Anda di halaman 1dari 58

SEMINAR

KAJIAN STRATEGI PENATAAN MODA TRANSPORTASI UMUM BERBASIS


TEKNOLOGI INFORMASI DI KOTA BANDUNG
Outline Presentasi

Pendahuluan
Tinjauan Normatif
Potensi Pengembangan Angkutan Umum
Berbasis IT di Kota Bandung
Kendala Pengembangan Angkutan Umum
Berbasis IT di Kota Bandung
Rekomendasi
PENDAHULUAN
GAMBARAN UMUM
WILAYAH KAJIAN|
PERKEMBANGAN
KEBIJAKAN|
PERKEMBANGAN ISU |
GAMBARAN UMUM WILAYAH
KAJIAN
GEOGRAFI |KEPENDUDUKAN |TRANSPORTASI KOTA
BANDUNG
GEOGRAFI
&
KEPENDUDUKAN
KONDISI EKSISTING-GEOGRAFI
 Terdiri dari 30 Kecamatan dan 151 Kelurahan
Kota Bandung berada pada pertemuan  Luas wilayah 167,31 km2
poros jalan utama di Pulau Jawa yaitu:
 Luas kecamatan terbesar yaitu Kecamatan
1.Barat – Timur, pada posisi ini Kota Gedebage dengan luas 9,58km2
Bandung menjadi poros tengah yang
menghubungkan antara Ibukota Provinsi
BATAS ADMINISTRASI WILAYAH
Banten dan Jawa Tengah.
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan
1.Utara – Selatan, selain menjadi Lembang, Kabupaten Bandung Barat
penghubung utama ibukota negara  Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan
dengan wilayah selatan, Kota Bandung
Cimahi Utara, Cimahi Selatan, dan Kota Cimahi
juga menjadi lokasi titik temu antara
daerah penghasil perkebunan,  Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
peternakan, dan perikanan. Cileunyi, Kabupaten Bandung
 Sebelah Selatan berbatasan dengan
Kecamatan Dayeuh Kolot, Bojongsoang,
Kabupaten Bandung
KONDISI EKSISTING-KEPENDUDUKAN
Jumlah Penduduk tahun 2014 : 2.470.802 Jiwa. Terdiri dari 1.248.478 Jiwa laki-laki dan 1.222.324 Jiwa
perempuan. Kepadatan Penduduk mencapai 15,713 jiwa/Km2
Jumlah Penduduk Per Kecamatan Tahun 2014 Jumlah Penduduk Menurut Umur Tahun 2014
80,000

70,000 65 +
60 – 64
60,000
55 – 59
50,000 50 – 54
45 – 49
40,000 40 – 44
35 – 39
30,000
30 – 34
20,000 25 – 29
20 – 24
10,000
15 – 19
0 10 – 14
5–9

Coblong
Sumur Bandung
Ujung Berung
Astanaanyar
Regol

Cinambo
Bojongloa Kidul

Bandung Kidul

Cidadap
Mandalajati

Batununggal

Andir

Cibeunying Kidul
Babakan Ciparay
Bojongloa Kaler

Panyileukan

Sukasari
Rancasari
Gedebage

Arcamanik

Cicendo
Antapani

Sukajadi
Bandung Kulon

Cibeunying Kaler
Lengkong

Cibiru
Buah Batu

Kiaracondong

Bandung Wetan 0–4


150000 100000 50000 0 50000 100000 150000

Perempuan Laki-laki

Laki-laki Sumber : Kota Bandung Dalam Angka, Tahun 2015

Kecamat an dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu Kecamatan Kelompok umur dengan jumlah paling banyak adalah kelompok umur
Babakan Ciparay (147.388 jiwa), terdiri dari 75.445 jiwa laki-laki dan 71.943 20-24 tahun, Sedangkan kelompok umur paling sedikit adalah kelompok
jiwa perempuan. Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk paling umur 60-64 tahun. Data dan infomasi di atas mengindikasikan Kota
sedikit adalah Kecamatan Cinambo (24.663 jiwa), terdiri dari 12.576 jiwa Bandung didominasi oleh penduduk usia produktif at au penduduk usia
laki-laki dan 12.087 jiwa perempuan. kerja yaitu 15 tahun ke atas.
PETA PERSEBARAN PENDUDUK KOTA BANDUNG
Keterangan
: Kepadatan rendah
: Kepadatan sedang
: Kepadatan tinggi

Persebaran penduduk di Kota


Bandung belum merata,
dimana persebarannya
berpusat pada wilayah utara
dan barat Kota Bandung
KONDISI EKSISTING-KEPENDUDUKAN
Jumlah Penduduk Menurut Kegiatannya Tahun 2014
Lainnya
Pada tahun 2014 jumlah penduduk usia kerja yang
Mengurus Rumah Tangga

Sekolah
bekerja meningkat dari tahun 2013 sebanyak 49.564
Pengangguran Terbuka
jiwa, begitu pula dengan penduduk yang
Bekerja bersekolah, mengurus rumah tangga, dan kegiatan
0 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000
lainnya.
2014 2013 Sumber : Kota Bandung Dalam Angka, Tahun 2015

Jumlah Penduduk Menurut Kegiatannya Per Jenis Kelamin Tahun 2014


800,000 800,000

600,000 600,000

400,000 400,000

200,000 200,000

0
0 Bekerja Pengangguran Sekolah Mengurus Lainnya
Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja Terbuka Rumah Tangga

Laki-Laki Perempuan Laki-laki Perempuan

Jumlah angkatan kerja didominasi oleh laki-laki sedangkan bukan angkatan kerja didominasi oleh perempuan.Jenis kegiatan yang
paling banyak dilakukan oleh laki-laki usia kerja adalah bekerja sedangkan jenis kegiatan yang paling banyak dilakukan oleh
perempuan adalah mengurus rumah tangga.
KONDISI EKSISTING-KEPENDUDUKAN
Trend Jumlah Penduduk Kota Bandung Tahun 2003-2014
2550000
2500000 Jumlah penduduk Kota Bandung cenderung
2450000
2400000
mengalami peningkatan dari tahun 2003
2350000
2300000
hingga tahun 2014. Namun pada tahun
2250000 2010 dan 2013 penduduk Kota Bandung
2200000
2150000 sempat mengalami penurunan jumlah
2100000
2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 sekitar 0,8%-1% dari jumlah penduduk tahun
Jumlah Penduduk/Tahun sebelumnya.
Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Bandung Tahun 2015-2034

2700000
2600000
2500000
Jumlah penduduk Kota Bandung
2400000 mengalami peningkatan jumlah dengan
2300000 laju pertumbuhannya sebesar 0,8% setiap
2200000
2100000
tahunnya terhitung dari tahun 2015-2034
2000000

Proyeksi Jumlah Penduduk/Tahun


KEGIATAN
E K O N O M I
DI KOTA BANDUNG
KEGIATAN EKONOMI

Wilayah Kota Bandung


dengan produktivitas
lahan tinggi belum
tersebar secara merata,
dimana kegiatan
ekonomi masih terpusat
di bagian barat dan utara
Kota Bandung
TRANSPORTASI
WILAYAH
KONDISI JALAN EKSISITNG
Persentase Panjang Jalan di Kota Bandung Tahun 2014 Persentase Kondisi Jalan Kota di Kota Bandung Tahun 2014
Jalan Nasional Jalan Provinsi
3% 3%
Rusak
Sedang 9%
10%

Jalan Kota Baik


94% 81%

Sumber : Kota Bandung Dalam Angka, Tahun 2015

Sebagian besar jalan di Kota Bandung sudah berada dalam kondisi yang baik. Total panjang jalan di Kota Bandung
adalah 1.236,48 km, 54,25% dalam kondisi baik dan 19,08% dalam kondisi rusak. Sedangkan untuk jalan kota di Kota
Bandung adalah sepanjang 1.160,80 km, dimana 81,03% kondisi jalan sudah baik, sedangkan sepanjang 18,97% dari
panjang jalan kota kondisinya rusak.
ANGKUTAN JALAN
Jumlah Kendaraan/Tahun  Angkutan jalan yang ada di Bandung terdiri dari
angkutan umum seperti angkutan kota, bus
kota, taksi, ojek, dan becak, kendaraan bukan
umum/ pribadi, dan kendaraan
1,613,546 pemerintah/TNI/POLRI.

 Berdasarkan data yang diperoleh dari Samsat


Kota Bandung, jumlah kendaraan umum dan
1,539,409
bukan umum/pribadi di Kota Bandung
mengalami pertambahan sekitar 4%-6% dari
tahun 2013-2015.

1,443,217  Namun kondisi ini tidak diimbangi dengan


pertambahan ruas jalan, dimana
pertambahananya cederung stagnan
sedangkan jumlah kendaraan terus meningkat
setiap tahunnya.
2013 2014 2015
ANGKUTAN JALAN
Kendaraan Pribadi  didominasi sepeda motor
1,400,000
Umum
1,200,000
Pribadi 1,000,000
Pemerintah/TNI/POLRI Kendaraan Pemerintah/TNI/POLRI 
800,000
kendaraan alat berat dan besar
1,800,000 600,000
14,000
400,000
12,000
1,600,000 200,000
10,000
0
1,400,000 2013 2014 2015 8,000
SEDAN, JEEP, MIN IBUS, DSJ : BUS, MICROBUS,DSJ : 6,000
1,200,000 TRUCK, L IGHT TRUCK, PICK UP, DSJ: KENDARAAN ALAT BERAT DAN BESAR, DSJ :

SEPEDA MOTOR (RODA 2 DAN 3 ), DSJ:


4,000

2,000
1,000,000 Kendaraan Umum  didominasi oleh sedan, jeep, minibus
9,000 0
2013 2014 2015
800,000 8,000
7,000 SEDAN, JEEP, MIN IBUS, DSJ :
6,000 BUS, MICROBUS,DSJ :
600,000 5,000 TRUCK, L IGHT TRUCK, PICK UP, DSJ:
4,000 KENDARAAN ALAT BERAT DAN BESAR, DSJ :
400,000 3,000 SEPEDA MOTOR (RODA 2 DAN 3 ), DSJ:
2,000
1,000
200,000 0
2013 2014 2015
0 SEDAN, JEEP, MIN IBUS, DSJ : BUS, MICROBUS,DSJ : Sumber: Samsat Kota Bandung / Dispenda
2013 2014 2015 TRUCK, L IGHT TRUCK, PICK UP, DSJ: KENDARAAN ALAT BERAT DAN BESAR, DSJ : Provinsi Jawa Barat Tahun 2016
SEPEDA MOTOR (RODA 2 DAN 3 ), DSJ:
ANGKUTAN JALAN
Persentase Jumlah Kendaraan Menurut Jenisnya Tahun 2015

Sedan, Jeep, Station


Wagon… Kendaraan Dinas
1% Kendaraan Umum
Didominasi oleh 1%
Bus, Microbus
0% KENDARAAN PRIBADI 
Truck/Pick Up
5%
SEPEDA MOTOR

Sepeda Motor
Alat Berat
72%
0% Kendaraan Pribadi
98%

Persentase Jumlah Kendaraan Per Unit Pelayanan Tahun 2015

Kota Bandung III


Kota Bandung I
Soekarno Hatta
Pajajaran
28%
36%

Jumlah kendaraan paling banyak ada wilayah KOTA


BANDUNG I PAJAJARAN yaitu 521.891 unit kendaraan
Kota Bandung II
Kawaluyaan
36% Sumber : Kota Bandung Dalam Angka, Tahun 2015
ANGKUTAN
UMUM
ANGKUTAN KOTA
TAHUN 2014 Jarak lintasan trayek angkutan kota paling panjang
adalah trayek Bumi Panyileukan-Sekemirung yaitu
JUMLAH TRAYEK : 39 TRAYEK sejauh 24.35km. Sedangkan jarak lintasan trayek
JUMLAH KENDARAAN : 5521 UNIT angkutan kota terpendek adalah trayek Cibogo-
Elang yaitu sejauh 7 km.

OPERATOR Jumlah unit angkot terbanyak adalah trayek


Abdul Muis-Cicaheum via Binong sebanyak
ORGANDA KOTA BANDUNG DAN DINAS PERHUBUNGAN 355 unit. Sedangkan jumlah unit paling
sedikit adalah trayek Abdul Muis-Mengger
sebanyak 25 unit

KOBANTER KOBUTRI KOPAMAS Angkutan kota yang beroperasi di Kota Bandung


(Koperasi selama 5 tahun terakhir belum pernah mengalami
BARU (Koperasi Bina penambahan baik dari sisi jumlah kendaraan
(Koperasi Usaha Angkutan maupun jumlah trayek. Hal ini tidak sejalan dengan
Bandung Tertib Transportasi Masyarakat) perkembangan kota dan pertumbuhan demand
Baru) Republik yang cukup pesat.
Indonesia)
Sumber : Kota Bandung Dalam Angka, Tahun 2015
BUS KOTA
JUMLAH BUS JARAK WAKTU
DIOPERASIKAN OLEH DAMRI DAN KOBUTRI NO RUTE URAIAN / TRAYEK TEMPUH TEMPUH
KUOTA DILAYANI (KM) ( MENIT )
JUMLAH TRAYEK : 15 TRAYEK
I Cicaheum- Cibeureum 45 18 13 45
JUMLAH KENDARAAN : 240 KENDARAAN BUS
II Leuwipanjang - Ledeng 14 10 14 60
KAPASITAS : 30 TEMPAT DUDUK (BUS SEDANG)
III Kiaracondong - Sarijadi 5 0 16 60
: 54-65 TEMPAT DUDUK (BUS BESAR) V Dipatiukur - Leuwipanjang 12 10 9,5 60

VI BAWAH Elang - Jatinangor 24 15 27 90

VII Dipatiukur - Jatinangor 15 8 23 90

VI TOL Elang - Jatinangor Via Tol 10 7 32 75


PERMASALAHAN BUS KOTA DI KOTA BANDUNG: VII TOL Dipatiukur - Jatinangor Via Tol 21 8 35 75
 Kondisi jalan di Kota Bandung tidak cukup besar VIII Kebonkelapa - Tanjungsari 16 5 27 90

untuk melayani trayek bus kota. IX Leuwipanjang - Cicaheum 34 15 11,75 45

 Demand yang kecil menjadi semakin menurun XI Kebonkelapa - Cibiru 12 12 18 90

karena sebagian pengguna angkutan umum XIII Alun - Alun - Soreang 0 0 10 60

saat ini banyak yang berpindah ke sepeda XIV Kiaracondong - Sarijadi 2 0 15 60

motor. XV Alun Alun - Ciburuy 22 15 24 90


Alun Alun - Kota Baru
 Kondisi ini diperparah dengan tingginya biaya KBP
Parahyangan
8 6 30 75

operasi kendaraan akibat inflasi dan kenaikan JUM LA H 240 129

BBM. Sumber : Perum DAMRI dan Dinas Perhubungan Kota Bandung, 2015
TRANS METRO BANDUNG
KORIDOR TRANS METRO BANDUNG
I Elang (Cibeureum) – Soekarno Hatta – Cibiru

II Cibeureum – Cicaheum Pada saat ini, TMB yang beroperasi


baru melayani koridor I dan II.
III Cicaheum – Sarijadi

IV Banjaran – Gd.Bage – St.Hall

V Padalarang – Cimahi – Elang – St.Hall

VI Antapani – Laswi – St.Hall Rencana pengembangan pelayanan


TMB pada tahun 2015 yaitu menambah
VII Antapani – Laswi – Lingkar Selatan pelayanan pada koridor III, VI dan VII.
Padalarang – Tol – Terusan Pasteur – Pasteur – Wastu
VIII
Kencana – St.Hall
IX Soreang – Kopo – Leuwi Panjang – St.Hall

X Cibaduyut – Tegalega – St.Hall Adapun TMB koridor IV, V, VIII dan


XI Ledeng – Gegerkalong – Setiabudi – Cihampelas – St.Hall koridor IX mencakup pelayanan lintas
batas Metropolitan Bandung.
XII Ujungberung – Cicaheum – Surapati – Dago – St.Hall
Caringin – Pasir Koja – Kebon Kawung – Pasir kaliki – Sukajadi
XIII
– Sarijadi
PETA JARINGAN BUS KOTA

Sumber : Perum DAMRI dan Dinas Perhubungan Kota Bandung, 2015


TAKSI Angkutan yang banyak beroperasi di Kota Bandung
khususnya daerah yang tidak tersedia jalur
TAHUN 2014 angkutan umum seperti daerah-daerah
 Terdapat 1856 Unit Taksi Di Kota Bandung
pemukiman.
 Dioperasikan oleh 11 perusahaan swasta
Sumber : Kota Bandung Dalam Angka, Tahun 2015
BECAK OJEK
PERUSAHAAN ARMADA JUMLAH JUMLAH
NO SUMBER IZIN
TAKSI I ZI N REALI SASI
1 Gemah Ripah Kota Bandung 472 472
2 Kota Kembang Kota Bandung 261 261
3 Primkopau Kota Bandung 136 136
4 Blue Bird Kota Bandung 211 211
5 Putra Kota Bandung 255 255
6 Cipaganti Kota Bandung 103 103
7 Rina Rini Kota Bandung 102 102
8 AA Kota Bandung 300 156
9 Damai Raya Kota Bandung 50 50
10 Gemah Ripah Prov insi Jawa Barat 41 41
11 Cipaganti Prov insi Jawa Barat 69 69
Jumlah 2000 1856 Terdapat sekitar 5.107 becak dan 1500 ojek yang
Jumlah izin taksi dari Kota Bandung yang paling banyak beroperasi secara sporadis di Kota Bandung
adalah armada taksi Gemah Ripah yaitu sebanyak 472 izin, khususnya pada daerah sekitar pasar, pusat
sedangkan yang paling sedikit adalah Damai Raya yaitu
sebanyak 50 izin.
perbelanjaan, dan permukiman
ANGKUTAN JALAN BERBASIS APLIKASI
PENGGUNA SMARTPHONE DI INDONESIA TAHUN 2013-2018 PENGGUNA INTERNET DI INDONESIA TAHUN 2013-1018

140
120
120
100
100
80
80
60 60

40 40

20 20

0 0
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Indonesia 27.4 38.3 52.2 69.4 86.6 103 Indonesia 72.8 83.7 93.4 102.8 112.6 123

Sumber: Survei Lembaga Riset Digital Marketing Emarketer

Tahun 2018 Indonesia akan Beberapa perusahaan yang kini


Berperan penting dalam
menjadi: popular dengan aplikasi mobile-nya di
perkembangan industri digital di
 Negara pengguna aktif Kota Bandung adalah:
Indonesia, misalnya untuk
smartphone terbesar ketujuh  Grab Bike
layanan aplikasi transportasi
di dunia  Go-Jek
sepeda motor dan mobil di
 Negara terbesar keenam  Uber
Indonesia
pengguna internet di dunia  Grab Taxi. dsb
PERKEMBANGAN ISU
DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG KOTA
BANDUNG |SISTEM TRANSPORTASI
DAYA TAMPUNG DAN DAYA DUKUNG KOTA
Proyeksi Jumlah Penduduk/Tahun
2800000
2600000
2400000
2200000
2000000
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 2033 2034

Sumber: Hasil Analisis, 2016

Jumlah penduduk Kota Bandung (berdasarkan proyeksi) terus bertambah setiap


tahunnya, pada akhirnya dapat melampaui daya dukung Kota Bandung jika tidak
penyediaan ruang dan infrastruktur tidak direncanakan sejak dini. Selain memerlukan
penyediaan ruang dan infrastruktur, penduduk Kota Bandung perlu didistribusikan secara
proporsional di seluruh wilayah Kota Bandung. Kondisi eksisting saat ini menunjukkan
bahwa pergerakan yang terjadi berpusat pada wilayah-wilayah pusat Kota Bandung,
yaitu wilayah yang produktivitas ekonomi lahannya tinggi.
SISTEM TRANSPORTASI
Tingkat pelayanan pejalan kaki (level of service) jalan yang rendah karena terjadinya
pengurangan ruang efektif jalan dan gangguan samping lalulintas
Pelayanan angkutan umum massal belum optimal, dimana tingkat aksesibilitas penduduk pada
sarana dan prasarana transportasi massal relatif kurang memadai.
Penggunaan kendaraan bermotor roda dua mencapai 72% dan rentan terhadap kecelakaan (data
tahun 2014).
Saat ini sedang marak pengoperasian angkutan jalan berbasis aplikasi seperti gojek, dimana hal ini
tidak sejalan dengan UU No.22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Kinerja jaringan jalan tidak sesuai dengan fungsi.

Pola jaringan jalan belum terbentuk dengan baik (dimensi jalan, bottle neck).

Ketidakseimbangan pertumbuhan permintaan (kendaraan ±11% per tahun) dengan pertumbuhan


penyediaan (jaringan jalan ± 2% per tahun).

Tidak memadainya prasarana parkir untuk kegiatan komersil, pendidikan, kesehatan.

Kualitas dan kuantitas jalur pejalan belum memadai.


Beberapa Temuan Studi

 Kota Bandung (Dinas Perhubungan) telah melakukan re-routing angkutan


umum. Hasil dari re-routing tersebut adalah penurunan blank spot (daerah
yang belum terlayani angkutan umum resmi) dari 69% menjadi 48% namun
meningkatkan blankspot daerah terlayani dari 31% menjadi 52%
 Load factor rata-rata setiap angkutan umum 50%-70% atau jumlah
penumpang rata-rata di dalam angkutan umum 5-8 untuk setiap rit (round
trip)
 Ability To Pay (ATP) pengguna angkot rata-rata Rp 347,-/km sementara
Willingness To Pay (WTP) rata-rata pengguna angkot Rp 222,-/km
 Lebih dari 50% pengguna internet di Kota Bandung adalah pengguna Go-
Jek/Uber
 Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia tahun 2014
menunjukan bahwa Kota Bandung adalah kota dengan pengguna
internet ke tiga terbesar di Indonesia, mencapai 579.000 jiwa
 Persentase perpindahan pengguna agkot ke motor yaitu 49,01%
Beberapa Temuan Studi
 Terdapat 64 pangkalan ojek yang terhubung dengan rute
angkutan kota
 81% pangkalan ojek tersebut berjalur bebas, 19% sisanya
melayani area sekitar pangkalan ojek;
 Tarif ojek terendah adalah Rp 3.000,- dan tertinggi Rp
300.000,-
 Jumlah rata-rata armada ojek beroperasi di setiap
pangkalan sebanyak 22 motor
 Konflik dengan go-jek terjadi jika:
pengemudi go-jek mengambil penumpang di sekitar
pangkalan dan ybs memakai atribut go-jek secara jelas
Terendus oleh mata-mata pangkalan
Beberapa Temuan Studi
 Bisnis aplikasi on-demand transport seperti Gojek/Gocar,
Uber/UberMoto dan GrabTaxi/GrabBike bertindak sebagai broker
antara pengguna dan pengemudi. Aplikasi-aplikasi ini melakukan
pembagian income dengan pengemudi dengan perbandingan
berkisar antara 30-70 sampai 20-80;
 Persaingan antara armada Taksi/Ojek konvensional dengan Taksi/Ojek
online berlangsung secara tidak seimbang, karena penyelenggara
taksi/ojek online memiliki modal yang sangat besar, sehingga mampu
memberikan promosi dan diskon yang besar bagi pengguna. Hal ini
yang kemudian memicu gesekan dengan taksi/ojek konvensional
karena pengguna ramai-ramai beralih pada taksi/ojek online.
 Aplikasi on-demand transport lebih menarik bagi para calon
pengemudi karena:
1. Kemudahan mendapatkan order/pengguna jasa transportasi
2. Fleksibilitas waktu operasi
3. Bisa dilakukan di manapun sehingga pengemudi bisa sambil
melakukan pekerjaan sampingan lainnya
PERAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DALAM
PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM
TINJAUAN
NORMATIF
JENIS MODA ANGKUTAN UMUM
VISI PENYELENGGARAAN PERHUBUNGAN DI KOTA
BANDUNG
Perda Kota Bandung No.16 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Perhubungan dan Retribusi di Bidang Perhubungan

• Terselenggaranya pelayanan perhubungan yang terpadu dan terintegrasi, aman, tertib,


lancar dan mengutamakan keselamatan untuk mendorong perekonomian dan
memajukan kesejahteraan masyarakat;
• Terselenggaranya perhubungan yang berwawasan lingkungan serta menunjang budaya
dan kearifan lokal;
• Terselenggaranya penyelenggaraan pemerintahan yang baik dalam meningkatkan
pelayanan publik yang efektif dan efisien.
PERAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
DALAM PENYEDIAAN ANGKUTAN UMUM

Pemerintah daerah kabupaten/kota wajib menjamin tersedianya angkutan


umum untuk jasa angkutan orang dan/atau barang antarkota dalam
kabupaten/kota
(UU No. 22 Tahun 2009 t entang Angkutan Jalan dan Lalu Lint as Pasal 139)

PERAN PEMERINTAH
PERAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
KOTA/KABUPATEN DALAM PENYELENGGARAAN PERHUBUNGAN DARAT

Pemerintah daerah kabupaten/kota menyusun rencana induk jaringan lalu


lintas dan angkutan jalan kota paling lama lima tahun dengan
mempertimbangkan kebutuhan lalu lintas dan angkutan jalan serta ruang
kegiatan berskala kota
(Perda Kot a Bandung No.16 Tahun 2012 t entang Penyelenggaraan Perhubungan dan ret ribusi di
Bidang Perhubungan Pasal 5)
JENIS KENDARAAN
• Kendaraan Bermotor
• Kendaraan Tidak Bermotor
(UU No. 22 Tahun 2009 tentang Angkutan Jalan dan Lalu Lintas Pasal 47)

Kendaraan Bermotor: Kendaraan Tidak Bermotor:

JENIS MODA 

Sepeda motor
Mobil penumpang
 Kendaraan yang digerakkan
oleh tenaga orang
KENDARAAN  Mobil bus  Kendaraan yang digerakkan
 Mobil barang oleh tenaga hewan

 Kendaraan Khusus
 Keteraturan

(UU No. 22 Tahun 2009 t entang Angkutan Jalan dan Lalu Lint as Pasal 47)
KEWAJIBAN
MENYEDIAKAN ANGKUTAN UMUM

• Angkutan umum diselenggarakan dalam upaya memenuhi kebutuhan


angkutan yang selamat, aman, nyaman, dan terjangkau
• Pemerintah bertanggung jawab atas penyelenggaraan angkutan umum
Angkutan umum orang dan/atau barang hanya dilakukan dengan
JENIS MODA

Kendaraan Bermotor Umum
• Penyediaan jasa angkutan umum dilaksanakan oleh badan usaha milik
ANGKUTAN UMUM negara, badan usaha milik daerah, dan/atau badan hukum lain sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
(UU No. 22 Tahun 2009 t entang Angkutan Jalan dan Lalu Lint as Pasal 138&139)
SARANA ANGKUTAN UMUM DARAT

Perusahaan Angkutan Umum wajib Pelayanan angkutan orang dengan


memenuhi STANDAR PELAYANAN
Kendaraan Bermotor Umum terdiri atas:
MINIMAL meliputi:
 Keamanan  Angkutan orang dengan
Kendaraan Bermotor Umum dalam
 Keselamatan
trayek
 Kenyamanan
 Keterjangkauan  Angkutan orang dengan
Kendaraan Bermotor Umum tidak
 Kesetaraan
dalam trayek
 Keteraturan
(UU No. 22 Tahun 2009, PM Perhubungan No. 46
Tahun 2014, dan PM Perhubungan No.98 Tahun 2013 (UU No. 22 Tahun 2009 tentang Angkutan Jalan
) dan Lalu Lintas Pasal 140)
SARANA ANGKUTAN UMUM DARAT
JENIS PELAYANAN ANGKUTAN ORANG
KENDARAAN BERMOTOR UMUM DALAM TRAYEK
• Angkutan lintas batas negara
• Angkutan antrakota antarprovinsi
• Angkutan antarkota dalam provinsi
• Angkutan perkotaan  lingkup Kota Bandung (menggunakan mobil bus)
• Angkutan perdesaan
(UU No. 22/2009 Pasal 143 dan PM Perhubungan No. 98/2013 Pasal 2)

JENIS PELAYANAN ANGKUTAN ORANG


KENDARAAN BERMOTOR UMUM TIDAK DALAM TRAYEK
• Angkutan orang dengan menggunakan taksi
• Angkutan orang dengan tujuan tertentu  menggunakan mobil bus
• Angkutan orang untuk keperluan pariwisata  mobil penumpang umum dan mobil bus umum dengan tanda khusus
• Angkutan orang di kawasan tertentu
(UU No. 22/2009 Pasal 151 dan PM Perhubungan No 46/2014 Pasal 2)
SARANA ANGKUTAN UMUM DI KOTA BANDUNG

SARANA ANGKUTAN ORANG


KENDARAAN BERMOTOR UMUM DALAM TRAYEK
• Mobil bus  Trans Metro Bandung, Damri, Angkutan Kota

SARANA ANGKUTAN ORANG


KENDARAAN BERMOTOR UMUM TIDAK DALAM TRAYEK
• Taksi
• Mobil bus  bus parwisara, angkutan carter, angkutan karyawan
• Sepeda motor  ojek konvensional dan ojek berbasis aplikasi (gojek)

SARANA ANGKUTAN ORANG


KENDARAAN TIDAK BERMOTOR UMUM TIDAK DALAM TRAYEK
• Becak
• Delman
STANDAR PELAYANAN MINIMAL
MOBIL BUS DAN ANGKUTAN KOTA
Identitas Kendaraan
Identitas Awak Kendaraan
1 Keamanan Lampu Penerangan
Kaca Film
Lampu isyarat tanda bahaya
SOP pengoprasian kendaraan
Awak Kendaraan Kompetensi
Kondisi Fisik
Peralatan keselamatan
2 Keselamatan
Fasilitas Kesehatan
Sarana
Informasi Tanggap darurat
Fasilitas pegangan penumpang berdiri
Prasarana Fasilitas penyimpanan dan pemeliharaan kendaraan (pool)
Daya angkut
3 Kenyamanan Mobil Bus Fasilitas pengatur suhu ruangan
Fasilitas kebersihan
4 Keterjangkauan Tarif
Tempat duduk prioritas
5 Kesetaraan
Ruangan tempat kursi roda
Informasi pelayanan
Waktu berhenti di halteu
6 Keteraturan
Headway
Kinerja operasional

Sumber: PM Perhubungan No. 98/2013


STANDAR PELAYANAN MINIMAL
TAKSI
Tanda pengenal pengemudi
Customer Service
Lampu tanda bahaya
Alat komunikasi
1 Keamanan Identitas Kendaraan
Informasi Nomor pengaduan
Tombol pengunci pintu
Kaca film
tanda taksi
Kondisi Fisik
Pengemudi
Kompet ensi
Fasilitas Kesehatan
Alat pengendali kecepatan kendaraan
2 Keselamatan Asuransi kecelakaan lalu lintas
Pengecekan kelayakan kendaraan sebelum beroperasi
Umur kendaraan
Fasilitas penyimpanan dan pemeliharaan kendaraan (pool)
Memahami wilayah operasi
Komunikasi pengemudi dengan penumpang
3 Kenyamanan SOP etika pelayanan angkutan taksi
Alat pengatur suhu udara
Larangan merokok
4 Keterjangkauan Wakt Pelayanan
Pelayanan prioritas
5 Kesetaraan
Ruangan tempat kursi roda
Informasi tarif
6 Keteraturan
Agrometer
Sumber: PM Perhubungan No 46/2014
OJEK, BECAK, DAN DELMAN
SARANA ANGKUTAN UMUM

UNDANG-UNDANG NO.22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS PERATURAN PEMERINTAH NO.74 TAHUN 2012 TENTANG
DAN ANGKUTAN JALAN ANGKUTAN JALAN

“Angkutan umum dan/atau barang hanya dilakukan dengan kendaraan bermotor umum (mobil penumpang dan
mobil bus umum)”
Sedangkan kendaraan roda dua tidak termasuk sebagai moda transportasi angkutan umum
Becak dan delman tidak termasuk kendaraan bermotor

x
Sarana transportasi ini tidak memenuhi Standar Pelayanan Minimal

Disisi lain angkutan ojek motor diakui sebagai lapangan usaha


(Peraturan Kepala BPS No.57 Tahun 2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)
TUJUAN
PENYELENGGARAAN
• PM 32 tahun 2016  Memberikan payung hukum untuk
ANGKUTAN UMUM penyelenggara angkutan umum dengan aplikasi berbasis
DENGAN informasi
• Meningkatkan kemudahan pemesanan pelayanan jasa
APLIKASI BERBASIS angkutan orang tidak dalam trayek

TEKNOLOGI • Meningkatkan kemudahan pembayaran pelayanan jasa


angkutan orang tidak dalam trayek
INFORMASI Sumber: PM 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan
Bermotor Umum Tidak dalam Trayek
• Perusahaan angkutan umum tidak dalam trayek wajib
PENYELENGGARAAN mempunyai izin yang dikenakan PNBP, perusahaan harus
berbadan hukum Indonesia (Pasal 40)
ANGKUTAN UMUM • Perusahaan penyedia jasa aplikasi informasi yang
DENGAN memberikan layanan reservasi angkutan umum, harus
bekerja sama dengan perusahaan angkutan umum yang
APLIKASI BERBASIS telah memiliki izin penyelenggaraan angkutan (Pasal 41)

TEKNOLOGI • Tarif angkutan ditetapkan oleh perusahaan atas


persetujuan pemerintah
INFORMASI
Sumber: PM 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan
Bermotor Umum Tidak dalam Trayek
KEWAJIBAN
PERUSAHAAN/LEMBAGA PENYEDIA APLIKASI BERBASIS TEKNOLOGI
INFORMASI
PENYELENGGARAAN • Profil perusahaan penyedia jasa aplikasi berbasis internet
ANGKUTAN UMUM • Memberikan akses monitoring operasional pelayanan
• Data seluruh perusahaan angkutan umum yang
DENGAN bekerjasama

APLIKASI BERBASIS • Data seluruh kendaraan dan pengemudi


• Layanan pelanggan berupa telepon, email, dan alamat,
TEKNOLOGI kantor penyedia aplikasi berbasis teknologi informasi

INFORMASI

Sumber: PM 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan


Bermotor Umum Tidak dalam Trayek
SARANA ANGKUTAN UMUM
UNDANG-UNDANG NO.22 TAHUN 2009 TENTANG LALU PERATURAN PEMERINTAH NO.74 TAHUN 2012 TENTANG
LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN ANGKUTAN JALAN

“ Angkutan umum dan/atau barang hanya dilakukan dengan kendaraan bermotor umum (mobil
penumpang dan mobil bus umum)”

x
Sedangkan kendaraan roda dua tidak termasuk sebagai moda transportasi angkutan umum

Disisi lain angkutan ojek motor diakui sebagai lapangan usaha


(Peraturan Kepala BPS No.57 Tahun 2009 tentang Klasifikasi Baku Lapangan
Usaha Indonesia (KBLI)
IZIN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG
UNDANG-UNDANG NO.22 TAHUN 2009 NO.32 TAHUN 2016 TENTANG NO.16 TAHUN 2012 TENTANG
TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN PENYELENGGARAAN PERHUBUNGAN
JALAN ORANG DENGAN KENDARAAN DAN RETRIBUSI DI BIDANG
BERMOTOR UMUM TIDAK DALAM TRAYEK PERHUBUNGAN

Setiap badan usaha milik Negara, badan


Angkutan umum tidak dalam trayek dapat
Semua kendaraan untuk angkutan umum usaha milik daerah, dan/atau badan
menggunakan sarana aplikasi berbasis
harus memiliki izin dan terdaftar, dimana hukum lain yang akan berusaha dibidang
teknologi informasi. Namun perusahaan atau
izin penyelenggaraan angkutan antara angkutan umum untuk mengangkut orang
lembaga penyedia aplikasi berbasis
lain: dan/atau barang, wajib memiliki izin dari
teknologi informasi yang memfasilitasi dalam
 Izin penyelenggaraan angkutan orang Pemerintah Daerah, izin tersebut meliputi:
pemberian pelayanan angkutan umum tidak
dalam trayek  Izin usaha angkutan
boleh bertindak sebagai penyelenggara
 Izin penyelengagaraan angkutan orang  Izin penyelenggaraan angkutan orang
angkutan umum, tetapi wajib bekerja sama
tidak dalam trayek dalam trayek
dengan perusahaan angkutan umum yang
 Izin penyelenggaraan angkutan barang  Izin penyelenggaraan angkutan orang
telah memiliki izin penyelenggaraan
khusu atau alat berat tidak dalam trayek
angkutan.
 Izin insidentil
Kebijakan Pembangunan Transportasi Kota
Bandung yang Terkait Penggunaan IT

Arah kebijakan: Rencana lokasi penerapan ATCS


• Memperbaharui ATCS yang mampu mencakup seluruh wilayah Kota
mengatur pola lalu lintas kendaraan Bandung dengan mengutamakan
secara adaptif dan terpadu, terutama beberapa persimpangan:
pada koridor ruas jalan utama yaitu JAP 1. Persimpangan pada Jl.Soekarno-
dan JAS; Hatta, dari Jl. Cibiru-Jl.Cibeureum
• Pengembangan sistem teknologi 2. Persimpangan pada Jl.Dr.Junjunan-
pendukung kinerja angkutan Jl.Pasteur-Jl.Surapati-Jl.Cicaheum-
missal/intermodality, seperti penyediaan Jl.Ujung Berung-Jl.Cibiru
fasilitas alih moda, penjadwalan 3. Persimpangan pada Jl.Jenderal
terintegrasi, dan tiket elektronik terpadu Sudirman-Jl.Asia Afrika-Jl.Jend.A.Yani
(smart card); 4. Persimpangan pada Jl.Peta-Jl.BKR-
• Pengembangan sistem informasi lalu lintas Jl.Pelajar Pejuang 45-Jl.Laswi
atau transportasi secara on line sebagai
pemandu masyarakat untuk
bertransportasi secara bijak
Hasil Studi Banding
Kota Solo:
1. Berhasil membuat apliikasi smartphone berbasis
Android yaitu Solo Destination, memberikan
informasi kuliner, tempat wisata, hotel, tempat
kerajinan, tempat belanja, lokasi fasum, harga
pangan, dan jadwal transportasi;
2. Berhasil membuat aplikasi smartphone lainnya
berbasis Android yaitu InfolLalinSolo yang
memberikan informasi kondisi traffic di 34
persimpangan secara real time melalui camera
yang dipasang di setiap persimpangan
Hasil Studi Banding

DI Yogyakarta:
1. Telah menerapkan Bus Priority, yaitu memasang
sensor pada bis dan ruas jalan menuju traffic
light sehingga lampu otomatis menjadi hijau
ketika akan ada bus Trans Jogja lewat
2. Pemerintah DIY telah memfasilitasi
pengembangan aplikasi smartphone berbasis
Android untuk dikelola bersama oleh gabungan
seluruh pengusaha taxi. Aplikasi tersebut yaitu
SayTaxi
POTENSI &
KENDALA
PENGEMBANGAN
ANGKUTAN
UMUM BERBASIS IT
DI KOTA
BANDUNG
 Persentase area yang belum terlayani angkutan umum
(resmi, tidak termasuk ojek) yang mencapai 48% dapat
menjadi tantangan sekaligus potensi bagi pemkot untuk
mengembangkan layanan angkutan umum untuk area
tersebut;
 Dikeluarkannya Permenhub 32/2016 dapat menjadi
acuan hukum yang mengatur layanan angkutan umum
berbasis aplikasi;
 Telah terdapat best practices dari daerah-daerah lain
yang dapat menjadi model bagi Kota Bandung dalam
penggunaan IT dalam pengelolaan lalu lintas dan
pengelolaan angkutan umum;
 Beberapa kebijakan transportasi Kota Bandung dapat
mendukung pengembangan IT untuk pengelolaan
angkutan umum dan pengelolaan lalu lintas
 Bisnis transportasi berbasis aplikasi didasarkan pada lalu
lintas data on-line sehingga tidak akan mengganggu
pendapatan pengemudi armada dari ongkos
transportasi yang dibayarkan pengguna layanan 
Pemkot Bandung dapat mengadopsi model ini untuk
pengembangan layanan angkutan umum di area
blankspot
 Pemkot Bandung telah memiliki Command Center
dengan peralatan terkini yang dapat diintegrasikan
dengan pola pengelolaan lalu lintas cerdas (Intelligent
Transport System)
 Hampir seluruh area utama di Kota Bandung sudah
dilayani Fiber Optic
Kesimpulan Sementara
 Penyebaran info keberadaan angkutan pelengkap angkutan kota
perlu lebih diperluas dengan keberadaan teknologi aplikasi IT;
 Pemerintah Kota perlu memperhatikan usaha ojek konvensional
untuk dikelola melihat keterhubungannya dengan rute-rute
angkutan kota, pada sisi lain ojeg masih belum secara legal
dinyatakan sebagai moda angkutan umum
 Teknologi ATCS perlu diperbaharui dengan segera;
 Perlu data yang lebih up to date terkait kuantitas dan kualitas
layanan angkutan umum eksisting sehingga aplikasi IT dapat tepat
sasaran pada moda angkutan umum yang benar-benar masih
dapat berjalan baik secara layanan maupun secara perhitungan
bisnis, mengingat Kota Bandung tengah melakukan beberapa
pembenahan angkutan umum seperti konversi angkot menuju Bus
Rapid Transit, dan lain-lain
REKOMENDASI
Rekomendasi pada aspek IT
 Pengembangan Aplikasi Transportasi Terpadu Kota Bandung yang
didalamnya terdiri dari:
 Aplikasi untuk memanggil ojek dan taksi konvensional (on-demand application).
Aplikasi ini dibutuhkan untuk menyeimbangkan persaingan antara ojek dan taksi
konvensional dengan ojek dan taksi online. Aplikasi ini dapat dikelola oleh dinas
perhubungan, dinas komunikasi dan informatika atau pula dapat dikelola oleh
Bandung Command Center
 Aplikasi untuk mengetahui rute, tempat pemberhentian dan jadwal kedatangan
dan keberangkatan TMB, Angkutan Kota dan transportasi umum lainnya
termasuk didalamnya informasi mengenai titik-titik perpindahan antar moda.
Aplikasi ini diperlukan untuk memudahkan masyarakat Kota Bandung dalam
melakukan perpindahan di Kota Bandung.
 Informasi lokasi berbagai tempat wisata di kota Bandung termasuk wisata
kuliner, wisata budaya dan wisata alam. Contoh yang sudah diimplementasikan
dengan baik seperti di Kota Solo
 Kerjasama penyediaan data
rute dan trayek angkutan
umum di Kota Bandung
dengan Google.
 Penggunaan aplikasi Google
Maps di Indonesia cukup besar
dan rutin. Namun jika kita
melakukan pencarian rute di
Kota Bandung, opsi rute
angkutan umum belum
tersedia, berbeda halnya
dengan di kota Jakarta.
Kerjasama data ini bertujuan
agar pengguna aplikasi
Google Maps (baik masyarakat
lokal bandung maupun
wisatawan) dapat dengan
mudah mendapatkan informasi
angkutan umum yang tersedia.
 Pemaksimalan fungsi Bandung Command Center
 Mengintegrasikan monitoring dan commanding ATCS di
BCC sehingga setiap pergerakan angkutan umum, bus
kota dan taksi dapat terlacak pergerakannya
 Mengintegrasikan monitoring data dari setiap pengelola
ojek/taksi online dengan BCC sehingga dapat selalu
termonitor jumlah dan jangkauannya.
 Membuat Tim IT terpadu dalam Bandung Command
Center yang dapat membuat dan mengembangkan
aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan Bandung Command
Center sehingga tidak selalu bergantung pada vendor
untuk pengembangan aplikasi. Contoh yang sudah
berjalan pada tim Jakarta Smart City.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai