Anda di halaman 1dari 34

Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks

Kelas XII Semester 2

BAHAN AJAR FISIKA SMA KELAS XII


“TEORI RELATIVITAS KHUSUS”

KELOMPOK 2

AYU OPINA (17033005)


DINDA LARA PUTI (17033008)
FAUZIAH ALKHORIZA SYAFNI (17033012)
FERA DESNAWATI (17033013)
HALIMA AINI (17033014)
JEREMIA VINCENSIUS (17033020)
NICI JUMATUL FITRI (17033029)

DOSEN PENGAMPU : FANNY RAHMATINA RAHIM,S.Pd,M.Pd.

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

A PETUNJUK BELAJAR

Bagi peserta didik:


Berdo’alah setiap akan memulai pelajaran!

Bacalah kompetensi yang harus ananda capai pada pembelajaran!

Pahamilah isi materi tentang Teori Relativitas Khusus!

Kerjakanlah latihan soal-soal!


B KOMPETENSI INTI

KI 1:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnyaKI 2


:Menghayati, mengamalkan perilaku jujur, disiplin,tanggung jawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif
dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai
cerminan bangsa dalam pergaulan duniaKI 3:Memahami, menerapkan,
menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan
rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya,dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.KI 4:Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya
di sekolah secara mandiri,dan mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

C KOMPETENSI DASAR

Menganalisis fenomena perubahan panjang, waktu, dan massa dikaitkan


dengan kerangka acuan, dan kesetaraan massa dengan energi dalam teori
relativitas khusus
Menyelesaikan masalah terkait dengan konsep relativitas panjang, waktu,
massa, dan kesetaraan massa dengan energi

D INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

Menjelaskan teori relativitas khusus


Menginterpretasikan hasil percobaan Michelson-Morley
Memformulasikan transformasi Lorentz dan mengetahui perbedaannya dari
transformasi Galileo
Memformulasikan penjumlahan kecepatan yang bersifat relavistik
Memformulasikan peristiwa kontraksi panjang dan pemekaran waktu
Memformulasikan massa, momentum dan energy relativistik
Mengaplikasikan hukum kekekalan momentum dan energi secara relativistic
Memformulasikan kesetaraan massa dan energi

E TUJUAN PEMBELAJARAN

Peserta didik dapat menjelaskan teori relativitas khusus

Peserta didik dapat menginterpretasikan hasil percobaan Michelson-Morley

Peserta didik dapat memformulasikan transformasi Lorentz dan mengetahui


perbedaannya dari transformasi Galileo

Peserta didik dapat memformulasikan penjumlahan kecepatan yang bersifat


relativistik

Peserta didik dapat memformulasikan peristiwa kontraksi panjang dan


pemekaran waktu

Peserta didik dapat memformulasikan massa, momentum, dan energi


relativistic

Peserta didik dapat mengaplikasikan hukum kekekalan momentum dan


energi secara relativistik

Peserta didik dapat memformulasikan kesetaraan massa dan energi


Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

F MATERI PEMBELAJARAN

ATeori
TeoriRelativitas
RelativitasNewton
Newton

Teori relativitas Newton menjelaskan gerak-gerak benda jauh di bawah


kecepatan cahaya. Teori relativitas mempelajari bagaimana pengukuran besaran
fisika yang bergantung pada pengamat seperti halnya dengan peristiwa yang
diamati. Relativitas merupakan salah satu dari beberapa teori mengenai gerak, yang
dirancang untuk menjelaskan penyimpangan dari mekanika Newton yang timbul
akibat gerak relatif yang sangat cepat. Teori ini telah mengubah pandangan kita
mengenai ruang, waktu, massa, energi, gerak, dan gravitasi. Teori relativitas
Newton terdiri atas teori khusus dan teori umum, yang keduanya bertumpu pada
dasar matematika yang kuat dan keduanya telah diuji dengan percobaan-percobaan
dan pengamatan.
Benda akan dikatakan bergerak apabila kedudukan benda tersebut berubah
terhadap kerangka acuannya. Kerangka acuan di mana Hukum Newton berlaku
disebut kerangka acuan inersia. Jika kita memiliki dua kerangka acuan inersia yang
bergerak dengan kecepatan konstan relatif terhadap yang lainnya, maka tidak dapat
ditentukan bagian mana yang diam dan bagian mana yang bergerak atau keduanya
bergerak. Hal ini merupakan konsep Relativitas Newton, yang menyatakan “gerak
mutlak tidak dapat dideteksi”.
Misalkan dua buah mobil A dan B beregrak searah, mobil A berada di
belakang mobil B, masing-masing dengan kecepatan vA dab vB .

Menurut hukum mekanika Newton, kecepatan relatif mobil B terhadap


pengamat di mobil A adalah:

Sebaliknya, kecepatan relatif mobil A terhadap pengamat di mobil B adalah:

1. Transformasi Galileo
Dalam mekanika, untuk melukiskan gerak dengan cara yang tepat digunakan
sistem silang sumbu koordinat sebagai kerangka acuan.
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

Pada grafik di atas, kerangka acuan S dan kerangka acuan S’ mula-mula berimpit saat
t = t’ = 0 . Kemudian kerangka acuan S’ bergerak dengan kecepatan tetap u terhadap
kerangka S
Sepanjang sumbu berimpit x – x’. Sehingga kerangka acusn S dianggap
bergerak dengan kecepatan tetap (– u) terhadap S’.
Setelah bergerak selama waktu t, jarak S’ terhadap S adalah (u . t). Jika ada
objek pengamatan misalkan suatu kejadian di titik P yang diamati oleh dua pengamat
yang berada di kerangka acuan S dan S’ , maka kedua pengamat tersebut akan
mengukur koordinat ruang dan waktu, masing-masing x, y, z, t dan x’, y’, z’ , t’.
Hubungan antara koordinat – koordinat ruang dan waktu tersebut menurut
pengamat pada kerangka acuan S’ dapat dituliskan;

Empat hubungan di atas dikenal sebagai transformasi koordinat Galileo.


Dan sebaliknya, Hubungan antara koordinat – koordinat ruang dan waktu
tersebut menurut pengamat pada kerangka acuan S dapat dituliskan;

Empat hubungan di atas dikenal sebagai kebalikan transformasi Galileo.


Transformasi Galileo untuk kecepatan dan percepatan dapat diperoleh dengan
mendiferensialkannya terhadap waktu, sebagai berikut:
Sepanjang sumbu berimpit x – x’. Sehingga kerangka acusn S dianggap
bergerak dengan kecepatan tetap (– u) terhadap S’.
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

Setelah bergerak selama waktu t, jarak S’ terhadap S adalah (u . t). Jika ada
objek pengamatan misalkan suatu kejadian di titik P yang diamati oleh dua pengamat
yang berada di kerangka acuan S dan S’ , maka kedua pengamat tersebut akan
mengukur koordinat ruang dan waktu, masing-masing x, y, z, t dan x’, y’, z’ , t’.
Hubungan antara koordinat – koordinat ruang dan waktu tersebut menurut
pengamat pada kerangka acuan S’ dapat dituliskan;

Empat hubungan di atas dikenal sebagai transformasi koordinat Galileo.


Dan sebaliknya, Hubungan antara koordinat – koordinat ruang dan waktu
tersebut menurut pengamat pada kerangka acuan S dapat dituliskan;

Empat hubungan di atas dikenal sebagai kebalikan transformasi Galileo.


Transformasi Galileo untuk kecepatan dan percepatan dapat diperoleh dengan
mendiferensialkannya terhadap waktu, sebagai berikut:
Transformasi kecepatan Galileo:

Kebalikannya:

Transformasi percepatan Galileo:


Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

Contoh Soal
Sebuah kereta api bergerak dengan kecepatan 60 km/jam. Seorang
penumpang berjalan dalam kereta dengan kecepatan 6 km/jam searah
dengan kereta. Berapa kecepatan penumpang tersebut terhadap orang yang
diam di tepi rel?
Jawab:
Kita dapat menyelesaikannya dengan persamaan transformasi Galileo
untuk kecepatan:
u’x = ux - v
orang yang diam di tepi rel sebagai kerangka acuan S. Kereta api yang
bergerak terhadap orang diam sebagai kerangka acuan S*.Kecepatan
kerangka acuan S* terhadap kerangka acuan S adalah v = 60 km/jam.
Kecepatan penumpang terhadap kerangka acuan S* adalah u’x = 6 km/jam.
Jadi, kecepatan penumpang (ux) terhadap orang yang diam adalah
u’x = ux - v
ux = u’x + v
ux = 6 km/jam + 60 km/jam
ux = 66 km/jam.

BPercobaan
PercobaanMichelson
Michelsondan
danMorley
Morley

Percobaan Michelson dan Morley diawali pada tahun 1887, Albert Michelson
(1852 – 1931) dan Edward Morley (1838 – 1923) melakukan suatu percobaan untuk
mengukur kecepatan bumi dengan eter, yaitu suatu medium hipotetik yang dahulu
diyakini diperlukan untuk membantu perambatan radiasi elektromagnetik.
Gejala gelombang secara umum dapat didefenisikan sebagai rambatan
gangguan periodik melalui zat perantara. Perambatan gelombang ini berlangsung,
bergantung pada gaya-gaya yang bekerja antar partikel zat perantaranya.
Oleh karena itu, tidak mengherankan mengapa setelah segera setelah
Maxwell memperlihatkan bahwa kehadiran gelombang elektromagnet diramalkan
berdasarkan persamaan-persamaan elektromagnet klasik, para fisikawan segera
melakukan berbagai upaya untuk mempelajari sifat zat perantara yang berperan bagi
perambatan gelombang elektromagnet ini. Zat perantara ini disebut eter, namun
karena zat ini belum pernah teramati dalam percobaan, maka dipostulatkan bahwa ia
tidak bermassa dan tidak tampak, tetapi mengisi seluruh ruang, dan fungsi satu-
satunya untuk merambatkan gelombang elektromagnet.
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

Konsep eter ini sangat menarik karena; pertama, sulit untuk membayangkan
bagaimana sebuah gelombang dapat merambat tanpa memerlukan zat perantara –
bayangkan gelombang tanap air; kedua, pengertian dasar eter ini berkaitan erat
dengan gagasan Newton tentang ruang mutlak – eter dikaitkan sistem koordinat
semesta agung. Dengan demikian, keuntungan sampingan yang akan diperoleh dari
penyelidikan terhadap eter ini adalah bahwa dengan mengamati gerak bumi
mengarungi eter, akan terungkap pula gerak bumi relatif terhadap “ruang mutlak”.
Percobaan awal yang paling saksama untuk mendapatkan bukti kehadiran eter
dilakukan pada tahun 1887 oleh fisikawan Amerika, Albert A. Michelson dan
rekannya E.W. Morley. Mereka menggunakan interferometer Michelson.

Dalam percobaan ini, seberkas cahaya monokromatik dipisahkan menjadi dua


berkas yang dibuat melewati dua lintasan berbeda dan kemudian diperpadukan
kembali. Karena adanya perbedaan panjang lintasan yang ditempuh kedua berkas,
maka akan dihasilkan suatu pola interferensi.
Anggaplah interferometer pada gambar bergerak dari kanan ke kiri dengan
kecepatan v relatif terhadap eter. Kemudian relatif terhadap interferometer ada angin
eter dengan kecepatan ini dari kiri ke kanan. Kita mula-mula menghitung waktu
t1untuk cahaya, yaitu waktu yang dibutuhkan cahaya untuk menempuh jarak
dari pengamat ke cermin A dan kembali ke pengamat, dan waktu t 2 adalah waktu
untuk menempuh jarak dari pengamat ke cermin B dan kembali, dan dianggap bahwa
kecepatan cahaya relatif terhadap bumi (dan di sini terhadap interferometer). Dalam
alat Michelson-Morey kedua cermin A dan B adalah tetap dalam posisi. Panjang
L1 dan L2adalah sama, maka:
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

L1 = L2 = L.
Jika c adalah kecepatan cahaya yang relatif terhadap eter maka kecepatan
sinar 1 relatif terhadap interferometer, bila sinar ini bergerak dari pengamat ke
cermin A adalah (c + v) dan waktu yang dibutuhkan adalah L/(c + v). Sinar yang
dipantulkan dari A merambat berlawanan arah dengan angin eter, kecepatannya
relatif terhadap interferometer adalah (c - v), dan waktu yang dibutuhkan untuk
menempuh jarak L adalah L/(c - v). Jumlah waktu untuk perjalanan keliling adalah:

Lintasan sinar 2, relatif terhadap interferometer, tegak lurus pada angin eter.
Dalam perjalanan dari pengamat ke B, sinar itu harus bergerak lambat menentang
arus, dengan kecepatan relatif terhadap eter. Resultan kecepatan ini dan kecepatan v
adalah tegak lurus pada angin eter dan besarnya adalah (c2 – v2)1/2. Kecepatan ketika
kembali adalah juga (c2 – v2)1/2 dan waktu t2 untuk perjalanan keliling adalah:

Perbedaan waktu perjalanan untuk sinar 1 dan 2 adalah t1 – t2 = ∆t, perbedaan


lintasannya ∆x adalah c∆t, sehingga:

Sekarang umpamakan interferometer berputar 900 dari posisinya, atau sebesar


sudut sedemikian rupa sehingga angin eter pada diagram adalah vertikal. (Alat
Michelson dipasang pada dasar yang berat supaya stabil, dan terapung i atas air raksa
sehingga dapat bergerak dengan mudah). Maka sinar 1 dan 2 bertukar peranan dan
beda lintasan ∆x adalah:

Sebagai akibat dari perputaran, beda lintasan berubah sebesar ∆x – ∆x'.


Perubahan satu panjang gelombang menyebabkan perubahan satu rumbai memotong
garis referensi bila dilihat dengan teleskop, sehingga perubahan rumbai yang
diharapkan ∆m adalah:
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

Jika v kecil dibandingkan dengan c, maka perbandingan v2/c2sangat kecil dan


aproksimasi yag baik adalah:

Kemudian aproksimasi ini menjadi:

Umpama kecepatan v adalah kecepatan orbit bumi mengelilingi matahari


kira-kira 3 x 104m/dt. Maka:

Dengan memantulkan sinar 1 dan 2 bolak-balik beberapa kali, panjang L


menjadi ekivalan dengan 11 m. Perubahan rumbai yang diharapkan untuk panjang
gelombang cahaya hijau = 5,5 x 10-7 adalah:

atau sebanyak empat sepersepuluh rumbai. Perubahan yang diiliki Michelson dan
Morley lebih kecil dari seperseratus rumbai, dan mereka berkesimpulan bahwa pada
kenyataannya, pada batas-batas penyelidikan yang tidak pasti ini, perubahan adalah
nol, dengan mengabaikan kecepatan orbit bumi yang nampakanya relatif diam
terhadap eter. Hasil ini merupakan teka-teki, dan masa kini penyelidikan Michelson-
Morey ini sangat berarti sebagai hasil negatif yang pernah didapat.
Berbagai upaya dilakukan untuk menjelaskan hasil negatif dari eksperimen
Michelson-Morey, dan untuk menyelamatkan konsep kerangka eter dan transformasi
kecepatan Galileo untuk cahaya. Seluruh proposal yang dihasilkan dari upaya-upaya
ini telah dibuktikan salah. Tidak ada eksperimen dalam sejarah fisika yang pernah
sebegitu beraninya menjelaskan suatu ketiadaan hasil penelitian yang diperkirakan
seperti eksperimen Michelson-Morey. Einsteinlah yang memecahkan persoalan
tersebut pada tahun 1905 dengan teori relativitas khusus yang digagasnya.
Mari kita anggap bahwa interferometer diatur untuk frinji – frinji paralel dan
teleskop pengamat difokuskan pada satu frinji ( satu frinji adalah jarak antara dua
pita terang berdekatan ). Pergeseran frinji yang berkaitan adalah sama dengan beda
lintasan ini dibagi dengan panjang gelombang cahaya, λ, karena perubahan lintasan
1λ berkaitan dengan 1 frinji. Pergeseran :
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

CPostulat
PostulatRelativitas
RelativitasKhusus
Khusus

Teori Relativitas khusus menjelaskan gerak benda-benda dengan kecepatan


tinggi, misalnya elektron dan cahaya, sedangkan relativitas Newton tidak dapat
menjelaskannya. Hal ini menggugah para fisikawan untuk meneliti gerak benda
tersebut, salah satunya Albert Einstein.
Pada tahun 1905 Albert Einstein mengemukakan teori relativitas khusus.
Einstein menjelaskan bahwa dua objek yang bergerak dengan kecepatan tetap,
dipandang sebagai gerak relatif antara dua objek dengan tidak berpusat pada eter yang
didefinisikan sebagai kerangka acuan absolut. Contohnya jika ada dua astronot A dan
B berada dalam pesawat berbeda dengan kecepatan yang berbeda kemudian ingin
membandingkan hasil pengamatan, maka yang dihitung seberapa cepat A dan B
bergerak relatif satu sama lain.
Jika diperhatikan, gambaran dari teori relativitas khusus yaitu menjelaskan
bagaimana menginterpretasi gerak antara kerangka acuan inersial yang berbeda.
Kerangka acuan inersial adalah sesuatu yang bergerak dengan kecepatan tetap relatif
terhadap satu sama lain. Albert Einstein mengajukan dua postulat dalam teori
relativitas khusus yang terkenal sebagai postulat Eistein. Akibat dari postulat Einstein
melahirkan beberapa besaran antara lain :
 Penjumlahan Kecepatan relativistik
 Kontraksi panjang
 Dilatasi Waktu
 Massa relativistik
 Momentum relativistic
 Energi relativistic
Dalam pembahasan teori relativitas yang sering digunakan seperti berikut :
a. c istilah kecepatan cahaya (c= 3x108 m/s)
b. v istilah kecepatan S terhadap S’ (kecepatan pengamat bergerak terhadap
pengamat diam)
Postulat Einstein dalam teori relativitas khusus dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Postulat pertama
Postulat pertama menyatakan, “hukum-hukum fisika dapat dinyatakan dalam
persamaan yang berbentuk sama dalam semua kerangka acuan inersia.
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

Contoh sebuah roket bergerak dengan kecepatan 100 m/s mendekati bulan.
Hal tersebut dapat dikatakan bahwa bulan bergerak mendekati pesawat dengan
kecepatan 100 m/s jika ditinjau dari titik acuan diroket.
b) Postulat kedua
Postulat kedua menyatakan, “kecepatan cahaya dalam ruang hampa sama
besar untuk semua pengamat, tidak tergantung dari keadaan gerak pengamat itu.
Kecepatan cahaya diruang hampa sebesar c = 3.108 m/s. Jika sebuah pesawat
bergerak dengan kecepatan cahaya (c) mendekati pengamat dibumi maka bersamaan
dengan itu ia akan melepaskan sinyal cahaya. Menurut postulat ini pengamat dibumi
akan melihat laju cahaya dalam kecepatan cahaya.
1. Transformasi Lorentz
Transformasi Lorentz berlaku jika kecepatan-kecepatan yang digunakan
bersifat relativistik yaitu kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya (c). Pada
postulat Einstein telah dijelaskan bahwa besaran yang tetap dan sama untuk semua
pengamat hanyalah kecepatan cahaya berarti besaran lain tidak sama.
Besaran-besaran yang tercakup dalam postulat Einstein dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a) Penjumlahan kecepatan relativistik
Jika ada sebuah pesawat (acuan O’) yang
bergerak dengan kecepatan v terhadap bumi (acuan
O) dan pesawat melepaskan bom (benda) dengan
kecepatan tertentu maka kecepatan bom tidak sama
menurut orang dibumi dengan orang dipesawat.
Kecepatan relativistik memenuhi persamaan berikut :

Dengan :
kecepatan benda relatif terhadap pengamat diam (m/s)

kecepatan benda relatif terhadap pengamat bergerak (m/s)

v= kecepatan pengamat bergerak (O’) relatif terhadap pengamat diam(O)


c= kecepatan cahaya
b) Kontraksi panjang
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

Kontraksi panjang adalah penyusutan panjang suatu benda menurut pengamat


yang bergerak. Penyusutan ini memenuhi persamaan berikut :

Dengan:
panjang benda menurut pengamat yang bergerak relatif terhadap benda
= panjang benda
c) Dilatasi waktu
Dilatasi waktu adalah pemekaran waktu menurut pengamat yang bergerak.
Hubungannya memenuhi persamaan berikut :

Dengan :
selang waktu menurut pengamat yang bergerak terhadap kejadian
= selang waktu menurut pengamat yang diam terhadap kejadian
d) Massa relativistik
Massa suatu benda yang bergerak secara dengan kecepatan relativistik akan
bertambah besar dan berarti massa benda juga bersifat relativistik. Besarnya massa
relativistik dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

Dengan:
massa relativistik (diukur terhadap kerangka acuan yang bergerak terhadap

benda) dalam kg
massa diam (diukur terhadap kerangka acuan yang diam terhadap benda)

dalam kg
tetapan transformasi ≥ 1

e) Momentum relativistik (p)


Momentum suatu partikel didefinisikan sebagai perkalian massa dengan
kecepatan. Definisi ini dijelaskan pada fisika klasik. Pada relativitas khusus,
momentum relativistik didefinisikan perkalian masssa relativistik dengan kecepatan
relativistik, sehingga diperoleh :
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

Dengan :
momentum relativistik benda (kg/ms)
massa relativistik benda (kg)
kecepatan relativistik (m/s)
massa diam benda (kg)
f) Energi relativistik (E)
Energi relativistik total didefinisikan sebagai jumlah energi kinetik dan energi
diamnya yaitu :

Dengan :
energi total relativistik

a) Prosedur menentukan persamaan transformasi Lorentz


Pada transformasi Galileo berlaku jika kecepatan-kecepatan yang digunakan
tidak bersifat relativistik, yaitu jauh lebih kecil dari kecepatan cahaya, c. Sesuai
dengan teori relativitas, bahwa kecepatan cahaya di S adalah c. Sehingga diperlukan
transformasi baru untuk memasukkan kecepatan relativistik.
Berdasarkan gambar 5 diasumsikan
transformasi bersifat linear dalam bentuk :

Diasumsikan y dan z tidak berubah karena diperkirakan tidak terjadi kontraksi


panjang pada arah ini. Persamaan invers harus memiliki bentuk yang sama dimana v
diganti menjadi –v sehingga diperoleh :

Jika pulsa cahaya meninggalkan titik acuan S dan S’ pada t=t’=0, setelah
waktu t menempuh sumbu x sejauh x=ct (di S), atau x’ = ct’ (di S’). Jadi dari
persamaan :
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

Dengan mensubtitusika t’ ke persamaan diatas diperoleh :

Dengan mengalikan pada tiap ruas diperoleh nilai adalah

Untuk menentukan hubungan t dan t’, gabungka persamaan, sehingga diperoleh:

Diperoleh nilai . Sehingga secara keseluruhan diperoleh :

Persamaan transformasi Lorentz

b) Prosedur menentukan persamaan transformasi kecepatan relativistik


Untuk transformasi kecepatan relativistik dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan

Dapat disimpulkan
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

b) Prosedur menentukan persamaan dilatasi waktu


Pada dua kejadian yang terjadi di x0’ pada waktu t1’ dan t2’ dalam kerangka S’.
Menentukan waktu t1 dan t2 untuk kejadian dalam kerangka S dari persamaan
sehingga diperoleh :

Sehingga dari kedua persamaan tersebut diperoleh :

Waktu diantara kejadian yang terjadi pada tempat yang sama dalam suatu

kerangka acuan disebut waktu patut , tp . Dalam hal ini, selang waktu

yang diukur pada kerangka S’ adalah waktu patut. Sehingga diperoleh persamaan
dilatasi waktu

c) Prosedur menentukan persamaan kontraksi panjang


Untuk menentukan panjang tongkat dikerangka S,

didefinisikan bahwa Berdasarkan

invers dari persamaan (16) diperoleh :

Karena waktu pengukuran x1 sama dengan x2


maka t1 =t2 sehingga

atau
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

d) Prosedur menentukan persamaan energi relativistik


Dalam mekanika klasik, usaha yang dilakukan oleh gaya yang bekerja pada
partikel yang sama dengan perubahan pada energi kinetik partikel tersebut. Dalam
mekanika klasik, energi kinetik didefinisikan sebagai kerja yang dilakukan oleh gaya
dalam mempercepat partikel dari keadaan diam hingga mencapai kecepatan tertentu.
Jadi,

Dengan

Jadi ,

dv

Kemudian persamaan tersebut disubstitusikan ke persamaan, maka diperoleh :

v.dv

atau

Suku kedua pada persamaan tidak bergantung pada kecepatan dan disebut energi
diam, partikel E0 yang merupakan perkalian massa diam dengan c2.
Jumlah energi kinetik dan energi diam disebut energi relativistik yaitu ,
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

Jadi

Contoh Soal:
3Dua orang A dan B adalah anak kembar. Pada umur 20 tahun A pergi
ke ruang angkasa dengan pesawat yang lajunya 0,8 c dan kembali ke
bumi pada saat B berumur 30 tahun. Berapakah umur B menurut A yang
baru kembali?
Jawab:
A bergerak bersama pesawat dengan v = 0,8 c sehingga A sebagai
kerangka yang diam, maka pertambahan umur yang ingin dihitung
A adalah to . Menurut B sebagai kerangka yang bergerak terhadap
pesawat, selang waktu t= 30 20 = 10 tahun

to = 6 tahun
Jadi menurut A, umur B seharusnya bertambah 6 tahun (to), bukan 10
tahun ( t) dan menurut A umurnya baru 20 + 6 = 26 tahun

DMassa,
Massa,Momentum,
Momentum,dan
danEnergi
EnergiRelativistik
Relativistik
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

1. Massa Relativistik
Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa ketika dua benda
bertumbukan, momentum total sistem adalah konstan, dengan anggapan sistem
terisolasi (kedua benda hanya berinteraksi satu sama lain). Kekekalan momentum
adalah suatu hukum fisika, yang menurut postulat 1 relativitas khusus haruslah
berlaku untuk semua kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan.

a. Gambar tumbukan tak lenting sempurna antara dua benda, yang dilihat
pengamat pada keangka acuan S
Momentum adalah kekal menurut kerangka acuan S adalah
P sebelum = m(+v) + m(-v) = 0
P sesudah = (m+m) v = 0
Jadi, menurut pengamat O dalam kerangka acuan S, momentum adalah kekal.

b. Gambar tumbukan yang sama diamati oleh kerangka acuan S’, yang sedang
bergerak kekanan dengan kelajuan v relatif terhadap kerangka acuan S
Setelah mengkonversi kecepatan masing-masing benda sebelum dan sesudah
tumbukan dengan transformasi lorentz maka momentum sistem sebelum dan sesudah
tumbukan menurut pengamat dalam kerangka acuan S’ adalah
P sebelum = mv1’ +mv2’

= m (0) + m

P sesudah= (m+m) v’
= 2m (-v) = -2 mv
Jadi menurut pengamat O’ dalam kerangka acuan S’, p sebelum tidak sama
dengan p sesudah dengan kata lain , momentum tidak kekal.
Menurut postulat 1 relativitas khusus, kekekalan momentum sebagai satu
hukum fisika haruslah berlaku bagi semua kerangka acuan inersial. Dengan
demikian, bagi kecepatan yang mendekati kecepatan cahaya, defenisi momentum
dalam mekanika klasik yaitu p = mv haruslah diubah. Karena kita telah menangani
semua vektor kecepatan v dengan benar, maka kesalahan pasti terletak pada
penanganan kita terhadap massa. Sesuai dengan pemekaran waktu dan penyusutan
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

panjang, marilah kita menganggap bahwa bagi besaran massa juga dikenal
pertambahan massa relativistik.

mo disebut dengan massa diam dan seperti dengan waktu sejati dan panjang
sejati, massa diam diukur terhadap kerangka acuan yang terhadapnya benda adalah
diam. Dalam kerangka acuanlainnya, massa relativistik m selalu akan lebih besar dari
massa mo dengan faktor γ.

Gambar massa sebuah partikel( massa diam mo) sebagai fungsi dari kelajuan
v, yang dinyatakan dalam fraksi dari kelajuan cahaya c
Pada grafik tampak bahwa pertambahan massa relativistik berarti hanya pada
kelajuan yang mendekati kelajuan cahaya. Pada kelajuan v = 0,1 c, pertambahan
massa hanyalah 0,5 % tetapi pada kelajuan v=0,9 c, pertambahannya lebih besar dari
100 %. Efek relativistk tidaklah berarti pada penerbangan angkasa. Hanya partikel-
partikel atomik seperti elektron, proton, dan lainnya yang memiliki kelajuan yang
sangat cepat yang dapat mengalami efek relativistik.
Seperti pemekaran waktu dan penyusutan panjang, pertambahan massa
relativistik adalah nyata. Dalam bab sebelumnya telah dipelajari bahwa medan
magnetik B akan membelokkan suatu partikel bermuatan (misalnya elektron) yang
bergerak dengan kelajuan tertentu didalam medan magnetik ini. Besarnya sudut
defleksi sebanding dengan massa partikel. Makin besar massa partikel maka makin
besar medan magnetik B yang diperlukan untuk membelokkan partikel tersebut.
Dalam percobaan yang dilakukan oleh fisikawan diperoleh bahwa medan
magnetik lebih besar diperlukan untuk membelokkan partikel bermuatan yang
bergerak dengan kelajuan tinggi dari pada yang diperlukan massa partikel dianggap
konstan( seperti anggapan fisika klasik). Percobaan ini dengan jelas menyatakan
bahwa elektron lebih berat dari pada elektron lambat.
2. Momentum Relativistik
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

Setiap benda bermassa yang bergerak dengan kecepatan v memiliki


momentum linear sebesar p = mv. Jika kecepatan benda v suatu saat mendekati
kecepatan cahaya maka massa benda berubah dan saat itu momentum benda disebut
momentum relativistik. Dirumuskan :
P= mv

Maka :

Keterangan :
m = massa relativistik
mo = massa diam
v = kecepatan relativistik benda
3. Energi Relativistik
Dari hukum II Newton :

Untuk menurunkan bentuk relativistik dan teorema usaha-energi, mari


kita mulai dari definisi usaha yang dilakukan oleh suatu gaya F dan kemudian
menggunakan rumus gaya relativistik seperti dalam persamaan. Anggap benda
hanya bergerak pada sumbu-x maka sesuai definisi usaha dalam bentuk integral:

Karena
, maka persamaan menjadi:

Untuk batas bawah p adalah 0 maka mula-mula benda dalam keadaan diam, maka
usaha W yang dilakukan oleh gaya sama dengan energi kinetik benda (Ek), sehingga:

Rumus integral parsial dalam matematika memberikan:


Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

Untuk massa diam benda adalah mo persamaan diatas menjadi

Dengan menggunakan metode substitusi integral, yaitu memisalkan ,

sehingga atau integral pada ruas kanan dapat ditentukan,


memberikan:

Lebih mudah diingat jika kita nyatakan persamaan (2) dalam bentuk dengan:

Sehingga energi kinetik relativistik:

Dari persamaan diatas tampak bahwa energi ini merupakan hasil perkalian antara
massa dan kuadrat kecepatan mutlak. Jadi, ada kesetaraan antara massa dan energy.
Bila partikel memiliki massa m, berarti partikel itu memiliki energy total sebesar:

Kesetaraan massa dan energi ini dikemukakan pertama kali oleh Einstein, sehingga
persamaan (4) dikenal sebagai hukum kesetaraan massa-energi Einstein.
Kedua bentuk perkalian diruas kanan persamaan (4) menyatakan besaran-besaran
energy dengan:

Dengan demikian Energy kinetik sebuah partikel yang bergerak relativistik


(mendekati kecepatan cahaya) sama dengan selisih antara energy total dengan energy
diamnya.
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

Jadi berlaku:

4. Hukum Kekekalan Energi Relativistik


Jika sebuah benda dalam keadaan diam (massa diam mo membelah secara
spontan menjadi dua bagian (massa diam masing-masing mo1 dan mo2) yang
bergerak masing-masing dengan kelajuan v1 dan v2, maka berlaku hukum
kekekalan energi relativistik, yaitu energi relativistik awal sama dengan energi
relativistik akhir.

Contoh Soal
Hitunglah momentum sebuah elektrron yang bergerak 0,96c. (massa
elektron = 9,1 x 10-31 kg; c= 3,0 x 108 m/s)
Jawab:
Massa diam elektron
m0 = 9,1 x 10-31 kg
v = 0,96c
v/c= 96/100= 24/25c

Untuk momentumnya;
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

G RANGKUMAN

Teori relativitas Newton menjelaskan gerak-gerak benda jauh di bawah


kecepatan cahaya. Teori relativitas mempelajari bagaimana pengukuran
besaran fisika yang bergantung pada pengamat seperti halnya dengan
peristiwa yang diamati. Relativitas merupakan salah satu dari beberapa
teori mengenai gerak, yang dirancang untuk menjelaskan penyimpangan
dari mekanika
Percobaan Michelson dan Morley diawali pada tahun 1887, Albert
Michelson (1852 – 1931) dan Edward Morley (1838 – 1923) melakukan
suatu percobaan untuk mengukur kecepatan bumi dengan eter, yaitu
suatu medium hipotetik yang dahulu diyakini diperlukan untuk
membantu perambatan radiasi elektromagnetik. Dengan kesimpulan :
Tidak terbukti adanya keberadaan eter
Kecepatan cahaya adalah sama dalam segala arah, tidak bergantung
kepada gerak bumi
Pada tahun 1905 Albert Einstein mengemukakan teori relativitas khusus
( menjelaskan gerak benda-benda dengan kecepatan tinggi, misalnya
elektron dan cahaya ). Einstein menjelaskan bahwa dua objek yang
bergerak dengan kecepatan tetap, dipandang sebagai gerak relatif antara
dua objek dengan tidak berpusat pada eter yang didefinisikan sebagai
kerangka acuan absolut.
Hukum kekekalan energi relativistik : “ Jika sebuah benda dalam
keadaan diam (massa diam mo membelah secara spontan menjadi dua
bagian (massa diam masing-masing mo1 dan mo2) yang bergerak
masing-masing dengan kelajuan v1 dan v2, maka berlaku hukum
kekekalan energi relativistik, yaitu energi relativistik awal sama dengan
energi relativistik akhir “
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

H EVALUASI

Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada
huruf A, B, C, D atau E!
A. OBJEKTIF
1. Sebuah kereta api bergerak dengan kecepatan 120 km/jam.
Seekor burung yang hinggap di atas kereta terbang dengan kecepatan 5 km/jam
searah kereta tersebut.Berapa kecepatan terbang burung tersebut tersebut menurut
seseorang yang berada di dalam kereta api dan menurut orang yang sedang
berdiri di stasiun?
A. V’x = 5 km/jam dan vx = 125 km/jam
B. V’x = 6 km/jam dan vx = 130 km/jam
C. V’x = 7 km/jam dan vx = 125 km/jam
D. V’x = 5 km/jam dan vx = 130 km/jam
E. V’x = 6 km/jam dan vx = 125 km/jam
2. Panjang benda diukur oleh pengamat diam = 12 m. Berapakah
panjang benda itu bila diukur oleh pengamat yang bergerak dengan kecepatan 0,8
c (c = kecepatan cahaya) relatif terhadap benda ?
A. 12,6 m
B. 12,2 m
C. 9,6 m
D. 7,2 m
E. 6,0 m
3. Suatu peristiwa terjadi selama 3 s menurut pengamat yang
bergerak menjauhi peristiwa itu dengan kecepatan 0,8 c (c = kecepatan cahaya).
Menurut pengamat yang diam, peristiwa itu terjadi dalam selang waktu…
A. 5,0 s
B. 4,8 s
C. 3,0 s
D. 1,8 s
E. 1,2 s
4. Periode suatu pendulum di mula bumi besarnya 3,0 detik. Bila
pendulum tersebut diamati oleh seorang pengamat yang bergerak relatif terhadap
bumi dengan kecepatan 0,95c (c = kecepatan cahaya), maka periode pendulum
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

tersebut menjadi ...


A. 0,5 detik
B. 1,5 detik
C. 9,6 detik
D. 15 detik
E. 300 detik
5. Batang panjangnya 1 m bergerak dengan kecepatan v. Diamati
oleh pengamat yang diam panjang batang menjadi 80 cm. Bila c = kecepatan
cahaya, maka kecepatan batang itu adalah...
A. 1/5 c
B. 2/5 c
C. 3/5 c
D. 4/5 c
E. c
6. Bila c = kecepatan cahaya, maka kecepatan yang diperlukan
oleh suatu benda supaya massanya bertambah 25 % adalah...
A. 0,2 c
B. 0,3 c
C. 0,5 c
D. 0,6 c
E. 0,8 c
7. Sebuah jembatan panjannya 200 m. Jika diamati oleh seorang
pengamat didalam pesawat yang bergerak dengan kecepatan 0,6 c (c = kecepatan
cahaya) sejajar dengan jembatan, maka panjang jembatan yang teramati adalah...
A. 233 m
B. 200 m
C. 180 m
D. 160 m
E. 120 m
8. Seorang pengamat di stasiun ruang angkasa mengamati adanya
dua pesawat antariksa A dan B yang datang menuju stasiun tersebut dari arah
yang berlawanan dengan laju vA = vB = ¾ c (c adalah cepat rambat cahaya).
Kelajuan pesawat A menurut pilot pesawat B adalah…
A. 9/16 c
B. B. 8/9 c
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

C. C. 24/25 c
D. D. 4/3 c
E. E. 3/2 c
9. Massa diam sebuah partikel = m0. Massa partikel tersebut saat
bergerak dengan kecepatan 0,8 c akan bertambah menjadi...
A. 1,25 m0
B. 1,42 m0
C. 1,52 m0
D. 1,67 m0
E. 1,92 m0
10. Sebuah partikel bergerak dengan laju v = ½ c (c = laju
cahaya). Jika m0 = massa diam, m = massa bergerak, Ek = energi kinetik, dan
E0 = energi diam, maka berlaku...
A. m = ½ m0 dan Ek = ½ E0
B. m = 4/3 m0 dan Ek = E0
C. m = 3/2 m0 dan Ek = E0
D. m = 2 m0 dan Ek = 2 E0
E. m = 2 m0 dan Ek = E0
B. ESSAY
1. Sebuah kereta api bergerak dengan kecepatan 150
km/jam. Pada saat itu Ardi berlari di atas kereta dengan kecepatan 10 km/jam
searah kereta. Berapakah kecepatan Ardi tersebut menurut orang yang berada di
dalam kereta api dan orang yang berdiri di stasiun ?
2. Berapakah kelajuan sebuah partikel agar partikel itu
memiliki massa dua kali massa diamnya?
3. Panjang benda diukur saat bergerak menyusut 20 cm
dari panjangnya saat diukur dalam keadaan diam. Bila panjang benda diukur
dalam keadaan diam panjangnya 1 m dan c = kecepatan cahaya, maka kecepatan
gerak benda tersebut adalah…
4. Seorang pengamat luar angkasa mengamati adanya
dua pesawat antariksa x dan y yang datang menuju stasiun luar angkasa yang
ditempati pengamat dari arah yang berlawanan dengan laju vx = vy = ½ c (c
adalah cepat rambat cahaya). Berapa kelajuan pesawat x menurut pilot pesawat
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

y?
5. Sebuah partikel yang bererak dengan kecepatan 0.9c
dengan massa diam sebuah partikel adalah m0. Berapa massa partikel tersebut
saat bergerak?

I KUNCI JAWABAN

KUNCI JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA

1.
a. Kecepatan burung relatif terhadap kereta api adalah v'x = 5 km/jam
b. Kecepatan burung relatif terhadap stasiun adalah
vx = v + v'x
120 + 5 = 125km/jam (A)
2. Diketahui :
Lo = 12 meter
v = 0,8 c
Ditanya :
Panjang benda bila diukur oleh pengamat yang bergerak (L)
Jawab :
Rumus kontraksi panjang :

Panjang benda bila diukur oleh pengamat yang bergerak :

(D)
3. Diketahui :
tm = 3 sekon
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

v = 0,8 c
Ditanya :
Selang waktu kejadian menurut pengamat yang diam (tm)
Jawab :
Rumus dilatasi waktu :

Selang waktu kejadian menurut pengamat yang diam :

(A)
4. Dik : to = 3 detik
Berdasarkan rumus dilatasi waktu:
3
⇒ t = √1 −
(v/c)2
to
⇒ t = √1 −
(0,95c/c)2
3
⇒t=
√1 − 0,9025
3
⇒t=
√0,975
3
⇒t=
0,31
⇒ t ≈ 9,6 detik. (C)
5. L = Lo √ 1 – v2/c2
0,8 m = 1 m √ 1 – v2/c2
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

√ 1 – v2/c2 = 0,8 m / 1 m = 0,8


1 – v2/c2 = 0,64
v2/c2 = 1 - 0,64 = 0,36
v/c = 0,6
v = 0,6 c = 3/5 c (C)
6. m = mo / √ 1 – v2/c2
1,25 mo = mo / √ 1 – v2/c2
√1 – v2/c2 = mo / 1,25 mo = 0,8
1 – v2/c2 = (0,8)2
v2/c2 = 1 - 0,64 = 0,36
v/c = √ 0,36
= 0,6
v = 0,6 c (D)
7. L = Lo √ 1 – v2/c2
L = 200 m √ 1 – (0,6 c)2/c2
L = 200 m √ 1 – 0,36
L = 200 m √ 0,64 = 200 m . 0,8 m = 160 m (D)
8. (C)

9. (D)
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

10. (E)

KUNCI JAWABAN SOAL ESSAY


1. Stasiun relatif diam menjadi kerangka acuan O dan kereta api sebagai
kerangka acuan O’ dengan kecepatan tetap v terhadap O (stasiun) v = +150
km/jam vx ’ = +10 km/jam
a. Kecepatan Ardi relatif terhadap kereta api adalah:
vx ’ = +10 km/jam
b. Kecepatan Ardi terhadap stasiun adalah vx , besarnya memenuhi:
vx = v + vx ’ = 150 + 10 = 160 km/jam
2. Diketahui:
m=2
m0
jadi =2
Rumus m= m0
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

3. Diketahui :
Lo = 1 meter
L = 1 meter – 0,2 meter = 0,8 meter
Ditanya : Kecepatan gerak benda (v)
Jawab :
Kecepatan gerak benda :

4. Diketahui :
vx = vy
=½c
Penyelesaian
vxy = vx + vy / (1 + vx vy /c2)
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

vxy = ½ c + ½ c / (1+ ½ c ½ c / c2)


vxy = c / (1+ ¼ )
vxy = ⅘ c
5. Diketahui
Massa diam = m0
v = 0.9 c
Penyelesaian
m = m0 / √ (1- v2/c2)
m = m0 / √ (1-(0.9c)2 / c2)
m = m0 / √ (0.19)
m = m0 / 0.43
m = 2.33 m0
jadi massa partikel tersebut saat bergerak adalah 2.33 m0.
Bahan Ajar Buku SMAAjar Matematiks
Kelas XII Semester 2

J DAFTAR PUSTAKA

Kanginan,M. 2014.Fisika untuk SMA Kelas XII Jilid 1B.Jakarta:Erlangga.


Kamajaya, Ketut dan Zainuddin, Muhammad. 2016. Buku Siswa Aktif dan Kreatif
Belajar Fisika. Bandung : Grafindo Media Pratama.
Sutriyono, dkk, 2004, Master Fisika SMA.

Anda mungkin juga menyukai