Kata Pengantar
Berdasarkan Kontrak antara Kepala Satuan Non Vertikal Tertentu Irigasi dan
Rawa
LAPORAN HIDROLOGI
Laporan ini berisi ruang lingkup pekerjaan, kondisi tanah dan sumber daya
lahan.
Terima kasih kepada pihak pengendali kegiatan yang telah memberikan
kepercayaan kepada kami untuk melaksanakan pekerjaan ini, dan kepada
semua pihak yang telah membantu kami, mulai dari kegiatan persiapan,
pengumpulan data sekunder. Bantuan dan dukungan semua pihak,
senantiasa kami harapkan agar pada pelaksanaan kegiatan selanjutnya
dapat dilaksanakan dengan baik.
Makassar,
November 2006
DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................
DAFTAR ISI.............................................................
ii
DAFTAR GAMBAR...................................................
iv
DAFTAR TABEL.......................................................
I-1
I-2
I-3
I-3
II-1
2.2 Topograf............................................................................................
II-3
II-3
II-4
ii
DAFTAR PUSTAKA...................................................
LAMPIRAN..............................................................
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Lokasi Pekerjaan ....................................... II-2
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 ...................................Tataguna lahan kabupaten Mamuju
.............................................................................................. II-4
Tabel 3.1 Padanan nama tanah menurut ketiga sistim klasifkasi tanah
Sistim Klasifkasi........................................................................
III-2
Tabel 3.2 Hasil Penilaian Status Kesuburan Tanah Beberapa Macam
Tanah.........................................................................................
III-10
Tabel 3.3 Keadaan BD, Ruang Pori Total, Kadar Air dan Air Tersedia
Macam Tanah pada kedalaman 0-20 dan kedalam 20-40 cm.....
III-12
Tabel 3.4 Contoh Jenis-Jenis Parameter (Kualitas dan Karakteristik
Lahan) yang dinilai.....................................................................
III-15
Tabel 4.1 Hasil Penilaian Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Padi Sawah. .
IV-1
Tabel 4.2 Hasil Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Jagung.........
IV-2
Tabel 4.3 Hasil Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kedelai.........
IV-3
Tabel 4.4 Hasil Penilaian Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang
Tanah.........................................................................................
IV-3
Tabel 4.5 Pengelolaan Kelas Kesesuaian Lahan Aktual Menjadi Kelas
Kesesuaian Lahan Potensial Dengan Adanya Usaha Perbaikan
Untuk Tanaman Padi Sawah.......................................................
IV-5
Tabel 4.6 Pengelolaan Kelas Kesesuaian Lahan Aktual Menjadi Kelas
Kesesuaian Lahan Potensial Dengan Adanya Usaha Perbaikan
Untuk Tanaman Jagung, Kedelai dan Kacang Tanah...................
IV-6
Studi Recognaisance Rencana Pengembangan Daerah
Irigasi Kalukku Kab. Mamuju Propinsi Sulawesi Barat
BAB - I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai propinsi baru yang memiliki potensi pertanian yang besar,
Propinsi Sulawesi Barat selayaknya mampu memenuhi kebutuhan akan
pangannya, khususnya beras. Ketika masih menjadi bagian dari Propinsi
Sulawesi
Selatan,
pengembangan
pertanian
berdasarkan
kebijakan
sangatlah
relevan.
Hal
ini
juga
sejalan
dengan
program
I-1
irigasi
Kalukku
meliputi
Pembangunan
bendung,
dan
Pemilihan
prioritas
areal
berdasarkan
konfrmasi
petani
untuk
berpartisipasi atau konstribusi kepada proyek, dan (iv) Air yang tersedia
dimanfaatkan secara optimal untuk seluruh areal irigasi.
detail
desain
bagian-bagian
proyek
yang
diusulkan
ini
bernama
Studi
Recognaisance
Rencana
I-2
Sulawesi Barat.
Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Irigasi dan Rawa Provinsi Sulawesi Barat.
Rencana
Pengembangan
Daerah
Irigasi
Studi
Kalukku
I-3
BAB - II
GAMBARAN UMUM WILAYAH
STUDI
2.1 Lokasi Pekerjaan
Lokasi wilayah kerja pada kegiatan ini adalah Daerah Tasiu, yang mana
secara administratif wilayah Tasiu berada di Kecamatan Kalukku, Kabupaten
Mamuju, Propinsi Sulawesi Barat.
Daerah Pengaliran Sungai Tasiu/Kalukku ini berada pada 2 30 28 - 2
51 49 LS 119o239BT - 119o 73 BT; adalah merupakan daerah tangkapan
hujan dari beberapa anak sungai dengan Sungai Kalukku sebagai Sungai
Utama. Dengan panjang sekitar 59.23 Km dan luas DAS sekitar 255.92 km2
,sungai tersebut memiliki sub DAS yang bertemu di sungai utama yang
memberikan kontribusi debit relative besar secara kontinyu.
Selanjutnya lokasi kegiatan tersebut dapat dicapai dengan melalui jalur
transportasi dari Ibukota Propoinsi Sulawesi Barat Kota Mamuju dengan
menempuh jarak kurang lebih 26 km ke arah Utara.
Adapun Batas Daerah Pengaliran Sungai Kalukku ini meliputi :
1. Sebelah Utara
: Kecamatan Topoyo
: Kabupaten Mamasa
4. Sebelah Barat
: Selat Makassar
II - 1
S u ru m a n a
P asangkayu
B a ra s
K a ro s s a
To po yo
B a ra k a n g
B a t u is i
K a lu m p a n g
B onehau
K a lu k k u
M A M U JU
Km . 444
Lokasi Pekerjaan
M am asa
M a la b o
PO LE W A LI
M A JEN E
Tabone
Proyek
Km . 251
Km . 302
II - 2
2.2 Topograf
Keadaan topograf wilayah studi berupa pegunungan dan dataran
rendah. Sepanjang saluran Sungai Kalukku dari hulu melewati daerah yang
bergunung- gunung dan melewati beberapa areal perkebunan, seperti
areal perkebunan coklat. Sedangkan daerah dataran rendahnya terdapat
banyak pemukiman penduduk dan areal pertanian dengan ketinggian
diatas permukaan laut sekitar 10-20 meter. Wilayah dataran rendah ini
termasuk bagian hilir Sungai Kalukku.
Wilayah hulu sungai yang menjadi daerah tangkapan hujan Sungai
Kalukku merupakan daerah bergelombang sedang dan curam serta
berbukit.
suhu udara,
barometris dan kecepatan angin didapat dari data dari stasiun klimatologi
Ranga-Ranga di Kalukku. Secara ringkas dapat disebutkan disini bahwa
kondisi iklim pada daerah studi adalah sebagai berikut :
1. Suhu udara
Suhu udara rata-rata untuk daerah studi adalah 28 0 290 celcius.
2. Curah hujan
Curah hujan rata-rata bulanan untuk daerah studi bervariasi antara
10 milimeter sampai dengan 20 milimeter.
3. Penyinaran matahari
Rata-rata bulanan banyaknya penyinaran matahari adalah 6-7
jam/hari
4. Tekanan udara
Tekanan udara rata-rata adalah sekitar 1,01 mbar
5. Kelembaban relatif
Kelembaban relatif untuk daerah studi adalah 94-95%
6. Kecepatan angin
Kecepatan angin variasi tahunan untuk daerah studi berkisar antara
10,5 - 15 m/dtk.
Studi Recognaisance Rencana Pengembangan Daerah
Irigasi Kalukku Kab. Mamuju Propinsi Sulawesi Barat
II-3
seperti
perkebunan
coklat
dan
kemiri,
sawah,
tegalan
perkampungan; kedua berupa semak belukar dan hutan, lahan rawa dan
tanah tandus atau tanah rusak di sekeliling area yang telah dikembangkan.
Tabel berikut menyajikan data tentang tata guna lahan Mamuju secara
umum.
Pola penggunaan lahan di DAS Kalukku terdiri atas kawasan hutan,
sawah, dan perkebunan. Pada bagian hilir dataran Kalukku sebagian lahan
telah dikembangkan menjadi kebun, umumnya kebun coklat di kiri kanan
disepanjang bantaran sungai Kalukku.
Kondisi pada bagian hulu Kalukku menunjukkan pemanfaatan lahan
hutan menjadi kebun penduduk dalam luasan kecil dan setempat
setempat. Penebangan pohon dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat akan bahan bangunan, ada yang digunakan untuk membuka
lahan baru dan juga dimanfaatkan oleh penduduk untuk mendapatkan
kayu olahan untuk dijual sebagai salah satu cara memenuhi kebutuhan
hidup masyarakat.
Tabel 2.1 Tataguna lahan kabupaten Mamuju
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Jumlah
luas (ha)
801.406
18.036
10.500
6.780
542.427
14.701
7.244
559
II-4
BAB - III
TANAH DAN SUMBER DAYA
LAHAN
topograf,
vegetasi,
tanah-tanah
di
iklim dan
area
waktu.
penelitian
Dalam keadan
berkembang
dan
menunjukkan sifat dan corak yang khas. Pengaruh iklim tropika basah
dengan suhu tinggi dan curah hujan yang cukup dan didukung oleh faktor
topograf dan vegetasi di area penelitian, maka akan sangat mempercepat
proses hancuran iklim, pencucian hara, dekomposisi bahan organik dan
proses-proses lainnya.
Keadaan tata letak di satuan topograf dan kekedapan lapisan bawah
tanah dapat mengakibatkan keadaan drainase terhambat dan selanjutnya
menimbulkan gejala gleisasi, karatan dan lebih lanjut lagi pembentukan
plintit pada tanah lapisan bawah. Di area penelitian gejala plintit ini tidak
ditemukan.
Studi Recognaisance Rencana Pengembangan Daerah
Irigasi Kalukku Kab. Mamuju Propinsi Sulawesi Barat
III-1
dengan
bentuk
wilayah
datar
sampai
agak
datar,
tanah
Penelitian
Tanah,
1980),
pada
tingkat
Macam
Tanah
dan
3.1
Padanan
nama
tanah
menurut
ketiga
sistim
klasifkasi tanah
Sistim Klasifkasi
PPT (1980)
Aluvial Eutrik
Aluvial Eutrik
Regosol Eutrik
FAO/UNESCO (1974)
Eutrik Fluvisols
Humic Gleysols
Eutric Regosols
3.1.1 Aluvial
Di area penelitian tanah ini berkembang dari bahan aluvium, tidak
mempunyai horison diagnostik dengan kandungan liat dan debu kurang
dari 50 persen (Tabel Hasil Analisis
III-2
sedang dan kapasitas tukar kation sedang. Bentuk wilayah datar sampai
agak datar.
Dari jenis tanah ini di area penelitian didapatkan satu macam tanah
yang
diklasifkasikan
sebagai
Aluvial
Eutrik,
setara
dengan
Typic
3.1.2 Gleisol
Tanah ini berkembang dari bahan aluvio-koluvium endapan liat dan
pasir. Drainase terhambat, tanah jenuh air dengan memperlihatkan ciri-ciri
hidromorfk pada kedalaman 50 cm dari permukaan serta tidak mempunyai
horison diagnostik.
Sifat fsik tanah agak jelek, tetapi mempunyai sifat kimia tanah agak
baik. Tekstur tanah umumnya agak halus (Tabel Hasil Analisis Sampel 3, 7
dan 11), pada kedalaman 0 hingga 40 cm, bereaksi agak masan,
kandungan C-organik dan N-total rendah, P2O5 tersedia sedang dan K2O
total rendah. Basa dapat tukar rendah hingga sedang, kejenuhan basa dan
kapasitas tukar kation rendah sampai sedang. Bentuk wilayah datar.
Dari jenis tanah ini di area penelitian didapat satu macam tanah yang
diklasifkasikan sebagai Gleisol Humik, setara dengan Hydraquents (USDA,
1991), atau Humic Gleysols (FAO-UNESCO, 1974).
3.1.3 Regosol
Tanah ini berkembang dari endapan pasir laut dan sekitarnya, tidak
mempunyai horison diagnostik, bertekstur kasar dengan kandungan pasir
lebih besar dari 80 persen (Tabel Hasil analisis Sampel 1, 2, 8 dan 10) pada
kedalaman 0 hingga 40 cm.. Drainase tanah agak terhambat sampai
terhambat dan reaksi tanah agak masam hingga netral. Kandungan Corganik dan N-total rendah, P2O5 tersedia sedang dan K2O total rendah
hingga sedang. Basa umumnya rendah hingga sedang, kejenuhan basa
Studi Recognaisance Rencana Pengembangan Daerah
Irigasi Kalukku Kab. Mamuju Propinsi Sulawesi Barat
III-3
sedang dan kapasitas tukar kation rendah. Bentuk wilayah datar sampai
agak datar.
Dari jenis tanah ini di area penelitian didapatkan satu macam tanah
yang
diklasifkasikan
sebagai
Regosol
Eutrik,
setara
dengan
Typic
untuk
kesuburan
mengatasi
yang
dihadapi
kendala
sehingga
tersebut
bisa
serta
diketahui
usaha-usaha
perbaikannya.
Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah untuk mensuplai air dan
unsur-unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah yang seimbang
sehingga dicapai pertumbuhan dan produksi tanaman yang optimum. Hal
ini tergantung sifat-sifat fsika, kimia dan biologi tanah. Adapun sifat-sifat
kimia tanah tersebut adalah reaksi tanah (pH), salinitas, kandungan bahan
organik, N, P, K, Ca dan Mg serta unsur-unsur mikro tanah, tingkat
dekomposisi bahan organik (C/N), kapasitas tukar kation (KTK) dan
kejenuhan basa (KB) dapat mencerminkan tingkat kesuburan tanah.
Apabila sifat-sifat tersebut menguntungkan tanaman, maka tanah tersebut
mempunyai tingka kesuburan yang tinggi.
III-4
keadaan
pH
tanah
masam
tidak
menguntungkan
bagi
III-5
anorganik tanah. Nitrogen (N) merupakan unsur hara makro utama yang
penting bagi pertumbuhan tanaman, dan sebagian tanaman umumnya
menyerap N dari tanah dalam bentuk NH4+ dan NO3+ . Nilai C/N ratio dalam
tanah menunjukkan tingkat pelapukan bahan organik dalam tanah. Makin
besar nilai C/N ratio, menggambarkan tingkat pelapukan belum lanjut.
Sebaliknya C/N ratio rendah berarti pelapukan bahan organik sudah
berlanjut sehingga N dapat tersedia bagi tanaman. Nitrogen sangat penting
dalam pertumbuhan tanaman diantaranya sebagai penyusun protein,
komponen
pigmen
klorofl
yang
penting
dalam
proses
fotosintesis
tanaman.
Hasil analisis tanah lapisan atas area penelitian menunjukkan, pada
umumnya kadar C-organik pada lapisan atas rata-rata berkisar antara 1,28
2,49 termasuk kriteria rendah sampai sedang terdapat pada jenis tanah
Aluvial Eutrik, kriteria rendah 1,24 - 1,58 terdapat pada jenis tanah Gleisol
Humik dan kriteria rendah 1,14 - 1,30 terdapat pada jenis tanah Regosol
Eutrik. Sedangka C/N ratio berkisar antara 9,90 sampai 14,36 rendah
sampai sedang.
c. P-tersedia
Fosfor (P) mempunyai peranan penting dalam metabolisme tanaman
selama pertum- buhannya. Fosfor diperlukan dalam pembentuka ATP dan
banyak lagi senyawa berfosfat. Kekurangan unsur ini dapat menyebabkan
gangguan hebat pada metabolisme dan pertumbuhan tanaman. Peranan P
untuk pertumbuhan tanaman diantaranya: 1) sebagai penyusun metabolik
dan senyawa komplek, 2) sebagai aktivator, kovaktor dan penyusun
emzim, dan 3) berperan dalam proses fsiologis.
Hasil analisis tanah lapisan atas area penelitian menunjukkan, Ptersedia (Bray 1) berkisar antara 14,65 20,50 termasuk kriteria rendah
sampai sedang terdapat pada jenis tanah Aluvial Eutrik, kriteria sedang
16,25 19,80 terdapat pada jenis tanah Gleisol Humik dan kriteria sedang
19,50 21,04 terdapat pada jenis tanah Regosol Eutrik.
III-6
III-7
III-8
Kapasitas
tukar
mempertahankan
dan
kation
adalah
mengikat
kation
kemampuan
dapat
tukar
tanah
pada
untuk
komplek
pertukaran. Besarnya nilai KTK sangat ditentukan oleh humus, jumlah dan
macam mineral dan macam mineral liat (Soepardi, 1983). Sedangkan
kejenuhan
basa
menggambarkan
persentase
kation-kation
yang
III-9
No.
Jenis Tanah
Tekstur
1.
Aluvial Eutrik
Lempung berpasir
KTK
18,30 s
2.
Aluvial Eutrik
Lempung berpasir
17,50 s
3.
Aluvial Eutrik
Lempung berpasir
16,50 s
4.
Aluvial Eutrik
Lempung berpasir
19,60 s
5.
Aluvial Eutrik
Lempung berpasir
18,20 s
6.
Gleisol
Humik
Gleisol Humik
Liat berpasir
19,50 s
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Gleisol
Humik
Regosol
Eutrik
Regosol
Eutrik
Regosol
Eutrik
Regosol
Eutrik
21,50 s
Pasir
11,20 r
Pasir berlempung
12,30 r
Pasir
12,20 r
Pasir berlempung
15,30 r
P2O5
16,00
s
18,60
s
14,65
r
20,50
s
18,20
s
18,50
s
20,80
s
19,80
s
19,50
s
20,10
s
19,60
s
21,04
s
K2O
18,64
r
20,34
r
14,64
r
20,34
r
13,84
r
15,64
r
16,24
r
20,14
r
19,64
r
10,28
r
15,84
r
21,52
r
C-organik
1,48 r
1,50 r
1,28 r
1,28 r
2,49 s
1,34 r
1,24 r
1,58 r
1,25 r
1,14 r
1,30 r
1,20 r
KB
15,63
r
13,08
r
12,14
r
16,52
s
17,08
s
18,23
s
20,03s
Status
Kesuburan
Tanah
Sedang
21,13
s
8,65 r
macam tanah Regosol Eutrik, sedangkan pada macam tanah Aluvial Eutrik
dan Gleisol Eutrik umumnya status kesuburan tanahnya termasuk kriteria
sedang.
yang
penting
dalam
Sedang
Sedang
Sedang
Rendah
Rendah
3.2), terlihat bahwa status kesuburan tanah lapisan atas rendah pada
mempunyai
Sedang
11,32
r
tanah
Sedang
Rendah
fsik
Rendah
12,45
r
9,12 r
Sumber: Hasil Analisis dan Perhitungan Jurusan Ilmu Tanah UNHAS, 2006
r : rendah, s : sedang
Sifat
Sedang
III-10
Rendah
berat isi, ruang porit total, pori air tersedia, pori drainase cepat dan lambat
serta permeabilitas, tetapi keadaan sifat fsik tanah tersebut di area
penelitian ditentukan oleh jenis tanah.
umumnya
berat
isi
tanah
lapisan
bawah
lebih
tinggi
dibandingkan tanah lapisan atas. Hal ini menunjukkan bahwa tanah lapisan
bawah lebih kompak (padat) dibandingkan tanah lapisan atas, disebabkan
oleh pengendapan liat pada saat proses pencucian berlangsung, seperti
yang terdapat di area penelitian.
III-11
sebagian besar mempunyai pori aerasi dan pori air tersedia yang tergolong
sedang sampai tinggi. Hal ini sangat menunjang pertumbuhan tanaman
lahan kering karena pernafasan akar dapat berlangsung dengan baik dan
kebutuhan air akan tercukupi dengan mudah, kecuali pada hari-hari tanpa
hujan yang cukup lama. Untuk meningkatkan kemampuan tanah menahan
air, penggunaan bahan organik sangat dianjurkan.
Pori air tersedia di area penelitian berkisar antara 8,1 sampai 20
persen untuk tanah lapisan atas dan antara 8,7 sampai 31,2 persen untuk
lapisan bawah. Namun sebagian besar tanah lapisan atas mempunyai pori
air tersedia tergolong sedang sampai tinggi. Curah hujan umumnya cukup
tinggi sangat menunjang kondisi tanah dan menguntungkan untuk
tanaman lahan kering (palawija). Namun pada hari-hari tanpa hujan cukup
lama tanaman palawija atan tanaman berperakaran dangkal dapat
mengalami
kekeringan,
karena
daya
sangganya
kecil.
Karena
itu
Jenis Tanah
BD g/cm3
3.3.3 Permeabilitas
III-12
lahan-lahan
permeabilitas
yang
yang
akan
lambat
di
manfaatkan
sangat
untuk
menguntungkan.
sawah
irigasi,
Makin
lambat
dapat
mengganggu
pertumbuhan
tanaman
tahunan
dan/atau
klasifkasi
secara
berkelangsungan.
III-13
Data yang diperlukan dalam proses evaluasi lahan adalah data iklim,
data tanah dan tanaman. Data iklim berupa data curah hujan, suhu,
kelembaban (rata-rata bulanan dan tahunan). Data tanah yang digunakan
dalam laporan ini berupa Peta Tanah Tinjau. Dalam peta tanah tersebut
terdiri atas macam tanah, bentuk wilayah, relief, lereng dan bahan induk.
Yang dievaluasi tingkat kesesuaian lahannya adalah sifat-sifat macam
tanah berikut fasenya serta faktor lingkungannya. Penilaian kesesuaian
lahan dilakukan untuk tanaman padi sawah, jagung, kedelai dan kacang
tanah.
III-14
tanaman. Contoh
digunakan dalam evaluasi lahan tingkat semi detail disajikan dalam Tabel
3.4 berikut ini:
Tabel 3.4 Contoh Jenis-Jenis Parameter
(Kualitas dan Karakteristik Lahan) yang dinilai
No.
Kualitas Lahan
A.
1.
2.
Karakteristik Lahan
3.
4.
Kelembaban udara
Ketersediaan air
- kelembaban nisbi
- curah hujan tahunan
- curah hujan bulanan
- bulan kering (< 60 mm)
-LGP (lamanya periode
pertumbuhan)
5.
Media perakaran
- drainase
- tekstur
- kedalaman efektif
6.
Retensi hara
7.
Ketersediaan hara
- N-total
- K2O tersedia
- P2O5 tersedia
8.
Bahaya banjir
9.
10.
Kegaraman
Toksitas
- periode
- frekuensi
- daya hantar listrik
- kejenuhan Al
- bahan sulfdik
B.
11.
Persyaratan Pengelolaan
Kemudahan pengelolaan
12.
Potensi mekanisasi
C.
13.
Persyaratan Konservasi
Bahaya erosi
III-15
BAB - IV
HASIL PENILAIAN
4.1 Hasil Penilaian
Hasil penilaian kesesuaian lahan untuk beberapa tanaman disajikan
dalam Tabel 4.1 sampai dengan Tabel 4.4. Sedangkan hasil penilaian
untuk masing-masing
tanaman
Kelompok
Sub
Macam Tanah
No.
Contoh
Tanah
yang
Kelas
dianalisis
Lahan Termasuk Kelas Cukup Sesuai (S2)
S2nf
Aluvial Eutrik
Gleisol Humik
Lahan Termasuk Kelas Sesuai Marjinal (S3)
S3rfn
Regosol Eutrik
4, 5, 6, 9, dan12
3, 7, dan 11
1, 2, 8, dan 10
IV-1
Macam Tanah
Macam Tanah
IV-2
Kelompok
Sub
Macam Tanah
Kelas
dianalisis
Lahan Termasuk Kelas Sesuai Marjinal (S3)
S3nf
Aluvial Eutrik
4, 5, 6, 9, dan 12
Lahan Termasuk Kelas Sesuai Marjinal (S3)
S3rfn
Gleisol Eutrik
3, 7, dan 11
Lahan Termasuk Kelas Tidak Sesuai Saat Ini (N1)
N1rfn
Regosol
1, 2, 8, dan 10
Eutrik
IV-3
dan
pemupukan
berimbang,
sehingga
kelas
kesesuaian
lahannya
Kelas
Menjadi Kelas
Kesesuaian Lahan Potensial Dengan Adanya Usaha
Perbaikan
Untuk Tanaman Padi Sawah
IV-4
Kelas
Kesesuaian
Lahan yang
aktual
Usaha Perbaikan
Kesesuaian
Kelas Lahan
Potensial
S1
4, 5, 6, 9, 12,
3, 7 dan
11
S2
1, 2, 8 dan 10
IV-5
Usaha Perbaikan
Kelas
Kesesuaian
Lahan
Potensial
No.Contoh
Tanah
dianalisis
S2
4, 5, 6, 9
dan 12
S2
3, 7 dan 11
S3
1, 2, 8 dan
10
Berdasarkan Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 lahan di area penelitian dapat
dikembangkan menjadi sawah beririgasi dan tanaman palawija yang lebih
produktif dengan beberapa usaha perbaikan yaitu perbaikan drainase dan
media perakaran,
pemberian
bahan
organik
dan
pemupukan
yang
berimbang.
IV-6
DAFTAR PUSTAKA
Djaenuddin, D., S. Basuni. S, S. Hardjowigeno, H. Subagyo, M. Sukardi,
Ismangun,
Marsudi, N. Suharta, L. Hakim, Widagdo, J. Dai, V. Suwandi, S.
Bachari dan
E.R. Jordens. 1993. Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Pertanian dan
Kehutanan.
Centre for Soil and Agroclimate Research.
F.A.O. 1974. Framwork for Land Evaluation. F.A.O. Soil Bull. 32. Rome.
Pusat Penelitian Tanah. 1983. Terms of Reference. Survei Kapabilitas Tanah.
Proyek
Penelitian Pertanian Menunjang Transmigrasi, Pusat Penelitian
Tanah, Badan
Litbang Pertanian
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Juurusan Ilmu-Ilmu Tanah. Fakultas
Pertanian,
Institut Pertanian Bogor.
Soil Survey Staff. 1991. Soil Taxonomy. Agr. Handbook. No. 436, USDA.
Washington.