Disusun Oleh:
Dedy Setiawan
Ahmad Haryono
Aji Najib N.
Annisa Damayanti
Pratiwi Wulandari
F34130125
F34130069
F34130085
F34130087
F34130109
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan
: Dedy Setiawan
: F34130125
: Teknologi Industri Pertanian
: Institut Pertanian Bogor
: Gayamsari Rt1/4,
Alasombo,Weru,Sukoharjo.
: dedykun24@gmail.com
: 4 anggota
: Dr.Ir.Eng.Taufik Djatna,M.Si
: 197006141995121001
: 081319726435
Dedy Setiawan
NIM. F34130125
Dosen Pembimbing
Dr.Ir.Eng.Taufik Djatna,M.Si
NIP. 197006141995121001
ii
RINGKASAN
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................
RINGKASAN ..................................................................................................
DAFTAR ISI ....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
Latar Belakang .................................................................................................
Tujuan ..............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................
a. Kopi .............................................................................................................
b. Sistem Pengambilan Keutusan ....................................................................
c. Supply Chain Management .........................................................................
d. Digital Bussiness Ecosystem .......................................................................
e. Supply Chain Operation Reference .............................................................
BAB III METODE PELAKSANAAN ............................................................
a. Waktu Pelaksanaan ...................................................................................
b. Rancangan Sistem .....................................................................................
c. Algoritma K-mean Clustering ...................................................................
d. Algoritma SCOR .......................................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .........................................................
Hasil .................................................................................................................
Pembahasan ......................................................................................................
BAB V PENUTUP ...........................................................................................
Simpulan ..........................................................................................................
Saran .................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
LAMPIRAN .....................................................................................................
i
ii
iii
iv
1
1
2
2
2
2
3
3
3
4
4
4
5
6
7
7
8
9
9
9
10
11
iv
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kopi merupakan salah satu komoditas yang memiliki pasar yang cukup
menjanjinkan dipasar dunia, terutama setelah munculnya banyak usaha atau bisnis
yang menjadikan kopi sebagai menu utama. Komoditas kopi yang dihasilkan petani
bersifat terbatas dalam periode waktu panen tertetu. Menurut Jaya (2013), masalah
dalam industri kopi yaitu tingginya resiko mutu buah kopi yang dihasilkan petani yang
disebabkan oleh tidak seragamnya tingkat kematangan, teknik panen stripping, dan
penanganan pasca panen yang kurang baik sehingga tingginya kontaminan fisik yang
bertentangan dengan SNI 01-2907-2008 tentang biji kopi.
Jumlah konsumen kopi tidak terbatas dan industri pengolahan produk berbahan
baku kopi membutuhkan bahan baku yang kontinu untuk memenuhi kebutuhan
produksi. Kompleksitas masalah kopi sebagai salah satu produk pertanian membuat
penanganan kopi dalam rantai pasok kopi dalam negeri menjadi hal yang rumit.
Menurut Fitriana dan Djatna (2011), manajemen rantai pasok produk pertanian bersifat
probabilistik dan dinamis.
Kegiatan rantai pasok merupakan hal yang sangat penting dalam suatu sistem
agroindustri, kegiatan tersebut mencakup pengadaan bahan baku, pengolahan, dan
jaringan distribusi (Shafiro 2001). Supply Chain Manajemen (SCM) adalah suatu
kesatuan proses dan aktivitas produksi mulai bahan baku diperoleh dari supplier,
proses penambahan nilai yang merubah bahan baku menjadi barang jadi, proses
penyimpanan persediaan barang sampai proses pengiriman barang jadi ke retailer dan
konsumen (Pujawan 2005). SCM produk pertanian seperti kopi berbeda dengan
produk manufaktur, karena produk pertanian memiliki sifat mudah rusak, musiman,
bentuk dan ukuran yang berfariasi, skala usaha kecil, dan kamba, sehingga sangat
rentan terhadapa resiko kerugian bagi pelakunya (Jaya et al 2014).
SCM memiliki kinerja yang diukur dengan metode Supply Chain Operation
Reference (SCOR). SCOR merupakan suatu model acuan proses untuk operasi supply
chain yang terbagai kedalam lima proses manajemen dasar yaitu plan, source, deliver,
dan return (Hanugrani et al 2013). Untuk memudahkan aliran informasi dalam SCM
maka dibutuhkan Digital Business Ecosistem (DBE). Menurut Stanley dan Briscoe
(2010), DBE adalah sistem jaringan yang terdiri dari konsumen, supplier, industri
produk atau jasa, lingkungan sosial ekonomi, institusi, dan peraturan yang dilengkapi
dengan teknologi yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan digital untuk jaringan
organisasi yang mendukung kerja sama, pertukaran informasi, pengembangan
teknologi yang adaptif dan terbuka dan model bisnis. Menurut Delina et al (2012),
beberapa fitur dasar DBE mendukung pengembangan pembelajaran kolektif, efisiensi
aliran informasi, dan dapat diaplikasikan untuk bisnis.
Komoditas kopi di Indonesia membutuhkan suatu sistem SCM yang dapat
menghubungkan petani sebagai supplier dengan industri atau konsumen. Sistem ini
1
diharapkan dapat membantu supplier (petani kopi) agar dapat menjual hasil panen kopi
secara langsung ke pihak industri atau konsumen, membantu industri agar tidak
kehabisan stok bahan baku, dan meminimalkan resiko kerusakan kopi. Komoditas
kopi yang diperjualbelikan dalam sistem ini berbentuk kopi beras varietas robusta,
arabika, dan kopi lokal Indonesia yang terdapat diseluruh wilayah Indonesia. Sistem
ini dibuat dalam aplikasi digital dengan fitur-fitur yang akan memudahkan supplier
dan konsumen berinteraksi.
Tujuan
Tujuan dari program ini yaitu merancang dan membuat sistem pengambilan
keputusan dalam mengelola kebutuhan pasokan kopi di Indonesia. Sistem dibuat
dalam suatu aplikasi android yang memiliki keandalan dalam mencari supplier kopi
terbaik dan memilih supplier kopi terbaik.
A. Kopi
Indonesia merupakan produsen kopi terbesar urutan keempat di dunia setelah
Brazil, Vietnam, dan Colombia. Berdasarkan data dari Asosiasi Ekspotir dan Industri
Kopi Indonesia (AEKI), Indonesia mengekspor kopi sekitar 350 ribu ton/tahun yang
terdiri dari 85% kopi robusta dan 15% kopi arabika. Indonesia mengekspor kopi ke
lebih 50 negara. Menurut AEKI negara yang paling banyak mengimpor kopi dari
Indonesia adalah USA, Jepang, Jerman, Italia, dan Inggris. Produksi kopi di Indonesia
diperoleh dari perkebunan rakyat, perkebunan besar Negara, dan perkebunan besar
swasta. Indonesia mengekspor kopi sekitar 69% dari total produksi kopi, sedangkan
31% digunakan memenuhi kebutuhan lokal (dalam negeri). Indonesia mengekspor
kopi dengan tiga jenis kopi yaitu kopi biji, kopi instan, dan kopi olahan lainnya.
B. Sistem Pengambilan Keputusan
Pengembangan sistem informasi adalah proses pencarian solusi atau
pemecahan dari suatu masalah baik secara terstruktur, maupun berorientasi objek.
Pengembangan secara terstruktur biasanya lebih menekankan pembuatan sistem
berdasarkan proses kerja/prosedur yang telah ditetapkan. Sedangkan pengembangan
sistem berorientasi objek lebih menekankan pembuatan sistem terhadap peranan objek
yang terlibat dalam sistem tersebut. Menurut Marimin et al. (2006), sistem adalah
suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain
yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan kompleks.
Menurut Zuhdi (2007), pengambilan keputusan merupakan aktivitas yang
terletak di dalam jantung manajemen untuk menghasilkan good decision. Keterbatasan
waktu dalam pengambilan keputusan ini akan mengurangi pertimbanganpertimbangan dan hal ini akan meningkatkan risiko pengambilan keputusan yang tidak
tepat. Dengan kata lain, pengambilan keputusan ini erat kaitannya dengan sistem,
pemahaman sistem yang komprehensif berdasarkan data yang tersedia sangat
dibutuhkan sehingga gambaran karakteristik organisasi atau sistem tersebut mudah
untuk memperolehnya. Oleh karena itu, penerapan pengambilan keputusan sangat
dibutuhkan dalam penentuan keputusan terbaik dengan pertimbangan kondisi waktu
dalam berbagai aplikasi bidang ilmu terapan, salah satunya adalah manajemen rantai
pasok.
C. Supply Chain Management (SCM)
Berkaitan dengan manajemen rantai pasok (Supply Chain Management), dapat
dibanyangkan bagaimana kompleks dan luasnya pengertian serta pemahaman konsep
mengenai bidang tersebut. Menurut Wisner et al. (2009), rantai pasok merupakan suatu
proses proses yang dimulai dari pengumpulan sumber daya yang ada dilanjutkan
dengan pengelolaan menjadi produk jadi untuk selanjutnya didistribusikan dan
dipasarkan sampai pelanggan akhir dengan memperhatikan biaya, kualitas,
ketersediaan, pelayanan purna jual, dan faktor reputasi. Rantai pasok melibatkan
supplier, manufactur, dan retailer yang saling bersinergis dan bekerja sama satu sama
lain secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan menurut Chopra dan Meindl
(2007), sebuah rantai pasok terdiri dari semua pihak yang terlibat, baik langsung
maupun tidak langsung, dalam memenuhi permintaan pelanggan. Rantai pasok
meliputi tidak hanya produsen dan pemasok, tetapi juga pengangkut, gudang,
pengecer, dan bahkan pelanggan sendiri. Dari masing-masing organisasi, seperti
produsen, rantai pasok mencakup semua fungsi yang terlibat dalam menerima dan
memenuhi permintaan pelanggan. Fungsi ini menyeluruh namun tidak terbatas pada
pengembangan produk baru, pemasaran, operasi, distribusi, keuangan, dan layanan
pelanggan.
D. Digital Business Ecosystem (DBE)
Sebagian orang percaya bahwa konsep Digital Business Ecosistem pada tahun
2003, namun lebih fokus secara ekslusif kepada negara-negara berkembang. Digital
bisnis ekosistem terseusun atas tiga jaringan yaitu, ICT, sosial, dan pengetahuan.
Secara umum istilah DBE mengacu pada interpretasi baru dari konsep mempercepat
pengembangan sosio-ekonomi menggunakan ICT, yang menekankan coevolution
antara representasi ekosistem bisnis dan penggunaan teknologi digital untuk
mengembangkannya.
E. Supply Chain Operation Reference (SCOR)
Seperti halnya keuangan, manajer rantai pasokan memerlukan standar untuk
mengevaluasi kinerjanya. Evaluasi terhadap rantai pasokan penting bagi manajer
rantai pasokan karena menghabiskan sebagian besar uang perusahaan. Terlebih lagi,
mereka membuat jadwal dan keputusan yang menentukan jumlah aset yang berbentuk
persediaan. Hanya dengan metrik yang efektif, seorang manajer dapat menentukan
seberapa baik kinerja rantai pasokan dan seberapa baik aset-asetnya dimanfaatkan
(Haizer dan Render 2009). SCOR merupakan salah satu model dari operasi supply
chain. Metode SCOR ini dikemukakan oleh Supply Chain Council pada tahun 1996.
Supply Chain Council merupakan sebuah not-for-profit corporation yang didirikan
oleh enam puluh sembilan pendiri baik perusahaan maupun perseorangan (Bolstorff
dan Rosenbaum 2007). Menurut Pujawan (2005), Supply Chain Operation Reference
(SCOR) adalah satu model acuan dari operasi rantai pasokan. Model SCOR
mengintegrasikan tiga elemen utama dalam manajemen, yaitu business process
reengineering, benchmarking, dan process measurement kedalam kerangka lintas
fungsi supply chain.
1
Ni
Ni
x
k 0
kj
De =
xi si yi ti
2
Rataan centroid
End
RELIABILIT
AS
RESPONSIVIT
AS
SUPPLIER 1
FLEKSIBILIT
AS
SUPPLIER 2
BIAYA
SUPPLIER 3
5) Nilai Performa = (Nilai Total Atribut Kinerja Aktual/Nilai Total Atribut Kinerja
Ketika Nilai Kinerja 100) x100%
Diagram Alir Memilih Supplier Terbaik
Start
Data pelanggan
Algoritma pohon keputusan
Penilaian kinerja
Rekomendasi Supplier
End
Hasil
Tabel 1. Verivikasi Fungsional
BPMN
Menginput data
Memilih range harga
Memilih supplier
Membuat pesanan
Mengirim data supplier
Mengirim pesanan
Menerima data pesanan
Mengonfirmasi pemenuhan stok dan pengiriman
Mengecek pemesanan
Mengonfirmasi penerimaan
Mengirim konfirmasi penerimaan kopi
Menginput data scor supplier terbaik
Menerima laporan penerimaan
Menampilkan katalog
Mengirim data pesanan
Menerima konfirmasi pengiriman
Menampilkan supplier
Menerima pesanan
Menampilkan data pesanan
Menampilkan status pengiriman
Keberhasilan
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Belum
Belum
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
belum
Berhasil
Belum
Belum
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Berhasil
Pembahasan
Kebutuhan sistem terdapat pada PHD dan BPMN yang terdapat pada lampiran.
Pemilihan supplier terbaik dapat berdasarkan penilaian kinerja,sehingga sistem dapat
merekomendasikan konsumen. Desain sistem penunjang pengambilan keputusan
rantai pasok komoditas kopi ini terdapat pada use case dan state chart yang terdapat
pada lampiran. Terdaat 24 task BPMN, 19 task berhasil dijalankan, namun terdapat 5
task yang belum dapat dijalankan. Task yang belum dapat dijalankan yaitu menerima
data pesanan, mengkonfirmasi penerimaan, menerima laporan penerimaan, menerima
data pesanan, dan menerima konfirmasi pengiriman.
Perancangan sistem dengan aplikasi android ini menghasilkan desain sistem
mengenai pengambilan keputusan rantai pasok kopi beras. Hasil yang diperoleh sesuai
dengan tujuan perancangan sistem in, yaitu merancang dan membuat suatu sistem
pengambilan keputusan dalam mengelola pasokan kopi, mencarikan supplier terbaik,
dan memilihkan supplier terbaik. Sesuai dengan tujuan pertama, maka hasil yang
diperoleh berupa sistem yang sudah dimasukan kedalam suatu aplikasi android yang
dapat digunakan oleh petani sebagai supplier ataupun perusahaan sebagai konsumen,
sehingga dapat mempercepat dalam pencarian kopi dan mengintegrasikan hubungan
antara petani dan konsumen tanpa perantara tengkulak. Aplikasi ini bernama Coffe
Land .
Hasil yang kedua sebagai jawaban dari tujuan kedua yaitu mencarikan supplier
tebaik yaitu dengan adanya fitur dalam aplikasi yaitu menampilkan semua supllier
terbaik setelah konsumen mengisi form apa yang di inginkan perusahaan seperti jenis
kopi, harga kopi, stok kopi yang dibutuhkan. Setelah itu aplikasi akan merekomendasi
petani yang memiliki persamaan yang di inginkan konsumen. Rekomendasi supplier
terbaik berdasrkan perhitungan matrik-matrik ada SCOR. Kartu SCOR terdaat pada
lampiran.
Hasil yang ketiga sebagai jawaban dari tujuan ke 3 yaitu memilih supplier
terbaik. Keluaran yang dihasilkan adalah menyediakan fitur dalam alpikasi berupa
penggolongan supllier berdasarkan form akhir yang akan diisi oleh konsumen atas
kopi yang diterima. Selanjutnya dalam aplikasi akan manampilkan supplier supplier
terbaik.
Untuk mempermudah konsumen dalam memilih supplier maka pada sistem ini
dibuat pengelompokan harga kopi, jenis kopi, dan lokasi. Pengelompokan harga kopi
menggunkan k-mean clustering dengan menggunkan software Weka Clusterer.
Pengelompokan menjadi 4 centroid harga kopi, grafik dan hasil pengelompokan
supplier terdapat pada lampiran.
Potensi dalam pengaplikasian sistem ini sangat terbuka lebar. Tuntutan suatu
manufacture yang menginginkan bahan baku yang cepat, stok selalu tersedia, dan
mudah dicari sangat cocok apabila menggunakan sistem dan aplikasi Coffe Land.
Karena dengan aplikasi Coffe Land supplier dan manifacture ataupun konsumen dapat
terintegrasi secara baik. Sehingga untuk manufacture dapat mencari kopi dari banyak
supllier. Sedangkan untuk petani akan mendapatkan harga yang bagus dan kopi dapat
terjual dengan cepat, karena petani dapat menjual ke berbagai manufacture tanpa
adanya perantara.
Aplikasi sistem android yang dibuat ini bernama Coffe Land. Keunggulan
penggunaan aplikasi ini antara lain yaitu simpel karena mudah penggunannya dan
mengaksesnya, memberikan rekomendasi supplier terbaik, memberikan harga pasar
terudate, dan memberikan peta lokasi petani kopi Indonesia. Applikasi ini juga
memiliki kelemahan yaitu hanya menyediakan kopi beras sebagai barang transaksi dan
sistem pembayaran belum terintegerasi.
BAB V PENUTUP
Simpulan
Aplikasi Coffe Land ini mempermudah interaksi antara petani atau supplier
dengan parusahaan atau konsumen sehingga dapat bekerja secara sinergis, aktif, dan
efisien. Penggunaan metode SCOR dalam aplikasi dapat mengevaluasi system dan
dapat menentukan supplier terbaik, dan merekomendasikan sulier terbaik. Untuk
memermudah konsumen dalam memilih supplier terbaik digunakan clustering harga,
jenis kopi, dan lokasi. Penentuan harga dengan K-mean clusterring.
Saran
Diharapkan dapat mengembangkan sistem aplikasi ini sehingga dapat
memberikan obsi banyak pilihan jenis kopi dan menyediakan pembayaran online yang
langsung terhubung antara petani dan supplier.
DAFTAR PUSTAKA
Bolstorff dan Rosenbaum. 2007. Supply Chain Excellence. New York (US): Amacom.
Chopra dan Meindl. 2007. Supply Chain Management: Strategy, Planning, and
Operation [third edition]. New Jersey (US): Prentice Hall.
Delina R, Tkac M, Janke F. 2012. Trust Building Electronic Service As a Crucial Self
Regulation Feature of Digital Business Ecosystem Jurnal Of Sytem Integeration.
3(2). 29-38
Fitriana R, Djatna T. 2011. Sistem Pendukung Keputusan Rantai Pasok Koperasi
Pengolahan Susu X di Jawa Barat. Jurnal Teknik Industri. 1(2) : 168-180.
Hanugrani N, Setyanto NW, Efranto RY. 2013. Pengukuran Performansi Supply
Chain Dengan Menggunakan Supply Chain Operation Reference (SCOR)
Berbasis Analytical Hierarchy Process (AHP) Dan Objective Matrix (OMAX).
Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Sistem Industri. 1(1) : 163-172.
Heizer dan Render. 2009. Manajemen Operasi. Jakarta (ID): Penerbit Salemba.
Jaya R. 2013. Model Pengelolaan Pasokan dan Risiko Mutu Rantai Pasok Kopi Gayo.
Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia. 5(3) : 24-32.
Jaya R, Machfud, Raharja S, Marimin. 2014. Analisis dan Mitigasi Risiko Rantai
Pasok Kopi Gayo Berkelanjutan Dengan Pendekatan Fuzzy. Jurnal Teknologi
Industri Pertanian. 24 (1) : 61-71.
Marimin, Tanjung, dan Prabowo. 2006. Sistem Informasi Manajemen Sumber Daya
Manusia. Jakarta (ID): Grasindo.
Pujawan. 2005. Supply Chain Management. Surabaya (ID): Penerbit Guna Widya.
Wisner, Tan, dan Leong. 2009. Principles of Supply Chain Management, a Balanced
Approach. New York (US): South-Western Cengage Learning.
Zuhdi. 2007. Peran pemodelan sistem dalam pengambilan keputusan untuk aplikasi
manufaktur dan energi. Makalah. Dalam: Seminar Nasional III SDM Teknologi
Nuklir Yogyakarta di Sekolah Tinggi Nuklir-BATAN, 21-22 November.
Shafiro JF. 2001. Modelling The Supply Chain. Duxbury (USA) : Thomas Learning.
10
LAMPIRAN
Kontinuitas
Penyediaan Bahan
Baku Kopi Beras
Pemilihan Petani
Pembahasan
Kesepakatan
Penilaian Kinerja
Transaksi
Analisis Resiko
Spesifikasi Data
Kopi
Input Data Reputasi
Penanganan
Keterlambatan
Pengiriman
Penanganan
Ketidaksesuaian
Jumlah
Penentuan Metode
Pembayaran
Penanganan Kejadian
Tidak Terduga
Penentuan
Kesepakatan
Pembatalan
Kerjasama
Menghitung Indeks
Kinerja Petani
11
12
penilaian kinerja
petani 1
industri 1
analisa jenis kopi
industri
14
Katalog product
Login
<<ID dan password sesuai>>
Profil Supplier
do / show supplier profile
exit / go to form order
Profil Supplier
Login
do / get identity
do / show rating
do / get photo
exit / go to form product
exit / go to transaction list
Data Produk
Daftar Transaksi
Feedback
Form Pemesanan
do / get pemesanan
do / konfirmasi pemesanan dan pembayaran
exit / go to feedback page
Logout
Logout
do / konfirmasi logout
exit / go to login
do / end
exit / go to login page
15
SequenceDi agram_1
Logi n
Katal og Petani
Database T ransaksi
Industri
Menampi l kan hal aman awal
Memi l i h menu di hal aman awal
opt
katalog petani
profil petani
0..1
- identitas
: char
- data transaksi : char
0..*
data transaksi
- nama mitra
: String
- tanggal transaksi : Date
- jumlah transaksi : int
0..1
0..*
nama
jenis kopi
lokasi
jumlah stok
jadwal panen
harga
:
:
:
:
:
:
String
char
char
int
String
int
0..1
0..*
+ data supplier ()
0..1
nama
jenis kopi
stok(kg)
reputasi
bulan panen
harga
lokasi
rating
:
:
:
:
:
:
:
:
String
String
int
int
Date
int
int
int
0..1
0..*
0..*
sistem login
data user
- Nama : String
- Sandi : char
- Nama
: String
- sandi
: char
- stakeholder : String
0..1
0..*
+ data user ()
0..1
interface home
0..*
0..*
0..1
+
+
+
+
0..1
katalog petani
login
real time map report
infografik penjualan kopi
:
:
:
:
char
int
char
char
profil manufaktur
infografik kopi
- nama
: String
- data transaksi : char
- grafik
: char
- harga pasar : int
+ data manufactures ()
17
Tabel 1. SCOR
Atribut Kinerja
Reliabilitas
Responsivitas
Fleksibilitas
Biaya
Nilai Total Atribut
Kinerja
Nilai Performa (%)
Matriks Kinerja
Pengiriman Kopi Tepat Waktu (%)
Jumlah Pengriman Kopi Sesuai (%)
Pengiriman Kopi Tepat Konsumen (%)
Waktu penyediaan kopi (Hari)
Waktu pengiriman kopi (Hari)
Fleksibilitas pengadaan kopi dalam
berbagai situasi dan kondisi (%)
Fleksibilitas pengiriman kopi dalam
berbagai situasi dan kondisi (%)
Biaya pelayanan total (%)
Biaya penyediaan kopi (%)
Nilai
Kinerja
100
80
100
100
100
Nilai
Aktual
5
4
5
5
5
Nilai
Target
5
5
5
5
5
100
100
100
100
5
5
5
5
5
5
Bobot Nilai
Kinerja
0.54
0.15
0.24
0.07
Nilai Matriks
Kinerja (%)
54
43.2
54
15
15
24
Nilai Atribu
Kinerja
151.2
30
48
24
7
7
14
243.2
95.75
18
1
0,33
2, 0591
2.8400,2127
11465.1889
602.0003
511.6564
5 ( 33%)
Centroid
2
12,0004
1,4146
42806.344
14298.1859
158.793
121.3873
5 ( 33%)
3
6,3334
1,2473
42806.344
7587.0721
511.6564
152.0173
3 ( 20%)
19
20