Balok Persegi
3.1. Pendahuluan
B alok merupakan komponen struktur yang terbentang di atas satu
atau beberapa tumpuan, yaitu balok kantilever (balok dengan satu
tumpuan jepit), balok sederhana (balok dengan dua tumpuan engsel dan rol),
balok statis tak tentu (balok dengan dua tumpuan jepit atau jepit-sendi), dan
balok menerus (balok dengan beberapa tumpuan). Balok yang terletak di atas
permukaan tanah dan menyatu dengan pondasi disebut balok sloof atau tie
beam. Balok yang membentang tersendiri disebut balok persegi. Sedangkan
balok yang menyatu dengan pelat lantai disebut balok lantai (balok-L atau
balok-T)
Apabila balok dibebani secara bertahap mulai dari beban ringan hingga
beban batas (qu), maka penampang balok akan mengalami lentur. Proses
peningkatan beban berakibat terjadinya kondisi tegangan dan regangan yang
berbeda pada tahapan pembebanan. Pada kondisi beban batas (qu), pola
tegangan yang terjadi tidak lagi linier, dalam hal ini:
1) Apabila terlebih dahulu baja tulangan mencapai tegangan leleh
sebelum kehancuran beton, maka kondisi ini memberikan daktilitas
yang berguna bagi tanda kehancuran. Sifat inilah yang dikehendaki
dalam desain, disebut perencanaan tulangan lemah (underreinforced).
Dalam hal ini penampang balok mengandung jumlah baja tulangan
tarik kurang dari yang dibutuhkan untuk mencapai keseimbangan
regangan keruntuhan liat.
2) Apabila terlebih dahulu beton mencapai tegangan batas sebelum
terjadinya kelelehan baja tulangan, disebut perencanaan tulangan
kuat (overreinforced). Dalam hal ini penampang balok mengandung
24
Analisis dan Perencanaan Lentur Balok Persegi
jumlah baja tulangan tarik lebih banyak dari yang diperlukan untuk
mencapai keseimbangan regangan keruntuhan getas. Perencanaan
tulangan kuat sedapat mungkin dihindari, sebab keruntuhan akan
terjadi secara tiba-tiba/mendadak yang sifatnya destruktif dan
berakibat mencelakakan pengguna bangunan.
3) Apabila keruntuhan yang terjadi disaat beton mencapai regangan
hancur (c = 0,003), bersamaan dengan itu baja tulangan mencapai
regangan leleh s = y. Kondisi ini merupakan peralihan dari
underreinforced ke overreinforced, disebut perencanaan tulangan
seimbang (balanced reinforced).
25
Juniman Silalahi
26
Analisis dan Perencanaan Lentur Balok Persegi
c a=1.c
h d z=d-a/2
As
d’ s
b Diagram Regangan Diagram Tegangan Diagram Tegangan
Penampang Balok Tekan Aktual Tekan Ekivalen
27
Juniman Silalahi
c d
=
0,003 (0,003) + fy/Es)
0,003 (d)
c =
(0,003 + fy / 200.000)
600 . (d)
c = 1)
600 + fy
28
Analisis dan Perencanaan Lentur Balok Persegi
Dengan rumus ini dapat dicari rasio penulangan kondisi regangan seimbang
b untuk berbagai kombinasi nilai fc’ dan fy.
Contoh soal:
Tentukan jumlah baja tulangan tarik yang diperlukan pada balok untuk
mencapai keadaan regangan seimbang apabila d = 570 mm, b = 250 mm,
y = 0,002, fc’ = 30 MPa, dan fy = 400 MPa.
Penyelesaian:
Dengan mengacu pada defenisi keadaan regangan seimbang, maka
diagram regangan haruslah seperti Gambar 3. 4 berikut ini.
29
Juniman Silalahi
c (d – c)
=
0,003 0,002
0,002 c = 0,003 .(570 – c)
0,002 c + 0,003 c = 1,71
c = 1,71 / 0,005 = 342 mm
a = 1 . c
0,85 . 342 = 290,7 mm
ND = 0,85 .fc’ . a .b
0,85 . 30 . 290,7 . 250 . (10)־³ = 1853,2 kN
NT = As . fy ; NT = ND
maka tulangan yang diperlukan :
As = NT / fy = ND / fy
= 1853,2 .(10)־³ / 400 = 4633 mm²
maks = 0,75 b
min perlu maks
min = 1,4 / fy
30
Analisis dan Perencanaan Lentur Balok Persegi
Contoh 1
Diketahui: fc’ = 30 MPa
fy = 350 MPa
Ditanya: Hitung rasio penulangan maksimum (maks)
31
Juniman Silalahi
Contoh 2
Jawab: k = Mu / .b.d²
377,1 .(10)⁶ (Nmm)
=
0,8 . 300 . 682² (mm³)
= 3,378 N/mm² (MPa)
Catatan:
1 Pa = 1 N/m² ; 1 kPa = 1 kN/m² ; 1 MPa = 1 N/mm² = 1 .10⁶ N/m²
32