Anda di halaman 1dari 23

Laporan Survey Topografi

Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III


Kota Depok- Jawa Barat

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pembangunan prasarana transportasi Darat dalam rangka memperlancar
arus moda transportasi barang dan orang, Pemerintah Republik Indonesia
telah mencanangkan pembangunan secara serentak beberapa Jalan TOL.
Salah satu Jalan Tol yang akan dibangun adalah jalan Tol Cinere-Jagrawi
seksi III di Kota Depok, Propinsi Jawa Barat dan konsultan PT. Perentjana
Djaja telah melakukan pekerjaan survey Topografi di lapangan, untuk
menentukan Lokasi, kontur tanah, Detail dan Vegetasi untuk keperluan
Engineering.

1.2 LOKASI DAN VOLUME PEKERJAAN


Secara administrasi lokasi survey terletak di Kota Depok meliputi wilayah
Kukusan, Tanah Baru, Krukut, dan Limo secara geografis lokasi survey
membentang diantara koordinat E= 695331 N= 9296647 sampai dengan
koordinat E= 700218 N= 9295691 pada system koordinat UTM Zone 48S.

Lokasi
Pekerjaan

PT. PERENTJANA DJAJA


1
Laporan Survey Topografi
Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III
Kota Depok- Jawa Barat

Gbr. 1.1. Peta Lokasi Survey


Volume pekerjaan sebagai berikut :
 Pemasangan Bench Mark (BM) : 12 Titik
 Pengukuran Titik Kontrol Vertikal : 6 Km
 Pengukuran Situasi : 100 Ha

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud dari pekerjaan Survey Topografi, adalah :
 Membuat Bench Mark (BM) Titik kontrol Horisontal (x,y) dan titik
kontrol vertical (z) sepanjang koridor Tol Cijago seksi III.
 Melakukan pengukuran detail di area proyek.
Tujuan dari survey ini adalah untuk mendapatkan gambaran detail dari
kondisi topografi existing di Area koridor rencana Tol Cijago seksi III.

1.4 LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan pengukuran “Survey dan Pemetaan topografi Review
Rencana Tol Cinere-Jagorawi Seksi III” adalah sebagai berikut :
 Persiapan Administrasi meliputi kegiatan perijinan melakukan survey
yang ditujukan pada instasi terkait dan aparat pemda setempat,
Personil pelaksana, Peralatan yang akan digunakan dan Rencana Kerja
 Pengumpulan Data Sekunder antara lain :
o Peta Rupabumi pulau jawa skala 1:25.000
o Citra Satelit Quick Bird

PT. PERENTJANA DJAJA


2
Laporan Survey Topografi
Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III
Kota Depok- Jawa Barat

o Titik Jaring Kontrol dari pengukuran PT. Virama Karya tahun 2007
untuk referensi.
 Survey Pendahuluan/Orientasi
 Pembuatan dan Pemasangan Bench Mark (BM) sebanyak 12 buah
 Pengukuran Kerangka Horizontal
 Pengukuran Kerangka Vertikal
 Pengukuran Situasi
 Laporan teknis

1.5 WAKTU PELAKSANAAN


Waktu pelaksanaan pekerjaan survey topografi ini pada akhir bulan
Desember 2017 sampai akhir bulan Februari 2018.

1.6 HASIL YANG DISERAHKAN

Hasil yang diserahkan dari pekerjaan survey topografi ini :


1. Pilar 12 Bench Mark (BM) terpasang di lapangan
2. Deskripsi, Foto Bench Mark (BM)
3. Daftar Koordinat geografi dan UTM serta tinggi (MSL) Bench Mark
(BM)
4. Hasil perhitungan Traverse/Poligon, Levelling dan Tachymetri
5. Gambar peta Topografi dalam bentuk file Digital

PT. PERENTJANA DJAJA


3
Laporan Survey Topografi
Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III
Kota Depok- Jawa Barat

BAB II
METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

2.1 SURVEY LAPANGAN


Survey ini bertujuan untuk memperoleh gambaran kondisi tinggi
rendahnya relief muka tanah termasuk data situasi dari semua unsur
yang ada di atasnya, seperti saluran irigasi, sungai, jembatan, tata guna
tanah (sawah, kuburan, kebun, dll), utilitas , jalan, dll yang berada di
area proyek Jalan Tol Cinere-Jagorawi seksi III di Depok, Jawa Barat.
Hasil Survey ini akan menjadi referensi dalam review Desain proyek Tol
Cijago seksi III.

2.1.1 Orientasi Lapangan


Untuk mempermudah kegiatan survey di atas harus dimulai dengan
orientasi daerah survey dengan bantuan peta kerja yang telah dibuat
pada tahap sebelumnya. Orientasi lapangan bertujuan untuk mengamati
daerah survey, sehingga dapat ditentukan titik awal survey, cara
pencapaian lokasi, antisipasi kesulitan yang mungkin timbul, penentuan
basecamp, pencarian buruh local, dan lainnya.

2.1.2 Pengukuran Pengikatan


Salah satu kegiatan survey ini adalah pengukuran pengikatan yaitu
pengukuran untuk mendapatkan titik-titik referensi posisi horisontal dan
vertikal.
Metoda Pelaksanaan
 Titik Referensi Posisi Horisontal/Koordinat (X,Y) :
Sesuai dengan rencana awal, jumlah BM yang akan dipasang sebanyak 6 pasang dengan
interval 1 km, dari hasil orientasi lapangan, terdapat 3 buah bench mark existing yang
kondisinya masih bagus dan layak digunakan sebagai titik ikat pengukuran GPS Geodetic.
Initial BM existing adalah: BM3, BM5 & CP5
 Berikut koordinat BM existing :
ID BM E N Z

PT. PERENTJANA DJAJA


4
Laporan Survey Topografi
Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III
Kota Depok- Jawa Barat

BM3 697499.570 9296522.923 70.532


BM5 699657.624 9295916.598 70.419
CP5 699587.108 9295892.313 71.440
Tabel 2.1. Daftar Koordinat referensi

2.2 PEMBUATAN DAN PEMASANGAN BM


Tugu Bench Mark merupakan penandaan di lapangan yang sifatnya
permanent, dan berguna pada tahap pekerjaan selanjutnya, seperti pada
saat staking-out dan konstruksi. Oleh karena itu dalam pembuatan dan
penanaman BM harus diperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
 BM dibuat dari bahan yang tidak mudah lapuk
 BM ditanam pada lokasi yang aman, stabil dan mudah dilihat
 BM harus saling terlihat dari BM pasangannya
 BM berukuran 30 x 30 x 100 cm

Kriteria lain yang harus dipenuhi dalam penentuan lokasi pemasangan


pilar BM adalah : Lokasi BM memungkinkan untuk melakukan
pengukuran posisi horizontal dan ketinggian BM.
Untuk memudahkan pekerjaan-pekerjaan sipil, maka jarak pemasangan
antar pilar berkisar antara 100m dan Berpasang pasangan. Pilar dibuat
dengan campuran semen, batu split, dan pasir dengan rasio 1 : 2 : 3.
Pilar tersebut dibuat dengan tulangan rangka besi 8 mm yang bagian atas
dipasang baut dan samping atasnya dipasang plug dari bahan marmer
dengan ukuran 12 X 12 cm.
Kegiatan pembuatan pilar antara lain :
 Pembuatan tulangan
 Pembuatan cetakan
 Pengecoran
 Pemolesan dan
pemasangan plug
(finising).

PT. PERENTJANA DJAJA


5
Laporan Survey Topografi
Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III
Kota Depok- Jawa Barat

Gambar 2.1 : Foto Bench Mark

2.3 PENGUKURAN KERANGKA HORISONTAL


2.3.1 Titik Referensi dan Sistem Koordinat
Referensi merupakan posisi acuan bagi pengukuran di lapangan dan
perhitungan data yang akan disajikan dalam sistem koordinat. Secara
umum titik referensi mengacu pada Titik Kontrol Nasional yang
dikeluarkan badan resmi milik pemerintah seperti BAKOSURTANAL .
Ketentuan yang harus digunakan sebagai referensi adalah:
a. Datum WGS (World geodetic Sistem) 1984
b. Ellipsoid Referensi GPS (Geodetic Referance System) 1980
c. Sistem Koodinat pada Proyeksi UTM (Universal Transfer Mercator)
d. Datum elevasi/ketinggian berdasarkan muka laut rata-rata (MSL)
atau Muka Air Terendah (LLW). Penentuan untuk datum ini diukur
dan dihitung dari titik kontrol Tinggi BAKOSURTANAL.
Berikut tabel koordinat referensi untuk Pengukuran Topografi
ID BM E N Z
BM3 697499.570 9296522.923 70.532
BM5 699657.624 9295916.598 70.419
CP5 699587.108 9295892.313 71.440

2.3.2 Metoda Traverse (Poligon)


Bila keberadaan titik referensi cukup dekat dengan titik kontrol, maka
penetuan posisi dapat dilakukan dengan metoda poligon atau traverse.

PT. PERENTJANA DJAJA


6
Laporan Survey Topografi
Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III
Kota Depok- Jawa Barat

Pengukuran titik kontrol dengan cara poligon mengikuti ketentuan


sebagai berikut :
a. Bila hanya terdapat satu titik referensi, maka bentuk jalur
pengukuran berupa loop atau kring tertutup dengan arah awal
ditentukan melalui pengamatan matahari.
b. Bila terdapat dua titik referansi, maka arah awal dapat ditentukan
dari dua koordinat yang telah diketahui nilainya dan bentuk jalur
poligon terikat sempurna.
c. Sebelum pengukuran dimulai, harus dilakukan pengecekan alat
baik kesalahan kolimasi, kesalahan indeks pada theodolite serta
konstanta aditiv pada alat EDM/Total Station.
d. Pengamatan sudut harus dilakukan sebanyak dua seri, dengan
perbedaan nilai sudut seri pertama dengan seri dua kurang dari 5
detik.
e. Jarak sisi-sisi antar poligon diukur 2 (dua) kali arah kemuka dan
arah ke belakang. Perbedaan jarak antara dua hasi pengukuran
tersebut tidak lebih dari 5 mm.
f. Akurasi bacaan alat ukur sudut yang digunakan adalah theodolite
atau Total Station kelas 1 (satu) detik.
g. Akurasi bacaan alat ukuran jarak yang digunakan adalah EDM
atau Total Station kelas 3mm + 5ppm dengan alat ukur EDM.
h. Ketelitan Salah Penutup Sudur (KPS) tidak lebih dari 10" n
(dimana n jumlah titik sudut polygon).
i. Ketelitian Linier Poligon (KLP) lebih kecil dari 1:10.000.
j. Hitungan koordinat posisi horizontal diselesaikan dengan metoda
Bowditch.

2.4 PENGUKURAN KERANGKA VERTIKAL


Seperti halnya KDH, pengukuran KDV harus juga dilakukan sebagai
dasar Pekerjaan Pemetaan. Kalau KDH merupan sistem kerangka dasar

PT. PERENTJANA DJAJA


7
Laporan Survey Topografi
Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III
Kota Depok- Jawa Barat

untuk posisi Horisontal, KDV akan berfungsi sebagai sistim titik ikat
untuk posisi Vertikal (tinggi/beda tinggi). Titik-titik di lapangan yang
dipakai sebagai titik ikat tinggi adalah juga titik/patok KDH.
Sehingga dengan demikian titik kerangka dasar pemetaan ini selain
mempunyai posisi koodinat (x, y) juga akan memiliki elevasi (z) atau
secara lengkap menjadi posisi koordinat (x,y,z). Supaya titik kerangka
vertikal berada dalam sistim nasional, maka dilakukan pengukuran
pengikatan terhadap titik referensi tinggi yang terdekat (TTG, pilar banjir,
peil bendungan/pelabuan atau titik referensi lainnya).
Kerangka dasar vertikal diperoleh dengan melakukan pengukuran sipat
datar memanjang pada titik-titik jalur sepanjang batas area rencana jalan
Tol. Jalur pengukuran dilakukan dengan alat Total Station acuracy tinggi
dari BM 1 ke BM 6.
Penentuan posisi tinggi titik-titik kerangka dasar vertikal dilakukan
dengan memakai prinsip pengukuran beda tinggi antara dua titik
terhadap bidang referensi seperti diilustrasikan pada Gambar.

Dh = BT b – BT m

BT b BT m

Gambar 2.2 : Pengukuran sipat datar.

2.5 PENGUKURAN SITUASI


2.5.1 Metoda dan Teknologi Pengukuran Detil Situasi Topografi
Pembuatan Peta Topografi skala 1:1000 secara umum harus mengacu
pada kaidah pemetaan format digital (berbasis pada teknologi komputer).
Untuk itu, alat yang digunakan dalam pengambilan data detil situasi
harus menggunakan alat Elektronik Total Station dengan sistem bacaan
dan rekaman data secara digital. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir

PT. PERENTJANA DJAJA


8
Laporan Survey Topografi
Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III
Kota Depok- Jawa Barat

terjadinya kesalahan yang bersumber dari surveyor khususnya saat


membaca dan mencatat data. Kelebihan lain adalah upaya mempercepat
proses penggambaran peta dalam format digital yang berbasis pada CAD
(Computer Aided Drawing).
Pemetaan topografif skala 1:1000 format digital yang dilakukan harus
mengikuti ketentuan sebagai berikut :

2.5.2 Pengukuran Topografi.


a. Alat yang digunakan adalah Elektronik Total Station dengan system
bacaan dan rekaman data otomatik (tidak dicatat/tidak
diperlakukan seperti alat manual).
b. Spesifikasi alat total station minimum untuk pengukuran detil
situasi adalah ketelitian bacaan sudut kurang dari 10" dan
ketelitian jarak 5 mm + 5 ppm. Rekaman data dapat dilakukan
pada Internal Memory atau External Memory seperti PCMCIS card
atau Electronic Field Book.
c. Format rekaman data adalah format data mentah (RAW File) yang
terdiri dari unsur : Stasion Alat (Station), Bidikan Belakang
(Backsite), Tinggi Alat (Height Instrument), Nomor Data (Point No),
Jarak Miring (Slope Distance) Bacaan Horizontal, Bacaan Vertikal,
Tinggi Reflektor (Reflector Height) dan Kode.
d. Informasi tambahan seperti deskrispsi Nama Surveyor, Lokasi dan
Tanggal Pengukuran tercatat sebagai mana format menu Total
Station.
e. Jalur pengukuran detil situasi harus mengikat pada titik kontrol
yang telah dipasang sebelumnya.
f. Kode data detil situasi menggunakan format CSA dimana:
- C adalah kode data yang dapat mendefinisikan simbol
titik, garis dan bidang sesuai dengan objek lapangan. C dapat
menggunakan alphanumeric.

PT. PERENTJANA DJAJA


9
Laporan Survey Topografi
Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III
Kota Depok- Jawa Barat

- S adalah string yaitu nomor yang digunakan untuk


menyatakan perbedaan Code yang sarna khususnya objek
garis dan bidang.
- A adalah kode tambahan (Adding code) yang dapat
digunakan untuk memberikan perintah tambahan tentang
kode seperti . Deskripi, kurva, penutup Garis.
g. Desain Kode Data dibuat sedemikian akan mewakili "layer" gambar
digital pada Cad yang disusun dalam Grup tertentu. Jumlah layer
minimum yang diwajibkan meliputi :
1. Layer Jalan (Jalan cor, Makadam,
Gravel,Tanah dan Setapak)
2. Layer Vegetasi ( Hutan, Belukar,
Kebun/Kandang)
3. Layer Perairan (Sungai Rawa)
4. Layer Bangunan (Rumah, Kantor, Sekolah)
5. Layer Utilitas (Listrik, Telpon, Pipa)
6. Layer Survei ( yang berkaitan dengan titik
survey)
7. Layer Admin (batas administrasi)
8. Layer Text dan Frame Peta
9. Layer Objek Dominan lainnya bila
diperlukan.
Format kode umumnya telah disediakan "default" pada program
pengolahan data Total Station dalam bentuk Feature Code atau
Library Code atau Code Table. Sebagai contoh, Table Kode berikut
dapat dibuat sebagai format acuan bagi pelaksanaan pengukuran
dengan total station:

PT. PERENTJANA DJAJA


10
Laporan Survey Topografi
Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III
Kota Depok- Jawa Barat

Pengukuran situasi dilakukan untuk mengambil data rinci gambaran


kondisi tinggi rendahnya relief muka tanah termasuk data semua unsur
yang ada di atasnya, seperti saluran irigasi, sungai, jembatan, tata guna
tanah (sawah, kuburan, kebun, dll), jalan, dll yang berada di area
rencana proyek Jalan Tol.

2.6 Metoda Pelaksanaan


Sebelum dilakukan pengukuran situasi, terlebih dahulu dilakukan
Pengukuran traverse/polygon sebagai kerangka untuk pengikatan titik-
titik detail, dan diikatkan ke kerangka GPS. Besaran yang diukur
dilapangan adalah sudut di setiap station/titik dan jarak antar
station/titik. Sudut diukur dalam satu seri, biasa (B) dan luar biasa (LB),
sedangkan jarak diukur kedepan dan kebelakang.

PT. PERENTJANA DJAJA


11
Laporan Survey Topografi
Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III
Kota Depok- Jawa Barat

CR 1

CR 2

Remark : Point A
CR = Corner Reading

Gambar 2.3 : Pengukuran sudut horisontal

Z
SD

HD

Gambar 2.4 : Pengukuran Jarak

Rumus yang digunakan untuk mendapatkan besaran sudut horizontal di


station/titik serta jarak horizontal adalah :
 = CR 2 – CR 1
HD = SD x Sin Z
dimana :
 = Besaran sudut di station/point A
CR = Bacaan Sudut
SD = Jarak Miring
Z = Sudut Vertikal
HD = Jarak Datar
Selain pengukuran
Z
sudut dan jarak, juga dilakukan pengukuran beda
tinggi atara station/titik, dengan
SD
metoda pengukuran trigonometris.
Dh Rh

Ih Point
PT. PERENTJANA DJAJA B DH
12

Point
A
Laporan Survey Topografi
Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III
Kota Depok- Jawa Barat

Gambar 2.5 : Pengukuran Beda Tinggi Trigonometris

Rumus yang digunakan untuk mendapatkan besaran beda tinggi antara


station/titik adalah :
Dh = SD x Cos z
DH = Ih + Dh – Rh
Dimana :
SD = Jarak Miring
Z = Sudut Vertikal
Dh = Beda tinggi dari alat ke target
Ih = Tinggi Alat
Rh = Tinggi Target
DH = Beda tinggi antara titik A dan titik B
Pengukuran detail dilakukan dengan metoda polar untuk posisi (x,y)
dimana yang diukur adalah azimuth dan jarak datar dari titik referensi
yang sudah mempunyai koordinat, dan metoda trigonometris untuk
penentuan tinggi detai

U
BM 2
 Ref (X,Y,Z)
Dm

P1
(X,Y)

BM 1
(X,Y,Z)

Gambar 2.6 : Pengukuran situasi metoda polar

PT. PERENTJANA DJAJA


13
Laporan Survey Topografi
Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III
Kota Depok- Jawa Barat

BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN PENGUKURAN

3.1 PELAKSANAAN PEKERJAAN

3.1.1 PERSIAPAN

Sebelum pekerjaan pengukuran berlangsung dilakukan persiapan-


persiapan termasuk orientasi/ survey lapangan.
Persiapan tersebut terdiri dari persiapan teknis dan non teknis yang
meliputi :
• Menyiapkan surat jalan/surat tugas,
• Melapor kepada pejabat setempat (Camat dan Kepala Desa).
• Mobilisasi/demobilisasi tenaga personil lapangan,
• Mempersiapkan alat-alat ukur (,GPS Geodetik, Roll meter, Total
Station, waterpas, Prisma, Statip), dll.
• Mengumpulkan data-data acuan awal pekerjaan, seperti peta rupabumi
pulau jawa skala 1:25.000, titik referensi yang akan dipakai, Citra
satelit, daftar koordinat area survey dan data pendukung lainnya.

3.1.2 TENAGA PELAKSANA PENGUKURAN

Tenaga pelaksana pengukuran yang menangani pekerjaan ini terdiri dari


1 (satu) orang Geodetic Engineer, 1 (satu) orang Chief Surveyor, 1(satu)
orang coordinator processing data, 1(satu) orang processing data, 2 (dua)
orang Surveyor, 3 (tiga) orang asisten surveyor, dan 1 (satu) orang
coordinator buruh local.

PT. PERENTJANA DJAJA


14
Laporan Survey Topografi
Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III
Kota Depok- Jawa Barat

Gambar 3.1 : Foto Tim Survey

3.1.3 PERALATAN PENGUKURAN


Peralatan yang disiapkan untuk menangani pekerjaan pengukuran terdiri
dari peralatan lapangan (alat ukur) dan peralatan kantor. Semua alat
ukur tersebut telah di kalibrasi dan di cek ketelitiannya.
Tabel 3 - 1 : Daftar peralatan lapangan dan kantor
No Jenis Alat Merk Type Jumlah
1 Total Station Sokkia Set 510 1 Unit
2 Tribrah TS Sokkia Set 510 3 Unit
3 Prisma Sokkia Set 510 3 Unit
4 Water Pass Wild NAK2 Otomatik 1 Unit
5 Rambu ukur Wild Allumunium 3 m 2 Unit
6 Tripode (statip) Timble/Leica Allumunium 7 Unit
7 Rollmeter 50m Cina Kain 1 Unit
8 Rollmeter 5 m Cina Baja 4 Unit
9 Compas Shuunto Shuunto 1 Unit
10 Kodak Digital Sony Semo 27 2 Unit
12 Radio komunikasi Berlin IC 2N 8 Unit
13 Software Land Development Autodesk Versi 2006 1 Paket
14 Laptop Centrino Core Duo Toshiba 2 Unit

GPS Type Geodetic Dual Frequency Electronic Total Station

PT. PERENTJANA DJAJA


15
Laporan Survey Topografi
Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III
Kota Depok- Jawa Barat

Trimble 5700/R7 Leica TPS 405


Automatic Level Peralatan lainnya

Radio HT Compass Suunto


TGO Ver.1.6
Software

Wild Nak 2

Land Development Digital Camera


Software Laptop
Gambar 3.2 : Peralatan yang digunakan

3.1.4 PEMASANGAN PILAR BENCH MARK (BM)


 Pilar BM dipasang masing-masing 1 pasang ( Penamaannya BM 1
dan CP 1R) setiap 1 km.
 Ukuran dan standar BM seperti telah dijelaskan pada gambar di
dalam bab sebelumnya.
 Kerangka pilar dan cetakan BM
dilakukan di Base Camp, sedang
pengecoran pilar dilakukan di
lokasi pemasangan.
 Setiap pilar BM dibuatkan
deskripsi berupa sketsa sekitar
dan sketsa detail, berikut
catatan menuju ke lokasi.
 Kemudian dilakukan
pengecatan pilar warna abu - abu,
dan dipasang marmer kemudian setiap pilar difoto (nomor
kelihatan) untuk melengkapi Deskripsi Bench Mark.
 Semua deskripsi Bench Mark dilengkapi dengan data koordinat
(X,Y,Z) yang sudah dalam sistem nasional dan.

3.1.5 PENGUKURAN POLIGON

PT. PERENTJANA DJAJA


16
Laporan Survey Topografi
Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III
Kota Depok- Jawa Barat

Pengukuran Poligon dimaksudkan sebagai pengukuran untuk


menentukan jaringan kerangka peta dan digunakan sebagai kerangka
dasar pengukuran situasi areal secara keseluruhan.
Dalam survai topografi ini, dilakukan pengukuran poligon dengan
menggunakan alat Teodolith Topcon GTS 235 N Nomer Serie : X.10546
dengan accuracy sebagai berikut :
Tabel 3.2. Tabel Hasil Pengukuran Poligon

Toleransi Toleransi
Jumlah Jumlah Sudut Kesalahan Kesalahan
Lokasi
Titik (n) Jarak (km) pen. sudut linear

BM 1R ke
38 2141.224 44.1 “ 1/11.120
BM 2R 1’1.6 ” 1:10000

BM 2R ke
BM 3R 14 908.120 15.3 “ 1:10000 1/15.861
37.4 ”
BM 3R ke
BM 4R 20 1095.754 44.7 ” 41.7 “ 1:10000 1/21.557

BM 4R ke
BM 5R 35 1603.459 59.2 ” 17.4 “ 1:10000 1/13.501

BM 5R ke
BM 6R 29 1157.210 53.9 ” 17.4’’ 1:10000 1/10.513

3.1.6 PENGUKURAN KERANGKA DASAR VERTIKAL


Pengukuran kerangka dasar vertical dilaksanakan sepanjang koridor
rencana Jalan Tol Cijago Seksi III yaitu 5,5 km, melewati setiap
pilar/patok BM. Alat ukur yang digunakan adalah Total Station Akurasi
tinggi yang sudah di kalibrasi.
Pengukuran dari BM 1R ke arah BM 6R dengan memakai titik referensi
tinggi dari nilai elevasi tiap BM hasil prngukuran sebelumnya dan dari
hasil pengamatan GPS Geodetik.

Berikut merupakan kaidah pengukuran sipat datar secata teoritis dimana


pelaksanaan pengukuran adalah sebagai berikut :

PT. PERENTJANA DJAJA


17
Laporan Survey Topografi
Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III
Kota Depok- Jawa Barat

 Sebelum melaksanakan pengukuran sipat datar dilakukan pengecekan


garis bidik pada alat waterpass dengan menggunakan 2(dua) patok uji.
 Dalam setiap seksi pembidikan jarak rambu muka diusahakan sama
dengan jarak rambu belakang untuk setiap slag, atau jumlah jarak
muka sama dengan jumlah jarak belakang untuk setiap seksi.
 Jarak bidikan dari alat waterpass ke rambu ukur maksimum 50 meter
dan jarak terdekat dari alat ke rambu minimum 5 meter.
 Untuk menghilangkan kesalahan titik nol rambu, maka waktu
perpindahan alat ukur rambu belakang menjadi rambu muka dan
rambu muka menjadi rambu belakang demikian seterusnya.
 Pengukuran sipat datar setiap slag dilakukan dengan cara double
stand dan pergi-pulang yaitu pembacaan benang diafragma lengkap
(BA, BT, BB) untuk stand I dan benang tengah saja untuk stand II.

Gambar 3.4 : Pengukuran Kerangka Vertikal

Tabel 3.3. Tabel Hasil Pengukuran Elevasi


Toleransi Kesalahan
Jumlah
Lokasi (mm) Penutup
Jarak (km)
(mm)

BM 1R ke 10√D km
BM 2R 2141.224 0.012
= 0.015

PT. PERENTJANA DJAJA


18
Laporan Survey Topografi
Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III
Kota Depok- Jawa Barat

BM 2R ke 10√D km
BM 3R 908.120 0.004
= 0.010

BM 3R ke 10√D km
BM 4R 1095.754 0.004
= 0.010

10√D km
BM 4R ke
BM 5R 1603.459 0.013 0.004

BM 5R ke 10√D k
BM 6R 1157.210 0.007
= 0.011

3.1.7 PENGUKURAN SITUASI


Pembuatan Peta Topografi skala 1:1000 secara umum harus mengacu
pada kaidah pemetaan format digital (berbasis pada teknologi komputer).
Untuk itu, alat yang digunakan dalam pengambilan data detil situasi
harus menggunakan alat Elektronik Total Station dengan sistem bacaan
dan rekaman data secara digital. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir
terjadinya kesalahan yang bersumber dari surveyor khususnya saat
membaca dan mencatat data. Kelebihan lain adalah upaya mempercepat
proses penggambaran peta dalam format digital yang berbasis pada CAD
(Computer Aided Drawing).

3.1.7.1 PENGUKURAN SITUASI DENGAN TOTAL STATION


Dalam pelaksanaan pengukuran Topografi ini terdapat beberapa
ketentuan, antara lain :
 Alat ukur yang digunakan adalah Total Station
 Metode pengukuran yang digunakan cara polar dan trigonometris.
 Detail yang diambil adalah daerah yang topografinya berupa sawah,
saluran serta utilitas.

PT. PERENTJANA DJAJA


19
Laporan Survey Topografi
Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III
Kota Depok- Jawa Barat

 Jarak datar diperoleh dari unsur pembacaan sudut miring/zenith dan


pembacaan jarak miring
 Elevasi awal dari
ketinggian patok BM yang
telah dilalui pengukuran
waterpas.

Gambar 3.5 : Pengukuran situasi menggunakan alat ETS

3.1.8 PROSES DATA LAPANGAN


Setiap alat total station dilengkapi dengan Program Pengolahan dan
Penggambaran Peta. Program ini membantu proses Transfer Data dari
dan ke Komputer (Download dan Upload), Hitungan Koordinat (Reduce
Field File), dan Pembuatan Model Lapangan Digital (Generate DTM) dan
Penggambaran peta Kontur dan Detil situasi.
Berikut ketentuan yang dapat dijadikan sebagai acuan kerja dalam proses
Pengolahan data Total Station:
a. Transfer data ukuran dari total station ke komputer sebaiknya
dilakukan setiap hari setelah pengukuan selesai dan dibuat file
"back up" sebagai cadangan untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan pada alat dan computer.
b. Mengkonversi data dari Raw. File menjadi format data yang
terstruktur menurut jenis datanya.

PT. PERENTJANA DJAJA


20
Laporan Survey Topografi
Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III
Kota Depok- Jawa Barat

c. Mereduksi data ukuran titik kontol menjadi data posisi mengacu


pada titik referensi. Simpan dan catat sebagai daftar titik kontrol.
Tahap ini harus dilakukan sebelum mereduksi data detil situasi.
d. Mereduksi data ukuran detil situasi menjadi data posisi mengacu
pada titik kontrol yg telah ada.
e. Menampilkan sebaran data ukuran pada layar monitor atau dicetak
bila perlu untuk mengevaluasi distribusi dan kerapatan data.
f. Gunakan table kode untuk membuat peta planimetris dan
menampilkan layar monitor untuk mengevaluasi kelengkapan objek
lapangan.
g. Bila proses (d), (e) dan (f) sudah sesuai ketentuan, maka dapat
dilanjutkan dengan pembuatan DDTM (Model Lapangan Digital).
h. Proses interpolasi dan representasi DTM dapat menggunakan
pendekatan model TIN (triangle irregular network) atau model
GRID.
i. Nilai factor "smoothing" dalam pembuatan peta kontur tidak lebih
dari 0.5mm sampai dengan 1 mm pada skala peta atau berkisar 0.5
sampai 1 meter pada skala 1:1000.
j. Fasilitas "breakline" dapat diterapkan bagi objek tertentu
(Bangunan, Tepi Tebing/Sungai) khususnya yang terkait dengan
pola garis kontur.
k. Simpan file hasil pengolahan seperti (1) File Hasil Reduksi dan (2)
File Drawing, Khususnya file drawing dapat disimpan dalam format
DXF (Drawing eXchange File) untuk konversi ke program Cad yang
digunakan oleh Pengguna Peta.
l. Dengan basis digital, hasil pengolahan dapat disajikan pada hari
yang sama saat pengukuran. Sebagai bentuk kemajuan pekerjaan,
maka hasil pengukuran data topografi dapat dicetak sebagai draft
peta yang kemudian untuk diserahkan kepada pihak Supervisi di
lapangan.
m. Bila hasil draft peta telah disetujui oleh pihak Supervisi, maka
dapat dilanjutkan menjadi produk final.

PT. PERENTJANA DJAJA


21
Laporan Survey Topografi
Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III
Kota Depok- Jawa Barat

3.1.9 Metoda dan Teknologi Penyajian Data dan Informasi


Penyajian data dan informasi format digital harus disajikan dalam 2 (dua)
bentuk yakni format hardcopy dan format softcopy. Format hardcopy
disajikan pada media kertas atau kalkir sesuai dengan ketentuan yang
disyaratkan, Sedangkan format softcopy dalam bentuk file yang disimpan
dalam media disket atau CD ROM. Penyajian data dan informasi
merupakan proses kelanjutan dari hasil draft
sebelumnya. Ketentuan tentang penyajian Data dan Informasi harus
dilakukan sebegai berikut:

3.1.9.1 Penyajian dalam Format Softcopy


a. Seluruh data survey dan hasil pengolahan baik data numerik &
gambar dalam format softcopy harus disimpan dalam direktori yang
terpisah dengan struktur sebagai berikut :
D:\DATA
\DATA NUMERIK
Data GPS
RAW Topografi
REDUCE Topografi
DTM
\DATA GAMBAR
Peta Topografi
Profil
b. Seluruh file softcopy diserahkan pada media CD

3.1.9.2 Penyajian dalam Format Hardcopy


Hardcopy merupakan bentuk luaran dari file softcopy. Penyajian data
dalam bentuk hardcopy meliputi :
a. Deskripsi BM, sebagai bentuk luaran hasil pengukuran titik kontrol
Horizontal Dan Vertikal

PT. PERENTJANA DJAJA


22
Laporan Survey Topografi
Review Design Tol Cinere-Jagorawi Seksi III
Kota Depok- Jawa Barat

b. Peta Topografi skala 1:1000 dengan ukuran A3 atau A1 pada media


kertas/kalkir menurut keperluan pihak pengguna peta
c. lsi peta topografi skala 1:1000 harus menampilkan infomasi yang
meliputi :
 Muka Peta dengan ketentuan :
Untuk areal yang berbukit, Interval Kontur setiap 1 meter
dan Indeks kontur setiap 5 m.
Garis Kontur Indek dibuat lebih tebal
Interval angka grid peta dibuat setiap 10 cm pada skala peta
Bila digunakan satu jenis warna, maka simbol setiap garis
harus dibedakan melalaui pemilihan jenis dan ketebalan
garis.
 Keterangan Tepi yang disajikan meliputi :
Judul Peta
Pemilik Peta
Tanggal dan Tahun Pengukuran
Keterangan Metoda Pengukuan
Legenda beserta notasi symbol
Arah Utara dan Skala Peta Numerik dan Gratis
d. Gambar penampang/Profile
Profil Melintang jalan dicetak pada skala 1:200 pada skala
Horisontal dan Vertikal
Profil Memanjang jalan dicetak pada skala 1:100 pada skala
horizontal dan 1:200 pada skala vertikal.

PT. PERENTJANA DJAJA


23

Anda mungkin juga menyukai