Anda di halaman 1dari 12

METODE DISTRIBUSI MOMEN

Ir. Fredrik Allo, MSi


2018
ANALISIS PORTAL BERGOYANG
Δ2
1. Distribusi momen dilakukan lebih dari satu “fase” A B X21 X22

2. Fase I - balok/portal dibebani muatan tanpa goyangan X20


(ada pendel imajiner untuk mencegah goyangan) ≡ + +
3. Fase II dan seterusnya sesuai dengan jumlah
C D X10 X11 X12
goyangan
F
4. Perhitungan dimulai dengan mencari kekakuan, faktor Δ1
E
distribusi yang merupakan faktor tetap untuk semua.
5. Distribusi Fase I dengan momen-momen primernya
adalah akibat muatan yang ada. Hasil distribusi Fase I Pada ilustrasi ini terjadi 2 buah goyangan
dibuatkan diagram-benda-bebasnya. Ada gaya reaksi yakni Δ1 dan Δ2, sehingga dalam perhitungan
dari pendel. akan ada 3 Fase
6. Fase II, III, dst – portal tanpa muatan dengan
menggeser satu per satu pendel sejauh jarak tertentu
dan pendel lainnya tetap. Hitung momen primer akibat
terjadinya goyangan (menggeser pendel).
7. Umumnya yang diperlukan adalah pergeseran relatif
sehingga momen primernya juga ditentukan secara
relatif.
8. Buatkan dbb untuk mencari reaksi pendel.
ANALISIS PORTAL BERGOYANG
Δ2
 Akibat muatan luar, dalam pendel-pendel, timbul A B 21X X 22
gaya-gaya horizontal X10 dan X20; 20X
 Akibat balok CD digeser ke kanan sejauh Δ1, ≡ + +
dalam pendel bekerja gaya-gaya X11 dan X21;
 Akibat balok AB digeser ke kanan sejauh Δ2, C D 10X X
11 X 12

dalam pendel bekerja gaya-gaya X12 dan X22. F


Δ1
 Nilai-nilai momen primer Fase II dan III adalah E

nilai relatif dengan Δ1 dan Δ2 sebagai bilangan


yang tidak diketahui. Pada ilustrasi ini terjadi 2 buah goyangan
 Dengan kondisi fisik tidak adanya pendel, maka yakni Δ1 dan Δ2, sehingga dalam perhitungan
akan didapat persamaan dengan Δ1 dan Δ2 akan ada 3 Fase
sebagai bilangan yang tidak diketahui yang
setelah diselesaikan didapat nilai-nilai Δ1 dan Δ2 .
 Dengan substitusi kembali nilai-nilai Δ1 dan Δ2 kedalam momen-momen akhir
Fase II, III, kemudian ditambahkan ke momen-momen akhir Fase I didapat
momen yang sebenarnya terjadi dalam portal.
 Penyelesaian selanjutnya dilakukan sampai dengan membuat diagram M, D, N,
dan garis elastis.
DIAGRAM GOYANGAN
Δ Δ Asumsi-asumsi:
B
B’ C C’  Perubahan bentuk akibat gaya dalam yang
lain (gaya normal, gaya lintang, dan momen
puntir) diabaikan
 Perpindahan dari B (dari batang AB) akibat
D momen terjadi akibat lenturan AB dibuat
tegaklurus terhadap batang AB dari ujung
(titik) B.
Catatan:
A Seharusnya BB’ merupakan busur lingkaran dengan AB sebagai jari-jari. Tetapi karena
perpindahan tersebut relatif kecil sekali panjang batang AB sehingga panjang busur
perpindahan tersebut dianggap sama dengan BB’ yang tegak lurus AB.
Contoh
 Kekakuan Relatif
k AB : k BC : kCD  5 : 10 : 4 L=6m
h1 = 8 m
 Faktor Distribusi h2 = 5 m
k AB 5 1 q = 2 t/m
 BA    
k AB  k BC 5  10 3 H=6t
k BC 10 2
 BC    
k AB  k BC 5  10 3
k BC 10 5
 CB    
k BC  k CD 10  4 7
k CD 4 2
 CD    
k BC  k CD 10  4 7
Momen Primer Fase I

Karena portal bergoyang dalam arah horizontal, balok BC berpindah ke samping, maka
ada 2 Fase yakni:
Fase I: Portal dengan muatan, tidak bergoyang karena diberi pendel menahan
perpindahan ke samping
Fase II: Portal tanpa muatan, diberi perpindahan ke samping dengan cara
memindahkan pendel 6m
8 16 2 t/m
6  ( )( ) 2
0
M AB  3 3  7,111 t.m  7111 kg.m
82 B 3EI C
8 16
6  ( )2 ( ) 16/3 EI 5m
M BA 
0 3 3  3,556 t.m  3556 kg.m
82
2  62 2EI D
M BC  
0
 6 t.m  6000 kg.m 6t
12
2  62 8/3
M CB 
0
 6 t.m  6000 kg.m
12 A
Titik A B C D
Batang AB BA BC CB CD DC
Kekakuan relatif, Krel 5 5 10 10 4 4

Distribusi Siklus
1
Faktor Distribusi, μ
Momen Primer, M0
0
-7111
-1/3
+3556
-2/3
-6000
-5/7
+6000
-2/7
0
0
0
Momen penyeimbang 0 815 1629 -4286 -1714 0
Momen 2 Momen induksi
Momen penyeimbang
407
0
0
714
-2143
1429
815
-582
0
-233
-857
0
Fase I 3 Momen induksi
Momen penyeimbang
357
0
0
97
-291
194
714
-510
0
-204
-116
0
4 Momen induksi 48 0 -255 97 0 -102
Momen penyeimbang 0 85 170 -69 -28 0
5 Momen induksi 43 0 -35 85 0 -14
Momen penyeimbang 0 12 23 -61 -24 0
6 Momen induksi 6 0 -30 12 0 -12
Momen penyeimbang 0 10 20 -8 -3 0
7 Momen induksi 5 0 -4 10 0 -2
Momen penyeimbang 0 1 3 -7 -3 0
8 Momen induksi 1 0 -4 1 0 -1
Momen penyeimbang 0 1 2 -1 0 0
9 Momen induksi 1 0 0 1 0 0
Momen penyeimbang 0 0 0 -1 0 0
Jumlah Momen Akhir, M -6243 5291 -5291 2210 -2210 -1105
(M-M0) 868 1735 709 -3790 -2210 -1105
-0,5x (M-M0) seberang -868 -434 1895 -355 553 1105
Cek Jumlah 0 1301 2604 -4145 -1657 0
θrel = Jumlah/Krel 0 260 260 -415 -414 0

OK OK
Fase II
Momen Primer Fase II
Δ Δ
6( EI ) 6 EI
M 0
CD  M DC  
0

5 2
25 B
6(2 EI ) 3EI B’ C C’
M 0
AB  M BA  
0
2

8 16
Karena yang dicari adalah momen primer relatif maka kedua
momen primer tersebut dapat dikalikan dengan suatu nilai D
tertentu agar hasilnya mudah dihitung

3EI 6 EI
0
M AB 0
: M CD  :  75 : 96
16 25 A
96
Ambil: M 0
AB  100 x , sehingga: M 0
CD   100 x  128 x
75
Distribusi Momen Fase II
Titik A B C D
Batang AB BA BC CB CD DC
Kekakuan relatif, Krel 5 5 10 10 4 4
Siklus Faktor Distribusi, μ 0 -1/3 -2/3 -5/7 -2/7 0
1 Momen Primer, M0 100 100 0 0 128 128
Momen penyeimbang 0 -33 -67 -91 -37 0
2 Momen induksi -17 0 -46 -33 0 -18
Momen penyeimbang 0 15 30 24 10 0
3 Momen induksi 8 0 12 15 0 5
Momen penyeimbang 0 -4 -8 -11 -4 0
4 Momen induksi -2 0 -5 -4 0 -2
Momen penyeimbang 0 2 4 3 1 0
5 Momen induksi 1 0 1 2 0 1
Momen penyeimbang 0 0 -1 -1 -1 0
Jumlah Momen Akhir 90 80 -80 -96 97 114
(M-M0) -10 -20 -80 -96 -31 -14
-0,5x (M-M0) seberang 10 5 48 40 7 16
Cek
Jumlah 0 -15 -32 -56 -24 2
θrel = Jumlah/Krel 0 -3 -3 -6 -6 1
OK OK
6m
Reaksi Pendel Fase I
2 t/m
B C
X1
1105  2210
HD   5291 2210
5
 663 kg 1105
5m

2 6243  5291 8m D
H A  6000  
3 8 6t
 4000  119  4119 kg 6243
8/3
H  0 A

6000  4119  663  X 1  0


X 1  1218 kg
Reaksi Pendel Fase II Δ Δ
X2
B C

80x 97x
5m
90 x  80 x
H A2   21,25 x 8m 114x
8
D
114 x  97 x
H D2   42,2 x 90x
5
H  0 A
21,25 x  42,2 x  X 2  0
X 2  63,45 x
Menghitung x dan Momen Akhir
Karena sebenarnya tidak ada pendel, maka jumlah reaksi pendel Fase I
dan Fase II harus sama dengan nol.
X1+X2 = 0
-1218-63,45x = 0
x = -1218/63,45 =-19,2
Jadi momen Fase II diperoleh dengan substitusi nilai x kedalam Hasil
Perhitungan Fase II
Momen akhir = jumlah momen semua fase (hasilnya pada Tabel di bawah)

Titik A B C D
Batang AB BA BC CB CD DC
Momen Fase I -6243 5291 -5291 2210 -2210 -1105
Momen Fase II -1728 -1536 1536 1843 -1862 -2189
Momen Akhir -7971 3755 -3755 4053 -4072 -3294

Anda mungkin juga menyukai