Anda di halaman 1dari 36

Buku Data dan Analisa

PERUMUSAN KEBIJAKAN DAN


STRATEGI PEMBANGUNAN
Kabupaten Seram Bagian Timur dalam Kebijakan Penataan Ruang
Nasional (RTRWN)
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
merupakan pedoman pokok pemanfaatan ruang wilayah nasional, serta menjadi
acuan dalam penataan ruang wilayah provinsi dan wilayah kabupaten/kota agar
penataan ruang, pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup dapat
dilakukan secara aman, tertib, efisien dan efektif.
Dalam kaitannya dengan Kabupaten Seram Bagian Timur, maka aspek penting
dari RTRWN yang perlu diperhatikan antara lain meliputi kedudukan Kabupaten
Seram Bagian Timur dalam Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional, Rencana
Pola Ruang Nasional dan Rencana Kawasan Strategis Nasional. Dalam Rencana
Struktur Ruang Nasional, sistem perkotaan nasional beserta sistem jaringan
prasarana menjadi komponen utamanya. Sementara dalam Rencana Pola Ruang,
alokasi pemanfaatan kawasan lindung dan budidaya menjadi komponen intinya.
Dalam RTRWN, sistem perkotaan nasional terdiri atas PKN, PKW dan PKL,
namun mengingat rencana yang disusun adalah dalam tingkatan RTRW Kabupaten,
maka terdapat sistem perkotaan kabupaten yang tidak termaktub dalam RTRWN,
yaitu PKSL (Pusat Kegiatan Sub-Lokal).
PKN (Pusat Kegiatan Nasional) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi atau
berpotensi sebagai:
1.

Simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan


internasional;

2.

Pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa
provinsi; dan/atau

3.

Simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.


PKW (Pusat Kegiatan Wilayah) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi atau

berpotensi sebagai:
1.

Simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN;

2.

Sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau
beberapa kabupaten; dan/atau

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 1

Buku Data dan Analisa

3.

Simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.


Dalam RTRWN 2008-2028, Kota Bula telah ditetapkan sebagai PKW di
Kabupaten Seram Bagian Timur.
PKL (Pusat Kegiatan Lokal) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi atau

berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala kabupaten
atau beberapa kecamatan; dan/atau sebagai simpul transportasi yang melayani skala
kabupaten atau beberapa kecamatan. Dalam RTRW Provinsi Maluku 2007 2027,
yang merupakan PKL di Kabupaten Seram Bagian Timur adalah Geser, Kataloka dan
Dataran Honimoa.
Dalam sistem perkotaan nasional dikembangkan PKSN (Pusat Kegiatan
Strategis Nasional) untuk mendorong perkembangan kawasan perbatasan negara,
yang ditetapkan dengan kriteria :
1.

Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan
negara tetangga;

2.

Yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang menghubungkan


dengan negara tetangga;

3.

Yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan wilayah


sekitarnya; dan/atau

4.

Yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong


perkembangan kawasan di sekitarnya.
Dalam RTRWN 2008 2028, di Kabupaten Seram Bagian Timur (bersama-

sama dengan kabupaten lainnya yang berada di Pulau Seram), direncanakan


dilakukan Konservasi Sumberdaya Air, Pendayagunaan SDA, dan Pengendalian Daya
Rusak Air. Program ini akan meliputi empat tahapan yang berlangsung selama 20
tahun (2008 2028), di tiap wilayah sungai di Pulau Seram.
Dari segi Pola Ruang Nasional, di Kabupaten Seram Bagian Timur yang
ditetapkan dan direncanakan sebagai bagian Kawasan Lindung Nasional adalah TN.
Manusela yang meliputi wilayah Kecamatan Bula dan Kecamatan Werinama.
Kawasan lindung TN. Persebaran wilayah Taman Nasional Manusela meliputi
wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur dan dan Maluku Tengah.
Kabupaten Seram Bagian Timur yang berada di Pulau Seram, dalam RTRWN
2008 2028 mempunyai 1 (satu) kawasan andalan dengan sektor unggulan masingmasing, seperti terlihat pada Tabel 2.1.

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 2

Buku Data dan Analisa


Tabel 2.1
Kawasan Andalan Nasional Kawasan Seram
(Kabupaten Seram Bagian Timur)
No.
1

Kawasan Andalan

Sektor Unggulan

Kawasan Seram
(III/A/2)
(II/H/2)
(II/B/2)
(I/F/2)
(I/E/2)

Pertanian
Kehutanan
Perkebunan
perikanan
Pariwisata

Sumber : RTRWN 2008 2027

Keterangan pengembangan sektor-sektor unggulan:


1.
III/A/2 : Pertanian dikembangkan pada tahap III (2020-2024);
2.
II/B/2: Perkebunan dikembangkan pada tahap II (2015-2019);
3.
I/E/2 : Pariwisata dikembangkan pada tahap I (2008-2014);
4.
I/F/2 : Kelautan dikembangkan pada tahap I (2008-2014);dan
5.
II/H/2: Kehutanan dikembangkan pada tahap II (2015-2019).
Kabupaten Seram Bagian Timur termasuk kedalam Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu (KAPET) Seram yang merupakan salah satu Kawasan Strategis
Nasional

dengan

program

pada

Tahap

(2008-2014)

adalah

pengembangan/peningkatan kualitas kawasan.


Dalam indikasi program pada RTRWN pada Tahap I dan II (2008 2019)
terdapat program pengembangan jaringan jalan arteri primer menghubungkan antar
wilayah pulau yaitu jaringan jalan lintas (dan penyeberangan) Kepulauan Maluku,
dimana Kabupaten Seram Bagian Timur berada di dalamnya.

Kabupaten Seram Bagian Timur dalam Kebijakan Penataan Ruang


(RTRW) Provinsi Maluku
Aspek penting dari Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Maluku
yang terkait dengan Kabupaten Seram Bagian Timur antara lain meliputi kedudukan
Kabupaten Seram Bagian Timur dalam Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi,
Rencana Pola Ruang Provinsi dan Rencana Kawasan Strategis Provinsi. Dalam
Rencana Struktur Ruang Provinsi, sistem perkotaan provinsi beserta sistem jaringan
prasarana menjadi komponen utamanya. Sementara dalam Rencana Pola Ruang
Provinsi, alokasi pemanfaatan kawasan lindung dan kawasan budidaya menjadi
komponen intinya.
Kabupaten Seram Bagian Timur dalam Rencana Struktur Ruang Provinsi
Maluku
Rencana Struktur Ruang Wilayah diantaranya meliputi hirarki pusat
pelayanan wilayah seperti sistem pusat-pusat perkotaan dan perdesaan, pusatpusat permukiman, Hirarki sarana dan prasarana wilayah, seperti sistem
jaringan transportasi. Struktur Ruang Wilayah Provinsi Maluku dilakukan
berdasarkan kebijakan yang tertuang dalam RTRWN, RTRW Provinsi di

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 3

Buku Data dan Analisa

sekitarnya, hasil analisis dan kecenderungan perkembangan pusat-pusat


kegiatan yang ada di Provinsi Maluku, wilayah pengembangan, konsep gugus
pulau serta mitigasi bencana alam.
Kebijakan RTRW Provinsi Maluku menetapkan Kota Bula sebagai Pusat
Pengembangan Gugus Kepulauan di wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur.
Sedangkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2003 telah menetapkan Dataran
Honimoa sebagai ibukota Kabupaten Seram Bagian Timur. Untuk itu di masa
mendatang,

pengembangan

Kota

Bula

diintegrasikan

dengan

rencana

pengembangan Provinsi, yang perlu diusulkan untuk dituangkan dalam APBD


Provinsi Maluku, sedangkan Pengembangan Kawasan Dataran Honimoa harus
diusulkan untuk dituangkan dalam APBN. Sementara itu, APBD Kabupaten
Seram Bagian Timur bisa lebih dikonsentrasikan pada pengembangan kawasan
yang lain.
1. Sistem Pusat Permukiman Perdesaan dan Perkotaan
Untuk kurun waktu 20 (dua puluh) tahun yang akan datang sesuai dengan
dimensi waktu RTRWP, pengembangan kota-kota di Provinsi Maluku akan
tetap mengacu pada Hirarki fungsional sesuai RTRWN. Namun mengingat
beberapa pusat gugus pulau mempunyai fungsi lebih tinggi daripada PKL,
serta belum ditetapkan sebagai PKW dalam RTRWN, ditetapkan sebagai
PKSP (Pusat Kegiatan Strategis Provinsi), dimasa datang diusulkan untuk
menjadi PKW sesuai dengan perkembangannya serta skala pelayanannya.
Strategi pengembangan kota-kota di Maluku baik Kota Ambon, kota
kabupaten maupun kota kecamatan, pada periode jangka menengah ini
secara umum diarahkan untuk memperkuat keterkaitan ekonomi dan
spasial di dalam wilayah daratan di pulau-pulau besar seperti Pulau
Seram, Buru, Wetar, Yamdena dan Kepulauan Aru. Pengembangan
wilayah daratan Pulau Seram diharapkan akan dapat membentuk suatu
kesatuan ekonomi spasial yang solid serta efisien dalam hal penyediaan
prasarana wilayah diantara Kabupaten Seram Bagian Timur, Maluku
Tengah dan Seram Bagian Timur.
2. Hirarki Kota-Kota
Berdasarkan kebijakan yang tertuang dalam RTRWN dan berdasarkan hasil
analisis dan kecenderungan perkembangan pusat-pusat kegiatan di wilayah
Provinsi Maluku, sistem Hirarki perkotaan di wilayah Kabupaten Seram
Bagian Timur akan dikategorikan dalam 3 (tiga) kelompok berdasarkan

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 4

Buku Data dan Analisa

fungsi dan pelayanannya dalam menunjang pertumbuhan ekonomi


nasional, yaitu :
(1)

Kota Bula dan Kota Werinama yang berfungsi sebagai PKW yang
mempunyai wilayah pelayanan mencakup beberapa kawasan atau
kabupaten;

(2)

Dataran Honimoa merupakan ibukota baru Kabupaten Seram Bagian


Timur

yang berfungsi sebagai pusat kegiatan strategis provinsi

(PKSP) yang mempunyai fungsi pelayanan khusus dalam menunjang


sektor strategis provinsi, menunjang pengembangan wilayah baru
atau penyebaran kegiatan ekonomi dan berfungsi sebagai daerah
penyangga aglomerasi pertumbuhan pusat kegiatan yang sudah ada,
dan diharapkan dapat meningkat menjadi PKW sesuai dengan Hirarki
perkotaan dalam RTRWN 2008; dan
(3)

Geser, Kataloka dan Dataran Honimoa merupakan daerah perkotaan


yang berfungsi sebagai pusat kegiatan lingkungan (PKL), yaitu kota
atau perkotaan yang mempunyai fungsi pelayanan dalam melayani
beberapa kota yang berHirarki lebih rendah.

Perwilayahan Pembangunan di Kabupaten Seram Bagian Timur dalam


RTRW Maluku menggunakan konsep gugus pulau, dimana wilayahnya
termasuk gugus pulau II dengan pusat pelayanan di Kota Dataran Honimoa.
Fungsi dan prioritas pengembangan kawasan ini adalah untuk pertanian,
perkebunan, perikanan, pariwisata, pertambangan dan industri.
Untuk mendukung prioritas pengembangan wilayah ini maka rencana
pengembangan infrastruktur diarahkan pada:
(1)

Fasilitas pelayanan publik tingkat provinsi;

(2)

Pelabuhan regional dan penyeberangan; dan

(3)

Jaringan

jalan-jalan

darat

yang

terintegrasi

dengan

jalur

penyeberangan sehingga membentuk Trans Maluku.


Selanjutnya, sistem kota-kota di Kabupaten Seram Bagian Timur
berdasarkan Hirarki dan fungsi kota terdiri atas PKW/Orde III, PKSP dan
PKL. PKW/Orde III dengan pusat permukiman di Kota Bula memiliki skala
pelayanan fungsional sub regional dengan kewenangan oleh Pemerintah
Kabupaten. Kota Bula memiliki fungsi sebagai:
(1)

Pusat perdagangan, jasa dan pemasaran;

(2)

Pusat produksi pengolahan; dan

(3)

Pusat pelayanan sosial (kesehatan, pendidikan, dll).

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 5

Buku Data dan Analisa

PKSP dengan pusat permukiman di Kota Dataran Honimoa sebagai ibukota


kabupaten yang memiliki fungsi sebagai:
(1)

Pusat administrasi kabupaten;

(2)

Pusat perdagangan;

(3)

Jasa dan pemasaran;

(4)

Pusat perhubungan dan komunikasi;

(5)

Pusat produksi pengolahan; dan

(6)

Pusat pelayanan sosial (kesehatan, pendidikan, dan lain-lain).

Berdasarkan RTRW Provinsi Maluku 2007-2027, Kabupaten Seram Bagian


Timur termasuk kawasan strategis dengan sektor unggulan terdiri atas
pertanian, kehutanan, perkebunan, perikanan dan pariwisata.
Kabupaten Seram Bagian Timur dalam Rencana Pengembangan Sistem
Transportasi Wilayah Provinsi Maluku
Pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi Provinsi Maluku
dan khususnya Kabupaten Seram Bagian Timur mengacu pada tujuan untuk
meningkatkan pertumbuhan wilayah Provinsi Maluku dan khususnya wilayah
Kabupaten Seram Bagian Timur yang pesat dalam lingkup antar wilayah
(makro) dan tujuan untuk mencapai pertumbuhan yang serasi dalam
lingkungan intra-wilayah (mikro) Provinsi Maluku.
Dalam rencana pengembangan sistem transportasi di Provinsi Maluku
perlu memperhatikan gerbang-gerbang utama wilayah (multy gate) sebagai
simpul wilayah atau pintu utama yang menghubungkan Provinsi Maluku
dengan provinsi lain dan dengan luar negeri. Pola pengembangan sistem
transportasi Provinsi Maluku dan khususnya Kabupaten Seram Bagian Timur
adalah sistem transportasi yang terpadu antara transportasi laut dan darat
serta terintegrasi dengan tata ruang Provinsi Maluku.
Mengingat wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur merupakan
kepulauan, serta lokasinya sangat dekat dengan Kota Ambon sebagai ibukota
Provinsi, maka diperlukan peningkatan akses dan integrasi antara sistem
transportasi udara yang berada di Kota Ambon dengan transportasi
penyeberangan, laut dan darat, sehingga membentuk satu kesatuan wilayah
yang mendukung terwujudnya Trans Maluku.

1. Pengembangan Sistem Transportasi Laut

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 6

Buku Data dan Analisa

Pengembangan sistem transportasi laut di Kabupaten Seram Bagian Timur


mencakup: 1)Jaringan Pelayanan Nasional, yang dilayani dengan pelayaran
Non PELNI dengan rute :
(1)

Ambon Namlea Piru (Hunipopu) Wahai Bula;

(2)

Jaringan Pelayanan Non Perintis akan dikembangkan di Geser; dan

(3)

Jaringan pelayanan kapal rakyat (Pelra).

Apabila melihat

sistem pergerakan internal, peran Pelabuhan Geser

nampaknya belum dituangkan kedalam Rencana Struktur Ruang Provinsi


Maluku, padahal pelabuhan ini memiliki kondisi alam yang bagus, letaknya
strategis, yaitu dekat Kota Bula, Banda, Kepulauan Kei dan Kepulauan Aru.
Sehingga perlu diusulkan agar pergerakan internal melalui laut dari Ambon
(Pelabuhan Tulehu), Masohi, Banda, Geser, Kepulauan Kei dan Kepulauan
Aru atau ke Kota Saumlaki, Kepulauan Babar, Kepulauan Leti, dan Pulau
Wetar yang berada di wilayah di Kabupaten Maluku Tenggara Barat.
2. Pengembangan Sistem Transportasi Darat
Prioritas pengembangan prasarana transportasi darat di Kabupaten Seram
Bagian Timur ditujukan untuk mengoptimalkan pemanfaatan berbagai
sumber daya dan membuka keterisolasian daerah-daerah permukiman yang
ada dan daerah transmigrasi, baik yang sudah ada maupun yang
direncanakan. Hal ini sekaligus untuk memperlancar perkembangan
wilayah di Kabupaten Seram Bagian Timur.
3. Pengembangan Sistem Transportasi Angkutan Penyeberangan
Rencana penyeberangan di Provinsi Maluku yang dikaitkan jalan darat
yang mencakup

Kabupaten Seram

Bagian

Timur adalah

lintasan

penyeberangan dengan menggunakan ferry dari Pulau Ambon ke Pulau


Seram dengan rute: Ambon-Kairatu-Masohi-Bula.
Kabupaten Seram Bagian Timur dalam Rencana Pengembangan Sistem
Prasarana Wilayah Provinsi Maluku
Rencana sistem prasarana wilayah di Provinsi Maluku akan mencakup
rencana pembangunan perumahan, air minum dan air limbah, persampahan
dan

drainase,

sistem

jaringan

energi

dan

listrik,

sistem

jaringan

telekomunikasi, dan sumber daya air.


1. Rencana Pembangunan Perumahan
Rencana pembangunan perumahan menurut RTRW Maluku 2007 - 2027
adalah sebagai berikut :

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 7

Buku Data dan Analisa

(1)

Meningkatkan kualitas pelayanan prasarana dan sarana lingkungan


pada kawasan kumuh perkotaan dan pesisir/nelayan;

(2)

Meningkatkan penyediaan prasarana dan sarana dasar bagi kawasan


perumahan pada setiap Gugus Pulau;

(3)

Meningkatkan

fasilitas

dan

pemberdayaan

masyarakat

dalam

penyediaan lahan, sumber pembiayaan, prasarana dan sarana


lingkungan melalui pembangunan perumahan yang bertumpu pada
masyarakat;
(4)

Mengembangkan
pembangunan

lembaga
perumahan

yang
dan

bertanggung
pemukiman

jawab
serta

dalam
fasilitasi

pelaksanaan penataan ruang kawasan pemukiman yang transparan


dan partisipatif; dan
(5)

Mengarahkan pembangunan perumahan pada kawasan yang lebih


aman dari bencana alam.

2. Rencana Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum


Rencana pembangunan sistem penyediaan air minum meliputi:
(1)

Menciptakan kesadaran seluruh stakeholders terhadap pentingnya


peningkatan pelayanan air minum dalam pengembangan sumber daya
manusia;

(2)

Meningkatkan peran serta seluruh stakeholders dalam upaya


mencapai sasaran pembangunan air minum hingga akhir tahun 2027;

(3)

Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha (swasta) untuk


turut berperan serta secara aktif dalam memberikan pelayanan air
minum melalui deregulasi dan reregulasi peraturan perundang
undangan yang terkait dengan kemitraan pemerintah-swasta. (publicprivate partnership); dan

(4)

Mengurangi tingkat kebocoran pelayanan air minum yang rusak


akibat bencana alam.

3. Rencana Pembangunan Sistem Penyaluran Air Limbah


Rencana pembangunan sistem penyaluran air limbah meliputi :
(1)

Menciptakan kesadaran seluruh stakeholders terhadap pentingnya


peningkatan pengelolaan air limbah dalam pengembangan sumber
daya manusia;

(2)

Meningkatkan peran serta seluruh stakeholders dalam upaya


mencapai sasaran pembangunan air limbah hingga akhir tahun 2027;

(3)

Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha (swasta) untuk


turut berperan serta secara aktif dalam memberikan pelayanan

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 8

Buku Data dan Analisa

pengelolaan air limbah melalui deregulasi dan reregulasi peraturan


perundang undangan yang terkait dengan kemitraan pemerintahswasta. (public-private partnership); dan
(4)

Mengurangi tingkat kebocoran pelayanan air limbah yang rusak akibat


bencana alam.

4. Rencana Pembangunan Persampahan dan Drainase


Rencana pembangunan persampahan dan drainase meliputi:
(1)

Menciptakan kesadaran penuh seluruh stakeholders dalam upaya


mencapai sasaran pelayanan

persampahan

dan pembangunan

drainase;
(2)

Menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia usaha (swasta) untuk


berperan

serta

secara

aktif

dalam

memberikan

pelayanan

persampahan, baik dalam handling transportation maupun dalam


pengelolaan TPA; dan
(3)

Meningkatkan kinerja dalam pengelolaan TPA dengan sistem


sanitary landfill, recycle system dan sistem lainnya.

5. Rencana Pembangunan Sistem Jaringan Energi dan Listrik


Rencana

pengembangan

sistem

jaringan

energi

dan

kelistrikan

sebagaimana dimaksud dalam RTRW Nasional tahun 2007 terdiri atas


rencana pengembangan :
(1)

Pembangkit listrik, yang dikembangkan pada lokasi yang memiliki


sumber daya energi dan disesuaikan dengan besaran kebutuhan
energi di wilayah yang dilayaninya;

(2)

Jaringan terinterkoneksi; yang ditetapkan untuk melayani PKN dan


kawasan andalan dan kawasan strategis nasional;

(3)

(4)

Jaringan terisolasi, ditetapkan untuk:


(a)

melayani kawasan yang tersebar atau terpisah-pisah;

(b)

melayani daerah terpencil yang berdiri sendiri;

(c)

melayani kawasan yang jauh dari pusat pelayanan;

Penyediaan sumber energi (pembangkit listrik) cadangan dalam


mengantisipasi terjadinya bencana alam; dan

(5)

Pembangkit listrik bersumber dari energi: gelombang pasang, air,


angin, laut, bioenergi, tenaga surya, dan tenaga panas bumi.

6. Rencana Pembangunan Sistem Jaringan Telekomunikasi


Rencana pembangunan sistem jaringan telekomunikasi antara lain:
(1)

Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi untuk melayani PKN,


PKW, PKSN, PKSP, PKL dan kawasan strategis provinsi, sehingga

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 9

Buku Data dan Analisa

meningkatkan kemudahan pelayanan telekomunikasi bagi dunia


usaha dan masyarakat;
(2)

Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi pada kawasan yang


tersebar dan terpencil, sehingga komunikasi tetap berjalan, utamanya
pada kawasan perbatasan dan kawasan prioritas;

(3)

Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan satelit dalam


mendorong pengembangan Sistem Prasarana Telekomunikasi di
Provinsi Maluku; dan

(4)

Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi untuk mengantisipasi


terjadinya bencana alam.

7. Rencana Pembangunan Sumber Daya Air


Rencana pengembangan sistem jaringan Sumber Daya Air yang berada di
Kabupaten Seram Bagian Timur terdiri atas:
(1)

Wilayah sungai strategis nasional; dan

(2)

Wilayah

sungai

yang

melayani

kawasan

strategis

nasional.

Berdasarkan RTRWN 2008, wilayah sungai strategis nasional yang


terdapat di Kabupaten Seram Bagian Timur adalah wilayah sungai
Pulau Ambon Seram (I-IV-/A/1).
Kabupaten Seram Bagian Timur dalam Rencana Pola Ruang Wilayah
Provinsi Maluku
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Seram Bagian Timur
berdasarkan RTRWP Maluku 2007 -2027 terbagi menjadi kawasan lindung dan
kawasan budidaya.
1. Rencana Pengembangan Kawasan Lindung
Identifikasi kawasan lindung di Kabupaten Seram Bagian Timur mengacu
pada Keppres Nomor 32 Tahun 1990 dan penetapan daerah konservasi di
Kepulauan Seram Bagian Timur yang ditetapkan melalui SK Menteri
Kehutanan Nomor 415/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juli 1999 tentang Kawasan
Hutan Seram Bagian Timur. Berdasarkan Keppres Nomor 32 Tahun 1990,
kawasan lindung dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu kawasan yang
memberikan perlindungan bawahannya, kawasan perlindungan setempat,
kawasan suaka ala, cagar alam, dan kawasan rawan bencana.
Kawasan lindung di yang ada di Kabupaten Seram Bagian Timur meliputi:
(1)

Kawasan Lindung Setempat (sepanjang tepian kawasan pantai,


sepanjang sempadan sungai dan kawasan sekitar mata air);

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 10

Buku Data dan Analisa

(2)

Kawasan Suaka Alam (Cagar Alam Lembah Masiwang untuk


pengembangbiakan rusa, kawasan suaka laut di Kecamatan Werinama
dan PP Gorom, Taman Nasional Manusela, dll).

2. Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya


Kawasan budidaya yaitu kawasan yang berada di luar kawasan lindung yang
berdasarkan kondisi fisiknya dan potensi sumber daya alamnya dianggap
dapat dan perlu dimanfaatkan bagi kepentingan produksi maupun bagi
pemenuhan kebutuhan permukiman. Sebaran lokasi untuk kawasan hutan
produksi,

kawasan

pertanian,

kawasan

permukiman

dan

kawasan

peruntukan industri tersebar di seluruh Kabupaten Seram Bagian Timur.


Kawasan budidaya kelautan yang ada di Kabupaten Seram Bagian Timur
meliputi:
(1)

Kawasan perikanan laut;

(2)

Kawasan pariwisata bahari;

(3)

Kawasan permukiman;

(4)

Kawasan pertambangan; dan Kawasan konversi laut.

Orientasi pengembangan untuk bidang kelautan meliputi infrastruktur,


sumberdaya manusia, perikanan tangkap, perikanan budidaya, pasca
panen, pesisir dan pulau-pulau kecil serta pengembangan pengawasan
sumberdaya perikanan dan kelautan.
3. Rencana Pengembangan Ekonomi
Rencana pengembangan ekonomi Kabupaten Seram Bagian Timur yang
digariskan dalam RTRW provinsi Maluku 2027 mencakup:
(1)

Rencana pembangunan daya saing wilayah;

(2)

Rencana pemerataan pembangunan;

(3)

Rencana pembangunan menyeluruh;

(4)

Rencana pembangunan kolaborasi regional; dan

(5)

Rencana pembangunan klaster industri.

4. Rencana Kependudukan
Rencana kependudukan adalah berkaitan dengan rencana dan kebijakan
sektor kependudukan di Kabupaten Seram Bagian Timur menurut RTRW
Provinsi Maluku meliputi pengaturan pertumbuhan, kepadatan, komposisi
dan penyebaran penduduk.

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 11

Buku Data dan Analisa

Pertumbuhan penduduk di Kabupaten Seram Bagian Timur diperkirakan


akan mengalami perkembangan yang pesat sebagai akibat dari hal-hal
sebagai berikut:
(1)

Pertama, sebagai akibat dari adanya titik-titik/pusat pertumbuhan


baru

seperti

di

Dataran

Honimoa,

serta

beberapa

kawasan

pengembangan ekonomi dalam lima tahun pertama yang diperkirakan


belum merupakan penarik bagi limpahan penduduk yang mencari
kesempatan kerja dari luar daerah ke wilayah Kabupaten Seram
Bagian Timur;
(2)

Kedua, keberhasilan pelaksanaan transmigrasi juga mempengaruhi


pertumbuhan penduduk tersebut.

(3)

Ketiga, semakin membaiknya kondisi sosial dan keamanan Provinsi


Maluku membawa penduduk masuk ke wilayah tersebut, selain
pengungsi yang mulai kembali dari wilayah lain juga disertai
penduduk baru yang tersebar di beberapa wilayah kecamatan.

Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kabupaten Seram Bagian


Timur
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten
Seram Bagian Timur
1. Visi
Visi Pembangunan Kabupaten Seram Bagian Timur sebagaimana telah
tercantum di dalam RPJP Tahun 2005 2025 adalah sebagai berikut:
Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Seram Bagian Timur
Yang Rukun, Aman, Adil, Sejahtera, Maju Dan Mandiri Secara
Berkelanjutan Berbasis Sumberdaya Kepulauan
2. Misi
Untuk mencapai visi tersebut diatas, maka selanjutnya ditetapkan 3 (tiga)
misi, sebagai berikut:
(1)

Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Seram Bagian Timur Yang


Rukun dan Aman Secara Berkelanjutan Berbasis Sumberdaya
Kepulauan.

(2)

Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Seram Bagian Timur Yang Adil


dan Sejahtera Secara Berkelanjutan Berbasis Sumberdaya Kepulauan.

(3)

Mewujudkan Masyarakat Kabupaten Seram Bagian Timur Yang Maju


dan Mandiri Secara Berkelanjutan Berbasis Sumberdaya Kepulauan.

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 12

Buku Data dan Analisa

3. Arahan kebijakan Pembangunan Daerah


(1)

Sosial Budaya
Arahan kebijakan pembangunan sosial budaya adalah sebagai berikut:
(a)

Peningkatan akses, pemerataan, relevansi dan kualitas bagi


layanan sosial dasar;

(b)

Peningkatan partisipasi seluruh lapisan masyarakat;

(c)

Peningkatan kualitas interaksi antar umat beragama;

(d)

Pengembangan dan pemantapan budaya lokal sebagai modal


sosial dalam kehidupan masyarakat majemuk;

(e)

Penguatan kapasitas dan kapabilitas institusi adat dan institusi


sosial lainnya sebagai katup pengamanan dalam memfasilitasi
dinamika sosial sehingga dapat meminimalisasi konflik yang
mungkin terjadi dalam kehidupan masyarakat.

(2)

Keamanan dan Ketertiban Masyarakat


Arahan

kebijakan

pembangunan

keamanan

dan

ketertiban

masyarakat adalah sebagai berikut :


(a)

Peningkatan kualitas pengamanan wilayah perairan dan pulaupulau

yang

memilki

potensi

sumberdaya

alam,

disertai

peningkatan kualitas sumberdaya manusia dari perangkat


pemerintahan

yang

mengelola

keamanan

dan

ketertiban

masyarakat serta penegakan hukum yang berkeadilan dan


berkepastian hukum;
(b)

Pengembangan bentuk dan mekanisme penyelesaian masalahmasalah sosial yang mengganggu keamanan dan ketertiban
masyarakat dengan mengikutsertakan partisipasi aktif segenap
komponen masyarakat terutama masyarakat hukum adat;

(c)

Penyediaan sarana dan prarasana yang memungkinkan seluruh


masyarakat dapat menikmati hasil-hasil pembangunan yang
mensejahterakan serta mampu membuka keterisolasian yang
dialami selama ini;

(d)

Tersedianya ruang bagi partisipasi aktif seluruh komponen


masyarakat secara berkualitas dalam mengupayakan terciptanya
stabilitas keamanan dan ketertiban dalam masyarakat secara
berkelanjutan;

(e)

Pengembangan konsep pembangunan berwawasan kepulauan


melalui pemanfaatan wilayah sesuai peruntukannya dengan
tetap memperhatikan hak-hak individual dan komunal serta

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 13

Buku Data dan Analisa

penghargaan

terhadap

adat

istiadat

yang

hidup

dalam

masyarakat;
(f)

Pengembangan perangkat regulasi terutama Peraturan Daerah,


yang memungkinkan penyelesaian permasalahan batas-batas
wilayah antar Negeri sesuai hukum adat setempat, sehingga
dapat

meminimalisasi

terjadinya

potensi

konflik

yang

mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.


(3)

Sumberdaya Manusia
Arahan kebijakan pembangunan SDM adalah sebagai berikut :
(a)

Peningkatan akses, pemerataan, relevansi, kualitas, manajemen


dan akuntabilitas pendidikan;

(b)

Peningkatan

akses,

pemerataan,

relevansi

dan

kualitas

pelayanan kesehatan;
(c)
(4)

Peningkatan kualitas dan daya saing tenaga kerja.

Ekonomi
Arahan kebijakan pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut:
(a)

Peningkatan kapasitas sumberdaya manusia secara keseluruhan,


sistematis dan berkelanjutan;

(b)

Penyediaan infrastruktur ekonomi, sosial dan fasilitas publik


lainnya;

(c)

Peningkatan

kemampuan

Pemerintah

Daerah

yang

pendanaan

dan

menjamin

pembiayaan

penyelenggaraan

pemerintahan, pelaksanaan pembangunan serta pelayanan


kepada masyarakat secara efektif dan efisien;
(d)

Pengembangan peluang bagi masuknya investasi swasta dalam


skala besar untuk membiayai kegiatan pembangunan yang
menjamin pengembangan ekonomi secara lebih efisien dan
kompetitif;

(e)

Pengelolaan

potensi

sumberdaya

spesifik

daerah

yang

beranekaragam;
(f)

Pemanfaatan dan penerapan teknologi pengelolaan disesuaikan


dengan kondisi wilayah dan potensi sumberdaya perairan (laut)
dan daratan (pulau) yang memerlukan perencanaan dan
kebijakan pembangunan ekonomi spesifik;

(g)

Penataan

kegiatan

usaha

secara

lebih menguntungkan

(profitable);

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 14

Buku Data dan Analisa

(h)

Penataan dan pengembangan pusat-pusat aktivitas ekonomi


dengan tetap mengutamakan penyediaan institusi ekonomi;

(i)

Pengembangan PAD melalui peran semua pelaku ekonomi yang


menyadari fungsi dan perannya;

(j)

Penyediaan lapangan usaha dan kesempatan berusaha bagi


masyarakat dalam upaya menanggulangi pengangguran dan
pengentasan kemiskinan, serta tetap mengupanyakan akumulasi
tabungan masyarakat.

(5)

Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup


Arahan kebijakan pembangunan sumber daya alam dan lingkungan
hidup adalah sebagai berikut:
(a)

Peningkatan

kualitas

sumberdaya

aparatur

Pemerintah

Kabupaten maupun masyarakat dalam rangka optimalisasi


pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup;
(b)

Pengembangan eksplorasi sumberdaya hayati untuk mendukung


kepentingan pemanfaatan yang rasional, optimal, lestari dan
berimbang termasuk pencarian sumberdaya alternatif

yang

ramah lingkungan;
(c)

Penyediaan regulasi yang memadai dan responsif serta didukung


oleh sistim kelembagaan yang integratif di tingkat daerah;

(d)

Pengelolaan dan pengembangan sentra-sentra produksi sesuai


potensi

wilayah

yang

didukung

oleh

infrastruktur

yang

akomodatif, terpadu dan berkelanjutan;


(e)

Pengelolaan potensi Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTW)


Kabupaten Seram Bagian Timur dengan penekanan pada obyek
bahari;

(f)

Pengendalian secara koordinatif terhadap perusakan dan


pencemaran habitat ekosistem darat, sungai, pesisir dan pulau
pulau kecil;

(g)

Penguatan kapasitas masyarakat untuk menjemput inovasi


teknologi dan ilmu pengetahuan dalam rangka mendukung
pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara
optimal dan lestari;

(h)

Penguatan sistem nilai lokal dalam rangka pengelolaan


sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara berkelanjutan;

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 15

Buku Data dan Analisa

(i)

Pengembangan pola kemitraan dalam pengelolaan sumberdaya


alam dan lingkungan hidup untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat.

(6)

Infrastruktur
Arahan pembangunan infrastruktur adalah sebagai berikut:
(a)

Penyediaan infrastruktur dan sistem transportasi antar moda


(darat, laut dan udara) yang terintegrasi satu sama lain secara
sinergis dan memadai dengan tingkat kelayakan, kenyamanan,
keterjangkauan dan jaminan keselamatan berdasarkan standar
yang berlaku;

(b)

Penyediaan infrastuktur ekonomi, sosial-budaya, dan pelayanan


umum secara memadai, merata dan berkelanjutan pada setiap
wilayah pengembangan yang mampu memenuhi

standar

pelayanan minimum Kabupaten Seram Bagian Timur;


(c)

Penyediaan infrastruktur dan sistem keairan (air bersih,


drainase, pengendalian banjir, irigasi) serta pengelolaan limbah;

(d)

Penyediaan

infrastruktur serta sistem distribusi dan produksi

energi (listrik dan sumber energi alternatif lain) secara memadai


dan merata disetiap wilayah pengembangan pembangunan;
(e)

Penyediaan infrastruktur serta sistem pos dan telematika sesuai


dengan wilayah pengembangan;

(f)

Penyediaan sistem peringatan dini (Early warning system) dan


mitigasi bencana dalam pengembangan infrastruktur.

(7)

Tata Ruang
Arahan kebijakan penataan ruang adalah sebagai berikut:
(a)

Penataan ruang yang disesuaikan dengan hirarki perencanaan


(RTRW Nasional dan RTRW Provinsi) berbasis gugus pulau, laut
pulau dan mitigasi bencana sebagai acuan koordinasi dan
sinkronisasi pembangunan antar sektor dan antar wilayah;

(b)

Pengelolaan ruang yang memungkinkan terciptanya aktivitas


dan interaksi sosial, ekonomi dan budaya masyarakat, antar
daerah maupun wilayah yang serasi dan seimbang, dengan tetap
mempertahankan luas kawasan yang berfungsi lindung dalam
satu bentangan wilayah (lansekap)

pulau dan pesisirnya

minimum 30% dari luas pulau sesuai kondisi ekosistem wilayah


yang bersangkutan;

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 16

Buku Data dan Analisa

(c)

Peningkatan keberpihakan pemerintah Kabupaten terhadap


percepatan pembangunan dan pertumbuhan wilayah tertinggal
dan wilayah strategis dengan memanfaatkan IPTEKS dan
memperhatikan potensi lokal,

sehingga dapat berkembang

menjadi suatu wilayah pengembangan ekonomi yang terpadu;


(d)

Pengendalian dan pemeliharaan kelestarian fungsi lingkungan


hidup melalui perlindungan ruang di darat dan laut maupun
udara diatasnya; sekaligus perlindungan terhadap lingkungan
hidup sosial ekonomi dan lingkungan hidup buatan;

(e)

Pengembangan pembangunan kabupaten dengan mengubah


arah kebijakan pembangunan yang berorientasi inward looking
menjadi outward looking sehingga dapat dimanfaatkan sebagai
pintu gerbang aktivitas ekonomi regional,

nasional dan

internasional;
(f)

Pengembangan keserasian pelestarian kawasan lindung dan


pemanfaatan kawasan budidaya yang berbasis mitigasi bencana;

(g)

Pengembangan pusat-pusat pertumbuhan berbasis komoditi


unggulan

yang

didukung

sehingga

memungkinkan

oleh

penyediaan

percepatan

dan

infrastruktur,
pemerataan

pembangunan;
(h)

Pengembangan sistem kota melalui keterkaitan antar kota secara


fungsional berdasarkan pola ruang, serta pengembangan dan
peningkatan fungsi ibukota kabupaten sebagai Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW) dan ibukota kecamatan sebagai Pusat Kegiatan
Lokal (PKL);

(i)

Percepatan pembangunan Ibukota Seram Bagian Timur di


Honimoa, sehingga dapat dijadikan sebagai Pusat Kegiatan
Wilayah (PKW) untuk selanjutnya dikembangkan menjadi Pusat
Kegiatan Strategi Nasional (PKSN), sekaligus menjadi salah satu
pintu keluar-masuk Provinsi Maluku.

(8)

Politik dan Pemerintahan


Arahan kebijakan pembangunan politik dan pemerintahan adalah
sebagai berikut:
(a)

Penataan dan penyempurnaan struktur, proses dan budaya


politik untuk meningkatkan peran Pemerintahan Daerah,
organisasi kemasyarakatan baik fungsional maupun profesional
demi kemandirian dan kedewasaan politik;

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 17

Buku Data dan Analisa

(b)

Peningkatan dan pemantapan komunikasi politik lintas institusi


(baik Infra maupun Supra Struktur Politik), dalam rangka
mewujudkan budaya politik partisipatif dan mendukung proses
politik yang demokratis dan berkualitas baik secara vertikal
maupun horizontal;

(c)

Pengembangan peranan pers yang bertanggung jawab, sebagai


salah satu alat kontrol penyelenggaraan tata pemerintahan yang
baik dan bersih sekaligus sebagai media pendidikan politik bagi
masyarakat;

(d)

Peningkatan kualitas Pemerintahan Daerah yang dilakukan


melalui penuntasan penyalahgunaan wewenang, termasuk
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, dan peningkatan keberdayaan
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan;

(e)

Penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik pada


semua tingkat dan lini Pemerintahan Daerah secara internal
maupun fungsional dan pengawasan masyarakat, peningkatan
etika, budaya kerja serta pengetahuan dan pemahaman;

(f)

Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam penyelenggaraan


pembangunan, terutama pelayanan dasar untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia agar dapat mandiri, dan mampu
berpartisipasi dalam proses pembangunan serta mengawasi
jalannya pemerintahan;

(g)

Pengembangan dan penyelenggaraan manajemen Pemerintahan


Daerah di wilayah kepulauan yang berorientasi pada gugus pulau
dan kawasan laut pulau untuk memperkecil rentang kendali
pemerintahan, terutama dalam proses pemekaran maupun
penghapusan wilayah administrasi pemerintahan;

(h)

Pengembangkan suatu tata politik yang memperhatikan realitas


kemajemukan yang bertumpu pada semangat orang basudara
dengan mewujudkan prinsip budaya pela gandong sebagai tali
pengikat dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(9)

Hukum dan Hak Azasi Manusia


Arahan kebijakan pembangunan hukum dan HAM adalah sebagai
berikut:
(a)

Pengembangan substansi, struktur dan budaya hukum daerah


secara demokratis sebagai alat untuk merubah masyarakat

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 18

Buku Data dan Analisa

(b)

Pembentukan perangkat (substansi) hukum daerah yang


didasarkan pada nilai-nilai hukum adat dari masyarakat hukum
adat Seram Bagian Timur disesuaikan dengan perkembangan
peraturan perundang-undangan nasional;

(c)

Pengembangan

koordinasi

dengan

Pemerintah

maupun

Pemerintah Provinsi Maluku dalam rangka pembentukan


kelembagaan penegakan hukum (Kejaksaan dan Pengadilan)
serta peningkatan kualitas dan kuantitas aparat penegak hukum
(Kepolisian Negara);
(d)

Pembentukan kelembagaan hukum daerah terutama Penyidik


Pegawai Negeri Sipil (PPNS), maupun Polisi Pamong Praja,
sekaligus meningkatkan kualitas sumber daya manusianya;

(e)

Pengembangan kualitas kesadaran hukum masyarakat melalui


diseminasi peraturan perundang-undangan nasional dan daerah
dalam rangka mengembangkan budaya hukum yang menghargai
kemajemukan dalam masyarakat di Seram Bagian Timur;

(f)

Pengembangan pelayanan hukum kepada masyarakat secara


berkeadilan dan berkepastian hukum,

serta pelaksanaan

penegakan hukum yang tegas, berkeadilan dan berkepastian


hukum serta menghargai/menghormati hak asasi manusia;
(g)

Pengembangan mekanisme penyelesaian berbagai sengketa dan


atau konflik dalam masyarakat secara demokratis, berkeadilan,
berkepastian hukum dan menghormati HAM berdasarkan
sistem nilai dan kearifan lokal;

(h)

Pengembangan mekanisme untuk perlindungan, pemajuan,


penegakan dan pemenuhan HAM terutama perempuan dan
anak, baik dalam kehidupan keluarga, bermasyarakat maupun
berbangsa dan bernegara.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten


Seram Bagian Timur
1. Visi
Visi Pembangunan yang ditargetkan oleh Pemerintah Kabupaten Seram
Bagian Timur pada tahun awal perencanaan adalah sebagai berikut:
Merajut Kebersamaan, Membangun Kabupaten Seram Bagian
Timur Menuju Masyarakat Adil, Makmur dan Sejahtera
Diharapkan visi tersebut dapat tercapai maka pada akhir tahun rencana
(2028) secara kuantitas dan kualitas akan lebih baik, dimana semua

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 19

Buku Data dan Analisa

masyarakat hidup dalam suasana yang berkeadilan, hidup makmur dalam


pengertian terpenuhi kebutuhan pangan, sandang, pendidikan, kesehatan,
dan bersamaan dengan itu tetap waspada dan dapat menghindar dari
bencana alam (gempa bumi, tsunami, tanah longsor, banjir, dan lain-lain).
2. Misi
Untuk mencapai visi tersebut diatas, maka selanjutnya Pemerintah
Kabupaten Seram Bagian Timur menetapkan 5 (lima) misi pembangunan,
sebagai berikut:
(1)

Membina tali silahturahmi antar pemerintah dan masyarakat Seram


Bagian Timur dengan tetap menjaga dan memelihara nilai-nilai
budaya lokal;

(2)

Terselenggaranya tata pemerintahan yang bersih, berwibawa, jujur


dan terbuka dalam menunjang pelayanan publik;

(3)

Peningkatan kualitas SDM Seram Bagian Timur yang tinggi ilmu,


tinggi iman dan taqwa dilandasi nilai-nilai kerukunan antar umat
beragama;

(4)

Pengelolaan Sumberdaya Alam (SDA) secara optimal dalam rangka


memperbaiki kondisi kesejahteraan masyarakat Seram Bagian Timur;
dan

(5)

Peningkatan kondisi keamanan dan penegakkan hukum di Seram


Bagian Timur.

3. Program Dasar Pembangunan


Untuk mengimplementasikan visi dan misi tersebut diatas, maka
selanjutnya Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur mengembangkan
program dasar pembangunan daerah Kabupaten Seram Bagian Timur,
sebagai berikut:
(1)

Percepatan Pertumbuhan Sentra Ekonomi Kerakyatan;

(2)

Pensejahteraan dan Pemandirian Masyarakat;

(3)

Peningkatan Kapasitas SDM;

(4)

Demokratisasi Pemerintahan; dan

(5)

Penegakan Hukum dan HAM.

4. Arah Kebijakan
Selanjutnya berdasarkan program dasar pembangunan tersebut diatas,
maka Pemerintah Kabupaten Seram Bagian Timur menyusun arah
kebijakan pembangunan daerah, sebagai berikut:

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 20

Buku Data dan Analisa

(1)

Bidang Umum Pemerintahan


Kebijakan di bidang umum pemerintahan diarahkan pada :
(a)

Pembinaan dan pengembangan serta penguatan kelembagaan


pemerintahan;

(b)

Tinjauan pemekaran struktur organisasi perangkat daerah;

(c)

Peningkatan jumlah dan kualitas SDM aparatur;

(d)

Optimalisasi

tugas-tugas

pelayanan

kemasyarakatan,

pemerintahan dan pembangunan;


(e)

Koordinasi penyelenggaraan pemerintahan;

(f)

Peningkatan kesejahteraan aparatur desa;

(g)

Penataan tata batas desa, kecamatan dan kabupaten;

(h)

Tindak lanjut hasil studi kelayakan lokasi ibukota kabupaten


definitif;

(i)

Studi tentang pemukiman pemekaran desa dan kecamatan;

(j)

Penetapan logo kabupaten dan perencanaan tata ruang wilayah;

(k)

Bimbingan administrasi pemerintahan desa;

(l)

Penyuluhan kesadaran hukum; dan

(m)

Penyiapan perangkat aturan daerah.


Penyiapan peraturan daerah yang dimaksud adalah untuk:

(a)

mendukung

legalitas

penyelenggaraan

protokoler

dan

kedudukan keuangan DPRD dan kebijakan-kebijakan publik


terutama dalam kaitan dengan peningkatan pendapatan asli
daerah; dan
(b)

mendukung peran dan tugas-tugas instansi vertikal di berbagai


bidang yang disesuaikan kemampuan keuangan daerah.

(2) Bidang Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan


(a) Bidang Pertanian Tanaman Pangan
Kebijakan pertanian tanaman pangan diarahkan untuk :
(i)

Memenuhi ketahanan pangan daerah dan diversifikasi


pangan melalui pengembangan lahan basah (low land) dan
lahan kering (up land);

(ii)

Pemanfaatan lahan tidur seoptimal mungkin melalui


sistem pengelolaan terpadu dengan tanaman-tanaman
unggulan spesifik lokal;

(iii) Pemberdayaan ekonomi masyarakat (petani);


(iv) Mendorong kelancaran distribusi pangan;
RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 21

Buku Data dan Analisa

(v)

Pembinaan SDM Petani, dan kelembagaan kelompok tani,


pencegahan dan pengendalian hama penyakit;

(vi) Meningkatkan dukungan sarana dan prasarana pertanian;


serta
(vii) Mendorong terciptanya sentra-sentra produksi melalui
pendekatan potensi kewilayahan dan pasar.
(b) Bidang Peternakan
Kebijakan pengembangan bidang peternakan diarahkan untuk :
(i)

Peningkatan

kebutuhan

protein

hewani

melalui

peningkatan populasi ternak unggas, ternak kambing dan


sapi potong;
(ii)

Peningkatan pendapatan masyarakat (peternak);

(iii) Pemberlakuan secara adil dan merata terhadap masyarakat


melalui pengadaan bibit ternak sesuai potensi wilayah dan
animo masyarakat;
(iv) Peningkatan produksi hasil-hasil ternak untuk kebutuhan
pasar lokal dan domestik melalui intensifikasi usaha;
(v)

Peningkatan mutu genetik bibit ternak;

(vi) Pengendalian dan pencegahan penyakit hewan menular


(zoonosi dan azoonozis); dan
(vii) Pengembangan agribisnis peternakan.
(c)

Bidang Kehutanan
Kebijakan bidang kehutanan diarahkan untuk :
(i)

Mengelola sumberdaya alam melalui penerapan teknologi


ramah lingkungan dengan memperhatikan daya dukung
lingkungan;

(ii)

Menjaga eksistensi kelestarian lingkungan, pengamanan


hutan dari praktek ilegal logging secara terpadu lintas
sektor, rehabilitasi lahan kritis dalam dan luar kawasan
hutan, perbaikan dan pengamanan Daerah Aliran Sungai
(DAS);

(iii) Meningkatkan

pendapatan

masyarakat

melalui

peningkatan hasil non kayu;


(iv) Penerimaan daerah dan negara melalui upaya-upaya
pemberdayaan masyarakat;

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 22

Buku Data dan Analisa

(v)

pengawasan dan pengendalian pengelolaan sumberdaya


hutan; dan

(vi) penegakkan aturan dan optimalisasi penerimaan daerah.


(d) Bidang Perkebunan
Kebijakan di bidang perkebunan diarahkan pada:
(i)

Intensifikasi dan eksistensifikasi lahan perkebunan;

(ii)

Diversifikasi usaha dan komoditas perkebunan berorientasi


pasar;

(iii) Rehabilitasi tanaman perkebunan rakyat, pembinaan dan


pengembangan SDM (petani);
(iv) Pembinaan kelembagaan kelompok;
(v)

Penyediaan sarana dan prasarana perkebunan;

(vi) Peningkatan produksi, produktifitas dan pasca panen;


(vii) Pencegahan dan pengendalian hama penyakit tanaman
perkebunan; serta
(viii) Mendorong terciptanya kawasan industri masyarakat
perkebunan (KIMBUN) yang mempunyai aksesibilitas
terhadap pasar lokal, nasional maupun global.
Penciptaan KIMBUN diharapkan dapat berdampak pada
terbukanya lapangan kerja dan kesempatan berusaha, yang
secara khusus akan dijajaki pengembangan sentra produksi
tanaman pala di Pulau Gorom dan daratan Pulau Seram.
(e) Bidang Kelautan dan Perikanan
Kebijakan di bidang kelautan dan perikanan diarahkan untuk
meningkatkan

kesejahteraan

masyarakat

pesisir

melalui

peningkatan produksi dan produktifitas perikanan.


Kebijakan peningkatan produksi dan usaha perikanan dilakukan
melalui:
(i)

Optimalisasi penangkapan ikan;

(ii)

Intensifikasi budi daya perikanan;

(iii) Pemberdayaan ekonomi masyarakat perikanan;


(iv) Pembinaan penyuluhan serta pelaksanaan penelitian
pemetaan potensi sumberdaya pesisir dan laut; serta
(v)

Perlindungan hukum terhadap sumber-sumber daya laut


dan ekosistem laut.

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 23

Buku Data dan Analisa

(f)

Bidang Perindustrian dan Perdagangan


Kebijakan di bidang perindustrian dan perdagangan diarahkan
pada:
(i)

Peningkatan produktifitas industri kecil dan pedagang kecil


yang berbasis pada ekonomi kerakyatan melalui :
1)

Pengembangan kualitas produk-produk unggulan


daerah dalam rangka pengembangan ekspor non
migas; dan

2)

Pengembangan industri rumah tangga dalam rangka


peningkatan kesejahteraan masyarakat.

(ii)

Peningkatan kualitas sumberdaya manusia di bidang


perindustrian

dan

perdagangan

untuk

menunjang

pengawasan dan pengendalian perdagangan dalam negeri


dan luar negeri sebagai upaya pemantapan stabilitas harga
dan ketersediaan sembako dan komoditas daerah;
(iii) Peningkatan sarana dan prasarana ekonomi bidang
perindustrian dan perdagangan; dan
(iv) Penambahan dan pengembangan sentra perdagagangan
produk perikanan di Pulau Kesui dan pala di Pulau Gorom
untuk tujuan ekspor.
(g) Bidang Koperasi
Kebijakan pada bidang perkoperasian diarahakan pada :
(i)

Peningkatan pembinaan dan bimbingan teknis serta


pengembangan sumberdaya manusia yang diawali dengan
penataan

kelembagaaan

koperasi

dan

usaha

kecil

menengah (UKM); dan


(ii)

Mengembangkan

kemitraan

usaha

serta

perkuatan

struktur permodalan dan keuangan koperasi dan UKM


untuk memperkokoh kegiatan usaha mikro, namun
perkuatan modal usaha koperasi melalui dana bantuan
akan diawali dengan identifikasi dan penilaian kelayakan
berusaha dan penilaian koperasi sehat.

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 24

Buku Data dan Analisa

(h) Bidang Penanaman Modal


Kebijakan di bidang penanaman modal daerah diarahkan pada :
(i)

Pendataan

dan

identifikasi

potensi

daerah

untuk

mengembangkan investasi melalui promosi dan publikasi


potensi unggulan daerah; dan
(ii)

Menciptakan iklim usaha yang kondusif serta menjalin


kerjasama dengan investor dalam pengelolaan potensi
daerah, dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam
pengembangan penanaman modal dan investasi.

(i)

Bidang Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial


(i)

Bidang Kesehatan
Mengupayakan pendekatan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat melalui:
1)

Penyebaran, peningkatan dan rehabilitasi prasarana


dan sarana kesehatan yang ditunjang oleh fasilitas
pendukung serta tenaga medis dan paramedis,
puskesmas keliling;

2)

Peningkatan kualitas tenaga medis dan paramedis,


peningkatan prasarana Puskesmas dan Polindes;

3)

Pengadaan dan penyaluran obat-obatan;

4)

Mengupayakan

pengobatan

masyarakat yang berhak

cuma-cuma

bagi

menikmatinya (GAKIN);

dan
5)

Penyuluhan kesehatan, pencegahan wabah penyakit


menular serta perbaikan penyehatan lingkungan.

(ii)

Bidang Sosial
Kebijakan di bidang sosial diarahkan untuk:
1)

Pemberdayaan penyandang masalah sosial dan orang


cacat fisik melalui pembinaan dan bantuan sosial;
dan

2)

Pemberdayaan

masyarakat

miskin,

penanganan

anak-anak terlantar, penanganan pengungsi.


(iii) Bidang Agama

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 25

Buku Data dan Analisa

Kebijakan di bidang agama diarahkan untuk peningkatan


kerukunan

umat

beragama

dan

bantuan

prasarana

peribadatan serta bantuan kegiatan keagamaan.


(j)

Bidang Pendidikan, Kebudayaan, dan Pariwisata


(i)

Bidang Pendidikan
Kebijakan di bidang pendidikan diarahakan pada isu
strategis program pendidikan nasional yaitu:
1)

Peningkatan kualitas, pengembangan manajemen


dan

perluasan

pengembangan

akses

yang

kurikulum

mengarah

berbasis

pada

kompetensi

(KBK) dan penyusunan kurikulum muatan lokal;


2)

Peningkatan rasio guru terhadap peserta didik;

3)

Pengendalian terhadap berbagai macam pungutan


yang memberatkan; dan

4)

Pembinaan dan pengembangan prestasi pemuda


dalam bidang olahraga, pramuka dan Paskibraka.

(ii)

Bidang Kebudayaan dan Pariwisata


Kebijakan di bidang kebudayaan dan pariwisata diarahkan
pada :
1)

Pendataan potensi pariwisata terutama pulau-pulau


kecil, obyek-obyek wisata dan sumber penunjang
lainnya dalam mendukung peningkatan pendapatan
asli daerah;

2)

Publikasi dan promosi obyek-obyek wisata unggulan


berbasis masyarakat keluar daerah dan pembangunan
tempat-tempat rekreasi untuk kebutuhan masyarakat
umum;

3)

Penertiban izin rumah makan, restoran, penginapan/


hotel, dan tempat-tempat hiburan serta tempattempat hiburan yang menyalahgunakan izin usaha
untuk kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan
norma-norma etika dan moral; dan

4)

Perencanaan sistim transportasi di bidang pariwisata


yang efisien dan efektif penghubung antar pulau.

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 26

Buku Data dan Analisa

(k) Bidang

Pemukiman,

Ketenagakerjaan

dan

Transmigrasi
Kebijakan

di

bidang

pemukiman,

ketenagakerjaan

dan

transmigrasi diarahkan pada:


(i)

Perbaikan lingkungan pemukiman kota kecil dan desa/


dusun;

(ii)

Pembukaan pemukiman baru pada desa yang memiliki


prospek untuk dikembangkan sebagai kawasan sentra
produksi;

(iii) Pembinaan/ penyuluhan tentang bidang ketransmigrasian;


(iv) Survei

identifikasi

calon

areal,

guna

menganalisa

kelayakan/ kesesuaian lahan yang akan dijadikan sebagai


lokasi transmigrasi; dan
(v)

Sosialisasi

Undang-undang

ketenagakerjaan

dan

pengembangan lembaga yang berperan sebagai Bengkel


Tenaga Kerja Siap Pakai.
(l)

Bidang Kependudukan dan Keluarga Berencana


Kebijakan di bidang kependudukan dan keluarga berencana
diarahkan pada:
(i)

Penertiban administrasi penduduk dan catatan sipil mulai


dari desa secara bertahap;

(ii)

Upaya pengendalian kelahiran; dan

(iii) Perbaikan kualitas hidup penduduk melalui peningkatan


pelayanan KB, komunikasi informasi dan edukasi serta
peningkatan kesejahteraan keluarga.
(m) Bidang Pekerjaan Umum dan Perhubungan
(i)

Bidang Pekerjaan Umum


Arahan kebijakan pembangunan di bidang pekerjaan
umum terbagi kedalam 3 (tiga) sub bidang, yaitu:
1)

sub bidang prasarana jalan;

2)

sub

bidang

pemukiman

penataan

ruang

dan

bangunan; dan
3)

sub bidang pengembangan sumber daya air.


Sub bidang prasarana jalan diarahkan pada :

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 27

Buku Data dan Analisa

1)

Pembangunan dan peningkatan jalan dan jembatan


secara terpadu dengan moda transportasi lain;

2)

Peningkatan jalan-jalan kota kecamatan;

3)

Rehabilitasi dan pemeliharaan jalan dan jembatan;


dan

4)

Pembangunan

fasilitas

penunjang

jalan

dan

jembatan.
Sub bidang pemukiman penataan ruang dan bangunan
diarahkan pada:
(i)

Pengembangan sarana dan prasarana pemerintahan


(perkantoran

dan

rumah

dinas),

penyehatan

lingkungan penataan lingkungan pemukiman yang


sehat; dan
(ii)

Penataan tata letak infrastruktur pemukiman/ kota.

Sub bidang pengembangan sumberdaya air diarahkan


pada:
1)

Pembangunan

sumber-sumber

air

baku

dan

penyediaan air minum; dan


2)

Pemeliharan daerah irigasi dan rehabilitasi jaringan


irigasi.

(ii)

Bidang Perhubungan
Kebijakan di bidang perhubungan diarahkan untuk:
1)

Peningkatan sarana dan prasarana perhubungan


darat, laut, dan udara secara terpadu untuk membuka
isolasi secara total;

2)

Pendidikan sumber daya manusia perhubungan; dan

3)

Penyediaan sarana komunikasi di lima titik distribusi


informasi Kataloka, Lahena, Werinama, Geser dan
Bula.

(n) Bidang Pertambangan dan Lingkungan Hidup


(i)

Bidang Pertambangan
Kebijakan di bidang pertambangan diarahkan untuk
meningkatkan upaya pemanfaatan sumberdaya mineral
dan energi secara berkelanjutan dan ramah lingkungan
yang dapat memberikan akses kepada masyarakat adat dan

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 28

Buku Data dan Analisa

lokal, dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah dan


kesejahteraan rakyat secara adil melalui :
1)

Inventarisasi dan penyelidikan potensi sumber daya


mineral dan energi guna tersedia dan teraksesnya
data dan informasi;

2)

Pembinaan terhadap usaha-usaha pertambangan dan


energi, Air bawah Tanah dan energi alternatif; dan

3)

Pemantauan dan pengawasan kegiatan pertambangan


tanpa izin, dampak lingkungan, konservasi dan
reklamasi serta kesehatan dan keselamatan kerja.

(ii)

Bidang Lingkungan Hidup


Kebijakan di bidang lingkungan hidup diarahkan pada
kelestarian

lingkungan

Mengenai

Dampak

hidup

dan

Lingkungan

adanya

Analisa

(AMDAL)

guna

tercapainya kualitas daya dukung lingkungan hidup yang


optimal dan sesuai dengan standard baku mutu lingkungan
yang ditetapkan, sehingga kerusakan dan pencemaran
lingkungan dapat ditekan dan pengelolaan sumber daya
alam dapat dilaksanakan secara berkelanjutan dengan
memperhatikan kepentingan masyarakat adat dan lokal.
(o) Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Kebijakan di bidang pemberdayaan masyarakat diarahkan untuk
peningkatan

pembinaan,

kelembagaan

desa

dan

pemantapan
kelurahan,

dan

pembinaan

penguatan
keluarga,

pengembangan dan penerapan Teknologi Tepat Guna (TTG)


serta peningkatan semangat gotong royong.
(p) Bidang Sumberdaya Air
Kebijakan di bidang sumberdaya air diarahkan pada :
(i)

Penelitian sumberdaya air untuk pemenuhan kebutuhan


air minum, pertanian dan energi; dan

(ii)

Upaya pelestarian potensi sumberdaya air.

Rencana Tata Ruang Kabupaten Seram Bagian Timur Tahun


2005 - 2015

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 29

Buku Data dan Analisa

1. Keterkaitan Struktur Ruang Provinsi


Dalam Kebijakan RTRW Provinsi Maluku menetapkan Kota Bula sebagai
pusat pengembangan gugus kepulauan Seram Bagian Timur, sedangkan UU
menetapkan Kawasan Honimoa sebagai ibukota kabupaten. Pengembangan
Kota Bula diintegrasikan dengan rencana pengembangan Provinsi melalui
pendanaan dari APBD Provinsi Maluku. Pengembangan Dataran Honimoa
dikembangkan melalui pendanaan dari APBN.

Sementara itu, APBD

Kabupaten Seram Bagian Timur dialokasikan untuk pengembangan wilayah


lainnya di Kabupaten Seram Bagian Timur.
2. Rencana Struktur Ruang Wilayah
(1) Rencana Hirarki kota/ Struktur Ruang Internal
Dalam rencana hirarki pusat-pusat permukiman di wilayah Kabupaten
Seram Bagian Timur, maka terbagi dalam hirarki sebagai berikut :
(a)

Dataran Honimoa, sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) I atau


Orde I;

(b)

Daerah-daerah seperti Bula, Werinama, Seram Timur dan


Gorom, sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL) II atau Orde III; dan

(c)

Daerah-daerah seperti Wae Matakabo, Bolang, Kilmuri, Geser


dan Lapena.

(2)

Rencana Sistem Permukiman


Dalam rencana sistem permukiman di wilayah Kabupaten Seram
Bagian Timur, maka terbagi dalam klasifikasi pusat permukiman
sebagai berikut :
(a)

Dataran Honimoa, sebagai pusat permukiman dengan skala


pelayanan sub regional/kabupaten (Orde II);

(b)

Bula, sebagai pusat permukiman dengan skala pelayanan lokal/


kecamatan (Orde III);

(c)

Werinama, sebagai pusat permukiman dengan skala pelayanan


lokal/ kecamatan (Orde III);

(d)

Kota Bula, sebagai pusat permukiman dengan skala pelayanan


lokal/ kecamatan (Orde III);

(e)

Werinama, Seram Timur dan Gorom, sebagai Pusat Kegiatan


Lokal (PKL) II atau Orde III; dan

(f)

Daerah-daerah seperti Wae Matakabo, Bolang, Kilmuri, Geser


dan Lapena.

3. Rencana Pemanfaatan Ruang


(1) Identifikasi Kawasan Lindung

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 30

Buku Data dan Analisa

Identifikasi kawasan lindung mengacu kepada Keppres Nomor 32 tahun


1990 dan penetapan daerah konservasi di Kepulauan Seram Bagian
Timur yang ditetapkan melalui SK Menteri Kehutanan Nomor
415/Kpts-II/1999 tanggal 15 Juli 1999 tentang Kawasan Hutan Seram
Bagian Timur. Berdasarkan Keppres Nomor 32 tahun 1990, kawasan
lindung dibagi menjadi 4 (empat) jenis, yaitu kawasan yang
memberikan

perlindungan

bawahannya,

kawasan

perlindungan

setempat, kawasan suaka alam dan cagar alam, dan kawasan rawan
bencana.
(2) Identifikasi Kawasan Budidaya
(a) Kawasan Budidaya Pertanian
Identifikasi kesesuaian lahan untuk budidaya pertanian terdiri atas:
(i)

kesesuaian lahan untuk kegiatan pertanian lahan basah;

(ii)

kesesuaian lahan untuk kegiatan pertanian lahan kering;

(iii) kesesuaian lahan untuk kegiatan pertanian lahan untuk


perkebunan/tanaman tahunan; dan
(iv) kesesuaian lahan untuk kegiatan hutan produksi.
(b) Kawasan Budidaya Non Pertanian
Identifikasi kesesuaian lahan untuk budidaya non pertanian terdiri
atas:
(i)

kesesuaian lahan untuk permukiman;

(ii)

kesesuaian lahan untuk industri; dan

(iii) kesesuaian lahan untuk kawasan pertambangan.


4. Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan
Kawasan Dataran Honimoa dengan luas kawasan maksimum 8.000 hektare
sebagai ibukota Kabupaten Seram Bagian Timur ditetapkan sebagai PKL-1.
Batas-batas wilayahnya perlu diukur segera dan disusun RDTR Kawasan
Perkotaan Ibukota Kabupaten Seram Bagian Timur (Dataran Honimoa).
Kawasan Perkotaan Bula dengan luas wilayah 2.000 hektar ditetapkan
sebagai PKL-2 dengan fungsi utama sebagai kawasan industri dan
pelabuhan perlu disusun RDTR Kawasan Perkotaan Bula.
Kawasan Perkotaan Werinama sebagai PKL-2 dengan fungsi utama
pelayanan terhadap kawasan perdesaaan sekitarnya.
Sementara itu kawasan perdesaan di Kabupaten Seram Bagian Timur
karena fungsinya yang dipengaruhi oleh lautan, maka sebagian besar
kawasan perdesaan merupakan kawasan pesisir.

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 31

Buku Data dan Analisa

Kebijakan Pembangunan Sektoral Kabupaten Seram Bagian


Timur
1. Pertambangan dan Energi
(1)

Strategi dan Kebijakan


Strategi dan kebijakan pembangunan pertambangan dan energi yang
dikembangkan antara lain sebagai berikut:
(a)

Memperluas kesempatan pendidikan dan pelatihan teknis


fungsional;

(b)

Menerapkan sistem pelayanan prima terhadap masyarakat;

(c)

Memanfaatkan potensi sumber daya alam secara bijaksana,


efektif dan efisien serta berwawasan lingkungan;

(d)

Memanfaatkan peluang investasi yang ada dan menerapkan


teknologi tepat guna yang ada;

(e)

Menyelenggarakan

sistem

informasi

manajemen

bidang

pertambangan umum, geologi, migas, kelistrikan dan energi


baru;
(f)

Menerapkan

peraturan

perundang-undangan

di

bidang

pertambangan umum, geologi, migas, kelistrikan dan energi


baru.
(2) Program dan Kegiatan
Program dan kegiatan pembangunan pertanian dan peternakan yang
dikembangkan antara lain sebagai berikut:
(a)

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Jabatan Struktural, dengan


kegiatan antara lain sebagai berikut: a)diklat jabatan struktural
Diklat PIM IV; b)diklat jabatan struktural Diklat PIM III; dan
c)diklat jabatan struktural Diklat PIM II.

(b)

Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Fungsional, dengan kegiatan


antara

lain

sebagai

berikut:

a)diklat

fungsional

bidang

pertambangan dan energi; b)diklat teknis fungsional bendahara;


dan c)diklat teknik fungsional manajemen proyek.
(c)

Kegiatan Seminar dan Lokakarya Bidang Pertambangan


Umum, Geologi, Migas, Kelistrikan dan Energi Baru.

(d)

Peningkatan Pelayanan Perizinan Bidang Pertambangan


Umum, Geologi, Migas, Kelistrikan dan Energi Baru.

(e)

Koordinasi

Pengelolaan

Sumber

Daya

Alam

Bidang

Pertambangan dan Energi.

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 32

Buku Data dan Analisa

(f)

Kerjasama Pengelolaan Pertambangan dan Energi Antara


Pemerintah Daerah, Masyarakat dan Dunia Usaha, dengan
kegiatan antara lain sebagai berikut:
(i)

Kerjasama kontrak karya penambangan Galian Golongan


C; dan

(ii)

Pengembangan pola kemitraan daerah, masyarakat dan


dunia usaha dalam pengelolaan pertambangan dan energi.

(g)

Pengembangan Sistem Informasi Bidang Pertambangan dan


Energi.

(h)

Sosialisasi

Peraturan

Perundang-undangan

Bidang

Pertambangan dan Energi.


2. Kelautan dan Perikanan
(1)

Strategi dan Kebijakan


Strategi dan kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan yang
dikembangkan antara lain sebagai berikut:
(a)

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia perikanan;

(b)

Optimalisasi pemanfaatan

dan pengelolaan

sumber daya

kelautan dan perikanan;


(c)

Ekstensifikasi dan diversifikasi produk kelautan dan perikanan;

(d)

Optimalisasi pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan;


dan

(e)

Mengembangkan infrastruktur sumber daya kelautan dan


perikanan.

(2) Program dan Kegiatan


Program dan kegiatan pembangunan pertanian dan peternakan yang
dikembangkan antara lain sebagai berikut:
(a)

Pengembangan SDM Perikanan, dengan kegiatan antara lain


sebagai berikut:
(i)

Penyusunan rencana tenaga kerja aparatur perikanan


sesuai spesialisasi tugas yang diemban;

(ii)

Identifikasi karakteristik SDM Nelayan;

(iii) Penyusunan rencana SDM Nelayan; dan


(iv)
(b)

Koordinasi perencanaan pengembangan SDM perikanan.

Penguatan Kapasitas SDM Perikanan, dengan kegiatan antara


lain sebagai berikut:

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 33

Buku Data dan Analisa

(i)

Mengikutsertakan aparatur perikanan pada pendidikan


perjenjangan;

(ii)

Meningkatkan strata pendidikan serta dalam diklat


profesional; dan

(iii) Melakukan diklat bagi SDM Nelayan yang menyangkut


teknis dan manajemen pengelolaan sumber daya kelautan
dan perikanan.
(c)

Pengembangan Perikanan Tangkap, dengan kegiatan antara


lain sebagai berikut:
(i)

Inventarisasi potensi sumber daya perikanan tangkap;

(ii)

Pengembangan kapasitas armada penangkapan ikan;

(iii) Pengembangan

usaha

perikanan

skala

kecil

berupa

optikapi, optihankam, dan optisarkam; dan


(iv)

Pengadaan sarana penanganan hasil tangkapan diatas


kapal dalam rangka menjaga mutu hasil tangkapan.

(d)

Pengembangan Perikanan Budidaya, dengan kegiatan antara


lain sebagai berikut:
(i)

Penyusunan rencana detail tata ruang budidaya laut;

(ii)

Inventarisasi potensi dan spesifikasi komoditas potensial


budidaya perikanan;

(iii) Pengembangan komoditas budidaya potensial spesifik lokal


berbasis masyarakat pesisir;
(iv) Integrasi

dan

intensifikasi

pengelolaan

hutan

mangrove/hutan air payau;


(v)

Penyediaan sarana laboratorium bagi pelaksanaan kegiatan


budidaya perikanan; dan

(vi) Pengembangan sarana budidaya seperti karamba jaring


apung, rakit, dan rumput laut.
(e)

Pengembangan Pasca Panen dan Pembesaran, dengan kegiatan


antara lain sebagai berikut:
(i)

Persiapan program manajemen mutu terpadu pada pasca


panen perikanan;

(ii)

Palkomisasi

perahu/kapal

penggunaan

es,

perbaikan

ikan,

pemasyarakatan

pengumpulan

dan

pengangkutan ikan, dan penyediaan air minum;


(iii) Penyediaan sarana pasca panen seperti cool box storage,
alat pengering ikan dan kompresor pendingin;

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 34

Buku Data dan Analisa

(iv) Pengembangan

teknologi

pasca

panen

menyangkut

pengemasan dan pemasaran; dan


(v)

Pengembangan alat pembuat es curah, pembuatan tepung


ikan, pupuk, pengolahan rumput laut dan lain-lain; dan
pengembangan pasar produk perikanan.

(f)

Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil secara Terpadu,


dengan kegiatan antara lain sebagai berikut:
(i)

Perencanaan dan pengelolaan terpadu dan sumber daya


pesisir dan pulau-pulau kecil;

(ii)

Identifikasi potensi sumber daya pulau-pulau kecil; dan

(iii) Identifikasi dan pembuatan rencana kawasan-kawasan


konservasi sesuai dengan peranan kawaaan.
Kebijakan dan Strategi Pembangunan Kabupaten Sekitarnya
Perkembangan dan dinamika pembangunan di Kabupaten Seram
Bagian Timur juga dipengaruhi daerah di sekitarnya,
kebijakan

pembangunan

Kabupaten

Maluku

khususnya pengaruh

Tengah yang

kabupaten induk dari Kabupaten Seram Bagian Timur.

merupakan

Kabupaten Maluku

Tengah sebelum pemekaran meliputi Pulau Seram dan pulau-pulau kecil di


sekitarnya.

Berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 2003, Kabupaten Maluku

Tengah berdasarkan telah dimekarkan menjadi 3 (kabupaten), yaitu a.


Kabupaten Seram Bagian Timur dengan ibukota di Dataran Hunipopu (Piru); b.
Kabupaten Maluku Tengah dengan ibukota di Masohi; dan c. Kabupaten Seram
Bagian Timur dengan ibukota di Bula.
Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Daerah Kabupaten Maluku
Tengah tahun 2005, kebijakan strategis tingkat kabupaten dibagi menjadi 2
(dua) bagian, yaitu kebijakan strategis pengembangan tata ruang makro dan
kebijakan strategis pengembangan tata ruang mikro.
Kebijakan strategis pengembangan tata ruang makro di Kabupaten
Maluku Tengah diarahkan untuk membuka keterisolasian daerah terhadap
wilayah lainnya.

Hal ini terutama dilakukan dengan membuka pelabuhan-

pelabuhan sebagai pintu masuk yang tidak harus melalui pelabuhan Ambon.
Selain itu juga akan dikembangkan interaksi ruang antar wilayah, terutama
melalui sistem transportasi laut dan didukung sistem transportasi darat.
Sedangkan untuk kebijakan strategis pengembangan tata ruang mikro di
Kabupaten Maluku Tengah diarahkan untuk:

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 35

Buku Data dan Analisa

1. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumberdaya wilayah terutama


sumberdaya lainnya, yaitu potensi perikanan, perkebunan, dan kehutanan
yang pada saat ini masih belum optimal pemanfaatannya;
2. Menjaga dan melestarikan keseimbangan lingkungan. Dengan wilayah yang
terdiri atas lautan dan kepulauan, Kabupaten Maluku Tengah dihadapkan
pada banyaknya biota pantai yang rusak;
3. Mengarahkan pemanfaatan ruang untuk kawasan lindung dan kawasan
budidaya;
4. Mengembangkan kawasan-kawasan yang dianggap strategis atau wilayah
prioritas yang memerlukan dukungan penataan ruang;
5. Mengembangkan sistem jaringan transportasi intra wilayah yang memadai
dalam rangka membentuk kesatuan wilayah. Hal ini terutama diarahkan
untuk menunjang fungsi kota Masohi sebagai ibukota kabupaten dan pusat
distribusi serta koleksi barang kebutuhan dan jasa; dan
6. Mengembangkan sistem pusat-pusat pelayanan yang terintegrasi, sehingga
dapat terjadi pemerataan pelayanan ke seluruh desa-desa di Kabupaten
Maluku Tengah.

RTRW Kabupaten Seram Bagian Timur

II - 36

Anda mungkin juga menyukai