Anda di halaman 1dari 6

SURVEI PERENCANAAN JALAN RAYA

Untuk menghasilkan pembangunan jalan baru apapun klasifikasinya(local, kolektor,


arteri) yang diperlukan secara teknik adalah rencana alinamen dan kondisi tanah dasar
(rencana subgrade) yang memenuhi syarat/ketentuan yang berlaku, maka dalam perencanaan
teknik jalan baru diperlukan pekerjaan lapangan (survey). Tahap awal sebelum melangkah
pada tahapan perencanaan, maka untuk memperoleh data yang akan mendukung dasar-dasar
perencanaan jalan, maka dilakukan kegiatan survei. Beberapa survei yang penting untuk
dilakukan adalah :
A. Data Penunjang
Data pada tahap ini adalah data penunjang dan data dasar yang tersedia, yang
diperlukan sebagai referensi pada saat pelaksanaan survei. Kegiatan pengumpulan data
penunjang dan analisis atau studi data awal (desk study ) ini sangat diperlukan agar regu
survei paling tidak sudah mendapatkan gambaran tentang kondisi lokasi dan pencapaian
lokasi, serta gambaran route reconnaissance.

1. Pengumpulan Data Penunjang


Data-data yang perlu dikumpulkan termasuk peta-peta dasar yang mencakup area
lokasi dan sekitarnya
- Peta peta
1) Peta Jaringan Jalan
Peta ini menunjukkan jaringan jalan yang sudah ada dalam satu
wilayah provinsi, lengkap dengan batas-batas kabupaten.Skala peta bervariasi
antara : 1:1000000 1: 1500000
2) Peta Topografi
Peta ini berskala 1 : 250000 1 : 25000. Peta Topografi ini adalah data
yang paling fundamental, karena merupakan peta dasar untuk pedoman route
survei.
3) Peta Goelogi Regional
Peta ini berskala 1 : 250000. Peta ini memberikan informasi kondisi
geologi daerah tertentu(sekitar lokasi) walaupun secara kasar. Dari peta
geologi ini dapat diketahui formasi batuan, proses pembentukannya, umur
geologi suatu lapisan, struktur geologi, dan lainnya

4) Photo Udara
Apabila tersedia photo udara area lokasi dan sekitarnya, akan sangat
membantu dalam memperkirakan formasi batuan dasar dan kelembabannya
dengan mengamati jenis-jenis vegetasi, penyebaran serta kesuburannya.
Dengan photo udara ini dapat pula diperkirakan lokasi rawan gerakan tanah
dan patahan serta lipatan.
5) Peta Rupa Bumi Indonesia
Peta ini diterbitkan oleh BAKOSURTANAL dengan skala 1 : 50000.
Dengan peta ini akan dapat diketahui tata guna lahan lokaso. Peta ini juga
sering digunakan untuk peta dasar, karena peta topografi dengan skala 1 :
50000 (luar P. Jawa) sulit diperoleh, mungkin belum tersedia.
- Data dan Informasi
a) Data Curah Hujan
Data curah hujan dapat diperoleh dari kantor BMG (Badan Meteorologi dan
Geofisika). Apabila data tidak tersedia, maka dapat juga digunakan peta hujan
sebagai pendekatan.
b) Informasi
Informasi tentang :
Sarana transportasi untuk mencapai lokasi
Biaya hidup di lokasi survei
Cuaca dan suhu di lokasi, dll
2. Studi Data
Data maupun peta yang terkumpul dipilah-pilah dan dipelajari agar data dan
peta yang benar-benar diperlukan saja yang digunakan sebagai dasar.
Route rencana diplotkan pada peta dasar untuk pedoman awal. Route yang kita
plotkan pada peta dasar terdiri dari beberapa route sebagai alternatif.

B. Survei Pendahuluan
Survei Pendahuluan adalah survei yang harus dilakukan sebelum survei detali lainnya,
karena survei detail lainnya akan mengacu pada hasil survei ini, terutama hasil
Reconnaissance.
Survei Pendahuluan mencakup 2(dua) macam kegiatan yaitu :
Survei Reconnaissance
Pengumpulan Data
Maksud dari survei Reconnaissance yaitu untuk menetapkan route (sumbu jalan
rencana) yang ideal sesuai dengan ketentuan dan persyaratan yang berlaku agar hasil
desai dapat memenuhi unsur kenyamanan dan keamanan pengguna jalan, dan yang
palinh ekonomi
Kegiatan survei route ini meliputi pengumpulan data lapangan berdasarkan
pengamatan visual dan pengukuran juga masukan dari berbagai sumber, sehingga tujuan
survei ini dapat dicapai , yaitu mendapatkan gambaran kondisi lapangan pada trase jalan
rencana (sepanjang route terpilih). (L.Hendarsin, 2000)
C. Survei Amdal
Survei ini dilakukan untuk memperkecil dampak negative yang mungkin timbul
akibat adanya ruas jalan(yang sedang direncanakan) baik saat pembangunan atau setelah
digunakan. Survei ini biasanya dilakukan bersamaan dengan survei pendahuluan, karena
sebagai masukan yang penting untuk menetapkan trase diprediksi dengan mengevaluasi
rencana kegiatan(selama pembangunan) dan menginvestrisasi rona lingkungan sepanjang
jalan rencana. (Sumanti, 2014)
D. Survei Topografi
Maksud survei ini dalam perencanaan teknk jalan raya adalah pengukuran rute
yang dilakukan dengan tujuan memindahkan permukaan bumi dari lokasi yang di ukur
pada kertas yang berupa peta planimetri. Peta ini akan digunakan sebagai peta dasar
untuk plotting perencanaan geometric jalan raya, dalam hal ini perencanaan alinemen
horizontal. Kegiatan pengukuran rute ini juga mencangkup pengukuran penampang.
(L.Hendarsin, 2000)
Kegiatan pengukuran untuk rencana teknik jalan raya ini sama dengan
pengukuran untuk rencana bangunan teknik sipil lainnya yang intinya adalah melakukan
pengukuran sudut dan jarak (horizontal) serta pengukuran beda tinggi (vertikal). Akan
tetapi pengukuran untuk rencana teknik jalan raya ini mempertimbangkan pula jarak
yang panjang, sehingga pengaruh bentuk lengkung permukaan bumi juga
diperhitungkan. (L.Hendarsin, 2000)
Pungukuran route sesungguhnya adalah pengukuran detail yang dilakukan pada
route hasil survei pendahuluan, yang kegiatan meliput (L.Hendarsin, 2000):
Perintasan untuk pengukuran
Pemasangan patok(BM dan kayu)
Pengukuran detail
E. Survei Hidrologi
Dalam perencanaan teknik jalan raya diperlukan untuk perencanaan system dan
sarana drainase agar kontruksi jalan aman terhadap pengaruh air selama umur rencana
karena kerusakan yang terjadi pada kontruksi jalan raya umumnya disebabkan oleh air.
Kegiatan yang perlu dilakukan dalam survei ini, yaitu (L.Hendarsin, 2000):
Mengumpulkan data penunjang dan melakukan studiterhadap rata-rata tersebut
(dilakukan di antor sebelum mobilisasi).
Kegiatan survei dilapangan.
Data penunjang yang diperlukan umumnya yaitu: peta dasar yang digunakan
dan data curah hujan. Maksud dari survei ini, yaitu melakukan pengamatan dan
pengukuran di lokasi untuk memperoleh data data tentang karakteristik daerah tangkapan
sepanjang trase jalan rencana antara lain (L.Hendarsin, 2000):
Luas daerah tangkapan (catchment area)
Terrain
Tata Guna Lahan
Jenis dan Sifat Erosi
Inventarisasi
Pengukuran dilokasi
F. Survei lalu lintas
Untuk perencanaan teknik jalan baru, survei lalulintas tidak dapat dilakukan karena
belum ada jalan. Tapi untuk menentukan dimensi jalan yang direncanakan perlu data
jumlah kendaraa, untuk itu dapat dilakukan sebagai berikut (Sumanti, 2014):
Survei perhitungan lalu lintas (traffic counting) dilakukan pada jalan yang sudah ada
(sudah dipakai), yang diperkirakan mempunyai bentuk, kondisi dan keadaan
komposisi lalul lintas akan serupa dengan jalan yang direncanakan.
Survei asal tujuan (origin and destinasion survei) yang dilakukan pada lokasi yang
dianggap tetap( dapat mewakili) , dengan caramelakukan wawancara kepada
pengguna jalan untuk mendapatkan gambaran rencana jumlah dan komposisi
kendaraan pada jalan yang direncanakan.
Pembuatan model dengan program computer (misalnya KAJI, dll)
Pengambilan data dari analisa BHS (Biaya Siklus Hidup)

G. Survei geoteknik
Survai geoteknik meliputi
a. Survai Geologi dan Penyelidikan Tanah (soil investigation),
tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi tanah / batuan dasar dari lokasi rencana
jalan. Hasil survai ini akan memberikan informasi mengenai jenis tanah, daya dukung
tanah serta stabilitas lereng yang didukung hasil uji laboratorium.
b. Survei Material
dilakukan untuk mengetahui lokasi dan kwantitas (besarnya deposit) pada quarry
(sumber material) dan sekaligus menentukan karakteristik material yang dikandung
dengan melalui proses pengujian laboratorium.
Kegiatan survei yang diperu dilakukan meliputi :
- Mengukur dan memperkirakan kapasitas atau deposit sumber material
- Mencatat jenis material yang ada, dan sekaligus mengambil contoh material yang
ada
- Mengukur jarak sumber material dari patok/titik ukur yang terdekat, agar lokasi
dapat diplot pada peta sumber material, dan mudah untuk memasang petunjuk
arah/jarak dari trase jalan rencana
- Mengambil contoh tanah dari borrow pit :
o Contoh tak terganggu )UDS = Undisturbed sample), untuk pengujian sifat
phisik tanah yang diperlikan untuk mengetahui jenis tanah bahan urugan.
o Contoh terganggu (DS = disturb sample), untuk pengujian bahan urugan,
sehubungan dengan parameter yang diperlukan.
c. Investigasi Tanah
Dibawah ini diuraikan kegiatan investigasi tanah yang disesuaikan dengan
kebutuhan berdasarkan peruntukannya antara lain untuk :
1. Menentukan Daya Dukung Lapisan Tanah Dasar
Natural Subgrade, atau lapisan tanah dasar asli akan dijumpai setelah
dilakukan cut/excavation (penggalian) mencapai elevasi sesuai rencana
Compacted Subgrade, atau lapisan tanah dasar bentukan, merupakan timbunan
hasil urugan (fill/embankment) pada elevasi sesuai dengan rencana.
2. Analisis Stabilitas Lereng
Lereng yang dimaksud dalam uraian ini terdiri dari lereng alam dan lereng
akibat galian.
Ketidakstabilan lereng alam dipengaruhi oleh kondisi geologi yang harus
diamati secara visual dilapangan, mengenai susunan batuan dasar dan tanah
pelapukannya.
Kemiringan lereng akibat galian harus dibuat sesuai dengan rencana. Angka
kemiringan dan ketinggian dinding galian yang amandiperoleh dari analisis
parameter hasil pengujian laboratorium terhadap contoh UDS
3. Analisis Penurunan
Analisis dari prediksi penurunan, dilakukan dengan bantuan parameter hasil
pengujian laboratorium terhadap contoh tanah UDS dan parameter dari pengujian
lapangan (in situ test) yang dilakukan dengan alat sondir.
DAFTAR PUSTAKA
L.Hendarsin, S. (2000). perencanaan teknik jalan raya. In S. L.Hendarsin, penentuan praktis
perencanaan teknik jalan raya (pp. 14-22). Bandung: Politeknik Negri Bandung.
Sumanti, N. (2014, october 28). BAB I Jalan Raya. Retrieved from SlideShare:
https://www.slideshare.net/NoviaSumanti/bab-i-jalan-raya

Anda mungkin juga menyukai