Ir. Soetoyo
Contoh Soal :
C H
Diketahui suatu portal dari konstruksi
3.000
4.000
3.500 3.500
Penyelesaian :
Lantai 1 :
IAB = 112 x 30 x 503 = 312.500 cm4
IDE = 1
12 x 30 x 603 = 540.000 cm4
IFG = 1
12 x 30 x 403 = 160.000 cm4
Kekakuan masing-masing kolom :
12 xExI AB 12 x 220.000 x312.500
kAB = 3
= = 19.242 kg/cm
hAB 3503
3xExI DE 3x 220.000 x540.000
kDE = 3
= = 5.569 kg/cm
hDE 4003
12 xExI FG 12 x 220.000 x160.000
kFG = 3
= = 9.852 kg/cm
hFG 350 3
Kekakuan ekuivalen untuk lantai 1 :
k1 = kAB + kDE + kFG = 19.242 + 5.569 + 9.852 = 34.663 kg/cm
Lantai 2 :
IBC = 112 x 30 x 403 = 160.000 cm4
IGH = 1
12 x 30 x 303 = 67.500 cm4
Kekakuan masing-masing kolom :
12 xExI BC 12 x 220.000 x160.000
kBC = 3
= = 15.644 kg/cm
hBC 3003
12 xExI GH 12 x 220.000 x67.500
kGH = 3
= = 6.600 kg/cm
hGH 3003
13
Dinamika Struktur
Ir. Soetoyo
I AB I CD I AB I CD
A C A C
(a) (b)
Gambar 17
Seperti terlihat pada gambar 17 diatas, akibat beban dinamik lateral akan terjadi
simpangan sebesar y pada portal ( gambar 17b ). Karena kekuan balok BD sangat besar
( IBD = ∞ ) maka pada balok BD hanya terjadi translasi tidak terjadi lenturan. Prinsip
inilah yang disebut ″ Bangunan geser ( shear building ) ″
Dengan prinsip diatas berarti pada titik ( joint ) pertemuan antara kolom dan balok/plat (
titik B dan D ) tidak terjadi perputaran setelah terjadi pergoyangan atau pergeseran,
sehingga balok dan plat tetap horisontal sebelum dan sesudah pergoyangan. Hal ini bisa
terjadi bila I BD relative sangat besar bila dibandingkan dengan momen inersia kolom.
Didalam kenyataannya kondisi seperti ini sangat langka bahkan tidak mungkin,
sehingga hasil perhitungan kekakuan kolom/portal yang diperoleh adalah kekakuan
″ upper bound/upper limit ″.
Cara yang lebih realistis adalah dengan memperhitungkan kekakuan balok/plat seperti
yang akan kita bahas berikut ini.
14
Dinamika Struktur
Ir. Soetoyo
y y
M BC M BA M CB
B Ib C B M CB C
B H1 C H2
M BA MCD
h
h
Ic1 Ic 2
M AB M DC
H1 A H2 D
A D A D M AB M DC
L L
FREE BODY
(A) (B) (C)
Gambar 18
Pada gambar 18A diatas suatu portal dengan 2 kaki ( kolom ), dengan momen inersia Ic1
dan Ic2. Sedangkan momen inersia balok BC adalah Ib dan kedua tumpuan kolom adalah
jepit.
Kemudian portal diberi simpangan sebesar y = 1 satuan ( gambar 18B ), sehingga
timbul momen-momen primer pada kolom. Sesuai dengan Ilmu Mekanika Teknik,
besarnya momen primer akibat pergeseran y = 1 satuan adalah sebagai berikut :
6 E IC1 6 E IC2
P P P P
MBA = MAB = dan MCD = MDC =
h2 h2
Karena dalam hal ini kekakuan balok BC turut diperhitungkan, maka momen-momen
primer diatas didistribusikan kebalok dengan methode ″ moment distribution ″ atau
dengan ″ methode Cross ″ sehingga akan diperoleh moment akhir seperti pada gambar
18B diatas. Momen akhir dari hasil distribusi momen diperoleh :
MAB , MBA = MBC , MCB = MCD dan MDC
Dari keseimbangan free body kolom ( Gambar 18C ) akan diperoleh :
MAB + MBA MCD + MDC
H1 = H2 =
h h
Jadi gaya yang menyebabkan terjadinya simpangan sebesar y = 1 ( satu ) satuan adalah :
MAB + MBA MCD + MDC 1
H1 + H2 = + = ( MAB + MBA + MCD + MDC )
h h h
Karena : k = H1 + H2
Maka 1
k= ( MAB + MBA + MCD + MDC )
h
15
Dinamika Struktur
Ir. Soetoyo
Contoh Soal :
Suatu portal dari konstruksi beton bertulang dengan ukuran seperti sketsa dibawah ini
dimana modulus elastisitas beton E = 2,4 x 105 kg/cm2. Hitunglah kekakuan lateral ( k )
portal bila kekakuan baloknya ikut diperhitungkan.
Penyelesaian :
B 30 x 60 C Perhitungan Momen Inersia
IAB = ICD = 1/12 x 30 x 403 = 160.000 cm4
3,20 M
30 X 40
30 X 40
IBC = 1/12 x 30 x 603 = 540.000 cm4
Perhitungan Faktor Distribusi
Titik B
A D
7,00 M 3 E IAB 4 E IBC
µ BA : µ BC = :
hAB LBC
3 E 160.000 4 E 540.000
µ BA : µ BC = : = 1.500 : 3.085,71
320 700
1.500 3.085,71
µ BA = = 0,327 µ BC = = 0,673
1.500 + 3.085,71 1.500 + 3.085,71
Kontrol : µ BA + µ BC = 0,327 + 0,673 = 1 → O.K.
Titik C
Dengan cara yang sama seperti titik B
4 E IBC 4 E ICD 4 E 540.000 4 E 160.000
µ CB : µ CD = : = :
LBC hCD 700 320
µ CB : µ CD = 771,43 : 500
771,43 500
µ CB = = 0,607 µ CD = = 0,393
771,43 + 500 771,43 + 500
Kontrol : µ CB + µ CD = 0,607 + 0,393 = 1 —→ O.K.
Jika portal diatas diberi simpangan sebesar y = 1 satuan, maka momen primer yang
timbul :
3 E IAB 3 x 2,4 x 105 x 160.000 x 1
MBAP = y = 1 = 1.125.000 kgcm
2 2
hAB 320
= 11.250 kgm
16
Dinamika Struktur
Ir. Soetoyo
Dari hasil perataan momen diatas kita lihat free body kolom dibawah ini :
M BA M CD
H1 H2
B C
h
H1 A H1 D
M AB
FREE BODY
MBA 9.656,60
H1 = = = 3.017,69 kg
h 3,20
MCD + MDC 14.394,13 + 18.371,09
H2 = = = 10.239,13 kg
h 3,20
Jadi k = H1 + H2 = 3.017,69 + 10.239,13 = 13.256,82 kg/cm
17
Dinamika Struktur
Ir. Soetoyo
Gambar 19
dy (t )
Gaya peredam ( damping force ) : FD = c . = c . y′ ( t )
dt
Dimana : c = koefisien peredam ( damping coefficient )
y′ ( t ) = kecepatan
d 2 y (t )
Gaya inersia : FI = m . = m . y″ ( t )
dt 2
Dimana : m = massa
y″ ( t ) = turunan kedua dari simpangan/perpindahan atau
percepatan.
Sehingga persamaan keseimbangan menjadi :
FS + FD + FI = P ( t )
18
Dinamika Struktur
Ir. Soetoyo
Sehingga : y′ ( t ) = G . S . e S t
y″ ( t ) = G . S2 . e S t
Hasil dari penurunan ini kita masukan dalam persamaan gerak ( ** ), maka didapat :
m . G . S2 . e S t + k . G . e S t = 0
( m . S 2 + k ) . G . e S t = 0 → Nilai G . e S t ≠ 0
Jadi : m . S 2 + k = 0
k k
S2 = − → Jika : = ω2
m m
S 2 = − ω 2 → S = ± i . ω
Kalau hasil diatas dimasukan dalam penyelesaian umum ( ***), maka diperoleh :
y ( t ) = G 1 . eiωt + G 2 . e–iωt
Untuk menyelesaikan persamaan diatas dipergunakan rumus Euler :
e± iωt
= cos ( ω t ) ± i . sin ( ω t )
Jadi y ( t ) = G 1 . { cos ( ω t ) + i . sin ( .ω t ) } + G 2 . { cos ( ω t ) − i . sin ( ω t ) }
y ( t ) = ( G 1 + G 2 ) cos ( ω t ) + ( G 1 . i − G 2 . i ) sin ( ω t )
y ( t ) = A cos ( ω t ) + B sin ( ω t )
Kostanta A dan B pada persamaan diatas besarnya tergantung pada kondisi awal ( initial
condition ) gerakan.
Pada saat t = 0, maka :
y ( 0 ) = A . cos ( ω 0 ) + B . sin ( ω 0 )
y ( 0 ) = yo = A → yo = simpangan pada saat t = 0
y′ ( t ) = − A ω sin ( ω t ) + B ω cos ( ω t )
y′ ( 0 ) = − A ω sin ( ω 0 ) + B ω cos ( ω 0 )
y′ ( 0 ) = y′o = B ω —→ B = y′o / ω
y′o
y ( t ) = yo . cos ( ω t ) + . sin ( ω t )
ω
19
Dinamika Struktur
Ir. Soetoyo
Melalui persamaan diatas dapat diplot hubungan antara waktu t versus simpangan y ( t ) dengan
memperhitungkan kondisi awal y ( 0 ) dan y′ ( 0 ).
Ada kemungkinan 3 kombinasi nilai awal yang dapat disusun, yaitu :
1. Kondisi pertama y ( 0 ) = 0 dan y′ ( 0 ) = 0
2. Kondisi kedua y ( 0 ) ≠ 0 dan y′ ( 0 ) = 0
3. Kondisi ketiga y ( 0 ) = 0 dan y′ ( 0 ) ≠ 0
y '(
0 ) }
{ ω
2 +
0) β
y(
ρ= y(0)
α
y' ( 0 )
ω
Dengan memperhatikan sketsa gambar diatas ini, maka persamaan gerak untuk
GETARAN BEBAS TANPA REDAMAN dapat juga dinyatakan sebagai berikut.
yo'
y ( t ) = yo . cos ( ω t ) + . sin ( ω t )
ω
Lihat gambar segitiga diatas :
y
sin α = o → yo = ρ . sin α
ρ
y ' (o)
cos α = ω →
y ' (o)
= ρ cos α
ρ ω
Jika ini dimasukkan kedalam persamaan gerak diatas akan diperoleh :
y ( t ) = ρ sin α . cos ( ω t ) + ρ cos α . sin ( ω t )
y ( t ) = ρ sin ( ω t + α ) → ρ = amplitudo
y ' (0)
y ' (0)
2
ω
Dimana : ρ = y ( 0) +
2
dan α = arc tan
ω y ( 0)
20
Dinamika Struktur
Ir. Soetoyo
Dengan cara yang sama seperti diatas, persamaan gerak dapat juga dinyatakan :
y ( t ) = ρ cos ( ωt − β )
Dari persamaan gerak untuk getaran bebas tanpa redaman diatas jelas merupakan
getaran harmonis yang tentu saja periodik dan dalam ilmu fisika kita tahu bahwa fungsi
sin ( ωt ) dan cos ( ωt ) mempunyai periode 2 π, jadi ωt = 2 π.
Jadi waktu getar, adalah
2π
T= detik
ω
1 ω
f = = siklus per detik
T 2π
Contoh Soal :
Suatu balok kantilever dari baja dengan penampang berbentuk persegi dengan ukuran
lebar 25 mm dan tinggi 6 mm, bentangan balok kantilever tersebut L = 30 cm. Modulus
elastisitas baja E = 2,1 x 106 kg/cm2. Pada ujung balok kantilever tersebut dibebani
dengan beban seberat 25 kg yang digantungkan pada pegas ( per ) dengan konstanta
pegas k = 1,9 kg/cm, seperti gambar dibawah ini.
6 mm
k = 1,9 kg/cm
25 mm
G = 25 kg PENAMPANG BALOK
L = 30 cm
Jika berat sendiri balok kantilever diabaikan, maka hitunglah Angular Natural
Frequency, Waktu Getar T dan Natural Frequency dari sistem diatas.
Penyelesaian :
Lendutan pada ujung kantilever akibat beban statis P adalah
PL3 3∆EI
∆= → P =
3EI L3
21
Dinamika Struktur
Ir. Soetoyo
Jadi kekakuan balok kantilever k BLK adalah P jika lendutan / simpangan ∆ = 1 satuan,
jadi
3EI
kBLK = I= 1
12 x 2.50 x 0,63 = 0,045 cm4
L3
3 x 2,1x10 6 x0,045
∴ kBLK = = 10,5 kg/cm
30 3
Balok dan pegas dapat di-identik-kan sebagai pegas yang dipasang seri, jadi :
i 1 1 1 1
= + = + = 0,0952 + 0,5263 = 0,6215
ke k BLK k 10,5 1,9
Jadi ke = 1,61 kg/cm
Contoh Soal :
Suatu portal dari konstruksi baja dengan dua tiang terjepit pada tumpuannya, seperti
gambar dibawah ini.
F(t) C q = 250 kg/m' D
y
4.500
k
WF 150 x 200 WF 150 x 200 m F(t)
A B (B)
7.500
(A)
22
Dinamika Struktur
Ir. Soetoyo
Penyelesaian :
Dari tabel profil baja diketahui untuk WF 150 x 200 adalah IX = 2690 cm4
Jadi kekauan lateral portal = konstanta pegas :
12.E.I 12 x 2.1x10 6 x 2690
k= 2x = 2 x = 1.487,8 kg/cm
h3 450 3
Berat beban gravitasi : W = q x 7,50 = 250 x 7,50 = 1.875 kg
k 1487,80
Angular Natural Frekuensi :ω= = = 27,91 rad/det
m 1874
981
2π 2π
Waktu getar : T = = = 0.225 det
ω 27,91
1 1
Natural Frequency : f = = = 4,44 siklus per detik.
T 0,225
23