Anda di halaman 1dari 24

STRUKTUR BAJA II

BAB I
PRINSIP-PRINSIP UMUM
1.1 Pendahuluan
Kata analisis dan desain struktur selalu digunakan dalam setiap perencanaan,
karena dalam setiap perencanaan struktur bangunan selalu melalui proses analisis dan
proses desain struktur.

Analisa struktur adalah proses untuk mengetahui gaya dalam pada model
struktur yang dikenai gaya luar tertentu (bisa berupa beban tetap atau sementara, dsb).
Semua gaya luar yang bekerja pada struktur dimodelkan dan dianalisis untuk
mengetahui gaya dalam yang berupa momen, gaya lintang, dan gaya normal.

Sedangkan desain struktur adalah proses yang dilakukan sebagai tindak lanjut
dari proses analisa struktur. Gaya dalam yang ada harus mampu ditahan oleh elemen
struktur yang direncanakan. Proses desain ini sangat dipengaruhi oleh jenis dan
kualitas material serta dimensi atau penampang material.

Semakin besar gaya dalam yang timbul, pada umumnya membutuhkan kualitas
material yang lebih baik dan dimensi penampang yang lebih besar. Dengan kata lain
kualitas dan dimensi material berbanding lurus dengan gaya dalam yang timbul.

Sehingga pokok persoalan dari sebuah analisis dan desain struktur adalah
besarnya gaya luar yang bekerja pada model struktur. Sementara gaya luar yang
bekerja pada model struktur tergantung dari model yang direncanakan, maka dapat
dikatakan permodelan struktur adalah bagian terpenting dari proses analisis dan desain
struktur.

Dalam perhitungan tugas ini, salah satu metode analisis yang digunakan adalah
menggunakan perangkat lunak atau software SAP 2000 (Structural Analysis
Program).

Dalam perhitungan tugas ini, salah satu metode analisis yang digunakan adalah
menggunakan perangkat lunak atau software SAP 2000 (Structural Analysis
Program).

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 1


STRUKTUR BAJA II

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan menggunakan SAP
2000, yaitu:

1. Mengenai satuan yang digunakan. Satuan ini meliputi satuan panjang (m, mm,
cm, ft, inch), satuan berat (kg, ton, kN, Kip, lb), serta satuan suhu.
2. Jenis beban yang bekerja pada struktur bisa meliputi dead, super dead, live,
reduce live, wind, quake, snow, wave, atau moving load.
Jenis material yang digunakan dalam hal ini adalah baja. Selain itu, analisis yang
digunakan harus sesuai dengan model perencanaan awal, yaitu rangka, portal, atau
balok.

1.2 Peraturan SNI 1729 2015

1.2.1 Perhitungan Balok

a. Data propertis
1
𝐼 = (𝑏(𝑑 − ℎ ) + 𝑤ℎ )
12
1
𝐼 = (2𝑡𝑏 + ℎ𝑤 )
12
𝐼𝑥
𝑆𝑥 =
𝑦0
𝐼
𝑆 =
0,5𝑏
𝑍 = 𝑏𝑡(𝑑 − 𝑡) + 0,25𝑤ℎ
𝑍 = 1,5𝑆
1
𝐽= × 2𝑡 ×𝑏+𝑡 ×ℎ
3

b. Klasifikasi penampang
 Elemen sayap profil
0,5𝐵
𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 =
𝑡
𝐸
𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 = 0,38
𝑓
Jika rasio < batas maka termasuk klasifikasi elemen sayap profil
kompak

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 2


STRUKTUR BAJA II

 Elemen badan profil


𝐻
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 =
𝑡

𝐸
𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 = 3,76
𝑓
Jika rasio < batas maka termasuk klasifikasi elemen badan profil
kompak

Jika sebuah profil IWF memiliki klasifikasi elemen sayap dan badan profil
kompak, maka kuat lentur nominal menggunakan bab F2 SNI 1729 2015. Pada bab
F2 SNI 1729 2015, kuat lentur nominal ditentukan oleh Batasan leleh dan Batasan
Tekuk Torsi Lateral. Berikut penjelasannya :

a. Kuat lentur nominal pada Batasan leleh arah Y


𝑴𝒏 = 𝑴𝒑 = 𝑭𝒚 𝒁𝒚 ≤ 𝟏. 𝟔𝑭𝒚 𝑺𝒚

Dimana Mp = Kuat lentur nominal batasan leleh (kNm)


Fy = Tegangan leleh mutu baja (MPa)
Kuat lentur Batasan leleh arah y bisa disimbolkan dengan Mcy

b. Kuat lentur nominal pada Batasan leleh Arah X


𝑴𝒑 = 𝒇𝒚 × 𝒁𝒙
Dimana Mp = Kuat lentur nominal batasan leleh (kNm)
Fy = Tegangan leleh mutu baja (MPa)
Kuat lentur Batasan leleh arah x dapat disimbolkan dengan Mcx.

c. Kuat lentur nominal pada Batasan Tekuk Torsi Lateral

Tekuk torsi lateral ditentukan oleh nilai Lb (jarak antar pengaku lateral)
yang mengikuti panduan batas jarak Lp dan Lr. Untuk menghitung Lp dan Lr
menggunakan rumus sebagai berikut :
 Menghitung nilai batas jarak Lp

𝐸 𝐼
𝐿 = 1,76𝑟 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑟 =
𝑓 𝐴

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 3


STRUKTUR BAJA II

 menghitung nilai batas jarak Lr

𝐸 𝐽×𝑐 𝐽×𝑐 0,7𝑓


𝐿 = 1,95𝑟 + + 6,76
0,7𝑓 𝑆 ℎ 𝑆 ℎ 𝐸

 Untuk profil IWF simetri ganda, maka nilai c = 1,0

 Mencari nilai rts, 𝑟 = 0,5𝐼

 Menentukan besarnya Lb dan menghitung nilai kuat lentur nominal


Ada tiga kondisi untuk menentukan besar Lb, dimana masing-masing
memiliki konsekuensi besarnya kuat lentur balok. Besarnya Lb ditentukan
oleh perencana sendiri. Kondisi di bawah ini dapat dipilih hanya salah satu
saja, yaitu:
1) Kondisi pertama, Lb < Lp
Maka besarnya kuat lentur dihitung berdasarkan persamaan
𝑴𝒏 = 𝑴𝒑 = 𝒇𝒚 × 𝒁𝒙
Pada kondisi pertama, bab F2 menghasilkan kuat lentur batasan leleh
(Mp) dan kuat lentur batasan tekuk torsi lateral (Mn) dengan hasil yang
sama, sehingga :
Mn = 0,9 x Mn terkecil
2) kondisi kedua, Lp < Lb < Lr
Maka besarnya kuat lentur dihitung berdasarkan persamaan
𝑳𝒃 − 𝑳𝒑
𝑴𝒏 = 𝑪𝒃 𝑴𝒑 − 𝑴𝒑 − 𝟎. 𝟕𝑭𝒚 𝑺𝒙 × ≤ 𝑴𝒑
𝑳𝒓 − 𝑳𝒑
Mencari nilai Cb
𝟏𝟐. 𝟓|𝑴𝒎𝒂𝒙|
𝑪𝒃 =
𝟐. 𝟓|𝑴𝒎𝒂𝒙| + 𝟑|𝑴𝑨 | + 𝟒|𝑴𝑩 | + 𝟑|𝑴𝑪 |

1
𝑀 = 𝐿𝑏
4
1
𝑀 =𝑀 = 𝐿𝑏
2
3
𝑀 = 𝐿𝑏
4

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 4


STRUKTUR BAJA II

Pada kondisi kedua, bab F2 menghasilkan kuat lentur batasan tekuk torsi
lateral (Mn). Kemudian dibandingkan kuat lentur batasan leleh (Mp)
dengan kuat lentur batasan tekuk torsi lateral (Mn), cari nilai kuat lentur
yang terkecil.
Mn = 0,9 x Mn terkecil

3) Kondisi ketiga, Lb = Lr
Maka perhitungan kuat lentur nominal akibat batas tekuk torsi lateral
adalah sebagai berikut:
𝑴𝒏 = 𝟎. 𝟕𝑺𝒙 𝑭𝒚
Pada kondisi ketiga, bab F2 menghasilkan kuat lentur batasan tekut torsi
lateral (Mn). Kemudian dibandingkan kuat lentur batasan leleh (Mp)
dengan kuat lentur batasan tekuk torsi lateral (Mn), cari nilai kuat lentur
yang terkecil, kemudian :
Mn = 0,9 x Mn terkecil

4) Kondisi keempat, Lb > Lr


Maka perhitungan kuat lentur nominal akibat batas tekuk torsi lateral
adalah sebagai berikut:
𝑴𝒏 = 𝑭𝒄𝒓 𝑺𝒙 ≤ 𝑴𝒑

𝟐
𝑪𝒃 𝝅𝟐 𝑬 𝑱𝒄 𝑳𝒃
𝑭𝒄𝒓 = 𝟐 𝟏 + 𝟎. 𝟎𝟕𝟖
𝑳𝒃 𝑺𝒙 𝒉𝟎 𝒓𝒕𝒔
𝒓𝒕𝒔
Menghitung Cb
𝟏𝟐. 𝟓|𝑴𝒎𝒂𝒙|
𝑪𝒃 =
𝟐. 𝟓|𝑴𝒎𝒂𝒙| + 𝟑|𝑴𝑨 | + 𝟒|𝑴𝑩 | + 𝟑|𝑴𝑪 |
1
𝑀 = 𝐿𝑏
4
1
𝑀 =𝑀 = 𝐿𝑏
2
3
𝑀 = 𝐿𝑏
4
Pada kondisi keempat, bab F2 menghasilkan kuat lentur batasan tekuk
torsi lateral (Mn). Kemudian dibandingkan kuat lentur batasan leleh (Mp)
dengan kuat lentur batasan tekuk torsi lateral (Mn), cari nilai kuat lentur
yang terkecil.

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 5


STRUKTUR BAJA II

Mn = 0,9 x Mn terkecil

Persamaan Interaksi Gaya Aksial dan Momen Lentur

Menghitung perbandingan momen kuat tekan

𝑃
→ 𝐵𝑖𝑙𝑎 > 0,2 𝑚𝑎𝑘𝑎
𝑃
𝑃 8 𝑀 𝑀
+ + ≤ 1,0
𝑃 9 𝑀 𝑀
𝑃
→ 𝐵𝑖𝑙𝑎 < 0,2 𝑚𝑎𝑘𝑎
𝑃
𝑃 8 𝑀 𝑀
+ + ≤ 1,0
2𝑃 9 𝑀 𝑀

Dimana Pr = kekuatan aksial perlu


Pc = kekuatan aksial tersedia

1.2.2 Perhitungan Kolom

a. Data propertis

1
𝐼 = (𝑏(𝑑 − ℎ ) + 𝑤ℎ )
12
1
𝐼 = (2𝑡𝑏 + ℎ𝑤 )
12
𝐼𝑥
𝑆𝑥 =
𝑦0
𝐼
𝑆 =
0,5𝑏
𝑍 = 𝑏𝑡(𝑑 − 𝑡) + 0,25𝑤ℎ
𝑍 = 1,5𝑆
1
𝐽 = × 2𝑡 × 𝑏 + 𝑡 × ℎ
3
b. Menghitung beban ultimate rencana

Pu = 1,2PD + 1,6PL
Mu = 1,2MD + 1,6ML
Mu = 1,2MD + 1,6ML

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 6


STRUKTUR BAJA II

c. Menghitung kuat tekan rencana ØPn

a) Klasifikasi penampang (tabel 5.1. SNI 2015)


Elemen Sayap Profile
𝑏
𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 =
𝑡𝑓

𝐸
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 = 0.56
𝑓𝑦

Jika rasio < batas maka termasuk klasifikasi elemen sayap


profil tidak langsing.

Elemen Badan Profile



𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 =
𝑡𝑤

𝐸
𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 = 1,49
𝑓𝑦

Jika rasio < batas maka termasuk klasifikasi elemen badan profil
tidak langsing.

Perhitungan tersebut diatas menunjukan bahwa profil yang


digunakan merupakan profil yang tidak langsing, sehingga tidak
terjadi masalah local buckling. Jika klasifikasi profil baja adalah
penampang tidak langsing maka kuat tekan rencana harus
ditinjau berdasarkan tekuk lentur dan tekuk punter.

b) Tegangan kritis tekuk lentur (SNI 2015 bab E3)

𝐾𝐿 𝐸
→ 𝐵𝑖𝑙𝑎 < 𝜆 = 4,71 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑡𝑒𝑘𝑢𝑘 𝑖𝑛𝑒𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑐
𝑟 𝑓𝑦

𝐹 = 0,658 𝐹

𝐾𝐿 𝐸
→ 𝐵𝑖𝑙𝑎 >= 4,71 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑡𝑒𝑘𝑢𝑘 𝑖𝑛𝑒𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑐
𝑟 𝑓𝑦

𝐹 = 0,877𝐹

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 7


STRUKTUR BAJA II

Dimana nilai Fe (teganan tekuk kritis elastis) ditentukan dengan


persamaan berikut :
𝜋 𝐸
𝐹 =
(𝐾𝐿/𝑟)

c) Tegangan kritis tekuk puntir (SNI 2015 bab E4)


Tekuk punter untuk profil simetri ganda, maka Fcr dihitung
berdasarkan bab E3 akan tetapi Fe dihitung berdasarkan bab E4

𝜋 𝐸𝐶 1
𝐹 = + 𝐺𝐽
(𝐾𝐿) 𝐼𝑥 + 𝐼𝑦
𝑓𝑦
→𝐹 = < 2,25 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑟𝑡𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑡𝑒𝑘𝑢𝑘 𝑖𝑛𝑒𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑐
𝑓𝑒
𝐹 = 0,658 𝐹
𝑓𝑦
→ 𝐽𝑖𝑘𝑎 𝐹 = < 2,25 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑟𝑡𝑖 𝑡𝑑𝑘 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖 𝑡𝑒𝑘𝑢𝑘 𝑖𝑛𝑒𝑙𝑎𝑠𝑡𝑖𝑐
𝑓𝑒
𝐹 = 0,877𝐹

d. Menghitung Kuat Lentur Nominal

a) Klasifikasi penampang

 Elemen sayap profil


0,5𝐵
𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜 =
𝑡

Batas, 0,38

Jika rasio < batas maka termasuk klasifikasi elemen sayap


profil kompak
 Elemen badan profil
𝐻
𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 =
𝑡

𝐸
𝐵𝑎𝑡𝑎𝑠 = 3,76
𝑓

Jika rasio < batas maka termasuk klasifikasi elemen badan


profil kompak

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 8


STRUKTUR BAJA II

Jika sebuah profil IWF memiliki klasifikasi elemen sayap dan


badan profil Kompak maka kuat lentur nominal menggunakan bab
F2 SNI 1729 2015. Pada bab F2 SNI 1729 2015, kuat lentur
nominal ditentukan oleh Batasan leleh dan Batasan Tekuk Torsi
Lateral. Berikut penjelasannya :

b) Kuat lentur nominal pada Batasan leleh arah Y


Kuat batas leleh dihitung menggunakan persamaan:
𝑴𝒏 = 𝑴𝒑 = 𝑭𝒚 𝒁𝒚 ≤ 𝟏. 𝟔𝑭𝒚 𝑺𝒚

Dimana Mp = Kuat lentur nominal batasan leleh (kNm)


Fy = Tegangan leleh mutu baja (MPa)
Kuat lentur Batasan leleh arah y bisa disimbolkan dengan Mcy
c) Kuat lentur nominal pada Batasan leleh arah X

𝑴𝒑 = 𝒇𝒚 × 𝒁𝒙
Dimana Mp = Kuat lentur nominal batasan leleh (kNm)
Fy = Tegangan leleh mutu baja (MPa)
Kuat lentur Batasan leleh arah x bisa disimbolkan dengan Mcx

d) Kuat lentur nominal pada Batasan Tekuk Torsi Lateral

Tekuk torsi lateral ditentukan oleh nilai Lb (jarak antar pengaku


lateral) yang mengikuti panduan batas jarak Lp dan Lr. Untuk
menghitung Lp dan Lr menggunakan rumus sebagai berikut :

e Persamaan Interaksi Gaya Aksial dan Momen Lentur

Menghitung perbandingan momen kuat tekan

𝑃
→ 𝐵𝑖𝑙𝑎 > 0,2 𝑚𝑎𝑘𝑎
𝑃
𝑃 8 𝑀 𝑀
+ + ≤ 1,0
𝑃 9 𝑀 𝑀
𝑃
→ 𝐵𝑖𝑙𝑎 < 0,2 𝑚𝑎𝑘𝑎
𝑃
𝑃 8 𝑀 𝑀
+ + ≤ 1,0
2𝑃 9 𝑀 𝑀

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 9


STRUKTUR BAJA II

Dimana Pr = kekuatan aksial perlu

Pc = kekuatan aksial tersedi

1.3 Merencanakan Lembar Kerja

Design Steel dengan cara coba-coba menggunakan program SAP 2000 versi
20 sampai ditemukan profil yang aman untuk konstruksi tersebut. Berikut ini adalah
langkah-langkah yang dilakukan dalam input pembebanan berupa beban titik/ terpusat
dan beban merata pada kolom dan balok:

1.3.1 Memulai Lembar Kerja


1. Dari main menu  klik File  New Model atau klik ikon New Model pada
sudut kiri atas main window

Gambar 1.1 Tampilan Lembar Kerja


2. Setelah memilih New Model, akan mucul kotak dialog untuk memilih model
struktur yang diinginkan
 Atur atuan global kN, mm, C
 Pilih Grid Only
 Klik Ok

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 10


STRUKTUR BAJA II

Gambar 1.2 Kotak Dialog New Model

3. Mengatur jumlah dan tinggi frame dengan Klik Edit Grid kemudian mengisi
angka koordinat pada koordinat X, Y, dan Z seperti gambar 1.3 lalu Klik OK

Gambar 1.3 Kotak Dialog Perencanaan Jumlah dan Tinggi Frame

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 11


STRUKTUR BAJA II

Gambar 1.4 Hasil Input Perencanaan Frame

4. Merubah tumpuan menjadi tumpuan jepit


 Select grid point yang akan dirubah
 Pilih menu assign  Klik Joint  Klik Restraint  Pilih jepit
 Klik Ok

Gambar 1.5 Gambar Frame Joint Jepit

1.3.2 Membuat Material Baja dan Menentukan Profil Baja


a. Membuat Material Baja
Menggunakan mutu baja BJ37
Fu = 370 MPa = 370000 KN,m,C
Fy = 225 Mpa = 225000 KN,m,C

 Klik define  Klik materials  Pilih add copy materials  Klik ok

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 12


STRUKTUR BAJA II

Gambar 1.6 Kotak Dialog Material Baja


b. Menentukan profil baja
 Klik define  klik section properties  Klik frame section  Pilih
add new property  Pilih ukuran sesuai tabel SNI

Gambar 1.7 Kotak Ukuran Jenis Profil Baja

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 13


STRUKTUR BAJA II

 Profil Baja yang digunakan :

Gambar 1.8 Profil Baja C 150 x 50 x 20

Gambar 1.9 Profil Baja H 250 x 250 x 9 x 14

Gambar 1.10 Profil Baja H 300 x 300 x 10 x 15

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 14


STRUKTUR BAJA II

Gambar 1.11 Profil Baja IWF 150 X 75 X 5 X 7

Gambar 1.12 Profil Baja IWF 200 x 100 x 55 x 8

Gambar 1.13 Profil Baja IWF 300 X 150 X 6,5 X 9

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 15


STRUKTUR BAJA II

Gambar 1.14 Profil Baja IWF 350 X 175 X 7 X 11

Tabel 1.1 Profil Baja


No Profil Baja
1 C 150 x 50 20
2 HWF 250 x 250 x 9 x 14
3 HWF 300 x 300 x 10 x 15
4 IWF 150 x 75 x 5 x 7
5 IWF 200 x 100 x 5,5 x 8
6 IWF 300 x 150 x 6.5 x 9
7 IWF 350 x 175 x 7 x 11

1.3.3 Menentukan Mutu Beton


Menggunakan mutu beton K225 = fc 18,68 MPa  18680 KN,m,C
E = 4700 𝑓𝑐′
= 20313,572 MPa  20313572 KN,m,C

a. Klik menu define  klik materials  Pilih add copy materials  klik ok

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 16


STRUKTUR BAJA II

Gambar 1.15 Kotak Dialog Mutu Beton

1.3.4 Membuat Plat


a. Klik menu define  klik section properties  Pilih area sections  Pilih
add new sections  klik ok

Gambar 1.16 Kotak Dialog Pembuatan Pelat


b. Klik draw  quick draw area  pilih area yang akan diberi plat  klik
ok

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 17


STRUKTUR BAJA II

Gambar 1.17 Permodelan 3D Frame

1.3.5 Mengatur Pembebanan


 Klik define  Klik load pattern  ganti type menjadi “DEAD” pada load
name, pada self weight multiplier ketik 1 karena berat sendiri dihitung 
klik add new load pattern
 Klik define  Klik load pattern  ganti type menjadi “LIVE” pada load
name, pada self weight multiplier ketik 0  klik add new load pattern
 Klik OK

Gambar 1.18 Kotak Dialog Penambahan Beban

1. Beban Hidup (LIVE)


Berdasarkan SNI 1729-2020 pada Tabel 4.1 tentang “Beban Minimum untuk
Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain” untuk beban hidup pada
Bangunan Sekolah yaitu 2,5 kN/ m2

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 18


STRUKTUR BAJA II

Gambar 1.19 Beban Hidup SNI 1729-2020

2. Beban Mati (DEAD)


a) Lantai 1
Berat sendiri pelat t = 12 cm = 0,12 x γbeton bertulang
= 0,12 x 2400
= 288 kg/m2

Beban Mati Tambahan :


Berat Spesi 2 cm = 42 kg/m2 = 0,42 kN/ m2
Berat Pasir 2 cm = 36 kg/m2 = 0,36 kN/ m2
Berat Keramik 1 cm = 17 kg/m2 = 0,17 kN/ m2
Berat Plafond = 20 kg/m2 = 0,2 kN/ m2
Penggantung = 7 kg/m2 = 0,07 kN/m2
Berat Total Plat Lantai = 122 kg/m2 = 1,22 kN/ m2
b) Lantai 2
Berat sendiri pelat t = 12 cm = 0,12 x γbeton bertulang
= 0,12 x 2400
= 288 kg/m2
Beban Mati Tambahan :
Berat Spesi 2 cm = 42 kg/m2 = 0,42 kN/ m2
Berat Pasir 2 cm = 36 kg/m2 = 0,36 kN/ m2

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 19


STRUKTUR BAJA II

Berat Keramik 1 cm = 17 kg/m2 = 0,17 kN/ m2


Berat Plafond = 20 kg/m2 = 0,20 kN/ m2
Penggantung = 7 kg/m2 = 0, 07 kN/m2
Berat Total Plat Lantai = 122 kg/m2 = 1,22 kN/ m2

3. Beban Angin pada Kolom (WIND)


Berdasarkan SNI 1729-2020 untuk Beban Angin pada Kolom yaitu yaitu 0,25
kN/ m2

4. Beban Angin pada Atap


Beban Angin pada Atap = Beban Angin x 0,4 x Panjang bentang
rangka atap
= 0,25 x 0,4 x 7,0214
= 0,7 kN/m2

5. Beban Hidup Atap (ROOF LIVE)


Berdasarkan SNI 1729-2020 untuk Beban Angin pada Kolom yaitu yaitu -1 kN/
m2

1.3.6 Assign Beban Ke Elemen Struktur


1. Klik Assign  Pilih area Loads  klik uniform to frame (shell)  pilih
beban DEAD  masukkan beban dengan total sebesar 4,78Kn/m2 untuk
Lantai 1 dan Lantai 2.

Gambar 1.20 Distribusi Beban Mati

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 20


STRUKTUR BAJA II

Gambar 1.21 Hasil Input Distribusi Beban Mati


2. Klik Assign  Pilih Area Loads  klik uniform to frame (shell)  pilih
beban LIVE  masukkan beban sebesar 2,5 kN/m  Pilih Add to
Existing Loads  Klik Ok

Gambar 1.22 Distribusi Beban Hidup

Gambar 1.23 Hasil Input Distribusi Beban Hidup

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 21


STRUKTUR BAJA II

3. Klik Assign  Pilih Area Loads  klik uniform to frame (shell)  pilih
beban Beban Angin (W)  masukkan beban sebesar 0,8 kN/m  Pilih
Add to Existing Loads  Klik Ok

Gambar 1.24 Distribusi Beban Angin

Gambar 1.25 Hasil Input Distribusi Beban Angin


1.3.7 Kombinasi Beban
 Klik define  Load Combinations  Add new Combo  Klik ok

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 22


STRUKTUR BAJA II

Gambar 1.26 Kotak Dialog Kombinasi Pembebanan

1.4 Pemilihan Penampang Profil Balok dan Kolom

Gambar 1.27 Hasil Rasio Penampang

Tabel 1.2 Rasio Penampang Aman


TABLE: Steel Design 2 - PMM Details - AISC-LRFD93
Frame DesignSect DesignType TotalRatio
Text Text Text Unitless
10 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.55
14 WF 350 x 175 x 7 x 11 Beam 0.65
15 WF 350 x 175 x 7 x 11 Beam 0.53
16 WF 400 x 200 x 8 x 13 Beam 0.66
17 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.53
18 WF 350 x 175 x 7 x 11 Beam 0.62
19 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.18
20 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.14
21 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.35
22 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.27
23 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.18
24 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.14
25 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.07
26 WF 350 x 175 x 7 x 11 Beam 0.09
27 WF 350 x 175 x 7 x 11 Beam 0.02
28 WF 400 x 200 x 8 x 13 Beam 0.03
29 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.07

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 23


STRUKTUR BAJA II

30 WF 350 x 175 x 7 x 11 Beam 0.09


31 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.05
32 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.04
33 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.04
34 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.04
35 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.05
36 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.04
37 WF 350 x 175 x 7 x 11 Beam 0.66
38 WF 400 x 200 x 8 x 13 Beam 0.67
39 WF 350 x 175 x 7 x 11 Beam 0.63
40 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.35
41 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.27
42 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.18
43 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.13
44 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.55
45 WF 350 x 175 x 7 x 11 Beam 0.53
46 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.53
47 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.18
51 WF 300 x 150 x 6.5 x 9 Beam 0.13
86 H 300 x 300 x 10 x 15 Column 0.65
87 H 250 x 250 x 9 x 14 Column 0.63
89 H 250 x 250 x 9 x 14 Column 0.59
92 H 250 x 250 x 9 x 14 Column 0.54
95 H 400 x 400 x 13 x 21 Column 0.68
112 H 350 x 350 x 12 x 19 Column 0.58
114 H 300 x 300 x 10 x 15 Column 0.57
115 H 300 x 300 x 10 x 15 Column 0.54
123 H 300 x 300 x 10 x 15 Column 0.57
125 H 250 x 250 x 9 x 14 Column 0.55
126 H 150 x 150 x 7 x 10 Column 0.69
127 H 150 x 150 x 7 x 10 Column 0.70
128 H 250 x 250 x 9 x 14 Column 0.58
129 H 125 x 125 x 6.5 x 9 Column 0.78
130 H 125 x 125 x 6.5 x 9 Column 0.64
131 H 200 x 200 x 8 x 12 Column 0.67
132 H 200 x 200 x 8 x 12 Column 0.70
133 H 150 x 150 x 7 x 10 Column 0.59
134 H 150 x 150 x 7 x 10 Column 0.60
135 H 350 x 350 x 12 x 19 Column 0.52
136 H 350 x 350 x 12 x 19 Column 0.52
137 H 350 x 350 x 12 x 19 Column 0.55
138 H 300 x 300 x 10 x 15 Column 0.52
139 H 300 x 300 x 10 x 15 Column 0.55
140 H 150 x 150 x 7 x 10 Column 0.59
141 H 150 x 150 x 7 x 10 Column 0.72
142 H 150 x 150 x 7 x 10 Column 0.71

OVA THOIFURROHMAN (30202000151) 24

Anda mungkin juga menyukai