A. Pendahuluan
Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi.
Karenanya sistem transportasi nasional (SISTRANAS) diharapkan mampu
menghasilkan jasa transportasi yang berkemampuan tinggi dan
diselenggarakan secara efisien dan efektif dalam menunjang dan
sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan; mendukung mobilitas
manusia dan barang serta jasa; mendukung pola distribusi nasional serta
mendukung pengembangan wilayah.
MP3EI merupakan arahan strategis dalam percepatan dan perluasan
pembangunan ekonomi Indonesia untuk periode 15 tahun terhitung sejak
tahun 2011 sampai dengan tahun 2025 dalam rangka pelaksanaan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005 – 2025 dan
melengkapi dokumen perencanaan. Saat ini sudah diidentifikasi lokasi
kawasan Perhatian Investasi (KPI) oleh KP3EI terkait dengan wilayah
kabupaten/kota.
Suksesnya pelaksanaan MP3EI tersebut sangat tergantung pada kuatnya
derajat konektivitas ekonomi nasional (intra dan inter wilayah) maupun
konektivitas ekonomi internasional Indonesia dengan pasar dunia.
Dengan pertimbangan MP3EI menetapkan penguatan konektivitas
nasional sebagai salah satu dari tiga strategi utama (pilar utama).
Konektivitas Nasional merupakan pengintegrasian 4 (empat) elemen
kebijakan nasional yang terdiri dari Sistem Logistik Nasional (Sislognas),
Sistem Transportasi Nasional (Sistranas), Pengembangan wilayah
(RPJMN/RTRWN), Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT). Upaya
ini perlu dilakukan agar dapat diwujudkan konektivitas nasional yang
efektif, efisien, dan terpadu. Sebagaimana diketahui, konektivitas
nasional Indonesia merupakan bagian dari konektivitas global. Oleh
karena itu, perwujudan penguatan konektivitas nasional perlu
mempertimbangkan keterhubungan Indonesia dengan dengan pusat-
pusat perekonomian lokal, regional dan dunia (global) dalam rangka
meningkatkan daya saing nasional.
Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) pada hakekatnya merupakan
suatu Konsep Pembinaan Transportasi dalam pendekatan kesisteman
yang mengintegrasikan sumber daya dan memfasilitasi upaya-upaya
untuk mencapai tujuan nasional. Dalam hal ini adalah penting untuk
secara berkelanjutan memperkuat keterkaitan fungsi atau keterkaitan
aktivitas satu sama lainnya baik langsung maupun tidak langsung dengan
penyelenggaraan transportasi baik pada Tatranas, Tatrawil, maupun
Tatralok.
Dalam kaitan tersebut dan dalam rangka perwujudan SISTRANAS dalam
Mendukung MP3EI perlu disusun jaringan transportasi pada tataran
Nasional, Propinsi dan Lokal Kota agar tercipta harmonisasi dan
sinkronisasi penyelenggaraan transportasi. Pada Tataran wilayah provinsi
(Tatrawil) telah disusun secara simultan pada tahun 2012 yang perlu di
tindak lanjuti dengan penyusunan Tatralok Kabupaten Kepulauan Aru.
Dengan demikian diperoleh arah pembangunan jaringan pelayanan dan
jaringan prasarana yang dapat berperan dalam mendukung
perekonomian wilayah (MP3EI) dan mendorong pertumbuhan wilayah
yang belum berkembang baik pada tataran local, provinsi hingga
nasional/internasional.
B. Pendekatan Studi
Dalam rangka penyusunan kebijakan, strategi dan upaya perlu
dipertimbangkan berbagai instrumental dan environmental input secara
komprehensif. Aspek legalitas yang berpengaruh antara lain; Peraturan
perundangan transportasi, tata ruang dan otonomi daerah, Sistranas,
MP3EI dan Draft MP3KI. Lingkungan strategis yang mempengaruhi
meliputi aspek-aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan berperan sebagai peluang dan kendala, baik dalam lingkup
lokal, regional, nasional maupun internasional. Adapun pola pikir yang
dikembangkan dalam melakukan kajian Studi Sistranas pada Tatralok
Kabupaten Kepulauan Aru yang bertolak dari struktur dan pola
pemanfaatan ruang (RTRW dan Kebijakan MP3EI) sebagaimana dalam
Gambar 1
Tatrawil Provinsi
MP3EI Maluku
Isue-isue
Strategis Kebijakan dan Program Pembangunan Daerah
Kebutuhan
Sistem Tata Ruang Wilayah Pergerakan
C. Metodologi Penelitian
Teknik analisis yang dilakukan untuk mendapatkan konsep
pengembangan jaringan transportasi yang optimal dan
terpadu/terintegrasi adalah:
1. Analisis Pertumbuhan Penduduk, Memprediksi pertumbuhan
penduduk sebagai pelaku pergerakan dan pembangkit lalulintas
sehingga diketahui kecenderungan penggunaan moda untuk setiap
rute pergerakan, dapat memperkirakan proporsi jenis angkutannya
dan jumlah penduduk dimasa yang akan datang sehingga dapat
direncanakan sistem jaringan transportasi yang diperkirakan sesuai
kebutuhan.
Studi Tinjauan Ulang Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) Hal. 3
Kabupaten Kepulauan Aru
Executive Summary
b. Transportasi Penyeberangan
Kinerja jaringan pelayanan dan prasarana transportasi sungai dan
penyeberangan yang dapat diukur adalah indikator kapasitas dan
keselamatan. Mengingat kedua indikator ini memiliki nilai tertenu
dalam pengukurannya.
Untuk kapasitas kapal dan dermaga dapat dilihat dari aspek load
factor dan bearth occupancy ratio, sedangkan untuk keselamatan
dapat diukur dari tingkat kecelakaan atau kesiapan pelampung
dan alat keselamatan pelayaran.
2. Pola Aktifitas
a. Proyeksi Penduduk
Pertumbuhan penduduk selama 5 tahun terakhir rata-rata 2.09%,
pada tahun 2009 terjadi pertumbuhan tertinggi sebesar 2.97%,
dan pada tahun 2013 terjadi pertumbuhan terendah sebesar
0.05%. Untuk mengetahui perkiraan jumlah penduduk di masa
yang akan datang dilakukan peramalan atau proyeksi yang
didasarkan pada pertumbuhan rata-rata sebelumnya, namun tetap
Gambar 8. Desire Line Asal Tujuan Penumpang (Kiri) dan Barang (Kanan) Tahun 2019
Gambar 9. Desire Line Asal Tujuan Orang (Kiri) dan Barang (Kanan) Tahun 2025
Gambar 10. Desire Line Asal Tujuan Orang (Kiri) dan Barang (Kanan) Tahun 2030
3) Pengadaan bus dan truk air untuk melayani trayek tetap pada
trayek potensial yang berperan untuk menghubungkan Pusat
Pelayanan Kawasan (PPK) dengan Kota Dobo.
b. Transportasi Penyeberangan
1) Melakukan studi kelayakan, studi investigasi dan Design,
rencana induk pada keenam lokasi pelabuhan penyeberangan
yang cukup tepat dari segi teknis dan operasional mengingat
pertimbangan kondisi cuaca dan angin Timur Barat mutlak
dipertimbangkan
2) Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan dengan konstruksi
Movable Bridge yang menghubungkan lintas penyeberangan
potensial dan telah dilakukan studi kelayakan
3) Pembangunan kapal penyeberangan 250-1000 GT untuk
melayani lintas penyeberangan antar kecamatan dan provinsi
c. Transportasi Laut
1) Melakukan studi kelayakan, studi investigasi dan design dan
rencana induk pelabuhan pada lokasi pelabuhan yang cukup
tepat dari segi teknis dan operasional menyangkut
pertimbangan kondisi cuaca dan angin Timur dan Barat
2) Melakukan relokasi Pelabuhan Dobo untuk mengantisipasi
perkembangan teknologi pelayanan transportasi laut,
khususnya dengan sistem peti kemas
3) Pembagunan pelabuhan pada titik simpul yang sifatnya
strategis dan memiliki potensi wilayah yang dapat diantar
pulaukan
4) Meningkatkan frekuensi pelayanan kapal putih dari dan ke
Dobo untuk arah Selatan (NTT), arah Papua dan Ambon-
Makassar
5) Meningkatkan jumlah voyage kapal perintis yang melayani
Pelabuhan Dobo, Benjina, Kalar-Kalar dan Meror
6) Melakukan pembinaan dan sosialisasi keselamatan pelayaran
pada pemilik kapal ≤ 7 GT
d. Transportasi Udara
1) Melakukan revisi Rencana Induk Bandar Udara Rar Gwamar
Dobo, bilamana dari kalkulasi ekonomi lebih efisien bilamana
dilakukan reposisi fasilitas darat daripada merealisasikan
rencana induk, apalagi sebagian fasilitas terbangun sudah
terjadi deviasi terhadap Rencana Teknik Terinci (RTT) Bandar
udara
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1. Program Pembangunan dan Pengembangan Jaringan Pelayanan dan Prasarana Transportasi
Kabupaten Kepulauan Aru
Instansi Tahapan Pengembangan
Jangka Jangka
Jangka Pendek
No Program/Kegiatan Ter- Pelak- Menengah Panjang
libat sana 2020 -
2015 2016 2017 2018 2019 2026 - 2030
2025
A JARINGAN PELAYANAN
1 Transportasi Antar Moda
Menata trayek angkutan kota yang melewati
3,5 10
Bandar Udara Rar Gwamar Dobo
Menata trayek angkutan kota yang melewati
3,6 10
Pelabuhan Dobo
Menetapkan izin trayek pemadu moda di
3,5 10
Bandar Udara Rar Gwamar Dobo
Menetapkan izin trayek pemadu moda di
3,6 10
Pelabuhan Dobo
Menetapkan izin trayek pemadu moda di
Bandar Udara Benjina, Doka Barat dan
3,5,6 10
Pelabuhan Benjina, Kalar-Kalar, Marlasi dan
Meror
2 Transportasi Jalan
Menata dan menetapkan trayek angkutan kota
3 10
di Dobo (minimal 2 trayek)
Menata dan menetapkan trayek angkutan
pedesaan di Benjina, Korpuy, Meror, Marlasi, 3 10
Wokam dan Kojabi
Membuka trayek angkutan perintis Wokam -
3 9
Tunguwatu - Kobamar
Membuka trayek angkutan perintis Wokam -
3 9
Tunguwatu - Napar
Membuka trayek angkutan perintis Benjina - 3 9