KELOMPOK 2
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2
A PETUNJUK BELAJAR
C KOMPETENSI DASAR
E TUJUAN PEMBELAJARAN
F MATERI PEMBELAJARAN
ATeori
TeoriRelativitas
RelativitasNewton
Newton
1. Transformasi Galileo
Dalam mekanika, untuk melukiskan gerak dengan cara yang tepat digunakan
sistem silang sumbu koordinat sebagai kerangka acuan.
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2
Pada grafik di atas, kerangka acuan S dan kerangka acuan S’ mula-mula berimpit saat
t = t’ = 0 . Kemudian kerangka acuan S’ bergerak dengan kecepatan tetap u terhadap
kerangka S
Sepanjang sumbu berimpit x – x’. Sehingga kerangka acusn S dianggap
bergerak dengan kecepatan tetap (– u) terhadap S’.
Setelah bergerak selama waktu t, jarak S’ terhadap S adalah (u . t). Jika ada
objek pengamatan misalkan suatu kejadian di titik P yang diamati oleh dua pengamat
yang berada di kerangka acuan S dan S’ , maka kedua pengamat tersebut akan
mengukur koordinat ruang dan waktu, masing-masing x, y, z, t dan x’, y’, z’ , t’.
Hubungan antara koordinat – koordinat ruang dan waktu tersebut menurut
pengamat pada kerangka acuan S’ dapat dituliskan;
Setelah bergerak selama waktu t, jarak S’ terhadap S adalah (u . t). Jika ada
objek pengamatan misalkan suatu kejadian di titik P yang diamati oleh dua pengamat
yang berada di kerangka acuan S dan S’ , maka kedua pengamat tersebut akan
mengukur koordinat ruang dan waktu, masing-masing x, y, z, t dan x’, y’, z’ , t’.
Hubungan antara koordinat – koordinat ruang dan waktu tersebut menurut
pengamat pada kerangka acuan S’ dapat dituliskan;
Kebalikannya:
Contoh Soal
Sebuah kereta api bergerak dengan kecepatan 60 km/jam. Seorang
penumpang berjalan dalam kereta dengan kecepatan 6 km/jam searah
dengan kereta. Berapa kecepatan penumpang tersebut terhadap orang yang
diam di tepi rel?
Jawab:
Kita dapat menyelesaikannya dengan persamaan transformasi Galileo
untuk kecepatan:
u’x = ux - v
orang yang diam di tepi rel sebagai kerangka acuan S. Kereta api yang
bergerak terhadap orang diam sebagai kerangka acuan S*.Kecepatan
kerangka acuan S* terhadap kerangka acuan S adalah v = 60 km/jam.
Kecepatan penumpang terhadap kerangka acuan S* adalah u’x = 6 km/jam.
Jadi, kecepatan penumpang (ux) terhadap orang yang diam adalah
u’x = ux - v
ux = u’x + v
ux = 6 km/jam + 60 km/jam
ux = 66 km/jam.
BPercobaan
PercobaanMichelson
Michelsondan
danMorley
Morley
Percobaan Michelson dan Morley diawali pada tahun 1887, Albert Michelson
(1852 – 1931) dan Edward Morley (1838 – 1923) melakukan suatu percobaan untuk
mengukur kecepatan bumi dengan eter, yaitu suatu medium hipotetik yang dahulu
diyakini diperlukan untuk membantu perambatan radiasi elektromagnetik.
Gejala gelombang secara umum dapat didefenisikan sebagai rambatan
gangguan periodik melalui zat perantara. Perambatan gelombang ini berlangsung,
bergantung pada gaya-gaya yang bekerja antar partikel zat perantaranya.
Oleh karena itu, tidak mengherankan mengapa setelah segera setelah
Maxwell memperlihatkan bahwa kehadiran gelombang elektromagnet diramalkan
berdasarkan persamaan-persamaan elektromagnet klasik, para fisikawan segera
melakukan berbagai upaya untuk mempelajari sifat zat perantara yang berperan bagi
perambatan gelombang elektromagnet ini. Zat perantara ini disebut eter, namun
karena zat ini belum pernah teramati dalam percobaan, maka dipostulatkan bahwa ia
tidak bermassa dan tidak tampak, tetapi mengisi seluruh ruang, dan fungsi satu-
satunya untuk merambatkan gelombang elektromagnet.
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2
Konsep eter ini sangat menarik karena; pertama, sulit untuk membayangkan
bagaimana sebuah gelombang dapat merambat tanpa memerlukan zat perantara –
bayangkan gelombang tanap air; kedua, pengertian dasar eter ini berkaitan erat
dengan gagasan Newton tentang ruang mutlak – eter dikaitkan sistem koordinat
semesta agung. Dengan demikian, keuntungan sampingan yang akan diperoleh dari
penyelidikan terhadap eter ini adalah bahwa dengan mengamati gerak bumi
mengarungi eter, akan terungkap pula gerak bumi relatif terhadap “ruang mutlak”.
Percobaan awal yang paling saksama untuk mendapatkan bukti kehadiran eter
dilakukan pada tahun 1887 oleh fisikawan Amerika, Albert A. Michelson dan
rekannya E.W. Morley. Mereka menggunakan interferometer Michelson.
L1 = L2 = L.
Jika c adalah kecepatan cahaya yang relatif terhadap eter maka kecepatan
sinar 1 relatif terhadap interferometer, bila sinar ini bergerak dari pengamat ke
cermin A adalah (c + v) dan waktu yang dibutuhkan adalah L/(c + v). Sinar yang
dipantulkan dari A merambat berlawanan arah dengan angin eter, kecepatannya
relatif terhadap interferometer adalah (c - v), dan waktu yang dibutuhkan untuk
menempuh jarak L adalah L/(c - v). Jumlah waktu untuk perjalanan keliling adalah:
Lintasan sinar 2, relatif terhadap interferometer, tegak lurus pada angin eter.
Dalam perjalanan dari pengamat ke B, sinar itu harus bergerak lambat menentang
arus, dengan kecepatan relatif terhadap eter. Resultan kecepatan ini dan kecepatan v
adalah tegak lurus pada angin eter dan besarnya adalah (c2 – v2)1/2. Kecepatan ketika
kembali adalah juga (c2 – v2)1/2 dan waktu t2 untuk perjalanan keliling adalah:
atau sebanyak empat sepersepuluh rumbai. Perubahan yang diiliki Michelson dan
Morley lebih kecil dari seperseratus rumbai, dan mereka berkesimpulan bahwa pada
kenyataannya, pada batas-batas penyelidikan yang tidak pasti ini, perubahan adalah
nol, dengan mengabaikan kecepatan orbit bumi yang nampakanya relatif diam
terhadap eter. Hasil ini merupakan teka-teki, dan masa kini penyelidikan Michelson-
Morey ini sangat berarti sebagai hasil negatif yang pernah didapat.
Berbagai upaya dilakukan untuk menjelaskan hasil negatif dari eksperimen
Michelson-Morey, dan untuk menyelamatkan konsep kerangka eter dan transformasi
kecepatan Galileo untuk cahaya. Seluruh proposal yang dihasilkan dari upaya-upaya
ini telah dibuktikan salah. Tidak ada eksperimen dalam sejarah fisika yang pernah
sebegitu beraninya menjelaskan suatu ketiadaan hasil penelitian yang diperkirakan
seperti eksperimen Michelson-Morey. Einsteinlah yang memecahkan persoalan
tersebut pada tahun 1905 dengan teori relativitas khusus yang digagasnya.
Mari kita anggap bahwa interferometer diatur untuk frinji – frinji paralel dan
teleskop pengamat difokuskan pada satu frinji ( satu frinji adalah jarak antara dua
pita terang berdekatan ). Pergeseran frinji yang berkaitan adalah sama dengan beda
lintasan ini dibagi dengan panjang gelombang cahaya, λ, karena perubahan lintasan
1λ berkaitan dengan 1 frinji. Pergeseran :
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2
CPostulat
PostulatRelativitas
RelativitasKhusus
Khusus
Contoh sebuah roket bergerak dengan kecepatan 100 m/s mendekati bulan.
Hal tersebut dapat dikatakan bahwa bulan bergerak mendekati pesawat dengan
kecepatan 100 m/s jika ditinjau dari titik acuan diroket.
b) Postulat kedua
Postulat kedua menyatakan, “kecepatan cahaya dalam ruang hampa sama
besar untuk semua pengamat, tidak tergantung dari keadaan gerak pengamat itu.
Kecepatan cahaya diruang hampa sebesar c = 3.108 m/s. Jika sebuah pesawat
bergerak dengan kecepatan cahaya (c) mendekati pengamat dibumi maka bersamaan
dengan itu ia akan melepaskan sinyal cahaya. Menurut postulat ini pengamat dibumi
akan melihat laju cahaya dalam kecepatan cahaya.
1. Transformasi Lorentz
Transformasi Lorentz berlaku jika kecepatan-kecepatan yang digunakan
bersifat relativistik yaitu kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya (c). Pada
postulat Einstein telah dijelaskan bahwa besaran yang tetap dan sama untuk semua
pengamat hanyalah kecepatan cahaya berarti besaran lain tidak sama.
Besaran-besaran yang tercakup dalam postulat Einstein dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a) Penjumlahan kecepatan relativistik
Jika ada sebuah pesawat (acuan O’) yang
bergerak dengan kecepatan v terhadap bumi (acuan
O) dan pesawat melepaskan bom (benda) dengan
kecepatan tertentu maka kecepatan bom tidak sama
menurut orang dibumi dengan orang dipesawat.
Kecepatan relativistik memenuhi persamaan berikut :
Dengan :
kecepatan benda relatif terhadap pengamat diam (m/s)
Dengan:
panjang benda menurut pengamat yang bergerak relatif terhadap benda
= panjang benda
c) Dilatasi waktu
Dilatasi waktu adalah pemekaran waktu menurut pengamat yang bergerak.
Hubungannya memenuhi persamaan berikut :
Dengan :
selang waktu menurut pengamat yang bergerak terhadap kejadian
= selang waktu menurut pengamat yang diam terhadap kejadian
d) Massa relativistik
Massa suatu benda yang bergerak secara dengan kecepatan relativistik akan
bertambah besar dan berarti massa benda juga bersifat relativistik. Besarnya massa
relativistik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
Dengan:
massa relativistik (diukur terhadap kerangka acuan yang bergerak terhadap
benda) dalam kg
massa diam (diukur terhadap kerangka acuan yang diam terhadap benda)
dalam kg
tetapan transformasi ≥ 1
Dengan :
momentum relativistik benda (kg/ms)
massa relativistik benda (kg)
kecepatan relativistik (m/s)
massa diam benda (kg)
f) Energi relativistik (E)
Energi relativistik total didefinisikan sebagai jumlah energi kinetik dan energi
diamnya yaitu :
Dengan :
energi total relativistik
Jika pulsa cahaya meninggalkan titik acuan S dan S’ pada t=t’=0, setelah
waktu t menempuh sumbu x sejauh x=ct (di S), atau x’ = ct’ (di S’). Jadi dari
persamaan :
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2
Dapat disimpulkan
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2
Waktu diantara kejadian yang terjadi pada tempat yang sama dalam suatu
kerangka acuan disebut waktu patut , tp . Dalam hal ini, selang waktu
yang diukur pada kerangka S’ adalah waktu patut. Sehingga diperoleh persamaan
dilatasi waktu
atau
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2
Dengan
Jadi ,
dv
v.dv
atau
Suku kedua pada persamaan tidak bergantung pada kecepatan dan disebut energi
diam, partikel E0 yang merupakan perkalian massa diam dengan c2.
Jumlah energi kinetik dan energi diam disebut energi relativistik yaitu ,
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2
Jadi
Contoh Soal:
3Dua orang A dan B adalah anak kembar. Pada umur 20 tahun A pergi
ke ruang angkasa dengan pesawat yang lajunya 0,8 c dan kembali ke
bumi pada saat B berumur 30 tahun. Berapakah umur B menurut A yang
baru kembali?
Jawab:
A bergerak bersama pesawat dengan v = 0,8 c sehingga A sebagai
kerangka yang diam, maka pertambahan umur yang ingin dihitung
A adalah to . Menurut B sebagai kerangka yang bergerak terhadap
pesawat, selang waktu t= 30 20 = 10 tahun
to = 6 tahun
Jadi menurut A, umur B seharusnya bertambah 6 tahun (to), bukan 10
tahun ( t) dan menurut A umurnya baru 20 + 6 = 26 tahun
DMassa,
Massa,Momentum,
Momentum,dan
danEnergi
EnergiRelativistik
Relativistik
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2
1. Massa Relativistik
Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa ketika dua benda
bertumbukan, momentum total sistem adalah konstan, dengan anggapan sistem
terisolasi (kedua benda hanya berinteraksi satu sama lain). Kekekalan momentum
adalah suatu hukum fisika, yang menurut postulat 1 relativitas khusus haruslah
berlaku untuk semua kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan.
a. Gambar tumbukan tak lenting sempurna antara dua benda, yang dilihat
pengamat pada keangka acuan S
Momentum adalah kekal menurut kerangka acuan S adalah
P sebelum = m(+v) + m(-v) = 0
P sesudah = (m+m) v = 0
Jadi, menurut pengamat O dalam kerangka acuan S, momentum adalah kekal.
b. Gambar tumbukan yang sama diamati oleh kerangka acuan S’, yang sedang
bergerak kekanan dengan kelajuan v relatif terhadap kerangka acuan S
Setelah mengkonversi kecepatan masing-masing benda sebelum dan sesudah
tumbukan dengan transformasi lorentz maka momentum sistem sebelum dan sesudah
tumbukan menurut pengamat dalam kerangka acuan S’ adalah
P sebelum = mv1’ +mv2’
= m (0) + m
P sesudah= (m+m) v’
= 2m (-v) = -2 mv
Jadi menurut pengamat O’ dalam kerangka acuan S’, p sebelum tidak sama
dengan p sesudah dengan kata lain , momentum tidak kekal.
Menurut postulat 1 relativitas khusus, kekekalan momentum sebagai satu
hukum fisika haruslah berlaku bagi semua kerangka acuan inersial. Dengan
demikian, bagi kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya, defenisi momentum
dalam mekanika klasik yaitu p = mv haruslah diubah. Karena kita telah menangani
semua vektor kecepatan v dengan benar, maka kesalahan pasti terletak pada
penanganan kita terhadap massa. Sesuai dengan pemekaran waktu dan penyusutan
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2
panjang, marilah kita menganggap bahwa bagi besaran massa juga dikenal
pertambahan massa relativistik.
mo disebut dengan massa diam dan seperti dengan waktu sejati dan panjang
sejati, massa diam diukur terhadap kerangka acuan yang terhadapnya benda adalah
diam. Dalam kerangka acuanlainnya, massa relativistik m selalu akan lebih besar dari
massa mo dengan faktor γ.
Gambar massa sebuah partikel( massa diam mo) sebagai fungsi dari kelajuan
v, yang dinyatakan dalam fraksi dari kelajuan cahaya c
Pada grafik tampak bahwa pertambahan massa relativistik berarti hanya pada
kelajuan yang mendekati kelajuan cahaya. Pada kelajuan v = 0,1 c, pertambahan
massa hanyalah 0,5 % tetapi pada kelajuan v=0,9 c, pertambahannya lebih besar dari
100 %. Efek relativistk tidaklah berarti pada penerbangan angkasa. Hanya partikel-
partikel atomik seperti elektron, proton, dan lainnya yang memiliki kelajuan yang
sangat cepat yang dapat mengalami efek relativistik.
Seperti pemekaran waktu dan penyusutan panjang, pertambahan massa
relativistik adalah nyata. Dalam bab sebelumnya telah dipelajari bahwa medan
magnetik B akan membelokkan suatu partikel bermuatan (misalnya elektron) yang
bergerak dengan kelajuan tertentu didalam medan magnetik ini. Besarnya sudut
defleksi sebanding dengan massa partikel. Makin besar massa partikel maka makin
besar medan magnetik B yang diperlukan untuk membelokkan partikel tersebut.
Dalam percobaan yang dilakukan oleh fisikawan diperoleh bahwa medan
magnetik lebih besar diperlukan untuk membelokkan partikel bermuatan yang
bergerak dengan kelajuan tinggi dari pada yang diperlukan massa partikel dianggap
konstan( seperti anggapan fisika klasik). Percobaan ini dengan jelas menyatakan
bahwa elektron lebih berat dari pada elektron lambat.
2. Momentum Relativistik
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2
Maka :
Keterangan :
m = massa relativistik
mo = massa diam
v = kecepatan relativistik benda
3. Energi Relativistik
Dari hukum II Newton :
Karena
, maka persamaan menjadi:
Untuk batas bawah p adalah 0 maka mula-mula benda dalam keadaan diam, maka
usaha W yang dilakukan oleh gaya sama dengan energi kinetik benda (Ek), sehingga:
Lebih mudah diingat jika kita nyatakan persamaan (2) dalam bentuk dengan:
Dari persamaan diatas tampak bahwa energi ini merupakan hasil perkalian antara
massa dan kuadrat kecepatan mutlak. Jadi, ada kesetaraan antara massa dan energy.
Bila partikel memiliki massa m, berarti partikel itu memiliki energy total sebesar:
Kesetaraan massa dan energi ini dikemukakan pertama kali oleh Einstein, sehingga
persamaan (4) dikenal sebagai hukum kesetaraan massa-energi Einstein.
Kedua bentuk perkalian diruas kanan persamaan (4) menyatakan besaran-besaran
energy dengan:
Jadi berlaku:
Contoh Soal
Hitunglah momentum sebuah elektrron yang bergerak 0,96c. (massa
elektron = 9,1 x 10-31 kg; c= 3,0 x 108 m/s)
Jawab:
Massa diam elektron
m0 = 9,1 x 10-31 kg
v = 0,96c
v/c= 96/100= 24/25c
Untuk momentumnya;
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2
G RANGKUMAN
H EVALUASI
Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf A, B, C, D atau E!
A. OBJEKTIF
1. Sebuah kereta api bergerak dengan kecepatan 120 km/jam.
Seekor burung yang hinggap di atas kereta terbang dengan kecepatan 5 km/jam
searah kereta tersebut.Berapa kecepatan terbang burung tersebut tersebut menurut
seseorang yang berada di dalam kereta api dan menurut orang yang sedang
berdiri di stasiun?
A. V’x = 5 km/jam dan vx = 125 km/jam
B. V’x = 6 km/jam dan vx = 130 km/jam
C. V’x = 7 km/jam dan vx = 125 km/jam
D. V’x = 5 km/jam dan vx = 130 km/jam
E. V’x = 6 km/jam dan vx = 125 km/jam
2. Panjang benda diukur oleh pengamat diam = 12 m. Berapakah
panjang benda itu bila diukur oleh pengamat yang bergerak dengan kecepatan 0,8
c (c = kecepatan cahaya) relatif terhadap benda ?
A. 12,6 m
B. 12,2 m
C. 9,6 m
D. 7,2 m
E. 6,0 m
3. Suatu peristiwa terjadi selama 3 s menurut pengamat yang
bergerak menjauhi peristiwa itu dengan kecepatan 0,8 c (c = kecepatan cahaya).
Menurut pengamat yang diam, peristiwa itu terjadi dalam selang waktu…
A. 5,0 s
B. 4,8 s
C. 3,0 s
D. 1,8 s
E. 1,2 s
4. Periode suatu pendulum di mula bumi besarnya 3,0 detik. Bila
pendulum tersebut diamati oleh seorang pengamat yang bergerak relatif terhadap
bumi dengan kecepatan 0,95c (c = kecepatan cahaya), maka periode pendulum
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2
C. C. 24/25 c
D. D. 4/3 c
E. E. 3/2 c
9. Massa diam sebuah partikel = m0. Massa partikel tersebut saat
bergerak dengan kecepatan 0,8 c akan bertambah menjadi...
A. 1,25 m0
B. 1,42 m0
C. 1,52 m0
D. 1,67 m0
E. 1,92 m0
10. Sebuah partikel bergerak dengan laju v = ½ c (c = laju
cahaya). Jika m0 = massa diam, m = massa bergerak, Ek = energi kinetik, dan
E0 = energi diam, maka berlaku...
A. m = ½ m0 dan Ek = ½ E0
B. m = 4/3 m0 dan Ek = E0
C. m = 3/2 m0 dan Ek = E0
D. m = 2 m0 dan Ek = 2 E0
E. m = 2 m0 dan Ek = E0
B. ESSAY
1. Sebuah kereta api bergerak dengan kecepatan 150
km/jam. Pada saat itu Ardi berlari di atas kereta dengan kecepatan 10 km/jam
searah kereta. Berapakah kecepatan Ardi tersebut menurut orang yang berada di
dalam kereta api dan orang yang berdiri di stasiun ?
2. Berapakah kelajuan sebuah partikel agar partikel itu
memiliki massa dua kali massa diamnya?
3. Panjang benda diukur saat bergerak menyusut 20 cm
dari panjangnya saat diukur dalam keadaan diam. Bila panjang benda diukur
dalam keadaan diam panjangnya 1 m dan c = kecepatan cahaya, maka kecepatan
gerak benda tersebut adalah…
4. Seorang pengamat luar angkasa mengamati adanya
dua pesawat antariksa x dan y yang datang menuju stasiun luar angkasa yang
ditempati pengamat dari arah yang berlawanan dengan laju vx = vy = ½ c (c
adalah cepat rambat cahaya). Berapa kelajuan pesawat x menurut pilot pesawat
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2
y?
5. Sebuah partikel yang bererak dengan kecepatan 0.9c
dengan massa diam sebuah partikel adalah m0. Berapa massa partikel tersebut
saat bergerak?
I KUNCI JAWABAN
1.
a. Kecepatan burung relatif terhadap kereta api adalah v'x = 5 km/jam
b. Kecepatan burung relatif terhadap stasiun adalah
vx = v + v'x
120 + 5 = 125km/jam (A)
2. Diketahui :
Lo = 12 meter
v = 0,8 c
Ditanya :
Panjang benda bila diukur oleh pengamat yang bergerak (L)
Jawab :
Rumus kontraksi panjang :
(D)
3. Diketahui :
tm = 3 sekon
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2
v = 0,8 c
Ditanya :
Selang waktu kejadian menurut pengamat yang diam (tm)
Jawab :
Rumus dilatasi waktu :
(A)
4. Dik : to = 3 detik
Berdasarkan rumus dilatasi waktu:
3
⇒ t = √1 −
(v/c)2
to
⇒ t = √1 −
(0,95c/c)2
3
⇒t=
√1 − 0,9025
3
⇒t=
√0,975
3
⇒t=
0,31
⇒ t ≈ 9,6 detik. (C)
5. L = Lo √ 1 – v2/c2
0,8 m = 1 m √ 1 – v2/c2
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2
9. (D)
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2
10. (E)
3. Diketahui :
Lo = 1 meter
L = 1 meter – 0,2 meter = 0,8 meter
Ditanya : Kecepatan gerak benda (v)
Jawab :
Kecepatan gerak benda :
4. Diketahui :
vx = vy
=½c
Penyelesaian
vxy = vx + vy / (1 + vx vy /c2)
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2
J DAFTAR PUSTAKA