Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PKM-KC

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN


RANTAI PASOK KOPI BERAS MELALUI PENDEKATAN DBE
DENGAN MENGGUNAKAN METODE SCOR

Disusun Oleh:
Dedy Setiawan
Ahmad Haryono
Aji Najib N.
Annisa Damayanti
Pratiwi Wulandari

F34130125
F34130069
F34130085
F34130087
F34130109

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2016

LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan

: Analisis dan Desain Sistem Pengambilan


Keputusan Rantai Pasok Kopi Beras Melalui
Pendekatan DBE dengan Menggunakan
Metode SCOR

2. Ketua Pelaksanaan Kegiatan


a. Nama Lengkap
b. NIM
c. Jurusan
d. Universitas
e. Alamat rumah dan No. Hp
f. Alamat email
3. Anggota pelaksana kegiatan
4. Dosen Pendamping
a. Nama lengkap
b. NIDS
c. Alamat rumah dan No. Hp

: Dedy Setiawan
: F34130125
: Teknologi Industri Pertanian
: Institut Pertanian Bogor
: Gayamsari Rt1/4,
Alasombo,Weru,Sukoharjo.
: dedykun24@gmail.com
: 4 anggota
: Dr.Ir.Eng.Taufik Djatna,M.Si
: 197006141995121001
: 081319726435

Bogor, 5 Mei 2016


Menyetujui
Ketua Departemen Teknologi
Industri Pertanian

Ketua Pelaksanaan Kegiatan

Prof.Dr.Ir.Nastiti Siswi Indrasti,M.Si


NIP. 196210091989032001

Dedy Setiawan
NIM. F34130125

Dosen Pembimbing

Dr.Ir.Eng.Taufik Djatna,M.Si
NIP. 197006141995121001

ii

RINGKASAN

Kopi merupakan salah satu komoditas yang memiliki pasar cukup


menjanjinkan di pasar dunia. Permasalahan yang terjadi di Indonesia mengenai
pasar komoditas kopi yaitu adanya tengkulak sebagai pihak ketiga yang
menghubungkan petani sebagai supplier kopi kepada industri atau perorangan
sebagai konsumen. Komoditas kopi di Indonesia membutuhkan suatu sistem Supply
Chain Manajemen (SCM) yang dapat menghubungkan supplier dengan konsumen.
Untuk memudahkan aliran informasi dalam SCM maka dibutuhkan Digital
Business Ecosistem (DBE). Sistem ini diharapkan dapat membantu supplier agar
dapat menjual hasil panen kopi secara langsung ke pihak konsumen, membantu
industri agar tidak kehabisan stok bahan baku, dan meminumalkan resiko kerusakan
kopi. Komoditas kopi yang diperjualbelikan dalam sistem ini berbentuk kopi beras
dari berbagai varietas kopi yang terdapat diseluruh wilayah Indonesia. Tujuan
penelitian ini yaitu merancang dan membuat sistem pengambilan keputusan dalam
mengelola pasokan kopi, mencari supplier terbaik, dan memilih supplier terbaik.
Metode yang digunakan yaitu studi pustaka dan perancangan sistem.
Rumusan rancangan sistem dengan PHD, DFD, BPMN, use case, state chart,
sequence diagram, dan class digram. Penilaian kinerja dengan SCOR dan
pengelompokan dengan k-mean clustering.
Keluaran yang ada adalah berupa sistem yang sudah dimasukan kedalam
suatu aplikasi android yang dapat digunakan oleh petani sebagai supplier ataupun
perusahaan sebagai konsumen. Aplikasi android yang dirancang untuk menunjang
rantai pasok komoditas kopi diberi nama Coffe Land. Kinerja SCM diukur dengan
metode Supply Chain Operation Reference (SCOR). Untuk mengelompok. Fitur
dalam aplikasi yaitu menampilkan semua supllier terbaik setelah konsumen mengisi
form apa yang diinginkan perusahaan seperti jenis kopi, harga kopi, stok kopi yang
dibutuhkan. Setelah itu aplikasi akan merekomendasi petani yang memiliki
persamaan yang di inginkan konsumen. Untuk memudahkan konsumen memilikih
supplier terbaik maka dalam applikasi ini menggunakan pengelompokan dengan kmean clustering berdasarkan harga. Aplikasi Coffe Land ini mempermudah
intersaksi antara petani atau supplier dengan parusahaan atau konsumen sehingga
dapat bekerja secara sinergis, aktif, dan efisien.

iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................
RINGKASAN ..................................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
Latar Belakang .................................................................................................
Tujuan ..............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................
a. Kopi .............................................................................................................
b. Sistem Pengambilan Keutusan ....................................................................
c. Supply Chain Management .........................................................................
d. Digital Bussiness Ecosystem .......................................................................
e. Supply Chain Operation Reference .............................................................
BAB III METODE PELAKSANAAN ............................................................
a. Waktu Pelaksanaan ...................................................................................
b. Rancangan Sistem .....................................................................................
c. Algoritma K-mean Clustering ...................................................................
d. Algoritma SCOR .......................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................
Hasil .................................................................................................................
Pembahasan ......................................................................................................
BAB V PENUTUP ...........................................................................................
Simpulan ..........................................................................................................
Saran .................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
LAMPIRAN .....................................................................................................

i
ii
iii
iv
1
1
2
2
2
2
3
3
3
4
4
4
5
6
7
7
8
9
9
9
10
11

iv

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu komoditas yang memiliki pasar yang cukup
menjanjinkan dipasar dunia, terutama setelah munculnya banyak usaha atau bisnis
yang menjadikan kopi sebagai menu utama. Komoditas kopi yang dihasilkan petani
bersifat terbatas dalam periode waktu panen tertetu. Menurut Jaya (2013), masalah
dalam industri kopi yaitu tingginya resiko mutu buah kopi yang dihasilkan petani yang
disebabkan oleh tidak seragamnya tingkat kematangan, teknik panen stripping, dan
penanganan pasca panen yang kurang baik sehingga tingginya kontaminan fisik yang
bertentangan dengan SNI 01-2907-2008 tentang biji kopi.
Jumlah konsumen kopi tidak terbatas dan industri pengolahan produk berbahan
baku kopi membutuhkan bahan baku yang kontinu untuk memenuhi kebutuhan
produksi. Kompleksitas masalah kopi sebagai salah satu produk pertanian membuat
penanganan kopi dalam rantai pasok kopi dalam negeri menjadi hal yang rumit.
Menurut Fitriana dan Djatna (2011), manajemen rantai pasok produk pertanian bersifat
probabilistik dan dinamis.
Kegiatan rantai pasok merupakan hal yang sangat penting dalam suatu sistem
agroindustri, kegiatan tersebut mencakup pengadaan bahan baku, pengolahan, dan
jaringan distribusi (Shafiro 2001). Supply Chain Manajemen (SCM) adalah suatu
kesatuan proses dan aktivitas produksi mulai bahan baku diperoleh dari supplier,
proses penambahan nilai yang merubah bahan baku menjadi barang jadi, proses
penyimpanan persediaan barang sampai proses pengiriman barang jadi ke retailer dan
konsumen (Pujawan 2005). SCM produk pertanian seperti kopi berbeda dengan
produk manufaktur, karena produk pertanian memiliki sifat mudah rusak, musiman,
bentuk dan ukuran yang berfariasi, skala usaha kecil, dan kamba, sehingga sangat
rentan terhadapa resiko kerugian bagi pelakunya (Jaya et al 2014).
SCM memiliki kinerja yang diukur dengan metode Supply Chain Operation
Reference (SCOR). SCOR merupakan suatu model acuan proses untuk operasi supply
chain yang terbagai kedalam lima proses manajemen dasar yaitu plan, source, deliver,
dan return (Hanugrani et al 2013). Untuk memudahkan aliran informasi dalam SCM
maka dibutuhkan Digital Business Ecosistem (DBE). Menurut Stanley dan Briscoe
(2010), DBE adalah sistem jaringan yang terdiri dari konsumen, supplier, industri
produk atau jasa, lingkungan sosial ekonomi, institusi, dan peraturan yang dilengkapi
dengan teknologi yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan digital untuk jaringan
organisasi yang mendukung kerja sama, pertukaran informasi, pengembangan
teknologi yang adaptif dan terbuka dan model bisnis. Menurut Delina et al (2012),
beberapa fitur dasar DBE mendukung pengembangan pembelajaran kolektif, efisiensi
aliran informasi, dan dapat diaplikasikan untuk bisnis.
Komoditas kopi di Indonesia membutuhkan suatu sistem SCM yang dapat
menghubungkan petani sebagai supplier dengan industri atau konsumen. Sistem ini
1

diharapkan dapat membantu supplier (petani kopi) agar dapat menjual hasil panen kopi
secara langsung ke pihak industri atau konsumen, membantu industri agar tidak
kehabisan stok bahan baku, dan meminimalkan resiko kerusakan kopi. Komoditas
kopi yang diperjualbelikan dalam sistem ini berbentuk kopi beras varietas robusta,
arabika, dan kopi lokal Indonesia yang terdapat diseluruh wilayah Indonesia. Sistem
ini dibuat dalam aplikasi digital dengan fitur-fitur yang akan memudahkan supplier
dan konsumen berinteraksi.
Tujuan
Tujuan dari program ini yaitu merancang dan membuat sistem pengambilan
keputusan dalam mengelola kebutuhan pasokan kopi di Indonesia. Sistem dibuat
dalam suatu aplikasi android yang memiliki keandalan dalam mencari supplier kopi
terbaik dan memilih supplier kopi terbaik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kopi
Indonesia merupakan produsen kopi terbesar urutan keempat di dunia setelah
Brazil, Vietnam, dan Colombia. Berdasarkan data dari Asosiasi Ekspotir dan Industri
Kopi Indonesia (AEKI), Indonesia mengekspor kopi sekitar 350 ribu ton/tahun yang
terdiri dari 85% kopi robusta dan 15% kopi arabika. Indonesia mengekspor kopi ke
lebih 50 negara. Menurut AEKI negara yang paling banyak mengimpor kopi dari
Indonesia adalah USA, Jepang, Jerman, Italia, dan Inggris. Produksi kopi di Indonesia
diperoleh dari perkebunan rakyat, perkebunan besar Negara, dan perkebunan besar
swasta. Indonesia mengekspor kopi sekitar 69% dari total produksi kopi, sedangkan
31% digunakan memenuhi kebutuhan lokal (dalam negeri). Indonesia mengekspor
kopi dengan tiga jenis kopi yaitu kopi biji, kopi instan, dan kopi olahan lainnya.
B. Sistem Pengambilan Keputusan
Pengembangan sistem informasi adalah proses pencarian solusi atau
pemecahan dari suatu masalah baik secara terstruktur, maupun berorientasi objek.
Pengembangan secara terstruktur biasanya lebih menekankan pembuatan sistem
berdasarkan proses kerja/prosedur yang telah ditetapkan. Sedangkan pengembangan
sistem berorientasi objek lebih menekankan pembuatan sistem terhadap peranan objek
yang terlibat dalam sistem tersebut. Menurut Marimin et al. (2006), sistem adalah
suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain
yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks.
Menurut Zuhdi (2007), pengambilan keputusan merupakan aktivitas yang
terletak di dalam jantung manajemen untuk menghasilkan good decision. Keterbatasan

waktu dalam pengambilan keputusan ini akan mengurangi pertimbanganpertimbangan dan hal ini akan meningkatkan risiko pengambilan keputusan yang tidak
tepat. Dengan kata lain, pengambilan keputusan ini erat kaitannya dengan sistem,
pemahaman sistem yang komprehensif berdasarkan data yang tersedia sangat
dibutuhkan sehingga gambaran karakteristik organisasi atau sistem tersebut mudah
untuk memperolehnya. Oleh karena itu, penerapan pengambilan keputusan sangat
dibutuhkan dalam penentuan keputusan terbaik dengan pertimbangan kondisi waktu
dalam berbagai aplikasi bidang ilmu terapan, salah satunya adalah manajemen rantai
pasok.
C. Supply Chain Management (SCM)
Berkaitan dengan manajemen rantai pasok (Supply Chain Management), dapat
dibanyangkan bagaimana kompleks dan luasnya pengertian serta pemahaman konsep
mengenai bidang tersebut. Menurut Wisner et al. (2009), rantai pasok merupakan suatu
proses proses yang dimulai dari pengumpulan sumber daya yang ada dilanjutkan
dengan pengelolaan menjadi produk jadi untuk selanjutnya didistribusikan dan
dipasarkan sampai pelanggan akhir dengan memperhatikan biaya, kualitas,
ketersediaan, pelayanan purna jual, dan faktor reputasi. Rantai pasok melibatkan
supplier, manufactur, dan retailer yang saling bersinergis dan bekerja sama satu sama
lain secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan menurut Chopra dan Meindl
(2007), sebuah rantai pasok terdiri dari semua pihak yang terlibat, baik langsung
maupun tidak langsung, dalam memenuhi permintaan pelanggan. Rantai pasok
meliputi tidak hanya produsen dan pemasok, tetapi juga pengangkut, gudang,
pengecer, dan bahkan pelanggan sendiri. Dari masing-masing organisasi, seperti
produsen, rantai pasok mencakup semua fungsi yang terlibat dalam menerima dan
memenuhi permintaan pelanggan. Fungsi ini menyeluruh namun tidak terbatas pada
pengembangan produk baru, pemasaran, operasi, distribusi, keuangan, dan layanan
pelanggan.
D. Digital Business Ecosystem (DBE)
Sebagian orang percaya bahwa konsep Digital Business Ecosistem pada tahun
2003, namun lebih fokus secara ekslusif kepada negara-negara berkembang. Digital
bisnis ekosistem terseusun atas tiga jaringan yaitu, ICT, sosial, dan pengetahuan.
Secara umum istilah DBE mengacu pada interpretasi baru dari konsep mempercepat
pengembangan sosio-ekonomi menggunakan ICT, yang menekankan coevolution
antara representasi ekosistem bisnis dan penggunaan teknologi digital untuk
mengembangkannya.
E. Supply Chain Operation Reference (SCOR)
Seperti halnya keuangan, manajer rantai pasokan memerlukan standar untuk
mengevaluasi kinerjanya. Evaluasi terhadap rantai pasokan penting bagi manajer
rantai pasokan karena menghabiskan sebagian besar uang perusahaan. Terlebih lagi,

mereka membuat jadwal dan keputusan yang menentukan jumlah aset yang berbentuk
persediaan. Hanya dengan metrik yang efektif, seorang manajer dapat menentukan
seberapa baik kinerja rantai pasokan dan seberapa baik aset-asetnya dimanfaatkan
(Haizer dan Render 2009). SCOR merupakan salah satu model dari operasi supply
chain. Metode SCOR ini dikemukakan oleh Supply Chain Council pada tahun 1996.
Supply Chain Council merupakan sebuah not-for-profit corporation yang didirikan
oleh enam puluh sembilan pendiri baik perusahaan maupun perseorangan (Bolstorff
dan Rosenbaum 2007). Menurut Pujawan (2005), Supply Chain Operation Reference
(SCOR) adalah satu model acuan dari operasi rantai pasokan. Model SCOR
mengintegrasikan tiga elemen utama dalam manajemen, yaitu business process
reengineering, benchmarking, dan process measurement kedalam kerangka lintas
fungsi supply chain.

BAB III METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Perancagan sistem ini dilakukan pada Februari Mei 2016, bertempat di
Departemen Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Metode
penelitian yang dilakukan yaitu studi pustaka dan perancangan aplikasi sistem
pengambilan keputusan.
B. Perumusan Rancangan Sistem
Alat yang digunakan untuk merancang dan mendesain sistem digital bisnis terdiri
dari beberapa model dan diagram yaitu :
1) Membuat Process Hierarchy Diagram (PHD) yang terdiri dari serangkaian
proses dan penguraian yang menghubungkan berbagai jenis fungsi sistem.
2) Membuat Data Flow Diagram (DFD), sumber data yang digunakan berasal
dari data atribut pada metode SCOR.
3) Membuat Business Process Modelling Notation (BPMN) untuk memahami
teknis, mengelola implementasi, dan memantau proses pelaksanaan. BPMN
yang akan dibuat terdiri dari 3 swimland yaitu supplier, konsumen, dan aplikasi
digital.
4) Membuat use case yaitu diagram yang menyajikan tampilan grafik dari semua
kebutuhan sistem, use case terdiri dari aktor, aktivitas sistem, dan hubungan
beserta relasinya, terdaat 2 use case yaitu supplier dan konsumen.
5) Membuat State Chart
6) Membuat Sequence Diagram yang menyediakan tampilan grafis Membuat
7) Class Diagram yang menggambarkan atribut suatu sistem

Diagram Alir Proses Pembuatan Pengambilan Keputusan Rantai Pasok Kopi


Start
Definisi masalah
Analisis masalah
Desain sistem
Analisi sistem dan desain
End
Gambar 1.Diagram alir pengambilan keputusan SCM kopi
C. Algoritma K- Mean Clustering
Metode K-Means Clustering digunakan dalam data mining untuk
mengelompokan data-data kedalam cluster atau beberapa kelompok berdasarkan suatu
kemiripan variabel atau atribut data. Pada sistem ini custering digunakan untuk
mengelompokkan harga kopi dari supplier
1. Menentukan jumlah cluster
2. Menentukan nilai centroid
Jika nilai centroid merupakan awal iterasi, maka nilai awal centroid dilakukan
secara acak. Sedangkan jika nilai centroid merupakan tahap dari iterasi, maka
digunakan rumus rata-rata centroid, yaitu
vij

1
Ni

Ni

x
k 0

kj

, dimana N = jumlah anggota cluster

3. Menghitung jarak antara titik centroid dengan titik tiap objek

De =

xi si yi ti
2

Menggunakan Euclidean Distance


, dimana i
adalah banyaknya objek, (x,y) merupakan koordinat object dan (s,t) merupakan
koordinat centroid.
4. Pengelompokan object
Untuk menentukan anggota cluster adalah dengan memperhitungkan jarak
minimum objek dalam tiap cluster yang disimbolkan dengan angka 1.
5. Kembali ke tahap 2, lakukan perulangan hingga nilai centroid yang dihasilkan
tetap dan anggota cluster tidak berpindah ke cluster lain.

Diagram Alir Mencari Supplier Terbaik


Start

Masukan data, k (total cluster)

Tentukan data k sebagai centroid

Hitung jarak data dengan centroid

Hitung rataan cluster

Rataan centroid

Tentukan anggota cluster

End

Gambar 2. Clustering k-mean


D. Algoritma SCOR
Kriteria untuk mengukur performa meliputi reliabilitas, resonsivitas,
fleksibilitas, dan biaya. Hierarki atribut SCOR seerti gambar berikut.
NILAI
PERFORMA

RELIABILIT
AS

RESPONSIVIT
AS

SUPPLIER 1

FLEKSIBILIT
AS

SUPPLIER 2

BIAYA

SUPPLIER 3

Gambar 3. Hirearki SCOR


Metrik penilaian dijabarkan ada tabel SCOR dilampiran. Perhitungan nilai kinerja
SCM yaitu sebagai berikut :
1) Nilai Total Atribut Kinerja = Nilai Reliabilitas + Nilai Responsivitas + Nilai
Fleksibilitas + Nilai Cost
2) Nilai Atribut Kinerja = Total Nilai Matriks Kinerja
3) Nilai Matriks Kinerja = Nilai Kinerja x Bobot Nilai Kinerja
4) Nilai Kinerja persentase = (Nilai Aktual/Target) x100%

5) Nilai Performa = (Nilai Total Atribut Kinerja Aktual/Nilai Total Atribut Kinerja
Ketika Nilai Kinerja 100) x100%
Diagram Alir Memilih Supplier Terbaik

Start

Data pelanggan
Algoritma pohon keputusan
Penilaian kinerja
Rekomendasi Supplier

End

Gambar 4. Diagram alir memilih supplier terbaik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Tabel 1. Verivikasi Fungsional
BPMN
Menginput data
Memilih range harga
Memilih supplier
Membuat pesanan
Mengirim data supplier
Mengirim pesanan
Menerima data pesanan
Mengonfirmasi pemenuhan stok dan pengiriman
Mengecek pemesanan
Mengonfirmasi penerimaan
Mengirim konfirmasi penerimaan kopi
Menginput data scor supplier terbaik
Menerima laporan penerimaan
Menampilkan katalog
Mengirim data pesanan
Menerima konfirmasi pengiriman
Menampilkan supplier
Menerima pesanan
Menampilkan data pesanan
Menampilkan status pengiriman

Keberhasilan
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Belum
Belum
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
belum
Berhasil
Belum
Belum
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil

Menerima konfirmasi penerimaan kopi


Menampilkan form feedback
Memroses perhitungan scor supplier terbaik
Menampilkan scor supplier terbaik

Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil

Pembahasan
Kebutuhan sistem terdapat pada PHD dan BPMN yang terdapat pada lampiran.
Pemilihan supplier terbaik dapat berdasarkan penilaian kinerja,sehingga sistem dapat
merekomendasikan konsumen. Desain sistem penunjang pengambilan keputusan
rantai pasok komoditas kopi ini terdapat pada use case dan state chart yang terdapat
pada lampiran. Terdaat 24 task BPMN, 19 task berhasil dijalankan, namun terdapat 5
task yang belum dapat dijalankan. Task yang belum dapat dijalankan yaitu menerima
data pesanan, mengkonfirmasi penerimaan, menerima laporan penerimaan, menerima
data pesanan, dan menerima konfirmasi pengiriman.
Perancangan sistem dengan aplikasi android ini menghasilkan desain sistem
mengenai pengambilan keputusan rantai pasok kopi beras. Hasil yang diperoleh sesuai
dengan tujuan perancangan sistem in, yaitu merancang dan membuat suatu sistem
pengambilan keputusan dalam mengelola pasokan kopi, mencarikan supplier terbaik,
dan memilihkan supplier terbaik. Sesuai dengan tujuan pertama, maka hasil yang
diperoleh berupa sistem yang sudah dimasukan kedalam suatu aplikasi android yang
dapat digunakan oleh petani sebagai supplier ataupun perusahaan sebagai konsumen,
sehingga dapat mempercepat dalam pencarian kopi dan mengintegrasikan hubungan
antara petani dan konsumen tanpa perantara tengkulak. Aplikasi ini bernama Coffe
Land .
Hasil yang kedua sebagai jawaban dari tujuan kedua yaitu mencarikan supplier
tebaik yaitu dengan adanya fitur dalam aplikasi yaitu menampilkan semua supllier
terbaik setelah konsumen mengisi form apa yang di inginkan perusahaan seperti jenis
kopi, harga kopi, stok kopi yang dibutuhkan. Setelah itu aplikasi akan merekomendasi
petani yang memiliki persamaan yang di inginkan konsumen. Rekomendasi supplier
terbaik berdasrkan perhitungan matrik-matrik ada SCOR. Kartu SCOR terdaat pada
lampiran.
Hasil yang ketiga sebagai jawaban dari tujuan ke 3 yaitu memilih supplier
terbaik. Keluaran yang dihasilkan adalah menyediakan fitur dalam alpikasi berupa
penggolongan supllier berdasarkan form akhir yang akan diisi oleh konsumen atas
kopi yang diterima. Selanjutnya dalam aplikasi akan manampilkan supplier supplier
terbaik.
Untuk mempermudah konsumen dalam memilih supplier maka pada sistem ini
dibuat pengelompokan harga kopi, jenis kopi, dan lokasi. Pengelompokan harga kopi
menggunkan k-mean clustering dengan menggunkan software Weka Clusterer.
Pengelompokan menjadi 4 centroid harga kopi, grafik dan hasil pengelompokan
supplier terdapat pada lampiran.
Potensi dalam pengaplikasian sistem ini sangat terbuka lebar. Tuntutan suatu
manufacture yang menginginkan bahan baku yang cepat, stok selalu tersedia, dan

mudah dicari sangat cocok apabila menggunakan sistem dan aplikasi Coffe Land.
Karena dengan aplikasi Coffe Land supplier dan manifacture ataupun konsumen dapat
terintegrasi secara baik. Sehingga untuk manufacture dapat mencari kopi dari banyak
supllier. Sedangkan untuk petani akan mendapatkan harga yang bagus dan kopi dapat
terjual dengan cepat, karena petani dapat menjual ke berbagai manufacture tanpa
adanya perantara.
Aplikasi sistem android yang dibuat ini bernama Coffe Land. Keunggulan
penggunaan aplikasi ini antara lain yaitu simpel karena mudah penggunannya dan
mengaksesnya, memberikan rekomendasi supplier terbaik, memberikan harga pasar
terudate, dan memberikan peta lokasi petani kopi Indonesia. Applikasi ini juga
memiliki kelemahan yaitu hanya menyediakan kopi beras sebagai barang transaksi dan
sistem pembayaran belum terintegerasi.

BAB V PENUTUP

Simpulan
Aplikasi Coffe Land ini mempermudah interaksi antara petani atau supplier
dengan parusahaan atau konsumen sehingga dapat bekerja secara sinergis, aktif, dan
efisien. Penggunaan metode SCOR dalam aplikasi dapat mengevaluasi system dan
dapat menentukan supplier terbaik, dan merekomendasikan sulier terbaik. Untuk
memermudah konsumen dalam memilih supplier terbaik digunakan clustering harga,
jenis kopi, dan lokasi. Penentuan harga dengan K-mean clusterring.
Saran
Diharapkan dapat mengembangkan sistem aplikasi ini sehingga dapat
memberikan obsi banyak pilihan jenis kopi dan menyediakan pembayaran online yang
langsung terhubung antara petani dan supplier.

DAFTAR PUSTAKA

Bolstorff dan Rosenbaum. 2007. Supply Chain Excellence. New York (US): Amacom.
Chopra dan Meindl. 2007. Supply Chain Management: Strategy, Planning, and
Operation [third edition]. New Jersey (US): Prentice Hall.
Delina R, Tkac M, Janke F. 2012. Trust Building Electronic Service As a Crucial Self
Regulation Feature of Digital Business Ecosystem Jurnal Of Sytem Integeration.
3(2). 29-38
Fitriana R, Djatna T. 2011. Sistem Pendukung Keputusan Rantai Pasok Koperasi
Pengolahan Susu X di Jawa Barat. Jurnal Teknik Industri. 1(2) : 168-180.
Hanugrani N, Setyanto NW, Efranto RY. 2013. Pengukuran Performansi Supply
Chain Dengan Menggunakan Supply Chain Operation Reference (SCOR)
Berbasis Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Objective Matrix (OMAX).
Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Sistem Industri. 1(1) : 163-172.
Heizer dan Render. 2009. Manajemen Operasi. Jakarta (ID): Penerbit Salemba.
Jaya R. 2013. Model Pengelolaan Pasokan dan Risiko Mutu Rantai Pasok Kopi Gayo.
Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia. 5(3) : 24-32.
Jaya R, Machfud, Raharja S, Marimin. 2014. Analisis dan Mitigasi Risiko Rantai
Pasok Kopi Gayo Berkelanjutan Dengan Pendekatan Fuzzy. Jurnal Teknologi
Industri Pertanian. 24 (1) : 61-71.
Marimin, Tanjung, dan Prabowo. 2006. Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta (ID): Grasindo.
Pujawan. 2005. Supply Chain Management. Surabaya (ID): Penerbit Guna Widya.
Wisner, Tan, dan Leong. 2009. Principles of Supply Chain Management, a Balanced
Approach. New York (US): South-Western Cengage Learning.
Zuhdi. 2007. Peran pemodelan sistem dalam pengambilan keputusan untuk aplikasi
manufaktur dan energi. Makalah. Dalam: Seminar Nasional III SDM Teknologi
Nuklir Yogyakarta di Sekolah Tinggi Nuklir-BATAN, 21-22 November.
Shafiro JF. 2001. Modelling The Supply Chain. Duxbury (USA) : Thomas Learning.

10

LAMPIRAN
Kontinuitas
Penyediaan Bahan
Baku Kopi Beras

Pemilihan Petani

Pembahasan
Kesepakatan

Penilaian Kinerja
Transaksi

Analisis Resiko

Spesifikasi Data
Kopi
Input Data Reputasi
Penanganan
Keterlambatan
Pengiriman

Penanganan
Ketidaksesuaian
Jumlah

Penentuan Metode
Pembayaran

Penanganan Kejadian
Tidak Terduga

Penentuan
Kesepakatan
Pembatalan
Kerjasama

Menghitung Indeks
Kinerja Petani

Input Data Lokasi

Input Data Jumlah


Kopi

Input Data Waktu


Panen

Input Data Harga


dari Petani

Gambar 5. Process Hierarchy Diagram

11

Gambar 6. Data Flow Diagram (DFD)

12

Gambar 7. Business Process Modelling Notation


13

penilaian kinerja

petani 1

industri 1
analisa jenis kopi

Gambar 8. Use Case Konsumen

penentuan harga jual


petani

industri

forecasting masa panen

Gambar 9. Use Case Supplier

14

<<ID dan password tidak cocok>>

Katalog product

Login
<<ID dan password sesuai>>

entry / show login page


do / get ID and password
exit / go to katalog product

Profil Supplier
do / show supplier profile
exit / go to form order

entry / show list product


do / get supplier
exit / go to transaction list

Profil Supplier

Login

do / get identity
do / show rating
do / get photo
exit / go to form product
exit / go to transaction list

entry / show login page


do / get ID and password
exit / go to supplier profile

<<ID dan password tidak sesuai>>

<<supplier memilih mengisi data produk>>

<<konsumen telah memilih supplier>>

Data Produk

<<konsumen belum memilih supplier>>

<<supplier memilih transaction list>>

do / get data product


exit / go to transaction list

Daftar Transaksi
Feedback
Form Pemesanan
do / get pemesanan
do / konfirmasi pemesanan dan pembayaran
exit / go to feedback page

entry / show transaction


do / give rating
do / give advice and critic
exit / go to logout

entry / show order


do / confirm order
exit / go to logout

<<data produk selesai diisi>>

<<supplier memilih logout>>

Logout
Logout

do / konfirmasi logout
exit / go to login

do / end
exit / go to login page

Gambar 10. State Chart Industri

Gambar 11. State Chart Supplier

15

SequenceDi agram_1

Hal aman Awal

Logi n

Katal og Petani

Database T ransaksi

Hal aman Pengi ri man

Industri
Menampi l kan hal aman awal
Memi l i h menu di hal aman awal

opt

[Industri memi l i h menu l ogi n]

Intent Acti vi ty menu Logi n


Menampi l kan menu Logi n

Memasukkan data Logi n

menampi l kan katal og petani


Memi l i h petani

Menampi l kan form data transaksi


Memasukkan data transaksi
Intent Acti vi ty Pengi ri man

Menampi l kan menu konfi rmasi pengi ri man


Mengkonfi rmasi pengi ri man

Gambar 12. Sequence


16

katalog petani

profil petani
0..1

data base supplier

- identitas
: char
- data transaksi : char

0..*

data transaksi
- nama mitra
: String
- tanggal transaksi : Date
- jumlah transaksi : int

0..1

0..*

nama
jenis kopi
lokasi
jumlah stok
jadwal panen
harga

:
:
:
:
:
:

String
char
char
int
String
int

0..1
0..*

+ data supplier ()
0..1

nama
jenis kopi
stok(kg)
reputasi
bulan panen
harga
lokasi
rating

:
:
:
:
:
:
:
:

String
String
int
int
Date
int
int
int

0..1
0..*
0..*

sistem login
data user
- Nama : String
- Sandi : char

- Nama
: String
- sandi
: char
- stakeholder : String

0..1
0..*

+ data user ()

0..1
interface home

+ get data user ()

0..*

0..*

0..1

+
+
+
+

0..1

katalog petani
login
real time map report
infografik penjualan kopi

:
:
:
:

char
int
char
char

profil manufaktur
infografik kopi

- nama
: String
- data transaksi : char

data base manufactures


0..*

- nama perusahaan : String


- lokasi
: char

- grafik
: char
- harga pasar : int

+ data manufactures ()

Gambar 13. Class Diagram

17

Tabel 1. SCOR
Atribut Kinerja
Reliabilitas
Responsivitas

Fleksibilitas

Biaya
Nilai Total Atribut
Kinerja
Nilai Performa (%)

Matriks Kinerja
Pengiriman Kopi Tepat Waktu (%)
Jumlah Pengriman Kopi Sesuai (%)
Pengiriman Kopi Tepat Konsumen (%)
Waktu penyediaan kopi (Hari)
Waktu pengiriman kopi (Hari)
Fleksibilitas pengadaan kopi dalam
berbagai situasi dan kondisi (%)
Fleksibilitas pengiriman kopi dalam
berbagai situasi dan kondisi (%)
Biaya pelayanan total (%)
Biaya penyediaan kopi (%)

Nilai
Kinerja
100
80
100
100
100

Nilai
Aktual
5
4
5
5
5

Nilai
Target
5
5
5
5
5

100

100
100
100

5
5
5

5
5
5

Bobot Nilai
Kinerja
0.54
0.15

0.24

0.07

Nilai Matriks
Kinerja (%)
54
43.2
54
15
15
24

Nilai Atribu
Kinerja
151.2
30

48

24
7
7

14

243.2
95.75

18

Tabel 2. K-mean clustering (Weka Clusterers)


Atribut
0
Supplier
Mean
11, 9991
Std. Dev
3
Harga
Mean
100.002,5829
10001.1129
Std. Dev
82.4963
Total
Mean
12.5001
Std. Dev
2 ( 13%)
Anggota

1
0,33
2, 0591
2.8400,2127
11465.1889
602.0003
511.6564
5 ( 33%)

Centroid
2
12,0004
1,4146
42806.344
14298.1859
158.793
121.3873
5 ( 33%)

3
6,3334
1,2473
42806.344
7587.0721
511.6564
152.0173
3 ( 20%)

Gambar 14. Grafik Cluster Harga

19

Gambar 15. Layout

20

Anda mungkin juga menyukai