dimana: V
0
= kecepatan awal
V
f
= kecepatan akhir
t = waktu yang diperlukan agar perubahan kecepatan terjadi
Satuan Percepatan adalah kecepatan dibagi waktu =
2
s
m
Percepatan merupakan besaran Vektor, dimana percepatan mempunyai arah V
f
- V
0
,
yaitu perubahan dalam kecepatan.
Gerak Lurus Berubah Beraturan
Adalah gerak lurus yang kecepatannya berubah secara beraturan atau percepatannya
tetap. Percepatan dikatakan konstan bila percepatan tidak berubah terhadap waktu.
Ada dua macam gerak lurus berubahan beraturan yaitu:
1. Gerak lurus dipercepat beraturan ( a > 0)
2. Gerak lurus diperlambat beraturan (a < 0)
Hubungan antara kecepatan (v) dan waktu (t) seperti pd Gambar:
Gambar di atas terdiri dari LUAS Segi Empat (x
1
) = v
0
. t dan
LUAS Segi Tiga (x
2
) =
l l l
t v v ). .(
2
1
0
Dimana : a =
t
v v
l
0
atau: V
l
v
0
= a. t
16
Jika secara umum : t = t
l
, maka x
2
=
2
1
. (a . t). t sehingga X
2
=
2
1
. a. t
2
Jadi : X = X
1
+ X
2
X = v
0
. t +
2
1
. a. t
2
Selanjutnya, mari kita lihat bagaimana menghitung posisi benda setelah waktu t (pd
saat t) ketika benda tersebut mengalami percepatan konstan.
Definisi kecepatan rata-rata adalah:
t
x x
v
0
=
yang bisa kita tulis ulang .(untuk mencari x) sebagai
t v x x .
0
+ =
Karena kecepatan bertambah secara beraturan, kecepatan rata-rata, v, akan berada di
tengah-tengah antara kecepatan awal dan akhir:
2
0
v v
v
+
= ....(Kecepatan Rata-rata
ketika Percepatan Konstan)
(Agar diperhatikan: persamaan ini biasanya tidak berlaku jika percepatan tidak
konstan.) Kita gabungkan dua persamaan terakhir dengan Persamaan : t v x x .
0
+ =
t
v v
x x .
2
0
0
+
+ =
t
t a v v
x x .
2
.
0 0
0
+ +
+ =
atau:
2
0 0
. .
2
1
. t a t v x x + + =
Jika pd situasi dimana waktu tidak diketahui maka kita turunkan persamaan:
t v x x .
0
+ =
t
v v
x x .
2
0
0
+
+ = , sedangkan
a
v v
t
0
= , shg:
a
v v
x
a
v v v v
x x
. 2
.
2
0
2
0
0 0
0
+ =
+
+ =
17
) .( . 2
0
2
0
2
x x a v v + =
Kita sekarang mempunyai empat persamaan yang menghubungkan posisi (jarak = x),
kecepatan (v), percepatan (a) dan waktu (t), jika percepatannya (a) konstan.
1. t a v v .
0
+ =
2.
2
0
v v
v
+
=
3.
2
0 0
. .
2
1
. t a t v x x + + =
4. ) .( . 2
0
2
0
2
x x a v v + =
GERAK JATUH BEBAS dan GERAK VERTIKAL KE ATAS
Gerak jatuh bebas adalah gerak berubah beraturan yang terjadi akibat adanya percepatan
gravitasi bumi (g), shg arah geraknya vertikal (menuju pusat bumi).
Jika gerakanya dari atas ke bawah, tanpa kecepatan awal (v
0
= 0) disebut GERAK
JATUH BEBAS.
Jika gerakanya dari bawah ke atas dengan kecepatan awal v
0
disebut GERAK
VERTIKAL Ke ATAS.
Perbedaan antara Gerak Lurus Berubah Beraturan dengan Gerak Jatuh Bebas :
N
o
Besaran
Gerak Lurus
Berubah Beraturan
Gerak Jatuh Bebas
dan Gerak V ke atas
Keterangan
t a v v .
0
+ =
t g v . =
Dipercepat (a>0)
1. Kecepatan
t a v v .
0
= t g v v .
0
=
Diperlambat
(a<0)
X = v
0
. t +
2
1
. a. t
2
y =
2
1
. g . t
2
Dipercepat (a>0)
2. Jarak
X = v
0
. t -
2
1
. a. t
2
y = v
0
. t -
2
1
. g . t
2
Diperlambat
(a<0)
Jika sebuah benda dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan awal v
0
pd saat mencapai
puncak benda sementara akan berhenti (v=0)
18
v
0
g.t = 0
v
0
= g . t
Kemudian benda akan turun shg mengalami gerak jatuh bebas.
Ketinggian Maksimum berlaku:
2
0
. .
2
1
. t g t v h = di mana
g
v
t = maka
2
0
0
. .
2
1
.
=
g
v
g t v h
sehingga:
g
v
h
. 2
2
0
= nilai g = 9,80
2
s
m
atau g = 32
2
s
ft
GERAK MELINGKAR
Gerak melingkar adalah gerak beraturan yang lintasanya berupa lingkaran, yakni
mengitari titik atau sumbu tertentu dengan jarak yang tetap.
a. Gerak Melingkar Beraturan
Jika pd gerak lurus Jarak tempuh x = v.t, mk pd gerak melingkar jarak tempuh S
= v . t, dengan ketentuan : S = tali busur lingkaran, untuk sudut yang ditempuh sejauh ,
maka jarak tempuh menjadi S = R . .
Segitiga OPQ dan opq pd Gambar (a) dan (b) sebangun.
Secara deferensial jika perubahan sudur d , mk jarak tempuh adalah:
19
s = R . atau ds = R . d
Ada dua macam keceptan pd gerak melingkar yaitu
1. Keceptan Tangensial (v
1
)
Kecepatan yang pd setiap titiknya merupakan arah garis singgung pd arah tsb.
2. Keceptan Sudut ()
Keceptan yang arahnya senantiasa menuju pusat lingkaran.
Jika satu Putaran Penuh : S = 2 . . R , dan
dS = R . d,
Maka : v . dt = R . d atau
v = R.
dt
d
sedangkan =
dt
d
v = R .
Jika waktu utk menempuh satu putaran (2 . ) atau satu periode
Adalah T , maka:
=
T
. 2
Satuan Kecepatan Sudut () =
sekon
rad
1 rad =
. 2
360
0
= 57,46
Dari Gambar di atas :
R
S
V
V
N
=
1
atau S
R
V
V
N
= .
1
Besar Percepatan Normal Rata-Rata N a ialah:
N a =
t
S
R
V
t
V
N
.
1
Jika a
t
V
N
=
dan
t
S
v
2
s
m
, dapat ditulis dengan
Persamaan :
m
F
a = atau F = m . a
Persamaan di atas dapat ditulis dlm suku-suku komponen-komponen:
F
x
= m . a
x
, F
y
= m . a
y
, F
z
= m . a
z
Hukum ke-3 Newton: Dua buah benda yang saling berinteraksi dalam suatu sistem,
benda pertama melakukan gaya (aksi) pada benda kedua dan benda yang kedua
senantiasa melakukan gaya (reaksi) kepada benda yang pertama yang sama besarnya
dan berlawanan arah serta mempunyai garis kerja yang sama . Atau secar singkat
berlaku : Aksi = - Reaksi
22
HUKUM NEWTON tentang GRAVITASI UMUM
Hukum Gravitasi Newton: Semua partikel di dunia ini menarik semua partikel lain
dengan gaya yang berbanding lurus dengan hasil kali masa partikel-partikel itu dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak diantaranya. Gaya ini bekerja sepanjang garis
yang menghubungkan kedua partikel itu.
Besar Gaya Gravitasi dapat ditulis :
2
2 . 1
.
r
m m
G F =
Dimana : m
1
dan m
2
: massa kedua partikel
r. : jarak antara kedua partikel
G : Konstanta grafitasi
: 6,673 x 10
-11
N.m
2
/ kg
2
Jika m
1
adalah massa bumi (M
G
) dan m
2
adalah massa benda yang ada di permukaan
bumi, maka gaya tarik bumi pada benda:
2
.
.
r
m M
G F
G
=
dimana : r = jarak benda ke pusat bumi.
CONTOH SOAL:
1. Seseorang yang massanya 50 kg dan satu orang lagi bermassa 75 kg sedang
duduk di sebuah kursi taman, yang jarak keduanya adalah 50 cm. Perkirakan
besar gaya gravitasi yang diberikan masing-masing orang terhadap yang
satunya?
Jawab:
2
2 . 1
.
r
m m
G F =
2
2
2
11
) 50 , 0 (
) 75 ).( 50 .(
.
10 . 67 , 6
m
kg kg
Kg
m N
=
F = 1,0 x 10
-6
N
Nilai ini sangat kecil, sehingga seolah tidak ada pengaruhnya.
23
2. Hitunglah gaya total bulan (m
M
=7,35 x 10
22
Kg) yang disebabkan oleh gaya
tarik gravitasi bumi (m
E
= 5,98 x 10
24
kg) dan Matahari (m
S
= 1,99 x 10
30
kg)
dengan menganggap ketiganya membentuk sudut siku-siku.
Jawab: Kita harus menambahkan kedua gaya tersebut secara vektor.
Pertama kita hitung besarnya , Bumi terletak 3,84 x 10
5
km = 3,84 x 10
8
m dari
Bulan, sehingga F
ME
(gaya pada bulan yang berasal dr bumi) adalah:
2 8
24 22
2
2
11
) 10 . 84 , 3 (
) 10 . 98 , 5 ).( 10 . 35 , 7 ).(
.
10 , 67 , 6 (
m
kg kg
kg
m N
F
ME
=
F
ME
= 1,99 x 10
20
N
Matahari berada 1,50 x 10
8
km dari bumi dan bulan, sehingga F
MS
(gaya pada bulan
yang berasal dr matahari) adalah:
2 8
30 22
2
2
11
) 10 . 50 , 1 (
) 10 . 99 , 1 ).( 10 . 35 , 7 ).(
.
10 , 67 , 6 (
m
kg kg
kg
m N
F
MS
=
F
MS
= 4,34 x 10
20
N
Karena kedua gaya membentuk sudut siku-siku pada kasus ini, Gaya Total:
N N x F
20 20 2 2
10 . 77 , 4 10 ) 34 , 4 ( .) 99 , 1 ( = + =
yang bekerja pada sudut
0 1
6 , 24
34 , 4
99 , 1
tan = =
TUGAS :
1. Buatlah contoh aplikasi hukum newton 1,2,3 dalam teknik mesin!
2. Buatlah 5 contoh soal dan jawaban tentang hukum newton!
24
BAB VI IMPULS, MOMENTUM DAN TUMBUKAN
TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami penerapan impuls dan momentum dalam analisa teknik.
IMPULS dan MOMENTUM
J k sebuah bola dipukul dengan gaya F, bola akan terlempar dengan kecepatan v,
menurut hokum Newton II :
F =m . a , sedangkan a (percepatan sesaat) =
dt
dv
Sehingga F =m .
dt
dv
atau F . dt =m . dv
J ika v
1
adalah kecepatan pada saat t =t
1
v
2
adalah kecepatan pada saat t =t
2
, maka hasil integral kedua ruas adalah:
=
2
1
2
1
. .
t
t
v
v
dv m dt F
Integral pd ruas kiri adalah Impuls gaya F utk selang waktu t
2
t
1
J adi Impuls = , satuan dlm SI adalah N.s
2
1
.
t
t
dt F
Integral pd ruas kanan disebut perubahan momentum:
1 2
. . .
2
1
v m v m dv m
v
v
=
Misal:
P
1
=m . v
1
=momentum bola sesaat sebelum dipukul
P
2
=m . v
2
=momentum bola sesaat setelah dipukul
Satuan momentum dlm SI adalah kg.
s
m
HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM
Apabila ada dua benda atau lebih bertumbukan (bertabrakan)dan dalam
tumbukannya tidak mendapat tambahan ataupun pengurangan gaya lain, maka berlaku
hokum kekekalan momentum yaitu:
25
Momentum sebelum tumbukan = Monentum setelah tumbukan
V
A1
V
B1
m
A
m
B
V
A V
B
V
A2
V
B2
m
A
m
B
Sebelum tumbukan Saat tumbukan Setelah tumbukan
Gambar di atas melukiskan dua buah benda, Benda A bermassa m
A
bergerak ke kanan
dengan kecepatan V
A1
sedangkan benda B bermassa m
B
bergerak ke kiri dengan
kecepatan V
B1
.
Sebelum tumbukan = m
A
. v
A1
+ m
B
. v
B1
Setelah tumbukan = m
A
. v
A2
+ m
B
. v
B2
J ika tidak ada gaya luar, maka akan terjadi Hukum Kekekalan Momentum :
m
A
. v
A1
+ m
B
. v
B1
= m
A
. v
A2
+ m
B
. v
B2
TUMBUKAN ELASTIS
Tumbukan elastis adalah tumbukan yang terjadi pada dua buah benda yang
mengalami tumbukan sentral atau lurus, tumbukan elastis dibedakan menjadi tumbukan
elastis sempurna dan tumbukan elastis sebagian.
Pada tumbukan elastis ini kedua benda setelah tumbukan bergerak saling
menjauh.
Sebagai contoh sebuah bola yang dijatuhkan dari ketinggian 1 meter di atas
lantai keras, jika tumbukannya elastis sempurna maka setelah tumbukan bola akan naik
lagi hingga ketinggian 1 meter.
Sedangkan jika tumbukannya elastis sebagian maka bola akan naik lagi tetapi
ketinggiannya tidak mencapai 1 meter (kurang dari 1 meter).
Dua buah benda A dan B bertumbukan secara elastis sempurna, kecepatan benda
A dan B sebelum dan sesudah tumbukan masing-masing adalah: v
A1
, v
B1
, v
A2
, v
B2
maka berdasarkan hokum kekekalan energi makanik:
26
2
2
2
2
2
1
2
1
. .
2
1
. .
2
1
. .
2
1
. .
2
1
B B A A B B A A
v m v m v m v m + = +
Sedangkan menurut Hukum Kekekalan Momentum :
m
A
. v
A1
+ m
B
. v
B1
= m
A
. v
A2
+ m
B
. v
B2
Berdasarkan hukum kekekalan tenaga dan hukum kekekalan momentum maka
kecepatan tiap-tiap benda sebelum dan sesudah tumbukan adalah:
( ) (
1 1 2 2 A B A B
v v v v = )
B A
B A A B B
A
m m
m m v v m
v
+
+
=
) ( . . 2
1 1
2
B A
B A B A A
B
m m
m m v v m
v
+
+
=
) ( . . 2
1 1
2
(
2 2 A B
v v )
)
adalah selisih keceptan B relative terhadap A setelah tumbukan,
Sedangkan adalah selisih keceptan B relative terhadap A sebelum tumbukan. (
1 1 A B
v v
J adi kecepatan relative pada tumbukan sentral dan elastis sempurna besarnya tetap
tetapi arahnya membalik.
Pada tumbukan elastis sempurna koefisien restitusi yang besarnya: 1
1 1
2 2
=
=
A B
A B
v v
v v
e ,
Sedangkan pada tumbukan elastis sebagian nilai e <1.
Pada keadaan khusus yakni kecepatan benda B sebelum tumbukan nol (v
B1
=0), maka
persamaan :
B A
B A A B B
A
m m
m m v v m
v
+
+
=
) ( . . 2
1 1
2
dapat ditulis :
B A
B A A
A
m m
m m v
v
+
=
) (
1
2
Dan persamaan :
B A
B A B A A
B
m m
m m v v m
v
+
+
=
) ( . . 2
1 1
2
dapat ditulis:
B A
A A
B
m m
v m
v
+
=
1
2
. . 2
27
Peristiwa tumbukan antara dua benda A dan B mengakibatkan adanya
perpindahan tenaga kinetic dari benda yang satu ke benda yang lain.
Dalam kasus benda A menumbuk benda B, perbandingan antara tenaga kinetic
benda A terhadap energi kinetic benda B setelah tumbukan adalah:
1
2
2 2
. . .
2
1
KA
B A
B A
A A KA
E
m m
m m
v m E
= =
1 2
2
2 2
.
) (
. . 4
. .
2
1
KA
B A
B A
B B KB
E
m m
m m
v m E
+
= =
Perbandingan antara energi kinetic yang diperoleh B dengan energi kinetic yang dilepas
A adalah:
TUGAS
1. Sebuah peluru 15 g bergerak dengan kecepatan 300 m/s melewati sebuah lapisan
tebal foam (busa) plastic dengan tebal lapisan (x) =0,02 m, dan muncul dengan
keceptan 90 m/s. Berapakah gaya rata-rata yang menghalangi gerakan memlalui
plastic tersebut?
2. Sebuah bola massanya 0,1 kg bergerak lurus ke kanan dengan keceptan 15 m/s
menumbuk bola lain yang massanya 0,2 kg bergerak ke kanan dengan kecepatan 5
m/s . Tentukan:
a. Kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan ?
b. Perbandingan antara energi kinetic bola kedua setelah tumbukan dengan energi
kinetic bola pertama sebelum tumbukan?
3. Diskusikan aplikasi praktis impuls, momentum dan tumbukan dalam teknik mesin!
28
BAB VII. KERJA, USAHA DAN ENERGI
TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami batasan dari kerja, usaha dan energi
2. Mahasiswa memahami bentuk-bentuk energi.
USAHA, ENERGI, DAYA
USAHA
Jk sebuah gaya F bekerja pada sebuah benda sehingga benda tersebut bergeser sejauh
(d), mk Usaha (W) didefinisikan sebagai hasil perkalian scalar antara gaya (F) dengan
jarak pergeseran (d).
Secara scalar usaha (W) dpt diartikan sebgai hasil perkalian antara komponen gaya yg
searah/sejajar dengan lintasan/perpindahan (d).
d Cos F W . . =
Jk dlm 3 dimensi k F j F i F F
z y x
) ) )
+ + = dan
Linatsan (d) = maka Usaha (W) adalah: k z j y i x
+ +
z F y F x F W
z y x
+ + =
Perhatikan bahwa adalah sudut antara vector gaya dan vector perpindahan, jk (F) dan
(d) searah, cos = cos 0 = 1 dan
W = F. d
Tetapi jk (F) dan (d) berlawanan arah, maka
cos = cos 180 = -1 dan W = - F. d , yakni Usaha negative.
29
SATUAN USAHA di dalam SI adalah Newton.meter yg disebut Joule (J)
1 Joule (J) adalah Usaha yg dilakukan dengan gaya 1 N utk memindahkan benda sejauh
1 m searah dengan gaya.
Satuan lain adalah : erg , 1 erg = 10
-7
J
Foot-pon (ft.lb), 1 ft.lb = 1,355 J
ENERGI
adalah Kemampuan benda/sesuatu untuk melakukan usaha.
ENERGI KINETIK (E
k
) sebuah benda adalah Kemampuan benda tersebut melakukan
usaha karena bergerak.
Jk benda yg bermassa (m) mempunyai kecepatan (v), mk energi kinetic translasinya
adalah:
2
. .
2
1
v m E
k
= , satuannya adalah Joule (J).
ENERGI POTENSIAL GRAVITASI (E
P
) sebuah benda adalah kemampuan benda
tersebut melakukan usaha karena kedudukannya dalam medan gravitasi, jika massa (m)
jatuh bebas sejauh (h), benda itu dpt melakukan usaha sebesar m.g.h, yg dapat ditulis:
E
P
= m. g . h , Satuannya adalah Joule (J)
Usaha untuk mengangkat benda dari y
1
ke
y
2
adalah:
W
ext
= m. g. (y
2
y
1
)
Ketika benda bergerak dari y
1
ke y
2
,Geravitasi jg bekerja:
W
G
= - m . g . (y
2
y
1
)
30
Jenis lain dari Energi potensial yg berhubungan dengan bahan-bahan Elastis
Bagi seseorang yg memegang pegas teregang
atau tertekan sejauh (x) dari panjang
normalnya, dibutuhkan Gaya (F
p
) yg
berbanding lurus dengan x,
yaitu: F
p
= k . x
Dimana k = konstanta pegas (ukuran
kekakuan pegas). Pegas itu sendiri
memberikan gaya dengan arah yg berlawanan
:
F
S
= - k . x
Karena F
p
berubah-ubah secara linier dari nol pada posisi tidak meregang sampai k.x
ketika direntangkan sepanjang (x), mk gaya rata-rata adalah [ ] x k x k F . .
2
1
. 0 .
2
1
= + =
sehingga Kerja yg dilakukan: W =
2
. .
2
1
) .( . .
2
1
. x k x x k x F
P
= =
Sehingga Energi Potensial Elastik = E
p_elastik
=
2
. .
2
1
x k
KEKEKALAN ENERGI : Energi tdk dpt diciptakan begitu saja, dan jg tdk dpt
dimusnakan begitu saja, Energi hanya dpt berubah dari bentuk energi yg satu ke bentuk
energi yg lain .
31
Jika kita lihat Gbr, Energi potensial batu berubah menjadi energi kinetic sewaktu jatuh.
Jadi Energi Kinetik Total dpt dinyatakan
dengan:
E = E
k
+ E
p
y g m v m E . . . .
2
1
2
+ =
atau:
Energi Mekanik Total pada titik 1 =
Energi Mekanik Total pada titik 2.
2
2
2 1
2
1
. . . .
2
1
. . . .
2
1
y g m v m y g m v m + = +
Contoh soal
1. Sebuah anak panah kecil dengan massa 0,1 kg ditekan thp pegas did lm pistol
maianan seperti pada Gbr. Pegas (dengan konstanta pegas (k) = 250 N/m) ditekan
sejauh 6 cm dan dilepaskan. Jika anak panah lepas dari pegas ketika pegas tersebut
mencapai panjang normalnya (x = 0), Berapa laju yg didptkan anak panah?
32
2
2
2
2
2
1
2
1
.
2
1
. .
2
1
.
2
1
. .
2
1
x k v m x k v m + = +
0 . .
2
1
.
2
1
0
2
2
2
1
+ = + v m x k
( )
2
2
2
2
1 2
2
9
. 1 , 0
. 06 , 0 250
.
s
m
kg
m
m
N
m
x k
v =
= =
2. Sebuah Bola dengan massa (m)=2,6 kg, bermula dari keadaan diam, jatuh vertical
sejauh (h)=55 m, sebelum mengenai pegas yg digulung vertical, yg kemudian
tertekan sebesar Y = 15 cm.
Tentukan Konstanta pegas, jk massa pegas diabaikan. Ukur semua jarak dari titik di
mana bola menyentuh pegas yg belum tertekan utk pertama kalinya (pada ttk y=0).
Jawab:
Perubahan energi bola ketika jatuh dari ketinggian y
1
= h = 0,55m sampai y
2
= 0
pada saat menyentuh pegas :
2
2
2 1
2
1
. . . .
2
1
. . . .
2
1
y g m v m y g m v m + = +
0 + m.g.h = m.v
2
2
+ 0
dan ( )
s
m
m
s
m
h g v 28 , 3 55 , 0 8 , 9 . 2 . . 2
2
2
=
= =
Pada waktu bola menekan pegas Gbr (b) dan (c):
E (bola menyentuh pegas) = E (pegas tertekan)
2
3 3
2
3
2
2 2
2
2
. .
2
1
. . . .
2
1
. .
2
1
. . . .
2
1
y k y g m v m y k y g m v m + + = + +
33
saat di ttk 2 di mana bola baru menyentuh pegas, sehingga y
2
=0 dan v
2
=3,28
s
m
.
Pada saat di ttk 3 di mana bola berhenti dan pegas tertekan penuh, sehingga v
3
= 0
dan y
3
= - Y = -0,150 m, sehingga:
2 2
2
. .
2
1
. . 0 0 0 . .
2
1
Y k Y g m v m + = + +
+ = mgY mv
Y
k
2
2
2
.
2
1 2
[ ] Y g v
Y
m
k . . 2
2
2
2
+ =
m
N
m
s
m
s
m
m
Kg
k 1580 ) 15 , 0 ).( 8 , 9 ( 2 ) 28 , 3 (
) 150 , 0 (
) 6 , 2 (
2
2
2 2
=
+ =
DAYA
Daya rata-rata didefinisikan sebagai Kecepatan dilakukannya Kerja (= kerja yg
dilakukan dibagi waktu utk melakukannya), atau Kecepatan perubahan energi, yaitu:
Waktu
energi perubahan
Waktu
Kerja
rata rata daya P
_
_ = = =
Satuan dl SI = Joule per sekon
Atau 1 W(watt) = 1 J/s
Satuan Inggris = kaki-pon per sekon (kaki-pon/s)
Atau HorsePower (hp) = 550 kaki-pon/s
= 746 W.
TUGAS
1. Hitunglah Daya yang dibutuhkan sebuah mobil dengan massa 1400 kg, jika:
a. mobil mendaki bukit dengan kemiringan 10 dengan laju tetap 80 km/jam
b. mobil dipercepat sepanjang jln yg rata dari 90 smp 110 km/jam dlm 6 sekon utk
melewati mobil lain, dengan gaya penghambat pada mobil sebesar F
R
= 700 N
sepanjang jalan.
2. Buatlah 3 contoh aplikasi bab ini dalam teknik mesin!
34
BAB VIII PERPINDAHAN PANAS
TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami dasar dari perpindahan panas.
2. Membantu mahasiswa untuk memahami mata kuliah perpindahan panas pada
semester berikutnya.
PENDAHULUAN
Perpindahan panas (kalor) adalah ilmu yang mnempelajari gerakan panas pada suatu zat
atau berpindahnya kalor dari tempat asal ke tempat lain.
Cara perpiundahan panas dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Perpindahan panas secara hantaran (konduksi)
2. Perpindahan panas secara aliran (konveksi)
3. Perpindahan panas secara pancaran (radiasi)
Ketiga gerakan panas di atas akan mengalami hambatan pada media yang dilaluinya.
J umlah panas yang dipindahkan akan tergantung besarnya (luasnya) bidang pemindahan
panas dan juga tergantung pada perbedaan temperatur sumber (asal) panas dengan
tempat atau zat yang terkena panas.
Ilmu perpindahan panas merupakan dasar dari ilmu pengcoran, pengelasan, ketel uap,
pompa kompresor, motor bakar, teknik pendingin, turbin dan konversi energi.
Pemakaian praktis perpindahan panas yaitu pada teknologi pengecoran pada industri
baja dan logam lainnya. Teknologi pengenlasan pada struktur baja, pesawat kalor pada
pembankit listrik tenaga uap, nuklir, maupun uap serta industri dan peralatan lain yang
menggunakan panas sebagai sumber geraknya.
35
Perpindahan Panas Konduksi (hantaran) Perpindahan Panas Konduksi (hantaran)
T
o
T
1
Q
X
T
T
o
T
1
X
Sebuah batang besi panjang x, pada ujung kiri dipanaskan kemudian panas merambat
dari kanan ke kiri batang timbul tempertur T
1
dan panas yang dibuang sebesar Q.
Sebuah batang besi panjang x, pada ujung kiri dipanaskan kemudian panas merambat
dari kanan ke kiri batang timbul tempertur T
1
dan panas yang dibuang sebesar Q.
A
X
X
Q
T
o
T
2
T
1
q loss
A
X
X
k
T
o
T
1
q loss
T
2
Gradien negatif berarti penurunan terhadap panjang Gradien negatif berarti penurunan terhadap panjang
Dimana : q =J umlah kalor yang dipindahkan (watt) Dimana : q =J umlah kalor yang dipindahkan (watt)
k =Kondukrifitas (hantaran) bahan (w/m
o
C) k =Kondukrifitas (hantaran) bahan (w/m
A =Luas penampang yang terkena panas (m
2
) A =Luas penampang yang terkena panas (m
T =Perbedaan temperatur sepanjang bahan ditinjau (
o
C) T =Perbedaan temperatur sepanjang bahan ditinjau (
X =panjang bahan yang ditinjau (m) X =panjang bahan yang ditinjau (m)
o
C)
2
)
o
C)
q T
1
-T
2
atau
q -(T
1
-T
2
)
q - (T
1
-T
2
)
q
X
1
q
X
T T
) (
1 2
q
X
T T
A
) (
1 2
q
X
T T
k
) (
1 2
=
=
.
) (
.
1 2
36
Perpindahan Kalor Konveksi (Aliran)
q =h.A (T
w
T
)
Dimana :
A
q =J umlah kalor yang dipindahkan (watt)
h =koef. Perpin panas konveksi (w/m
2o
C)
A =Luas dinding sumber/ penerima
T
q
A
U
A n lira
panas(m2)
T
w
T
w
=Temperatur dinding (
o
C)
T
= =
39
b. Kemampatan Zat Cair
Kemampatan zat cair merupakan perubahan (pengurangan) volume karena
adanya perubahan (penembahan) tekanan yang ditunjukkan oleh perbandingan
antara perubahan tekanan dan perubahan volume terhadap volume awal.
V
dV
dP
K =
Dimana : K adalah kemampatan atau modulus elastisitas, dP (Pa) adalah
perubahan tekanan, dV (m
3
) adalah perubahan volume setelah penambahan
tekanan, V adalah voleme awal (m
3
). Tanda negatif (-) menunjukkan
pengurangan volume.
U
dU
y
dy
c. Kekentalan zat cair
Kekentalan adalah sifat dari zat cair untuk melawan tegangan geser pada waktu
bergerak atau mengalir. Kekentalan disebabkan karena kohesi (gaya tarik
menarik antara partikel zat sejenis) pada zat cair. Zat cair kental, seperti kecap,
sirop, oli mempunyai kekentalan besar, sedang zat cair encdr seperti air,
mempunyai kekentalan yang kecil.
Kekentalan (viscositas) dirumuskan dengan ;
dy
dU
=
Dimana : (tau) adalah tegangan geser (N/m
2
), (mu) adalah kekentalan
dinamik (N.d/ m
2
), dU adalah perbedaan kecepatan dan dy adalah perbedaan
ketinggian plat.
Kekentalan absolut dihubungkan dengan rapat massa membentuk :
=
Dimana : adalah kekentalan kinematik (m
2
/dt).
40
d. Tegangan permukaan
Molekul-molekul zar cair saling tarik-menarik di antara sesamanya dengan gaya
berbanding lurus dengan massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
antara pusat massa. Gaya tarik menarik ini adalah seimbang. Tetapi pada
permukaan antara zat cair dan udara, atau zat cair satu dengan yang lain.
Ketidakseimbangan ini menyebabkan molekul-molekul pada permukaan
melakukan kerja untuk membentuk permukaan zat cair. kerja yang dilakukan
untuk melawan gaya tarik ke bawah tersebut dikenal dengan tegangan
permukaan. Adanya tegangan permukaan tersebut menyebabkan terbentuknya
lapisan tipis pada permukaan zat cair yang mempunyai kemampuan untuk
menahan tegangan tarik.
e. Kapilaritas
Kapilaritas disebabkan oleh gaya adhesi dan kohesi. Di dalam tabung yang
dimasukkan ke dalam zat cair, jika kohesi lebih kecil dari adhesi maka zat cair
akan naik; jika kohesi lebih besar dari adhesi maka zat cair akan turun.
HIDROSTATIKA
Tekanan dalam zat cair
Pada zat cari diam, misal zat cair pada sebuah tangki permukaan selalu membentuk
garis horizontal dimana tekanannya adalah konstan. Zat cair pada tangki yang tebuka,
tekanan mengalami tekanan atmosfer, sedang jika tangki tertutup tekanan dapat
melebihi satu atmosfer.
Pada zat cair dalam, tidak terjadi tegangan geser antar zat cair, sehingga jika terdapat
benda dalam zat cair akan mengalami gaya-gaya yang ditimbulkan oleh tekanan zat
cair. Tekanan tersebut bekerja tegak lurus terhadap benda. Gaya-gaya tersebut tidak
tergantung dengan kekentalan zat cair.
Distribusi tekanan pada zat cair diam
Dalam gambar dibawah ini terdapat tiga tangki dengan isi zat cair yang sama, luas dasar
sama (A) dan kedalaman berbeda (h
1
h
2
h
3
).
41
W
1
=berat zat cair di atas dasar tangki =x volume tangki W
1
=berat zat cair di atas dasar tangki =x volume tangki
W
1
= x V
1
= x A x h
1
W
1
= x V
1
= x A x h
1
Dengan cara yang sama maka diketahui : Dengan cara yang sama maka diketahui :
W
2
= x A x h
2
dan W
3
= x A x h
3
W
2
= x A x h
2
dan W
3
= x A x h
3
Tekanan yang bekerja pada dasar tangki adalah Tekanan yang bekerja pada dasar tangki adalah
1
1 1
1
.
. .
h
A
h A
A
W
P
= = =
2 2
.h P = dan
3 3
.h P =
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tekanan suatu titik pada zat cair pada kondisi diam
tergantung dari kedalaman titik tersebut dari permukaan zat cair.
Persamaan dapat berkembang menjadi :
h g P . . =
0
. P h P + = jika di atas permukaan zat cair diberikan tekanan P
0
.
a
P h P + = . jika tangki terbuka dan memperoleh tekanan atmosfer (P
a
).
Bagaimana pula dengan konsep tekanan pada bejana berhubungan di bawah ini?
F
1 F
2
A
2
; P
2
A
1
P
1
Gambar bejana berhubungan di atas merupakan dasar sistem hidrolik (pemindah energi
dengan media zat cair) maupun sistem pneumatik (pemindah energi dengan media zat
cair). Fluida dianggap diam, maka distribusi tekanan disetiap tempat dalam bejana
sama. Sehingga berlaku rumus :
2 1
P P =
2
2
1
1
A
F
A
F
= atau
2 2 2 1 1 1
. . P A F dan P A F = =
42
HIDRODINAMIKA
Analisa terhadap zat cair yang mengalir pada sebuah pipa dengan perbedaan luas
penampang dapat diterangkan sebagai berikut :
P
2
A
2
V
1 V
2
y
1
y
2
L
1
P
1
A
1
L
2
Usaha yang dilakukan terhadap sistem adalah P
1
, A
1
, l
1
.
Usaha yang dilakukan oleh sistem adalah P
2
, A
2
, l
2
Usaha netto yang dilakukan terhadap sistem P
1
, A
1
, l
1
- P
2
, A
2
, l
2
( )
2
1
2
2
.
2
1
V V m kinetik Energi =
Usaha netto =E
k
+E
p
Energi Potensial =m.g (y
2
-y
1
)
Keseimbangan energi :
( ) ( ) ( )
2
2
2 2
1
2
1 1
1 2
2
1
2
2 2 1
. 2 . . 2 .
2
1
y
g
V
g
P
y
g
V
g
P
y y m.g. V V .m P P
m
+ + = + +
+ =
Asas bernouly :
c y
g
V
g
P
= + +
. 2 .
2
TUGAS :
1. Sebutkan aplikasi dari bab ini dalam teknik mesin!
2. Gambarkan diagram kecepatan zat cair yang melewati pipa !
3. Apa hubungan antara debit, tekanan, luas panampang saluran dan kecepatan alir?
43
BAB XI LISTRIK
TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami proses terbentuknya listrik
2. Mahasiswa memahami perbedaan rangkaian seri dan parallel.
3. Mahasiswa memahami perhitungan dasar listrik.
PENGERTIAN DASAR TENTANG LISTRIK
Timbulnya listrik disebabkan adanya suatu gerakan elektron yang berputar
secara beraturan mengelilingi inti atom dalam beberapa lapisan (orbit), elektron terluar
dari orbit (elektron bebas) cenderung untuk berpindah ke atom lain. Akibat perpindahan
elektron bebas, terjadilah kekosongan di dalam atom dan segera diisi oleh elektron dari
atom lain. Apabila pergerakan elektron bebas ini dapat teratur, maka akan timbul aliran
listrik.
Pembangkit listrik :
A. Perubahan dari energi Kimia pada ACCU
d
a
b
c
a. Plat (-) timah hitam (Pb) bereaksi dengan asam sulfat (SO
4
) sehingga
membentuk PbSO
4
.
b. Plat (+) timah plumbum peroksid (PbO
2
) beraksi dengan dengan SO4
membentuk PbSO
4
44
c. H2SO4 asam sulfat (elektrolit) jika sudah beraksi membentuk kutub
positif dan negatif listrik maka berangsur-angsur akan berubah menjadi
H2O
d. Separator berfungsi sebagai pembatas antara muatan positif dan muatan
negatif.
B. Magnetis
Gerakan antara kumparan dan magnet. Komposisi dapat berupa kumparan yang
berputar dalam medan magnet ataupun magnet yang berputar dalam kumparan.
Listrik akan mudah dialirkan oleh benda yang mempunyai elektron bebas (konduktor)
seperti : tembaga , besi. Sedangkan benda yang sulit atau tidak dapat mengalirkan arus
listrik disebut isolator, seperti plastik, keramik.
Tegangan listrik adalah perbedaan potensi yang ada pada arus listrik. Tegangan listrik
dinyatakan dalam volt (V), diukur dengan voltmeter. 1 volt adalah 1 ampere arus dan 1
ohm hambatan. Dirumuskan sebagai
V =I . R
Sedangkan daya listrik dirumuskan :
P =V . I atau P =I
2
. R
Dimana : V adalah tegangan listrik (volt), I adalah arus listrik (Ampere), R adalah
hambatan listrik (ohm), P adalah daya listrik (watt).
Arus listrik adalah banyaknya elektron yang mengalir karena selisih muatan positif dan
negatif dinyatakan dalam satuan ampere.
45
RANGKAIAN HAMBATAN
Rangkaian seri :
R
s
=R
1
+R
2
+R
n
V =I.R
s
V
1
=I.R
1
; V
2
=I.R
2 ;
V
n
=I.R
n
V =V
1
+V
2
+V
n
Dimana : Rs adalah hambatan seri dalam ohm ()
Rangkaian Paralel
n p
R R R R
1 1 1 1
2 1
+ + =
I =I
1
+I
2
+I
n
n p
R
V
R
V
R
V
R
V
+ + =
2 1
n
n
R R R
I I I
1
:
1
:
1
: :
2 1
2 1
=
Rangkaian Seri dan Paralel :
R
t
=R
3
+R
p
46
2 1
2 1
2 1
2 1
2 1
.
.
1 1 1 1
R R
R R
R
R R
R R
R R R R
p
p p
+
=
+
= + =
2 1
2 1
3
.
R R
R R
R R
t
+
+ =
2 1
2 1 2 3 1 3
. . .
R R
R R R R R R
R
t
+
+ +
=
TUGAS
1. Hitunglah hambatan, kuat arus dan tegangan pada rangkaian dibawah ini :
Diketahui : R
1
=R
2
=R
3
=R
4
=R
5
=R
6
=5 ohm
2. Diskusikan dengan kelompok anda, tentang pembangkit tenaga listrik energi atom!
47
DAFTAR PUSTAKA
Alonso, M., dan Finn, E.F., 1980, Fundamental University Physics, Addison Wesley
Publishing Co., New York.
engel,Y.A., dan Boles, M.A., 2006, Thermodynamics: An Engineering Approach 5
th
ed, McGraw-Hill, New York.
Giancoli, D.C., 1998, Physics, 5 th Edtion, Prentice Hall, New York
Gieck, K., 2000, Kumpulan Rumus Teknik, PT. Pradnya Paramita, J akarta.
Holman, J .P., 1984, Perpindahan Kalor, Erlangga, J akarta
Mulyadi, L.S., 2000, Perbaikan Sistem Kelistrikan Otomotif, Armico, Bandung.
Schaum Outline Series, 1977, College Physics , Mc graw Hill, New York.
Sears, F.W. dan Zemansky,M.W., 1962, University Physics, Addison Wesley
Publishing Company, New York
Triatmodjo, B., 1994, Hidaulika 1, percetakan UGM press, Yogyakarta.
iii