Anda di halaman 1dari 0

BAB I.

BESARAN DAN SATUAN



TUJUAN :
1. Mahasiswa mengetahui fungsi besaran dan satuan
2. Mahasiswa mengetahui fungsi standarisasi dan konversi satuan

BESARAN POKOK DAN BESARAN TURUNAN
Fisika adalah ilmu yang mempelajari keadaan dan sifat-sifat benda serta
perubahannya, juga mencari kaitan antara energi dengan perubahan keadaan dan sifat-
sifat benda tersebut. Keadaan dan sifat-sifat benda ditentukan oleh besar (kwantitas
ukuran) dan satuan.
Besaran pokok atau Besaran Dasar adalah besaran yang digunakan sebagai dasar
untuk mendefinisikan besarab turunan. Besaran Pokok ini bebas terhadap besaran pokok
lainnya.
Ada tujuh besaran pokok dalam Fisika, seperti:
Lambang
No Besaran Pokok
Besaran Satuan
Dimensi
1 Panjang l m L
2 Massa m kg M
3 Waktu t s T
4 Suhu T K O
5 Kuat arus I A I
6 Intensitas cahaya I cd J
7 Kuantitas zat n mol N

Besaran Turunan adalah besaran yang terbentuk dari besaran pokok, seperti :
Satuan
No Besaran
Nama Lambang Dimensi
1 Tekanan pascal Pa m
-1
.kg.s
-2
2 Konstanta pegas Newton/ meter N.m-1 Kg.s
-2
3 Momen gaya Newton meter N.m M
2
.kg.T
-2
1

4 Muatan listrik coulomb C A
5 Potensial listrik volt V M
2
.kg.s
-3
.A
-1

DIMENSI
DIMENSI suatu besaran adalah suatu yang menunjukkan cara besaran itu
tersusun oleh besaran-besaran pokoknya.
Contoh:
Kecepatan =
s
m
= [L.T
-1
]
Bebarapa dimensi besaran turunan tersusun dalam table:
No Besaran Rumus Dimensi
1 Gaya F =m.a M.L.T
-2
2 Energi Kinetik
2
. .
2
1
Ek v m = M.L
2
.T
-2
3 Daya
t
W
P= M.L
2
.T
-3
4 Percepatan gravitasi
2
r
m
G V = M. T
-1

Latihan:
Persamaan dalam energi dinyatakan dengan persamaan:
konstan m.g.h
2
.k.x
2
1
2
.m.v
2
1
= + +
dimana; m =massa
v =kecepatan
k =gaya per satuan panjang
x =simpangan
g =percepatan grafitasi
h =tinggi benda
Buktikan bahwa setiap suku pada persamaan tersebut DIMENSINYA sama.
Penyelesaian:
Dimensi: m =[M] x =[L]
V =[LT
-1
] g =[LT
-2
]
2

K =[MT
-2
] h =[L]
m.v
2
=[M].[LT
-1
]
2
=[ML
2
T
-2
]
k.x
2
=[MT
-2
].[L]
2
=[ML
2
T
-2
]
m.g.h =[M].[LT
-2
].[L] =[ML
2
T
-2
]

SISTEM SATUAN
Mengukur keadaan atau sifat suatu benda atau mengukur besaran suatu benda
dapat dilakukan dengan membandingkan besaran benda tersebut dengan besaran standar
yang telah disepakati. Hasil pengukuran dinyatakan dengan bilangan dan satuannya.
Satuan besaran standar tergantung dari system satuan yang dipergunakan.
Ada 4 (empat) sistem satuan, yaitu;
1. Sistem Statis (besar dan kecil) digunakan secara kwalitatif.
2. Sistem Dinamis (MKS=meter kilogram sekon, dan CGS=centimeter gram
sekon)
3. Sistem Inggris (absolute dan teknik)
4. Sistem Internasional (SI)

Sistem satuan yang banyak adalah SI, tapi perlu diketahui juga sistem Inggris. Biasanya
setiap produk mengenal sistem satuan tertentu, sehingga untuk mempermudah
perhitungan teknik digunakan konversi satuan.
Konversi satuan merupakan proses mengalikan suatu satuan dengan konstanta tertentu
sehingga dapat dihasilkan satuan lain dengan nilai sebanding.
Contoh :
Besaran panjang :
1 foot =0,3048 m
1 inci =2,54 cm
1 mil =1609 m

3


Satuan Inggris untuk panjang (inci, foot, mil) dengan satuan SI untuk panjang dalam
meter (m).

Demikian pula cara mencari hubungan antara satuan massa dalam system Inggris
Absolut (1 lbm) dengan satuan massa SI (1 kgm), dimana:
1 lbm =0,45359 kgm

TUGAS :
1. Diskusikan, ap fungsi besaran dan satuan perlu distandarkan secara internasional?
2. Sebutkan sistem standar satuan yang anda ketahui!
3. Buatlah tabel konversi satuan dari besaran pokok hingga besaran turunan menurut
sistem SI, Amerika dan British !


4
BAB II VEKTOR

TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami perbedaan besaran vektor dan skalar.
2. Mahasiswa memahami penggunaan perhitungan vektor dan skalar.

PERBEDAAN BESARAN SKALAR DAN VEKTOR
Besaran skalar hanya memiliki besar, tidak mempunyai arah.
Contoh : jumlah siswa di dalam kelas, harga sebuah rumah, massa, waktu, volume,
suhu, massa jenis.

Besaran vektor selain memiliki besar, juga memiliki arah.
Contoh: perpindahan, kecepatan, percepatan, gaya, momentum.
Untuk besaran vektor diberi lambang anak panah. Panjang anak panah menyatakan
besar vektor dan arah anak panah menunjukkan arah vektor.

PERHITUNGAN VEKTOR
Penjumlahan Vektor
a. Metode Poligon atau Grafis
Penjumlahan dari beberapa vekor menghasilkan resultan. Resultan diperoleh
dengan menggambarkan anak panah-anak panah vektor secara sambung-
menyambung dengan memperhatikan panjang (besar atau nilai) maupun arah
anak panah yang bersangkutan. Ekor anak panah yang satu dihimpitkan pd ujung
anak panah yang mendahuluinya. Selanjutnya resultan merupakan anak panah
yang menghubungkan titik pertama vektor dan titik terkhir penjumlahan vektor.
Seperti pada gambar
5


b. Metode Jajaran Genjang
Metode ini berguna untuk menjumlahkan dua buah vektor: Resultan dua vektor
yang berpotongan adalah diagonal jajaran genjang dengan kedua vektor tersebut
sebagai sisi jajaran genjang. Arah Resultan adalah menjauhi titik awal kedua
vektor.


Pengurangan Vektor
Jika Vektor B dikurangkan dari Vektor A, maka dilakukan dengan cara membalikkan
arah B dan jumlahkan terhadap vektor A,
sehingga A B = A + (-B)


6
Penjumlahan dan Pengurangan Vektor dengan fungsi Trigonometri
Diperoleh dengan memperhatikan segi tiga siku-siku.

sin =
h
o
cos =
h
a
tan =
a
o

Fungsi-fungsi ini kerap digunakan dalam bentuk:
O = h. sin a = h. cos o = a tan
Penjumlahan komponen Vektor : Penjumlahan beberapa vektor didapat dengan
menjumlahkan komponen-komponennya; setiap vektor diuraikan menjadi komponen x,
y dan z. Maka komponen R
x
vektor resultan adalah jumlah aljabar semua komponen x,
demikian pula komponen R
y
dan komponen R
z
vektor resultan, maka besar vektor
resultan R adalah:
R =
2 2 2
z y x
R R R + +

R =
cos . . . 2
2
2
b a b
a
R + + =

= sudut antara a dan b

R =
cos ). .( . 2 ) (
2 2 '
b a b a R + + =


7
Perkalian Vektor
Ada dua cara untuk mengalikan dua vektor:
1. Perkalian Skalar antar dua vektor (DotProduct = Perkalian Titik).

cos . . . b a b a =

= a. b. cos
Contoh: W = F. s dimana: F dan s adalah vektor bersudut apit 0,
W adalah skalar

2. Perkalian Vektor antar dua vektor (Cross Product = Perkalian Silang).

VEKTOR SATUAN: i, j dan k masing-masing ditetapkan terhadap sumbu-sumbu x, y
dan z.
Vektor F pada gambar ditulis:
F = 3i + 5j + 4k
Vektor F mempunyai komponen di sumbu x = 3
satuan, di sumbu y = 5 satuan, dan di sumbu z =
4 satuan.
Contoh Penjumlahan dan Pengurangan vektor
satuan
F
1
= 4i + 3j
F
2
= 8i + 2j + 3k
8
1. F
1
+ F
2
= (4+8)i + (3+2)j + (0+3)k = 12i + 5j + 3k
2. F
1
F
2
= (4-8)i + (3-2)j + (0-3)k
= -4i + j 3k
3. F
2
F
1
= 4i j + 3k

TUGAS
1. Carilah jumlah dua vektor gaya berikut dengan metode jajaran genjang : 30 N
pada 30 dan 20 N pada 140


Pada gbr (b) Resultan (R) adalah diagonal jajaran genjang, dengan pengukuran, kita
mendapatkan R adalah 30 N pada 72.

2. Empat gaya bekerja pd sebuah benda dan perpotongan di titik O seperti gbr (a):


Untuk mencari Resultan gaya (R) secara grafis: dari titik O keempat vektor ditarik
seperti gbr (b). Kita ukur R dari skala gambar dan kita peroleh bahwa R = 119 N,
dengan mistar busur sudut didapat 37, maka R membentuk sudut = 180 - 37 =
143 dengan sumbu x positif, Jadi Resultan gaya-gaya itu (R) adalah 119 N pada sudut
143.
9
BAB III KESETIMBANGAN

TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami konsep keseimbangan dalam sebuah struktur.
2. Mahasiswa memahami penerapan dari analisa vektor untuk keseimbangan
struktur.

Kesetimbangan di Bawah Pengaruh Gaya-gaya yang Berpotongan
Gaya-gaya berpotongan adalah gaya-gaya yang garis kerjanya berpotongan di satu titik.
Sebuah benda berada dalam kesetimbangan di bawah pengaruh gaya-gaya yang
berpotongan jika:
1. Benda itu diam dan tetap diam (KESETIMBANGAN STATIK (STATIC
EQUILIBRIUM))
2. Benda itu bergerak dengan vektor kecepatan yang tetap (KESETIMBANGAN
TRANSLASI (TRANSLATIONAL EQUILIBRIUM))

Syarat Pertama Kesetimbangan
Terjadi kesetimbangan statik, terjadi bila F = 0 , atau dalam komponen:
F
x
= F
y
= F
z
= 0
Resultan semua gaya luar yang bekerja pada benda adalah 0 (nol). Syarat
Kesetimbangan ada apabila gaya-gaya luar itu saling berpotongan di satu titik. Apabila
tidak demikian, ada lagi syarat yang harus dipenuhi dan ini dibahas pada pertemuan
berikutnya.
.


10
Pada gambar di atas, ada beberapa bagian gaya yaitu :
Berat Benda (W) adalah gaya tarik gravitasi ke arah bawah yang dialami benda
tersebut.
Gaya Gesek (F
fr
) adalah gaya sejajar permukaan yang melawan pergeseran benda.
Gaya ini sejajar dengan permukaan dan arahnya berlawanan dengan arah pergeseran
benda
Gaya Normal (F
N
) pada permukaan benda yang diam (atau Bergeser) di atas
permukaan lain F
fr
Koefisien Gesek Kinetik (
k
) didefinisikan untuk keadaan di mana satu permukaan
benda bergeser di atas permukaan benda yang lain pada laju yang tetap (meluncur pada
suatu permukaan), Nilai (besarnya) bergantung pada jenis kedua permukaan yang
bergesekan.
N
fr
k
F
F
l Gaya_Norma
Gaya_Gesek
= =
CONTOH:
1. Seperti pada gambar (a) tegangan pad tali datar adalah 30 N, carilah berat benda
?

Tegangan tali 1 (T
1
) = w = berat benda yang akan kita cari,
Perhatiakan bahwa T
1
dan gaya 30 N bekerja pada tali di titik P. Kita uraikan
gaya-gaya yang bekerja seperti pada gambar (b)
11

Syarat pertama kesetimbangan :
F
x
= 0 atau 30 N T
2
. cos 40 = 0
Sehingga T
2
= 39,2 N

F
y
= 0 atau T
2
. sin 40 - w = 0
Sehingga 39,2 N . sin 40 - w = 0 , w. = 25,2 N
2. Gambar (a) Kereta (200 N) harus
ditarik naik bidang miring (sudut
miring 30) dengan laju yang
tetep. Berapakah besar gaya
sejajar bid. Miring tersebut ?
Gesekan boleh diabaikan

Jawab : karena kereta bergerak dengan laju yang tetap, mk vektor kecepatan
konstan.
Gaya-gaya yang bekerja diuraikan, seperti gambar (b):
12


Ada 3 gaya yang bekerja:
1. Gaya tarik grafitasi = w (berat kereta) dengan arah tegak lurus ke bawah
2. Gaya P pada kereta yang sejajar bid.Miring
3. Gaya Normal (F
N
)
Dalam soal bid.miring adalah menguntungkan bila sumbu x diambil sejajar dengan
bid.miring itu, dan sumbu y tegak lurus padanya.
Syarat pertema kesetimbangan:
F
x
= 0 atau P 0,50 . w = 0
Sehingga P = 0,50 . 200 N, P = 100 N
F
y
= 0 atau F
N
0,87. w = 0
Sehingga F
N
= 0,87 . 200 N = 174 N
Jadi gaya tarik (sejajar dengan bid.miring) yang dibutuhkan adalah 100 N
4. Kotak 50 N oleh gaya 25 N dapat digeser di atas lantai kasar dengan laju yang tetap,
seperti Gambar di bawah

13
ket: f = F
fr
= gaya gesek
F
N
= gaya normal
(a). tentukan Gesekan yang menghambat gerak ini
(b). Tentukan pula besar gaya normal
(c). Carilah
k
antara kontak dan lantai
Karena kotak menggeser pada lantai dengan laju konstan, benda itu berada dlm keadaan
seimbang. Syarat pertama kesetimbangan adalah:
F
x
= 0 atau 25 N . cos 40 - f = 0
(a) sehingga gaya gesek (f) = 19,2 N
(b) Agar F
N
dpt diketahui, ingat bahwa:
F
y
= 0 atau F
N
+ 25 N . sin 40 - w = 0
Sehingga: F
N
+ 25 N . sin 40 50 N = 0
F
N
= 33,9 N
(c)
k
=
57 , 0
9 , 33
2 , 19
= =
N
N
F
f
N


TUGAS :
1. Diskusikan apa contoh dari keseimbangan statik dan dinamik dalam kehidupan
sehari-hari!
2. Buatlah contoh manfaat dari bab ini dalam ilmu teknik mesin!
3. Buatlah 5 contoh soal dan jawaban tentang keseimbangan!

14

BAB IV GERAK

TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami konsep dan jenis gerak.
2. Mahasiswa mampu menganalisa gerakan yang ada pada suatu sistem.

GERAK LURUS
Gerak Lurus Beraturan
Gerak atau laju adalah besaran skalar, Bila Benda bergerak memerlukan waktu (t) untuk
menempuh jarak (d), maka:
Laju
rata-rata
=
t
d
diperlukan yg waktu
ditempuh yg total jarak
=
_ _
_ _ _


Kecepatan adalah besaran Vektor, Jikalau benda dalam waktu (t) mengalami
perpindahan sejauh (s) atau (x), maka:
Keceptan
rata-rata
=
dt
dx
dt
ds
diperlukan yg waktu
n perpindaha
v = = =
_ _

Arah vektor kecepatan adalah sama dengan arah vektor perpindahan.

Gerak Lurus Beraturan adalah Gerak Lurus dengan kecepatan konstan.
Contoh soal:
Sebuah kereta api kecepatannya dicatat tiap stasiun; Dari stasiun A ke Stasiun B
bergerak 30 km ditempuh dalam waktu 0,5 jam, Dari stasiun B ke stasium C
berjarak 45 km ditempuh dalam waktu 1 jam, sedangkan dari stasiun C ke stasiun D
berjarak 60 km ditempuh dalam waktu 1,5 jam, Tentukan:
a. Kecepatan rata-rata
b. Jarak tempuh seluruhnya
Jawab:
(a).
jam
km jam
km
jam
km
jam
km
t
X
t
X
t
X
v
CD
CD
BC
BC
AB
AB
45
3
5 , 1
60
1
45
5 , 0
30
3
=
+ +
=
+ +
=
(b). jarak Tempuh (x) = x
AB
+ x
BC
+ x
CD
= 30 km + 45 km + 60 km
= 135 km
Percepatan adalah besaran yang menyatakan perubahan kecepatan terhadap waktu.
15

PERCEPATAN rata-rata =
iperlukan waktu_yg_d
epatan vektor_kec perubahan_
a =
=
t
v v
f 0


dimana: V
0
= kecepatan awal
V
f
= kecepatan akhir
t = waktu yang diperlukan agar perubahan kecepatan terjadi
Satuan Percepatan adalah kecepatan dibagi waktu =
2
s
m

Percepatan merupakan besaran Vektor, dimana percepatan mempunyai arah V
f
- V
0
,
yaitu perubahan dalam kecepatan.

Gerak Lurus Berubah Beraturan
Adalah gerak lurus yang kecepatannya berubah secara beraturan atau percepatannya
tetap. Percepatan dikatakan konstan bila percepatan tidak berubah terhadap waktu.
Ada dua macam gerak lurus berubahan beraturan yaitu:
1. Gerak lurus dipercepat beraturan ( a > 0)
2. Gerak lurus diperlambat beraturan (a < 0)
Hubungan antara kecepatan (v) dan waktu (t) seperti pd Gambar:

Gambar di atas terdiri dari LUAS Segi Empat (x
1
) = v
0
. t dan
LUAS Segi Tiga (x
2
) =
l l l
t v v ). .(
2
1
0

Dimana : a =
t
v v
l
0

atau: V
l
v
0
= a. t
16

Jika secara umum : t = t
l
, maka x
2
=
2
1
. (a . t). t sehingga X
2
=
2
1
. a. t
2

Jadi : X = X
1
+ X
2
X = v
0
. t +
2
1
. a. t
2

Selanjutnya, mari kita lihat bagaimana menghitung posisi benda setelah waktu t (pd
saat t) ketika benda tersebut mengalami percepatan konstan.
Definisi kecepatan rata-rata adalah:
t
x x
v
0

=

yang bisa kita tulis ulang .(untuk mencari x) sebagai
t v x x .
0
+ =
Karena kecepatan bertambah secara beraturan, kecepatan rata-rata, v, akan berada di
tengah-tengah antara kecepatan awal dan akhir:
2
0
v v
v
+
= ....(Kecepatan Rata-rata
ketika Percepatan Konstan)

(Agar diperhatikan: persamaan ini biasanya tidak berlaku jika percepatan tidak
konstan.) Kita gabungkan dua persamaan terakhir dengan Persamaan : t v x x .
0
+ =
t
v v
x x .
2
0
0

+
+ =
t
t a v v
x x .
2
.
0 0
0

+ +
+ =
atau:
2
0 0
. .
2
1
. t a t v x x + + =

Jika pd situasi dimana waktu tidak diketahui maka kita turunkan persamaan:
t v x x .
0
+ =
t
v v
x x .
2
0
0

+
+ = , sedangkan
a
v v
t
0

= , shg:
a
v v
x
a
v v v v
x x
. 2
.
2
0
2
0
0 0
0

+ =

+
+ =
17

) .( . 2
0
2
0
2
x x a v v + =

Kita sekarang mempunyai empat persamaan yang menghubungkan posisi (jarak = x),
kecepatan (v), percepatan (a) dan waktu (t), jika percepatannya (a) konstan.
1. t a v v .
0
+ =
2.
2
0
v v
v
+
=
3.
2
0 0
. .
2
1
. t a t v x x + + =
4. ) .( . 2
0
2
0
2
x x a v v + =

GERAK JATUH BEBAS dan GERAK VERTIKAL KE ATAS
Gerak jatuh bebas adalah gerak berubah beraturan yang terjadi akibat adanya percepatan
gravitasi bumi (g), shg arah geraknya vertikal (menuju pusat bumi).
Jika gerakanya dari atas ke bawah, tanpa kecepatan awal (v
0
= 0) disebut GERAK
JATUH BEBAS.
Jika gerakanya dari bawah ke atas dengan kecepatan awal v
0
disebut GERAK
VERTIKAL Ke ATAS.

Perbedaan antara Gerak Lurus Berubah Beraturan dengan Gerak Jatuh Bebas :
N
o
Besaran
Gerak Lurus
Berubah Beraturan
Gerak Jatuh Bebas
dan Gerak V ke atas
Keterangan
t a v v .
0
+ =

t g v . =
Dipercepat (a>0)
1. Kecepatan
t a v v .
0
= t g v v .
0
=
Diperlambat
(a<0)
X = v
0
. t +
2
1
. a. t
2
y =
2
1
. g . t
2
Dipercepat (a>0)
2. Jarak
X = v
0
. t -
2
1
. a. t
2
y = v
0
. t -
2
1
. g . t
2
Diperlambat
(a<0)

Jika sebuah benda dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan awal v
0
pd saat mencapai
puncak benda sementara akan berhenti (v=0)
18

v
0
g.t = 0
v
0
= g . t
Kemudian benda akan turun shg mengalami gerak jatuh bebas.
Ketinggian Maksimum berlaku:

2
0
. .
2
1
. t g t v h = di mana
g
v
t = maka
2
0
0
. .
2
1
.

=
g
v
g t v h
sehingga:
g
v
h
. 2
2
0
= nilai g = 9,80
2
s
m
atau g = 32
2
s
ft

GERAK MELINGKAR
Gerak melingkar adalah gerak beraturan yang lintasanya berupa lingkaran, yakni
mengitari titik atau sumbu tertentu dengan jarak yang tetap.

a. Gerak Melingkar Beraturan
Jika pd gerak lurus Jarak tempuh x = v.t, mk pd gerak melingkar jarak tempuh S
= v . t, dengan ketentuan : S = tali busur lingkaran, untuk sudut yang ditempuh sejauh ,
maka jarak tempuh menjadi S = R . .

Segitiga OPQ dan opq pd Gambar (a) dan (b) sebangun.
Secara deferensial jika perubahan sudur d , mk jarak tempuh adalah:
19

s = R . atau ds = R . d

Ada dua macam keceptan pd gerak melingkar yaitu
1. Keceptan Tangensial (v
1
)
Kecepatan yang pd setiap titiknya merupakan arah garis singgung pd arah tsb.
2. Keceptan Sudut ()
Keceptan yang arahnya senantiasa menuju pusat lingkaran.
Jika satu Putaran Penuh : S = 2 . . R , dan
dS = R . d,
Maka : v . dt = R . d atau
v = R.
dt
d
sedangkan =
dt
d

v = R .
Jika waktu utk menempuh satu putaran (2 . ) atau satu periode
Adalah T , maka:
=
T
. 2

Satuan Kecepatan Sudut () =
sekon
rad

1 rad =
. 2
360
0
= 57,46

Dari Gambar di atas :
R
S
V
V
N

=

1
atau S
R
V
V
N
= .
1


Besar Percepatan Normal Rata-Rata N a ialah:
N a =
t
S
R
V
t
V
N

.
1


Jika a
t
V
N
=

dan
t
S
v

= , maka persamaan di atas dpt ditulis:


a = V
R
V
. atau a =
R
V
2

20

b. GERAK Melingkar BERUBAH Beraturan
adalah gerak melingkar yang mempunyai percepatan sudut () yang didefinisikan
sebagai : =
dt
d

Sebagai contoh Roda yang mula-mula diam kemudian berputar, mk ada dua percepatan
yaitu:
1. Percepatan Sentripetal (a
c
) yang arahnya senantiasa menuju pusat roda
2. Percepatan Tangensial (a
T
) yang arahnya senantiasa mrp garis singgung
pd lingkaran dan Percepatan tangensial inilah yang mempercepat laju
putaran Roda.
Resultan Kedua Percepatan :
a =
2 2
T c
a a +
Hubungan antara percepatan sudut () dengan Perceptan linear (a) adalah:
a = R .
Seperti halnya Gerak lurus berlaku:
=
0
+ .t =
0
. t +
2
1
. t
2

TUGAS :
1. Sebuah sepeda dikayuh dengan kecepatan 30 km/jam. Jari-jari roda depan = 30 cm,
dan jari-jari roda belakang = 35 cm. Diameter roda gigi depan (pedal kayuh)= 18 cm
dan diameter roda gigi belakang = 7 cm. Hitung berapa kecepatan linier (V),
kecepatan sudut (), dan rpm (n) masing-masing roda dan roda gigi!
2. Berikan aplikasi bab ini pada ilmu teknik mesin!
3. Buatlah 5 contoh soal dan jawaban tentang gerak!
21

BAB IV HUKUM NEWTON

TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami penggunaan hukum newton dalam ilmu keteknikan
2. Mahasiswa mampu manganalisa sebuah kejadian dengan menggunakan hukum
newton

DINAMIKA DAN HUKUM-HUKUM NEWTON
Gaya adalah tarikan atau dorongan yang dikenakan pada suatu benda, merupakan
besaran vektor yang mempunyai arah dan besaran.
Hukum ke-1 Newton: Benda yang mula-mula diam akan tetap diam, dan benda yang
mula-mula bergerak akan tetap bergerak dengan kecepatan yang sama. Benda hanya
akan mengalami suatu percepatan jika padanya bekerja suatu gaya 0 .
Hukum ke-1 ini disebut juga HUKUM KELEMBAMAN (Inertia Law).

Hukum ke-2 Newton: Bila Gaya Resultan (F) yang bekerja pada suatu benda dengan
masa (m) 0 , maka benda tersebut mengalami percepatan ke arah yang sama dengan
Gaya. Percepatan (a) berbanding lurus dengan gaya (F) dan berbanding terbalik dengan
massa (m) .
Dimana : F dalam (N = Newton) , m dalam (kg) dan a dalam

2
s
m
, dapat ditulis dengan
Persamaan :
m
F
a = atau F = m . a
Persamaan di atas dapat ditulis dlm suku-suku komponen-komponen:
F
x

= m . a
x
, F
y
= m . a
y
, F
z
= m . a
z


Hukum ke-3 Newton: Dua buah benda yang saling berinteraksi dalam suatu sistem,
benda pertama melakukan gaya (aksi) pada benda kedua dan benda yang kedua
senantiasa melakukan gaya (reaksi) kepada benda yang pertama yang sama besarnya
dan berlawanan arah serta mempunyai garis kerja yang sama . Atau secar singkat
berlaku : Aksi = - Reaksi

22

HUKUM NEWTON tentang GRAVITASI UMUM
Hukum Gravitasi Newton: Semua partikel di dunia ini menarik semua partikel lain
dengan gaya yang berbanding lurus dengan hasil kali masa partikel-partikel itu dan
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak diantaranya. Gaya ini bekerja sepanjang garis
yang menghubungkan kedua partikel itu.

Besar Gaya Gravitasi dapat ditulis :
2
2 . 1
.
r
m m
G F =
Dimana : m
1
dan m
2
: massa kedua partikel
r. : jarak antara kedua partikel
G : Konstanta grafitasi
: 6,673 x 10
-11
N.m
2
/ kg
2

Jika m
1
adalah massa bumi (M
G
) dan m
2
adalah massa benda yang ada di permukaan
bumi, maka gaya tarik bumi pada benda:

2
.
.
r
m M
G F
G
=
dimana : r = jarak benda ke pusat bumi.

CONTOH SOAL:
1. Seseorang yang massanya 50 kg dan satu orang lagi bermassa 75 kg sedang
duduk di sebuah kursi taman, yang jarak keduanya adalah 50 cm. Perkirakan
besar gaya gravitasi yang diberikan masing-masing orang terhadap yang
satunya?
Jawab:
2
2 . 1
.
r
m m
G F =
2
2
2
11
) 50 , 0 (
) 75 ).( 50 .(
.
10 . 67 , 6
m
kg kg
Kg
m N

=
F = 1,0 x 10
-6
N
Nilai ini sangat kecil, sehingga seolah tidak ada pengaruhnya.

23

2. Hitunglah gaya total bulan (m
M
=7,35 x 10
22
Kg) yang disebabkan oleh gaya
tarik gravitasi bumi (m
E
= 5,98 x 10
24
kg) dan Matahari (m
S
= 1,99 x 10
30
kg)
dengan menganggap ketiganya membentuk sudut siku-siku.

Jawab: Kita harus menambahkan kedua gaya tersebut secara vektor.
Pertama kita hitung besarnya , Bumi terletak 3,84 x 10
5
km = 3,84 x 10
8
m dari
Bulan, sehingga F
ME
(gaya pada bulan yang berasal dr bumi) adalah:
2 8
24 22
2
2
11
) 10 . 84 , 3 (
) 10 . 98 , 5 ).( 10 . 35 , 7 ).(
.
10 , 67 , 6 (
m
kg kg
kg
m N
F
ME

=
F
ME
= 1,99 x 10
20
N

Matahari berada 1,50 x 10
8
km dari bumi dan bulan, sehingga F
MS
(gaya pada bulan
yang berasal dr matahari) adalah:
2 8
30 22
2
2
11
) 10 . 50 , 1 (
) 10 . 99 , 1 ).( 10 . 35 , 7 ).(
.
10 , 67 , 6 (
m
kg kg
kg
m N
F
MS

=

F
MS
= 4,34 x 10
20
N
Karena kedua gaya membentuk sudut siku-siku pada kasus ini, Gaya Total:
N N x F
20 20 2 2
10 . 77 , 4 10 ) 34 , 4 ( .) 99 , 1 ( = + =
yang bekerja pada sudut
0 1
6 , 24
34 , 4
99 , 1
tan = =


TUGAS :
1. Buatlah contoh aplikasi hukum newton 1,2,3 dalam teknik mesin!
2. Buatlah 5 contoh soal dan jawaban tentang hukum newton!
24
BAB VI IMPULS, MOMENTUM DAN TUMBUKAN

TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami penerapan impuls dan momentum dalam analisa teknik.

IMPULS dan MOMENTUM

J k sebuah bola dipukul dengan gaya F, bola akan terlempar dengan kecepatan v,
menurut hokum Newton II :
F =m . a , sedangkan a (percepatan sesaat) =
dt
dv

Sehingga F =m .
dt
dv
atau F . dt =m . dv
J ika v
1
adalah kecepatan pada saat t =t
1

v
2
adalah kecepatan pada saat t =t
2
, maka hasil integral kedua ruas adalah:


=
2
1
2
1
. .
t
t
v
v
dv m dt F
Integral pd ruas kiri adalah Impuls gaya F utk selang waktu t
2
t
1

J adi Impuls = , satuan dlm SI adalah N.s

2
1
.
t
t
dt F
Integral pd ruas kanan disebut perubahan momentum:

1 2
. . .
2
1
v m v m dv m
v
v
=

Misal:
P
1
=m . v
1
=momentum bola sesaat sebelum dipukul
P
2
=m . v
2
=momentum bola sesaat setelah dipukul
Satuan momentum dlm SI adalah kg.
s
m


HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM
Apabila ada dua benda atau lebih bertumbukan (bertabrakan)dan dalam
tumbukannya tidak mendapat tambahan ataupun pengurangan gaya lain, maka berlaku
hokum kekekalan momentum yaitu:

25
Momentum sebelum tumbukan = Monentum setelah tumbukan



V
A1
V
B1
m
A
m
B
V
A V
B
V
A2
V
B2
m
A
m
B



Sebelum tumbukan Saat tumbukan Setelah tumbukan
Gambar di atas melukiskan dua buah benda, Benda A bermassa m
A
bergerak ke kanan
dengan kecepatan V
A1
sedangkan benda B bermassa m
B
bergerak ke kiri dengan
kecepatan V
B1
.
Sebelum tumbukan = m
A
. v
A1
+ m
B
. v
B1
Setelah tumbukan = m
A
. v
A2
+ m
B
. v
B2

J ika tidak ada gaya luar, maka akan terjadi Hukum Kekekalan Momentum :
m
A
. v
A1
+ m
B
. v
B1
= m
A
. v
A2
+ m
B
. v
B2

TUMBUKAN ELASTIS
Tumbukan elastis adalah tumbukan yang terjadi pada dua buah benda yang
mengalami tumbukan sentral atau lurus, tumbukan elastis dibedakan menjadi tumbukan
elastis sempurna dan tumbukan elastis sebagian.
Pada tumbukan elastis ini kedua benda setelah tumbukan bergerak saling
menjauh.
Sebagai contoh sebuah bola yang dijatuhkan dari ketinggian 1 meter di atas
lantai keras, jika tumbukannya elastis sempurna maka setelah tumbukan bola akan naik
lagi hingga ketinggian 1 meter.
Sedangkan jika tumbukannya elastis sebagian maka bola akan naik lagi tetapi
ketinggiannya tidak mencapai 1 meter (kurang dari 1 meter).
Dua buah benda A dan B bertumbukan secara elastis sempurna, kecepatan benda
A dan B sebelum dan sesudah tumbukan masing-masing adalah: v
A1
, v
B1
, v
A2
, v
B2

maka berdasarkan hokum kekekalan energi makanik:

26

2
2
2
2
2
1
2
1
. .
2
1
. .
2
1
. .
2
1
. .
2
1
B B A A B B A A
v m v m v m v m + = +

Sedangkan menurut Hukum Kekekalan Momentum :
m
A
. v
A1
+ m
B
. v
B1
= m
A
. v
A2
+ m
B
. v
B2

Berdasarkan hukum kekekalan tenaga dan hukum kekekalan momentum maka
kecepatan tiap-tiap benda sebelum dan sesudah tumbukan adalah:
( ) (
1 1 2 2 A B A B
v v v v = )

B A
B A A B B
A
m m
m m v v m
v
+
+
=
) ( . . 2
1 1
2


B A
B A B A A
B
m m
m m v v m
v
+
+
=
) ( . . 2
1 1
2

(
2 2 A B
v v )
)
adalah selisih keceptan B relative terhadap A setelah tumbukan,
Sedangkan adalah selisih keceptan B relative terhadap A sebelum tumbukan. (
1 1 A B
v v
J adi kecepatan relative pada tumbukan sentral dan elastis sempurna besarnya tetap
tetapi arahnya membalik.

Pada tumbukan elastis sempurna koefisien restitusi yang besarnya: 1
1 1
2 2
=

=
A B
A B
v v
v v
e ,
Sedangkan pada tumbukan elastis sebagian nilai e <1.

Pada keadaan khusus yakni kecepatan benda B sebelum tumbukan nol (v
B1
=0), maka
persamaan :
B A
B A A B B
A
m m
m m v v m
v
+
+
=
) ( . . 2
1 1
2
dapat ditulis :
B A
B A A
A
m m
m m v
v
+

=
) (
1
2

Dan persamaan :
B A
B A B A A
B
m m
m m v v m
v
+
+
=
) ( . . 2
1 1
2
dapat ditulis:
B A
A A
B
m m
v m
v
+
=
1
2
. . 2


27
Peristiwa tumbukan antara dua benda A dan B mengakibatkan adanya
perpindahan tenaga kinetic dari benda yang satu ke benda yang lain.
Dalam kasus benda A menumbuk benda B, perbandingan antara tenaga kinetic
benda A terhadap energi kinetic benda B setelah tumbukan adalah:

1
2
2 2
. . .
2
1
KA
B A
B A
A A KA
E
m m
m m
v m E

= =

1 2
2
2 2
.
) (
. . 4
. .
2
1
KA
B A
B A
B B KB
E
m m
m m
v m E
+
= =
Perbandingan antara energi kinetic yang diperoleh B dengan energi kinetic yang dilepas
A adalah:


TUGAS
1. Sebuah peluru 15 g bergerak dengan kecepatan 300 m/s melewati sebuah lapisan
tebal foam (busa) plastic dengan tebal lapisan (x) =0,02 m, dan muncul dengan
keceptan 90 m/s. Berapakah gaya rata-rata yang menghalangi gerakan memlalui
plastic tersebut?
2. Sebuah bola massanya 0,1 kg bergerak lurus ke kanan dengan keceptan 15 m/s
menumbuk bola lain yang massanya 0,2 kg bergerak ke kanan dengan kecepatan 5
m/s . Tentukan:
a. Kecepatan masing-masing bola setelah tumbukan ?
b. Perbandingan antara energi kinetic bola kedua setelah tumbukan dengan energi
kinetic bola pertama sebelum tumbukan?
3. Diskusikan aplikasi praktis impuls, momentum dan tumbukan dalam teknik mesin!


28
BAB VII. KERJA, USAHA DAN ENERGI

TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami batasan dari kerja, usaha dan energi
2. Mahasiswa memahami bentuk-bentuk energi.

USAHA, ENERGI, DAYA
USAHA
Jk sebuah gaya F bekerja pada sebuah benda sehingga benda tersebut bergeser sejauh
(d), mk Usaha (W) didefinisikan sebagai hasil perkalian scalar antara gaya (F) dengan
jarak pergeseran (d).
Secara scalar usaha (W) dpt diartikan sebgai hasil perkalian antara komponen gaya yg
searah/sejajar dengan lintasan/perpindahan (d).

d Cos F W . . =
Jk dlm 3 dimensi k F j F i F F
z y x
) ) )
+ + = dan
Linatsan (d) = maka Usaha (W) adalah: k z j y i x

+ +
z F y F x F W
z y x
+ + =
Perhatikan bahwa adalah sudut antara vector gaya dan vector perpindahan, jk (F) dan
(d) searah, cos = cos 0 = 1 dan
W = F. d
Tetapi jk (F) dan (d) berlawanan arah, maka
cos = cos 180 = -1 dan W = - F. d , yakni Usaha negative.

29
SATUAN USAHA di dalam SI adalah Newton.meter yg disebut Joule (J)
1 Joule (J) adalah Usaha yg dilakukan dengan gaya 1 N utk memindahkan benda sejauh
1 m searah dengan gaya.
Satuan lain adalah : erg , 1 erg = 10
-7
J
Foot-pon (ft.lb), 1 ft.lb = 1,355 J

ENERGI
adalah Kemampuan benda/sesuatu untuk melakukan usaha.
ENERGI KINETIK (E
k
) sebuah benda adalah Kemampuan benda tersebut melakukan
usaha karena bergerak.
Jk benda yg bermassa (m) mempunyai kecepatan (v), mk energi kinetic translasinya
adalah:

2
. .
2
1
v m E
k
= , satuannya adalah Joule (J).

ENERGI POTENSIAL GRAVITASI (E
P
) sebuah benda adalah kemampuan benda
tersebut melakukan usaha karena kedudukannya dalam medan gravitasi, jika massa (m)
jatuh bebas sejauh (h), benda itu dpt melakukan usaha sebesar m.g.h, yg dapat ditulis:
E
P
= m. g . h , Satuannya adalah Joule (J)

Usaha untuk mengangkat benda dari y
1
ke
y
2
adalah:
W
ext
= m. g. (y
2
y
1
)
Ketika benda bergerak dari y
1
ke y
2

,Geravitasi jg bekerja:
W
G
= - m . g . (y
2
y
1
)

30
Jenis lain dari Energi potensial yg berhubungan dengan bahan-bahan Elastis


Bagi seseorang yg memegang pegas teregang
atau tertekan sejauh (x) dari panjang
normalnya, dibutuhkan Gaya (F
p
) yg
berbanding lurus dengan x,
yaitu: F
p
= k . x
Dimana k = konstanta pegas (ukuran
kekakuan pegas). Pegas itu sendiri
memberikan gaya dengan arah yg berlawanan
:
F
S
= - k . x
Karena F
p
berubah-ubah secara linier dari nol pada posisi tidak meregang sampai k.x
ketika direntangkan sepanjang (x), mk gaya rata-rata adalah [ ] x k x k F . .
2
1
. 0 .
2
1
= + =
sehingga Kerja yg dilakukan: W =
2
. .
2
1
) .( . .
2
1
. x k x x k x F
P
= =
Sehingga Energi Potensial Elastik = E
p_elastik
=
2
. .
2
1
x k
KEKEKALAN ENERGI : Energi tdk dpt diciptakan begitu saja, dan jg tdk dpt
dimusnakan begitu saja, Energi hanya dpt berubah dari bentuk energi yg satu ke bentuk
energi yg lain .

31
Jika kita lihat Gbr, Energi potensial batu berubah menjadi energi kinetic sewaktu jatuh.


Jadi Energi Kinetik Total dpt dinyatakan
dengan:
E = E
k
+ E
p
y g m v m E . . . .
2
1
2
+ =
atau:
Energi Mekanik Total pada titik 1 =
Energi Mekanik Total pada titik 2.
2
2
2 1
2
1
. . . .
2
1
. . . .
2
1
y g m v m y g m v m + = +

Contoh soal
1. Sebuah anak panah kecil dengan massa 0,1 kg ditekan thp pegas did lm pistol
maianan seperti pada Gbr. Pegas (dengan konstanta pegas (k) = 250 N/m) ditekan
sejauh 6 cm dan dilepaskan. Jika anak panah lepas dari pegas ketika pegas tersebut
mencapai panjang normalnya (x = 0), Berapa laju yg didptkan anak panah?

32
2
2
2
2
2
1
2
1
.
2
1
. .
2
1
.
2
1
. .
2
1
x k v m x k v m + = +
0 . .
2
1
.
2
1
0
2
2
2
1
+ = + v m x k
( )
2
2
2
2
1 2
2
9
. 1 , 0
. 06 , 0 250
.
s
m
kg
m
m
N
m
x k
v =

= =
2. Sebuah Bola dengan massa (m)=2,6 kg, bermula dari keadaan diam, jatuh vertical
sejauh (h)=55 m, sebelum mengenai pegas yg digulung vertical, yg kemudian
tertekan sebesar Y = 15 cm.
Tentukan Konstanta pegas, jk massa pegas diabaikan. Ukur semua jarak dari titik di
mana bola menyentuh pegas yg belum tertekan utk pertama kalinya (pada ttk y=0).

Jawab:
Perubahan energi bola ketika jatuh dari ketinggian y
1
= h = 0,55m sampai y
2
= 0
pada saat menyentuh pegas :
2
2
2 1
2
1
. . . .
2
1
. . . .
2
1
y g m v m y g m v m + = +

0 + m.g.h = m.v
2
2
+ 0
dan ( )
s
m
m
s
m
h g v 28 , 3 55 , 0 8 , 9 . 2 . . 2
2
2
=

= =
Pada waktu bola menekan pegas Gbr (b) dan (c):
E (bola menyentuh pegas) = E (pegas tertekan)
2
3 3
2
3
2
2 2
2
2
. .
2
1
. . . .
2
1
. .
2
1
. . . .
2
1
y k y g m v m y k y g m v m + + = + +
33
saat di ttk 2 di mana bola baru menyentuh pegas, sehingga y
2
=0 dan v
2
=3,28
s
m
.
Pada saat di ttk 3 di mana bola berhenti dan pegas tertekan penuh, sehingga v
3
= 0
dan y
3
= - Y = -0,150 m, sehingga:
2 2
2
. .
2
1
. . 0 0 0 . .
2
1
Y k Y g m v m + = + +

+ = mgY mv
Y
k
2
2
2
.
2
1 2

[ ] Y g v
Y
m
k . . 2
2
2
2
+ =
m
N
m
s
m
s
m
m
Kg
k 1580 ) 15 , 0 ).( 8 , 9 ( 2 ) 28 , 3 (
) 150 , 0 (
) 6 , 2 (
2
2
2 2
=

+ =

DAYA
Daya rata-rata didefinisikan sebagai Kecepatan dilakukannya Kerja (= kerja yg
dilakukan dibagi waktu utk melakukannya), atau Kecepatan perubahan energi, yaitu:
Waktu
energi perubahan
Waktu
Kerja
rata rata daya P
_
_ = = =
Satuan dl SI = Joule per sekon
Atau 1 W(watt) = 1 J/s
Satuan Inggris = kaki-pon per sekon (kaki-pon/s)
Atau HorsePower (hp) = 550 kaki-pon/s
= 746 W.

TUGAS
1. Hitunglah Daya yang dibutuhkan sebuah mobil dengan massa 1400 kg, jika:
a. mobil mendaki bukit dengan kemiringan 10 dengan laju tetap 80 km/jam
b. mobil dipercepat sepanjang jln yg rata dari 90 smp 110 km/jam dlm 6 sekon utk
melewati mobil lain, dengan gaya penghambat pada mobil sebesar F
R
= 700 N
sepanjang jalan.
2. Buatlah 3 contoh aplikasi bab ini dalam teknik mesin!
34
BAB VIII PERPINDAHAN PANAS

TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami dasar dari perpindahan panas.
2. Membantu mahasiswa untuk memahami mata kuliah perpindahan panas pada
semester berikutnya.

PENDAHULUAN
Perpindahan panas (kalor) adalah ilmu yang mnempelajari gerakan panas pada suatu zat
atau berpindahnya kalor dari tempat asal ke tempat lain.

Cara perpiundahan panas dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Perpindahan panas secara hantaran (konduksi)
2. Perpindahan panas secara aliran (konveksi)
3. Perpindahan panas secara pancaran (radiasi)

Ketiga gerakan panas di atas akan mengalami hambatan pada media yang dilaluinya.
J umlah panas yang dipindahkan akan tergantung besarnya (luasnya) bidang pemindahan
panas dan juga tergantung pada perbedaan temperatur sumber (asal) panas dengan
tempat atau zat yang terkena panas.

Ilmu perpindahan panas merupakan dasar dari ilmu pengcoran, pengelasan, ketel uap,
pompa kompresor, motor bakar, teknik pendingin, turbin dan konversi energi.

Pemakaian praktis perpindahan panas yaitu pada teknologi pengecoran pada industri
baja dan logam lainnya. Teknologi pengenlasan pada struktur baja, pesawat kalor pada
pembankit listrik tenaga uap, nuklir, maupun uap serta industri dan peralatan lain yang
menggunakan panas sebagai sumber geraknya.

35
Perpindahan Panas Konduksi (hantaran) Perpindahan Panas Konduksi (hantaran)

T
o
T
1

Q
X

T

T
o
T
1




X
Sebuah batang besi panjang x, pada ujung kiri dipanaskan kemudian panas merambat
dari kanan ke kiri batang timbul tempertur T
1
dan panas yang dibuang sebesar Q.
Sebuah batang besi panjang x, pada ujung kiri dipanaskan kemudian panas merambat
dari kanan ke kiri batang timbul tempertur T
1
dan panas yang dibuang sebesar Q.

A
X
X
Q
T
o
T
2
T
1

q loss
A
X
X
k
T
o
T
1
q loss
T
2













Gradien negatif berarti penurunan terhadap panjang Gradien negatif berarti penurunan terhadap panjang
Dimana : q =J umlah kalor yang dipindahkan (watt) Dimana : q =J umlah kalor yang dipindahkan (watt)
k =Kondukrifitas (hantaran) bahan (w/m
o
C) k =Kondukrifitas (hantaran) bahan (w/m
A =Luas penampang yang terkena panas (m
2
) A =Luas penampang yang terkena panas (m
T =Perbedaan temperatur sepanjang bahan ditinjau (
o
C) T =Perbedaan temperatur sepanjang bahan ditinjau (
X =panjang bahan yang ditinjau (m) X =panjang bahan yang ditinjau (m)

o
C)
2
)
o
C)
q T
1
-T
2
atau
q -(T
1
-T
2
)
q - (T
1
-T
2
)
q
X
1

q
X
T T

) (
1 2

q
X
T T
A

) (
1 2

q
X
T T
k

) (
1 2

harga k tergantung bahan


X
T
A k q
X
T T
A k q

=


=
.
) (
.
1 2

36
Perpindahan Kalor Konveksi (Aliran)

q =h.A (T
w
T

)
Dimana :
A
q =J umlah kalor yang dipindahkan (watt)
h =koef. Perpin panas konveksi (w/m
2o
C)
A =Luas dinding sumber/ penerima
T


q
A
U
A n lira
panas(m2)
T
w

T
w
=Temperatur dinding (
o
C)
T

=Temperatur aliran bebas (


o
C)

Perpindahan kalor Radiasi (Pancaran)
q = . A . T
4




Berlaku untuk temperatur sekeliling (T
s
) =0
Atau sumber pancaran dari black body.
Dimana :
=konstanta proporsionalitas, =angka perbandingan =tetapan stepan boltzman
=5,669 x 10
-8
W/m
2
.K
4
A =luas bidang pancaran penerima/sumber
T =Temperatur bidang (oK)
q =kalor pancaran (W)

TUGAS :
1. Berilah contoh masing-masing proses perpindahan panas panas pada aplikasi teknik
mesin!
2. Diskusikan dengan kelompok anda tentang proses perpindahan panas pada
kendaraan bermotor dan morowave!
37
BAB IX HIDROLIKA

TUJUAN :
1. Mahasiswa mengetahui manfaat mekanika fluida/ Hidrolika.
2. Mahasiswa dapat menganalisa persoalan dalam teknik mesin yang terkait
dengan mekanika fluida.

PENGERTIAN TENTANG HIDROLIKA
Hidrolika berasal dari kata hydor dalam bahasa yunani yang berarti air.
Sedangkan pada perkembangan berikutnya ilmu ini membahas tentang sifat-sifat benda
cair yang digunakan untuk kepentingan manusia. Hidrolika dapat disebut juga mekanika
fluida, yaitu ilmu yang mempelajari gaya-gaya dalam fluida.
Hidrolika dapat dibedakan dalam dua bidang yaitu hidrostatika yang mempelajari zat
cair dalam keadaan diam dan hidrodinamika yang mempelajari zat cair dalam keadaan
bergerak. Dalam hidrodinamika dipelajari zat cair ideal yang tidak mempunyai
kekentalan dan tidak termampatkan. Sebenarnya di alam ini tidak ada zat cair yang
ideal, peng-ideal-an ini dilakukan untuk mempermudah analisa. Air dapat dianggap
sebagai zat cair yang ideal karena mempunyai kedekatan terhadap syarat cair ideal.
Selanjutnya pada pembahasan kali ini akan dibahas tentang sifat-sifat air.

Sifat-sifat zat cair
Fluida adalan zat cair yang dapat mengalir, yang mempunyai partikel yang
mudah bergerak dan mudah berubah bentuk tanpa pemisahan masa. Tahanan fluida
terhadap perubahan bentuk sangat kecil, sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti
ruangan atau tempat yang membatasinya. Fluida dibedakan menjadi dua yaitu cair dan
gas. Zat cair dan gas mempunyai sifat-sifat serupa meliputi :
1. Kedua zat ini tidak melawan perubahan bentuk
2. Keduanya tidak mengadakan reaksi terhadap gaya geser, yaitu gaya yang
bekerja sejajar dengan permukaan lapisan-lapisan zat cair atau gas yang
mencoba untuk menggeser lapisan-lapisan satu terhadap yang lain. Oleh karena
itu apabila ada sentuhan sedikit saja, dua lapisan yang saling berdampingan akan
bergerak.

38
Sedangkan perbedaan zat cair dan gas adalah :
1. Zat cair mempunyai permukaan bebas, dan massa zat cair hanya mengisi volume
yang diperlukan dalam suatu ruangan, sedangkan gas tidak mempunyai
permukaan bebas dan massanya akan mengisi seluruh ruangan.
2. Zat cair merupkan zat yang prktis tak termampatkan, sedangkan gas adalah zat
yang termampatkan.
Zat cair mempunyai sifat sebagai berikut
a. Rapat massa, berat jenis dan rapat relatif
Rapat massa atau massa jenis (rho) adalah massa zat cair setiap sautan volume
pada temperatur dan tekanan tertentu.
V
M
=
Dimana : M adalah massa (kg), V adalah volume (m
3
), sehingga rapat jenis atau
massa jenis (kg). air pada suhu 4
o
C dan tekanan 1 atm dalam satuan SI adalah
1000 kg/m
3
sedangkan dalam satuan MKS adalah 1000kgf/m
3
=1t/m
3
.

Berat jenis (gamma) adalah berat benda tiap satuan volume pada temperatur
dan tekanan tertentu. Berat suatu zat adalah hasil kali massa dan percepatan
grafitasi. Hubungan antara rapat massa dan berat jenis adalah :
g . =
Dimana : adalah berat jenis (N/m
3
), adalah rapat massa (kg/m
3
), sedangkan g
adalah percepatan gravitasi (m/dt
2
).

Rapat relatif adalah perbandingan antara rapat massa suatu zat cair dan rapat
massa air. Karena g . = maka rapat relatif juga dapat diartikan sebagai
perbandingan antara berat jenis zat cair dan berat jenis air pada suhu 4oC dan
tekanan 1 atm. Bilangan ini tak berdimensi dan diberi notasi S, dimana :
air
cair zat
air
cair zat
S

= =



39
b. Kemampatan Zat Cair
Kemampatan zat cair merupakan perubahan (pengurangan) volume karena
adanya perubahan (penembahan) tekanan yang ditunjukkan oleh perbandingan
antara perubahan tekanan dan perubahan volume terhadap volume awal.
V
dV
dP
K =
Dimana : K adalah kemampatan atau modulus elastisitas, dP (Pa) adalah
perubahan tekanan, dV (m
3
) adalah perubahan volume setelah penambahan
tekanan, V adalah voleme awal (m
3
). Tanda negatif (-) menunjukkan
pengurangan volume.

U
dU
y
dy
c. Kekentalan zat cair
Kekentalan adalah sifat dari zat cair untuk melawan tegangan geser pada waktu
bergerak atau mengalir. Kekentalan disebabkan karena kohesi (gaya tarik
menarik antara partikel zat sejenis) pada zat cair. Zat cair kental, seperti kecap,
sirop, oli mempunyai kekentalan besar, sedang zat cair encdr seperti air,
mempunyai kekentalan yang kecil.
Kekentalan (viscositas) dirumuskan dengan ;
dy
dU
=
Dimana : (tau) adalah tegangan geser (N/m
2
), (mu) adalah kekentalan
dinamik (N.d/ m
2
), dU adalah perbedaan kecepatan dan dy adalah perbedaan
ketinggian plat.
Kekentalan absolut dihubungkan dengan rapat massa membentuk :

=
Dimana : adalah kekentalan kinematik (m
2
/dt).





40
d. Tegangan permukaan
Molekul-molekul zar cair saling tarik-menarik di antara sesamanya dengan gaya
berbanding lurus dengan massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
antara pusat massa. Gaya tarik menarik ini adalah seimbang. Tetapi pada
permukaan antara zat cair dan udara, atau zat cair satu dengan yang lain.
Ketidakseimbangan ini menyebabkan molekul-molekul pada permukaan
melakukan kerja untuk membentuk permukaan zat cair. kerja yang dilakukan
untuk melawan gaya tarik ke bawah tersebut dikenal dengan tegangan
permukaan. Adanya tegangan permukaan tersebut menyebabkan terbentuknya
lapisan tipis pada permukaan zat cair yang mempunyai kemampuan untuk
menahan tegangan tarik.

e. Kapilaritas
Kapilaritas disebabkan oleh gaya adhesi dan kohesi. Di dalam tabung yang
dimasukkan ke dalam zat cair, jika kohesi lebih kecil dari adhesi maka zat cair
akan naik; jika kohesi lebih besar dari adhesi maka zat cair akan turun.

HIDROSTATIKA
Tekanan dalam zat cair
Pada zat cari diam, misal zat cair pada sebuah tangki permukaan selalu membentuk
garis horizontal dimana tekanannya adalah konstan. Zat cair pada tangki yang tebuka,
tekanan mengalami tekanan atmosfer, sedang jika tangki tertutup tekanan dapat
melebihi satu atmosfer.
Pada zat cair dalam, tidak terjadi tegangan geser antar zat cair, sehingga jika terdapat
benda dalam zat cair akan mengalami gaya-gaya yang ditimbulkan oleh tekanan zat
cair. Tekanan tersebut bekerja tegak lurus terhadap benda. Gaya-gaya tersebut tidak
tergantung dengan kekentalan zat cair.

Distribusi tekanan pada zat cair diam
Dalam gambar dibawah ini terdapat tiga tangki dengan isi zat cair yang sama, luas dasar
sama (A) dan kedalaman berbeda (h
1
h
2
h
3
).

41
W
1
=berat zat cair di atas dasar tangki =x volume tangki W
1
=berat zat cair di atas dasar tangki =x volume tangki
W
1
= x V
1
= x A x h
1
W
1
= x V
1
= x A x h
1
Dengan cara yang sama maka diketahui : Dengan cara yang sama maka diketahui :
W
2
= x A x h
2
dan W
3
= x A x h
3
W
2
= x A x h
2
dan W
3
= x A x h
3
Tekanan yang bekerja pada dasar tangki adalah Tekanan yang bekerja pada dasar tangki adalah
1
1 1
1
.
. .
h
A
h A
A
W
P

= = =
2 2
.h P = dan
3 3
.h P =
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tekanan suatu titik pada zat cair pada kondisi diam
tergantung dari kedalaman titik tersebut dari permukaan zat cair.
Persamaan dapat berkembang menjadi :
h g P . . =
0
. P h P + = jika di atas permukaan zat cair diberikan tekanan P
0
.
a
P h P + = . jika tangki terbuka dan memperoleh tekanan atmosfer (P
a
).

Bagaimana pula dengan konsep tekanan pada bejana berhubungan di bawah ini?


F
1 F
2
A
2
; P
2
A
1
P
1






Gambar bejana berhubungan di atas merupakan dasar sistem hidrolik (pemindah energi
dengan media zat cair) maupun sistem pneumatik (pemindah energi dengan media zat
cair). Fluida dianggap diam, maka distribusi tekanan disetiap tempat dalam bejana
sama. Sehingga berlaku rumus :
2 1
P P =
2
2
1
1
A
F
A
F
= atau
2 2 2 1 1 1
. . P A F dan P A F = =
42
HIDRODINAMIKA
Analisa terhadap zat cair yang mengalir pada sebuah pipa dengan perbedaan luas
penampang dapat diterangkan sebagai berikut :

P
2
A
2
V
1 V
2
y
1
y
2
L
1
P
1
A
1
L
2
Usaha yang dilakukan terhadap sistem adalah P
1
, A
1
, l
1
.
Usaha yang dilakukan oleh sistem adalah P
2
, A
2
, l
2
Usaha netto yang dilakukan terhadap sistem P
1
, A
1
, l
1
- P
2
, A
2
, l
2

( )
2
1
2
2
.
2
1
V V m kinetik Energi =

Usaha netto =E
k
+E
p
Energi Potensial =m.g (y
2
-y
1
)
Keseimbangan energi :
( ) ( ) ( )
2
2
2 2
1
2
1 1
1 2
2
1
2
2 2 1
. 2 . . 2 .
2
1
y
g
V
g
P
y
g
V
g
P
y y m.g. V V .m P P
m
+ + = + +
+ =


Asas bernouly :
c y
g
V
g
P
= + +
. 2 .
2


TUGAS :
1. Sebutkan aplikasi dari bab ini dalam teknik mesin!
2. Gambarkan diagram kecepatan zat cair yang melewati pipa !
3. Apa hubungan antara debit, tekanan, luas panampang saluran dan kecepatan alir?
43
BAB XI LISTRIK

TUJUAN :
1. Mahasiswa memahami proses terbentuknya listrik
2. Mahasiswa memahami perbedaan rangkaian seri dan parallel.
3. Mahasiswa memahami perhitungan dasar listrik.

PENGERTIAN DASAR TENTANG LISTRIK







Timbulnya listrik disebabkan adanya suatu gerakan elektron yang berputar
secara beraturan mengelilingi inti atom dalam beberapa lapisan (orbit), elektron terluar
dari orbit (elektron bebas) cenderung untuk berpindah ke atom lain. Akibat perpindahan
elektron bebas, terjadilah kekosongan di dalam atom dan segera diisi oleh elektron dari
atom lain. Apabila pergerakan elektron bebas ini dapat teratur, maka akan timbul aliran
listrik.
Pembangkit listrik :
A. Perubahan dari energi Kimia pada ACCU

d
a
b
c
a. Plat (-) timah hitam (Pb) bereaksi dengan asam sulfat (SO
4
) sehingga
membentuk PbSO
4
.
b. Plat (+) timah plumbum peroksid (PbO
2
) beraksi dengan dengan SO4
membentuk PbSO
4

44
c. H2SO4 asam sulfat (elektrolit) jika sudah beraksi membentuk kutub
positif dan negatif listrik maka berangsur-angsur akan berubah menjadi
H2O
d. Separator berfungsi sebagai pembatas antara muatan positif dan muatan
negatif.


B. Magnetis





Gerakan antara kumparan dan magnet. Komposisi dapat berupa kumparan yang
berputar dalam medan magnet ataupun magnet yang berputar dalam kumparan.

Listrik akan mudah dialirkan oleh benda yang mempunyai elektron bebas (konduktor)
seperti : tembaga , besi. Sedangkan benda yang sulit atau tidak dapat mengalirkan arus
listrik disebut isolator, seperti plastik, keramik.

Tegangan listrik adalah perbedaan potensi yang ada pada arus listrik. Tegangan listrik
dinyatakan dalam volt (V), diukur dengan voltmeter. 1 volt adalah 1 ampere arus dan 1
ohm hambatan. Dirumuskan sebagai
V =I . R
Sedangkan daya listrik dirumuskan :
P =V . I atau P =I
2
. R
Dimana : V adalah tegangan listrik (volt), I adalah arus listrik (Ampere), R adalah
hambatan listrik (ohm), P adalah daya listrik (watt).

Arus listrik adalah banyaknya elektron yang mengalir karena selisih muatan positif dan
negatif dinyatakan dalam satuan ampere.

45
RANGKAIAN HAMBATAN
Rangkaian seri :

R
s
=R
1
+R
2
+R
n
V =I.R
s
V
1
=I.R
1
; V
2
=I.R
2 ;
V
n
=I.R
n
V =V
1
+V
2
+V
n
Dimana : Rs adalah hambatan seri dalam ohm ()

Rangkaian Paralel

n p
R R R R
1 1 1 1
2 1
+ + =
I =I
1
+I
2
+I
n
n p
R
V
R
V
R
V
R
V
+ + =
2 1

n
n
R R R
I I I
1
:
1
:
1
: :
2 1
2 1
=

Rangkaian Seri dan Paralel :

R
t
=R
3
+R
p
46
2 1
2 1
2 1
2 1
2 1
.
.
1 1 1 1
R R
R R
R
R R
R R
R R R R
p
p p
+
=
+
= + =
2 1
2 1
3
.
R R
R R
R R
t
+
+ =
2 1
2 1 2 3 1 3
. . .
R R
R R R R R R
R
t
+
+ +
=

TUGAS
1. Hitunglah hambatan, kuat arus dan tegangan pada rangkaian dibawah ini :

Diketahui : R
1
=R
2
=R
3
=R
4
=R
5
=R
6
=5 ohm
2. Diskusikan dengan kelompok anda, tentang pembangkit tenaga listrik energi atom!
47
DAFTAR PUSTAKA

Alonso, M., dan Finn, E.F., 1980, Fundamental University Physics, Addison Wesley
Publishing Co., New York.
engel,Y.A., dan Boles, M.A., 2006, Thermodynamics: An Engineering Approach 5
th
ed, McGraw-Hill, New York.
Giancoli, D.C., 1998, Physics, 5 th Edtion, Prentice Hall, New York
Gieck, K., 2000, Kumpulan Rumus Teknik, PT. Pradnya Paramita, J akarta.
Holman, J .P., 1984, Perpindahan Kalor, Erlangga, J akarta
Mulyadi, L.S., 2000, Perbaikan Sistem Kelistrikan Otomotif, Armico, Bandung.
Schaum Outline Series, 1977, College Physics , Mc graw Hill, New York.
Sears, F.W. dan Zemansky,M.W., 1962, University Physics, Addison Wesley
Publishing Company, New York
Triatmodjo, B., 1994, Hidaulika 1, percetakan UGM press, Yogyakarta.


iii

Anda mungkin juga menyukai