Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS KEPATUHAN PENGGUNAAN HELM PADA

PENGENDARA SEPEDA MOTOR STUDI KASUS MAHASISWA


TEKNIK UNIVERSITAS ISLAM RIAU
Dosen pengampu : Ir. H. Abdul Kudus Zaini, MT

Nama Aggota Kelompok:

Faraz Alfarizi 193110150


Sartika Indah Permata Dewi 193110056

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


F A KU L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Analisis Kepatuhan Penggunaan Helm saat
Berkendara Menggunakan Sepeda Motor Studi Kasus Mahasiswa Teknik Universitas Islam
Riau” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita,
Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa
ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
Desain Pondasi dengan judul “Analisis Kepatuhan Penggunaan Helm saat Berkendara
Menggunakan Sepeda Motor Studi Kasus Mahasiswa Teknik Universitas Islam Riau”.
Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu kamu selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah
makalah ini.
Terimakasih kepada sumber sumber dari makalah ini sehingga saya dapat
menyelesaikan dan mendapat berbagai referensi dari buku buku dan jurnal jurnal yang ada
dan dapat memudahkan saya membuat makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya
dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.

Pekanbaru, 01 Juni 2022

Penulis

Faraz Alfarizi,
Sartika Indah Permata Dewi

ii
ABSTRAK

Pertumbuhan kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua maupun roda empat
meningkat sangat pesat di negara berkembang termasuk Indonesia , dengan bertambahnya
jumlah pengendara sepeda motor, demikian pula prediksi kecelakaan yang akan terjadi
semakin meningkat pula. Dalam penelitian ini digunakan metode penyebaran kuesioner
secara acak kepada mahasiswa fakultas Teknik, Universitas Islam Riau. Sikap kepatuhan
pengendara sepeda motor di lingkungan kampus Universitas islam Riau sudah cukup baik,
terutama untuk penggunaan helm saat mengendarai sepeda motor, Mahasiswa Universitas
Islam Riau juga sudah berpola fikir tertib untuk berkendara sesuai dengan peraturan yang
berlaku, Untuk menghindari kecelakaan lalulintas yang bersifat fatal maupun tidak, ketertiban
berkendara juga sangat di perhatikan di sini, dari cara berkendara,dari segi perlengkapan
kendaraan dan perlengkapan diri contoh nya menggunakan helm, ada beberapa factor
terjadinya kecelakaan dalam berlalulintas yaitu, faktor utama yang saling berkaitan satu sama
lainnya yang menjadi penyebab kecelakaan lalu lintas, yaitu kondisi lingkungan, perilaku
pengemudi, karakteristik kendaraan dan karakteristik lalu lintas. Secara empiris kecelakaan
lalu lintas biasanya didekati dan dihubungkan secara matematis dengan tiga karakteristik
dasar lalu lintas yaitu kecepatan, kepadatan dan volume lalu lintas, untuk itu dalam
penggunaan helm sangat penting dalam berkendara sepedamotor, Penggunaan helm
pengaman yang sangat efektif untuk mencegah cidera kepala bagi pengguna sepeda
motor,namun pemakaian nya masih banyak yang cenderung asal asalan,untuk itu perlu di
perhatikan dalam penggunaan helm harus dengan baik dan benar.serta gunakan lah helm
yang berstandar SNI. Untuk penggunaan helm juga jangan karna ada keterpaksaan karena
adanya peraturan.Penggunaan helm ini sangat penting untuk pengendara sepeda motor karena
untuk melindungi diri sendiri.Untuk kepatuhan penggunaan helm ini sendiri di lingkunagan
kampus ini cukup baik, sudah banyak pengendara yang menggunakan helm dengan baik dan
benar serta juga sudah berstandar SNI. Sebagian besar juga mereka adalah pengemudi yang
sudah memiliki surat izin mengemudi. hampir semua sudah megerti tentang penting nya
penggunaan helm bagi keselamatan diri sendiri.
Kata Kunci: Kecelakaan Lalu Lintas, Kepatuhan Keselamatan Berkendara, Pemakaian Helm,
Mahasiswa Fakultas Teknik

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
ABSTRAK................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL......................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................vi
BAB I LATAR BELAKANG....................................................................................................1
1.2 Perumusan Masalah.........................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................3
2.1 Kecelakaan Lalu Lintas...............................................................................................3
2.2 Keselamatan Berkendara.............................................................................................3
2.3 Helm............................................................................................................................4
BAB III ANALISIS...................................................................................................................7
3.1 Metode Penelitian........................................................................................................7
3.2 Analisis Data...............................................................................................................7
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................11
4.1 KESIMPULAN.........................................................................................................11
4.2 SARAN......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Pengguna sepeda motor................................................................................................8
Tabel 2 Pengalaman kecelakaan dan cidera saat tidak menggunakan helm..............................8
Tabel 3 Pernah melihat orang lain kecelakaan dan cidera saat tidak menggunakan helm........8
Tabel 4 Penggunaan helm saat mengendarai motor...................................................................9
Tabel 5 Penggunaan helm dengan pemaksaan...........................................................................9
Tabel 6 Pengguna merasa dalam bahaya saat berkendaraan tanpa menggunakan helm............9
Tabel 7 Pengendara mengetahui bahaya saat tidak menggunakan helm...................................9
Tabel 8 Pengetahuan kegunaan helm.......................................................................................10
Tabel 9 Pengetahuan tentang helm sebagai pelindung............................................................10
Tabel 10 Pengguna menggunakan helm SNI...........................................................................10

v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1helm open face...........................................................................................................6
Gambar 2helm full face..............................................................................................................6

vi
vii
BAB I
LATAR BELAKANG

Beberapa tahun ini, pertumbuhan kendaraan bermotor baik kendaraan roda dua
maupun roda empat meningkat sangat pesat di negara berkembang termasuk Indonesia (Asri,
dkk). Peningkatan jumlah sepeda motor disebabkan oleh harga sepeda motor yang mudah
dijangkau dan ketersediaan sepeda motor yang sangat tinggi. Di sisi lain, ada kelemahan,
sepeda motor kurang stabil dan lebih rawan kecelakaan (ADB, 1998). Pertumbuhan sepeda
motor diperkirakan akan meningkat lebih cepat dibandingkan kendaraan lainnya, Dengan
bertambahnya jumlah pengendara sepeda motor, demikian pula prediksi kecelakaan yang
akan terjadi semakin meningkat pula. (Isran, Muhammad,et all , 2018)
Kecelakaan lalu lintas di jalan sebagai penyebab nomor satu kemarian dari seluruh
dunia. Menurut World Health Organization (WHO) terkait kecelakaan lalu lintas, terdapat 68
negara meningkat setiap tahunnya. Dari sisi kendaraan sepeda motor menempati posisi
teratas. Menurut data (IRSMS) sistem manajemen keselamatan jalan terpadu , Mabes Polri
yang memiliki tingkat kecelakaan tertinggi di Indonesia didominasi oleh sepeda motor
dengan tabrakan di jalan lurus samping sampingan . Penyebab kecelakaan lalu lintas juga
tergantung pada kelalaian pengemudi kendaraan, faktor kendaraan, dan perilaku kendaraan
yang digunakan dengan pengemudi yang berbeda. (Dia, Enggie, 2019)
Sebagian besar akibat dari kecelakaan pengendara sepeda motor adalah cedera kepala.
Anda membutuhkan perlindungan untuk kepala yaitu helm. Helm standar adalah untuk
perlindungan kepala dan luka dan mematikan. Pengendara memiliki kecenderungan tidak
menggunakan helm standar, hanya sekedar menggunakan helm, tetapi bukan sebagai
pelindung kepala yang baik . Kesejahteraan dan keselamatan jalan harus dipertimbangkan
ketika memilih helm (Lamm, 1999). Kesadaran akan keselamatan (safety) telah
mengantarkan pengendara sepeda motor memilih helm standar. Tentu saja, helm standar
yang direkomendasikan jauh lebih mahal daripada helm apapun (helm ilegal). Tetapi
memberi Anda cakupan perlindungan yang lebih terjamin saat menggunakan helm standar.
Lebih baik kita harus mengeluarkan uang dulu untuk membeli helm standar agar terhindar
dari bahaya maut itu dan daripada harus mengeluarkan uang yang banyak untuk biaya
pengobatan akibat kecelakaan. (Lulie ,et all, 2019)
Ketaatan penggunaan helm yang baik tergantung pada kesadaran pengemudi. Hal ini
memotivasi penelitian tentang perilaku penggunaan helm untuk menentukan karakteristik
dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan dan pemahaman. Untuk studi ini, dipilih
mahasiswa Teknik Universitas Islam Riau , Pekanbaru. Penelitian ini diharapkan akan
bermanfaat sehingga dapat mengurangi tingkat kecelakaan.

1
1.2 Perumusan Masalah

Hal yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:


1. Bagaimana sikap kepatuhan penggunaan helm bagi pengendara sepeda motor di
Fakultas Teknik Universitas Islam Riau ?
2. Bagaimana karakteristik pola pikir responden terhadap pentingnya peran
menggunakan helm saat berkendara?
3. Bagaimana sikap pertimbangan seseorang dalam membeli helm?

1.3 Tujuan

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka terdapat beberapa tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui sikap kepatuhan penggunaan helm bagi pengendara sepeda motor di
Fakultas Teknik Universitas Islam Riau
2. Mengetahui karakteristik pola piker responden terhadap pentingnya peran
menggunakan helm saat berkendara
3. Mengetahui sikap pertimbangan seseorang dalam membeli helm

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kecelakaan Lalu Lintas

Kecelakaan lalu lintas adalah kejadian yang tidak diharapkan dan tidak disengaja di jalan
yang melibatkan kendaraan, dengan atau tanpa pengguna jalan lain, yang mengakibatkan
cedera diri atau kerusakan harta benda (PP 43/93, Pasal 93).
Pada Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1993 menyebutkan bahwa kriteria untuk korban
meninggal, luka berat, luka ringan dan kerugian material adalah :

 Korban meninggal adalah korban yang dipastikan mati sebagai akibat kecelakaan
lalu lintas dalam jangka waktu paling lama 30 (tiga puluh) hari setelah
kecelakaan tersebut
 Korban luka berat adalah korban yang karena lukanya menderita cacat tetap atau
harus dirawat dalam jangka waktu lebih dari 30 (tiga puluh) hari sejak terjadinya
kecelakaan
 Korban luka ringan adalah korban yang tidak termasuk meninggal dan luka berat
 Kerugian material atau rusak adalah kerugian karena kerusakan barang tetapi
tidak menimbulkan luka
Ada empat faktor utama yang saling berkaitan satu sama lainnya yang menjadi penyebab
kecelakaan lalu lintas, yaitu kondisi lingkungan, perilaku pengemudi, karakteristik kendaraan
dan karakteristik lalu lintas. Secara empiris kecelakaan lalu lintas biasanya didekati dan
dihubungkan secara matematis dengan tiga karakteristik dasar lalu lintas yaitu kecepatan,
kepadatan dan volume lalu lintas.
Kecelakaan cenderung tidak terjadi hanya karena satu faktor, tetapi pengguna jalan
memiliki pengaruh utama. Dalam beberapa kasus, kurangnya keterampilan dan pengalaman
dalam menafsirkan hal-hal dan peristiwa penting saat mengemudi sering menyebabkan
keputusan dan tindakan yang salah. Kesalahan paling umum yang dilakukan pengguna jalan
adalah ngebut, kecerobohan, asumsi yang salah, dan sikap panik karena kurang pengalaman.
Pengemudi muda yang tidak berpengalaman dan kematangan emosi yang tidak stabil, sikap
pamer, dan fitur lain yang membuat grup ini lebih cepat.

2.2 Keselamatan Berkendara

Dalam penelitian Rukman, Tri Susila Hidayati, dkk (2012), Keselamatan Berkendara
mengandung pengertian adalah suatu usaha yang dilakukan dalam meminimalisir tingkat
bahaya dan memaksimalkan keamanan dalam berkendara, demi menciptakan suatu kondisi,
dimana kita berada pada titik yang tidak membahayakan pengendara lain dan menyadari
kemungkinan bahaya yang dapat terjadi di sekitar kita serta pemahaman akan pencegahan

3
dan penanggulangnnya. Implementasi dari pengertian diatas yaitu bahwa disaat kita
mengendarai kendaraan, haruslah tercipta suatu landasan pemikiran yang mementingkan dan
sangat mengutamakan keselamatan, baik diri sendiri maupun bagi orang lain.
Keselamatan berkendara adalah suatu upaya untuk mengurangi kecelakaan di jalan raya
dengan memperhatikan faktor-faktor penyebab kecelakaan, seperti: prasarana, sarana,
manusia, dan rambu-rambu atau peraturan. Keselamatan jalan raya merupakan suatu bagian
yang tak terpisahkan dari konsep transportasi berkelanjutan yang menekan pada prinsip
transportasi yang aman, nyaman, selamat dan dapat diakses oleh semua orang.
Tujuan keselamatan berkendara adalah untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di
Indonesia. Karena angka kecelakaan lalu lintas yang kecil, kesejahteraan dan keselamatan
mereka di jalan raya semakin terjamin. Fungsi keselamatan berkendara adalah untuk
menciptakan ketertiban lalu lintas agar setiap orang yang melakukan kegiatan atau aktivitas
di jalan raya dapat berjalan dengan aman.

2.3 Helm

Helm (bahasa Belanda: Helm) atau topi pengaman adalah bentuk perlindungan tubuh
yang dikenakan di kepala dan biasanya dibuat dari metal atau bahan keras lainnya seperti
kevlar, serat resin, atau plastik. Helm ini dirancang untuk melindungi kepala pengendara
sepeda motor jika terjadi kecelakaan lalu lintas. Ini pertama kali diusulkan oleh Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia Hoegeng, untuk diwajibkan untuk digunakan di
Indonesia, tetapi secara resmi ditetapkan dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 sebagai
tanggapan atas tentangan yang kuat pada saat itu.
Helm merupakan bagian dari perlengkapan kendaraan berupa penutup kepala. Tutup
kepala dirancang untuk melindungi kepala pemakainya jika terjadi benturan. Helm pengaman
terdiri dari lapisan penyerap energi yang tahan lama. Helm juga harus seimbang, ringan, dan
dirancang dengan baik. Dengan begitu, masyarakat bisa menikmati helm tanpa bosan
memakainya. Helm tidak boleh memutar atau menggerakkan kepalanya jika terjadi benturan.
(Yohannes Lulie dan Jonh Tri Hatmoko, 2006: 174)
Manfaat dan Fungsi helm bagi pengendara sepeda motor di jalanan:
1. Melindungi kepala dari benturan saat kecelakaan
2. Melindungi Mata dari Angin, Debu dan Kotoran serta Benda Keras Lainnya.
3. Melindungi Kepala dari Panasnya Terik Matahari.
4. Melindungi Kepala dari Basah Air Hujan.
5. Membuat Penampilan Menjadi Lebih Baik (Estetika)
6. Mencegah Tilang Polisi Lalu Lintas
Kewajiban penggunaan helm standar Indonesia bagi pengendara sepeda motor diatur oleh
Undang-undang No.22 Tahun 2009 Pasal 57 Ayat 1 dan 2, “setiap kendaraan bermotor yang
dioperasikan di jalan wajib dilengkapi dengan perlengkapan kendaraan bermotor (1),

4
perlengkapan sebagaimana di maksut Ayat (1) bagi sepeda motor berupa helm standar
nasional Indonesia (2)”. Selain itu, disebutkan juga dalam undang undang Pasal 106 Ayat 8
bahwa “setiap orang yang mengemudikan motor dan penumpang sepeda motor wajib
mengenakan helm”.
Jadi, berdasarkan peraturan diatas pengendara motor maupun penumpang di wajib kan
menggunakan Helm yang berstandar SNI (Standar Nasional Indonesia ). Hal ini sesuai
ketentuan Pasal 3 huruf b Peraturan Menteri Perindustrian No. 40/M-IND/PER/6/2008 Tahun
2008 Tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Helm Pengendara Kendaraan
Bermotor Roda Dua Secara Wajib.
Helm Standar Nasional Indonesia atau SNI adalah helm yang kualitasnya sudah
bersertifikat oleh Badan Standarisasi yang ditunjuk pemerintah dan tealh memenuhi
persyaratan material dan konstruksi, serta telah lolos berbagai pengujian. Serta Helm SNI
dibuat untuk keamanan, kenyamanan dan keselmatan bagi penggunanya.
Helm yang aman adalah helm yang terbuat dari lapisan cangkang luar yang membungkus
seluruh kepala dan menyisakan cukup rusng untuk melihat kedepan. Orang-orang sering
menyebutnya helm full face. Juga cangkangnya harus tebal dan anti benturan. Helm yang
aman mestinya berbanding lurus dengan tingkat kenyamanan meskipun hampir tidak ada
helm yang benar-benar nyaman. Helm haruslah cukup ringan dan memungkinkan anda
melihat dengan jelas, baik di waktu sang dan malam ataupun saat hujan. Hindari penggunaan
jenis kaca mika yang kurang bening yang mengurangi jarak pandang, terutama saat malam.
Kaca yang sudah penuh dengan goresan, sebaiknya diganti. Pilihlah kaca yang berkualitas
dan tidak mudah tergores, tidak berefek cembung atau cekung.
Helm yang baik adalah helm yang aman dan nyaman. Konstruksi helm harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut (Badan Standarisasi Nasional, 2007:3-4) :
1. Helm harus terdiri dari tempurung keras dengan permukaan halus, lapisan
peredam benturan, dan tali pengikat ke dagu.
2. Tinggi helm sekurang-kurangnya 114 milimeter diukur dari puncak helm ke
bidang utama yaitu bidang horizontal yang melalui lubang telinga dan bawah dari
dudukan bola mata.
3. Tempurung terbuat dari bahan yang keras, sama tebal dan homogen
kemampuannya, tidak menyatu dengan pelindung muka dan mata serta tidak
boleh mempunyai penguatan setempat.
4. Peredam benturan terdiri dari lapisan peredam kejut yang dipasang pada
permukaan bagian dalam tempurung dengan tebal sekurang-kurangnya 10
milimeter dan jaring helm atau konstruksi lain yang berfungsi seperti jaring helm.
5. Tali pengikat dagu lebarnya minimum 20 milimeter dan harus benar-benar
berfungsi sebagai pengikat helm ketika dikenakan di kepala dan dilengkapi
dengan penutup telinga dan tengkuk.
6. Helm harus dilengkapi dengan pelindung telinga, penutup leher, pet yang bisa
dipindahkan, tameng atau tutup dagu.

5
7. Helm harus dapat dipertahankan di atas kepala pengguna dengan kuat melalui atau
menggunakan tali dengan cara mengaitkan di bawah dagu atau melewati tali
pemegang di bawah dagu yang dihubungkan dengan tempurung.

Menurut Badan Standarisasi Nasional (BSN) helm standar dibagi atas dua jenis antara
lain :
1. Helm standar terbuka (open face) yaitu bentuk helm yang menutup kepala
sampai dengan bagian leher dan menutup depan kuping (telinga).

Gambar 1helm open face

2. Helm standar tertutup (full face) yaitu bentuk helm yang menutup kepala
atas, bagian leher, dan bagian mulut.

Gambar 2helm full face

6
BAB III
ANALISIS
3.1 Metode Penelitian

Tahap studi pustaka berusaha memetakan informasi, data skunder yang sudah ada yang
berkaitan dengan objek studi. Dan latar belakang studi ini akan dijumpai akar permasalahan
penelitian yang perlu dicari solusinya. Selanjutnya permasalahan dijabarkan kedalam variabel
-variabel sebagai dasar penyusunan pertanyaaan-pertanyaan yang akan dijaring dan
responden.
Tahap desain kuesioner. Permasalahan penelitian dicoba diwujudkan dalam bentuk
variabel-variabel terkait yang dikemas dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Kuesioner yang
digunakan adalah kuesioner pertanyaan tertutup, hal hal yang akan ditanyakan berupa:
frekuensi penggunaan sepeda motor, data kecelakaan bagi responden yang pernah mengalami
kecelakaan, frekuensi penggunaan helm, apresiasi terhadap peraturan yang ada, kesadaran
akan kegunaan helm, pertimbangan waktu membeli helm.
Tahap pilot survey. Pada tahap mi bertujuan untuk menguji keabsahan kuesioner yang
merupakan perwujudan variabel-variabel studi. Sesudah hasil pilot survey dilakukan,
kuesioner yang kurang tepat diperbaiki.
Tahap Penyebaran kuesioner. Pada tahap mi kuesioner disebarkan pada responden
yang berada di kotamadya Yogyakarta dan sekitarnya. Responden diambil secara acak
sebanyak 100 responden. Waktu pengambilan dilakukan dilakukan selama seminggu minggu.
Tahap kompilasi data, data yang diperoleh dan kuesioner ditampilkan dalam bentuk
tabel. Data dalam bentuk tabel dapat mempermudah peneliti menangkap pesan yang
terkandung dan penelitian. Tahap analisis data dan pengambilan kesimpulan.
Tahapan analisis data merupakan tahap proses lanjutan dan tampilan kompilasi data. Dan
analisis data secara deskriptif dan kuantitatif statistik akan ditarik kesimpulan sebagai solusi
dan akar permasalahan yang ada. Desain hasil yang diinginkan dan penelitian ini dapat
menginformasikan pentingnya menggunakan helm bagi pengemudi sepeda motor roda dua.

3.2 Analisis Data

Analisis data adalah proses pengolahan data dan kemudian mengubahnya menjadi
informasi sehingga Anda dapat dengan mudah memahami karakteristik data dan
menggunakannya sebagai solusi untuk masalah . Tujuan dari analisis data ini adalah untuk
mendeskripsikan sebuah data sehingga mudah di pahami, dan membuat kesimpulan dari data
yang telah dikumpulkan. Rangkumannya dapat berupa statistic, dan tabel (Hastono, 2006).
Tentang peringkasan data (dalam bentuk ukuran sedang dan variasi ukuran) jenis data (baik
numerik maupun kategorik) akan sangat menentukan bentuk peringkasan data. Dan berikut
ini akan diuraikan bentuk/metode peringkasan data untuk data numerik dan data kategorikal.

7
Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner secara acak kepada
mahasiswa fakultas Teknik, Universitas Islam Riau. Penyebaran kuesioner dilakukan selama
seminggu melalui media sosial dan melalu kuesioner didapatkan 100 responden. Kuesioner
harus diisi spontan dan langsung diisi oleh responden.
Jumlah responden yang mengisis kuesioner sebanyak 100 responden, terdiri dari 82 pria
dan 18 wanita. Jumlah responden rata rata ber umur 18 sampai 23 tahun. Seluruh responden
berada pada sekitaran fakultas Teknik, Universitas Islam Riau, Pekanbaru.
Analisis adalah pengelompokan dan meringkas kumpulan data menjadi ukuran tengah
dan ukuran variasi sehigga informasi dapat mudah di pahami . peringkasan data, jenis data
akan sangat menentukan bentuk peringkasan data. Berikut ini data akan diuraiakan dengan
metode peringkasan data numerik dan kategorial.
Tabel 1 Pengguna sepeda motor

Pengguna sepeda motor Jumlah Responden Persentase


Menggunakan 94 94%
Tidak 6 6%
total 100 100%

Dari survey kuisinoner yang saya dapatkan,dari 100 responden, 94 orang (94%) lebih
memilih mengendarai sepeda motor ke kampus,dan 6 orang lebih memilih menggunakan
kendaraan lainnya.
Tabel 2 Pengalaman kecelakaan dan cidera saat tidak menggunakan helm

Pengalaman kecelakaan dan cidera saat Jumlah Responden Persentase


tidak menggunakan helm
Pernah 23 23%
Tidak pernah 77 77%
total 100 100%

Sebanyak 77 orang (77%) tidak pernah mengalami kecelakaan dan cidera akibat tidak
menggunakan helm saat mengendarai sepeda motor dan 23 orang (23%) mengalami
kecelakaan dan cidera akibat dari tidak menggunakan helm saat mengendarai sepeda motor.
Tabel 3 Pernah melihat orang lain kecelakaan dan cidera saat tidak menggunakan helm

Pernah melihat orang lain kecelakaan dan Jumlah Responden Persentase


cidera saat tidak menggunakan helm
Pernah 80 80%
Tidak pernah 20 20%
total 100 100%

8
Sebanyak 80 orang (80%) pernah melihat orang kecelakaan dan mengalami cidera akibat
tidak menggunakan helm saat mengendarai sepeda motor dan 20 orang (20%) tidak pernah
melihat orang kecelakaan dan mengalami cidera akibat tidak menggunakan helm saat
mengendarai sepeda motor.
Tabel 4 Penggunaan helm saat mengendarai motor

Penggunaan helm saat mengendarai motor Jumlah Responden Persentase


Selalu 58 58%
Kadang kadang 42 42%
total 100 100%

Dari survey terdapat 58 orang (58%) yang selalu menggunakan helm saat mengendarai
sepeda motor dan 42 orang (42 %) yang kadang kadang menggunakan helm saat
mengendarai sepeda motor.
Tabel 5 Penggunaan helm dengan pemaksaan

Penggunaan helm dengan pemaksaan Jumlah Responden Persentase


Iya 20 20%
Tidak 80 80%
total 100 100%

Terdapat 20 orang (20%) menggunakan helm karna adanya peraturan memaksanya dan
80 orang (80%) yang menggunakan helm karna kesadaran diri sendiri dan bukan karena
peraturan yang memaksa.
Tabel 6 Pengguna merasa dalam bahaya saat berkendaraan tanpa menggunakan helm

Pengguna merasa dalam bahaya saat Jumlah Responden Persentase


berkendaraan tanpa menggunakan helm
Merasa 67 67%
Tidak merasa 33 33%
total 100 100%

Sebanyak 67 orang (67%) merasa dalam bahaya saat berkendara tidak menggunakan
helm dan sebanyak 33 orang (33%) tidak merasa dalam bahaya saat tidak menggunakan
helm.
Tabel 7 Pengendara mengetahui bahaya saat tidak menggunakan helm

Pengendara mengetahui bahaya saat tidak Jumlah Responden Persentase


menggunakan helm
Tahu 90 90%
Tidak tahu 10 10%
total 100 100%

9
Ada 90 orang (90%) mengetahui bahaya saat tidak menggunakan helm saat berkendara
dan ada 10 orang (10%) tidak mengetahui bahaya nya saat tidak menggunakan helm saat
berkendara.
Tabel 8 Pengetahuan kegunaan helm

Pengetahuan kegunaan helm Jumlah Responden Persentase


Tahu 100 100%
Tidak tahu 0 0%
total 100 100%

Dan item pertanyaan tentang apakah responden sewaktu mengemudi menyadari helm
sangat berguna untuk melindungi kepala sewaktu terjadi kecelakaan (accident). Ada 100
orang (100%) menyadari helm sangat berguna untuk melindungi kepala sewaktu terjadi
kecelakaan.
Tabel 9 Pengetahuan tentang helm sebagai pelindung

Pengetahuan tentang helm sebagai Jumlah Responden Persentase


pelindung
Helm yang aman 90 90%
Helm asal ada 10 10%
total 100 100%

Dan survei diperoleh sebanyak 90 orang (90%) memakai helm sebagai pelindung agar
aman. Tetapi ada 10 orang (10%) menggunakan helm asal ada.
Tabel 10 Pengguna menggunakan helm SNI

Pengguna menggunakan helm SNI Jumlah Responden Persentase


Menggunakan 90 90%
Tidak menggunakan 7 7%
Tidak Tahu 3 3%
total 100 100%

Dari survey diperoleh 90 orang (90 %) menggunakan helm yang sudah Standar Nasional
Indonesia (SNI) , 7 orang ( 7%) tidak menggunakan helm berstandar SNI, dan 3 orang (3%)
tidak mengetahui bahwa helmnya sudah berstandar SNI atau belum.

10
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Dari hasil survey yang diperoleh dari pengisian kuisioner adalah


1. Mayoritas mahasiswa Teknik sipil Universitas Islam Riau lebih dominan menggunakan
sepeda motor. Terdapat 94 % dari mahasiswa teknik menggunakan sepeda motor untuk
berkendara ke kampus.
2 Sebagian responden masih tidak peduli dalam penggunaan helm dan keselamatan
berkendara.
3 Mayoritas pengguna sepeda motor di fakultas Teknik sipil sudah menggunakan helm
berkualitas SNI.
4 Sudah kebanyakan responden menyadari bahwa penggunaan helm untuk keselamatan diri
sendiri bukan karna ada nya peraturan yang memaksa.

4.2 SARAN

1 Memasang tanda peringatan menggunakan helm di Kawasan kampus


2 Penggunaan helm di usahan di lakukan dengan benar,tidak asal pasang begitu saja
3 Di sarankan penggunaan helm berstandar SNI

11
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, Aziz. (2019). Analisis Konsentrasi Pengendara Kelengkapan Kendaraan Disiplin Lalu
Lintas Terhadap Keselamatan Pengendara Sepeda Motor di Jalan Pantura Lasem-
Rembang. Skripsi.
Dia, Enggie, et all. (2019). Analisa Perilaku Pengendara Sepeda Motor Tanpa Helm Pada
Ruas
Palembang, Banyuasin. Skripsi.
Isran, Muhammad, et all.(2018). Preferensi Pengendara Sepeda Motor Terhadap Penggunaan
Helm SNI Di Kota Makasar. Journal Of Indonesia Road Safety. Vol 1. No.1.
Julie, Yohanner, et all. (2006). Analisis Hubungan Kecepatan Helm dengan Tebal Helm yang
Direkomendasikan. Jurnal Teknik Sipil. Vol 6. No 2.
Naiman, A, et all. (2019). Analisis Penggunaan Helm Pada Pengendara Sepeda Motor di
Kecamatan Indralaya Kabupaten Ogan Ilir. Undergraduated thesis, Sriwijaya
University.
Setiaji, Nur Pamungkas. (2014). Mengenal Perilaku Pengendara Kendaraan Dalam Upaya
Mencegah Terjadinya Kecelakaan Di Jalan Raya. Teknis. Vol 9.No.1.
Sudastin, Jenifer, et all.(2021). Studi Karakteristik Pengendara Sepeda Motor dan
Penggunaan
Helm di Kabupaten Kuantan Singingi. JICE. Vol 1.No.1.
Zulfian, Viandany, et all.(2013).Studi Peningkatan Keselamatan Transportasi Jalan Raya
(Studi Kasus Ruas Jalan Arteri Kota Bitung).Jurnal Sipil Statistik. Vol 1. No.2.

12

Anda mungkin juga menyukai