Anda di halaman 1dari 3

εs = 0,003.(d1-c)/c ε s = 0,003.(450-197,5)/197,5 = 0,0038 > εy = 460/200.

000 =
0,0023 karena tul.tarik paling dalam sudah leleh maka semua tul.tarik yang ada di
bawahnya pasti leleh, jadi anggapan benar dan proses dapat dilanjutkan.

b. Analisis.
Analisis balok umumnya dilakukan bila terjadi keraguan atas perancangan yang ada
atau struktur balok sudah terlanjur dikerjakan tetapi bahan yang digunakan tidak
memenuhi syarat/ diragukan kualitasnya. Dengan demikian kualitas dan kuantitas bahan
sudah diketahui (fc’, f y dan jumlah tulangan), sedang permasalahannya terletak pada
penghitungan kekuatan tampang menahan momen lentur nominal.
Seperti halnya pada analisis balok tampang 4 persegi panjang maka kedalaman
blok beton tekan (a) berdasarkan pada kualitas beton (f c’), lebar badan (bw) jumlah
tulangan terpasang (As) dan tegangan leleh yang diketahui (fy) dapat memiliki nilai lebih
kecil atau lebih besar dari pada blok tekan beton seimbang (ab). Bila a < ab maka balok
berperilaku daktail (under reinforced) dan sebaliknya berperilaku getas (over reinforced).
Prosedur hitungan kekuatan balok menahan momen lentur nominal dapat dilakukan
sebagai berikut :
1. Menghitung lebar efektif sayap bf
2. Bila f c’ > 30 MPa, hitung β1 = 0,85 – 0,05(f c’ – 30)/ 7
3. Membandingkan kemampuan tekan bagian sayap (Cf = 0,85. f c’.bf. t) dan kemampuan
tarik ultimit tulangan terpasang (T s = As. f y).
4. Bila C f > T s maka kedalaman blok tekan beton (a) ada di dalam sayap, dan bila
sebaliknya maka hitungan diteruskan ke butir 8.
5. Menghitung ab = 600.d/{600+ f y) sebagai pembanding
6. Bila C f > T s, dilakukan perhitungan letak blok beton tekan (a) sesungguhnya melalui
persamaan keseimbangan gaya C c = Ts dengan C c = 0,85. fc’. bf. a dan Ts = As.fy
nilai kedalaman blok beton tekan (a) didapat, a harus < t dan umumnya a < ab yang
artinya penulangan daktail (under reinforced)
7. Momen nominal yang dapat dipikul dihitung dengan persamaan Mn = C c. (d-a/2) =
0,85. fc’. bf. a. (d-a/2) selesai !!

II-23
8. Bila C f < T s maka kedalaman blok beton
bf
tekan a berada di dalam badan (web) Cf
t
9. Menganggap tulangan tarik leleh, letak a Cw
d-t/2
blok beton tekan dapat dihitung dengan d-0,5(a+t)
cara : Cw = Ts - Cf dengan C w = 0,85. fc’.
bw
bw. x dan C f = 0,85. f c’.bf. t nilai x
dapat dihitung a=x+t c = a/β
10. Kontrol terhadap anggapan (butir 9) bahwa tulangan tarik sudah leleh :
εs = 0,003.(d-c)/c bila ε s > ε y = f y /200.000 maka anggapan tadi benar, proses dapat
dilanjutkan.
11. Momen nominal yang dapat dipikul Mn = Cf. (d-t/2) + Cw. {d-t-0,5.x} = 0,85. f c’. bf. t.
(d-t/2) + 0,85. f c’.x. bw .{d-t-0,5.x} selesai !!

Bila ε s < ε y = f y /200.000 (tulangan tarik belum leleh) maka anggapan tadi pada butir 9
salah !!, sehingga persamaan keseimbangan harus diubah sebagai berikut :
12. Cc = Ts dengan C c = C f + C w = 0,85. f c’. b f. t + 0,85. fc’. bw. (β.c - t) dan Ts = As.fs =
As. (Es.ε s) = As.Es. 0,003.(d-c)/c akan didapat nilai (c) dalam persamaan kuadrat
a = β.c x=a-t
13. Kontrol terhadap anggapan bahwa tulangan tarik belum leleh :
εs = 0,003.(d-c)/c bila ε s < ε y = f y /200.000 maka anggapan terakhir harusnya benar,
proses dapat dilanjutkan.
14. Momen nominal yang dapat dipikul Mn = C f. (d-t/2) + Cw. {d-t-0,5.x} = 0,85. f c’. bf. t.
(d-t/2) + 0,85. f c’.x. bw .{d-t-0,5.x} selesai !!

Contoh 2.11 :
Contoh ini diambil dari hasil hitungan dari contoh 2.9. Balok interior memikul momen
positif terfaktor oleh beban gravitasi. Bila berat sendiri balok dan plat sudah termasuk di
dalam hitungan momen terfaktor itu dan bila kuat tekan beton karakteristik f c’ = 40 MPa
dan tegangan leleh baja f y = 400 MPa, hitunglah kemampuan balok tampang-T menahan
momen nominal !!. Balok berukuran 200 x 450mm, tebal sayap 120 mm, jarak antar balok-
balok = 3m bentangan balok L = 6m, tulangan tarik terpasang As = 1587,19 mm2

II-24
1. Menghitung bf. : bf
bf ≤ L/4 = 6000/4 = 1500 mm t
bf ≤ 0,5 (L1 + L2) + bw =
0,5.(1800+1800) + 200 = 2000 mm d-0,5(a)
bf ≤ 16.t + bw = 16.120 + 200 = 2120 mm bw
Dipilih bf = 1500 mm
2. Karena fc’ > 30 MPa, maka β1 = 0,85 – 0,05(fc’ – 30)/ 7 = 0,78
3. Kemampuan sayap C f = 0,85. f c’.bf. t = 0,85.40.1500.120 = 6.120.000 N dan
kemampuan tarik ultimit tulangan terpasang Ts = As. fy = 1587,19. 400 = 634.879 N
4. Karena C f > Ts maka letak blok tekan beton (a) ada di dalam sayap
5. cb = 600.d / (600 + f y) = 600.400 / (600 + 400) = 240 mm
6. Mencari kedalaman blok beton (a) sesungguhnya : C f = T s 0,85.40.1500.a =
1587,19. 400 a = 12,45 mm < t = 120mm dan a < ab = 0,78.240 mm penulangan
liat (under reinforced)
7. Mn = Cf. (d - a/2) = 0,85. f c’. bf. a. (d - a/2) = 0,85.40.1500.12,45.(400-12,45/2) =
250.027.436 Nmm = 250 kNm Mu = Ø. Mn = 0,8.250 = 200 kNm
Hasil hitungan terakhir menunjukkan kesesuaian dengan contoh 2.9. yaitu Mu = 200 kNm.

Contoh 2.12 :
Contoh ini diambil dari contoh 2.10. Balok interior memikul momen positif terfaktor oleh
beban gravitasi. Bila berat sendiri balok dan plat sudah termasuk di dalam hitungan
momen terfaktor itu dan bila kuat tekan beton karakteristik f c’ = 20 MPa dan tegangan
leleh baja f y = 460 MPa, hitunglah kemampuan balok tampang-T menahan momen nominal
!!. Balok berukuran 400 x 600mm, tebal sayap 120 mm, jarak bersih antar balok-balok =
2m bentangan balok L = 6m, tulangan tarik terpasang 15D25 dalam 3 lapis As = 7359,4
2
mm

1. Menghitung b f. : bf
b f ≤ L/4 = 6000/4 = 1500 mm Cf
t
a Cw
b f ≤ 0,5 (L1 + L2) + bw = d-t/2

d-0,5(a+t)

II-28 bw

Anda mungkin juga menyukai