Pada kontruksi balok pelat, jarak dan posisi balok penumpu telah ditentukan lebih
dahulu pada saat perhitungan struktur pelat, langkah selanjutnya adalah mendesain balok,
meliputi ukuran lebar badan balok dan tulangan yang dibutuhkan.
Dalam proses desain balok T yang memikul momen terfaktor M u, tebal sayap, h f , dan
lebar ditentukan seperti penjelasan pada subbab 3.8. lebar badan balok dapat diasumsikan
pada rentang 200 mm hingga 500 mm, atau untuk lebih umumnya dapat diasumsikan sebesar
300 hingga 400 mm. Dengan demikian apabila M u, f 'c dan f y diketahui, maka tinggal dua
variabel yang perlu ditentukan yaitu d dan A s. Berikut dijelaskan mengenai prosedur desain
balok T.
Jika M u > ϕ M nf , maka a > h f . Jika M u < ϕ M nf , maka a < h f dan penampang dapat
didesain seperti balok persegi.
b. Jika a < h f , maka hitung ρ dengan menggunakan Persamaan 4.2 dan A s = ρbd.
Periksa bahwa ρw ≥ ρmin .
c. Jika a > h f , tentukan A sf :
M u2 = ϕ A sf f y (d −¿ h f /2)
M u1 = M u – M u2
As = A s1 + A sf
Mu = ϕ A sft f y (d −¿ h f /2)
CONTOH 4.7
Desainlah ssebuah balok T dari suatu sistem balok balok –pelat pada Gambar C.4.7. Beban
momen lentur yang bekerja akibat beban hidup dan beban mati adalah M D = 105 kN∙m dan
M L = 135 kN∙m. Balok memiliki panjang bentang, l = 6,0 m. Gunakan f 'c = 20 MPa dan f y =
400 MPa.
Penyelesaian:
2. Tentukan lebar efektif balok T, b e, yang diambil dari nilai terkecil antara:
a. b w + 2(l n/2) = 300 + 2(2700/2) = 3000 mm
b. b w + 2(8h f ) = 300 + 2(8)(100) = 1900 mm
c. 1/4 = 6000/4 = 1500 mm ambil b e = 1500 mm
3. Periksa posisi sumbu netral asumsikan tinggi blok tegangan tekan a = h f = 100 mm.
Maka
Mu 342× 106
Ru = 2= = 1.1259 MPa
bd 1500× 4502
Dari Persamaan 4.2 diperoleh ρ = 0,003225. A s = ρbd = 0,003225(1500)(450) = 2176.88
mm2
Gunakan 6D22 ( A s = 2.280 mm2) dipasang dua lapis.
5. Periksa bahwa ρw > ρmin :
As 2.280
ρw = = = 0,01688 > ρmin (=0,004)
bw d 300× 450
c = a/0,85 = 33,66 mm
CONTOH 4.8
Dalam suatu sistem balok pekat, diketahui bahwa lebar sayap balok T adalah 1200 mm, lebar
badan balok, b w = 400 mm, dan tebal pelat h f = 100 mm. Desainlah sebuah penampang balok
T untuk memikul momen terfaktor sebesar M u = 1.100 kN∙m. Gunakan f 'c = 20 MPa dan f y =
400 MPa.
Penyelesaian:
1. Karena tinggi efektif, d, tidak diketahui, maka sebagai langkah awal dapat diambil asumsi
bahwa a = h f dan hitung A sft sebagai berikut:
0,85 f 'c b hf
A sft = = 0,85(20)(5.100 mm2
fy
Untuk penampang tulangan tunggal dengan b w = 400 mm, d = 550 mm, dan M u 1 = 488
kN∙m, maka Ru = 4.033 MPa. Nilai ρ1 diperoleh dari Persamaan 4.2 atau dengan
menggunakan tabel dalam Apendika, yaitu ρ1 = 0,01327:
4. Dari ketiga hasil desain tersebut, apabila tidak ada pembatasan tinggi balok maka pilihan
desain dalam langkah kedua (a < h f ) akan lebih menguntungkan karena luas tulangan
yang dibutuhkkan jauh lebih kecil daripada dua alternatif lain (dengan pertimbangan
bahwa harga besi tulangan lebih mahal daripada harga beton).
CONTOH 4.9
Suatu struktur portal dengan tumpuan sendi ditunjukkan dalam Gambar C.4.9.a memikul
beban merata berupa beban mati 35 kN/m dan beban hidup 20 kN/m yang bekerja pada balok
BC. Momen di titik B dan C dapat diambil sebesar M B = M C = −qL2/18, dan reaksi di titik A
serta D adalah sebesar qL/2. Penampang balok BC dianggap sebagai balok T, dan dimensi
kolom adalah 400 mm × 500 mm. Gunakan f 'c = 25 MPa dan f y = 400 MPa, untuk mendesain
balok BC akibat momen terfaktor positif dan negatif.
Penyelesaian:
qu L2 74 ×122
MB = MC = - =- = - 592 kN∙m
18 18
qu L2 72×122
ME = + MB = + (-592) = 740 kN∙m
8 8
qu L 74 ×12
RA = RD = = = 444 kN
2 2
Reaksi tumpuan horizontal di titik A:
M B 592
HA = = = 118,4 kN
h 5
= 0,9(0,85)(25)(120)(1500)(426,5 – 120/2)
Mu 740 ×10 6
Ru = = = 2,712 MPa
bd 2 1500× 426,5
Periksa kapasitas momen maksimum dari balok sebagai penampang bertulangan tunggal:
M u2 = ϕ A s 2(400)(426,5 – 62,5)
Diperoleh A s 2 = 1.672,54 mm2