Semester Gasal
MATERI
I. PENDAHULUAN
II. VEKTOR
A. DEVINISI
B. PENJUMLAHAN VEKTOR
C. PERKALIAN VEKTOR
III. GERAK LURUS :
A. JARAK, KECEPATAN dan PERCEPATAN
B. GERAK LURUS BERATURAN
C. GERAK LURUS TIDAK BERATURAN
IV. GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR :
A. GERAK PELURU
B. GERAK MELINGKAR
C. BESARAN ANGULAR
Antara Lain :
1. Mesin Listrik 2. Teknik Komputer
3. Bahan Listrik 4. Elektronika
5. Teknik Transmisi 6. Robotika
7. Teknik Informasi, dll
2. Hubungan Fisika dan Ilmu Pengetahuann lain:
A. PENGUKURAN :
→ Membandingkan suatu besaran dengan besaran
standar
→ Fisika termasuk ilmu pengatahuan eksakta yang
berdasarkan pengukuran
→ Pengukuran mempunyai batas ketelitian, baik dari
alat ukur maupun terhadap pengukurnya. Semakin kecil
perbedaan pengukuran (ketelitian baik), semakin baik
pengukuran tersebut.
Contoh :
1 9
2 10
3 11
4 12
5 13
6 14
7 15
8
B. Besaran, Demensi dan Satuan
I. BESARAN → Sesuatu yang dapat diukur
a. Memiliki tujuh besaran pokok, yaitu :
1. Panjang (l = m) 5. Temperatur Thermo (T=Kelvin/K)
2. Masa (m=kg) 6. Intensitas Penyinaran (Cd= Candle)
3. Waktu (t=detik) 7. Banyaknya Zat (Molekul=mol)
4. Arus Listrik (I=Ampere)
b. Besaran di dalam FD.Mekanika merupakan kombinasi dari besaran yang
lebih mendasar, seperti kecepatan = panjang x waktu
c. Besaran masa, seperti yang disebutkan dalam tabel berikut :
2. Satuan Statis :
→ Satuan dasar : panjang, gaya, waktu
→ Terdiri dari :
Contoh :
1. Menentukan gaya :
Tabel Satuan SI
TUGAS- I → dikumpulkan minggu depan sesuai jadwal kelasnya.
dengan :
Contoh :
2. KOMPONEN VEKTOR
dengan :
= masing-2 merupakan komponen vektor
C. Penjumlahan Vektor
1. Metode Grafik :
Penjumlahan untuk dua vektor
Penjumlahan vektor > dua vektor
3. Metode Segitiga
4. Metode Poligon :
5. Metode Uraian :
Besar vektor R :
Arah vektor R :
D. Perkalian Vektor
A = vektor
k = konstanta
C = vektor
Dengan :
E. Vektor Satuan :
dengan :
1. Posisi :
+
Arah partikel
-
2. Kecepatan rata-rata
atau
atau
4. Percepatan sesaat :
5. Percepatan rata-rata :
Dari gambar di atas, kecepatan partikel A = v1 dan kecepatan partikel
B=v2, maka selisih kecepatan/ selang waktu disebut percepatan rata-2,
secara matematika dinyatakan :
atau
dan
B. Gerak Lurus Beraturan
Berdasarkan persaqmaan dv = a dt →
Sehingga :
v2 = v1 + a (t2 – t1)
Hubungan pergeseran x dengan selang waktu t ,
dan
Yang mana xo dan vo merupakan kondisi awal dari gerak partikel searah
dengan sumbu x. Nilai x, v dan a dapat bertanda positif / negatif, berikut
grafik kecepatan dan pergeseran pergerakan dengan percepatan konstan.
C. GerakLlusrus Berubah Beraturan
1. Gerak Jatuh Bebas
sehingga;
dan
Karena kecepatan arah subu x = tetap, arah y = berubah beraturan, jika :
r = i.x + j.y
x = Vox.t r = (i.Vox + j.Voy).t – ½.g.t2
y = Voy.t – ½.gt2
Nilai x dan Y merupakan koordinat
atau
posisi peluru sebagai fungsi waktu
y = voy.t – ½ gt2
dengan tB = 2.vo.sin / g
y = 0
Contoh :
4. Gerak Melingkar
Gerak melingkar beraturan adalah suatu gerak dimana besar
kecepatan dan percepatannya konstan dengan arah berubah setiap
saat. Arah kecepatan di suatu titik = arah garis singgung lingkaran
Arah percepatan selalu mengarah ke pusat lingkaran.
Jika sebuah benda bergerak mengelilingi lingkaran dengan jari2 = R,
kecepatan benda = v, panjang busur = s = R., maka :
1. = kecepatan sudut =
= 2..f = rad/detik
2. f = frekuensi = hetz
3. P = T = periode = detik
4. = .t = sudut A-B
5. R = jari-jari = m
6. v = kecepatan = m/det
Apabila kecepatan (posisi sudut) pada setiap saat, menjadi :
Jika pada gerak melingkar beraturan tidak ada percepatan sudut, maka
Tidak ada percepatan tangensial, namun percepatan sentripetal yang
akan merubah arah gerak kecepatan, yang mana nilai = tetap,sehingga
Percepatan total benda/partikel adalah :
Jika gaya centrripetalnya < komponen gaya normal (N) pada arah
sejajar jalan, maka mobil dapat bergerak pada tikungan tanpa
terlempar.
Apabila sudut kemiringan = , maka :
N = N.sin + N.cos.
dengan :
N.sin = m.v2 / r
tg. = v2./ r.g
N.cos. = m.g
Jika jalan mempunyai koefisien gesek = s, maka persamaan gaya normal N
menjadi :
N sin. + N.s = m.v2 / r
dan
N.cos. = m.g
T.cos
l
T.sin
r
m.g
4.3 Gerak Relatif
Gerak Relatif merupakan perpaduan 2 buah gerak lurus beraturan
Misal : sebuah kapal laut bergerak dengan kecepatan v1, di atas kapal
seorang penumpang bergerak dengan kecepatan v2 dan membentuk
sudut terhadap gerak kapal. Jika perpindahan kapal = s1, perpindahan
penumpang = s2, maka vektor perpindahan penumpang yang diam
adalah :
s = s1 + s2
Jika kapal bergerak selama t detik, maka :
s1 = v1.t
dan s = (v1 + v2).t atau s = v.t
s2 = v2.t
Diagram gerak relatif v1 dan v2
F = m.a
B. HUKUM NEWTON
p = momentum
Jadi :
▪ Gaya adalah perubahan momentum per satuan waktu
▪ Masa adalah ukuran dari inersia, berarti dua benda m1 > m2
diberi gaya F yang sama → a1 < a2
▪ Dengan gaya yang sama, masa (inersia) yang lebih besar
mendapatkan percepatan yang lebih kecil
▪ Hukum ini berlaku pada gerak pusat masa
B.3. Hukum Newton – III → berlaku untuk dua sistem
Jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda yang kedua
ini mengerjakan gaya pada benda yang pertama yang besarnya = gaya yang
diterima tapi arahnya berlawanan arah.
Atau dapat dinyatakan bahwa :
yang mana :
Faksi = gaya yang bekerja pada benda
Freaksi = gaya reaksi benda akibat gaya aksi
Jadi gaya selalu muncul berpasangan dan tidak pernah ada gaya yang
muncul sendirian, misal : gaya gravitasi bumi (lihat gambar)
Gaya aksi = berat benda = W = mg (akibat dari
tarikan bumi, abaikan gaya-2 yang lain)
Gaya reaksi = WR = gaya pada bumi (akibat dari
tarikan benda ) → WR = - W
Karena besar percepatan benda = bumi seperti
halnya gaya W, maka dianggap bumi = tetap/diam
C. MACAM GAYA
Jika bidang benda sentuh tidak licin, maka gaya kontak mempunyai komponen
sepanjang bidang sentuh → disebut gaya gesek statik
Jika bidang sentuh licin yang menyebabkan benda dalam keadaan bergerak
→ disebut gaya gesek dinamik.
Gaya gesek statik mempunyai batas maks.
yang sebanding dengan gaya normal N
dan konstanta perbandingan s, besar
koefisien gesek statis dinyatakan :
Fsmax = µs. N
C.4. Gaya Tegang Tali
Gaya tegangan tali disebut juga sebagai tegaangan tali, yaitu gaya yang bekerja
pada ujung-ujung tali karena tali tersebut tegang.
Jika tali dianggap ringan, maka gaya tegangan tali pada kedua ujung tali yang
sama dianggap sama besarnya.
D. MOMEN INERSIA
Inersia adalah kecenderungan suatu benda untuk tetap diam atau tetap
bergerak lurus dengan kecepatan tetap → bergerak lurus beraturan.
Hukum Newton I juga disebut sebagai Hukum Inersia, dan berlaku pada
suatu kerangka inersia.
Kerangka inersia didefinisikan sebagai suatu kerangka acuan yang tidak
dipercepat. Kerangka inersia dapat berupa kerangka diam atau kerangka yang
bergerak beraturan dengan kecepatan tetap.
Contoh :
Karena bumi = kerangka inersia dan kereta api = kerangka inersia, maka
gaya ataupun percepatan yang dialami oleh suatu benda yang dilihat dan
yang dialami oleh seseorang tersebut adalah sama besar.
E. MASSA
Massa inersia atau lebih dikenal dengan massa didefinisikan sebagai ukuran
inersia dan tidak tergantung pada tempat.
Massa suatu benda menunjukkan berapa besar kecenderungan suatu benda
untuk tetap diam atau bergerak lurus beraturan. Sataun SI → massa = kg
Lebih sulit mempercepat benda yang bermassa besar, jika dibandingkan dengan
benda yang bermassa kecil.
Contoh :
Jika suatu gaya bekerja pada massa m1 dan percepatan yang dihasilkan =
a1. Kemudian suatu benda yang mempunyai gaya yang sama mempunyai
massa m2, dengan percepatan a2, maka akan diperoleh perbandingan
kedua massa yang merupakan perbandingan terbalik, seperti yang
dinyatakan dalam persamaan :
F. BERAT
Berat adalah gaya yang dilakukan oleh bumi terhadap sebuah benda.
Berat suatu benda adalah resultante gaya gravitasi pada benda itu, akibat
benda-benda di alam semesta ini. Berdasarkan Hukum Newton II, berat
dinyatakan sebagi :
W=mg
Tabel : Satuan Gaya
VI. KESETIMBANGAN
A. SYARAT KESETIMBANGAN
Jika benda dalam kesetimbangan, maka jumlah gaya reesultante = nol, secara
metamatis dinyatakan dalam :
dan
Titik tangkap = r :
Maka :
Mx My Mz
→ C = F.r . Sin (r = l)
B.2. Gaya-2 Sejajar (paralel) → gaya-2 yang berpotongan di suatu titik tak
terhingga
Syarat :
▪ Resultante dari gaya-2 sejajar mempunyai arah = gaya-2 tsb
▪ Besarnya = resultante gaya tsb
Besarnya gaya resultante R ini mungkin :
▪ sebuah gaya resultante R yang sejajar dengan sistem
▪ suatu kopel
▪ nol, jika :
atau R.x = Mo
dengan :
Pusat massa m5
m4
m1
m2 m3
❖ Jika gaya-gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah gaya berat Fw),
gaya normal (FN) dan gaya gesek (Fs), maka :
N Gaya Fx > Fs → benda bergerak
F kekanan
Fy
Gaya Fy < W → bendah menyentuh
Fx
lantai (N > 0)
W
Gaya Fy > W → benda bergerak lepas
W = W1 + W2 + W3 F1 2
dan 1
W = F.s.cos 3
F3
dengan :
W1 = F1.s.cos 1
W2 = F2.s.cos 2
W3 = F3.s.cos 3
2. Transfer energi
3. Kerja
dengan :
Apabila permukaan bumi = potensial nol dan krtinggian > 1000 km, maka
kecepatan gravitaasi dianggap konstan, sehingga akan diperoleh :
Contoh :
Seorang pembalap dan sepeda balapnya mempunyai massa = 100 kg,
bergerak menanjak mendaki sebuah gunung dengan ketinggian 500 m,
kemudian menuruni sebuah lereng sejauh 7500 m.
Tentukan :
a. Besar energi potensial dipuncak gunung dan ditempat pembelap berhenti,
dimana titik acuannya adalah tempat sebelum pembalap menanjak.
b. Perubahan energi potensial ketika pembalap menuruni lereng s/d berhenti.
Jawab :
a.
▪ tarikan
▪ penekanan
Contoh :
matematis dinyatakan :
Dengan :
Contoh :
Jawab :
m = 750 kg
v = 30 m/det
Pada saat mobil direm, maka mobil akan berhenti → energi kinetik = 0
F v1 v2
P = W / t = F. s/t
P = F.v
Efisiensi = rasio antara daya keluaran dan daya masukan, secara matematik
dinyatakan dalam persamaan :
Efisiensi tidak punya satuan maupun dimensi. Satuan kWh = kilowattjam adalah
Satuan nenergi, bukan satuan daya.
Contoh :
Air terjun dengan ketinggian 50 m, mengalirkan air sebanyak 300.000 kg
per menit. Air terjun ini digunakan untuk memutar generator,menghasikan
Daya sebesar 650 kwatt. Jika g = 10 m/det2.
Tentukan efisiensi dari generator.
Solusi :
Massa air yang jatuh = m = 300.000kg/60 det = 5000 kg/det.
Besar usaha = W = Ep = mgh
W = 5000 kg/set. 10 m/det 2 . 50 m = 2.500.000 joule/det.
Nilai W = nilai masukan dari generator dan keluaran generator = 650 kw =
650.1000 joule/det , maka :
Eff. = (650.000 / 2500.000) x 100 % = 26 %
Em = Ek + Ep = konstan
Em = konstan
B. IMPULS
Adalah hasil kali antara gaya dan lamanya gaya tersebut bekerja. Secara
matematis dinyatakan dalam :
F (N)
to t1 t = det
Contoh :
Sebuah benda dengan m = 2 kg bergerak lurus beraturan dengan kecepatan
v1 = 20 m/det, tiba-2 ada gaya yang bekerja pada benda tersebut searah dengan
gerak benda sebesar 50 N selama t = 0,2 detik.
Tentukan :
a. Besarnya impuls gaaya pada benda?
b. Momentum benda sebelum dan sesudah dikenai gaaya?
c. Perubahan momentum?
Solusi :
a. Besar Impuls (I) = F. t = 50.0.2 = 10 Ndet
b. Momentum sebelum dikenai gaya = p1
p1 = m.v1 = 2 .20 = 40 kg.m/det.
Momentum setelah dikenai gaya
a = F / m = 50 / 2 = 25 m/det2
v2 = v1 + a.t = 20 + 25.0,2 = 20 + 5 = 25 m/det
p2 = m.v2 = 2 kg.25m/det = 50 kg.m/det
c. Perubahan momentum (p)
p = p2 - p1 = 50 – 40 = 10 kg.m/det
Dari hasil perhitungan soal a) = soal c), hal ini menunjukkan bahwa :
Impuls gaya = perubahan momentum
Jumlah momentum benda sebelum dan setelah tumbukan adalah sama, maka :
pA + pB = p’A + p’B Hukum Kekalan Momentum
Contoh :
Solusi :
m1 : m2 = 2 : 5 → m1 = 2 dan m2 = 5
Setelah benda pecah, kecepatan benda m1 → v1 = - 25 m/det
terlempar m1 m2
meluncur keatasm gaya rata-2 yang dikerjakan gas pada roket disebut
m
T = 2
k
B.4. Ayunan Bandul
Sedangkan pada ayunan bandul sederhana, jika panjang tali = L
maka periodenya adalah
l
T = 2
g
y = simpangan (m)
y = A sin ωt = A sin 2πft A = amplitudo (m)
ω = kecepatan sudut (rad/s)
f = frekuensi (Hz)
t = waktu tempuh (s)
Jika pada saat awal benda pada posisi θ0, maka
t 0
= 2π + = 2 π
T 2π
t
= + 0
T 2π
t −t
= 2 − 1 = 2 1
T
C.2. Kecepatan Gerak Harmonik Sederhana
Untuk benda yg pada saat awal θ0 = 0, maka kecepatannya adalah
dy d
v= = ( A sin ωt ) = A cos ωt
dt dt
Nilai kecepatan v akan maksimum pada saat cos ωt = 1, sehingga
kecepatan maksimumnya adalah
vm = A
Kecepatan benda di sembarang posisi y adalah
vy = A − y
2 2
C.3. Percepatan Gerak Harmonik Sederhana
Untuk benda yg pada saat awal θ0 = 0, maka percepatannya
adalah
dv d
a = = ( A cos ωt ) = − 2 A sin ωt = − 2 y
dt dt
am = A 2
Ek = 12 kA2 cos2 ωt
Energi potensial elastis yang tersimpan di dalam pegas untuk setiap
perpanjangan y adalah
d 2x
F = - kx
F = ma → − kx = m
dt 2
d 2x k
a= 2
= − x
dt m
Percepatan berbanding lurus dan arahnya berlawanan dengan
simpangan. Hal ini merupakan karakteristik umum gerak harmonik
sederhana :
d2x k d2x k
2
=− x → 2
+ x=0
dt m dt m
Dari persamaan berikut :
d 2x k
2
+ x = 0 dengan x = A sin(t + ) ,
dt m
dx
maka : = v = A cos(t + )
dt
d 2x
2
= a = − 2
A sin( t + ) = − 2
x
dt
Sehingga akan diperoleh :
k k
− x + x = 0 → =
2 2
m m
k
=
m
Kecepatan maksimum = A, terjadi pada saat a = 0
Percepatan maksimum = 2 A, terjadi pada saat v = 0
Dengan :
x = Simpangan
A = Simpangan maksimum/Amplitudo [m]
= Frekuensi sudut [radian/s] = 2 f
= Fasa awal [radian]
t+ = Fasa [radian]
f = Frekuensi [Hertz]
IX, MOMENTUM , IMPULS dan
TUMBUKAN
to t1 t = det
B.2. TUMBUKAN
B,3, Tumbukan dan Hukum Kekalan Momentum
Pada sebuah tumbukan selalu melibatkan dua atau lebih benda.
Misal bola A bergerak mendatar kekanan dengan momentum mA.vA,
kemudian bola B bergerak kekiri dengan momentum mB.vB
Pada peristiwa tumbukan, jumlah momentum benda A dan B sebelum dan setelah
tumbukan tetap, selama tidak ada gaya luar yang bekerja pada kedua benda
Tersebut, secara matematik dinyatakan dalam :
Jumlah momentum benda sebelum dan setelah tumbukan adalah sama, maka :
pA + pB = p’A + p’B Hukum Kekalan Momentum
B.5. HK.KEKELAN MOMENTUM dan ENERGI
m1, u1 m2,u2
m1, v1 m2,v2
e = koefisien ristitusi
X. PERPINDAHAN PANAS
A. PENGERTIAN DASAR
dT
q = − kA
dx
dengan ::
q = Laju perpindahan panas (w)
A = Luas penampang dimana panas mengalir (m2)
dT/dx = Gradien suhu pada penampang, atau laju perubahan suhu T
terhadap jarak dalam arah aliran panas x
k = Konduktivitas thermal bahan (w/moC)
A.2. Perpindahan Panas Konveksi
q = δ A (T 14 – T 24)
Dimana :
δ = Konstanta Stefan-Boltzman = 5,669 x10- 8 w/m2 k4
A = Luas penampang
T = Temperatur
A.4. Perpindahan Panas Karena Penguapan
Radiasi
Penguapan
Radiasi
Konveksi
Konduksi
Contoh Perpindahan Panas
Konduksi
Konveksi
Radiasi
B. KONDISI KEADAAN TUNAK
A C
E RA RB RC
G
D
x A x B x C
K A.A K B .A K C .A
1 2 3 4 5
(a) (b)
Gambar.2 : Analogi Listrik dari Gambar.1
(a) Aliran kalor (b) Analogi listriknya
dT
q = − KA
dr
ro
dT
q = −2rlK
q ri
L
dr
2KL(Ti − To )
q =
Ln(ro / ri )
Dengan kondisi batas : T = Ti pada r = ri ;
T = To pada r = ro
Analogi Listrik untuk silinder - radial
q = U0 .A.Tmenyeluruh
Dimana :
Uo = koefisien perpindahan kalor menyeluruh
A = luas bidang aliran kalor
ΔTm = beda suhu menyeluruh
L L
Laju aliran panas yang dibangkitkan disini sama dengan rugi kalor pada
permukaan, dan untuk mendapatkan besar suhu pusat:
qL2
To = + Tw
2K
Dengan cara yang sama, untuk silinder dengan sumber kalor:
qR 2
To = + Tw
4K
Laju aliran panas yang dibangkitkan disini sama dengan rugi kalor pada
permukaan, dan untuk mendapatkan besar suhu pusat:
2
qL
To = + Tw
2K
Demikian halnya untuk silinder dengan sumber kalor:
qR 2
To = + Tw
4K
Perhatikan sebuah benda dua dimensi yang dibagi atas sejumlah jenjang yang
kecil yang sama pada arah x dan y seperti terlihat pada gambar:
m,n+1
∆y
∆x
m,n-1
Jika ∆x =∆y maka gradien suhu :
T
q = − k .x.
y
XI. MEKANIKA FLUIDA
1. Padat 4. Plasma
ZAT 2. Cair 5. Padat Plastik
3. Gas
dan
B.2. Kemampatan Fluida (K) :.
P= F/A atau P = dF / dA
dengan :
P = Po + .g.h
dengan :
po = tekanan di permukaan
1 atm = 76 cmHg = 1,015. 105 N/m2
B.7. Tekanan Hidrostatika → tekanan yang disebabkan oleh fluida tak
bergerak
Dengan :
Ph = tekanan hidrostatis (N.m2)
g = percepatan gravitasi (m/det2)
h = kedalamam titik permukaan fluida (m)
Hk.Archimedes :
Setiap benda yang berada dalam suatu Fluida, maka akan
benda tersebut akan mengalami gaya ke atas, yang disebut
dengan gaya apung sebesar berat air yang dipindahkan
C.1. Gaya Apung
Jika masa jenis benda < masa jenis fluida → benda akan mengapung
atau
E. HUKUM STOKES
dengan :
Q = A.v
Q1 = Q2
B. Persamaan Bernoulli
Hukum Bernoulli terdiri dari : Tekanan pada fluida, energi kinetik + energi
potansial dan rugi-rugi energi karena gesekan (friction loss).
Swcara matematis Persamaan Bernoulli dinyatakan sebagai :
CUKUP SAMPAI DISINI KULIAH FISIKA DASAR.I