Anda di halaman 1dari 15

KEHILANGAN

GAYA PRATEGANG

Umum
 Analisa kehilangan gaya prategang (loss of prestressed)
merupakan bagian penting dari perencanaan konstruksi beton
prategang
 Kehilangan gaya prategang dapat disebabkan beberapa faktor,
antara lain :
1. Deformasi elastis beton
2. Gesekan
3. Penggelinciran angkur
4. Susut beton
5. Rangkak beton
6. Relaksasi baja

1
Umum …

 Secara umum, berdasarkan waktu terjadinya, kehilangan gaya


prategang dikelompokkan menjadi 2 :
1. Kehilangan gaya prategang jangka waktu pendek (immediate
losses of prestress)
2. Kehilangan gaya prategang jangka waktu panjang (deferred
losses of prestress)
 Analisa lebih hati-hati harus dilakukan untuk kehilangan gaya
prategang jangka waktu panjang karena berkaitan dengan
keadaan lingkungan dimana bangunan berada
 Analisa kehilangan gaya prategang di tiap negara mengacu
pada standar yang berlaku di negara bersangkutan, seperti di
Indonesia, SNI 2847:2019 juga mengatur tentang beton
prategang didalamnya

Umum …

 Kehilangan jangka waktu pendek terjadi segera setelah gaya


prategang dikerjakan, sedangkan, kehilangan jangka waktu
panjang terjadi sesuai perkembangan waktu
 Tipe penyebab kehilangan gaya prategang dikelompokkan
sebagai berikut :
Pra-tarik Pasca-tarik
Jangka 1. Deformasi elastis 1. Deformasi elastis (kalau tendon
Pendek beton ditegangkan berurutan)
2. Gesekan
3. Penggelinciran angkur
Jangka 1. Susut beton 1. Susut beton
Panjang 2. Rangkak beton 2. Rangkak beton
3. Relaksasi baja 3. Relaksasi baja

2
Kehilangan Prategang akibat Deformasi Elastis Beton
 Kehilangan gaya prategang karena deformasi elastis beton
tergantung dari perbandingan modulus elastisitas serta
tegangan rata-rata dalam beton
 Kehilangan gaya prategang ( ∆ ) dapat dihitung sebagai
berikut :

dimana :

Akibat deformasi elastis beton …

 Deformasi elastis beton dapat diakibatkan oleh :


1. Gaya Prategang
2. Momen Total

Deformasi Elastis Beton Akibat Gaya Prategang


a. Pada Sistem Pra-tarik
 Bila tendon berada di titik berat beton

Tegangan beton pada titik berat baja :

dimana :

3
Akibat deformasi elastis beton …

Tegangan efektif yang dikerjakan pada tendon :

Kehilangan gaya prategang :

sehingga :

Akibat deformasi elastis beton …

 Bila tendon mempunyai eksentrisitas sebesar (


)
Maka gaya prategang akan menimbulkan momen sebesar :

Tegangan yang terjadi pada beton :

Dengan cara yang sama, didapat :

4
Akibat deformasi elastis beton …

 Bila tendon eksentris berlapis-lapis


Lapisan tendon ke : 1, 2, 3, ……. N
Luas penampang tendon tiap lapis : , , , ……
Letak dari titik berat (eksentrisitas) : , , , …….
Tegangan efektif dari tiap lapis dianggap sama :
Maka momen yang terjadi :

Tegangan beton pada baja lapisan ke i adalah :

Akibat deformasi elastis beton …

Dengan cara yang sama, didapat :

dimana :
: eksentrisitas gabungan seluruh tendon

A : luas penampang seluruh tendon

5
Akibat deformasi elastis beton …

b. Pada Sistem Pasca-tarik

Ada dua kondisi yang berbeda :


 Kalau tendon 1 batang (ditarik sekali), karena dongkrak
menekan beton, begitu selesai penarikan perpendekan elastis
sudah terjadi. Jadi tidak ada kehilangan gaya prategang

 Kalau tendon ada beberapa (ditarik satu persatu), maka


tendon yang ditarik lebih dahulu akan mengalami kehilangan
gaya prategang akibat penarikan tendon berikutnya

Akibat deformasi elastis beton …

Kabel sentris

Ada “m” batang tendon, dengan luas total “A” cm


Luas penampang masing-masing tendon : cm

Tegangan beton pada tendon oleh tendon ke-i akibat tarikan


tendon ke-j ( i < j ) :

dipakai karena begitu tarikan selesai, deformasi elastis sudah


terjadi

6
Akibat deformasi elastis beton …

Dengan proses yang sama, kehilangan gaya prategang pada


tendon ke-i akibat tarikan tendon ke-j :

Tendon ke-i menderita (m-1) kali kehilangan, sehingga


kehilangan gaya prategang tendon ke-i :

Kehilangan gaya prategang untuk tendon :


ke-1 :

ke-2 :

Akibat deformasi elastis beton …

ke - (m-1) :

ke - m :

Jumlah kehilangan gaya prategang setelah seluruh tendon ditarik


(∆ ) :

Kehilangan gaya prategang rata-rata :

7
Akibat deformasi elastis beton …

Deformasi Elastis Beton Akibat Momen Total


Apabila posisi tendon berada tidak pada titik berat beton (cgs tidak
berimpit dengan cgc), maka beton pada cgs akan mengalami deformasi
akibat beban kerja (momen total,

Tegangan beton pada titik berat baja (cgs) akibat adalah :


tarik

sehingga :

Catatan: deformasi akibat momen total menambah gaya prategang,


sehingga ∆ bertanda negatif

Kehilangan Prategang akibat Gesekan Tendon


Gesekan dalam saluran tendon yang perlu diperhatikan adalah
yang disebabkan oleh hal-hal berikut :
• Gesekan fisis dimana tendon bergesekan dengan dinding
saluran (duct) yang diam, terutama tendon dengan trace
melengkung
• Melendutnya letak saluran tendon (ketidaktepatan trace
saluran) – “wobble-effect”
• Karatan pada tendon dan dinding saluran tendon yang
terbuat dari baja
• Adanya adukan beton yang masuk ke dalam saluran tendon
(saluran tendon bocor)
• Kebersihan saluran tendon

8
Akibat gesekan tendon …

 Dalam perencanaan, hanya pengaruh 2 (dua) macam gesekan


yang diperhitungkan yaitu : gesekan pada tendon yang
melengkung ( ) dan wobble-effect ( )

 Gaya prategang dalam penampang sejauh x dari dongkrak


dapat dihitung dengan rumus pendekatan dari Euler-Cooley-
Montagnon :

dimana :

Kehilangan Gaya Prategang akibat Penggelinciran Angkur


 Pada kebanyakan sistem pasca-tarik, setelah tendon ditarik
dan dongkrak dilepas untuk mengalihkan gaya prategang ke
beton, tentu tidak bisa sepenuhnya terjadi tanpa ada
deformasi pada peralatan angkur
 Terjadi penggelinciran (slip) antara angkur dan tendon.
Pasak/baji yang dipakai menahan tendon akan tergelincir
sedikit sebelum tendon dijepit dengan kokoh
 Besarnya slip tergantung jenis angkur dan tegangan kawat
 Kehilangan gaya prategang akibat penggelinciran angkur
sebesar ∆ untuk tendon sepanjang L adalah:

9
Penggelinciran Angkur …

 Kehilangan gaya prategang disebabkan oleh jumlah


pemendekan keseluruhan, sehingga persentase kehilangan
gaya prategang akan lebih tinggi untuk kabel yang lebih
pendek
 Contoh :
pemanjangan total untuk tendon dengan panjang 3 m pada
tegangan 1035 MPa adalah sebesar :

(diasumsikan Ea = 210000 MPa)


dan penggelinciran sebesar 2,5 mm berarti kehilangan sebesar
17%. Untuk tendon sepanjang 30 m, penggelinciran sebesar itu
menyebabkan kehilangan hanya sebesar 1,7%

Kehilangan Gaya Prategang Jangka Waktu Panjang


Kehilangan Gaya Prategang akibat Susut Beton
 Beton mengalami susut karena pengaruh:
• Hilangnya air dari beton karena pengeringan
• Pemadatan kurang sempurna
• Perubahan temperatur
• Komposisi adukan kurang sempurna
• Sifat-sifat fisis agregat

 Saat menahan tekanan, beton akan menyusut dan memendek


(meregang) sebesar karena hal-hal diatas

 Hal tersebut terjadi pada tegangan tetap sebesar

10
Akibat susut beton …

a. Bila tendon sentris (c.g.s. pada c.g.c.)

Sehingga kehilangan gaya prategang :

dimana : ,

Akibat susut beton …

b. Bila tendon eksentris (eksentrisitas sebesar )

Dengan cara yang sama, kehilangan gaya prategang :

11
Kehilangan Gaya Prategang akibat Rangkak Beton
 Rangkak beton : memendeknya (meregang) beton tanpa
adanya pertambahan tegangan
 Dari diagram tegangan – regangan baja :

Akibat rangkak beton …

Regangan rangkak dari beton (#$% )


 Regangan beton total ( &' ) akibat elastis dan rangkak:

dengan dimana :

 Sehingga

12
Akibat rangkak beton …

 Notasi :

Akibat rangkak beton …

Pengaruh rangkak untuk kondisi-kondisi berikut (sama seperti


kondisi akibat deformasi elastis) :
a. Untuk tendon sentris :

b. Untuk tendon eksentris ( ) satu lapis :

c. Tendon berlapis-lapis ( , , , …. ) :

13
Kehilangan Gaya Prategang akibat Relaksasi Baja
 Relaksasi merupakan reaksi pertahanan diri dari bahan
terhadap beban yang bekerja
 Terjadi reaksi internal di dalam bahan dimana atom-atom
bahan tersebut menyesuaikan diri yang mengakibatkan
berkurangnya tegangan internal
 Pada sistem prategang, relaksasi baja merupakan kehilangan
tegangan tarik pada tendon yang menahan gaya tarik pada
panjang tendon tetap dan suhu tertentu
 Besarnya relaksasi tergantung dari :
• Nilai perbandingan antara gaya tarik awal dan kuat tarik karakteristik
baja
• Suhu
• Waktu

Akibat relaksasi baja …

 Kehilangan prategang relaksasi jangka waktu panjang dihitung


berdasarkan kehilangan relaksasi jangka waktu yang relatif
pendek. Umumnya pengamatan selama 1000 jam pada suhu
dan beban awal tertentu, kondisi ini disebut dengan
kehilangan relaksasi murni
 Kehilangan relaksasi murni tidak dipengaruhi regangan
medium di sekitarnya
 Kehilangan prategang jangka waktu panjang akibat susut
beton, rangkak beton dan relaksasi baja terjadi bersama-sama
seiring perkembangan waktu.
 Dapat dikatakan, regangan akibat susut beton dan rangkak
beton mempengaruhi relaksasi baja
 T. Y. Lin menganjurkan kehilangan prategang akibat relaksasi
sebesar 8%, baik untuk sistem pra-tarik maupun pasca-tarik

14
Kehilangan Gaya Prategang Total
 Besarnya kehilangan gaya prategang tidak mungkin ditentukan
secara pasti karena banyak faktor yang menentukan dan saling
mempengaruhi selama terjadinya kehilangan tersebut
 Dalam perencanaan struktur beton prategang, hal yang lazim
dilakukan adalah dengan menganggap kehilangan gaya
prategang total sebagai persentase dari tegangan awal
 Persentase kehilangan gaya prategang adalah bervariasi untuk
masing-masing faktor penyebab kehilangan gaya prategang
seperti akibat metoda pemberian gaya prategang serta sifat-
sifat beton dan baja (tendon)

Kehilangan gaya prategang total …

 T. Y. Lin merekomendasikan persentase untuk masing-masing faktor


penyebab kehilangan gaya prategang dalam kondisi beban kerja
normal, adalah sebagai berikut :
No. Tipe kehilangan Persentase kehilangan (%)
Pra-tarik Pasca-tarik
1. Perpendekan elastis dan 4 1
lenturan beton
2. Rangkak beton 6 5
3. Susut beton 7 6
4. Relaksasi baja 8 8
Kehilangan gaya prategang total 25 20
 Dalam rekomendasi ini dianggap sudah dilakukan pemberian gaya
prategang lebih untuk mengimbangi kehilangan akibat gesekan dan
slip pada angkur

15

Anda mungkin juga menyukai