Anda di halaman 1dari 14

Berita Acara

Kelompok 6:
 Rivaldo Christian Adinata (32219022)
 Hetti (32219009)
 Mutiara Sukma (32219016)
 Putri Alifa Maharani (32219019)

Materi:
GAYA GERAK LISTRIK INDUKSI

2.1 Pengertian Induksi Magnetik

Kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan, Induksi Magnet adalah


kuat medan magnet akibat adanya arus listrik yang mengalir dalam konduktor.
Kemagnetan dan kelistrikan merupakan dua gejala alam yang prosesnya dapat
dibolak-balik.

Gambar 2.1. Percobaan Michael faraday

Tahun 1821 Michael Faraday membuktikan bahwa perubahan


medan magnet dapat menimbulkan arus listrik (artinya magnet menimbulkan
listrik). Sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada kumparan dapat
menghasilkan arus listrik pada kumparan itu. Galvanometer
merupakan alat yang dapat digunakan untuk mengetahui ada tidaknya arus listrik
yang mengalir. Ketika sebuah magnet yang digerakkan masuk dan keluar pada
kumparan, jarum galvanometer menyimpang ke kanan dan ke kiri. Bergeraknya
jarum galvanometer menunjukkan bahwa magnet yang digerakkan keluar dan
masuk pada kumparan menimbulkan arus listrik. Arus listrik bisa terjadi jika
pada ujung-ujung kumparan terdapat GGL (gaya gerak listrik). GGL yang terjadi
di ujung-ujung kumparan dinamakan GGL induksi. Arus listrik hanya timbul pada
saat magnet bergerak. Jika magnet diam di dalam kumparan, di ujung kumparan
tidak terjadi arus listrik.
Sehingga ditetapkan hukum Faraday yang berbunyi:
a. Jika sebuah penghantar memotong garis-garis gaya dari suatu medan
magnetik (fluks) yang konstan, maka pada penghantar tersebut akan timbul
tegangan induksi.
b. Perubahan fluks medan magnetik didalam suatu rangkaian bahan
penghantar, akan menimbulkan tegangan induksi pada rangkaian tersebut.
Persamaan Ggl induksi (Eind) yang memenuhi hukum Faraday adalah sebagai
berikut:

Tanda negatif berati sesuai dengan Hukum Lenz, yaitu “Ggl Induksi selalu
membangkitkan arus yang medan magnetiknya berlawanan dengan sumber
perubahan fluks magnetik”. Fluks Magnetik adalah kerapatan garis-garis gaya
dalam medan magnet, artinya fluks magnetik yang berada pada permukaan yang
lebih luas kerapatannya rendah dan kuat medan magnetik (B) lebih lemah,
sedangkan pada permukaan yang lebih sempit kerapatan fluks magnet akan kuat
dan kuat medan magnetik (B) lebih tinggi.

2.2 Terjadinya Induksi magnetik

Ketika kutub utara magnet digerakkan memasuki kumparan, jarum


galvanometer menyimpang ke salah satu arah yaitu ke kanan. Jarum galvanometer
segera kembali menunjuk ke nol (tidak menyimpang) ketika magnet tersebut
didiamkan sejenak di dalam kumparan. Ketika magnet batang dikeluarkan, maka
jarum galvanometer akan menyimpang dengan arah yang berlawanan misalnya ke
kiri.

Jarum galvanometer menyimpang disebabkan adanya arus yang mengalir


dalam kumparan. Arus listrik timbul karena pada ujung-ujung kumparan timbul
beda potensial ketika magnet batang digerakkan masuk atau keluar dari kumparan.
Beda potensial yang timbul ini disebut gaya gerak listrik induksi (ggl induksi).

Ketika magnet batang digerakkan masuk, terjadi penambahan jumlah garis


gaya magnetik yang memotong kumparan (galvanometer menyimpang atau ada
arus yang mengalir). Ketika batang magnet diam sejenak maka jarum
galvanometer kembali ke nol (tidak ada arus yang mengalir). Ketika batang
magnet dikeluarkan terjadi pengurangan jumlah garis gaya magnetik yang
memtong kumparan (galvanometer menyimpang dengan arah berlawanan).

Jadi, akibat perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan,
maka pada kedua ujung kumparan timbul beda potensial atau ggl induksi. Arus
listrik yang disebabkan oleh perubahan jumlah garis gaya magnetik yang
memotong kumparan disebut arus induksi.

2.3 Faktor yang Memengaruhi Besar GGL Induksi

Sebenarnya besar kecil GGL induksi dapat dilihat pada besar kecilnya
penyimpangan sudut jarum galvanometer. Jika sudut penyimpangan jarum
galvanometer besar, GGL induksi dan arus induksi yang dihasilkan besar.
Terdapat beberapa cara memperbesar GGL induksi. Ada tiga faktor yang
memengaruhi GGL induksi, yaitu
a. kecepatan gerakan magnet atau kecepatan perubahan jumlah garis-garis gaya
magnet (fluks magnetik),
b. jumlah lilitan,
c. medan magnet

2.4 Alat alat yang bekerja berdasar prinsip Induksi Magnetik

1. Generator

Generator adalah alat yang digunakan untuk mengubah energi kinetik menjadi
energi listrik.
Ada dua jenis generator, yaitu :

a. Generator arus bolak balik (AC) atau alternator.


b. Generator arus searah (DC)

Perbedaan antara generator arus bolak-balik dengan arus searah hanya terletak
pada bentuk cincin luncur yang berhubungan dengan kedua ujung kumparan. Pada
generator arus bolak-balik terdapat dua buah cincin luncur, sedangkan pada
generator arus searah terdapat sebuah cincin yang terbelah di tengahnya (cincin
belah atau komutator).

Contoh generator arus bolak balik ;

- Dinamo sepeda
- Generator AC pembangkit listrik.

2. Transformator
Alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan AC
disebut transformator (trafo). Trafo memiliki dua terminal, yaitu terminal input
dan terminal output. Terminal input terdapat pada kumparan primer. Terminal
output terdapat pada kumparan sekunder. Tegangan listrik yang akan diubah
dihubungkan dengan terminal input. Adapun, hasil pengubahan tegangan
diperoleh pada terminal output. Prinsip kerja transformator menerapkan peristiwa
induksi magnetik. Jika pada kumparan primer dialiri arus AC, inti besi yang
dililiti kumparan akan menjadi magnet (elektromagnet). Karena arus AC, pada
elektromagnet selalu terjadi perubahan garis gaya magnet. Perubahan garis gaya
tersebut akan bergeser ke kumparan sekunder. Dengan demikian, pada kumparan
sekunder juga terjadi perubahan garis gaya magnet. Hal itulah yang menimbulkan
GGL induksi pada kumparan sekunder. Adapun, arus induksi yang dihasilkan
adalah arus AC yang besarnya sesuai dengan jumlah lilitan sekunder. Bagian
utama transformator ada tiga, yaitu inti besi yang berlapis-lapis, kumparan primer,
dan kumparan sekunder. Kumparan primer yang dihubungkan dengan PLN
sebagai tegangan masukan (input) yang akan dinaikkan atau diturunkan.
Kumparan sekunder dihubungkan dengan beban sebagai tegangan keluaran
(output).
2. 5 Miskonsepsi pada Induksi Magnetik

MISKONSEPSI INDUKSI MAGNETIK KONSEP INDUKSI MAGNETIK

Arus listrik bisa terjadi pada ujung-ujung Arus listrik hanya timbul pada saat magnet
kumparan saat magnet berada dekat dengan bergerak. Jika magnet diam di
kumparan. dalam kumparan, di ujung kumparan tidak
terjadi arus listrik.
Ketika magnet digerakan masuk keluar Galvanometer akan bergerak menyimpang
kumparan dengan kecepatan tetap maka ketika magnet bergerak dalam kumparan dan
galvanometer akan kembali ke nol. akan kembali ke nol ketika magnet sudah
diam.

3.1 Pengertian Gaya Lorentz


Gaya Lorentz adalah gaya yang ditimbulkan oleh muatan listrik yang bergerak
atau oleh arus listrik yang berada dalam suatu medan magnet (B). Arah gaya ini
akan mengikuti arah maju skrup yang diputar dari vektor arah gerak muatan listrik
(v) ke arah medan magnet (B), seperti yang terlihat dalam rumus berikut:
F=q (v × B)
Keterangan:
F=gaya(Newton)
B = medan magnet (Tesla)
q = muatan listrik ( Coulomb)
v = arah kecepatan muatan (m/t)

Sebuah partikel bermuatan listrik yang bergerak dalam daerah medan


magnet homogen akan mendapatkan gaya. Gaya ini juga dinamakan gaya Lorentz.
Gerak partikel akan menyimpang searah dengan gaya lorentz yang
mempengaruhi. Arah gaya Lorentz pada muatan yang bergerak dapat juga
ditentukan dengan kaidah tangan kanan dari gaya Lorentz (F) akibat dari arus
listrik, I dalam suatu medan magnet B. Ibu jari, menunjukan arah gaya Lorentz .
Jari telunjuk, menunjukkan arah medan magnet ( B ). Jari tengah, menunjukkan
arah arus listrik ( I ). Untuk muatan positif arah gerak searah dengan arah arus,
sedang untuk muatan negatif arah gerak berlawanan dengan arah arus.

Jika besar muatan q bergerak dengan kecepatan v, dan I = q/t maka persamaan
gaya adalah:
FL = I . ℓ . B sin θ
= q/t . ℓ . B sin θ
= q . ℓ/t . B sin θ
= q . v . B sin θ
*Karena ℓ/t = v
Sehingga besarnya gaya Lorentz yang dialami oleh sebuah muatan yang bergerak
dalam daerah medan magnet dapat dicari dengan menggunakan rumus : F=q.
v . B sin θ
Keterangan:
F =gaya Lorentz dalam newton ( N )
q = besarnya muatan yang bergerak dalam coulomb ( C )
v = kecepatan muatan dalam meter / sekon ( m/s )
B = kuat medan magnet dalam Wb/m2 atau tesla ( T )
θ = sudut antara arah v dan B

Untuk gaya Lorentz yang ditimbulkan oleh arus listrik, I, dalam suatu
medan magnet (B), rumusnya akan terlihat sebagai berikut (lihat arah gaya dalam
kaidah tangan kanan):
F = B.I.l
Keterangan :
F = gaya lorentz (N)
I = kuat arus melalui penghantar (A)
l = panjang kawat penghantar (m)
B = medan magnet (Wb/m2)
3.2 Menentukan Arah Gaya Medan Magnet Pada Gaya Lorentz
Arah gaya lorentz dapat ditentukan dengan aturan tangan kanan. Jari-jari
tangan kanan diatur sedemikian rupa, sehingga Ibu jari tegak lurus terjadap
telunjuk dan tegak lurus juga terhadap jari tengah. Bila arah medan magnet (B)
diwakili oleh telunjuk dan arah arus listrik (I) diwakili oleh ibu jari, maka arah
gaya lorentz (F) di tunjukkan oleh jari tengah.
Karena gaya Lorentz ( F) , arus listrik ( I ) dan medan magnet ( B ) adalah besaran
vector maka peninjauan secara matematik besar dan arah gaya Lorentz ini hasil
perkalian vector (cros-product) dari I dan B.
F=I.B
Besarnya gaya Lorentz dapat dihitung dengan rumus:
F = I.B sinθ
Rumus ini berlaku untuk panjang kawat 1 meter.
Perhitungan diatas adalah gaya Lorentz yang mempengaruhi kawat tiap
satuan panjang. Jadi jika panjang kawat = ℓ , maka besar gaya Lorentz dapat
dihitung dengan rumus
F = I . ℓ . B . Sin θ
Keterangan :
F = gaya Lorentz dalam newton ( N )
I = kuat arus listrik dalam ampere ( A )
ℓ = panjang kawat dalam meter ( m )
B = kuat medan magnet (Wb/m2) atau tesla ( T )
θ = sudut antara arah I dan B

Dari rumus di atas ternyata jika besar sudut θ adalah :


- Θ = 900 , arah arus listrik dan medan magnet ( I dan B ) saling tegak lurus
maka F
mencapai maksimum
-Θ = 900 , arah arus listrik dan medan magnet ( I dan B ) saling sejajar
maka F=0 atau kawat tidak dipengaruhi gaya Lorentz
Hubungan antara F , I dan B dapat lebih mudah dipelajari dengan
menggunakan kaidah tangan kiri. Yaitu dengan mengangan-angankan jika ibu
jari, jari telunjuk dan jari tangah kita bentangkan saling tegak lurus, maka :
Ibu jari : menunjukan arah gaya Lorentz ( FL ) Arah gaya Lorentz
Jari telunjuk : menunjukkan arah medan magnet (B)
Jari tengah : menunjukkan arah arus listrik ( I )

3.3 Menentukan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Gaya Magnet Pada


Suatu Penghantar
Gaya lorentz pada penghantar bergantung pada faktor sebagai berikut :
1. kuat medan magnet (B)
2. besar arus listrik (I)
3. panjang penghantar (l)
sehingga dapat dirumuskan:
F=B.I.l

keterangan :
F = gaya lorentz (N)
B = kuat medan magnet (Tesla)
I = kuat arus listrik (A)
L = panjang penghantar (m)

Pada percobaan oersted telah dibuktikan pengaruh arus listrik terhadap


kutub magnet, bagaimana pengaruh kutub magnet terhadap arus listrik akan
dibuktikan dari percobaan berikut :Seutas kawat PQ ditempatkan diantara kutub-
kutub magnet ladam kedalam kawat dialirkan arus listrik ternyata kawat
melengkung kekiri.
Gejala ini menunjukkan bahwa medan magnet mengerjakan gaya pada
arus listrik, disebut Gaya Lorentz. Vektor gaya Lorentz tegak lurus pada I dan B.
Arah gaya Lorentz dapat ditentukan dengan tangan kanan. Bila arah melingkar
jari-jari tangan kanan sesuai dengan putaran dari I ke B, maka arah ibu jari
menyatakan arah gaya Lorents.

Besar Gaya Lorentz


Hasil-hasil yang diperoleh dari percobaan menyatakan bahwa besar gaya
Lorentz dapat dirumuskan sebagai :
F = B . I . l . sin a
F = gaya Lorentz.
B = induksi magnetik medan magnet.
I = kuat arus.
L = panjang kawat dalam medan magnet.
a = sudut yang diapit I dan B.

Satuan Kuat Arus


Kedalam kawat P dan Q yang sejajar dialirkan arus listrik. Bila arah arus
dalam kedua kawat sama, kawat itu saling menarik. Penjelasannya sebagai berikut
:
Dilihat dari atas arus listrik P menuju kita digambarkan sebagai arus listrik dalam
kawat P menimbulkan medan magnet. Medan magnet ini mengerjakan gaya
Lorentz pada arus Q arahnya seperti dinyatakan anak panah F. Dengan cara yang
sama dapat dijelaskan gaya Lorentz yang bekerja pada arus listrik dalam kawat P.
Contoh penerapan gaya Lorentz pada kehidupan sehari-hari adalah alat ukur
listrik, kipas dll.

Contoh Soal Pada Gaya Lorentz

1. Sebuah kawat berarus listrik I = 2 A membentang horizontal dengan arah arus


dari utara ke selatan, berada dalam medan magnet homogen B = 10 – 4 T dengan
arah vertikal ke atas. Bila panjang kawatnya 5 meter dan arah arus tegak lurus
arah medan magnet. Berapa besar dan arah gaya Lorentz yang dialami oleh kawat
? ..

Jawab : Diketahui : I=2A ; B=10−14 T ;ℓ=5m

Ditanya : FL = ............... ?

Dijawab : FL = I . ℓ . B . sin θ

= 2 ampere . 5 meter . 10 -4 Tesla . sin 900

= 10-3 newton

Dengan arah gaya menunjuk ke Barat

2. Seutas kawat lurus yang terletak di equator diarahkan sejajar dengan bumi
sepanjang arah timur-barat. Induksi magnetic dititik itu horizontal dan besarnya
6.10-5 T. Jika massa persatuan panjang kawat 5.10-3 kg/m dan g = 10 m/s2,
berapa arus yang mengalir di dalam kawat supaya besar gaya yang dialaminya
seimbang dengan berat kawat ? ….

Jawab : Diketahui : B = 6.10-5 T ; m/L = 5 . 10-3kg/m ; g = 10 m/s2

Ditanya : I = …….? Supaya gaya Lorentz seimbang dengan gaya berat

Dijawab : FL = w
B. I. L = m . g

B . I = m/L . g

6 . 10 – 5 . I = 5 . 10 – 3 . 10

Jadi I = 5000/6 Ampere

Pertanyaan dan Jawaban:

1. Kelompok 1 (Andi Muthiah Mughniy)


Apakah yang terjadi jika semua magnet digerakkan yang
memasuki kumparan dan selanjjutnya magnet tersebut dibiarkan
diam di dalam kumparan?
 -Mula-mula saat magnet dimasukkan ke dalam kumparan, pada ujung
kumparan timbul ggl ditandai dengan simpangan galvanometer,
selanjutnya saat magnet diam didalam kumparan ggl tidak terjadi pada
ujung kumparan, dimana galvanometer tidak menyimpang
-Mula-mula tidak ujung kumparan timbul ggl karena ada perubahan
fluks magnetik karena gerakan magnet, tapi saat magnet diam didalam
kumparan tidak timbul ggl karena tidak ada perubahan fluks
magnetik.-Ggl induksi timbul hanya saat ada perubahan fluks
magnetik, sehingga mula-mula ada ggl saat magnet/ kumparan ber
gerak, dan ggl nol saat diam.
2. Kelompok 2 (Jesty Arniwati Lesnussa)
apa penyebab medan magnet dapat menimbulkan gaya listrik?
 Medan magnet, dalam ilmu fisika, adalah suatu medan yang dibentuk
dengan menggerakkan muatan listrik (arus listrik) yang menyebabkan
munculnya gaya di muatan listrik yang bergerak lainnya. (Putaran
mekanika kuantum dari satu partikel membentuk medan magnet dan
dan putaran itu dipengaruhi oleh dirinya sendiri seperti arus listrik;
inilah yang menyebabkan medan magnet dari ferromagnet
“permanen”. Sebuah medan magnet adalah medan vektor; yaitu
berhubungan dengan setiap titik dalam ruang vektor yang dapat
berubah menurut waktu. Arah dari medan ini adalah seimbang dengan
arah jarum kompas yang dilerakkan di dalam medan tersebut.
3. Kelompok 3 (Rigel Cliford Dologht)
Apakah jarum pada galvanometer dapat menyimpang saat
digerakkan keluar masuk pada kumparan dan tentukan arahnya!
 jarum galvanometer akan menyimpang dengan arah yang berlawanan
misalnya ke kiri.
Jarum galvanometer menyimpang disebabkan adanya arus yang
mengalir dalam kumparan. Arus listrik timbul karena pada ujung-
ujung kumparan timbul beda potensial ketika magnet batang
digerakkan masuk atau keluar dari kumparan. Beda potensial yang
timbul ini disebut gaya gerak listrik induksi (ggl induksi).
Ketika magnet batang digerakkan masuk, terjadi penambahan
jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan (galvanometer
menyimpang atau ada arus yang mengalir). Ketika batang magnet diam
sejenak maka jarum galvanometer kembali ke nol (tidak ada arus yang
mengalir). Ketika batang magnet dikeluarkan terjadi pengurangan
jumlah garis gaya magnetik yang memtong kumparan (galvanometer
menyimpang dengan arah berlawanan).
Jadi, akibat perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong
kumparan, maka pada kedua ujung kumparan timbul beda
potensial atau ggl induksi. Arus listrik yang disebabkan oleh
perubahan jumlah garis gaya magnetik yang memotong kumparan
disebut arus induksi.
4. Kelompok 4 (Fandi Kusuma)
jika susunan besi di dalam transformator disusun apakah
mempengaruhi listrik yg dihasilkan?
 Susunan besi di dalam transformator atau trafo mempengaruhi listrik
yang dihasilkan. Inti besi harus disusun memenuhi ruang pd trafo agar
daya listrik yg dihasilkan tdk brkurang. Karena, pd inti besi terdapat
rugi-rugi besi, yg terjadi jika lapisan dlm trafo kurang/sedikit.
Sehingga jika trjadi rugi-rugi besi maka daya yg kluar akan smkin
kecil.
5. Kelompok 5 (Muhammad Isran)
bagaimana proses perubahan fluks magnetik yg melalui kumparan
kawat akan menimbulkan ggl?
 Sebenarnya besar kecil GGL induksi dapat dilihat pada besar kecilnya
penyimpangan sudut jarum galvanometer. Jika sudut penyimpangan
jarum galvanometer besar, GGL induksi dan arus induksi yang
dihasilkan besar. Terdapat beberapa cara memperbesar GGL induksi.
Ada tiga faktor yang memengaruhi GGL induksi, yaitu
a. kecepatan gerakan magnet atau kecepatan perubahan jumlah
garis-garis gaya magnet (fluks magnetik),
b. jumlah lilitan,
c. medan magnet

Anda mungkin juga menyukai