Review Modul 7
Analisa Desain Balok T
Dosen : Agyanata Tua Munthe, ST, MT
Disusun Oleh :
Johannes Pratama Manik (41119210028)
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2021
Selain dari sistem portal, analisis balok T juga dilakukan pada sistem balok pra-cetak
penampang T yang menerima beban pelat. Elemen pelat dapat terletak bebas diatas balok, seperti
pelat lantai kendaraan pada jembatan.
Analisis dan perencanaan balok T yang merupakan kesatuan monolit dengan pelat lantai
atau atap, didasarkan pada tanggap pelat dengan balok yang berinteraksi saat menahan momen
lentur positif. Pelat akan berlaku sebagai lapis sayap tekan (flens) dan balok sebagai badan.
Selain sebagai bagian dari balok, flens balok T juga harus direncanakan dan diperhitungkan
tersendiri terhadap lenturan arah melintang, hal mana balok sebagai tumpuannya. Ini berarti pelat
yang berfungsi sebagai flens berperilaku sebagai komponen struktur yang bekerja pada dua arah
lenturan saling tegak lurus. Gamba5 5.2 memperlihatkan balok T berdasarkan zona tekan beton.
Gambar 7.2
Lebar efektif flens (be) sesuai dengan SNI 03-2847-2002 Pasal 10.10 diambil sebagai nilai
terkecil dari nilai-nilai berikut:
Bagian kali ini akan membahas tentang balok T dan L. Dalam pelaksanaannya di
lapangan, balok hampir selalu dicor monolit (bersamaan atau menyatu) dengan pelat lantai
(slab). Karena dicor monolit, maka mau tidak mau, kudu nggak kudu perilaku balok juga
dipengaruhi oleh pelat yang ada di sekitarnya.
Sewaktu menahan momen positif, serat atas akan mengalami tekan. Jika pada balok
persegi, bagian yang memikul tegangan tekan hanya sebesar lebar balok, maka pada balok T,
bagian yang memikul tekan lebih lebar lagi. Kan dicor monolit. Kalau nggak dicor monolit,
misalnya ada construction joint, maka nggak boleh dilakukan analisis balok T. Tapi, bagian pelat
yang ikut menahan tekan itu ada batasannya. Itu yang dinamakan lebar efektif. Di dalam
pembahasan kali ini kita gunakan simbol untuk menyatakan lebar efektif balok T. Di dalam SNI-
Beton-2002, batas lebar efektif ini sudah diberikan dengan jelas. Ada perbedaan besar lebar
efektif antara balok T dan balok L.
Sebuah balok dianggap sebagai balok T jika seluruh daerah flens mengalami tekan.
Kemungkinan letak garis netral jika sebuah balok T menahan lentur:
Pada kondisi ini dimana a < h f, balok dapat dianalisis dengan analisis balok persegi dengan
mengganti b (atau bw) dengan be.
d - a/2
d h
As
Ts
s
bw
c > hf tetapi a ≤ hf : balok dianalisis dengan analisis balok persegi (sama seperti kasus
1).
c dan a > hf : balok dianalisis dengan analisis balok T.
be
0,85 f'c
hf a Cf = Asf fy
c Cc
Asf
d h d - a/2 d - hf/2
As As Ts = (As - Asf) fy
Tf = Asf fy
bw
Analisis balok T dapat diidentikan dengan analisis balok persegi dengan tulangan
rangkap. Adanya flens disisi kiri dan kanan badan balok yang mengalami tekan dapat
dianalogikan adanya tulangan tekan imajiner seluas Asf yang kapasitas gayanya ekivalen dengan
kapasitas gaya flens disisi kiri dan kanan balok (Cf).
Latihan Soal
1. Hitunglah besarnya kapasitas momen maksimum dari penampang balok T, dengan b =
810 mm, bw = 200 mm, d = 310 mm, As = 1935 mm2, Es = 200.000 MPa, fy = 400 MPa
dan fc’ = 21 MPa, jika : 1). hf = 100 mm
Jawab :
Tebal flens, hf = 100 mm
Asumsi baja tulangan tarik sudah leleh, fs = fy dan garis netral berada pada flens.
Tinggi blok tegangan :
As f y 1935 . 400
a= = =53,53 mm
0,85. f c . b 0,85 . 21. 810
Letak Garis Netral :
a 53,53
c= = =62,98 mm < hf = 100 mm ok!
β 1 0,85
Perhitungannya adalah balok persegi biasa dengan lebar ”b”, Kapasitas momen
penampang
M n= A s f y ( d−0,5 a )=1935 . 400 ( 310−0,5 . 53,53 )=219,22 kN . m
2. Sebuah balok beton dengan dimensi lebar bw = 300 mm, lebar be = 1000 mm, tinggi h =
500 mm, tinggi hf = 100 mm dibuat dengan menggunakan beton mutu f’c = 22,5 MPa
dan baja tulangan fy = 300 MPa. Jika jumlah tulangan tarik dalam balok ini adalah 3 D-
22, hitung :
a. Momen lentur nominal
b. Momen maksimum yang dapat dipakai dalam desain.
Jawab :
Kontrol :
d−c 450−21,4
ε s=0,003 . =0,003 . =0,06
c 21,4
Tegangan baja Tarik (f ¿¿ s) ¿ = ε s . E s=0,06 . 200.00=12.000 Mpa (baja Tarik sudah leleh)
M n=C c ( d −0,5 a )
¿ 0,85 . f c . be . a ( d −0,5 a )
¿ 0,85 . 22,5. 1000 . 18,2 ( 450−0,5 . 18,2 )
¿ 153,5 kN . m
b. Momen Desain Maksimum (M ¿¿ u)¿
M u=∅ . M n=0,8 .153,4=122,7 kNm
Daftar Pustaka
http://ananda.lecture.ub.ac.id/files/2016/12/5.-Lentur-Pada-Balok-Balok-T-Balok-L.pdf
https://dokumen.tips/documents/desain-balok-t.html