Anda di halaman 1dari 19

εc’ σc’

1/3c
Cc
c
d

εs σs
Ts

CARA ELASTIK : Pada peraturan2 beton


terdahulu (PBI 55 dan PBI
Cc = Ts
71, perancangan tampang
Mn = Cc.(d-1//3.c) beton didasarkan pada
kondisi elastik
= σc’.b.c.1/2 (d-1/3.c)
c dapat dihitung
Ts = As. σs = Cc
As dapat dicari
Metode peranc. Elastik :
1. Kuat tekan beton dibatasi sampai σc’
2. Kuat tarik baja dibatasi sampai σs
Kuat tekan
fc’

Kuat hancur
σc’ Batas elastik

Metode peranc. Ultimit :


1. Kuat tekan beton dirancang sampai fc’
εc
0,002 2. Kuat tarik baja dirancang sampai fs
0,001 0,003

fy
Pada beban2 kecil :
σs
1. Masih dalam kondisi elastik
2. Berarti tampangnya terlalu besar
3. Dapat diperkecil sampai mencapai
kondisi ultimit
Dalam upaya untuk meyakinkan bahwa tampang masih
dalam kondisi elastik, maka tegangan2 tekan beton
dan tarik baja diberi angka aman

DIRASA TIDAK REALISTIK KRN TDK DAPAT


DIKETAHUI SECARA PASTI BERAPA KEMAMPUAN
RIIL SUATU TAMPANG (NOMINAL) SHG JIKA ADA
PERUBAHAN FUNGSI BANGUNAN AKAN SULIT
UNTUK MENETAPKAN APAKAH TAMPANG MASIH
CUKUP AMAN

BERKEMBANG METODE BARU, YAITU PERANC.


ULTIMIT, DIMANA KUAT TEKAN BETON DIAMBIL
SAMPAI BATAS MAKSIMAL (ULTIMIT) DAN KUAT
TARIK BAJA DIAMBIL SAMPAI BATAS LELEH
Asumsi dalam perencanaan
beban lentur
1. Regangan pada tulangan dan beton
diasumsikan berbanding lurus dengan
jarak ke sumbu netral.
2. Regangan maksimum beton yang dapat
dimanfaatkan pada serat tekan terjauh
sama dengan 0.003
3. Jika fs < fy  fs = Es.εs
Jika fs > fy  fs = fy
Asumsi dalam perencanaan beban lentur dan aksial
(SNI 2002 psl.12.2)

• Anggapan-anggapan :
• Prinsip Navier dan Bernouli
• Regangan beton tekan dapat mencapai 0.003
• Tegangan Beton Tekan berupa diagram
parabolik dengan
• kuat tekan berfungsi sebesar f’c
- kesulitan dalam menghitung Cc = f’c x
(luas beton tekan)
- kesulitan dalam menentukan titik
tangkap Cc
• Jika beban cukup besar dan hampir mencapai
kekuatan batas dari masing-masing bahannya
(beton dan baja), maka regangan beton dapat
mencapai εu =0,003 dan baja tulangan dapat
mencapai kondisi leleh  εs > εy Distribusi
tegangan sesungguhnya/riil pada daerah tekan
seperti diperlihatkan pada gambar di bawah.
Distribusi tegangan seperti ini dirasakan kurang
praktis, karena sukar ditentukan besar dan letak
resultan gayanya. Agar lebih praktis dan
sederhana, dalam SNI’2002, yang didasarkan
penelitian atau rekomendasi dari Whitney,
disarankan untuk diganti dengan blok persegi
ekivalen, lihat gambar (d).
ε’c = 0,003 0,85 . f’c
Cs = As’.fs’
Cs
e C Cc
a = β1.C Cc
d
0,5h
Grs netral
0,5h
ds Ts Ts = As . fs
εs

Jika baja tekan : sudah leleh maka Cs = As’.fy


belum leleh maka Cs = As’.fs’

Jika baja tarik : sudah leleh maka Ts = As.fy


belum leleh maka Ts = As.fs
4. Dalam perhitungan aksial dan lentur
beton bertulang, kuat tarik beton
diabaikan.
5. Hubungan antara distribusi tegangan
tekan beton dan regangan beton boleh
diasumsikan berbentuk persegi,
trapesium, parabola, atau bentuk lainnya
yang menghasilkan perkiraan kekuatan
yang cukup baik bila dibandingkan
dengan hasil pengujian
6. Distribusi tegangan beton persegi ekivalen
didefinisikan sebagai berikut :
 Teg. tekan beton sebesar 0.85 fc’
diasumsikan terdistribusi secara merata
pada daerah tekan ekivalen yang dibatasi
tepi penampang tekan dan suatu garis lurus
yang sejajar dengan sumbu netral sejarak
a=β1.c dari serat dengan regangan
maksimum.
 Jarak c dari serat dengan ε maks ke sumbu
netral harus diukur dalam arah tegak lurus
terhadap sumbu.
• Tinggi balok tekan beton bukan C tetapi a =
β1 . C
• f’c ≤ 30 Mpa β1 = 0.85
• 30 < f’c ≤ 55 β1 = 0.85 – 0.008 (f’c – 30)
• f’c ≥ 55 β1 = 0.65
LINGKUP PEKERJAAN BALOK BETON :
1. PERANC. TUL. LENTUR : DIKETAHUI MOMEN
LENTUR, DICARI : DIMENSI DAN TULANGAN
2. ANALISIS TAMPANG THD LENTUR : DIKETAHUI
DIMENSI TAMPANG DAN TULANGAN LENTUR,
DICARI : KAPASITAS/KEMAMPUAN MENAHAN
LENTUR
3. PERANCANGAN TULANGAN GESER/BEGEL
4. PERANCANGAN TULANGAN GESER DAN TORSI
(BEGEL DAN MEMANJANG SAMPING)

PERLU DICATAT : DLM ANALISIS TAMPANG DIKENAL


KAPASITAS MOMEN DLM KAITAN
PENGGAMBARAN SELIMUT MOMEN DAN
KAPASITAS MOMEN DLM KAITAN DAKTILITAS
STRUKTUR
PADA UJUNG2 BALOK, PERANCANGAN DILAKUKAN THD
MOMEN NEG, TETAPI ANALISIS DILAKUKAN UTK KAPASITAS
THD MOMEN NEG DAN POS.

KAPASITAS M POS
KAPASITAS M NEG
PERANC. BALOK DG TUL. TUNGGAL
ε’c = 0,003 0,85 . f’c
C Cc
a = β1.C Cc
d

Grs netral

ds Ts Ts = As . fs
εs

b DATA : fc’, fy, Mu, dimensi tampang (b


dan h)

ADA TIGA KEMUNGKiNAN :


1. Beton tekan kalah/retak, sedang baja tarik belum leleh :
disebut tampang getas
2. Baja tarik sudah leleh sedang beton tekan belum apa2 :
disebut tampang daktail
3. Baja sudah leleh bersama2 dg beton tekan retak : disebut
tampang seimbang/balanced
CARA KONTROL KONDISI LELEH/TIDAKNYA BAJA TULANGAN TEKAN
DAN TARIK

Untuk itu dari diagram regangan dapat dilakukan kontrol mengenai


luluh tidaknya baja tulangan.

0,003(c  d ' )
fs '  Es.s '  Es. 0,003
c
d’ Єs’
0.003(d  c)
fs  Es.s  Es.
c c

Єs
Gaya luar Mu akan diimbangi oleh gaya dalam Mn
Momen kopel : Cc = Ts
dengan Cc = 0,85.fc’.b.a dimana a = β1.c
Ts = As.fs dimana fs = fy jika baja sudah leleh
Mn = Mu/Ø
= Cc.(d - ½.a) = 0,85.fc’.b.a .(d - ½.a)
= 0,85.fc’.b.a .d - 0,85.fc’.b. ½.a2 pers kwadrat a
Nilai a dapat dicari
Checking regangan : c = a/ β1
εs = εc’.(d-c)/c sehingga fs = εs .Es dengan maks = fy

As = Ts/fs
= Cc/fs
= 0,85.fc’.b.a /fs
PERSYARATAN
TAMPANG DAKTAIL ;
As.maks = 0,75.As,b

Berarti harus dicari dulu As,b


cb 0.003

Kondisi balance : εc’ = 0,003 d fy
0.003 +
εs = εy
Es

600.d ab = β1. cb
Cb 
600 + fy
Cc,b = 0.85.fc’.ab.b
Ts,b = As,b.fy
As,b = (0.85.fc’.ab.b)/fy
As,maks = 0,75. As,b

Jika As > As,maks


1. Dimensi tampang diperbesar
2. Digunakan tulangan rangkap
CONTOH :
SUATU BALOK BETON DENGAN DIMENSI 250/500 MENDUKUNG
MOMEN POSITIF SEBESAR MU = 100 kNm. JIKA DIPAKAI
BETON DG fc’ = 20 Mpa DAN fy = 200 Mpa, HITUNGLAH
TULANGAN YG DIBUTUHKAN.

Mn = Mu/Ø = 100/0,8 = 125.106 Nmm


h = 500
ds = 50 sehingga d = h - ds = 450 mm
Menghitung As,maks :
cb = (600.450)/600 + 200) = 337,5 mm
ab = β1.cb = 0,85.337,5 = 286,87
Ccb = 0,85.fc’.ab.b = 0,85.20.286,87.250
= 1219218,7
Tsb = Asb.fy sehingga Asb = 1219218,7/200 = 6096 mm2
Asmaks = 0,75.6096 = 4572 mm2
Menghitung tulangan
Mn = Cc.(d – 0,5.a) = 0,85.fc’.a.b.(d - 0,5.a)
125.106 = 0,85.20.0,85.c.250.(450 – 0,5.0,85.c)
0,425.c2 - 450.c + 34602 = 0
C = 83,5

Checking regangan dan tegangan baja tulangan :


εs = εc’.(d-c)/c = 0,003.(450 – 83,5)/83,5
fs = εs .200000 = 2634 Mpa > fy = 200 Mpa dipakai 200 Mpa

Cc = 0,85.fc’.a.b = 0,85.20.0,85.83,5.250 = 301643,75


= Ts = As.fy

Sehingga As = Cc/fy = 301643,75/200 = 1508,22 mm2 < Asmaks

Digunakan 4D22 = 1520 mm2


4D22

Anda mungkin juga menyukai