KONSTRUKSI BAJA 2

TKS 0412 / 3 SKS

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS JEMBER
2017
 MODUL 1
TEKUK TORSI LATERAL
BALOK KANTILEVER MENGALAMI
ROTASI dan TRANSLASI LATERAL
 KONDISI SAAT BALOK MENGALAMI ROTASI DAN TRANSLASI
LATERAL DISEBUT….

TEKUK TORSI LATERAL / LATERAL TORSIONAL BUCKLING / LTB

APA PENYEBABNYA ?

• KEKAKUAN LATERAL
PENAMPANG LEBIH KECIL
DIBANDING PERTAMBATAN
LATERAL YANG TERSEDIA

• BEBAN YANG DIBERIKAN LEBIH

BESAR DARI MOMEN KRITIS
BALOK (Mcr)
LTB PERLU DIPERHATIKAN DALAM DESAIN BALOK
Merupakan kondisi batas geometri dalam menentukan kuat nominal balok

PARAMETER GEOMETRI LTB:

1. Bentuk Penampang
2. Dimensi Profil
3. Jarak antar Pertambatan Lateral / Lateral Bracing / Lb
LATERAL BRACING:
LATERAL BRACING:

• Mengubah torsi yang terjadi menjadi momen biasa

• Semakin kecil LB semakin kecil risiko terjadinya LTB, namun
semakin mahal

NB : Lateral bracing menerima gaya transversal sebesar 0,025 dari gaya tekan terbesar elemen
LATERAL BRACING:

• Lateral bracing setempat Dipasang dimana?

• Lateral bracing menerus

Sebagai diaprhagma
Momen Kritis (Mcr) untuk penampang tertutup:

Momen yang menyebabkan terjadinya LTB

𝜋
𝑀𝑐𝑟 = 𝐸. 𝐼𝑦. 𝐺. 𝐽
𝐿
Konstanta Torsi Penampang
Bentang balok tanpa pertambatan

“Mcr berbanding lurus dengan L”

Momen Kritis (Mcr):

Jika kolom punya Pcr, maka balok punya

Mcr. Jika momen yang terjadi pada
balok sudah lebih besar Mcr, maka LTB
akan terjadi.
Momen Kritis (Mcr) untuk penampang tertutup:

Momen yang menyebabkan terjadinya LTB

𝜋
𝑀𝑐𝑟 = 𝐸. 𝐼𝑦. 𝐺. 𝐽
𝐿
Konstanta Torsi Penampang
Bentang balok tanpa pertambatan

“Mcr berbanding TERBALIK dengan L”

Momen Kritis (Mcr) untuk penampang tertutup:

Mcr ditentukan pula oleh arah beban

Momen Inersia yang tegak lurus
Pembebanan

𝜋
𝑀𝑐𝑟 = 𝐸. 𝐼𝑦. 𝐺. 𝐽
𝐿

Bila beban bekerja pada sumbu kuat  Iy

Bila beban bekerja pada sumbu lemah  Ix
Konstanta Torsi (J) Penampang Tertutup, Solid, dan Pipa terbelah

*Penampang persegi
solid baja sangat
jarang dipakai,
apalagi sebagai
balok.
Momen Kritis (Mcr) untuk penampang terbuka

𝜋 𝜋2
𝑀𝑐𝑟 = 𝐸. 𝐼𝑦. 𝐺. 𝐽 + 𝐸. 𝐶𝑤 2
𝐿 𝐿

Konstanta Warping (fungsi bentuk

dan dimensi) 𝐺. 𝐽.

Cw hanya akan muncul pada

penampang terbuka dan langsing
saja.
Konstanta Torsi (J) Penampang Tertutup, Solid, dan Pipa terbelah
Konstanta Torsi (J) dan Konstanta Warping (Cw) Penampang Terbuka

NB: Cw pada
profil L dan Tee
relatif kecil
sehingga dapat
diabaikan
Perlukan struktur beton dicek terhadap LTB?

So, sudah tahukah alasan kenapa di struktur beton tidak perlu

dicek kondisi batas LTB?
LENDUTAN dan KONDISI BATAS LAYAN

𝐿
• Lendutan < 360 terhadap kondisi beban hidup nominal (tanpa beban berfaktor)

𝐿
• Lendutan balok atap < 240 terhadap kondisi beban hidup nominal (tanpa beban berfaktor)

𝐿
• Lendutan > 300  sudah nampak secara visual (kerusakan finishing)
𝐿
• Lendutan >  pintu dan opening lainnya tidak bisa berfungsi
200
KUAT LENTUR NOMINAL berdasarkan LRFD

𝜙.Mn > Mu

𝜙 : factor reduksi lentur 0,9

Mn : momen nominal lentur penampang ditinjau dari berbagai kondisi batas
Mu : beban lentur terfaktor
 KUAT LENTUR NOMINAL berdasarkan LRFD
1. Kasus 1  Mn = Mp (Analisis Plastis)

Batasan:
-Penampang kompak menahan tekuk local flens : b/2tf < 170/ 𝑓𝑦

web : h/tw < 1680/ 𝑓𝑦

𝑀1
25000+15000 (𝑀𝑝)
-L < Lpd 𝐿𝑝𝑑 = 𝑟𝑦 Mp = Zx. Fy
𝑓𝑦
KUAT LENTUR NOMINAL berdasarkan LRFD
2. Kasus 2  Mn = Mp ( Tanpa Analisis Plastis)

Batasan:
-Penampang kompak menahan tekuk local flens : b/2tf < 170/ 𝑓𝑦

web : h/tw < 1680/ 𝑓𝑦

790
-L < Lp 𝐿𝑝 = 𝑟𝑦
𝑓𝑦
Mp = Zx.fy

*Lp = jarak pertambatan lateral maksimum

 KUAT LENTUR NOMINAL berdasarkan LRFD
3. Kasus 3  Mp > Mn > Mr (Perilaku Inelastis)

Batasan:
-Penampang kompak menahan tekuk local flens : b/2tf < 170/ 𝑓𝑦

web : h/tw < 1680/ 𝑓𝑦

-Lp < L < Lr

790
𝐿𝑝 = 𝑟𝑦 Mr = Sx (fy-fr)
𝑓𝑦

𝑋1
Mp = Zx.fy
𝐿𝑟 = 𝑟𝑦 1 + 1 + 𝑋2 𝑓𝑦 − 𝑓𝑟 2
𝑓𝑦 −𝑓𝑟
𝝿
𝑋1 = 𝑆𝑥 𝐸𝐺𝐽𝐴 𝑳𝒓 − 𝑳
𝑴𝒏 = 𝑪𝒃 𝑴𝒓 + (𝑴𝒑 − 𝑴𝒓)
𝑆𝑥 𝐶𝑤 𝑳𝒓 − 𝑳𝒑
𝑋2 = 4( )
𝐺𝐽 𝐼𝑦

*untuk kantilever, nilai CB = 1

 KUAT LENTUR NOMINAL berdasarkan LRFD
4. Kasus 4  Mp > Mn > Mr (Perilaku Inelastis)

Batasan:
-Penampang tak kompak menahan tekuk lokal flens : b/2tf > 170/ 𝑓𝑦

web : h/tw > 1680/ 𝑓𝑦

-Lp < L < Lr

Mn keadaan kritis dari tekuk lokal flens dan tekuk lokal web ; tekuk torsi
lateral

Kondisi batas tekuk lokal flens dan tekuk lokal 𝞴 − 𝞴𝒑

𝑴𝒏 = 𝑴𝒑 − (𝑴𝒑 − 𝑴𝒓)
web 𝞴𝒓 − 𝞴𝒑

𝑳𝒓 − 𝑳
Kondisi batas tekuk lateral 𝑴𝒏 = 𝑪𝒃 𝑴𝒓 + (𝑴𝒑 − 𝑴𝒓)
𝑳𝒓 − 𝑳𝒑
 KUAT LENTUR NOMINAL berdasarkan LRFD
5. Kasus 5  Mn < Mr (Perilaku Elastis)

Batasan:
-Penampang kompak flens : b/2tf < 170/ 𝑓𝑦

web : h/tw < 1680/ 𝑓𝑦

-L > Lr

𝟐
𝝿 𝝿𝑬
𝑴𝒏 = 𝑴𝒄𝒓 = 𝑪𝒃 𝑬. 𝑰𝒚. 𝑮. 𝑱 + 𝑰𝒚. 𝑪𝒘
𝑳 𝑳
LENTUR DUA ARAH

Jika balok mengalami lentur di 2 sumbunya (Mx dan My).

Contoh : Gording atau Crane Girder

Harus diperiksa terhadap:

1. Kondisi batas leleh:

𝑀𝑢𝑥 𝑀𝑢𝑦
𝑓𝑢𝑛 = + ≤ ∅𝑏 . 𝑓𝑦
𝑆𝑥 𝑆𝑦

2. Kondisi batas tekuk torsi lateral:

∅𝑏 . 𝑀𝑛𝑥 ≥ 𝑀𝑢𝑥
CONTOH SOAL 1:

Beban merata terdiri dari 15% D dan 85% L.

Beban terpusat terdiri dari 40% D serta 60%
L. Balok tersebut diberi sokongan lateral
pada ujung-ujung serta setiap jarak 2,25m.
Mutu baja BJ 37.
PEMBAHASAN CONTOH SOAL 1:
PEMBAHASAN CONTOH SOAL 1:
PEMBAHASAN CONTOH SOAL 1:
CONTOH SOAL 2:

Pilihlah penampang WF yang ekonomis bagi

balok pada struktur di bawah ini. Sokongan
lateral dipasang pada kedua tumpuan serta
pada kedua lokasi beban terpusat. Mutu
baja BJ 37.
PEMBAHASAN CONTOH SOAL 2:
PEMBAHASAN CONTOH SOAL 2:
PEMBAHASAN CONTOH SOAL 2:
PEMBAHASAN CONTOH SOAL 2:
CONTOH SOAL 3:
PEMBAHASAN CONTOH SOAL 3:
Karena penampang merupakan profil yang dibuat
sendiri (disusun berdasarkan las) maka preperties
material harus dihitung secara manual
PEMBAHASAN CONTOH SOAL 3:

Inersia Flens
PEMBAHASAN CONTOH SOAL 3:

Inersia Flens
 PEMBAHASAN CONTOH SOAL 3:

Cek Tekuk Lokal di Flens dan di Web:

Karena λ > λp maka

cek terhadap λr

Langkah mencari λr

=700/8

Fr untuk profil yg disambung

dengan las
 PEMBAHASAN CONTOH SOAL 3:

Cek Tekuk Lokal di Flens dan di Web:

PEMBAHASAN CONTOH SOAL 3:

Mencari Momen Nominal (Mn)

PEMBAHASAN CONTOH SOAL 3:

λ, λp, dan λr dari

perhitungan tekuk
Mencari Momen Nominal (Mn) untuk tekuk lokal di flens lokal flens
PEMBAHASAN CONTOH SOAL 3:

λ, λp, dan λr dari

perhitungan tekuk
Mencari Momen Nominal (Mn) untuk tekuk lokal di web lokal flens
PEMBAHASAN CONTOH SOAL 3:

Memeriksa Momen Nominal (Mn) terhadap TEKUK TORSI LATERAL:

PEMBAHASAN CONTOH SOAL 3:

Memeriksa Momen Nominal (Mn) Kasus 4:

PEMBAHASAN CONTOH SOAL 3:

Memeriksa Momen Nominal (Mn) Kasus 4:

SEKIAN