Anda di halaman 1dari 72

1

RINGKASAN MATERI FISIKA

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN


1. Memahami prinsip-prinsip pengukuran dan melakukan pengukuran besaran fisika secara langsung
dan tidak langsung secara cermat, teliti dan obyektif.
Besaran Dan Satuan
No Besaran Satuan Dimensi
1 Panjang meter [L]
2 Massa kilogram [M]
3 Waktu sekon [T]
4 Arus Listrik ampere [I]
5 Suhu kelvin [θ]
6 Jumlah Zat mol [N]
7 Intensitas Cahaya kandela [J]
Jangka Sorong dan Mikrometer Sekrup
Jangka sorong dan mikrometer sekrup adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur panjang sebuah
benda secara sangat teliti (dalam ukuran mm).

Angka Penting (AP)


Angka-angka hasil pengukuran yang terdiri dari angka pasti dan angka taksiran disebut angka penting.
1). Semua angka yang bukan nol adalah angka penting. Contoh: 12,25 memiliki 4 AP
2). Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah angka penting. Contoh :
105,06 memiliki 5 AP
3). Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol dan di belakang tanda desimal adalah angka
penting. Contoh : 45,0600 memiliki 6 AP
4). Angka nol yang terletak dibelakang angka bukan nol bukan angka penting kecuali jika diberi tanda
khusus. Contoh : 2500 memiliki 2 AP dan 25000 memiliki 4 AP
5). Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol bukan angka penting. Contoh : 0,0210 memiliki 3
AP
Aturan Berhitung dengan Angka Penting
1. Hasil penjumlahan atau pengurangan bilangan penting hanya boleh memiliki
satu angka taksiran
2. Hasil perkalian atau pembagian bilangan- bilangan penting, sebanyak
bilangan penting yang memiliki angka penting paling sedikit
3. Hasil perkalian atau pembagian bilangan antara bilangan penting dan bilangan
eksak, memiliki angka penting sebayak bilangan penting itu
4. Hasil memangkatkan atau menarik akar dari bilangan penting, memiliki
angka penting sebanyak bilangan penting tersebut.
Vektor
Dari gambar vektor berikut untuk melakukan penjumlahan dan pengurangan terlebih dahulu kita uraikan
terhadap komponen X dan komponen Y.

Dari penguraian vektor kita dapatkan:


Terhadap sumbu X : - F1 cos  dan F2 cos 
Terhadap sumbu X : F1 sin  dan F2 sin 
 Penjumlahan antar F1 dan F2
Pada sumbu X : FX = - F1 cos  + F2 cos 
Pada sumbu Y : FY = F1 sin  + F2 sin 
 FR = √F X 2+ F Y 2
 Pengurangan antar F1 dan F2
Pada sumbu X : FX = - F1 cos  - F2 cos 
Pada sumbu Y : FY = F1 sin  - F2 sin 
FX + FY 2
2
 FR = √
Batas besar resultan dua buah vektor.
Besar resultan terbesar jika kedua vektor searah, terkecil jika kedua vektor berlawanan arah. Secara
matematis ditulis :
v 1 + v 2 ≤ R ≤| v 1− v 2 |
2

Besar dan arah resultan vektor :


R= R 2 +R

Besar Resultan : X y2
RX
tan α =
Arah Resultan RY
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Dari besaran fisika di bawah ini, yang merupakan besaran pokok adalah …(Ebtanas 2006)
A. massa, berat, panjang, gaya
B. panjang, daya, momentum, kecepatan
C. kuat arus, jumlah zat, suhu, panjang
D. waktu, energi, percepatan, tekanan
E. usaha, intensitas cahaya, gravitasi, gaya normal
Pembahasan :
Jawab : C cukup jelas
Perhatikan tabel berikut ini !
No Besaran Satuan Dimensi
1 Momentum Kg. ms–1 [M] [L] [T] –1
2 Gaya Kg. ms–2 [M] [L] [T] –2
3 Daya Kg. ms–3 [M] [L] [T] –3
Dari tabel di atas yang mempunyai satuan dan dimensi yang benar adalah besaran nomor … (Ebtanas 2003)
A. 1 saja
B. 1 dan 2 saja
C. 1, 2 dan 3
D. 1 dan 3 saja
E. 2 dan 3 saja
Pembahasan :
 Momentum = massa x kecepatan
Satuan = Kg.ms-1
Dimensi = [M] [L] [T] –1
 Gaya = massa x percepatan
Satuan = Kg.ms-2
Dimensi = [M] [L] [T] –2
 Daya = usaha : waktu
Satuan = Kg.ms-2. m . s-1
Dimensi = [M] [L] 2 [T] –3
Jawab : B
2. Seorang siswa mengukur tebal kayu dengan menggunakan jangka sorong seperti diperlihatkan pada
gambar. Hasil pengukuran tersebut adalah ….
A. 6,44 cm
B. 6,34 cm
C. 4,84 cm
D. 4,74 cm
E. 4,73 cm
Pembahasan :
Skala utama : 4,7
Skala nonius: skala 4 yang berimpit dengan salah satu skala utama
Hasil pengukuran = 4,74 cm
Jawab : D
3. Hasil pengukuran diameter sebuah kelereng dengan menggunakan mikrometer sekrup, ditunjukkan oleh
gambar di bawah, tentukan besar dari diameter kelereng tersebut! (Ebtanas 2006)
A. 4,78 mm
B. 5,28 mm
C. 5,70 mm
D. 8,50 mm
E. 9,28 mm
Pembahasan :
Skala utama = 4,5
Skala geser = 0,28
Hasil pengukuran = 4,78 cm
Jawab : A
4. Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu lantai adalah 12,61 m dan 5,2 m. Menurut aturan angka penting,
luas lantai tersebut adalah …(Ebtanas 1996)
A. 65 m2
3

B. 65,5 m2
C. 65,572 m2
D. 65,6 m2
E. 66 m2
Pembahasan :
12,61 = 4 AP
5,2 = 2 AP
Hasil perkalian = 2 AP (aturan berhitung 2)
Jawab : E
5. Panjang sebatang paku diukur dengan jangka sorong ternyata 58,90 mm. Jika hasil pengukuran tersebut
ditulis dengan sistem eksponensial adalah .... (Ebtanas, 1986)
A. 5,890 X 101 mm
B. 5,89 X 101 mm
C. 5,9 X 101 mm
D. 5,890 X 102 mm
E. 5,89 X 102 mm
Pembahasan :
58,90 = 4 AP
Jawab : A
6. Yang bukan besaran vektor di antara besaran – besaran berikut ini adalah .... (Sipenmaru, 1986)
A. kecepatan
B. kelajuan
C. gaya
D. perpindahan
E. percepatan
Pembahasan :
Jawab : B (cukup jelas)
7. Dua buah vektor gaya F1 dan F2 masing-masing besarnya 15 N dan 9 N, bertitik tangkap sama dan saling
mengapit sudut 60°, nilai resultan dari kedua vector tersebut ... (Ebtanas 2006)
A. 15 N
B. 20 N
C. 21 N
D. 24 N
E. 30 N
Pembahasan :
F R =√ F 12+ F 22 +2 F 1 F 2 cos α
¿ √ 152+ 92 +2 .15 . 9 cos 600
¿ √ 32 (52 +32 +15)
¿ 3 √ 49
¿ 21
Jawab : C
8. Perhatikan vektor vektor yang besar dan arahnya terlukis pada kertas berpetak seperti pada gambar di
samping. Jika panjang satu petak adalah satu newton (N), maka besar resultan kedua vektor adalah ....
(Ebtanas, 1990)
A. 8 N
B. 9 N
C. 10 N
D. 11 N
E. 12 N
Pembahasan :
F1 arah sumbu X : 4 kotak = 4 N
F2 arah sumbu X : 4 kotak = 4 N
 FX = 8 N
F2 arah sumbu Y : 6 kotak = 6 N
 FY = 6 N
F R =√ F X2 + F Y 2 =√ 82+ 62=10 N
Jawab : C
9. Resultan ketiga gaya pada gambar di bawah adalah …(Ebtanas, 1994)
A. 125 N
B. 100 N
C. 75 N
D. 50 N
4

E. 25 N

Pembahasan :
Komponen vektor arah sumbu X
 FX = F1 – F3 cos 450
= 30 √ 2 – 80 √ 2
= – 50 √ 2 N
Komponen vektor arah sumbu Y
 FX = F3 sin 450 – F2
= 80 √ 2 – 30 √ 2
= 50 √ 2 N
2 2
F R =√ Σ F X 2 +Σ F Y 2 = (50 √ 2) +(50 √ 2) =100 N

Jawab : B
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
2. Memahami gejala alam dan keberaturannya dalam cakupan mekanika benda titik, benda tegar,
kekekalan energi, elastisitas, impuls, dan momentum.
Gerak Lurus Beraturan
a =0
v = kecepatan (tetap)
v0 = kecepatan awal
s = jarak/perpindahan
s = luas grafik v-t
= v0 . (t2 – t1)
Gerak Lurus Berubah Beraturan
a = percepatan (konstan)
a = gradien grafik v –t
v 2−v 1
=
t 2−t 1
s = jarak/perpindahan
s = luas grafik v-t t
= ½ . (t2 – t1) . (s2 – s1)
a. Perpindahan
Perpindahan adalah garis yang menghubungkan posisi awal dan posisi akhir.
b. Jarak
Jarak adalah panjang lintasan benda.
c. Kecepatan rata-rata
Kecepatan rata-rata adalah perpindahan benda per satuan waktu.
d. Kelajuan rata-rata
Kelajuan rata-rata adalah jarak tempuh benda per satuan waktu.
e. Potongan pita ketik untuk troli yang ber GLB dan GLBB untuk setiap interval waktu yang sama

Gerak jatuh bebas


Gerak jatuh bebas adalah gerak jatuh benda dari atas permukaan bumi dengan kecepatan awal nol dan
percepatan tetap (g = 10 m/s2).
Persamaan benda jatuh bebas dari ketinggian awal h o:
Pers. posisi : ht = ho – ½ g . t 2
Pers. kelajuan : vt = g . t = √ 2. g . h
2. h0
Waktu benda menyentuh tanah : t =

Gerak vertikal ke atas


√ g

Persamaan gerak benda yang ditembakkan vertikal ke atas dengan kecepatan awal v o
Pers. posisi : ht = vo . t – ½ g . t 2
Pers. kecepatan : vt = vo – g . t
Waktu benda mencapai titik tertinggi (vt = 0)
5

v0
t =
g
v 02
Tinggi maksimum : hmak =
g

Gerak parabola
Gerak parabola merupakan perpaduan antara GLB pada arah mendatar dan GLBB pada arah vertikal.
Pers. kecepatan:
vx = vo cos θ
vy = vo sin θ - gt
Pers. posisi:
x = vox t = (vo cos θ) t
y = voy t – ½ g t2
= (vo sin θ) t – ½ g t2
Pada saat di titik tertinggi, P berlaku vy = 0
v sin v o2 sin2
ty max = o ymax =
g 2g
Pada saat di titik terjauh, Q berlaku y = 0
v o sin
tx max = 2 ty max = 2
g
v o2 sin 2
xmax =
2g
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Hadi tiap pagi selalu joging mengelilingi tanah lapang yang berukuran 100 m × 400 m sebanyak 12 kali
dalam waktu 1 jam. Kecepatan rata-rata serta kelajuan rata-rata dari gerak Hadi adalah …(Ebtanas 2000)
A. 0 km/jam dan 12 km/jam
B. 0 km/jam dan 6 km/jam
C. 6 km/jam dan 12 km/jam
D. 6 km/jam dan 6 km/jam
E. 12 km/jam dan 12 km/jam
Pembahasan :
perpidahan
Kelajuan rata-rata ¿
selang waktu
0
v́= =0 km/ jam
1
jarak
Kecepatan rata-rata ¿
selang waktu
12 × keliling
v=
1
12×2 ×(100+ 400)
¿
1
12×1000
¿
1
= 12000 m/jam = 12 km/jam
Jawab : A
2. Grafik di bawah ini merupakan hubungan kecepatan (V) dan waktu (t) dari suatu gerak lurus. Bagian grafik
yang menunjukkan gerak lurus beraturan adalah …(Ebtanas 1986)
A. a
B. b
C. c
D. d
E. e
Pembahasan :
Benda melakukan gerak lurus beratuan jika kecepatannya tetap
Jawab : C
3. Gerak sebuah mobil menghasilkan grafik kecepatan (v) terhadap waktu (t) yang diperlihatkan pada gambar
di samping. Bila luas daerah di bawah grafik (yang diarsir) 48 m, maka percepatan mobil adalah …
(Ebtanas 1999)
A. 2 m s–2
6

B. 3 m s–2
C. 4 m s–2
D. 6 m s–2
E. 8 m s–2
Pembahasan :
v 2−v 1 16−8
a= = =8 m/s
t 2−t 1 1
Jawab : E

4. Sebuah benda dijatuhkan dari ujung sebuah menara tanpa kecepatan awal. Setelah 2 detik benda sampai di
tanah (g = 10 m s2). Tinggi menara tersebut ……(Ebtanas 1991)
A. 40 m
B. 25 m
C. 20 m
D. 15 m
E. 10 m
Pembahasan :
h = ½ g t2 = ½ 10 × 22 =20 m
Jawab : E
5. Sebuah benda bergerak dengan persamaan y = 27t – t2 meter. Jika y adalah arah vertikal. Maka ketinggian
maksimum benda tersebut adalah …(Ebtanas 2006)
A. 3 m
B. 27 m
C. 54 m
D. 81 m
E. 108 m
Pembahasan :
y = 27 t – t2
v = 27 – 2 t
Syarat benda sampai titik tertinggi v = 0
0 = 27 – 2 t
t = 27/2 = 13,5 s
y = 27 t – t2 = 27 × 13,5– (13,5)2
y = 364,5 – 182,25
= 182,25 m
Jawab : Tidak ada jawaban
6. Sebuah perahu motor menyeberangi sungai dengan arah perahu tegak lurus terhadap arus sungai.
Kecepatan perahu motor dan kecepatan arus sungai berturut-turut 0,4 m s –1 dan 0,3 m s–1. Bila lebar sungai
60 m, maka perahu mencapai seberang dalam waktu …(Ebtanas 1999)
A. 120 sekon
B. 150 sekon
C. 200 sekon
D. 300 sekon
E. 400 sekon
Pembahasan :
2
v R= √ v X2−v Y 2=√ ( 0,4 ) −(0,3)2=0,5 m s−1
R S vR 0,5
= → R= S= 60=75 m
vR vX vX 0,4
R 75
t= = =150 sekon
v R 0,5
Jawab : B
7. Sebuah peluru ditembakkan dengan kecepatan 20 m s –1. Jika sudut elevasinya 600 dan percepatan gravitasi
= 10 m s–2 maka peluru mencapai titik tertinggi setelah …(Ebtanas 2001)
A. 1 sekon
B. 2 sekon
C. √3 sekon
D. 2√3 sekon
E. 3√2 sekon
Pembahasan :
Syarat benda sampai titik tertinggi vY = 0
vY = v0 sin  – g t
1. = 20 sin 600 – 10t = 20 × ½ √ 3 – 10t
7

t = √ 3 sekon
Jawab : C
8. Seorang anak melempar batu dengan kecepatan awal 12,5 m s –1 dan sudut 300 terhadap horizontal. Jika
percepatan gravitasi 10 m s–2, waktu yang diperlukan batu tersebut sampai ke tanah adalah …(Ebtanas
1998)
A. 0,40 s
B. 0,60 s
C. 1,25 s
D. 1,60 s
E. 2,50 s

Pembahasan :
Syarat benda sampai titik tertinggi vY = 0
vY = v0 sin  – g t
1. = 12,5 sin 300 – 10 t
0 = 12,5 × ½ – 10 t
th max = 0,625 sekon
tx max = 2 th max
= 2 × 0,625
= 1,25 sekon
Jawab : C
9. Posisi sebuah benda dinyatakan dengan persamaan :
^ ( 15 t−5 t 2 ) ^j } m
r⃗ ={( 15 √ 3t ) i−
Setelah benda bergerak selama 1,5 sekon kelajuannya menjadi …
A. 0 m s-1
B. 15 m s-1
C. 11,5√ 3 m s-1
D. 22,5 m s-1
E. 15√ 3 m s-1
Pembahasan :
r⃗ =( 15 √3 t ) i− ^ ( 15t−5 t 2 ) ^j
⃗v =( 15 √ 3 ) i−^ (15−10 t ) ^j
^ (15−10 ×1,5 ) ^j
⃗v =( 15 √ 3 ) i−
^ ( 0 ) ^j
⃗v =( 15 √ 3 ) i−
2
v= ( 15 √3 ) +(0)2

v = 15 √ 3 m s-1
Jawab : E

Hukum Newton dan penerapannya pada dalam kehidupan sehari-hari


1. Hukum I Newton (kelembaman)
”Bila resultan gaya yang bekerja pada benda bernilai nol maka benda cenderung diam atau bergerak lurus
beraturan “.
F=0
2. Hukum II Newton (resultan gaya dan percepatan)
”Percepatan yang diakibatkan suatu resultan gaya sebanding dengan nilai resultan gaya tersebut dan
berbanding terbalik dengan massa bendanya “

a=
∑F F=ma
m
3. Hukum III Newton (aksi-reaksi)
” Bila dikerjakan suatu gaya aksi pada suatu benda maka akan timbul gaya reaksi dari benda tersebut yang
besarnya sama dan berlawanan arah “. Pasangan gaya aksi reaksi bekerja pada suatu titik yang sama.
 Faksi = –  Freaksi
4. Penerapan Hukum Newton
 Pada Lift
Klasifikasi Formula
Lift diam/bergerak lurus
beraturan F=0
N–w=0
N
N=w
w = berat orang (N)
w=mg
8

N = gaya normal (N)


Lift dipercepat ke atas
N a N>w
N–w=ma
N=w+ma
a = percepatan lift
w=mg (m/s2)
Lift dipercepat ke bawah
N<w
N w–N=ma
a N=w–ma
w=mg

 Pada benda yang digantung dengan tali melalui katrol


Katrol licin dan m2 > m1
Benda 1
 F1 = m1 a
T – w1 = m1 a
T = m1 g + m1 a
Benda 2
 F2 = m2 a
w2 – T = m2 a
T = m2 a – m2 g
Pada sistem
m1 g + m1 a = m2 g – m2 a
m1 a + m2 a = m2 g – m1 g
m2 −m1
a= g
m1+ m2
 Gaya kontak
Benda 1
 F1 = m1 a
F – F21 = m1 a
Benda 2
 F2 = m2 a
F12 = m2 a
Pada sistem
F = (m1 + m1) a
 Benda pada bidang miring
Gaya arah vertikal Gaya arah horisontal
 FY = 0  FX = m a
N – w cos  = 0 w sin  = m a
N = w cos  m g sin  = m a
a = g sin 

 Benda melalui sisi dalam lingkaran vertikal


Pada titik A
v2
F=m
R
v2
N−w=m
R
v2
N=w+m
R
Pada titik B
v2
N B −w cos θ=m
R
9

v2
N B =w cos θ+m
R
Pada titik C
v2
N C =m
R
 Benda melalui sisi luar lingkaran
Di titik A
v2
F A=m
R
v2
w−N A =m
R
v2
N A =w−m
R
Di titik B
v2
F B=m
R
v2
w cos θ−N B=m
R
v2
N A =w cos θ−m
R
5. Gaya Gesek
 Gaya gesek statis
Benda diam atau sesaat akan bergerak
fS = S N

 Gaya gesek kinetis


fk = k N
F=ma
F – fk = m a
 Bidang miring kasar
Gaya arah vertikal
 FY = 0
N = w cos 
N = m g cos 
a = g sin 
Gaya arah horizontal
 FX = m a
w sin  – f = m a
m g sin  –  m g cos  = m a
Percepatan sistem
a = g (sin  –  m cos )
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Sebuah mobil truk yang massanya 10.000 kg bergerak dengan kecepatan 20 m s –1. Mobil direm dan dalam
waktu 20 sekon mobil tersebut berhenti. Gaya rem yang bekerja pada mobil tersebut hingga berhenti adalah
…(Ebtanas 1999)
A. 10.000 N
B. 20.000 N
C. 30.000 N
D. 40.000 N
E. 50.000 N
Pembahasan :
0−20
a= =−1m s−2
20
F=ma
= 10 000 × 1
10

= 10 000 N
Jawab : A
2. Pada gambar disamping, pasangan gaya aksi dan reaksi adalah …
A. T2 dan T3
B. T2 dan T1
C. T1 dan W
D. T1 dan T3
E. T2 dan W
Pembahasan :
Gaya aksi reaksi besarnya sama arahnya berlawanan dan bertitik tangkap sama
Jawab : A
3. Sewaktu berada di dalam lift yang diam, berat Sandi adalah 500 N. Percepatan gravitasi = 10 m s –2.
Sewaktu lift dipercepat, tegangan tali menjadi 750 N. Dengan demikian percepatan lift adalah …(Ebtanas
2001)
A. 5,0 m s–2
B. 7,5 m s–2
C. 10,0 m s–2
D. 12,5 m s–2
E. 15,0 m s–2

Pembahasan :
F=ma
T–w=ma
T −w 750−500
a= = =5 m s−2
m 50
Jawab : A
4. Sebuah massanya 1 kg balok diletakkan di atas bidang miring licin dengan sudut kemiringan α = 300,
sehingga benda bergerak dengan percepatan konstan. Bila g = 10 m s–2, maka gaya penggerak balok
tersebut adalah …(Ebtanas 1992)
A. 5 N
B. 6 N
C. 7 N
D. 8 N
E. 10 N
Pembahasan :
Dari gambar terlihat gaya yang menyebabkan benda bergerak adalah :
F = w sin 
= m g sin 300
= 1 × 10 × ½
=5N
Jawab : A
5. Sebuah sistem benda terdiri dari balok A dan B seperti gambar. Jika permukaan lantai licin, maka
percepatan sistem adalah ….(UN 2009)
A. 6 m/s2
B. 5 m/s2
C. 4 m/s2
D. 2 m/s2
E. 1 m/s2
Pembahasan :
F=ma
F = (m1 + m2) a
F 10
a= = =2m s−2
m1 +m 2 5
Jawab : D
6. Pada gambar di samping, C adalah roda katrol dan massa beban B lebih besar dari massa beban A. Jika
percepatan gravitasi = 10 m s–2 dan tegangan tali T1 = 24 N, maka tegangan tali T2 = …(Ebtanas 1999)
A. 28 N
B. 26 N
C. 24 N
D. 22 N
E. 20 N
Pembahasan :
11

Karena katrol licin dan tali terhubung langsung maka:


T1 = T2 = 24 N
Jawab : C
7. Balok I bermassa 1 kg dan balok II bermassa 2 kg terletak di atas lantai licin seperti pada gambar. Jika F =
6 N, maka gaya kontak antara kedua balok adalah ….(UMPTN 2001)
A. 0 N
B. 1 N
C. 2 N
D. 6 N
E. 18 N
Pembahasan :
F=ma
F = (mI +mII) a
F
a=
(mI + mII )
6
¿ =2m s−2
1+ 2
F12 = – F21
F12 = mI a = 1 × 2 = 2 N
Jawab : C
8. Dari gambar di bawah diketahui bahwa massa balok A = 1 kg, massa balok B = 2 kg. Koefisien gesekan
antara A dan B = 0,4 dan koefisien gesekan antara B dengan alasnya = 0,8. Besar gaya F yang diperlukan
tepat saat balok B akan bergerak (g = 10 m s–2) adalah ….(Ebtanas 1988)
A. 10 N
B. 14 N
C. 20 N
D. 24 N
E. 28 N
Pembahasan :
F=ma
F – fB – fA = 0
F = fB + fA
F = B (mA+mB) g + A mA g
= 0,8 × (1+2) × 10 + 0,4 × 1 × 10
= 24 + 4
= 28 N
Jawab : E
9. Dua buah balok yang beratnya sama yaitu 50 N dihubung kan dengan seutas tali melalui katrol (lihat
gambar). Kedua bidang mempunyai koefisien gesek sama μk = 0,2. Bila massa tali serta gesekan tali
dengan katrol diabaikan, maka percepatan gerak balok …(Ebtanas 1989)
A. 0,12 m/detik2
B. 0,20 m/detik2
C. 0,25 m/detik2
D. 0,26 m/detik2
E. 1,2 m/detik2
Pembahasan :
F=ma
w1 sin  – f1 – f2 = (m1+m2) a
w1 sin  –  w1 cos  –  w2 = (m1+m2) a
1 1
50 √ 2 – 0,2 × 50 √ 2 – 0,2 × 50 = (5 + 5) a
2 2
25√ 2 – 5√ 2 – 10 = 10 a
20√ 2 – 10 = 10 a
a = 2√ 2 – 1
= 1,83 m s-2
Jawab : E
Besaran-besaran fisis terkait dengan gaya gravitasi antar planet
1. Hukum Gravitasi Newton
Gaya tarik-menarik dua benda sebanding perkalian massa
keduanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.
m 1 m2
F=G
r2
12

2. Kuat medan gravitasi


M
g=G
r2
Percepatan gravitasi di titik B
gA : gB = RB2 : RA2
Berat benda di titik B
wA : wB = RB2 : RA2
gA
g B=
R B2
3. Kecepatan lepas
Kecepatan untuk melepaskan benda dari gaya gravitasi
2G M
v=√ 2 g R atau v=
√ R
4. Hubungan periode dan jarak (Hukum III Kepler)
Hubungan periode planet dengan jarak planet-matahari
2 π2 R3
T =2
GM
T12 : T22 = R13 : R23
T 1 2 R1 3

( ) ( )
T2
=
R2

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Besar gaya gravitasi antara dua benda yang saling berinteraksi adalah ... (Ebtanas 2005)
A. berbanding terbalik dengan massa salah satu benda.
B. berbanding terbalik dengan masing-masing benda.
C. berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua benda.
D. berbanding lurus dengan jarak kedua benda.
E. berbanding lurus dengan kuadrat jarak kedua benda.
Pembahasan :
Besar gaya gravitasi antara dua benda dirumuskan :
m 1 m2
F=G
r2
Terlihat bahwa besar gaya gravitasi berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua benda
Jawab : C
2. Perbandingan massa planet A dan B adalah 2:3 sedangkan perbandingan jari-jari planet A dan B adalah
1:2. Jika berat benda di planet A adalah w, maka berat benda tersebut di planet B adalah …(UN 2011)
A. 3/8 w
B. 3/4 w
C. 1/2 w
D. 4/3 w
E. 8/3 w
Pembahasan :
Rumus berat benda adalah :
M .m
F=G
R2
Karena m sama, MB = 3/2 MA, dan RB =2RA, maka FB = 3/8 FA (FA = w)
Jawab : A
3. Percepatan gravitasi rata-rata di permukaan bumi sama dengan a. Untuk tempat di ketinggian R (R = jari-
jari bumi) dari permukaan bumi, memiliki percepatan gravitasi sebesar …(Ebtanas 1997)
A. 0,125 a
B. 0,250 a
C. 0,500 a
D. 1,000 a
E. 4,000 a
Pembahasan :
gA
g B=
R B2
13

RB = 2, maka gB = 1/4 gA
Jawab : B
4. Planet A dan B masing-masing berjarak rata-rata sebesar p dan q terhadap matahari. Planet A mengitari
matahari dengan periode T. Jika p = 4q maka B mengitari matahari dengan periode …(Ebtanas 2004)
A. T/12
B. T/10
C. T/8
D. T/6
E. T/4
Pembahasan :
T B 2 RB 3

( ) ( )
TA
=
RA
R B 2 RB
( ) ( )
T B2=
RA
×
RA
×T A2

RB RB
T B=
RA
×
√RA
×TA

q q
T B=
4q
1 1
×

4q
×T

T B= × ×T
4 2
T
T B=
8
Jawab : C

Titik berat benda


1. Benda tidak homogen
x 0=
∑ w x = w1 x1 + w2 x 2 +…
∑w w1 + w2 +…

y 0=
∑ w y = w1 y 1 +w 2 y 2 +…
∑w w1 +w 2+ …
2. Benda berbentuk garis (satu dimensi)
x 0=
∑ L x = L 1 x 1 + L2 x 2 + …
∑L L1 + L2 + …

y 0=
∑ L y = L1 y 1 + L2 y 2 + …
∑L L1+ L2 +…
3. Benda berbentuk bidang (dua dimensi)
x 0=
∑ A x = A1 x1 + A 2 x 2+ …
∑A A1 + A 2+ …

y 0=
∑ A y = A 1 y 1 + A 2 y 2+ …
∑A A1 + A2 +…
4. Benda berbentuk ruang (tiga dimensi)
x 0=
∑ V x = V 1 x 1 +V 2 x 2 +…
∑V V 1 +V 2 +…

y 0=
∑ V y = V 1 y 1 +V 2 y 2 +…
∑V V 1 +V 2+ …
5. Letak titik berat benda
Nama Benda Gambar Letak Titik
Berat
a. Benda berbentuk garis
Garis lurus 1
x 0= l
2
b. Benda berbentuk garis
14

1
Segitiga
y 0= t
3

Segiempat 1
y 0= l
2

Bidang 4R
setengah
y 0=

lingkaran

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Di mana letak titik berat dari bangun seperti pada gambar di bawah? (UMPTN 1994)
A. x = 6 cm; y = 4 cm
B. x = 4 cm; y = 6 cm
C. x = 4,3 cm; y = 4 cm
D. x = 4 cm; y = 4,3 cm
E. x = 3 cm; y = 3 cm
Pembahasan :
l1 = 6 cm, x1 = 3 cm, y1 = 3 cm
l2 = 4 cm, x2 = 2 cm, y2 = 5 cm
l3 = 6 cm, x3 = 6 cm, y3 = 3 cm
l4 = 4 cm, x4 = 6 cm, y4 = 6 cm
L 1 x 1 + L2 x 2 + L3 x 3 + L4 x 4
x 0=
L1 + L2 + L3 + L4
6 ( 3 )+ 4 ( 2 ) +6 ( 6 )+ 4 (6) 86
¿ ¿
6+ 4+6+ 4 20
= 4,3 cm
L1 y 1 + L 2 y 2 + L 3 y 3 + L 4 y 4
y 0=
L 1 + L2 + L3 + L4
6 ( 3 )+ 4 ( 5 )+ 6 (3 )+ 4 (6) 80
¿ ¿
6+ 4+6+ 4 20
= 4 cm
Jawab : C
2. Perhatikan gambar! Letak titik berat bidang tersebut terhadap AB adalah …. (UN 2011)
A. 5 cm
B. 9 cm
C. 11 cm
D. 12 cm
E. 15 cm
Pembahasan :
Bidang persegi panjang  y1 = 5 cm, A1 = 200 cm2
Bidang segitiga  y2 = 15 cm, A2 = 300 cm2
Titik berat :
y 1 A 1+ y 2 A2
y 0=
A 1+ A 2
5 ( 200 )+15 ( 300 )
¿
200+300
5500
¿ =11 cm
500
3. Sebuah karton homogen berbentuk huruf F seperti terlihat pada gambar.
Koordinat titik berat benda tersebut adalah …. (Ebtanas 1990)
A. (2,1 cm; 6,1 cm)
B. (2,5 cm; 6,3 cm)
C. (3,2 cm; 6,4 cm)
D. (3,4 cm; 6,5 cm)
E. (3,5 cm; 6,6 cm)
15

Pembahasan :
A1 = 20; x1 = 1 ; y1 = 5
A2 = 8; x2 = 4 ; y2 = 9
A3 = 6; x3 = 4,5; y3 = 6
A 1 x 1 + A2 x2 + A3 x 3
x 0=
A 1+ A 2 + A 3
20 ( 1 ) +8 ( 4 ) +6 ( 4,5 ) 73
¿ ¿ =2,1 cm
20+8+6 34
A y +A y +A y
y 0= 1 1 2 2 3 3
A 1 + A 2 + A3
20 ( 5 )+ 8 ( 9 ) +6 ( 6 ) 208
¿ ¿ =6,1 cm
20+ 8+6 34
Jawab : A
4. Perhatikan gambar-gambar di bawah ini. Benda-benda yang mengalami kesetimbangan labil ialah …
(Ebtanas 1987)
A. P dan S
B. Q dan S
C. Q dan R
D. P, Q dan S
E. P, Q, R dan S
Pembahasan :
Keseimbangan labil : jika benda dikenai gaya titik berat benda akan turun
Jawab : A
Hubungan besaran-besaran yang terkait gerak rotasi
1. Kecepatan linier (v) arahnya tegak lurus dengan jari-jari lintasan
v = ω.R
2. Percepatan sentripetal (as) timbul akibat perubahan arah kecepatan linier (v)
as = ω2.R = v2/R
Pada gerak meAingkar beraturan nilai v dan as konstan.
3. Hubungan roda-roda dihubungkan tali v1 = v2 seporos/sepusat ω1 = ω2

4. Gerak Rotasi
t = 0 +  t s=r
 = 0 t + ½  t 2
v=r
t2 = 02 + 2   a=r
5. Momen inersia n benda titik, I
n
I = ∑ m i r i2
i−1
mi = massa benda titik ke-i
ri = jarak benda titik dari sumbu putar

Nama Benda Letak Sumbu Putar Rumus


Batang a. Tengah-tengah 1
b. Pada
I= m A2
12

1
salah satu ujung I= m A2
3
Silinder/roda
 Silinder I = m r2
berongga
 Silinder
Pejal I = ½ m r2
16

Bola
 Bola 2
I = m r2
Berongga 3

 Bola Pejal 2
I = m r2
5
6. Torka/momen gaya (τ) adalah gaya yang dikerjakan tidak pada pusat massa benda yang menyebabkan
benda berputar
τ=r×F
τ = r F sin 
7. Hubungan antara momen inersia (I), torka/momen gaya (τ), dan percepatan anguler (α)
Στ = I. α
Persamaan ini disebut juga hukum II Newton untuk gerak rotasi.
8. Energi kinetik rotasi
EkRot = ½ I 2
9. Momentum sudut dan Hkm. Kekekalan momentum sudut
L=I
I1 1 = I2 2
10. Usaha pada gerak rotasi
w=
w = EkRot akhir – EkRot aAaA
w = ½ I 22 – ½ I 12
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Balok 1 kg ikut bergerak melingkar pada dinding.sebelah dalam sebuah tong yang berputar dengan
koefisien gesek statis 0,4. Jika jari-jari tong l m kelajuan minimal balok bersama tong agar tidak terjatuh
adalah ....(SPMB 2001)
A. 0,4 m/s
B. 4 m/s
C. 5 m/s
D. 8 m/s
E. 25 m/s

Pembahasan :
Agar balok tidak jatuh, maka :
 Fy = 0
fs – W = 0
 Fs = W
v2
m =mg
R
gR 10 × 1 100
v=
10
√ √μ
=
0,4
=
4 √
¿ =5 m s−1
2
Jarab: C
2. Sebuah belokan jalan raya memiliki radius 40√ 3 m dibuat miring dengan sudut 30 0,sehingga mobil dengan
kelajuan v m/s tidak tergelincir. Besar v tersebut haruslah ….
A. 15 m/s
B. 20 m/s
C. 30 m/s
D. 50 m/s
E. 400 m/s
Pembahasan :
Benda tidak bergerak ke atas, sehingga berlaku :
 Fy = 0
N cos300 – W = 0
N cos300 = m g
mg
N=
cos 30 0
Benda bergerak melingkar:
FS = N sin 300
17

v2 mg 0
m = sin 30
R cos 30 0
1

¿ √ 400=20 m s−1

v=√ g R tan30 2= 10× 40 √ 3 ×
√3
Jawab : B
3. Sebuah jembatan melengkung dengan jari-jari kelengkungan R. Titik pusat kelengkungannya ada di bawah
jembatan itu. Gaya yang diakibatkan pada jembatan itu oleh sebuah mobil yang beratnya W yang bergerak
dengan kecepatan v sewaktu berada di puncak jembatan itu, jika g adalah percepatan gravitasi adalah
sebesar …. ( UMPTN 2000)
v2
A. ( )
w 1+
R
g
v2
B. (
w 1+
gR )
g
w v2
C.
w+ gR
v2
D.
w 1− (
R )
g
v2
E. w 1−(gR )
Pembahasan :
Perhatikan posisi dan gaya-gaya pada mobil, sehingga berlaku :
FS =  FY
FS = N – w
v2 v2
N=m −w=w 1−
R gR ( )
Jawab : E
4. Sebuah benda tegar berputar dengan kecepatan sudut 10 rad/s. Kecepatan linier suatu titik pada benda
berjarak 0,5 m dari sumbu putar adalah … (Ebtanas 2004)
A. 10 m/s
B. 5 m/s
C. 20 m/s
D. 10,5 m/s
E. 9,5 m/s
Pembahasan :
Perhatikan posisi dan gaya-gaya pada mobil, sehingga berlaku :
v=R
= 10 × 0,5 = 5 m s–1
Jawab : B
5. Pada sebuah benda yang bergerak beraturan dengan lintasan melingkar, kecepatan liniernya bergantung
pada … (Ebtanas 2003)
A. massa dan jari-jari lingkaran
B. massa dan periode
C. massa dan frekuensi
D. periode dan jari-jari lintasan
E. kecepatan sudut dan jari-jari lingkaran
Jawab : E (cukup jelas)
6. Perhatikan pernyataan-pernyataan tentang gerak melingkar beraturan berikut:
(1). kecepatan sudut sebanding dengan frekuensi
(2). kecepatan linier sebanding dengan kecepatan sudut
(3). kecepatan sudut sebanding dengan periode
Pernyataan yang benar adalah nomor … (Ebtanas 1999)
A. (1)
B. (1) dan (2)
C. (2)
D. (2) dan (3)
18

E. (3)
Jawab : B (cukup jelas)
7. Momen inersia sebuah benda yang berotasi terhadap titik tetap dipengaruhi oleh … (Ebtanas 2003)
A. massa benda
B. volume benda
C. massa jenis benda
D. percepatan sudut rotasi
E. kecepatan sudut awal
Jawab : A (cukup jelas)
8. Berikut ini pernyataan tentang faktor-faktor gerak rotasi
(1). Kecepatan sudut
(2). Letak sumbu rotasi
(3). Bentuk benda
(4). Massa benda
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya momen inersia adalah …(Ebtanas 2002)
A. (1), (2), (3) dan (4)
B. (1), (2) dan (3)
C. (1), (3) dan (4)
D. (2), (3) dan (4)
E. (2) dan (4) saja
Jawab : D (cukup jelas)
9. Sebuah mesin penggiling padi menggunakan dua buah roda yang dihubungkan dengan sabuk seperti pada
gambar di bawah ini Jika jari-jari roda A dua kali jari-jari roda B, maka perbandingan kecepatan sudut roda
A dan roda B adalah .... (Ebtanas 2003)
A. 4 : 1
B. 2 : 1
C. 1 : 1
D. 1 : 2
E. 1 : 4
Pembahasan :
vA = vB A RA = B RB
A : B = RB : RA
A : B = 1 : 2
Jawab : D
10. Seorang anak memutar sebuah batu yang diikatkan pada ujung seutas tali. Batu diputar secara horizontal,
seperti gambar di samping. Jika laju berputarnya batu dijadikan 2 kali semula, maka gaya sentripetalnya
menjadi …(Ebtanas 1998)
A. 6 kali semula
B. 5 kali semula
C. 4 kali semula
D. 3 kali semula
E. 2 kali semula
Pembahasan :
v 22
m
Fs2 R
=
Fs1 v 12
m
R
2
v2
F s 2= 2 F s 1
v1
2
2
¿ 2 F s 1=4 F s 1
1
Jawab : C
11. Dari keadaan diam sebuah benda berotasi sehingga dalam waktu 1 sekon benda memiliki kecepatan 4 rad
s–1. Titik A berada pada benda tersebut, berjarak 4 cm dari sumbu rotasinya. Percepatan tangensial rata-
rata yang dialami titik A adalah … (Ebtanas 1999)
A. 4,00 m s–2
B. 1,60 m s–2
C. 0,64 m s–2
D. 0,16 m s–2
E. 0,04 m s–2
Pembahasan :
19

t = 0 +  t
ωt −ω 0 4−0 −2
α= = =4 rad s
t 1
at = r  = 0,04 × 4 = 0,16 m s–2
Jawab : D
12. Perhatikan gambar di samping. Tiga partikel dengan massa m, 2m, dan 3m dipasang pada ujung kerangka
yang massanya diabaikan. Sistem terletak pada bidang xy. Jika sistem diputar terhadap sumbu y, maka
momen inersia sistem adalah …(Ebtanas 1998)
A. 5 m a
B. 7 m a
C. 5 m a2
D. 6 m a2
E. 7 m a2
Pembahasan :
I = m1 r12 + m2 r22 m3 r32
= m (2a)2 + 2m (0)2 + 3m (a)2
= 4 m a2 + 0 + 3 m a2 = 7 m a2
Jawab : E
13. Seorang penari berputar, tangan terentang sepanjang 160 cm. Kemudian tangan dilipat menjadi 80 cm,
sepanjang siku, jika kecepatan sudut putar dari penari itu tetap maka momentum liniernya ... (Ebtanas
2006)
A. tetap
B. menjadi ½ kali semula
C. menjadi 3/4 kali semula
D. menjadi 2 kali semula
E. menjadi 4 kali semula
Pembahasan :
L1 = I1 1 = m r12  = 1602 m 
L2 = I2 2 = m r22  = 802 m 
L2 = (80/160)2 = (½)2 = ¼ kali semula
Jawab : tidak ada jawaban
14. Batang AB massanya dapat diabaikan. Jika F R = resultan ketiga gaya F1, F2 dan F3, maka besar gaya F2dan
jarak x adalah … (Ebtanas 2001)
A. 50 N ke bawah dan 0,5 m di kiri A
B. 50 N ke atas dan 0,5 m di kanan A
C. 50 N ke atas dan 0,75 m di kiri A
D. 50 N ke bawah dan 0,75 m di kanan A
E. 50 N ke atas dan 0,2 m di kanan A
Pembahasan :
FR = F1 + F2 – F3
40 = 10 + F2 – 20
F2 = 40 + 10
= 50 N arah ke atas (karena positif)
A = 0
FR (0) – F1 (1) – F2 (x) + F3 (1,75) = 0
40 (0) – 10 (1) – 50 (x) + 20 (1,75) = 0
0 – 10 – 50 x + 35 = 0
50 x = 25
x = 25/50 = 0,5 m di kanan A
Jawab : B
15. Pada gambar di samping besar tegangan tali P adalah .... (Ebtanas 2006)
A. l00 newton
B. 180 newton
C. 210 newton
D. 300 newton
E. 400 newton
Pembahasan :
Keseimbangan tiga gaya berlaku rumus :
Q P w
= =
sin 90 sin135 sin 1350
0 0

P w
=
sin 135 sin 1350
0

P=w = 300 N
20

Jawab : D
16. Pada gambar di atas batang AB beratnya 100 N. Jika sistem dalam keadaan seimbang maka berat beban
W adalah … (Ebtanas 2001)
A. 5 N
B. 37,5 N
C. 50 N
D. 75 N
E. 100 N
Pembahasan :
C = 0
WBT (0,75) – F (2) = 0
100 (0,75) – F (2) = 0
2 F = 75
F = 37,5
Jawab : B
17. Perhatikan gambar sebuah roda pejal homogen di samping ini. Pada tepi roda dililitkan sebuah tali dan
kemudian ujung tali ditarik dengan gaya F sebesar 6 N. Jika massa roda 5 kg dan jari-jarinya 20 cm,
percepatan sudut roda tersebut adalah … (Ebtanas 2001)
A. 0,12 rad s–2
B. 1,2 rad s–2
C. 3,0 rad s–2
D. 6,0 rad s–2
E. 12,0 rad s–2
Pembahasan :
 = I 
F R = ½ M R2 
6 = 0,5 × 5 × 0,2 × 
6 = 0,5 
 = 12 rad s–2
Jawab : E
18. Batang AB massa 2 kg diputar melalui titik A ternyata momen inersianya 8 kg.m 2. Bila diputar melalui
titik pusat O (AO = OB), momen inersianya menjadi .... (Ebtanas 2008)
A. 2 kg m2
B. 4 kg m2
C. 8 kg m2
D. 12 kg m2
E. 16 kg m2
Pembahasan :
Batang diputar di ujung Batang diputar di tengah
1 1
I = M L 2 I = M L2
3 12
1 1
8= M L2 I = 24
3 12
M L2 = 24 I = 2 kg m2
Jawab : A
19. Pada sistem keseimbangan benda tegar seperti tampak pada gambar di samping. Batang homogen AB
panjangnya 80 cm dengan berat 18 N, berat beban = 30 N, dan BC adalah tali. Jika jarak AC = 60 cm,
tegangan pada tali adalah … newton. (UMPTN 1991)
A. 36
B. 48
C. 50
D. 65
E. 80

Pembahasan :
BC2 = AB2 + AC2
= 802 + 602
= 6400 + 3600
BC= √10000=100 cm
sin = 60/100 = 0,6
Syarat benda seimbang:
 A = 0
 A = w AB + WBT AD – T sin  AB
21

0 = w AB + WBT ½ AB – T sin  AB
= 30 + 18 (½) + T (0,6)
T = 39/(0,6) = 65 N
Jawab : D

Usaha dan Energi


1. Usaha
Usaha (W) didefinisikan sebagai hasil perkalian titik (dot product) gaya dan
perpindahannya.
W=F s
W = F s cos 
Pada grafik hubungan antara gaya (F) terhadap posisi (s), maka usaha yang dilakukan untuk berpindah dari
posisi s1 ke s2 adalah luas area grafik F- s
2. Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda yang bergerak
Ek = ½ m v2
3. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena kedudukannya
Ep = m g h
4. Energi potensial getaran
Ep = ½ m ω2y2 = ½ ky2
ω = frekuensi anguler getaran
y = jarak benda dari titik seimbang/simpangan
5. Hubungan Usaha dan Perubahan Energi
Energi adalah kemampuan melakukan usaha. Berarti usaha merupakan perubahan energi.
W =  Ek =  Ep
= ½ m v22 – ½ m v12 = m g h2 – m g h1
6. Hukum Kekekalan Energi Mekanik
Jumlah energi kinetik dan energi potensial tetap jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda.
EM1 = EM2
Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
7. Daya
Daya adalah kecepatan melakukan usaha atau usaha persatuan waktu.
P = W/t = F v
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Sebuah peluru yang ditembakkan dengan kecepatan v 0 dan sudut elevasi α. Pada titik tertinggi, maka …
(Ebtanas 2003)
A. tenaga kinetiknya nol
B. tenaga kinetiknya maksimal
C. tenaga potensialnya maksimal
D. tenaga totalnya maksimal
E. kecepatannya maksimal
Pembahasan :
Karena mencapai titik tertinggi maka energi potensialnya terbesar.
Jawab : C
2. Seorang anak menarik benda bermassa 2 kg dengan gaya 80 N dengan sepotong tali dan membentuk
sudut 600 terhadap horizontal seperti gambar di samping. Usaha yang dilakukan anak tersebut untuk
memindahkan benda sejauh 5 meter adalah … (Ebtanas 2003)
A. 40 joule
B. 80 joule
C. 120 joule
D. 200 joule
E. 400 joule
Pembahasan :
W = F s cos 
= 80 × 5 cos 600
= 400 0,5
= 200 joule
Jawab : D
3. Energi 4900 joule digunakan untuk mengangkat vertikal benda bermassa 50 kg. Benda akan naik setinggi
… (g = 9,8 m s–2) (Ebtanas 2002)
A. 0,1 m
B. 10 m
C. 98 m
22

D. 245 m
E. 960 m
Pembahasan :
W =  Ep = m g h
4900 = 50 × 9,8 h
4900 = 490 h
h = 10 m
Jawab : B
4. Benda bermassa 5 kg dilempar vertikal ke atas dengan kecepatan awal 10 m s –1. Besarnya energi potensial
di titik tertinggi yang dicapai benda adalah …(g = 10 m s –2) (Ebtanas 1994)
A. 200 J
B. 250 J
C. 300 J
D. 350 J
E. 400 J
Pembahasan :
 Ep = Ek
Ep2 – Ep1 = Ek1 – Ek2
Ep2 – 0 = Ek1 – 0
Ep = ½ m v2
= ½ 5 × 10 × 10 = 200 J
Jawab : A
5. Sebuah bola bermassa 0,1 kg dilempar mendatar dengan kecepatan 6 ms -1 dari atap gedung yang
tingginya 5 m. Jika percepatan gravitasi di tempat tersebut 10 ms -1, maka energi kinetik bola pada
ketinggian 2 m adalah … (UN 2011)
A. 6,8 joule
B. 4,8 joule
C. 3,8 joule
D. 3 joule
E. 2 joule
Pembahasan :
 Ep = Ek
Ep1 – Ep2 = Ek2 – Ek1
Ep1 – Ep2 = Ek2 – 0
Ek2 = m g (h1 – h2)
= 0,1×10×(5 – 2) = 3 joule
Jawab : D
6. Seseorang bermassa 50 kg memanjat sebuah pohon durian hingga ketinggian 4 meter. Untuk mencapai
ketinggian itu orang tersebut memerlukan waktu 8 detik, maka daya yang dibutuhkan orang tersebut agar
dapat memanjat pohon itu (g = 10 m/s-2) adalah … (Ebtanas 2006)
A. 20 watt
B. 200 watt
C. 250 watt
D. 2.500 watt
E. 25 watt

Pembahasan :
W m g ∆ h 50 ×10 × 4
P= = =
t t 8
= 250 watt
Jawab : C
7. Sebuah meja massanya 10 kg mula-mula diam di atas lantai licin, didorong selama 3 sekon bergerak lurus
dengan percepatan 2 m.s-2. Besar usaha yang terjadi adalah …. ( UN 2009)
A. 20 joule
B. 30 joule
C. 60 joule
D. 180 joule
E. 360 joule
Pembahasan :
vt = v0 + a t
= 0 + 2 (3)
= 6 m s-1
W = Ek
23

= ½ m (v)2
= ½ 10 (6 – 0)2
= 180 joule
Jawab : D
8. Sebuah balok ditahan di puncak bidang miring seperti gambar. Ketika dilepas, balok meluncur tanpa
gesekan sepanjang bidang miring. Kecepatan balok ketika tiba di dasar bidang miring adalah …. ( UN
2009)
A. 6 m.s-1
B. 8 m.s-1
C. 10 m.s-1
D. 12 m.s-1
E. 16 m.s-1
Pembahasan :
EM1 = EM2
Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
mgh1 + 0 = 0 + ½ m v2
v=√ 2 g h
¿ √ 2× 10× 5=10 m s−1
Jawab : C
9. Gambar berikut mernperlihatkan balok besi yang diarahkan pada sebuah paku. Dari gambar tersebut,
ketika balok besi mengenai paku secara tegak lurus, maka usaha yang dilakukan balok besi terhadap paku
adalah (anggap g = 10 m.s-2) ….. ( UN 2010)
A. 12 J
B. 10 J
C. 8 J
D. 5 J
E. 4 J
Pembahasan :
W =  Ep = m g h
= 2 × 10 (0,45 – 0,5)
= 8 joule
Jawab : C
10. Sebuah peluru dengan massa 20 gram ditembakkan dengan sudut elevasi 30 0 dan dengan kecepatan 40 m
s–1. Jika gesekan dengan udara diabaikan, maka energi potensial peluru pada titik tertinggi adalah …
joule. (UMPTN 1997)
A. 2
B. 4
C. 5
D. 6
E. 8
Pembahasan :
EM1 = EM2
Ep1 + Ek1 = Ep2 + Ek2
0 + Ep2 = Ek1 – Ek2
Ep2 = ½ m v2 – ½ m (v0 cos 300)2
= ½ 0,02 × 402 – ½ 0,02 (40 × ½√3)2
= 16 – 12 = 4 joule
Jawab : B
11. Sebuah silinder pejal megelinding tanpa selip menuruni bidang miring seperti pada gambar di samping.
Jika percepatan gravitasi bumi 10 m s–2, maka kelajuan silinder tersebut di ujung lintasan adalah ….
A. 9 m s–1
B. 6 m s–1
C. 4 m s–1
D. 3 m s–1
E. 2 m s–1
Pembahasan :
EM1 = EM2
EP 1 + EK Tot 1 = EP 2 + EK Tot 2
mgh + 0 = 0 + ½ I 2 + ½ m v2
mgh = ½ ½ m R2 2 + ½ m v2
gh = ¼ v2 + ½ v2
4 gh 4 ×10 ×2,7
v=
√ 3
=
√ 3
=6 m s−1
24

Jawab : B
Sifat Elastisitas Benda dan Penerapannya
2. Hukum Hooke
”Besarnya gaya tarik/tekan (F) sebanding perubahan panjang (x) benda selama belum melampaui batas
elastisitasnya”
F=kx
k = tetapan gaya yang menyatakan keelastisan benda
3. Rangkaian Pegas Seri dan Pararel
Seri
F = F 1 = F2
x = x 1 + x2
1 1 1
= +
k k1 k 2

Paralel
x = x1 = x2
F = F1 + F2
k = k1 + k2

4. Energi Potensial Pegas


Pada percobaan hukum Hooke grafik hubungan antara gaya (F) terhadap perubahan panjang (x) :
a. konstanta gaya = gradien grafik F-x
b. energi potensial/usaha gaya pegas = luas daerah grafik F-x
F1 = k x1
F2 = k x2
F1 F2
k= =
x1 x2
1 1
W = F x= k x 2
2 2
5. Modulus Elastisitas
Tegangan Regangan
F ∆l
τ = e=
A l
Modulus Young
τ F/A F lo
E= = =
e ∆ l/lo A ∆ l
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Diantara keadaan benda-benda berikut
(1). Karet katapel yang diregangkan
(2). Bandul yang disimpangkan
(3). Besi yang dipanaskan
Benda yang memiliki energi potensial adalah pada nomor … (Ebtanas 2003)

A. (1)
B. (1) dan (2)
C. (2)
D. (2) dan (3)
E. (3)
Pembahasan :
Benda yang memiliki energi potensial adalah benda yang mempunyai kedudukan dan yang bersifat elastik
Jawab : B
2. Dalam suatu pratikum untuk menentukan konstanta pegas diperoleh data sebagai berikut.
No F (N) ΔL (cm)
1 10 2,0
2 15 3,0
3 20 4,0
4 25 5,0
5 30 6,0
25

Jika F adalah gaya dan ΔL pertambahan panjang. Konstanta pegas dalam yang digunakan adalah …
(Ebtanas 1995)
A. 100 N m–1
B. 200 N m–1
C. 300 N m–1
D. 400 N m–1
E. 500 N m–1
Pembahasan :
F = k x  x = L
k = F/x = 10/2 = 15/3 = 5 N m–1
Jawab : B
3. Grafik di samping ini menyatakan hubungan antara gaya dengan pertambahan panjang pegas, dari grafik
tersebut besar konstanta pegasnya adalah .... (Ebtanas 2005)
A. 100 N/m
B. 200 N/m
C. 300 N/m
D. 500 N/m
E. 5.000 N/m
Pembahasan :
F = k x  x = L
k = F/x = 10/2 = 15/3 = 5 N m–1
Jawab : B
4. Tabel di bawah menggambarkan hasil percobaan pegas yang salah satu ujungnya diberi beban.
No. F (N) ΔL (cm)
1 20 4,0
2 30 6,0
3 40 8,0
F menyatakan berat beban dan ΔL menyatakan pertambahan panjang. Hitunglah usaha yang harus
dilakukan untuk memperpanjang pegas sejauh 10 cm. (UAN 2007)
A. 2,0 joule
B. 2,5 joule
C. 5,0 joule
D. 7,6 joule
E. 10 joule
Pembahasan :
F = k x  x = L
k = F/x = 10/2 = 15/3 = 5 N m–1
Jawab : B
5. Tiga buah pegas disusun seperti pada gambar di samping. Konstanta masing-masing k 1= 200 N m–1, k2 =
400 N m–1, k3 = 200 N m–1. Susunan pegas dipengaruhi beban B sehingga mengalami pertambahan panjang
5 cm. Jika g = 10 m s–2 dan pertambahan panjang pegas 1 dan 2 sama, massa beban B adalah … (Ebtanas
1997)
A. 16,67 kg
B. 7,50 kg
C. 3,33 kg
D. 1,67 kg
E. 0,75 kg

Pembahasan :
kp = k1 + k2 = 200 + 400 = 600
1/ks = 1/kp + 1/k3= 1/600 + 1/200
= (1 + 3)/600
= 150 N m–1
F =kxmg=kx
m (10) = 150 (5.10-2)
m = 0,75 Kg
Jawab : E
6. Sepotong kawat logam homogen panjangnya 140 cm dan luas penampangnya 2 mm 2. Ketika ditarik
dengan gaya sebesar 100 N, bertambah panjang 1 mm. Modulus elastik bahan kawat logam tersebut adalah
….
A. 7 x 108 N/m2
B. 7 x 109 N/m2
C. 7 x 1010 N/m2
26

D. 7 x 1011 N/m2
E. 7 x 1017 N/m2
Pembahasan :
F lo 100 ×1,4
E= = =7 ×108
A ∆l 2 ×10−6 ×10−3
Jawab : A
Momentum dan Impuls
1. Momentum
Momentum (p) hasil kali massa dengan kecepatan benda atau jumlah gerak suatu benda.
p=mv
2. Impuls
Impuls (I) adalah gaya kontak (F) yang dikerjakan selama waktu singkat (Δt) tertentu yang menyebabkan
momentum benda berubah (Δp).
I = F t = p
3. Hukum Kekekalan Momentum
Bila tak ada gaya luar (selain gaya impuls tumbukkan) yang bekerja pada sistem maka momentum sesaat
sebelum dan setelah tumbukkan adalah sama.
p1 + p2 = p1’ +p2’
m1v1 + m2v2 = m1v1’+ m2v2’
4. Koefisien Restitusi
Koefisien restitusi (e) menyatakan perbandingan nilai kecepatan relatif sistem sesaat setelah
bertumbukkan dengan kecepatan relatif sistem sesaat sebelum bertumbukkan
−v1' −v 2'
e=
v 1−v 2
e = 1 (tumbukkan lenting sempurna)
e = 0 (tumbukkan tak lenting)
0 < e < 1 (tumbukkan lenting sebagian)
5. Penerapan Konsep Momentum
 Tumbukan bola pada lantai
v2 dan v2’ = 0 kecepatan lantai
v1 =√2 g h1 arah ke bawah
v1' = √ 2 g h2 arah ke atas
−v1' h
e=
v1
= 2
 Ayunan balistik
√h1

Kecepatan setelah peluru masuk dalam balok


mp
'
v= ( )
v
m p+ m b b

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Sebuah bola m = 200 gram dilempar mendatar dengan kecepatan 5 m s –1. Kemudian bola dipukul searah
dengan arah mula-mula. Bila lamanya bola bersentuhan dengan pemukul 1 ms dan kecepatan bola setelah
meninggalkan pemukul 15 m s–1, besar gaya yang diberikan oleh pemukul adalah … ( Ebtanas 1994)
A. 2,0 . 102 N
B. 1,0 . 103 N
C. 2,0 . 103 N
D. 2,5 . 103 N
E. 4,0 . 103 N
Pembahasan :
F = I/t = (mv)/t = (0,2×5)/10-3
27

= 1 . 103 N
Jawab : B
2. Pada permainan bola kasti, bola bermassa 0,5 kg mula-mula bergerak dengan kecepatan 2 m.s -1. Kemudian
bola tersebut dipukul dengan gaya F berlawanan dengan gerak bola, sehingga kecepatan bola berubah
menjadi 6 m.s-1. Bila bola bersentuhan dengan pemukul selama 0,01 sekon, maka perubahan
momentumnya adalah ... (UN 2008)
A. 8 kg.m.s-1
B. 6 kg.m.s-1
C. 5 kg.m.s-1
D. 4 kg.m.s-1
E. 2 kg.m.s-1
Pembahasan :
p = m v = m (v2-v1)
= 0,5 (6 – (– 2)) = 0,5 (6 + 2)
= 4 kg.m.s-1
Jawab : D
3. Sebuah bola pada permainan softball bermassa 0,15 kg dilempar horizontal ke kanan dengan kelajuan 20
m/s. Setelah dipukul, bola bergerak ke kiri dengan kelajuan 20 m/s. Impuls yang diberikan oleh kayu
pemukul pada bola adalah .... ( Ebtanas 2006)
A. 3 Ns
B. –3 Ns
C. 6 Ns
D. –6 Ns
E. nol
Pembahasan :
I = p = m v = m (v2-v1)
= 0,15 (–20 – 20) = 0,15 (–40)
= –6 Ns
Jawab : B
4. Sebuah benda yang mula-mula diam, meledak menjadi 2 bagian dengan perbandingan 3 : 2. Bagian yang
massanya lebih besar terlempar dengan kecepatan 20 m s –1. Maka kecepatan terlemparnya bagian yang
lebih kecil adalah …( Ebtanas 2006)
A. 13,3 m s–1
B. 20 m s–1
C. 30 m s–1
D. 40 m s–1
E. 60 m s–1
Pembahasan :
(m1+ m2) v = m1v1’+ m2v2’
(5m) × 0 = 3m × 20 + 2m × v2’
0 = 60 + 2 v2’
v2’= 30 m s–1
Jawab : C
5. Dua buah benda bermassa sama bergerak pada satu garis lurus saling mendekati seperti pada gambar! Jika
v2' adalah kecepatan benda (2) setelah tumbukan ke kanan dengan laju 5 m.s -1, maka besar kecepatan v1' (1)
setelah tumbukan adalah…. (UAN 2009)
A. 7 m.s–1
B. 9 m.s–1
C. 13 m.s–1
D. 15 m.s–1
E. 17 m.s–1

Pembahasan :
m1v1 + m2v2 = m1v1’+ m2v2’
m (8) + m (– 10) = m v1’ + m (5)
v1’ = 8 – 10 – 5
= – 7 m.s–1 (tanda negatif arah ke kiri)
Jawab : A
6. Sebuah benda jatuh bebas dari A setelah menumbuk lantai bola dipantulkan setinggi B seperti gambar.
Koefisien restitusi bola tersebut adalah ….
1
A.
4
28

1
B. √2
4
1
C.
2
1
D. √2
2
E. √ 2

Pembahasan :
1
e=
h2
h1√=
Jawab : C
2
2h
h
√ 1 1
= =
4 2√
7. Sebutir peluru 20 gram bergerak dengan kecepatan 10 m/s arah mendatar menumbuk balok bermassa 60
gram yang sedang diam di atas lantai. Jika peluru tertahan di dalam balok, maka kecepatan balok setelah
tumbukan adalah ….
A. 1,0 m/s
B. 1,5 m/s
C. 2,0 m/s
D. 2,5 m/s
E. 3,0 m/s
Pembahasan :
m1v1 + m2v2 = (m1 + m2) v’
0,02 (10) + 0,06 (0) = (0,02 + 0,06) v’
0,2 = 0,08 v’
v’ = 0,2/0,08 = 2,5 m/s
Jawab : D

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN


3. Memahami prinsip dan konsep konservasi kalor sifat gas ideal, fluida dan perubahannya yang
menyangkut hukum termodinamika serta penerapannya dalam mesin kalor.
A. Suhu dan Kalor
1. Suhu
 Suhu adalah derajat panas dinginnya suatu benda.
Alat ukur suhu adalah termometer.
 Suhu mutlak adalah suhu dengan satuan Kelvin
 Perbandingan antar termometer
C : (K – 273) : (F – 32) : R = 100 : 100 : 180 : 80
2. Kalor
 Kalor adalah aliran energi panas.
 Satuan kalor adalah joule atau kalori. Hubungan
joule dan kalori
1 kalori = 4,2 joule dan 1 joule = 0,24 kalori
B. Proses perpindahan kalor dan Azas Black
1. Laju perpindahan kalor (Q/t) pada zat padat (konduksi)
 sebanding koefisien konduktivitas (k)
 sebanding beda suhu kedua ujungnya (ΔT)
 sebanding luas penampang (A)
 berbanding terbalik panjangnya (L)
Q k A ∆T
=
t L
2. Laju perpindahan kalor (Q/t) pada zat cair dan gas (konveksi)
 sebanding koefisien konveksi (h)
 sebanding beda suhu kedua ujungnya (ΔT)
 sebanding luas penampang (A)
Q
=h A ∆ T
t
3. Kalor jenis (c) adalah kalor yang dilepaskan/diserap benda per satuan massa m untuk setiap
penurunan/kenaikan temperatur ΔT
Q = m c ΔT
4. Kapasitas kalor (C) adalah kalor yang dilepaskan/diserap benda per satuan penurunan/ kenaikan
temperatur ΔT
29

Q = C ΔT
5. Kalor laten (kalor lebur, kalor beku, kalor uap, dsb), L adalah kalor yang dilepaskan/diserap pada saat
perubahan fase/wujud benda per satuan massa. Pada saat ini temperatur benda tetap.
Q=mL
6. Azas Black : Pada pencampuran dua benda atau lebih ke dalam suatu sistem tertutup benda yang memiliki
temperaur lebih rendah akan menyerap kalor dari benda yang bertemperatur tinggi hingga terjadi
keseimbangan termal. Jumlah kalor yang diterima suatu benda = kalor yang dilepaskan benda lain.
Q Lepas = Q Terima
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Batang A dan B mempunyai luas penampang dan panjang sama. Bila koefisien konduksi batang A = ¼ kali
koefisien konduksi batang B, kemudian keduanya dipanaskan pada salah satu ujungnya dan ternyata
keduanya mengalami perubahan suhu yang sama. Maka perbandingan kelajuan hantaran kalor batang A
dan batang B adalah … (Ebtanas 2004)
A. 1 : 4
B. 1 : 2
C. 1 : 1
D. 2 : 1
E. 4 : 1
Pembahasan :
Q1 k A A A ∆ T 1
k
t LA 4 B 1
= = =
Q2 k B A B ∆ T kB 4
t LB
Jawab : A
2. Tabel berikut menggambarkan hasil percobaan pengukuran suhu fluida dengan termometer A dan
termometer B
Pembacaan Termometer
No. Fluida
A B
1 X 00 – 100
2 Y 1000 1100
3 Z 600 T
Nilai t dalam tabel tersebut adalah … (Ebtanas 1991)
A. 400
B. 500
C. 620
D. 720
E. 800
Pembahasan :
∆ B ∆ B0
=
∆ A ∆ A0
T −(−10) 120
=
60 100
T +10 12
=
6 1
T + 10 = 12 × 6
T = 72 – 10
T = 62
Jawab : C
3. Dua batang P dan Q dengan ukuran yang sama tetapi jenis logam berbeda dilekatkan seperti pada gambar
di bawah. Jika koefisien konduksi termal P adalah dua kali koefisien konduksi termal Q, maka suhu pada
bidang batas P dan Q adalah … (Ebtanas 2001)
A. 600 0C
B. 200 0C
C. 100 0C
D. 90 0C
E. 60 0C
Pembahasan :
QP QQ
=
t t
30

k P A P ∆ T P k Q AQ ∆T Q
=
LP LQ
2 kQ TP = kQ TQ
2 (900 – T) = (T – 00)
1800 – 2T = T
3T = 1800
T = 600
Jawab : A
4. Satu kg es es suhunya –20C. Bila titik lebur es = 00C, kalor jenis es = 0,5 kal gr –1 0C–1 , kalor jenis air = 1
kal gr–1 0C–1 , kalor lebur es = 80 kal gr –1 dan 1 kalori = 4,2 Joule, maka kalor yang diperlukan untuk
meleburkan seluruh es tersebut adalah … (Ebtanas 1990)
A. 2,858 × 105 joule
B. 3,15 × 105 joule
C. 3,402 × 105 joule
D. 3,696 × 105 joule
E. 3,75 × 105 joule
Pembahasan :
Q = m c ΔT + m L
= 1000 × 0,5 × 2 + 1000 × 80
= 1000 + 80000
= 81000 kal
= 81000 × 4,2
= 3,402 × 105 joule
Jawab : C
5. Es, massanya 125 gram suhu 0 0C dimasukkan ke dalam 500 gr air suhu 20 0C. Ternyata es melebur
suluruhnya. Bila kalor lebur es = 80 kalori/gr dan kalor jenis air 1 kal/gr 0C, maka suhu akhir campuran
adalah ….(Ebtanas 1994)
A. 00C
B. 50C
C. 100C
D. 150C
E. 200C
Pembahasan :
Q Lepas = Q Terima
mEL + mEcATE2 = mAcATA
125×80 + 125×1×(TC – 0) = 500×1×(20 –TC)
10000+125TC = 10000 – 500TC
625TC = 0
TC = 00
Jawab : A
Fluida
A. Fluida Statis
1. Gaya dalam Fluida (Tekanan Hidrostatis)
Besar tekanan hidrostatis dalam fluida dirumuskan :
Ph =  g h
Tekanan total zat cair pada kedalaman h dari permukaan :
P = P0 +  g h
2. Hukum Pokok Hidrostatis
Suatu titik yang terletak pada suatu bidang datar di dalam zat cair yang sejenis
memiliki tekanan yang sama.
P1 = P2
1 h1 = 2 h2
h2
❑1= ρ
h1 2
3. Hukum Pascal
Tekanan yang dikerjakan pada fluida dalam ruang tertutup akan diteruskan
sama besar ke segala arah.
P1 = P2
F1 F 2
=
A1 A2
31

A2 D2 2
F 2= F1 atau F 2=
A1 D1 ( )
F1

4. Hukum Archimedes
Benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya dalam fluida akan mengalami gaya ke
atas sebesar fluida yang dipindahkan oleh benda yang tercelup tersebut.
FA = mf g
FA = f g Vbf
FA = wU - wf

(a). Benda melayang : w = FA dan b < f


(b). Benda terapung : w = FA dan b = f
(c). Benda tenggelam : w > FA dan b > f
B. Fluida Dinamis
1. Debit
Debit adalah volume fluida yang mengalir tiap satuan waktu.
V
Q= =A v
t
2. Persamaan Kontinuitas
Pada fluida tak termanpatkan, hasil kali antara kelajuan
aliran fluida dalam suatu wadah dengan luas penanpang
wadah selalu konstan.
Q1 = Q2
A1v1 = A2v2
3. Hukum Bernoulli
Persamaan bernoulli berlaku untuk fluida ideal dan
persamaannya diturunkan dari hukum kekekalan energi.
P1 +  g h1 + ½ v12 = P2 +  g h2 + ½ v22
Jika P1 = P2 = tekanan udara luar maka:
g h1 + ½ v12 = g h2 + ½ v22
½ v12 – ½ v22 = g h2 – g h1
v12 – v 22 =√2 g ∆ h
4. Penerapan Hukum Bernoulli
a. Teorema Torricelli
Dalam bejana terbuka yang berisi cair belubang kecil air akan
memancar dengan persamaan :
 Kecepatan air keluar (v)
v=√ 2 g h1
 Jarak jatuh air (x)
x=vt
x=2 √ h1 (H−h 1)
 Waktu yang diperlukan sampai jatuh di tanah (t)
t = ½ g h2
b. Pesawat Terbang
Gaya angkat pesawat terbang Sayap pesawat terbang pada
bagian depan lebih tebal dibandingkan bagian belakang,
(aerofoil) yang menyebabkan garis arus udara bagian atas
sayap pesawat lebih rapat daripada bagian bawah. Ini artinya
kelajuan udara bagian atas lebih besar daripada bagian
bawah.. Sesuai dengan asas Bernoulli tekanan fluida bergerak
lebih besar pada tempat yang kelajuan fluidanya lebih kecil.
Perbedaan tekanan udara pada bagian atas dan bawah inilah yang menyebabkan gaya angkat pada sayap
pesawat terbang.
Perasaman gaya angkat :
vA > vB  PA < PB
F = ½ A(vA2 – vB2)
c. Venturimeter
Venturimeter adalah sebuah tabung pada suatu pipa
untuk mengukur kelajuan aliannya
 Venturimeter tanpa manometer
A1 v1 = A2 v2
32

P1 – P2 =  g h
P1 + ½  v12 = P2 + ½  v22
2 g∆h
v1 =

√( A 12
A 22
−1
)
 Venturimeter dengan manometer
A1 v1 = A2 v2
P1 – P2 = Hg g h
P1 + ½ air v12 = P2 + ½ Hg v22

2 g ∆ h( ρ Hg−ρ air )
v1 =

√ ρair

Contoh Soal dan Pembahasan


( A 12
A 22
−1
)
1. Selisih tekanan hidrostatik darah di antara otak dan telapak kaki seseorang yang tinggi badannya 165 cm
adalah .... (Anggap massa jenis darah 1,0 × 103 kg m-3 dan g = 10 m s-2) (Ebtanas 2006)
A. l,65 × 102 N m-2
B. l,65 × l03 N m-2
C. l,65 × 104 N m-2
D. 0,83 × 104 N m-2
E. 0,83 × l03 N m-2
Pembahasan :
P =  g h
= 1,0 × 103 × 10 × 1,65
= 1,0 × 103 × 10 × 1,65
Jawab : C
2. Pada gambar di bawah, kaki kanan diisi dengan air raksa (massa jenis = 13,6 g cm -3), sedangkan kaki kiri
diisi dengan cairan yang tidak tercampur dengan air raksa. Massa jenis cairan tersebut adalah .... (Ebtanas
2006)
A. 11,7 g cm-3
B. 9,4 g cm-3
C. 2,6 g cm-3
D. 1,9 g cm-3
E. 1,6 g cm-3
Pembahasan :
h1
❑2= ρ
h2 1
12
❑1= 13,6
14
= 11,657 = 11,7 g cm-3
Jawab : A
3. Sepotong kaca di udara memiliki berat 25 N. Jika dimasukkan ke dalam air, beratnya menjadi 15 N. Bila
massa jenis air adalah 1 x 10 3 kg m-3 dan percepatan gravitasinya 10 m s -2, maka massa jenis kaca adalah
…. (Ebtanas 1999)
A. 1,5. 103 kg m-3
B. 2,5. 103 kg m-3
C. 3,5. 103 kg m-3
D. 4,5. 103 kg m-3
E. 5,5. 103 kg m-3
Pembahasan :
FA = wU – wA
f g Vb = wU – wA
1000 × 10 × Vb = 25 – 15
Vb = 10-3 m3
m 2,5
ρb = = −3 =2,5 ×10 3 kg m−3
V 10
Jawab : B
33

4. Sebuah bejana berbentuk U berisi fluida sepertigambar. Beban A 200 N dan beban
B 500 N. Bila luas penampang di A= 5 cm 2, maka luas penampang di B sebesar ....
(Ebtanas 1995)
A. 2,0 x 10-4 m2
B. 2,5 x 10-4 m2
C. 5,0 x 10-4 m2
D. 1 ,25 x 10-3 m2
E. 2,5 x 10-3 m2
Pembahasan :
FA FB
=
A A AB
200 500
=
5 A2
A2 = 12,5 cm2 = 1 ,25 x 10-3 m2
Jawab : D
5. Di dalam sebuah bak berisi air (air =1 gr cm-3) terapung sebongkah es (es = 0,9 gr cm-3). Jika volume es
yang muncul di permukaan air 50 cm3, volume es seluruhnya adalah …. (Ebtanas 1996)
A. 45 cm3
B. 50 cm3
C. 90 cm3
D. 95 cm3
E. 500 cm3
Pembahasan :
FA FB
=
A A AB
200 500
=
5 A2
A2 = 12,5 cm2 = 1 ,25 x 10-3 m2
Jawab : D
6. Kecepatan fluida ideal pada penampang A 1 adalah 20 m s–1. Jika luas penampang A1= 20 cm2 dan A2 = 5
cm2 maka kecepatan fluida pada penampang A 2 adalah …. (Ebtanas 1993)
A. 1 m s–1
B. 5 m s–1
C. 20 m s–1
D. 80 m s–1
E. 100 m s–1
Pembahasan :
A1v1 = A2v2
1 2
2 π ( r )
A1 2 1 r1 2
v 2= v 1=
A2 1 2
2 π ( r 2)
v 1= ( )
r2 1
v

2
2
20
v 2= ( )
5
20=80 ms – 1
Jawab : D
7. Sebuah tabung berisi zat cair (ideal). Pada dindingnya terdapat dua
lubang kecil (jauh lebih kecil dari penampang tabung) sehingga zat
cair memancar (terlihat seperti pada gambar). Perbandingan antara
x1 dan x2 adalah …. (Ebtanas 2006)
A. 2 : 3
B. 3 : 5
C. 2 : 5
D. 4 : 5
E. 3 : 4
Pembahasan :
x 1=2 √ h1 ( H −h1 )=2 √ 20 ( 100−20 )=80 cm
x 2=2 √ h2 ( H −h2 ) =2 √ 50 ( 100−50 ) =100 cm
x1 : x2 = 80 : 100 = 4 : 5
Jawab : D
34

8. Pada gambar di bawah, air mengalir melewati pipa venturimeter. Jika luas penampang A 1 dan A2 masing-
masing 5 cm2 dan 4 cm2 dan g = 10 m s–2, maka kecepatan (v) air yang memasuki pipa venturimeter adalah
… (Ebtanas 1997)
A. 3 m s–1
B. 4 m s–1
C. 5 m s–1
D. 9 m s–1
E. 25 m s–1
Pembahasan :
2 g∆h 2 10 0 , 45
v1 =

√( ) √ (
A1 2

A 22
−1

v1 = 4 m s–1
Jawab : D
=
52
42
−1 )
9. Agar seluruh energi potensial air terjun berubah menjadi kalor dan perbedaan suhu air di atas dan di bawah
air terjun 0,05 0C, maka tinggi air terjun haruslah …. (g = 10 m s–2, cair = 4200 J kg–1 K–1) (Ebtanas 2002)
A. 21 m
B. 25 m
C. 30 m
D. 40 m
E. 42 m
Pembahasan :
2 g∆h 2 10 0 , 45
v1 =

√( ) √ (
A1 2

A 22
v1 = 4 m s–1
Jawab : D
−1
=
52
42
−1 )
10. Pernyataan di bawah ini yang berkaitan dengan gaya angkat pada pesawat terbang yang benar adalah
…. (UAN 2010)
A. tekanan udara di atas sayap lebih besar dari pada tekanan udara di bawah sayap
B. tekanan udara di bawah sayap tidak berpengaruh terhadap gaya angkat pesawat
C. kecepatan aliran udara di atas sayap lebih besar dari pada kecepatan aliran udara di bawah sayap
D. kecepatan aliran udara di atas sayap lebih kecil dari pada kecepatan aliran udara di bawah sayap
E. kecepatan aliran udara tidak mempengaruhi gaya angkat pesawat
Jawab : C (cukup jelas)

Teori Kinetik Gas


1. Gas Ideal
 Ciri-ciri gas ideal
a. jarak pisah antar molekulnya jauh lebih besar ukuran molekul
b. jumlah molekulnya banyak
c. tumbukkan yang terjadi lenting sempurna
d. gaya tarik menarik antar molekulnya diabaikan
e. bergerak lurus dengan kelajuan tetap ke segala arah
f. berlaku hukum-hukum Newton
 Persamaan umum gas ideal
pV = nRT
pV = NkT
n = jumlah mol zat
N = jumlah molekul zat → N = n NA
R = tetapan gas universal
k = tetapan Boltzman
 Tekanan Gas Ideal pada Ruang tertutup
2 N É K
P=
3 V

2. Energi Kinetik Gas


 Energi kinetik rata-rata
Energi kinetik translasi rata-rata dari molekul dalam gas berbanding lurus dengan suhu mutlak.
Makin tinggi suhu gas ideal, makin cepat gas bergerak
35

f
Ék = k T
2
 Energi kinetik total gas ideal
f f
Ék = n R T = N k T
2 2
 Derajat kebebasan (f) pada suhu kamar
a. gas monoatomik, f = 3
b. gas diatomik, f = 5
c. poliatomik, f = 7
3. Kecepatan Efektif Gas

v rms= v́ 2
3k T 3RT

v rms=

3P
m
=

Mr


v rms=
4. Energi Dalam
ρ

 Gas monoatomik
3 3
U = N kT= nRT
2 2
 Gas Diatomik
a. Pada suhu rendah
3 3
U = N kT= nRT
2 2
b. Pada suhu sedang
5 5
U = N kT= nRT
2 2
c. Pada suhu tinggi
7 7
U = N k T= n R T
2 2
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Partikel-partikel gas ideal mempunyai sifat antara lain:
(1). selalu bergerak bebas
(2). tidak saling tarik menarik antara partikel
(3). tidak mengikuti hukum newton tentang gerak
(4). bila bertumbukan lenting sempurna
Pernyataan di atas yang benar adalah .... (Ebtanas 2005)
A. 1, 2 dan 3
B. 1, 3 dan 4
C. 2, 3 dan 4
D. 1 dan 3
E. 1, 2 dan 4
Jawab : E (Cukup jelas)
2. Pada awal perjalanan tekanan udara di dalam ban mobil adalah 432 kPa dengan suhu 15 0 C. Setelah
berjalan dengan kecepatan tinggi, ban menjadi panas dan tekanan udara menjadi 492 kPa. Jika pemuaian
ban diabaikan, maka suhu udara di dalam ban menjadi …. (Ebtanas 2003)
A. 170 C
B. 350 C
C. 550 C
D. 1550 C
E. 3280 C
Pembahasan :
P 2 V 2 n R T 2 P2 T 2
= → =
P 1 V 1 n R T 1 P1 T 1
P 492
T 2= 2 T 1= 288=328 K
P1 432
T 2=328−273=550 C
Jawab : C
3. Didalam sebuah ruangan tertutup terdapat gas dengan suhu 27 0 C. Apabila gas dipanaskan sampai energi
kinetiknya menjadi 5 kali energi semula, maka gas itu harus dipanaskan sampai suhu …. (Ebtanas 1992)
36

A. 1000 C
B. 1350 C
C. 12000 C
D. 12270 C
E. 15000 C
Pembahasan :
3
kT2
Ek 2 2 E T
= → k2 = 2
Ek 1 3 E k1 T 1
kT1
2
Ek 2 5
T 2= T 1 = 300=1500 K
Ek 1 1
T 2=1500−273=12270 C
Jawab : C
4. Sebuah ruang tertutup berisi gas ideal dengan suhu T dan kecepatan partikel gas di dalamnya v. Jika suhu
gas itu dinaikkan menjadi 2T maka kecepatan partikel gas tersebut menjadi … (Ebtanas 1990)
A. √2 v
B. ½ v
C. 2 v
D. 4 v
E. v2
Pembahasan :
3 kT2
v rms2
v rms1
=√ m
3 kT1
v
→ rms2 = 2
v rms1
T
T1√
√2T
m
v rms2=
Jawab : A
√ T
v=√ 2 v

5. Pemanasan suatu gas ideal seperti pada gambar !


Akibat pemanasan gas:
(1). Kecepatan partikel bertambah besar
(2). Momentum partikel bertambah besar
(3). Energi kinetik partikel bertambah besar
(4). Tekanan gas bertambah besar
Jika akibat suhu naik tetes A pindah ke B, berarti gas x mengalami …. (Ebtanas 2002)
A. 1, 2 dan 3
B. 1 dan 3 saja
C. 2 dan 4 saja
D. 4 saja
E. 1, 2, 3 dan 4
Jawab : A (lihat teori)

Termodinamika
1. Usaha (W) pada sistem termodinamika
 Bila gas dalam tabung yang dipanaskan, maka piston
akan bergerak sejauh s, karena gas memuai. Usaha
yang dilakukan sistem karena adanya perubahan
volume sebesar :
W = ∫ p dV
 Pada grafik P – V usaha yang dilakukan gas sebesar
W= luas grafik p-V = P (V2 – V1)
Jika arah proses ke kanan W positif, jika arah proses ke kiri W negatif.
2. Hukum I Termodimamika
Hukum pertama termodinamika menyatakan tentang hukum kekekalan energi suatu sistem gas.
Kalor yang diberikan pada sistem (ΔQ) akan digunakan untuk menaikkan energi dalam sistem (ΔU) dan
melakukan kerja mekanik (W)
Q = U + W
U = nRT
Perjanjian tanda :
ΔQ bertanda +/- bila sistem menerima/melepas kalor
37

ΔU bertanda +/- bila energi dalam sistem bertambah/berkurang


W bertanda +/- bila sistem melakukan/menerima kerja mekanik
3. Proses Termodinamika
 Proses isotermal (temperatur tetap)
Ciri-cirinya :
Suhu tetap  PV = tetap  U = 0  Q = W
Grafik P – V hiperbola
Usaha gas :
V2
W =n RT ln ( )
V2
 Proses isobarik (tekanan tetap)
Ciri-cirinya :
Tekanan tetap  V/T = tetap
Grafik P – V mendatar
Usaha gas :
W = P (V2 – V1)
 Proses isokhorik (volume tetap)
Ciri-cirinya :
Volume tetap  V/T = tetap
Grafik P – V vertikal
Usaha gas :
W=0Q=U

 Proses adiabatik (energi dalam tetap)


Ciri-cirinya :
Tidak ada kalor yang masuk atau keluar sistem
Grafik P – V lebih tajam dari isotermik
Usaha gas :
Q = 0 W = –  U
Berlaku :
cp
P1γ V 1γ =P2γ V 2 γ dengan γ =
cv
4. Siklus Carnot
Siklus carnot merupakan siklus ideal yang bersifat resibel (terbalikan).
Siklus carnot terdiri dai 2 proses isotermik dan 2 proses adiabatik.
Proses a – b pemuaian isotermik menyerap kalor Q1
Proses b – c pemuaian adabatik (Q =0)
Proses a – b pemampatan isotermik melepas kalor Q2
Proses a – b pemampatan isotermik (Q =0)
Pada siklus Carnot berlaku :
Q1 = Q2 + W  W = Q1 – Q2
5. Hukum II Termodinamika
Ada dua perumusan hukum II Termodinamika
 Kevin – Planck : Kalor tidak mungkin diubah seluruhnya menjadi usaha.
Efesiensi mesin Carnot :
W Q 1−Q 2
η= × 100 %= ×100 %
Q1 Q1
Q2 T2
(
η= 1−
Q1 )
×100 %= 1− ( )
T1
×100 %

 Klasius : Kalor tidak mungkin diserap dari reservoir suhu rendah tanpa melakuan usaha pada mesin.
Koefisien mesin pendingin (koefisien performansi)
Q2 Q2 T2
K= = =
W Q1−Q2 T 1−T 2
Q2 T2
K= (
Q1 )
−1 ×100 %=
T1 ( )
−1 ×100 %

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Lima grafik berikut ini menunjukkan hubungan antara tekanan (P) dan volume (V) suatu gas. Proses
isobarik ditunjukkan oleh grafik … (Ebtanas 1993)
A. I
38

B. II
C. III
D. IV
E. V
Pembahasan :
Proses isobarik adalah proses dengan tekanan tetap ditunjukan grafik I.
Jawab : A
2. Dari grafik P – V di atas, besar usaha gas pada proses I dan II berbanding sebagai …. (Ebtanas 2003)
A. 4 : 3
B. 3 : 4
C. 2 : 3
D. 1 : 2
E. 1 : 1
Pembahasan :
W 1 Luas I
=
W 2 Luas II
20(40−10) 1
¿ =
15(60−20) 1
Jawab : E
3. Pada grafik PV mesin Carnot di bawah ini, W = 6.000 joule. Banyak kalor
yang dilepas oleh mesin tiap siklus adalah …. (Ebtanas 2004)
A. 2.250 joule
B. 3.000 joule
C. 3.750 joule
D. 6.000 joule
E. 9.600 joule

Pembahasan :
W T 1−T 2
Q1
×100 %= (
T1 )
× 100 %

6000 800−300
Q1
= ( 800 )
800 ×6000
Q 1= =9600 joule
500
Jawab : E
4. Suatu mesin Carnot mempunyai reservoir suhu tinggi 373 0C dan reservoir suhu dingin 500C. Efisiensi yang
dihasilkan mesin tiap siklus adalah …. (Ebtanas 2000)
A. 50 %
B. 58 %
C. 70 %
D. 85 %
E. 137 %
Pembahasan :
T2 323
(
η= 1−
T1 )
× 100 %= 1− (
646 )
×100 %=50 %

Jawab : A

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN


4. Menerapkan konsep dan prinsip optik dan gelombang dalam berbagai penyelesaian masalah dan
produk teknologi
A. Optik Geometri
1. Pemantulan Cahaya
a. Hukum snellius tentang pemantulan
 Sinar datang, sinar pantul dan garis normal berpotongan pada satu titik dan terletak pada satu bidang
datar.
 Sudut datang sama dengan sudut pantul (i = r)
b. Pemantulan cahaya pada cermin datar
 Jarak bayangan (s’) = jarak benda(s)
 Jarak bayangan (h’) = jarak benda(h)
39

 Banyak bayangan yang terjadi bila sebuah benda diletakkan di antara 2 cermin datar yang saling
membentuk sudut 
360 0
n= −1
θ
c. Pemantulan cahaya pada cermin lengkung
Cermin cekung (positif/konfergen) harga f dan R +
Cermin cembung (negatif /diafergen) harga f dan R –
1 1 1 s' h'
= + ' dan M = =
f s s s h ||| |
Untuk cermin lengkung berlaku:
Nomor ruang benda + nomor ruang bayangan = 5
 Bila nomor ruang benda > nomor ruangan bayangan = diperkecil.
 Bila nomor ruang benda < nomor ruang bayangan + diperbesar.
 Bila benda berada di ruang 1 cermin cekung, maka bayangan tegak dan maya.
 Bila benda berada di ruang 2 atau 3 cermin cekung, maka bayangannya terbalik dan nyata.
 Bayangan oleh cermin cembung selalu maya, tegak dan diperkecil.
2. Pembiasan Cahaya
Pembiasan adalah peristiwa pembelokan arah cahaya ketika cahaya melewati
suatu bidang batas (berpindah dari satu medium ke medium lainnya)
a. Hukum Snelius tentang pembiasan
sin i n2 v 1 λ2
= = =
sin r n1 v 2 λ1
b. Kedalaman Semu
d n2
=
d ' n1
d n1 = d’ n2
dengan :
d = kedalaman sebenarnya
d = kedalaman semu
n1 = indeks bias medium 1 (pengamat)
n2 = indeks bias medium 2 (letak benda)
c. Pembiasan pada dua bidang batas
1) Kaca plan paralel
Pengeseran sinar :
d sin ( i−r )
t=
cos r
dengan :
d = tebal kaca plan paralel (m)
t = pergeseran sinar (m)
i = sudut datang
r = sudut bias
2) Pada prisma
 Besar sudut deviasi :
 = i + r’ – 
 Sudut deviasi minimum (m)
Terjadi jika i = r’ dan r = i’
1 1
sin ( δ m + β )=n p sin β
2 2
dengan : np = indeks bias prisma
 = sudut puncak/sudut pembias prisma
 Sudut deviasi minimum (m) untuk sudut pembias kecil ( < 100)
m = (nP – 1)
3) Benda bening sferis (permukaan cembung)
Persamaan yang berlaku :
n1 n2 ( n2−n1 )
+ =
s s' R
n2 ( n2−n 1)
=
f R
40

−n1 s h'
M= =
n2 s h
Jika permukaan:
 Cembung  R > 0
 Cekung  R < 0
 Datar  R = n1
Jika benda terletak jauh tak terhingga (s = ) maka bayangannya di titik fokus (s’ = f) sehingga
berlaku :
n2 ( n2−n 1) n2 R
= atau f =
f R n2−n1
4) Pada lensa tipis
Lensa tipis adalah lensa yang ukuran ketebalannya
dapat diabaikan
Persamaan yang digunakan :
n1 n1 1 1
+ ' =( n 2−n1 )
s s

(
R1 R 2 )
Jika lensa berada di udara (n2 =1)
1 1 1 1
+ = ( n2−1 )
s s'

R1 R2( )
Jika benda berada jauh tak terhingga (s = ) maka
bayangannya di titik fokus (s’ = f)
1 1 1 1 1 1
f
= ( n2−1 ) (−
R1 R2
→ = + '
f s s )
100 s' h'
P=
f
dan M = =
s h ||| |
dimana :
n1 = indeks bias medium, n2 = indeks bias lensa,
R1 dan R2 = jari- jari kelengkungan lensa (cm)
f = jarak titik api lensa (cm)
P = kekuatan lensa (dioptri (D))
M = perbesaran bayangan
s = jarak benda ke lensa (cm)
s' = jarak bayangan ke lensa (cm)
h = tinggi benda (cm), h'=tinggi bayangan (cm)
Lensa ada 2,yaitu:
a. Lensa cembung (konveks) Sifatnya sama dengan cermin cekung
b. Lensa cekung (konkaf) Sifatnya sama dengan cermin cembung
Perjanjian untuk lensa:
a. benda di depan lensa: nyata dan bernilai positif (+)
b. benda di belakang lensa: maya dan bernilai negatif (-)
c. bayangan di belakang lensa: bersifat nyata dan di depan lensa bersifat maya
d. Pemantulan sempurna
 Syarat terjadinya pemantulan sempurna adalah:
sinar datang dari medium rapat ke renggang (n1> n2)
sudut datang > sudut kritis ( i > ik)
 Sudut kritis adalah sudut datang yang menghasilkan sudut bias 900
n2
sin i k =
n1
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Bayangan yang terbentuk oleh cermin cekung dari sebuah benda setinggi h yang ditempatkan pada jarak
lebih kecil dari f (f = jarak fokus cermin) bersifat …. (Ebtanas 2001)
A. maya, tegak, diperkecil
B. maya, tegak, diperbesar
C. nyata, tegak, diperkecil
D. nyata terbalik, diperbesar
E. nyata, terbalik, diperkecil
Pembahasan :
Benda di ruang 1 maka bayangan di ruang 4
Sifat bayangan : maya, tegak, diperbesar
41

Jawab : B
2. Jika benda diletakkan pada pertengahan di antara titik api dan permukaan cermin cekung, maka bayangan
yang terbentuk :
(1) diperbesar dua kali
(2) tegak
(3) mempunyai jarak bayangan = jarak fokus
(4) maya
Pernyataan yang benar adalah …. (Ebtanas 2004)
A. 1, 2 dan 3
B. 1 dan 3
C. 1 dan 4
D. hanya 4
E. semua benar
Pembahasan :
Benda di ruang 1 maka bayangan di ruang 4
Sifat bayangan : maya, tegak, diperbesar
1 1 1 1 1 1 2 1
= + → = + '= + '
f s s' f 1 f s
f s
2
1 1 2 −1
= − = → s, =−f
s f f f
'

'
s f
M= = =2 kali
s 1
f
2
Jawab : E
3. Bayangan maya yang terbentuk oleh sebuah cermin cekung tiga kali lebih besar dari bendanya. Bila jarak
fokus cermin 30 cm, maka jarak benda di depan cermin adalah …. (Ebtanas 1996)
A. 5 cm
B. 10 cm
C. 20 cm
D. 30 cm
E. 40 cm
Pembahasan :
s' s' '
M= ||
s
3= s =3 s
s
1 1 1
= +
f s 3s
1 3 1 1 4
= + =
30 3 s 3 s 30 3 s
30 s=120 s=40 cm
Jawab : E

4. Sebuah cermin cembung ditempatkan di tikungan jalan. Ketika terdapat benda yang jaraknya 2 m dari
1
cermin, bayangan yang terbentuk kali tinggi benda. Jarak fokus cermin adalah …. (Ebtanas 2000)
16
2
A. m
15
2
B. m
17
5
C. m
8
15
D. m
2
17
E. m
2
Pembahasan :
−1
s=2cm dan M = ( mayakarena cermin cembung)
16
f 1 f
M= →− =
s−f 16 2−f
42

−16 f =2−f →15 f =−2


−2
f=
15
Jawab : E
5. Jika sinar putih melewati prisma, maka deviasi sinar ungu lebih besar dari pada sinar biru. Hal ini
disebabkan karena …. (Ebtanas 1994)
A. indeks bias sinar ungu lebih kecil daripada indeks bias sinar biru
B. indeks bias sinar ungu sama dengan indeks bias sinar biru
C. kecepatan cahaya ungu lebih besar daripada kecepatan cahaya biru
D. frekuensi sinar ungu lebih kecil daripada frekuensi biru
E. indeks bias ungu lebih besar daripada indeks bias biru
Pembahasan :
u > m karena nu > nm (sinar unggu lebih besar dibelokan)
Jawab : E
6. Perhatikan berkas sinar AO yang merambat dari udara (medium 1) menuju gelas (medium 2) dan dibiaskan
sepanjang OB. Maka hubungan antara indeks bias ke dua medium tersebut adalah .... (Ebtanas 2005)
nu q 1
A. =
ng q 2
nu ng
B. =
sin q1 sin q2
nu q
C. =sin 1
ng q2
nu sin q 1
D. =
ng sin q 2
E. nu sin q 1=¿ n g sin q 2 ¿
Pembahasan :
Berdasarkan hukum pembiasan n1 sin i = n2 sin r
Jawab : E
7. Seberkas sinar monokromatik AB dijatuhkan tegak lurus pada salah satu prisma
siku-siku yang sudut puncaknya 300 dan indeks biasnya 1,5. udara prisma
udara. Di titik C sinar akan …. (Ebtanas 2004)
A. dibiaskan dengan sudut bias > 300
B. dibiaskan dengan sudut bias < 300
C. dipantulkan dan dibiaskan
D. dipantulkan sempurna
E. dipantulkan ke arah A
Pembahasan :
nP sin i = nu sin r
1,5 sin 300 = 1 sin r  r > 300
Jawab : A
8. Grafik di samping menyatakan hubungan D (deviasi) terhadap i (sudut datang) pembiasan cahaya pada
prisma. Besar sudut pembias prisma adalah …. (Ebtanas 1998)
A. 300
B. 450
C. 600
D. 750
E. 900

Pembahasan :
m = 350 dan i =400
m = 2 i -    = 2 i – m = 2 × 400 – 350 = 450
Jawab : B
9. Seberkas cahaya sejajar dijatuhkan pada sebuah lensa cekung. Pada lensa berkas cahaya tersebut
mengalami …. ( Ebtanas 2003)
A. pembiasan sehingga sinar menyebar
B. pemantulan sehingga sinar menyebar
C. pembiasan sehingga sinar mengumpul
D. pemantulan sehingga sinar mengumpul
E. pembiasan tetapi sinarnya tetap sejajar
43

Pembahasan :
Sinar yang datang sejajar sumbu utama akan dibiaskan menuju titik fokus
Jawab : C
10.Untuk mendapatkan bayangan yang terletak pada jarak 15 cm di belakang lensa positip yang jarak titik
apinya 7,5 cm maka benda harus diletakkan di depan lensa tersebut pada jarak …. ( Ebtanas 1988)
A. 2,5 cm
B. 7,5 cm
C. 15 cm
D. 22,5 cm
E. 30,0 cm
Pembahasan :
1 2 1 1
= − =
s 15 15 15
s=15 cm
Jawab : C
11.Sebuah benda berada 36 cm dari sebuah layar. Antara benda dan layar ditempatkan lensa cembung yang
jarak fokusnya 8 cm. Bayangan yang dihasilkan nyata dan tepat pada layar. Berapa jarak lensa dari layar….
( Ebtanas 1989)
A. 9 cm atau 17 cm
B. 12 cm atau 24 cm
C. 16 cm atau 20 cm
D. 12 cm
E. 24 cm
Pembahasan :
1 1 1 1 1 1 1 36
= + → = + → =
f s s' 8 x 36−x 8 36 x−x 2
36 x – x2 = 288  x2 – 36 x + 288 = 0
(x – 12) (x – 24) = 0
x = 12 atau x = 24
Jawab : B
12.Sebuah lensa di udara mempunyai jarak fokus 15 cm. Indeks bias bahan lensa 1,5. Pada saat lensa berada di
dalam air yang indeks biasnya 4/3 jarak fokus lensa menjadi …. ( Ebtanas 1999)
A. 10 cm
B. 15 cm
C. 22,5 cm
D. 60 cm
E. 120 cm
Pembahasan :
3

) ( )(
1 n 1 1 1 2 1 1
f nu( )(
= l −1 −
R 1 R2
→ = −1
15 1

R1 R 2 )
1 1 1 1 1 1 2
=( ) ( − ) → ( − )=
15 2 R R 1R R 2 15 1 2

3
1 nl
= −1
f ' na

1 2 1
1
( )( −
1
R 1 R2
1 2
→ = −1
f' 4
3
2
15 ) ( )( )
¿ × = → f ' =60 cm
8 15 60
Jawab : C

1
13.Dari grafik lensa cembung di atas, perbesaran bayangan pada =3 adalah … ( Ebtanas 2002)
s
A. 1,5 kali
B. 2 kali
C. 3 kali
D. 4 kali
E. 6 kali
44

Pembahasan :
1 1 1
=3→ s= dan ' =1→ s' =1
s 3 s
s' 1
M= = =3 kali
s 1
3
Jawab : C
B. Alat Optik
1. Mata dan Kacamata
a. Mata normal
 Punctum proximum (PP): jarak terdekat yang dapat dilihat oleh mata dengan berakomodasi
maksimum. Untuk mata normal PP =25 cm
 Punctum remotum (PR) : jarak terjauh yang dapat dilihat oleh mata tanpa akomodasi. Untuk mata
normal PR =  (tak hingga)
b. Cacat mata
1) Myopi (rabun jauh). Ciri-cirinya:
 PP < 25 cm dan PR< 
 bayangan jatuh di depan retina
 harus dibantu dengan lensa cekung (negatif)
100
P= dan f =−PR
−PR
2) Hypermetropi (rabun dekat). Ciri-cirinya:
 PP > 25 cm dan PR = 
 bayangan jatuh di belakang retina
 harus dibantu dengan lensa cembung (positif)
100 100
P=4− dan f =
PP P
Keterangan :
P = kekuatan lensa (dioptri)
PR = titikjauhmata(cm)
f = jarak titik api (cm)
PP = titik dekat mata (cm)
2. Lup (Kaca Pembesar)
1) Berupa lensa cembung (positif).
2) Benda terletak di ruang 1 (0 < s < f ) bayangannya berada di ruang 4. Sifat bayangan maya, tegak,
diperbesar.
3) Perbesaran angular (M)
 Tanpa akomodasi
Benda harus terletak di fokus lup
PP
M=
f
 Berakomodasi maksimum
Benda terletak di ruang 1 dan bayangan akhir terletak sejauh jarak baca mata normal (Sn = 25 cm)
PP
M= +1
f
 Berakomodasi maksimum dengan jarak X dari Lup
PP PP
M= +
f X
3. Mikroskop
a. Terdiri dua lensa positif yang disebut obyektif (dekat obyek) dan okuler (mata pengamat)
b. Jarak fokus lensa obyektif lebih kecil dibandingkan jarak fokus lensa okuler f ob < fok
c. Benda diletakkan diantara titik Fob dan 2 Fob
b. Bayangan yang dihasilkan lensa obyektif : nyata, terbalik, diperbesar
c. Bayangan yang dihasilkan lensa okuler : maya, tegak, diperbesar seperti pada lup
d. Terjadi dua kali pembiasan, dimana panjang mikroskop (d) dan perbesaran total (M)
d = sob’ + sok
M = Mob × Mok

Tak berakomodasi Berakomodasi Maksimum


45

s' ob s n s' ob s n
M= | ×
s ob f ok | M= | ×
s ob sok |
d sn s ' ob s
M= ×
f ob f ok
M=
sob ( )
× n +1
f ok
1
d h' s ob d sn
= =
f ob h s ob
M= × ( )
f ob f ok
+1

4. Teropong
Fokus obyektif selalu lebih besar dari fokus okuler (fob > fok)
Pembesaran teropong berlaku untuk semua jenis teropong :
f ob
M= | |
f ok
Macam-macam teropong
a. Teropong bintang
 Terdiri dari 2 lensa positif.
 Panjang teropong bintang:
d = fob + fok
d = panjang teropong (m)
b. Teropong bumi
 Terdiri dari 3 lensa positif, yaitu lensa obyektif, pembalik, dan okuler.
 Panjang teropongnya:
d = fob + 4fp + fok
fp = jarak fokus lensa pembalik (cm)
c. Teropong Panggung (Teropong Tonil)
 Terdiri dari dua lensa, yaitu lensa positif sebagai objektif dan lensa negatif sebagai okuler
 Panjang teropongnya:
d = fob + fok
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Seorang penderita presbiopi memiliki titik dekat 50 cm, hendak membaca pada jarak baca normal, maka ia
memerlukan kaca mata berkekuatan .... (Ebtanas 2003)
A. –2 dioptri
B. – ½ dioptri
C. + ½ dioptri
D. +2 dioptri
E. +4 dioptri
2. Seorang penderita presbiopi dengan titik dekat 75 cm. Agar dapat membaca pada jarak baca normal
(25cm), orang itu harus memakai kacamata dengan ukuran .... (Ebtanas 1990)
2
A. dioptri
3
B. 1 dioptri
2
C. 2 dioptri
3
D. 3 dioptri
2
E. 3 dioptri
3
3. Sebuah lensa berjarak fokus 5 cm digunakan sebagai lup. Jika mata normal menggunakan lup tersebut
dengan berakomodasi maksimum, maka perbesaran anguler lup adalah .... (Ebtanas 2002)
A. 3 kali
B. 4 kali
C. 5 kali
D. 6 kali
E. 8 kali
4. Pengamat bermata normal menggunakan mikroskop. Preparat diletakan 2,5 cm di depan lensa obyektif
yang mempunyai jarak fokus 2 cm, jika jarak fokus lensa okuler yang digunakan 25 cm, maka perbesaran
mikroskop saat pengamat berakomodasi maksimum (fok = 25 cm) adalah .... (Ebtanas 2005)
A. 80 kali
B. 60 kali
C. 50 kali
D. 40 kali
E. 20 kali
46

5. Sebuah mikroskop memiliki jarak titik api obyektif 2,0 cm. Sebuah benda diletakkan di bawah obyektif
pada jarak 2,2 cm. Panjang mikroskop 24,5 cm dan pengamat dilakukan tanpa akomodasi. Jika pengamat
bermata normal maka perbesaran total mikroskop bernilai .... (Ebtanas 2001)
A. 20 kali
B. 25 kali
C. 50 kali
D. 75 kali
E. 100 kali
6. Sebuah teropong dipakai untuk melihat bintang yang menghasilkan perbesaran anguler 6 kali. Jarak fokus
lensa obyektif 30 cm, jarak fokus okulernya (mata tak berakomodasi) adalah .... (Ebtanas 2005)
A. 3,5 cm
B. 5 cm
C. 7 cm
D. 10 cm
E. 30 cm
7. Teropong bintang dengan perbesaran anguler 10 kali. Bila jarak titik api obyektifnya 50 cm, maka panjang
teropong .... (Ebtanas 1989)
A. 5 cm
B. 35 cm
C. 45 cm
D. 50 cm
E. 55 cm

C. Getaran dan Gelobang


1. Gerak Harmonis
 Getaran harmonis (selaras) adalah getaran yang jika kita ukur banyak getaran dalam tiap detiknya tetap.
 Frekuensi (f) : banyaknya getaran yang terjadi tiap satuan waktu.
 Periode getaran (T) : waktu yang diperlukan untuk membentuk satu getaran penuh.
1
T=
f
 Amplitudo getaran (A) : Simpangan maksimum benda diukur dari titik kesetimbangannya.
 Sudut fase getaran (): Sudut yang ditempuh dalam waktu t detik.
2 πt
θ=
T
 Fase getaran () : perbandingan antara lamanya getaran (t) dengan periode (T).
t
φ=
T
 Kecepatan sudut getaran ()

ω=
T
 Persamaan getaran harmonis
y= A sin t y max= A
A = amplitudo (m)
dy Y = simpangan (m)
v= =ωA cos ωt → v max =ωA
dt  = sudut fase (rad)
v=ω √ A 2− y 2  = kecepatan sudut (rad s-1)
dv v = kecepatan getaran (m s-1)
a= =−ω2 A sin ωt
dt a = percepatan getaran (m s-2)
a=−ω 2 y → amax =−ω2 A

ω=2 πf =
T

a. Bandul matematis (Ayunan sederhana)


Dari gambar diperoleh :
w = m.g w1 = m g sin  w2 = m g cos 
Jika sudut  kecil, maka gaya F yang menggerakkan
bandul sama dengan w1, sedangkan komponen W2,
saling menghilangkan dengan tegangan tali T.
F = w1,  m a = m g sin   a = g sin 
Dengan menggantikan nilai :
47

4 π2 4π2L
a= A sin θ ( A=L ) maka: sin θ=g sinθ
T2 T2
Dimana :
l 1 g
T =2 π
g √
→f=
2π √ l
F = gaya pemulih (N)
l = panjang tali (m)
g = percepatan gravitasi (m s-2)
F=−m g sin θ T = periode (s)
f = frekuensi (Hz)
b. Getaran pegas
Dari gambar :
F=ky
ma=ky
4π2 y
m =k y
T2

m
T =2 π
√ k
Dimana :
F = gaya pemulih (N)
m = massa beban (kg)
1 k
f=
2π m√ k = konstanta pegas (N m-1)
y = simpangan (m)
T = periode (s)
F=−k y f = frekuensi (Hz)

c. Energi mekanik getaran harmonik sederhana


 Ep = ½ k y2
 Ek = ½ m v2
 EM = Ep + Ek = ½ k A2
k 2 2
 v=

2. Gelombang Berjalan
m
( A − y )=ω √ (A 2− y 2 )

y = A sin (x  kx)


dengan  = 2f = 2/T dan k = 2/
A = amplitudo (m)
x = posisi titik pada tali dalam arah sumbu x
 = panjang gelombang (m)
v = cepat rambat gelombang
 Cepat rambat gelombang
v =  f atau v = /k
 Fase gelombang berjalan
t x x
φ= − atau φ=ft−
T λ λ
3. Gelombang Stasioner
 Gelombang stasioner (berdiri/tegak) adalah gelombang hasil super posisi dari dua gelombang yang
menjalar pada suatu medium yang sama tetapi dengan arah yang berlawanan.
 Amplitudo maksimum disebut perut (p) dan titik setimbangnya disebut simpul (s).

Gelombang Stasioner Ujung Bebas Gelombang Stasioner Ujung Tetap/Terikat


Jika ujung bebas, maka gelombang pantulnya Jika ujung tali terikat, maka gelombang pantulnya
tidak mengalami perubahan fase akan mengalami perubahan sebesar ½
Pada ujung bebas terjadi perut (amplitudo = Pada ujung terikat terjadi simpul (amplitudo = 0)
maksimum)
Persamaan : Persamaan :
2 πx 2 πt 2 πx 2 πt
y=2 A cos sin y=2 A sin cos
λ T λ T
2 πx t l 2 πx t l
y=2 A cos sin 2 π ( − ) y=2 A sin cos 2 π ( − )
λ T λ λ T λ
Amplitudo : Amplitudo :
2 πx 2 πx
y=2 A cos y=2 A sin
λ λ
48

Letak simpul dari ujung pemantul Letak simpul dari ujung pemantul
2 πx 2 πx 1 2 πx 2 πx
cos =0 → =( 2 n+1 ) π sin =0 → =n π
λ λ 2 λ λ
1 1
x=( 2 n+1 ) λ n=0 ,1 , 2, 3 , … . x=( 2 n ) λ n=0 ,1 , 2 ,3 , … .
4 4
Letak perut dari ujung pemantul Letak perut dari ujung pemantul
2 πx 2 πx 2 πx 2 πx 1
cos =1 → =n π sin =1→ =( 2 n+1 ) π
λ λ λ λ 2
1 1
x=( 2 n ) λ n=0 ,1 , 2 ,3 , … . x=( 2 n+1 ) λ n=0 ,1 , 2, 3 , … .
4 4

4. Gelombang Elektromagnetik
 Gelombang elektromagnetik adalah rambatan dari medan magnet dan medan listrik ke segala arah
saling tegak lurus secara periodik atau kontinu (teori Maxwell).
 Dalam hampa udara besar cepat rambat gelombang elektromagnetik sebesar:

1
c=
√ μ0 ε 0
=3 ×108 m/so = permeabilitas magnet dalam hampa udara 4 x 10 -12Wb
-7
/ A.m
o = permitivitas listrik dalam hampa udara = 8,85 x 10 c /Nm2
2

 Persamaan cepat rambat gelombang elektromagnetik dalam hampa udara:


c=f
c = cepat rambat gelombang elektromagnetik = 3 x 108 m/s
f = frekuensi gelombang elektromagnetik (Hz)
= panjang gelombang elektromagnetik (m)
 Sifat-sifat gelombang elektromagnetik:
a. gelombang transversal
b. dapat dipantulkan
c. dapat dibiaskan
d. dapat dipadukan (interferensi)
e. dapat dilenturkan (difraksi)
f. dapat dikutubkan (polarisasi)
g. tidak dibelokkan medan listrik maupun medan magnet
 RADAR (Radio Detection and Ranging) : Berfungsi sebagai pesawat pemancar dan penerima
gelombang.
 Bila RADAR digunakan untuk mengetahui letak suatu benda di udara, maka jarak benda adalah:
c ×t t = waktu untuk bolak-balik (s)
s= s = jarak (m)
2
 Intensitas gelombang elektromagnetik adalah energi rata-rata per satuan luas untuk menembus suatu
bidang tiap satuan waktu yang dirumuskan dengan:
Emax = kuat medan listrik maksimum (N/C)
Emax × Bmax
I= Bmax = kuat medan magnet maksimum (Wb/m2).
2 μ0
 Hubungan antara Emaxdan Bmax

Emax
c=
Bmax
 Berbagai jenis gelombang elektromagnetik serta maanfaatnya dalam kehidupan sehari-hari dari
frekuensi tinggi ke rendah adalah :
a. sinar gamma : dihasilkan dari zat radioaktif, digunakan untuk terapi kanker dan rekayasa genetika.
b. sinar x : dihasilkan partikel yang dipercepat/diperlambat, digunakan untuk foto bagian tubuh.
c. ultraviolet : dihasilkan transisi elektron dari kulit terluar, digunakan untuk fotosintesis.
d. cahaya tampak : dihasilkan dari radiasi termal, sebagai pengideraan makhluk hidup.
e. inframerah : dihasilkan dari radiasi termal, digunakan untuk memperoleh citra bumi melalui satelit.
f. gelombang mikro : dihasilkan dari radiasi termal, digunakan untuk memasak makanan, pemandu
kapal laut, dan komunikasi.
g. gelombang radio : dihasilkan oleh rangkaian listrik osilator dan sisa-sisa bigbang, digunakan untuk
komunikasi.

D. Optik Fisis
1. Dispersi Cahaya (Penguraian Cahaya)
49

 Dispersi adalah peristiwa diuraikannya cahaya putih (polikromatis) menjadi cahaya monokromatis
 Dispersi cahaya dapat terjadi pada prisma dan hasil uraian warnanya disebut spektrum
 Dispersi cahaya terjadi akibat indeks bias tiap warna cahaya berbeda. (n u >> nm dan u << m).
 Sudut dispersi dinyatakan dengan persamaan berikut:
 = (nu – nm) 
dengan :
 = sudut dispersi
nu = indeks bias wama ungu
nm = indeks bias wama merah
 = sudut pembias (puncak) prisma
2. Interferensi Cahaya
a) Merupakan perpaduan dua gelombang cahaya yang koheren.
b) Cahaya koheren mempunyai frekuensi sama dan beda fase tetap.
c) Jika cahaya yang digunakan monokromatik, maka hasil interferensi berupa garis terang atau gelap
d) Interferensi maksimum (konstruktif atau saling menguatkan)
d sin  = (2m) ½  m = 0, 1, 2, 3, ….
e) Interferensi minimum (destruktif atau saling melemahkan) terjadi jika
d sin  = (2m + 1) ½  m = 0, 1, 2, 3, ….
a. Percobaan Thomas Young tentang interferensi cahaya
 Interferensi maksimum
dy 1
=( 2 m )
l 2
 Interferensi minimum
dy 1
=( 2 m+1 )
l 2
d = jarak antar celah AB (m)
l = jarak celah ke layar (m)
p = jarak orde terang (m)
= panjang gelombang cahaya (m)
 Jarak antara dua garis terang atau dua garis gelap yang berdekatan
l
∆ y=
d
 Jarak antara garis terang dan garis gelap yang berdekatan
l
∆ y=
2d
b. Interferensi selaput tipis
 Warna-warna yang tampak pada gelembung air sabun atau lapisan minyak tanah di atas permukaan
air bila terkena sinar matahari merupakan hasil interferensi.
 Interferensi maksimum terjadi jika:
2nd cos r = (2m + 1) ½  m = 0, 1, 2, 3, …
 Interferensi minimum terjadi jika
2nd cos r = (2m) ½  m = 1, 2, 3, 4, …
Keterangan :
d = tebal lapisan (m),
n = indeks bias lapisan,
r = sudut bias (bila sinar datang tegak lurus maka r = 0 0)
m = orde terang/gelap
= panjang gelombang (m).
c. Cincin Newton
 Interferensi maksimum (lingkaran terang)
n r2 = (2m + 1) ½  R m = 0, 1, 2, 3, …
 Interferensi minimum (lingkaran gelap)
n r2 = (2m) ½  R m = 0, 1, 2, 3, …
Keterangan :
n = indek bias lensa
r = jari–jari cincin
R = jari–jari lensa
= panjang gelombang (m).
3. Difraksi Cahaya
Difraksi (lenturan) adalah peristiwa pembelokan arah cahaya, ketika cahaya melewati lubang kecil atau
suatu halangan.
Celah Tunggal Kisi
50

 Interferensi maksimum :  Interferensi maksimum :


d sin  = (2m + 1) ½  d sin  = (2m) ½ 
 Interferensi minimum  Interferensi minimum :
d sin  = (2m) ½  d sin  = (2m + 1) ½ 
 Tetapan kisi/jarak antar
celah
1
d=
N
dengan:
d = lebar celah/jarak antar celah (m)
N = jumlah goresan/jumlah celah
 = sudut difraksi
 = panjang gelombang
m = 0, 1, 2, 3, …
4. Polarisasi Cahaya
a. Polarisasi adalah terserapnya sebagian arah getar cahaya.
b. Gelombang yang dapat mengalami polarisasi adalah gelombang transversal
c. Dapat terjadi karena peristiwa pemantulan, pembiasan, pembiasan ganda, absorpsi selektif dan
hamburan
d. Jika sudut pantul (i') dan sudut bias (r) membentuk sudut 90 0, maka berdasarkan hukum Brewster besar
sudut polarisasinya:
n2
tani p=
n1
dengan:
ip = sudut polarisasi
n1 = indeks bias udara
n2 = indeks bias kaca/bahan
e. Analisator.
Rumus sudut Putar ()
 = c.1.
dengan:
c = konsentrasi larutan
l = paniang larutan yang dilalui
 = sudut putar jenis larutan
f. Polarisasi akibat dari selektif (terjadi ketika cahaya melewati polaroid)
Hukum Malus
I’ = ½ I0 cos2 
I’ = intensitas setelah terpolarisasi
I0 = intensitas awal
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Berikut ini merupakan sifat-sifat gelombang cahaya, kecuali ... (Ebtanas 2006)
A. Dapat mengalami pembiasan
B. Dapat dipadukan
C. Dapat dilenturkani
D. Dapat dipolarisasikan
E. Dapat menembus cermin cembung
2. Pada percobaan Young digunakan dua celah sempit yang berjarak 0,3 mm satu dengan lainnya. Jika jarak
layar dengan celah 1 m dan jarak garis terang pertama dari terang pusat 1,5 mm, maka panjang gelombang
cahaya adalah .... (Ebtanas 1997)
A. 4,5×10–3 m
B. 4,5×10–4 m
C. 4,5×10–5 m
D. 4,5×10–6 m
E. 4,5×10–7 m
3. Untuk menentukan panjang gelombang sinar monokhromatik digunakan percobaan Young yang data-
datanya sebagai berikut :
• jarak antara kedua celah = 0,3 mm
• jarak celah ke layar = 50 cm
• jarak antara garis gelap ke-2 dengan garis gelap
• ke-3 pada layar = 1 mm
Panjang gelombang sinar monokhromatik tersebut adalah .... (Ebtanas 2004)
A. 400 nm
51

B. 480 nm
C. 500 nm
D. 580 nm
E. 600 nm
4. Cahaya monokromatik jatuh tegak lurus pada kisi defraksi dengan 4.000 celah per cm. Bila spektrum orde
kedua membentuk sudut 300 terhadap garis normal maka panjang gelombang cahaya yang digunakan
adalah .... (Ebtanas 2005)
A. 6.500 A
B. 6.250 A
C. 6.000 A
D. 5.500 A
E. 4.000 A
5. Jarak dua lampu sebuah mobil 122 cm. Panjang gelombang rata-rata cahaya yang dipancarkan kedua lampu
itu 500 nm. Jika ternyata kedua lampu itu diamati oleh seseorang yang diameter pupil matanya 2 mm, maka
jarak maksimum mobil dengan orang tersebut supaya nyala kedua lampu masih tampak terpisah adalah ....
(Ebtanas 2001)
A. 250 m
B. 400 m
C. 2.500 m
D. 4.000 m
E. 5.000 m

E. Bunyi
 Bunyi merupakan gelombang mekanik yang tidak dapat merambat dalam hampa udara dan berupa
gelombang longitudinal.
 Tinggi rendahnya nada bergantung pada frekuensi dan keras lemahnya bunyi bergantung pada
amplitudo.
1. Sumber Bunyi
a. Dawai
 Menurut Mersenne, frekuensi getaran dawai sebanding dengan :
v
f
l
 Menurut Melde
F F Fl
v=
√ √ √
 Nada dasar
μ
=
ρA
=
m

1
l= λ
2
v
f 0=
2l
 Dengan demikian frekuensi gelombang bunyi dalam dawai untuk nada ke - n dirumuskan:
( n+1 ) v ( n+1 ) F
f n=
2l
=
2l √
μ
f0 : f1 : f2 : … : fn = 1 : 2 : 3 : … : (n + 1)
 Panjang gelombang bunyi untuk nada ke – n
2l
λ n=
n+1
 Jumlah s (simpul) = (n + 2)
Jumlah p (perut) = (n + 1)
Dimana : n = 0, 1, 2, ….
b. Pipa Organa Terbuka
Frekuensi nada atas ke - n pada pipa organa terbuka :

( n+1 ) v
f n= n=0 , 1 ,2 , 3 , … .
2l
f0 : f1 : f2 : … : fn = 1 : 2 : 3 : … : (n + 1)
Jumlah s (simpul) = (n + 2)
Jumlah p (perut) = (n + 1)
c. Pipa Organa Tertutup
52

( 2n+ 1 ) v
f n= n=0 ,1 , 2 ,3 , … .
4l
f0 : f1 : f2 : … : fn = 1 : 3 : 5 : … : (2n + 1)
Jumlah s (simpul) = Jumlah p (perut) = (n + 1)
d. Resonansi
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain yang bergetar.
Resonansi yang terjadi pada kolom udara dirumuskan :
ln = panjang kolom udara (m),
ln = (2n – 1) ¼  n = 1,2,3, ....
 = panjang gelombang (m)
e. Layangan Bunyi
Layangan adalah gejala penguatan atau pelemahan bunyi secara periodik atau frekuensi dua buah
gelombang bunyi yang mempunyai perbedaan frekuensi sangat kecil.
f = | f2 – f1 |  f = banyaknya layangan

2. Taraf Intensitas Bunyi


 Intensitas Bunyi
Intensitas Bunyi adalah daya yang menembus bidang tiap satuan luas.
P
I= atau I =2 π 2 f 2 A 2 ρv
A
 Gelombang bunyi mempunyai permukaan sferis (permukaan gelombang berupa permukaan bola).
 Pada waktu permukaan gelombang mengembang dari A ke B maka luas permukaan bola berubah dari
4r12 menjadi 4r22 (lihat gambar). Jika selama penjalaran tidak kehilangan energi, maka daya yang
dipindahkan besarnya tetap.
P1=P2
P
I 1 4 π r 12
=
I2 P
4 π r 22
2
I1 r2
=
I2 r1()
 Itensitas bunyi yang dapat didengar telinga manusia antara: 10 -12 watt m-2 (ambang pendengaran) sarnpai
1 watt m-2 (ambang perasaan)
 Taraf intensitas bunyi (TI) adalah perbandingan logaritmik antara intensitas bunyi dengan intensitas
ambang pendengaran.
I
TI =10 log
I0
 Jika terdapat sebanyak n sumber bunyi yang identik dan dibunyikan secara bersamaan akan
menghasilkan taraf intensiras total sebesar :
TIn = TI + 10 log n
 Taraf intensitas bunyi pada jarak r1 sebesar TI1, maka pada jarak r2 dimana r1 < r2 taraf intensitasnya
sebesar :
r2
TI 2=TI 1−20 log
r1
3. Efek Dopler
Perubahan frekuensi gerak gelombang yang disebabkan gerak relatif antara sumber dan pengamat disebut
sebagai efek Doppler.
Peristiwa ini dapat ditemukan pada gelombang bunyi. Jika sebuah sumber dan pengamat sama-sama
bergerak saling mendekat, maka frekuensi yang terdengar akan lebih tinggi dari frekuensi yang dihasilkan
sumber. Sebaliknya, jika keduanya bergerak saling menjauh, maka frekuensi yang terdengar akan lebih
rendah.

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Pada sebuah percobaan dengan tabung resonansi, ternyata bahwa resonansi pertama didapat bila
permukaan air di dalam tabung berada 20 cm dari ujung atas tabung. Maka resonansi kedua akan
terjasi bila jarak permukaan air ke ujung tabung itu adalah … (UAN 2004)
A. 30 cm
53

B. 40 cm
C. 50 cm
D. 60 cm
E. 80 cm
2. Pipa organa tertutup A memiliki frekuensi nada atas pertama yang sama tinggi dengan frekuensi nada
dasar pipa organa terbuka B. Jika dalam keadaan yang sama panjang pipa B = 20 cm, panjang pipa A
adalah …(UAN 2003)
A. 90 cm
B. 60 cm
C. 30 cm
D. 15 cm
E. 7,5 cm
3. Frekuensi nada atas pertama pipa organa terbuka A sama dengan frekuensi nada dasar pipa organa
tertutup B. Jika panjang pipa A = 60 cm, maka panjang pipa B adalah … (Ebtanas 2002)
A. 10 cm
B. 15 cm
C. 20 cm
D. 24 cm
E. 30 cm
4. Dari pernyataan berikut ini:
(1) P mendekati S yang diam
(2) S mendekati P yang diam
(3) P dan S saling mendekati
(4) S dan P bergerak dengan kecepatan sama
Jika P (pendengar) mendengar bunyi dengan frekuensi lebih tinggi dari frekuensi yang dikeluarkan S
(sumber), maka pernyataan yang benar adalah … (Ebtanas 2000)
A. (1), (2) dan (3) saja
B. (1), (2), (3) dan (4)
C. (1), dan (3) saja
D. (1),dan (4) saja
E. (2),dan (4) saja
5. Seseorang berdiri di pinggir jalan, sebuah mobil bergerak menjauhi orang tadi dengan kecepatan 20
m/s sambil membunyikan klakson yang berfrekuensi 400 Hz. Jika cepat rambat bunyi di udara pada
saat itu 380 m/s. maka frekuensi klakson yang didengar oleh orang tadi adalah .... (Ebtanas 2005)
A. 340 Hz
B. 360 Hz
C. 380 Hz
D. 400 Hz
E. 420 Hz
6. Titik A dan B masing-masing berada pada jarak 4 m dan 9 m dari sebuah sumber bunyi. Jika IA dan
IB masing-masing adalah intensitas bunyi di titik A dan titik B, maka IA : IB adalah … (Ebtanas
2001)
A. 3 : 2
B. 4 : 9
C. 9 : 4
D. 16 : 81
E. 81 : 16

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN


5. Menerapkan konsep dan prinsip kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai masalah dan
produk teknologi
Listrik dan Magnet
A. Listrik Statis
1. Hukum Coulomb
 Muatan listrik terdiri dari dua jenis, yaitu muatan positif dan muatan negatif.
 Dua benda yang bermuatan sejenis akan tolak menolak, sedang dua benda yang bermuatan tak
sejenis akan tarik menarik.
 Besar gaya tolak atau gaya tarik memenuhi persamaan :
a. Di udara atau ruang hampa
54

q1 q2
F=k
r2
1
k= =9 × 109 N C−2 m2
4 π ε0
ε 0=8,85 ×10−12 N−1 C2 m−2

b. Di medium
1 q1 q 2 1
F= 2
→ F= F0
4 πε r εr
ε =ε r ε 0

2. Medan listrik
 Medan listrik adalah ruang di sekitar muatan listrik dimana sebuah muatan uji yang berada
dalam ruang ini masih mengalami gaya listrik.
 Kuat medan listrik adalah hasil bagi gaya listrik dengan muatan uji.

F
E= → F=q E
q
q
E=k 2
r

a. Kuat medan listrik pada bola konduktor


Jika bola konduktor diberi muatan listrik, maka muatan listrik akan terpusat pada kulit bola sedangkan
di dalam bola tidak ada muatan.

 Di dalam bola (r < R) : E = 0


 Di permukaan bola (r = R) :
q
E=k
R2
 Di luar bola (r > R) :
q
E=k
r2
b. Kuat medan listrik pada keping sejajar
σ
E=
ε0
q
E=
A ε0
dimana :
 = rapat muatan
q
σ=
A
3. Energi Potensial dan Potensial Listrik
 Energi potensial listrik di suatu titik
q1 q2
E p =F r → E p=k
r
 Potensial listrik : energi potensial listrik persatuan muatan
Ep q
V= →V =k
q r
 Energi Listrik merupakan perubahan energi potensial listrik
W =  Ep
W = Ep2 – Ep1
= q (V2 – V1)
4. Potensial Listrik Pada Bola Konduktor
Bidang equpotensial adalah bidang dengan bidang dengan potensial
di dalam bola sama dengan potensial di permukaan bola
55

 Di dalam bola (r < R) :


q
V =k
R
 Di permukaan bola (r = R) :
q
V =k
R
 Di luar bola (r > R) :
q
V =k
r
5. Potensial Listrik pada Keping Sejajar
Besar potensial listrik pada keping sejajar
V=Ed
Energi potensial listrik dan potensial listrik merupakan besaran skalar
6. Kapasitor
 Kapasitor adalah komponenen listrik yang berfungsi menyimpan muatan listrik.
 Kapasitas Kapasitor (C) adalah banyaknya muatan yang tersimpan dalam kapasitor dirumuskan :
q
C=
V
 Kapasitas Kapasitor Keping Sejajar
Besar kapasitas kapasitor keping sejajar tergantung pada:
a. Permitivitas bahan penyekat
b. Luas keping kapasitor
c. Jarak antar Keping
❑0 A
C=
d
 Kapasitor Gabungan
Gabungan kapasitor dapat dilakukan dengan cara :
a. Disentuhkan
b. Dihubungkan dengan kawat halus
Prinsip kapasitor gabungan : jumlah muatan sebelum dan sesudah digabungkan sama besar.
 q =  q’
q1 + q2 =q1’ + q2’
C 1 V 1 +C2 V 2
Vgab=
C 1 +C2
 Susunan Kapasitor
a. Seri
Prinsip :
Besar muatan penganti kapasitor sama
dengan besar muatan tiap-tiap kapasitor.
qs = q1 = q2 = q3
Besar potensial penganti sama dengan
jumlah potensial tiap-tiap kapasitor
VAB = V1 +V2 + V3
Besar kapasitas kapasitor penganti seri
dirumuskan :
1 1 1 1
= + +
C s C 1 C2 C 3
b. Paralel
Prinsip :
Besar muatan penganti kapasitor sama
dengan jumlah muatan tiap-tiap kapasitor.
qs = q1 + q2 + q3
Besar potensial penganti sama dengan besar
potensial tiap-tiap kapasitor
VAB = V1 = V2 = V3
Besar kapasitas kapasitor penganti paralel
dirumuskan :
Cp = C1 + C2 + C3
 Energi yang tersimpan dalam Kapasitor
1 2 1 1 q2
W = CV = qV =
2 2 2V
56

Contoh Soal dan Pembahasan


1. Dua buah muatan masing-masing 5 C dan 4 C berjarak 3 m satu sama lain. Jika diketahui k = 9 × 10 9
Nm2C–2, maka besar gaya Coulomb yang dialami kedua muatan adalah … (UAN 2003)
A. 2 × 109 N
B. 60 × 109 N
C. 2 × 1010 N
D. 6 × 1010 N
E. 20 × 1010 N
2. Dua muatan Q1 dan Q2 tolak-menolak dengan besar gaya sebesar F jika jarak pisah antar muatan R, maka
… (Ebtanas 2005)
A. Gaya tolak menjadi 2F jika kedua muatan menjadi dua kali semula.
B. Gaya tolak menjadi 4F jika kedua muatan menjadi dua kali semula.
C. Gaya tolak menjadi 4F jika jarak antar muatan menjadi dua kali semula.
D. Gaya tolak menjadi 2F jika jarak antar muatan menjadi dua kali semula.
E. Gaya tolak tetap F jika jarak antar muatan menjadi dua kali semula.
3. Jarak dua muatan A dan B adalah 4 m. Titik C berada di antara kedua muatan berjarak 1 m dari A. Jika QA
1
=–300 μC, QB= 600 μC. Jika = 9 × 109 Nm2C–2, maka besar kuat medan di titik C pengaruh dari
4 π ε0
kedua muatan adalah … (Ebtanas 2002)
A. 9 × 105 N C–1
B. 18 × 105 N C–1
C. 33 × 105 N C–1
D. 45 × 105 N C–1
E. 54 × 105 N C–1
4. Dua buah muatan masing-masing q1 = 32 μC dan q2 = – 214 μC terpisah sejauh x satu sama lain seperti
Gambar di bawah. Bila di titik P yang berjarak 10 cm dari q2 resultan kuat medan listriknya = nol. Maka
besar x adalah .... (Ebtanas 2006)
A. 20 cm
B. 30 cm
C. 40 cm
D. 50 cm
E. 60 cm
5. Titik A terletak dalam medan listrik. Kuat medan listrik di titik A= 0,5 N C. Jika di titik A diletakkan benda
bermuatan listrik 0,25 C, maka pada benda tersebut bekerja gaya Coulomb sebesar … (Ebtanas 2000)
A. 0,125 N
B. 0,25 N
C. 0,35 N
D. 0,40 N
E. 0,70 N
6. Sebutir debu massanya 1 miligram dapat mengapung di udara karena adanya medan listrik yang menahan
debu tersebut. Bila muatan debu tersebut 0,5 μC dan percepatan gravitasi bumi 10 m/s2, tentukanlah
besarnya kuat medan listik yang dapat menahan debu tersebut. (UAN 2004)
A. 5 N/C
B. 10 N/C
C. 20 N/C
D. 25 N/C
E. 40 N/C
7. Sebuah titik bermuatan q berada di titik P dalam medan listrik yang ditimbulkan oleh muatan (+) sehingga
mengalami gaya sebesar 0,05 N dalam arah menuju muatan tersebut. Jika kuat medan di titik P besarnya 2
× 10–2 N C–1, maka besar dan jenis muatan yang menimbulkan medan adalah … (Ebtanas 2001)
A. 5,0 C, positif
B. 5,0 C, negatif
C. 3,0 C, posotif
D. 2,5 C, negatif
E. 2,5 C, positif
8. Dua keping logam yang sejajar dan jaraknya 0,5 cm satu dari yang lain diberi muatan listrik yang
berlawanan (lihat gambar) hingga beda potensial 10 4 volt. Bila muatan elektron adalah 1,6 × 10 –19 C, maka
besar dan arah gaya coulomb pada sebuah elektron yang ada di antara kedua keping adalah … (UAN 2004)
A. 0,8 × 10–7 N, ke atas
B. 0,8 × 10–7 N, ke bawah
C. 3,2 × 10–7 N, ke atas
D. 3,2 × 10–7 N, ke bawah
E. 12,5 × 10–7 N, ke atas
57

9. Perhatikan gambar di bawah. Setelah ujung A dan B dilepas dari sumber tegangan yang beda potensialnya
6 V, maka besar muatan pada kapasitor C2 adalah … (UAN 2003)
A. 90 μC
B. 60 μC
C. 54 μC
D. 45 μC
E. 30 μC
10.Tiga buah kapasitor C1, C2, dan C3, dengan kapasitas masing-masing 2 μF, 3 μF, dan 6 μF disusun seri,
kemudian dihubungkan dengan sumber muatan sehingga kapasitor C3 mempunyai beda potensial
(tegangan) sebesar 4 volt. Energi yang tersimpan pada kapasitor C2 adalah .... (Ebtanas 2006)
A. 3 μJ
B. 4 μJ
C. 8 μJ
D. 12 μJ
E. 24 μJ

B. Listris Dinamis
1. Arus Listrik
Arus listrik adalah aliran muatan listrik atau muatan listrik yang mengalir tiap satuan waktu. Arah arus
listrik dari arah dari potensial yang tinggi ke potensial rendah, jadi berlawanan dengan arah aliran elektron
2. Kuat Arus
Kuat arus listrik (I) adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir persatuan waktu.
q
I= t atau q = I . t
Jumlah muatan adalah n x elektron-elektron yang berpindah.
q = n. e sehingga berlaku pula n .e = I .t
Rapat arus : kuat arus untuk setiap satuan luas penampang. Rapat arus dinyatakan dengan :
I
J= A dengan satuan A/m2 .
3. Hukum Ohm
“Kuat arus yang mengalir dalam suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung
penghantar itu, asalkan suhu penghantar itu tetap”
V
I= R
Besar hambatan suatu konduktor :
a. Sebanding dengan panjang kawat penghantar tersebut (l)
b. Berbanding terbalik dengan luas penampang kawat penghantar (A)
c. Bergantung kepada jenis bahan penghantar ()
Sehingga besar hambatan konduktor dirumuskan :
l
R= A
Karena hambatan berbanding lurus dengan hambat jenis, dan hambat jenis dipengaruhi suhu maka :
R(T) = R0 ( 1 + .T )
4. Hukum I Kirchoof
Pada percabangan suatu rangkaian listrik berlaku hukum I Kirchhoff yaitu : “ Jumlah kuat arus yang masuk
pada suatu titik percabangan sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik itu”
 I masuk =  I keluar
5. Susunan Hambatan
a. Susunan Seri

Jika resistor disusun secara seri, maka berlaku :


 Besar kuat arus pada hambatan penganti sama dengan besar kuat arus pada tiap-tiap resistor :
is = i1 = i2 = i3 = ....
 Besar tegangan pada hambatan penggati sama dengan jumlah tegangan tiap-tiap resistor :
VS = Vad = Vab + Vbc + Vcd + ...
Sehingga besar hambatan penganti seri dirumuskan :
RS = R1 + R2 + R3 + ...
b. Susunan Paralel
58

Jika resistor disusun secara paralel, maka berlaku :


 Besar tegangan pada hambatan penganti sama dengan besar tegangan tiap-tiap resistor :
VP = V1 = V2 = V3 = ....
 Besar kuat arus pada hambatan penggati sama dengan jumlah kuat arus pada tiap-tiap resistor :
IP = i1 + i2 + i3 + ....
 Sehingga besar hambatan penganti seri dirumuskan :
1 1 1 1
= + + +. . .
R p R1 R 2 R3
6. Tegangan Jepit

Tegangan jepit ialah beda potensial antara kutub-kutub sumber tegangan pada waktu sumber tegangan
tersebut mengalirkan arus. Tegangan jepit pada gambar di atas ialah V PQ , dimana
VPQ = I R
Kuat arus I yang mengalir dalam rangkaian pada gambar diatas sebesar :
ε
I = R+r
7. Hukum II Kirchoof
“Jumlah aljabar gaya gerak listrik (GGL) dalam satu rangkaian tertutup (loop) sama dengan jumlah aljabar
hasil kali I x R dalam rangkaian tertutup itu.”
S  = S I.R atau S  + S I.R = 0
 Rangkaian Satu Loop
Misalkan kita ambil arah loop searah dengan arah I, yaitu a-b-c-d-a

Kuat arus listrik I di atas dapat ditentukan dengan menggunakan Hukum II kirchhoff

Jika harga 1, 2, r1, r2 dan R diketahui maka dapat ditentukan harga I
 Rangkaian Dua Loop atau Lebih

Pada loop I : - 1 + 2 + i1 (R1 + r1) + I2 (R2 + r2) = 0 ............ ( 1 )


Pada loop II : - 3 + 2 + i3 (R3 + r3) + I2 (R2 + r2) = 0 ............ (2 )
Hukum I Kirchoff
Pada titik b : I1 + I3 = i2 .............................. ( 3 )
Dengan 3 buah persamaan di atas, dapat dihitung i1 ; i2 ; dan i3
8. Energi dan Daya listrik
a. Energi Listrik
Besarnya energi listrik yang dikeluarkan oleh sumber arus untuk mengalirkan arus listrik :
W=VIt
W = I2 R t
59

2
V
t
W= R
Energi listrik dapat mengubah energi kalor suatu massa zat.
W = Q = m c T
Apabila semua energi listrik berubah menjadi kalor, maka banyaknya kalor yang timbul :
W = 0,24 I2 R t kalori
dimana 1 kalori = 4,2 joule
1 joule = 0,24 kalori
b. Daya Listrik
Daya listrik adalah energi yang digunakan persatuan waktu
P= W/t
P = V.i
P = I2 R
V2
P= R
1 kWh = 36 × 105 J
9. Alat Ukur Listrik
AMPEREMETER/GALVANOMETER.
Dipakai untuk mengukur kuat arus.Mempunyai hambatan yang sangat
kecil.Dipasang seri dengan alat yang akan diukur.Untuk mengukur kuat arus
yang sangat besar (melebihi batas ukurnya) dipasang tahanan SHUNT paralel
dengan Amperemeter.
Sebuah Amperemeter yang mempunyai batas ukur maksimum I Ampere dan tahanan dalam Rd Ohm,
supaya dapat dipakai untuk mengukur arus yang kuat arusnya n x i Ampere harus dipasang Shunt sebesar :
1
RSh= R
n−1 d Ohm
skala
Besar kuat arus = skala max x batas ukur
Pembacaan ampermeter yang menunjukkan skala = 4, dan skala maksimum = 5, serta
batas ukur 1 A. Besar kuat arus = 4/5 x 1 A = 0,8 A.
VOLTMETER.
Dipakai untuk mengukur beda potensial. Mempunyai tahanan dalam
yang sangat besar. Dipasang paralel dengan alat (kawat) yang hendak
diukur potensialnya. Untuk mengukur beda potensial yang melebihi
batas ukurnya, dipasang tahanan depan seri dengan Voltmeter.
Untuk mengukur beda potensial n x batas ukur maksimumnya, harus dipasang
tahanan depan (RV):
Rv = ( n - 1 ) Rd Ohm
Pembacaan voltmeter yang menunjukkan skala = 4, dan skala maksimum = 5, serta
batas ukur 1 V. Besar beda potensial = 4/5 x 1 V = 0,8 V.
10.Jembatan Wheatshon
Bila arus yang lewat G = 0, maka :
RX . R2 = R1 . R3
R1 . R3
RX=
R2
Jika ternyata dijumpai RX . R2  R1 . R3 maka digunakan
metode transformasi ∆↔Y.
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Berikut ini adalah sifat elemen sekunder kecuali : ( Ebtanas 2000)
A. dapat diperbaharui bahan pereaksinya
B. pada saat pengisian, aliran listrik berlawanan arah dengan arus yang dihasilkan
C. pada saat pemakaian, kutub positifnya PbO dan negatifnya Pb
D. pada saat pengisian, kutub positifnya PbO dan negatifnya Pb
E. pada saat kosong kutub positif dan negatifnya berupa PbSO4
2. Dari hasil suatu percobaan hukum Ohm diperoleh grafik hubungan antara tegangan V dan
kuat arus I seperti gambar di samping ini. Nilai hambatan yang digunakan
dalam percobaan tersebut adalah …. ( Ebtanas 2001)
A. 0,5 Ω
B. 1,0 Ω
60

C. 1,5 Ω
D. 2,0 Ω
E. 2,5 Ω
3. Rangkaian sederhana 3 hambatan identik R seperti gambar. Jika titik A dan C diberi benda potensial
120 volt, maka potensial VAB adalah …. (UN 2010)
A. 48 volt
B. 72 volt
C. 80 volt
D. 96 volt
E. 100 volt
4. Bila diukur hambatan listrik antara titik A dan tiktik B dalam
rangkaian di bawah ini, maka akan diperoleh harga … (UAN
2004)
A. 6 ohm
B. 8 ohm
C. 10 ohm
D. 12 ohm
E. 16 ohm
5. Sebuah lampu X dihubungkan dengan sumber tegangan searah seperti pada gambar di bawah. Daya
lampu X adalah …. (UN 2010)
A. 150 W
B. 275 W
C. 300 W
D. 425 W
E. 490 W
6. Perhatikan rangkaian listrik seperti pada gambar! Kuat arus
terukur amperemeter adalah ... (UN 2009)
A. 0,1 A
B. 0,5 A
C. 1,5 A
D. 2,0 A
E. 3,0 A
7. Dari rangkaian di samping, besar kuat arus yang melalui hambatan 6 Ω adalah ... ( Ebtanas 2005)
A. 3,10 A
B. 3,01 A
C. 1,03 A
D. 0,33 A
E. 0,03A
8. Pada gambar rangkaian di samping, kuat arus yang melalui R dan
tegangan ujung-ujung R masing – masing adalah … (UAN 2003)
A. 0,8 A dan 2,2 V
B. 0,6 A dan 2,76 V
C. 0,6 A dan 2,3 V
D. 0,4 A dan 1,84 V
E. 0,2 A dan 0,92 V
9. Pada rangkaian listrik sederhana seperti pada gambar!
Besar kuat arus I1 adalah …. (UN 2009)
A. 0,25 A
B. 0,30 A
C. 0,36 A
D. 0,45 A
E. 0,50 A
10. Dari rangkaian listrik di samping, beda potensial antara A dan B adalah …
( Ebtanas 1996)
A. 0,3 volt
B. 3 volt
C. 9 volt
D. 12 volt
E. 30 volt
11. Seseorang ingin membuat sebuah alat pemanas 250 watt dari suatu kawat yang mempunyai hambatan
12,5 ohm tiap meter panjang kawat. Bila hambatan kawat dianggap konstan dan tegangan yang
dipakai 125 volt, maka panjangnya kawat yang diperlukan adalah … ( Ebtanas 2000)
A. 1 m
B. 1,5 m
61

C. 5 m
D. 10 m
E. 12,5 m
12. Pada sebuah lampu pijar bertuliskan 40 W, 220 volt. Apa bila lampu tersebut dipasang pada tegangan
110 volt maka daya lampu adalah … ( Ebtanas 2001)
A. 10 watt
B. 20 watt
C. 40 watt
D. 80 watt
E. 160 watt
13. Elemen pemanas sebuah kompor listrik 110 V mempunyai hambatan 20 ohm. Jika kompor ini
digunakan untuk memanaskan 1 kg air bersuhu 20 0C selama 7 menit dan dipasang pada tegangan 110
V, maka suhu akhir air (kalor jenis air 4.200 J/kg/ 0C) adalah … (UAN 2003)
A. 23,7 0C
B. 43,7 0C
C. 60,5 0C
D. 80,5 0C
E. 94,0 0C
14. Pesawat TV dinyalakan rata-rata 6 jam sehari, pesawat tersebut di hubungkan pada tegangan 220 volt
dan menarik arus 2,5 A. Jika harga energi listrik Rp 150,-/ kwh maka biaya listrik untuk pemakaian
TV selama satu bulan (30 hari) adalah .... ( Ebtanas 2005)
A. Rp. 24.750,-
B. Rp. 19.800,-
C. Rp. 14.850,-
D. Rp. 9.900,-
E. Rp. 4.950,-
C. Medan Magnet
1. Terjadinya medan magnet oleh arus listrik
 Daerah disekitar magnet dimana benda lain masih mengalami gaya magnet disebut medan magnet.
 Medan magnet dapat digambarkan dengan garis–garis gaya magnet yang keluar dari kutub utara dan
masuk ke kutub selatan.
 Terjadinya medan magnetik disekitar arus listrik ditunjukkan oleh Hans Christian Oersted
 Arah induksi medan magmetik disekitar arus listrik bergantung pada arah arus listrik, dapat ditentukan
dengan kaidah tangan kanan.
Perhatikan gambar berikut!

2. Induksi magnetik disekitar kawat berarus


a. untuk kawat lurus dan panjang
I μ i
B=2 k =B= 0
a 2 πa
Keterangan:
I = kuat arus listrik (ampere)
a = jarak tegak lurus titik yang diamati ke kawat (m)
k = 0/4 = 10-7 wb/A.m
0 = permeabilitas ruang hampa
b. untuk kawat melingkar
 Pada sumbu lingkaran (titik P)
μ 0
a. I . N
. sin α 1
B= 2 . r2 atau
μ 0
a2 . I . N
B= 2 . r3
 Pada pusat lingkaran (titik O) ( = 900, sin  = 1, a = r)
62

μ0 i N
B=
2a
Keterangan :
N = banyak lilitan
r = jari-jari lingkaran (m)
c. untuk solenoida (kumparan kawat yang rapat)
induksi magnet pada ujung solenoida
μ 0 . i. N
B=
2ℓ
induksi magnet ditengah solenoida
μ 0 . i. N
B= =μ 0 .i . n

Keterangan:
l = panjang solenoida (m)
i = arus pada solenoida (A)
N = banyaknya lilitan
n = banyaknya lilitan persatuan panjang (N/ l )
Tanda = arah menembus bidang kertas
Tanda = arah keluar bidang kertas
d. untuk toroida
Besarnya medan magnet ditengah-tengah Toroida ( pada titik-titik yang berada pada
garis lingkaran merah ) dapat dihitung :
μ 0 IN
B= 2πa
Bo = Meda magnet dititik ditengah-tengah Toroida dalam tesla ( T )
N  = jumlah lilitan pada Solenoida dalam lilitan
I   = kuat arus listrik dalam ampere ( A )
a  = rata-rata jari2 dalam dan jari-jari luar toroida dengan satuan  meter ( m )
a =  ½  ( R1 + R2 )
Pada gambar anda anak panah merah adalah arah arus sedang tanda panah biru arah medan magnet.
3. Gaya Lorenz
Gaya Lorenz dapat terjadi pada :
 Konduktor berarus listrik yang berada dalam medan magnet (arah ditunjukan Gambar a)
 Muatan listrik yang bergerak dalam medan magnet (arah ditunjukan Gambar b 1 : muatan
positif; Gambar b2 : muatan negatif)
 Dua kawat atau lebih yang sejajar
Arah gaya Lorentz dapat ditentukan dengan kaidah tangan kanan:
Keterangan :
B = arah medan magnet
I = arah arus listrik
v = arah kecepatan
F = arah gaya Lorenz

(a)
(b1) (b2)
a. Besar gaya Lorenz pada konduktor bermuatan listrik yang berada dalam medan magnet
F = B I l sin 
F = gaya Lorentz (N)
B = induksi magnetik (T)
I = kuat arus (A)
l = panjang kawat dalam medan magnet (m)
 = sudut yang diapit I dan B.
b. Besar gaya Lorenz pada muatan yang bergerak dalam medan magnet
F = B . q . v sin 
q = muatan listrik (C)
v = kecepatan partikel (m/s)
 = sudut yang diapit v dan B.
Bila tidak ada gaya lain yang mempengaruhi gerakan partikel, maka berlaku:
F gayaLorentz=F gaya sentripetal
v2
F=m =qvB
R
mv
R=
qB
63

c. untuk dua kawat yang berarus listrik yang sejajar :


μ ℓ
F = 0 I 1⋅I 2
2 πa
SIFAT KEMAGNETAN SUATU BAHAN
Bahan-bahan di alam ini dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu:
a. Bahan ferromagnetik, mempunyai sifat: Ditarik sangat kuat oleh medan magnetik
Mudah ditembus oleh medan magnetik. Contoh: besi, baja, nikel, kobal, gadolinium, ferit dan paduan
bahan tsb.
b. Bahan paramagnetik, mempunyai sifat: Ditarik dengan lemah oleh medan magnetik Dapat ditembus
oleh medah magnetik. Contoh: mangaan, platina aluminium, magnesium, timah, wolfram dan udara.
c. Bahan diamagnetik, mempunyai sifat: ditolak dengan lemah oleh medan magnetik sukar bahkan tidak
dapat ditembus oleh medan magnetik. Contoh : bismuth, timbel, antimony, air raksa, perak, emas, air,
posfor, dan tembaga.
Contoh Soal dan Pembahasan
1. Besarnya kuat medan magnet di suatu titik di sekitar suatu kawat lurus berarus berbanding lurus dengan
…. (Ebtanas 2000)
A. panjang kawat
B. kuat arus listrik
C. jari-jari penampang lintang kawat
D. hambatan kawat
E. jarak titik ke penghantar
2. Sebuah penghantar lurus dan panjang. Gambar di samping arah induksi magnetik di titik P adalah searah
dengan …. (Ebtanas 2005)
A . sumbu x +
B . sumbu z -
C . sumbu y +
D . sumbu z +
E . sumbu x –
3. Titik P dan titik Q masing-masing berada pada jarak 5 cm dan 20 cm dari sebuah kawat lurus panjang
berarus listrik 10 A di udara. Nilai perbandingan antar induksi magnetik di titik P dan di titik Q adalah ….
(Ebtanas 2001)
A. 1 : 4
B. 4 : 1
C. 1 : 16
D. 16 : 1
E. 2 : 5
4. Sebuah kawat lurus yang panjang berarus listrik 10 A. Sebuah titik berada 4 cm dari kawat. Jika 0 = 4 ×
10–7 wb/Amp.m, maka kuat medan magnet dititik tersebut adalah …. (Ebtanas 1989)
A . 0,5 × 10–4 weber m–2
B . 1,0 × 10–4 weber m–2
C . 3,14 × 10–4 weber m–2
D . 4,0 × 10–4 weber m–2
E . 5,0 × 10–4 weber m–2
5. Sebuah solenoida yang mempunyai 500 lilitan, dialiri arus searah sehingga timbul fluks magnet sebesar
2.10–3 weber. Jika induktansi solenoida 0,4 henry maka arus yang mengalir besarnya …. (Ebtanas 1991)
A. 0,25 ampere
B. 1,5 ampere
C. 2 ampere
D. 2,5 ampere
E. 25 ampere
6. Seutas kawat lurus dilengkungkan seperti gambar dan dialiri arus 2A. Jika jari-jari kelengkungan 2  cm,
maka induksi magnetik di P adalah (o = 4 x 10-7 WbAm-1) ….(UN 2010)
A . 5 x 10-5 T keluar bidang gambar
B . 4 x 10-5 T keluar bidang gambar
C . 3 x 10-5 T masuk bidang gambar
D . 2 x 10-5 T masuk bidang gambar
E . 1 x 10-5 T masuk bidang gambar
64

7. Sepotong kawat penghantar lurus berarus listrik yang arahnya ke timur diletakkan dalam medan magnit
yang arahnya ke utara. Pada penghantar akan timbul gaya yang arahnya ke …. (UAN 2004)
A. timur laut
B. bawah
C. atas
D. barat
E. selatan
8. Seutas kawat penghantar panjang terletak di antara kutub-kutub magnet dan arus listrik I dialirkan melalui
kawat dengan arah seperti ditunjukkan pada gambar di bawah. Kawat akan mengalami ….(Ebtanas 2002)
A. gaya searah A
B. gaya searah B
C. gaya searah C
D. gaya searah D
E. tidak mengalami gaya
9. Medan magnetik B homogen ke atas menembus bidang gambar. Jika sebuah elektron bebas bergerak
dengan laju tetap ke arah utara (U) maka gaya magnetik menyebabkan lintasan gerak elektron membelok
ke arah ….(Ebtanas 2001)
A. timut (T)
B. barat (B)
C. selatan (S)
D. atas
E. bawah
10. Dua kawat sejajar l dan m masing- masing panjangnya 2 m dan terpisah pada jarak 2 cm. Pada
kawat m yang kuat arusnya 1,5 A mengalami gaya magnetik dari kuat arus kawat l sebesar 6 × 10 –5 N
(μo = 4π.10–7 T m A–1). Kuat arus pada kawat l adalah ….(Ebtanas 2002)
A. 1,2 A
B. 1,5 A
C. 2,0 A
D. 2,4 A
E. 3,0 A
11. Dua kawat sejajar yang berjarak 1 m satu sama lain dialiri oleh arus listrik masing-masing 1 A dengan
arah yang sama. Di antara kedua kawat akan terjadi ….(Ebtanas 1998)
A . Gaya tarik menarik sebesar 4×107 N
B . Gaya tolak menolak sebesar 2×107 N
C . Gaya tarik menarik sebesar 2×107 N
D . Gaya tarik menarik sebesar 2×10–7 N
E . Gaya tolak menolak sebesar 2×10–7 N
12. Perhatikan gambar di samping, jika diketahui i1 = 2 A, i2 = 5 A dan μo = 4π × 10-7 Wb/Am, maka arah
dan gaya yang dialami kawat ke (2) per meter adalah ….(Ebtanas 2005)
A. 1 × 10-5 N/m ke kanan
B. 1 × 10-5 N/m ke kiri
C. 2 × 10-6 N/m ke kanan
D. 2 × 10-6 N/m ke kiri
E. 2 × 10-7 N/m ke kanan
13. Sebuah elektron (Q=1,6×10–19 C) bergerak dalam medan magnet homogen. Apabila kecepatan elektron
4×105 m s–1 memotong garis gaya magnet dengan sudut 30o, maka elektron mengalami gaya sebesar
5,76×10–14 N. Besar induksi magnetik adalah ….(Ebtanas 2000)
A. 18 T
B. 1,8 T
C. 0,9 T
D. 0,45 T
E. 0,18 T
14. Partikel bermuatan q dengan laju tetap memasuki medan magnet dan medan listrik segara tegak lurus
(medan listrik tegak lurus medan magnet) Apabila besar induksi magnet 0,2 T dan kuat medan listrik 6 ×
104 V/m maka laju gerak partikel (dalam m/s) adalah …. (UAN 2004)
A. 2 × 105
B. 3 × 105
C. 1,2 × 105
D. 2 × 106
E. 3,2 × 106
15. Sebuah elektron bergerak dari titik A dengan kecepatan v
memasuki medan magnet B secara tegak lurus. Salah satu
lintasan yang mungkin dilalui elektron adalah …. (UN 2010)
A. A — P
65

B. A—Q
C. A—R
D. masuk bidang gambar
E. keluar bidang gambar
D. Induksi Elektromagnetik
Induksi elektromagneti ialah gejala terjadinya arus listrik dalam suatu penghantar akibat adanya
perubahan medan magnet di sekitar kawat penghantar tsb. Arus listrik yang terjadi disebut arus induksi
atau arus imbas
1. Gaya gerak listrik (GGL)
GGL induksi adalah energi (usaha) untuk memindahkan satu satuan muatan listrik yang dinyatakan sebagai
berikut:
 ind = - B l v
dimana
 ind = gaya gerak listrik induksi (volt)
l = panjang kawat konduktor (m)
v = kecepatan gerak konduktor (m/dt)
B = kuat medan magnet sekitar penghantar (Wb/m 2)
2. Hukum Faraday
Berdasarkan percobaan Faraday diketahui bahwa tegangan listrik yang diinduksikan oleh medan magnet
bergantung pada tiga hal berikut:
a. Jumlah lilitan. Semakin banyak lilitan pada kumparan, semakin besar tegangan yang diinduksikan.
b. Kecepatan gerakan medan magnet. Semakin cepat garis gaya magnet yang mengenai konduktor,
semakin besar tegangan induksi.
c. Jumlah garis gaya magnet. Semakin besar jumlah garis gaya magnet yang mengenai konduktor,
semakin besar tegangan induksi.
Banyaknya garis gaya magnet ( B ) yang dilingkupi oleh daerah abRQ disebut fluks magnetic (
=B.A
Bila perubahan fluks magnetik yang dilingkungi Δf dalam waktu Δt, maka ggl induksi rata-rata selama
selang waktu itu.
ΔΦ
ε =−
Δt
Bila kawat penghantar berupa kumparan dengan N lilitan, maka ggl induksi yang terjadi:
ΔΦ
ε =−N
Δt
Dengan:
 = ggl induksi (volt)
N = jumlah lilitan
ΔΦ
Δt = cepat perubahan fluks (wb/s)
3. Penerapan Induksi Elektromagnetik
a. Relai
b. Generator arus bolak-balik (AC)
c. generaotor arus searah (AC)
d. Arus Pusar (tungku induksi dan rem magnetic)
e. Transformator (trafo)
4. Transformator
Adalah alat untuk memperbesar atau memperkecil tegangan listrik arus bolak-balik yang berdasarkan
prinsip induksi elektromagnetik.
Traformator penurun tegangan = trafo step down
Transformator penaik tegangan = trafo step up
Jika kumparan primer N1 mengalirkan arus bolak-balik maka timbul medan magnet yang berubah-ubah
pada seluruh inti besi (teras).
Medan magnet yang berubah-ubah pada teras ini menimbulkan ggl yang berubah-ubah (arus bolak-balik)
pada kumparan sekunder N2.
Besarnya tegangan input: Besarnya tegangan input:
Δφ Δφ
Pers 1… V 1 =−N 1 pers 2… V 2 =−N 2
Δt Δt
Bagi pers 1 dengan pers 2, maka diperoleh:
Pada tranformator ideal daya input (Pin) sama dengan daya output (P out)
V 1 N1
=
V 2 N2
P in = Pout  V1 . i1 = V2 . i2
66

Keterangan :
V1 = tegangan primer atau tegangan input
V2 = tegangan skunder atau tegangan output
N1 = jumlah lilitan primer
N2 = jumlah lilitan skunder
P in = daya yang masuk (watta)
P out = daya yang keluar (watt)
I in = arus yang masuk (A)
I out = daya yang keluar (A)
5. Efisiensi Transformator (η)
P1 V 2 . i1
η= ×100 %Atau η= ×100 %
P2 V 1 . i1
atau
V 2 .i 2=η.V 1 .i1
dengan:
 = efisiensi transformator ( 0 <   1)
V1= tegangan primer (volt)
V2= tegangan skunder (volt)
I1 = arus primer (ampere)
I2 = arus skunder (ampere)
N1= banyaknya lilitan primer
N2= banyaknya lilitan skunder
E. Rangkaian AC
1. Tegangan dan Arus Bolak-balik
Arus/tegangan bolak-balik adalah arus/tegangan yang
besarnya selalu berubah-ubah secara periodik.  Simbol
tegangan bolak-balik adalah ~ dan dapat diukur
dengan Osiloskop (mengukur tegangan maksimumnya).
Tegangan dan arus bolak balik dapat dinyatakan dalam
bentuk
V(t) =Vm cos t atau V(t) =Vm sin (t + π/2)
I (t) = Im cos (t) atau I(t) = Im sin( t + π/2)
2. Tegangan Efektif dan Kuat Arus Efektif
Nilai efektif kuat arus/tegangan AC adalah arus/tegangan AC yang dianggap setara dengan kuat
arus/tegangan AC yang menghasilkan jumlah kalor yang sama ketika melalui suatu penghantar dalam
waktu yang sama.
Kuat arus efektif :          Ief = Imaks / 2
Tegangan efektif :         Vef = Vmaks / 2
Besaran yang ditunjukkan oleh voltmeter/amperemeter DC adalah tegangan/kuat arus DC yang
sesungguhnya,sedangkan yang ditunjukan oleh voltmeter/amperemeter AC adalah tegangan/kuat arus
efektif, bukan tegangan/kuat arus sesungguhnya.
3. Rangkaian R pada Tegangan AC
Pada rangkaian Resistor murni tegangan dan arus
sefase
V = Vmax sin t
I = Imax sin t
VR = I R

4. Rangkaian L pada Tegangan AC


Pada rangkaian induktor murni tegangan mendahului arus 900
V = Vmax sin (t + /2)
I = Imax sin t
VL = I XL
XL = L
XL = Reaktansi induktif (hambatan induktor)()
5. Rangkaian C pada Tegangan AC
Pada rangkaian kapasitor murni tegangan ketinggalan
arus 900
V = Vmax sin (t – /2)
I = Imax sin t
67

VC = I X C
XC = 1/C
XC = Reaktansi kapasitif (hambatan kapasitor) ()
6. Rangkaian R, L, dan C dalam arus bolak-balik
V = √ V R2 +(V ¿¿ L¿¿ 2−V C 2)¿ ¿
V=IZ
VR = I R
VL = I XL
VC = I X C
Z=√ R 2+(X ¿ ¿ L¿¿ 2−X C 2)¿ ¿
Z = Impedansi (hambatan total) ()
Pengeseran Fase :
X L− X C
tanθ ¿
R
Gambar digram fasor hambatan rangkaian RLC untuk tiga kemungkinan

Tiga kemungkinan rangkaian RLC :


a. Jika XL  XC, rangkaian bersifat induktif (tegangan mendahului arus dan tan  bernilai positif)
b. Jika XL  XC, rangkaian bersifat kapasitif (tegangan ketinggalan arus dan tan  bernilai negatif)
c. Jika XL = XC, rangkaian bersifat resistif / terjadi resonansi ( Z = R dan tan  = 0)
Pada saat terjadi resonansi :
a. Hambatan benilai maksimum karena ipedansi rangkaian(Z) sama dengan hambatan resistor (R)
b. Kuat arus dan faktor daya mencapai maksimum
c. Tegangan sefase dengan arus
Frekuensi resonansi rangkaian
1 1
f r=
Dimana :
2π √ LC

fr = frekuensi resonansi (Hz)


L = Induktor (H)
C = Kapasitor (C)
7. Daya dan Faktor Daya
P=I ef V cos θ
VR R
cos θ= =
V Z
cos θ disebut sebagai faktor daya
dimana :
P = daya arus bolak-balik (W)
Ief = arus efektif (A)
V = tegangan (V)

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN


6. Menjelaskan konsep dan prinsip relativitas, teori atom dan radioaktivitas serta penerapannya.
Fisika modern
A. Relativitas
1. Teori Relativitas Khusus Einstein terdiri dari dua postulat :
Postulat I
Hukum-hukum fisik dapat dinyatakan dengan persamaan yang berbentuk sama, dalam semua kerangka
acuan yang bergerak dengan kecepatan tetap satu terhadap yang lain, artinya bentuk persamaan dalam
fisika selalu tetap meskipun diamati dari keadaan yang bergerak.
Postulat II
68

Kelajuan cahaya dalam ruang hampa sama besar untuk semua pengamat, tidak tergantung dari gerak
pengamat. Artinya laju cahaya tetap c = 3 10 8 m/s walaupun diamati oleh pengamat yang diam maupun
oleh pengamat yang sedang bergerak, dan tidak ada benda yang kelajuannya = laju cahaya.
2. Penjumlahan Kecepatan
v 1 +v 2
v v
1 + 12 2
v= c
v1 = laju benda ke 1 terhadap bumi
v2 = laju benda ke 2 terhadap benda ke 1
v = laju benda ke 2 terhadap bumi
c = kecepatan cahaya
3. Kontraksi Panjang
Benda yang bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya akan tampak lebih pendek
(berkontraksi) bila diukur dari kerangka diam.
v2
L = Lo √ 1- 2
c
L = panjang benda pada kerangka bergerak
Lo = panjang benda pada kerangka diam
4. Dilatasi Waktu
Semakin cepat suatu benda bergerak maka semakin besar selang waktu yang dialami benda tersebut.
Hubungannya dimana t adalah waktu yang tercatat menurut pengamatan pengamat yang bergerak
dengan kecepatan v.
Δt o
v2
t = √ c2
1-

to = selang waktu yang diamati pada kerangka diam (diukur dari kerangka bergerak)
t = selang waktu pada kerangka bergerak (diukur dari kerangka diam)
5. Relatifitas Massa
Massa (sifat kelembaman) suatu benda akan bertambah besar dengan makin besarnya kecepatan.
Massa benda yang teramati oleh pengamat yang tidak bergerak terhadap benda, berbeda dengan massa
yang teramati oleh pengamat yang bergerak dengan kecepatan v terhadap benda.
m0
v2
m= √ 1-
c2
mo = massa diam atau massa yang teramati oleh pengamat yang tidak bergerak terhadap benda.
m = massa relativistik = massa benda dalam kerangka bergerak atau massa yang teramati oleh pengamat
yang bergerak dengan kecepatan v terhadap tanah
6. Energi Relativistik
Semakin cepat suatu benda bergerak maka semakin besar energi total (E) yang dimiliki benda, karena
massa relativistiknya bertambah besar.
E = Eo + Ek
Ek = E  Eo
Ek = m c2  mo c2
Ek = (  1 ) mo c²
E = energi total = m c²
Eo = energi diam = mo c²
Ek = energi kinetik benda
B. Dualisme Gelombang Partikel
1. Radiasi Benda Hitam
Teori kuantum Planck dan kaitannya dengan radiasi benda hitam.
Energi radiasi yang dipancarkan per satuan waktu (daya) dari benda berpenampang A yang
berpijar dengan suhu mutlak T dengan tingkat kehitaman/emisivitas e
P= e σ A T4
dengan:
P = intensitas radiasi kalor yang dipancarkan benda tiap detiknya (watt)
e = emisivitas benda
σ = kontante Stefans – Boltzmann (5,670 x 10-8 Wm-2K-4)
A = luas permukaan benda (m2)
T = suhu benda (K)
69

2. Hukum Pengeseran Wien


”Panjang gelombang yang menghasilkan intensitas maksimum akan
bergeser ke panjang gelombang lebih pendek bila temperatur benda
dinaikkan”
Pernyataan ini dikenal dengan hukum pergeseran Wien yang
dirumuskan:
λmaks T = C
dengan :
max = panjang gelombang maksimum (m)
T = suhu benda (K)
C = konstanta Wien = 2,898×10-3 mK
3. Teori Kuantum Plank
Penjelasan radiasi benda hitam oleh fisikawan klasik (Wien, Rayleigh-Jeans, dsb) tidak dapat
menerangkan seluruh kurva percobaan radiasi benda hitam.
Menurut planck energi radiasi benda hitam bersifat diskret, hanya memilliki nilai-nilai tertentu
saja yang bergantung pada panjang gelombang atau frekuensinya saja, tiap paket energi disebut
kuanta dan cahaya yang terkuantisasi sebagai foton.
Energi sebuah foton
c
E = hf = h (h = tetapan Planck)

Energi n buah foton
E = nhf
Salah satu bukti yang menunjukkan hipotesis Planck adalah peristiwa fotolistrik. Efek fotolistrik
merupakan terpentalnya elektron dari permukaan logam ketika disinari cahaya berfrekuensi f.
Energi kinetik elektron yang terpental, Ek
Ek = hf – W
W = fungsi kerja logam = hf0
dimana f0 menunjukkan frekuensi ambang/batas.

C. Teori Atom
1. Model Atom Dalton
a. Atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur yang tidak dapat dibagi-bagi
b. Atom-atom suatu unsur semuanya serupa dan tidak dapat berubah menjadi atom unsur lain. Misalnya
atom perak tidak dapat berubah menjadi atom besi.
c. Dua atom atau lebih dari unsur-unsur berlainan dapat membentuk suatu molekul. Misalnya atom
hidrogen dan atom oksigen bersenyawa membentuk molekul air (H2O)
d. Pada suatu reaksi kimia, atom-atom berpisah kemudian bergabung dengan susunan yang berbeda
dari sebelumnya, tetapi massa keseluruhannya tetap
e. Pada reaksi kimia, atom-atom bergabung menurut perbandingan tertentu yang sederhana.
Kelemahan : Model ini gagal dengan ditemukannya elektron oleh Thomson
2. Model Atom Thomson
a. Atom berbentuk bulat padat dengan muatan listrik positif tersebar merata di seluruh bagian atom
b. Muatan positif ini dinetralkan oleh elektron-elektron yang tersebar di antara muatan-muatan positif,
seperti bijih-bijih dalam buah semangka.
Kelemahan : Model ini gagal karena tidak sesuai dengan hasil percobaan hamburan patikel  oleh
Rutherford
3. Model Atom Rutherford
a. Semua muatan positif dan sebagian besar massa atom berkumpul pada sebuah titik di tengah-tengah
atom, yang disebut inti atom
b. Inti atom dikelilingi oleh elektron-elektron pada jarak relatif jauh, seperti planet-planet mengitari
Matahari dalam tata surya.
Kelemahan : Model ini gagal menjelaskan :
a. kestabilan atom, dan
b. spektrum garis atom hidrogen
4. Model Atom Bohr
Model atom Bohr terdiri dari tiga postulat
a. Postulat pertama: elektron tidak dapat berputar mengelilingi inti atom melalui setiap orbit namun
hanya melalui orbit-orbit tertentu tanpa membebaskan energi
b. Postulat kedua : elektron dapat pindah dari satu orbit ke orbit yang lainnya dengan membebaskan
atau menerima energi
70

c
E B−E A =hf =h
λ
c. Postulat ketiga : orbit-orbit yang diperkenankan ditempati oleh elektron adalah orbit yang
h h
mvr n =n
momentum sudutnya merupakan kelipatan bulat dari 2 π ditulis 2π
Kelemahan : Model atom ini mempunyai kelemahan yaitu :
a. tidak dapat menjelaskan efek Zeeman;
b. tidak dapat menjelaskan anomali efek Zeeman (AEZ) atau struktur halus;
c. tidak dapat menjelaskan spektrum dari atom-atom berelektron banyak;
d. melanggar prinsip ketidakpastian Heisenberg.
5. Tingkat Energi Elektron
1 2 k e2
Energi kinetik elektron Ek = m v =
2 2r
−k e2
Energi potensial elektron Ep=
r
−k e2
Energi total elektron E=
2r
−13,6
Energi elektron pada kulit ke-n En = eV
n2
Energin ionisasi Ei =−En
Tanda negatif menunjukkan bahwa untuk mengeluarkan elektron dari lintasannya memerlukan energi.
Energi Ionisasi : energi yang diperlukan elektron untuk melepaskan diri dari ikatan atom.
6. Jari-Jari Lintasan
Jari- jari orbit elektron didapat dari postulat Bohr ketiga yaitu:
rn = n2 × 0,51 Å = n2 × r1
dimana :
n = bilangan kuantum utama = 1, 2, 3, ….
7. Spektrum atom Hidrogen
Panjang gelombang yang dipancarkan pada spectrum atom hidrogen ini memenuhi persamaan berikut :
1 1 1
λ
=R
(2
nA nB
− 2
)
dengan :
 = panjang gelombang (m)
nA = kulit yang dituju elektron
nB = kulit asal elektron
R = konstanta Rydberg ( 1,097.107 m-1 )
Pada spektrum atom hidrogen ini dikenal ada 5 deret yaitu :
a. Deret Lyman : ultraviolet nA = 1 dan nB = 2, 3, 4, ...
b. Deret Balmer : cahaya tampak nA = 2 dan nB = 3, 4, 5, ...
c. Deret Paschen : Infra Merah I nA = 3 dan nB = 4, 5, 6, ...
d. Deret Brachet : Infra Merah II nA = 4 dan nB = 5, 6, 7, ...
e. Deret Pfund : Infra Merah III nA = 5 dan nB = 6, 7, 8, ...

8. Model Atom Mekanika Kuantum


Erwin Schrodinger merumuskan persamaan gelombang untuk menggambarkan bentuk dan tingkat
energi orbital. Model atom ini disebut model atom mekanika kuantum dan merupakan model atom yang
diterima hingga dewasa ini.
Untuk menyatakan lintasan/orbit elektron berbentuk elips diperlukan 4 macam bilangan kuantum yaitu :
a. Bilangan kuantum utama (n)
Menunjukan besar energi total elektron pada orbit/lintasan elektron pada kulit atom. n = 1, 2, 3, ….
b. Bilangan kuantum orbital (l)
Menunjukan besarnya momentum sudut elektron
Nilai bilangan kuantum orbital dinyatakan l = (n – 1) yaitu 0, 1, 2, 3, …, n–1. Keadaan momentum
sudut elektron pada orbitnya menyatakan subkulit elektron pada inti atom yang diberi nama sub kulit
s, p, d, e, f, g dan seterusnya sesuai dengan urutan abjad.
c. Bilangan kuantum magnetik (ml)
Menunjukan arah momentum sudut elektron. Nilai bilangan kuantum magnetik ml = -l, ..., 0, ... + l
71

d. Bilangan kuantum spin (ms)


Bilangan kuantum spin menyatakan momentum sudut rotasi elektron. Arahnya ada dua dan diberikan
nilai + ½ dan – ½
D. Radioaktivitas
1. Gaya inti
Proton-proton terikat dalam suaatu inti atom oleh gaya inti, beberapa karakteristik gaya inti antara lain
- bukanlah gaya listrik
- termasuk golongan strong force (gaya kuat)
- bekerja pada jarak yang dekat tertentu
2. Inti atom defek massa dan energi ikat inti
Massa inti atom suatu unsur selalu lebih kecil dari pada total massa pembentuknya (nukleon). Selisih massa
ini disebut sebagai defek massa .
Suatu unsur AZ X yang intinya bermassa mi memilliki defek massa, Δm (dalam satuan massa atom, sma)
Δm = {Z mp + (A – Z) mn – mi}
Defek massa diubah menjadi energi ikat inti, dengan menggunakan kesetaraan massa-energi
E = Δm c2 (dalam satuan joule)
E = {Z mp + (A – Z) mn – mi} × 931,5 MeV
3. Pada suatu reaksi inti
- massa defek, Δm = massa inti sebelum reaksi – massa inti hasil reaksi
- berlaku hukum kekekalan nomor massa, artinya jumlah nomor massa nukleon sebelum dan setelah reaksi
tetap
- berlaku hukum kekekalan nomor atom, artinya jumlah nomor atom nukleon sebelum dan setelah reaksi
tetap
• Jenis-jenis zat radioaktif dan manfaat radioisotop dalam kehidupan
1. Jenis-jenis sinar radioaktif
- sinar alfa (α)
♥ merupakan inti atom helium
♥ dibelokkan medan magnet dan medan listrik
♥ daya tembus paling lemah
♥ daya ionisasi paling kuat
- sinar beta (β)
♥ merupakan elektron-elektron
♥ dibelokkan medan magnet dan medan listrik
♥ daya tembus lebih kuat daripada sinar alfa
♥ daya ionisasi lebih lemah daripada sinar alfa
- sinar gamma (γ)
♥ merupakan gelombang elektromagnetik
♥ tidak dibelokkan medan magnet dan medan listrik
♥ daya tembus paling kuat
♥ daya ionisasi paling lemah

2. Peluruhan
Persamaan aktivitas peluruhan

Tetapan peluruhan (λ) menyatakan jumlah peluruhan per satuan waktu. Waktu paruh (T) menunjukkan
waktu ketika zat radioaktif menjadi separuhnya.
Hubungan antara λ dan T
ln 2 0,693
λ= ❑ = T
Pelemahan intensitas sinar radioaktif ketika melewati lempengan benda
72

HVL adalah tebal bahan yang menyebabkan intensitasnya menjadi separuhnya.


4. Beberapa manfaat radioisotop dalam kehidupan
a. Co-60 sebagai sumber radiasi sinar β dan γ untuk mensterilkan alat-alat kedokteran, membunuh sel
kanker, mutasi gen, dan Non Destructive Test.
b. C-14 untuk menentukan umur fosil
c. P-30 sebagai perunut (menyelidiki kebocoran pada pipa, kecepatan aliran air, dan kelainan jaringan
tubuh)
d. reaktor nuklir berfungsi sebagai penelitian , produksi radioisotop, dan sumber tenaga listrik.

Anda mungkin juga menyukai