1. BEBAN STATIK
Adalah beban tetap, baik besarnya (intensitasnya), titik
bekerjanya dan arah garis kerjanya
2. BEBAN DINAMIK
Beban yang besarnya ( intensitasnya ) berubah-ubah
menurut waktu, sehingga dapat dikatakan besarnya
beban merupakan fungsi waktu.
Bekerja hanya untuk rentang waktu tertentu saja, akan
tetapi walaupun hanya bekerja sesaat akibat yang
ditimbulkan dapat merusakkan struktur bangunan, oleh
karena itu beban ini harus diperhitungkan didalam
merencanakan struktur bangunan.
Beban dinamis lebih kompleks dari pada beban statis
Contoh-contoh Beban Dinamik
a. Getaran yang di-akibatkan oleh generator.
b. Getaran dijembatan yang diakibatkan oleh gerakan kendaraan.
c. Getaran yang di-akibatkan oleh suara yang keras, seperti mesin jet
pesawat terbang.
d. Beban Angin.
Angin dengan kecepatan tinggi dan menerpa suatu struktur
bangunan dapat diekivalenkan sebagai suatu gaya yang bekerja
sekaligus menggetarkan struktur bangunan.
e. Beban Gelombang Air Laut.
Gelombang air laut menimpa bangunan pantai seperti pemecah
gelombang ( breakwater ), dermaga dll. juga merupakan beban
dinamik yang di-ekivalenkan suatu gaya yang bekerja pada
bangunan-bangunan tersebut. Energi gelombang ini dapat
disebabkan adanya tiupan angin yang kencang, maupun gempa
bumi ang terjadi didasar laut dapat menimbulkan gelombang
tsunami.
f. Gempa bumi.
g. Ledakan bahan peledak atau bom.
h. Dan lain-lain
TYPE-TYPE BEBAN DINANIS
1. GETARAN BEBAS ( FREE VIBRATION )
Jika pada suatu struktur diberikan simpangan kekiri
(gambar 1a dan 1b). Jika gaya dorong ( tangan ) yang
memberi simpangan dihilangkan, maka struktur tersebut
akan bergetar secara bebas kekiri dan kekanan. Tetapi
makin lama getaran akan berkurang secara perlahan-lahan
mengikuti fungsi waktu, dan akhirnya berhenti.
Pengurangan ini disebabkan karena adanya factor redaman ( damping ), dInama
bahan struktur tersebut mempunyai kemampuan untuk meredam getaran. Pada
gambar 1a, struktur diberi suatu simpangan A dengan memberikan gaya luar P.
Kemudian gaya P dihilangkan. Karena keadaan elastis struktur, maka struktur
berusaha kembali kekeadaan semula dengan suatu percepatan tertentu, bahkan
akan menyimpang kearah sebaliknya ( gambar 1c), sehingga sistem akan
bergetar terus.
Karena struktur dalam keadaan elastis maka tidak akan terjadi kehilangan energi,
sehingga struktur terebut akan bergetar terus. Tetapi dengan adanya gesekan
dengan udara dan gesekan pertikel-pertikel dalam bahan struktur serta kelelahan
bahan, maka getaran struktur tersebut lama kelamaan akan berhenti.
Gaya yang menyebabkan kehilangan energi tersebut disebur gaya peredam
(damping force).
2. GETARAN BERKALA ATAU PERIODIK ( PERIODIC LOADING )
Beban/getaran berkala ini merupakan beban yang berulang-ulang,
dimana setelah waktu getar T tercapai, beban/getaran tersebut akan
bekerja lagi seperti semula.
Beban/getaran berkala atau periodik ini dapat dibagi menjadi 2
( dua ), yaitu :
a. Beban/Getaran Harmonis
Fungsi waktu dari beban/getaran harmonis mengikuti fungsi sinus
atau cosinus seperti digambarkan dibawah ini.
Contoh dari beban/getaran harmonis ini adalah getaran dari mesin yang
ditempatkan pada gedung
b. Beban/getaran kompleks tidak harmonis
Beban periodik kompleks merupakan jumlah dari
komponen-komponen beban harmonis.
Beban/getaran kompleks ini juga periodik, jadi setelah
waktu getar T tercapai, beban/getaran akan kembali
berulang seperti semula
Kemudian struktur portal ini secara matematik dimodelkan seperti gambar 10b
diatas.
Massa m dimodelkan sebagai kotak diatas 2 roda yang bergerak diatas landasan
akibat beban dinamik P ( t ), geseran roda dengan landasan disini diabaikan.
Gerakan kotak massa m ini dikendalikan oleh suatu pegas/per dengan konstanta
pegas k yang memodelkan kekakuan kolom k. Simpangan horisontal y diukur dari
posisi kotak m dalam keadaan diam. Kolom memegang peranan yang penting
didalam proses goyangan massa, hal ini ditunjukkan dengan adanya kekakuan
kolom k. Semakin kaku kolom ( k makin besar ), maka goyangan atau
simpangannya semakin kecil.
Model mathematik diatas adalah model mathematik struktur tanpa redaman
( Undamped Structure ). Disini kolom masih dianggap berperilaku elastis,
sehingga model pegas yang dipakai adalah pegas linear elastik seperti
digambarkan dalam gambar 10c
Suatu portal dengan 3 kaki ( kolom ) seperti gambar 13a diatas dengan kekakuan
masing-masing kolom adalah sebagai berikut :
Kekakuan kolom AB = k1
Kekakuan kolom CD = k2
Kekakuan kolom EF = k3
Kekakuan kolom dimodelkan sebagai pegas/per yang dipasang paralel dengan
konstanta pegas masing-masing k1 . k2 , k3 seperti gambar 13b diatas
Hubungan antara gaya pegas, konstanta pegas dan translasi pegas dapat
dinyatakan sebagai berikut :
F1 ( t ) = k1 . y F2 ( t ) = k2 . y F3 ( t ) = k3 . y
Karena dipasang paralel maka translasi masing-masing pegas sama, yaitu :
y
F ( t ) = F1 ( t ) + F2 ( t ) + F3 ( t ) = ( k1 + k2 + k3 ) y
Jadi secara umum untuk portal dengan model mathematis sebagai pegas
yang dipasang paralel kekakuan ekuivalennya adalah :
Pada gambar 14 diatas adalah suatu portal dua tingkat dengan kekakuan
ekuivalen kolom bagian bawah k1 dan kekakuan ekuivalen kolom atas
adalah k2.
Model mathematik portal ini ( gambar B ) dimana kekakuan kolom
dimodelkan sebagai pegas/per yang dipasang seri dengan konstanta
pegas/per masing-masing k1 dan k2
Hubungan antara gaya pegas P ( t ), konstanta pegas k dan simpangan y
untuk masingmasing pegas adalah sebagai berikut
KEKAKUAN LATERAL KOLOM DENGAN TUMPUAN JEPIT
Suatu kolom dengan tumpuan jepit dan ujung atas kolom juga dijepit,
panjang kolom h, modulus elastisitas kolom E dan momen inersia
penampang kolom I ( gambar 15a ).
Kemudian ujung atas kolom diberi simpangan/goyangan y, sehingga timbul
momen MAB dan MBA.
Seperti telah diketahui didalam mekanika teknik besar momen-momen
tersebut adalah :
Sehingga besarnya gaya geser H adalah :
Suatu kolom dengan tumpuan sendi dan bagian atas kolom dijepit
seperti gambar 15a diatas. Panjang/tinggi kolom h, modulus
elastisitas kolom E dan momen inersia I.
Kolom bagian atas diberi simpangan sebesar y sehingga akan timbul
momen MBA pada ujung atas kolom, sedangkan ditumpuan karena
berupa sendi tidak akan timbul momen
Seperti telah diketahui didalam mekanika teknik, maka besarnya momen
tersebut adalah
Penyelesaian :
Momen Inersia kolom IAB = ICD = 1/12 30. 503= 312.500 cm4
Kekakuan lateral masing-masing kolom
kAB = 12x 210.000x 312.500 =12.305 kg/cm
4003