RENCANA KAWASAN
BAB
IV PERTANIAN KABUPATEN
PINRANG
Rencana Kawasan Pertanian Kabupaten Pinrang, yang meliputi Kawasan Tanaman Pangan,
Kawasan Hortikultura, Kawasan Perkebunan, dan Kawasan Peternakan, disusun dengan
mempertimbangkan :
1. Potensi dan perkembangan komoditas pertanian di Kabupaten Pinrang;
2. Alokasi Kawasan Pertanian Nasional untuk Kabupaten Pinrang berdasarkan Keputusan Menteri
Pertanian No. 472/Kpts/RC.040/6/2018 tentang Lokasi Kawasan Pertanian Nasional; dan
3. Peraturan Menteri Pertanian No. 18/Permentan/RC.040/4/2018 tentang Pedoman Pengembangan
Kawasan Pertanian Berbasis Korporasi Petani.
Tabel 4.1.1. Luas Panen dan Volume Produksi Jagung di Kabupaten Pinrang Menurut
Kecamatan, Tahun 2013-2017
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
No. Kecamatan
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017
1. Padi 96.827 96.588 104.105 106.210 105.839 604.975 605.316 662.420 625.312 653.979
2. Jagung 15.564 14.069 12.479 20.794 19.422 94.942 94.966 93.031 138.010 158.232
3. Kedelai 110 59 398 95 50 220 118 947 240 56
4. Kacang Tanah 142 94 64 40 26 305 201 138 79 293
5. Kacang Hijau 56 44 43 29 9 66 52 51 38 11
6. Ubi Kayu 426 311 363 260 236 7.242 5.287 8.311 5.737 5.671
7. Ubi Jalar 74 76 90 93 70 598 613 727 1.498 1.139
Keberadaan sawah beririgasi seluas seluas 47.139 Ha atau mencapai 85,5% dari keseluruhan
luas sawah di Kabupaten Pinrang, tidak terlepas dari keberadaan Bendungan Benteng, yang
berada di Desa Benteng, Kecamatan Patampanua, merupakan bendungan sebagai sumber air
irigasi teknis yang mengairi sawah seluas ± 42.931 Ha. Berdasarkan data tersebut, pada Tahun
2017 Kecamatan Duampanua memiliki luas sawah tertinggi yang mencapai 7.664 Ha (13,91%),
terdiri dari sawah beririgasi seluas 6.606 Ha (14,01%) dan sawah tadah hujan seluas 1.058 Ha
(13,27%). Diikuti oleh Kecamatan Patampanuan dengan luas sawah 6.722 Ha (12,29%), terdiri
dari sawah beririgasi seluas 4.383 Ha (9,30%) dan sawah tadah hujan seluas 2.389 Ha (29,97%),
Kecamatan Mattiro Bulu dengan luas sawah 5.919 Ha (10,74%), terdiri dari sawah beririgasi
seluas 4.798 Ha (10,18%) dan sawah tadah hujan seluas 1.121 Ha (14,06%), Kecamatan Tiroang
dengan luas sawah 5.683 Ha (10,31%) dan semuanya sawah beririgasi, Kecamatan Cempa
dengan luas sawah 5.600 Ha dan semuanya sawah beririgasi, Kecamatan Mattiro Sompe dengan
luas sawah 5.132 Ha (9,31%) dan semuanya sawah beririgasi. Keenam kecamatan tersebut
memiliki luas sawah di atas 5.000 Ha. Enam kecamatan lainnya juga memiliki luas sawah yang
cukup luas, dan yang terkecil adalah Kecamatan Suppa dengan luas sawah 1.488 Ha (2,70%)
terdiri dari sawah beririgasi seluas 1.007 Ha (2,30%) dan sawah tadah hujan seluas 481 Ha
(6,03%).
Berdasarkan data perkembangan luas panen, volume produksi dan produktivitas padi di
Kabupaten Pinrang selama periode Tahun 2013-2017 (Tabel 4.1.3), terlihat bahwa selama
periode tersebut terjadi peningkatan luas panen padi seluas 9.012 Ha (9,3%), dari 96.827 Ha
pada Tahun 2013 menjadi 105.839 Ha pada Tahun 2017, volume produksi meningkat sebanyak
49.004 Ton (8,1%),dari 604.975 Ton pada Tahun 2013 menjadi 653.979 Ton pada Tahun 2017.
Namun demikian, peningkatan luas panen tersebut masih lebih tinggi dibandingkan dengan
peningkatan volume produksi, yang disebabkan oleh penurunan produktivitas yang cukup besar
pada Tahun 2016 dari 6,36 Ton/Ha menjadi 5,89 Ton/Ha, walaupun kemudian meningkat
menjadi 6,18 Ton/Ha pada Tahun 2017. Grafik perkembangan luas panen dan volume produksi
padi di Kabupaten Pinrang selama periode Tahun 2013-2017 dapat dilihat pada Gambar 4.1.1
dan Gambar 4.1.2.
Tabel 4.1.3. Perkembangan Luas Panen, Volume Produksi dan Produktivitas Padi di
Kabupaten Pinrang Menurut Kecamatan, Tahun 2013-2017
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)
No. Kecamatan
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017
1. Suppa 2.364 1.979 2.337 2.022 1.528 14.770 12.402 14.870 11.906 9.442 6,25 6,27 6,36 5,89 6,18
2. Mattiro Sompe 9.449 9.185 9.665 9.646 9.598 59.037 57.562 61.498 56.796 59.306 6,25 6,27 6,36 5,89 6,18
3. Lanriseng 8.125 7.553 8.784 8.547 8.158 50.765 47.335 55.893 50.325 50.408 6,25 6,27 6,36 5,89 6,18
4. Mattiro Bulu 10.743 10.766 11.462 11.979 11.697 67.122 67.471 72.933 70.532 72.276 6,25 6,27 6,36 5,89 6,18
5. Watang Sawitto 8.578 8.574 9.165 10.523 9.282 53.595 53.733 58.317 61.959 57.353 6,25 6,27 6,36 5,89 6,18
6. Paleteang 4.676 4.676 5.277 5.070 4.768 29.216 29.304 33.578 29.852 29.461 6,25 6,27 6,36 5,89 6,18
7. Tiroang 10.220 10.220 12.880 11.271 11.366 63.855 64.049 81.955 66.364 70.231 6,25 6,27 6,36 5,89 6,18
8. Patampanua 11.858 12.057 12.144 13.062 13.384 74.089 75.561 77.272 76.909 82.700 6,25 6,27 6,36 5,89 6,18
9. Cempa 9.635 9.634 9.752 10.654 11.081 60.199 60.376 62.058 62.731 68.469 6,25 6,27 6,36 5,89 6,18
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2014, 2015, 2016, 2017, dan 2018 (dikompilasi)
120,000
Perkembangan Luas Panen Padi, 2013-2017
100,000
2013 2014 2015 2016 2017
80,000
Ha
60,000
40,000
20,000
Gambar 4.1.1. Grafik Perkembangan Luas Panen Padi di Kabupaten Pinrang Menurut
Kecamatan, Tahun 2013-2017
Kecamatan Duampanua memiliki luas panen padi tertinggi yang mencapai 15.382 Ha pada
Tahun 2017. Diikuti oleh Kecamatan Patampanuan dengan luas panen 13.384 Ha, Kecamatan
Mattiro Bulu dengan luas panen 11.697 Ha, Kecamatan Tiroang dengan luas panen 11.366 Ha,
Kecamatan Patampanuan dengan luas panen 13.384 Ha, Kecamatan Cempa dengan luas panen
11.081 Ha, Kecamatan Mattiro Sompe dengan luas panen 9.598 Ha, Kecamatan Watang Sawitto
dengan luas panen 9.282 Ha, dan Kecamatan Lanriseng dengan luas panen 8.158 Ha.
Volume produksi padi di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2017 mencapai 653.979 Ton. Terjadi
peningkatan volume produksi padi dari Tahun 2016 sebesar 4,58% atau setara dengan 28.667
Ton. Peningkatan produksi padi diikuti dengan peningkatan produktivitas, dimana terjadi
peningkatan produktivitas padi dari 5,89 Ton/Ha pada Tahun 2016 menjadi 6,18 Ton/Ha pada
Tahun 2017. Terdapat delapan kecamatan dengan penyumbang produksi padi yang besar di
Kabupaten Pinrang pada Tahun 2017. Penyumbang terbesar yaitu Kecamatan Duampanua
sebanyak 94.712 Ton (14,48%). Diikuti Kecamatan Kecamatan Patampanua sebanyak 82.700
Ton (12,6%), Kecamatan Mattitro Bulu sebanyak 72.276 Ton (11,05%), Kecamatan Tiroang
sebanyak 70.231 Ton (10,74%), Kecamatan Cempa sebanyak 68.469 Ton (10,47%), Kecamatan
Mattiro Sompe sebanyak 59.306 Ton (9,07%), Kecamatan Watang Sawitto sebanyak 57.353 Ton
(8,77%), dan Kecamatan Lanriseng sebanyak 50.408 Ton (7,71%).
700,000
400,000
Ton
300,000
200,000
100,000
Gambar 4.1.2. Grafik Perkembangan Volume Produksi Padi di Kabupaten Pinrang Menurut
Kecamatan, Tahun 2013-2017
Berdasarkan urian tersebut di atas, maka diusulkan sebanyak tiga Kawasan Padi di Kabupaten
Pinrang, yaitu Kawasan Padi Pinrang I, Kawasan Padi Pinrang II, dan Kawasan Padi Pinrang III,
dengan Peta Rencana Kawasan Padi Kabupaten Pinrang dapat dilihat pada Gambar 4.1.3,
sedangkan spesifikasi masing-masing kawasan padi dapat dilihat pada Tabel 4.1.4:
Tabel 4.1.4. Pembagian Kawasan dan Sentra Padi di Kabupaten Pinrang, serta Luas Lahan
Sawahnya
Luas Lahan Sawah
Kawasan Padi Sentra Padi Irigasi Tadah Hujan Jumlah
Ha (%) Ha (%) Ha (%)
1. Suppa 1,007 2.14 481 6.03 1,488 2.70
Kawasan Padi 2. Mattiro Sompe 5,132 10.89 0 0.00 5,132 9.31
Pinrang I 3. Lanriseng 4,129 8.76 15 0.19 4,144 7.52
(KPP I) 4. Mattiro Bulu 4,798 10.18 1,121 14.06 5,919 10.74
Total Luas KTPPP I 15,066 31.97 1,617 20.28 16,683 30.27
1. Watang Sawitto 4,641 9.85 0 0.00 4,641 8.42
2. Paleteang 2,532 5.37 0 0.00 2,532 4.59
Kawasan Padi
3. Tiroang 5,683 12.06 0 0.00 5,683 10.31
Pinrang II
4. Patampanua 4,383 9.30 2,389 29.97 6,772 12.29
(KPP II)
5. Cempa 5,600 11.88 0 0.00 5,600 10.16
Total Luas KTPPP II 22,839 48.46 2,389 29.97 25,228 45.77
1. Duampanua 6,606 14.01 1,058 13.27 7,664 13.91
Kawasan Padi
2. Batulappa 788 1.67 1,038 13.02 1,826 3.31
Pinrang III
3. Lembang 1,840 3.90 1,870 23.46 3,710 6.73
(KPP III)
Total Luas KTPPP III 9,234 19.58 3,966 49.75 13,200 23.95
Luas Kawasan Padi 47,139 100.00 7,972 100.00 55,111 100.00
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2018 (diolah)
Gambar 4.1.3. Peta Rencana Kawasan dan Sentra Padi Kabupaten Pinrang
Tabel 4.1.5. Perkembangan Luas Panen, Volume Produksi dan Produktivitas Jagung di
Kabupaten Pinrang Menurut Kecamatan, Tahun 2013-2017
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)
No. Kecamatan
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017
1. Suppa 197 430 187 585 515 1.202 2.903 1.394 3.876 4.196 6.10 6.75 7.45 6.63 8.15
2. Mattiro Sompe 205 19 11 166 18 1.251 128 82 1.102 147 6.10 6.74 7.45 6.64 8.17
3. Lanriseng 762 356 485 1.143 993 4.648 2.403 3.616 7.586 8.090 6.10 6.75 7.46 6.64 8.15
4. Mattiro Bulu 214 550 83 943 1.773 1.305 3.713 619 6.259 14.445 6.10 6.75 7.46 6.64 8.15
5. Watang Sawitto 58 8 9 46 27 354 54 67 305 220 6.10 6.75 7.44 6.63 8.15
6. Paleteang 33 48 38 173 82 201 324 283 1.148 668 6.09 6.75 7.45 6.64 8.15
7. Tiroang 258 64 39 271 44 1.574 432 291 1.799 358 6.10 6.75 7.46 6.64 8.14
8. Patampanua 475 630 1.854 1.966 2.100 2.898 4.253 13.822 13.048 17.109 6.10 6.75 7.46 6.64 8.15
9. Cempa 2.112 1.593 995 1.598 1.445 12.883 10.753 7.418 10.606 11.772 6.10 6.75 7.46 6.64 8.15
10. Duampanua 2.820 2.448 2.257 3.523 1.820 17.202 16.524 16.826 23.382 14.823 6.10 6.75 7.46 6.64 8.14
11. Batulappa 5.355 4.623 4.126 5.279 6.400 32.666 31.205 30.759 35.037 52.141 6.10 6.75 7.45 6.64 8.15
12. Lembang 3.075 3.300 2.395 5.106 4.205 18.758 22.275 17.854 33.862 34.258 6.10 6.75 7.45 6.63 8.15
Kabupaten 15.564 14.069 12.479 20.794 19.422 94.942 94.966 93.031 138.010 158.232 6.10 6.75 7.46 6.64 8.15
Pinrang
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2014, 2015, 2016, 2017, dan 2018 (dikompilasi)
25000
20000
2013 2014 2015 2016 2017
15000
Ha
10000
5000
Gambar 4.1.4. Grafik Perkembangan Luas Panen Jagung di Kabupaten Pinrang Menurut
Kecamatan, Tahun 2013-2017
Kecamatan Batulappa memiliki luas panen jagung tertinggi yang mencapai 6.400 Ha pada Tahun
2017. Diikuti oleh Kecamatan Lembang dengan luas panen 4.250 Ha, Kecamatan Patampanua
dengan luas panen 2.100 Ha, Kecamatan Duampanua dengan luas panen 1.820 Ha, Kecamatan
Mattiro Bulu dengan luas panen 1.773 Ha, dan Kecamatan Cempa dengan luas panen 1.445 Ha.
180,000
140,000
2013 2014 2015 2016 2017
120,000
100,000
Ton
80,000
60,000
40,000
20,000
Gambar 4.1.5. Grafik Perkembangan Volume Produksi Jagung di Kabupaten Pinrang Menurut
Kecamatan, Tahun 2013-2017
Volume produksi jagung di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2017 mencapai 158.232 Ton. Terjadi
peningkatan volume produksi padi dari Tahun 2016 sebesar 14,65% atau setara dengan 20.222
Ton. Terdapat enam kecamatan dengan penyumbang produksi jagung yang besar di Kabupaten
Pinrang pada Tahun 2017. Penyumbang terbesar yaitu Kecamatan Batulappa sebanyak 52.141
Ton (32,95%). Diikuti Kecamatan Kecamatan Lembang sebanyak 34.258 Ton (21,65%),
Kecamatan Patampanua sebanyak 17.109 Ton (10,81%), Kecamatan Duampanua sebanyak
14.828 Ton (9,37%), Kecamatan Mattiro Bulu sebanyak 14.445 Ton (8,90%), dan Kecamatan
Cempa sebanyak 11.772 Ton (7,44%).
Perkembangan produktivitas jagung di setiap kecamatan hampir sama dengan perkembangan
produktivitas Kabupaten Pinrang, walaupun sebetulnya di setiap kecamatan kemungkinan
berbeda-beda sesuai dengan tingkat penerapan teknologi budidaya, seperti teknologi jarak
tanam, dll.
Berdasarkan urian tersebut di atas, maka diusulkan sebanyak dua Kawasan Jagung di Kabupaten
Pinrang, yaitu yaitu Kawasan Jagung Pinrang I, dan Kawasan Jagung Pinrang II, dengan Peta
Rencana Kawasan Jagung Kabupaten Pinrang dapat dilihat pada Gambar 4.1.2, sedangkan
spesifikasi masing-masing kawasan jagung dapat dilihat pada Tabel 4.1.6:
Tabel 4.1.6. Pembagian Kawasan dan Sentra Jagung di Kabupaten Pinrang, serta Luasnya
Luas Panen (Ha) Luas Panen
Kawasan Jagung Sentra Jagung Potensial
2013 2014 2015 2016 2017
(Luas tertinggi)
1. Suppa 197 430 187 585 515 585
2. Lanriseng 762 356 485 1,143 993 1,143
Kawasan Jagung 3. Mattiro Bulu 214 550 83 943 1,773 1,773
Pinrang I 4. Patampanua 475 630 1,854 1,966 2,100 2,100
5. Cempa 2,112 1,593 995 1,598 1,445 2,112
Total Luas KJP I 3,760 3,559 3,604 6,235 6,826 7,713
1. Duampanua 2,820 2,448 2,257 3,523 1,820 2,820
Kawasan Jagung 2. Batulappa 5,355 4,623 4,126 5,279 6,400 6,400
Pinrang II 3. Lembang 3,075 3,300 2,395 5,106 4,205 5,106
Total Luas KJP II 11,250 10,371 8,778 13,908 12,425 14,326
Luas Panen Kawasan Jagung 15,010 13,930 12,382 20,143 19,251 22.039
Luas Total 15,564 14,069 12,479 20,794 19,422
Gambar 4.1.6. Peta Rencana Kawasan dan Sentra Jagung Kabupaten Pinrang
Komoditas buah-buahan yang paling banyak diproduksi masyarakat di Kabupaten Pinrang adalah
Pisang, Mangga dan Pepaya. Disusul oleh Durian, Rambutan, Salak Nangka, Jambu Biji, dll. (Tabel
4.2.2).
350
Perkembangan Luas Panen Cabai Besar, 2013-2017
300
2013 2014 2015 2016 2017
250
200
150
Ha
100
50
Gambar 4.2.1. Grafik Perkembangan Luas Panen Cabai Besar di Kabupaten Pinrang Menurut
Kecamatan, Tahun 2013-2017
4000
Perkembangan Produksi Cabai Besar, 2013-2017
3500
2500
2000
Ton
1500
1000
500
Gambar 4.2.2. Grafik Perkembangan Volume Produksi Cabai Besar di Kabupaten Pinrang
Menurut Kecamatan, Tahun 2013-2017
Luas panen cabai besar di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2017 mencapai 296 Ha dengan
volume produksi cabai besar mencapai 3.407,8 Ton. Kecamatan Patampanua memiliki luas
panen cabai besar tertinggi yang mencapai 87 Ha dengan volume produksi mencapai 1.091 Ton.
Diikuti oleh Kecamatan Tiroang dengan luas panen 55 Ha dengan volume produksi mencapai 735
Ton, Kecamatan Lembang dengan luas panen 54 Ha dengan volume produksi mencapai 624
Ton, Kecamatan Mattirobulu dengan luas panen 32 Ha dengan volume produksi mencapai 371
Ton, Kecamatan Lanriseng dengan luas panen 23 Ha dengan volume produksi mencapai 220
Ton, dan Kecamatan Duampanua dengan luas panen 17 Ha dengan volume produksi mencapai
190 Ton. Perkembangan produktivitas cabai besar di setiap kecamatan sangat bervariasi dan
cenderung berflutuasi selama periode Tahun 2013-2017. Kemungkinan perbedaan tersebut
sesuai dengan tingkat penerapan teknologi budidaya, dll.
Di lain pihak, berdasarkan data perkembangan luas panen, volume produksi dan produktivitas
cabai rawit di Kabupaten Pinrang selama periode Tahun 2013-2017 (Tabel 4.2.4), terlihat bahwa
selama periode tersebut terjadi peningkatan luas panen cabai rawit seluas 229 Ha (289,87%), dari
79 Ha pada Tahun 2013 menjadi 308 Ha pada Tahun 2017, volume produksi meningkat sebanyak
1.797,7 Ton (377,11%), dari 476,7 Ton pada Tahun 2013 menjadi 2.274,4 Ton pada Tahun 2017.
Peningkatan luas panen tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan peningkatan volume
produksi, sehingga dipastikan terjadi peningkatan produktivitas yang cukup besar, yakni dari 6,03
Ton/Ha pada Tahun 2013 dari menjadi 7,38 Ton/Ha pada Tahun 2017. Grafik perkembangan luas
panen dan volume produksi jagung di Kabupaten Pinrang selama periode Tahun 2013-2017
dapat dilihat pada Gambar 4.2.3 dan Gambar 4.2.4.
Tabel 4.2.4. Perkembangan Luas Panen, Volume Produksi dan Produktivitas Cabai Rawit di
Kabupaten Pinrang Menurut Kecamatan, Tahun 2013-2017
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)
No. Kecamatan
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017
1. Suppa 13 5 4 4 5 79,6 39,5 56,3 40,9 32,8 6.12 7.90 14.08 10.23 6.56
2. Mattiro Sompe - - - - 2 - - - - 16,4 - - - - 8.20
3. Lanriseng 3 10 9 58 61 18,0 102,2 104,1 568,4 550,2 6.00 10.22 11.57 9.80 9.02
4. Mattiro Bulu 2 3 8 9 38 16,5 33,0 111,3 87,6 16,4 8.25 11.00 13.91 9.73 0.43
5. Watang Sawitto 4 4 3 5 5 25,3 30,5 44,8 66,0 34,1 6.33 7.63 14.93 13.20 6.82
6. Paleteang 2 2 1 - 1 9,9 23,2 7,5 - 1,7 4.95 11.60 7.50 - 1.70
7. Tiroang 6 2 3 8 27 38,7 23,0 29,5 95,2 192,7 6.45 11.50 9.83 11.90 7.14
8. Patampanua 29 15 9 84 101 175,2 109,1 151,8 728,1 892,2 6.04 7.27 16.87 8.67 8.83
9. Cempa 6 3 4 2 6 25,2 22,5 67,5 25,0 53,8 4.20 7.50 16.88 12.50 8.97
10. Duampanua 2 6 1 8 10 14,0 22,5 7,0 74,1 69,1 7.00 3.75 7.00 9.26 6.91
11. Batulappa 1 2 1 - 2 6,3 6,5 6,5 - 16,6 6.30 3.25 6.50 - 8.30
12. Lembang 11 7 10 18 50 68,0 76,9 205,0 150,7 398,4 6.18 10.99 20.50 8.37 7.97
Kabupaten 79 59 53 196 308 476,7 489,9 791,3 1836,8 2274,4 6.03 8.30 14.93 9.37 7.38
Pinrang
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2014, 2015, 2016, 2017, dan 2018 (dikompilasi)
Luas panen cabai rawit di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2017 mencapai 308 Ha dengan
volume produksi cabai rawit mencapai 2.474,4 Ton. Kecamatan Patampanua memiliki luas panen
cabai besar tertinggi yang mencapai 101 Ha dengan volume produksi mencapai 892,2 Ton.
Diikuti oleh Kecamatan Lanriseng dengan luas panen 61 Ha dengan volume produksi mencapai
550,2 Ton, Kecamatan Lembang dengan luas panen 50 Ha dengan volume produksi mencapai
398,4 Ton, Kecamatan Mattirobulu dengan luas panen 38 Ha dengan volume produksi mencapai
264 Ton, Kecamatan Tiroang dengan luas panen 27 Ha dengan volume produksi mencapai 192,7
Ton, dan Kecamatan Duampanua dengan luas panen 10 Ha dengan volume produksi mencapai
69,1 Ton. Perkembangan produktivitas cabai rawit di setiap kecamatan juga sangat bervariasi
dan cenderung berflutuasi selama periode Tahun 2013-2017. Kemungkinan perbedaan tersebut
sesuai dengan tingkat penerapan teknologi budidaya, dll.
350
Perkembangan Luas Panen Cabai Rawit, 2013-2017
300
200
Ha
150
100
50
Gambar 4.2.3. Grafik Perkembangan Luas Panen Cabai Rawit di Kabupaten Pinrang Menurut
Kecamatan, Tahun 2013-2017
2500
1500
Ton
1000
500
Gambar 4.2.4. Grafik Perkembangan Volume Produksi Cabai Rawit di Kabupaten Pinrang
Menurut Kecamatan, Tahun 2013-2017
penetapan sentra utama dan sentra penyangga yang merupakan komponen kawasan
sebagaimana kriteria yang dipaparkan di atas, akan dipilih berdasarkan luas panen dan volume
produksi di masing-masing kecamatan.
3. Penetapan Kabupaten Pinrang sebagai Lokasi Kawasan Cabai Nasional.
Berdasarkan Lampiran Keputusan Menteri Pertanian No. 472/Kpts/RC.040/6/2018 tentang Lokasi
Kawasan Pertanian Nasional, dimana Kabupaten Pinrang dialolasikan sebagai Kawasan Cabai
Nasional, sebagai Kawasan pertama dari lima Kawasan Cabai di Provinsi Sulawesi Selatan.
Berdasarkan urian tersebut di atas, maka diusulkan sebanyak satu Kawasan Cabai di Kabupaten
Pinrang, yaitu Kawasan Cabai Pinrang, dengan Peta Rencana Kawasan Cabai Kabupaten Pinrang
dapat dilihat pada Gambar 4.2.5, sedangkan spesifikasi kawasan cabai dapat dilihat pada Tabel
4.2.5:
Tabel 4.2.5. Pembagian Kawasan dan Sentra Cabai di Kabupaten Pinrang, serta Luasnya
Cabai Merah Cabai Rawit
Kawasan
Sentra Cabai Luas Panen Produksi Luas Panen Produksi
Cabai
(Ha) (KW) (Ha) (KW)
Patampanua 87 10,907 101 8,922
Tiroang 66 7,360 27 1,927
Sentra Utama
Lembang 54 6,243 50 3,984
Kawasan Total Sentra Utama 207 24,510 178 14,833
Cabai Lanriseng 23 2,200 61 5,502
Pinrang Sentra Mattiro Bulu 32 3,710 38 2.164
Penyangga Duampanua 17 1,902 10 691
Total Sentra Penyangga 72 7,812 109 8,357
Total Kawasan Cabai 279 32,322 287 23,190
Total Kabupaten Pinrang 296 34,078 308 24,744
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2018 (diolah)
Kawasan Cabai Pinrang terdiri dari Sentra Utama Cabai yang terdiri dari tiga kecamatan, yaitu
Kecamatan Patampanua, Tiroang dan Lembang; dan Sentra Penyangga Cabai yang juga terdiri dari
tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Lanriseng, Mattirobulu dan Duampanua. Kawasan Cabai Pinrang
memiliki lahan penen cabai besar seluas 279 Ha pada Tahun 2017 dengan volume produksi
mencapai 3.232,2 Ton, dan lahan panen cabai rawit seluas 287 Ha dengan volume produksi
mencapai 2.319,0 Ton.
1. Sentra Utama Cabai
Sentra Utama Cabai Pinrang memiliki spesifikasi sebagai berikut.
a. Memiliki lahan penen cabai besar seluas 207 Ha pada Tahun 2017 dengan volume produksi
mencapai 2.451,0 Ton, dan lahan panen cabai rawit seluas 178 Ha dengan volume produksi
mencapai 1.483,3 Ton yang tersebar di tiga Kecamatan;
b. Memiliki tiga Sentra Utama Cabai, yaitu :
1) Sentra Utama I Kecamatan Patampanua yang memiliki lahan panen cabai besar seluas
87 Ha pada Tahun 2017 dengan volume produksi mencapai 1.090,7 Ton, dan lahan
panen cabai rawit seluas 101 Ha dengan volume produksi mencapai 892,2 Ton;
2) Sentra Utama II Kecamatan Tiroang yang memiliki lahan panen cabai besar seluas 55 Ha
pada Tahun 2017 dengan volume produksi mencapai 735,0 Ton, dan lahan panen cabai
rawit seluas 27 Ha dengan volume produksi mencapai 192,7 Ton; dan
3) Sentra Utama III Kecamatan Lembang yang memiliki lahan panen cabai besar seluas 54
Ha pada Tahun 2017 dengan volume produksi mencapai 624,3 Ton, dan lahan panen
cabai rawit seluas 50 Ha dengan volume produksi mencapai 398,4 Ton.
Gambar 4.2.5. Peta Rencana Kawasan dan Sentra Cabai Kabupaten Pinrang
Tabel 4.2.6. Luas Panen, Volume Produksi dan Produktivitas Bawang Merah Menurut
Kecamatan di Kabupaten Pinrang, 2013-2017
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)
No. Kecamatan
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017
1. Suppa - - - - - - - - - - - - - - -
2. Mattiro Sompe - - - - - - - - - - - - - - -
3. Lanriseng - - - - 1 - - - - 7,0 - - - - 7.00
4. Mattiro Bulu - - - - 5 - - - - 17,5 - - - - 3.50
5. Watang Sawitto - - - - - - - - - - - - - - -
6. Paleteang 1 - - - - 10 - - - - 10.00 - - - -
7. Tiroang - - - - 1 - - - - 6,0 - - - - 6.00
8. Patampanua - - 7 46 53 - - 52,5 315,1 418,6 - - 7.50 6.85 7.90
9. Cempa - - - - 2 - - - - 14,0 - - - - 7.00
10. Duampanua - - - - 3 - - - - 21,3 - - - - 7.10
11. Batulappa - - - - - - - - - - - - - - -
12. Lembang 25 30 28 63 58 243 491 216,3 448,9 468,7 9.72 16.37 7.73 7.13 8.08
Kabupaten 26 30 35 109 123 253 491 268,8 764 953,1 9.73 16.37 7.68 7.01 7.75
Pinrang
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2014, 2015, 2016, 2017, dan 2018 (dikompilasi)
140
Perkembangan Luas Panen Bawang Merah, 2013-2017
120
80
60
Ha
40
20
Gambar 4.2.6. Grafik Perkembangan Luas Panen Bawang Merah di Kabupaten Pinrang
Menurut Kecamatan, Tahun 2013-2017
1200
600
400
200
Gambar 4.2.7. Grafik Perkembangan Volume Produksi Bawang Merah di Kabupaten Pinrang
Menurut Kecamatan, Tahun 2013-201
Luas panen bawang merah di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2017 mencapai 123 Ha dengan
volume produksi bawang merah mencapai 953,1 Ton. Kecamatan Lembang memiliki luas panen
bawang merah tertinggi yang mencapai 58 Ha dengan volume produksi mencapai 468,7 Ton.
Diikuti oleh Kecamatan Patampanua dengan luas panen 53 Ha dengan volume produksi
mencapai 418,6 Ton, Kecamatan Mattirobulu dengan luas panen 5 Ha dengan volume produksi
mencapai 17,5 Ton, Kecamatan Duampanua dengan luas panen 3 Ha dengan volume produksi
mencapai 21,3 Ton, Kecamatan Cempa dengan luas panen 2 Ha dengan volume produksi
mencapai 14,0 Ton, serta Kecamatan Lanriseng dengan luas panen masing-masing 1 Ha dengan
volume produksi masing-masing mencapai 7 Ton dan 6 Ton.
Perkembangan produktivitas bawang merah di setiap kecamatan bervariasi antar kecamatan dan
atar waktu di Kabupaten Pinrang. Variasi tersebut sesuai dengan tingkat penerapan teknologi
budidaya bawang merah yang diterapkan.
2. Persyaratan Penetapan Kawasan Bawang Merah
Persyaratan teknis untuk penetapan Kawasan Bawang Merah, yang meliputi : (1) Lokasi
berdekatan dengan potensi sumber air (alami atau buatan); (2) Mendukung dalam pengaturan
pola produksi nasional; (3) Memiliki infrastruktur yang mendukung aksesibilitas pasar, (4) Memiliki
wilayah dengan tanah alluvial, andosol, organik, mediteran, atau latosol; dan (5) Masyarakat
petani telah terbiasa atau pernah membudidayakan bawang merah. Persyaratan teknis tersebut
secara umum dapat terpenuhi di tujuh Kecamatan dari 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten
Pinrang. Namun demikian, untuk penetapan sentra utama dan sentra penyangga bawang merah
yang merupakan komponen kawasan sebagaimana kriteria yang dipaparkan di atas, akan dipilih
berdasarkan luas panen dan volume produksi di masing-masing kecamatan.
3. Penetapan Kabupaten Pinrang sebagai Lokasi Kawasan Bawang Merah Nasional.
Berdasarkan Lampiran Keputusan Menteri Pertanian No. 472/Kpts/RC.040/6/2018 tentang Lokasi
Kawasan Pertanian Nasional, dimana Kabupaten Pinrang dialolasikan sebagai Kawasan Bawang
Merah Nasional bersama Kabupaten Enrekang dan Kota Palopo, sebagai Kawasan pertama dari
dua Kawasan Bawang Merah di Provinsi Sulawesi Selatan.
Berdasarkan urian tersebut di atas, maka diusulkan sebanyak satu Kawasan Bawang Merah di
Kabupaten Pinrang, yaitu Kawasan Bawang Merah Pinrang, dengan Peta Rencana Kawasan Bawang
Merah Kabupaten Pinrang dapat dilihat pada Gambar 4.2.8, sedangkan spesifikasi Kawasan Bawang
Merah dapat dilihat pada Tabel 4.2.7:
Kawasan Bawang Merah Pinrang terdiri dari Sentra Utama Bawang Merah yang terdiri dari dua
kecamatan, yaitu Kecamatan Patampanua, dan Lembang; dan Sentra Penyangga Bawang Merah
yang terdiri dari lima kecamatan, yaitu Kecamatan Lanriseng, Mattirobulu, Tiroang, Cempa dan
Duampanua. Kawasan Bawang Merah Pinrang memiliki lahan penen bawang merah seluas 123 Ha
pada Tahun 2017 dengan volume produksi mencapai 953,1 Ton.
Tabel 4.2.7. Pembagian Kawasan dan Sentra Bawang Merah di Kabupaten Pinrang, serta
Luasnya
Bawang Merah
Kawasan Bawang
Sentra Bawang Merah Luas Panen
Merah Produksi (KW)
(Ha)
1. Patampanua 53 4,186
Sentra Utama 2. Lembang 58 4,687
Total Sentra Utama 111 8,873
1. Lanriseng 1 70
Kawasan Bawang 2. Mattiro Bulu 5 175
Merah Pinrang Sentra 3. Tiroang 1 60
Penyangga 4. Cempa 2 140
5. Duampanua 3 213
Total Sentra Penyangga 12 658
Total Kawasan Bawang Merah 123 9,531
Total Kabupaten Pinrang 123 9,531
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2018 (diolah)
Gambar 4.2.8. Peta Rencana Kawasan dan Sentra Bawang Merah Kabupaten Pinrang
Bawang Putih
No. Kecamatan
Luas Panen (Ha) Produksi (KW)
5. Watang Sawitto - -
6. Paleteang - -
7. Tiroang - -
8. Patampanua - -
9. Cempa - -
10. Duampanua - -
11. Batulappa - -
12. Lembang 10 -
Kabupaten Pinrang 10 -
Sumber : Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Pinrang, 2019
Tabel 4.2.9. Pembagian Kawasan dan Sentra Bawang Putih di Kabupaten Pinrang, serta
Luasnya
Bawang Putih
Sentra Bawang Putih
Luas Tanam (Ha) Produksi (KW)
1. Lembang 10 -
Sentra Utama
Kawasan Bawang Total Sentra Utama 10 -
Putih 1. Batulappa - -
Sentra Penyangga 2. Duampanua - -
Total Sentra Penyangga - -
Total Kawasan Bawang Putih 10 -
Total Kabupaten Pinrang 10 -
Sumber : Dinas Pertanian dan Hortikultura Kabupaten Pinrang, 2019
Kawasan Bawang Putih Pinrang terdiri dari Sentra Utama Bawang Putih yang terdiri dari satu
kecamatan, yaitu Kecamatan Lembang; dan Sentra Penyangga Bawang Putih yang terdiri dari dua
kecamatan, yaitu Kecamatan Batulappa dan Duampanua. Kawasan Bawang Putih Pinrang memiliki
lahan tanam bawang putih seluas 10 Ha pada Tahun 2019 sebagai proyek percontohan di Desa
Letta, Kecamatan Lembang.
Gambar 4.2.9. Peta Rencana Kawasan dan Sentra Bawang Putih Kabupaten Pinrang
Tabel 4.3.1. Luas Areal Tanam, Volume Produksi, Jumlah Pekebun dan Produktivitas
Komoditas Perkebunan di Kabupaten Pinrang, 2017
Komoditas Areal Tanam (Ha) Produksi Petani Produktivit
No.
Perkebunan TBM TM TT/TR Jumlah (Ton) (KK) as (Kg/Ha)
1. Kelapa 356,60 4.629,50 5.051,4 10.018,50 3.569,21 11.581 1.528,67
Kelapa Dalam 356,60 4.234,50 4.090,90 8.683,00 3.270,46 9.127 772,34
Kelapa Hibrida 0 395,00 960,50 1.335,50 298,75 2.454 756,33
2. Kakao 1.257,00 12.740,00 5.624,00 19.585,00 11.067,00 21.200 871,17
3. Kopi 233.00 3.259,00 775,00 4.237,00 2.795,47 5.835,00 1.583,46
Kopi Robusta 120,00 2.931,00 723,00 3.744,00 2.562,90 5.335 874,41
Kopi Arabika 113,00 328,00 52,00 493,00 232,57 500 709,05
4. Jambu Mete 0 441,50 851,00 1.292,50 251,91 1.980 570,58
5. Kemiri 20,00 609,00 247,00 876,00 476,40 1.482 782,27
6. Cengkeh 428,00 77,00 125,00 630,00 31,30 862 406,49
7. Kapuk 1,00 32,00 177,50 210,50 14,30 196 446,88
8. Lada 32,10 40,00 33,00 105,10 6,60 198 165,00
9. Vanili 16,00 0 41,00 57,00 0 89 0
10. Aren 17,00 313,00 67,00 397,00 150,86 364 481,98
11. Pinang 0 35,00 25,00 60,00 12,00 72 342,86
12. Pala 99,83 0 0 99,83 0 372 0
13. Kelapa Sawit 317,70 448,30 0 766,0 0 675 7.152,35
14. Nilam 0 2,00 0 2 0 5 0
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2018 (dikompilasi)
Berdasarkan data pada table tersebut, terdapat empat komoditas perkebunan yang memiliki luas
areal tanam lebih dari seribu hektar dan memiliki volume produksi yang besar di Kabupaten Pinrang,
yakni kelapa, kakao, kopi dan jambu mete. Kakao, kopi dan jambu mete merupakan komoditas
komersial, sedangkan kelapa sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Berikut
periode tersebut terjadi penurunan lahan tanam kakao seluas 2.052 Ha (9,48%), dari 21.637 Ha
pada Tahun 2013 menjadi 19.585 Ha pada Tahun 2017, volume produksi menurun sebanyak
3.042,4 Ton (21,56%),dari 14.109,4 Ton pada Tahun 2013 menjadi 11.067 Ton pada Tahun 2017.
Penurunan luas tanam kakao tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan penurunan volume
produksi, sehingga dipastikan terjadi penurunan produktivitas yang cukup besar, yakni dari 652
Kg/Ha pada Tahun 2013 dari menjadi 565 Kg/Ha pada Tahun 2017. Grafik perkembangan luas
tanam dan volume produksi kakao di Kabupaten Pinrang selama periode Tahun 2013-2017 dapat
dilihat pada Gambar 4.3.1 dan Gambar 4.3.2.
Tabel 4.3.2. Luas Panen, Volume Produksi dan Produktivitas Kakao Menurut Kecamatan di
Kabupaten Pinrang, 2013-2017
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)
No. Kecamatan
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017
1. Suppa 208,0 122,0 112 107,0 106,0 59,9 21,1 14,9 16,4 15,0 288 173 133 153 142
2. Mattiro Sompe 286,0 286,0 286 192,0 190,0 200,7 137,8 64,5 21,9 21,0 702 482 226 114 111
3. Lanriseng 620,0 546,0 546 545,0 540,0 460,4 248,6 210,8 99,0 80,0 743 455 386 182 148
4. Mattiro Bulu 909,5 904,5 756 723,3 715,0 9,5 31,2 32,7 46,1 32,0 10 34 43 64 45
5. Watang Sawitto 195,0 135,0 120 108,0 89,0 150,0 2,0 2,7 6,7 6,0 769 15 23 62 67
6. Paleteang 1.408,0 1.201,0 1.189 1.066,2 1.056,0 1.023,0 305,0 183,5 167,9 161,0 727 254 154 157 152
7. Tiroang 1.406,0 1.406,0 1.406 1.136,0 1.117,0 1.066,0 1.168,6 969,5 350,0 340,0 758 831 690 308 304
8. Patampanua 2.588,0 2.058,0 2.065 2.064,7 2.057,0 2.023,0 993,0 137,4 594,0 480,0 782 483 67 288 233
9. Cempa 413,0 413,0 408 377,0 371,0 148,0 184,0 137,4 66,6 72,0 358 446 337 177 194
10. Duampanua 2.254,0 2.123,0 2.063 1.740,0 1.734,0 516,4 335,8 192,8 139,0 131,0 229 158 93 80 76
11. Batulappa 4.093,0 4.093,0 4.093 3.840,0 3.822,0 2.535,0 2.560,0 2.550,0 3.273,0 2.469,0 619 625 623 852 646
12. Lembang 7.256,5 7.263,5 7.294 7.797,0 7.788,0 5.917,5 5.994,5 5.583,5 7.500,0 7.260,0 815 825 765 962 932
Kabupaten 21.637 20.551 20.337 19.696,2 19.585 14.109,4 12.017,6 10.935,3 12.280,5 11.067 652 585 538 623 565
Pinrang
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2014, 2015, 2016, 2017, dan 2018 (dikompilasi)
25000
Perkembangan Luas Tanam Kakao, 2013-2017
20000
10000
5000
Gambar 4.3.1. Grafik Perkembangan Luas Tanam Kakao di Kabupaten Pinrang Menurut
Kecamatan, Tahun 2013-2017
16000
12000
8000
6000
4000
2000
Gambar 4.3.2. Grafik Perkembangan Volume Produksi Kakao di Kabupaten Pinrang Menurut
Kecamatan, Tahun 2013-2017
Kecamatan Lembang memiliki luas tanam kakao tertinggi yang mencapai 7.788 Ha pada Tahun
2017. Diikuti oleh Kecamatan Batulappa dengan luas panen 3.822 Ha, Kecamatan Patampanua
dengan luas panen 2.023 Ha, Kecamatan Duampanua dengan luas panen 1.734 Ha, Kecamatan
Tiroang dengan luas panen 1.117 Ha, dan Kecamatan Paleteang dengan luas panen 1.056 Ha.
Volume produksi kakao di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2017 mencapai 11.067 Ton. Terjadi
penurunan volume produksi kakao dari Tahun 2016 sebesar 9,88% atau setara dengan 1.213,5
Ton. Terdapat enam kecamatan dengan penyumbang produksi kakao yang besar di Kabupaten
Pinrang pada Tahun 2017. Penyumbang terbesar yaitu Kecamatan Lembang sebanyak 7.260 Ton
(65,60%). Diikuti Kecamatan Batulappa sebanyak 2.469 Ton (22,31%), Kecamatan Patampanua
sebanyak 480 Ton (4,34%), Kecamatan Tiroang sebanyak 340 Ton (3,07%), Kecamatan
Paleteang sebanyak 167 Ton (1,45%), dan Kecamatan Duampanua sebanyak 131 Ton (1,18%).
Perkembangan produktivitas kakao di setiap kecamatan dan antar waktu sangat bervariasi di
Kabupaten Pinrang, sesuai dengan status Tanaman Kakao (Tanaman Belum Menghasilkan,
Tanaman Menghasilkan, dan Tanaman Rusak/Tua).
Berdasarkan urian tersebut di atas, maka diusulkan sebanyak satu Kawasan Kakao di Kabupaten
Pinrang, yaitu Kawasan Kakao Pinrang, dengan Peta Rencana Kawasan Kakao Kabupaten Pinrang
dapat dilihat pada Gambar 4.3.3, sedangkan spesifikasi Kawasan Kakao dapat dilihat pada Tabel
4.3.3:
Tabel 4.3.3. Pembagian Kawasan dan Sentra Kakao di Kabupaten Pinrang
Luas Panen Produksi
Sentra Kakao
(Ha) (Ton)
Lembang 7.788 7.260
Sentra Utama
Total Sentra Utama 7.788 7.260
Batulappa 3.822 2.469
Sentra Penyangga
Total Sentra Penyangga 3.822 2.469
Kawasan Kakao Lanriseng 540 80
Pinrang Mattiro Bulu 715 32
Paleteang 1,056 161
Sentra Pengembangan Tiroang 1,117 340
Patampanua 2,057 480
Duampanua 1,734 131
Total Sentra Pengembangan 7,219 1,224
Total Kawasan Kakao 18,829 10,953
Total Kabupaten Pinrang 19,585 11,067
Kawasan Kakao Pinrang memiliki lahan tanam kakao seluas 18.829 Ha pada Tahun 2017 dengan
volume produksi mencapai 10.953 Ton. Kawasan Kakao Pinrang terdiri dari Sentra Utama Kakao
adalah Kecamatan Lembang; Sentra Penyangga Kakao Kecamatan Batulappa; dan Sentra
Pengembangan Kakao meliputi enam Kecamatan, yaitu Kecamatan Lanriseng, Mattirobulu,
Paleteang, Tiroang, Patampanua dan Duampanua. Dilain pihak, Sentra Pendukung meliputi :
Kecamatan dimana Unit Pengolahan Kakao, Sumber Pembiayaan, dan Gerbang Pemasaran Kakao
berada.
Gambar 4.3.3. Peta Rencana Kawasan dan Sentra Kakao Kabupaten Pinrang
Tabel 4.3.4. Luas Panen, Volume Produksi dan Produktivitas Kopi Menurut Kecamatan di
Kabupaten Pinrang, 2013-2017
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)
No. Kecamatan
2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017 2013 2014 2015 2016 2017
1. Suppa
2. Mattiro Sompe
3. Lanriseng
4. Mattiro Bulu
5. Watang Sawitto
6. Paleteang
7. Tiroang
8. Patampanua 34 34 34 34 34 10.8 11.5 12.5 12.9 12.9 318 338 368 379 379
9. Cempa 63 63 73 51 51 15 15 15 15 15 238 238 205 294 294
10. Duampanua 4052 4057 4057 4222 4182 2557 2557 2557 2773.87 2767.57 631 630 630 657 662
11. Batulappa 3654 3659 3659 3729 3689 2329 2329 2329 2531 2535 637 637 637 679 687
12. Lembang 398 398 398 493 493 228 228 228 242.87 232.57 573 573 573 493 472
Kabupaten 4149 4154 2164 4307 4267 2582.8 2583.5 2584.5 2801.77 2795.47 623 622 1,194 651 655
Pinrang
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2014, 2015, 2016, 2017, dan 2018 (dikompilasi)
5000
4000
3500
2013 2014 2015 2016 2017
3000
2500
Ha
2000
1500
1000
500
Gambar 4.3.4. Grafik Perkembangan Luas Tanam Kopi di Kabupaten Pinrang Menurut
Kecamatan, Tahun 2013-2017
Kecamatan Lembang memiliki luas tanam kopi tertinggi yang mencapai 4.182 Ha pada Tahun
2017, terdiri dari kopi robusta seluas 3.689 Ha dan kopi arabika seluas 493 Ha, dan mengalami
peningkatan 130 Ha selama 5 tahun. Diikuti oleh Kecamatan Batulappa dengan luas tanam 51
Ha kopi robusta dan mengalami penuruan 12 Ha selama 5 tahun, dan Kecamatan Duampanua
dengan luas tanam 34 Ha kopi robusta dan tidak mengalami perubahan selama 5 tahun.
3000
2000
Ton
1500
1000
500
Gambar 4.3.5. Grafik Perkembangan Volume Produksi Kopi di Kabupaten Pinrang Menurut
Kecamatan, Tahun 2013-2017
Volume produksi kopi di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2017 mencapai 2.759,47 Ton. Terjadi
penurunan volume produksi kopi dari Tahun 2016 sebesar 0,22% atau setara dengan 6,3 Ton.
Terdapat tiga kecamatan dari 12 kecamatan di Kabupaten Pinrang yang penyumbang produksi
kopi pada Tahun 2017. Penyumbang terbesar yaitu Kecamatan Lembang sebanyak 2.767 Ton
(99,00%). Dua kecamatan lainnya hanya menyumbang 1,0%, yaitu Kecamatan Batulappa
sebanyak 15 Ton, dan Kecamatan Duampanua sebanyak 12,9 Ton.
Perkembangan produktivitas kopi di tiga kecamatan sangat bervariasi antar kecamatan dan antar
waktu di Kabupaten Pinrang, sesuai dengan status Tanaman kopi (Tanaman Belum
Menghasilkan, Tanaman Menghasilkan, dan Tanaman Rusak/Tua).
2. Persyaratan Penetapan Kawasan Kopi
Persyaratan teknis dan kriteria khusus untuk pembentukan Kawasan Perkebunan sebagaimana
telah dipaparkan di atas secara umum dapat terpenuhi untuk komoditas kopi di tiga Kecamatan
yang ada di Kabupaten Pinrang tersebut. Namun demikian, untuk penetapan sentra utama, sentra
penyangga dan sentra pengembangan yang merupakan komponen kawasan, akan dipilih
berdasarkan luas tanam dan volume produksi di masing-masing kecamatan. Di lain pihak, untuk
Sentra Pendukung, yang meliputi unit pengolahan, sumber pembiayaan, dan gerbang pemasaran
ditetapkan berdasarkan atas keberadaan komponen pendukung tersebut.
Berdasarkan urian tersebut di atas, maka diusulkan sebanyak satu Kawasan Kopi di Kabupaten
Pinrang, yaitu Kawasan Kopi Pinrang, dengan Peta Rencana Kawasan Kopi Kabupaten Pinrang
dapat dilihat pada Gambar 4.3.6, sedangkan spesifikasi Kawasan Kopi dapat dilihat pada Tabel
4.3.5:
Sentra
Kecamatan Kapasitas Keterangan
Pendukung
Unit Pengolahan
Kawasan Sumber
Kopi pembiayaan
Pinrang Gerbang
Pemasaran
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2018 (diolah) dan Hasil Survei
Kawasan Kopi Pinrang memiliki lahan tanam kopi seluas 4.267 Ha pada Tahun 2017 dengan volume
produksi mencapai 2.795,47 Ton. Kawasan Kopi Pinrang terdiri dari Sentra Utama Kopi adalah
Kecamatan Lembang; Sentra Penyangga Kopi Kecamatan Batulappa; dan Sentra Pengembangan
Kopi Kecamatan Duampanua. Dilain pihak, Sentra Pendukung meliputi : Kecamatan dimana Unit
Pengolahan Kopi, Sumber Pembiayaan, dan Gerbang Pemasaran Kopi berada.
Gambar 4.3.6. Peta Rencana Kawasan dan Sentra Kopi Kabupaten Pinrang
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2014, 2015, 2016, 2017, dan 2018 (dikompilasi)
1800
Perkembangan Luas Tanam Jambu Mete, 2013-2017
1600
1200
1000
800
Ha
600
400
200
Gambar 4.3.7. Grafik Perkembangan Luas Tanam Jambu Mete di Kabupaten Pinrang Menurut
Kecamatan, Tahun 2013-2017
300
200
Ton
150
100
50
Gambar 4.3.8. Grafik Perkembangan Volume Produksi Jambu Mete di Kabupaten Pinrang
Menurut Kecamatan, Tahun 2013-2017
Kecamatan Lembang memiliki luas tanam jambu mete tertinggi yang mencapai 765 Ha pada
Tahun 2017. Diikuti oleh Kecamatan Suppa dengan luas tanam 214 Ha, Kecamatan Mattirobulu
dengan luas tanam 123 Ha, Kecamatan Batulappa dengan luas tanam 94 Ha, Kecamatan
Patampanua dengan luas tanam 37 Ha, Kecamatan Duampanua dengan luas tanam 33 Ha,
Kecamatan Tiroang dengan luas tanam 25 Ha dan Kecamatan Paleteang dengan luas panen 1,5
Ha. Di lain pihak, volume produksi jambu mete di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2017
mencapai 259,17 Ton. Terjadi penurunan volume produksi jambu mete dari Tahun 2016 sebesar
2,8% atau setara dengan 7,26 Ton. Terdapat delapan kecamatan yang menyumbang produksi
jambu mete di Kabupaten Pinrang pada Tahun 2017. Penyumbang terbesar yaitu Kecamatan
Lembang sebanyak 180,5 Ton (71,65%). Diikuti Kecamatan Batulappa sebanyak 30,0 Ton
(11,91%), Kecamatan Suppa sebanyak 16,83 Ton (6,68%), Kecamatan Patampanua sebanyak
11,5 Ton (4,57%), Kecamatan Mattirobulu sebanyak 7 Ton (2,78%), Kecamatan Tiroang
sebanyak 4,3 Ton (1,71%), Kecamatan Duampanua sebanyak 1,28 Ton (0,51%), dan Kecamatan
Paleteang sebanyak 0,51 Ton (0,20%).
Perkembangan produktivitas jambu mete di setiap kecamatan dan antar waktu sangat bervariasi
di Kabupaten Pinrang, sesuai dengan status Tanaman jambu mete (Tanaman Belum
Menghasilkan, Tanaman Menghasilkan, dan Tanaman Rusak/Tua).
2. Persyaratan Penetapan Kawasan Jambu Mete
Persyaratan teknis dan kriteria khusus untuk pembentukan Kawasan Perkebunan sebagaimana
telah dipaparkan di atas secara umum dapat terpenuhi untuk komoditas jambu mete di 8
Kecamatan yang ada di Kabupaten Pinrang. Namun demikian, untuk penetapan sentra utama,
sentra penyangga dan sentra pengembangan yang merupakan komponen kawasan, akan dipilih
berdasarkan luas tanam dan volume produksi di masing-masing kecamatan. Di lain pihak, untuk
Sentra Pendukung, yang meliputi unit pengolahan, sumber pembiayaan, dan gerbang pemasaran
ditetapkan berdasarkan atas keberadaan komponen pendukung tersebut.
Berdasarkan urian tersebut di atas, maka diusulkan sebanyak satu Kawasan Jambu Mete di
Kabupaten Pinrang, yaitu Kawasan Jambu Mete Pinrang, dengan Peta Rencana Kawasan Jambu
Mete Kabupaten Pinrang dapat dilihat pada Gambar 4.3.9, sedangkan spesifikasi Kawasan Jambu
Mete dapat dilihat pada Tabel 4.3.7:
Tabel 4.3.7. Pembagian Kawasan dan Sentra Jambu Mete di Kabupaten Pinrang
Mete
Sentra Jambu Mete
Luas Panen (Ha) Produksi (KW)
Lembang 765 180.5
Sentra Utama
Total Sentra Utama
Sentra Suppa 214 16.83
Penyangga Total Sentra Penyangga
Kawasan Jambu Mete Mattiro Bulu 123 7.0
Pinrang Paleteang 1.5 0.5
Tiroang 25 4.3
Sentra
Pengembangan
Patampanua 37 11.5
Duampanua 33 1.28
Batulappa 94 30
Total Sentra Pengembangan 313.5 54.58
Total Kawasan Mete 1,292,5 251,91
Total Kabupaten Pinrang 1,292.5 251.91
Gambar 4.3.9. Peta Rencana Kawasan dan Sentra Jambu Mete Kabupaten Pinrang
Kawasan Jambu Mete Pinrang memiliki lahan tanam jambu mete seluas 1.292,5 Ha pada Tahun 2017
dengan volume produksi mencapai 251,91 Ton. Kawasan jambu mete Pinrang terdiri dari Sentra
Utama Jambu Mete adalah Kecamatan Lembang; Sentra Penyangga Jambu Mete Kecamatan Suppa;
dan Sentra Pengembangan Jambu Mete meliputi enam Kecamatan, yaitu Kecamatan Mattirobulu,
Paleteang, Tiroang, Patampanua, Duampanua dan Batulappa. Dilain pihak, Sentra Pendukung
meliputi : Kecamatan dimana Unit Pengolahan Kakao, Sumber Pembiayaan, dan Gerbang
Pemasaran Jambu Mete berada.
Tabel 4.4.1. Populasi Ternak Menurut Kecamatan dan Jenis Ternak di Kabupaten Pinrang,
2017
Populasi Ternak (Ekor)
No. Kecamatan
Sapi Perah Sapi Potong Kerbau Kuda Kambing Babi
1. Suppa 4.300 37 6.035
2. Mattiro Sompe 698 15 11 6.053
3. Lanriseng 700 10 30 4.450
4. Mattiro Bulu 4.600 1.300 5 2.800
5. Watang Sawitto 150 5 100 988
6. Paleteang 264 15 12 250
7. Tiroang 250 20 50 990
8. Patampanua 32 2.081 237 39 450 380
9. Cempa 250 1.300
10. Duampanua 3.200 160 37 3.000
11. Batulappa 2.600 135 15 1.850
12. Lembang 3 7.500 1.500 700 7.750 5.773
Kabupaten Pinrang 35 26.593 3.397 1.036 35.916 6.153
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2018
Tabel 4.4.2. Populasi Unggas Menurut Kecamatan dan Jenis Unggas di Kabupaten Pinrang,
2017
Populasi Unggas
No. Kecamatan
Ayam Kampung Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik/Manila
1. Suppa 104.400 178.000 71.800 81.115
2. Mattiro Sompe 135.045 4.755 12.500 185.900
3. Lanriseng 210.000 42.310 21.950 84.300
4. Mattiro Bulu 197.500 190.145 35.600 255.300
5. Watang Sawitto 14.300 30.000 14.400 80.655
6. Paleteang 160.000 45.000 20.500 52.000
Populasi Unggas
No. Kecamatan
Ayam Kampung Ayam Petelur Ayam Pedaging Itik/Manila
7. Tiroang 173.100 133.400 23.600 80.954
8. Patampanua 56.005 85.500 3.935 25.038
9. Cempa 42.100 23.690 20.950 54.400
10. Duampanua 220.340 40.000 16.700 136.650
11. Batulappa 48.900 2.500 0 26.800
12. Lembang 385.100 6.000 9.600 23.450
Kabupaten Pinrang 1.746.790 781.300 251.535 1.086.562
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2018
f. Kecamatan Patampanua memiliki populasi sapi potong pada Tahun 2017 sebanyak 2.081
ekor (7,83%), terjadi peningkatan populasi sebanyak 751 ekor (56,47%) dari tahun 2013
yang populasinya mencapai 1.330 ekor;
g. Kecamatan Lanriseng memiliki populasi sapi potong pada Tahun 2017 sebanyak 700 ekor
(2,63%), terjadi peningkatan populasi sebanyak 95 ekor (15,70%) dari tahun 2013 yang
populasinya mencapai 605 ekor; dan
h. Kecamatan Mattiro Sompe memiliki populasi sapi potong pada Tahun 2017 sebanyak 698
ekor (2,62%), terjadi peningkatan populasi sebanyak 89 ekor (14,61%) dari tahun 2013 yang
populasinya mencapai 609 ekor.
Grafik perkembangan populasi sapi potong di Kabupaten Pinrang menurut kecamatan selama
periode Tahun 2013-2017 dapat dilihat pada Gambar 4.4.1.
Tabel 4.4.3. Populasi dan Distribusi Sapi Potong Menurut Kecamatan di Kabupaten Pinrang,
2013-2017
Perubahan Distribusi Perubahan
Populasi Ternak (Ekor)
No. Kecamatan Pupopulasi Ternak (%) Distribusi
2013 2014 2015 2016 2017 Ekor % 2013 2017 %
1. Suppa 2901 2981 3085 3693 4300 1399 48,22 12,45 16,17 3,72
2. Mattiro Sompe 609 623 658 678 698 89 14,61 2,61 2,62 0,01
3. Lanriseng 605 628 663 682 700 95 15,70 2,60 2,63 0,04
4. Mattiro Bulu 3129 3219 3340 3970 4600 1471 47,01 13,43 17,30 3,87
5. Watang Sawitto 131 130 138 144 150 19 14,50 0,56 0,56 0,00
6. Paleteang 204 208 225 245 264 60 29,41 0,88 0,99 0,12
7. Tiroang 214 208 225 238 250 36 16,82 0,92 0,94 0,02
8. Patampanua 1330 1360 1455 1768 2081 751 56,47 5,71 7,83 2,12
9. Cempa 198 197 706 478 250 52 26,26 0,85 0,94 0,09
10. Duampanua 1930 2000 2087 2644 3200 1270 65,80 8,28 12,03 3,75
11. Batulappa 3032 3148 3260 2930 2600 -432 (14,25) 13,01 9,78 (3,24)
12. Lembang 9017 9346 9585 8543 7500 -1517 (16,82) 38,70 28,20 (10,50)
Kab. Pinrang 23.300 24048 25427 26013 26593 3293 14,13 100,00 100,00 -
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2014, 2015, 2016, 2017 dan 2018 (dikompilasi dan diolah)
30000
Perkembangan Populasi Sapi Potong, 2013-2017
25000
15000
Ekor
10000
5000
Gambar 4.4.1. Grafik Perkembangan Populasi Sapi Potong di Kabupaten Pinrang Menurut
Kecamatan, Tahun 2013-2017
b. Terdiri dari empat kecamatan, yaitu : Kecamatan Suppa, Mattiro Sompe, Lanriseng dan
Mattirobulu;
c. Memiliki jumlah maksimal Gapoknak yang dapat dibentuk sebanyak 23 Gapoknak, yaitu :
1) Kecamatan Suppa terdiri dari 10 Desa, memiliki populasi sapi potong sebanyak 4.300
ekor, dan dapat dibentuk maksimal 10 Gapoknak, tiap desa dapat dibentuk satu
Gapoknak;
2) Kecamatan Mattiro Sompe terdiri dari 9 Desa, memiliki populasi sapi potong sebanyak
698 ekor, dan dapat dibentuk maksimal 2 Gapoknak;
3) Kecamatan Lanriseng terdiri dari 7 Desa, memiliki populasi sapi potong sebanyak 700
ekor, dan dapat dibentuk maksimal 2 Gapoknak; dan
4) Kecamatan Mattirobulu terdiri dari 9 Desa, memiliki populasi sapi potong sebanyak 4.600
ekor, dan dapat dibentuk maksimal 9 Gapoknak, tiap desa dapat dibentuk satu
Gapoknak.
a. Kecamatan Lembang memiliki populasi kerbau pada Tahun 2017 sebanyak 1.500 ekor
(44,16%), terjadi penurunan populasi sebanyak 2 ekor (0,13%) dari tahun 2013 yang
populasinya mencapai 1.502 ekor;
b. Kecamatan Mattiro Bulu memiliki populasi kerbau pada Tahun 2017 sebanyak 1.300 ekor
(38,27%), terjadi peningkatan populasi sebanyak 558 ekor (75,20%) dari tahun 2013 yang
populasinya mencapai 742 ekor;
c. Kecamatan Patampanua memiliki populasi kerbau pada Tahun 2017 sebanyak 237 ekor
(6,98%), terjadi peningkatan populasi sebanyak 105 ekor (79,55%) dari tahun 2013 yang
populasinya mencapai 132 ekor;
d. Kecamatan Duampanua memiliki kerbau potong pada Tahun 2017 sebanyak 160 ekor
(4,71%), terjadi peningkatan populasi sebanyak 31 ekor (24,03%) dari tahun 2013 yang
populasinya mencapai 129 ekor; dan
e. Kecamatan Batulappa memiliki populasi kerbau pada Tahun 2017 sebanyak 135 ekor
(3,97%), terjadi penurunan populasi sebanyak 11 ekor (8,87%) dari tahun 2013 yang
populasinya mencapai 124 ekor.
Grafik perkembangan populasi kerbau di Kabupaten Pinrang menurut kecamatan selama periode
Tahun 2013-2017 dapat dilihat pada Gambar 4.4.3.
Tabel 4.4.5. Populasi dan Distribusi Kerbau Menurut Kecamatan di Kabupaten Pinrang,
2013-2017
Perubahan Distribusi Ternak Perubahan
Populasi Ternak (Ekor)
No. Kecamatan Pupopulasi (%) Distribusi
2013 2014 2015 2016 2017 Ekor % 2013 2017 %
1. Suppa 0 0 0 0 0 - - - - -
2. Mattiro Sompe 40 10 16 16 15 -25 (62.50) 1.49 0.44 (1.05)
3. Lanriseng 6 7 13 12 10 4 66.67 0.22 0.29 0.07
4. Mattiro Bulu 742 816 904 1102 1300 558 75.20 27.72 38.27 10.55
5. Watang Sawitto 1 1 4 5 5 4 400.00 0.04 0.15 0.11
6. Paleteang 1 1 4 10 15 14 1,400.00 0.04 0.44 0.40
7. Tiroang 0 0 0 10 20 20 - - 0.59 0.59
8. Patampanua 132 143 173 205 237 105 79.55 4.93 6.98 2.05
9. Cempa 0 0 0 0 0 - - - - -
10. Duampanua 129 143 157 159 160 31 24.03 4.82 4.71 (0.11)
11. Batulappa 124 135 147 141 135 11 8.87 4.63 3.97 (0.66)
12. Lembang 1502 1683 1829 1665 1500 -2 (0.13) 56.11 44.16 (11.95)
Kab. Pinrang 2677 2939 3247 3322 3397 720 26.90 100.00 100.00 -
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2014, 2015, 2016, 2017 dan 2018 (dikompilasi dan diolah)
4000
3000
2013 2014 2015 2016 2017
2500
Ekor
2000
1500
1000
500
Berdasarkan urian tersebut di atas, maka diusulkan sebanyak satu Kawasan Kerbau di Kabupaten
Pinrang, yaitu Kawasan Kerbau Pinrang, dengan Peta Rencana Kawasan Kerbau Kabupaten Pinrang
dapat dilihat pada Gambar 4.4.4, sedangkan spesifikasi Kawasan Sapi Potong dapat dilihat pada
Tabel 4.4.6:
Tabel 4.4.6. Pembagian Kawasan dan Klaster Kerbau di Kabupaten Pinrang, serta
Populasinya
Klaster/ Pupopulasi Jumlah
Kawasan Kerbau Kecamatan Keterangan
Gapoknak Kerbau (Ekor) Desa/Kel.
Kawasan Kerbau Pinrang II 4 Gapoknak Mattiro Bulu 1,300
Tiap Klaster/Gapoknak minimal 300 ekor, dan tiap peternak minimal 2 ekor.
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2014, 2015, 2016, 2017 dan 2018 (dikompilasi dan diolah)
40000
25000
20000
Ekor
15000
10000
5000
Secara umum persyaratan pembentukan Kawasan Kambing/Domba tersebut dapat dipenuhi oleh
ke-11 kecamatan yang memiliki populasi ternak sapi pot kambing/domba yang besar.
Berdasarkan urian tersebut di atas, maka diusulkan sebanyak dua Kawasan Kambing/Domba di
Kabupaten Pinrang, yaitu Kawasan Kambing/Domba Pinrang I, dan Kawasan Kambing/Domba II,
dengan Peta Rencana Kawasan Kambing/Domba Kabupaten Pinrang dapat dilihat pada Gambar
4.4.6, sedangkan spesifikasi Kawasan Kambing/Domba dapat dilihat pada Tabel 4.4.8:
Tabel 4.4.8. Pembagian Kawasan dan Klaster Kambing Domba di Kabupaten Pinrang, serta
Populasinya
Pupopulasi
Kawasan Sapi Jumlah
Klaster/ Gapoknak Kecamatan Kambing- Keterangan
Potong Desa/Kel.
Domba (Ekor)
10 Gapoknak Suppa 6,035 10 Tiap desa/kel.
9 Gapoknak Mattiro Sompe 6,053 9 Dapat dibuat
Kawasan Kambing 7 Gapoknak Lanriseng 4,450 7 Gapoknak
Domba Pinrang I 9 Gapoknak Mattiro Bulu 2,800 9
3 Gapoknak Watang Sawitto 988 8
3 Gapoknak Tiroang 990 5
Jumlah KKDP I 42 Gapoknak 21,316
1 Gapoknak Patampanua 450 11
4 Gapoknak Cempa 1,300 7
Kawasan Kambing
10 Gapoknak Duampanua 3,000 15
Domba Pinrang II
5 Gapoknak Batulappa 1,850 5
16 Gapoknak Lembang 7,750 16
Jumlah KKDP II 36 Gapoknak 14,350
Jumlah KKDP 78 Gapoknak 35,666
Kabupaten Pinrang 35.916
c. Memiliki jumlah maksimal Gapoknak yang dapat dibentuk sebanyak 36 Gapoknak, yaitu di:
1) Kecamatan Patampanua terdiri dari 11 Desa, memiliki populasi Kambing/Domba
sebanyak 450 ekor, dan dapat dibentuk maksimal 1 Gapoknak;
2) Kecamatan Cempa terdiri dari 7 Desa, memiliki populasi Kambing/Domba sebanyak 1.300
ekor, dan dapat dibentuk maksimal 4 Gapoknak;
3) Kecamatan Duampanua terdiri dari 15 Desa, memiliki populasi Kambing/Domba sebanyak
3.000 ekor, dan dapat dibentuk maksimal 10 Gapoknak;
4) Kecamatan Batulappa terdiri dari 5 Desa, memiliki populasi Kambing/Domba sebanyak
1.850 ekor, dan dapat dibentuk maksimal 5 Gapoknak, tiap desa dapat dibentuk satu
Gapoknak;
5) Kecamatan Lembang terdiri dari 16 Desa, memiliki populasi Kambing/Domba sebanyak
7.750 ekor, dan dapat dibentuk maksimal 16 Gapoknak, tiap desa dapat dibentuk satu
Gapoknak.
Tabel 4.4.9. Populasi dan Distribusi Babi Menurut Kecamatan di Kabupaten Pinrang, 2013-2017
Perubahan Distribusi Perubahan
Populasi Ternak (Ekor)
No. Kecamatan Pupopulasi Ternak (%) Distribusi
2013 2014 2015 2016 2017 Ekor % 2013 2017 %
1. Suppa - - - - - 0 - - - -
2. Mattiro Sompe - - - - - 0 - - - -
3. Lanriseng - - - - - 0 - - - -
4. Mattiro Bulu - - - - - 0 - - - -
5. Watang Sawitto - - - - - 0 - - - -
6. Paleteang - - - - - 0 - - - -
7. Tiroang - - - - - 0 - - - -
8. Patampanua 472 491 649 515 380 -92 (19.49) 8.21 6.18 (2.03)
9. Cempa - - - - - 0 - - - -
10. Duampanua - - - - - 0 - - - -
11. Batulappa - - - - - 0 - - - -
12. Lembang 5279 5677 5914 5844 5773 494 9.36 91.79 93.82 2.03
Kab. Pinrang 5751 6168 6563 6358 6153 402 6.99 100.00 100.00 -
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2014, 2015, 2016, 2017 dan 2018 (dikompilasi dan diolah)
Berdasarkan urian tersebut di atas, maka diusulkan sebanyak satu Kawasan Babi di Kabupaten
Pinrang, yaitu Kawasan Babi Pinrang, dengan Peta Rencana Kawasan Babi Kabupaten Pinrang
dapat dilihat pada Gambar 4.4.8, sedangkan spesifikasi Kawasan Babi dapat dilihat pada Tabel
4.4.10.
Tabel 4.1.10. Pembagian Kawasan dan Klaster Babi di Kabupaten Pinrang, serta Populasinya
Klaster/ Pupopulasi Babi Jumlah
Kawasan Babi Kecamatan Keterangan
Gapoknak (Ekor) Desa/Kel.
Kawasan Babi 16 Gapoknak Lembang 5,773 16
Pinrang 1 Gapoknak Patampanua 380 11
7000
4000
Ekor
3000
2000
1000
Gambar 4.4.7. Grafik Perkembangan Populasi Babi di Kabupaten Pinrang Menurut Kecamatan,
Tahun 2013-2017
Gambar 4.4.8. Peta Rencana Kawasan Babi Kabupaten PinrangKawasan Babi Pinrang
Kawasan Babi Pinrang memiliki spesifikasi sebagai berikut.
a. Memiliki jumlah populasi babi pada Tahun 2017 sebanyak 6.153 ekor;
b. Terdiri dari dua kecamatan, yaitu : Kecamatan Lembang dan Patampanua;
c. Memiliki jumlah maksimal Gapoknak yang dapat dibentuk sebanyak 17 Gapoknak, yaitu :
1) Kecamatan Lembang terdiri dari 16 Desa, memiliki populasi babi sebanyak 5.773 ekor,
dan dapat dibentuk maksimal 16 Gapoknak, tiap desa dapat dibentuk satu Gapoknak;
dan
2) Kecamatan Patampanua terdiri dari 11 Desa, memiliki populasi babi sebanyak 380 ekor,
dan dapat dibentuk maksimal 1 Gapoknak.
Tabel 4.4.11. Populasi dan Distribusi Ayam Kampung Menurut Kecamatan di Kabupaten
Pinrang, 2013-2017
Perubahan Distribusi Perubahan
Populasi Ternak (Ekor)
No. Kecamatan Pupopulasi Ternak (%) Distribusi
2013 2014 2015 2016 2017 Ekor % 2013 2017 %
1. Suppa 82630 96068 100056 104064 104400 21770 26.35 5.69 5.98 0.29
2. Mattiro Sompe 110609 126684 129874 133085 135045 24436 22.09 7.62 7.73 0.11
3. Lanriseng 163975 190025 195207 200409 210000 46025 28.07 11.29 12.02 0.73
4. Mattiro Bulu 142720 158354 161943 165567 197500 54780 38.38 9.83 11.31 1.48
5. Watang Sawitto 10983 12668 13067 13476 14300 3317 30.20 0.76 0.82 0.06
6. Paleteang 132837 147797 151785 155783 160000 27163 20.45 9.15 9.16 0.01
7. Tiroang 150978 168911 170905 172929 173100 22122 14.65 10.40 9.91 (0.49)
8. Patampanua 80731 93957 96748 99569 56005 -24726 (30.63) 5.56 3.21 (2.35)
9. Cempa 34778 40116 40913 41731 42100 7322 21.05 2.40 2.41 0.01
10. Duampanua 180196 211139 215525 219933 220340 40144 22.28 12.41 12.61 0.20
11. Batulappa 40411 46451 47647 48855 48900 8489 21.01 2.78 2.80 0.02
12. Lembang 321003 369494 376672 383867 385100 64097 19.97 22.11 22.05 (0.06)
Kab. Pinrang 1451851 1661664 1700342 1739268 1746790 294939 20.31 100.00 100.00 -
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2014, 2015, 2016, 2017 dan 2018 (dikompilasi dan diolah)
e. Kecamatan Tiroang memiliki populasi ayam kampung pada Tahun 2017 sebanyak 173.100
ekor (9,91%), terjadi pengkatan populasi sebanyak 22.122 ekor (14,65%) dari tahun 2013
yang populasinya mencapai 150.978 ekor;
f. Kecamatan Paleteang memiliki populasi ayam kampung pada Tahun 2017 sebanyak 160.000
ekor (9,16%), terjadi peningkatan populasi sebanyak 27.163 ekor (20,45%) dari tahun 2013
yang populasinya mencapai 132.837 ekor;
g. Kecamatan Mattiro Sompe memiliki populasi ayam kampung pada Tahun 2017 sebanyak
135.045 ekor (7,73%), terjadi peningkatan populasi sebanyak 24.436 ekor (22,09%) dari
tahun 2013 yang populasinya mencapai 110.609 ekor;
h. Kecamatan Suppa memiliki populasi ayam kampung pada Tahun 2017 sebanyak 104.400
ekor (5,98%), terjadi peningkatan populasi sebanyak 21.770 ekor (26,35%) dari tahun 2013
yang populasinya mencapai 82.630 ekor;
i. Kecamatan Patampanua memiliki populasi ayam kampung pada Tahun 2017 sebanyak
56.005 ekor (3,21%), terjadi penurunan populasi sebanyak 24.726 ekor (30,63%) dari tahun
2013 yang populasinya mencapai 80.731 ekor;
j. Kecamatan Batulappa memiliki populasi ayam kampung pada Tahun 2017 sebanyak 48.900
ekor (2,80%), terjadi peningkatan populasi sebanyak 8.489 ekor (21,01%) dari tahun 2013
yang populasinya mencapai 82.630 ekor;
k. Kecamatan Cempa memiliki populasi ayam kampung pada Tahun 2017 sebanyak 42.100
ekor (2,41%), terjadi peningkatan populasi sebanyak 7.322 ekor (21,05%) dari tahun 2013
yang populasinya mencapai 34.778 ekor; dan
l. Kecamatan Watang Sawitto memiliki populasi ayam kampung pada Tahun 2017 sebanyak
14.300 ekor (0,82%), terjadi peningkatan populasi sebanyak 3.317 ekor (30,20%) dari tahun
2013 yang populasinya mencapai 10.983 ekor.
Grafik perkembangan populasi ayam kampung di Kabupaten Pinrang menurut kecamatan selama
periode Tahun 2013-2017 dapat dilihat pada Gambar 4.4.9.
2000000
1200000
1000000
Ekor
800000
600000
400000
200000
Gambar 4.4.9. Grafik Perkembangan Populasi Ayam Kampung di Kabupaten Pinrang Menurut
Kecamatan, Tahun 2013-2017
Tabel 4.4.12. Pembagian Kawasan dan Klaster Ayam Kampung di Kabupaten Pinrang, serta
Populasinya
Pupopulasi
Kawasan Ayam Klaster/ Jumlah
Kecamatan Ayam Kampung Keterangan
Kampung Gapoknak Desa/Kel.
(Ekor)
10 Gapoknak Suppa 104,400 10
9 Gapoknak Mattiro Sompe 135,045 9
Tiap desa/kel.
7 Gapoknak Lanriseng 210,000 7
Kawasan Ayam Dapat dibuat
9 Gapoknak Mattiro Bulu 197,500 9
Kampung Pinrang I Gapoknak
6 Gapoknak Peleteang 160,000 6
5 Gapoknak Tiroang 173,100 5
1 Gapoknak Watang Sawitto 14,300 8
Jumlah KAKP I 47 Gapoknak 994,345
5 Gapoknak Patampanua 56,005 11
Kawasan Ayam 4 Gapoknak Cempa 42,100 7
Kampung Pinrang 15 Gapoknak Duampanua 220,340 15 Tiap desa/kel.
II 5 Gapoknak Batulappa 48,900 5 Dapat dibuat
16 Gapoknak Lembang 385,100 16 Gapoknak
c. Memiliki jumlah maksimal Gapoknak yang dapat dibentuk sebanyak 47 Gapoknak, yaitu di :
1) Kecamatan Suppa terdiri dari 10 Desa, memiliki populasi ayam kampung sebanyak
104.400 ekor, dan dapat dibentuk maksimal 10 Gapoknak, tiap desa dapat dibentuk satu
Gapoknak;
2) Kecamatan Mattiro Sompe terdiri dari 9 Desa, memiliki populasi ayam kampung sebanyak
135.045 ekor, dan dapat dibentuk maksimal 9 Gapoknak, tiap desa dapat dibentuk satu
Gapoknak;
3) Kecamatan Lanriseng terdiri dari 7 Desa, memiliki populasi ayam kampung sebanyak
210.000 ekor, dan dapat dibentuk maksimal 7 Gapoknak, tiap desa dapat dibentuk satu
Gapoknak;
4) Kecamatan Mattirobulu terdiri dari 9 Desa, memiliki populasi ayam kampung sebanyak
197.500 ekor, dan dapat dibentuk maksimal 9 Gapoknak, tiap desa dapat dibentuk satu
Gapoknak;
5) Kecamatan Paleteang terdiri dari 6 Desa, memiliki populasi ayam kampung sebanyak
160.000 ekor, dan dapat dibentuk maksimal 6 Gapoknak, tiap desa dapat dibentuk satu
Gapoknak;
6) Kecamatan Tiroang terdiri dari 5 Desa, memiliki populasi ayam kampung sebanyak
173.100 ekor, dan dapat dibentuk maksimal 5 Gapoknak, tiap desa dapat dibentuk satu
Gapoknak; dan
7) Kecamatan Watang Sawitto terdiri dari 8 Keluarahan/Desa, memiliki populasi ayam
kampung sebanyak 14.300 ekor, dan dapat dibentuk maksimal 1 Gapoknak.
Tabel 4.4.13. Populasi dan Distribusi Itik/Manila Menurut Kecamatan di Kabupaten Pinrang,
2013-2017
Perubahan Distribusi Perubahan
Populasi Ternak (Ekor)
No. Kecamatan Pupopulasi Ternak (%) Distribusi
2013 2014 2015 2016 2017 Ekor % 2013 2017 %
1. Suppa 67675 76553 78302 80111 81115 13440 19,86 7,61 7,47 (0,14)
2. Mattiro Sompe 141526 159398 165345 171397 185900 44374 31,35 15,91 17,11 1,20
3. Lanriseng 67080 75504 77253 79052 84300 17220 25,67 7,54 7,76 0,22
4. Mattiro Bulu 199886 225464 233860 242299 255300 55414 27,72 22,47 23,50 1,02
5. Watang Sawitto 48658 54531 55930 57354 80655 31997 65,76 5,47 7,42 1,95
6. Paleteang 43293 48239 49638 51097 52000 8707 20,11 4,87 4,79 (0,08)
7. Tiroang 67608 75504 77603 79784 80954 13346 19,74 7,60 7,45 (0,15)
8. Patampanua 81490 91234 94023 96873 25038 -56452 (69,27) 9,16 2,30 (6,86)
9. Cempa 32578 36703 38452 40250 54400 21822 66,98 3,66 5,01 1,34
10. Duampanua 98883 111159 117806 124543 136650 37767 38,19 11,12 12,58 1,46
11. Batulappa 22753 25311 26011 26721 26800 4047 17,79 2,56 2,47 (0,09)
12. Lembang 17970 19925 20275 20645 23450 5480 30,50 2,02 2,16 0,14
Kab. Pinrang 889400 999525 1034498 1070126 1086562 197162 22,17 100,00 100,00 -
Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2014, 2015, 2016, 2017 dan 2018 (dikompilasi dan diolah)
a. Kecamatan Mattirobulu memiliki populasi itik/manila pada Tahun 2017 sebanyak 255.300
ekor (23,50%), terjadi peningkatan populasi sebanyak 55.414 ekor (27,72%) dari tahun 2013
yang populasinya mencapai 199.886 ekor;
b. Kecamatan Mattiro Sompe memiliki populasi itik/manila pada Tahun 2017 sebanyak 185.900
ekor (17,11%), terjadi peningkatan populasi sebanyak 44.374 ekor (31,35%) dari tahun 2013
yang populasinya mencapai 141.526 ekor;
c. Kecamatan Duampanua memiliki populasi itik/manila pada Tahun 2017 sebanyak 136.650
ekor (12,58%), terjadi peningkatan populasi sebanyak 37.767 ekor (38,19%) dari tahun 2013
yang populasinya mencapai 98.883 ekor;
d. Kecamatan Lanriseng memiliki populasi itik/manila pada Tahun 2017 sebanyak 84.300 ekor
(7,76%), terjadi peningkatan populasi sebanyak 17.220 ekor (25,67%) dari tahun 2013 yang
populasinya mencapai 67.080 ekor;
e. Kecamatan Suppa memiliki populasi itik/manila pada Tahun 2017 sebanyak 81.115 ekor
(7,47%), terjadi peningkatan populasi sebanyak 13.440 ekor (19,86%) dari tahun 2013 yang
populasinya mencapai 67.675 ekor;
f. Kecamatan Tiroang memiliki populasi itik/manila pada Tahun 2017 sebanyak 80.954 ekor
(7,45%), terjadi pengkatan populasi sebanyak 13.346 ekor (19,74%) dari tahun 2013 yang
populasinya mencapai 67.608 ekor;
g. Kecamatan Watang Sawitto memiliki populasi itik/manila pada Tahun 2017 sebanyak 80.655
ekor (7,42%), terjadi peningkatan populasi sebanyak 31.997 ekor (65,76%) dari tahun 2013
yang populasinya mencapai 48.658 ekor;
h. Kecamatan Cempa memiliki populasi itik/manila pada Tahun 2017 sebanyak 54.400 ekor
(5,01%), terjadi peningkatan populasi sebanyak 21.822 ekor (66,98%) dari tahun 2013 yang
populasinya mencapai 32.578 ekor.
i. Kecamatan Paleteang memiliki populasi itik/manila pada Tahun 2017 sebanyak 52.000 ekor
(4,79%), terjadi peningkatan populasi sebanyak 8.707 ekor (20,11%) dari tahun 2013 yang
populasinya mencapai 43.293 ekor;
j. Kecamatan Batulappa memiliki populasi itik/manila pada Tahun 2017 sebanyak 26.800 ekor
(2,47%), terjadi peningkatan populasi sebanyak 4.047 ekor (17,79%) dari tahun 2013 yang
populasinya mencapai 22.753 ekor;
k. Kecamatan Patampanua memiliki populasi itik/manila pada Tahun 2017 sebanyak 25.038
ekor (2,30%), terjadi penurunan populasi sebanyak 56.452 ekor (69,27%) dari tahun 2013
yang populasinya mencapai 81.490 ekor; dan
l. Kecamatan Lembang memiliki populasi itik/manila pada Tahun 2017 sebanyak 23.450 ekor
(2,16%), terjadi peningkatan populasi sebanyak 5.480 ekor (30,50%) dari tahun 2013 yang
populasinya mencapai 17.970 ekor;
Grafik perkembangan populasi Itik/Manila di Kabupaten Pinrang menurut kecamatan selama
periode Tahun 2013-2017 dapat dilihat pada Gambar 4.4.11.
1200000
800000
Ekor
600000
400000
200000
Secara umum persyaratan pembentukan Kawasan Itik/Manila tersebut dapat dipenuhi oleh ke-12
kecamatan yang memiliki populasi ternak itik/manila.
Berdasarkan urian tersebut di atas, maka diusulkan sebanyak dua Kawasan Itik/Manila di Kabupaten
Pinrang, yaitu Kawasan Itik/Manila Pinrang I, dan Kawasan Itik/Manila Pinrang II, dengan Peta
Rencana Kawasan Itik/Manila Kabupaten Pinrang dapat dilihat pada Gambar 4.4.12, sedangkan
spesifikasi Kawasan Itik/Manila dapat dilihat pada Tabel 4.4.14: