Anda di halaman 1dari 9

1. Balok Tampang-T/L.

a. Perancangan.
Perancangan balok tampang-T/L tidak seperti halnya perancangan balok persegi.
Ukuran balok umumnya sudah ditetapkan sehingga luasan tulangan saja yang masih harus
ditentukan. Namun demikian bila ukuran belum diketahui maka perkiraan ukuran balok
tampang-T/L dapat didekati melalui perancangan tampang balok persegi. Kondisi seimbang
pada balok tampang-T tidak berbeda dari balok tampang persegi, karena posisi garis netral
seimbang (cb) hanya bergantung pada tinggi efektif (d) dan kualtas baja (fy), c b = 600.d./(600
+ fy). Untuk mendapatkan kondisi seimbang beban yang dikerjakan umumnya sangat besar,
pada kondisi ini blok tekan beton selain dipikul oleh plat (sayap) juga dipikul oleh balok
(badan). Namun demikian pada umumnya balok tampang-T/L yang digunakan untuk rumah
tinggal/ gedung perkantoran memiliki ciri letak blok beton tekan berada di dalam sayap.
Lebar sayap yang boleh diperhitungkan sebagai bagian dari balok tampang-T/L
dibatasi dengan ketentuan sbb (lihat gambar 2.5 dan 2.6) :
a. Plat sayap balok tampang-T/L terhubung dan terangkai dengan balok tampang-T/L
lainnya sehingga terdapat balok tampang-T/L sisi tengah (interior) dan sisi tepi (eksterior)
 disebut balok tampang-T/L terhubung
b. Plat sayap balok tampang-T/L tidak terhubung dan terangkai dengan balok tampang-T/L
lainnya  disebut balok tampang-T/L terisolasi

Balok tampang-T/L terhubung (a) : t


bf bf b
f

L L L2
0 1
b b b
w
EXTERIOR-1
w
INTERIOR w
EXTERIOR-2

Gb.2.5. Balok tampang-T terhubung


Bagian Interior :
bf ≤ L/4 L = bentang balok tegak lurus gambar
bf ≤ 0,5 (L1 + L2) + bw
bf ≤ 16.t + bw
Bagian Exterior-1 :
bf ≤ L/12 L = bentang balok tegak lurus gambar
bf ≤ L0 + 0,5 L1 + bw
bf ≤ 12.t + bw
Bagian Exterior-2 :
bf ≤ L/12 L = bentang balok tegak lurus gambar
bf ≤ 0,5 L2 + bw
bf ≤ 6.t + bw

Balok tampang-T/L terisolasi (b) :


t ≥ 0,5. bw bf
bf ≤ 4 . bw t

bw

Gb.2.6. Balok tampang-T terisolasi

Untuk mengetahui letak blok beton tekan dilakukan pembandingan antara momen nominal yg
dapat dipikul oleh sayap (Mf) dan momen nominal eksternal (Mn = Mu/Ø). Bila momen
nominal sayap lebih besar dari pada momen nominal eksternal maka blok beton tekan
seluruhnya berada dalam sayap, dan sebaliknya.

bf

t Cf = 0,85.fc’. bf. t Mf = Cf.z = Cf. (d - t/2) Bila


d d-t/2 letak
Ts = As. fy Gb.2.7. Gaya internal blok

bw
beton di
dalam sayap maka perlu diketahui secara pasti posisinya dengan membandingkan Mn dengan
Cc. (d – a/2) dengan Cc = 0,85.fc’.bf. a. Dari persamaan keseimbangan momen ini didapatkan
tinggi blok tekan beton (a). Dengan demikian luasan tulangan tarik dapat dihitung dengan
menyamakan gaya tekan Cc = 0,85.fc’. bf. a dan gaya tarik baja Ts = (As.fy)

bf

t Cf = 0,85.fc’. bf. a Mf = Cf.z = Cf. (d – a/2)


a d d-a/2
Ts = As. fy

Gb.2.7. Blok tekan beton dlm sayap


bw
Langkah :
1. Menghitung lebar efektif balok (bf.) berdasarkan kondisi balok tampang-T (terhubung
atau terisolasi)
2. Menghitung 1 = 0,85 – 0,05(fc’ – 30)/ 7 bila fc’ > 30 MPa.
3. Membandingkan kemampuan momen nominal sayap (Mf) dan momen rancang eksternal
(Mr = Mu/Ø).
4. Bila Mf > Mr maka letak blok tekan beton (a) di dalam sayap, bila tidak lompat ke butir 7
5. Bila blok tekan beton di dalam sayap maka dilakukan letak yang sebenarnya melalui
persamaan keseimbangan momen Mr = 0,85.fc’. b f. a. (d - a/2)  persamaan kuadrat
dalam (a)
6. Luasan tulangan yg diperlukan dapat dihitung melalui pers. As = 0,85.fc’. bf. a./ fy, hitung
jumlah tulangan yg diperlukan atas dasar diameter tulangan yg diketahui n = As/A_tul
7. Bila Mf < Mr maka letak blok beton berada di dalam badan (web)

bf

t Cf = 0,85.fc’.t
d-t/2
a Cw = 0,85.fc’.bw.(a-t)
d-0,5(a+t) Ts = As.fy

bw Gb.2.8. Blok tekan beton dlm.badan

8. Letak blok beton tekan dapat dihitung dengan cara : Mr = 0,85.fc’. b f. t (d – t/2) +
0,85.fc’. bw. (a - t).{d – t - 0,5 (a-t)}
Mr = 0,85.fc’. [bf. t (d – t/2) + bw. (a - t).{d - 0,5 (a + t)}]  persamaan kuadrat dalam a
9. Luasan tulangan yg diperlukan dapat dihitung dengan cara As = 0,85.fc’.{bf. t + bw .(a-t)}/
fy

Contoh 2.9 :
Contoh ini merupakan hasil hitungan dari contoh 2.1. Balok interior memikul momen positif
terfaktor oleh beban gravitasi sebesar 200 kNm. Berat sendiri balok dan plat sudah termasuk
di dalam hitungan momen terfaktor itu. Bila kuat tekan beton karakteristik fc’ = 40 MPa dan
tegangan leleh baja fy = 400 MPa, hitunglah penulangan balok tampang-T ??. Balok
berukuran 200 x 450mm, tebal sayap 120 mm, jarak antar balok-balok = 3m bentangan balok
L = 6m

Langkah :
1. Menghitung bf. : bf
bf ≤ L/4 = 6000/4 = 1500 mm t

bf ≤ 0,5 (L1 + L2) + bw =


0,5.(1800+1800) + 200 = 2000 mm d-0,5(a)
bf ≤ 16.t + bw = 16.120 + 200 = 2120 mm bw
Dipilih bf = 1500 mm
2. Menghitung 1 = 0,85 – 0,05(fc’ – 30)/ 7 = 0,78
3. Bila Mf = 0,85.fc’. bf. t. (d - t/2) = 0,85.40.1500.120 (400-120/2) = 2.080.800.000
Nmm = 2.080 kNm > Mr = 200/0,8 = 250 kNm maka letak blok tekan beton ada di
dalam sayap
4. Mr = 0,85.fc’. bf. a. (d - a/2) ; 250.000.000 = 0,85.40.1500. a. (400 - a/2)
a = 12,44 mm < t ; c = a/1 = 15,98 mm
5. As = 0,85.fc’. bf. a./ fy = 0,85.40.1500.12,44/400 = 1587,19 mm2 digunakan 4D25 =
1962,5 > 1587,19 mm2

Dibandingkan dengan contoh 2.1 yang memberikan luasan tulangan tarik As = 2386,8
mm2 maka luasan yang didapat dari balok tampang-T jauh lebih kecil yaitu sebesar 1587,19
mm2 . Ini disebabkan oleh bertambahnya lengan momen karena mengecilnya blok beton (a).
Jadi perancangan balok tampang-T jauh lebih hemat, atau dengan kata lain perancangan
dengan balok tampang persegi lebih konservatif.

Contoh 2.10 :
Balok interior memikul momen positif terfaktor oleh beban gravitasi. Bila berat sendiri balok
dan plat sudah termasuk di dalam hitungan momen terfaktor Mu = 1.169 kNm dan bila kuat
tekan beton karakteristik fc’ = 20 MPa dan tegangan leleh baja fy = 460 MPa, hitunglah
tulangan yang diperlukan untuk menahan momen tersebut !!. Balok berukuran 400 x 600mm,
tebal sayap 120 mm, jarak bersih antar balok-balok = 2m bentangan balok L = 6m.
Langkah :
1. Menghitung bf. :
bf ≤ L/4 = 6000/4 = 1500 mm bf
Cf
bf ≤ 0,5 (L1 + L2) + bw = t
a Cw d-t/2
0,5.(2000+2000) + 300 = 2300 mm
d-0,5(a+t)
bf ≤ 16.t + bw = 16.120 + 300 = 2220 mm
Dipilih bf = 1500 mm bw

2. Karena fc’ = 20 MPa, maka 1 = 0,85. Tinggi efektif d diambil = 600 – 100 = 500 mm.
3. Kemampuan sayap menahan momen Cf = 0,85.fc’.bf. t = 0,85.20.1500.120 = 3.060.000
N = 3.060 kN  Mf = Cf. (d-t/2) = 3060000.(500-0,5.120) = 1346400000 Nmm = 1.346
kNm < Mr = Mu/Ø = 1.169/0,8 = 1.462 kNm
4. Karena Mf < Mr maka letak blok tekan beton (a) ada di dalam badan
5. ab = 600.d / (600 + fy) = 600.500 / (600 + 460) = 283,02 mm
6. Mencari kedalaman blok tekan beton sesungguhnya : Mf + Mw = Mr ; Mw = Mr – Mf =
1.462 – 1.346 kNm = 116 kNm
7. Cw = 0,85.fc’. bw. x  Mw = Cw.(d-t-0,5.x)  116.000.000 = 0,85.20.400.x.(500-120-
0,5.x)  17058,8 = x.(380-0,5.x)  x2 – 760.x + 34117,6 = 0  x = 47,9 mm  a = t +
x = 167,9 mm
8. As = {Cw + Cf }/fy = {0,85.20.400.47,9 + 3.060.000}/400 = 7360,26 mm 2 . Bila
digunakan tulangan D25 = 490 maka diperlukan n = 15 buah, dibuat dalam 3 lapis @ 5
buah.
9. Jarak bebas antar tulangan s = (400-100)/(n-1) – 25 = 50 mm > syarat minimum 25 mm
10. a = 167,9 mm  c = a/β = 197,5 mm, a > t = 120 mm dan a < a b = 283,02 mm, tulangan
daktail (under reinforced)
11. Kontrol terhadap anggapan bahwa semua tulangan tarik sudah leleh (dalam hal ini
tulangan tarik lapis paling dalam dengan d1 = 500-50 = 450 mm) :
εs = 0,003.(d1-c)/c  εs = 0,003.(450-197,5)/197,5 = 0,0038 > εy = 460/200.000 = 0,0023
karena tul.tarik paling dalam sudah leleh maka semua tul.tarik yang ada di bawahnya
pasti leleh, jadi anggapan benar dan proses dapat dilanjutkan.

b. Analisis.
Analisis balok umumnya dilakukan bila terjadi keraguan atas perancangan yang ada
atau struktur balok sudah terlanjur dikerjakan tetapi bahan yang digunakan tidak memenuhi
syarat/ diragukan kualitasnya. Dengan demikian kualitas dan kuantitas bahan sudah diketahui
(fc’, fy dan jumlah tulangan), sedang permasalahannya terletak pada penghitungan kekuatan
tampang menahan momen lentur nominal.
Seperti halnya pada analisis balok tampang 4 persegi panjang maka kedalaman blok
beton tekan (a) berdasarkan pada kualitas beton (fc’), lebar badan (bw) jumlah tulangan
terpasang (As) dan tegangan leleh yang diketahui (fy) dapat memiliki nilai lebih kecil atau
lebih besar dari pada blok tekan beton seimbang (ab). Bila a < ab maka balok berperilaku
daktail (under reinforced) dan sebaliknya berperilaku getas (over reinforced). Prosedur
hitungan kekuatan balok menahan momen lentur nominal dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Menghitung lebar efektif sayap bf
2. Bila fc’ > 30 MPa, hitung 1 = 0,85 – 0,05(fc’ – 30)/ 7
3. Membandingkan kemampuan tekan bagian sayap (Cf = 0,85.fc’.b f. t) dan kemampuan
tarik ultimit tulangan terpasang (Ts = As. fy).
4. Bila Cf > Ts maka kedalaman blok tekan beton (a) ada di dalam sayap, dan bila
sebaliknya maka hitungan diteruskan ke butir 8.
5. Menghitung ab = 600.d/{600+fy) sebagai pembanding
6. Bila Cf > Ts, dilakukan perhitungan letak blok beton tekan (a) sesungguhnya melalui
persamaan keseimbangan gaya Cf = 0,85.fc’. bf. a dan Ts = As.fy  nilai kedalaman
blok beton tekan (a) didapat, seharusnya a < t dan umumnya a < ab yang artinya
penulangan daktail (under reinforced)
7. Momen nominal yang dapat dipikul dihitung dengan persamaan Mn = Cf. (d-a/2) =
0,85.fc’. bf. a. (d-a/2)  selesai
8. Bila Cf < Ts maka kedalaman blok beton
bf
tekan berada di dalam badan (web) Cf
t
9. Letak blok beton tekan dapat dihitung a Cw d-t/2
dengan cara : Cc = Cf + Cw = 0,85. fc’. bf. d-0,5(a+t) t
+ 0,85.fc’. bw. (a - t) ; menganggap
bw
tulangan tarik As sudah leleh, Cc = Ts  dengan Ts = As.fy, nilai kedalaman blok beton
tekan (a) didapat  c = a/β
10. Kontrol terhadap anggapan bahwa tulangan tarik sudah leleh :
εs = 0,003.(d-c)/c  bila εs > εy = fy/200.000 maka anggapan tadi benar, proses dapat
dilanjutkan.
11. Momen nominal yang dapat dipikul Mn = Cf. (d-t/2) + Cw. {d-0,5.(a + t)} = 0,85.fc’. b f.
t. (d-t/2) + 0,85.fc’.(a-t). bw .{d-0,5.(a + t)}  selesai
12. Bila εs < εy = fy/200.000 (tulangan tarik belum leleh) maka anggapan tadi pada butir 9
salah sehingga persamaan keseimbangan harus diubah sebagai berikut : Cc = Cf + Cw =
0,85. fc’. bf. t + 0,85.fc’. bw. (β.c - t) ; Ts = As.fs = As. (Es.ε s) = As.Es. 0,003.(d-c)/c 
Cc = Ts  akan didapat nilai (c) dalam persamaan kuadrat  a = β.c
13. Kontrol terhadap anggapan bahwa tulangan tarik belum leleh :
εs = 0,003.(d-c)/c  bila εs < εy = fy/200.000 maka anggapan terakhir benar, proses dapat
dilanjutkan.
14. Momen nominal yang dapat dipikul Mn = Cf. (d-t/2) + Cw. {d-0,5(a + t)} = 0,85.fc’. b f. t.
(d-t/2) + 0,85.fc’.(a-t). bw .{d-0,5.(a + t)}  selesai

Contoh 2.11 :
Contoh ini diambil dari hasil hitungan dari contoh 2.9. Balok interior memikul momen positif
terfaktor oleh beban gravitasi. Bila berat sendiri balok dan plat sudah termasuk di dalam
hitungan momen terfaktor itu dan bila kuat tekan beton karakteristik fc’ = 40 MPa dan
tegangan leleh baja fy = 400 MPa, hitunglah kemampuan balok tampang-T menahan momen
nominal !!. Balok berukuran 200 x 450mm, tebal sayap 120 mm, jarak antar balok-balok =
3m bentangan balok L = 6m, tulangan tarik terpasang As = 1587,19 mm2

1. Menghitung bf. : bf
bf ≤ L/4 = 6000/4 = 1500 mm t
bf ≤ 0,5 (L1 + L2) + bw =
0,5.(1800+1800) + 200 = 2000 mm d-0,5(a)
bf ≤ 16.t + bw = 16.120 + 200 = 2120 mm bw
Dipilih bf = 1500 mm
2. Karena fc’ > 30 MPa, maka 1 = 0,85 – 0,05(fc’ – 30)/ 7 = 0,78
3. Kemampuan sayap Cf = 0,85.fc’.bf. t = 0,85.40.1500.120 = 6.120.000 N dan kemampuan
tarik ultimit tulangan terpasang Ts = As. fy = 1587,19. 400 = 634.879 N
4. Karena Cf > Ts maka letak blok tekan beton (a) ada di dalam sayap
5. ab = 600.d / (600 + fy) = 600.400 / (600 + 400) = 240 mm
6. Mencari kedalaman blok beton (a) sesungguhnya : Cf = Ts  0,85.40.1500.a = 1587,19.
400  a = 12,45 mm < t = 120mm dan a < ab  penulangan liat (under reinforced)
7. Mn = Cf. (d - a/2) = 0,85.fc’. bf. a. (d - a/2) = 0,85.40.1500.12,45.(400-12,45/2) =
250.027.436 Nmm = 250 kNm  Mu = Ø. Mn = 0,8.250 = 200 kNm

Hasil hitungan terakhir menunjukkan kesesuaian dengan contoh 2.9. yaitu Mu = 200 kNm.

Contoh 2.12 :
Contoh ini diambil dari contoh 2.10. Balok interior memikul momen positif terfaktor oleh
beban gravitasi. Bila berat sendiri balok dan plat sudah termasuk di dalam hitungan momen
terfaktor itu dan bila kuat tekan beton karakteristik fc’ = 20 MPa dan tegangan leleh baja fy =
460 MPa, hitunglah kemampuan balok tampang-T menahan momen nominal !!. Balok
berukuran 400 x 600mm, tebal sayap 120 mm, jarak bersih antar balok-balok = 2m bentangan
balok L = 6m, tulangan tarik terpasang 15D25 dalam 3 lapis  As = 7359,4 mm2

1. Menghitung bf. : bf
2. bf ≤ L/4 = 6000/4 = 1500 mm Cf
t
a Cw d-t/2
3. bf ≤ 0,5 (L1 + L2) + bw =
4. 0,5.(2000+2000) + 300 = 2300 mm d-0,5(a+t)

5. bf ≤ 16.t + bw = 16.120 + 300 = 2220 mm bw


6. Dipilih bf = 1500 mm
7. Karena fc’ = 20 MPa, maka 1 = 0,85
8. Kemampuan sayap Cf = 0,85.fc’.bf. t = 0,85.20.1500.120 = 3.060.000 N dan
kemampuan tarik ultimit tulangan terpasang Ts = As. fy = 7359,375. 460 = 3.385.313 N
9. Karena Cf < Ts maka letak blok tekan beton (a) ada di dalam badan, tinggi efektif d
diambil nilai rerata = 600 – 100 = 500 mm
10. ab = 600.d / (600 + fy) = 600.500 / (600 + 460) = 283,02 mm
11. Cc = Cf + Cw = 0,85. fc’. bf. t + 0,85.fc’. bw. (a - t) ; menganggap semua tulangan tarik
As sudah leleh, Cc = Ts  Ts = As.fy = 7359,4.460 = 3.385.313 N
12. 0,85.20.1500.120 + 0,85.20.400.(a-120) = 3.385.313  a = 167,8 mm  c = a/β = 197,5
mm > t = 120 mm dan a < ab = 283,02 mm, tulangan daktail (under reinforced)

c
d =500 d1=450

400
13. Kontrol terhadap anggapan bahwa semua tulangan tarik sudah leleh (dalam hal ini
tulangan tarik lapis paling dalam dengan d1 = 500-50 = 450 mm :
14. εs = 0,003.(d1-c)/c  εs = 0,003.(450-197,5)/197,5 = 0,0038 > εy = 460/200.000 =
0,0023 karena tul.tarik paling dalam sudah leleh maka semua tul.tarik yang ada di
bawahnya pasti leleh, jadi anggapan benar dan proses dapat dilanjutkan.
15. Mn = Cf. (d-t/2) + Cw. {d-0,5.(a + t)} = 0,85.fc’. b f. t. (d-t/2) + 0,85.fc’.(a-t). bw .{d-0,5.
(a + t)} = 0,85.20.1500.120.(500-0,5.120) + 0,85.20.400.(167,8-120).{500-0,5.
(167,8+120)} = 1.462.146.744 Nmm = 1.462 kNm, Mu = Ø.Mn = 1.169 kNm

Anda mungkin juga menyukai