sifat-sifat magnet
1. Kutub magnet ada dua yaitu kutub utara (U) dan kutub selatan(S), dikompas
kutub utara disebut north(N), kutub selatan diganti dengan sourth(S). Apabila kedua
kutub yang tidak senama (utara dan selatan) dihadapkan maka hasilnya tarik-menarik,
sedangkan kutub yang senama (selatan dan selatan) atau (utara dan utara) dihadapkan
hasilnya akan tolak-menolak .
2. Jika semua magnet bergerak bebas, kedua kutub akan selalu menunjukan utara
dan selatan.
3. kekuatan yang dimiliki magnet adalah daya tarik yang dapat menembus suatu
benda. Benda yang ditembus oleh magnet antara lain
kertas, daun, kaca, kayu, dll.
4. Magnet dapat menarik benda yang tebuat dari besi dan baja. Benda yang bisa
ditarik oleh magnet seperti besi, baja, nikel, kobalt, benda yang dapat ditarik magnet
adalah benda magnetis. Benda yang tidak bisa ditarik oleh magnet adalah almunium,
kayu, kaca, karet, dl, benda yang tidak dapat ditarik magnet adalah benda non
magnetis.
Jenis-jenis magnet
1. Magnet alam, merupakan magnet yang terbentuk secara alami. Magnet alam
ditemukan pertamakali di Asia yaitu Magnesia.
2. Magnet buatan, merupakan magnet yang dibuat oleh manusia . magnet buatan
dibedakan menjadi dua yaitu magnet tidak tetap adalah magnet yang dibuat dari besi
lunak dan magnet tetap adalah magnet yang dibuat dari baja.
Magnet yang biasa kita gunakan adalah magnet buatan. Magnet buatan tebuat dari logam
yaitu besi dan baja,
Feromagnetik adalah salah satu benda yang dapat ditarik dengan kekuatan oleh
magnet. Contohnya besi, baja, dan nikel
2. benda non magnetik
- Paramegnetik adalah salah satu benda yang dapat ditarik dengan kelemahan oleh
magnet kuat misalkan seperti : alumunium,tembaga platina dan sebagainya
- Diamagnetik adalah salah satu benda yang menolak dengan magnet, yang dimaksud
disini adalah benda ini tidak akan bisa ditarik oleh magnet, misalkan: emas, seng,
merkuri dan lain sebagainya
Induksi Elektromagnetik
∅ = BA
Rumus diatas adalah fluks magnet dimana medan magnetnya tegak lurus dengan luas
bidangnya. Jika tidak tegak lurus, tapi membentuk sudut, maka besar fluks magnetnya
dikalikan cosinus sudutnya
∅ = BAcosθ
Hukum Faraday
Hukum Faraday menyatakan bahwa jika jumlah fluks magnet yang memasuki suatu
kumparan berubah, maka pada ujung-ujung kumparan akan timbul GGL (gaya gerak listrik)
induksi. Besarnya GGL induksi ini bergantung pada laju perubahan fluks magnet dan
banyaknya lilitan kumparan. GGL induksi tersebut dapat dihitung secara matematis dengan
rumus:
∆∅
ϵ = −N( ∆t )
dimana:
Hukum Lenz
Hukum Lenz menyatakan bahwa arus induksi akan muncul pada arah yang
sedemikian rupa sehingga arah induksi menentang perubahan yang dihasilkan. Jadi, arah arus
induksi yang terjadi dalam suatu penghantar menimbulkan medan magnet yang saling
bertolak-belakang dengan penyebab perubahan medan magnet tersebut.
Tanda minus pada persamaan Faraday diatas menunjukkan bahwa GGL (\epsilon) yang
terbentuk memiliki arah yang bertolak belakang dengan fluks magnet.
Hukum Henry
Hukum Henry menyatakan bahwa apabila arus liktrik yang mengalir pada suatu
penghantar berubah terhadap waktu, maka pada penghatar tersebut akan terjadi GGL induksi
diri yang dirumuskan dengan
dl
ϵ = −L( )
dt
di mana:
Induksi diri (L) merupakan besarnya GGL yang terjadi pada suatu kumparan dimana terjadi
perubahan arus 1 Ampere setiap 1 detik yang dirumuskan dengan:
N∅
L=
I
dimana:
Hendrik Anton Lorentz meneliti tentang interaksi yaitu sebuah penghantar berarus yang
diletakan di dalam sebuah medan magnet. Dari penelitian tersebut, akirnya menghasilkan
sebuah gaya yang kemudian diberikan nama Gaya Lorentz.
Dari gaya inilah kemudian di temukan motor listrik yang berfungsi untuk menggerakan
berbagai alat – alat yang bermanfaat seperti: kipas angin, blender, mesin cuci dan lain
sebagainya.
F = q(vxB)
Dengan keterangan:
Kemudian untuk gaya Lorentz yang dihasillkan oleh arus listrik, I, dalam suatu medan
magnet (B), rumusnya akan terlihat sebagai berikut:
F = ILxB
ketrangan:
Florentz = B i l sin α
Keterangan:
Rumusnya:
μ0 I1 I2
F1 = F2 = F =
2πα
Keterangan:
Jika mutan listrik q bergerak dengan kecepatan v di dalam sebuah medan magnet B, maka
muatan listrik tersebut akan mengalami sebuah gaya Lorentz yang bersarnya dapat
dirumuskan sebagai berikut:
Fl = q . v . B sin α
q = Muatan listrik (Coloumb)
v = Kecepatan gerak muatan (m/s)
B = Kuat medan magnet (T)
α = Sudut yang dibentuk dari v dan B