Anda di halaman 1dari 86

DIKTAT

DINAMIKA STRUKTUR

EDISI Th. 2012

Ir. Soetoyo
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

A. PENDAHULUAN
Selama ini telah dipelajari perilaku struktur yang mendapat beban statis, artinya beban-
beban tersebut tetap, baik intensitasnya, tempatnya, arah garis kerjanya. Sedangkan
dalam dinamika struktur akan dipelajari perilaku struktur jika struktur tersebut
mendapat beban dinamis, yaitu beban yang berubah-ubah menurut fungsi waktu ( time
varying ).
Perbedaan antara Beban Dinamik dan Beban Statik :
Beban Statik :
Adalah beban tetap, baik besarnya (intensitasnya), titik bekerjanya dan arah garis
kerjanya.
Beban Dinamik :
1. Beban yang besarnya ( intensitasnya ) berubah-ubah menurut waktu, sehingga dapat
dikatakan besarnya beban merupakan fungsi waktu.
2. Bekerja hanya untuk rentang waktu tertentu saja, akan tetapi walaupun hanya
bekerja sesaat akibat yang ditimbulkan dapat merusakkan struktur bangunan, oleh
karena itu beban ini harus diperhitungkan didalam merencanakan struktur bangun-
an.
3. Beban dinamik dapat menyebabkan timbulnya gaya inersia pada pusat massa yang
arahnya berlawanan dengan arah gerakan.
Contoh gaya inersia yang paling sederhana adalah tumpukan kotak pada bak
belakang truk akan terguling kedepan bila truk direm mendadak, dan akan terguling
kebelakang bila truk dengan mendadak dijalankan.
4. Beban dinamis lebih kompleks dari pada beban statis, baik jika ditinjau dari bentuk
fungsi bebannya maupun akibat yang ditimbulkan.
5. Karena beban dinamik merupakan fungsi dari waktu, maka pengaruhnya terhadap
struktur juga akan berubah-ubah.menurut waktu pula. Oleh karena itu penyelesaian
persoalan dinamik harus dilakukan secara berulang-ulang mengikuti sejarah pembe-
banan yang ada. Jika penyelesaian problem statik bersifat tunggal ( single solution ),
maka dalam penyelesaian problem dinamik bersifat penyelesaian berulang-
ulang ( multiple solution ).
6. Karena beban dinamik menimbulkan repons yang berubah-ubah menurut waktu,
maka struktur yang bersangkutan akan ikut bergetar. Pada saat bergetar bahan dari
struktur akan melakukan resistensi/perlawanan terhadap getaran/gerakan, dan pada
umumnya dikatakan bahan yang bersangkutan mempunyai kemampuan untuk
meredam getaran. Dengan demikian pada pembebanan dinamik akan terdapat
peristiwa redaman yang hal ini tidak terdapat pada pembebanan statik.

Contoh-contoh Beban Dinamik :


a. Getaran yang di-akibatkan oleh generator.
b. Getaran dijembatan yang diakibatkan oleh gerakan kendaraan.
c. Getaran yang di-akibatkan oleh suara yang keras, seperti mesin jet pesawat terbang.

01

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

d. Angin.
Angin dengan kecepatan tinggi dan menerpa suatu struktur bangunan dapat di-
ekivalenkan sebagai suatu gaya yang bekerja sekaligus menggetarkan struktur
bangunan.
e. Beban Gelombang Air Laut.
Gelombang air laut menimpa bangunan pantai seperti pemecah gelombang ( break-
water ), dermaga dll. juga merupakan beban dinamik yang di-ekivalenkan suatu
gaya yang bekerja pada bangunan-bangunan tersebut.
Energi gelombang ini dapat disebabkan adanya tiupan angin yang kencang, maupun
gempa bumi yang terjadi didasar laut dapat menimbulkan gelombang tsunami.
f. Gempa bumi.
g. Ledakan bahan peledak atau bom.
h. Dan lain-lain.

B. TYPE-TYPE BEBAN DINAMIS.


1. GETARAN BEBAS ( FREE VIBRATION )
Jika pada suatu struktur diberikan simpangan kekiri (gambar 01a dan 01b dibawah
ini). Jika gaya dorong ( tangan ) yang memberi simpangan dihilangkan, maka
struktur tersebut akan bergetar secara bebas kekiri dan kekanan. Tetapi makin
lama getaran akan berkurang secara perlahan-lahan mengikuti fungsi waktu, dan
akhirnya berhenti.
A A

a b c
Gambar 01
Pengurangan simpangan ini disebabkan karena adanya factor redaman ( damping ),
dunama bahan struktur tersebut mempunyai kemampuan untuk meredam getaran.
Pada gambar 01a, struktur diberi suatu simpangan A dengan memberikan gaya luar
P. Kemudian gaya P dihilangkan. Karena keadaan elastis struktur, maka struktur
berusaha kembali kekeadaan semula dengan suatu percepatan tertentu, bahkan akan
menyimpang kearah sebaliknya ( gambar 01c), sehingga sistem akan bergetar terus.
Tetapi dengan adanya gesekan dengan udara dan gesekan pertikel-pertikel dalam
bahan struktur serta kelelahan bahan, maka getaran struktur tersebut lama kelamaan
akan berhenti. Gaya yang menyebabkan kehilangan energi tersebut disebur gaya
peredam (damping force).
2. GETARAN BERKALA ATAU PERIODIK ( PERIODIC LOADING )
Beban/getaran berkala ini merupakan beban yang berulang-ulang, dimana sete-
lah waktu getar T tercapai, beban/getaran tersebut akan bekerja lagi seperti semula.

02

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Beban/getaran berkala atau periodik ini dapat dibagi menjadi 2 ( dua ), yaitu :
a. Beban/Getaran Harmonis
Fungsi waktu dari beban/getaran harmonis mengikuti fungsi sinus atau cosinus
seperti digambarkan dibawah ini.
F(t) F(t)
Fungsi sinus Fungsi cosinus

(t) (t)

T T

(a) (b)
Gambar 02
Contoh dari beban/getaran harmonis ini adalah getaran dari mesin yang
ditempatkan pada gedung.
b. Beban/getaran kompleks tidak harmonis
Beban periodik kompleks merupakan jumlah dari komponen-komponen beban
harmonis. Beban/getaran kompleks ini juga periodik, jadi setelah waktu getar T
tercapai, beban/getaran akan kembali berulang seperti semula, hal ini dapat
dilihat pada grafik dibawah ini.
F(t)
Contoh dari beban/getaran kompleks ti-
dak harmonis ini adalah gaya hidrodina-
mis yang diakibatkan oleh putaran baling-
baling kapal.

Gambar 03

3. BEBAN/GETARAN TIDAK BERKALA ( NON PERIODIC LOADING )


Pada beban/getaran tidak berkala ( non periodic loading ) ini setelah waktu getar T
tercapai, beban/getaran tidak akan berulang kembali dengan besaran yang sama
seperti pada beban/getaran berkala.
Beban tidak berkala ini ada 2 (dua ), yaitu :

03

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

a. Beban Impuls ( Impulsive Load )


Beban Impuls adalah beban yang bekerja sesaat pada rentang waktu t1
yang sangat pendek (singkat) sekali dibandingkan dengan waktu getarnya ( T ).
F(t)

t
t1
Gambar 04

Dari grafik gambar 04 diatas tampak bahwa dalam rentang waktu yang sangat
singkat ( t1 ) beban dinamis besarnya akan mencapai puncaknya, kemudian
secara perlahan-lahan akan berkurang sampai pada suatu saat akan berhenti
getarannya.
Contoh beban impuls ini adalah pengaruh ledakan bom pada struktur bangunan.
b. Beban/Getaran tak beraturan dalam jangka lama ( Long duration loading )
Grafik beban/getaran dinamis tak beraturan dalam jangka lama dapat digambar-
kan seperti grafik dibawah ini ( gambar 05 ).
F(t)

Gambar 05
Contoh beban/getaran ini adalah pengaruh gaya gempa pada tangki air yang
berada dimenara.

04

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

C. MODEL MATHEMATIK DAN PERSAMAAN DIFERENSIAL GERAKAN


1. MODEL MATHEMATIK
Agar suatu struktur pada problem dinamik dapat dengan mudah di-analisa, pada
umumnya dibuat model mathematiknya. Jadi model mathematik pada hahekaknya
adalah permodelan suatu persoalan sedemikian rupa sehingga penyelesaian persoal-
an tersebut dapat dilakukan secara lebih jelas/mudah dengan menggunakan prinsip-
prinsip mathematik.
Contoh :

L
(a) STRUKTUR YANG
SESUNGGUHNYA

(b) MODEL FISIK BALOK


L

P1 P2
A B

(c) RA a b c RB MODEL METHEMATIK

Gambar 06
Pada gambar 06 ( a ) diatas, suatu struktur jembatan dengan beban bergerak truk di-
buatkan gambar Model Mathematiknya seperti gambar 06 ( c ), dimana digambar-
kan dengan jelas dan lengkap gaya aksinya ( P1 dan P2 ) dan gaya reaksinya RA dan
RB. Dengan model mathematik ini kita akan lebih mudah dan jelas dalam meng-
analisa persoalan struktur tersebut secara mathematis.

2. STRUKTUR TANPA REDAMAN ( UNDAMPED STRUCTURE )


P
, y
q = t/m k
P(t)
k P(t)
m

(a) (b) (c)


Struktur yang sebenarnya Model Matematik Linier Elastik

Gambar 07

Struktur portal satu tingkat seperti gambar 07 ( a ) diatas ini memikul beban gravi-
tasi q ton/m merupakan beban merata dan beban dinamik horisontal P ( t ) ton.
Akibat beban dinamik P ( t ) portal akan bergoyang berganti-ganti kekiri dan
kekanan.
05

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Disini ada 2 parameter yang akan mempengaruhi besar-kecilnya simpangan


goyangan portal, yaitu : massa ( m ) dan kekakuan kolom ( k ). Dua parameter ini
selanjutnya disebut dinamik karakteristik portal tersebut.
Beban gravitasi dimodelkan sebagai suatu massa m, yang dapat dihitung dengan
suatu rumus :
W
m= . ( C.2.1 )
g
Dimana : m = massa
W = q x panjang beban merata tersebut.
g = percepatan gravitasi = 9,8 m/det2
Kemudian struktur portal ini secara matematik dimodelkan seperti gambar 07 ( b )
diatas. Massa m dimodelkan sebagai kotak diatas 2 roda yang bergerak diatas
landasan akibat beban dinamik P ( t ), geseran roda dengan landasan disini diabai-
kan. Gerakan kotak massa m ini dikendalikan oleh suatu pegas/per dengan konstan-
ta pegas k yang memodelkan kekakuan kolom k. Simpangan horisontal y di-ukur
dari posisi kotak m dalam keadaan diam. Kolom memegang peranan yang penting
didalam proses goyangan massa, hal ini ditunjukkan dengan adanya kekakuan
kolom ( k ). Semakin kaku kolom ( k makin besar ), maka goyangan atau
simpangannya akan semakin kecil.
Model mathematik diatas adalah model mathematik struktur tanpa redaman ( un-
damped structure ). Disini kolom masih dianggap berperilaku elastis, sehingga mo-
del pegas yang dipakai adalah pegas linear elastik seperti digambarkan dalam gam-
bar 07 ( c ) diatas.
Hubungan antara gaya pegas (disini sama dengan beban dinamis) F ( t ), simpangan
y dan konstanta pegas dinyatakan sebagai :
F(t)=k.y ( C.2.2 )

3. STRUKTUR DENGAN REDAMAN ( DAMPED STRUCTURE )


Semua benda yang bergerak diatas bumi ini akan mengalami tahanan ( resistensi ),
baik karena gesekan dengan benda-benda disekelilingnya maupun oleh peristiwa
internal sendiri benda tersebut.
Dengan adanya resistensi ini, maka gerakan gerakan benda tersebut lambat laun
akan melemah, hal ini pada umumnya dikatakan bahwa terdapat penyerapan
enersgi atau redaman pada struktur atau benda tersebut.
Ada tiga jenis redaman pada peristiwa dinamik, yaitu :
a. Structural Damping
Structural damping adalah redaman yang dihasilkan oleh gesekan internal
molekul-molekul didalam bahan struktur, gesekan antara bagian-bagian struktur
dengan alat-alat penyambung, maupun gesekan antara struktur dengan tumpuan-
nya. Kualitas material, sambungan serta kodisi tumpuan akan berpengaruh ter-
hadap kekakuan atau gaya redaman C

06

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

b. Coulomb Damping
Coulomb damping adalah redaman yang dihasilkan oleh gesekan sesama benda
padat, misalnya gesekan antara suatu kotak dengan berat/gaya normal N dengan
lantai seperti pada gambar 08 dibawah ini.
N

F(t )

N tan

N
G

Gambar 08
Kotak mendapat beban dinamik F ( t ), maka kotak akan bergerak dan gerakan
kotak akan mendapat redaman akibat gesekan dengan lantai. Karena keseim-
bangan, maka komponen vertikal gaya perlawanan G akan sama besar dengan
gaya normal/berat kotak N. Gaya redaman adalah komponen horisontal dari ga-
ya perlawanan G, yaitu :
C = N tan ( C.3.1 )
Dimana : adalah sudut geser antara kotak dengan lantai.
c. Viscous Damping.
Viscous damping adalah redaman yang dihasilkan oleh antara benda padat dan
benda cair/gas ( air, minyak, olie atau udara ). Sebagai contph adalah gerakan
torak didalam silinder yang dilumasi olie, gerakan perahu diatas air, hambatan
angin terhadap mobil yang berjalan dijalan raya dsb.
Goyangan struktur akibat beban dinamik pada umumnya dimodelkan sebagai
viscous damping, oleh karena itu didalam model mathematis menggunakan
simbol piston didalam silinder seperti contoh berikut ini.

q t/m'
P(t) B E

k
P(t)
C m
A D C

(a) (b)

Gambar 09

Gaya redaman C dapat dihitung dengan rumus : C = c . y ( C.3.2 )


Dimana : C = gaya redaman.
c = koefisien redaman.
y = kecepatan gerakan/goyangan portal.

07

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

4. DERAJAT KEBEBASAN ( DEGREE OF FREEDOM )


Derajat kebebasan adalah derajat independensi yang diperlukan untuk menyatakan
posisi suatu sistem atau struktur pada setiap saat.
Z
Pada gambar disamping ini, suatu massa m
dengan koordinat ( x, y, z ) bebas bergerak
terhadap sumbu X, Y dan Z.
z m Bila pada massa tersebut diberi beban ge-
taran, maka massa tersebut kemungkinan
X
y dapat bergeser/translasi sepanjang sumbu X,
x Y dan Z.
Y Selain bergeser/translasi sepanjang sumbu-
Gambar 10 sumbu tersebut, kemungkinan massa terse-
but dapat berputar terhadap sumbu X, Y dan
Z.
Maka dapat dikatakan sistem/struktur massa m tersebut mempunyai 6 ( enam )
derajat kebebasan.
Contoh Contoh :
y
Suatu portal seperti gambar 11 disamping ini
P(t)
dibebani dengan beban dinamis P ( t ).
Akibat beban P ( t ) portal akan bergoyang
kekiri dan kekanan sepanjang sumbu X.
Y Jadi portal disamping ini mempunyai satu
derajat kebebasan, atau Single Degree of
X Freedom dan disingkat S.D.O.F.
Gambar 11

F (t) Akibat beban dinamis kantilever akan me-


lendut kebawah dan kembali keatas, kebawah
Y lagi dan seterusnya. Gerakan kantileser ini
sepanjang sumbu y, jadi kantilever ini juga
y
mempunyai satu derajad kebebasan ( Single
X
Degree of Freedom ).
Gambar 12
y2
F(t)

Akibat beban dinamis portal akan bergoyang keka-


nan dan kekiri sepanjang sumbu X. Lantai 1 akan
y1
bertranslasi y1 dan lantai 2 akan bertranslasi y2 .
Sistem portal seperti gambar disamping ini dikata-
Y kan mempunyai Multi Degree of Freedom dan di-
M.D.O.F.

Gambar 13
08

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

5. KEKAKUAN EKUIVALEN

q
F(t)
k3
B D F
k2 F(t)
k1 k2 k3 m

k1

A C E
Portal 3 kaki ( kolom ) Model Mathematik
(a) (b)

Gambar 14
Suatu portal dengan 3 kaki ( kolom ) seperti gambar 14 ( a ) diatas dengan kekakuan
masing-masing kolom adalah sebagai berikut :
Kekakuan kolom AB = k1
Kekakuan kolom CD = k2
Kekakuan kolom EF = k3
Kekakuan kolom dimodelkan sebagai pegas/per yang dipasang paralel dengan
konstanta pegar masing-masing k1 . k2 , k3 seperti gambar 14 ( b ) diatas
Hubungan antara gaya pegas, konstanta pegas dan translasi pegas dapat dinyatakan
sebagai berikut :
F1 ( t ) = k1 . y F2 ( t ) = k2 . y F3 ( t ) = k3 . y
Karena dipasang paralel maka translasi masing-masing pegas sama, yaitu : y
F ( t ) = F1 ( t ) + F2 ( t ) + F3 ( t ) = ( k1 + k2 + k3 ) y
Didepan ( halaman 006 ) telah diketahui hubungan antara gaya pegas F ( t ),
konstanta pegas / kekakuan kolom dan simpangan y, sehingga kekakuan ekuivalen
adalah :
ke = k1 + k2 + k3

Jadi secara umum untuk portal dengan model mathematis sebagai pegas yang
dipasang paralel kekakuan ekuivalennya adalah :
n
ke = k
i =1
i ( C.5.1. )

09

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

P(t)
y

k2
k1 k2 P(t)
m

k1

Model Mathematis Portal 2 tingkat


(B)
Portal 2 tingkat
(A)

Gambar 15
Pada gambar 15 diatas adalah suatu portal dua tingkat dengan kekakuan ekuivalen
kolom bagian bawah k1 dan kekakuan ekuivalen kolom atas adalah k2. Model
mathematik portal tsb. ( gambar B ) dimana kekakuan kolom dimodelkan sebagai
pegas/per yang dipasang seri dengan konstanta pegas/per masing-masing k1 dan k2.
Hubungan antara gaya pegas P ( t ), konstanta pegas k dan simpangan y untuk
masing-masing pegas adalah sebagai berikut :
P (t )
Pegas/per 1 P ( t ) = k1 . y1 y1 =
k1
P (t )
Pegas per 2 P ( t ) = k2 . y2 y2 =
k2

P (t ) P (t ) 1 1
Total simpangan : y = y1 + y2 = + = + P ( t )
k1 k2 k1 k 2
1
y= P(t)
ke
1 1 1
Sehingga : = +
ke k1 k2
Atau secara umum untuk portal bertingkat dengan model mathematik pegar yang
dipasang seri kekakuan ekuivalen kolomnya adalah :

1 n
1
ke
= k ( C.5.2. )
i =1 i

10

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

6. KEKAKUAN LATERAL KOLOM TUNGGAL


A. Dengan Tumpuan Jepit
y

B B B'
H
M BA

EI EI
h

h
MAB
H
A A
(a) (b)

Gambar 16

Suatu kolom dengan tumpuan jepit dan ujung atas kolom juga dijepit, panjang
kolom h, modulus elastisitas kolom E dan momen inersia penampang kolom I
( gambar 16a ). Kemudian ujung atas kolom diberi simpangan/goyangan y,
sehingga timbul momen MAB dan MBA. Seperti telah diketahui didalam
mekanika teknik besar momen-momen tersebut adalah :
6 EI
MAB = MBA = y
h2

Sehingga besarnya gaya geser H adalah :


M AB M 12 EI
H= + BA = y ( C.6.1. )
h h h3

Definisi kekakuan lateral kolom adalah :


Kekakuan lateral kolom adalah suatu gaya lateral yang dapat menimbulkan
simpangan sebesal 1 (satu) satuan.

Dengan kata lain jika pada persamaan ( C.6.1. ) diatas y = 1, maka H akan sama
dengan kekakuan lateral kolom tunggal dengan tumpuan jepit ( k ), sehingga :

12 EI
k= ( C.6.2. )
h3

11

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo
B. Dengan Tumpuan Sendi
y

B B B'
H
M BA

EI EI
h

h
H
A A
(a) (b)
Gambar 17

Suatu kolom dengan tumpuan sendi dan bagian atas kolom dijepit seperti
gambar 17a diatas. Panjang/tinggi kolom h, modulus elastisitas kolom E dan
momen inersia I. Kolom bagian atas diberi simpangan sebesar y sehingga akan
timbul momen MBApada ujung atas kolom, sedangkan ditumpuan karena
berupa sendi tidak akan timbul momen. Seperti telah diketahui didalam
mekanika teknik, maka besarnya momen tersebut adalah :
3EI
MBA = y
h2
Sehingga besarnya gaya geser horisontal H adalah :
M BA 3EI
H= = y
h h3
Sesuai dengan definisi kekakuan lateral diatas, maka jika y = 1, maka H = k,
sehingga :

3EI
k = ( C.6.3.)
h3

12

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Contoh Soal 01
C H Diketahui suatu portal dari konstruksi
beton bertulang dengan modulus elas-
tisitas E = 220.000 kg/cm2.
3.000

30 x 40 30 x 30
Ukuran portal seperti gambar disam-
E
B G ping ini.
Hitunglah kekakuan lateral ekuivalen
3.500

4.000
30 x 50 60 30 x 40 portal tersebut.

D
A F

3.500 3.500

Penyelesaian :
Lantai 1 : IAB = 1
12 x 30 x 503 = 312.500 cm4
IDE = 1 x x 604 = 636.173 cm4
64
3 4
IFG = 1
12 x 30 x 40 = 160.000 cm

Kekakuan masing-masing kolom :


12 xExI AB 12 x220.000 x312.500
kAB = 3
= = 19.242 kg/cm
h AB 3503
3 xExI DE 3 x220.000 x636.173
kDE = 3
= = 6.561 kg/cm
hDE 4003
12 xExI FG 12 x220.000 x160.000
kFG = 3
= = 9.852 kg/cm
hFG 3503
Kekakuan ekuivalen untuk lantai 1 :
k1 = kAB + kDE + kFG = 19.242 + 6.561 + 9.852 = 35.655 kg/cm

Lantai 2 : IBC = 1
12 x 30 x 403 = 160.000 cm4
IGH = 1
12 x 30 x 303 = 67.500 cm4
Kekakuan masing-masing kolom :
12 xExI BC 12 x220.000 x160.000
kBC = 3
= = 15.644 kg/cm
hBC 3003
12 xExIGH 12 x220.000 x67.500
kGH = 3
= = 6.600 kg/cm
hGH 300 3
Kekakuan ekuivalent untuk lantai 2 :
k2 = kBC + kGH = 15.644 + 6.600 = 22.244 kg/cm

13

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Jadi kekakuan lateral ekuivalen untuk portal adalah :


1 1 1 1 1
= + = +
ke k1 k2 35.655 22.244
= 0.00002805 + 0.00004496 = 0.00007301
Jadi ke = 13.697 kg/cm

7. KEKAKUAN LATERAL PORTAL DENGAN MEMPERHITUNGKAN BALOK


Pada perhitungan kekakuan lateral kolom diatas kita belum memperhitungkan
kekakuan dari balok portalnya, artinya selama ini kita anggap kekakuan balok portal
adalah sangat besar bila dibandingkan dengan kekakuan kolom atau .
Didalam kenyataannya kondisi seperti ini sangat langka bahkan tidak mungkin,
sehingga hasil perhitungan kekakuan kolom/portal yang diperoleh adalah kekakuan
upper bound/upper limit .
Cara yang lebih realistis adalah dengan memperhitungkan kekakuan balok/plat
seperti yang akan kita bahas berikut ini.
y y
M BC M BA M CB
B Ib C B M CB C
B H1 C H2
M BA MCD
h

h
Ic1 Ic 2
M AB M DC
H1 A H2 D
A D A D M AB M DC
L L
FREE BODY
(A) (B) (C)

Gambar 18
Pada gambar 18A diatas suatu portal dengan 2 kaki ( kolom ), dengan momen iner-
sia Ic1 dan Ic2. Sedangkan momen inersia balok BC adalah Ib dan kedua tumpuan
kolom adalah jepit.
Kemudian portal diberi simpangan sebesar y = 1 satuan ( gambar 18B ), sehingga
timbul momen-momen primer pada kolom. Sesuai dengan Ilmu Mekanika Teknik,
besarnya momen primer akibat pergeseran y = 1 satuan adalah sebagai berikut :
6 EI C1 6 EI C 2
MBAP = MABP = dan MCDP = MDCP =
h2 h2
Karena dalam hal ini kekakuan balok BC turut diperhitungkan, maka momen-
momen primer diatas didistribusikan kebalok dengan methode moment
distribution atau dengan methode Cross sehingga akan diperoleh moment akhir
seperti pada gambar 18B diatas. Momen akhir dari hasil distribusi momen diperoleh
MAB , MBA = MBC , MCB = MCD dan MDC

14

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Dari keseimbangan free body kolom ( Gambar 18C ) akan diperoleh :


M AB + M BA M + M DC
H1 = H2 = CD
h h
Jadi gaya yang menyebabkan terjadinya simpangan sebesar y = 1 ( satu ) satuan
adalah :
M AB + M BA M + M DC 1
H1 + H2 = + CD = (M AB + M BA + M CD + M DC )
h h h
Karena k = H1 + H2
Maka : k = 1
h .(M AB + M BA + M CD + M DC )

Contoh Soal 02 :
Suatu portal dari konstruksi beton bertulang dengan ukuran seperti sketsa dibawah
ini dimana modulus elastisitas beton E = 2,4 x 105 kg/cm2. Hitunglah kekakuan
lateral ( k ) portal bila kekakuan baloknya ikut diperhitungkan.
Penyelesaian :

B 30 x 60 C Perhitungan Momen Inersia


IAB = ICD = 1/12 x 30 x 403 = 160.000 cm4
3,20 M

IBC = 1/12 x 30 x 603 = 540.000 cm4


30 X 40

30 X 40

Perhitungan Faktor Distribu si


Tit ik B :
A D 3EI AB 4 EI BC
7,00 M BA : BC = :
hAB LBC

3.E.160000 4.E.540000
BA : BC = : = 1.500 : 3.085,71
320 700
1.500 3.085,71
BA = = 0,327 BC = = 0,673
1.500 + 3.085,71 1.500 + 3.085,71
Kontrol : BA + BC = 0,327 + 0,673 = 1 OK

Titik C :
Dengan cara yang sama dengan titk B
4.E.I BC 4.E.I CD 4.E.540000 4.E.160000
CB : CD = : = : = 771,43 : 500
LBC hCD 700 320
771,43 500
CB = = 0,607 CD = = 0,393
771,43 + 500 771,43 + 500
Kontrol : CB + CD = 0,607 + 0,393 = 1 OK

15

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Kemudian portal pada level lantai diberi simpangan sebesar y = 1 satuan, maka mo-
men yang timbul akibat simpangan tersebut :
3.E.I AB 3 x2,4 x105 x160.000
MBA = 2
. y = x1 = 1.125.000 kgcm
hAB 320 2
6.E.I CD 6 x2,4 x105 x160.000
MCD = MDC = 2
.y = x1 = 2.250.000 kgcm
hCD 320 2
Kemudian momen-momen diatas sebagai momen primer dan didistribusikan
kebalok seperti tabel dibawah ini :
Titik B C D
Kolom/Balok BA BC CB CD DC
Faktor Distribusi 0.327 0.673 0.607 0.393
M P ri mer 11,250.00 22,500.00 22,500.00
M Dist ribusi -3,678.75 -7,571.25 -13,657.50 -8,842.50
M Induksi -6,828.75 -3,785.63 -4,421.25
M Tot al 7,571.25 -14,400.00 -17,443.13 13,657.50 18,078.75
M Dist ribusi 2,233.00 4,595.75 2,297.87 1,487.75
M Induksi 1,148.94 2,297.87 743.88
M Tot al 9,804.25 -8,655.31 -12,847.38 15,145.25 18,822.63
M Dist ribusi -375.70 -773.23 -1,394.81 -903.06
M Induksi -697.40 -386.62 -451.53
M Tot al 9,428.55 -10,125.95 -14,628.80 14,242.19 18,371.09
M Dist ribusi 228.05 469.35 234.68 151.94
M Akhir 9,656.60 -9,656.60 -14,394.13 14,394.13 18,371.09

Dari hasil perataan momen diatas kita lihat free body kolom dibawah ini :
M BA M CB
H1 H2
M BA 9.656,60
B C H1 = = = 3.017,69 kg
h 3,20
M CD + M DC 14.394,13 + 18.371,09
h

H2 = =
H1 H2 D h 3,20
A
M AB M DC H2 = 10.239,13 kg
FREE BODY

Jadi k = H1 + H2 = 3.017,69 + 10.239,13 = 13.256,82 kg/cm

16

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

8. PERSAMAAN GERAK UNTUK S.D.O.F


Ditinjau suatu model mathematis seperti sketsa dibawah ini :

Sebagaimana telah diketahui dalam ilmu fisi-


y
ka, hubungan antara konstanta pegas k, sim-
pangan pada saat t detik y ( t ), dan gaya pe-
k
P(t) gas ( spring force ), adalah :
m FS = k . y ( t )
C

Gambar 19
dy(t )
Gaya peredam ( damping force ) : FD = c . = c . y ( t )
dt
Dimana : c = koefisien peredam ( damping coefficient )
y ( t ) = kecepatan
d 2 y (t )
Gaya inersia ( inersia force ) : FI = m . = m . y ( t )
dt 2
Dimana : m = massa
y ( t ) = turunan kedua dari simpangan/perpindahan atau
percepatan.
Sehingga persamaan keseimbangan menjadi : FS + FD + FI = P ( t )
Jadi persamaan umum gerak S.D.O.F adalah :

k . y ( t ) + c . y ( t ) + m . y ( t ) = P ( t ) ( C.8.1 )

Getaran Bebas Tanpa Redaman ( Undamped Free Vibration )


Dalam hal getaran bebas tanpa redaman P( t ) = 0 dan koefisien redaman c = 0
Sehingga persamaan umum gerak S.D.O.F menjadi :
k . y ( t ) + m . y ( t ) = 0
d 2 y (t )
m. + k . y ( t ) = 0 .. ( C.8.2 )
dt 2
Penyelesaian Umum persamaan diferensial diatas ini adalah :
y ( t ) = G . e S.t .. ( C.8.3 )
Dimana : G = amplitudo
e = bilangan logaritma natural
S = konstanta
t = waktu
Sehingga : y ( t ) = G . S . e S t
y ( t ) = G . S2 . e S t
17

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Hasil dari penurunan ini kita masukan dalam persamaan gerak ( C.8.3 ), maka
didapat :
m . G . S2 . e S t + k . G . e S t = 0
( m . S 2 + k ) . G . e S t = 0 Nilai G . e S t 0
Jadi : m . S 2 + k = 0
k k
S2 = jika : = 2
m m
Sehingga : = k/m disebut angular natural frequency

S 2 = 2 S = i .
Kalau hasil diatas dimasukan dalam penyelesaian umum ( C.8.3 ) maka diperoleh :
y ( t ) = G 1 . e i t + G 2 . e i t
Untuk menyelesaikan persamaan diatas dipergunakan rumus Euler :
e i t = cos ( t ) i . sin ( t )
Jadi :
y ( t ) = G 1 . { cos ( t ) + i . sin ( . t ) } + G 2 . { cos ( t ) i . sin ( t ) }
y ( t ) = ( G 1 + G 2 ) cos ( t ) + ( G 1 . i G 2 . i ) sin ( t )
y ( t ) = A cos ( t ) + B sin ( t ) ( C.8.4 )
Dimana A dan B suatu konstanta yang besarnya tergantung pada kondisi awal ( ini-
tial condition ) gerakan.
Pada saat t = 0, maka :
y ( 0 ) = A . cos ( 0 ) + B . sin ( 0 )
y ( 0 ) = yo = A yo = simpangan pada saat t = 0

y ( t ) = A sin ( t ) + B cos ( t )
y ( 0 ) = A sin ( 0 ) + B cos ( 0 )
y ( 0 ) = yo = B B = yo /
Sehingga persamaan gerak untuk Getaran Bebas tanpa Redaman menjadi :

yo'
y (t ) = yo . cos(.t ) + . sin(.t ) ( C.8.5 )

Melalui persamaan diatas dapat diplot hubungan antara waktu t versus simpangan y ( t )
dengan memperhitungkan kondisi awal y ( 0 ) dan y ( 0 ).
Ada kemungkinan 3 kombinasi nilai awal yang dapat disusun, yaitu :
1. Kondisi pertama y ( 0 ) = 0 dan y ( 0 ) = 0
2. Kondisi kedua y ( 0 ) 0 dan y ( 0 ) = 0
3. Kondisi ketiga y ( 0 ) = 0 dan y ( 0 ) 0

18

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

y '(
0) }
{
2 +
0)
y(
= y (0 )


y' ( 0 )

Gambar 20
Dengan memperhatikan sketsa gambar 20 diatas ini, maka persamaan gerak untuk
Getaran Bebas Tanpa Redaman dapat juga dinyatakan sebagai berikut :
y o'
y ( t ) = yo . cos ( t ) + . sin ( t )

yo
Lihat gambar segitiga diatas : sin = yo = . sin

y' ( o)
cos =
y' ( o)
= cos

Jika ini dimasukkan kedalam persamaan gerak diatas akan diperoleh :
y ( t ) = sin . cos ( t ) + cos . sin ( t )
y ( t ) = sin ( t + ) ( C.8.6 )

Dimana : = amplitudo
y' ( 0)
y ' (0)
2

y (0) + dan = arc tan
2
=
y (0)

Dengan cara yang sama seperti diatas, persamaan gerak dapat juga dinyatakan :
y ( t ) = cos ( t ) ( C.8.7 )

Dari persamaan gerak untuk getaran bebas tanpa redaman diatas jelas merupakan
getaran harmonis yang tentu saja periodik dan dalam ilmu fisika kita tahu bahwa
fungsi sin ( t ) dan cos ( t ) mempunyai periode 2 , jadi t = 2 .
Jadi waktu getar, adalah :

2
T= detik .. ( C.8.8 )

19

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Amplitudo ( simpangan ) maksimum akan berulang setelah periode waktu T detik.


Kebalikan dari waktu getar disebut natural frequency dan dinyatakan :
1
f = = siklus per detik .( C.8.9 )
T 2.

Contoh Soal 03
Suatu portal dari konstruksi baja dengan dua tiang terjepit pada tumpuannya, seperti
gambar dibawah ini.
F(t) C q = 250 kg/m' D
y
4.500

k
WF 150 x 200 WF 150 x 200 m F(t)

A B (B)
7.500

( A)

Tinggi portal h = 4,500 m bentangan portal L = 7,500 m. Kolom dari profil WF


150x200. Modulus Elastisitas baja E = 2,1 x 106 kg/cm2. Beban gravitasi q = 250
kg/m, dan percepatan gravitasi g = 9,81 m/det2.
Balok CD sangat kaku bila dibandingkan dengan kedua kolom sehingga portal akan
bersifat sebagai Bangunan Geser ( Shear Building ) tanpa redaman.
Hitunglah : Angular natural frequency ( ), waktu getar ( T ) dan natural frekuensi
( f ), bila portal mwndapat beban dinamis.
Penyelesaian :
Dari tabel profil baja diketahui untuk WF 150 x 200 adalah IX = 2690 cm4
Jadi kekauan lateral portal = konstanta pegas :
12.E.I 12 x2.1x10 6 x 2690
k= 2x = 2 x = 1.487,8 kg/cm
h3 450 3
Berat beban gravitasi : W = q x 7,50 = 250 x 7,50 = 1.875 kg
k 1487,80
Angular Natural Frekuensi : = = = 27,91 rad/det
m 1874
981

2 2
Waktu getar: T = = = 0.225 det
27,91
1 1
Natural Frequency : f = = = 4,44 siklus per detik.
T 0,225

20

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Contoh Soal 04
Suatu balok kantilever dari baja dengan penampang berbentuk persegi dengan ukur-
an lebar 25 mm dan tinggi 6 mm. Bentangan balok kantilever tersebut L = 30 cm.
Modulus elastisitas baja E = 2,1 x 106 kg/cm2. Pada ujung balok kantilever tersebut
dibebani dengan beban seberat 25 kg yang digantungkan pada pegas ( per ) dengan
konstanta pegas k = 1,9 kg/cm, seperti gambar dibawah ini.

6 mm
k = 1,9 kg/cm
25 mm

G = 25 kg PENAMPANG BALOK
L = 30 cm

Jika berat sendiri balok kantilever diabaikan, maka hitunglah Angular Frequency ( ),
Waktu Getar ( T ) dan Natural Frequensi ( f ) dari sistem diatas.
Penyelesaian :
Lendutan pada ujung kantilever akibat beban statis P diujung kantilever adalah
PL3 3EI
= P =
3EI L3
Kekakuan balok kantilever kBLK adalah P, jika lendutan/simpangan = 1 satuan.
Jadi
3EI
kBLK = 3
I = 112 x 2.50 x 0,63 = 0,045 cm4
L
3 x2,1x10 6 x0,045
kBLK = = 10,5 kg/cm
30 3
Balok dan pegas dapat di-identik-kan sebagai pegas yang dipasang seri, jadi :
i 1 1 1 1
= + = + = 0,0952 + 0,5263 = 0,6215
ke k BLK k 10,5 1,9
Jadi ke = 1,61 kg/cm

Angular Natural Frequensi : = k 1,61


m = ( 25 / 981) = 7,948 rad/det.

2 2
Waktu getar: T = = = 0,791 detik
7,948
1 1
Natural Frequensi : f = = = 1,26 siklus per detik
T 0,791

21

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Sistem Getaran Bebas dengan Redaman


Sistem ini disebut juga Free Damped Vibration S.D.O.F . Seperti kita ketahui
jika suatu struktur bergetar, maka getaran tersebut makin lama makin berkurang
sehingga pada suatu saat getaran ini akan berhenti, hal ini disebabkan karena
adanya redaman yang diakibatkan oleh geseran struktur tersebut dengan udara,
geseran antara partikel-partikel struktur dan adanya kelelahan bahan dari struktur
tersebut.
Redaman Liat ( Viscous Damping )
Hal ini terjadi jika gaya peredam yang meredam getaran pada struktur sebanding
dengan besarnya kecepatan dan berlawanan arah dengan arah dari perpindahan /
simpangan struktur.
Ada 3 kondisi redaman liat ( viscous damping ), yaitu :
1. Sistem Redaman Kritis ( Critical Damping System )
2. Sistem Redaman Lemah ( Under Damped System )
3. Sistem Redaman Kuat ( Over Damped System )
Dibawah ini uraian dari masing-masing sistem tingkat redaman tersebut.
Persamaan umum gerak S.D.O.F.
m . y ( t ) + c . y ( t ) + k . y ( t ) = F ( t )
Untuk getaran bebas dengan redaman : F ( t ) = 0
Maka persamaan geraknya menjadi :
m . y ( t ) + c . y ( t ) + k . y ( t ) = 0 ( C.8.10 )
Penyelesaian umum persamaan diferensial tersebut :
y ( t ) = G . e S t dimana : G = amplitudo
e = bilangan logaritma natural
S = konstanta
t = waktu
St
Sehingga : y ( t ) = G . S . e
y ( t ) = G . S 2 . e S t
Hasil ini kita substitusikan pada persamaan gerak getaran bebas dengan
redaman ( C.8.10 ) diatas, akan didapat :
m. G . S2 . e St + c . G . S. e St + k . G . e St = 0
m . S2 + c . S + k = 0

c (c 2 4.m.k ) c 2

S= = ( c / 2 m ) (k / m )
2.m 2m 2m

Seperti telah diketahu : = (k / m) , maka :


c
S=
2m
{(c / 2m) 2
2 }

22

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Jadi penyelesaian persamaan diatas menjadi :


y ( t ) = G1 . e S1 . t + G2 . e S2 . t
Dimana G1 dan G2 adalah suatu konstanta integrasi yang besarnya tergantung pada
kondisi awal ( initial condition ).
Ada 3 keadaan ( kondisi ) damping / redaman, yaitu :
1. Sistem Redaman Kritis ( Critical Damping System )
Terjadi bila besaran dibawah akar dari persamaan
c
S=
2m
{(c / 2m) 2
2 } diatas sama dengan nol, jadi :

( c / 2 m ) 2 2 = 0 c = 2 m
Konstanta c dalam keadaan ini disebut critical damping value atau harga
redaman kritis dan biasanya diberi notasi ccr , jadi :

ccr = 2 m = 2 m k/m = 2 km

ccr 2m
Jadi S= = =
2m 2m
Sehingga penyelesaian persamaan geraknya adalah :
y ( t ) = G 1 . e - t
+ G2.e - t
= ( G1 + G2 ) e - t

Critical Damping : adalah suatu keadaan dimana massa yang bergetar akan
langsung kembali keposisi semula tanpa penyimpangan ke-
arah lainnya.
2. Sistem Redaman Lemah ( Underdamped System )
Apabila koefisien redaman c < ccr , ini berarti c < 2 m
( c / 2m ) 2 < 2

Sehingga : S = - ( c/2m ) [(c / 2m) 2 2 ]

S = - ( c/2m ) i [ 2 (c / 2m) 2 ]
S = - ( c/2m ) i d

Dimana : d = [ 2 (c / 2m) 2 ] = [ 2 2 (c / 2m ) 2 ]

d = 2 [1 (c / 2m ) 2 ] = (1 2 )
c c
Dimana : = = disebut : Damping Ratio ( % )
2m ccr

23

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo
Dengan mensubstitusikan hasil : S = - ( c/2m ) i d kedalam penyelesaian
persamaan gerak, akan didapat :
y (t ) = G 1 . e ( - c / 2m + i d ) t + G 2 . e ( - c / 2m i d ) t
y ( t ) = e c / 2m t {G1 . e + i d t
+ G 2 . e - i d t )
Konstanta G 1 dan G2 dicari dengan memperhatikan kondisi awal ( initial
condition ) dan rumus Euler seperti pada halaman 018 diktat ini.

3. Sistem Redaman Kuat ( Over Damped System )


Jika koefisien redaman lebih besar dari harga redaman kritis, maka sistem ini
dikatakan sistem redaman kuat atau over damped system.
Jadi c > ccr c > 2 m c / 2 m =
maka : S1,2 = c/2m [(c / 2m) 2 2 ]
Ini berarti faktor yang berada dibawah akar nilainya positip, sehingga
penyelesaian persamaan geraknya menjadi :
y ( t ) = G 1 . e S1.t + G 2 . e S2 . t ( C.8.11 )
Sama seperti pada halaman 018, konstanta G1 dan G2 diperoleh dengan
memperhatikan kondisi awal ( initial condition ).
Kondisi awal t = 0
y ( 0 ) = yo = G 1 . e 0 + G 2 . e 0 yo = G1 + G2 (A)
Kecepatan pada kondisi awal t = 0
y ( 0 ) = yo = S1 . G 1 . e 0 + S2 . G 2 . e 0 = S1 . G1 + S2 . G2 ( B )
Persamaan A dan B merupakan 2 persamaan dengan 2 konstanta ( G1 dan G2 )
yang dicari, dapat diselesaikan secara mathematis seperti dibawah ini :
yo .S 2 yo ' yo .S1 yo '
G1 = dan G2 =
S2 S2 S1 S 2
Hasil dimasukkan dalam persamaan ( C.8.11 ) diatas akan merupakan penyele-
saian persamaan getaran bebas yang diredam dengan redaman kuat.
yo .S2 yo ' S 2.t yo .S1 yo '
y (t ) = e S 1.t . +e .
S 2 S1 S1 S 2

24

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Contoh Soal 05

P
Suatu pelat lantai dari beton bertulang dengan
berat W = 4 ton dipikul oleh 4 buah tiang seper-
ti sketsa disamping ini. Gaya horisontal sebesar
W P = 2 ton yang bekerja pada pelat lantai tersebut
mampu memberikan simpangan / perpindahan
pada pelat lantai sebesar 0,5 cm.
Damping Ratio = 0,05.
Hitunglah :
a. Angular natural frequency dan natural fre-
quency f untuk keadaan tanpa redaman.
b. Koefisien redaman c
Penyelesaian :
k adalah besarnya gaya yang dapat menyebabkan perpindahan 1 ( satu ) satuan.
P 2000
Jadi : k = = = 4000 kg/cm
0,5 0,5
Jadi angular natural frequency adalah :
= k/m = 4.000 /( 4.000 / 980) = 31,3 rad/det
Natural frekunsi : f = / 2 = 31,3 / 2 = 4,98 cps ( cycle per sec )
= c / ccr
Koefisien Redaman c = . ccr
c = . 2 m = 0,05 . 2 ( 4.000/980 ) . 31,3 = 12,78 kg det/cm

Logarithmic Decrement
Atau pengurangan logaritmis adalah sebagai logaritma natural dari ratio antara 2
puncak simpangan yang berurutan pada getaran bebas yang diredam lemah ( under-
damped free vibration system )
Dari halaman 024 diktat kuliah ini, penyelesaian persamaan gerak untuk redaman
lemah diperoleh :
y ( t ) = e c / 2m t {G1 . e + i d t + G 2 . e - i d t )
Konstanta G1 dan G2 diperoleh dengan mengingat syarat-syarat batas.
Untuk menyelesaikan persamaan diatas dipergunakan rumus Euler :
e i d t = cos ( d t ) i . sin ( d t )
y( t ) = e c/2m t [G1{cos ( d t ) + i sin ( d.t)} + G2{cos ( d.t) i sin ( d t)}]
y ( t ) = e c/2m t [(G1 + G2) cos ( d . t ) + i . (G1 G2) sin ( d . t )]
y ( t ) = e c/2m t { A . cos ( d . t ) + B . sin ( d . t ) } .. ( C.8.12 )

25

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Untuk mencari A dan B kita lihat kondisi awal ( initial condition )


Pada saat t = 0, maka :
yo = e 0 ( A . cos 0 + B . sin 0 ) A = yo
y ( t ) = A e c/2m t . cos ( d . t ) + B e c/2m t . sin ( d . t )
y ( t ) = A . c/2m . e c/2m t . cos ( d . t ) A . e c/2m t . d . sin ( d . t )
B . c/2m . e c/2m t . sin ( d . t ) + B . e c/2m t . d . cos ( d . t )
y ( t ) = A . e c/2m t { - c/2m . cos ( d . t ) d . sin ( d . t ) }
+ B . e c/2m t { - c/2m . sin ( d . t ) + d . cos ( d . t ) }
Pada saat t = 0, maka :
yo = A . e 0 ( - c/2m . cos 0 d . sin 0 ) + B . e 0 ( - c/2m . sin 0 + d . cos 0 )
yo = c/2m . A + B . d
y0' + c / 2m. A y0' + c / 2m. y0
B= =
d d
Kalau nilai A dan B disubstusikan ke penyelesaian persamaan gerak ( C.8.12 ) di-
atas, akan diperoleh :
y '+c / 2myo
y (t ) = e 2 mt yo . cos(d .t ) + o . sin (d .t ) ( C.8.13 )
c

d
c c
Seperti telah diketahui : = = ( lihat halaman 023 )
2m 2m

- t y0' + .. y0
Maka : y ( t ) = e y0 . cos(d .t ) + d
x sin(d .t )

y0' + .. y0
OA =
B d
OB = =
yo
2
y ' + .. y0
O A y + 0
2

0
d

d = 1 + 2

Gambar 21

OA ( y0' + .. y0 ) / d ( y0' + .. y0 ) / d
sin = = =
OB (y 2
0 + {( y0' + .. y0 ) / d }2 )

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo
26

( yo + yo ) / d = . sin
AB y0 y0
cos = = =
OB ( y + {( y + . . y 0 ) / d } )
2
0
'
0
2
yo = . cos

Kalau Nilai ( yo + yo ) / d = . sin dan yo = . cos dimasukkan


kedalam persamaan penyelesaian gerak ( C.8.13 ) dihalaman 026, maka persamaan
gerak akan menjadi :
y '+c / 2 myo
y (t ) = e 2 mt yo . cos(d .t ) + o . sin (d .t )
c

d
y ( t ) = e- t
[ . cos . cos ( d . t ) + . sin . sin ( d . t ) ]
- t
y(t)= .e . cos ( d . t )
Simpangan ini akan maksimum ( puncak ) jika cos ( d . t ) = 1, sehingga
persamaan diatas menjadi :

y ( t ) = . e- t

Kalau kita gambarkan grafik dari getaran bebas dengan redaman lemah ini akan
seperti gambar pada halaman berikut ini :

y1 = e - t

yt = e - t

yt = e - t cos (d t - )

y1

y2
y3
TD

Gambar 22
Pada grafik diatas y1 dan y2 adalah simpangan maksimum atau amplitudo, dimana
pada saat itu
yt = . e - t . cos ( d . t ) mencapai maksimum cos ( d . t ) = 1
Jadi y1 = . e - t1 dan y2 = . e - t2 = . e - t1+ TD

27

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Logarithmic Decrement ( pengurangan logaritmis ) adalah :


y1 .e . .t 1 2
= ln = ln .. t1+TD
= TD =
y2 .e d

Seperti telah diketahui diatas ( halaman 025 ) : d = . (1 2 )


2 2
Maka : = =
(1 ) 2
(1 2 )
Karena sangat kecil sekali, maka (1 2 ) 1, sehingga :

Logarithmic Decrement atau Pengurangan Logaritmis : = 2

Dimana : Damping Ratio

Getaran dipaksa ( Force Vibrations )


Pada getaran bebas ( Free Vobration Systems ) getaran struktur diakibatkan oleh
adanya kondisi awal ( initial condotion ) yang mengakibatkan adanya nilai-nilai
awal ( initial value ) baik berupa simpangan awal maupun kecepatan awal atau
kombinasi dari keduanya. Didalam prektek kejadian ini sangat langka, namun
demikian untuk tujuan-tujuan tertentu pada suatu struktur tertentu getaran bebas
dapat saja diadakan. Kejadian yang dapat menirukan peristiwa getaran bebas
misalnya dengan menggunakan vibrator generator, yaitu suatu alat yang dapat
membangkitkan gaya getar dalam dua arah.
Pada getaran yang dipaksa ( Forced Vibration Systems ), getaran massa struktur
betul-betul akibat gaya luar, misalnya akibat beban angin, beban getaran mesin,
beban gempa atau ledakan.
Getaran Dipaksa Tanpa Redaman.
y Kita tinjau struktur dengan model mathematis
seperti sketsa disamping ini, dibebani dengan
beban harmonis.
k P(t)
m P ( t ) = Po . sin ( t )
Dimana : P ( t ) = Beban Harmonis
Po = Nilai maksimum beban di-
(b) namik
Model Matematik = Frekuwensi
Gambar 23
Persamaan umum gerak undamped forced vibrations system adalah :
m y + k y = P ( t )
m y + k y = Po . sin ( t ) .. ( C.8.14 )
Untuk penyelesaian persamaan differential tersebut ada 2 bagian, yaitu :
1. Penyelesaian Umum : y ( t ) = A . cos ( t ) + B . sin ( t )
2. Penyelesaian Khusus : y ( t ) = y . sin ( t )
28

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Dari persamaan gerak diatas, penyelesaian khususnya adalah :


y ( t ) = y . sin ( t ) }
y ( t ) = y . cos ( t ) } Dimasukkan dalam persamaan ( C.8.14 )
y ( t ) = 2 y . sin ( t ) }
Jadi persamaan gerak diatas menjadi :
m 2 y . sin ( t ) + k y . sin ( t ) = Po . sin ( t )
m 2 y + k y = Po ( k m 2 ) y = Po
Po Po / k k
y= = karena m = 2
k m. 2
1 m. / k
2

po / k Po / k P /k
Maka : y = = = o 2
1 (k / ).( / k ) 1 ( ) 1 r
2 2 2


Dimana : r =

Jadi jika kedua penyelesaian diatas digabungkan, akan diperoleh :
y ( t ) = A . cos ( t ) + B . sin ( t ) + y . sin ( t )
Po / k
y ( t ) = A . cos ( t ) + B . sin ( t ) + . sin ( t ) . ( C.8.15 )
1 r2
Syarat-syarat batas :
Pada saat t = 0 , simpangannya yo = 0, sehingga A = 0
P /k
y ( t ) = A. . sin ( t ) + B . cos( t ) + o 2 . . cos ( t )
1 r
Po / k
Pada saat t = 0, maka : 0 = B . +
1 r2
P /k P /k
Jadi : B = o 2 x = o 2 r
1 r 1 r
Jika nilai A dan B dimasukan kedalam persamaan ( C.8.15 ) diatas, maka akan
didapat :
P /k P /k
y ( t ) = o 2 r . sin ( t ) + o 2 . sin ( t )
1 r 1 r

Po / k
y(t)= [ sin ( t ) r . sin ( t ) ] ( C.8.16 )
1 r2

Persamaan ( C.8.16 ) diatas merupakan persamaan Gerak akibat Beban Harmoni


Jika diperhatikan persamaan gerak akibat beban harmonis datas tersebut terdiri atas
superposisi dari dua beban harmonis yang frekwensinya berlainan, yaitu : dan

29

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Po / k
Harga : y(t) = . sin ( t )
1 r2
dinamakan : Respons dalam keadaan tetap Steady state respons
Gaya peredam yang bekerja pada sistem ini dalam praktek akan menyebabkan
faktor r sin ( t ) = 0
Po/ k
Oleh karena itu harga : y(t)= . r sin ( t )
1 r2

dinamakan : Respons sementara Transient respons



Jika = , maka r = = 1 akibatnya penyebut 1 r2 = 0, sehingga :

y ( t ) = , dengan kata lain amplitudonya = .
Suatu sistem dimana frekwensi natural dari struktur sama dengan frekwensi dari
getaran mesin ( beban harmonis ), maka dikatakan bahwa sistem tersebut dalam
keadaan resonansi.
Akan tetapi karena material dari bangunan tersebut terbatas kekuatannya, maka
sebelum amplitudonya mencapai , bangunan tersebut sudah runtuh.
Contoh Soal 06.
Diketahui balok diatas 2 tumpuan ( simple beam ) dari profil baja WF 400.300.9.14
dengan bentangan 4,00 m seperti gambar dibawah ini dipasang mesin ditengah-
tengah bentangannya.
Putaran mesin adalah 300 rpm. Rotor
eo

berputar dengan radius eo yang besar-


nya 20 cm dari pusat berat. Berat rotor
25 kg, sedangkan berat mesin 8 ton.
Modulus elastisitas profil baja
2.00 2.00 E = 2,1 x 106 kg/cm2.

Hitunglah : 1. Natural Frequency


2. Frequency Ratio
3. Nilai maksimum beban harmonik Po
Penyelesaian :
1. Untuk menghitung k, pertama-tama kita hi-
P
tung simpangan dalam hal ini penurunan
C EI
pada titik dimana mesin tersebut terletak,
A B
yaitu ditengah-tengah bentangan.
1/2 L 1/2 L
M= P.L
M Bidang M
M
Kemudian bidang diberlakukan se-
E.I
M Bidang M bagai beban, sehingga :
EI EI
M
V= xxL x
V G V E.I
X
30

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

1
4 xPxL PxL2
V= xL x =
E.I 16.EI
M 1 .P.L
4 PxL2
G=xLx = Lx =
E.I E.I 16.E.I
Jarak G ketengah-tengah bentang : X = 3 x L = 6 L
1 1

Jadi penurunan adalah momen ditengah-tengah bentang akibat beban M/EI


= VxL G.X
P.L2 P.L2 P.L3
= xL x 1
6 xL=
16.EI 16.EI 48.EI
k adalah suatu gaya P yang dapat memberi simpangan sebesar = 1 satuan, jadi
k .L3 48.EI
1= k =
48.EI L3
Dari tabel profil WF 400.300.9.14 I = 33.700 cm4
48.(2,1x10 6 ).33700
k= = 53.077,50 kg/cm
(400) 3
k.g 53077,50 x980
Natural frequency : = k /m = = = 80,63 rad / det
W 8000
2. Force frequency ( frekuensi dari mesin ) :
adalah kecepatan sudut, jadi 1 rpm mesin menjalani sudut 2
Putaran mesin 300 putaran per menit ( 60 detik ), jadi
300 x 2
= = 31,42 radial/detik
60
31,42
Frequency Ratio : r = = = 0,390
80,63

Massa motor total = m


Massa motor untuk bagian yang ber-
eo
eo sin ( t ) putar saja = m1

m1 y1
Perpindahan vertikal rotor ( m1 ) ada-
m y lah :
y
y1 = y + eo . sin ( t )
y1 = y + eo . . cos ( t )
k
y1 = y eo . 2 . sin ( t )
Sehingga persamaan gerak menjadi :
( m m1 ) y + m1 . y1 + k . y = 0

31

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

( m m1 ) y + m1 . { y eo . 2 . sin ( t ) } + k . y = 0
m y m1 eo 2 sin ( t ) + k y = 0
m y + k y = m1 eo 2 sin ( t )
3. Persamaan undamped forced vibration system ( C.8.14 ) diatas :
m y + k y = Po . sin ( t )
25
maka : Po = m1 eo 2 = x 20 x 31,422 = 503,68 kg
980

32

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Getaran dipaksa dengan redaman


Ditinjau model mathematis dari osillator yang bergetar secara harmonis dan
teredam seperti gambar dibawah ini.

k k.y
Po = sin ( t ) m. y'' P = sin ( t )
m
C c.y'

(a) (b)
Model Mathematis Free Body Diagram

Gambar 24

Dari free body diagram dapat ditulis persamaan geraknya sebagai berikut :
m y + c y + k y = Po . sin ( t ) ( C.8.17 )
Penyelesaian umum persamaan diferential homogin diatas adalah :
Persamaan ( C.8.14 ) seperti pada halaman 025
y ( t ) = e c/2m t { A cos ( d t ) + B sin ( d t ) }
c
dimana c = 2 m = lihat halaman 024
2m

d = (1 2 ) lihat halaman 023


Sehingga penyelesaian umum menjadi :
y ( t ) = e - .t { A cos ( d t ) + B cos ( d t ) }
Penyelesaian khusus persamaan diferential homogin ( C.8.17 ) diatas adalah :
y ( t ) = C1 sin ( t ) + C2 cos ( t )
Persamaan gerak diatas dapat ditulis sebagai berikut :
m y + c y + k y = Po . e i t ( a )
Dimana : e i t = cos ( t ) + i sin ( t ) ingat rumus Euler
Disini diasumsikan hanya komponen yang mengandung bilangan imajiner dari
Po . e i t yaitu Po . sin ( t )
Penyelesaian khusus dapat ditulis : y ( t ) = . e i t .. ( b )
y( t ) = . i e i t
y( t ) = . 2 e i t

33

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Jika hasil ini dimasukkan dalam persamaan ( a ), akan diperoleh :


i t i t
m 2 e + cie + k e i t = Po . e i t
m 2 + c i + k = Po

Po
= Amplitudo
k m 2 + ic

Jadi persamaam ( b ) diatas dapat ditulis :


po
y(t)= . e i t
k m + ic
2

Dengan menggunakan bentuk koordinat polar, bilangan kompleks penyebut dapat


ditulis sbb. :
Po .ei . .t
y(t)=
[(k m 2 ) 2 + (c) 2 ].e i

Po .e i (.t )
y(t)= ( A )
(k m 2 ) 2 + ( c.) 2
c.
Dimana : tan =
k m 2
Respons dari gaya Po . sin ( t ) ( komponen imajiner dari Po . ei.t ) adalah
merupakan komponen imajiner dari persamaan ( A ) diatas, sehingga :
Po . sin( t )
y(t)= (B)
(k m 2 ) 2 + ( c ) 2
y ( t ) = Y . sin ( t - )
Po
Dimana : Y= : Steady State Motion Amplitudo
(k m 2 ) 2 + ( c.) 2

c.
tan =
k m. 2

Persamaan ( B ) diatas dapat ditulis dalam bentuk ratio tanpa dimensi seperti
dibawah ini :
yST . sin( t ) 2. .r
y(t)= tan =
(1 r 2 ) 2 + ( 2. .r ) 2 1 r2

34

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Po
Dimana : yST = lendutan statis pegas dimana diatasnya bekerja Po
k
c
= ratio redaman
ccr

r = ratio frekwensi

Dengan mengkombinasikan dengan penyelesaian umum, maka pemyelesaian gerak
tersebut menjadi :
y ST . sin( t )
y ( t ) = e -t { A cos ( d t ) + B sin ( d t ) } +
(1 r 2 ) 2 + ( 2. .r ) 2

Konstanta A dan B ditentukan berdasarkan syarat-syarat batas ( initial condition )


seperti yang sudah-sudah.
Faktor Magnifikasi Dinamis
Faktor magnifikasi dinamis atau Dynamic Load Factor biasanya diberi notasi D,
adalah perbandingan antara Amplitudo dalam keadaan steady Y dengan lendutan
statis yST.
Seperti telah diketahui diatas, bahwa :
y ( t ) = Y. sin ( t ) Halaman 33
yST . sin( t )
y(t)=
(1 r 2 ) 2 + ( 2. .r ) 2
Dari kedua persamaan tersebut diperoleh Faktor Magnifikasi Dinamis :

Y 1
D= =
yST (1 r 2 ) 2 + (2. .r ) 2

Contoh Soal 07
Suatu portal dengan 2 buah kolom dari konstruksi beton bertulang seperti gambar
dibawah ini. Modulus elastisitas beton Eb = 200.000 kg/cm2 dan percepatan
gravitasi g = 980 m/det2
Portal tersebut memikul mesin
W = 4 ton
dengan berat total W = 4 ton.
Pt = 0,50 sin ( 7 t ) C D
25 x 55
Damping ratio = 4,5 %.
Akibat getaran mesin, menye-
babkan timbulnya gaya horison-
25 x 35

25 x 35

3.50

tal pada portal yang besarnya


mengikuti fungsi waktu, yaitu :
Pt = 0,50 sin (7 t ) ton
A 6.00 B

35

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Hitunglah :
1. Kekakuan lateral portal dengan memperhitungkan kekakuan balok CD.
2. Frekuensi ratio r.
3. Amplitudo dalam kondisi Steady State
4. Tegangan dinamis maksimum yang terjadi pada kolom
5. Faktor magnifikasi dinamis ( Dynamic Load Factor ) D.
Penjelesaian :
IAC = IBD = 1/12 x 25 x 353 = 89.322,92 cm4
ICD = 1/12 x 25 x 553 = 346.614,58 cm4
Perhitungan Faktor Distribu si
Tit ik C :
4.E.I CA 4.E.I CD 89.322,92 346.614,58
CA : CD = : = : = 255,21 : 577,69
h AC LCD 350 600
255, 21 577,69
CA = = 0,306 CD = = 0,694
255,21 + 577,69 255,21 + 577.69
Kontrol : CA + CD = 0,306 + 0,694 1 OK
Karena simetris maka : DB = CA = 0,306 dan DC = CD = 0,694
Titik C dan D diberi simpangan sebesar = 1 satuan, sehingga akan timbul momen
primer :
Momen Primer :
6.E.I AC 6 x200.000 x89.322,92
MPAC = MPCA = 2
= = 875.000 kgcm = 8.750 kgm
h AC 350 2
Karena simetris, maka : MP DB = MP BD = MP AC = 8.750 kgm.
Pendistribusian momen ke balok CD dilakukan dengan tabel seperti dibawah ini :
Karena simetris pendistribusian hanya dihitung separuh saja.
Titik A C
Sebagai kontrol, jumlah mo-
Batang AC CA CD
men pada suatu titik ( misal-
0.306 0.694
M Primer 8,750 8,750
nya titik C ) harus 0
M Distribusi -2,678 -6,073
M Induksi -1,339 -3,036
Jadi :
M Total 7,411 6,073 -9,109 MCA + MCD =
M Distribusi 929 2,107 6,791 + ( - 6,791 ) 0, OK
M Induksi 465 1,054
M Total 7,876 7,002 -5,948
M Distribusi -322 -731
M Induksi -161 -366
M Total\ 7,715 6,679 -7,045
M Distribusi 112 254
M Akhir 7,715 6,791 -6,791

36

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

H AC + H CA 7.715 + 6.791
HC = = = 4.144,57 kg/cm
h AC 3,50
Karena simetris HD = HC = 4.144,57 kg/cm
Jadi kekakuan lateral portal :
k = HC + HD = 4.144,57 + 4.144,57 = 8.289,14 kg/cm
Perhitungan Frekwensi Ratio :
Pt = P0 . sin ( t ) = 0,50 sin ( 7 t ), jadi P0 = 0,50 ton = 500 kg
= 7 rad/det
k8.289,14
= = = 45,06 rad/det
m
4000 / 980
7
Jadi frekwensi ratio : r = = = 0,155
45,06
Perhitungan Amplitudo dalam kondisi Steady State :
Amplitudo :
Po
Y=
(k m 2 ) 2 + ( c.) 2
Dimana : c = 2 m = Damping Ratio 4,5 %
4.000
c = 0,045 x 2 x x 45,06 = 16,55
980
Jadi amplitudo dalam keadaan steady state menjadi :
500
Y= = 0,062 cm
[8.289,14 ( 4.000 / 980) x7 2 ]2 + (16,55 x7) 2

Perhitungan Tegan gan Dinamis Maksimum :


Tegangan pada kolom akibat Amplitudo dalam keadaan steady
6 xExI AC 6 x200.000 x89.322,92
M= 2
Y= 0,062 = 54.250 kgcm
h AC 350 2
Section modulus kolom SAC = 1
6 25 . 352 = 5.104,17 cm3
Jadi tegangan dinamis maksimum pada kolom :
M 54.250
f Dinamis = = = 10,63 kg/cm2
S AC 5.104,17
Perhitungan Faktor Magnif ikasi Dinamis :
1 1
D= = = 1,0245
(1 r ) + ( 2. .r )
2 2 2
(1 0,155 ) + (2 x0,045 x0,155) 2
2 2

37

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

D. RESPONS STRUKTUR SDOF AKIBAT GERAKAN PONDASI / TANAH


Apabila suatu mesin yang diletakan dipermukaan tanah, maka tanah akan bergetar ma-
nakala mesin sedang bekerja. Getaran tanah ini akan mengakibatkan seluruh bangunan
disekitarnya ikut bergetar. Kejadian semacam ini tidak saja diakibatkan oleh kerja
mesin, tetapi segala macam sebab yang dapat mengakibatkan tanah bergetar. Sebab-
sebab itu diantaranya akibat pemancangan tiang pancang, akibat suatu ledakan didalam
tanah atau akibat pergeseran tanah dan gempa bumi.
Gerakan tanah/pondasi suatu struktur dimodelkan sebagai :
ys = yo . sin ( s . t ) .. ( D.01 )
Dimana : ys : simpangan tanah atau pondasi
yo : amplitudo ( simpangan ) maksimum
s : frekwensi sudut gerakan tanah atau pondasi
System ini dapat dibuat model mathematisnya seperti gambar 25 dibawah ini.
m
y

k k ( y - ys )
c m y''
m
c c ( y' - ys' )

(a) (b ) (c)
STRUKTUR SDOF MODEL MATHEMATIS FREE BODY DIAGRAM

Gambar 25

Dari gambar 25c, berdasarkan keseimbangan dinamik diperoleh :


m. y + c ( y - ys ) + k ( y ys ) = 0 .. ( D.02 )
Dimana : ys = perpindahan tumpuan/pondasi akibat gerakan tanah
y = perpindakan masa m
Kita tinjau persamaan ( D.01 ) diatas :
ys = yo sin ( s t )
ys = yo s cos ( s t )
Jika hasil ini kita masukkan kedalam persamaan ( D.02 ) akan diperoleh :
m y + c y - c yo s cos ( s t ) + k y k yo sin ( s t ) = 0
m y + c y + k y = k yo sin ( s t ) + c yo s cos ( s t )
m y + c y + k y = Fo sin ( s t + ) ( D.03 )

Dimana : Fo = yo k 2 + (c. s ) 2 = yo k 1 + (2 .r. ) 2


c.s
tan = =2r
k

38

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Kalau kita lihat persamaan ( D.03 ) adalah suatu persamaan diferensial untuk osilator
yang dipengaruhi oleh gaya/beban harmonis Fo sin ( s t + ). Persamaan ini identik
dengan persamaan ( C.8.17 ) untuk getaran dipaksa dengan redaman, yaitu :
m y + c y + k y = Po . sin ( t ) .dihalaman 032 diatas.
Sehingga penyelesaian persamaan ( D.03 ) dalam keadaan tetap ( steady state ) mirip
seperti dihalaman 034, dengan hasil :
( Fo / k ) sin( st + )
y(t)= ( D.04 )
(1 r 2 ) 2 + ( 2.r . ) 2

Jika Fo = yo k 1 + (2 .r. ) 2 kita masukan, maka akan didapat :

y (t ) 1 + (2.r. ) 2
= sin ( s t + - ) ( D.05 )
yo (1 r 2 ) 2 + ( 2.r. ) 2
Persamaan ( D.05 ) diatas merupakan gerakan penyokong ( pondasi ) terhadap struktur
yang dimodel mathematikan sebagai osilator ( gerobak yang bergerak diatas landasan ).
Derajad isolasi relatif dalam dinamika struktur dikenal sebagai transmisibilitas
(transmissibility ) dan didefinisikan sebagai ratio amplitudo dari gerak osilator y dan
amplitudo yo dari gerakan penokong ( pondasi ).
Dari persamaan ( D.05 ) maka transmisibilitas Tr diberikan oleh persamaan :

Y 1 + (2.r. ) 2
Tr = = ( D.06 )
yo (1 r 2 ) 2 + ( 2.r. ) 2
Persamaan ( D.04 ) diatas memberikan respons absolut dari osilator redaman pada
gerak harmonis dari dasar (pondasi).
Alternatif lain adalah menyelesaikan persamaan diferensial ( D.02 ) dihalaman 38
dalam besaran gerak relatif antara massa m dan penyokong (pondasi) :
Perpindahan relatif massa m terhadap perletakan ( pondasi ) u, jadi
u = y - ys y = u + ys
u = y - ys y = u + ys y = u + ys
Kemudian disubstitusikan dalam persamaan ( D.02 ) akan didapat :
m (u + ys) + c ( u + ys - ys) + k ( u + ys ys ) = 0
m u + m ys + c u + k u = 0
m u + c u + k u = Feff (t) dimana Feff ( t ) = - m ys
Feff (t) adalah sebagai gaya efektif yang bekerja pada osilator dan perpindahannya
dinyatakan oleh koordinator u.
Diatas gerakan pondasi : ys = yo sin ( s t )
ys = yo s cos ( s t )
ys = - yo s2 sin ( s t )

39

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Jadi : m u + c u + k u = m yo s2 sin ( s t )
m u + c u + k u = Fo sin ( s t ) dimana Fo = m yo s2
Persamaan ini juga identik dengan m y + c y + k y = Po . sin ( t ) dihalaman 032,
sehingga penyelesaiannya dalam keadaan steady state adalah :
Fo / k . sin( s t ) ( m. yo .s2 / k ). sin( s t )
u(t)= = . ( D.07 )
(1 r 2 ) 2 + ( 2r ) 2 (1 r 2 ) 2 + (2 r ) 2

s2 s2 2
Substusikan : = = r , akan didapat :
k /m 2
u (t ) r 2 . sin(s t )
= . ( D.08 )
yo (1 r 2 ) 2 + ( 2r ) 2
2. .r
Dimana tan =
1 r2

Contoh Soal 08 :
Sebuah kerangka ( portal ) baja seperti gambar dibawah ini :
y

y
W = 15 kips
F(t)
k
F(t)
WF 8 x 20

WF 8 x 20

m
15'

(B )
20'

(A)

memikul sebuah mesin rotasi yang mengakibatkan gaya horisontal pada bidang balok
sebesar F ( t ) = 200 sin 5,3 t lb. Dianggap redaman 5 % redaman kritis. Kolom terdiri
dari profil WF 8 x 20 dan balok dianggap sangat kaku, dan modulus elastisitas baja
adalah : E = 30 x 106 psi.
Tentukan : a. Amplitudo dalam steady state ( keadaan tetap ) dari getaran tersebut.
b. Tegangan dinamis maksimum pada kolom.
c. Jika struktur diatas dipengaruhi oleh gerakan tanah
ys ( t ) = 0,2 sin 5,3 t lb
Tentukan transmisibilitas dari gerakan balok
d. Gaya geser maksimum pada kolom.
e. Tegangan maksimum pada kolom.

40

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Penyelesaian :
Dari tabel profil untuk WF 8 x 20 diketahui I = 2881 cm4 = 69,2164 inch4 69,2 inch4
3 xExI 3 x30 x106 x69, 2
Jadi kekakuan satu kolom : k = = = 1067,90 lb/inch
h3 (12 x15) 3
Karena balok dianggap sangat kaku, maka :
Kekakuan portal : keq = 2 x k = 2 x 1067,90 = 2135,8 lb/inch 2136 lb/inch
F 200
Lendutan dalam keadaan statis : yST = o = = 0,0936 inch
k eq 2136
k eq 2136
= = = 7,41 rad/det
m 15000 / 386
5,3
Frekwensi ratio : r = = = 0,715
7 ,41
Jadi amplitudo dalam steady state akibat getaran mesin rotasi adalah :
yST 0,0936
Y= = = 0,189 inch
(1 r 2 ) 2 + ( 2.r . ) 2 (1 0,715 2 ) 2 + ( 2 x0,715 x0,05) 2
Momen pada kolom akibat amplitudo dalam steady state, adalah :
3EI 3 x30 x106 x69, 2
M= Y = x 0,189 = 36.330 lb inch
h2 (12 x15) 2
Dari tabel profil untuk WF 8 x 20 didapat SX = 278,6 cm3 = 17 inch3
M 36.330
Tegangan dinamis maksimum pada kolom : f maks = = = 2137 psi
SX 17
Transmisibilitas :

1 + (2.r. ) 2 1 + (2 x0,715x0,05) 2
Tr = = = 2,03
(1 r 2 ) 2 + ( 2.r. ) 2 (1 0,7152 ) 2 + ( 2x0,715x0,05) 2
Perpindahan / simpangan relatif maksimum adalah :
yo .r 2 0, 2 x0,715 2
u(t)= = = 0,207 inch
(1 r 2 ) 2 + ( 2.r. ) 2 (1 0,715 2 ) 2 + ( 2 x0,715 x0,05) 2
Momen akibat simpangan relatif maksimum ( pergerakan pondasi ) :
3EI 3 x30 x106 x69, 2
M= U(t) = x 0,207 = 39.790 lb inch
h2 (12 x15) 2
M 39.790
Gaya geser maksimum : Hmaks = = = 220,83 lb
h (12 x15)
Tegangan maksimum akibat gerakan tanah :
M 39.790
f maks = = = 2.335 psi
SX 17

41

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Penyaluran Gaya ke Pondasi


( Force Transmitted to the Foundation )
Ditinjau osilasi teredam pada gambar dengan beban harmonis : F ( t ) = Fo . sin s . t
seperti pada gambar 26 dibawah ini.
m
y

k
c m
c

(a) (b)
STRUKTUR SDOF MODEL MATHEMATIS

Gambar 26
Persamaan differential dasi gerakan ini adalah : m y + c y + k y = Fo . sin s t
Penyelesaian dalam keadaan Steady State :
y = Y . sin ( s t - ) ( lihat halaman 033 )
y = Y . s . cos ( s t - )
Fo / k
Dimana : Y = .. ( D.09 )
(1 r ) + ( 2r ) 2
2 2

2. .r
dan tan =
1 r2
Gaya dari osilator ( struktur) disalurkan ke pondasi melalui pegas k y dan elemen
redaman c y, jadi gaya total yang disalurkan ke pondasi adalah :
FT = k y + c y
FT = k . Y . sin ( s t - ) + c . Y . s . cos ( s t - )
FT = Y [ k . sin ( s t - ) + c . s . cos ( s t - ) ]
FT = Y . k 2 + c 2 s2 sin ( s t - + )

FT = Y . k 2 + c 2 s2 sin ( s t - ) . ( D.10 )
c.s
Dimana : tan = =2r dan =-
k
Dari persamaan ( D.09 ) dan ( D.10 ), maka gaya maksimum yang disalurkan ke
pondasi :
Fo / k
FT = k 2 + c 2 s2 . sin ( s t - )
(1 r ) + ( 2. .r )
2 2 2

Fo / k
FT = k 1 + ( 2r ) 2 sin ( s t - )
(1 r ) + ( 2. .r )
2 2 2

42

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

1 + (2r ) 2
FT = Fo sin ( s t - )
(1 r 2 ) 2 + ( 2r ) 2
Gaya FT akan maksimum jika sin ( s t - ) 1, jadi gaya maksimum yang
diterima/di-salurkan ke pondasi FT = AT adalah :

1 + (2. .r ) 2
AT = Fo .
(1 r 2 ) 2 + ( 2. .r) 2

Transmisibilitas TR didefinisikan sebagai ratio dari amplitudo gaya yang disalurkan ke


pondasi dan amplitudo gaya yang bekerja, jadi :

A 1 + (2. .r ) 2
TR = T =
Fo (1 r 2 ) 2 + ( 2. .r) 2
Seperti telah diketahui diatas : = -
tan tan
maka : tan =
1 + tan . tan
2. .r
Telah diketahui diatas bahwa : tan = dan tan = 2 r
1 r2
2. .r 3
Sehingga : tan =
1 r 2 + 4. 2 .r 2

Contoh Soal 09
Sebuah mesin dengan berat W = 1.750 kg dipasang pada balok baja dengan 2 (dua)
perletakan seperti gambar dibawah ini.

Fo sin ( t )

m
y
W WF 125.60.6.8
A B
C y c k

1.50 1.50

STRUKTUR MODEL MATHEMATIS


(A) ( B)

Bentangan balok L = 3,00 m. Sebuah torak yang bergerak keatas dan kebawah pada
mesin akan menimbulkan gaya harmonis sebesar Fo = 3.175 kg dan frekwensi sudut
sebesar = 60 rad/det. Balok baja AB terdiri dari profil WF 125.60.6.8 dengan
modulus elastisitas E = 2,1 x 106 kg/cm2 dan redaman 10 % dari redaman kritis.

43

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Jika berat balok sendiri diabaikan, hitunglah :


a. Amplitudo dari gerakan mesin.
b. Gaya yang disalurkan ke tumpuan ( pondasi ).
c. Sudut fasa yang bersangkutan.
Penyelesaian :
Dari tabel profil untuk WF 125.60.6.8 diperoleh I = 413 cm4
Lendutan ditengah-tengah bentang akibat beban P ditengah-tengah bentang :
PxL3
= Jika = 1 cm, maka P k
48.E.I
48.E.I 48 x2,1x10 6 x413
Jadi : k = = = 15.419 kg/cm
L3 300 3
k 15.419
= = = 92,92 rad/det
m 1.750 / 980
60
r= = = 0,65
92,92
yST . sin( t )
Seperti telah diketahui : y ( t ) =
(1 r 2 ) 2 + ( 2. .r ) 2
y ( t ) adalah simpangan pada saat t det. Amplitudo adalah simpangan maksimum dan
ini bisa dicapai jika sin ( t - ) 1, jadi amplitudo dari gerakan mesin adalah :
y st Fo 3.175
Y= yst = = = 0,206 cm
(1 r 2 ) 2 + ( 2. .r ) 2 k 15.419

0, 206
Jadi : Y= = 0,348 cm
(1 0,65 ) + (2 x0,10 x0,65) 2
2 2

Gaya yang disalurkan ke pondasi :

1 + (2. .r ) 2 1 + ( 2x 0,1x 0,65) 2


AT = Fo = 3.175 = 5.409 kg
(1 r 2 ) 2 + ( 2. .r) 2 (1 0,652 ) 2 + (2 x0,10 x0,65) 2

2. .r 3 2 x0,10 x0,653
tan = =
1 r 2 + ( 2. .r ) 2 1 0,65 2 + ( 2 x 0,10 x 0,65) 2

2 x0,10 x0,653
Jadi sudut fasa = arc tan = 5,28
1 0,65 2 + ( 2 x 0,10 x 0,65) 2

44

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Contoh 10
Suatu kendaraan berjalan dijalan dengan permukaan yang bergelombang yang mana
gelombang jalan di-idealisir sebagai funsi sinus harmonik dengan panjang gelombang
adalah L = 60 m, dan amplitudo gelombang 5 cm. Kendaraan mempunyai pegas dengan
kekakuan ks = 400 kg/cm dengan rasio redaman = 35 %. Kendaraan berjalan dengan
kecepatan Vk = 60 km/jam dan berat kendaraan W = 2.250 kg.
Hitunglah simpangan vertikal tempat duduk kendaraan tersebut.
Penyelesaian :
Peristiwa diatas dapat dibuat model mathematisnya seperti gambar dibawah.

yk W
Vk

Yb

Frekwensi sudut gerakan kendaraan :


ks 400
= = = 13,199 rad/det.
m 2.250 / 980
Jalan yang bergelombang akan menyebabkan elevasi tempat duduk di kendaraan
mengalami naik turun, dengan amplitudo yk
Waktu getar akibat gelombang jalan :
L 60
T= = = 3,6 det
Vk 60.000 / 3600
Frekwensi sudut akibat beban karena jalan bergelombang :
2 2
= = = 1,745 rad/det
T 3,6
1,745
Frekwensi Ratio : r = = = 0,132
13,199
1 + ( 2. .r) 2 1 + (2 x0,35 x0,132) 2
Transmisibility : TR = =
(1 r 2 ) 2 + ( 2. .r ) 2 (1 0,1322 ) 2 + ( 2x 0,35x0,132) 2
TR = 1,018
Transmisibility adalah ratio amplitudo dari gaya yang disalurkan ke pondasi ( disini
amplitudo kursi yk ) dan amplitudo gaya yang bekerja ( dalam hal ini amplitudo
gelombang jalan Yb ).
y
Jadi : TR = k yk = Yb x TR = 5 x 1,018 = 5,09 cm
Yb

45

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

E. Beban Impuls
Selama ini yang kita pelajari adalah pengaruh beban harmonis pada struktur, padahal
kita tahu beban dinamik tidak harus berupa getaran yang harmonis. Beban impuls
adalah beban yang bekerja dalam waktu yang sangat singkat, jadi durasi beban impuls
( dt ) relatif pendek/singkat terhadap perode getar struktur ( Ts ), akan tetapi intensitas
beban impuls ini pada umumnya sangat besar.

y Selama beban impuls bekerja ( selama dt ), maka


pada pegas/per pada model mathematik disam-
ping ini akan timbul resistensi.
k P(t) Menurut Biggs ( 1965 ) gaya pegas/per tersebut
m relatif kecil bila dibandingkan dengan gaya im-
pulsnya, mengingat sangat singkatnya waktu be-
ban impuls bekerja, sehingga pada umumnya
dalam beban impuls ini resistensi/gaya pegas da-
Gambar 27
pat diabaikan.

Karena resitensi/gaya pegas diabaikan, maka selama berlangsungnya beban impuls


sistem struktur dianggap tidak mengalami perubahan simpangan.
Clough dan Penzien ( 1993 ) mengatakan bahwa pengaruh redaman pada beban impuls
juga relatif kecil. Oleh karena itu satu-satunya respon yang terjadi pada pembebanan
yang sangat singkat itu adalah timbulnya percepatan awal ( initial acceleration ), yaitu
gaya impuls dibagi dengan massa.
Dari persamaan gerak : m y + c y + k y = F ( )
Karena resistensi pegas dan penaruh redaman diabaikan, maka : m y = F ( )
Dimana : F ( ) : beban impuls
m : masssa
y : percepatan ( acceleration )
Impuls pada pembebanan ini dapat didefinisikan sebagai perkalian dari gaya dan selang
waktu bekerjanya gaya tersebut.
F () Pada gambar 28 disamping ini. Impuls
dari suatu gaya F ( ) digambarkan oleh
bagian yang di-arsir, ialah : F ( ) . d.
Impuls ini bekerja pada massa m yang
F () . d

menurut hukum gerak dari Newton :


dv F ( ).d
m = F ( ) dv =
+ d d m
d Dimana :
F ( ) . d : adalah impuls
Gambar 28
dv : pertambahan kecepatan

Kita tinjau impuls F ( ) . d yang bekerja pada suatu osilator tanpa redaman. Pada wak-
tu detik osilator mengalami perubahan kecepatan yang dinyatakan dengan persamaan :

46

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

F ( ).d
dv = .. ( E.01 )
m
Persamaan gerak untuk Getaran Bebas Tanpa Redaman ( halaman 019 ) :
y o'
y ( t ) = yo . cos ( t ) + .sin ( t ) yo = vo

vo
Sehingga : y ( t ) = yo . cos ( t ) + . sin ( t )

Jika perubahan kecepatan ( E.01 ) diatas, dimasukkan kedalam persamaan Getaran Bebas
Tanpa Redaman, sebagai kecepatan awal vo, dan perpindahan/simpangan awal yo = 0 dan
yang mengakibatkan perpindahan pada waktu berikutnya berikutnya, akan didapat :
F ( ).d
dy(t) = sin ( t - )
m
Perpindahan total y ( t ) pada waktu t detik :
t F (t ) 1 t
y(t)= m
0
sin ( t - ) dt =
m F ( ). sin (t ).d
0

Persamaan integral diatas dikenal sebagai Integral Duhamel. Persamaan diatas


menyatakan perpindahan/simpangan total akibat pengaruh gaya F ( ) yang bekerja pada
osilator tanpa redaman.
Untuk memperhitungkan pengaruh perpindahan awal yo dan kecepatan awal vo pada
waktu t = 0, maka perpindahan total adalah :
vo 1 t
m 0
y ( t ) = yo . cos ( t ) + . sin ( t ) + F ( ). sin .(t ).d .. ( E.02 )

1. Beban Konstant :
Suatu osilator tanpa redaman seperti gambar 29 dibawah ini dibebani suatu gaya kon-
stant Fo secara tiba-tiba pada wantu t = 0
F(t)

F ( t) Fo
k
m

(a) (b)

Gambar 29
Untuk perpindahan awal ( yo ) dan kecepatan awal ( vo ) sama dengan nol maka
persamaan ( E.02 ) diatas menjadi :
t
1
y(t)=
m F
0
o sin (t ).d

47

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Fo t
y(t)= . cos(t ) 0
m

Fo
y(t)= (1 cos .t ) = yst ( 1 cos t ) . ( E1.01 )
k

Respons dari pembebanan dengan gaya konstant secara tiba-tiba dapat dilihat pada
gambar 30 dibawah ini.
y(t) Gambar 30 disamping adalah respons se-
yst buah sistem tak teredam dari SDOF akibat
gaya tetap yang bekerja secara tiba-tiba.
Jika diamati penyelesaian ini sangat mirip
2
dengan penyelesaian getaran bebas dari
1 osilator tanpa redaman.

0 t
T

Gambar 30

2. Beban Segi Empat


Ditinjau suatu beban tetap Fo yang bekerja secara tiba-tiba untuk selang waktu td se-
perti gambar 31 dibawah ini.
F( t)

Fo
k F( t)
m

td
t

(a) (b)
Gambar 31

Sehingga perpindahan/simpangan pada selang waktu tersebut adalah :


F
yd = o { 1 cos ( td )}
k
Sedangkan kecepatannya adalah turunan pertama dari persamaan diatas.
F
vd = o sin ( td )
k
Untuk respons setelah waktu td digunakan persamaan untuk getaran bebas tanpa
redaman ( hal 019 ) :
y o'
y ( t ) = yo . cos ( t ) + .sin ( t )

48

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Dimana kondisi awal ( initial condition ) untuk perpindahan dan kecepatan pada saat
td , yaitu dengan mengganti yo dengan yd, vo = yo dengan vd dan t dengan ( t td ),
maka diperoleh :
F F
y ( t ) = o {1 cos ( td ) } cos ( t td ) + o sin ( td ) . sin ( t td )
k k
Yang dapat disederhanakan menjadi :
Fo
y(t)= {cos ( t td ) cos t } . ( E1.02 )
k
Jika faktor beban dinamis ( Dynamic Load Factor ) yang disingkat D atau DLF
didefinisikan sebagai perpindahan pada setiap wahtu t dibagi dengan perpindahan
statis yst , maka persamaan ( E1.01 ) halaman 048 dan persamaan ( E1.02 ) diatas
dapat ditulis sebagai berikut :
y (t )
Dari persamaan ( E1.01 ) : = DLF = 1 cos t t td
y st
Dari persamaan ( E1.02 ) :
y (t ) y (t )
= = DLF = cos ( t td ) cos t t td
F0 y st
k
Sering pula persamaan frequensi sudut dinyatakan dalam waktu getar T, sehingga
pada persamaan diatas frequensi sudut diganti dengan 2/T, sehingga akan diperoleh :
t
DLF = 1 cos 2 t td
T
t t t
Dan DLF = cos 2 d - cos 2 t td
T T T

49

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Contoh Soal 11 :
Suatu portal dari konstruksi beton dengan E = 220.000 kg/cm2, berat konstruksi di-
idealisasikan sebagai beban merata q = 2,5 ton/m seperti gambar dibawah ini.
F
q = 2,5 t/m
B C
20 x 40
Fo
3.50

20 x 30 20 x 30

t
5.00 0 td
A D
(A) (B)

Portal dibebani dengan beban tetap Fo = 1.500 kg seketika dengan jangka waktu
selama td = 0,40 detik, setelah itu beban dihilangkan.
1. Plot simpangan portal terhadap waktu akibat beban Fo dan setelah beban Fo dihi-
langkan.
2. Hitung Faktor Beban Dinamis ( DLF ) maksimum.
Penyelesaian :
IAB = ICD = 1
12 20 x 303 = 45.000 cm4
IBC = 1
12 20 x 403 = 106.667 cm4
Perhitungan faktor distribusi :
4 xEI AB 4 xEI BC 45.000 106. 667
Titik B : BA : BC = : = : = 128,57 : 213,33
h AB LBC 350 500
128,57 213,33
BA = = 0,376 BC = = 0,624
128,57 + 213,33 128,57 + 213,33
Check : BA + BC = 0,376 + 0,624 1 OK
Karena simetris, maka CD = BA = 0,376 dan CB = BC = 0,624
Momen primair pada kolom akibat simpangan = 1 cm.
6 xEI AB 6 x220.000 x 45.000
MBA = MAB = 2
= x 1 = 484.898 kgcm
h AB 350 2
Karena simetris, maka MCD = MDC = MAB = 484.898 kgcm
Perataan momen ke balok, dilakukan dengan methode distribusi momen yang dibuat
secara tabelaris seperti pada halaman berikut ini :

50

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Titik A B
Member AB BA BC
Fak. Distribusi --- 0.376 0.624
Momen Primair 484,898 484,898 ---
Momen Distribusi -182,322 -302,576
Momen Induksi -91,161 -151,288
Momen Total 393,737 302,576 -453,864
Momen Distribusi 56,884 94,404
Momen Induksi 28,442 47,202
Momen Total 422,179 359,460 -312,258
Momen Distribusi -17,748 -29,454
Momen Akhir 422,179 341,712 -341,712

M AB + M BA 422.179 + 341.712
Gaya geser pada kolom AB : H1 = = = 2.183 kg/cm
h AB 350
Jadi kekakuan lateral portal : k = 2 x H1 = 2 x 2.183 = 4.366 kg/cm.
Berat total struktur : W = q x LBC = 2.500 x 5 = 12.500 kg
k 4.366
Frequensi sudut : = = = 18,50 rad/det.
m 12.500 / 980
Simpangan struktur pada saat t td, dapat dicari dengan persamaan ( E1.01 )
Fo 1.500
y(t)= ( 1 cos t ) = ( 1 cos 18,50 t )
k 4.366
y ( t ) = 0,344 ( 1 cos 18,50 t )
Untuk t = 0 det yo = 0 cm
Untuk t = 0,05 det y = 0,136 cm
Untuk t = 0,10 det y = 0,439 cm
Untuk t = 0,15 det y = 0,665 cm
Untuk t = 0,20 det y = 0,636 cm
Untuk t = 0,25 det y = 0,374 cm
Untuk t = 0,30 det y = 0,088 cm
Untuk t = 0,35 det y = 0,006 cm
Untuk t = 0,40 det y = 0,193 cm
Simpangan struktur pada saat setelah beban dihilangkan ( t td ), dipergunakan
persamaan ( E1.02 ) :
Fo 1.500
y(t)= {cos ( t td ) cos t } = { cos 18,50 ( t 0,4 ) cos 18,50 t }
k 4.366

51

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

y ( t ) = 0,344 { cos 18,50 ( t 0,4 ) cos 18,50 t }


Untuk t = td = 0,4 det y = 0,193 cm
Untuk t = 0,45 det y = 0,363 cm
Untuk t = 0,50 det y = 0,244 cm
Untuk t = 0,55 det y = - 0,069 cm
Untuk t = 0,60 det y = - 0,328 cm
Untuk t = 0,65 det y = - 0,325 cm
Untuk t = 0,70 det y = - 0,063 cm
Untuk t = 0,75 det y = 0,248 cm
Untuk t = 0,80 det y = 0,363 cm
Untuk t = 0,85 det y = 0,188 cm dst.
Kemudian nilai y ini diplotkan dengan t sebagai absis dan y sebagai ordinat, maka
hasilnya akan seperti gambar dibawah ini
y

0,665

0,363

0,55 0,60 0,65 0,70


0,05 0,10 0,15 0,20 0,25 0,30 0,35 0,40 0,45 0,50 0,75 0,80 0,85
t

GAYA Fo BEKERJA

- 0,328

Simpangan grafik diatas terlihat bahwa simpangan maksimumnya terjadi kurang lebih
pada t = 0,15 detik sebesar ymaks = 0,665 cm.
Fo 1.500
Simpangan statis : yst = = = 0,344 cm
k 4.366
y maks 0,665
Faktor Beban Dinamis ( DLF ) = = = 1,933
y st 0,344

52

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

3. Beban Segitiga
Suatu osilator tanpa redaman dibebani dengan gaya F ( t ) dengan nilai awal ( initial
value ) sebesar Fo, dan beban ini berkurang secara linear sampai akhirnya nol dalam
waktu td detik.
F(t)

y(t) Fo

k
Ft
m

t
td
(a) (b)

Gambar 32
Respons dari beban segitiga ini dapat dihitung dengan persamaan ( E.02 ) dihalaman
047, yaitu :
v 1 t
m 0
y ( t ) = yo . cos ( t ) + o . sin ( t ) + F ( ). sin .(t ).d .. ( E.02 )

dalam dua interval :

Untuk interval pertama td , gaya diberikan oleh : F ( ) = Fo 1
td
Untuk kondisi awal ( initial condition ) : yo = 0 dan vo = 0
Kalau nilai ini dimasukkan dalam persamaan ( E.02 ) diatas dan di-integrasikan akan
diperoleh :
Fo F sin t
y= ( 1 cos t ) + o t .. ( E3.01 )
k k.t d
Faktor Beban Dinamis ( DLF ) :
y sin( 2 .t / T ) t
DLF = = 1 cos ( 2t/T ) +
y st 2 .t d / T td
yang mendefinisikan response sebelum waktu td.
Untuk interval kedua t td , dipergunakan persamaan Getaran Bebas Tanpa
Redaman :
y o' vo
y ( t ) = yo . cos ( t ) + .sin ( t ) = yo . cos ( t ) + sin ( t )

Kondisi awal dari persamaan ini diperoleh dari persamaan ( D ) diatas dengan mema-
sukkan simpangan / perpindahan dan kecepatan pada waktu td , sehingga diperoleh :
Fo F sin .t d
yd = ( 1 cos td ) + o td
k k.t d

53

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Fo sin .t d
yd = cos.t d ( E3.02 )
k .t d
Kecepatan pada saat td diperoleh dari turunan pertama yd, yaitu :
Fo cos.t d 1
. sin .t d +
vd = .. ( E3.03 )
k td td
Harga-harga yd dan vd ini dapat diambil sebagai kondisi awal pada waktu t = td untuk
interval kedua. Jadi jika pada persamaan getaran bebas tanpa redaman diatas
dimasukkan harga-harga yo = yd , vo = vd , dan mengganti t dengan t - td , akan
diperoleh :
Fo F
y= { sin t sin ( t td ) } - o cos t
k..t d k
y y
Faktor beban dinamis ( DLF ) = = akan diperoleh :
y st Fo / k
1
DLF = { sin t sin ( t td ) } cos t
.td
Jika = 2/T dimasukan dalam persamaan diatas akan diperoleh :
1 t t t t
DLF = . sin 2 sin 2 d - cos 2
2 .t d / T T T T T

Contoh Soal 12 :
Suatu portal dari konstruksi beton dengan E = 220.000 kg/cm2, berat konstruksi di-
idealisasikan sebagai beban merata q = 2,5 ton/m seperti contoh 11 diatas dibebani
dengan beban segitiga seperti gambar dibawah.
F
q = 2,5 t/m
B C
20 x 40
Fo
3.50

20 x 30 20 x 30

t
5.00 0 td
A D
(A) (B)

Konstruksi dibebani secara tiba-tiba dengan beban sebesar Fo = 1.500 kg dan beban
ini berkurang secara linear sampai waktu td = 0,40 det beban menjadi nol.
Hitunglah : 1. Simpangan maksimum akibat beban dinamis.
2. Dinamic Load Factor ( DLF ) maksimum akibat beban dinamis tsb.

54

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Penyelesaian :
Seperti telah dihitung pada contoh 11 terdahulu : k = 4.366 kg/cm
k 4.366
= = = 18,50 rad/det
m 12.500 / 980
Untuk interval t td , simpangan diberikan oleh persamaan ( E3.01 ) pada hal. 053
Fo F sin t
y= ( 1 cos t ) + o t
k k.t d
1.500 1.500 sin(18,50.t )
y= ( 1 cos 18,50 t ) + t
4.366 4.366 x0,40 18,50
sin(18,50.t )
y = 0,344 ( 1 cos 18,50 t ) + 0,859 t
18,50
Untuk t = 0 det y = 0 cm
Untuk t = 0,05 det y = 0,131 cm
Untuk t = 0,10 det y = 0,398 cm
Untuk t = 0,15 det y = 0,553 cm
Untuk t = 0,20 det y = 0,440 cm
Untuk t = 0,25 det y = 0,113 cm
Untuk t = 0,30 det y = 0,201 cm
Untuk t = 0,35 det y = 0,286 cm
Untuk t = 0,40 det y = 0,109 cm
Dari perhitungan diatas terlihat simpangan maksimum ymaks = 0,553 cm
Fo 1.500
yst = = = 0,344 cm
k 4.366
Jadi Dinamic Load Factor ( DLF ) maksimum :
y maks 0,553
DLFmaks = = = 1,61
y st 0,344

55

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

4. Beban Kombinasi ( Finite Rise Load )


Disini akan dibahas komdinasi antara beban segitiga yang intensitas awalnya sama
dengan nol atau F ( t ) =0, kemudian naik secara linear dan pada saat t = td beban
mencapai Fo, kemudian menjadi beban konstan, seperti gambar dibawah ini.
F(t)

Fo
k F( t)
m Fo
F
t
td
(A) (B)
Gambar 33

Untuk interval : t td :

F = F ( ) = . Fo
td
Untuk pembebanan dengan beban dinamik tanpa adanya nilai awal ( tidak ada
simpangan awal dan kecepatan awal ), maka simpangan pada saat t det adalah :
1 t
y(t)=
m F ( ). sin (t ).d
0
lihat halaman 047

Kalau nilai F ( ) diatas disubstitusikan, persamaan menjadi


F
t
k
y(t)= o
m. t
0 d
. sin ( t - ) d m =
2

F .
t t
y(t)= o
k . d .sin (t ).d
0
= yst .
td
. .sin (t ).d
0

Jika di-integralkan akan diperoleh :


Untuk t < td
1 1
y ( t ) = yst t sin( .t ) ( E4.01 )
td

Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, maka dynamic load factor ( DLF ) adalah :

y (t ) 1 1
DLF = = t sin(.t ) .( E4.02 )
y st td

Pada saat t = td , maka simpangan dan kecepatan massa adalah y ( td ) dan y( td ) akan
menjadi nilai-nilai awal bagi pembebanan berikutnya, yaitu pada fungsi beban
dimana F ( t ) = Fo
56

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Jadi simpangan pada waktu t = td , adalah :


y st sin(.t d )
y ( td ) = t
td
Sedangkan kecepatannya adalah :
y
y( td ) = st { 1 cos ( . td ) }
td
Substitusikan simpangan dan kecepatan ini kedalam persamaan ( E.02 ) hal 047, de-
ngan F ( ) = Fo , yo = y ( td ) dan vo = y( td ), dan t diganti dengan ( t td ), akan di-
peroleh :
v 1 t
m 0
y ( t ) = yo . cos ( t ) + o . sin ( t ) + F ( ). sin .(t ).d

y sin(.t d ) y st
y ( t ) = st t cos ( t td ) + { 1 cos ( . td ) } sin ( t td )
td t d .
t
F
+ o
m. sin (t ).d
0

Persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi :


1 1
y ( t ) = yst cos (t t d ) sin(.t d ). cos (t td ) + sin .(t t d )
td . t d .
1 t
yst cos .t d . sin (t t d ) + cos (t ) |
t d . 0

Persamaan diatas ini dapat disederhanakan menjadi :


Untuk t > td :
1
y ( t ) = yst 1 + [sin (t t d ) sin .t ] ( E4.03 )
t d .

Dynamic Load Factor ( DLF ) :

y (t ) 1
DLF = = 1 + [sin (t t d ) sin .t ] ( E4.04 )
y st t d .

57

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Contoh Soal 13 :
Suatu portal dari baja seperti gambar dibawah ini, mendapat beban kombinasi dina-
mis.

q F(t)
C D
F(t)

h Fo
t
A L B
td

Kolom portal ( AC an BD ) dari profil WF 400.200.8.13 sedangkan balok CD sangat


kaku. Bentangan portal L = 6 m dan tinggi kolom h = 3,50 m. Berat konstruksi
diekspresikan sebagai beban merata q = 2 ton/m. Portal dibebani dengan beban
impuls yang mana pada saat t = 0 det beban impuls F ( t ) = 0 ton dan beban impuls
ini bertambah secara linear sampai td = 1,5 det beban impuls menjadi Fo = 4 ton,
seterusnya beban menjadi beban tetap. Bila E = 2,1 x 106 kg/cm2, maka plot besarnya
simpangan terhadap waktu pembebanan.
Penyelesaian :
Dari tabel profil diperoleh untuk WF 400.200.8.13 IX = 23.700 cm4
12 EI 12 x2,1x10 6 x 23.700
kAC = = = 13.929,80 kg/cm
h3 350 3
3EI 3 x2,1x10 6 x 23.700
kBD = = = 3.482,45 kg/cm
h3 350 3
k = kAC + kBD = 13.929,80 + 3.482,45 = 17.412,25 kg/cm
W = q x L = 2.000 x 6 = 12.000 kg
k 17.412, 25
= = = 37,71 rad/det.
m 12.000 / 980

Untuk interval t td
1 1 Fo 1
y ( t ) = yst t sin( .t ) = t sin( .t )
td k.t d
4.000 1
y(t)= t sin( 37,71.t ) = 0,153 x { t 0,0265xsin( 37,71 t ) }
17.412,25 x1,5 37,71
Untuk t = 0 det y = 0 cm
Untuk t = 0,5 det y = 0,08 cm
Untuk t = 1,0 det y = 0,15 cm
Untuk t = 1,5 det y = 0,23 cm

58

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Untuk interval t td
1
y ( t ) = yst 1 + [sin (t t d ) sin .t ]
t d .
1
y ( t ) = Fo k 1 + [sin (t t d ) sin .t ]
t d .
4.000 1
y(t)= 1 + x[sin (t 1,5) sin( 37,71xt ) ]
17.412,25 1,5 x37,71
y ( t ) = 0,229 {1 + 0,018x[sin 37,71(t 1,5) sin(37,71t )]}

Untuk t = td = 1,5 det y = 0,23 cm


Untuk t = 2,0 det y = 0,23 cm
Untuk t = 2,5 det y = 0,23 cm
Hasil Plotting :

y(t)

0,23

0,15
0,08

0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5


t

59

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

F. BANGUNAN GESER ( SHEAR BUILDING )


Seperti yang telah dijelaskan pada kuliah-kuliah yang lalu. bangunan geser ( shear
building ) adalah suatu bangunan portal dimana balok lantai/atap dianggap kaku sekali
bila dibandingkan dengan kekakuan kolomnya.

Sehingga bila terjadi pergeseran/penyimpangan


horisontal seperti gambar disamping ini tidak
Sangat Kaku
Tidak terjadi perputaran akan terjadi perputaran sudut pada balok lantai/
atap, jadi konstruksi hanya mengalami perpin-
perpindahan / pergeseran horisontal saja, oleh
karena itu konstrusi disebut Bangunan Geser
Sangat Kaku
Tidak terjadi perputaran
( shear building ).
Jika balok lantai/atap tidak kaku, bila terjadi
pergeseran akan terjadi perputaran sudut pada
pertemuan antara balok lantai/atap dengan ko-
lom, jika hal ini terjadi maka konstruksi terse-
but bukan merupakan bangunan geser.
Gambar 34

Persamaan kekakuan Bangunan Geser.


Untuk bangunan geser terdapat asumsi-asumsi sebagai berikut :
1. Massa total tiap lantai dipusatkan pada masing-masing lantai.
2. Balok lantai/atap mempunyai kekakuan yang sangat besar jika dibandingkan dengan
kolom sehingga jika terjadi pergeseran/penyimpangan horisontal tidak akan terjadi
perputaran sudut pada pertemuan balok lantai/atap dengan kolom.
3. Deformasi struktur tidak tergantung pada gaya aksial yang bekerja dikolom.
Kita tinjau bangunan geser bertingkat 3 seperti sketsa diatas. Sebagaimana asumsi
diatas bahwa massa lantai dipusatkan pada masing-masing lantai yang disebut Lamp
Mass

F3 ( t ) m3 y3 F3 ( t ) m3 y3 F3 ( t ) m 3 y3"
Lantai 3
k 3 ( y3 - y2 )
k3 k3
k 3 ( y3 - y2 )
F2 ( t ) m2 y2 F2 ( t ) m 2 y2 F2 ( t ) m 2 y2"
Lantai 2
k 2 ( y2 - y1 )
k2 k2
k 2 ( y2 - y1 )
F1 ( t ) m1 y1 F1 ( t ) m1 y1 F1 ( t ) m1 y1"
Lantai 1
k1 y1
k1 k1
Free Body

Bangunan Geser Lamp Mass

Gambar 35
Akibat gaya lateral F1 ( t ) , F2 ( t ) dan F3 ( t ) yang masing-masing bekerja pada
lantai 1, lantai 2 dan lantai 3 maka timbul pergeseran horisontal sebesar y1 pada lantai
1, y2 pada lantai 2 dan y3 pada lantai 3.
60

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Dari Free Body kita tinjau keseimbangan gaya pada masing-masing massa lantai
Massa lantai 1 : m1 y1 + k1 y1 k2 ( y2 y1 ) = F1 ( t ) (a)
Massa lantai 2 : m2 y2 + k2 ( y2 y1 ) k3 ( y3 y2 ) = F2 ( t ) .. (b)
Massa lantai 3 : m3 y3 + k3 ( y3 y2 ) = F3 ( t ) . (c)

Ingat persamaan gerak umum SDOF dengan redaman adalah :


m. y + c. y + k. y = F ( t ), kasus diatas tanpa redaman.
Ketiga persamaan diatas merupakan formulasi kekakuan ( stiffness ) dari persamaan
gerak untuk bangunan geser tiga lantai dan dapat ditulis dengan notasi matriks
sebagai berikut :
[ M ] { y } +[ K ] { y } = [ F ]

Dimana : [ M ] adalah matriks massa dan dapat ditulis :

m1 0 0
[ M ] = 0 m2 0
0 0 m3

[ K ] adalah matriks kekakuan dan dapat ditulis

k1 + k2 k2 0
[ K ] = k 2 k2 + k3 k 3
0 k3 k3

{ y } adalah vektor perpindahan/simpangan


{ y} adalah vektor percepatan
[ F ] adalah vektor gaya
Ketiga vektor ini dapat ditulis dalam notasi matriks sebagai berikut :

y1 y1 " F1 (t )
{ y } = y 2 { y } = y2 " [ F ] = F2 (t )
y3 y3 " F3 (t )

Kekakuan lateral dari portal bangunan geser diatas dapat dihitung sebagai berikut
:
Kita lihat gambar 36 dihalaman berikut ini :

61

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

m3
3 3 k3 3 k3
k3

m2 k3 k3
2 2 k2 2
k2
k2

m1 k2 k2
1 1 1
k1
k1
k1

Lamp Mass Mode 1 Mode 2 Mode 3


Gambar 36

Karena disini ada 3 massa lantai yaitu m1, m2 dan m3 maka disini ada 3 mode shape :
Mode 1 : kLateral pada titik 1 = k1 + k2
pada titik 2 = k2
pada titik 3 = 0
Mode 2 : kLateral pada titik 1 = k2
pada titik 2 = k2 + k3
pada titik 3 = k3
Mode 3 : kLateral pada titik 1 = 0
pada titik 2 = k3
pada titik 3 = k3
Sehingga matrik kekakuan dapat ditulis :
k1 + k2 k2 0
[K] = k 2 k2 + k3 k 3
0 k3 k3

62

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

1. Persamaan kelenturan ( fkexibility ) dari bangunan geser.


Kelenturan ( flexibility ) dapat didefinisikan sebagai berikut :
Kelenturan atau flexibility adalah perpindahan/simpangan yang dihasilkan oleh ga-
gaya 1 ( satu ) satuan.
Kekakuan ( stiffness ) dapat didefinisikan sebagai berikut :
Kekakuan atau stiffness adalah adalah gaya yang dapat menghasilkan perpindahan
sebesar 1 ( satu ) satuan.
Alternatif pendekatan untuk mendapatkan persamaan gerak struktur adalah formula
kelenlenturan ( flexibility ). Pada pendekatan ini, sifat elastis dari struktur yang di-
wakili oleh
koefisien kelenturan ( flexibility coefficients ), yang didefinisikan sebagai lendutan
yang di-akibatkan oleh beban yang bekerja pada suatu titik koordinat.
Kita tinjau bangunan geser 3 tingkat seperti gambar 37 dibawah ini :
m 3 y3"
F3 ( t ) f 31 f 32 f 33 1
LT. 3
m3

m 2 y2"
F2 ( t ) f 21 f22 1 f2 3
LT. 2
m2

m1 y1"
F1 ( t ) f 11 1 f 12 f 13
LT. 1
m1

Bangunan Geser A B C

Gambar 37
Koefisien lenturan seperti yang didefinisikan diatas dapat diperjelas sebagai berikut :
Koefisien lenturan f ij adalah perpindahan/pergeseran/lendutan pada titik i yang
diakibatkan oleh satuan gaya yang bekerja pada titik j.
Jadi jika kita lihat pada gambar A diatas bekerja satu satuan gaya yang bekerja pada
lantai 1 dan menimbulkan pergeseran f 11 pada lantai 1, juga menyebabkan
pergeseran sebesar f 21 pada lantai 2 dan pergeseran sebesar f 31 pada lantai 3.
Sehingga perpindahan/pergeseran setiap lantai akibat gaya luar F1 ( t ), F2 ( t ) dan F3
( t ) yang masing-masing bekerja pada Lt. 1, Lt. 2 dan Lt. 3 dapat dituliskan sbb.
y1 = [ F1 ( t ) m1 y1 ] f 11 + [ F2 ( t ) m2 y2 ] f 12 + [ F3 ( t ) m3 y3 ] f 13
y2 = [ F1 ( t ) m1 y1 ] f 21 + [ F2 ( t ) m2 y2 ] f 22 + [ F3 ( t ) m3 y3 ] f 23
y3 = [ F1 ( t ) m1 y1 ] f 31 + [ F2 ( t ) m2 y2 ] f 32 + [ F3 ( t ) m3 y3 ] f 33
Persamaan diatas dapat ditulis dalam bentuk matriks sebagai berikut :
{ y } = [ f ] { F } [ f ] . [ M ] . { y }

63

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Matriks fkeksibility :
f11 f12 f13
[ f ] = f 21 f 22 f 23
f31 f 32 f 33

2. Hubungan Matriks Kekakuan [ K ] dan Matriks Fleksibiliti [ f ]


Dari diktat kuliah ini pada halaman 61 telah diperoleh persamaan :
[ M ] { y } +[ K ] { y } = { F }
Dan dari pembahasan diatas diperoleh persamaan :
{ y } = [ f ] { F } [ f ] . [ M ] . { y }
Hubungan antara gaya-gaya statis dan perpindahan didapat dengan membuat vektor
percepatan :
{ y } = 0 untuk kedua persamaan diatas, sehingga :
[K] {y}= {F}
{ y } = [ f ] { F } = [ f ] [ K ] { y } [ K ] = [ f ] 1
Dari hubungan diatas ternyata Matriks Kekakuan [ K ] berbanding terbalik dengan
Matriks Kelenturan [ f ]
[ K ] = [ f ] 1 atau [ f ] = [ K ] 1
Akibatnya matriks kelenturan [ f ] dapat kita peroleh dari kebalikan matriks
kekakuan atau dihitung langsung dari definisi koefisien kelenturan ( flexibility
coefficients ).
Jadi untuk bangunan geser tiga lantai diatas ( gambar 37A ) diperoleh :
k1 . f 11 = 1
1
f11 = f 21 = f31 =
k1
Untuk gambar 37B, dengan cara yang sama diperoleh :
keq . f 22 = 1
1 1 1
f 22 = = +
keq k1 k2

1 1 1
f 32 = f 22 = + dan f12 =
k1 k2 k1
Dengan cara yang sama untuk gambar 37C diperoleh :
1 1 1 1 1 1
f 33 = + + f 23 = + dan f13 =
k1 k2 k3 k1 k 2 k1

64

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Jika harga-karga kelenturan diatas dimasukkan dalam matriks kelenturan akan


diperoleh :

1 1 1
k
1 k1 k1
1 1 1 1 1
[f ] = + +
k1 k1 k 2 k1 k 2
1 1 1 1 1 1
+ + +
k1 k1 k 2 k1 k2 k3

3. GETARAN BEBAS untuk BANGUNAN GESER


Telah kita pelajari pada kuliah-kuliah terdahulu bahwa pada getaran bebas ( free
vibration ) struktur sama sekali tidak dipengaruhi oleh gaya luar dan gerakannya
hanya dipengaruhi oleh kondisi awal ( initial condition ) saja, ini berarti vektor gaya
sama dengan nol, atau
{F} = {0}
Sehingga persamaan gerak menjadi
[ M ] { y} + [ K ] { y } = { F } dimana { F } = { 0 }
[ M ] { y } + [ K ] { y } = { 0 } .. ( A )
Solusi untuk persamaan getaran bebas tak teredam ( tanpa redaman ) diatas adalah :
yi = a i . sin ( t ) i = 1, 2 , .. , n
Atau bila ditulis dalam bentuk notasi vektor :
{ y } = { a } sin ( t ) ( B )
Dimana : a i adalah amplitudo gerak dari koordinat ke i
n adalah jumlah derajad kebebasan.
{ y } = { a } cos ( t ) kecepatan, turunan 1 dari ( B )
{ y } = 2 { a } sin ( t ) . ( C ) percepatan
Jika persamaan ( B ) dan ( C ) disubstitusikan kedalam persamaan ( A ), akan didapat :
2 [ M ] { a } sin ( t ) + [ K ] { a } sin ( t ) = { 0 }
[ [ K ] 2 [ M ] ] { a } sin ( t ) = { 0 } . ( D )
Jika persamaan ( D ) ditulis dalam besaran matriks, maka diperoleh :
[ [ K ] 2 [ M ] ] { a } = { 0 } .. ( I )
Dalam hal ini { a } 0, sehingga diperoleh :
[ [ K ] 2 [ M ] ] = 0 ( II )

65

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Jawaban persamaan ( II ) pada umumnya mempunyai bentuk persamaan polynomial


derajat n dalam besaran 2 yang harus mempunyai n buah harga 2 yang memenuhi
persamaan ( II ).
Polynomial ini dikenal sebagai persamaan karakteristik dari sistem, dimana setiap
harga 2 yang memenuhi persamaan ( II ) dapat untuk menyelesaikan persamaan ( I )
untuk menda-patkan konstanta-konstanta a1, a2, , an
Untuk formula kelenturan pada getaran bebas diperoleh dari persamaan pada halaman
64 diatas, adalah :
{ y } + [ f ] [ M ] { y } = [ f ] { F } dimana f : koefisien kelenturan

Untuk getaran bebas { F } = 0, maka diperoleh :


{ y } + [ f ] [ M ] { y } = 0 ( III )

Penyelesaian dalam bentuk notasi vektor adalah :


{ y } = { a } sin ( t - )
{ y } = { a } cos ( t - )
{ y } = - 2 { a } sin ( t - )
Jika dimasukkan dalam persamaan ( III ) akan diperoleh :
{ a } sin ( t - ) + [ f ] [ M ] [ - 2 { a } sin ( t - ) ] = 0
{ a } sin ( t - ) = 2 { a } sin ( t - ) [ f ] [ M ]
{ a } = 2 [ f ] [ M ] { a }
1 {a}=[f ][M]{a}
2
1 { a } = [ D ] { a } .. ( IV )
2
Dimana : [ D ] = [ f ] [ M ] Disebut Matrik Dinamis

Persamaan ( IV ) dapat ditulis :

[D]{a}- 1 {a}=0
2
[[D]- 1 [I]]{a}=0
2
Dimana [ I ] = matrik satuan

Karena { a } 0, maka :

[[D]- 1 [I]]=0
2

66

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Sifat Ortogonalitas dari pola normal normal mode


Sifat ini merupakan dasar dari methoda yang paling baik untuk menyelesaikan persoalan
sistem berderajad kebebasan banyak.
Seperti telah diketahui diatas, persamaan getaran bebas yaitu persamaan ( I ) :
[ [ K ] 2 [ M ] ] { a } = { 0 }
[ K ] { a } = 2 [ M ] { a }
Ditinjau bangunan geser 2 tingkat seperti dibawah ini :

Gambar 38

Pada kuliah yang lalu, penyelesaian getaran dalam bentuk vektor adalah sbb.
Lantai 1 : y1 = a1 sin ( t ) y1 = a1 cos ( t )
y1 = a1 2 sin ( t )
Lantai 2 : y2 = a2 sin ( t ) y2 = a2 cos ( t )
y2 = a2 2 sin ( t )
Dari keseimbangan free body diatas dapat diperoleh :
Lantai 1 : m1 y1 + k1 y1 k2 ( y2 y1 ) = 0 (1)
Lantai 2 : m2 y2 + k2 ( y2 y1 ) = 0 (2)
Jika harga-harga y1 , y2 , y1 dan y2 disubstitusikan ke persamaan ( 1 ) dan ( 2 ) diperoleh :
( 1 ) m1 a1 2 sin ( t ) + k1 a1 sin ( t ) k2 ( a2 a1 ) sin ( t ) = 0
m1 a1 2 + k1 a1 k2 ( a2 a1 ) = 0
( k1 + k2 ) a1 k2 a2 = m1 a1 2

(2) m2 a2 2 sin ( t ) + k2 ( a2 a1 ) sin ( t ) = 0


m2 a2 2 + k2 ( a2 a1 ) = 0
k2 a1 + k2 a2 = m2 a2 2

Kalau kita lihat dua persamaan diatas, ada 2 sistem, yaitu :


Sistem 1 : Pada titik 1 ( Lt. 1 ) ada gaya m1 a11 12 yang menimbulkan perpindahan a11 dan
pada titik 2 ( Lt. 2 ) ada gaya m2 a21 12 yang menimbulkan perpindahan a21

67

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Sistem 2 : Pada titik 1 ( Lt. 1 ) ada gaya m1 a12 22 yang menimbulkan perpindahan a12 dan
pada titik 2 ( Lt. 2 ) ada gaya m2 a22 22 yang menimbulkan perpindahan a22
Lihat gambar 39 dibawah ini :
m2 12 a 21 m 2 a 21 22 a 222 m 2 a22
m2 m2

m1 21 a11 m1 a11 22 a 1 2 m 1 a 12
m1 m1

BANGUNAN GESER MODE 1 MODE 2


Gambar 39

Menurut Hukum B e t t i ( Lihat mata kuliah Mekanika Teknik )


Usaha yang dilakukan oleh gaya-gaya pada Sistem 1 terhadap perpindahan akibat Sistem 2
sama dengan yang dilakukan oleh gaya-gaya pada Sistem 2 terhadap perpindahan akibat
Sistem 1.
( 12 a11 m1 ) a12 + ( 12 a21 m2 ) a22 = ( 22 a12 m1 ) a11 + ( 22 a22 m2 ) a21
( 12 22 ) ( 2 m1 a11 a12 + 2 m2 a21 a22 ) = 0
( 12 22 ) ( m1 a11 a12 + m2 a21 a22 ) = 0
Karena 1 2 , maka m1 a11 a12 + m2 a21 a22 = 0 Sifat Ortogonalitas
Dan dapat ditulis :
n

m .a
k =1
k ki .akj = 0 untuk i j

Atau [ a i ] T [ M ] [ a j ] = 0 untuk i j
Dimana [ a i ] dan [ aj ] adalah 2 buah vektor modal
aij
ij = dimana ij disebut komponen i normal dari modal vector j
[ ai ]T [ M ][a j ]
atau :
aij
ij =
n

m a
2
k kj
k =1

68

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Contoh Soal :
Suatu portal bangunan geser dari konstruksi beton bertulang dengan data-data seperti gambar
sketsa dibawah ini.

2
E w 2 = 350 kg/m F y2 m 2 y"2

k 2 ( y 2 - y1 )
3.00

30 x 40 30 x 40
2 k 2 ( y2 - y1 )
w 1 = 500 kg/m y1 m 1 y"1

C D k 1 y1
4.50

30 x 50 30 x 50
FREE BODY

A B
9.00

Jarak antara portal satu dengan yang lain 3,00 m. Modulus elastisitas beton Eb = 200.000 kg/cm2
Percepatan gravitasi g = 980 cm/det2
Bila konstruksi portal tsb. mengalami getaran bebas ( free vibration ), hitunglah :
a. Natural frekwensi getarnya
b. Siklus getarannya f
c. Natural periode getarnya T
d. Ratio amplitudo a11 dan a21 serta a22 dan a12
Penyelesaian :
1 1
IAC = IBD = x 30 x 503 = 312.500 cm4 ICE = IDF = x 30 x 403 = 160.000 cm4
12 12
12 xExI AC 12 x200 .000 x312.500
kAC = k BD = 3
= = 8.230,45 kg/cm
h AC 450 3
12 xExICE 12 x 200.000 x160.000
kCE = kDF = 3
= = 14.222,22 kg/cm
hCE 300 3
Karena prinsip bangunan geser lantai/balok sangat kaku sehingga tidak terjadi perputaran pada
pertemuan antara kolom dan balok, maka :
k1 = kAC + kBD = 2 x 8.230,45 = 16.460,90 kg/cm
k2 = kCE + kDF = 2 x 14.222,22 = 28.444,44 kg/cm
Perhitungan masa lantai :
W1 = 3,00 x 9,00 x w1 = 3,00 x 9,00 x 500 = 13.500 kg
W1 13.500
m1 = = = 13,78 kg det2/cm
g 980
W2 = 3,00 x 9,00 x w2 = 3,00 x 9,00 x 350 = 9.450 kg
W2 9.450
m2 = = = 9,64 kg det2/cm
g 980

69

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Dari keseimbangan free body diperoleh :


Lantai 1 : m1 y1 + k1 y1 k2 ( y2 y1 ) = 0
Lantai 2 : m2 y2 + k2 ( y2 y1 ) = 0
Seperti pada pembahasan diatas telah diketahui penyelesaian kedua persamaan tsb. adalah :
1. ( k1 + k2 ) a1 k2 a2 = m1 a1 2
( k1 + k2 m1 2 ) a1 k2 a2 = 0
2. k2 a1 + k2 a2 = m2 a2 2
k2 a1 + ( k2 m2 2 ) a2 = 0

k1 + k 2 m1 2 k 2 a1
= 0 ( a )
k2 k 2 m2 2 a2

a1
Karena 0, maka :
a2
k1 + k 2 m1 2 k2
=0
k2 k 2 m2 2

( k1 + k2 m1 2 ) ( k2 m2 2 ) k22 = 0
k1 k2 + k22 m1 2 k2 ( k1 + k2 ) m2 2 + m1 m2 4 k22 = 0
m1 m2 4 { ( k1 + k2 ) m2 + m1 k2 } 2 + k1 k2 = 0

13,78 . 9,64 . 4 { ( 16.460,90 + 28.444,44) 9,64 + 13,78 x 28.444,44 } 2


+ 16.460,90 x 28.444,44 = 0
132,84 4 824.851,86 2 + 468.221.082,40 = 0
4 6.209,36 2 + 3.524.699,51 = 0
Natural Frekuensi :
12 = 5.577,40 1 = 74,68 rad/det
22 = 631,96 2 = 25,14 rad/det
Siklus getar : f 1 = 1 / 2 = 74,68 / 2 = 11,89 spd ( siklus per detik )
f 2 = 2 / 2 = 25,14 / 2 = 4,00 spd ( siklus per detik )
1 1
Natural perode getar : T1 = = = 0,08 det
f1 11,89
1 1
T2 = = = 0,25 det
f2 4,00
Kita kembali ke persamaan ( a ) diatas :
k1 + k 2 m1 2 k2 a1
a = 0
k2 k 2 m2 2 2

70

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Untuk 1 = 74,68 rad/det


16.460,9 + 28.444, 44 13,78 x74,682 28.444, 44 a11
a = 0
28.444,44 28.444,44 9,64 x74,682 21
( - 31.947,13 ) ( - 25.318,83 ) a11 ( 809.086.166,90 ) a21 = 0
( 808.863.953,50 ) a11 ( 809.086.166,90 ) a21 = 0
Ratio amplitudo :
a11 809.086.166,90
= =1
a21 808.863.953,50

Untuk 2 = 25,14 rad/det


16.460,90 + 28.444,44 13,78x 25,142 28.444,44 a12
a = 0
28.444, 44 28.444,44 9,64x 25,142 22
( 36.196,11 x 22.351,77 ) a12 ( 28.444,44 x 28.444,44 ) a22 = 0
809.044.591,90 a12 809.086.166.,90 a22 = 0
a12 809.086.166,90
Ratio amplitudo : = =1
a 22 809.044.591,90

71

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

BANGUNAN GESER MEMIKUL BEBAN HARMONIS


Seperti telah diketahui pada kuliah-kuliah yang lalu beban harmonis berupa fungsi sinus
atau cosinus.
Tanpa Redaman ( Undamped )
Ditinjau portal 2 tingkat seperti gambar 40 dibawah ini.
F2 ( t ) y2 F2 ( t ) m 2 y2"
E m2 F
k2 ( y2 - y1 )
k2
k2 ( y2 - y1 )
y1 m 1 y1"
C D
m1
k1 y1
k1
FREE BODY

A B

Gambar 40

Akibat getaran mesin dilantai 2 ( atap ), akan bekerja beban harmonis sebesar :
F2 ( t ) = Fo . sin t
Dari Free Body dapat disusun persamaan geraknya adalah sebagai berikut :
m1 y1 + k1 y1 k2 ( y2 y1 ) = 0 m1 y1 + ( k1 + k2 ) y1 k2 y2 = 0 ( 1 )
m2 y2 + k2 ( y2 y1 ) = Fo sin t m2 y2 k2 y1 + k2 y2 = Fo sin t . ( 2 )
Untuk simpangan dalam keadaan Steady State
y1 = a1 . sin t y1 = a1 cos t
y1 = a1 2 sin t
y2 = a2 . sin t y2 = a2 cos t
y2 = a2 2 sin t
Jika disubstitusikan kedalam persamaan ( 1 ) dan ( 2 ) diatas, akan diperoleh :
( 1 ) m1 ( a1 2 sin t ) + ( k1 + k2 ) a1 . sin t k2 a2 . sin t = 0
( k1 + k2 m1 2 ) a1 k2 a2 = 0 ( a )

( 2 ) m2 ( a2 2 sin t ) k2 a1 . sin t + k2 a2 . sin t = Fo sin t


k2 a1 + ( k2 m2 2 ) a2 = Fo ..( b )

Persamaan ( a ) dan ( b ) diatas adalah 2 persamaan dengan 2 bilangan a1 dan a2 yang


belum diketahui dan secara mathematis dapat diselesaikan, sehingga a1 dan a2 dapat
dihitung.

72

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Dengan didapatnya a1 dan a2 maka simpangan dalam kondisi Steady State yaitu y1 dan
y2 dapat diketahui pula.
Demikian pula untuk bangunan geser 3 tingkat atau lebih dengan cara seperti diatas, yaitu
melalui keseimbangan free body dapat pula dihitung simpangannya dalam keadaan steady
state.

Contoh Soal :
Suatu bangunan geser bertingkat 2 seperti gambar dibawah ini, akibat getaran mesin
mendapatkan beban harmonis dilantai 1 sebesar F1 ( t ) = 0,50 sin 2 t ton dan dilantai 2
sebesar F2 ( t ) = 0,70 sin 4 t ton. Jarak antara portal satu dengan yang lain 3,50 m.

F 2 ( t ) = 0,70 sin 2 t ton g 2 = 300 kg/m 2

E F

4.50
30 x 50 30 x 50

F 1 ( t ) = 0,50 sin 2 t ton g 1 = 500 kg/m 2

C D

30 x 60 30 x 60 4.50

A B
6.50

Modulus elastisitas beton Eb = 200.000 kg/cm2 dan percepatan gravitasi g = 980 cm/det2
Hitunglah simpangan lantai 1 dan lantai 2 dalam kondisi Steady State
Penyelesaian :
IAC = IBD = 1/12 x 30 x 603 = 540.000 cm4
ICE = IDF = 1/12 x 30 x 503 = 312.500 cm4
Kekakuan masing-masing kolom :
12 xEb xI AC 12 x200000 x540000
kAC = kBD = = = 14.222 kg/cm
3
hAC 450 3
12 xEb xI CE 12 x200000 x312500
kCE = kDF = 3
= = 8.230 kg/cm
hCE 450 3
Karena portal ini merupakan bangunan geser, sehingga tidak perlu memperhatikan
kekakuan plat lantai serta balok-baloknya, maka kekakuan ekuivalent untuk masing-
masing tingkat adalah sebagai berikut :
k1 = kAC + kBD = 14.222 + 14.222 = 28.444 kg/cm
k2 = kCE + kDF = 8.230 + 8.230 = 16.460 kg/cm
W1 = 6,50 x 3,50 x g1 = 6,50 x 3,50 x 500 = 11.375 kg
W2 = 6,50 x 3,50 x g2 = 6,50 x 3,50 x 300 = 6.825 kg

73

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Jadi :
W1 11.375
m1 = = = 11,61 kg det2/cm
g 980
W2 6.825
m2 =
= = 6,96 kg det2/cm
g 980
Dari keseimbangan Free Body seperti sketsa dibawah ini diperoleh :

F2 ( t ) m 2 y2"
m1 y1 + k1 y1 k2 ( y2 y1 ) = F1 ( t )
k2 ( y2 - y1 ) m1 y1 + k1 y1 k2 y2 + k2 y1 = F1 ( t )
m1 y1 + ( k1 + k2 ) y1 k2 y2 = F1 ( t ) ( 1 )
k2 ( y2 - y1 )
F1 ( t ) m 1 y1" m2 y2 + k2 ( y2 y1 ) = F2 ( t )
m2 y2 k2 y1 + k2 y2 = F2 ( t ) ...( 2 )
k1 y1

FREE BODY

Simpangan pada kondisi Steady State adalah :


y1 = a1 sin t y1 = a1 cos t y1 = a1 2 sin t
y2 = a2 sin t y2 = a2 cos t y2 = a2 2 sin t
Sehingga :
( 1 ) m1 ( a1 2 sin t) + ( k1 + k2 ) a1 sin t k2 a2 sin t = F01 sin t
( k1 + k2 m1 2 ) a1 k2 a2 = F01 ( A )
(2) m2 ( a2 2 sin t ) ( a1 sin t ) k2 + ( a2 sin t ) k2 = F02 sin t
k2 a1 + ( k2 m2 2 ) a2 = F02 ( B )
Substitusikan harga-harga :
m1 =11,61 kg det2/cm m2 = 6,96 kg det2/cm k1 = 28.444 kg/cm k2 = 16.460 kg/cm
F01 = 0,50 ton = 500 kg F02 = 0,70 ton = 700 kg = 2 rad./det
Kedalam persamaan ( A ) dan ( B ) akan diperoleh :
( A ) ( 28.444 + 16.460 11,61 x 22 ) a1 16.460 a2 = 500
44.857,56 a1 16.460 a2 = 500
( B ) 16.460 a1 + ( 16.640 6,96 x 22 ) a2 = 700
16.460 a1 + 16.432,16 a2 = 700
Dari kedua persamaan ini diperoleh :
a1 = 0,042 dan a2 = 0,085
Sehingga perpindahan/simpangan lantai 1 dan 2 dalam kondisi Steady State
y1 = a1 sin t = 0,042 sin 2 t cm
y2 = a2 sin t = 0,085 sin 2 t cm
74

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

PERHITUNGAN KEKAKUAN KOLOM CARA MUTO


Sebelum kita masuk keperhitungan kekakuan cara Muto, ada baiknya kita review dahulu
perihal pendistribusian gaya lateral di Mekanika Teknik. Jika suatu portal mendapat beban
lateral, maka beban lateral tersebut didistribusikan kekolom-kolomnya berdasarkan keka-
kuannya yang disebut Koefisien Distribusi Geser ( Sheardistribution coefficient ) D.
Kita tinjau frame atau portal yang disangga 2 kolom seperti pada gambar dibawah :
Akibat beban lateral portal mendapat
B M BC
C simpangan sebesar . Karena disisi
Ib M CB
kekakuan balok BC ikut diperhitung-
M BA M CD
kan, maka titik B dan C juga terjadi

perputaran sebesar
h
Ditinjau titik B :
Perputaran sudut
M AB M DC
M BC .L M CB .L
= .. ( 1 )
A L D 3E.I b 6 E.I b

M BA .h M AB .h
= + .. ( 2 ) dimana Ic : momen inersia kolom
3E.I c 6 E.I c h
M BC .L
Karena MBC = + MCB , maka persamaan ( 1 ) diatas menjadi : =
6 E.I b
6 E.I b I
Jadi : MBC = =2E b (3)
L L
Ib
Jika : = K. kb dimana K : kekakuan standar ( standard stiffness )
L
kb : kekakuan relative balok
Maka : MBC = 2 E K kb ( 3 )

Karena MBA = MAB , maka persamaan ( 2 ) diatas menjadi :


M BA .h
= +
6 E.I c h
6 E.I c
MBA = radius perputaran : R = / h
h h
Ic I
MBA = 2 E ( 3 3 R ) Jika : c = K . kc
h h
Maka : MBA = 2 E K kc ( 3 - 3 R )

75

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Seperti telah diketahui pada bangunan geser kekakuan balok dianggap sangat besar bila
dibandingkan dengan kolom, sehingga bila mendapat beban lateral tidak akan terjadi per-
putaran hanya terjadi translasi seperti telah dibahas pada kuliah-kuliah yang lalu.
Muto ( 1975 ) memberikan suatu alternatif tata cara menghitung kekauan kolom dengan
memperhitungkan kekakuan balok-baloknya, sehingga bila portal tersebut mendapatkan
beban lateral ( horizontal ) dimungkinkan terjadi perputaran pada joint-joint antara portal
dan balok sehingga akan menghasilkan perhitungan yang lebih realistis.
Pada penurunan kekakuan kolom dengan cara Muto ini terdapat beberapa asumsi, antara
lain adalah :
1. Bangunan cukup besar, banyak kolom, simetri dan gaya geser kolom dianggap sama.
2. Joint-joint antara kolom dan balok mengalami perputaran ( rotasi ) yang sama.
3. Pengaruh P Delta akibat gravitasi di-abaikan.
4. Momen lentur ( Bending Momen ) berbangun anti-simetrik.
5. Titik balok ( point of inflection ) pada kolom dan balok dianggap terletak ditengah-
tengah bentangan.
Kekakuan relatif dan Kekakuan absolut.
Kekakuan relatif suatu kolom dan balok dinyatakan sebagai berikut :

Ic
Kkc=
hc
Dimana : Ic = momen inersia kolom
hc = tinggi kolom
kc = kekakuan relative kolom
K = kekakuan standar ( standard stiffness )
Ditinjau bagian portal seperti gambar dibawah ini :

B' B'
Q

A' A A'

R Q
h

Gambar 41

Besarnya gaya geser tingkat adalah Q. Akibat gaya lateran maka konstruksi akan menga-
lami simpangan sebesar .
76

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo


Rotasi goyangan : R, maka : R=
h
Dimana : : simpangan
h : tinggi kolom
Sudut rotasi joint :
Sesuai dengan prinsip mekanika diatas, maka :
MAB = MBA = 2 E K kc ( 3 - 3 R ) .( A )
MAA = MBB = 2 E K kb ( 3 ).( B )

Dari keseimbangan joint : 2 MAB + 2 MAA = 0 (C)


Dari keseimbangan tingkat : 2 MAB = Q.h (D)
Jika persamaan ( A ) dan ( B ) disubstitusikan kedalam persamaan ( C ), maka akan
diperoleh :
2 { 2 E K kc ( 3 - 3 R ) } + 2 { 2 E K kb ( 3 ) } = 0
( kc + kb ) kc R = 0

kc k + kb
= . R atau R= c .
kc + kb kc

Dari persamaan ( C ) : 2 MAB = 2 MAA


2 MAB = 2 { 2 E K kb ( 3 ) }
2 MAB = 12 E K kb ( E )
Jika persamaan ( D ) dikaitkan dengan persamaan ( E ) diatas ini, maka akan diperoleh :
k k c .k b
Q.h = 12 E K kb . = 12 E K kb c R = 12 E K R
kc + kb kc + kb

2 kb
k .k 2k c k
Q h = 12 E K c b . R = 12 E K c
. kc . R
kc + kb 2k c kb + k c
2
kc
2k b
Jika : k = , maka persamaan diatas dapat ditulis :
kc
k'
Q h = 12 E K kc . R . ( F )
k '+2
Disini dengan catatan bahwa k tersebut adalah khusus untuk pembahasan dimana kolom
dipegang oleh 2 balok pada joint bawah dan 2 balok pada joint atas.

77

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo


Mengingat bahwa : R = , maka persamaan ( F ) diatas dapat ditulis :
h

12 EK k'
Q= .k c .( G )
h 2
k '+2
Ic
Karena : K k c = ( lihat dihalaman 75 ), maka kekakuan kolom dapat diperoleh
hc

Q k' 12 EK k ' 12 EI
dengan : Km = = k c . 2 = .
k '+2 h k '+2 h 3

Km = C m. Kf

k' 12 EI
Dimana : C m = dan Kf =
k '+2 h3

Kf : kekakuan kolom jepit-jepit, jika kolom dengan tumpuan sendi maka :


3EI
Kf =
h3
Cm : koefisien kekakuan Muto

k1 k1 k2 k1 k2

kc kc kc

k2 k3 k4

KOLOM TEPI KOLOM TENGAH KOLOM BAWAH

Gambar 42

Ada kemungkinan terdapat perbedaan kekakuan relatif antar balok, misalnya untuk gambar
42 diatas ini.
Kolom Tengah : dipegang oleh 4 balok

k =
k1 + k 2 + k3 + k 4
= k b
dan C m =
k'
2k c 2k c k '+2

Kolom Tepi : dipegang oleh 2 balok

= b
k1 + k 2 k k'
k = dan C m =
2k c 2k c k '+2
78

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Ada sedikit perbedaan untuk kolom bawah atau kolom dasar yang berhubungan dengan
pondasi ( Gambar 42 ), yaitu :

k = k b
dan koefisien kekakuan Muto : Cm =
k '+0,5
kc k '+2
Sedangkan Kf tergantung pada tumpuan kolom jepit atau sendi.

Contoh Soal :
Struktur Beton SDOF dengan beban gravitasi w seperti gambar dibawah :
W

20x45 20 x 40
4.000

20 x 30 20 x 40 20 x 30

6.000 5.000

Modulus elastisitas beton balok : Eb = 2,5 x 105 kg/cm2


Modulus elastisitas beton kolom : Ec = 2,8 x 105 kd/cm2
Ukuran kolom dan balok seperti tercantum dalam gambar diatas.
Hitunglah kekakuan kolom dengan cara Muto
Penyelesaian :
Momen inersia kolom :
Kolom tepi : Ic1 = Ic3 = 1
12 x 20 x 303 = 45.000 cm4
Kolom tengah : Ic2 = 1
12 x 20 x 403 = 106.667 cm4
Momen inersia balok :
Balok kiri : Ib1 = 1
12 x 20 x 453 = 151.875 cm4
Balok kanan : Ib2 = 1
12 x 20 x 403 = 106.667 cm4
E.I
Langkah berikutnya menghitung besaran untuk masing-masing kolom dan balok
L
E c .I c1 280.000 x 45.000
Kolom tepi : = = 3,150 x 107 kgcm
h 400
E c .I c 2 280.000 x106.667
Kolom tengah : = = 7,467 x 107 kgcm
h 400

79

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

E b .I b1 250.000 x151.875
Balok kiri : = = 6,328 x 107 kgcm
L kr 600

E b .I b 2 250.000 x106.667
Balok kanan : = = 5,333 x 107 kgcm
Lkn 500
E c .I c1
Diambil nilai K ( kekakuan standard ) : K = = 3,150 x 107 kgcm
h
Ec .I c1 3,150 x10 7
Jadi : kc1 = /K= = 1,0
h 3,150 x10 7

E .I 7, 467 x10 7
kc2 = c c 2 / K = = 2,37
h 3,150 x10 7
kc3 = kc1 = 1,0
E .I 6,328 x10 7
kb1 = b b1 / K = = 2,01
Lkr 3,150 x10 7
E .I 5,333x10 7
kb2 = b b 2 / K = = 1,69
Lkn 3.150 x10 7

Perhitungan Nilai k
kb1 2,01
Kolom kiri : k1 = = = 2,01
kc1 1, 0
k b1+ k b 2 2,01 + 1,69
Kolom tengah : k2 = = = 1,56
k c2 2,37

k b2 1,69
Kolom kanan : k3 = = = 1,69
kc 3 1,0
Koefisien kekakuan Muto :
k1' + 0,5 2,01 + 0,5
Kolom kiri : Cm1 = = = 0,626
k1 + 2
'
2,01 + 2

k 12 + 0,5 1,56 + 0,5


Kolom tengah : Cm2 = ' = = 0,579
k2 + 2 1,56 + 2

k 3' + 0,5 1,69 + 0,5


Kolom kanan : Cm3 = = = 0,593
k 3' + 2 1,69 + 2

80

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Perhitungan kekakuan kolom tunggal :


12 E c .I c1 12 x2,8 x10 5 x 45.000
Kolom tepi : Kf1 = Kf3 = = = 2.362,5 kg/cm
h3 400 3
12 E c .I c 2 12 x2,8 x10 5 x106.667
Kolom tengah : Kf2 = = = 5.600,0 kg/cm
h3 400 3

Kekakuan kolom total :


Km = C m1.Kf1 + C m2.Kf2 + C m3.Kf3
Km = 0,626 x 2.362,5 + 0,579 x 5.600,0 + 0,593 x 2.362,5 = 6.122,29 kg/cm

Contoh Soal :
Suatu portal/frame beton bertulang dengan data dan dimensi seperti gambar dibawah ini
& '
         !   


  

     

 
  

         !

$    %


       

" #


Modulus elastisitas beton Eb = 220.000 kg/cm2


Beban gravitasi : Lantai 1 : w1 = 750 kg/m
Lantai 2 : w2 = 500 kg/m
Akibat getaran mesin yang berada dilantai 1 dan lantai 2, portal menerima beban harmonis
di Lantai 1 : F1 ( t ) = 0,30 sin 2t ton
Lantai 2 : F2 ( t ) = 0,75 sin 2t ton
Bila percepatan gravitasi g = 980 cm/det2, hitunglah simpangan dilantai 1 dan lantai 2
dalam kondisi steady state dan kekakuan portal dihitung dengan cara pendekatan Muto.

81

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Penyelesaian :
Momen inersia kolom : IAC = IBD = 1
12 x 30 x 603 = 540.000 cm4
ICE = IDF = 1
12 x 30 x 503 = 312.500 cm4
Momen inersia balok : ICD = 1
12 x 30 x 703 = 857.500 cm4
IEF = 1
12 x 30 x 603 = 540.000 cm4
E.I
Menghitung factor :
L
E b .I AC 220.000 x540.000
Kolom AC dan BD : = = 21,2143 x 107 kgcm
h AC 560
E b .I CE 220.000 x312.500
Kolom CE dan DF : = = 14,0306 x 107 kgcm
hCE 490
E b .I CD 220.000 x857.500
Balok CD : = = 22,4583 x 107 kgcm
LCD 840
E b .I EF 220.000 x540.000
Balok EF : = = 14,1429 x 107 kgcm
LEF 840
E b .I AC
Diambil nilai konstanta K = = 21,2143 x 107 kgcm
h AC

E .I 21, 2143 x10 7


Jadi : kAC = b AC / K = = 1,0
h AC 21, 2143 x10 7
kBD = kAC = 1,0
E .I 14,0306 x10 7
kCE = kDF = b CE / K = = 0,66
hCE 21, 2143 x10 7

E .I 22, 4583x10 7
kCD = b CD / K = = 1,06
LCD 21, 2143x10 7

E .I 14,1429 x10 7
kEF = b EF / K = = 0,67
LEF 21, 2143 x10 7

Perhitungan Nilai k
k CD 1,06
Kolom AC : kAC = = = 1,06
k AC 1,0

82

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

k CD 1,06
Kolom BD : kBD = = = 1,06
k BD 1,0
k CD + k EF 1,06 + 0,67
Kolom CE : kCE = = = 1,31
2.kCE 2 x0,66
k CD + k EF 1,06 + 0,67
Kolom DF : kDF = = = 1,31
2.k DF 2 x0,66

Koefisien Kekakuan MUTO


Kolom AC dan Kolom BD ( kolom bawah )
'
k AC + 0,5 1,06 + 0,5
CmAC = C mBD = ' = = 0,510
k AC + 2 1,06 + 2

Kolom CE dan Kolom DF ( kolom atas )


'
k CE + 0,5 1,31 + 0,5
CmCE = C mDF = = = 0,547
k CE + 2
'
1,31 + 2

Kekakuan Kolom Tunggal :


Kolom AC dan BD :
12 Eb .I AC 12 x220.000 x540.000
KAC = KBD = 3
= = 8.117,71 kg/cm
h AC 560 3

Kolom CE dan DF :
12 Eb .I CE 12 x220.000 x312.500
KCE dan KDF = 3
= = 7.012,38 kg/cm
hCE 490 3

Kekakuan Total : Kbawah = 2 x C mAC x KAC = 2 x 0,510 x 8.117,71 = 8.280,06 kg/cm


Katas = 2 x CmCE x KCE = 2 x 0,547 x 7.012,38 = 7.671,54 kg/cm
Beban gravitasi : Lantai 1 : W1 = w1 x LCD = 750 x 8,40 = 6.300 kg
W1 6.300
m1 = = = 6,4286 kg det2/cm
g 980
Lantai 2 : W2 = w2 x LEF = 500 x 8,40 = 4.200 kg
W2 4.200
m2 = = = 4,2857 kg det2/cm
g 980
F2 ( t ) m2 .y2'' Dari keseimbangan freebody gambar disamping :
k atas .( y2 - y1 ) Lantai 1 :

k atas .( y2 - y1 )
m1 . y1 + Kbwh . y1 Katas ( y2 y1 ) = F1 ( t )
F1 ( t ) m1. y1''
m1 . y1 + ( Kbwh Katas ) y1 Katas . y2 = F1 ( t ) (1)
k bawah .y1

83

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

Lantai 2 : m2 . y2 + Katas ( y2 y1 ) = F2 ( t )
m2 . y2 + Katas . y2 Katas . y1 = F2 ( t ) (2)

Simpangan pada kondisi Steady State :


Lantai 1 : y1 = a1 . sin ( t ) y1 = a1 cos ( t )
y1 = a1 2 sin ( t )
Lantai 2 : y2 = a2 . sin ( t ) y2 = a2 con ( t )
y2 = a2 2 sin ( t )
Jika hasil penurunan diatas disubstitusikan ke persamaan ( 1 ) dan ( 2 ) diatas, diperoleh :
( 1 ) : m1 [ a1 2 sin ( t ) ] + ( Kbwh Katas ) [ a1 sin ( t ) ] Katas [ a2 sin ( t ) ]
= F01 sin ( t )
( Katas + Kbwh m1 2 ) a1 + Katas a2 = F01 ( a )

( 2 ) : m2 [ a2 2 sin ( t ) ] [ a1 sin ( t ) ] Katas + [ a2 sin ( t ) ] katas


= F02 sin ( t )
Katas . a1 + ( Katas m2 2 ) a2 = F02 (b)

Masukkan dalam persamaan ( a ) dan ( b ) diatas nilai-nilai berikut ini :


m1 = 6,4286 kg det2 / cm m2 = 4,2857 kg det2 / cm
Katas = 7.671,54 kg/cm Kbwh = 8.280,06 kg/cm
F01 = 0,30 ton = 300 kg F02 = 0,75 ton = 750 kg
= 2 rad/det
Akan diperoleh :
( a ) : ( 7.671,54 + 8.280,06 6,4286 22 ) a1 + 7.671,54 a2 = 300
15.925,89 a1 + 7.671,54 a2 = 300
300 15.925,89 a1
a2 = ( b )
7.671,54
( b ) : 7.671,54 a1 + ( 7.671,54 4,2857 22 ) a2 = 750
300 15.925,89.a1
7.671,54 a1 + 7.654,40 x = 750
7.671,54
7.671,54 a1 + 299,33 15.890,31 a1 = 750
23.561,85 a1 = 450,67
450,67
a1 = = 0,019
23.561,85

84

online_sty@yahoo.com
Dynamics of Structures
Ir. Soetoyo

300 25.925,89.( 0,019)


a2 = = 0,103
7.671,54
Jadi simpangan lantai 1 dalam kondisi Steady State :
y1 = 0,019 sin ( 2 t ) cm

Simpangan lantai 2 dalam kondisi Steady State :


y2 = 0,103 sin ( 2 t ) cm

85

online_sty@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai