Anda di halaman 1dari 19

CARA KERJA DAN PERBAIKAN LIFT PADA GEDUNG BUMN

Melya D.Sebayang S.Si, MT 1); Bastanta M.Tarigan 2)


1) Dosen Teknik Mesin Universitas Kristen Indonesia; 2) Mahasiswa Mesin

ABSTRAK

Pelayanan yang baik dalam gedung dapat memberikan kualitas yang baik. Salah satu
pelayanan dalam gedung perkantoran adalah lift. Untuk pelayanan yang baik, sistem lift
harus memiliki kriteria yang sesuai dengan standar penggunaan dalam gedung
perkantoran sehingga karyawan merasa lebih nyaman menggunakan lift tanpa harus
menunggu lama ketika menunggu lift. Untuk itu sistem pemilihan lift yang sesuai
digunakan di dalam gedung perkantoran menjadi suatu yang sangat penting untuk
diperhatikan. Untuk itu metode perhitungan yang sesuai sangat diperlukan untuk
menentukan kecapatan, kapasitas, dan jumlah lift yang akan digunakan didalam gadung.
Penentuan ini sangat penting digunakan demi kenyamanan bagi pengguna lift karena
perencanaan yang baik atas sistem lift sangat berpengaruh pada operasi dan daya guna lift
sebagai alat transportasi vertical suatu gedung bertingkat. Sistem lift yang baik harus
memiliki standar pemilihan lift dalam gedung . interval dan handling capacity merupakan
kriteria yang digunakan untuk menentukan kualitas dan kuantitas yang baik dalam
pemilihan lift sehingga dapat ditentukan jumlah unit, kapasitas, dan kecepatan lift yang
sesuai dengan gedung.

Latar Belakang ke lantainya dapat dicapai dengan cepat dan


tanpa melelahkan untuk penghuni gedung.
Gedung perkantoran memiliki peranan
yang penting dalam dunia usaha. Pelayanan Untuk gedung perkantoran diharapkan
yang baik dalam gedung dapat memberikan untuk memberikan pelayanan lift yang baik
kualitas yang baik. Salah satu pelayanan sehingga dapat memberikan kenyamanan
dalam gedung perkantoran adalah lift. Lift bagi penghuni gedung untuk memanfaatkan
merupakan sarana transportasi dalam lift sebagai alat transportasi vertical dalam
gedung yang digunakan oleh penghuni gedung. Lift dalam gedung perkantoran
gedung untuk memudahkan penjangkauan memiliki peranan yang sangat penting bagi
tiap lantai, sehingga pergerak-an dari lantai karyawan kantor. Lift dapat membantu

1
karyawan sebagai alat transportasi vertical penghuni yang ada didalam gedung tersebut
dalam gedung. Untuk pelayanan yang baik, dapat menggunkan lift dengan nyaman.
sistem lift harus memiliki kriteria yang Untuk itu metode perhitungan yang sesuai
sesuai dengan standar penggunaan dalam sangat diperlukan untuk menentukan
gedung perkantoran sehingga karyawan kecapatan, kapasitas, dan jumlah lift yang
merasa lebih nyaman menggunakan lift akan digunakan didalam gadung. Penentuan
tanpa harus menunggu lama ketika ini sangat penting digunakan demi
menunggu lift. Untuk itu sistem pemilihan kenyamanan bagi pengguna lift karena
lift yang sesuai digunakan di dalam gedung perencanaan yang baik atas sistem lift sangat
perkantoran menjadi suatu yang sangat berpengaruh pada operasi dan daya guna lift
penting untuk diperhatikan. sebagai alat transportasi vertical suatu
gedung bertingkat.
Pada tahun 1920-an, untuk
menentukan kinerja suatu sistem lift dalam Pemilihan sistem lift yang sesuai
melayani penghuni dari populasi suatu dengan gedung bertingkat diharapkan dapat
gedung menggunakan metode yang sangat memberikan kenyaman bagi penghuni
sederhana yang didasarkan pada suatu gedung. Sistem lift yang baik harus
perkiraan. Dengan kebutuhan lift yang memiliki standar pemilihan lift dalam
semakin meningkat mulai digunakan metode gedung . interval dan handling capacity
kalkulasi, yang dikembangkan untuk lalu merupakan kriteria yang digunakan untuk
lintas perjalanan lift pada beban puncak menentukan kualitas dan kuantitas yang baik
(peak traffic). Parameter yang diambil dalam dalam pemilihan lift sehingga dapat
metode kakulasi adalah jumlah lantai, rata- ditentukan jumlah unit, kapasitas, dan
rata jumlah pemberhentian lift, dan rata-rata kecepatan lift yang sesuai dngan gedung.
jumlah penumpang yang menggunakan lift.
Perumusan masalah
Gedung perkantoran yang
Penelitian ini dirumuskan masalah yaitu :
menggunakan lift sebagai sistem transportasi
vertikal diperlukan suatu metode tertentu 1. Pemilihan lift dalam proyek X Office-
untuk menentukan suatu jenis lift yang Tower diharapkan dapat memberikan
digunakan dalam gedung dan memenuhi kenyamanan bagi penghuni gedung.
kriteria pelayanan gedung sehingga
2
2. Pemilihan lift dalam proyek X Office sistem dengan gerakan vertical naik dan
Tower untuk menentukan jumlah unit, turun. Peralatan lift direncanakan sesuai
kapasitas, dan kecepatan lift yang sesuai dengan peraturan international maupun
digunakan dalam gedung. nasional, dengan memperhitungkan
keamanan penumpang dalam keadaan
Untuk lebih mengkonsentrasikan materi dan
darurat, misalnya pada saat terjadi
pembahasan yang akan dilakukan, maka
kebakaran dan pada saat listrik padam.
batasan masalah dalam penulisan ini adalah
Selain itu harus memenuhi Standar ASME
sebagai berikut :
(American Society of Mechanical Engineers)
1. Pemilihan lift hanya membahas gedung A.17.1-1996 tentang Safety Code For
perkantoran dalam proyek gedung Elevator and Escalator.
Pertanian

2. Kriteria pemilihan lift ditentukan oleh


interval dan handling capacity yang
sesuai dengan standar pemilihan lift.

Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan pemilihan lift pada


X-Office Tower adalah untuk mempermu-
dah pejangkauan tiap lantai sehingga dapat
Gambar.1. Lift
dicapai dengan cepat dan tanpa melelahkan
untuk penghuni gedung. Ada 2 jenis lift bila ditinjau dari prinsip
kerjanya yaitu :
Teori penelitian
1. Transmisi tarikan langsung (motor traksi)
Sejarah Dan Pengertian Lift
Lift jenis ini menggunakan penggerak
Lift adalah pesawat pengangkut atau motor traksi yaitu suatu mesin penggerak
pengangkat manusia atau barang yang yang terdiri dari AC maupun motor DC
digerakan dengan tenaga penarikan lift yang didukung dengan Gear box (spec
melalui transmisi tarikan langsung (tanpa reducer) dilengkapi dengan rem, pulley
atau dengan roda gigi) maupun transmisi (main sheave) serta membentuk suatu
3
bagian yang kompak. Transmisi motor pintu-pintu, tombol permintaan, serta
traksi memiliki 2 tipe sistem penggerak, perlengkapan lift hidrolik lainnya.
yaitu :
Perbedaan antara hidrolik dengan lift
1.1.Geared
motor traksi adalah hidrolik sesuai
Putaran motor (kecepatan) berkurang
definisi adalah lift yang digerakan
1/10 kali menggunakan peralatan
melalui transmisi tenaga hidrolik tanpa
speed reduser dengan berbentuk ulir
dilengkapi dengan counterweight (bobot
atau helical gear, dan ditransmisikan
imbang) sementara pada lift bermotor
ke sheave traksi dari mesin traksi.
traksi dan biasanya dilengkapi dengan
1.2.Gearless
counterweight. Keuntungan mengguna-
Shaeve traksi dihubungkan secara
kan lift hidrolik, antara lain:
langsung ke shaft dari motor traksi,
dan putaran motor (kecepatan) di 1. Kamar mesin lift tidak ditempatkan
transmisikan secara langsung ke dilantai atas (tidak diatas hoisway
sheave traksi tanpa gear penghubung. lift) dan dapat ditempatkan sesuain
dengan keinginan asal jaraknya tidak
boleh melebihi dari piston lift.
2. Tidak memerlukan overhead yang
tinggi sehingga cocok untuk
bangunan yang dekat dengan airport,
bangunan dengan atap genteng tanpa
tonjolan keatas serta lift-lift

Gambar 2. Mesin Traksi (traction machine) bertonase besar (lebih dari 5000kg).
3. Tidak diperlukan tumpuan yang

2. Transmisi Sistem Hydraulis (natural cukup kuat diatas hoistway lift.

hydraulis)

Lift hidrolik (hydraulic elevator) adalah Konstruksi Peralatan dan Komponen Lift

lift yang bergerak melalui transmisi


Tiap-tiap bagian suatu pesawat lift
motor pompa (power pack), tangki oil, mempunyai fungsi tersendiri baik yang
piston (plunger), controller, kereta, bergerak maupun yang diam. Selain itu, ada
4
bagian-bagian yang sifatnya sebagai berkecepatan maksimal 90 m/menit dan oil
pelengkap saja sehingga tidak ada pengaruh (hydraulic) buffer untuk lift kecepatan 90
terhadap kerja pesawat, tetapi tidak boleh m/menit keatas.
diabaikan. Bahan dan bentuk rekayasa Peredam pegas bersifat
komponen mempunyai maksud-maksud mengumpulkan energi kinetik saat
tertentu dalam mendukung tugasnya, kereta/bobot imbang membentur. Sedangkan
diantaranya : oil buffer bersifat menyerap energi kinetik
sehingga aman apabila direncanakan jarak
1. Komponen Diam (Stand Still Componen)
langkah torak dengan betul. Jika peredam
1.1.Rel pemandu
dipasang pada bagian dari pemberat maka
Rel pemandu memiliki empat fungsi pada dasar pit harus dipasang penyangga
yaitu : dari kayu sebagai penahan benturan. Juga
1. Sebagai pemandu jalannya kereta dan harus diperhitungkan tinggi overhead agar
bobot. bagian atasnya tidak membetur lantai ruang
2. Sebagai penahan gaya-gaya reaksi saat mesin.
bongkar muat. Peredam (buffer) merupakan suatu
3. Sebagai penahan gaya reaksi saat keharusan dalam instalasi lift sebagai
pesawat pengaman bekerja. pengaman keadaan darurat walaupun alat ini
4. Sebagai tempat memasang saklar dan lebih banyak diam bahkan tidak pernah
tuas. bekerja. Rekayasa peredam hidrolis harus
mempunyai lisensi setelah mengalami uji
1.2. Perendam (Buffer)
coba dipabrik. Ditempat kerja peredam
Peredam (buffer) adalah alat penahan tersebut tidak perlu lagi mengalami uji coba.
kemerosotan kereta atau bobot imbang yang
1.3.Mesin traksi
masuk kedalam pit melewati batas
Mesin traksi merupakan kesatuan
seharusnya. Penyangga (bumper) berupa
penggerak jalannya kereta yang duduk mati
bahan pasif kenyal (polyeruthane) untuk lift
diruang mesin, diatas ruang luncur atau
berkecepatan maksimal 45 m/menit dan
lantai dasar. Kesatuan komponen ini terdiri
jarak tekan maksimal 10 cm terhadap bahan
dari:
tersebut. Ada dua macam peredam (buffer)
· Motor listrik penggerak polos berputar.
yaitu pegas (spring buffer) untuk lift
5
· Mesin berupa roda gigi reduksi lebih besar dari berat car, biasanya berat
· Rem mesin. counterweight sama dengan berat car
2. Komponen Bergerak ditambah 0.45 sampai 0.5 berat kapasitas.
2.1. Kereta (car), termasuk pintu kereta 2.3. Tali Baja (wire rope)
Banyak yang menyebut sangkar (cage) Tali baja merupakan tali yang berfungsi
dari pada kereta, walaupun jelas-jelas sebagai penghubung antara bobot imbang
yang menggunakan lift manusia, bukan sehingga bisa naik turun dengan penggerak
binatang.Berdasarkan penggunanya motor traksi yang berada diruang mesin.
kereta dibagi menjadi tiga jenis yaitu
kereta penumpang, kereta barang dan 2.4. Pintu-pintu Lantai
kereta lift pelayan (dumbwaiter). Kereta Pintu lantai ialah pintu yang dipasang pada
penumpang (passenger, cab) banyak ruang luncur (hoistway door atau landing
variasi ukuran yang dianjurkan seperti door).
tersebut dalam pelajaran tata letak Pintu lantai pasif, hanya mau membuka jika
sedangkan bentuk kereta lift kaca dibuka atau ditutup oleh pintu kereta dengan
tergantung arsitek, tetapi semua harus batang tuas, sedangkan pintu kereta
memenuhi syarat luas 0.16 m2/orang digerakan oleh motor listrik yang dipasang
(kecuali lift-lift kecil untuk perumahan diatap kereta (biasanya disebut door
mencapai 0.2 m2/orang). Semua kereta operator).
harus dilengkapi dengan pintu, kecuali Semua pintu lantai harus dilengkapi dengan
lift pelayan (dumbwaiter),walaupun kunci kait (interlock) dan kontak listrik, baik
pintu tidak harus otomatis (untuk lift yang otomatis maupun pintu yang manual.
barang atau lift perumahan dipakai Bentuk dan jenis yang paling popular untuk
pintu-pintu manual). Tinggi kereta lift modern ialah sorong horizontal belah
minimal 2,0 m tetapi tinggi yang normal tengah (center operating slidding door).
dapat diterima ialah 2,2 samapai langit- Pintu lift service (serbaguna) harus lebih
langit 2,4 sampai ke atap. besar, maka digunakan jenis two speed door
2.2. Bobot Imbang (counterweight) atau pintu teleskopik. Tinggi pintu maksimal
Bobot imbang berfungsi sebagai beban 2.0 m, tetapi yang normal yang dapat
penyeimbang, berat counterweight selalu diterima di masyarakat ialah 2.1 m. Tinggi
kereta dan tinggi lift menyesuaikan
6
kebutuhan atau jenis barang yang diangkut. dibandingkan dengan lift konvensional yang
Jenis pintu ialah vertical bi-parting dengan memiliki ruang mesin.
lebar sama dengan kereta. Biasanya tidak Keuntungan pemakaian lift tanpa
otomatis tetapi dapat dilengkapi dengan ruang mesin ini tentunya dapat menghemat
motor penggerak pada masing-masing pintu ruang. Lokasi ruang mesin dapat dipakai
dengan cara menekan tombol-tombol, pintu untuk kebutuhan lainnya. Ciri-ciri umum
dapat dibuka dan ditutup. dari machine roomless biasanya bobot
imbang (counterweight) selalu harus
2.4. Roomless Machine
berbeda disamping, tidak dapat ditempatkan
Roomless machine merupakan sistem lift di belakang apabila menggunakan roping
yang tidak menggunakan Ruang Mesin. system 1:2 sehingga shaft atau ruang luncur
Mesin ini disimpan di bagian atas dalam lift tanpa ruang mesin harus mengambil
ruang luncur, sedangkan panel kontrol jarak kesamping. Roping system 1:2
(kendali) disimpan dilantai teratas sebelah diterapkan dalam rangka penggunaan motor
pintu lift atau samping ruang luncurnya. Ada gearless yang dimensinya lebih kecil
juga yang disimpan dalam kereta lift. Dari dibandingkan dengan llift ruang mesin
lokasi mesin dan kontrol panel, dapat segera konvesional. Jika counterweight ingin
diketahui apabila ada orang yang terjebak ditempatkan dibelakang, maka roping
dalam lift, tetapi suliat untuk langsung system harus 1:1. Dalam hal ini, rope harus
mencapai mesinnya. Walaupun demikian, lebih besar agar diameter main sheave
dalam kontrol panel, lift tetap dilengkapi menjadi lebih besar sehingga putaran main
dengan tuas untuk mekanisme pembukaan sheave menjadi lebih lambat, akhirnya
rem secara manual yang dapat berguna diperlukan gearbox dan mesin menjadi
untuk menggerakan lift ke lantai terdekat. bertambah besar sehingga dibutuhkan ruang
Jika ada kerusakan, waktu tes perbaikan yang lebih besar. Untuk itu, diperlukan
tidak mudah untuk melihat lift jalan atau ruang mesin lift konvensional. Keterbatasan
berhenti secara nyata dari panel kontrol. Jika pada system machine roomless
ada orang terperangkap karena lift rusak, menyebabkan adanya keterbatasan
pekerjaan penyelamatan penumpang kecepatan.
(rescue) akan memakan waktu lebih lama

7
Sistem Lift Pada Motor Traksi yaitu suatu sistem kontrol dengan
mengubah-ubah voltage pada controller.
Pada sistem nomer traksi tersebut dapat
dibagi menjadi beberapa bagian golongan
1.3. AC Variable Voltage Variable
sesuai kebutuhannya, antara lain:
Frekuensi (AC VVVF)
1.Ditinjau dari Sistem Control Jenis kontrol ini merupakan jenis kontrol
1.1. AC Single Speed yang paling mutakhir dimana penggerakan
Motor penggerak jenis ini cukup kereta lift dapat dikontrol sedemikian rupa
menggunakan satu gulungan motor yang dengan cara merubah voltage dan
akan menghasilkan satu kecepatan dan pada frekuensinya sehingga tidah dapat
kontrolnya tidak dilengkapi inverter untuk menghasilkan percepatan maupun
mengatur kecepatan pada saat percepatan perlambatan lift dengan pemberitahuan yang
maupun perlambatan. Sistem kontrol akurat.
semacam ini biasanya digunakan untuk lift 1.4. DC Motor
barang yang berkecepatan rendah. Jenis kontrol ini sudah jarang dijumpai pada
1.2. AC Two Speed lft-lift baru walupun akan menghasilkan
Motor penggerak jenis ini menggunakan 2 percepatan dan perlambatan yang cukup
gulungan motor yaitu gulungan motor baik, akan tetapi harganya cukup mahal. Hal
kecepatan rendah dan komponen kecepatan ini disebabkan pada DC motor diperlukan 2
sedang. Tipe kontrol lift ini mengatur motor yang lain:
kecepatan lift pada saat percepatan maupun 1.4.1. MG set sebagai motor untuk
perlambatan dengan merubah kecepatan lift merubah arus bolak balik menjadi
dari kecepatan sedang ke kecepatan rendah arus searah
atau sebaliknya. Jenis lift semacam ini sudah 1.4.2. Motor penggerak DC.
jarang di jumpai pada lift-lift baru kecuali
2. Ditinjau dari Operational Control
untuk lift barang atau lift service.
1.3. AC Variable Voltage (AC VV) 2.1. Sent and Call Control
Agar dapat menghasilkan percepatan dan Suatu kontrol lift yang hanya dioperasikan
perlambatan yang cukup halus dapat diluar kereta lift karena tombol-tombol
digunakan kontrol AC Variabel voltage permintaan (pemanggilan maupun
pengiriman) hanya terletak disetiap lantai
8
diluar kereta lift dan didalam lift tidak kontrol lift seperti ini untuk lift yang bekerja
dilengkapi dengan tombol permintaan. sendiri (hanya satu lift) dan umumnya
Kontrol lift seperti ini biassanya terdapat terdapat pada perkantoran, rumah sakit, dll.
pada dumbwriter (lift khusus barang dimana
orang dilarang masuk). Setiap tombol 2.5. Dulfex Full Collective
permintaan lanatai dilengkapi tombol Sistem kontrol lift yang sama pada Simplex
panggil dan tombol kirim. full collective, akan tetapi berjumlah 2 lift
berdekatan dan keduan lift tersebut bekerja
2.2. Single Automatic Push Button bersama-sama saling melengkapi. Apabila
Sistem kontrol lift hanya akan melayani salah satu lift sedang bertugas bekerja keatas
orang yang paling dahulu menekan tombol melayani penumpang maka lift satunya akan
dan akan mengabaikan setiap tombol berjaga-jaga untuk melayani permintaan dari
permintaan setelah tombol pertama. Lift pengguna lainnya. Sistem kerja sama kedua
akan dapat melayani pengguna lift lain lift tersebut bekerja secara efisien dan
setelah pengguna lift pertama terlayani. Lift ekonomis.
semacam ini biasanya khusus untuk lift
barang dengan membawa barang-barang 2.6. Triplex Full Collective
yang khusus sehingga tidak mungkin Sistem kontrol lift yang sama pada Simplex
diganggu oleh pengguna lift lainnya. full collective, akan tetapi berjumlah tiga
unit lift berdekatan dan ketiga lift tersebut
2.3. Simplex Down Collective brsama-sama sehingga mendapatkan hasil
Sistem kontrol lift dimana lift hanya akan kerja yang efektif dan efisien.
melayani permintaan dalam perjalanan
kereta lift pada saat turun saja, sedangkan 2.7. VIP Group Control
dalam keadaan kereta lift naik semua Sistem control lift yang sama pada Simplex
permintaan yang ada dilantai atas diabaikan. full collective, akan tetapi berjumlah lebih
Sistem kontrol semacam ini biasanya dari tiga unit lift berkedudukan dan ketiga
terdapat pada lift yang berada di apartemen. lift tersebut bersama-sama sehingga
2.4. Simplex Full Collective mendapatkan hasil kerja yang efektif dan
Sistem kontrol lift dimana lift akan bekerja efisien. Sistem kerja semacam ini dikontrol
secara kolektif pada saat naik maupun turun. sebuah komputer yang sulit serta kompak.
9
3. Ditinjau dari Sistem Pengamanan perawatan dilakukan dan akan
3.1. Safety Over Speed dinyalakan kembali apabila tugas
yaitu alat pengaman yang diletakan selesai dikerjakan.
pada apright mengarah pada main rail 3.6. FS (Final Switch).
dengan safety over speed akan menjepit Di hoistway bagian atas dan bagian
rail apabila kereta meluncur pada bawah dipasang FS yang fungsinya
kecepatan tinggi. untuk mematikan lift apabila over shoot
3.2. OS (Over Speed Switch). (jeblos) keatas maupun kebawah sekitar
Pengaman OS ini dipasang pada 10 cm dari level lantai. Bila lift telah
governor yang berfungsi sebagai kembali pada keadaan semula, switch
pengaman kecepatan apabila berjalan ini akan hidup kembali secara otomatis.
dengan kecepatan tinggi (Trip), dengan 3.7. ES (Ermegency Stop Switch ).
cara meriset secara manual. Pada car operating panel didalam kereta
3.3. SOS(Safety Operate Switch). dipasang switch ES yang dapat
SOS ini dipasang pada Top chanel dan dimatikan dan dihidupkan dengan
dihubungkan dengan tangkai-tangkai mudah. Switch ini dimatikan apabila lift
safety brake trip maka akan menyentuh mengalami gangguan atau kerusakan
SOS dan mengakibatkan switch ini sehingga tidak dapat beroperasi.
mati. Cara menghidupkan kembali 3.9. TCS (Top Car Emergency Switch).
adalah dengan cara mereset kembali Untuk keperluan pemeriksaan diatas
secara manual. kereta lift, maka tombol ini dimatikan
3.4. EEC (Emergency Exit Contact). untuk menjaga keamanan petugas.
Switch EEC ini dipergunakan untuk Switch ini disambungkan secara seri
mematikan aliran listrik ke controller dengan ES dan switch pengaman
apabila pintu keluar terbuka dan akan lainnya.
menyala kembali apabila pintu keluar 3.10. TH (Thermis switch).
tertutup dan safety shoe telah bebas. Thermis switch ini dipasang pada
3.5. PES (Pit Ermegency Stop Switch). kumparan lift untuk mendeteksi suhu
Di dalam pit dipasang PES yang motor sehingga tidak melebihi suhu
digunakan untuk perawatan pit. Switch 100 C. apabila melebihi suhu ini maka
ini akan dimatikan apabila pekerjaan switch akan mati dan akan menyala
10
secara otomatis apabila suhu motor 3.14. GS (Gate Switch).
turun. Pada pintu kereta dipasang switch
Untuk melindungi arus yang melalui yang berfungsi untuk memastikan
kumparan motor dapat juga dipasang bahwa pintu kereta tertutup rapat pada
thermis yang seri dengan pengaman lift berjalan. Switch ini disambung
yang lain. Apabila arus yang mengalir secara seri dengan switch yang
ke kumparan motor terlalu tinggi maka terdapat pada pintu tiap lantai melalui
switch ini akan mati. traveling switch. GS tidak terhubung
3.11. BTS (Broken Tape switch). apabila lift macet.
Yaitu switch yang dipasang pada
Cara Kerja Sistem Instalasi Lift Waktu
pengikat pita baja (selector tape) yang
Terjadi Kebakaran
terdapat diatas kereta. Apabila pita
baja putus, maka switch ini akan trip Fireman’s lift merupakan lift yang
dan lift macet. Untuk menjalankannya digunakan oleh Dinas Pemadam Kebakaran.
kembali, harus diseret secara manual. Untuk gedung bertingkat, umumnya
3.12. SSS (Safety Shoe Switch). memiliki lift khusus yang mampu
Pada pintu kereta dipasang pintu SSS menanggulangi terjadinya kebakaran adalah
yang berfungsi untuk membuka pintu fireman’s lift yang berfungsi pada saat
kereta apabila safety shoe tersentuh terjadinya kebakaran. Proses kerja lift
dan akan menutup apabila safety shoe kebakaran sebagai berikut :
telah bebas.
1. Jika skalar (toggle switch) yang terdapat
3.13. DS (Door Switch).
pada kotak kaca telah diaktifkan,maka
Switch ini dipasang pada setiap pintu
sinyal Fireman Service akan menyala
lantai yang letaknya pada kunci pintu
memberitahukan penumpang bahwa lift
(door lock) dan dihubungkan secara
akan turun ke lobby untuk dipakai oleh
seri dengan semua pintu lantai.
regu kebakaran.
Apabila pintu lantai tidak tertutup
2. Jika pada saat itu lift yang sedang
dengan rapat, maka DS akan mati
bergerak ke atas akan berhenti pada lantai
sehingga aliran listrik ke controller
terdekat berikutnya, tanpa membuka
juga putus dan mengakibatkan lift
pintu dan langsung bertolak turun non
macet.
11
stop ke lantai lobby atau suatu lantai yang sistem lift yang sesuai dengan kriteria
telah direncanakan. Untuk lift yang sehingga penentuan jumlah kereta lift,
bergerak turun, maka lift tersebut kapasitas lift, dan kecepatan lift yang akan
meneruskan perjalan langsung ke lobby. digunakan dapat sesuai dengan kebutuhan
Lift yang sedang parkir di suatu lantai gedung. Penentuan ini saat penting
maka segera menutup pintu dan digunakan demi kenyamanan bagi
berangkat ke lobby, pintu yang menutup pengguna lift karena perencanaan yang baik
tersebut diatur tidak akan membuka atas sistem lift sangat berpengaruh pada
kembali, meskipun safety shoe (edge) operasi dan daya guna lift sebagai alat
oleh seseorang ataupun tombol DC transportasi vertical suatu gedung
dotekan, semua operasi tersebut diatas bertingkat. Sebaliknya jika salah memilih
tanpa mengindahkan panggilan tombol sistem lift akibatnya akan terasa sepanjang
PK dan PL. masa dan merugikan pemilik gedung.
3. Jika semua lift telah sampai lobby maka Aspek yang harus ditinjau dalam
pintu-pintu membuka, salah satu lift siap perencanaan adalah fungsi dan lokasi
dipakai oleh petugas regu pemadam bangunan, konfigurasi susunan dan tata letak
dengan menggunakan kunci kontak. Lift (layout). Setelah itu memilih kapasitas dan
tidak dianggap sebagai bagian dari tata kecepatan lift, serta menentukan jumlah unit
cara penyelamatan dari bahaya lift agar memenuhi kriteria. Tiap-tiap
kebakaran, akan tetapi masih boleh gedung mempunyai karakteristik arus
digunakan sebagai jalan pelarian saat sirkulasi manusia yang harus
awal sirine berbunyi untuk mengatasinya dipertimbangkandan kemudian ditetapkan
apabila terjadi kebakaran, kabel listrik sebagai data masukan untuk pemilihan lift.
untuk lift menggunakan kabel dengan Demikian juga tiap jenis gedung mempunyai
spesifikasi tahan api (fire resistant). kriteria yang mungkin berbeda-beda.
Dasar Perencanaan Sistem Lift Disamping perencanaan tersebut, sistem
Pemilihan sistem lift dalam sebuah pelayanan lift dapat dipilih dari berbagai
gedung bertingkat sangat penting terutama alternative, yaitu : multi rise dan sky lobby
dalam hal pelayanan di dalam gedung. (transit floor dengan shuttle elevator).
Untuk menentukan sebuah sistem lift yang
baik diperlukan suatu metode pemilihan
12
Beberapa faktor yang mempengaruhi Penentuan jumlah penghuni dalam
pemilihan sistem lift adalah: gedung perlu untuk diketahui dengan
1. Fungsi gedung melihat pontensial traffic. Pontensial
2. Lokasi bangunan traffic merupakan jumlah orang yang
3. Jumlah penghuni dalam gedung menempati ruang lantai bersih (net area)
4. Jumlah lantai untuk melakukan kegiatan.
5. Jarak lantai 1. Probable stop
6. Penggunaan khusus lift dalam gedung Jumlah berapa kali kemungkinan lift akan
7. Lantai-lantai khusus berhenti sepanjang lintasan oleh sebab
jumlah penumpang yang diangkut, bukan
Analisis Pergerakan karena ada panggilan lantai. Untuk
menentukan kemungkinan dalam perjalanan
Analisis Pergerakan (Traffic analysis) lift untuk stop pada setiap lantai harus
marupakan suatu metode atau cara untuk diketahui beberapa kemungkinan,
menganalisa jumlah penumpang per satuan permasalahannya adalah jumlah orang
waktu yang bergerak dengan tujuan atau dalam car atau kereta lift dan jumlah lantai
arah tertentu. Sebelum memulai dengan dalam gedung yang melayani. Hal ini yang
perhitungan atas jumlah lift, kapasitas dan menjadi dasar untuk memperkirakan
kecepatan kita harus mempunyai patokan Probable stop jika diasumsikan bahwa
(guide lines) untuk menentukan batas- kepadatan pada setiap lantai sama dan orang
batasan besaran kapasitas dan kecepatan masuk gedung dalam fase yang tidak
agar hasil perhitungan tidak terlalu tertentu. Perhitungan secara statistik dari
menyimpang dari ketentuan kriteria : kemungkinan jumlah penumpang yang
1. Penentuan jumlah penghuni gedung meninggalkan lift pada lantai mempunyai
2. Tuntutan arus siskulasi ( Peak Traffic waktu yang sama.
Demand ) 2. Transfer Time
3. Waktu tunggu rata-rata yang diharapkan Transfer time merupakan waktu yang
di lobby sebagai kriteria diperlukan oleh penumpang lift untuk keluar
4. Perkiraan kecepatan lift atas dasar tinggi masuk dari kereta lift, saat kereta lift
gedung. berhenti dilantai. Biasanya ada perbaikan
13
waktu pada lobi pintu lift untuk dibuka, time ini dihitung ketika lift bergerak mulai
sering dihubungkan sebagai waktu saat pintu menutup rapat sampai berhenti
pengiriman. Dalam beberapa sistem operasi dengan lantai.
waktu ini di tentukan setelah car call tiba Waktu yang diukur ketika lift akan
dab pintunya dibuka. Waktu ini mulai bergerak dari suatu lantai sampai saat
menggambarkan secara nominal dan akan lift berhenti pada lantai selanjutnya, waktu
digunakan dalam perhitungan. Pada lantai ini sudah termasuk percepatan dan
teratas jika lift berhenti hanya untuk car call perlambatan. Running pada percepatan
kemungkinan ditentukan sebelumnya dwell maksimun bisa dicapai pada jarak tertentu
time untuk menentukan antara saat pintu dan perlambatan yang diijinkan dapat
terbuka dan ketika pintu mulai tertutup. menunjukkan suatu perjalanan lift.
Waktu ini bisa diperpanjang atau
diperpendek dengan melihat tanda sinar 4. Round Trip Time
lampu ketika penumpang masuk atau Tempo yang dijalani oleh satu lift
meninggalkan car atau ketika pintu dibuka melakukan pelayanan berangkat dari lobi ke
kembali dengan operasi dari tepi door lantai-lantai, kemudian kembali turun ke
safety. Car dwell time biasanya dua detik lobi. Jadi, Round trip time merupakan waktu
dan biasanya bisa diatur jadi lebih lama lift bergerak dari lift bergerak mulai dari
sedangkan untuk button call dwell time lantai dasar menuju lantai teratas dan
biasanya empat detik dan seharusnya diatur kembali lagi ke lantai dasar.
untuk menggambarkan waktu seseorang
akan menghendaki jalan dari posisi dekat Parameter Pemilihan Lift
tempat tunggu lift ke individual lift. Untuk Untuk menentukan pemilihan lift
perhitungan ini kita mengasumsikan diperlukan kriteria pemilihan lift yang
minimal dua detik untuk car call dan empat sesuai. Parameter yang dipakai ada dua segi
detik untuk landing call. yang sekaligus harus dipenuhi untuk
3. Running Time memperoleh sistem pelayanan lift yang baik,
Running time merupakan suatu tipe yaitu :
perjalanan waktu dari lantai ke lantai untuk 1. Interval
variasi kecepatan lift dengan percepatan Selang waktu rata-rata satu lift berangkat
rata-rata 3,5 fps (feet per second).Running sampai lift berikutnya tiba dilantai dasar,
14
harus lebih rendah dari kriteria waktu (five-menite peak) yang dikehendaki di
tunggu rata-rata yang ditetapkan khusus dalam gedung perkantoran, biasanya
untuk jenis gedung tertentu. terjadi pada pagi hari ketika orang
2. Daya Angkut Gabungan (Group mencoba untuk menuju tempat kerja
Handling capacity) dengan kemungkinan permulaan waktu.
Kemampuan seluruh lift mengangkut Banyak karyawan yang tiba ke kantor
sejumlah lift penumpang dalam jangka sedikitnya 5 menit dari deadline.
waktu 5 menit, dibanding dengan jumlah Handling capacity untuk gedung
penghuni yang diperkirakan akan komersil yang menjadi dasar kriteria
memakai lift, harus lebih besar dari pemilihan lift. Tidak ada kebutuhan
tuntutan arus sirkulasi (Peak Traffic untuk semua dapartemen memulai kerja
Demand). pada waktu yang sama dan mempunyai
Interval cenderung menyatakan kualitas jadwal kerja yang sama. Hal ini sudah
pelayanan, sedangkan data angkut menjadi sebuah tanda perubahan dalam
(handling capacity) menyatakan kuantitas lift pada puncak traffik yang dapat
pekayanan sistem lift. Kedua segi ini dipertimbangkan. Tidak semua up traffic
berbeda pada jenis gedung yang semuanya up traffic tetapi dari up traffic
digunakan, tergantung arus sirkulasi dan dengan perkiraan 10% dari total up traffic
lokasi. Muatan interval dari 30-35 detik berjalan menjadi down traffic atau up
dipertimbangkan baik dimana beberapa traffic dengan 10% down traffic.
tingkat dari down traffic.Loading interval Biasanya up traffic dengan 10% down
lebih dari 35 detik kemungkinan traffic yang sering digunakan dalam
penumpang mudah untuk mengeluh perhitungan traffic analisis.
(complain) dalam gedung perkantoran
dan seharusnya dihindarkan. 3. Dasar Pemilihan Sistem Lift
Handling capacity merupakan jumlah Interval dan handling capacity
orang yang dilayani dengan pemberian merupakan dua parameter yang harus
waku yang dihitung dari round trip time dipenuhi sekaligus untuk menghasilkan
lift. Dasar periode waktu secara umum kriteria pemilihan lift yang sesuai. Untuk
didirikan dengan mengikuti hasil beban memperoleh kriteria yang sesuai maka
puncak 5 menit. Beban puncak 5 menit perhitungan untuk pemilihan lift
15
menggunakan asumsi kapasitas dan traffic atau hanya down traffic. Sistem lift
kecepatan dengan cara mencoba dan mempertimbangkan waktu dan gerak yang
ulang (trial dan error). Mula-mula pilih diambil selama melayani penumpang.
kombinasi kapasitas dan kecepatan sesuai Waktu harus dihubungkan terhadap waktu
dengan rule ot thumb. keseluruhan yang menghendaki pelayanan
1. Jika hasil perhitungan ternyata interval berdasarkan permintaan yang nyata.
tidak memenuhi syarat, maka perhitungan Effisiensi yang baik dalam pemilihan lift
diulang dengan mencoba lift kecepatan harus memperkecil waktu yang digunakan
lebih tinggi, dan kapasitas diturunkan untuk memperoleh pelayanan penumpang
setingkat lebih rendah. Jumlah yang maksimal.
penumpang akan mempengaruhi waktu
perjalanan oleh sebab transfer time dan
jumlah perhentian berkurang. 4. Pelayanan Lift Yang Baik
2. Jika ternyata group handling capacity
tidak memenuhi syarat, maka naikan Ketidaksabaran pengguna lift ketika
kapasitas, tetapi jangan dulu turunkan menunggu selama perjalanan lift harus
kecepatan. diperhatikan dengan baik karena ini sangat
3. Hasil perhitungan beberapa pemilihan menentukan kriteria yang baik dalam
asumsi kombinasi kapasitas dan pemilihan sistem lift yang sesuai dengan
kecepatan dicatat pada satu tabel dan parameter yang digunakan. Ketika pengguna
diperiksa terhadap biaya instalasi dan lift menunggu pada pertengahan lantai
penghematan penggunaan ruang luncur. ketidaksabaran mereka semakin tumbuh.
Dari beberapa percobaan mengindentifikasi-
Dalam perncanaan sistem lift harus memiliki kan penunpang menjadi tidak sabar setelah
kriteria yang sesuai dengan kebutuhan suatu menunggu hampir 30 detik di gedung
gedung. Hal penting yang harus diperhatikan komersial dan 60 detik pada residential
dalam perencanaan sistem lift kita harus building. Dari pengamatan ini, menjadi
mengetahui beberapa banyak penumpang faktor pertama untuk pelayanan lift yang
yang harus diangkut, apa yang menjadi baik. Sistem lift harus didisain untuk
beban traffic, apakah seluruhnya peak up menyediakan rata-rata keberangkatan
traffic, peak up traffic dengan 10% peak up diharapkan ke dalam periode beban trafik.
16
Ini bisa diselesaikan dengan luas dari Lift Untuk Gedung Komersial
platform yang sesuai digunakan di dalam lift
untuk mengangkut semua penumpang yang Gedung komersial (commercial building)
menunggu untuk naik. Alternative dari lebih mempunyai alat transportasi vertikal yang
platform biasanya lebih baik untuk biasa yang disebut dengan lift.Lift menjadi
mengurangi waktu tunggu. alat transportasi yang menghendaki
Kualitas dari pelayanan yang diberikan kedatangan dan keberangkatan dari
oleh sistem lift dapat digambarkan oleh kepadatan di gedung tersebut. Lift dalam
interval atau frekuensi dari pelayanan. gedung komersial memiliki peranan yang
Reputasi dari commercial building bisa sangat penting karena setiap orang di dalam
menjadi perintah yang didasarkan pada gedung membutuhkan alat transportasi
kualitas layanan banguna yang ditawarkan vertikal yang memudahkan pengguna
karena kualitas dari pelayanan lift sangat gedung untuk menuju ke lantai yang
penting agar penumpang lift menunggu inginkan.
secara wajar ketika ingin menggunakan lift.
Bangunan menawarkan luas layout dan 1. Kepadatan
service yang terbaik, tetapi jika orang harus
menunggu begitu lama untuk pelayanan lift Rata-rata kedatangan traffic merupakan
nilai dari keuntungan lain bisa hilang. jumlah orang yang akan menempati gedung
Kelebihan waktu tunggu sudah ditentukan dimana penumpang pada lantai
dengan analisa pelayanan pada gedung mempertimbangkan jumlah jarak yang
dimana keluhan atau pengaduan dapat dikehendaki untuk menyediakan suatu ruang
dikurangi. Untuk menghasilkan pelayanan yang sesuai dengan kepadatan gedung.
yang baik harus memenuhi waktu interval Dengan ruang yang luas banyak jarak yang
dan handling capacity yang sesuai di dalam dapat digunakan ketika penumpang menaiki
gedung kerena interval cenderung lift, ruang yang sesuai pada umumnya sering
menyatakan kualitas pelayanan, sedangkan dibatasi untuk lift dalam suatu gedung.
daya angkut (handling capacity) Gedung perkantoran bisa diklasifikasikan
menyatakan kuantitas sistem lift. sebagai diversified single purpose atau
single purpose diversified. Diversified office
building bisa menjadi satu dari tempat lift
17
pada suatu lantai dan sedikitnya 25% dari Kombinasi kapasitas dan kecepatan pada
penumpang berada ditempat yang sama dari lift untuk gedung seharusnya diseleksi untuk
tempat kerjanya. Kualifikasi ini penting jika menyediakan pelayanan dan kualitas yang
semua penumpang dalam bisnis yang sama baik. Pemilihan kapasitas dan kecepatan
kemungkinan berkompetisi yang dapat yang tidak sesuai membuat kualitas dan
mengakibatkan mereka untuk memulai kerja kuantitas dari pelayanan lift tidak baik.
pada waktu yang sama, mempunyai
kebiasaan yang sama untuk makan siang dan Kecepatan lift mungkin menjadi tidak
mempunyai pola yang sama dari traffic terlalu penting dalam perjalanan dari lantai
pengunjung. Hal ini dapat berpengaruh ke lantai apabila gedung hanya memiliki
terhadap kapasitas lift dalam menampung sedikit lantai, tetap kecepatan menjadi
atau mengangkut penumpang. sangat penting dimana express run
Dalam menentukan beberapa banyak lift disediakan seperti high rise dari gedung 15
yang dikehendaki untuk gedung, factor ini lantai atau lebih. Kecepatan juga menjadi
sangat penting untuk kuantitas dan kualitas pertimbangan penting jika lift membuat
dari kepadatan gedung. Itu jarang diketahui banyak stop seperti sebuah keinggian.
pada saat gedung direncanakan secara tepat Ketika gedung mempunyai high rise dan low
akan menepati setiap lantai dan kuantitas rise, kecepatan yang digunakan dalam
dari kepadatan harus menjadi rata-rata untuk gedung akan mempengaruhi interval rata-
tiap lantai berdasarkan pada tipe dari rata waktu tunggu pengguna lift.
penumpangnya yang diharapkan.
4.1. Kesimpulan
Lift secara khusus direncanakan untuk
melayani kebutuhan dari kepadatan gedung. Dar Dari hasil riset; sistem perawatan dan perbaikan
Pertimbangan luas yang digunakan oleh lift dapat di ambil kesimpulan :
perseorangan apakah atau tidak ditempatkan
1. Dengan adanya pengenalan sistem
pada waktu khusus itu sangat penting untuk
perawatan dan perbaikan lift dan
memperkirakan tempat dan pengunjung
komponen-komponen utama pada lift kita
traffic.
dapat mengenal dan mengerti fungsi dan
2. Kapasitas dan Kecepatan
tempat kedudukannya yang sebenarnya.

18
2. Pada rangkaian lift terdapat 2 komponen 5) Mitsubhishi,1989.”New Step 2 Training
penting diantaranya komponen diam Manal”Jakarta :PT.Mitsubhisi
(srtand still component) yang terdiri dari 6) ASME (American Society of Mechanical
rel pemadu, peredam (buffer), mesin Engineers) A.17.1-1996
traksi dan komponen bergerak yangterdiri 7) Mitsubhishi Electrik, 2008
dari kereta (car), bobot imbang 8) http://elevatorescalator.wordpress.com/20
(counterweight), tali baja (wire rope), 09/12/10/prinsip-kerja-elevator-lift/
pintu-pintu lantai. 9) http://rudisaputra06.blogspot.com/2013/0
3. Kerusakan sering terjadi pada sistem 1/cara-kerja-lift.html
pintu lift atau door operator . 10) http://engineeringbuilding.blogspot.c
om/2011/06/lift-pada-gedung-
Saran-Saran
bertingkat.html
1. Lift hendaknya di lakukan pemeriksaan
secara berkala mengingat fungsi file yang
sangat penting.
2. Perawatan dan pemeriksaan secara rutin
akan mendeteksi gangguan
3. Dilarang melakukan perbaikan sendiri
tanpa keahlian khusus
4. Gunakan alat-alat kerja yang sesuai

DAFTAR PUSTAKA

1) George R.trakosch.Teori dan Perbaikan


Sistem Lift, 1983;
2) George R.trakosch.Teknik Merawat
system Lift Lengkp, 1983
3) Sarwono Kokasih, 2000.Elevator
standing time,Jakarta : Dekdibud
4) Mitsubhishi,1989.”New Step 1 Training
Manal”Jakarta :PT.Mitsubhisi

19

Anda mungkin juga menyukai