(2) '.
~N .
IUBONGAN
KEMENTERIAN PERHVBVNGAN
n Penelitian dan Pengembangan Perhubungan
j)usat Penelitian dan Pengembangan Manajemen Transportasi Multimoda
E t :•h 'I PF NE LlTI AN DAN PENGEMBANGAN
Laporan Akhir ini terdiri dari 4 (empat) bab, yaitu ; Bab 1 : Pendahuluan,
Bab 2 : Metodologi, Bab 3 : Pembahasan (analisis) dan Bab 4 :
Kesimpulan dan Saran.
Jakarta, .......................2015
RINGKASAN EKSEKUTIF I i
ABSTRAK
Untuk kegiatan ini melakukan FGD di beberapa kota yang telah ditetapkan
yaitu; Medan dan Makasar.
Bertitik tolak dari hasil ana/isis dan permasalahan yang telah diuraikan
pada, berikut disampaikan rekomendasai sebagai berikut :
RINGKASAN EKSEKUTIF I ii
Undang-undang tentang Sistem Transportasi Nasional , sangat
dibutuhkan sebagai dasar hukum dalam rangka memperbaiki sistem
transportasi yang semakin hari semakin tidak efisien dan tidak efektif
Sehubungan dengan hal tersebut disampaikan saran dalam proses
pematangan konsep dan pembahasan /ebih lanjut, yaitu sebagai
berikut :
1. Meyakinkan masyarakat perguruan tinggi mengenai perlunya RUU
SISTRANAS dengan melakukan sosialisasi tiap Universitas;
2. Mengajak masyarakat perguruan tinggi dan pakar transportasi untuk
bersama-sama menyempurnakan materi RUU SISTRANAS;
3. Melakukan seminar yang cukup luas mengenai RUU SISTRANAS
dengan berbagai kalangan khususnya perguruan tinggi dan pakar
transportasi;
4. Meyakinkan pimpinan Kementerian Perhubungan mengenai
perlunya RUU Sistranas;
5. Membentuk Tim yang secara khusus untuk memperjuangkan RUU
tentang SISTRANAS.
6. Melakukan kajian kelembagaan mengenai perlu adanya Direktorat
Jenderal Transportasi Multimoda (sete/ah disepakati RUU tentang
SISTRANAS dibutuhkan) .
BABI PENDAHULUAN
A. La tar Belakang .. .. .. .......... ..... .. .. ...... .... ........ ...... .. .. ..... .. .. .. .... 1-1
B. Dasar Hukum Tugas Fungsi Kebijakan .............................. 1-1
C. Maksud dan Tujuan .. ....... ......... ...... ....... ..... ...... ............... .... 1-2
D. Ruang Lingku p .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ... .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. . 1-2
E. Penerima Manfaat ... ....... ..... .. .. ...... ......... ...... .... .. ........ .... .... 1-2
F. Strategi Pencapaian Keluaran .. .. .. .. .... .. ........ .... .. .... .. .......... 1-3
BAB II METODOLOGI
A. Pendekatan Studi ................................................................ 2-1
1. Pendekatan Deduksi ................................................. . 2-2
2. Pendekatan lnduksi .................................................. .. 2-2
B. Pendekatan Kesisteman Dalam Penyusunan Naskah
Akademik Rancangan Undang-Undang Tentang Sistem
Transportasi Nasional.. ... .. ..... .. ..... ..... .. ... ... .. ... ... .. .... ... .. ...... . 2-3
1. Input Perundang-undangan Trasportasi sa at ini .... ... 2-3
2. Input Instrumental............. .. .. ....................... .......... ..... 2-3
3. Environmental Input................................................... 2-4
4. Output......................................................................... 2-5
5. Outcome ............................................................ ........ 2-5
C. Kerangka Pemikiran Pelaksanaan Studi............................ 2-7
1. Perkembangan Lingkungan Strategis...... .. ................ 2-8
2. Perundang-undangan Transportasi Yang Berlaku .... 2-8
RINGKASAN EKSEKUTIF I iv
3. Konsepsi /Perundang-undangan yang
Fundamental ...... .. ..... .. ..... .. .. .. ..... .... .. .... .. ....... .. .. .. ... ... 2-8
4. Perumusan Kebutuhan Sistem Transportasi dan
Pennasalahan ............................................................ 2-9
5. ldentifikasi Substansi untuk bahan
Penyempurnaan
Naskah RUU tentang SISTRANAS ........................... 2-9
6. Ana lis is .. .. ... .. ..... .. .. ..... .. ....... .. .. .. .. ..... .. .. .. ... .. .. .. .. .. .. .... 2-9
7. Revisi Naskah Akademik .......................................... 2-10
8. Revis Rancangan Undang-undang tentang
Sistem
Transportasi Nasional ............................................... . 2-10
D. METODA PENGUMPULAN DATA. .................................... . 2-10
1. Pengumpulan Data Primer..... ............ .. ...................... 2-10
2. Pengumpulan Data Sekunder.................................... 2-10
E. METODA ANALISIS ...... .. .................................................... 2-11
1. Analisis Kebijakan ........................... .... ....................... 2-11
2. Yuridis Normatif................... .. ..................................... 2-11
3. Yuridis Empiris ........................................................... 2-11
RINGKASAN EKSEKUTIF J v
Transportasi Nasional dengan perundang-undangan
transportasi yg sudah ada yg sudah ada ... ........ ....... ...... .... 3-25
E. Evaluasi Hubungan Materi RUU tentang Sistem
Transportasi
Nasional dengan Undang-undang Nomor 26 Tahun
2007
tentang Penataan Ruang ...... ... ... ....... .... .. ... ....... .. ............... 3-28
F. Evaluasi Hubungan Materi RUU tentang Sistem
Transportasi
Nasional dengan Undang-undang Nomor 25 Tahun
2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasion aI .. ... 3-28
G. Evaluasi Hubungan Materi RUU tentang Sistem
Transportasi
Nasional dengan Undang-undang Nomor 32 tahun
2004
tentang Pemerintahan Daerah ... ...... ..... ........ ............ ........ 3-29
DAFT AR PUST AKA ...... ....... ..... ........ .... .......... ... ... ..... .. .... .... .. ......... ... .. ....... . viii
RINGKASAN EKSEKUTIF I vi
DAFT AR GAM BAR
A. LAT AR BELAKANG
Transportasi mempunyai peranan sebagai urat nadi kehidupan
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan, keamanan.
Pembangunan sektor transportasi diarahkan pada terwujudnya
sistem transportasi nasional yang handal, berkemampuan tinggi
dan diselenggarakan secara efektifdan efisien dalam menunjang
dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan,
mendukung mobilitas manusia, barang serta jasa, mendukung
pola distribusi nasional serta mendukung pengembangan wilayah
dan peningkatan hubungan internasional yang lebih
memantapkan perkembangan kehidupan berbangsa dan
bernegara dalam rangka perwujudan wawasan nusantara.
Perwujudan sistem transportasi nasional yang efektif dan efisien,
menghadapi berbagai tantangan, peluang dan kendala
sehubungan dengan adanya perubahan lingkungan yang dinamis
seperti daerah globalisasi ekonomi,perubahan perilaku
permintaan jasa transportasi, kondisi politik, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, kepedulian pada kelestarian
lingkungan hidup serta adanya keterbatasan sumber daya. Untuk
mengantisipasi kondisi tersebut, sistem transportasi nasional
perlu terus ditata dan disempurnakan dengan dukungan sumber
daya manusia yang berkualitas, sehingga terwujud keandalan
pelayanan dan keterpaduan antar dan intra moda transportasi,
dalam rangka memenuhi kebutuhan pembangunan, tuntutan
masyarakat serta perdagangan nasional dan internasional
dengan memperhatikan kehandalan serta kelaikan sarana dan
prasarana transportasi.
D. RUANG LINGKUP
1. Melakukan lnventarisasi studi dan peraturan perundangan
yang terkait;
2. Melakukan lnventarisasi dan identifikasi kondisi sistem
transportasl nasional saat ini dan masa mendatang;
3. Melakukan lnventarisasi dan identifikasi kebijakan sistem
transportasl nasional;
4. Melakukan Evaluasi kebijakan sistem rransportasi nasional;
5. Menyusun strategi perwujudan regu1asi sistem transportasi
nasion aI.
E. PENERIMA MANFAAT
Penerima manfaat antara lain regulator, operator, dan pengguna
jasa transportasi.
A. PENDEKATAN STUDI
Dalam literatur mengenai penelitian, dikenal dua jenis penelitian
yakni penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif merupakan jenis penelitian yang memusatkan
perhatian pada gejala...gejala yang mempunyai karakteristik
tertentu dalam kehidupan manusia yang dinamakannya sebagai
variabel. Prosedur yang digunakan biasanya menggunakan
statistik dan metode lain dari kuantifikasi. Dalam pendekatan
kuantitatif hakikat hubungan diantara variabel-variabel dianalisis
dengan menggunakan teori yang objektif.
2. Pendekatan lnduksi
Pendekatan lnduksi dilakukan dengan menemukan fakta-
fakta dilapangan khususnya berkaitan dengan
pelaksanaan tugas dalam pembinaan dan penyelenggaraan
transportasi yang kemudian dilakukan analisis untuk
3. Environmental Input
a. Perkembangan Ekonomi Global dan Nasional
b. Perkembangan Otonomi Daerah
c. Perkembangan Kawasan Perkotaan
a. Proses
1) Subyek
Yang menjadi subyek adalah :
• Sekretariat Jenderal Kementerian Perhubungan;
• Direktur Jenderal Perhubungan Darat;
• Direktur Jenderal Perkeretaapian ;
• Direktur Jenderal Perhubungan Laut;
• Direktur Jenderal Perhubungan Udara;
• Direktur Jenderal Penataan Ruang;
• Direktur Jenderal Bina Marga;
• Dinas Perhubungan Provinsi;
• Ketua BAPPEDA Provinsi;
• Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota;
• Ketua BAPPEDA kabupaten Kota.
2) Obyek
• Perundang-undangan transportasi
3) Metode
• Analisis Deskriptif;
• Yuridis Normatif;
• Yuridis empiris .
5. Outcome
Dengan tersusunnya naskah akademik Rancangan Undang-
undang tentang Sistem transportasi Nasional, akan
memperlancar pengambil keputusan untuk memproses
Rancangan Undang-undang tentang Sistem Transportasi
Nasional menjadi Undang-undang yang pada gilirannya akan
terwujud sistem transportasi nasional seperti yang diharapkan.
Umpan Balik
3. KONSEPSI/PERUNDANG-
1. LINGSTRA 2. PERUNDANG-UNDANGAN
UNDANGAN YG
TRASPORTASI YG BERLAKU
FUNDAMENTAL:
SEKARANG:
Pola Dasar Sistranas
Geopolitik- Wawasan
Nusantara-Wilayah UU NO. 38 TH 2004;
Negara UU NO. 22 TH 2009 ;
Otonomi Daerah; UU NO. 23 TH 2007;
Penataan Ruang; UU NO. 17 TH 2008;
Rencana Pembangunan
Jangka Panjang UU NO. 1 TH 2009
Perlindungan dan
pengelolaan Lingkungan
Hid up
Pembentukan Peraturan 5. EVALUASI NASKAH
Perundang-undangan
AKADEMIK DAN RUU
6. ANALISIS:
0 Materi RUU SISTRANAS hubungannya dg perundang-
undangan transportasi yg sudah ada yg sudah ada ;
0 Materi RUU SISTRANAS) hubungannya dg perundang-
undangan lain yg terkait ;
0 Konsekuensi terhadap pemberlakuan norma terhadap
perundang-undangan transportasi yang sudah ada;
0 Materi RUU SISTRANAS) hubungannya dengan institusi
yang diperlukan untuk menjalankan norma.
0 Tinjau ulang naskah Akademik dan RUU SISTRANAS
7. REVISI NASKAH
AKADEMIK
6. Analisis
Setelah norma pengaturan transportasi tersebut dapat
dirumuskan kemudian dilakukan analisis sebagai berikut :
a) Naskah Awal Materi RUU SISTRANAS hubungannya dengan
perundang-undangan transportasi yg sudah ada yang sudah
ada;
b) Naskah Awal Materi RUU SISTRANAS hubungannya dg
perundang-undangan lain yg terkait ;
c) Konsekuensi terhadap pemberlakuan norma terhadap
perundang-undangan transportasi yang sudah ada
d) Naskah Awal Materi RUU SISTRANAS) hubungannya
dengan institusi yang diperlukan untuk menjalankan norma.
E. METODE ANALISIS
Berdasarkan hasil pengumpulan data melalui kajian lapangan,
kemudian data diolah melalui metoda analisis :
1. Analisis Kebijakan
Analisis kebijakan, dalam pengertiannya yang luas, melibatkan
hasil pengetahuan dalam proses perumusan kebijakan . Analisis
kebijakan transportasi diharapkan untuk menghasilkan dan
1. Filosofis
Dasar pertimbangan filosofis yang akan diuraikan berikut ini
merupakan pertimbangan konseptual dan filosofis perlu
2. Sosiologis
Dasar pertimbangan sosiologis merupakan pertimbangan
atau alasan yang menggambarkan bahwa peraturan yang
dibentuk untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam
berbagai aspek. Konsepsi dan filosofis dalam perumusan
kebijakan dan perencanaan seperti yang telah diuraikan
pada butir 1. Mengakibatkan dampak yang ckup serius.
Ketidak efisienan transportasi antar kota antar pulau, jangka
panjang akan berpengaruh terhadap perekonomian
masyarakat yang dengan biaya tinggi dengan segala efek
multipliernya yang ujungnya kesejahteraan masyarakat
3. Yuridis
Pada butir 1 telah diuraikan bahwa selama ini pendekatan
dalam perumusan kebijakan dan perencanaan transportasi
antar kota, perkotaan maupun perdesaan, adalah
berdasarkan moda transportasi khususnya bagi moda
transportasi kereta api, transportasi sungai dan danau,
transportasi laut, dan transportasi udara, sedangkan untuk
transportasi jalan atau lalu lintas dan angkutan jalan
berdasarkan komponen atau aspek misalnya
pengembangan jalan, kendaraan, angkutan umum,
manajemen lalu lintas dan sebagainya dengan segala
konsekuensinya.
Kondisi tersebut sudah sewajarnya terjadi karena kalau
hanya berpedoman pada perundang-undangan yang ada
akan mendorong transport tidak efisien, karena tidak ada
undang-undang yang mengintegrasikan sistem transportasi.
Sehubungan dengan hal tersebut sudah selayahknya
disusun Rancangan Undang-undang yang akan
mengintegrasikan berbagai moda transportasi yang menjadi
sistem transportasi nasional.
BAB V PEMBINAAN
Ketentuan mengenai pembinaan juga ada dalam Undang-
undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian,
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran,
dan Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang
Penerbangan dengan ruang lingkup kegiatannya sama yaitu
pengaturan, pengendalian, dan pengawasan, kecuali dalam
Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas
dan Angkutan Jalan terdapat tambahan kegiatan perencanaan.
Dalam rancangan undang-undang tentang SISTRANAS ini
juga terdapat pengaturan pembinaan dengan ruang lingkup
BABXI PENUTUP
Berisi mengatur pemberlakukan undang-undang
Pasal49
Pengendalian , meliputi pemantaua, evaluasi, dan tindakan
koreksi terhadap :
1) Pelaksanaan norma, standar , prosedur, dan kriteria
yang ditetapkan secara nasional ;
2) Pelaksanaan kebijakan daerah provinsi
3) Penyusunan rencana umum transportasi tataran provinsi
dan penyusunan Rencana Pembangunan transportasi
tataran provinsi.
4) Pelaksanaan pembangunan transportasi tataran provinsi
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Undang-undang tentang Sistem Transportasi Nasional , sangat
dibutuhkan sebagai dasar hukum dalam rangka memperbaiki
sistem transportasi yang semakin hari semakin tidak efisien dan
tidak efektif.
Sehubungan dengan hal tersebut disampaikan saran dalam
proses pematangan konsep dan pembahasan lebih lanjut, yaitu
sebagai berikut :
1. Meyakinkan masyarakat perguruan tinggi mengenai
perlunya RUU SISTRANAS dengan melakukan sosialisasi
tiap Universitas;
2. Mengajak masyarakat perguruan tinggi dan pakar
transportasi untuk bersama-sama menyempurnakan materi
RUU SISTRANAS;
3. Melakukan seminar yang cukup luas mengenai RUU
SISTRANAS dengan berbagai kalangan khususnya
perguruan tinggi dan pakar transportasi;
4. Meyakinkan pimpinan Kementerian Perhubungan mengenai
perlunya RUU Sistranas;
5. Membentuk Tim yang secara khusus untuk
memperjuangkan RUU tentang SISTRANAS.
6. Melakukan kajian kelembagaan mengenai perlu adanya
Direktorat Jenderal Transportasi Multimoda (setelah
disepakati RUU tentang SISTRANAS dibutuhkan)
A. LITERATUR
Litman, Tod, 2012, Introduction to Multi-Modal Transportation
Planning Principles and Practices , Victoria Transport
Policy Institute.
Norwegian Ministry of Transport and Communication, 2009,
National Transport Plan 2010-2019.
Scotland Ministry of Transport, 2006, Scotland National transport
Strategy.
United State of America Departement of Transportation, 2006,
Strategic Plan.
Publication of the Transportation Planning Capacity Building
Program, Federal Highway Administration Federal Transit
Administration, 2004, The Transportation Planning Process
Key Issues
B. DOKUMEN
Undang-undang Nomor 34 tahun 2004 tentang Jalan, 2004,
Kementerian Hukum dan HAM;
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian,
Kementerian Hukum dan HAM;
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran,
Kementerian Hukum dan HAM;
Undang-undang Nomor 1 ~ahun 2009 tentang Penerbangan,
Kementerian Hukum dan HAM;
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2008
Tentang Wilayah Negara, Kementerian Hukum dan HAM;
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
Kementerian Hukum dan HAM;
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan,
Kementerian Hukum dan HAM;
RINGKASAN EKSEKUTIF I ix
BADAr