Data-data numerik:
L=6m
a=2m
P = 1500 kg
q = 400 kg/m
b = 12 cm
ta = 2 cm
tb = 2,5 cm
tc = 2 cm
Penyelesaian
I. Menghitung Tegangan Maksimum Pada Balok akibat Gaya Dalam
16,8
B. Menghitung Reaksi Perletakan
2,5
-4
Berat sendiri balok, qbs = A.7850=(78,6.10 ).7850=61,7 kg/m x
Untuk itu pertama kali buat dahulu diagram benda bebas untuk potongan pada balok di bagian AB dan BC
seperti pada Gambar 4(a) dan (b). Kemudian dengan syar
syarat
at keseimbangan cari persamaan gaya lintang dan
momen.
Persamaan gaya lintang
Bagian AB: D = 731,2-461,7x
untuk 0<x<6
Bagian BC: D = 731,2-461,7x+4462,4
D=5193,6-461,7x
untuk 6<x<8
Persamaan momen
Bagian AB:
M = 731,2x-230,85x2 untuk 0<x<6 ..........................................................................................(a)
Bagian BC:
M = 731,2x-230,85x2+4462,4(x-6)=5193,6x-230,85x2-26774,4 untuk 6<x<8.............................(b)
x
Diagram gaya lintang dan momen dapat
dilihat pada Gambar 4(a) dan (b).
461,7 kg/m
Letak momen ekstrim pada tempat N
dengan gaya lintang = 0. Pada bagian
AB, M
731,2-461,7x = 0 731,2 D
x = 731,2/461,7 = 1,584 m
(a)
dan momen ekstrimnya adalah:
M = 731,2(1,584)-230,85(1,584)2=579 x
kg.m
461,7 kg/m
Dari diagram didapat nilai-nilai
maksimum dari gaya lintang dan N
momen. 6m
Gaya lintang terbesar terjadi sedikit di D M
731,2 4462,4
kanan perletakan B sebesar: -2423,4 kg (a)
Momen terbesar adalah: 579 kg.m
(momen positif – momen lapangan) dan Gambar 3
-3923,4 kg.m (momen negatif – momen
pada perletakan). Dari kasus yang diminta maka gaya lintang dan momen yang akan digunakan dalam
memeriksa tegangan maksimum adalah momen dan gaya lintang pada balok sedikit di kanan perletakan B
yakni:
2423,4
DB = 2423 kg
731,2
x1 = 0
x2 = 3,167 m (letak titik
belok pada garis elastis)
579
Gambar 4
D. Tegangan Normal Maksimum
Rumus:
𝑀𝑦
𝜎=
𝐼
dengan:
σ = tegangan normal akibat momen sebesar M
y = jarak serat yang akan dihitung tegangannya pada penampang dari titik berat
IxC = momen inersia penampang terhadap sumbu horisontal melalui titik berat
991 kg/cm2
Rumus:
𝜏=
dengan y
τ = tegangan geser akibat gaya lintang sebesar D=2423 kg
S = statis momen dari luas bidang di luar serat yang akan dihitung
tegangan gesernya terhadap sumbu horisontal di titik berat 2
IxC = momen inersia penampang terhadap sumbu horisontal
8,79
bawah flens atas dan sedikit di atas flens bawah serta di titik berat.
8,01
y 71
12
2
8,79
6,79
x
5,51
8,01
2,5
13
12 77
89
(a)
(b) Diagram Tegangan Geser
Gambar 7
II. Menghitung Tegangan Utama sedikit di kanan perletakan B pada titik sedikit di bawah flens atas
(Jawaban nomor 3)
( . × ) ,
𝜎 = = = 840 kg/cm tarik
τ = 71 kg/cm2
Diagram free body elemen bidangnya seperti pada Gambar 8. 840 840
Rumus 71
Gambar 8 Kondisi Tegangan Bidang
𝜏 −71
tan 2𝛼 = = = −0,1690
1 1
(𝜎 − 𝜎 ) (840 − 0)
2 2
2𝛼 = −9,595°
1 1
𝑅= 𝜏 + (𝜎 − 𝜎 ) = (−71) + (840 − 0) = 426
4 4
Tegangan Utama
420
420
71
426 840
τ 71
6
846
350,4°
6
4,8°
846 9,6° 71
71 σx
840
71
71
6
6
420
840
846
1. Rumus umum
𝑑 𝑦 𝑀
=
𝑑𝑥 𝐸𝐼
2. Persamaan Momen
Telah didapat persamaan M:
Bagian AB: M = 731,2x-230,85x2
untuk 0<x<6
Didapat dengan mengintegral persamaan yang telah didapat dan karena EI tetap, maka:
Bagian AB:
𝑑𝑦 731,2𝑥 230,85𝑥
𝐸𝐼 = − + 𝐶 = 365,6𝑥 − 76,95𝑥 + 𝐶
𝑑𝑥 2 3
Bagian BC:
𝑑𝑦 5193,6𝑥 230,85𝑥
𝐸𝐼 = − − 26774,4𝑥 + 𝐷 = 2596,8𝑥 − 76,95𝑥 − 26774,4𝑥 + 𝐷
𝑑𝑥 2 3
5. Syarat-syarat Batas
Dari garis lendutan terlihat ada beberapa syarat batas yakni:
(𝐸𝐼𝑦 ) =0
(𝐸𝐼𝑦 ) =0
(𝐸𝐼𝑦 ) =0
(𝐸𝐼 ) = (𝐸𝐼 )
0 0 1 0 𝐶 0
6 0 1 0 𝐷 −1388,9
=
0 6 0 1 𝐸 319904,6
1 −1 0 0 𝐹 −80323,2
Jadi didapat:
Persamaan garis lendutannya adalah:
Bagian AB:
𝐸𝐼𝑦 = 121,87𝑥 − 19,24𝑥 − 231𝑥 .......................................................................... (g)
Bagian BC:
𝐸𝐼𝑦 = 865,6𝑥 − 19,24𝑥 − 13387,2𝑥 + 80092𝑥 − 160646 ............................... (h)
Dan persamaan slope garis singgungnya adalah:
Bagian AB:
𝐸𝐼 = 365,6𝑥 − 76,95𝑥 − 231 ............................................................................................... (i)
Bagian BC:
𝐸𝐼 = 2596,8𝑥 − 76,95𝑥 − 26774,4𝑥 + 80092 ............................................................. (j)
Contoh:
Slope di A = -231/EI=-231/(2100000.3171.10 -4) radian=0,00035 radian
Lendutan di C = (865,6 × 8 − 19,24 × 8 − 13387,2 × 8 + 80092 × 8 − 160646)/(2100000 ×
3171 × 10 ) =-12311/665910=-0,01849 m = 18,49 mm
Dengan metode ini sebenarnya metode grafis dengan menganalogikan perhitungannya seperti perhitungan gaya
dalam pada balok. Balok pasangan (conjugate beam) adalah suatu balok analog yang dibebani dengan diagram
M/EI. Gaya lintang pada balok conjugate (analog) adalah putaran sudut dan momen pada balok analog adalah
lendutannya. Dengan demikian digambarkan dahulu model analognya seperti pada Gambar 10.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Cari Balok Pasangan (conjugate beam) dari balok yang akan dihitung putaran sudut dan lendutannya.
Gambar Diagram M/EI akibat muatan pada balok asal
Bidang M/EI yang didapat dari diagram M/EI diberlakukan sebagai muatan pada balok pasangan.
Hitung gaya lintang yang terjadi pada balok pasangan tersebut pada titik yang akan dihitung putaran sudut
sumbu baloknya. Ini adalah putaran sudut dari balok asal akibat muatan yang bekerja.
Hitung momen yang terjadi pada balok pasangan tersebut pada titik yang akan dihitung lendutannya. Ini
adalah putaran sudut dari balok asal akibat muatan yang bekerja
θA=DA’= (A1/3)-(A3/2)=(11770,2/3EI)-(8310,8/2EI)
=232/EI=232/665910
=0,00035 rad (berlawanan arah jarum jam.
θB=DB’= (2A1/3)-(A3/2)=(2(11770,2)/3EI)-(8310,8/2EI)
=3691,4/EI=3691,4/665910
=0,00554 rad (berlawanan arah jarum jam)
θC=DC’=A2-A4+2A1/3-A3/2=3923,4/EI-307,8/EI+2(11770,2)/3EI-8310,8/2EI
=7307/EI=(7307)(665910)
= 0,01097 rad (searah jarum jam)
ΔC = MC’= [(2/3)A1-A3/2]2+A2(2/3)(2)-A4(1)
=[(2/3)(11770,2/EI)-8310,8/2EI](2)+(3293,4/EI)(2/3)(2)-(307,8/EI)(1)
=[7846,8/EI-4155,4/EI]2+5231,2/EI-307,8/EI=12305,8/EI
=0,01848 m
θD=DD’=VA’-(2942,6/EI)+(4155,4/EI) 2942,6 1 A1
=980,8/EI (a)
=0,001473 rad 9/8 A3
4155,4
Rumus Umum:
𝑀𝑚𝑑𝑥
∆=
𝐸𝐼
dengan:
Δ, adalah perpindahan (bisa lendutan, bisa putaran sudut)
M, adalah persamaan momen sepanjang/seluruh balok/struktur akibat muatan pada struktur, merupakan fungsi dari
gaya dan posisi, x.
m, adalah persamaan momen sepanjang/seluruh balok/struktur akibat satuan gaya (atau momen) di dan dalam
arah terjadinya perpindahan (bisa lendutan, bisa putaran sudut), merupakan fungsi dari satuan muatan dan
posisi x.
Jadi karena diminta perpindahan di A, B, C, D, maka harus dihitung persamaan akibat satuan gaya (atau momen) di
titik A, B, C, D.
A. Persamaan akibat muatan pada balok, telah didapat berupa persamaan (a) dan (b)
1. Untuk menghitung putaran sudut di A, kerjakan satuan momen, M=1, di A (asumsinya searah jarum jam)
M=1
2. Untuk menghitung putaran sudut di B, kerjakan satuan momen, M=1, di B (asumsinya searah jarum jam)
M=1
3. Untuk menghitung putaran sudut di C, kerjakan satuan momen, M=1, di C (asumsinya searah jarum jam)
P=1
5. Untuk menghitung putaran sudut di D, kerjakan satuan momen, M=1, di D (asumsinya searah jarum jam)
6. Untuk menghitung lendutan titik D, kerjakan satuan gaya, P=1, di D (asumsinya ke bawah)
P=1
Perhitungan di bawah menggunakan scientific calculator CASIO fx-570ES PLUS. Silakan dicari secara manual
untuk mengecek kebenaran hasilnya.
𝑀𝑚 𝑑𝑥 1 𝑥 1
𝜃 = = (731,2𝑥 − 230,85𝑥 ) 1 − 𝑑𝑥 + (5193,6𝑥 − 230,85𝑥 − 26774,4)(0)𝑑𝑥
𝐸𝐼 𝐸𝐼 6 𝐸𝐼
231,9
=
𝐸𝐼
= 0,00035 rad (searah jarum jam)
𝑀𝑚 𝑑𝑥 1 𝑥 1
𝜃 = = (731,2𝑥 − 230,85𝑥 ) − 𝑑𝑥 + (5193,6𝑥 − 230,85𝑥 − 26774,4)(0)𝑑𝑥
𝐸𝐼 𝐸𝐼 6 𝐸𝐼
3691,5 3691,5
= =
𝐸𝐼 665910
= 0,00554 rad (searah jarum jam)
𝑀𝑚 𝑑𝑥 1 𝑥 1
𝜃 = = (731,2𝑥 − 230,85𝑥 ) − 𝑑𝑥 + (5193,6𝑥 − 230,85𝑥 − 26774,4)(−1)𝑑𝑥
𝐸𝐼 𝐸𝐼 6 𝐸𝐼
3691,5 3615,6 7307,1
= + =
𝐸𝐼 𝐸𝐼 665910
= 0,01097 rad (searah jarum jam)
𝑀𝑚 𝑑𝑥 1 𝑥 1
∆ = = (731,2𝑥 − 230,85𝑥 ) − 𝑑𝑥 + (5193,6𝑥 − 230,85𝑥 − 26774,4)(−8 + 𝑥)𝑑𝑥
𝐸𝐼 𝐸𝐼 3 𝐸𝐼
7383 4923,4 12306,4
= + =
𝐸𝐼 𝐸𝐼 665910
= 0,01848 m ke bawah
𝑀𝑚 𝑑𝑥 1 𝑥 1 𝑥
𝜃 = = (731,2𝑥 − 230,85𝑥 ) − 𝑑𝑥 + (731,2𝑥 − 230,85𝑥 ) 1 − 𝑑𝑥
𝐸𝐼 𝐸𝐼 6 𝐸𝐼 6
317,7 663,2 980,9
=− − =−
𝐸𝐼 𝐸𝐼 665910
= −0,001473 rad (artinya berlawanan arah jarum jam, karena arah M=1 searah jarum jam)
𝑀𝑚 𝑑𝑥 1 𝑥 1 𝑥
∆ = = (731,2𝑥 − 230,85𝑥 ) 𝑑𝑥 + (731,2𝑥 − 230,85𝑥 ) − + 3 𝑑𝑥
𝐸𝐼 𝐸𝐼 2 𝐸𝐼 2
953,0 −1989,5 1036,5
= + =−
𝐸𝐼 𝐸𝐼 665910
= −0,00156 m (berlawanan dengan arah P=1 di D artinya ke atas)
VI. Perbandingan Hasil dari Ketiga Metode
Gambar garis elastis setelah diplot dengan skala hasilnya dapat dilihat pada Gambar 17.
3,167 3,28 mm
0,2 mm
0,00554
0,00035 rad rad 18,49 mm
Gambar 17