k memba ng u n sa lu r a n
irigasi tersebut, anggaran yang
dibutuhkan kurang lebih mencapai
30 milyar, namun pembangunan
PESONA TAMAN NASIONAL KAYAN MENTARANG
SEBAGAI WILAYAH KONSERVASI DAN HUTAN LINDUNG tersebut masih terkendala
dikarenakan lokasi yang terlalu
jauh dan sulitnya ak sesibilitas
mengutamakan aspek konservasi, Keca mata n K raya n , K abupaten jalan. Oleh karena itu, dalam proses
aspek pemberdayaan sosial budaya Nunukan sebagai pengairan sawah. p e m b a n g u n a n s a lu r a n i r i ga s i
ekonomi masyarakat lokal, dan aspek Kesuburan tanah menjadi faktor barang-barang yang diperlukan pada
pembelajaran dan pendidikan. pent i ng t umbuh nya berbaga i akhirnya dibeli dari Malaysia dengan
Kondisi perbatasan Indonesia tanaman-tanaman yang mampu harga tinggi, sehingga dana 30 milyar
da n Ma laysia kerap menjad i menunja ng kebut uha n pa nga n,
s or o t a n . H i d up d i p e r b at a s a n tidak saja di dalam namun juga
AKSES TRANSPORTASI UDARA MENUJU
memang jauh dari pantauan dan bagi negara tetangga. Dalam hal ini, PERBATASAN
pengawasa n pemerinta h pusat. komoditas utama Krayan adalah
Alhasil banyak kehidupan-kehidupan beras adan, yaitu beras lokal yang
unik menghinggapi para warga di sudah mendapat Sertifikasi Indikasi
perbatasan Indonesia dan Malaysia. Geografis (SIG). Beras organik adan
Salah satunya adalah warga yang merupakan salah satu jenis beras
me m i l i k i 2 m at a u a n g r i n g g it yang cukup eksotik dan disukai
dan rupiah, dimana masyarakat oleh penduduk Malaysia maupun
Indonesia sering membelanjakan Brunei Darussalam. Beras Adan
kebutuhan sehari-harinya di negara Krayan memiliki cita rasa yang
tetangga. Sebab akses yang dilalui khas, baunya harum, rasanya enak
lebih mudah dibanding harus menuju da n menyehatka n sebab diola h
kota sehingga barang-barang yang secara organik. Harga beras organik KONDISI INFRASTRUKTUR JALUR
dibutuhkan menjadi lebih mahal. tersebut dijual dengan harga murah PERBATASAN ANTARA LONG MIDANG
KRAYAN DAN BAKELALAN SERAWAK
Tak jarang permasalahan hak paten ke Malaysia dibandingkan di jual MALAYSIA
produk Indonesia yang sering kali di di dalam negeri, hal ini disebabkan
klaim oleh Malaysia kerap menjadi sulitnya konektivitas jalan darat
permasalahan antarnegara. da n ha nya bisa d i la lui denga n
Permasalahan lain yang utama pesawat udara. Karena hal tersebut,
yang di hadapi di wilayah perbatasan masyarakat Krayan lebih sering
Kaltara adalah saluran irigasi dan mengek spor hasil pa nen nya ke
infrastruktur yang belum memadai. negara Malayasia dibandingkan
Maka, pada tahun 2015 Pemerintah ke dalam negeri sendiri. Untuk
Daera h Prov insi Ka lta ra mula i mengatasi hal ini, Pemprov mencoba
memba ng u n sa lu ra n i r iga si d i menarik kembali minat masyarakat

PADI ADAN YANG MERUPAKAN VARIETAS PERBATASAN DESA LONG MIDANG JALUR PERBATASAN KALIMANTAN DENGAN
UNGGUL LOKAL KABUPATEN NUNUKAN YANG BERBATASAN MALAYSIA
DENGAN MALAYSIA

16
EDISI VI - 2017
tersebut tidak dapat menyelesaikan PEMBANGUNAN JARINGAN IRIGASI DI dan kedaulatan wilayah, pertahanan
KRAYAN DAN KRAYAN SELATAN,
konsep atau grand design untuk KABUPATEN NUNUKAN keamanan nasional, dan peningkatan
irigasi di daerah Krayan. Luas lahan kesejahteraan rakyat di wilayah
sawah di Kaltara sekitar 100.000 perbatasan. Munculnya paradigma
hektar, sedangkan potensi yang ada kebutuhan yang melambung tinggi. b a r u , p e n g e m b a n ga n w i l a y a h
sekitar 2300 hektar. Setiap tahun Dalam hal ini, sebagian besar perbatasan yang bertransformasi
Pemda mendapat DAK (Dana Alokasi wilayah perbatasan di Indonesia p a d a k ebija k a n p e m b a n g u n a n
Khusus) untuk Krayan, pada tahun masih merupakan daerah tertinggal yang berorientasi pada “ inward
ini DAK yang dialokasikan berkisar de n ga n sa r a n a d a n pr a sa r a n a looking” menjadi “outward looking”,
hanya 5 milyar, apabila dipaksakan s o s i a l m a up u n e k o n o m i y a n g sehingga wilayah perbatasan dapat
dengan menggunakan dana tersebut sangat terbatas. Pandangan di masa dimanfaatkan sebagai pintu gerbang
untuk pembangunan saluran irigasi la lu, ba hwa daera h perbatasa n aktivitas ekonomi dan perdagangan
d i k h aw at i rk a n t id a k o p t i m a l , mer upakan wilayah yang perlu antarnegara. Berdasarkan paradigma
seh i ngga pemba nguna n i r igasi pengawasan ketat, timbul karena tersebut, pendekatan pembangunan
dialokasikan ke Kabupaten Bulungan. wilayah ini rawan sektor pertahanan wilayah Perbatasan Negara saat ini
Selain itu, masalah air minum/ keamanan, sehingga menjadikan prioritaskan dengan pendekatan
a i r bersi h d i ma na ma sya ra k at paradigma pembangunan perbatasan kesejahteraan (prosperity
masi h mema nfaat k a n sunga i yang mengutamakan keamanan approach ) ta npa men ingga lka n
kecil sebagai sumber air minum, dibandingkan kesejahteraan. Hal ini pendek ata n kea ma na n . T ujua n
pemadaman listrik bergilir, dan menyebabkan wilayah perbatasan d a r i p e n g e m b a n ga n w i l a y a h -
kurangnya subsidi bahan bakar, di beberapa daera h menjadi wilayah perbatasan adalah untuk
hal ini di sebabkan keterbatasan t ida k tersent uh oleh d i na m i k a menjaga keutuhan wilayah NKRI
anggaran maupun infrastruktur, pembangunan. melalui penetapan hak kedaulatan
dan akses jalan yang sulit untuk Pembangunan wilayah NKRI yang dijamin oleh Hukum
menuju wilayah perbatasan, sehingga perbatasan memiliki keterkaitan Internasional dan meningkatkan
dibutuhkan biaya yang tinggi untuk yang erat dengan kebijakan nasional, kesejahteraan masyarakat setempat
pembangunan maupun harga-haraga terutama untuk menjamin keutuhan dengan menggali potensi ekonomi,

Pembangunan wilayah perbatasan memiliki keterkaitan yang


erat dengan kebijakan nasional, terutama untuk menjamin
keutuhan dan kedaulatan wilayah, pertahanan keamanan
nasional, dan peningkatan kesejahteraan rakyat di wilayah
perbatasan.

17
EDISI VI - 2017
PROFIL WILAYAH

Gambar 2.
Luas Area Pengembangan Kawasan
menyelesaikan persoalan-
p e r s o a l a n d a s a r, s e p e r t i
Kedepannya
Industri yang dibagi dalam 5 distrik
pendidikan, kesehatan, termasuk Kawasan KIPI
ekonomi Kaltara, utamanya di
wilayah perbatasan Indonesia-
dipastikan
Malaysia. menjadi zona
Pertama, pembangunan PLTA
Sungai Kayan. Sampai saat industrial (hulu/
ini seluruh Kabupaten/ hilir) yang
Kota di Kaltara
masih mengalami meliputi industri
g a n g g u a n
ketersediaan
peti kemas,
listrik karena suplai energi, dan
kekurangan
sumberdaya
industri smelter
listrik. dengan luas area
Dengan
sumber
pengembangan
daya a la m 11.000 hektar
sosial dan
budaya ser ta
yang berlimpah,
Kaltara memerlukan
yang dibagi
keuntungan lokasi sumberdaya energi dalam 5 distrik.
geografis yang sangat strategis yang cukup untuk
untuk berhubungan dengan negara mengolahnya. Keberadaan
tetangga. sungai-sungai besar seperti Sungai
Sembakung, Sungai Sebuku, Sungai industri peti kemas, suplai energi,
GRAND DESIGN DAN 11 PROGRAM K aya n , Su nga i Menta ra ng da n dan industri smelter dengan luas area
PR IOR ITA S IN FR A ST RU K T U R Sungai Malinau, menjadi potensi pengembangan 11.000 hektar yang
PROVINSI KALIMANTAN UTARA sebagai energi terbarukan ramah dibagi dalam 5 distrik, bisa dilihat
Salah satu poin yang mengemuka lingkungan, pembangkit tenaga pada gambar 2 diatas.
da r i Nawacita K abi net Ker ja listrik, pengendali banjir, saluran Program ketiga, pembangunan
ad a la h memba n g u n I ndonesi a i r igasi, peny i mpa n persed iaa n kota baru mandiri Tanjung Selor,
dari pinggiran. Artinya kebijakan air, pelayaran, pariwisata, dan yang menjadi salah satu Program
kawasan perbatasan tidak hanya pendapatan yang berkelanjutan. Strategis Nasional (PSN). Tanjung
sebagai pertahanan, melainkan Program kedua, pengembangan S e lor a k a n d i b a n g u n m e nja d i
cer m i n N K R I sebaga i bera nda Kawasan Industri Pelabuhan kota baru dengan arah kebijakan
terdepa n ya ng mem i li k i pera n Internasional (KIPI) Mangkupadi percepatan pemenuhan Standar
penting dan nilai strategis bagi suatu Tanah Kuning. Kedepannya Kawasan Pelayanan Perkotaan (SPP) untuk
negara dalam upaya mendukung K I PI d ipa s t i k a n menjad i zon a mewujudkan kota aman, nyaman,
keberhasilan pembangunan industrial (hulu/hilir) yang meliputi dan layak huni. Dimana sejauh ini
nasional. Untuk itu dalam jangka
pa nja ng , Pemer i nta h P r ov i n si
Kaltara (Kaltara) memprogramkan
1 1 (Sebelas) progra m prioritas,
terdiri dari proyek sektor
kelistrikan, industri, dan penyediaan
i nfrastr uk t ur ya ng
diyakini mampu

18
EDISI VI - 2017
Gambar 3.
Rencana Pembangunan Kota Baru Tanjung Selor

rencana pembangunan kota baru


Tanjung Selor telah dibagi menjadi Pembangunan pelabuhan di Kaltara
4 BW P, yak ni bisa dilihat pada
gambar 3. sangat dibutuhkan, sebab topografi
Program keempat, pembangunan sebagian wilayah Kaltara merupakan
Pelabuhan dan Dermaga.
Pembangunan pelabuhan di dataran rendah dengan aliran beberapa
Kaltara sangat dibutuhkan, sebab sungai yang berhadapan langsung
topografi sebagian wilayah Kaltara
merupakan dataran rendah dengan dengan laut.
a li ra n beberapa sunga i ya ng
berhadapan langsung dengan laut.
Bahkan, sebagian besar aktivitas
perekonomian masyarakat Kaltara
sangat bergantung pada sungai dan Tana Tidung. Lumbis, dan lain-lain, serta rencana
laut, didukung dengan posisi strategis Program kelima, pembangunan pemba nguna n RSU Prov insi di
Kaltara yang dilewati jalur Alur Sarana dan Prasarana Pendidikan Tanjung Selor, Bulungan.
Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). da n Kesehata n. Latar belaka ng Program keenam, pembangunan
Beberapa rencana pembangunan pembangunan fasilitas ini di Kaltara sektor pertanian, utamanya prioritas
Pelabuhan dan Dermaga sungai di disebabkan selama 72 tahun Indonesia melalui pembangunan infrastruktur
Kaltara, yakni: 1) Pembangunan merdeka, belum ada rumah sakit yang da n ba nt ua n sa ra na prasa ra na
Pelabuhan Bongkar Muat di Pesawan, dibangun di perbatasan pedalaman, pertanian di areal Rice dan Food
Bulunga n; 2) Pengemba nga n sehingga beberapa masya ra kat Estate, yang di dasarkan atas Surat
Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan; perbatasa n mem ilih berobat di Keputusan Bupati Bulungan No
3) Peningkatan Pelabuhan Ferry negara tetangga karena pelayanan 490/K-VI/520/2011 tentang Penetapan
Ancam, Bulungan; 4) Pengembangan kesehatannya lebih baik. Sejalan Kawasan Food Estate di Kabupaten
Pelabuhan Malundung, Tarakan; denga n renca na pemba ng u na n Bulungan seluas 50.000 hektar dan
5) Pe n ge mba n ga n Pelabu h a n sarana dan prasarana kesehatan kawasan Rice Estate seluas 17.400
Sebatik, Nunukan; 6) Pembangunan akan dilakukan pembangunannya hektar, di Kabupaten Nunukan.
Pelabuhan Internasional Tanah RS Pratama di daerah terpencil dan Program ketujuh, pembangunan
Kuning, Bulungan; dan 7) perbatasan, diantaranya daerah pen i ng k ata n Ba nda ra . Sebaga i
Pembangunan Pelabuhan Bebatu, L ong Apu ng , L ong Bawa n , Tau bentuk integrasi antar wilayah,

19
EDISI VI - 2017
PROFIL WILAYAH

Pemerintah Provinsi Kaltara akan Tanjung Selor sangatlah tinggi dan tangga masyarakat perkotaan dan
mengembangkan beberapa Bandara begitu pula sebaliknya. kegiatan industri (domestic, municipal
yang sudah ada, antara lain Bandara Program kesepuluh, & industry) di Kota Tanjung Selor
Tarakan, Bandara Nunukan, dan Pembangunan sarana air bersih dan Kabupaten Bulungan dengan debit
Bandara Tanjung Harapan. sanitasi. Selain listrik, pembangunan pengambil­an sebesar 200 liter/detik.
Program kedelapan, sarana dan prasarana air bersih Begitu juga di Kabupaten Nunukan
pembangunan jalan, jembatan dan ini merupakan kebutuhan dasar penyediaan pompa telah dilakukan
telekomu n i k a si . Pemba ng u na n masyarakat. Embung Bengawan dan untuk menunjang ketersediaan air
infrastruktur sejumlah ruas jalan dan Embung Rawa Sari di Kota Tarakan baku bagi masyarakat Kabupaten
jembatan khususnya menuju kawasan sangat vital sekali untuk pemenuhan Nunukan. Kedepannya, pembangunan
pedalaman di wilayah perbatasan kebutuhan air baku rumah tangga sarana dan prasarana air bersih
menjadi salah satu skala prioritas, bagi masyarakat perkotaan dan akan terus diusulkan Pemda kepada
dengan adanya pembukaan jalan kegiatan industri di Kota Tarakan pemerintah pusat, terutama untuk
darat diharapkan dapat meningkatkan Barat dengan debit pengambilan daerah-daerah yang saat ini belum
perekonomian dan kesejahteraan sebesar 100 liter/detik. Sedangkan terdistribusi air bersih melalui
masyarakat setempat. Selanjutnya, di Kabupaten Bulungan, penyediaan instalasi pengolahan air.
untuk pembangunan jembatan akan dan pemasangan pipa transmisi serta Program kesebelas, penempatan
dilakukan pembangunan jembatan genset 500 kva dilakukan untuk personil TNI di Wilayah Perbatasan.
gantung Sungai Bahau-Lud Birai. memenuhi kebutuhan air baku rumah Terk a it ha l tersebut, unt uk
Jembatan Sungai Kayan, Long Apung, mendukung keamanan berinvestasi
Long Betau, da n pemba nguna n Tabel 1. di Kaltara, pemerintah provinsi
Jembatan Sungai Pengia-Long Betaoh. Pengalokasian 11 titik di perbatasan te l a h me n ga lok a s i k a n 1 1 t it i k
Program kesembilan, untuk penempatan TNI seluas 26.000 di perbatasa n unt uk kemudia n
pembangunan Jembatan BULAN ha ditempatkan personil TNI di lahan
(Bu lu nga n-Ta ra k a n). Jembata n seluas 26.000 hektar yang tersebar
BULAN menjadi program unggulan di beberapa wilayah, bisa dilihat
untuk meningkatkan aksesibilitas di pada tabel 1. Dalam hal ini, masih
dalam Provinsi Kaltara, mengingat tersisa kurang lebih 24.000 hektar
sela ma i n i t ra nspor tasi uta ma lahan di Kawasan Food Estate yang
Tarakan-Tanjung Selor hanya melalui harus diprioritaskan juga, namun
jalur air dan jalur udara yang sangat lokasinya perlu dikoordinasikan lebih
tergantung pada faktor cuaca dan lanjut dengan Dinas Transmigrasi
sifat alam lainnya, sehingga memakan Kabupaten, agar tidak overlaping
waktu lama. Disisi lain, perpindahan dengan transmigran yang sudah
barang dan jasa dari Tarakan menuju direncanakan. n

20
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA

Kerja Sama Penataan Ruang


di Kawasan Perbatasan Negara Indonesia
RINELLA TAMBUNAN | RIANI NURJANAH
DIREKTORAT TATA RUANG DAN PERTANAHAN
KEMENTERIAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL (BAPPENAS)

P embangunan wilayah
perbatasan menjadi
sat u da r i sembila n
agenda prioritas
pemerinta ha n Joko
Widodo-Jusuf Kalla yang disebut
dengan Nawacita. Agenda ketiga
dari Nawacita adalah membangun
sebaga i ber i k ut: a) Wi laya h-
wilayah perbatasan dikembangkan
dengan mengubah arah kebijakan
pemba ng una n ya ng cender ung
berorientasi inward looking menjadi
outward looking sehingga dapat
dimanfaatkan sebagai pintu gerbang
aktivitas ekonomi dan perdagangan
selama ini luput dari perhatian.
Pembangunan kawasan
perbatasan dalam Nawacita dan
R PJ PN tersebut diterjema h k a n
ke dalam Peraturan Presiden No.
2 Ta hun 2015 tenta ng Renca na
Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
Tahun 2015-2019. Pengembangan
Indonesia dari pinggiran dengan de n ga n ne ga r a te t a n g ga ; b) kawasan perbatasan negara dalam
memperkuat daerah-daerah dan desa Pendekatan pembangunan yang RPJMN 2015-2019 ditujukan untuk
dalam kerangka negara kesatuan. dilakukan, selain menggunakan mewujudkan kawasan perbatasan
D a l a m U U No . 17 Ta hu n 20 0 7 pendekatan yang bersifat keamanan, sebagai halaman depan negara yang
Tentang Rencana Pembangunan juga diperluk a n pendek ata n berdaulat, berdaya saing, dan aman
Jangka Panjang Nasional (RPJPN) kesejahteraan; c) Perhatian khusus yang difokuskan pada 10 Pusat
2005-2025, pengembangan d ia ra h k a n bagi pengemba nga n Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)
kawasan perbatasan diarahkan pulau-pulau kecil di perbatasan yang dan 187 Kecamatan Lokasi Prioritas
(Lokpri) di 41 Kabupaten/Kota (13
Provinsi). PKSN adalah kawasan
Gambar 1. perkotaan yang ditetapkan untuk
Arahan Pengembangan Kawasan Perbatasan Negara dalam RPJPN 2005-2025
mendorong pengembangan kawasan
perbatasan negara. Sedangkan lokpri
adalah adalah Kecamatan Perbatasan
"Berorientasi "Berorientasi Nega ra ya ng d itetapk a n unt uk
Inward Looking" Outward Looking"
mewujudkan kawasan perbatasan
sebagai halaman depan negara yang
berdaulat, berdaya saing, dan aman.
Pembangunan PKSN dan
Kecamatan Lokpri menjadi salah
HALAMAN BELAKANG HALAMAN DEPAN satu strategi pembangunan
kawasan perbatasan yang
diharapkan mampu menjadi wadah
unt uk mensi nergik a n berbaga i
pembangunan yang dibutuhkan di
Kawasan perbatasan. Pembangunan
PENDEKATAN KESEJAHTERAAN, kawasan perbatasan negara tersebut
"HalamanKEAMANAN
PENDEKATAN Depan" KEAMANAN, DAN LINGKUNGAN d i la k u k a n mela lu i pendek ata n
kea ma na n ( secur it y approach );
peningkatan kesejahteraan
masyarakat (prosperity approach);
d a n l i n g k u n ga n ( e nv i r on me nt
Sumber: DTTP Bappenas, 2015. sustainability).

21
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA

Gambar 2. di perbatasan; c) masih terdapat


Peta Sebaran Lokpri Pengelolaan Perbatasan Negara Tahun 2015-2019 seg men- seg men bata s w i laya h
negara Indonesia dengan negara
tetangga yang belum disepakati
(o v e r l a p p i n g c l a i m a r e a s) ; d )
pengamanan dan pengelolaan batas
w i laya h laut, da rat, da n uda ra
d i k awa sa n perbata sa n nega ra
belum optimal, sehingga masih
banyak terdapat aktivitas ilegal di
wilayah perbatasan Indonesia; dan
e) pengelolaan perbatasan negara
belum terintegrasi antar sektor,
sehingga pembangunan perbatasan
relatif masih didominasi dengan
pendekatan parsial/sektoral.
Salah satu aspek strategis dalam
pengelolaan perbatasan negara
adalah kerja sama antarnegara, baik
di forum bilateral, sub-regional,
maupun regional dan multilateral,
untuk membuka berbagai peluang
besar dalam pengembangan kawasan
perbatasan.
Kawasan perbatasan negara
mer upa k a n K awa sa n St rategis
Sumber: BNPP, 2015. (RTR). Pemanfaatan Ruang adalah Nasional (KSN) dari sudut
upaya untuk mewujudkan struktur pertahanan dan keamanan yang
Pengertian kawasan perbatasan r ua ng da n pola r ua ng sesua i diprioritaskan penataan ruangnya.
negara menurut UU 23/2014 tentang dengan rencana tata ruang melalui Kriteria kawasan strategis dari
Pemerintahan Daerah (Pemda) adalah p e ny u s u n a n d a n p e l a k s a n a a n sudut kepentingan pertahanan dan
kecamatan-kecamatan terluar yang program beserta pembiayaannya. keamanan (kawasan perbatasan
berbatasan langsung dengan negara Pengendalian Pemanfaatan Ruang negara) yang ditetapkan dalam PP
lain. Kewenangan Pemerintah Pusat adalah upaya untuk mewujudkan RTRWN meliputi: a) kawasan dengan
di kawasan perbatasan meliputi struktur ruang dan pola ruang sesuai p e r u nt u k a n ba g i k e p e nt i n ga n
selur uh kewena nga n tenta ng dengan rencana tata ruang melalui pemel i ha raa n per ta ha na n da n
p en gelola a n d a n p em a n fa at a n p e ny u s u n a n d a n p e l a k s a n a a n kea ma na n nega ra berdasa rk a n
kawasan perbatasan sesuai dengan program beserta pembiayaannya. geostrategi nasional; b) kawasan
ketentuan peraturan perundang- Pemanfaatan Ruang dan denga n per u nt u k a n bagi ba sis
undangan mengenai wilayah negara. Pengendalian Pemanfaatan Ruang militer, daera h latiha n militer,
Disamping itu, Pemerintah Pusat di Kawasan Perbatasan Negara saat daerah pembuangan amunisi dan
juga memiliki kewenangan untuk: ini belum optimal pelaksanaannya pera lata n per ta ha na n la i n nya ,
a) Penetapan Rencana Detail Tata karena belum selesainya penyusunan gudang amunisi, daerah uji coba
Ruang (RDTR); b) Pengendalian RTR di Kawasan Perbatasan Negara. si stem per senjata a n , da n /atau
dan izin pemanfaatan ruang; dan c) Penataan r uang diharapkan kawasan industri sistem pertahanan
Pembangunan sarana dan prasarana dapat menjawab isu dan dan aset-aset pertahanan lainnya;
kawasan. permasa la ha n ya ng terdapat atau c) wilayah kedaulatan dan
Definisi Penataan Ruang di k awasa n perbatasa n, a nta ra y u r i s d i k s i n a s ion a l te r m a s u k
m e nu r ut U U 26/20 0 7 te nt a n g lain: a) keterisolasian kawasan kawasan perbatasan negara dan
Pe n at a a n Rua n g ad a la h s uat u perbatasan negara, karena pulau-pulau kecil terlua r ya ng
sistem proses perencanaan tata keterbatasan infrastruktur dasar berbatasan langsung dengan negara
ruang, pemanfaatan ruang, dan wilayah, yaitu transportasi, energi tetangga dan/atau laut lepas.
pengendalian pemanfaatan ruang. (l ist r i k da n BBM), komu n i k a si Kawasan perbatasan negara
Perencanaan Tata Ruang adalah da n i nfor masi, menyebabk a n mencak up kawasa n perbatasa n
suatu proses untuk menentukan lambannya pertumbuhan ekonomi, di darat dan kawasan perbatasan
str uktur r uang dan pola r uang dan minimnya pelayanan sosial negara di laut. Kawasan perbatasan
yang meliputi peny usunan dan dasar, khususnya pendidikan dan negara di darat meliputi kawasan
penetapa n renca na tata r ua ng. kesehata n; b) belum efek tifnya yang berada di kecamatan/distrik
P r o du k da r i per enca n a a n tata p e n g e m b a n ga n P K S N s e b a ga i pada sisi dalam sepanjang batas
ruang adalah Rencana Tata Ruang pusat-pusat pertumbuhan ekonomi W i lay a h N K R I de n ga n ne ga r a

22
EDISI VI - 2017
Gambar 3. yang digunakan relatif kecil yaitu
Kerja sama dalam Pengelolaan Kawasan Perbatasan Negara 1:50.000. Dari 9 KSN Perbatasan
Ne ga r a , 6 d i a n t a r a n y a s u d a h
ditetapkan melalui Per pres,
sebagaimana tertera dalam gambar
di atas:
Pemerintah Pusat Raperpres RTR KSN Perbatasan
Negara di Provinsi Aceh-Provinsi
S u m ate r a d a n R ap e r pr e s K SN
Perbatasa n Nega ra di Prov insi
R iau-P rov i nsi Kepulaua n R iau
telah selesai proses harmonisasi
Pengelolaan di Kementerian Hukum dan HAM.
Kawasan
Perbatasan Diperkirakan pada Tahun 2018 kedua
Negara Raperpres tersebut telah selesai
proses legalisasinya. Sedangkan
untuk RTR KSN Perbatasan Negara
di Laut Lepas saat ini masih dalam
proses penyusunan materi teknis.
Dalam Perpres RTR KSN
Pemerintah Pemerintah Perbatasa n Nega ra , terdapat
Negara Tetangga Daerah
amanat untuk meny usun RDTR
di Kecamatan Lokpri Perbatasan
Nega ra . Hi ngga saat i n i belum
ada satupun RDTR di Kecamatan
Lokpri Perbatasan Negara yang
tela h ditetapka n. Fungsi R DTR
Sumber: Diolah Bappenas, 2017. di Kecamatan Lokpri Perbatasan
Negara adalah sebagai dasar hukum
landasan perizinan pemanfaatan
teta ng ga . K awa sa n perbata sa n perbatasan negara; b) pemanfaatan ruang. Oleh karena itu, kerja sama
negara di laut meliputi kawasan sisi ruang dan pengendalian penataan ruang saat ini sebaiknya
dalam garis batas yuridiksi, garis pema nfaata n r ua ng kawasa n difokuskan untuk mempercepat
batas laut teritorial, dalam hal tidak perbatasan negara; c) perwujudan penyelesa ia n ba ik peny usuna n
ada batas yuridiksi, dan/atau garis keter padua n , keterk a ita n , da n maupun penetapa n RT R K SN
batas klaim maksimum dalam hal k e s e i m b a n ga n p e r k e m b a n ga n Perbatasan Negara maupun RDTR
garis batas negara belum disepakati, antarwilayah kabupaten/kota, serta di Kecamatan Lokpri Perbatasan
h i n g ga ga r i s pa nt a i te r m a s u k keserasian antarsektor di kawasan Negara.
kecamatan/distrik yang memiliki perbatasan negara; d) penetapan Per masa la ha n uta ma da la m
garis pantai tersebut atau seluruh lok asi da n f ungsi r ua ng unt uk penyusunan RDTR di Kecamatan
kecamatan/distrik pada gugus pulau, investasi di kawasan perbatasan Lokpri Perbatasan Negara adalah
perairan dengan jarak 24 mil dari negara penataan ruang wilayah keterbatasan data dasar skala besar
garis pangkal. provinsi dan kabupaten/kota di (1:5.000) terutama data spasial.
Dalam Peraturan Pemerintah k awasa n perbatasa n nega ra; e) K husus untuk penyediaan data
(PP) 13/2017 tentang Perubahan pengelolaan kawasan perbatasan dasar melalui foto udara, diperlukan
PP Rencana Tata Ruang Wilayah negara; f) perwujudan keterpaduan kerja sama denga n Pemerinta h
Nasiona l (RT RW N ) terdapat rencana pengembangan kawasan Negara tetangga, terutama untuk
9 (s e m b i l a n ) K S N P e r b a t a s a n perbatasan negara dengan kawasan mendapatkan izin melakukan foto
Ne ga r a . R T R K S N P e r b at a s a n sekitarnya. udara di wilayah perbatasan.
Negara adalah rencana rinci yang Salah satu manfaat RTR Badan Informasi Geospasial
disusun sebagai penjabaran dan Kawasan Perbatasan Negara adalah (BIG) dan Kementerian Agraria dan
perangkat operasional RTRW N dapat menjadi dasar penyusunan Tata Ruang (ATR)/BPN telah bekerja
untuk mewujudkan struktur ruang program sektoral dan pelaksanaan sama untuk penyelesaian kebutuhan
dan pola ruang wilayah nasional pembangunan oleh kementerian/ peta dasar skala besar tersebut
d i k awa sa n perbata sa n nega ra lembaga. Namun demikian, RTR yang dikoordinatori oleh Bappenas.
yang ditetapkan melalui Peraturan K awasa n Perbatasa n Nega ra Denga n memper timba ngka n
Presiden. Fungsi RTR KSN Kawasan b e l u m d a p a t d ij a d i k a n a c u a n ketersediaan pendanaan, tahun 2016-
Perbatasan Negara adalah sebagai dalam penyusunan program dan 2018 ditentukan prioritas percepatan
pedoman untuk: a) peny usunan pembangunan sektoral di kawasan penyediaan peta dasar skala 1:5.000
rencana pembangunan di kawasan perbatasan negara, karena skala pada beberapa kecamatan lokpri

23
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA

perbatasan negara, bisa dilihat pada Gambar 4.


tabel 1. Status Penetapan 9 RTR KSN Perbatasan Negara
Permasalahan lainnya adalah
belum adanya ketentuan bentuk
huk um untuk penetapa n R DTR
K awasa n Perbatasa n Nega ra .
D i da la m U U 26/20 0 7 tenta ng
Penataan Ruang, RDTR disusun
oleh Pemerintah Daerah Provinsi/
Kabupaten/Kota dan ditetapkan
melalui Peraturan Daerah (Perda).
Sementara itu, berdasarkan UU
23/2014 tentang Pemerintah Daerah,
penetapan R DTR di kawasan
perbata sa n nega ra mer upa k a n
kewenangan pusat. Penetapan oleh
kewena nga n Pemer inta h P usat
untuk RDTR di kawasan perbatasan
negara sejauh ini diartikan dapat
ditetapkan melalui dua peraturan
per undang-undangan yaitu
Peraturan Presiden atau Peraturan
Menteri.
Kementerian Agraria dan Tata
Ruang/BPN, BNPP, Kementerian
PPN/Bappenas, Kemenko Bidang
Sumber: Kementerian ATR/BPN, 2017.
Perekonom ia n da n Sek reta r iat ATR/BPN serta Badan Nasional
Kabinet telah melakukan upaya Pengelola Perbatasan (BNPP). Agar
untuk merumuskan rekomendasi serta mempertimbangkan urgensi proses legalisasi materi teknis tidak
bentuk hukum yang tepat untuk RDTR Kawasan Perbatasan Negara, terhambat, bentuk hukum yang tepat
penetapan RDTR kawasan perbatasan materi teknis RDTR di beberapa untuk penetapan RDTR Kawasan
n e ga r a . S e m e nt a r a m e nu n g g u kecamatan lokpri Perbatasan Negara Perbatasan Negara diharapkan telah
k e t e nt u a n b e nt u k h u k u m n y a , tengah disusun oleh Kementerian diputuskan pada awal Tahun 2018. n

Tabel 1.
Status Tahun Penyusunan Peta Dasar di beberapa Kecamatan Lokasi Prioritas Kawasan Perbatasan Negara

No. Lokpri Provinsi Data Dasar Tahun Oleh


Penyusunan
Peta Dasar

1 Amfoang Timur NTT Citra 2017 BIG


2 Teluk Mutiara 2017 ATR/BPN
3 Kefamenanu 2017 BIG
4 Bikomi Utara 2017 BIG
5 Atambua 2016 ATR/BPN
6 Atambua Barat 2017 BIG
7 Kobalima Timur 2017 BIG
8 Entikong Kalimantan Barat Citra+Foto Udara 2018 BIG
9 Paloh Citra 2017 BIG
10 Sanjingan Besar 2017 BIG
11 Badau Citra+Foto Udara 2018 BIG
12 Nunukan (Sebatik) Kalimantan Utara Foto Udara 2018 BIG
13 Daruba Maluku Utara Citra 2017 BIG
14 Sangowo 2017 BIG
15 Bere-bere 2017 BIG
16 Tanimbar Utara Maluku Citra 2016 ATR
17 Tanimbar Selatan 2016 ATR
18 Wetar/ Pulau terselatan 2017 ATR

Sumber:Diolah Bappenas, 2017.

24
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA

Penataan Kawasan Perdesaan


Tapal Batas Sebatik
DRA. DESFITRIZA, MT
KASUBDIT PENATAAN KAWASAN PERDESAAN
DIREKTORAT PENATAAN KAWASAN, DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG

MULA PRALAMPITA. N
STAFF SUBDIT PENATAAN KAWASAN PERDESAAN
DIREKTORAT PENATAAN KAWASAN, DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG
KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG

S EBAGAI wilayah terdepan


suat u nega ra, w ilaya h
perbatasan memiliki peran strategis
n e ga r a t e t a n g ga k a r e n a a r a h
kebijakan pembangunan yang selama
ini cenderung berorientasi inward
dapat didorong untuk menjadi ikon
atau potret negara yang maju, dimana
fasilitas umum dan infrastruktur
da la m menent uk a n kedaulata n looking, sehingga seolah-olah kawasan penu nja ng ma mpu menopa ng
negara, pemanfaatan sumber daya, perbatasan hanya menjadi halaman aktivitas serta mengoptimalkan
member i k a n kepa st ia n hu k u m belakang dari pembangunan negara. pemberdayaan masyarakat lokal.
bagi penyelenggaraan kehidupan Adanya ketimpangan infrastruktur S e b a ga i n e ga r a k e p u l a u a n
berbangsa dan bernegara, serta untuk yang cukup besar menyebabkan t e r b e s a r, w i l a y a h p e r b a t a s a n
menjaga keamanan dan keutuhan tingginya ketergantungan terhadap Indonesia dengan 12 negara tetangga
wilayah negara itu sendiri. Oleh karena negara tetangga, terutama pada sektor mencakup batas laut maupun darat,
itu, pembangunan kawasan perdesaan ekonomi. dengan panjang garis perbatasan yang
di wilayah perbatasan termasuk Kebijakan Kabinet Jokowi-JK mencapai 2.914 km. Secara geografis,
pulau-pulau kecil terluar, tidak ya ng ter t ua ng da la m Nawacita wilayah darat Republik Indonesia
dapat dipisahkan dari pembangunan meletakan kawasan perbatasan di berbatasan langsung dengan Malaysia,
nasional secara keseluruhan, karena bagian terdepan. Nawacita ketiga Papua Nugini, serta Timor Leste. Dari
memiliki nilai strategis sebagai menga ma natk a n pemba nguna n ketiga batas wilayah darat negara
faktor pendorong bagi peningkatan Indonesia dari pinggiran dengan tersebut, perbatasan antara Indonesia
k eseja hter a a n sosi a l  ek onom i memperkuat daerah-daerah dan desa dengan Malaysia bagian timur (Sabah
masyarakat yang terlibat di dalamnya. dalam satu kerangka negara kesatuan, dan Serawak) mer upakan batas
Meskipun demikian, pembangunan menempatkan kawasan perbatasan negara yang memiliki kompleksitas
di sebagian besar wilayah perbatasan negara menjadi salah satu wilayah permasalahan tertinggi. Wilayah
NKRI masih sangat jauh tertinggal yang diprioritaskan pembangunannya. perbatasan Indonesia – Malaysia
jika dibandingkan dengan di wilayah Kawasan perbatasan negara harus membentang sejauh lebih kurang

Gambar 1.
Pertemuan dan Diskusi dengan Pemerintah Daerah dan Masyarakat Kawasan Perdesaan

25
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA

yaitu Desa Sei Pancang, Desa Lapri,


dan Desa Seberang di Kecamatan
S eb at i k Ut a r a , s e r t a D e s a Aji
Kuning, dan Desa Bukit Harapan
d i Ke ca m ata n Sebat i k Tenga h .
Selanjutnya, Desa Sei Limau dan Desa
Maspul di Kecamatan Sebatik Tengah
tertarik untuk bergabung dalam
kawasan perdesaan tersebut, dan
kemudian disepakati melalui Surat
Keputusan Bersama antarkepala
desa dan diusulkan oleh Pemerintah
Kabupaten Nunukan untuk dibentuk
sebagai satu kawasan perdesaan
dengan nama Kawasan Perdesaan
Tapal Batas Sebatik dengan luas
63,10 km2.
Kawasa n Perdesaa n Tapa l
B at a s S eb at i k y a n g b e r a d a d i
Gambar 2. Kabupaten Nunukan ditetapkan
Kesesuaian Regulasi Penataan Ruang di Kawasan Perdesaan Tapal Batas Sebatik sebagai Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW) dan Pusat Kegiatan Strategis
Nasional (PKSN) sesuai dengan
1.840 km, dan mencakup wilayah Di rek torat Penataa n K awa sa n , Peraturan Pemerintah Nomor 26
Provinsi Kalimantan Barat, Direktorat Jenderal Tata Ruang, Tahun 2008 tentang Rencana Tata
Kalimantan Timur, dan Kalimantan Kementer ia n Agra r ia da n Tata Ruang Wilayah Nasional. Menurut
Utara. Kawasan perbatasan negara di Ruang bekerja sama dengan Pusat Peraturan Presiden Nomor 31 Tahun
Pulau Kalimantan dipandang masih Studi Pembangunan Pertanian dan 2015 tentang Rencana Tata Ruang
terisolir dan tertinggal, selain karena Perdesaan Institut Pertanian Bogor Kawasan Perbatasan Negara di
disebabkan oleh faktor geografis (PSP3 IPB) dan Pemerintah Daerah Kalimantan, Kecamatan Sebatik
dan terbatasnya fasilitas pendukung Kabupaten Nunukan melakukan Tengah dan Kecamatan Sebatik
pemenuhan kebutuhan dasar, juga penataan kawasan perdesaan di Pulau Utara termasuk dalam kawasan
disebabkan oleh faktor demografis Sebatik sebagai langkah awal untuk per unt uk a n holtik ult ura da n
yaitu minimnya jumlah penduduk menyediakan suatu percontohan kawasan peruntukan perkebunan.
yang bertempat tinggal di wilayah ( pilot project ) bagi pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
tersebut. penataan kawasan perdesaan yang 2012 tentang pembentukan Provinsi
Salah satu kawasan yang menjadi sifatnya strategis dan khusus seperti Kalimantan Utara menyebutkan
prioritas pembangunan di perbatasan kawasan perbatasan negara. w i l ay a h P u l au S ebat i k sa n gat
negara adalah Pulau Sebatik di Gagasan yang diinisiasi tahun potensial untuk sektor jasa dan
Provinsi Kalimantan Utara. Pulau 2015 tersebut berkoordinasi perdagangan karena lokasinya yang
ini memiliki nilai strategis mengingat dengan Badan Nasional Pengelola berbatasan dengan Malaysia. Selain
wilayahnya yang terbagi menjadi Perbatasa n (BN PP) selak u itu, Peraturan Daerah Nomor 19
wilayah otoritas Indonesia dan koordinator pengelolaan wilayah Tahun 2013 tentang RTRW Kabupaten
Malaysia. kecamatan yang berbatasan Nunukan, menetapkan Kecamatan
Seca ra administratif, P ulau langsung dengan negara lain dalam Sebatik Tengah dan Sebatik Utara
Sebatik merupakan bagian dari satuan kawasan perbatasan, sesuai s eba ga i k aw a s a n p e rk eb u n a n ,
w i l a y a h K a b up ate n Nu nu k a n , Undang-Undang Nomor 43 Tahun kawasan industri, dan kawasan
Provinsi Kalimantan Utara dengan 2008 tentang Wilayah Negara dan permukiman. Kebijakan perkebunan
luas 247,5 km2 dan terletak pada peraturan turunannya. Terlebih sebagai prioritas Dalam Rencana
koordinat 04º 10 ’00” LU – 40º 1’ 37” lagi, seluruh kecamatan di Pulau Detail Tata Ruang (RDTR) Pulau
LU dan 117º 41’ 05” BT – 117º 55’ 56” Sebatik merupakan lokasi prioritas Sebatik bertumpu pada komoditas
BT. Pulau Sebatik terdiri atas lima pengelolaan batas wilayah negara sawit dan pisang. Desa Lapri dan
kecamatan yaitu Kecamatan Sebatik d a n p e rbat a sa n p e r io de 201 5 - Desa Seberang memiliki potensi
Induk, Kecamatan Sebatik Utara, 2019. Di tahun yang sama, telah pengembangan sektor pertanian,
Kecamatan Sebatik Timur, Kecamatan d i s e p a k at i p u l a p e m b e nt u k a n sedangkan Desa Sei Pancang yang
Sebatik Tengah, dan Kecamatan kawasan perdesaan di dua kecamatan termasuk dalam wilayah perkotaan
Sebatik Barat. yang berbatasan langsung dengan di Pulau Sebatik bertumpu pada
Sebaga i sa la h sat u upaya Malaysia, yaitu Kecamatan Sebatik sektor jasa dan perikanan. Desa-
membangun kawasan perbatasan Utara dan Sebatik Tengah. Kawasan desa di Kecamatan Sebatik Tengah
melalui penataan kawasan perdesaan, perdesaan ini bermula dari 5 desa didominasi oleh sektor perkebunan,

26
EDISI VI - 2017
Kawasan Perdesaan Tapal Batas Sebatik yang berada di
Kabupaten Nunukan ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW) dan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) sesuai
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

dengan pengecualian Desa Bukit pangan, pertanian hortikultura, pisang yang terjadi saat ini tergolong
Harapan yang mengembangkan peternakan, dan pariwisata. Setelah ilegal dikarenakan perdagangan
sektor pertanian. dilakukan analisis menggunakan antarnegara harus memenuhi regulasi
metode pemetaan partisipatif dan dan persyaratan perdagangan yang
AGRO INDUSTRI PISANG SEBAGAI metode skoring penggunaan lahan, berbeda dengan perdagangan dalam
KOMODITAS UNGGULAN akhirnya terpilihlah sektor pertanian negeri. Perdagangan pisang secara
Tipologi perekonomian hortikultura tanaman pisang sebagai ilegal ini mempengaruhi posisi tawar
masyarakat yang serupa di antara sektor unggulan di dalam Kawasan pedagang pisang lokal di dalam
desa-desa di Kawasan Perdesaan Perdesaan Tapal Batas Sebatik. menentukan harga jual, sehingga
Tapal Batas Sebatik mengerucutkan Setelah dilakukan penentuan mau tidak mau harus mengikuti harga
beberapa sektor dan komoditas komoditas unggulan, dilakukan yang ditentukan oleh pihak pengepul
p oten si a l y a n g n a nt i ny a a k a n identif ikasi la njuta n unt uk di Tawau.
disepakati bersama untuk diangkat mengarahkan pola pikir masyarakat Agroindustri pisang diarahkan
sebagai fokus komoditas potensial d e s a a ga r d a p a t m e l i h a t p o l a u nt u k d i k e m ba n g k a n me njad i
kawasan perdesaan. Penggunaan industri yang lebih besar. Selama agroindustri yang memiliki nilai
lahan di Pulau Sebatik didominasi ini, pisang yang dihasilkan oleh tambah dengan mengolah pisang
oleh perkebu na n kelapa saw it , para petani di Kawasan Perdesaan menjadi produk turunan seperti
dan sebagian besar belum namun Tapal Batas Sebatik, sebagian besar tepung pisang, kripik pisang dan
sebagian besar bukan dimiliki oleh dijual ke Tawau, Malaysia. Proses olahan siap makan, serta menyediakan
warga setempat. Penduduk di sekitar perdagangan tersebut dilakukan fasilitas perbengkelan bagi perbaikan
perkebunan sawit hanya menjadi melalui pengepul yang setiap harinya a lat- a lat da n mesi n p er ta n ia n
buruh tani. Melalui proses workshop memasok sekitar 30-50 ton pisang (alsintan). Selain itu, disepakati
partisipatif dan diskusi dengan dengan perahu jongkong ke Tawau. juga mengena i pembent uk a n
Pemerintah Daerah dan masyarakat Hal ini kemudian yang menyebabkan kelembagaan yang mengatur proses
di kawasan perdesaan, beberapa data perdagangan tidak tercatat bisnis di Kawasan Perdesaan Tapal
sektor unggulan berhasil diidentifikasi dengan baik oleh Dinas Perdagangan Batas Sebatik dalam bentuk Badan
yaitu perkebunan, pertanian tanaman Kabupaten Nunukan. Perdagangan Usaha Milik Desa Bersama (BUMDes
Bersama).
Setelah melalui analisis dan
Gambar 3. diskusi dengan Pemerintah Daerah
Peta Rencana Penggunaan Lahan Kawasan Perdesaan Tapal Batas Sebatik
dan perwakilan masyarakat dari
k e t uj u h d e s a d a l a m k a w a s a n
perdesaan, kemudian disepakati
bahwa pusat pertumbuhan kawasan
perdesaan berada di Desa Sei Pancang.
Kawasan Perdesaan Tapal Batas
Sebatik sendiri akan diarahkan untuk
menjadi desa-desa mandiri melalui
pengembangan kawasan perdesaan
berbasis industrialisasi pisang dengan
langkah-langkah pengembangan
kawasan antara lain:
1) Meningkatkan usaha ekonomi
lokal dan pedesaan;
2) Meningkatkan infrastruktur di
kawasan perdesaan;
3) Meningkatkan kapasitas SDM
masyarakat kawasan perdesaan;
4) M e n i n g k a t k a n k a p a s i t a s

27
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA

menekan biaya pengangkutan


p i s a n g , d ip e rlu k a n s a r a n a
transportasi dari kebun budidaya
ke lokasi penampungan untuk
proses pasca panen ataupun
proses pembuata n produk
t u r u n a n . Men g i n gat k ebu n
pisang di Sebatik sebagian besar
tidak berada di daerah datar
tetapi mempunyai topografi
berombak-bergelombang, maka
proses pengiriman dari kebun
dapat diarahkan ke bentuk
pengiriman berbasis kabel.
Pengiriman berbasis
kabel merupakan alternatif
distribusi pisang yang
dapat digunakan melintasi
Gambar 4. 7 desa, namun detail lengkap
Produksi dan Distribusi Hasil
penempatan jalur dan biaya
Perkebunan Pisang
pembangunan memerlukan kajian
khusus yang cukup kompleks.
kelembagaan masyarakat kawasan Sebatik Program penentuan lokasi dan
perdesaan; dan Te n ga h me r upa k a n d ae r a h penampung secara lebih detil
5) Meningkatkan aksessibilitas perbukitan dan terdapat beberapa perlu disusun dengan data yang
masyarakat kawasan pedesaan s u n ga i k e c i l y a n g me nja d i lebih cermat di level operasional.
kepada sumber-sumber sumber air untuk pertanian Proses distribusi awal hasil kebun
pembiayaan pembangunan. setempat, sedangkan wilayah pisang masih akan dilakukan
Keca mata n Sebat i k Uta ra menggunakan motor roda tiga
Pengembangan pola budidaya merupakan perpaduan antara yang relatif efektif menjangkau
pisang dilakukan dengan 2 (dua) daerah perbukitan dan pesisir hasil produksi petani di dalam
cara yaitu dengan pola intensifikasi yang memiliki jalur transportasi kawasan.
monokultur dan polikultur. Pola melalui laut dan sungai. Karena
monokultur berupa pengembangan wilayah Sebatik mer upakan c. Bangunan penyimpanan pisang
pisa ng secara orga nik ya ng wilayah kering dan membutuhkan dan pengolahan pisang
dilaksanakan tanpa terintegrasi daera h peny impa n a ir pada Bangunan penyimpanan pisang
dengan komoditas lainnya, dan musim hujan, diperlukan daerah dan industri pengolahan pisang
ditunjang dengan pola polikultur resapan atau penampung air. diperlukan bagi penyimpanan
yang mengintegrasikan komoditas Embung untuk penyimpanan da n p engola h a n awa l h a si l
pisang bersama beberapa komoditas air diperlukan untuk menjamin p a n e n s eb e l u m d i k i r i m k e
potensial lainnya seperti: (1) pisang ketersediaan air, selain untuk pasar atau diolah lebih lanjut.
dan kakao; (2) pisang dan kepala tanaman pisang namun juga Untuk itu, diperlukan adanya
sawit (selama 4 tahun) dan disiapkan untuk kebutuhan sehari-hari tempat pena mpunga n besa r
m e nj a d i k e l a p a s a w i t d e n g a n masyarakat. Pengemba nga n dan penampungan kecil,
peternakan sapi; (3) pisang, kakao embung disesuaikan dengan penampungan kecil dibuat di
dan durian; (4) pisang, kakao, durian keperlua n budidaya pisa ng, kebun petani sebelum pisang
dan peternakan sapi; serta (5) pisang, khususnya untuk penyiraman, dikirim via kabel atau motor
kakao, durian. Peternakan sapi dalam budidaya atau kebut uha n ke tempat penampungan besar.
polikultur sekaligus disiapkan untuk lainnya. Kapasitas embung juga D a r i p e n a m p u n g a n b e s a r,
penambahan energi untuk konsumsi dapat ditambah untuk keperluan pisa ng kemud ia n d ia li h k a n
rumah tangga melalui biogas dan bagi konsumsi. Lok asi embung ke gudang pengolahan untuk
pengembangan industri pisang pada diarahkan pada lokasi yang didistr ibusik a n atau diola h
tahap lanjutannya. menjadi keperluan publik seperti menjadi produk t ur una n
Pengembangan agroindustri di badan sungai atau cekungan lainnya. Kapasitas gudang dan
pisang tentunya membutuhkan ter tent u da n d idetek si da r i industri pengolahan pisang akan
sokonga n i nfrast r uk t ur uta ma akumulasi dan arah aliran sungai. disesuaikan dengan keperluan
penunjang produksi dan distribusi pasar dan kemampuan produksi
pisang, antara lain: b. Infrastruktur pengangkutan pisang yang disepakati.
a. Embung (jalan dan kabel)
Wilayah kawasan Kecamatan Untuk menjaga kualitas dan juga d. Kebun percontohan industri

28
EDISI VI - 2017
pisang/ Demonstration Farming pemerintah dan masyarakat di
(demfarm) Desa Sei Pancang.
Demfarm Pisang adalah salah
sat u metode peny u lu ha n d i e. Pelabuhan dan dermaga
lapangan untuk memperlihatkan Pelabuhan untuk pengiriman
secara nyata ‘cara”’ atau “‘hasil”’ produksi pertanian ini sangat
penerapan sutu inovai teknlogi diperlukan karena transportasi
PELABUHAN TUNON TAKA
pisang yang telah teruji dan SUMBER FOTO RISET yang paling efisien menggunakan
menguntungkan bagi petani yang jalur laut dan pasar terbesar
dilaksanakan oleh kelompok dengan jumlah anggota kelompok komoditas ini utama (kelapa sawit
tani. Demfarm Ppisang sebagai ya ng ada di lapa nga n; 2) dan pisang) berada di luar wilayah
sarana pembelajaran petani Penyuluh pendamping berperan P u l au S ebat i k . K e mud a h a n
dimaksudkan; (1) mempercepat sebagai fasilitator dalam proses pengiriman menjadi komponen
proses diseminasi teknologi pisang pemberdayaan petani; serta 3). penting karena komoditas pisang
kepada petani; () meningkatkan Teknologi yang digunakan telah segar sangat rentan terhadap
pengetahuan, keterampilan dan ter uji (seca ra tek n is muda h proses pematangan. Kebijakan
sikap petani dalam penerapan diterapk a n, seca ra ekonom i Pemerintah Malaysia saat ini
teknologi pisang; (3) Menerapkan mengunt ungk a n da n seca ra hanya menerima satu pelabuhan
berbagai metode penyuluhan; sosial budaya dapat diterima resmi di Kabupaten Nunukan
(4) Menumbuh kemba ngk a n m a s y a r a k at) y a n g mel iput i sebagai pintu gerbang menuju
kelembagaan petani; dan (5) pengadaan bibit, pupuk berimbang, Tawau, sehingga menyulitkan
Menumbuh kembangkan pola tanam, pengendalian HPT, warga untuk mendistribusikan
penyuluh swadaya. pasca panen, pengolahan hasil, dan hasil produksi pertanian karena
Demfarm juga sebagai sarana pemasaran. komod itas ha r us d ibawa ke
untuk pengembangan komoditi Demfarm tidak hanya fokus Pelabuhan Tunon Taka, sehingga
sesuai best practice budidaya pada pengembangan budidaya menambah panjang jalur distribusi
pisang, aktivitas penelitian, dengan penerapan SOP untuk hasil produksi pertanian. Di masa
budidaya dan pengembangan meningkatkan efisiensi produksi depan, direncanakan Dermaga
pisang, dan berwawasan sesuai daya tampung dan daya Labuan Batu yang terletak di Desa
lingkungan. Komponen dukung lingkungan, namun juga Sei Pancang akan dioperasikan
pemberdayaan petani melalui akan dilengkapi dengan aktivitas sebagai jalur resmi penyeberangan
demfarm Pisang, terdiri dari: p e n e l i t i a n . P e n g e m b a n ga n dari Pulau Sebatik ke Malaysia.
1) Petani peserta berasal dari pertanian dengan konsep demfarm
kelompok tani dengan jumlah tahap pertama direncanakan f. Zonasi area pengembangan pisang
15 – 25 orang atau disesuaikan akan dilakukan pada areal milik Pembagia n w ilaya h unt uk
industri pisang dibagi dalam
wilayah produksi dan wilayah
Gambar 5.
i ndust r i . Wi laya h produ k si
Peta dan Zonasi Rencana Pengembangan Industrialisasi Pisang
merupakan lahan budidaya yang
di dalamnya terdapat kebun pisang
dan sarana pendukung seperti
embung, tempat pembuata n
bibit , kompos, da n la i n nya .
Sedangkan wilayah industri
setida k nya a k a n di lengk api
dengan gudang penyimpan beserta
infrastrukturnya, serta pabrik
pengolahan pisang dengan target
yang disusun sesuai keperluan
pasar.

PENGUASAAN LAHAN PERTANIAN


BAGI PENGEMBANGAN KAWASAN
PERDESAAN
Untuk mew ujudkan rencana
penataa n kawasa n perdesaa n
tersebut, diperlukan suatu upaya
penguasaan sumber daya lahan. Dari
survei terbatas rumah tangga yang
dilakukan, proses yang dilakukan

29
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA

oleh masyarakat dalam mendapatkan Gambar 6.


hak atas lahan masih didasarkan pada Skema Penyusunan Informasi SIKa Sebatik dan Media Sosial Pendukungnya
kemampuan membuka lahan dengan
izin dari pemerintah desa. Terdapat
kecenderungan bahwa semakin maju
wilayah dan semakin tinggi nilai
ekonominya dapat memicu tumpang-
tindih penguasaan lahan, seperti yang
dijumpai di pusat Desa Sei Pancang dan
Desa Sei Nyamuk. Pengelolaan sumber
daya alam ini kemudian menjadikan
proses pengorganisasian usaha atas
lahan berlaku tidak resmi. Oleh karena
itu, diperlukan sebuah upaya untuk
menghadirkan peran negara dalam
meresmikan hak-hak atas lahan dan
mengorganisasikan usaha di atas
lahan, terutama melalui pendekatan
ya ng lebih memper timba ngka n
aspek sosiologis. Sebagai contoh,
da la m proses ser tifikasi ta na h
selain melalui pendekatan secara
tek nis memerlukan pendekatan
aspek sosial kemasyarakatan, selain
melalui pendekatan secara teknis.
Penyelesaian persoalan kepastian
hak atas lahan pertanian penting
untuk dilakukan melalui pendekatan
berdasarkan kesatuan komunitas
(RT atau Dusun), dengan melibatkan dalam teknologi informasi melalui sosial kawasan; dan 2) Melengkapi
pemerintah desa, dan pemerintah pemerataan pembangunan sarana data desa, lokasi dan deskripsi desa di
Kabupaten Nunukan secara sistematis. teknologi, informasi, dan komunikasi dalam kawasan ke dalam SiKa. Saat
di kawasan perbatasan. Peningkatan ini, SIKa yang dikembangkan telah
PENGEMBA NGA N T EK NOLOGI j a r i n ga n t e k n o l o g i i n f o r m a s i diserahterimakan kepada Pemerintah
I N F O R M A S I D I K AWA S A N dimanfaatkan bagi pengembangan Daerah untuk dapat dimanfaatkan
PERBATASAN NEGARA kapasitas warga, terutama untuk bagi pengemba nga n k awasa n
D e w a sa i n i , p e rk e mba n ga n membuka akses informasi dari dan perdesaan.
teknologi yang mengarah kepada menuju kawasan. Warga di Kawasan
era d igita l ya ng berbasis pada Perdesaan Tapal Batas Sebatik bukan KELEMBAGAAN DAN TATA KELOLA
kreativitas, inovasi, dan kolaborasi sekedar operator belaka, melainkan KERJASAMA
berkembang sangat pesat. Hal tersebut menjadi komunikator dan mitra yang Rencana pengembangan
juga mendorong perkembangan akan diarahkan menjadi Internet kelembagaa n da n tata kelola
ekonomi yang memerlukan kerangka Opinion Leader (IOL). Penyiapan pengembangan Kawasan Perdesaan
berpikir baru yaitu Participatory kapasitas masyarakat sebagai IOL Tapal Batas Sebatik difokuskan pada
Ma rket Societ y, d ici r i k a n oleh ini disiapkan bersamaan dengan 3 (tiga) aspek dasar pengembangan
penguatan jejaring, desentralisasi, pengembangan Sistem Informasi kelembagaan dan tata kelola selama
keberagaman, dan partisipasi publik. Kawasan Perdesaan (SIKa) Tapal Batas periode 5 tahun. Pertama, peningkatan
Model pengembangan Participatory Sebatik yang menjadi media para IOL kapasitas dan jejaring kelembagaan
Market Society sangat potensial untuk menjadi penggerak arus informasi BU MDes Bersa ma , koperasi,
dikembangkan di desa mengingat dan pembangunan berkelanjutan. kelompok tani dan Gapoktan. Kedua,
desa-desa di Indonesia menyediakan IOL yang sudah terpilih terdiri dari 14 optimalisasi kelembagaan pembiayaan
fondasi kultural kolaborasi yaitu orang dari 7 desa di dalam kawasan produksi yang diharapkan dapat
gotong royong, dengan keragaman perdesaan yang merupakan pemuda meningkatkan gairah bisnis berbasis
sumber daya. Adanya kemajuan desa yang memiliki kemampuan industri pisang di Pulau Sebatik. Fokus
teknologi membuka peluang bagi da la m menja la n k a n progra m terakhir adalah pada pembangunan
desa untuk saling berkolaborasi dan administrasi berbasis web. Rencana
mampu memasarkan produknya kerja yang telah disusun untuk jangka
hingga menyentuh pasar global. pendek di dalam pengembangan
Sebagai upaya meningkatkan IOL di kawasan Tapal Batas yaitu: 1)
konektivitas, diperlukan inovasi Mengintegrasikan SIKa dengan media

30
EDISI VI - 2017
serta pengembangan kelembagaan
penyangga produksi.
Berdasarkan ketiga fokus diatas,
program kerja pengembangan selama
5 tahun (2016-2020) yang tersusun
adalah sebagai berikut:
a. Ta hun 2016, fok us progra m
pada a sp ek p engemba nga n ,
peningkatan kapasitas
pengembangan sumber daya
manusia, penguatan kelembagaan
Tim Pengelola (TP) di Kawasan
Perdesaan dalam bentuk Tim
Pengelola Kawasan Perdesaan
(TPKP) Tapal Batas.
b. Ta hu n 2017, p enda mpi n ga n
dan peningkatan sumber daya
manusia pada aspek produksi, Gambar 7.
membangun BUMDes Bersama Peningkatan Kapasitas dan Jejaring Kelembagaan Ekonomi dan Bisnis
yang bersinergi dengan koperasi,
Gapoktan dan kelompok tani.
Pada tahap ini akan dilaksanakan T I N DA K L A N J U T PE N ATA A N masyarakat untuk mendapatkan
juga pembangunan jejaring bisnis KAWASAN PERBATASAN manfaat dari pengelolaan hutan.
dan tokoh bisnis yang didukung Peningkatan mutu tata ruang Oleh karena itu, pengembangan
dengan penyempurnaan regulasi di Kawasa n Perdesaa n Tapa l berbagai kegiatan ekowisata dan
perdagangan komoditas pertanian Batas Sebatik yang diikuti oleh pengembangan bibit tanaman kayu
antarnegara. pengemba nga n model usa ha berbasis masyarakat dapat menjadi
c. T a h u n 2 0 1 8 - 2 0 1 9 b e r u p a masyarakat dalam satuan kawasan, pilihan strategis. Sebagai evaluasi
penguatan kelembagaan tetap perlu memperhatikan bagi pengemba nga n k awasa n
pembiayaan-penyangga daya dukung lingkungan Pulau p er desa a n , d ip erlu k a n sebua h
d a n p e mba n g u n a n jeja r i n g Sebatik. Untuk menjaga kawasan bentuk monitoring dan evaluasi
bisnis, sehingga diharapkan huta n ya ng mencapai 30% dari ya ng berbasis masya ra k at da n
pada tahun 2020 program keseluruhan Pulau Sebatik sekaligus difasilitasi oleh pemerintah, sehingga
akan mulai menjalankan exit mengamankan persediaan air, maka pendekata n nya menguta ma ka n
strategy pengembangan menuju perlu dilakukan konservasi dan ‘triangulasi’ yang memberi tempat
kemandirian dan keberlanjutan perbaikan kerusakan hutan dengan untuk saling mengkoreksi data dan
kelembagaan. tetap member i pelua ng kepada informasi. n

Gambar 8.
Sistem Evaluasi dan Monitoring Kawasan Perdesaan

31
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA

Potensi Penataan
antarnegara yang terjalin sejak awal
sebagai keberlanjutan hidup.
Pada era globalisasi saat ini, pola

Pertanahan di Wilayah transmigrasi trans-nasional yang ada


di lintas batas telah membuat dunia
ini seolah semakin kecil tak berjarak.

Perbatasan Sebagai Hal ini terlihat dengan maraknya


mobilitas manusia ke negara yang
k ini menawarka n lebih ba nyak
Upaya Pengembangan kesempatan kerja yang menjanjikan.
Mobilitas manusia tersebut dipicu

dan Penguatan juga dengan adanya kesenjangan


sosia l ekonomi a nta r nega ra
bertetangga yang memunculkan

Kedaulatan potensi isu kedaulata n nega ra .


Potensi isu kedaulatan tersebut
mencuat akibat terkikisnya jiwa

di Kawasan Permeabel nasionalisme masyarakat perbatasan,


hal tesebut disebabkan oleh tekanan

Trans-Nasional Indonesia
ekonomi serta rasa termarginalkan
oleh bangsa dan negara sendiri. Oleh
karena itu, penting dibutuhkannya
pertimbangan mengenai peranan
IR. ANDRY NOVIJANDRY kawasan perbatasan terkait
DIREKTUR PENATAAN WILAYAH PESISIR, PULAU-PULAU KECIL, PERBATASAN DAN keamanan dan keutuhan negara,
WILAYAN TERTENTU
batas wilayah kedaulatan, serta
NINUK DWI AGUSTININGRUM SETYOWATI, S.SI., M.UP pemanfaatan sumber kekayaan
ANALIS PENATAAN KAWASAN KHUSUS alamnya.
Pada dasarnya, kawasan
permeabel lebih sering ditemui di
Wilayah perbatasan mempunyai nilai strategis dalam mendukung
kawasan perbatasan darat karena
keberhasilan pembangunan nasional, dan merupakan manifestasi
aksesibilitasnya yang mudah dan
utama dari kedaulatan suatu negara.
terjangkau dibandingkan melalui
jalur laut. Dengan adanya kemudahan

P
a k ses fa si l ita s sosia l ekonom i
ter sebut menyebabk a n ba nya k
A DA d a s a r ny a , w i l ay a h zaman tidak menutup kemungkinan tumbuhnya kawasan permeable di
perbatasan seringkali adanya transformasi kawasan pada daerah perbatasan darat.
d iga mba rk a n sebaga i k awa sa n wilayah batas negara terutama yang Selain itu, kawasan permeabel
tertutup (Impermeable region) yang bersinggungan langsung terhadap trans-nasional di wilayah perbatasan
hanya berfungsi sebagai pintu masuk kawasan permeabel trans-nasional. memiliki tingkat kerawanan yang
keluar arus barang dan manusia. Ha l tersebut diperk uat denga n tinggi dalam hal pertahanan
Namun, seiring berkembangnya adanya interaksi sosial ekonomi keamanan negara. Berlatar belakang
dari isu tersebut maka perlu adanya
upaya menyejahterakan masyarakat
perbatasa n. Sebab, masyara kat
POS LINTAS BATAS NEGARA
(PLBN) DI ENTIKONG, perbatasan dapat dikatakan sebagai
SANGGAU, penjaga utama untuk kadaulatan
KALIMANTAN
BARAT suatu negara.

WILAYAH PERBATASAN
INDONESIA
Indonesia adalah negara
kepulauan yang memiliki wilayah
perbatasa n laut da n w ilaya h
perbatasan darat. Wilayah
perbatasan laut Indonesia terdiri
dari 111 pulau-pulau kecil terluar
yang ditetapkan pada Keputusan
Presiden Nomor 6 Tahun 2017 tentang

32
EDISI VI - 2017
Sumber: Kecamatan Perbatasan Darat Indonesia, Olahan Direktorat PWP3WT.

Penetapan Pulau-Pulau Kecil Terluar. P O T E NSI PE NATA A N


Berdasarkan Undang-Undang PERTANAHAN PERBATASAN
Nomor 4 3 Ta hun 2008 tenta ng Berdasarkan Undang-Undang
wilayah Negara, wilayah perbatasan No. 26 tahun 2007 tentang Penataan
darat Indonesia berada di wilayah Ruang, wilayah perbatasan termasuk
administratif kecamatan. Dimana dalam Kawasan Stategis Nasional
dijelaska n ba hwa kawasa n (KSN) yang diprioritaskan karena
perbatasa n ada la h bagia n da r i mempunya i penga r uh sa ngat
Wilayah Negara yang terletak pada penting secara nasional terhadap
sisi dalam sepanjang batas wilayah Hubungan antarnegara juga kedaulatan negara, pertahanan dan
Indonesia dengan negara lain, dalam melahirkan isu-isu strategis terkait keamanan negara, ekonomi, sosial,
hal Batas Wilayah Negara di darat, globalisasi, demokratisasi, penegakan budaya, lingkungan, dan berupa
K awasa n Perbatasa n berada di HAM dan fenomena terorisme. Hal wilayah warisan dunia. Selain itu
kecamatan. ini memperluas cara pandang dalam pembangunan wilayah perbatasan
melihat kompleksitas ancaman yang merupakan amanah dari Nawacita
ISU GLOBA L DA N TR A NS- tidak lagi hanya berupa ancaman ketiga yang berbunyi “membangun
NASIONAL INDONESIA militer tetapi juga meliputi ancaman Indonesia dari pinggiran dengan
Globalisasi adalah fenomena politik, sosial, ekonomi, dan ekologis. memperkuat daerah-daerah dan
kompleks yang multidimensional, Selain itu, terdapat empat isu desa”.
terutama terkait ekonomi, politik, dan strategis di wilayah perbatasan Potensi penataan pertanahan
sosial budaya di dunia internasional. Indonesia. Pertama, bentang fisik p e r b at a s a n a d a l a h s a l a h s at u
Sejauh ini, kompleksitas tersebut batas negara yang masih belum kegiatan penataan pertanahan oleh
terlihat dari tingkat hubunga n jelas dan seringkali menimbulkan Direktorat Penataan Wilayah Pesisir,
atau kerjasama di dalam sektor konflik. Kedua, banyak lintas batas P ulau-P ulau Kecil, Perbatasa n,
perekonomian antarnegara, yang permeabel dan tidak terdeteksi dan Wilayah Tertentu (PWP3WT),
kemudian hubungan antarorganisasi sehingga menimbulkan terjadinya Kementerian Agraria dan Tata Ruang
nonpemerintah, masyarakat, dan illegal fishing, illegal loging, illegal (ATR) yang mengadopsi filosofi
instansi lain yang pada akhirnya trading, dan human trafficking. UU 26/2007 dan Nawacita ketiga
meningkatkan interkoneksi dunia. Ketiga, isu mengenai kebutuhan mengenai upaya pembangunan dan
Sehingga seolah kini dunia tidak lagi d i bi d a n g l ay a n a n k e s e h at a n , pengembangan wilayah perbatasan.
memiliki garis batas tetapi negara pendidikan, dan fasilitas sosial Tujuan dari kegiatan tersebut adalah
menjadi lebih terbuka luas, terutama la i n nya ya ng m i n i m . Keempat, tersusunnya zonasi pemanfaatan
di bidang teknologi informasi dan infrastruktur yang belum layak kawasan (ZPK) dan arahan program
komunikasi. untuk akses ke wilayah perbatasan. perbata sa n ya ng d ida sa r i da r i

33
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA

Zona 1: zona yang penggunaan tanahnya sesuai dengan tata ruang, dengan status bidang tanah terdaftar;
Zona 2: zona yang penggunaan tanahnya sesuai dengan tata ruang, namun status bidang tanahnya tidak terdaftar;
Zona 3: zona yang penggunaan tanahnya tidak sesuai dengan tata ruang, namun status bidang tanahnya terdaftar;
Zona 4: zona yang penggunaan tanahnya tidak sesuai dengan tata ruang, dan status bidang tanahnya tidak terdaftar;

Gambar. Flowchart Zonasi Pemanfaatan Kawasan (ZPK)

penguasaan, pemilikan, penggunaan


da n pema n faata n ta na h da la m
kesesuaiannya dengan Rencana Tata
Ruang (RTRW).

A. PEN YUSUNAN ZONASI


PEMANFAATAN KAWASAN (ZPK)
ZPK adalah pembagian suatu
kawasa n denga n mengguna ka n
varia- bel pada penguasaan,
pemilikan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah (P4T), dengan
memperhatikan tata ruang
atau daya duk u ng l i ngk u nga n ,
keanekaragaman hayati dan sosial
ekonomi.

A NA LISA P4T (PE NGUA SA A N,


PEMILIK A N, PE NGGU NA A N,
PEM A N FA ATA N TA NA H) DA N
K E SE SUA I A N DE NG A N P OL A
RUANG
ZPK disusun berdasarka n Tahapan Zonasi
analisis spasial data penguasaan, Pemanfaatan
pemilikan dan penggunaan Kawasan (ZPK)

34
EDISI VI - 2017
tanah dengan tata ruang. Dalam PENYUSUNAN PENATAAN KAWASAN
penyusunan ZPK selain data utama Konsep dasar dari arahan penataan yang dimaksud terdiri dari 5 (lima)
ya ng d i ha si l k a n da r i keg iata n substansi utama klasifikasi penguasaan:
inventarisasi, data spasial dari 1.  Legalisasi asset (sertifikasi prona, sertifikasi proda, sertifikasi nelayan,
sertifikasi kolektif swadaya, dan sebagainya);
arahan pola ruang pada Rencana 2.  Optimalisasi pemanfaatan dan penggunaan tanah (sosialisasi dan
Tata Ruang Wilayah Kabupaten/ penegakan perizinan);
K o t a m e nja d i k omp on e n y a n g 3.  Penyesuaian penggunaan tanah;
mutlak harus tersedia. Pelaksanaan 4.  Potensi TORA (kegiatan Reforma Agraria, Redistribusi Tanah, dan lain-
lainnya);
penyusunan Zonasi Pemanfaatan
5.  Potensi TORA yang berupa inventarisasi IP4T khusus kawasan hutan.
Kawasan dilak sanakan melalui
beberapa tahap overlay analisis.

A.1 Analisa ZPK dengan Kawasan dideliniasi kawasan hutan sebagai ilustrasi irisan kawasan hutan dan
Hutan kawasan yang dikeluarkan dari pola ruang:
Kawasan Hutan adalah zona-zona pembangunan. dari Hasil
k awasa n ya ng penti ng unt uk analisis Zonasi Penataan Kawasan, B . PE N Y USU NA N PE NATA A N
dijaga kelestariannya sehingga dilihat lagi zona kawasan hutan dan KAWASAN
untuk rencana pembangunan perlu zona bukan kawasan hutan. Berikut Analisis arahan potensi penataan
selanjutnya disusun berdasarkan
beberapa asumsi dasar sebagai
berikut:
1.  Semua bidang tanah yang sesuai
dan terdaftar diarahkan untuk
dioptimalkan penggunaan dan
pemanfaatannya;
2.  Semua bidang tanah yang tidak
sesuai diarahkan untuk dilakukan
penyesuaian penggunaan tanah;
3.  Bidang tanah tidak terdaftar
Proses Overlay ZPK dan Kawasan Hutan tetapi sudah sesuai maka dapat
menjadi obyek kegiatan Legalisasi
Aset, jika memiliki klasifikasi

35
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA

Peta Titik Lokasi Arahan Penataan yang Dipadukan dengan Kegiatan Sektoral

penguasaan (1), (2), (3), dan (4); berbagai program sektoral yang
4.  Semua klasifikasi penguasaan (5) direncanakan pada lokasi kegiatan.
Pada tahap ini berpotensi menjadi obyek TORA; Berbagai program sektoral
arahan penataan 5.  Bidang tanah tidak sesuai dan
tidak terdaftar juga berpotensi
diinventarisasi dan diidentifikasi
program sektoral mana saja yang
yang terbentuk menjadi obyek TORA, khususnya memiliki kaitan dengan program
dipadukan jika memilik iCk lasifikasi
keterolahan B dengan klasifikasi
pertanahan. Sebagai contoh berikut
adalah model arahan penataan di
dengan berbagai penguasaan (2), (3), (4), dan (5); wilayah perbatasan Kapuas Hulu
program 6.  Khusus penguasaan tanah di
dalam kawasan hutan diarahkan
di Provinsi Kalimantan Barat yang
disinergiskan dengan program-
sektoral yang pad a Pote n si T OR A b er upa program sektoral dari Pemerintah
Inventarisasi P4T. Daerah, Kementerian dan Instansi
direncanakan lainnya. n
pada lokasi C. MODEL ARAHAN PENATAAN
Pada tahap ini arahan penataan
kegiatan. Berbagai yang terbentuk dipadukan dengan
KAPUAS HULU
SUMBER FOTO RISET

program sektoral
diinventarisasi
dan diidentifikasi
program sektoral
mana saja yang
memiliki kaitan
dengan program
pertanahan.

36
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA

Rencana Tata Ruang sebagai Instrumen


Pengembangan “Kawasan Pinggiran”
di Jantung Kalimantan
ANASTASIA WIDYA KRISTIANI, S.T
PEJABAT FUNGSIONAL PENATA RUANG DI KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN

S
HUTAN KALIMANTAN
SUMBER FOTO RISET
ALAH satu poin penting dari yang disebut dengan rencana tata
Nawacita, sembilan agenda ruang. sebagai Kawasan Strategis Nasional
prioritas yang merupakan Perencanaan tata ruang wilayah dengan sudut kepentingan lingkungan
v isi misi presiden da n menjadi yang notabene ditetapkan sebagai hidup. Kawasan yang begitu luas dan
program untuk lima tahun masa kawasan berfungsi lindung seringkali mencakup tiga negara yaitu Indonesia,
jabatan Presiden dan Wapres Jokowi- menjadi perdebatan. Selalu ada Malaysia, dan Brunei Darussalam
JK, adalah membangun Indonesia pihak-pihak yang pro dan kontra i n i tela h menjad i kepent i nga n
dari pinggiran. Sebagai kementerian terhadap pengembangan kawasan internasional, tidak hanya bagi
yang menyelenggarakan fungsi tersebut. Perlu kita ingat, studi dalam tiga negara tersebut atau lingkup
untuk merumuskan dan menetapkan perencanaan kawasan tidak hanya Asia-Pasifik semata namun seluruh
kebijakan di bidang tata ruang, dengan pendekatan tek nokratik dunia karena merupakan salah satu
Kementerian Agraria dan Tata Ruang namun juga mempertimbangkan kawasan yang menjadi penyeimbang
/ Badan Pertanahan Nasional memiliki proses-proses partisipatif dengan efek gas rumah kaca.
andil yang cukup besar untuk dapat mel ibat k a n selur u h pema ngk u Kita patut berbangga karena
mew ujudkan program prioritas kepentingan termasuk masyarakat Indonesia dikaruniai alam yang subur
tersebut. dan bahkan juga proses politik. dan kaya akan keanekaragaman
Penataan ruang adalah suatu Di dalam Peraturan Pemerintah hayati. Mungk in belum banyak
sistem proses perencanaan tata ruang, Nomor 26 Ta hun 2008 Tenta ng yang mengetahui apa saja satwa
pemanfaatan ruang, dan pengendalian R e n c a n a Tat a R u a n g W i l ay a h dan tanaman endemik yang ada di
pemanfaatan r uang (UU No. 26 Nasional sebagaimana telah diubah dalam kawasan Jantung Kalimantan,
Tahun 2007). Hasil dari perencanaan dengan PP Nomor 13 Tahun 2017 namun beberapa di antaranya seperti
tata ruang, yang diwujudkan dalam Tentang Perubahan Atas Peraturan gajah “mini” Kalimantan atau badak
susunan pusat-pusat permukiman, Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Kalimantan menjadi ikon keunikan
sistem jaringan prasana dan sarana Te n t a n g R e n c a n a T a t a R u a n g yang hanya ada satu-satunya di
wilayah, serta distribusi peruntukan Wilayah Nasional, kawasan Jantung dunia. Spesies gajah Kalimantan yang
ruang suatu wilayah untuk fungsi Kalimantan atau yang lebih dikenal jumlahnya tak lebih dari seribu ekor itu
lindung atau fungsi budi daya inilah Heart of Borneo telah ditetapkan kini berstatus kritis akibat hilangnya

37
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA

sumber makanan, perusakan rute


migrasi dan hilangnya habitat mereka.
Di sisi lain, ada pula keuntungan
besar bagi pengembangan pariwisata
kita melalui promosi keunikan satwa
tersebut. Namun, jika kita tidak
hati-hati dalam pengembangan dan
pengelolaan kawasan tersebut bisa jadi
spesies tersebut benar-benar punah.
Kawasan-kawasan yang berada
di perbatasan Indonesia dengan
negara lain maupun kawasan di
Timur Indonesia bisa dikatakan
s e b a g a i “ k a w a s a n p i n g g i r a n”
yang selama ini masih timpang
pembangunannya dengan wilayah
Barat Indonesia. Kawasan Jantung
Kalimantan yang meliputi sebagian
w i l ay a h P r o v i n s i K a l i m a nt a n
Barat, Provinsi Kalimantan Tengah,
Provinsi Kalimatan Timur, dan
Provinsi Kalimantan Utara ini di sisi
utaranya berbatasan dengan negara
lain. Beberapa program percepatan
infrastruktur yang saat ini masih
terus digenjot oleh pemerintah adalah
pembangunan Pos Lintas Batas Negara
dan jalan-jalan sepanjang kawasan
perbatasan darat yang sebagian besar
berada dalam kawasan hutan.
Berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 31 Tahun 2015 Tentang Rencana
Tata Ruang Kawasan Perbatasan
Negara di Kalimantan, direncanakan
akan dikembangkan berbagai aktivitas
ekonomi yang dapat mendorong
kesejahteraan masyarakat. Saat ini
tengah digodok pula dalam proses
harmonisasi Rancangan Peraturan
Presiden Tentang Kawasan Jantung
Kalimantan, dimana keterisolasian
ma s ya ra k at adat ser ta k u ra ng
maksimalnya pemanfaatan kegiatan
ekonomi kehutanan menjadi salah satu
isu strategis yang harus dijawab oleh
peraturan tersebut. Meskipun terdapat
irisan wilayah pengaturan pada kedua
rencana tata ruang tersebut, namun keanekaragaman hayatinya, melalui konser vasi yang kelak kegiatan
keduanya tetap sinergi. RTR Kawasan perencanaan tata ruang kawasan budidaya di sekitar koridor ekosistem
Jantung Kalimantan yang memiliki Jantung Kalimantan, Indonesia tersebut harus dikendalikan agar tidak
sudut kepent i nga n li ngk unga n ingin menunjukkan kepeduliannya mengganggu fungsi lindung kawasan.
hidup mengutamakan daya dukung terhadap salah satu habitat dan Kawasan hutan produksi yang
lingkungan dan keberlanjutannya ekosi s tem p ent i ng du n ia . RT R ada, seyogyanya dikembangkan
dalam peningkatan aksesibilitas Kawasan Jantung Kalimantan memuat dengan prinsip kehutanan lestari.
masyarakat lokal dan pengembangan kebijakan untuk mengidentifikasi Dimana pusat pelayanan ekonomi
kegiatan budidaya. ser ta memper ta ha n k a n lua sa n kehutanan akan ditetapkan untuk
Seperti telah disinggung kawasan konservasi. Karena tingkat mendukung kegiatan usaha berbasis
sebelumnya tentang peran hutan deforestasi yang cukup tinggi pula, keanekaragaman hayati yang dikelola
Kalimantan sebagai penyeimbang maka diperlukan pengembangan oleh masyarakat lokal. Sarana dan
efek gas rumah kaca serta kekayaan koridor ekosistem antar kawasan prasarana yang akan dibangun pun

38
EDISI VI - 2017
Adanya instrumen sepanjang 1.920 km jalan untuk
mendukung PKSN di Kalimantan akan
i n i tent u nya perlu d iapr esia si
dan terutama diimplementasikan
pengelolaan selesai dibangun meskipun tidak harus dengan baik nantinya. Tidak hanya
Kawasan Jantung dengan kualitas jalan beraspal. Sejalan
dengan prinsip eko-konstruksi yang
di pihak Indonesia saja, namun
diperlukan studi yang komprehensif
Kalimantan ini termuat dalam Raperpres RTR KSN yang mencakup tiga negara dalam
tentunya perlu Jantung Kalimantan ini, Kementerian
PU-PERA juga telah melaksanakan
perencanaan kawasan yang terpadu.
Di era keterbukaan informasi seperti
diapresiasi kajian kelayakan dari sisi lingkungan sekarang ini, perlu adanya sharing
dan terutama dan penentuan ruas jalan dengan
memperhatikan koridor satwa.
dalam hal perencanaan kawasan
yang bersinggungan tersebut. Sebagai
diimplementasikan Adanya instrumen pengelolaan contoh, terdapat empat belas hulu
K aw a s a n Ja nt u n g K a l i m a nt a n sungai besar di Kalimantan yang ada
dengan baik
nantinya. Tidak
hanya di pihak
Indonesia saja,
namun diperlukan
studi yang
komprehensif
yang mencakup
tiga negara dalam
perencanaan
kawasan yang
terpadu.

hendaknya tetap ramah lingkungan.


Selain itu, kegiatan ekonomi pertanian
juga d i la k sa na k a n d i k awa sa n
peruntukan pertanian dan dikelola
untuk pertanian organik. Demikian
pula di kawasan perkebunan, agar
keg iata n ekonom i p erkebu n a n
dan hortikultura dikelola secara
r a m a h l i n g k u n ga n . S e mua it u
demi peningkatan kesejahteraan
masyarakat dan tetap sustainable.
Upaya mewujudkan aksesibilitas
bagi masyarakat adat dipayungi
dengan kebijakan pengembangan
infrastruktur berbasis eko-
konstruksi. Dimana kebijakan ini pun
telah dibahas dan disepakati bersama
sektor lain yang terkait.
M e n g i n ga t s e b a g i a n b e s a r
K aw a s a n Ja nt u n g K a l i m a nt a n
merupakan kawasan konservasi,
maka pembangunan infrastrukturnya
tentu terbatas. Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat sebagai
sektor yang menangani infrastruktur
jalan, menargetkan pada tahun 2019

39
EDISI VI - 2017
TOPIK UTAMA

dalam cakupan Kawasan Jantung ter sebut d i a lok a si k a n seba ga i menyiapkan instrumen pengelolaan
Kalimantan. Dari sini tampak jelas kawasan industri. yang memadai serta implementasi
sumber air permukaan di Pulau Terdapat waca na penetapa n kebijakan yang telah ada untuk
K a l i m a nt a n s a n gat p e rlu k it a tahun 2018 sebagai HoB Visit Year mengembangkan kawasan ini dengan
lestarikan. Kita dapat berandai-andai da n sa at i n i K awa sa n Ja nt u ng sebaik-baiknya. Selain itu, perlu lebih
jika tidak dilaksanakan sinkronisasi Kalimantan memang belum menjadi banyak komunikasi dan kerjasama
perencanaan antara wilayah kita pembica raa n ha ngat d i med ia- antarnegara dalam perencanan dan
dengan negara tetangga, bisa jadi media mainstream. Namun, potensi pengelolaan terpadu bagi wilayah-
sungai-sungai tersebut hanya menjadi konflik akibat salah perencanaan wilayah pinggiran dengan peran
pembuangan limbah negara lain dan pengelolaan bisa saja terjadi dan yang begitu besar bagi kita bahkan
karena di sisi negara lain kawasan hendaknya dapat diantisipasi dengan dunia. n

TRILATERAL MEETING HoB langsung dengan kawasan Jantung Ruang di the 2 nd Heart of Borneo
Kawasan Jantung Kalimantan Kalimantan. (HoB) Tech n ica l C om m it tee on
( He a r t of B o r n e o / HoB) t e l a h Tahun 2017 Trilateral Meeting Joint Projects and Activities (TC) di
dideklarasikan oleh tiga negara atau Pertemuan Trilateral Brunei. Proposal ini mengajukan
ya it u Indonesia , Ma laysia da n a nt a r ne ga r a a n g got a I n i si at i f untuk kegiatan workshop berbagi
Brunei, sebagai kawasan penting Jantung Kalimantan diselenggarakan ilmu antar tiga negara terkait dengan
untuk konservasi keanekaragaman di Tarakan, Kalimantan Utara (10 – penataan ruang, guna peningkatan
h ay at i d a n p e ne r apa n pr i n s ip 12 Oktober 2017) dengan mengusung kapasitas. Proposal ini disetujui dan
pembangunan berkelanjutan. Dalam tema “ Promoting Ecotourism in kegiatan workshop akan berlangsung
inisiatif ini ada lima program utama HoB for Sustainbility Development: di tahun 2019.
d i s e pa k at i u nt u k p e n ge lol a a n Visit the Heart of Borneo”. Tema ini Selain pertemuan trilateral, pada
kawasan yang berkelanjutan, yaitu: sejalan dengan diluncurkannya Visit Welcome Dinner secara simbolis
kerjasama konservasi antarnegara, HoB 2018. peluncuran Visit the Heart of Borneo
pengelolaa n konek tif itas da n Direktorat Jenderal Tata Ruang d i ad a k a n . P r og r a m i n i ad a la h
pengelolaa n k awa sa n berba sis yang diwakilkan oleh Dwi Hariyawan program multi-year yang bertujuan
komunitas, pengelolaan sumber daya selaku Direktur Pemanfaatan Ruang untuk meningkatkan kesejahteraan
alam, pengembangan wisata ekologis, melanjutkan progres dari proposal masyarakat di Kawasan Jantung
d a n p e n g e m b a n ga n k a p a s i t a s kegiatan pengembangan kapisatas Kalimantan dengan mengembangkan
aparatur negara yang berhubungan yang telah diajukan oleh Ditjen Tata ekowisata yang berkelanjutan.
Selebihnya untuk mendukung
Visit HoB 2018 Ditjen Tata
Ruang diharapkan untuk segera
meny usun Rencana Tata Ruang
K awasa n St rategis Nasiona l
Jantung Kalimantan yang saat ini
masih dalam proses harmonisasi
di Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia. Pertemuan Trilateral
selanjutnya akan diselenggarakan
di Miri, Sarawak, Malaysia di tahun
2018. n (Ayu A. Asih)

40
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN

Hasil Integrasi Peta Rencana Tata


Ruang di Pulau Kalimantan (RTR KSN
Perbatasan Negara di Kalimantan,
RTRW Provinsi, Kabupaten, dan Kota)
Dalam Rangka Mendukung Kebijakan
Satu Peta
HENDRO PRATIKNO, S.SI, MT
KETUA STUDIO PETA DITJEN TATA RUANG, KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN

P e r a n a n P e t a
(Informasi Geospasial)
menjadi sangat
penting sejak
diterbitkannya Undang-Undang
No. 4 Tahun 2011 tentang Informasi
Geospasial (UU IG) dimana dalam
dan kepastian hukum, maka
perlu pengatura n mengenai
penyelenggaraa n Informasi
Geospasial. Pengaturan
penyelenggaraa n Informasi
Geospasial berupa pembangunan
Informasi Geospasial dan
proses pembangunan Informasi
Geospasial maupun pemanfaatannya
merupakan peraturan perundangan
yang saling memperkuat satu sama
lainnya agar Informasi Geospasial
terbangun secara bertanggungjawab
dan dapat dimanfaatkan secara
undang-undang tersebut disebutkan pemanfaatannya yang ditujukan maksimal dan terintegrasi.
bahwa dalam mengelola sumber daya agar dapat menjamin ketersediaan Kebijakan Satu Peta adalah kebijakan
alam dan sumber daya lainnya serta dan akses Informasi Geospasial ya ng mengara hka n agar da la m
penanggulangan bencana dalam yang dapat dipertanggungjawabkan, penyusunan Informasi Geospasial
wilayah Negara Kesatuan Republik mew ujudk a n kebergunaa n da n dan pemanfaatannya dapat
Indonesia dan wilayah yurisdiksinya keberhasilgunaa n Infor masi memenuhi 4 (empat) kriteria yaitu
diperlukan Informasi Geospasial Geospasia l mela lui ker jasa ma , Satu Referensi, Satu Standar, Satu
da n agar Infor masi Geospasia l koordinasi, integrasi, dan Geodatabase, dan Satu Geoportal.
dapat terselenggara dengan tertib, sin k ron isasi, da n mendorong Dalam rangka mendorong
terpadu, berhasil guna, dan berdaya penggunaan Informasi Geospasial penggunaan Informasi Geospasial
guna sehingga terjamin keakuratan, dalam pemerintahan dan kehidupan guna pelaksanaan pembangunan
kemuta k h i r a n , masyarakat. nasional dan untuk mendukung
Kebijakan Satu Peta (One Map ter w ujud ny a a ge nd a pr ior it a s
Policy) adalah sebagai langkah Nawacita, Pemerintah mengeluarkan
lanjut pengimplementasian UU Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun
IG agar terbangunnya informasi 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan
geospasial yang andal melalui Kebijakan Satu Peta Pada Tingkat
penyelenggaraan yang Ketelitian Peta Skala 1 : 50.000
tertib, terpadu, dan merupakan bagian dari Paket
berhasil guna, Kebijakan Ekonomi VIII. Perpres
dan berdaya tersebut menetapkan Rencana Aksi
guna . Berbaga i Pelaksanaan Percepatan Kebijakan
p e r a t u r a n Satu Peta (KSP) untuk memperbaiki
p e r u nd a n ga n data spasial pada 85 (delapan puluh
y a n g b erk a it a n den ga n lima) Informasi Geospasial Tematik
i n for m a s i g e o s p a s i a l , b a i k (IGT) di seluruh wilayah Indonesia
peraturan perundangan dalam hal (34 Provinsi) yang melibatkan 19

41
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN

(sembi la n bela s) Kementer ia n /


Lembaga selaku walidata IGT serta
Pemerintah Daerah.
Produk satu peta yang dihasilkan
nantinya diharapkan dapat menjadi
acuan dalam perbaikan IGT pada
masing-masing sektor serta
menjadi acuan dalam melakukan
perencanaan tata ruang berskala
luas ya ng ter i ntegrasi da la m
dok umen Renca na Tata Rua ng.
Rencana Aksi KSP ini dikelompokkan
menjadi 3 (tiga) yaitu IGT Status,
IGT Perencanaan Ruang, dan IGT
Pote n s i . K e lomp ok IG T S t at u s
merupakan IGT yang mempunyai
aspek hukum penguasaan lahan,
kelompok IGT Perencanaan Ruang
memuat aspek perencanaan
pemanfaatan ruang, dan kelompok
IGT Potensi yang memuat informasi
mengenai transportasi dan utilitas, Gambar 1.
lingkungan, serta potensi kawasan. Target Pencapaian Kebijakan Satu Peta
K e t i ga k elomp ok IG T te r s eb ut
akan dilakukan proses kompilasi,
integrasi, dan sink ronisasi Satu Peta yang dilakukan dalam Ruang/Badan Pertanahan Nasional
serta rekomendasi penyelesaian kurun waktu 2016 sampai dengan sebagai walidata IGT Perencanaan
p er m a sa la h a n y a n g k emud i a n 2019. Ruang diharuskan memenuhi target
diturunkan dalam detail rencana Dalam Koridor Rencana Aksi KSP "Halaman
penyelesaian Integrasi Depan"
IGT untuk
aksi sebagai landasan pelaksanaan tersebut, Direktorat Jenderal Tata Pulau Kalimantan pada tahun 2016;
Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Ruang Kementerian Agraria dan Tata Pulau Sumatera, Pulau Sulawesi,

Gambar 2.
Roadmap Kebijakan Satu Peta 2016 - 2019

42
EDISI VI - 2017
Gambar 3.
Lokasi Kegiatan Pelaksanaan KSP Tahun 2016 - 2019

Sumber: Tim Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta, 2016

Pulau Bali, dan Kepulauan Nusa Gambar 4. Diagram Alir Kompilasi IG


Tenggara pada tahun 2017; dan
Pulau Jawa, Kepulauan Maluku, dan
Pulau Papua pada tahun 2018; serta
penyelesaian sinkronisasi untuk
seluruh wilayah Indonesia dilakukan Pengumpulan
Spesifikasi Data
pararel dari tahun 2016 sampai Data
dengan 2019.
Formulir
KONSEP KEBIJAKAN SATU PETA Kelengkapan Data
Konsep pelaksanaan Kebijakan
Satu Peta terdiri dari 3 (tiga) kegiatan
Penyerahan
utama yaitu kompilasi, integrasi, dan Data
sinkronisasi.
1. Kompilasi, merupakan proses
pengumpulan IGT oleh
Kementerian/Lembaga Berita Acara
Kompilasi IGT dalam rangka Serah Terima
Penyimpanan
pela k sa naa n K SP mer upa k a n Data
kegiatan pengumpulan, penyerahan
dan penyimpanan IGT yang berasal
dari berbagai walidata (Kementerian/
L emba ga / Pemer i nta h Daer a h).
Kegiatan Kompilasi IGT merupakan
r a n g k a i a n aw a l d a r i k e g i at a n Data Untuk
Integrasi
percepatan KSP untuk kemudian
masuk dalam tahapan integrasi.

43
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN

Kelengkapan data yang


diserahkan dalam proses kompilasi Data (data
wajib memenuhi spesifikasi sebagai hasil kompilasi)
berikut: a) Format Data Geospasial
berbent uk data vek tor da la m
format data spasial antara lain:
format ESRI (.gdb,.shp), Autocad
(.dwg,.dxf), mapinfo (.mif,.tab); b)
Sistem Referensi berupa datum IGT VERIFIKASI
seperti WGS 84 atau SRGI; c) Sistem
koordinat berupa Geographic atau
UTM; d) Skala; e) Jenis data, berupa
titik, garis, atau poligon; f) Standar
basisdata berupa KUGI atau Non
KUGI; g) Area Cakupan; h) Data
Tambahan berupa data geospasial
atau informasi geospasial yang Memenuhi TIDAK EDITING
melengkapi data geospasial yang Syarat ?
diserahkan. Data ini bisa dalam
bentuk format: gambar/raster (.jpeg,
.jpg, .gif, .bmp) dan data tabular (.dbf,
.xlsx); i) Metadata berupa informasi
yang melengkapi proses dan sumber YA
data geospatial yang diserahkan.
Me tadata b er i si K ementer ia n /
Lembaga, ta hun pembuata n,
tahun publikasi, dan standar yang Data (data
digunakan. hasil kompilasi)

2. Integrasi, merupakan kegiatan


p enyela r a sa n IGT terh adap Gambar 5. Diagram Alir Integrasi IGT
dengan IGD
Integrasi IGT da la m ra ngka
pela k sa naa n K SP mer upa k a n Setiap IGT harus disertai Proses editing dilakukan agar
kegiatan koreksi dan verifikasi IGT denga n metadata ya ng data ha si l kompi la si sesua i
yang berasal dari berbagai walidata memuat informasi mengenai: sta nda rd unt uk kemuda ha n
(Kementerian/Lembaga/Pemerintah Konsistensi logis ( Logical dilakukan tahap sinkronisasi
Daera h) terhadap Informasi Consistency), Kelengkapan data. Alur proses editing bisa
Geospasial Dasar (IGD). data (Completeness), Akurasi dilihat pada gambar 6.
Kegiatan Integrasi IGT terdiri posisi (Positional Accuracy), Da r i pr oses ver i f i k a si data
dari kegiatan Verifikasi IGT dan Akurasi tematik ( Thematic memunculkan rekomendasi-
E d it i ng IG, denga n penjela sa n Accuracy), Akurasi temporal rekomendasi perla k ua n da n
sebagai berikut: ( Temp or a l Q ua l it y ), d a n proses perba ika n data ya ng
A. Verifikasi IGT: dilaksanakan Usability Element. perlu dilakukan, proses editing
untuk mengetahui dan tersebut antara lain:
memastikan apakah IGT telah 2) Verifikasi Data a. F o r m a t : F o r m a t y a n g
sesuai atau mengacu terhadap Ve r i f i k a s i t e rh a d a p digunakan dalam tahapan
IGD. komponen data dilaksanakan integrasi harus dalam bentuk
1) Verifikasi Metadata mengacu pada IGD, terutama data yang bergeoreferensi.
Ve r i f i k a s i k o m p o n e n terhadap unsur perairan b. Skala data: Skala data yang
metadata dila k sa na ka n (garis pantai, sungai, danau) d i g u n a k a n d a l a m t a h ap
mengacu pada sta nda r dan transportasi. Verifikasi integrasi adalah skala data
metadata sesuai Peraturan data dilaksanakan mengacu dengan tingkat ketelitian
Kepa la BIG Nomor 30 terhadap IGD berdasarkan y a n g s a m a d e n ga n d at a
Tahun 2013 tentang Standar atas elemen kualitas data RBI. Antara lain Wilayah
Metadata dan/atau Riwayat yang disepakati. Sumatera, Ka lima nta n,
Data Dalam Penyelenggaraan Sulawesi, Papua, dan Maluku
Informasi Geospasial. B . E d i t i n g IG T: d i l a k s a n a k a n pada skala 1:50.000 serta
Metadata merupakan berdasarkan hasil rekomendasi w i l ay a h Jaw a B a l i Nu sa
informasi mengenai data. kegiatan verifikasi IG Tenggara pada skala 1:25.000.

44
EDISI VI - 2017
c. Datum dan Sistem proyeksi: koordinat: ITRS pergeseran maksimal yang
Dalam proses integrasi data • Kerangka referensi dapat diterima adalah 25 m.
penting adanya kesamaan koordinat: Jaring Kontrol e. K e l e n g k a p a n F i t u r :
datum referensi dan sistem Geodesi yang terikat pada Melakukan proses komparasi
proyeksi yang digunakan. ITRF2000 atau perbandingan
Da la m pr oses i n i dat u m • Datum geodetic: WGS 84 kelengkapan fitur yang ada
dan sistem proyeksi yang • S i s t e m r e f e r e n s i dengan 3 unsur dasar RBI
digunakan harus mengacu geospasial vertical: Geoid (hidrografi, jalan dan garis
p a d a SRG I 2 0 1 3 . D a t u m d. Akurasi Geometri: Proses pantai). Apabila data yang ada
dan sistem proyeksi yang akurasi koordinat adalah memiliki kualitas yang baik
masih belum mengacu pada memba ndingk a n a k urasi maka data dapat digunakan,
itu perlu dilakukan proses geometri dari data kompilasi namun jika kualitas data
transformasi. dengan data RBI yang ada. dibawah RBI maka unsur-
Hal yang perlu diperhatikan Proses pengujian akurasi unsur dasar diambil dari data
dalam proses transfomasi geometri ini menekankan RBI.
menuju SRGI 2013 : pada 3 u n s u r da sa r R BI Kelengkapa n fitur har us
• Sifat sistem referensi: (hidrografi, jalan dan garis memperhatikan omisi
memperhitungkan pantai). Untuk data yang (kelebihan data yang ada
perubahan nilai masih belum memilik i dalam sebuah set data) dan
koordinat sebagai fungsi ketelitian yang baik maka komisi (ketiadaan data dari
waktu dilakukan proses editing. suatu set data).
• S i s t e m r e f e r e n s i Unt uk sk a la 1:50.000, f. Akurasi Atribut: Melakukan

Gambar 6. Diagram Alir Editing IGT

45
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN

proses komparasi atau acuan (misalnya survei proses sinkronisasi.


perba ndi nga n k ua litas lapangan atau data
akurasi atribut data yang ada acuan); 3. Sinkronisasi, merupakan proses
dengan 3 unsur dasar RBI • Kebenaran atribut non- harmonisasi antar-IGT, termasuk
(hidrografi, jalan dan garis kuantitatif: ukuran penyelesaian konflik yang terjadi
pantai). Apabila data yang ada apa k a h atr ibut non- ak ibat tumpang tindih hasil
memiliki kualitas yang baik kuantitatif benar atau Integrasi
maka data dapat digunakan, salah; Sinkronisasi IGT merupakan
namun jika kualitas data • A k u r a s i a t r i b u t kegiata n penyela rasa n a nta r
dibawah RBI maka unsur- kuantitatif: kedekatan beberapa IGT terkait. Sinkronisasi
unsur dasar diambil dari data nilai suatu atribut IGT mer upa k a n ta hap a k h i r
RBI. Akurasi atribut harus k uantitatif pada nilai p e l a k s a n a a n K SP te r d i r i at a s
memperhatikan : yang benar atau dianggap kegiata n a na lisis, peny usuna n
• Kebenaran klasifikasi: benar. skenario rekomendasi dan
p e r b a n d i n ga n k e l a s - Data yang telah melalui tahapan pembahasan untuk penyelarasan
kela s ya ng d iber i k a n verifikasi dan editing kemudian IGT pada skala 1:50.000. Tujuan
ke fitur-fitur atau d i m i g r a s i k a n k e K UG I u n t u k dari sinkronisasi IGT adalah untuk
atributnya dengan nilai selanjutnya siap digunakan untuk mencegah terjadinya tumpang tindih

Gambar 7. Diagram Alir Sinkronisasi IGT

46
EDISI VI - 2017
informasi yang mengak ibatkan
konf lik penggunaa n la ha n da n
sistem JIGN. Contoh dari IGT yang
dapat tumpang tindih adalah Peta
Identifikasi
konflik perizinan. Curah Hujan dan Peta Morfometri. dilakukan
Tahapan awal yang dilakukan
dalam proses sinkronisasi adalah
c) IGT tidak dapat tumpang tindih
d e n ga n I n fo r m a s i G e o s p a s i a l
antar tema IGT
identifikasi keterkaitan antar IGT, lainnya. Apabila hal ini terjadi, maka yang saling
ka rena tida k semua IGT sa ling dilanjutkan ke proses analisa data
berkaitan, tergantung dari tema pendukung. Contoh dari IGT yang berhubungan
ya ng dipeta k a n . Identif ik asi tidak dapat tumpang tindih adalah dan mempunyai
dilakukan antar tema IGT yang Peta Kawasan Hutan dan Peta Izin
saling berhubungan dan mempunyai Usaha Pertambangan. potensi
p ote n s i me n i m b u l k a n k on f l i k
(permasalahan). Proses identifikasi
Apabila tidak terjadi masalah
t umpa ng tindih, ma k a IGT
menimbulkan
t u mpa ng t i nd i h meng g u n a k a n dilanjutkan ke proses input sistem konflik
metode queri spasial adalah proses
seleksi data geospasial yang saling
penyimpanan Jaringan Informasi
Geospasial Nasional (JIGN). Tahap
(permasalahan).
t umpa ng ti ndih, mengguna k a n selanjutnya adalah analisis dengan
perangkat sistem informasi geografis data pendukung yang dilakukan
dengan keluaran:a) Jumlah tumpang apabila terjadi masalah tumpang IG T; b) Da mpa k hu k u m a k ibat
tindih; b) Luas tumpang tindih; dan c) t i nd i h , d ip erk uat den ga n dat a sengketa IGT; c) Dampak sosial
terhadap masyarakat sekitar. Setelah
melakukan analisis data pendukung
SUMBER FOTO RISET
lalu dilakukan cek lapangan yang
diperlukan dalam rangka melengkapi
data pendukung dan kelengkapannya
untuk menghasilkan rekomendasi
hasil sinkronisasi.
Berdasa rk a n a na lisis data
pendukung dan/atau peninjauan
lapa n ga n , d i la njut k a n de n ga n
meny usun rekomendasi ya ng
dilengkapi dengan pelaporan dampak
beserta mitigasi serta hal yang perlu
dilakukan dalam menindaklanjuti
penyelesaian masalah. Rekomendasi
hasil sink ronisasi ini dapat
b er upa : a) K esepa k ata n u nt u k
melakukan penyesuaian IGT oleh
stakeholder terkait dan menyiapkan
data untuk publikasi Kebijakan
Panjang garis tumpang tindih. pendukung berupa: a) Dokumen Satu Peta; b) Apabila belum ada
Apabila terjadi tumpang hu k u m ; b) D ok u m e nt a s i h a s i l kesepa k ata n penyes ua ia n IGT,
tindih, maka dilakukan analisa kompilasi dan integrasi, termasuk maka perlu disiapkan beberapa
oleh wa lidata terk a it denga n m e t a d a t a ; c) D o k u m e n k aj i a n pilihan kesepakatan yang dapat
kemu ng k i na n sebaga i ber i k ut : ekonomi, sosial, dan budaya; d) d ig u n a k a n u nt u k pr oses lebi h
a) IGT memang har us tumpang Dokumen kajian politik, pertahanan lanjut. Tahap selanjutnya adalah
tindih dengan Informasi Geospasial dan keamanan; e) Dokumen laporan penetapan kebijakan penyelesaian
lainnya. Langkah selanjutnya adalah masyarakat. i s u s t r ateg i s mer upa k a n h a si l
menyusun laporan tumpang tindih Analisis ini dapat mencakup analisis dari proses sebelumnya
beserta hasil analisis kemudian permasalahan yang bersifat teknis termasuk diantaranya kajian teknis
melakukan proses input ke dalam dan non teknis. Kegiatan ini didahului d a n s t r ate g i s y a n g d i l a k u k a n
sistem JIGN. Contoh dari IGT yang oleh penyusunan pelaporan hasil oleh T i m Percepata n , ber upa
harus tumpang tindih adalah Peta kajian teknis bersifat keruangan laporan dalam bentuk kebijakan:
Penutup Lahan dan Peta Lahan berupa Peta Identifikasi Tumpang a) Apabila proses kebijakan dapat
Baku Sawah. b) IGT dapat tumpang Tindih dan Peta-peta lainnya yang menyelesaikan isu strategis, maka
tindih dengan Informasi Geospasial menggambarkan kondisi aktual dilanjutkan ke proses koordinasi
lainnya. Langkah selanjutnya adalah dan faktual di lokasi. Kegiatan ini penyelesaian permasalahan dengan
menyusun laporan tumpang tindih akan mempertimbangkan dampak pemangku kepentingan terkait;
beserta hasil analisis kemudian beserta mitigasinya yang mencakup: b) Apabila proses kebijakan tidak
melakukan proses input ke dalam a) Dampak ekonomi atas sengketa dapat menyelesaikan isu strategis,

47
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN

Gambar 8. Metodologi Integrasi IGT maka dilanjutkan proses eskalasi ke


tahap selanjutnya. Proses eskalasi ke
INFORMASI GEOSPASIAL TEMATIK (IGT) tingkat yang lebih tinggi dilakukan
apabila pada saat koordinasi
dengan stakeholder terkait tidak
Identifikasi
d apat me ne mu k a n p e me c a h a n
permasalahan. Berdasarkan hasil
KELENGKAPAN INFORMASI rekomenda si T i m Si n k ron isa si
dilakukan penyelarasan IGT oleh
a. Sumber IGT f. Akurasi Tematik K/L terkait berupa: a) Geometri data
b. Jenis IGT g. Korelasi dengan IGT Terkait geospasial; b) Atribut data geospasial;
c. Metode Pemetaan h. Kelengkapan Cakupan c) Metadata; d) Dokumen pendukung
d. Metode Pemetaan i. Informasi Temporal terkait.
e. Tingkat Ketelitian/Skala j. Metodata Produksi IGT
Peta
METODOLOGI IN T EGR A SI IGT
RTRW DENGAN IGD
Seca ra ga r is besa r proses
PARAMETER STANDAR INFORMASI GEOSPASIAL integrasi IGT dibagi menjadi 2 (dua)
tahap, yaitu : 1) Tahap verifikasi
d i la k uk a n mela lui pengecek a n
Proyeksi kondisi serta kualitas IGT yang
Format dan Sistem Skala terkompilasi berdasarkan parameter
Pemetaan standar informasi geospasial dan
p a r a me te r k u a l it a s i n for m a s i
geospasial; 2) Tahap editing
dilakukan oleh walidata terhadap
PARAMETER KUALITAS INFORMASI GEOSPASIAL
IGT yang tidak lolos syarat verifikasi.
Jika IGT sudah memenuhi syarat
verifikasi, maka IGT terintegrasi
Akurasi Posisi/Grafis Konsistensi sela njut nya mema su k i ta hap
1. Kesesuaian unsur IGT A. Database
dengan garis pantai 1. Primary Field sin k ron isasi. Proses ver if ik asi
IGD 2. Konsistensi Atribut dilakukan dengan menggunakan
2. Kesesuaian unsur IGT 3. Konsistensi Standar parameter standar dan parameter
dengan batas wilayah B. Tipologi kualitas. Secara lebih rinci,
IGT
3. Kesesuaian unsur
metodologi integrasi IGT dapat
geometris IGT terhadap dilihat pada gambar 8.
unsur IGD lainnya /
citra satelit 1. Parameter Standar Informasi
Geospasial
IGD: RBI-LLN-LPI Setiap IGT diwajibkan memenuhi
pa ra meter sta nda r i nfor masi
geospasial. Verifikasi IGT dilakukan
dengan mengacu pada parameter
Rekomendasi Perbaikan IG dan Metadata Integrasi yang bersifat biner (ya atau tidak).
(quality and maintenance data) Jika parameter standar terpenuhi
maka dapat dilakukan verifikasi
terhadap parameter kualitas pada
t a h ap s e l a njut ny a . P a r a m ate r
PROSES SINKRONISASI standar informasi geospasial yang
digunakan dalam kegiatan integrasi
dapat dilihat pada Gambar 9.
a. Format Data
IGT
IGT Status Perencanaan IGT Potensi IGT diwajibkan menggunakan
Ruang format geodatabase (*.gdb atau
*.mdb) atau shapefile (*.shp).
Format geospasial lain seperti
*.k m l, *.dwg, *.k mz, ataupun
SINKRONISASI ANTAR IGT lainnya tidak diterima. Jika data
IGT tidak berformat tersebut
Sumber: Tim Percepatan Pelaksanaan Kebijakan Satu Peta, 2016 maka walidata harus melakukan

48
EDISI VI - 2017
konversi ke format yang sudah dan dikuatkan pada Forum
ditentukan. Pemba hasa n Infor masi
b. Skala Peta Geospasia l Dasa r di Ba li
IG T y a n g d i s e r a h k a n o l e h pada tanggal 22 Juli 2016.
Kementerian/Lembaga Ketentuan tersebut antara
d i w aji bk a n me m i l i k i sk a l a lain:
yang sama sesuai Lampiran • P e n g g u n a a n b a t a s
Perpres Nomor 9 Tahun 2016. definitif yang bersumber
Sk a la i n i berk a ita n denga n dari data Kementerian
tingkat kedetailan geometrik Dalam Negeri digunakan
da n infor masi tematik pada u nt u k mer e v i si IGD
IGT tersebut. Jika IGT memiliki kegiatan sinkronisasi yang terbagi (d i le n g k api at r ib ut
sk a la ya ng lebi h besa r da r i menjadi proses perbaikan akurasi Permendagri);
skala yang tercantum dalam posisi dan konsistensi logis. • S e g m e n y a n g b e l u m
Perpres tersebut, maka a. Akurasi Posisi ditetapkan menggunakan
direkomendasikan untuk Kegiatan perwujudan kualitas batas indikatif IGD dari
melakukan proses generalisasi a k u r a s i d i l a k u k a n d e n ga n peta RBI;
dan jika sebaliknya maka perlu penyesuaian IGT terhadap garis • S e g m e n i n d i k a t i f
dilakukan proses pendetailan pantai IGD, batas wilayah IGD, menyesua ika n batas
informasi. dan kesesuaian unsur geometrik definitif; dan
c. Datum dan Sistem Proyeksi IGT terhadap IGD lainnya dan • P r o s e s i n t e g r a s i i n i
Pada proses sinkronisasi akan citra satelit. k hususnya dila k uk a n
dilakukan penyelesaian terhadap 1. K e s e s u a i a n U n s u r I G T unt uk data- data pada
masalah tumpang tindih antar terhadap Garis Pantai IGD kelompok IGT Status dan
IGT. Atas dasar tersebut, maka Proses penyesuaian antara Perencanaan Ruang.
datum dan sistem koordinat dari unsur IGT dengan garis pantai 3. Kesesuaian Unsur Geometrik
setiap IGT harus disamakan. IGD,ter uta m a d i la k u k a n IGT terhadap Unsur IGD
Da la m ha l i n i , IGT ha r us terhadap peta RBI. Lainnya dan Citra Satelit
menggunakan datum dan sistem 2. K e s e s u a i a n U n s u r I G T Kesesuaian unsur
koordinat yang sama yaitu datum terhadap Batas Wilayah IGD geometrik merupakan proses
SRGI atau WGS 1984 dengan Ketentuan kesesuaian perbaikan terhadap posisi,
sistem koordinat geografis. unsur IGT terhadap batas arah, dan bentuk IGT terhadap
wilayah IGD mengacu pada IGD. Kesesuaian tersebut
2. Parameter Kualitas Informasi Rapat Persiapan Pelaporan berkaitan dengan besarnya
Geospasial B06 (2016). Pela k sa naa n penyimpangan posisi IGT
Parameter kualitas informasi Kebijakan Satu Peta di Bogor dari kenampakan Peta RBI.
geospasial disusun untuk kebutuhan pada tanggal 30 Juni 2016 Perbaikan geometris dalam
kesesuaian posisi dan arah
harus memperhatikan tingkat
Gambar 9. Parameter Standar Informasi Geospasial ketelitian dari faktor-faktor
berikut.
• Perba nd i nga n a nta r a
posisi grafis IGT dengan
posisi pada Peta RBI atau
pada Citra Satelit Resolusi
Tinggi (CSRT);
• Perbandingan antara IGT
dengan suatu standar
yang telah ditetapkan oleh
walidata IGT itu sendiri;
dan
• Perbaikan IGT dilakukan
dengan memperhatikan
bent u k da n jen is IGT
karena menya ngk ut
perba i k a n posi si da n
presisi, baik pada data
ya ng berbentuk point
maupun line terhadap
IGD.

49
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN

b. Konsistensi Logis c. Konsistensi Standar (KSN) yang telah Perpres serta RTRW
Konsisitensi logis adalah kegiatan Konsistensi standar Provinsi, Kabupaten, dan Kota yang
untuk memastikan konsistensi ada la h upaya unt uk telah Perda yang terdiri dari 47 (empat
IGT yang mencakup database dan menyesuaikan database puluh tujuh) jenis IGT yaitu 1 (satu) IGT
topologi. IGT dengan ketentuan/ RTR KSN Kawasan Perbatasan Negara
1. Database standar yang ada. di Kalimantan, 4 (empat) IGT RTRW
Konsistensi geospasial pada Ketent ua n it u dapat Provinsi di Pulau Kalimantan, 34 (tiga
database dibedakan menjadi berupa pedoman Norma puluh empat) IGT RTRW Kabupaten
3 (tiga) jenis, yaitu: Standar Pedoman di Pulau Kalimantan, dan 8 (delapan)
a. Primary Field Kriteria (NSPK) IGT RTRW Kota di Pulau Kalimantan.
Primar y fields ya ng peny usunan IGT pada Pada tahun 2017 dilanjutkan
dimaksud dalam kegiatan setiap walidata, Standar dengan proses kompilasi dan integrasi
Pel a k sa n a a n K SP i n i Nasional Indonesia (SNI), untuk RTRW Provinsi dan Kabupaten
mer upa ka n infor masi peraturan pemerintah yang statusnya baru perda pada akhir
m i n i ma l ya ng wajib ( P P, P e r m e n , P e r k a ) , tahun 2016 dan awal tahun 2017
ada pada setiap atribut dan/atau Katalog Unsur sehingga total penyelesaian integrasi
database IGT. Geografi Indonesia (KUGI). IGT Rencana Tata Ruang di Pulau
b. Konsistensi Atribut 2. Topologi Kalimantan terdiri dari 52 (lima Puluh
Konsistensi atribut yaitu Topologi adalah ketentuan dua) jenis IGT yang terdiri dari 1 (satu)
konsistensi pengisian yang mengatur hubungan IGT RTR KSN Kawasan Perbatasan
atribut dalam satu kolom antar objek-objek spasial Negara di Kalimantan, 5 (lima) IGT
y a n g sa m a d a n t id a k berupa titik, garis, dan area RTRW Provinsi di Pulau Kalimantan,
terjadi kesamaan atribut dari suatu unsur geografis 38 (tiga puluh delapan) IGT RTRW
dengan kolom lainnya. untuk menjaga integritas dan Kabupaten di Pulau Kalimantan, dan
Konsistensi atribut konsistensi data. 8 (delapan) IGT RTRW Kota di Pulau
terdiri dari tiga aspek Kalimantan.
yaitu: HASIL INTEGRASI PETA Adapun Kabupaten/Kota yang
• T i d a k a d a at r i b ut RENCANA TATA RUANG DI PULAU sudah di perdakan RTRW-nya adalah
dalam field yang KALIMANTAN berjumlah 15 di Provinsi Kalimantan
kosong; Percepatan Pelaksanaan Barat; 8 di Provinsi Kalimantan
• Tidak ada duplikasi Kebijakan Satu Peta IGT Rencana Tengah; 14 di Provinsi Kalimantan
antar field; Tata Ruang di Pulau Kalimantan yang Selatan; 9 di Provinsi Kalimantan
• Konsistensi atribut dilakukan melalui proses kompilasi Timur; dan 6 di Provinsi Kalimantan
dengan kondisi dan integrasi pada tahun 2016 meliputi Utara. Sedangkan Kabupaten/Kota di
grafisnya. RTR Kawasan Strategis Nasional kalimantan yang belum di perdakan

Tabel 3.
Status Rencana Tata Ruang KSN Kawasan Perbatasan Negara di Kalimantan

No. Provinsi Nama KSN Status No. Perpres Status


Perpres Integrasi

1 KALIMANTAN BARAT, Kawasan Perbatasan Perpres Nomor 31


KALIMANTAN TIMUR, Negara di Kalimantan tahun 2015 tentang
KALIMANTAN TENGAH Rencana Tata Ruang
Kawasan Perbatasan
Negara di Kalimantan

2 KALIMANTAN TIMUR, Kawasan Perbatasan Perpres No. 11


SULAWESI TENGAH, Laut RI termasuk 18 Tahun 2017 tentang
SULAWESI UTARA pulau terluar dengan Rencana Tata Ruang
Negara Malaysia dan Kawasan Perbatasan
Philipina - Kawasan Negara di Provinsi
Perbatasan Negara di Kalimantan Timur,
Provinsi Kalimantan Kalimantan Utara,
Timur, Kalimantan Sulawesi Utara,
Utara, Sulawesi Utara, Provinsi Gorontalo,
Provinsi Gorontalo, dan Provinsi Sulawesi
dan Provinsi Sulawesi Tengah
Tengah

Sumber: Direktorat Perencanaan Tata Ruang, 2017

50
EDISI VI - 2017
Gambar 10. Peta Hasil Integrasi Rencana Pola Ruang Provinsi Kalimantan Timur

RTRW-nya, berjumlah 7 di Provinsi ditunjukkan pada Tabel 3. Contoh Hasil Peta Integrasi
Kalimantan Tengah dan 2 di Provinsi Berdasarkan Tabel 3, hanya R e nc a n a Tat a R u a n g d i P u l au
Kalimantan Timur. Selanjutnya, status KSN Kawasan Perbatasan Negara di Kalimantan dapat dilihat pada Gambar
integrasi disesuaikan dengan status Kalimantan saja yang sudah masuk 10 dan Gambar 11.
perda pada tiap provinsi, kabupaten/ ke dalam kegiatan Kebijakan Satu
kota. Terkait proses Integrasi Peta RTR Peta pada per iode i n i TINDAK LANJUT HASIL INTEGRASI
KSN yaitu Peta RTR KSN Perbatasan dan sudah masuk pada PETA RENCANA TATA RUANG DI
Negara di Kalimantan yang ditetapkan tahap integrasi peta. PULAU KALIMANTAN
dengan Peraturan Presiden Nomor 31 Sedangkan status 1. Updating Data RTRW P ulau
tahun 2015 tentang Rencana Tata IGT Rencana Tata Kalimantan
Ruang Kawasan Perbatasan Negara Ruang KSN Kegiatan integrasi peta RTRW
di Kalimantan telah dilakukan Kawasan Provinsi, kabupaten, dan Kota di Pulau
pada saat pelaksanaan klinik peta Perbatasa n Kalimantan yang telah dilakukan sejak
di pusat. Seluruh KSN yang Negara di tahun 2016 dalam rangka mendukung
terdapat di Pulau Kalimantan Provinsi percepatan pelaksanaan Kebijakan
Kalimantan Satu Peta diawali dengan melakukan
T i m u r , kompilasi data peta RTRW provinsi,
Kalimantan kabupaten, dan kota. Dalam proses
U t a r a , kompilasi tersebut ditemui beberapa
Sulawesi kabupaten dan kota yang memiliki
U t a r a , status RTRW belum perda. Oleh sebab
Provinsi itu, proses integrasi masih belum
Gorontalo, dan dapat terselesaikan dengan secara
Provinsi Sulawesi tuntas. Dikarenakan oleh kondisi
Te n ga h d i k a r e n a k a n tersebut, maka diperlukan tindak
ba r u Pe r pr e s pad a t a hu n lanjut dari kegiatan integrasi peta
2017 sehingga belum dilakukan RTRW di Pulau Kalimantan. Tindak
integrasi peta. lanjut tersebut terkait dengan updating

51
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN

data peta RTRW yang disesuaikan


dengan updating status perda RTRW
Kegiatan kompilasi dan integrasi
daerah. Kondisi data RTRW di Pulau dalam rangka percepatan pelaksanaan
Kalimantan menunjukkan adanya
sebanyak 8 (delapan) kabupaten dan
Kebijakan Satu Peta terkait IGT RTRW
kota dengan status RTRW belum Provinsi, Kabupaten, dan Kota dilakukan
perda. Kabupaten/kota yang berstatus
belum perda tersebut masing – masing dengan tujuan untuk mewujudkan peta
berada di Provinsi Kalimantan Tengah RTRW yang terintegrasi di Indonesia,
dan Kalimantan Timur sebanyak 6
(enam) kabupaten/kota dan 2 (dua) baik RTRW provinsi, kabupaten maupun
kabupaten. Dengan demikian kegiatan
integrasi peta RTRW di kedua provinsi
kota.
tersebut masih terus dilakukan
dengan memonitoring status perda
RTRW dari 8 (delapan) kabupaten dan
kota di Pulau Kalimantan. kabupaten maupun kota. Kompilasi 3. Sinkronisasi Hasil Integrasi Peta
dan Integrasi lanjutan dilakukan Rencana Tata Ruang dengan Peta
2. Kompilasi dan Integrasi Lanjutan terhadap 8 (delapan) kabupaten/kota Tematik Lainnya
Kegiatan kompilasi dan yang statusnya belum perda dengan Hasil dari Integrasi Peta Rencana
integrasi dalam rangka percepatan harapan kedelapan daerah tersebut Tata Ruang di Pulau Kalimantan
pela k sa naa n Kebija k a n Sat u sudah mengacu kepada IGD dalam akan ditindaklanjuti dengan proses
Peta terkait IGT RTRW Provinsi, proses peny usunan peta RTRW Sinkronisasi dengan Peta Tematik
Kabupaten, dan Kota dilakukan kabupaten dan kotanya sehingga lainnya sehingga dihasilkan Peta
dengan tujuan untuk mewujudkan ketika RTRW kabupaten dan kota Rencana Tata Ruang yang sudah satu
peta RTRW yang terintegrasi di tersebut sudah perda, Peta RTRW-nya referensi geospasial, satu standar, satu
Indonesia, baik RTRW provinsi, sudah terintegrasi dengan IGD. basis data, dan satu geoportal. n

Gambar 11.
Peta Hasil Integrasi Rencana Pola Ruang Kabupaten Kutai Timur

52
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN

Enam Belas Komponen Kinerja


Penataan Ruang Daerah
YUDHA PERDANA
DIREKTORAT PEMBINAAN PERENCANAAN TATA RUANG DAN PEMANFAATAN RUANG DAERAH,
DITJEN TATA RUANG, KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/BPN

Penataan ruang adalah Ruang adalah suatu sistem proses


suatu sistem proses perencanaan tata r uang (R EN),
perencanaan tata ruang, pema n faata n r ua ng (FAT), da n
pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang
pengendalian pemanfaatan (DA L), ser ta dilengkapi denga n
ruang. Pembinaan penataan Pen i njaua n Kemba l i (PK) ya ng
ruang adalah upaya untuk melengkapi akhir siklus.
meningkatkan kinerja penataan
ruang yang diselenggarakan Komponen Penata Ruang Daerah,
oleh Pemerintah, pemerintah meliputi lingkup produk penataan
daerah, dan masyarakat. ruang daerah (PROD), sumber daya
manusia (SDM) Perangkat Daerah,
Kelembagaan Penataan Ruang Daerah
(KEL), dan Sistem Tatalaksana &

K
Sistem Aplikasi (SIS).

INERJA penataan ruang, Gambar A.1


meliputi kinerja perencanaan Pengawal Penataan Ruang dan SIklus Penataan Ruang
tata ruang, pemanfaatan ruang,
pengendalian pemanfaatan ruang,
dan peninjauan kembali rencana
tata ruang yang dilakukan oleh para
pengawal tata ruang.
Pengawal Tata Ruang di daerah
meliputi:
1. Rencana tata ruang;
2. P e ga w a i y a n g m e m b i d a n g i
penataan ruang;
3. Kelembagaan penataan ruang;
dan
4. Sistem tatalaksana dan aplikasi
penataan ruang.
Dengan menggali isu di setiap
ta hapa n penataa n r ua ng da n
persoalan-persoalan yang dihadapi
p en gawa l t at a r ua n g (r enc a n a
tata ruang, sumber daya manusia,
kelembagaan, dan aplikasi penataan
ruang) serta membandingkannya
dengan kebijakan eksisting, maka
kita dapat memetakan komponen dan
pihak yang perlu diintervensi melalui
revisi kebijakan penataan ruang yang
lebih baik.

A . E N A M BE L A S KOM P ON E N
K I N E RJ A PE N ATA A N RUA NG
DAERAH
Komponen Si k lus Penata a n

53
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN

Dapat disimpulka n ba hwa Tabel A.1


Evaluasi Kinerja Penataan Ruang Matriks 4 x 4 = Enam Belas Komponen Kinerja Penataan Ruang Daerah
Daerah meliputi evaluasi terhadap
empat komponen penata r ua ng
daerah (PROD, SDM, KEL, dan SIS)
di setiap empat komponen siklus
penataan ruang (REN, FAT, DAL,
dan PK), sehingga Jumlah Komponen
Evaluasi Kinerja Penataan Ruang
Daerah meliputi 4 x 4 = 16 (Enam
Belas) Komponen, sebagaimana
ditunjukkan pada Tabel A.1 Matriks 4
x 4 = Enam Belas Komponen Kinerja
Penataan Ruang Daerah.

B. ISU PENATAAN RUANG


B.1 ISU PERENCANAAN TATA
RUANG (REN)
Isu dalam Perencanaan Tata
Ruang, meliputi:
a. Is u Peny us u na n RT R
(PROD_REN).
b. Isu Sumber Daya Manusia
dalam Menyusun RTR
(SDM_REN)
c. Isu Kelembagaan dalam
Menyusun RTR (KEL _
REN).
d. I s u S i s t e m A p l i k a s i
dan Tatalaksana dalam
Meny usu n RT R (SIS _
REN).
B.1.1 Isu Peny usuna n RTR
(PROD_REN)
a. Kualitas RTRW belum
mampu menjawab
kebutuhan di lapangan.
b. Jumlah RDTR PZ baru 35
dari 1.838 se-Indonesia
(2%).
c. RTR belum terintegrasi
dengan Pertanahan.
B.1.2 Isu Sumber Daya Manusia
dalam Meny usun RTR
(SDM_REN)
a. SDM Pl a n o l o g i / P W K
sangat minim dan
penempatan posisi sering
kurang sesuai
b. Ber aga m nya k ua l ita s
SDM Bida n g Pen ata n
Ruang Gambar B.1
c. Mutasi sangat tinggi Isu dalam Perencanaan Tata Ruang
B.1.3 Isu Kelembagaan dalam
Menyusun RTR (KEL_REN)
a. Ikatan Ahli Perencana perencana yang masih didominasi yang
(IAP) belum difungsikan memegang peranan bergerak di bidang
secara optimal di dalam penting di dalam proses lingkungan hidup,
upaya peningkatan penyusunan RTR. jarang yang bergerak di
k e a h l i a n p ofe s i p a r a b. Lembaga Penelitia n penataan ruang.

54
EDISI VI - 2017
Tabel B.1.1
Isu Penyusunan RTR (PROD_REN)

PROD_REN KEBIJAKAN EKSISTING REKOMENDASI KEBIJAKAN

Kualitas RTRW belum Pedoman Penyusunan RTRW belum DJTR menyusun Pedoman
mampu menjawab memuat standar kualitas input, Penyusunan RTRW yang memuat
kebutuhan perizinan proses, dan output RTR. standar kualitas input, proses, dan
lapangan. Kebijakan Satu Peta, masih perlu output RTR.
proses perbaikan IGT di skala yang BIG mengawal IGT (bahan penyusun
sama dengan skala RTRnya. RTRW) ke skala yang mendekati skala
output produk RTR.

Jumlah RDTR PZ baru 35 Percepatan Penyusunan RDTR Bappenas tetapkan Percepatan


dari 1.838 se-Indonesia PZ tidak menjadi agenda prioritas Penyusunan RDTR PZ sebagai agenda
(2%). nasional dan renstra Kementerian prioritas nasional 2018-2020.
ATR/BPN.

RTR belum terintegrasi Dit. Binda-DJTR menginisiasi Integrasi RTR harus disusun mengintegrasikan
dengan Pertanahan. Tata Ruang dengan Pertanahan. penguasaan, pemilikan, penggunaan,
dan pemanfaatan tanah.

Tabel B.1.2
Isu Sumber Daya Manusia dalam Menyusun RTR (SDM_REN)

SDM_REN KEBIJAKAN EKSISTING REKOMENDASI KEBIJAKAN

• SDM Planologi/ Kebijakan Penempatan pegawai di Permendagri Standar Kualifikasi Penata Ruang
PWK sangat daerah belum mengikuti kualifikasi. Daerah, diantaranya batas minimal lima tahun
minim dan bertahan di SKPD penataan ruang, standar
sering tidak pada pendidikan, dan standar kompetensi.
tempatnya.
• Beragamnya
kualitas SDM
Bidang Penatan
Ruang.
• Mutasi sangat
tinggi.
Kurangnya kontinuitas Pemetaan DJTR melakukan Pemetaan Kompetensi,
Kompetensi, Penyusunan Standar Penyusunan Standar Kompetensi penata ruang
Kompetensi, dan evaluasi kompetensi daerah
penataan ruang.

Diklat, Bimtek, Bantek, dan Bangsitas DJTR menyusun Roadmap Pembinaan


belum mengikuti Roadmap Pembinaan Penataan Ruang Berbasis Standar.
Penataan Ruang yang Terukur.

Kompetensi yang Terukur yang digunakan


sebagai bahan Diklat, Bimtek, Bantek, dan
Bangsitas.
DJTR melakukan Diklat, Bimtek, Bantek, dan
Bangsitas berdasarkan Roadmap Pembinaan
dan melakukan Evaluasi Kompetensi.

Tabel B.1.3
Isu Kelembagaan dalam Menyusun RTR (KEL_REN)

KEL_REN KEBIJAKAN EKSISTING REKOMENDASI KEBIJAKAN

• BKPRD. BKPRD sudah melaksanakan tugas


• Kelompok akademisi. rutin evaluasi RTRW dalam rangka
persetujuan substansi.

55
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN

KEL_REN KEBIJAKAN EKSISTING REKOMENDASI KEBIJAKAN

DJTR membuat standar kompetensi


perencana dan melakukan sertifikasi.

• Lembaga penelitian. Ikatan Ahli Perencana (IAP) masih sebatas bekerja DJTR bekerjasama dengan IAP
sebagai konsultan penyusun RTR dengan tingkat membuat kesepakatan roadmap
kompetensi yang bervariasi. penelitian dan pengembangan.

Lembaga Penelitian masih didominasi yang bergerak Kemenristek Dikti mengkoordinasikan


di bidang lingkungan hidup, jarang yang bergerak di semua lembaga penelitian di Pusat
penataan ruang. dan daerah dibantu Kemendagri

Lembaga Penelitian tersebar tanpa koordinasi.

Tabel B.1.4
Isu Sistem Aplikasi dan Tatalaksana dalam Menyusun RTR (SIS_REN)

SIS_REN KEBIJAKAN EKSISTING REKOMENDASI KEBIJAKAN

Beberapa variabel Spasialkan Populasi dan PDRB yang


penyusunan rencana tata masih beralamatkan administrasi
ruang masih belum bersifat ke unit piksel berukuran 1Km2
spasial, biasanya masih membentuk Data Grid.
beralamatkan administrasi,
yaitu PDRB, dan Populasi.
Pemodelan Dinamika Spasial yang
Belum ada Sistem Aplikasi pernah dikembangkan Bappenas dan Buat Pemodelan Dinamika dalam
Penyusun RTR fully spatial BIG tidak sepenuhnya operasional penyusunan RTR.
(GIS). karena tidak semua data bersifat
spasial seperti Populasi dan PDRB.
Belum ada Integrasi Agraria Sistem Informasi Tata Ruang
dan tata Ruang di Level Berbasis Bidang Tanah yang memiliki
Sistem. data atribut peruntukan ruang dan
peraturan zonasi bisa dimanfaatkan
untuk penyusunan RTRW, pemberian
sertifikat, updating, dasar penentuan
Pajak Bumi dan Bangunan, Sensus
Penduduk, dll.

c. Lembaga Penelitia n B.1.4 Isu Sistem Aplikasi RUANG (FAT)


tersebar tanpa d a n Ta t a l a k s a n a d a l a m I s u d a l a m P e m a n fa at a n
koordinasi. Menyusun RTR (SIS_REN) Ruang, meliputi:
a. B e b e r a p a v a r i a b e l a. Isu Produk Pemanfaatan
p eny us u n a n r enca n a Ruang (PROD_FAT).
tata ruang masih belum b. I s u S u m b e r D a y a
bersifat spasial, Manusia dalam
bia sa nya ma si h Mengawal Pemanfaatan
beralamatkan Ruang (SDM_FAT).
administrasi, c. Isu Kelembagaan dalam
yaitu PDRB, Melakukan Pemanfaatan
dan Populasi Ruang (KEL_FAT).
b. Belum d. I s u S i s t e m A p l i k a s i
ada Sistem dan Tatalaksana dalam
Aplikasi Penyusun Mengawal Pemanfaatan
RTR fully spatial (GIS). Ruang Berbasis RTR
c. B e l u m a d a (SIS_FAT).
Integrasi Agraria dan B.2.1 Isu Produk Pemanfaatan
t at a R u a n g d i L e v e l Ruang (PROD_FAT)
Sistem. a. Sta nda r Pema nfaata n
B.2 ISU PEMANFAATAN Ruang belum ada

56
EDISI VI - 2017
b. Pedoman peny usunan
RTPIPRJM belum ada.
c. Sink ronisasi Program
melalui mekanisme
peny usun RTPIPRJM/
Dokumen Teknis belum
d i l a k u k a n d i t i n g k at
kab/kota sebagai bahan
musrenbang
d. Renca na Konsolidasi
Lahan, belum dilakukan
di tingkat kab/kota.
B.2.2 Isu Sumber Daya
Manusia dalam Mengawal
Pemanfaatan Ruang (SDM_
FAT)
a. SDM Pl a n o l o g i / P W K
sangat minim dan
penempatan posisi sering
kurang sesuai.
b. Ber aga m nya k ua l ita s
SDM Bidang Penataan
Ruang.
c. Mutasi sangat tinggi..
B.2.3 Isu Kelembagaan dalam
Melak uka n Pema nfaata n
Ruang (KEL_FAT)
a. Kelembagaan di daerah yang
mela k u k a n si n k r on i sa si
program pemanfaatan
ruang. Status/peran BKPRD
Gambar B.2
terkini pasca dibubarkannya Isu dalam Pemanfaatan Ruang
BKPRN, karena sedang dalam
penyusunan draf Permen
BKPRD terbaru. Tatalaksana dalam Mengawal berdasarkan Dokumen teknis
b. BK P R D b e l u m b e r g e r a k Pemanfaatan Ruang Berbasis RPI2JM belum ada.
pad a K on s ol id a si L a h a n RTR (SIS_FAT) b. Sistem Land Readjustment /
berdasarkan RTR. a. S i s t e m P e m a n t a u a n Konsolidasi Lahan belum ada.
B.2.4 Isu Sistem Aplikasi dan Implementasi RTR B. 3 ISU PE NGE N DA LI A N

Tabel B.2.1
Isu Produk Pemanfaatan Ruang (PROD_FAT)

PROD_FAT KEBIJAKAN EKSISTING REKOMENDASI KEBIJAKAN

Standar Pemanfaatan Ruang Terlalu banyak laporan DJTR menyusun standar pemanfaatan
belum ada. penyelenggaraan pemerintah daerah ruang.
Pedoman penyusunan yang harus dibuat pemda (LPPD, DJTR menyusun Pedoman penyusunan
RTPIPRJM belum ada. LKPJ, LPPD, SAKIP, LAKIP). RTPIPRJM
Kompilasi laporan kinerja menjadi satu
Dokumen Teknis.

Sinkronisasi Program melalui Terlalu banyak dokumen evaluasi Satukan semua dokumen evaluasi
mekanisme penyusun kinerja yang dibuat Pusat (EKPPD, kinerja menjadi audit penataan ruang.
RTPIPRJM/Dokumen Teknis EKPOD, EDOB).
belum dilakukan di tingkat kab/
kota sebagai bahan musrenbang.

Rencana Konsolidasi Lahan, Konsolidasi Lahan baru dilakukan Kemen ATR/BPN menyusun pedoman
belum dilakukan di tingkat kab/ dalam rangka pembebasan jalan di dan melakukan pilot project Konsolidasi
kota. kota-kota besar. Lahan Berbasis Tata Ruang.

57
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN

Tabel B.2.2
Isu Sumber Daya Manusia dalam Mengawal Pemanfaatan Ruang (SDM_FAT)

SDM_FAT KEBIJAKAN EKSISTING REKOMENDASI KEBIJAKAN

SDM ekonomi Kebijakan Penempatan pegawai di Permendagri Standar Kualifikasi


pembangunan, rumpun daerah belum mengikuti kualifikasi. Penata Ruang Daerah, diantaranya
arsitek, dan pertanahan batas minimal lima tahun bertahan
masih minim dan sering di SKPD penataan ruang, standar
salah tempat pendidikan, dan standar kompetensi.
Mutasi sangat tinggi.
Kurangnya kontinuitas Pemetaan DJTR melakukan Pemetaan
Kompetensi, Penyusunan Standar Kompetensi, Penyusunan Standar
Kompetensi, dan evaluasi kompetensi Kompetensi penata ruang daerah.
penataan ruang.

Diklat, Bimtek, Bantek, dan Bangsitas DJTR menyusun Roadmap Pembinaan


belum mengikuti Roadmap Pembinaan Penataan Ruang Berbasis Standar
Penataan Ruang yang Terukur. Kompetensi yang Terukur yang
digunakan sebagai bahan Diklat,
Bimtek, Bantek, dan Bangsitas.

DJTR melakukan Diklat, Bimtek,


Bantek, dan Bangsitas berdasarkan
Roadmap Pembinaan dan melakukan
Evaluasi Kompetensi.

Tabel B.2.3
Isu Kelembagaan dalam Melakukan Pemanfaatan Ruang (KEL_FAT)

KEL_FAT KEBIJAKAN EKSISTING REKOMENDASI KEBIJAKAN

Kelembagaan sinkronisasi BKPRD belum bergerak pada evaluasi Pemda menyusun SOP BKPRD
Program penataan ruang. dokumen dan penerapannya di tingkat evaluasi dokumen dan penerapannya
musrenbagda. di tingkat musrenbagda.

Kelembagaan Konsolidasi BKPRD belum bergerak pada Pemda menyusun SOP Konsolidasi
Lahan. Konsolidasi Lahan berdasarkan RTR. Lahan berdasarkan RTR.

Tabel B.2.4
Isu Sistem Aplikasi dan Tatalaksana dalam Mengawal Pemanfaatan Ruang Berbasis RTR (SIS_FAT)

SIS_FAT KEBIJAKAN EKSISTING REKOMENDASI KEBIJAKAN

Sistem Pemantauan DJTR sedang mengembangkan Sitem Pemda mengisi Sistem pemantauan
Implementasi RTR pemantauan pemanfaatan ruang pemanfaatan ruang daerah
berdasarkan Dokumen nasional (SIFATARUNAS). (SIFATARUDA) sebagai bagian dari
teknis RPI2JM belum ada. SIFATARUNAS.

Sistem Land Readjustment/ DJTR mengembangkan Operasi Land


Konsolidasi Lahan belum Readjustment/Konsolidasi Lahan dari
ada. Data Pemodelan Dinamika Spasial
yang Terintegrasi dengan Bidang
Tanah.

PEM A N FA ATA N RUA NG b. I s u S u m b e r D a y a (KEL_DAL).


(DAL) Manusia dalam d. I s u S i s t e m A p l i k a s i
Is u da la m Pengenda l ia n Mengawal Pengendalian dan Tatalaksana dalam
Pemanfaatan Ruang, Pemanfaatan Ruang Mengawal Pengendalian
meliputi: (SDM_DAL). Pemanfaatan Ruang
a. Isu Produk Pengendalian c. Isu Kelembagaan dalam Berbasis RTR (SIS_DAL).
Pemanfaatan Ruang Melakukan Pengendalian B.3.1 Isu Produk Pengendalian
(PROD_DAL). Pemanfaatan Ruang Pemanfaatan Ruang (PROD_

58
EDISI VI - 2017
Isu Sistem Aplikasi
dan Tatalaksana
dalam Mengawal
Pengendalian
Pemanfaatan
Ruang Berbasis
RTR (SIS_DAL).

Ruang.
b. Mutasi PPNS sangat tinggi.
B.3.3 Isu Kelembagaan dalam
Melakukan Pengendalian
Pemanfaatan Ruang (KEL_
DAL)
a. K e l e m b a g a a n p e m b e r i
i n sent i f d a n d i si n sent i f
berdasarkan RTR belum ada.
b. Kelembagaan PPNS Bidang
Penataa n Rua ng belum
terbentuk.
B.3.4 Isu Sistem Aplikasi dan
Tatalaksana dalam Mengawal
Pengendalian Pemanfaatan
Ruang Berbasis RTR (SIS_
DAL)
Sistem RDTR PZ online untuk
Gambar B.3
Isu dalam Pengendalian Pemanfaatan Ruang Pelaya na n Ter padu Sat u
Pintu (PTSP) dan Pengaduan
On Line belum ada.
DAL) Pengendalian Pemanfaatan
a. A b s e n n y a R D T R P Z , Ruang (SDM_DAL)
membuat RTRW masih jadi a. J u m l a h d a n d i s t r i b u s i
acuan perizinan Penyidik Pegawai Negeri
b. M e k a n i s m e P e r i z i n a n Sipil (PPNS) Bidang Penataan
berbasis Penataan Ruang
masih minim
c. Belum ada perangkat hukum
Insentif dan Disinsentif.
B.3.2 Isu Sumber Daya
Manusia dalam Mengawal

Tabel B.3.1
Isu Produk Pengendalian Pemanfaatan Ruang (PROD_DAL)

PROD_DAL KEBIJAKAN EKSISTING REKOMENDASI KEBIJAKAN

Absennya RDTR PZ, membuat Jumlah Pembinaan dan Persetujuan Bappenas tetapkan Percepatan
RTRW masih jadi acuan Substansi DJTR Reguler belum Penyusunan RDTR PZ sebagai agenda
perizinan. maksimal karena bukan prioritas. prioritas nasional 2018-2020.

Mekanisme Perizinan berbasis Kebijakan PTSP masih memerlukan DJTR menyusun standar perizinan,
Penataan Ruang masih minim. rekomendasi dari BKPRD. insentif disinsentif dan arahan sanksi
untuk PTSP dan Penertiban.
Belum ada perangkat hukum Sanksi penataan ruang belum
Insentif dan Disinsentif. ditegakkan.

59
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN

Tabel B.3.2
Isu Sumber Daya Manusia dalam Mengawal Pengendalian Pemanfaatan Ruang (SDM_DAL)

SDM_DAL
SDM_DAL KEBIJAKAN EKSISTING REKOMENDASI KEBIJAKAN

• Jumlah dan distribusi Diklat dan Pengangkatan PPNS masih Perbanyak Diklat dan Pengangkatan
PPNS. terbatas. PPNS.
• Mutasi sangat tinggi.

Tabel B.3.3
Isu Kelembagaan dalam Melakukan Pengendalian Pemanfaatan Ruang (KEL_DAL)

KEL_DAL KEBIJAKAN EKSISTING REKOMENDASI KEBIJAKAN

Kelembagaan pemberi insentif Masih jarang perda yang mengatur DJTR menyusun standar khusus
dan disinsentif. khusus insentif, disinsentif, dan insentif, disinsentif, dan arahan
arahan sanksi. sanksi.
Pemda menyusun perda yang
mengatur khusus insentif, disinsentif,
dan arahan sanksi.

Kelembagaan PPNS Penataan PPNS terikat tanggungjawab DJTR membentuk kelembagaan PPNS
Ruang di daerah. struktural ke SKPD masing-masing ditarik ke Pusat.
sehingga efektivitas penyidikan
terbatas.

Tabel B.3.4
Isu Sistem Aplikasi dan Tatalaksana dalam Mengawal Pengendalian Pemanfaatan Ruang Berbasis RTR (SIS_DAL)

SIS_DAL KEBIJAKAN EKSISTING REKOMENDASI KEBIJAKAN

Sistem RDTR PZ online untuk DJTR dan Pemda menyusun Sistem


PTSP dan Pengaduan On Line RDTR PZ online untuk PTSP dan
belum ada. Pengaduan On Line yang diakses
melalui Smartphone dimana saja dan
kapan saja.

Isu Sumber c. Isu Kelembagaan dalam


Melakukan Peninjauan
Minimal RTR.
b. Kesesuaian dengan Peraturan
Daya Manusia Kembali RTR (KEL_PK). Perundang-undangan.
dalam Mengawal d. I s u S i s t e m A p l i k a s i
dan Tatalaksana dalam
c. Pelaksanaan Pemanfaatan
Ruang.
Peninjauan Mengawal Peninjauan
Kembali
Kembali RTR R T R
(SDM_PK). (SIS_
PK).
B.4.1 Isu Produk
Peninjauan
Kembali
B.4 Isu Peninjaua n Kemba li RTR (PROD_
Rencana Tata Ruang (PK) PK)
Isu da la m Peninjaua n a. T i n g k a t
Kembali RTR, meliputi: Kualitas RTR
a. Isu Produk Peninjauan Kedalaman
Kembali RTR (PROD_PK). d a n
b. I s u S u m b e r D a y a Kelengkapan
Manusia dalam R T R
Mengawal Peninjauan Ketentuan
Kembali RTR (SDM_PK). D a t a

60
EDISI VI - 2017
penataan ruang, dan instansi
penataan ruang daerah.
b. Pada saat peninjauan kembali
(PK) banyak dijumpai potensi
pemutihan dan pelanggaran
ya ng perlu diter t ibk a n
sehingga perlu pembinaan
dan pengawasan tersendiri
oleh instansi/kelembagaan
yang berwenang di Pusat.
B.4.4 Isu Sistem Aplikasi dan
Tatalaksana dalam Mengawal
Peninjauan Kembali RTR
(SIS_PK)

Pada saat
peninjauan
kembali
(PK) banyak
dijumpai potensi
pemutihan dan
pelanggaran yang
perlu ditertibkan
sehingga perlu
Gambar B.4
Isu dalam Peninjauan Kembali Rencana Tata Ruang pembinaan dan
pengawasan
B.4.2 Isu Sumber Daya Manusia c. Pegawai pada Instansi tersendiri
dalam Mengawal Peninjauan Penataan Ruang Daerah.
Kembali RTR (SDM_PK) B.4.3 Isu Kelembagaan dalam oleh instansi/
a. Akademisi Bidang Penataan Mela k uk a n Pen i njaua n kelembagaan
Ruang. Kembali RTR (KEL_PK)
b. Lembaga Penelitian Bidang a. Akademisi (perguruan tinggi), yang berwenang
Penataan Ruang. lemba ga p enel it i bida n g di Pusat.
Tabel B.4.1
Isu Produk Peninjauan Kembali RTR (PROD_PK)

PROD_PK KEBIJAKAN EKSISTING REKOMENDASI KEBIJAKAN

Tingkat Kualitas RTR. Belum ada standar tingkat Kualitas Ditjen Tata Ruang membuat Standar
Kedalaman dan Kelengkapan Rencana Tata Ruang, sehingga baik Kualitas Rencana Tata Ruang.
RTR. pemda maupun Pemerintah Pusat
memiliki penilaian sendiri-sendiri. Ditjen Tata Ruang harus menegaskan
Ketentuan Data Minimal RTR kembali bahwa Rencana Tata Ruang
Kesesuaian dengan Peraturan UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang yang digunakan sebagai dasar
Perundang-undangan. Pemerintah Daerah, menarik beberapa perizinan hanyalah RDTR dan Perda
kewenangan kabupaten/kota ke RTRW Kabupaten/Kota, jika keduanya
provinsi yang berimplikasi pada tidak ada barulah dipakai RTRW
berubahnya perizinan. lainnya.

Pelaksanaan Pemanfaatan Audit Tata Ruang belum sepenuhnya Ditjen Tata Ruang harus memantau
Ruang. dilaksanakan sebagai proses reguler. audit tata ruang daerah secara rutin.

61
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN

Tabel B.4.2
Isu Sumber Daya Manusia dalam Mengawal Peninjauan Kembali RTR (SDM_PK)

SDM_PK KEBIJAKAN EKSISTING REKOMENDASI KEBIJAKAN

Akademisi Bidang Penataan Akademisi bidang penataan ruang Perluas Lingkup kerja Ikatan Ahli
Ruang. hanya terkonsentrasi di Pulau Jawa Perencana (IAP) hingga ke seluruh
dsknya dan Sulawesi dsknya. wilayah Indonesia.

Lembaga Penelitian Bidang Lembaga Penelitian Bidang Penataan


Penataan Ruang. Ruang masih sangat minim. Saat
ini proses PK RTR masih mendapat
bantuan dari Lembaga Penelitian
bidang Lingkungan Hidup.

Pegawai pada Instansi Penataan Mutasi pegawai yang sangat tinggi Harus ada kebijakan dari kepala
Ruang Daerah. di daerah sehingga pengawal daerah untuk mempertahankan
penyusunan RTRW tidak sampai pegawai penataan ruang minimal 5
mengawal hingga proses peninjauan (lima) tahun.
kembali.

Tabel B.4.3
Isu Kelembagaan dalam Melakukan Peninjauan Kembali RTR (KEL_PK)

KEL_PK KEBIJAKAN EKSISTING REKOMENDASI KEBIJAKAN

Akademisi (perguruan tinggi), Belum ada hubungan yang sinergi Institusi perguruan tinggi dan lembaga
lembaga peneliti bidang dan berkesinambungan antara penelitian agar dimasukkan ke dalam
penataan ruang, dan instansi BKPRD, institusi perguruan tinggi, dan anggota BKPRD.
penataan ruang daerah. lembaga penelitian.

Pada saat peninjauan kembali Berdasarkan Tusi, Ditjen Tata Ruang Ditjen Pengendalian Pemanfaatan
(PK) banyak dijumpai potensi hanya menerima dokumen raperda Ruang, melalui PPNS Bidang
pemutihan dan pelanggaran RTR yang diajukan pemda pada saat Penataan Ruang, Kanwil, dan Kantah
yang perlu ditertibkan selesai revisi, sedangkan mekanisme langsung melakukan pembinaan dan
sehingga perlu pembinaan dan PK diserahkan sepenuhnya oleh Tim pengawasan saat PK.
pengawasan tersendiri oleh PK di daerah. Direktorat Pengendalian melakukan
instansi/kelembagaan yang pembinaan terhadap potensi
berwenang di Pusat. pemutihan dan Direktorat Penertiban
melakukan aksi penertiban untuk
pelanggaran penataan ruang.

2) Ketentuan Data Minimal


RTR
b. S i s t e m p e m a n t a u a n
Kesesuaian dengan Peraturan
a. S i s t e m P e m a n t a u a n Perundang-undangan
Tingkat Kualitas RTR, yang c. S i s t e m P e m a n t a u a n
menentukan: Pelaksanaan Pemanfaatan
1) K e d a l a m a n d a n Ruang masih dalam tahap
Kelengkapan RTR pengembangan. n

62
EDISI VI - 2017
Tabel B.4.4
Isu Sistem Aplikasi dan Tatalaksana dalam Mengawal Peninjauan Kembali RTR (SIS_PK)

SIS_PK KEBIJAKAN EKSISTING REKOMENDASI KEBIJAKAN

Sistem Pemantauan Tingkat Ditjen Tata Ruang agar membuat


Kualitas RTR. standar Kedalaman dan Kelengkapan
Kedalaman dan Kelengkapan RTR serta standar Ketentuan Data
RTR. Minimal RTR.
Ketentuan Data Minimal RTR. Ditjen Tata Ruang agar membuat
Sistem pemantauan pemenuhan RTR
terhadap standar-standar tersebut.

Sistem pemantauan Kesesuaian Sistem registrasi nomor-nomor Kemenkumham agar membuat Sistem
dengan Peraturan Perundang- perda elektronik sudah dilakukan Aplikasi Ketentuan Perundang-
undangan. Kemendagri. Undangan seIndonesia dan analisis
kesesuaiannya.

Sistem Pemantauan Sifataru (nasional). Pemda agar mereplikasi Sifataru ke


Pelaksanaan Pemanfaatan dalam muatan RTR daerah masing-
Ruang. masing.

Tabel C
Rekomendasi Kebijakan Penataan Ruang

SIKLUS PENATAAN RUANG


PELAKSANAAN

ISU Perencanaan Tata Ruang Pemanfaatan Ruang Pengendalian Peninjauan Kembali


Pemanfaatan Rencanana Tata
Ruang Ruang

Produk • Ditjen Tata Ruang • DJTR menyusun • Bappenas • Ditjen Tata


(DJTR) menyusun standar pemanfaatan tetapkan Ruang
Pedoman ruang. Percepatan membuat
Penyusunan RTRW • DJTR menyusun Penyusunan Standar
yang memuat Pedoman RDTR PZ Kualitas
standar kualitas penyusunan sebagai Rencana Tata
input, proses, dan RTPIPRJM. agenda Ruang, Standar
output RTR. • Kompilasi laporan prioritas Kesesuaian
• BIG mengawal IGT kinerja daerah nasional RTR dengan
(bahan penyusun menjadi satu 2018-2020. Peraturan
RTRW) ke skala yang Dokumen Teknis. • DJTR Perundang-
mendekati skala • Kompilasi dokumen menyusun Udangan,
output produk RTR. evaluasi kinerja standar dan Standar
• Bappenas tetapkan menjadi audit perizinan, Penentuan
Percepatan penataan ruang. insentif Kesesuaian
Penyusunan RDTR disinsentif Pelaksanaan
PZ sebagai agenda dan arahan Pemanfaatan
prioritas nasional sanksi untuk Ruang dengan
2018-2020. PTSP dan RTR.
• RTR harus disusun Penertiban. • Ditjen Tata
mengintegrasikan Ruang harus
penguasaan, menegaskan
pemilikan, kembali bahwa
penggunaan, dan Rencana Tata
pemanfaatan tanah Ruang yang
(IP4T). digunakan
• Permendagri Standar sebagai dasar
Kualifikasi Penata perizinan
Ruang Daerah, hanyalah
diantaranya batas RDTR dan
minimal lima tahun Perda RTRW
bertahan di SKPD Kabupaten/
penataan ruang, Kota, jika
standar pendidikan, keduanya tidak
dan standar ada barulah
kompetensi. dipakai RTRW

63
EDISI VI - 2017
TOPIK LAIN

ISU Perencanaan Tata Ruang Pemanfaatan Ruang Pengendalian Peninjauan Kembali


Pemanfaatan Rencanana Tata
Ruang Ruang

lainnya.
• Ditjen
Pengendalian
Pemanfaatan
Ruang harus
memantau audit
Tata Ruang
daerah secara
rutin, sebagai
dokumen input
untuk proses
peninjauan
kembali.

SDM • DJTR melakukan • DJTR melakukan Perbanyak Diklat dan • Perluas Lingkup
Pemetaan Pemetaan Pengangkatan PPNS kerja Ikatan Ahli
Kompetensi, Kompetensi, Bidang Penataan Perencana (IAP)
Penyusunan Penyusunan Ruang. hingga ke seluruh
Standar Kompetensi Standar Kompetensi wilayah Indonesia.
Perencanaan Tata Pemanfaatan daerah. • Harus ada
Ruang daerah • DJTR menyusun kebijakan
• DJTR menyusun Roadmap Pembinaan dari kepala
Roadmap Pembinaan Penataan Ruang daerah untuk
Penataan Ruang Berbasis Standar mempertahankan
Berbasis Standar Kompetensi yang pegawai penataan
Kompetensi yang Terukur yang ruang minimal 5
Terukur yang digunakan sebagai (lima) tahun.
digunakan sebagai bahan Diklat,
bahan Diklat, Bimtek, Bantek, dan
Bimtek, Bantek, dan Bangsitas.
Bangsitas. • DJTR melakukan
• DJTR melakukan Diklat, Bimtek,
Diklat, Bimbingan Bantek, dan
Teknis (Bimtek), Bangsitas
Bantuan Teknis berdasarkan
(Bantek), dan Roadmap Pembinaan
Pengembangan dan melakukan
Kapasitas Evaluasi Kompetensi.
(Bangsitas)
berdasarkan
Roadmap Pembinaan
dan melakukan
Evaluasi Kompetensi.

Kelembagaan • DJTR membuat • Pemda menyusun • DJTR menyusun • Institusi


standar kompetensi SOP BKPRD standar khusus perguruan tinggi
perencana dan evaluasi dokumen insentif, dan lembaga
melakukan dan penerapannya disinsentif, dan penelitian agar
sertifikasi. di tingkat arahan sanksi dimasukkan ke
• DJTR bekerjasama musrenbangda. beserta standar dalam anggota
dengan IAP membuat • Pemda menyusun kelembagaannya. BKPRD.
kesepakatan SOP Konsolidasi • Pemda • Ditjen
roadmap penelitian Lahan berdasarkan menyusun perda Pengendalian
dan pengembangan. RTR. yang mengatur Pemanfaatan
• Kemenristek Dikti khusus insentif, Ruang, melalui
mengkoordinasikan disinsentif, dan PPNS Bidang
semua lembaga arahan sanksi. Penataan Ruang,
penelitian di Pusat • DJTR Kanwil, dan
dan daerah dibantu membentuk Kantah BPN
Kemendagri kelembagaan RI langsung
PPNS ditarik ke melakukan
Pusat. pembinaan dan
pengawasan
saat Peninjauan
Kembali (PK) RTR.

64
EDISI VI - 2017
ISU Perencanaan Tata Ruang Pemanfaatan Ruang Pengendalian Peninjauan Kembali
Pemanfaatan Rencanana Tata
Ruang Ruang

• Direktorat
Pengendalian
melakukan
pembinaan
terhadap potensi
pemutihan
dan Direktorat
Penertiban
melakukan aksi
penertiban untuk
pelanggaran
penataan ruang.
Hal ini diperlukan
agar siklus
perencanaan
hingga peninjauan
kembali diawasi
sama kuatnya,
dan kelak
persetujuan
substansi revisi
rencana tata
ruang yang
diajukan ke
Menteri ATR/
BPN sudah bebas
dari potensi
pemutihan.

Sistem • Spasialkan Populasi • Pemda mengisi DJTR dan Pemda • DJTR agar
Aplikasi dan PDRB yang Sistem pemantauan menyusun Sistem membuat standar
masih beralamatkan pemanfaatan RDTR PZ online Kedalaman dan
administrasi ke unit ruang daerah untuk PTSP dan Kelengkapan RTR
piksel berukuran 1 (SIFATARUDA) Pengaduan On Line serta standar
Km2 membentuk sebagai bagian dari yang diakses melalui Ketentuan Data
Data Grid. SIFATARUNAS. Smartphone dimana Minimal RTR
• Buat Pemodelan • DJTR saja dan kapan • Ditjen Tata
Dinamika dalam mengembangkan saja (sebagaimana Ruang agar
penyusunan RTR. Operasi Land diilustrasikan pada membuat Sistem
• Sistem Informasi Readjustment/ gambar C.1). pemantauan
Tata Ruang Konsolidasi Lahan pemenuhan RTR
Berbasis dari Data Pemodelan terhadap standar-
Bidang Tanah Dinamika Spasial standar tersebut.
yang memiliki yang Terintegrasi • Kemenkumham
data atribut dengan Bidang agar membuat
peruntukan Tanah. Sistem Aplikasi
ruang dan Ketentuan
peraturan Perundang-
zonasi bisa Undangan
dimanfaatkan seIndonesia
untuk dan analisis
penyusunan kesesuaiannya.
RTRW, pemberian • Pemda agar
sertipikat, mereplikasi
updating, dasar Sifataru ke dalam
penentuan muatan RTR
Pajak Bumi daerah masing-
dan Bangunan, masing.
Sensus
Penduduk, dll.
Gambar C.1
Display Dashboard RDTR On Line

65
EDISI VI - 2017
WACANA

KOTA SEMARANG
SUMBER FOTO RISET

Peran dan Tantangan Implementasi Perpres RTR


Kawasan Perkotaan Kedungsepur
Dalam Penataan Ruang Kawasan Metropolitan
di Pulau Jawa
JOSSI ERWINDY, ST, MT
KASUBDIT PERENCANAAN TATA RUANG KSN WILAYAH I
KEMENTERIAN ATR/BPN

S EJA L A N denga n a m a n at
Lampiran X PP No. 13 tahun
2017 tenta ng Per uba ha n
atas PP No. 26 tahun 2008 tentang
didef inisika n sebaga i kawasa n
perkotaan yang terdiri atas sebuah
perkotaan yang berdiri sendiri atau
kawasan perkotaan inti dengan
sebaliknya). Dengan definisi diatas
selanjutnya dalam istilah kawasan
perkotaan akan digunakan untuk
menyebut kawasan metropolitan.
RTRWN ditetapkanlah Kawasan kawasan perkotaan disekitarnya Di P u lau Jawa terdapat 4
Strategis Nasional (KSN) dimana yang saling memiliki keterkaitan (empat) kawasan perkotaan atau
salah satunya adalah KSN dari sudut f u ngsion a l ya ng d i hubu ng k a n metropolitan, dan salah satunya
kepentingan ekonomi. Salah satu dengan sistem jaringan prasarana adalah Kawasan Perkotaan
bentuk KSN dari sudut kepentingan wilayah yang terintegrasi dengan Kedungsepur (Kendal – Demak –
ekonomi ini adalah Kawasan jumlah penduduk secara keseluruhan Ungaran – Salatiga – Semarang
Metropolitan. sekurang-kurangnya 1.000.000 – Pur wodadi), yang terdiri atas
Kawasan metropolitan (satu juta) jiwa. Istilah metropolitan kota Semarang sebagai kawasan
merupakan sebuah pusat populasi bera sa l da r i k ata ’met ro’ ya ng perkotaan inti dan kawasan
besar terdiri dari kota utama yang menga mbi l ist i la h da r i sistem perkotaan disekitarnya yang meliputi
berperan sebagai inti dan kota-kota ’commuter ’ penduduk perkotaan Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak,
lainnya sebagai satelit. Kawasan (dari kota-kota dormitory Kabupaten Semarang, Kabupaten
me t r op ol it a n ke kota induknya atau Groboga n da n Kota Sa latiga .
Dengan lokasinya
yang berada di
tengah

66
EDISI VI - 2017
– tengah koridor Jawa, peran Kawasan
Perkotaa n Kedungsepur da la m
Kawasan dapat dimanfaatkan sebagai identitas
kawasan perkotaan Kedungsepur
pengembangan ekonomi memiliki Perkotaan agar dapat bersaing dalam kegiatan
tantangan tersendiri karena harus pemba nguna n d i bida ng sosia l
bersaing dengan Kawasan Perkotaan Kedungsepur ekonomi dan budaya maupun politik.
Jabodetabekpunjur dan Kawasan diharapkan Secara keruangan, peluang ini
Perkotaa n Gerba ngker tosusila . dita ngkap mela lui peny usuna n
Saat ini hampir setengah penduduk mampu Renc a n a Tat a Rua n g K awa sa n
kawasan perkotaan Kedungsepur
berdom isi l i d i Kota Sema ra ng.
memanfaatkan P e rk o t a a n K e d u n gs e p u r y a n g
ditetapkan secara legal oleh Presiden
Jumlah penduduk pada tahun 2036 peluang melalui melalui Peraturan Presiden Nomor
diperkirakan mencapai 6.921.915 jiwa
dan 1.934.753 jiwa atau sekitar 28%
penerapan prinsip 78 tahun 2017. Penetapan Perpres
ini merupakan salah satu bentuk
bermukim di Kota Semarang. ”kemandirian komitmen dari Pemerintah sebagai
Dari aspek fisik alam tantangan
yang dihadapi dalam pengembangan
lokal”. pihak ya ng ber ta nggung jawab
terhadap penyelenggaraan Kawasan
Kawasan Perkotaan Kedungsepur Strategis Nasional, meskipun dalam
antara lain: p e l a k s a n a a n ny a , k e we n a n ga n
• Berada di kawasan pesisir utara banyak terdapat sumber mata tersebut dapat dilimpahkan kepada
yang membentang dari Kabupaten air, merupakan hulu sungai, serta P e me r i nt a h D ae r a h d i te mp at
Kendal, Kota Semarang, hingga kaya akan tambang mineral, Kawasan Strategis Nasional berada.
ke Kabupaten Demak. Kawasan menjadi tantangan tersendiri Melalui penetapan Perpres tentang
pesisir ini sangat rentan terhadap dalam mengembangkan kawasan RTR KSN ini diharapkan Kawasan
bahaya rob dan menjadi daerah perkotaan yang tidak merusak Perkot a a n K e du n gse pu r dapat
hilir/muara beberapa sungai alam. memacu pertumbuhan ekonomi baik
besar di Sub Regional Kedung Guna mengembangkan perannya secara regional maupun nasional
Sepur. sebaga i k awa sa n p erkota a n d i dengan menetapkan tujuan penataan
• B eb er apa d aer a h b er ad a d i tengah-tengah kawasan perkotaan r uangnya yaitu “tercapainya
kawasan yang landai terutama lainnya, kawasan Perkotaan kesejahteraan masyarakat dengan
di bagian timur dan tenggara Kedungsepur diharapkan mampu mewujudkan kawasan perkotaan
dimana daerah ini rawan akan memanfaatkan peluang melalui yang aman, nyaman, produktif,
banjir; penerapan prinsip ”kemandirian berkelanjutan, sebagai pusat kegiatan
• Terdapat nya data ra n t i nggi lokal”. Prinsip ini diyakini akan ekonomi berskala internasional,
dan pegunungan yang cukup mampu menggali potensi dan warna berbasis perdagangan dan jasa,
subur di bagian selatan, dimana lokal secara optimal dan kemudian industri, agroindustri, dan pariwisata,

Tabel 1. Nilai Strategis Kawasan Perkotaan Kedungsepur dan Implikasi Keruangannya

Nilai Strategis Implikasi Keruangan

Berperan sebagai pusat perekonomian nasional • Penetapan Fungsi Kawasan Perkotaan


diantara dua pusat perekonomian besar yaitu Kedungsepur sebagai pusat perdagangan dan jasa,
Jabodetabekpunjur dan Gerbangkertosusila pusat pengembangan industri, pusat agrobisnis,
pusat pariwisata, dan pusat pertanian
• Pemerataan fungsi industri manufaktur di kawasan
perkotaan sekitar

Cukup tingginya perkembangan jumlah penduduk di • Penyebaran peran dan fungsi pusat-pusat
Kawasan Perkotaan Kedungsepur terutama di kawasan permukiman di Kawasan Perkotaan Kedungsepur
perkotaan inti • Penyediaan sarana dan prasarana permukiman
perkotaan yang meliputi sistem pengelolaan limbah
(IPLT, IPAL, dan SPAL), sistem persampahan, serta
sistem drainase

Tersedianya sarana pelabuhan dan bandara sebagai Diperlukan penyediaan infrastruktur penghubung pusat
sarana transportasi untuk distribusi orang maupun kegiatan dan sarana transportasi
barang

Masih luasnya lahan pertanian di Kawasan Perkotaan Penetapan rencana pola ruang yang mengintegrasikan
Kedungsepur pengembangan kawasan perkotaan dan lahan
pertanian

67
EDISI VI - 2017
WACANA

Gambar 1. Peta Konsepsi Struktur Ruang

dengan tetap memperhatikan lahan K e d u n g s e p u r. K o n s e p u t a m a p r a s a r a n a p e rk o t a a n y a n g


pertanian pangan berkelanjutan”. penentuan rencana struktur ruang bersifat regional kawasan dengan
ini adalah dalam rangka mengatasi isu memperhatikan karakteristik
Nilai Strategis Kawasan Perkotaan permasalahan yang ada, antara lain: f isi k k hus usnya f isiog ra f is
Kedungsepur dan Implikasi 1. M e n g o p t i m a l k a n d a n kawasan, untuk SPAM regional
Keruangannya mengendalikan kawasan dan TPA regional melalui wilayah
Menjabarkan dari tujuan penataan perkotaan inti Semarang dengan pelayanan.
ruang yang telah ditetapkan dalam mendistribusikan peran dan Pergerakan orang dan barang di
Peraturan Presiden Nomor 78 tahun fungsi ke kawasan perkotaan di Kawasan Perkotaan Kedungsepur
2017, disusunlah kebijakan dan strategi sekitarnya; dalam kurun waktu beberapa tahun
penataan ruang Kawasan Perkotaan 2. Menghubungkan pusat kegiatan terakhir cukup besar. Tercatat kurang
Kedungsepur. Kebijakan dan strategi regional baik di dalam maupun lebih 2000 penumpang per hari
ini merupakan perwujudan rinci d i lua r K awa sa n Perkota a n melakukan komuting dari kawasan
atas implikasi ker ua nga n ya ng Kedungsepur melalui penyediaan perkotaan di sekitarnya (Kendal,
direncanakan dengan optimalisasi sistem jaringan jalan arteri primer Ungaran, dan Demak) menuju ke
nilai strategis Kawasan Perkotaan dan bebas hambatan, jaringan kota intinya yaitu Kota Semarang.
Kedungsepur dalam rangka menjawab jalur KA antarkota; Oleh karenanya sebagai antisipasi
isu yang ada. 3. M e n g h u b u n g k a n k a w a s a n dalam mengakomodir penyediaan
perkotaan inti dan kawasan sarana dan prasarana pergerakan
Implikasi Ker ua nga n da la m perkotaan di sekitarnya dalam direncanakanlah sistem sarana dan
Perwujudan Struktur Ruang lingkup Kawasan Perkotaan KDS prasarana angkutan massal baik itu
D i a n t a r a w uj u d i m p l i k a s i dengan sistem jaringan jalan yang berbasis rel maupun berbasis
keruangan dalam penataan ruang kolektor primer dan jaringan jalur jalan.
Kawasan Perkotaan Kedungsepur, KA perkotaan yang dilayani oleh Ja l u r T r a n s p o r t a s i m a s s a l
maka ditentukan rencana struktur sistem angkutan massal; dan berbasis jalan di Kawasan Perkotaan
r ua ng di Kawasa n Perkotaa n 4. Mengembangkan sistem jaringan Kedungsepur, meliputi:

68
EDISI VI - 2017
Gambar 2. Peta pergerakan penumpang di Kawasan Kedungsepur

Gambar 3. Peta sistem sarana dan prasarana angkutan massal berbasis rel dan berbasis jalan di Kawasan Kedungsepur

69
EDISI VI - 2017
WACANA

(1) Koridor bus (BRT) Weleri – Kendal masih ditetapkan di Bandara Ahmad memperhatik a n keberadaa n
– Kaliwungu – Semarang Yani di Kota Semarang hingga 20 (dua sawa h i r iga si da n k awa sa n
(2) Koridor bus (BRT) Semarang – puluh) tahun kedepan. Keberadaan lindung lainnya dengan tetap
Demak kedua pelabuhan serta bandara ini memperhatikan kondisi eksisting
(3) Koridor bus (BRT) Semarang – diharapkan dapat menjadi motor kawasan;
Ungaran – Boja penggerak aktivitas di kawasan 3. Kawasan dengan daya dukung
(4) Koridor bus (BRT) Ungaran – metropolitan di tengah-tengah Pulau lingkungan rendah, diarahkan
Salatiga Jawa dan sekitarnya, sehingga dapat untuk pengembangan kegiatan
(5) Koridor bus (BRT) Demak – Godong memacu pertumbuhan ekonomi di pertanian dan perikanan; dan
– Purwodadi kawasan tersebut. Hal ini merupakan 4. Kawasan dengan daya dukung
(6) Koridor bus (BRT) Semarang – salah satu jawaban atas tantangan lingkungan rendah-sangat rendah,
Brumbung – Gubug – Godong dalam persaingan penyediaan sarana diarahkan untuk pengembangan
(7) Kor idor bus (BRT ) Weler i – prasarana di Kawasan Perkotaan kegiatan pertanian dan
Sukorejo – Boja Kedungsepur untuk mampu bersaing perkebunan.
Sedangkan jalur transportasi dengan kawasan perkotaan lainnya. Melalui konsepsi di atas
massal berbasis rel yang rencananya ditetapkanlah beberapa peruntukan
akan dikembangkan di Kawasan Rencana Pola Ruang sebagai Jawaban ruang yang terbagi menjadi 2 (dua)
Perkotaan Kedungsepur terdiri atas: atas Penyediaan Ruang dalam rangka klasifikasi besar atas rencana pola
(1) Koridor KA Komuter Weleri – Pengembangan Ekonomi ruang, yaitu kawasan lindung dan
Kendal – Kaliwungu – Semarang – Peran rencana tata ruang dalam kawasan budidaya.
Brumbung – Gubug – Gambringan sudut pandang penyediaan ruang K a w a s a n b ud i d a y a d e n ga n
(2) Koridor KA Komuter Semarang salah satunya diwujudkan dalam kepadatan tinggi hingga sedang
– Demak – Godong – Purwodadi – penyusunan Rencana Pola Ruang. direncanakan pengembangannnya
Gambringan Penentuan konsepsi rencana pola di Kawasan Perkotaan Kedungsepur
(3) Koridor KA Komuter Brumbung – ruang ini salah satunya didasarkan sebelah utara dan barat, serta di
Kedungjati – Tuntang – Ambarawa atas hasil perhitungan daya dukung sebelah selatan mengikuti koridor
Dalam kerangka penyediaan dan daya tampung kawasan. Dari jalan arteri yang kelerengaannya
sarana dan prasarana transportasi pertimbangan inilah ditetapkan cukup landai. Sedangkan kawasan
yang mendukung distribusi barang konsepsi rencana pola ruang Kawasan lindung dipertahankan di sebelah
dan sekaligus pelayanan penumpang, Perkotaan Kedungsepur sebagai selatan kawasan perkotaan. Salah
telah direncanakan pengembangan berikut: satu hal yang menjadi fokus utama
bandara dan pelabuhan. Pelabuhan 1. Kawasan dengan daya dukung penetapan rencana pola ruang di
yang direncanakan di Kawasan lingkungan sangat tinggi-tinggi, Kawasan Perkotaan Kedungsepur
Perkotaan Gerbangkertosusila salah dia ra h k a n pengemba nga n adalah mengembangkan
satunya ditujukan untuk mendukung kegiata n perkotaa n intensif kawasan perkotaan dengan tetap
a l i r a n d i s t r ibusi ba r a ng h a si l dengan tetap memperhatikan memperhatikan pelestarian lahan
industrri di Kawasan Industri Kendal. keberadaan sawah irigasi dan pertanian pangan berkelanjutan. Hal
Adapun untuk sarana transportasi kawasan lindung lainnya; ini bermakna bahwa pengembangan
angkutan orang dan barang utama 2. Kawasan dengan daya dukung ekonomi di kawasan perkotaan ini
yang melewati laut ada di Pelabuhan lingkungan sedang diarahkan salah satunya masih bertumpu pada
Tanjung Emas. Untuk bandar udara untuk pengembangan kegiatan sektor pertanian. Oleh karenanya,
di Kawasan Perkotaan Kedungsepur perkotaan terbatas dengan tetap strategi pengembangan ekonomi di

Gambar 4. Rencana pengembangan bandara dan pelabuhan

70
EDISI VI - 2017
yang dilaksanakan oleh Menteri,
Gubernur, dan Bupati/Walikota sesuai
dengan kewenangannya. Pengelolaan
Kawasan Perkotaan Kedungsepur
oleh Menteri dapat dilaksanakan oleh
Gubernur melalui dekonsentrasi dan/
atau tugas pembantuan.
A d a p u n p e r a n m a s y a r a k at
dalam penataan ruang Kawasan
Perkotaan Kedungsepur dilakukan
pada ta hap perenca naa n tata
ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang.
Pa r t isipa si ma sya ra k at sa ngat
p e nt i n g d a l a m p e m b a n g u n a n ,
karena pembangunan merupakan
kegiatan yang berkesinambungan.
Dalam pembangunan seperti itu
sangat dibutuhkan pelibatan orang
Gambar 5. Konsepsi Pola Ruang sebanyak mungkin. Sehingga tanpa
partisipasi dari seluruh masyarakat
pembangunan sulit dapat berjalan
Kawasan Perkotaan Kedungsepur Kawasan Perkotaan Kedungsepur dengan baik.
adalah menggerakkan pertumbuhan diperlukan kerja sama berbagai pihak. Dengan pengelolaan Kawasan
sektor industri yang berbasis pada Kerja sama ini merupakan tantangan Perkotaan Kedungsepur diharapkan
hasil pertanian. tersendiri. Perwujudan kerja sama implementasi Rencana Tata Ruang
Dalam rangka menjaga ini dilakukan melalui pengelolaan Kawasan Perkotaan Kedungsepur
implementasi Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Kedungsepur dapat terwujud dengan baik. n

Gambar 6. Peta Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya sebagai klasifikasi rencana pola ruang

71
EDISI VI - 2017
SEKILAS INFO

Efisiensi Pemanfaatan Ruang


Melalui Pengaturan Ruang Dalam Bumi
ABRILIANTY OCTARIA N, ST., MT
KASI PEDOMAN PERENCANAAN TATA RUANG KAWASAN PERKOTAAN
DIT. PERENCANAAN TATA RUANG, DITJEN TATA RUANG, KEMENTERIAN ATR/BPN

B erdasarkan Pasal 33,


Ay at 3 , U U D 1 9 4 5
bumi dan air dan
kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besarnya kemak muran
umum dan kemakmuran rakyat.
Pen ger t ia n r ua n g menu r ut
Pasal 1, Undang-Undang Nomor
26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang adalah wadah yang meliputi
ruang darat, ruang laut, dan ruang
udara, termasuk ruang di dalam
rencana tata ruang menjadi awal
d a l a m me n gat u r k e te r p a du a n
antarruang dimaksud. Rencana
tata ruang pula yang akan menjadi
dasa r bagi pema nfaata n r ua ng
dan pengendalian pemanfaatan
ruang. Selaras dengan hal tersebut,
rakyat. Hak menguasai dari Negara bumi sebagai satu kesatuan wilayah, pemanfaatan ruang di dalam bumi
tersebut dimaksudkan bahwa negara te mpat m a nu si a d a n m a k h lu k h a r u s d i la k u k a n b er d a sa rk a n
memb er i k a n we wen a ng u nt u k lain hidup, melakukan kegiatan, rencana tata ruangnya. Adapun
mengatur dan menyelenggarakan da n memeli ha ra kela ngsunga n r uang di dalam bumi sendiri
peruntukan, penggunaan, hidupnya. Atas dasar pengertian ini, mem i li k i penger t ia n sebaga i
persediaan dan pemeliharaan bumi, penyelenggaraan penataan ruang r uang yang berada di bawah
termasuk menentukan dan mengatur perlu dilaksanakan dalam satu permukaan tanah yang digunakan
hubungan hukum antar pelaku kesatuan wadah dimaksud dengan untuk berbagai kegiatan manusia.
mengenai bumi, air dan kekayaan tetap menjaga keberlanjutannya dan Sedangkan, pemanfaatan ruang di
alam. Hak menguasai dari negara tetap menghormati hak yang dimiliki dalam bumi adalah berbagai bentuk
tersebut, pelaksanaannya dapat oleh setiap orang. Pelaksanaan penggunaan ruang yang berada
dikuasakan kepada daerah dan penataan ruang sebagai bagian dari di bawah permukaan tanah untuk
masyarakat dan tidak bertentangan penyelenggaraan penataan ruang berbagai kegiatan manusia.
de n ga n k e p e nt i n ga n n a s ion a l yang meliputi perencanaan tata Berdasarkan data BPS, jumlah
(Pasal 2, UU Nomor 5 Tahun 1960 ruang, pemanfaatan tata ruang, penduduk di Indonesia pada tahun
tentang Peraturan Dasar Pokok- dan pengendalian pemanfaatan 2015 adalah sebesar 255,46 juta
Pokok Agraria). Pada Pasal 4, UU 5 ruang perlu mengatur keterpaduan jiwa yang diproyeksikan menjadi
Tahun 1960, hak menguasai hanya antarruang dengan tegas, terutama seb esa r 296, 4 0 juta jiwa pada
d i s eb ut k a n b e rk a it a n d e n ga n keterkaitan ruang darat dengan tahun 2030. Data perhitungan laju
macam-macam hak atas permukaan r u a n g l aut , r u a n g ud a r a , d a n pertumbuhan penduduk daerah
bumi, yang disebut tanah, tubuh r ua ng da la m bumi ya ng belum perkotaan dan daerah perdesaan,
bumi dan air, serta ruang yang ada banyak disinggung. Keterpaduan pada tahun 2015 sebesar 53,3%
di atasnya. Dalam hal ini tubuh a nta r r ua ng a k a n ma k i n dapat penduduk hidup di perkotaan dan
bumi yang dimaksud dapat disebut mewujudkan pengelolaan ruang akan bertambah menjadi 63,4% pada
juga dengan r uang dalam bumi maupun sumberdaya yang tahun 2030. Bahkan di beberapa
bersama dengan r uang lainnya terkandung didalamnya dengan provinsi (pada tahun 2015), yaitu
yakni darat, laut, udara serta harus optimal bagi terwujudnya tujuan DKI Jakarta (100%), Jawa Barat
dimanfaatkan untuk kepentingan penataan ruang dan kesejahteraan (72,9%), DI. Yogyakarta (70,5%),
masyarakat. d a n B a nte n (67 %)
Perencanaan tata ruang yang persentase
menghasilkan

72
EDISI VI - 2017
penduduk yang hidup di perkotaan
sudah lebih tinggi dari Indonesia
Pemanfaatan ruang dalam bumi
seca ra tota l. Kecender unga n dimaksudkan untuk meningkatkan
penduduk yang tinggal di perkotaan
semakin meningkat dari waktu ke
kemampuan ruang dalam menampung
waktu. Kondisi ini mengakibatkan kegiatan penduduk perkotaan
timbulnya berbagai permasalahan di
perkotaan, diantaranya pemenuhan secara lebih intensif dan efisien,
kebutuhan pangan maupun sumber yang dilakukan antara lain dengan
daya lainnya, termasuk keterbatasan
la ha n perkotaa n . Keterbatasa n membangun bangunan/ruang di dalam
lahan perkotaan untuk memenuhi
kebutuhan penduduk perkotaan
tanah untuk berbagai kegiatan, jaringan
perlu disiasati, misalnya dengan utilitas (jaringan transmisi listrik,
rek lamasi, konsep kota kompak
( c o m p a c t c i t y ), p e m b a n g u n a n
jaringan telekomunikasi, jaringan pipa
vertikal baik ke atas maupun dengan air bersih, dan jaringan gas, dan lain-
pemanfaatan ruang dalam bumi.
Pemanfaatan ruang di dalam
lain) dan jaringan transportasi (jaringan
bum i mer upa ka n sa la h sat u kereta api bawah tanah maupun
alternatif pendekatan guna
menyiasati masalah keterbatasan
jaringan jalan bawah tanah).
la ha n perkotaa n ya ng suda h
dilakukan di berbagai kota-kota
besar di dunia. Pema nfaata n RTRW dan rencana rinci (RDTR efisiensi dalam pemanfaatan ruang
ruang dalam bumi dimaksudkan atau RTR kawasan strategisnya). di dalam bumi, pada tahun 2014,
untuk meningkatkan kemampuan Dalam perencanaan tata r uang telah ditetapkan Peraturan Menteri
ruang dalam menampung kegiatan perlu ditegaskan kebijakan dan PU Nomor 02/PRT/M/2014 tentang
penduduk perkotaan secara lebih strategi yang akan mendukung P e dom a n P e m a n fa at a n R u a n g
intensif dan efisien, yang dilakukan pemanfaatan ruang di dalam bumi, Dalam Bumi. Walaupun substansi
antara lain dengan membangun yang nantinya akan diturunkan pedoma n in i ha nya fok us pada
bangunan/ruang di dalam tanah ke dalam rencana struktur ruang aspek pemanfatan ruangnya saja,
untuk berbagai kegiatan, jaringan dan rencana pola ruang. Dalam namun tetap dapat dijadikan acuan
utilitas (jaringan transmisi listrik, hal pengaturan rencana struktur u mu m da la m penyeleng ga raa n
jaringan telekomunikasi, jaringan ruang perlu dijelaskan jaringan pemanfaatan ruang dalam bumi.
pipa air bersih, dan jaringan gas, dan transportasi dan jaringan prasarana Substansi pedoman dimaksud berisi
lain-lain) dan jaringan transportasi ya ng a k a n diba ngun denga n ketentuan teknis terkait kriteria
(jaringan kereta api bawah tanah memanfaatkan ruang dalam bumi. pemanfaatan ruang dalam bumi
m aupu n ja r i n ga n ja la n bawa h Akan lebih baik lagi apabila untuk untuk sejumlah klasifikasi, seperti
ta na h). Ha rapa n da r i ef isien si pemanfaatan ruang dalam bumi bangunan gedung, sistem jaringan
lahan dapat pula menghasilkan ter sebut , penye d ia a n ja r i nga n prasarana (termasuk transportasi
efisiensi kawasan perkotaan yang transportasi dan jaringan prasarana dan utilitas perkotaan), fasilitas
ter w ujud mela lui penyeimba ng direncanakan secara terintegrasi. pertambangan, maupun fasilitas
antara kawasan terbangun dan Rencana struktur ruang tersebut khusus lainnya (termasuk untuk
kawasan tidak terbangunnya, guna harus sinkron dengan pola ruang militer/pertahanan keamanan). Di
meningkatkan kualitas ruang dan yang akan direncanakan, khususnya samping itu, diatur juga sejumlah
keberlanjutan kawasan perkotaan itu keterkaitan keberadaan kawasan ketentuan umum atau prinsip dasar
sendiri. Hal ini menjadi prinsip dasar peruntukan diatasnya. Terdapat yang harus diperhatikan dalam
bagi pemanfaatan ruang di dalam pengaturan kawasan tertentu yang memanfaatkan ruang dalam bumi,
bumi, selain untuk mewujudkan perlu diperhatikan peruntukannya, seperti aspek legalitas, produktivitas,
keterpaduan dan keserasian antar m isa l nya k awasa n resapa n a i r keberlanjutan, serta keamanan dan
kegiatan, maupun untuk memenuhi maupun kawasan lindung lainnya keselamatan.
perwajahan dan estetika kota. yang tidak memungkinkan Pema nfaata n r ua ng da la m
Pemanfaatan ruang dilaksanakan dimanfaatkan ruang dalam buminya bumi dilakukan dengan
berda sa rk a n perenca naa n tata dengan pertimbangan lingkungan mempertimbangkan dasar
ruang, baik rencana umum maupun hidup, ma ka da la m renca na kebutuhan, asas, klasifikasi jenis
rencana rinci tata ruang. Selaras tata ruangnya perlu ditegaskan fasilitas maupun skala pelayanan,
dengan hal ini, pemanfaatan ruang mengenai ketentuan pengendalian studi kelaya ka n, da n kaida h
di dalam bumi pada kawasan pemanfaatan ruang dalam buminya. umum pemanfaatan ruang dalam
perkotaan dilakukan berdasarkan Dalam rangka mendukung bumi. Pemanfaatan ruang dalam

73
EDISI VI - 2017
SEKILAS INFO

bumi dilaksanakan berdasarkan


asas keserasian dan keterpaduan,
Pemanfaatan ruang dalam bumi
keberlanjutan, keberdayagunaan dapat dilakukan di bawah ruang
dan kebersamaan, kepastian hukum
da n kead i la n ser ta kea ma na n ,
privat atau ruang publik dengan
keselamatan, dan kenyamanan. mempertimbangkan pemanfaatan
Sebelum pemanfaatan ruang dalam
bumi dilakukan perlu didahului dan kepemilikan ruang (lahan) di
oleh studi yang disesuaikan dengan permukaan bumi.
kebutuhan pemanfaatannya. Studi
k elay a k a n d apat b er upa s t ud i
geologi, kebencanaan, lingkungan
hidup, maupun kelayakan ekonomi mengatur secara umum kedalaman cepat yang masih harus berdekatan
dan sosial. pemanfaatan ruang dalam bumi atau menyatu dengan pemanfaatan
Pema nfaata n r ua ng da la m yang terbagi atas pemanfaatan ruang ruang di atas permukaan tanah,
bumi dapat dilakukan di bawah dalam bumi dangkal pada kedalaman seperti: basemen bangunan, parkir
ruang privat atau ruang publik 0 – 30 meter di bawah permukaan bawa h ta na h, ja r i nga n ut i litas
dengan memper timbangkan ta na h da n pema n faata n r ua ng b a n g u n a n / k a w a s a n , j a r i n ga n
pema n faata n da n kepem i l i k a n dalam bumi dalam pada kedalaman tra nspor tasi kawasan/wilayah.
ruang (lahan) di permukaan bumi. >30 meter di bawah permukaan Sedangkan pemanfaatan r uang
Pemanfaatan ruang dalam bumi tanah. Pembagian kedalaman ini dalam bumi dalam diarahkan bagi
untuk kepentingan publik sedapat didasarkan pada per timbangan kegiatan yang tidak membutuhkan
mungkin diprioritaskan berada di untuk memberikan perlindungan akses cepat, tidak harus menyatu
bawah tanah publik. Namun apabila dan tingkat keamanan yang lebih denga n p em a n fa ata n r ua ng d i
harus dilakukan di bawah tanah tinggi, meminimalkan gangguan atas tanah ser ta membutuhkan
privat, maka perlu dilakukan dengan terhadap ruang dan kegiatan di keamanan tinggi, seperti: fasilitas
memberikan jaminan perlindungan permukaan, memberikan area yang pertambangan, jaringan utilitas
t e r h a d a p g a n g g u a n d a n /a t a u lebih luas untuk dikembangkan, dan induk/utama, jaringan transportasi
dampak yang mungkin timbul akibat mengoptimalkan aspek pembiayaan antar wilayah. Pengaturan ini bersifat
pemanfaatan ruang di dalam bumi konstruksi. Pemanfaatan ruang umum yang perlu disesuaikan lagi
yang dilakukan. dalam bumi dangkal diarahkan bagi dengan karakteristik fisik dan/atau
Pedoman dimaksud juga kegiatan yang membutuhkan akses kondisi geologi dari masing-masing

LAHAN ALIH FUNGSI


SUMBER FOTO RISET

74
EDISI VI - 2017
daerah yang akan merencanakan
pemanfaatan ruang dalam buminya.
Pemerintah DKI Jakarta dalam
pengaturan pemanfaatan ruang
da la m bu m i tela h menetapk a n
Peraturan Gubernur (Pergub) DKI
Jakar ta Nomor 167 Tahun 2012
tenta ng Rua ng Bawa h Ta na h
yang terutama mengatur tentang
me n ge n a i p e m a n fa at a n r ua n g
dalam bumi bagi sistem transportasi
umum massal (MRT Jakarta). Jalur
MRT yang berada di dalam bumi
direncanakan akan dibangun
mulai dari koridor yang berlokasi
di Jalan Sisingamangaraja hingga
ke Dukuh Atas. Pergub dimaksud
juga mengatur pemanfaatan ruang
dalam bumi yang dilakukan baik oleh
Pemerintah DKI Jakarta maupun oleh
swasta melalui perjanjian kerjasama
sesuai dengan pemanfaatan ruang
yang akan dilakukan. Walaupun
PEMBANGUNAN MRT JAKARTA
Pergub di ma k sud juga tela h SUMBER FOTO RISET dan hak privat, apakah hak ini
mengatur ketentuan pengendalian nantinya dapat terkait dengan hak
pemanfaatan ruang dalam bumi, kota-kota besar di Indonesia, seperti di atas tanah atau tidak?. Jika hak
termasuk perizinannya, namun DKI Jakarta, Surabaya, Makassar, atas penguasaan dan pemanfaatan
Pemer i nta h DK I Ja k a r ta tetap Bandung, yang memiliki tujuan ruang di dalam bumi harus sesuai
a k a n meny usun Perda tenta ng sama, yaitu efisiensi akan kebutuhan dengan hak di atas tanahnya, akan
Pemanfaatan Ruang Dalam Bumi. ruang perkotaan. Namun demikian, timbul pertanyaan lain yang perlu
Hal ini dilakukan agar pemanfaatan pengaturan terkait pemanfaatan dijawab, berapa kedalaman hak
ruang di dalam bumi di Provinsi ruang di dalam bumi masih minim penguasaan dan pemanfaatan ruang
DKI Jakarta lebih komprehensif, dan masih memerlukan aturan yang di dalam bumi tersebut, apakah
khususnya terkait pengendalian berhirarki lebih tinggi, komprehensif, sama hak privat dengan hak publik?.
pemanfaatan ruangnya; karena da n multisek tora l. Pemer inta h Selain itu, perlu diberikan aturan
selama ini izin bagi pembangunan daerah sebagai pelaksana penataan mengenai batasan terkait intensitas
basemen/ruang bawah tanah masih ruang di daerah dituntut untuk pemanfaatan ruang dalam bumi
menyatu dengan izin bangunan dapat mengeluarkan aturannya yang masih dapat ditoleransi guna
gedung, padahal untuk pemanfaatan sendiri terkait pemanfaatan ruang keberlanjutan lingkungan, aturan
ruang dalam bumi memiliki dampak di dalam bumi untuk daerahnya mengenai konstruksi di ruang dalam
yang lebih luas dibandingkan hanya masing-masing. Namun di sisi lain, bu m i , pengenda l ia n (ter ma su k
sekedar izin yang diberikan sebatas Pemerintah Pusat dinilai tetap perlu perizinan dan sanksi), maupun tata
pemanfaatan ruang pada kavling mengeluarkan aturan umum, berupa kelola yang harus dilakukan dalam
bangunan saja. Peraturan Pemerintah (PP) atau pemanfaatan ruang di dalam bumi.
D e w a s a i n i , m a k i n ba ny a k Peraturan Presiden (Perpres) yang Hal-hal tersebut perlu diatur agar
ditemui kegiatan pemanfaatan ruang dapat diacu oleh pemerintah daerah dapat menjadi acuan bagi pemerintah
di dalam bumi, khususnya di dalam menyusun aturan untuk daerah dalam melakukan penataan
daerahnya masing-masing. ruang di daerah, khususnya terkait
Pemerintah Pusat pemanfaatan ruang dalam bumi.
(sela k u Nega ra da la m Apabila tidak diatur, maka di masa
konteks UUD 1945) masih depan akan berpotensi menimbulkan
perlu mengatur beberapa konflik kepentingan maupun konflik
hal terkait pemanfaatan terkait dampak lingkungan. Perlu
r ua n g d i d a l a m b u m i , dicermati juga agar pemanfaatan
terutama pengaturan hak ruang dalam bumi yang bertujuan
atas penguasaan dan untuk efisiensi terhadap r uang
pemanfaatan r uang perkotaan, apabila tidak diatur
di dalam bumi. Hak dengan baik, bukan tidak mungkin
ini perlu dipertegas akan berbalik menjadi ancaman bagi
terk a it ha k publi k keselamatan manusia. n

75
EDISI VI - 2017
SEKILAS INFO

Peraturan Menteri Agraria dan


Tata Ruang No. 16 Tahun 2017
Tentang Pedoman Pengembangan Kawasan
Berorientasi Transit
GARIKA UJIANIK PRISTIWATI
FUNGSIONAL PENATA RUANG SUBDIT PEDOMAN PEMANFAATAN RUANG,
DIREKTORAT PEMANFAATAN RUANG, DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG, KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG

P ADA bulan Oktober


Tahun 2017, Kementerian
Agraria telah menerbitkan
Peraturan Menteri Agraria dan Tata
pemanfaatan ruang dan ketentuan
tek nis dalam penerapan tek nik
pengaturan zonasi kawasan TOD
yang diatur dalam RDTR dan PZ;
yang berada pada radius 400 (empat
ratus) meter sampai dengan 800
(delapan ratus) meter dari simpul
transit moda angkutan umum massal
Ruang No. 16 Tahun 2017 tentang dan merancang tata bangunan dan yang memiliki fungsi pemanfaatan
Pedoman Pengembangan Kawasan lingkungan dalam RTBL. ruang campuran dan padat dengan
Berorientasi Transit. Salah satu Dalam Peraturan Menteri ini, intensitas pemanfaatan ruang sedang
per t i mba nga n ya ng mendasa r i Pengembangan Kawasan Berorientasi hingga tinggi.
penyusunan pedoman ini adalah T r a n sit at au T r a n sit O r ie nte d Prinsip TOD yang diatur dalam
untuk mendukung pengembangan Development ya ng sela njut nya pedoman ini ditetapkan dalam rangka
sistem angkutan umum massal, disingkat TOD didefinisikan sebagai mewujudkan kawasan campuran
meningkatkan nilai tambah kawasan konsep pengembangan kawasan serta kawasan padat dan terpusat
terbangun, mendorong efisiensi di dalam dan di sek itar simpul yang terintegrasi dengan sistem
struktur ruang dan pengembangan transit agar bernilai tambah yang transportasi massal yang selanjutnya
kota yang berkelanjutan, diperlukan menitikberatkan pada integrasi dijabarkan menjadi beberapa arahan
ac ua n penataa n r ua ng da la m a nta rja r inga n a ngk uta n umum yang lebih rinci, prinsip tersebut
mengembangkan dan mengendalikan massal, dan antara jaringan angkutan terdiri atas pengembangan kawasan
kawasan berorientasi transit. Selain umum massal dengan jaringan moda denga n mendorong mobi litas
itu, pedoman ini akan memberikan transportasi tidak bermotor, serta berkelanjutan melalui peningkatan
pemahaman yang sama bagi seluruh pengurangan penggunaan kendaraan penggunaa n a ngk uta n umum
p em a n g k u k e p ent i n ga n d a la m bermotor yang disertai pengembangan massal; dan pengembangan fasilitas
pengembangan kawasan berorientasi kawasan campuran dan padat dengan lingkungan untuk moda transportasi
transit. intensitas pemanfaatan ruang sedang tidak bermotor dan pejalan kaki yang
Secara lebih spesifik, pengaturan hingga tinggi. Sedangkan Kawasan terintegrasi dengan simpul transit.
Peratura n Menteri ini yaitu Berorientasi Transit yang selanjutnya Dalam penentuan lokasi kawasan
memberikan panduan dalam disebut Kawasan TOD adalah kawasan potensia l TOD, terlebih da hulu
menentukan dan menetapkan lokasi yang ditetapkan dalam rencana tata dilaksanakan beberapa kajian awal
Kawasan TOD pada penyusunan ruang sebagai kawasan terpusat pada ser ta memenuh i pa li ng sedik it
RTRW; mer umuskan ketentuan integrasi intermoda dan antarmoda kriteria yang sudah ditetapkan dalam
pedoman ini. Setelah penentuan lokasi
kawasan potensial TOD, selanjutnya
Ruang lingkup pengaturan utama dalam Peraturan Menteri ini melingkupi:
dapat diketahui tipologi kawasan
I. Ketentuan Umum Pasal 1
TOD. Penentuan tipologi Kawasan
II. Maksud, Tujuan, dan Ruang Lingkup Pasal 2-3 TOD da la m Perat u ra n Menter i
III. Prinsip TOD Pasal 4 ini dilakukan berdasarkan skala
IV. Penentuan dan Penetapan Lokasi Kawasan TOD Pasal 5-12 layanan sistem transportasi massal,
a. Penentuan Lokasi Kawasan Potensial TOD pengembangan pusat pelayanan, dan
b. Penentuan Tipologi Kawasan TOD
c. Penetapan Lokasi Kawasan TOD kegiatan yang dikembangkan. Lokasi
V. Pengembangan Kawasan TOD Pasal 13-22 TOD selanjutnya ditetapkan dalam
a. Menentukan Strategi Pengembangan Kawasan TOD peraturan daerah tentang RTRW
b. Memperhatikan Kriteria Teknis Kawasan TOD Provinsi/Kabupaten/Kota dan diatur
c. Menentukan Perangkat Penunjang Pengembangan
Kawasan TOD
lebih rinci dalam RDTR.
VI. Kelembagaan Kawasan TOD Pasal 23-24 Adapun strategi pengembangan
VII. Ketentuan Penutup Pasal 25 Kawasan TOD dapat dilaksanakan
melalui pengembangan pada kawasan

76
EDISI VI - 2017
Gambar 1.
Strategi Pengembangan Kawasan TOD

a. Pengembangan pada kawasan sudah terbangun

Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah


Infill Site Redevelopment Site

b. Pembangunan pada kawasan atau lahan yang belum terbangun b) pengalihan hak membangun; c)
New Growth Area zona pengenaan fiskal khusus; d)
konsolidasi tanah; atau e) perangkat
penunjang lainnya.
Berkaitan dengan aspek
kelembagaan, pedoman ini mengatur
bahwa pengelolaan Kawasan TOD
dapat dilakukan oleh Pemerintah,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten/Kota, kerjasama antar
daerah, atau melalui kerjasama
antara Pemerintah/Pemerintah
Daerah dengan badan usaha. Dalam
hal diperlukan kelembagaan untuk
mengelola Kawasan TOD, Pemerintah
Sebelum Sesudah
dan/atau Pemerintah Daerah dapat
membentuk badan sesuai dengan
ya ng suda h terba ngun mela lui yang harus dipenuhi yang mencakup kewenangannya atau menunjuk badan
redevelopment atau infill development kriteria sistem transportasi massal usaha milik negara dan/atau badan
atau dapat pula mer upa ka n dan kriteria lingkungan Kawasan usaha milik daerah yang merupakan
pembangunan pada kawasan atau TOD. Dalam pengembangan Kawasan operator utama sistem transportasi
lahan yang belum terbangun. Dalam TOD terdapat beberapa perangkat massal berkapasitas tinggi sesuai
lampiran Pedoman ini, diatur juga penunjang yang dapat diterapkan, denga n ketent ua n perat ura n
panduan mengenai kriteria teknis yaitu: a) zona insentif atau zona bonus; perundang-undangan. n

Tabel 1. Tipologi Kawasan TOD

Tipologi Kawasan TOD Lokasi dan Fungsi Kawasan

Kawasan TOD Kota • Berlokasi pada pusat pelayanan kota dalam wilayah kota dengan fungsi
pelayanan berskala regional atau Kawasan Perkotaan dalam wilayah kabupaten
yang ditetapkan sebagai pusat kegiatan
• Berfungsi sebagai pusat ekonomi fungsi primer

Kawasan TOD Subkota • Berlokasi pada subpusat pelayanan kota dalam wilayah daerah kota dengan
fungsi pelayanan berskala kota atau bagian kota atau Kawasan Perkotaan
dalam wilayah daerah kabupaten yang ditetapkan sebagai pusat kegiatan
• Berfungsi sebagai pusat ekonomi fungsi sekunder

Kawasan TOD Lingkungan • Pusat pelayanan lingkungan dalam wilayah daerah kota dengan fungsi
pelayanan berskala lingkungan atau Kawasan Perkotaan dalam wilayah daerah
kabupaten yang ditetapkan sebagai pusat kegiatan
• Berfungsi sebagai pusat ekonomi lokal

77
EDISI VI - 2017
SEKILAS INFO

P ENYIDIK Pegawai Negeri Sipil


(PPNS) merupakan salah satu
perangkat kelembagaan yang
dibentuk dalam rangka menegakkan
Terbitnya Peraturan Menteri
ATR/Kepala BPN
Peraturan Daerah yang memuat Nomor 3 Tahun 2017
sanksi pidana. PPNS ditempatkan
di daerah – daerah dan diberi tugas Tentang Penyidik Pegawai Negeri
melakukan penyidikan terhadap
kemungkinan terjadinya tindak
pidana yang diatur dalam peraturan
Sipil Penataan Ruang
daerah. Dari aspek penataan ruang
PPNS memiliki peran penting dalam REDAKSI BUTARU
pengendalian pemanfaatan ruang
demi terwujudnya tertib tata ruang.
Meng i ngat fok us p ela k sa n a a n Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun s eba ga i i n for m a n saja , f u n gs i
penataa n r ua ng saat ini suda h 2017 tentang Penyidik Pegawai Negeri penyidikannya masih terbatas; dan
beralih dari perencanaan ruang ke Sipil Penataan Ruang. Adapun alasan isu ketujuh adalah sarana penunjang
pemanfaatan ruang dan pengendalian – alasan yang melatarbelakangi revisi yang belum memadainya bagi PPNS,
pemanfaatan ruang, serta banyaknya peraturan menteri tersebut yaitu : seperti kendaraan operasional, ruang
jumlah pelanggaran pembangunan • Perubahan Peraturan Perundang- pemeriksaan, dan ruang penyimpanan
yang tidak sesuai dengan rencana tata undangan berkas perkara.
ruang seperti bangunan (pabrik) yang • Perubahan Struktur Organisasi
terletak di Lahan Pertanian Pangan Kementerian POKOK – POKOK PERU BA H A N
Berkelanjutan, alih fungsi lahan di • Tuntutan Kebutuhan akan Adanya MUATAN
kawasan lindung, okupasi sempadan Pedoman Tata Laksana yang Peraturan Peraturan Menteri
s u nga i , da n ada nya ba ng u n a n Komprehensif agar Pelaksanaan PPNS Penataan Ruang terdiri atas 14
di sempadan pantai, maka PPNS Tugas PPNS Penataan Ruang bab yang meliputi Ketentuan Umum;
Penataan Ruang sangat dibutuhkan dapat Lebih Efektif, Efisien, dan Maksud, Tujuan dan Ruang Lingkup;
keberadaannya. Akuntabel. Tugas, Kewajiban, dan Fungsi PPNS
Dalam proses penyusunan revisi PR; Kedudukan, Tanggungjawab, dan
DASAR PENYUSUNAN REVISI Peraturan Menteri PPNS PR terdapat Wewenang PPNS PR; Kriteria Calon
Sejak Tahun 2009 keberadaan 7 (tujuh) isu strategis yang dikaji PPNS PR; Pengangkatan, Mutasi,
PPNS Penataan Ruang (PR) sudah sebagai dasar dalam penyusunan Pemberhentian dan Pengangkatan
mem i li k i pay ung huk um ya it u substansi peraturan. Ketujuh isu Kembali; Manajemen Penyidikan;
Perat ura n Menter i Pekerjaaa n strategis tersebut adalah conflict Monitoring Pemeriksanaan
Umu m Nomor 1 3/ PRT/ M /20 0 9 of interest yaitu benturan dengan Persidangan; Forum Koordinasi;
tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil kepentingan kepala daerah dan/atau Hubungan Kelembagaan; Kode Etik
Penataan Ruang yang merupakan pejabat daerah, sehingga kinerja Penyidik PPNS PR; Pembiayaan; dan
amanat dari Undang-Undang Nomor PPNS terhenti dan terjadi pembiaran Ketentuan Penutup.
26 Tahun 2007 tentang Penataan terhadap pelanggaran; isu kedua yaitu Pokok-pokok perubahan yang
Ruang. Pada Tahun 2017 Peraturan perlindungan hukum dan keamanan tertuang dalam Peraturan Menteri
Menteri tersebut saat ini sudah bagi bantuan hukum (kuasa hukum) PPNS Penataan Ruang yang baru
direvisi menjadi Peraturan Menteri terhadap t i nda k a n PPNS ya ng dapat dilihat pada tabel 1.
Agraria dan berpotensi gugatan dan tuntutan
Tata Ruang/ ga nti r ugi, ser ta perli ndunga n MEK A NISME KERJA PPNS
Kepala keamanan pelaksanaan tugas; isu PENATAAN RUANG
B a d a n ketiga adalah kelembagaan Untuk menjadi seorang PPNS
yaitu ketidakjelasan status Penataan Ruang terdapat 8 (delapan)
kepegawaian dan kelembagaan kriteria yang harus dipenuhi yaitu:
menyebabkan PPNS melakukan 1) Masa kerja sebagai PNS minimal
t uga snya seke da r sebaga i 2 (dua) tahun; 2) Pangkat paling
tugas sampingan; isu keempat renda h Penata Muda /golonga n
adalah jumlah dan sebaran PPNS (III/a); 3) Pendidikan paling rendah
yang masih minim dibandingkan sarjana hukum, sarjana di bidang
dengan luas wilayah Indonesia, serta pengembangan wilayah dan kota atau
sebarannya yang belum merata di bidang lain yang setara; 4) Bertugas
Prov/Kab/Kota; isu kelima adalah di teknis operasional bidang Penataan
fungsi penyidikan bahwa PPNS Ruang/hukum; 5) Sehat jasmani dan
daerah hanya berfungsi sebatas rohani yang dibuktikan dengan surat

78
EDISI VI - 2017
Tabel 1. Pokok-pokok perubahan dalam Peraturan Menteri PPNS Penataan Ruang

No. Hal/Proses Lama Baru

1. Perubahan Nomenklatur yang disesuaikan Kementerian Pekerjaan Kementerian Agraria dan


dengan Perundang-undangan yang baru Umum Tata Ruang/BPN
2. Penyesuaian tata cara Pengangkatan, Diatur tidak secara detail Diatur secara detail
Pelantikan, & Mutasi PPNS Penataan Ruang
dengan Permenkumham Nomor 9 Tahun 2011
3. Penambahan dan penyesuaian wewenang Diatur secara umum Diatur secara detail
PPNS Penataan Ruang sebagaimana UU
No.26 Tahun 2007
4. Manajemen Penyidikan (Wasmatlitrik, Tidak diatur secara detail Diatur secara detail
Penyidikan, Administrasi Penyidikan).
5. Hubungan Kelembagaan Tidak diatur Diatur
6. Format dan Tata Persuratan dalam Proses Tidak diatur secara detail Diatur secara detail
Penyidikan
7. Forum Koordinasi PPNS Penataan Ruang. Tidak diatur Diatur
8. Kode Etik PPNS Penataan Ruang Tidak Diatur Diatur

keterangan dokter pada rumah sakit


pemerintah; 6) Setiap unsur dalam
instansi terkait; b) Pengamanan TKP.
Tahap ini terdiri dari lima kegiatan
Dengan adanya
daftar penilaian bernilai baik dalam 2 yaitu pemasangan pita garis PPNS Peraturan Menteri
(dua) tahun terakhir; 7) Mengikuti dan
lulus diklat di bidang penyidikan; 8)
(PPNS Line), memerintahkan setiap
orang untuk tetap tinggal, penjagaan
PPNS Penataan
Usia maksimal 5 (lima) tahun sebelum TKP, meminta bantuan Polisi untuk Ruang yang baru
memasuki masa pensiun. mengamankan TKP, dan membuat
Kemudian, adapun dalam B e r i t a A c a r a ; c) P e n a n g a n a n ini, diharapkan
melaksanakan tugas dan fungsi TKP. Tahap ini terdiri dari tiga jumlah
sebagai penyidik, terdapat beberapa kegiatan yaitu pemotretan dan/atau
prosedur yang perlu dipahami dan pengambilan video, pembuatan sketsa pembangunan
dilaksanakan oleh PPNS Penataan
Ruang, yaitu: Tahap pertama adalah
TKP, dan pengolahan TKP, terdiri atas;
Laporan Wasmatlitrik; dan Gelar
yang tidak sesuai
Kajian atas dasar-dasar adanya Perkara I. dengan rencana
dugaan tindak pidana bidang penataan
ruang yang terdiri atas: Laporan atau
Tahap ketiga atau tahap
terakhir adalah Penyidikan yang
tata ruang
pengaduan dari masyarakat; Temuan juga terdiri atas beberapa tahapan dapat berkurang
oleh PPNS Penataan Ruang; Hasil
pengawasan teknis (wastek) atau
yaitu :a) Perencanaan Penyidikan.
Tahap ini terdiri dari lima hal yang
sehingga
pengawasan khusus (wasus); Hasil perlu direncanakan yaitu sasaran tercipta ruang
audit tata ruang; dan Tertangkap
tangan.
p eny id i k a n , s u mb er d ay ay a n g
dilibatkan dan digunakan, cara
yang tertata
Tahap kedua adalah Pengawasan, bertindak, waktu yang akan sesuai dengan
Penga mata n , Penelit ia n , da n d i g u n a k a n ; d a n p e n ge nd a l i a n
Pemeriksanaan (Wasmalitrik) yang penyidikan; b) Gelar Perkara II; c) visi dan misi
terdiri atas beberapa tahapan yaitu: Penyidikan. Tahap ini terdiri dari pembangunan
a) Koordinasi. Tahap ini dilakukan 11 kegiatan yaitu pemberitahuan
oleh Ahli, Korwas PPNS Polri atau dimulainya Penyidikan, pemanggilan pemerintah.
Saksi atau Tersangka, penangkapan,
penahanan, penggeledahan,
penyitaan, pemeriksaan, rekonstruksi tercipta ruang yang tertata sesuai
atau reka ulang, pengambilan sumpah dengan visi dan misi pembangunan
Saksi dan Ahli, pencegahan, dan pemerintah. Peraturan Menteri
penyelesaian berkas perkara; d) Gelar ini dapat menjadi dasar yang kuat
Perkara III; e) Penyerahan berkas bagi para PPNS untuk menjalankan
perkara tugas dan fungsinya, sehingga setiap
Dengan adanya Peraturan Menteri pemerintah daerah diharapkan
PPNS Penataan Ruang yang baru ini, dapat memahami peraturan ini dan
diharapkan jumlah pembangunan mensosialisasikannya kepada PPNS
yang tidak sesuai dengan rencana di daerah masing – masing agar dapat
tata ruang dapat berkurang sehingga bekerja secara efektif dan optimal. n

79
EDISI VI - 2017
SEKILAS INFO

Peraturan Menteri atas 6 (enam) BAB dan 23 (dua puluh


tiga) Pasal yang meliputi Ketentuan
Umum; Maksud, Tujuan, dan Ruang

Agraria dan Tata Ruang Lingkup; Ketentuan Pemantauan


dan Evaluasi Pemanfaatan Ruang;
Tata Cara Pemantauan dan Evaluasi

No. 9 Tahun 2017 Pemanfaatan Ruang; Ketentuan


Lain-Lain; dan Ketentuan Penutup.
Pemantauan dan Evaluasi
Tentang Pedoman Pema nfataa n Rua ng dila k uka n
terhadap RTR yang telah ditetapkan

Pemantauan dan Evaluasi meliputi rencana umum tata ruang


(RTRWN, RTRWP, RTRW Kabupaten/
Kota); dan rencana rinci tata ruang

Pemanfaatan Ruang (RTR Pulau/Kepulauan, RTR KSN,


RTR KSP, dan RTR KSK)
P e d o m a n P e m a nt a u a n d a n
REDAKSI BUTARU Evaluasi Pemanfataan Ruang ini
meliputi: a) Ketentuan pemantauan
dan evaluasi pemanfaatan ruang; dan
seperti program peningkatan kualitas b) Tata cara pemantauan dan evaluasi
jalan yang berbeda lokasi serta waktu pemanfaatan ruang.
pelaksanaannya. Dengan demikian,
perlunya pedoman untuk laporan KETENTUAN PEMANTAUAN DAN
hasil pemantauan dan evaluasi EVALUASI PEMANFAATAN RUANG
pemanfaatan ruang agar menjamin Pelak sanaan pemantauan
terlaksananya indikasi program yang dan evaluasi pemanfaatan ruang
tepat sasaran. di la k uk a n terhadap: a) t i ngk at
kesesuaian perwujudan struktur
DASAR PENYUSUNAN ruang; dan b) tingkat kesesuaian
Berdasarkan amanat Undang- perwujudan pola ruang. Pelaksanaan
Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang pemantauan dan evaluasi
penataan ruang dinyatakan bahwa pemanfaatan ruang dilakukan secara

P
dalam pengawasan terhadap penataan periodik dan terus menerus. Periode
ruang pada setiap tingkat wilayah pelaksanaan dilakukan paling sedikit
edoman Pemantauan dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) kali dalam 5 (lima) tahun, dan
dan Evaluasi pedoman bidang penataan ruang. dapat dilakukan lebih dari 2 (dua)
Pemanfataan Ruang Pengawasan yang dimaksud ditujukan kali dalam 5 (lima) tahun apabila
ber t ujua n u nt uk pada pengaturan, pembinaan, dan terbit kebijakan baru atau perubahan
mewujudkan kinerja pelaksanaan penataan ruang yang kebijakan yang mendasar dan strategis
pemanfaatan ruang yang semakin diatur dengan Peraturan Menteri. dengan dampak besar atau luas terkait
berkualitas. Pemantauan dan evaluasi Selain itu, berdasarkan Peraturan pembangunan, yang ditetapkan
pemanfaatan ruang dilakukan oleh Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 denga n p er at u r a n p er u nda ng-
Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah tentang Penyelenggaraan Penataan undangan.
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Ruang dinyatakan bahwa dalam Dalam pelaksanaan pemantauan
Kabupaten/Kota sebagai salah satu pengawasan penataan ruang terdiri dan evaluasi pemanfaatan ruang,
upaya pengawasan pemanfaatan atas kegiatan pemantauan, evaluasi, diperlukan peran aktif masyarakat
ruang. Dalam dokumen Rencana dan pelaporan yang lebih lanjut dengan menyampaikan laporan dan/
Tata Ruang (RTR) terdapat indikasi diatur dengan peraturan Menteri. atau pengaduan kepada Pemerintah
program lima tahunan yang memuat Dengan pertimbangan di atas, maka Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi,
arahan pemanfaatan ruang meliputi Kementer ia n Agra r ia da n Tata da n Pemer inta h K abupaten /
perwujudan struktur ruang dan Ruang/Badan Pertanahan Nasional Kota. Pelaksanaan pedoman ini
per w ujuda n pola r ua ng. Unt uk menetapkan Peraturan Menteri ATR/ dilaksanakan oleh Menteri bersama
mew ujud k a n i nd i k asi progra m Kepala BPN Nomor 9 Tahun 2017 forum lintas Kementerian/Lembaga
tersebut, telah ditetapkan nomenklatur tentang Pedoman Pemantauan dan untuk kepentingan nasional; dan
program, lokasi dan waktu prioritas Evaluasi Pemanfataan Ruang. Kepala Organisasi Perangkat Daerah
pela k sa naa n. Na mun da la m (OPD) yang menyelenggarakan urusan
pelaksanaannya, terdapat program POKOK-POKOK MUATAN di bidang pengendalian pemanfaatan
Kementerian/Lembaga sektoral yang Pedoma n Pema ntaua n da n ruang bersama Badan Koordinasi
kurang sesuai dengan dokumen RTR, Evaluasi Pemanfataan Ruang terdiri Penataan Ruang Daerah (BKPRD)

80
EDISI VI - 2017
Tabel 1. Penyusunan Matriks Persandingan Program

Sumber data: RKPKementerian/Lembaga dan Renstra Kementerian/Lembaga

Keterangan:
1. *): diambil dari RTR yang telah ditetapkan.
2. **): diambil dari program dan lokasi program pembangunan sektoral yang meliputi serangkaian kegiatan yang berkaitan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan sektoral.
3. ***): peruntukan tanah yang diambil dari dokumen izin lokasi dan/atau hak atas tanah.
4. ****): diambil dari hasil wawancara atau pengamatan langsung.

Tabel ini berupa matriks yang disusun agar dapat dilakukan perbandingan dari kiri ke kanan
Matriks ini dapat dilakukan untuk semua RTR.

untuk kepentingan daerah provinsi dokumen informasi pertanahan yang ada pada indikasi program
dan/atau daerah kabupaten/kota. dapat dilihat pada Tabel 1. RTR.
Penilaian kesesuaian
TATA CARA PEMANTAUAN DAN B. Kegiatan evaluasi pemanfaatan lokasi program pemanfaatan
EVALUASI PEMANFAATAN RUANG ruang r ua ng dila k uka n denga n:
A. K e g i a t a n p e m a n t a u a n Kegiatan kedua, evaluasi a) mengident if i k asi lok asi
pemanfaatan ruang pemanfaatan ruang berupa penilaian program pembangunan yang
Kegiatan pertama, perwujudan struktur dan pola ruang. sesuai dengan lokasi program
pemantauan pemanfaatan ruang Tata cara penilaian kesesuaian pada indikasi program RTR;
d i la k u k a n mela lu i ta h apa n str uktur r uang dan pola r uang b) menilai kesesuaian lokasi
pengumpulan data dan informasi dilakukan secara berjenjang mulai program pembangunan dengan
secara langsung (survei lapangan, dari: membandingkan jumlah lokasi
dan wawancara), dan secara 1. P e n i l a i a n K e s e s u a i a n program pembangunan yang
tida k la ngsung (penelaa ha n Pemanfaatan Ruang sesuai terhadap total jumlah lokasi
d at a s e k u n d e r h a s i l s t ud i , Penilaian kesesuaian program yang sama dalam indikasi
kajian penelitian, dan laporan pemanfaatan ruang merupakan program RTR dikali 100% (seratus
instansi berupa data tabular penilaian kesesuaian program persen); dan c) mengonfirmasikan
dan peta). Data dan informasi dan kesesuaian lokasi program. lokasi program pembangunan di
yang diperlukan yaitu data dan Penilaian kesesuaian program luar lokasi program yang sama
informasi terkait dokumen RTR pemanfaatan ruang dilakukan pada indikasi program RTR.
yang telah ditetapkan, program denga n: a) mengidentifikasi Nilai akhir dari kedua nilai
pembangunan dan informasi program pembangunan yang kesesuaian program dan nilai
pertanahan. sesuai dengan indikasi program k eses ua i a n lok a si pr og r a m
Sela i n it u, pema ntaua n dalam RTR; b) menilai kesesuaian mer upakan nilai kesesuaian
pemanfaatan ruang dilakukan program pembangunan dengan pemanfaatan ruang. Kesesuaian
melalui penyusunan matriks menegaskan keberadaan program pemanfaatan ruang bernilai: a)
persandingan program. Matriks pembangunan sektor yang sesuai sama dengan nilai kesesuaian
persandingan program berupa dengan indikasi program dalam lokasi progra m jika nilai
penyandingan indikasi program RTR, dengan nilai 100% (seratus kesesua ia n progra m posit if
dalam RTR yang telah ditetapkan persen) jika ada atau 0% (nol da n n i la i kesesua ia n lok asi
denga n kondisi a ktua l ya ng persen) jika tidak sesuai; dan program positif; b) 0 (nol) atau
diindikasikan dalam program c) mengonfirmasikan program tidak memiliki kesesuaian sama
pembangunan sektoral dan/atau pembangunan selain program sek a li jik a n ila i kesesua ia n

81
EDISI VI - 2017
SEKILAS INFO

program 0 (nol) dan kesesuaian meningkatkan kesesuaian program


lokasi program positif; c) 0 (nol) dan lokasi program pemanfaatan
atau tidak memiliki kesesuaian r u a n g d a n /a t a u s a r a n r e v i s i
sama sekali jika nilai kesesuaian sebagian RTR melalui peninjauan
program 0 (nol) dan kesesuaian kembali rencana struktur dan pola
lokasi program 0 (nol); atau d) tidak ruang; b) untuk tingkat kesesuaian
dapat ditentukan kesesuaian jika pemanfaatan ruang yang kurang
nilai kesesuaian program positif berkualitas, rekomendasi berupa saran
dan kesesuaian lokasi program kebijakan dan strategi meningkatkan
0 (nol). pembentuk struktur ruang atau kesesuaian pemanfaatan ruang dan/
2. P e n i l a i a n K e s e s u a i a n pola ruang; dan c) pemberian atau merumuskan kebijakan dan
Pemanfaatan Komponen Utama nilai kesesuaiaan pemanfaatan strategi baru sehingga secara bertahap
Ruang merupakan penilaian pembentuk struktur ruang atau terwujud perbaikan perwujudan
kesesuaian program dan pola ruang. Penilaian kesesuaian rencana struktur dan pola ruang dan/
kesesuaian lokasi program untuk struktur dan pola ruang dapat atau saran untuk revisi total RTR
kelompok pemanfaatan ruang dilihat pada Tabel 2. melalui peninjauan kembali rencana
yang memiliki fungsi mirip atau struktur dan pola ruang; dan c) untuk
sama. Penilaian dilakukan dengan C. Kegiatan pelaporan tingkat kesesuaian pemanfaatan
cara: a) kesesuaian program K eg i at a n k e t iga , p elap or a n r ua n g y a n g t ida k b erk ua l it a s,
pemanfaatan komponen utama penyampaian hasil evaluasi rekomendasi berupa saran kebijakan
ruang; kesesuaian pemanfaatan r uang dan strategi baru dan/atau saran
b) kesesuaian lokasi program dilakukan dengan cara: a) pembahasan untuk revisi total RTR melalui upaya
pemanfaatan komponen utama terfokus atau konfirmasi terhadap peninjauan kembali rencana struktur
ruang; dan c) pemberian nilai hasil evaluasi bersama para pemangku dan pola ruang.
kesesuaian pemanfaatan kepentingan terkait; b) merumuskan Denga n ada nya Perat ura n
komponen utama ruang. catatan terkait hasil evaluasi; dan c) Menteri ATR/Kepala BPN tentang
3. Penilaian Kesesuaian Struktur menyiapkan pelaporan hasil evaluasi. Pedoman Pemantauan dan Evaluasi
da n Pola Rua ng mer upa k a n Kemudian pelaporan cara lainnya, Pemanfataan Ruang ini, diharapkan
penilaian kesesuaian program pelaporan penyampaian rekomendasi hasil pelaporan kegiatan pemantauan
da n lok asi progra m unt uk merupakan saran yang menganjurkan dan evaluasi dapat menjadi bahan
semua pemanfaatan ruang yang perbaikan yang didasarkan pada hasil penilaian kualitas dokumen RTR
membentuk struktur dan pola evaluasi kesesuaian pemanfaatan d a n /at au r ek ome nd a s i k e pad a
r ua ng. Pen i la ia n d i la k uk a n ruang meliputi: a) untuk tingkat Kementeria n /Lembaga ya ng
dengan cara: a) penilaian program kesesuaian pemanfaatan r uang terlibat agar dokumen RTR semakin
pemanfaatan pembentuk struktur ya ng berk ua litas, rekomendasi berkualitas dan menjadi acuan bagi
ruang atau pola ruang; b) penilaian ber upa sa ra n kebija k a n da n Kementerian/Lembaga sektoral dalam
lokasi program pemanfaatan strategi mempertahankan dan/atau prioritas rencana pembangunan. n

Tabel 2. Penyusunan Matriks Evaluasi Persandingan Program dan Lokasi Program

Sumber data: RKPKementerian/Lembaga dan Renstra Kementerian/Lembaga

Keterangan:
1. *): nilai akhir kesesuaian pemanfaatan ruang, pemanfaatan komponen utama ruang, struktur dan pola ruang berdasarkan
kesesuaian program dan kesesuaian lokasi program.
2. **): klasifikasi hasil evaluasi kesesuaian pemanfaatan ruang.

82
EDISI VI - 2017
LIPUTAN KEGIATAN

Verifikasi Lahan Sawah


Terhadap Data Pertanahan
(Pilot Project di Daerah Istimewa
Yogyakarta)
REDAKSI BUTARU

P ertambahan penduduk
ya ng c uk up pesat
yang disertai dengan
perkembangan
ekonomi dan industri telah
mengakibatkan terjadinya degradasi,
fragmentasi, dan alih fungsi lahan
p e rl i ndu n ga n te rh ad ap saw a h
tersebut. Kementerian Koordinator
Bida ng Perekonon ia n , sa at i n i
sedang menyiapkan Rancangan
Peraturan Presiden tentang
Percepatan Penetapan Lahan Sawah
Berkelanjutan dan Pengendalian
segera menetapkan Lahan Sawah
Berkelanjutan secara numerik dan
spasial.
Da l a m r a n g k a m e n d u k u n g
percepatan penetapan lahan sawah
berkelanjutan dan pengendalian
alih fungsi lahan sawah, Direktorat
pertanian pangan terutama sawah. Alih Fungsi Lahan Sawah. Peraturan Jenderal Pengendalian Pemanfaatan
Berdasarka n data Kementeria n Presiden ini juga bertujuan untuk Rua ng da n Peng ua sa a n Ta n a h
Koordinator Bidang Perekonomian, membantu penyediaan data dan Kementer ia n Agra r ia da n Tata
luas alih fungsi sawah menjadi non mendorong Pemerintah Daerah untuk Ruang (ATR)/BPN telah menyiapkan
sawah mencapai ±100.000 Ha per
tahun, dan terdapat pertambahan JAJARAN DIREKTORAT PENGENDALIAN DAN PEMANTAUAN PERTANAHAN
luas sawah hasil cetak sawah baru
rata-rata ±60.000 Ha per tahun.
Dengan demikian, potensi kehilangan
sawah menjadi seluas ±40.000 Ha per
tahun. Kondisi tersebut mengancam
daya dukung wilayah secara nasional
da la m menjaga kema nd i r ia n ,
ketahanan, dan kedaulatan pangan.
Dengan berlakunya UU No.41
tahun 2009 tentang Perlindungan
Lahan Pertanian Pangan
Berkelanjutan, diharapkan dapat
mengendalikan dan meminimalisasi
alih fungsi lahan pertanian. Namun,
seiring perjalanan waktu setelah
ditetapka n nya U U No. 41 /2009
implementasi dari regulasi tersebut
belum mampu mengimbangi alih
fungsi lahan yang terus terjadi.
Implementasi UU tersebut juga
membutuhkan adanya komitmen yang
kuat oleh pemerintah daerah. Dari 508
kabupaten/kota di Indonesia, baru
225 (44,25 %) kabupaten/kota yang
telah menetapkan Lahan Pertanian
Pangan Berkelanjutan (LP2B), dan
sebagian besar tidak disertai dengan
data spasialnya.
Untuk mengendalikan alih fungsi
lahan sawah yang terus menerus
terjadi, maka perlu dilakukan langkah

83
EDISI VI - 2017
LIPUTAN KEGIATAN

dalam verifikasi yaitu data tekstual Hak Pakai, dan PTP;


dan spasial Pertimbangan Teknis c. S u r v e i P S N , p r o g a m
Pertanahan (PTP) dalam rangka pemba ng u na n prov i nsi da n
Izin Lokasi, Izin Per uba ha n kabupaten pada area sawah;
Penggunaan Tanah, dan Penetapan d. Surveiperubahan penggunaan
Lokasi; Hak Atas Tanah berupa Hak tanah pada area sawah yang
Guna Bangunan (HGB) dan Hak teridentifikasi tanpa PTP
Pakai (HP) di atas sawah; Proyek e. Survei cetak sawah baru.
Strategis Nasional (PSN) maupun Hasil survei lapangan selanjutnya
program pembangunan daerah yang diklarifikasikan melalui forum rapat
SURVEI LAPANGAN DALAM RANGKA menggunakan sawah; serta program yang diikuti oleh perwakilan dari
VERIFIKASI cetak sawah baru. Data diperoleh Kantor Pertanahan, Kanwil BPN
dari Badan Informasi Geospasial DIY, Dinas-dinas terkait tingkat
Rancangan Peraturan Menteri ATR/ (BIG), Kantor Pertanahan setempat, P r o v i n s i m a up u n K a b up a t e n /
BPN tentang Pengendalian Alih dinas-dinas terkait, dan Pusat Data Kota, Kementerian Koordinator
Fungsi Lahan Sawah dan melalukan dan Informasi Pertanahan, Tata Bidang Perekonomian, Kementerian
pilot project Verifikasi Lahan Sawah Ruang, dan Lahan Pertanian Pangan Pertanian, Kementerian Pekerjaan
Terhadap Data Pertanahan. Sesuai Berkelanjutan Kementerian ATR/ Umum dan Perumahan Rakyat, BIG,
dengan tugas pokok dan fungsinya, BPN. dan Direktorat Pengendalian dan
kegiatan verifikasi ini dilaksanakan K e g i at a n Ve r i f i k a s i L a h a n Pemantauan Pertanahan Kementerian
oleh Direktorat Pengendalian dan Sawah Terhadap Data Pertanahan ATR/BPN. Klarifikasi ini bertujuan
Pemantauan Pertanahan. ini dilakukan di 88 desa/kelurahan untuk mencapai titik temu dalam
Pilot project Verifikasi Lahan di Kabupaten Kulon Progo dan 46 menentukan luas sawah pada masing-
Sawah Terhadap Data Pertanahan kelurahan di Kota Yogyakarta, dengan masing kabupaten/kota dengan
dilaksanakan di Kabupaten Kulon tahapan sebagai berikut: mempertimbangkan faktor-faktor
Progo dan Kota Yogyakarta Provinsi a. Deliniasi sawah dan plotting seperti: Hak atas tanah dan perizinan
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). data pertanahan pada peta citra yang telah terbit di atas sawah, Proyek
Verifikasi dilakukan secara bertahap terbaru; Strategis Nasional dan program
selama 31 hari yang berak hir b. Survei lapangan; dan pemba nguna n daera h di atas
pada bulan Oktober 2017. Kegiatan c. Klarifikasi terhadap hasil survei sawah; Program cetak sawah baru;
verifikasi ini melibatkan unsur- lapangan. dan Rencana Tata Ruang Wilayah
unsur dari Direktorat Pengendalian Berdasarkan hasil deliniasi dan (RTRW). Hasil klarifikasi diolah
dan Pemantauan Pertanahan, Kantor plotting tersebut, dilakukan survei untuk mendapatkan hasil akhir
Wilayah BPN Provinsi DIY, Kantor lapangan dengan menggunakan peta verifikasi lahan sawah terhadap data
Pertanahan Kabupaten Kulon Progo kerja skala 1 : 4.000. Survei lapangan pertanahan
dan Kota Yogyakarta, serta dari yang dilakukan meliputi: Pilot project Verifikasi Lahan
Dinas-dinas terkait di Provinsi DIY, a. Survei sawah eksisting dengan Sawah Terhadap Data Pertanahan
Kabupaten Kulon Progo, dan Kota sawah hasil deliniasi; di Kabupaten Kulon Progo dan Kota
Yogyakarta. b. Survei kesesuaian pemanfaatan Yogyakarta ini akan menjadi acuan
Data pertanahan yang diperlukan tanah dengan peruntukan HGB, kegiatan verifikasi di daerah lain
di Indonesia yang pada tahun 2018
RAPAT KLARIFIKASI DENGAN K/L DAN PEMERINTAH DAERAH direncanakan di 8 provinsi yaitu
Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah,
DIY, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara
Barat, dan Sumatera Barat. Data hasil
verifikasi lahan sawah terhadap
data pertanahan selanjutnya akan
dilakukan sinkronisasi terhadap data
hasil verifikasi lahan sawah yang
dilakukan Kementerian Pertanian,
Kementer ia n Peker jaa n Umu m
dan Perumahan Rakyat, BIG, dan
Kementerian/Lembaga Pemerintah
lainnya untuk menetapkan luas
lahan sawah berkelanjutan yang
dikoordinasikan oleh Kementerian
Koordinator Bidang Perekonomian. n
Sumber: Direktorat Pengendalian dan
Pemantauan Per tanahan, Kementerian
ATR/BPN.

84
EDISI VI - 2017
LIPUTAN KEGIATAN

Menangkap Esensi Pengendalian


Pemanfaatan Ruang dan
Penguasaan Tanah
Dalam Seminar Nasional Hatarunas 2017
REDAKSI BUTARU

tersebut serta untuk memperdalam E m b u n g , d a n Wa d u k (SDE W ) .


pema ha ma n terhadap upaya Seminar tersebut menghadirkan
pengendalian pemanfaatan tokoh-tokoh penting yang
ruang, Pada tanggal 14 November berkompeten dan berprestasi dalam
2017 Kementer ia n AT R / BPN bidangnya masing-masing sesuai
menyelenggarakan Kementerian dengan topik bahasan utama yang
AT R / BPN menyeleng ga ra k a n diberikan, antara lain Deputi Bidang
Seminar Nasional dalam salah satu Koordinasi Pangan dan Pertanian
rangkaian acara Peringatan Hari Kemenko Bidang Perekonomian,
Tata Ruang Nasional 2018. Dengan Bupati Nagekeo, Bupati Lombok
tema “Memasuki Era Pengendalian Utara, Walikota Bandar Lampung,
Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan Asdep Bidang Koordinator SDA dan
Tanah”, seminar tersebut membawa Jasa Kemenko Bidang Kemaritiman,

S
menjadi empat bahasan utama, yaitu Karo PPNS Bareskrim POLRI, Kepala
UDA H satu dekade sejak Pendayagunaan Tanah Terlantar BBWS Ciliwung Cisadane, Kepala
d i t e t a pk a n n y a Un d a n g - untuk Mendukung Program Garam Kanwil BPN Provinsi NTT, Kepala
Undang Nomor 26 Tahun Nasional, Pengendalian Alih Fungsi Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor,
20 0 7 tenta n g Pen ata a n Rua n g Lahan Sawah, Penegakan Hukum Perwakilan Dinas Pertanian Provinsi
( U U PR ). B erba ga i upay a tela h Tata Ruang, dan Perlindungan dan DIY, Perwakilan Dinas Bina Marga
dilakukan demi mewujudkan ruang Optimalisasi Fungsi Situ, Danau, dan Tata Ruang Provinsi Jawa Barat,
yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan. Hingga beberapa
tahun pasca ditetapkannya UUPR,
Pe me r i nt a h P u s at d i s ib u k k a n
dengan penyusunan aturan turunan
undang-undang tersebut sebagai
dasar operasionalisasinya di daerah.
Sejalan dengan hal tersebut, semua
wilayah di Indonesia juga didorong
untuk segera menyusun Rencana
Tata Ruang guna melengkapi dasar
pelaksanaan pembangunan sesuai
a m a n at Und a n g -Und a n g . S a at
ini, perihal penyusunan tersebut
dianggap sudah tersosalisasi dengan
baik, sehingga prosesnya sudah dapat
berjalan dengan sendirinya sesuai
aturan yang ditetapkan. Hampir
semua wilayah di Indonesia sudah
menetapkan Rencana Tata Ruang
Wilayah sebagai Peraturan Daerah.
Kondisi tersebut menjadi penanda
bahwa era pengendalian pemanfaatan
ruang sudah dimulai.
Guna menyikapi era bar u

85
EDISI VI - 2017
LIPUTAN KEGIATAN

bekas tanah terlantar di Provinsi


NTT untuk mendukung swasembada
ga ra m nasiona l, tela h sesua i
dengan semangat Reforma Agraria.
Mesk ipun ta na h tersebut tidak
diredistribusikan kepada rakyat,
tetapi dengan pembangunan industri
garam, akan dapat menyerap tenaga
kerja masyarakat yang nantinya
akan meningkatkan kesejahteraan
m a s y a r a k a t d i P r o v i n s i N T T.
Kementerian ATR/BPN berkomitmen
untuk mendayagunakan tanah hasil
dari penertiban dan pendayagunaan
tanah terlantar di Provinsi NTT,
k hususnya di Wilayah Tanjung
Kupa ng da n d i w i laya h la i n d i
dan Direktur Utama PT. Garam bulan dalam satu tahun. Selain itu, Indonesia yang berpotensi strategis
(Persero). jenis tanah dan topografi di NTT unt uk pengemba nga n produk si
sangat cocok dalam mendukung garam yang mendukung program
Dukungan Program Garam Nasional produksi garam. swasembada garam nasional.
Mela lui Pendayagunaa n Ta na h Up a y a s w a s e m b a d a g a r a m Mewakili Pemerintah Kabupaten
Terlantar tersebut didukung oleh Kementerian Nagekeo, Drs. Elyas Djo (Bupati
Isu mengenai pemenuhan ATR /BPN melalui program Nagekeo) mengutarakan harapannya
kebutuhan garam nasional Pendayagunaan Tanah Terlantar agar proses administrasi pertanahan
dibahas tuntas dalam diskusi yang untuk menyediakan lahan produksi dalam upaya penyediaan lahan
dimoderatori oleh Sudaryanto, S.H., garam di NTT. Dalam paparannya, produk si ga ra m tersebut dapat
M.M. (Direktur Pener tiban dan Slameto Dwi Martono, S.H., M.H. dilakukan dengan cepat. Kabupaten
Pendayagunaan Tanah Terlantar). (Kepala Kanwil BPN Provinsi NTT) Nagekeo sendiri merupakan salah
Amalyos Chan yang saat ini menjabat menjela sk a n ba nya k nya ta na h satu kabupaten yang lokasinya
sebagai Asdep Bidang Koordinator b ek a s Ha k Gu n a Usa h a ( HGU ) menjadi objek pendayagunaan tanah
SDA da n Jasa Kemen ko Bida ng hasil dari pelaksanaan penertiban terlantar untuk pengembangan
Kemaritiman menjelaskan secara pendayagunaan tanah terlantar yang produksi garam di NTT. Berkaitan
detail mengenai produksi garam dapat dialokasikan sebagai lahan dengan program tersebut, Ilyas
nasional yang saat ini masih harus produksi garam. Pada dasarnya, tanah menjelaskan potensi dan dukungan
ditambah dengan pasokan impor negara bekas tanah terlantar (Tanah daerah, yang salah satunya melalui
untuk memenuhi kebutuhan nasional Cadangan Umum Negara) dapat pemberdayaan komunitas garam
yang terus meningkat. Melalui hasil didayagunakan untuk mendukung da r i m a s ya r a k at lok a l . L ok a si
kajiannya, Kemenko Maritim telah Program Reforma Agraria, Program renca na pengemba nga n sent ra
berhasil mengidentifikasi lokasi- St rategis Nega ra , da n Ta na h produksi garam di bagian utara
lokasi yang paling berpotensi untuk Cadangan Negara Lainnya. Dalam Pantai Flores juga sudah melalui
d i kemba ng k a n sebaga i daer a h hal ini, pendayagunaan tanah negara kajian mendalam dan sesuai dengan
sentra produksi garam nasional,
yaitu Provinsi Nusa Tenggara Timur,
Prov insi Sulawesi Selatan, dan
Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Dari hasil kajian tersebut, fokus
utama pengembangan produksi
garam nasional ditujukan ke Provinsi
Nusa Tenggara Timur. Lebih lanjut,
Amalyos menjabarkan beberapa
alasan mengapa NTT menjadi pilihan
utama. Alasan pertama adalah masa
kering di Provinsi NTT yang relatif
lebih panjang, yaitu sekitar 7 – 8
bulan dalam satu tahun. Sebagai
perbandingan, untuk Wilayah Jawa
dan Madura, masa kering dalam satu
tahun hanya berkisar antara 4 – 5

86
EDISI VI - 2017
arahan Perda RTRW Kabupaten pokoknya adalah beras dan 30 persen terhadap data pertanahan. Dari hasil
Nagekeo. Kemudahan administrasi pendapatannya digunakan untuk verifikasi tersebut, diharapkan dapat
sebagaimana diharapkan oleh Bupati pemenuha n kebut uha n pa nga n meminimalisir alih fungsi lahan
Nagekeo tur ut dibenarkan oleh tersebut. Dalam jangka panjang, sawah, serta mendorong Pemerintah
Budi Sasongko (Direktur Utama PT a l i h f u ngsi la ha n sawa h dapat Daerah untuk segera menetapkan
Garam Persero). Permasalahan yang mengurangi investasi, secara ekologi LP2B di daerahnya.
ada selama ini adalah minimnya menyebabkan hilangnya resapan Permasalahan lainnya adalah
ketersediaa n la ha n produk si, atau daya tampung air, dan hilangnya penyediaan insentif kepada pemilik
tek nologi produk si yang masih kesempatan kerja bagi buruh tani. la h a n p er t a n i a n . Unt u k d apat
konvensional, kelayakan bisnis, serta Oleh k a rena it u, pengenda l ia n menerapk a n LP2B, Pemer inta h
ada masalah status sosial. terhadap alih fungsi lahan sawah da n Pemer i nta h Daera h ha r us
harus segera dilaksanakan. dapat memberikan insentif kepada
Pentingnya Pengendalian Alih Fungsi Berdasarkan hasil kajian, luas alih pemilik lahan pertanian sebagai
Lahan Sawah fungsi lahan pertanian per tahun bentuk dorongan dan kompensasi
Ketahanan pangan dan trend mencapa i ser at us r ibu hek ta r. untuk mengalihfungsikan lahan
alih fungsi lahan per tanian Kehilangan sawah seluas 40 ribu pertaniannya. Permasalahan utama
menjad i non per ta n ia n ada la h hektar dapat mengurangi 324 ton yang muncul adalah tidak adanya
isu besa r ya ng sa li ng ber tola k produksi pangan per hari. anggaran untuk insentif tersebut
belakang dalam pelaksanaannya Payung hukum pengendalian serta tidak adanya konsekuensi
di lapangan. Dalam diskusi yang terhadap alih fungsi lahan sawah bagi daerah yang tidak menetapkan
dimoderatori oleh Dra. Fatimah sudah memiliki dasar hukum kuat, LP2B-nya. Saat ini sedang disusun
Saleh, M.Si. (Direktur Pemantauan), yaitu Undang-Undang Nomor 41 P e r at u r a n P r e s i d e n ( P e r p r e s)
menghadirk a n Ir. Musd ha lifa h Tahun 2009 tentang Perlindungan untuk melaksanakan pencegahan
Mach mud, M.T. (Deputi Bida ng Lahan Pertanian Pangan alih fungsi lahan dan mendorong
Koordinasi Pangan dan Pertanian Berkelanjutan. Permasalahan utama Pemerintah Daerah untuk segera
Kemenko Bidang Perekonomian) dalam pengendalian alih fungsi Lahan menetapkan LP2B.
sebagai perumus kebijakan nasional Pertanian Pangan Berkelanjutan Melihat pentingnya keberadaan
pengendalian lahan pertanian pangan ( L P 2 B) a d a l a h m i n i m ny a d at a LP2B dalam mendukung ketahanan
berkelanjutan, serta Sigit (Dinas spasial yang menjelaskan lokasi pangan di Indonesia, Pemerintah
Pertanian Provinsi DIY) yang telah LP2B tersebut. Selama ini, data yang Provinsi Daerah Istimewa
berhasil melakukan pengendalian banyak terkumpul masih berupa Yo g y a k a r t a ( DI Y ) m e l a k u k a n
alih fungsi lahan sawah melalui data numerik dan data tabular. Saat berbagai upaya untuk menahan
program-program unggulannya di ini sedang dilaksanakan verifikasi alih fungsi lahan pertanian menjadi
Provinsi DIY. te rh a d ap s aw a h ole h i n s t a n s i nonpertanian. Sigit Harjono, S.P.,
Dalam paparannya, Musdalifah terkait, seperti Badan Informasi M.P. (Kepala Seksi Pengelolaan Lahan
mejelaskan bahwa padi menjadi Geospasial terhadap sawah eksisting, dan Air Tanaman Pangan, Dinas
fokus untuk menjaga ketahanan Kementer ia n Peker jaa n Umu m Pertanian Provinsi DIY) menjabarkan
pangan nasional, karena sebagian dan Perumahan Rakyat terhadap program-program yang telah berhasil
besar penduduk Indonesia makanan irigasi, dan Kementerian ATR/BPN dilakukan, antara lain melakukan

87
EDISI VI - 2017
LIPUTAN KEGIATAN

percontohan konsolidasi tanah di pelaksanaan penegakan hukum Lombok Utara) mengemuka ka n


Kabupaten Bantul, pembangunan tata r ua ng send i r i d i ha rapk a n pentingnya pendekatan dan
Jogja Agro Techno Park (JATP) sebagai dapat dilakukan terhadap semua sosialisasi kepada masyarakat perihal
inkubator agrobisnis yang menarik stakeholder yang berkepentingan, penertiban pemanfaatan ruang. Sadar
minat generasi muda, serta sertifikasi m e l ip ut i P OL R I , K e m e nte r i a n akan pentingnya aspek penataan
lahan sawah. Khusus untuk program AT R / BPN, Pemer i nta h Daera h , kawasan terhadap image pariwisata
sertifikasi lahan sawah, dilakukan Masyarakat, dan Pelaku Usaha. yang sedang dibangun di daerahnya,
terobosa n denga n member i k a n Dengan sinergi yang tepat, dilengkapi A k hya r mela k uk a n berbaga i
catatan pada sertipikat tanahnya, dengan legal standing yang kuat, penertiban terhadap pemanfaatan
bahwa tanah tersebut tidak dapat maka penegakan hukum tata ruang ruang yang tidak sesuai Rencana
dialihfungsikan menjadi kawasan dapat dilaksanakan dengan baik. Tata Ruang, khususnya di kawasan
nonpertanian dalam jangka waktu Mela lu i b es t pr ac t ic e y a n g pariwisata. Dalam best practice yang
tertentu. Dalam pelaksanaannya, ditampilkan, Drs. H. Herman H.N., ditampilkannya, beliau menekankan
pemberian insentif masih sebatas M.M. (Walikota Bandar Lampung) ba hwa pener t iba n t ida k ha r us
pada penyediaan sarana produksi, dan turut menegaskan bahwa untuk dengan cara yang represif dan penuh
saat ini masih dilakukan pembahasan me l a k u k a n p e ne ga k a n hu k u m paksaan. Sosialisasi dan pendekatan
untuk pemberian insentif LP2B yang tata r ua ng, da sa r huk um ya ng kepada masyarakat menjadi hal
lebih luas cakupannya. digunakannya harus sinkron dari pertama yang harus dilakukan. Pada
u n d a n g - u n d a n g k e p e r at u r a n tahapan awal penertiban, dilakukan
Perlunya Sinergi dalam Penegakan p e l a k s a n a a n n y a . Wa l i k o t a pendataan dan sosialisasi selama 1
Hukum Tata Ruang mencontohkan bahwa meskipun tahun penuh, sebelum melayangkan
Dalam topik pembahasan dalam pemberian izin pemanfaatan surat teguran dan melakukan action
Penega k a n Huk um Tata Rua ng r uang har us mengutamakan seperti pembongkaran dan upaya
yang dimoderatori Ir. Suryaman kemakmuran masyarakat, dalam tindak lanjut pascapembongkaran.
Kardiat, M.A. (Direktur Penertiban hal pelaksanaan pembangunan, Dengan metode tersebut, Akhyar
Pemanfaatan Ruang), penekanan perizinan tetap harus disesuaikan berhasil melakukan penertiban tata
te rh ad ap s i ne r g i p e l a k s a n a a n dengan Rencana Tata Ruang dan ruang yang menurutnya lebih bersifat
pener tiba n tata r ua ng menjadi dikoordinasikan dengan Badan humanis. Baginya, komunikasi yang
sorotan utama. Berbagai pro dan Koordinasi Penataan Ruang Daerah baik dengan masyarakat adalah
kontra terhadap upaya penertiban (BKPRD). Operasional pelaksanaan kunci sukses dalam mewujudkan
yang selama ini terjadi di lapangan penertiban tata ruang di Kota Bandar tertib tata ruang. Pada akhirnya,
adalah bukti minimnya koordinasi Lampung sudah dituangkan dalam masya ra k at send i r i ya ng a k a n
da la m pener tiba n tata r ua ng Peraturan Walikota Bandar Lampung merasakan keuntungan dari hasil
yang dilaksanakan. Brig jen Pol Nomor 11 Tahun 2016 tentang Tata upaya penertiban tata ruang tersebut.
Dr. Nasib Simbolon, M.M. (Karo Cara Penertiban Bangunan Gedung, Tertib tata ruang juga diperlukan
Korwas PPNS Bareskrim POLRI) Bangunan Menara Telekomunikasi, dalam mengawal arah perkembangan
menegaskan strategi utama dalam Bangunan Konstruksi Reklame, dan perkotaan di suatu wilayah. Pada
upaya peng uata n f u ngsi PPNS Penutupan Tempat Usaha di Bandar kasus ini, Hendra Wardhana, S.T.,
dititikberatkan pada penguatan pada Lampung. M.T. (Kasie Perencanaan Tata Ruang
bidang koordinasi, pengawasan, Di Kabupaten Lombok Utara, Dr. Dinas Bina Marga dan Tata Ruang
dan pembinaan PPNS. Koordinasi H. Najmul Akhyar, S.H., M.H. (Bupati Provinsi Jawa Barat) memberikan

88
EDISI VI - 2017
contoh pada rencana pengembangan Persyaratan proses pengadministrasian situ ini
Kota Ba r u Mei k a r ta . Denga n antara lain: situ tidak memiliki nilai
kondisi dan kapasitas sebagaimana yang diperlukan perolehan tanah karena tercipta
digaungk a n da la m i k la n nya ,
He n d r a m e m p e r k i r a k a n a k a n
dalam proses secara alamiah, keterbatasan data
situ yang berstatus clear and clean,
terjadi lonjakan jumlah penduduk pendaftaran terbatasnya akses terhadap data
di kawasan rencana Meikarta dan
sekitarnya, yang kemudian disusul
situ antara kepemilikan tanah pada kawasan
situ, dan tidak jelasnya kepemilikan
dengan dampak-dampak kegiatan lain identitas aset situ apakah wewenang pusat
yang dihasilkannya. Apabila tidak
diawasi, pengembangan kota baru
kuasa, surat atau wewenang Pemerintah Daerah.
Berdasarkan data yang dimiliki
semacam itu dapat mengacaukan permohonan, BBWS Ciliwung Cisadane, situ di
str uktur r uang dan pola r uang Jabodetabek yang awalnya berjumlah
wilayah yang telah direncakan surat kuasa/ 183 situ, sekarang sudah berkurang
dalam Rencana Tata Ruang. Dalam penugasan, surat seba nya k 25 sit u d i k a rena k a n
hal ini, selain menggunakan RTRW okupasi pembangunan atau ada
Provinsi Jawa Barat, sebagai salah penguasaan fisik, penguasaan dari masyarakat.
satu kontrol terhadap perkembangan Surat Pernyataan Meskipun mengalami kesulitan
kawasan perkotaan di Provinsi dan ada ketidaksepahaman terkait
Jawa Barat, ditetapkanlah Perda Aset / Surat dengan form isian pendaftaran situ,
Nomor 1 2 Ta hu n 2014 tenta n g
Pengelolaan Pembangunan dan
Kewenangan setelah melakukan diskusi yang
cukup panjang, akhirnya saat ini ada
Pengembangan Metropolitan dan Pengelolaan Situ, 4 sertipikat situ yang sudah terbit.
Pusat Pertumbuhan di Jawa Barat.
Sebagai salah satu bentuk kontrol
Surat Pernyataan Keempat situ tersebut adalah Situ
Cogreg, Situ Pagam, dan Situ Tlajung
tersebut pemberian persyaratan Tidak Sengketa, Udik di Kabupaten Bogor, dan Situ
rekomendasi dari Gubernur Jawa
Barat untuk perizinan pembangunan
dan alas hak / Rawalumbu di Kota Bekasi. Keempat
sertipikat situ tersebut disampaikan
bidang-bidang yang bersifat strategis bukti kepemilikan langsung oleh Agustyarsyah, S.Si.T,
berskala metropolitan, lintas daerah S.H., M.P. (Kepala Kantor Pertanahan
serta lintas pemerintahan dan/atau (jika ada). K a b up a t e n B o g o r) d a n D r. I r.
berimplikasi skala metropolitan di Muhammad Irdan, M.Eng.Sc. (Kepala
Provinsi Jawa Barat. Kantor Pertanahan Kota Bekasi).
Ir. Wisnubroto Sarosa, CES., Lebih lanjut, Jarot menjelaskan
Terobosan Baru dalam Perlindungan M.Dev.Plg. selaku moderator dan bahwa pada tahun 2017 ini sudah
dan Optimalisasi Fungsi Situ, Danau, salah satu pemrakarsa Program ada 31 situ yang dipatok. Seluruh
Embung, dan Waduk (SDEW) Perlindungan dan Optimalisasi situ yang sudah di patok tersebut
Keberadaan sumber air Fungsi SDEW, menjelaskan bahwa kedepannya akan disertipikatkan
merupakan hal yang sangat penting sertifikasi tanah situ merupakan sampai statusnya clean and clear
dalam mendukung kegiatan yang pertama di Indonesia, sertifikasi b a i k d a r i s e g i te k n i s m aup u n
di suatu w ilaya h. Hila ngnya di Jabodetabek ini merupakan pilot administrasi. Meskipun ada situ
sumber-sumber air akibat desakan project , untuk ke depannya dapat yang belum disertipikatkan, BBWS
perkembangan kegiatan budidaya direplikasi ke selur uh w ilaya h Ciliwung Cisadane tetap melakukan
menjadi permasalahan yang perlu d i I ndonesia . Oleh k a r en a it u , pemeliharaan terhadap situ tersebut,
segera dicari solusinya. Menanggapi sebelum melakukan action, berbagai seperti yang telah dilakukan pada
per masa la ha n tersebut, pada rangkaian diskusi telah dilakukan Situ Kandang Babi di Kabupaten
tanggal 10 Oktober 2017, empat a nta ra Kementer ia n AT R / BPN, Bogor.
eselon I dari Kementerian ATR/BPN, Kementerian PUPR, dan Kemendagri Melengkapi pembahasan
Kementerian PUPR, dan Kemendagri unt uk mer umusk a n ta hapa n- mengenai proses sertifikasi SDEW,
menandatangani Perjanjian Kerja tahapan yang perlu dilaksanakan Agust ya rsya h, ya ng berhasil
Sama dalam rangka Perlindungan guna merealisasikan rencana menerbitkan sertipikat untuk Situ
dan Optimalisasi Fungsi Situ, Danau, pengadministrasian situ tersebut. Cogreg, Situ Pagam, dan Situ Tlajung
Embung, dan Waduk (SDEW) di Sebagaimana ditegaskan oleh Ir. Udik di Kabupaten Bogor tur ut
bawah payung Gerakan Nasional Jarot Widyoko, Sp.1 (Kepala BBWS berbagi pengalaman. Pada dasarnya,
Kemitraan Penyelamatan Air (GN- Ciliwung Cisadane), bahwa sertifikasi upaya pelestarian terhadap SDEW
KPA). Salah satu bentuk perlindungan s i t u m e nja d i p ol e m i k d i a w a l dapat dilakukan dari aspek yuridis
dan optimalisasi tersebut adalah kegiatan, karena sempat mengalami dan aspek fisik. Dari aspek yuridis,
melalui program pengadministrasian kesulita n da la m menent uk a n pelestarian dapat dilakukan melalui
situ untuk mengamankannya dari status dan detailnya sebagai aset pemasangan tanda batas, pengawasan
aspek legal. ne ga r a . K e nd a l a u mu m d a l a m perizinan, dan legalisasi pendaftaran

89
EDISI VI - 2017
LIPUTAN KEGIATAN

tanah tersebut berasal dari kegiatan Situ Cogreg, Situ Pagam, dan Situ
Penertiban dan Pendayagunaan Tlajung Udik di Kabupaten Bogor,
Tanah Terlantar serta Perogram serta Situ Rawalumbu di Kota Bekasi
Perlindungan dan Optimalisasi dari Sofyan Djalil kepada Sekjen
Fungsi SDEW yang dilakukan di Kementerian PUPR, Prof. Dr. Ir. Anita
Direktorat Jenderal Pengendalian Firmanti Eko Susetyowati, M.T., yang
Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan mewakili Menteri PUPR.
Tanah. Penyerahan. Penyerahan Selain penyerahan sertipikat
sertipikat dilakukan oleh Sofyan tanah, pada kesempatan tersebut
Djalil, Menteri Agraria dan Tata juga dilakukan penandatanganan
Ruang / Kepala Badan Pertanahan perja njia n kerjasa ma unt uk
Nasional kepada Tentara Nasional mendukung kinerja Kementerian
Indonesia (TNI) yang diterima oleh ATR/BPN pada masa mendatang.
Panglima TNI Gatot Nurmantyo Perjanjian kerjasama dilakukan
u nt u k E k s Ta n a h Terla nt a r d i antara Menteri Agraria dan Tata
Kabupaten Sukabumi sebagai area Ruang / Kepala Badan Pertanahan
latihan perang TNI seluas 40 Ha Nasional dengan Rektor Universitas
dan 16,8265 Ha untuk penggarap. Diponegoro, Prof. Dr. Yos Johan
Sementara untuk Kepolisia n Utama, S.H., M.Hum., dalam hal
Negara Republik Indonesia (POLRI), peningkatan dan pengembangan
diterima oleh Brigjen Pol Drs. Petrus kapasitas sumber daya manusia
Hardana, SH, MM. yang mewakili di lingkungan Kementerian ATR/
Kapolri, dengan tanah seluas 29,3216 BPN. Sementara, penandatanganan
hak. Sementara dari aspek fisik, Ha di Desa Rowosari Kecamatan perjanjian kerjasama juga dilakukan
pelestarian dapat dilak ukan Tembalang, Kota Semarang sebagai antara Dirjen Pengendalian
m e l a lu i p e n g e r u k a n te rh a d ap area latihan tembak POLRI. Sebagai Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan
area pendangkalan, pemeliharaan dukungan terhadap percepatan Tanah, Dr. Ir. Budi Situmorang,
rutin, serta konstruksi bangunan swasembada garam nasional, Drs. MURP., dengan Kabareskrim POLRI,
pelindung. Elyas Jo selaku Bupati Nagekeo yang diwakilkan oleh Brigjen Pol
Persyaratan yang diperlukan menerima tanah seluas 545,49 Ha Dr. Nasib Simbolon, M.M., dalam hal
da la m proses pendafta ra n sit u yang pengelolaannya dilakukan penegakan hukum bidang penataan
antara lain identitas kuasa, surat b e r s a m a P T. C h e e t a m G a r a m ruang, khususnya penegakan hukum
permohonan, surat kuasa/penugasan, Indonesia, sementara PT. Garam pidana. Penandatanganan Perjanjian
s u r at p en g ua sa a n f i si k , S u r at (Persero) menerima 4 sertipikat Kerja Sama ini disaksikan oleh
Pernyataan Aset / Surat Kewenangan dengan total luasan mencapai 225 Menteri Agraria dan Tata Ruang /
Pengelolaan Situ, Surat Pernyataan Ha di Kupang. Untuk mendukung Kepala Badan pertanahan Nasional. n
Tidak Sengketa, dan alas hak / bukti Program Perlindungan dan (YAP) Sumber: Subdit Pengendalian
kepemilikan ( jika ada). Dengan O p t i m a l i s a s i F u n g s i S D E W, Pemanfaatan Ruang Wilayah II, Kementerian
berbagai polemik yang sempat muncul dilakukan penyerahan sertipikat ATR/BPN.
pada awal pelaksanaan pilot project,
Agustyarsyah mengusulkan adanya
form khusus yang dapat digunakan
untuk mendaftarkan SDEW. Selain
itu, berdasarkan perhitungan kasar,
biaya membangun 2 waduk lebih
besar daripada mensertipikatkan
96 situ yang sudah ada, sehingga
dalam konteks perlindungan dan
optimalisasi fungsi SDEW, program
ser t if i k asi sit u i n i dapat lebi h
menghemat uang negara.

Penyerahan Sertipikat Tanah dan


Penandatanganan Perjanjian Kerja
Sama
Pada acara seminar tersebut,
turut dilaksanakan penyerahan
ser tipikat tanah hasil kegiatan
Pengendalian Pemanfaatan Ruang
dan Penguasaan Tanah. Sertipikat

90
EDISI VI - 2017
LIPUTAN KEGIATAN

Syukuran dan Sarasehan Hari Tata


Ruang Nasional Tahun 2017
“Kilas Balik 10 Tahun Pelaksanaan Undang-
Undang Penataan Ruang”
REDAKSI BUTARU

H ARI Tata Ruang Nasional


(HATARUNAS) ditetapkan
pada tanggal 8 setiap bulan
November dan memiliki landasan
salah satu upaya aktualisasi rencana
tata r ua ng terh adap d i n a m i k a
kebutuhan ruang yang berkembang.
PP 13/2017 mengintegrasi berbagai
adanya program pemanfaatan ruang
dalam rencana tata ruang yang
belum terimplementasi, kemudian
banyaknya indikasi pelanggaran
hukum berdasarkan Keputusan Proyek Strategi Nasional (PSN) ke p e m a n fa at a n r u a n g , s e h i n g ga
Presiden RI Nomor 28 Tahun 2013 dalam RTRW N. PP 13/2017 juga p e r w uj u d a n s i n e r g i t a s p e r l u
tentang Hari Tata Ruang Nasional, memberi penguatan kebijakan dan ditingkatkan. Untuk itu, dibutuhkan
hal tersebut di adopsi dari perayaan strategi pengembangan struktur komitmen bersama dalam
World Town Planning Day yang di dan pola ruang, serta sistem-sistem menjaga agar rencana tata ruang
inisiasi tahun 1949 oleh Professor pembentuk ruang seperti sistem menjadi acuan dalam pelaksanaan
Carlos Maria della Paolera dari perkotaan nasional yang sebelumnya pembangunan.
University of Buenos Aires untuk sudah ada. Peringatan Hari Tata Ruang
meningkatkan minat publik dan Setelah memasuki tahun ke 10, Nasional tahun 2017 kali ini memiliki
profesional terhadap perencanaan. penataan ruang telah memasuki era tema “ Tertib Tata Ruang Untuk
Un d a n g - Un d a n g n o m o r 2 6 pemanfaatan ruang dan pengendalian Kehidupan Yang Lebih Baik.” Tertib
tahun 2007 tentang Penataan Ruang pemanfaatan ruang. Perwujudannya tata ruang merupakan salah satu
(U U 26/2007) menga ma na h ka n telah dapat dihasilkan dan dirasakan refleksi yang harus dilaksanakan,
antaralain untuk mengatur Penataan m a n fa at ny a . D e n ga n b e rba ga i mengingat terbatasnya luas ruang
Rua ng di tingkat Nasiona l da n k e le m a h a n d a n k e lebi h a n ny a , berbanding meningkatnya kebutuhan
Daerah. Dengan terbitnya Peraturan rencana tata ruang perlu dikawal ruang bagi aktifitas masyarakat.
Pemerintah nomor 13 tahun 2017 untuk memastikan pemanfaatan Tujuan dari peringatan ini adalah
tentang Perubahan atas Peraturan ruang agar sesuai dengan rencana untuk meningkatkan kesadaran
Pemerintah nomor 26 tahun 2008 tata ruang yang telah ditetapkan. para pemangku kepentingan untuk
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Selain itu masih terdapat tumpang mew ujudkan kualitas penataan
Nasional (PP 13/2017) merupakan tindih pembangunan antar sektor, ruang yang baik, serta manfaatnya

91
EDISI VI - 2017
LIPUTAN KEGIATAN

untuk tertib tata ruang, mendorong


terwujudnya tata ruang Indonesia
yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan.
Mengawali acara peringatan
HATARUNAS Tahun 2017, dengan
mengusung tema “Kilas Balik 10
Tahun Pelaksanaan Undang-Undang
Penataan Ruang”, diadakan kegiatan
Sarasehan Tata Ruang dan Syukuran
Hari Tata Ruang pada tanggal 8
November 2017 di Kementerian
Agraria dan Tata Ruang, Jakarta.
Peringatan ini merupakan salah satu
upaya penyadaran semua pemangku
kepentingan yang terus menerus
d i la k u k a n u nt u k me w ujud k a n
tertib tata ruang dan momentum
refleksi upaya yang telah dilakukan,
serta proyeksi peningkatan upaya
penyelenggaraan penataan ruang di kebut uha n a k a n r ua ng ter us sebagai momentum dalam upaya
masa depan. bertambah, maka pemanfaatan ruang meningkatkan kesadaran dan peran
Dalam acara tersebut, Direktur harus ditertibkan agar kehidupan masyarakat bahwa penataan ruang
Jenderal Tata Ruang Abdul menjadi lebih baik," ujarnya. harus lebih dikenal oleh seluruh
Kamarzuki yang akrab dipanggil Uki juga menambahkan pemangku kepentingan dan produk-
Uki mengatakan tata ruang tidak sepanjang 1 dekade pelaksanaannya, produk rencana tata ruang harus
hanya berperan sebagai acuan spasial Undang-Undang Nomor 26 Tahun diwujudkan dalam bentuk program-
dalam proses perencanaan tata ruang, 20 0 7 tenta n g Pen ata a n Rua n g program pembangunan yang lebih
tapi juga pada proses pengendalian tela h meng ha si l k a n perat u ra n nyata, agar ruang yang serba terbatas
pemanfaatan ruang dalam pela k sa na a n t i ng k at na siona l , dapat lebih berkualitas, selanjutnya
pembangunan. "Karena ruang di antara lain 5 Peraturan Pemerintah Kementerian ATR/BPN diharapkan
bumi kita tidak bertambah, sementara terkait penataan ruang, 7 Rencana memilik i ketegasan dalam
Tata Ruang (RTR) Pulau dan 14 menghadapi tantangan dalam bidang
RTR Kawasan Strategis Nasional. Tata Ruang selaku aktor utama dalam
Pada acara Kemudia n di tingkat daera h, dalam mengawal tata ruang sebagai
HATARUNAS peraturan daerah tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah (RTRW) telah
panglima pembangunan di Indonesia,
k hususnya da la m mena nga n i
tersebut secara d itetapk a n d i 3 3 pr ov i n si , 376 disparitas desa-kota.
resmi diluncurkan Kabupaten dan 88 kota. Selain perda,
telah ditetapkan pula rencana rinci
Denga n ada nya sa raseha n
ini diharapkan dapat mendorong
situs Tata Ruang tata ruang yang meliputi Rencana kerjasama dan saling mendukung satu
Tata Rua ng K awasa n St rategis sama lain dalam mempertahankan
yang merupakan Provinsi/Kabupaten dan Rencana tata r ua ng sebaga i pa ngli ma
salah satu upaya Detail Tata Ruang yang berperan pembangunan, demi terwujudnya
s e b a ga i a l a t o p e r a s i o n a l i s a s i ruang yang aman, nyaman, produktif,
penyebarluasan pembangunan. dan berkelanjutan.
informasi tata Pada acara HATARUNAS tersebut Turut hadir pada peringatan
secara resmi diluncurkan situs Tata HATARUNAS 2017 tersebut yakni
ruang kepada Ruang yang merupakan salah satu Staf Ahli Menteri/Pejabat Tinggi
pemangku upaya penyebarluasan informasi tata
ruang kepada pemangku kepentingan
Madya; Para Wakil Kementerian/
Lembaga; Para Senior Tata Ruang;
kepentingan dan da n pen i ngk at k a n pema ha ma n Pa ra Pejabat di Lingk unga n
peningkatan masyarakat terhadap tata ruang
Indonesia.
Kementerian Agraria Tata Ruang/
Bada n Per ta na ha n Na siona l;
pemahaman Adapun harapan dari Kegiatan Perwakilan Pemerintah Daerah; Para
masyarakat Sarasehan Tata Ruang dan Syukuran
Hari Tata Ruang Nasional Tahun
Akademisi; Perwakilan Asosiasi;
Per wak ilan BUMN dan Swasta;
terhadap tata 2017 denga n tema “K i la s Ba l i k Pemerintah Daerah; Generasi Muda
10 Tahun Pelaksanaan Undang- Peduli Tata Ruang; ser ta Mitra
ruang Indonesia. Undang Penataan Ruang” adalah kerjasama. n

92
EDISI VI - 2017
LIPUTAN KEGIATAN

B ERDASARKAN UU Nomor
2 6 Ta h u n 2 0 0 7 t e nt a n g
Penataan Ruang disebutkan bahwa
Diklat Penyusunan RDTR
Tingkat Dasar Tahun 2017
pelaksanaan penataan ruang yaitu
berupa perencanaan tata ruang REDAKSI BUTARU
yang dilakukan untuk menghasilkan
rencana umum tata ruang serta menganalisa kasus-kasus dalam Dasar adalah dari berbagai Unit
rencana rinci tata ruang, dan salah penyusunan dan pengaturan RDTR, Eselon I di lingkup Kementerian
satu bentuk rencana rinci tata ruang yakni mengenai penyusunan dan Agraria dan Tata Ruang/BPN antara
yang terkecil adalah Rencana Detail pengaturan zonasi aturan dasar, lain Direktorat Jenderal Tata Ruang,
Tata Ruang (RDTR). penyusunan dan pengaturan zonasi Direktorat Jenderal Pengendalian
Dalam hal ini, RDTR merupakan perumusan peraturan zonasi serta Pemanfaatan Ruang dan Penguasaan
bentuk rencana tata ruang yang implikasi dan implementasi ketentuan Tanah, Direktorat Infrastruktur
paling operasional, dimana RDTR peraturan zonasi. Keagrariaan, Direktorat Jenderal
akan menjadi dasar bagi penyusunan Pada diklat disampaikan pula Penataan Agraria, Puslitbang, Kantor
rencana tata bangunan, lingkungan materi kapita selekta pertanahan Wilayah Pertanahan Kabupaten
dan penerbitan Izin Mendirikan yang bertujuan untuk mengenalkan Madiun serta Kabupaten Tanggamus
Ba nguna n (IMB). R DT R ada la h tentang tata cara pendaftaran tanah, dengan total peserta sebanyak 35
rencana pemanfaatan ruang wilayah penilaian tanah, peta tematik berbasis orang.
kota/kabupaten secara terperinci yang bidang tanah dan penatagunaan Diklat ini akan dibagi menjadi
mengatur perwujudan ruang dalam tanah serta reforma agraria. Para 3 (t iga) t i ngk ata n ya it u Da sa r,
bentuk antara lain pengaturan zonasi, pengajar yang dihadirkan dalam Menengah dan Lanjutan. Saat ini,
dasar pemberian perizinan kesesuaian diklat tersebut bervariasi, antara Diklat Penyusunan RDTR tingkat
pemanfaatan r uang dengan lain berasal dari Pejabat Struktural, Menengah telah berada pada tahap
peruntukan lahan, dan pembangunan Pejabat Fungsional Penata Ruang, penentuan kurikulum, selanjutnya
fisik kawasan. da n Widya iswa ra da r i li ngk up pada tahun berikutnya akan diadakan
Salah satu fungsi dari RDTR Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Penyusunan Modul dan Kurikulum
adalah menciptakan keterkaitan Pejabat Struktural dari Provinsi DKI tingkat Lanjutan.
antarkegiatan yang selaras, serasi serta Pengajar dari akademisi Institut Untuk kedepannya selain jajaran
dan efisien dalam perencanaan Teknologi Bandung. SDM internal Kementerian Agraria
kawasan, yang artinya bahwa kualitas Kementerian Agraria dan Tata dan Tata Ruang/Badan Pertanahan
RDTR menjadi salah satu faktor yang Ruang/Badan Pertanahan Nasional Nasional, Diklat Penyusunan RDTR ini
berpengaruh pada perwujudan fungsi- mengemban tugas penting yang di akan mengikutsertakan ASN daerah
fungsi tersebut. Maka, untuk dapat dasarkan atas UU 26/2007 yaitu yang bertugas di organisasi perangkat
mewujudkan kualitas RDTR yang baik persetujuan substansi RDTR. Oleh daera h terk a it penataa n r ua ng
diperlukan Sumber Daya Manusia karena itu, semua jajaran SDM di sehingga sinergitas profesionalisme
(SDM) yang memiliki pemahaman Kementerian Agraria dan Tata Ruang tek nis peny usunan R DTR akan
yang baik. harus mempunyai pemahaman dan terwujud antara Kementerian Agraria
Sebaga i sa la h sat u upaya pengetahuan dalam penyusunan dan Tata Ruang dan organisasi
mewujudkan pemenuhan SDM terkait RDTR dalam rangka pemberian p e r a n g k at d ae r a h bid a n g t at a
penyusunan RDTR, Pusat Pendidikan persetujuan substansi oleh Menteri ruang. n (Dian) Sumber: Bagian Hukum,
dan Pelatihan bekerja sama dengan ATR/BPN. Kepegawaian, dan Or tala, Setditjen Tata
Direktorat Jenderal Tata Ruang Peserta yang diundang dalam Ruang, Kementerian Agraria dan Tata
menyelenggarakan Diklat Penyusunan Diklat Penyusunan RDTR Tingkat Ruang/BPN.
RDTR Tingkat Dasar pada tanggal 4
hingga 8 Desember 2017. Dalam diklat
ini para peserta diajarkan mengenai
pemahaman terhadap muatan dan
prosedur penyusunan RDTR, muatan
peta RDTR, muatan peraturan zonasi,
paparan implementasi penyusunan
RDTR dari Provinsi DKI, dan studi
kasus. Dengan metode pengajaran
a nd r a gog i da n memp erba nya k
praktek, pada mata pelajaran Studi
Kasus, Bapak Denny Zulkaidi dan
Bapa k Pe t r u s (a k ade m i si I T B)
m e n gaja k p a r a p e s e r t a u nt u k

93
EDISI VI - 2017
AGENDA KERJA

Status Perda RTRW Provinsi,


Kabupaten/Kota,
RRTR dan RDTR Seluruh Indonesia
29 November | 29 Desember 2017

REDAKSI BUTARU

Status Monitoring RTRW Provinsi Di Wilayah Indonesia


Tanggal 29 November – 29 desember 2017

94
EDISI VI - 2017
Progres RTRW Kabupaten/Kota yang belum Perda
Status tanggal 29 November 2017

Wilayah Sumatera
No. Provinsi Kab/Kota Status

1. Sumatera Utara Kab. Tapanuli Utara Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01.03-Dr/169 tanggal
4 April 2011.
Kab. Toba Samosir Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 0103-Dr/519 tanggal
17 Oktober 2011
Kab. Deli Serdang Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/122 tanggal
18 Maret 2011
Kab. Karo Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/250
Tanggal 20 April 2012
Kab. Samosir Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 0103-Dr/516 tanggal
17 Oktober 2011
Kab. Padang Lawas Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01.03-Dr/597 tanggal
8 November 2011
Kab. Labuhan Batu Persetujuan Substansi MenteriNo. HK. 01 03-Dr/997 tanggal
Selatan 30 Desember 2011
Kota Sibolga Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/311 tanggal
15 Juni 2012

2. Riau Persetujuan Substansi Menteri No.HK.01 03-Mn/05 tanggal


4 Januari 2012
Kab. Kuantan Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/83 tanggal
Singingi 18 Januari 2012
Kab. Indragiri Hulu Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/992 tanggal
29 Desember 2011
Kab. Indragiri Hilir Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/14 tanggal
4 Januari 2012
Kab. Pelalawan Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/616 tanggal
15 November 2012
Kab. Siak Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-DR/638
tanggal 25 November 2011
Kab. Kampar Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/712 tanggal
27 Desember 2011
Kab. Rokan Hulu Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/24 tanggal
5 Januari 2012
Kab. Bengkalis Persetujuan Substansi Menteri PU No. HK. 01 03-Dr/87
tanggal 20 Januari 2012
Kab. Rokan Hilir Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/64 tanggal
9 Januari 2012
Kab. Kep. Meranti Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/573 tanggal
2 November 2011
Kota Pekanbaru Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01.03-Dr/404 tanggal
27 Desember 2013
Kota Dumai Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/328 tanggal
28 Juni 2012

3. Sumatera Selatan Kab. Musi Rawas


Utara (DOB)
Kab. Penungkal Abab
Lematang Ilir (PALI)

4. Lampung Kab. Pesisir Barat


(DOB)

5. Kepulauan Riau Kota Batam Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/606 tanggal
8 November 2011

Wilayah Jawa

6. Jawa Barat Kab. Pangandaran


(DOB)

95
EDISI VI - 2017
AGENDA KERJA

Wilayah Kalimantan dan Sulawesi


No. Provinsi Kab/Kota Status

7. Kalimantan Tengah Kab. Kotawaringin Persetujuan Substansi Menteri No.HK.01.03-Dr/246 Tanggal


Barat 18 April 2012
Kab. Barito Utara Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03 Dr/211 tanggal
16 Maret 2012
Kab. Kapuas Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03 Dr/242 tanggal
12 April 2012
Kab. Katingan Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03 Dr/21 tanggal 5
Januari 2012
Kab. Seruyan Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/260 tanggal
30 April 2012
Kab. Pulang Pisau Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/277 tanggal
16 Mei 2012
Kab. Murung Raya Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/209 tanggal
16 Maret 2012
Kota Palangkaraya Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/9 tanggal
10 Januari 2013

8. Kalimantan Timur Kab. Berau Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/314 tanggal
19 Juni 2012
Kab. Mahakam ulu Sudah pembahasan BKPRN dan sedang perbaikan di daerah
(DOB)

9. Sulawesi Tenggara Kab. Kolaka Timur Daerah Otonomi Baru (DOB)


(DOB)
Kab. Konawe Daerah Otonomi Baru (DOB)
Kepulauan (DOB)
Kab. Buton Tengah Daerah Otonomi Baru (DOB)
(DOB)
Kab. Buton Selatan Daerah Otonomi Baru (DOB)
Kab. Muna Barat Daerah Otonomi Baru (DOB)

10. Sulawesi Barat Kab. Mamuju Persetujuan Substansi Menteri No.HK.01.03-Dr/690 tanggal
20 Desember 2011

Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

11. Maluku Utara Kab. Pulau Taliabu Persetujuan Substansi Menteri No. 3134/024/VII/2015
(DOB) tanggal 24 Juli 2015

12. Papua Barat Kab. Pegunungan


Arfak (DOB)

Progres RRTR & RDTR Kabupaten/Kota Seluruh Indonesia


Status tanggal 29 November 2017

Wilayah Total Belum Sudah/ Proses Proses Proses Proses Perda


RRTR Menyusun Sedang Rekomgub Persub Pembahasan Evaluasi RRTR
RDTR Menyusun DPRD Gubernur & RDTR

Sumatera 415 23 347 24 17 1 0 3 1%


Jawa Bali 670 79 349 71 112 19 18 22 5%
Kalimantan Sulawesi 465 8 404 34 10 0 1 8 2%
Nusa Tenggara 291 109 138 21 18 0 0 4 1,3%
Maluku & Papua

Total 1838 219 1238 150 155 20 19 37 2,1%

96
EDISI VI - 2017
Progres RTRW Kabupaten/Kota yang belum Perda
Status tanggal 29 Desember 2017

Wilayah Sumatera
No. Provinsi Kab/Kota Status

1. Sumatera Utara Kab. Toba Samosir Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 0103-Dr/519 tanggal
17 Oktober 2011
Kab. Deli Serdang Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/122 tanggal
18 Maret 2011
Kab. Karo Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/250
Tanggal 20 April 2012
Kab. Samosir Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 0103-Dr/516 tanggal
17 Oktober 2011
Kab. Padang Lawas Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01.03-Dr/597 tanggal
8 November 2011
Kab. Labuhan Batu Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/997 tanggal
Selatan 30 Desember 2011
Kota Sibolga Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/311 tanggal
15 Juni 2012

2. Riau Persetujuan Substansi Menteri No.HK.01 03-Mn/05 tanggal


4 Januari 2012
Kab. Kuantan Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/83 tanggal
Singingi 18 Januari 2012
Kab. Indragiri Hulu Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/992 tanggal
29 Desember 2011
Kab. Indragiri Hilir Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/14 tanggal
4 Januari 2012
Kab. Pelalawan Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/616 tanggal
15 November 2012
Kab. Siak Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-DR/638
tanggal 25 November 2011
Kab. Kampar Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/712 tanggal
27 Desember 2011
Kab. Rokan Hulu Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/24 tanggal
5 Januari 2012
Kab. Bengkalis Persetujuan Substansi Menteri PU No. HK. 01 03-Dr/87
tanggal 20 Januari 2012
Kab. Rokan Hilir Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/64 tanggal
9 Januari 2012
Kab. Kep. Meranti Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/573 tanggal
2 November 2011
Kota Pekanbaru Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01.03-Dr/404 tanggal
27 Desember 2013
Kota Dumai Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/328 tanggal
28 Juni 2012

3. Sumatera Selatan Kab. Musi Rawas


Utara (DOB)
Kab. Penungkal Abab
Lematang Ilir (PALI)

4. Lampung Kab. Pesisir Barat


(DOB)

5. Kepulauan Riau Kota Batam Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/606 tanggal
8 November 2011

Wilayah Jawa

6. Jawa Barat Kab. Pangandaran


(DOB)

97
EDISI VI - 2017
AGENDA KERJA

Wilayah Kalimantan dan Sulawesi


No. Provinsi Kab/Kota Status

7. Kalimantan Tengah Kab. Kotawaringin Persetujuan Substansi Menteri No.HK.01.03-Dr/246 Tanggal


Barat 18 April 2012
Kab. Barito Utara Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03 Dr/211 tanggal
16 Maret 2012
Kab. Kapuas Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03 Dr/242 tanggal
12 April 2012
Kab. Katingan Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03 Dr/21 tanggal 5
Januari 2012
Kab. Seruyan Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/260 tanggal
30 April 2012
Kab. Pulang Pisau Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/277 tanggal
16 Mei 2012
Kab. Murung Raya Persetujuan Substansi Menteri No. HK. 01 03-Dr/209 tanggal
16 Maret 2012
Kota Palangkaraya Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/9 tanggal
10 Januari 2013

8. Kalimantan Timur Kab. Berau Persetujuan Substansi Menteri No. HK.01 03-Dr/314 tanggal
19 Juni 2012
Kab. Mahakam ulu Sudah pembahasan BKPRN dan sedang perbaikan di daerah
(DOB)

9. Sulawesi Tenggara Kab. Kolaka Timur Daerah Otonomi Baru (DOB)


(DOB)
Kab. Konawe Daerah Otonomi Baru (DOB)
Kepulauan (DOB)
Kab. Buton Tengah Daerah Otonomi Baru (DOB)
(DOB)
Kab. Buton Selatan Daerah Otonomi Baru (DOB)
Kab. Muna Barat Daerah Otonomi Baru (DOB)

10. Sulawesi Barat Kab. Mamuju Persetujuan Substansi Menteri No.HK.01.03-Dr/690 tanggal
20 Desember 2011

Wilayah Nusa Tenggara, Maluku dan Papua

11. Maluku Utara Kab. Pulau Taliabu Persetujuan Substansi Menteri No. 3134/024/VII/2015
(DOB) tanggal 24 Juli 2015

12. Papua Barat Kab. Pegunungan


Arfak (DOB)

Progres RRTR & RDTR Kabupaten/Kota Seluruh Indonesia


Status tanggal 29 Desember 2017

Wilayah Total Belum Sudah/ Proses Proses Proses Proses Perda


RRTR Menyusun Sedang Rekomgub Persub Pembahasan Evaluasi RRTR
RDTR Menyusun DPRD Gubernur & RDTR

Sumatera 414 23 347 24 17 1 0 3 1%


Jawa Bali 670 79 349 71 112 19 18 22 5%
Kalimantan Sulawesi 464 8 404 34 9 0 1 9 2%
Nusa Tenggara 290 109 138 21 14 0 0 6 2,06%
Maluku & Papua

Total 1838 219 1238 150 152 20 19 40 2,17%

98
EDISI VI - 2017
ALAMAT REDAKSI
Direktorat Pemanfaatan Ruang
Cq. Subdit Pemanfaatan Ruang
Wilayah Nasional, Kepulauan dan Pulau
Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN

Gedung Ditjen Tata Ruang


Jl. Raden Patah I, No 1,
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Telp/Fax: (021-7226577)
Email: fatwilnas@gmail.com

Dapat diakses di website :


tataruang.atr-bpn.go.id

99
EDISI VI - 2017
“Wilayah
Perbatasan
sebagai
Beranda
Depan Negara
Indonesia dan
Pintu Gerbang
Internasional
ke Pasar
Global”

100
EDISI VI - 2017

Anda mungkin juga menyukai