Anda di halaman 1dari 27

Transportasi

PERMASALAHAN TRANSPORTASI
Pesatnya urbanisasi, terbatasnya sumber daya, kualitas dan kuantitas data yang berkaitan
dengan transportasi, kualitas sumber daya manusia, rendahnya tingkat kedisiplinan, serta
lemahnya perencanaan, pengendalian (control) dan pengawasan membuat permasalahan
transportasi menjadi parah.
Keadaan ini di Indonesia dapat dilihat di beberapa kota besar seperti Jakarta, Surabaya,
Medan dan Bandung pasti mempunyai permasalahan transportasi yang tidak dapat
dihindarkan.
Ruang lingkup permasalahan transportasi telah bertambah luas dan permasalahannya
sendiri bertambah parah, baik di negara maju (industri) maupun di negara sedang
berkembang.
Peningkatan arus lalu lintas serta kebutuhan akan transportasi telah mengakibatkan
kemacetan, kecelakaan, dan masalah lingkungan (pencemaran udara dan bising) yang
sudah berada di ambang batas.
Permasalahan ini tidak hanya terbatas pada jalan raya saja.
Pertumbuhan ekonomi menyebabkan mobilitas orang/penduduk meningkat, sehingga
kebutuhan pergerakannya pun meningkat melebihi kapasitas prasarana transportasi yang
ada.
Kurangnya investasi pada suatu sistem jaringan dalam waktu yang cukup lama
mengakibatkan sistem prasarana transportasi menjadi sangat rentan terhadap kemacetan
yang terjadi apabila volume lalu lintas meningkat melampaui rata-rata.
Definisi Transportasi
Morlok (1978) mendefinisikan transportasi sebagai suatu
tindakan, proses, atau hal yang sedang dipindahkan dari suatu
tempat ke tempat lainnya.
Secara lebih spesifik, transportasi didefinisikan sebagai kegiatan
pemindahan orang dan barang dari suatu tempat ke tempat
lainnya.
Dalam transportasi terdapat unsur pergerakan (movement), dan
secara fisik terjadi perpindahan atas orang atau barang dengan
atau tanpa alat pengangkutan ke tempat lain.
Jenis Alat Transportasi
Berdasarkan tipe, klasifikasi dan karakteristik produk sebagai obyek yang
akan dimuat, serta dikaitkan dengan nilai-nilai yang diberikan oleh jasa
transportasi berupa nilai tempat dan nilai waktu, maka alat transportasi
dapat digolongkan dalam beberapa jenis :
1) Transportasi/ angkutan Darat)
2) Transportasi / angkutan air/laut
3) Transportasi / angkutan udara)
4) Pipeline (angkutan pipa)

Keempat jenis tersebut merupakan moda choices (pilihan-pilihan moda


angkutan) dalam pengangkutan produk dari tempat asal ke tempat tujuan.
1. MODA TRANSPORTASI DARAT
Moda transportasi darat menggunakan medium yang
terletak di daratan, baik bawah tanah (subway) maupun
melayang (flyover). Moda transportasi darat dapat dibagi
menjadi :
a) Transportasi jalan raya (angkutan melalui jalan)
b) Transportasi jalan rel (angkutan melalui rel)
c) Transportasi gantung ( angkutan melalui kabel)
1. MODA TRANSPORTASI DARAT
a. Transportasi Jalan Raya
1) Karakteristik dan keunggulan transportasi jalan raya :
Melayani angkutan dari rumah ke rumah (door to door service), dapat
menjangkau seluruh pelosok daratan
Memberi kebebasan bagi pengendara dalam ruang dan waktu
Mudah dikembangkan
Biaya operasi lebih murah

2) Kelemahan/kekurangan transportasi jalan raya :


Tidak efisien
Pemborosan energi
Tingkat keselamatan rendah
Menimbulkan polusi udara, khususnya di perkotaan
Membutuhkan tempat parkir, yang sulit disediakan di perkotaan
1. MODA TRANSPORTASI DARAT
3) Keuntungan lain :
Dapat membuka, membangkitkan dan mengembangkan
wilayah
Menaikkan nilai lahan/tanah
Melindungi kawasan atau kota (contoh : jalan arteri, by pass)
1. MODA TRANSPORTASI DARAT
b. Transportasi Jalan Rel
Untuk transportasi jalan rel dengan menggunakan sarana kereta
api/disel/listrik, ada tiga unsur utama, yaitu :
Prasarana, berupa rel
Stasiun
Kendaraan/kereta
Dari ketiga hal di atas, biaya pembuatan prasarana adalah yang termahal.
Kelebihan transportasi jalan rel : efisien dan ekonomis.
Kekurangannya :
Padat modal
Banyak dipengaruhi oleh peraturan (regulasi) dan politik
1. MODA TRANSPORTASI DARAT
c. Transportasi Gantung
Jenis transportasi ini biasanya untuk keperluan khusus, seperti
wisata, dan bukan untuk keperluan sehari-hari.
Di negara maju, sistem transportasi gantung lebih banyak
dikelola oleh pihak swasta.
Sarana yang dibutuhkan adalah : gerbong pengangkut, dan rel
untuk merentangkan kabel baja yang dikendalikan dari terminal.
Akibat kemajuan teknologi transportasi dan mengingat
sempitnya lahan di daerah perkotaan dewasa ini, maka
transportasi gantung banyak digunakan
2. MODA TRANSPORTASI AIR
Jalan untuk transportasi air umumnya bersifat alami (laut, sungai), tetapi dapat pula buatan
manusia (kanal/saluran, anjir). Termasuk dalam moda transportasi air adalah :
Pelayaran rakyat
Pelayaran antar pulau
Pelayaran samudra, baik domestik maupun internasional
Prasarana lain (selain laut/sungai) adalah pelabuhan, yang merupakan simpul transportasi laut
dengan darat. Karena sifatnya sebagai tempat peralihan moda transportasi, maka pelabuhan
harus disambung dengan sistem transportasi darat, dan dilengkapi dengan berbagai macam
kemudahan.

Ada beberapa persyaratan tertentu bagi pelabuhan, sebagai ciri pelabuhan yang baik :
Pelabuhan harus mampu melindungi kapal dari iklim buruk selama ada di pelabuhan.
Kedalaman air harus cukup, agar kapal tetap terapung walaupun air sedang surut.
Pelabuhan harus menjamin kemudahan perpindahan barang dan penumpang.
3. MODA TRANSPORTASI UDARA

Ciri istimewa transportasi udara adalah cepat, yang dalam hal ini dilakukan dengan menggunakan
pesawat terbang, baik untuk orang maupun barang.
Pesawat terbang tidak hanya mampu bergerak sangat cepat, tetapi juga mampu terbang lurus
melintasi berbagai rintangan alam yang tidak teratasi oleh transportasi darat dan air.
Bandar udara atau pelabuhan udara termasuk salah satu kemudahan transportasi yang tidak
dapat berada dekat atau berbatasan dengan kota karena alasan keamanan penerbangan dan
pencemaran suara terhadap lingkungannya.
Bandar udara adalah terminal angkutan yang menuntut sarana dan prasarana yang jauh lebih
lengkap dibandingkan dengan terminal angkutan darat.
Lintasan penerbangan adalah angkasa yang bebas dan lurus, namun yang dalam kenyataannya
harus diatur guna menghindari kecelakaan.
Lintasan penerbangan berupa lorong angkasa yang ditentukan oleh batas ketinggian, kerendahan
dan lebar bidang datarnya, sehingga membentuk lorong bertingkat dan berjajar di angkasa.
Pengawasan pergerakan lalu lintas udara diatur dalam dua peraturan, yaitu Visual Flight Rule
(VFR) dan Instrument Flight Rule (IFR).
4. Transportasi Pipa

Digunakan untuk mengangkut barang cair (air, minyak), gas, benda padat
(batu bara, kapur, biji-bijian, dan sebagainya). Sarana-sarana pipa biasanya
ditanamkan di dalam tanah, mengikuti jaringan jalan raya, seperti pipa air
minum dan gas, dan ditempatkan pada daerah milik jalan (damija).
Keunggulan transportasi pipa :
Barang cair yang diangkut melalui pipa akan lebih mudah dan lebih
murah.
Mengurangi beban jaringan atau kereta api.

Daya penggerak barang dalam transportasi pipa adalah pompa tekan atau
gaya gravitasi.
5. INTERMODA
Kebutuhan perjalanan mungkin akan dipenuhi melalui satu atau lebih moda transportasi. Bagi pengguna
yang penting adalah keamanan, kelancaran, kecepatan dan kenyamanan dalam perjalanan.
a. Dasar Pemilihan :
Ciri perjalanan, yang dilakukan berdasarkan atas waktu dan tujuan.
Pelaku perjalanan, apakah memiliki kendaraan (mobil), bagaimana tingkat penghasilan, dan status sosial.
Sistem transportasi, meliputi lama perjalanan, biaya, dan kenyamanan.
b.Faktor yang mempengaruhi :
Kecepatan perjalanan
Jarak perjalanan
Kenyamanan
Biaya
Kesenangan
Jenis kelamin
Sistem sosial dan ekonomi
Komposisi
Pemilihan Moda Angkutan
Pemilihan moda transportasi akan berkaitan dengan tipe, klasifikasi maupun karakteristik
produk serta unsur ruang dan waktu.
A. Unsur ruang terhubung dengan faktor-faktor sbb :
Klasifikasi dan karakteristik produk (weight bulk ratio, value weight ratio, substitability
ataupun risk characteristics)
Space alat angkutan (alat angkut bak terbuka atau truck box)
Geografis, meliputi lokasi elemen-elemen saluran distribusi dengan pusat-pusat
distribusinya atau antara pusat distribusi dengan komponen LSC.

B. Unsur waktu terhubung dengan faktor-faktor sbb :


Klasifikasi dan karakteristik produk
Waktu tempuh yang diperlukan untuk pendistribusian produk, terdiri dari :Travel time
alat angkutan dan Journey time alat angkutan
Travel vs Journey
Travel (v.)
Going to another place (in general).
He travels frequently for work.
Travel (n.) can be used to describe the act of traveling in general:
Travel in that region of the country is dangerous.
World travel gives you a new perspective.
Journey (n.)
One piece of travel (going from one place to another) usually a long distance.
The journey takes 3 hours by plane or 28 hours by bus.
He made the 200-mile journey by bike.
A journey of a thousand miles must begin with a single step Lao-tze,Tao Te
Ching
Gambar berikut menunjukkan tradeof pilihan
moda angkutan:

Lebih Besar Lebih Kecil


Ukuran Alat Angkutan

Lebih Lambat Lebih Cepat


Kecepatan

Lebih Murah Biaya Angkutan Lebih Mahal

Lebih Lambatt Lebih Cepat


Tingkat Respon
Pelayanan

Lebih Mahal Lebih Murah


Biaya Inventory
Jaringan Transportasi
Dalam aktivitas logistik maka tipe, klasifikasi dan karakteristik produk
akan menjadi basis utama dalam pembangunan maupun penataan
jaringan dan pemilihan moda transportasi.
Lokasi dikaitkan dengan tipe, klasifikasi dan karakteristik produk
merupakan unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dalam
pembangunan dan penataan jaringan maupun pemilihan moda
transportasi logistik.
Konsekuensi dari pemilihan lokasi adalah timbulnya unsur waktu dan
jarak yang harus ditempuh dan dijalani agar pendistribusian produk
dapat terwujud.
Aktivitas pendistribusian produk apabila dihubungkan dengan lokasi,
tipe, klasifikasi dan karakteristik produk akan membentuk pola
pendistribusian sebagai berikut :
Pusat Distribusi
Elemen-elemen saluran distribusi terutama
producers, agent, wholesalers, dan retailers
akan membentuk pusat-pusat distribusi yang
akan menghubungkan dan mendistribusikan
produk antar elemen/entitias.
Secara skematis pusat distribusi pada saluran
distribusi zero channel level, pada gambar
disamping tampak bahwa produsen memiliki
pabrik pada lokasi-lokasi yang berbeda, : Pabrik

menyalurkan produknya melalui gudang dan : Gudang

: Pusat Distribusi
mendistribusikan barangnya melalui satu pusat : Pelanggan
distribusi ke pelanggan-pelanggannya di
berbagai lokasi.
Pusat Distribusi
Pusat Distribusi merupakan salah satu fungsi penting yang
mendekatkan hubungan antar elemen-elemen saluran
distribusi dan komponen LSC, serta merupakan komponen
penting dalam memberikan arah bagi pembentukan dan
penataan jaringan dan pemilihan moda transportasi.

Terdapat dua jenis Pusat Distribusi sbb :


1) Pusat Distribusi Terkonsolidasi
2) Pusat Distribusi Terdesentralisasi
Pusat Distribusi
Pusat Distribusi
Pusat Distribusi Terkonsolidasi Terdesentralisasi

: Pusat Distribusi
: Pusat Distribusi

Pola pendistribusian di atas, baik terkonsolidasi maupun


terdistribusi akan relatif berpengaruh terhadap jaringan
transportasinya, yang tercermin pada integrasi logistik inbound
dan distribusi.
Integrasi Logistik Inbound dan
Distribusi
Pengaruh pola pendistribusian
pada pola jaringan akan tampak
pada gambar skematis sbb :

Pola jaringan di disamping


memisahkan fungsi transportasi atau
angkutan penjemputan produk,
dalam hal ini dari pusat distribusi ke
gudang, dengan fungsi angkutan : Pabrik

pengantaran, dari pusat distribusi ke : Gudang

elemen saluran distribusi berikutnya. : Pusat Distribusi

Pola di atas memisahkan antara : Pelanggan

pengangkutan inbound dan : Angkutan penjemputan

outbound. : Angkutan pengantaran


Integrasi Logistik Inbound dan
Distribusi
Pengaruh pola pendistribusian
pada pola jaringan akan tampak
pada gambar skematis sbb :

Pola kedua berikutnya adalah pola


yang menyatukan antara angkutan
penjemputan dan angkutan
pengantaran, Pola jaringan ini
didasarkan pada pemahaman : Pabrik
peningkatan efektifitas pemanfaatan : Gudang
alat angkutan, dengan melakukan : Pusat Distribusi
koordinasi yang lebih intensif antara : Pelanggan
aktivitas elemen saluran distribusi
: Angkutan penjemputan dan pengantaran
dengan komponen logistics supply
chain (LSC).
Konsolidasi Pengangkutan
Pola pendistribusian di atas selanjutnya akan berpengaruh pada
pencapaian skala ekonomis transportasi sbb :
1) Rute alat angkutan, dimana keputusan pemilihan jaringan
tranportasi akan mempunyai dampak skala ekonomis terhadap
pemanfaatan alat tranpsortasi.
2) Pooling kiriman, keputusan pemilihan pusat distribusi secara
terkonsolidasi ataupun terdesentralisasi akan membawa dampak
pada skala ekonomis pengangkutan kiriman.
3) Penjadwalan, perumusan jadwal keberangkatan maupun
kedatangan alat angkutan akan relatif bberpengaruh pada
koneksitas aliran distribusi produk.
Kepemilikan moda angkutan
Kepemilikan moda angkutan harus mempertimbangkan
dua hal utama yaitu :
Moda angkutan milik sendiri, dimana pemilik dapat
mengendalikan secara penuh moda angkutannya,
namun membutuhkan sumber daya yang lebih dalam
proses pengendaliannya.
Moda angkutan sewa atau carter, sebagai penyewa tak
dapat mengendalikan secara penuh moda angkutannya,
namun tidak membutuhkan sumber daya terlalu banyak
untuk proses pengendaliannya.
Moda Angkutan dan Biaya
Inventory
Moda angkutan yang dipilih akan mempunyai dampak secara langsung terhadap
biaya inventory (persediaan), dampak tersebut dapat digolongkan dalam tiga
katagori sbb :
Moda angkutan dengan tingkat kecepatan lebih lambat, akan menciptakan in-
transit inventory yang relatif tinggi.
Moda angkutan dengan tingkat kecepatan lebih lambat, akan menimbulkan
safety stock yang lebih tinggi. Lambatnya kedatangan alat angkut
menyebabkan order lead time semakin besar, sehingga dibutuhkan safety stock
yang lebih tinggi untuk mengatasi kesenjangan dengan volume permintaan.
Moda angkutan dengan ukuran yang lebih besar, akan menimbulkan order
quantity inventory, dimana hal tersebut akan mucul apabila jumlah produk yang
diangkut melebihi jumlah permintaan sebagai akibat ukuran muatan yang besar.
Dokumen Angkutan
Dalam proses pengangkutan diperlukan beberapa dokumen sebagai bukti hukum bagi pihak
pengangkut, barang yang diangkut maupun pihak pemakai jasa angkutan. Dokumen-dokumen
tersebut antara lain :

1. Dokumen Pengiriman
2. Surat Muatan (Bill of Lading)
Perusahaan yang melakukan Di dalam bill of lading diatur perjanjian mengenai barang-barang
pengangkutan barang menggunakan yang diangkut, dimana si pengirim akan menyerahkan barang
kepada si penerima atas dasar perjanjian yang telah dibuat.
shipment documents sebagai bukti
Isi dari bill of lading diantaranya :
bagi si penerima barang, bahwa
Si penerima akan menerima barang dalam kondisi baik
barang-barang tersebut telah diangkut
Pengangkutan berdasarkan isi perjanjian yang telah dibuat
dengan baik oleh perusahaan
Semua transaksi dalam pengangkutan dijelaskan dalam
angkutan tersebut. perjanjian.
Dokumen Angkutan
4. Dokumen bagi manajemen
3. Dokumen Pendukung
Beberapa jenis dokumen manajemen antara lain :
(Supporting documents)
a) Kontrak, yang menjelaskan perjanjian kontrak
Dokumen pendukung pada mengenai jangka waktu dan asal/tujuan
pengiriman barang.
umumnya berisi :
b) Tarif, menjelaskan besarnya tarif yang dihitung
Kapan barang akan tiba ditempat untuk pengangkutan tersebut.
(tanggal dan waktu) c) Polis Asuransi, adalah jaminan asuransi yang terdiri
dari : Asuransi biaya pengangkutan; Asuransi atas
Nama si penerima barang kerugian barang; Asuransi atas kerusakan barang
d) Cost & freight, adalah uang yang selama proses
Masalah klaim, apabila terjadi pengangkutan diperhitungkan untuk biaya dan
kerusakan atau kerugian atas uang tambang
pengiriman barang. e) Cif (Cost Insurance and Freight), adalah biaya yang
selama proses pengangkutan diperhitungkan untuk
biaya asuransi dan uang tambang.
f) Franco gudang, si pengirim atau si penjual hanya
bertanggungjawab atas barang samapi masuk ke
dalam gudang.
g) Manifest, adalah surat muatan yang dibawa oleh
nakhoda kapal atau pilot pesawat, berisi daftar

Anda mungkin juga menyukai