Anda di halaman 1dari 9

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WARMADEWA

BAB II
KRITERIA PERENCANAAN

2.1 Pembebanan
Perencanaan suatu struktur untuk keadaan-keadaan stabil batas, kekuatan batas, dan
kemampuan-layan batas harus memperhitungkan pengaruh-pengaruh dari aksi sebagai akibat dari
beban-beban.
Tabel 2. 1 Profil Baja Struktural

Jenis Tegangan Putus Tegangan Leleh Peregangan Minimum


Baja Minumum (MPa) Minimun (Mpa) (%)
BJ 34 340 210 22
BJ 37 370 240 20
BJ 41 410 250 18
BJ 50 500 290 16
BJ 55 550 310 13

2.1.1 Beban Mati


Beban yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen, termasuk dinding, lantai,
atap, plapon, partisi tetap, tangga dan peralantan layan tetap. Berdasarkan PPIUG Untuk
Komponen Gedung Beban penutup genteng per m2 adalah 50 kg/m atau 500 N/m.

2.1.2 Beban Hidup


Beban yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung, termasuk pengaruh kejut, tetapi
tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan dan lain-lain. Berdasarkan SNI-1727-
2013 untuk beban hidup diatap adalah 1,33 kN yang ditimbulkan oleh pekerja dan material.

2.1.3 Beban Angin


Beban yang diakibatkan oleh angin, termasuk dengan memperhitungkan bentuk
aerodinamika bangunan dan peninjauan terhadap pengaruh angin topan, puyuh dan tornado,
bila diperlukan.

Tugas Struktur Baja 1


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WARMADEWA

2.1.4 Kombinasi Pembebanan


1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6 L + 0,5 (Lr atau S atau R)
3. 1,2D + 1,6 (Lr atau S atau R) + ( L atau 0,5W)
4. 1,2D + 1,0 W + L + 0,5 (Lr atau S atau R)
5. 1,2D + 1,0E + L + 0,2S
6. 0,9D + 1,0W
7. 0,9D + 1,0E
Keterangan:
1. D adalah beban mati
2. L adalah beban hidup
3. Lr adalah beban hidup di atap
4. R adalah beban hujan
5. W adalah beban angin
6. E adalah beban gempa
7. S adalah beban salju

2.2 Batang Lentur


1. Kontrol tegangan
Mu b Mn b = 0.90 (DFBK)
2. Kontrol Lendutan

1
f ijin = 240

Berdasarkan kelangsingan :
1) Penampang Kompak
Untuk penampang-penampang yang memenuhi p , kuat lentur
nominal penampang adalah, Mn = Mp = Fy Zx
2) Penampang Tak Kompak
Untuk penampang yang memenuhi p < r , kuat lentur nominal

Tugas Struktur Baja 1


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WARMADEWA

penampang ditentukan sebagai berikut:


p
Mn = Mp (Mp 0.7 Fy Sx)
rp

3) Penampang Langsing
Untuk pelat sayap yang memenuhi r , kuat lentur nominal penampang adalah :
0.9
Mn =
2
Catatan :
Mp = S. fy

=


p = 0.38


r = 1.0

4
kc =
/

S = modulus penampang elastis

Berdasarkan Panjang Bentang :


Pembatasan panjang Lp dan Lr adalah sebagai berikut :


Lp = 1.76 ry

2 0.7 2
Lr = 1.95 rts + ( ) + 6.76 ( )
0.7 0 0

Tugas Struktur Baja 1


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WARMADEWA

Dimana :

rts =
1
12(1+ )
6

dan koefisien c di tentukan sebagai berikut :


a. Untuk profil I simetris ganda : c = 1

0 02
b. Untuk kanal : c = Cw =
2 4
1) Bentang Pendek
Bila Lb Lp, keadaan batas dari tekuk torsi-lateral ini tidak boleh digunakan.
2) Bentang Menengah
Bila Lp Lb Lr , kuat nominal komponen struktur terhadap momen lentur adalah :

Mn = [ ( 0.7 ) ( )]

12,5
=
2,5 + 3 + 4 + 3
3) Bentang Panjang
Bila Lr Lb , kuat nominal komponen struktur terhadap lentur adalah :
Mn = Fcr Sx Mp

Cb 2 2
Fcr = 1 + 0.078 ( )
( ) 0

2.3 Batang Tarik


Komponen struktur yang memikul gaya tarik aksial terfaktor Pu harus memenuhi: Pu t Pn
dengan t Pn adalah kuat tarik rencana yang besarnya diambil sebagai nilai terendah di antara dua
perhitungan menggunakan harga-harga t dan Pn di bawah ini:
1. Untuk leleh tarik pada penampang bruto

t = 0,9 (DFBK)
Pn = Ag . f y

Tugas Struktur Baja 1


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WARMADEWA

2. Untuk keruntuhan tarik pada penampang bruto

t = 0,75 (DFBK)
Pn = Ae . fu
Keterangan:
1. Ag adalah luas penampang bruto, mm2
2. Ae adalah luas penampang efektif, mm2
3. fy adalah tegangan leleh, MPa
4. fu adalah tegangan tarik putus, MPa
5. Ae = AU

Keterangan:
1. A adalah luas penampang
2. U adalah faktor reduksi yaitu 0,80

2.4 Batang Tekan


Suatu komponen struktur yang mengalami gaya tekan konsentris akibat beban terfaktor, Pu
, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Pu c Pn

Keterangan:
a. c adalah faktor reduksi kekuatan yaitu 0,90
b. Pn adalah kuat tekan nominal komponen struktur

2. Perbandingan kelangsingan.
a. Untuk profil elemen nonlangsing b/t r
b. Untuk profil elemen langsing b/t r

c. kelangsingan komponen struktur tekan, = < 200

Tugas Struktur Baja 1


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WARMADEWA

Rumus tambahan :

Pn = Fcr . Ag

Tegangan kritis untuk elemen nonlangsing :




Bila 4.71 atau 2.25 maka Fcr = [0.658 ]


Bila > 4.71 atau > 2.25 maka Fcr = 0.877 Fe

Tegangan kritis untuk elemen langsing :




Bila 4.71 atau 2.25 maka Fcr = [0.658 ]


Bila > 4.71 atau > 2.25 maka Fcr = 0.877 Fe

Keterangan:
Fe = Tegangan tekuk kritis elastis ditentukan sesuai dengan persamaan E3-4, seperti
disyaratkan dalam lampiran 7, Pasal 7.2.3(b), atau melalui suatu analisis tekuk
elastis, yang sesuai, ksi (MPa)
2
=
2
[ ]

Tugas Struktur Baja 1


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WARMADEWA

2.5 Sambungan Baut

1. Kekuatan Nominal Pengencang

2. Tata Letak Baut

Tata letak baut menurut SNI 1729-2015

1. Jarak minimum antar baut = = 3


2. Jarak maksimum antar baut = = 14 180 mm
3. Jarak minimum baut ketepi = = sesuai diameter baut
4. Jarak maksimun baut ketepi = = 12 150 mm

Tugas Struktur Baja 1


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WARMADEWA

3. Kekuatan Design
= Rn = 0.75 (DFBK)
Rn = .

= . 2
4

=


= 1,3

Diambil nilai Rn sesuai jenis gaya yang diterima oleh baut.
P
Jumlah baut yang dihitung dengan rumus : n = R

Tugas Struktur Baja 1


JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WARMADEWA

Tugas Struktur Baja 1

Anda mungkin juga menyukai