Anda di halaman 1dari 10

RESUME 4

ANALISIS FISIKA SMA KELAS XII


“INDUKSI ELEKTROMAGNETIK”

NAMA : JEREMIA VINCENSIUS

NIM : 17033020

PRODI : PENDIDIKAN FISIKA B 2017

DOSEN : Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd.

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
Induksi Elektromagnetik

Adanya induksi elektromagnetik disebabkan oleh perubahan jsumlah garis gaya


magnetik yang berada dalam cakupan pada sebuah kumparan. Adanya induksi
elektromagnetik dapat dipahami melalui sebuah percobaan sederhana menggunakan magnet,
kumparan, dan galvanometer.
Awalnya, sebuah magnet berada posisi diam berada di dekat sebuah kumparan yang
sudah terhubung dengan galvanometer. Terdapat tiga garis gaya magnet yang menembus
kumparan tersebut, artinya galvanometer tidak menunjukkan ada arus yang mengalir pada
kumparan tersebut.

Selanjutnya, magnet digerakkan memasuki sebuah kumparan. Garis-garis gaya


magnet yang melalui kumparan, yang awalnya berjumlah tiga, setelah magnet digerakkan
bertambah menjadi lima. Jarum galvanometer yang bergerak menunjukkan bahwa ada arus
listrik yang mengalir pada kumparan tersebut.

Pertambahan jumlah garis-garis gaya listrik yang menembus kumparan menyebabkan


arus listrik mengalir. Sehingga, jarum pada galvanometer bergerak. Hal ini menunjukkan
bawah ada arus listrik yang mengalir. Arus listrik yang mengalir pada kumparan muncul
karena adanya beda potensial pada ujung-ujung kumparan. Beda potensial yang timbul pada
ujung-ujung kumparan disebut gaya gerak listrik induksi atau sering disingkat dengan ggl
induksi.

1. Potensial (GGL) induksi


Hasil percobaan yang dilakukan faraday menghasilkan sebuah hukum yang berbunyi :
a. Bila jumlah fluks magnet yang memasuki suatu kumparan berubah, maka pada ujung-
ujung kumparan timbul gaya gerak listrik induksi (ggl induksi)
b. Besarnya gaya gerak listrik induksi bergantung pada laju perubahan fluks dan banyaknya
lilitan.
Secara matematis ggl yang dihasilkan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus :
ε = -N (ΔΦ/Δt)
(tanda negatif menunjukkan arah induksi)
dengan
ε = ggl induksi (volt)
N = jumlah lilitan
ΔΦ/Δt = laju perubahan fluks magnet
Dari rumus di atas, untuk menimbulkan perubahan fluks magnet agar menghasilkan
ggl induksi dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
A. Memperbesar perubahan induksi magnet b
B. Memperkecil luas bindang a yang ditembus oleh medan magnet.
C. Memperkecil sudut

2 Hukum Lenz
Berdasarkan hukum Faraday, telah kita ketahui bahwa perubahan fluks magnetik akan
menyebabkan timbulnya beda potensial antara ujung kumparan. Apabila kedua ujung
kumparan itu dihubungkan dengan suatu penghantar yang memiliki hambatan tertentu akan
mengalir arus yang disebut arus induksi dan beda potensial yang terjadi disebut ggl induksi.
Faraday pada saat itu baru dapat menghitung besarnya ggl induksi yang terjadi, tetapi belum
menentukan ke mana arah arus induksi yang timbul pada rangkaian/kumparan. Arah arus
induksi yang terjadi baru dapat dijelaskan oleh Friederich Lenz pada tahun 1834 yang lebih
dikenal dengan hukum Lenz.
Pernyataan Hukum Lenz :
“Jika ggl induksi timbul pada suatu rangkaian, maka arah arus induksi yang dihasilkan
sedemikian rupa sehingga menimbulkan medan magnetik induksi yang menentang
perubahan medan magnetik (arus induksi berusaha mempertahankan fluks magnetik totalnya
konstan)”

Arah arus induksi berdasarkan hukum Lenz (a) magnet mendekati kumparan, (b) magnet
menjauhi kumparan.
Untuk lebih memahami hukum Lenz, perhatikan gambar diatas. Ketika kedudukan
magnet dan kumparan diam, tidak ada perubahan fluks magnet dalam kumparan. Tetapi
ketika kutub utara magnet digerakkan mendekati kumparan, maka timbul perubahan fluks
magnetik. Dengan demikian pada kumparan akan timbul fluks magnetik yang menentang
pertambahan fluks magnetik yang menembus kumparan. Oleh karena itu, arah fluks induksi
harus berlawanan dengan fluks magnetik. Dengan demikian fluks total yang dilingkupi
kumparan selalu konstan. Begitu juga pada saat magnet digerakkan menjauhi kumparan,
maka akan terjadi pengurangan fluks magnetik dalam kumparan, akibatnya pada kumparan
timbul fluks induksi yang menentang pengurangan fluks magnet, sehingga selalu fluks
totalnya konstan. Arah arus induksi dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan yaitu jika
arah ibu jari menyatakan arah induksi magnet maka arah lipatan jari-jari yang lain
menyatakan arah arus.
Percobaan Hukum Lenz

Apabila magnet digerakkan mendekati kumparan, ke mana arah arus listrik yang
terjadi pada hambatan R? Karena magnet digerakkan mendekati kumparan, maka pada
kumparan akan timbul ggl induksi yang menyebabkan timbulnya arus induksi pada
kumparan, sehingga menyebabkan timbul medan magnet yang menentang medan magnet
tetap, maka arah arus dalam kumparan/hambatan dari B ke A seperti dalam
pernyataan hukum lenz tersebut.

Berdasarkan gambar di atas,


a. arah v merupakan arah dari penyebab perubahan
b. arah gaya lorentz FL akan selalu berlawanan dengan arah v
c. dengan menggunakan aturan tangan kanan, maka diperoleh arah I dari P ke Q

Rumus ε = B. l v

3 Induktansi Diri
Kata sifat terinduksi digunakan untuk menjelaskan ggl dan arus yang disebabkan
karena perubahan medan magnet.

Berdasarkan hukum induksi elektromagnetik Faraday:


 Ketika arus bertambah seiring dengan waktu, maka fluks magnetik yang menembus
loop akibat arus ini juga bertambah seiring dengan waktu. fluks yang betambah ini
memebentuk ggl induksi di dalam rangkaian.
 Arah dari ggl induksi adalah sedemikian hingga menyebabkan arus induksi dalam loop
akan membentuk medan magnet dan melawan perubahan dari medan magnet awalnya.
 Peristiwa ini dinamakan Induktansi Diri, karena perubahan fluks yang menembus
rangkaian dan ggl induksi yang dihasilkannya muncul dari rangkaian itu sendiri.
Ggl induksi disebut juga dengan ggl balik.
 Gambar berikut menunjukkan sebuah kumparan di sepanjang inti berbentuk tabung
(Asumsikan arus dari inti bisa bertambah maupun berkurang seiring dengan waktu.)
Gambar a : Menunjukkan bahwa arus di dalam kumparan menghasilkan medan magnet yang
berarah ke kiri.
Gambar b : Jika arusnya bertambah, maka fluks magnetik yang bertambah akan
menghasilkan ggl induksi di dalam kumparan yang memiliki polaritas seperti yang
ditunjukkan oleh simbol baterai oputus-putus
Gambar c : Polaritas ggl induksi berbalik arah ketika arusnya berkurang
 Ggl induksi diri selalu sama dengan laju perubahan arusnya, sehingga

Dimana L merupakan induktansi dari kumparan.


Berdasarkan hukum faraday,

Dengan menggabungkan kedua persamaan ini maka didapatkan :

Satuan Internasional untuk induktansi adalah henry (H)

a. Induktansi Diri pada Solenoida dan Toroida


Solenoida merupakan kumparan kawat yang terlilit pada suatu pembentuk silinder. Pada
kumparan ini panjang pembentuk melebihi garis tengahnya. Bila arus dilewatkan melalui kumparan,
suatu medan magnetik akan dihasilkan di dalam kumparan sejajar dengan sumbu.

Gambar 2. Solenoida. [2]


Sementara itu, toroida adalah solenoida yang dilengkungkan sehingga sumbunya menjadi berbentuk
lingkaran. Induktor adalah sebuah kumparan yang memiliki induktansi diri L yang signifikan.
Gambar 3. Toroida. [3]
Induktansi diri L sebuah solenoida dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
4 pada induksi elektromagnetik. Medan magnet di dalam solenoida adalah:
B = μ .n.I
dengan n = N/l, dari persamaan 3. pada induksi elektromagnetik dan (1) akan diperoleh:

Jadi,

karena ΦB = B.A = μ0.N.I.A / l, Perubahan I akan menimbulkan perubahan fluks sebesar :

Sehingga:

dengan:
L = induktansi diri solenoida atau toroida ( H)
μ0 = permeabilitas udara (4 π × 10-7 Wb/Am)
N = jumlah lilitan
l = panjang solenoida atau toroida (m)
A = luas penampang (m2)
b. Energi Yang Tersimpan Dalam Induktor

Energi yang tersimpan dalam induktor (kumparan) tersimpan dalam bentuk medan
magnetik. Energi U yang tersimpan di dalam sebuah induktansi L yang dilewati arus I, adalah
:

Energi pada induktor tersebut tersimpan dalam medan magnetiknya. Berdasarkan


persamaan induktansi diri selenoida atau toroida, bahwa besar induktansi solenoida setara

dengan dan medan magnet di dalam solenoida berhubungan dengan kuat arus I

dengan B = Jadi,

Maka, dari persamaan diatas diperoleh:


Apabila energi pada persamaan diatas tersimpan dalam suatu volume yang dibatasi
oleh lilitan Al, maka besar energi per satuan volume atau yang disebut kerapatan energi,
adalah :

c. Induktansi Bersama
Apabila dua kumparan saling berdekatan, seperti pada gambar diatas, maka sebuah
arus tetap I di dalam sebuah kumparan akan menghasilkan sebuah fluks magnetik Φ yang
mengitari kumparan lainnya, dan menginduksi ggl pada kumparan tersebut. Menurut Hukum
Faraday, besar ggl ε2 yang diinduksi ke kumparan tersebut berbanding lurus dengan laju
perubahan fluks yang melewatinya. Karena fluks berbanding lurus dengan kumparan 1, maka
ε2 harus sebanding dengan laju perubahan arus pada kumparan 1, dapat dinyatakan :

Dengan M adalah konstanta pembanding yang disebut induktansi bersama. Nilai M


tergantung pada ukuran kumparan, jumlah lilitan, dan jarak pisahnya. Induktansi bersama
mempunyai satuan henry (H), untuk mengenang fisikawan asal AS, Joseph Henry (1797 –
1878). Pada situasi yang berbeda, jika perubahan arus kumparan 2 menginduksi ggl pada
kumparan 1, maka konstanta pembanding akan bernilai sama, yaitu :

Induktansi bersama diterapkan dalam transformator, dengan memaksimalkan hubungan


antara kumparan primer dan sekunder sehingga hampir seluruh garis fluks melewati kedua
kumparan tersebut. Alat pemacu jantung, untuk menjaga kestabilan aliran darah pada jantung
pasien merupakan salah satu contoh alat yang menerapkan induktansi bersama.

4 Terapan Induksi Elektromagnetik pada Produk Teknologi


 Generator
Generator merupakan alat yang mempu mengubah putaran poros menjadi arus listrik
dengan menggunakan prinsip induksi elektromagnetik. Bagian generator yang berputar
disebut rotor, dan bagian diam disebut stator. Terdapat dua tipe generator, yaitu generator AC
(arus searah) dan generator DC (arus bolak-balik).
Gambar. Prinsip Kerja Generator AC
 Dinamo (motor listrik)
Dinamo merupakan alat yang bekerja kebalikan dari generator. Dinamo mampu
mengubah arus listrik menjadi putaran poros yang mampu menggerakkan berbagai alat.
Nama bagian-bagian dinamo sama seperti generator, begitu pula tipe-tipe dinamo.
 Transfomator Listrik (trafo)
Trafo merupakan alat yang mampu mengubah arus listrik dan juga voltasenya.
Kegunaan ini sangatlah penting karena sangat dibutuhkan baik dalam pendistribusian listrik
maupun dalam berbagai alat elektrik.

Anda mungkin juga menyukai