Anda di halaman 1dari 25

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam fisika, gaya Lorentz adalah gaya yang ditimbulkan oleh medan
elektromagnetik akibat menerima atau partikel bermuatan arus listrik. Adanya
gaya magnet pada penghantar berarus listrik di dalam medan magnet
memungkinkan berputarnya kumparan penghantar berarus listrik di dalam
medan magnet. Penerapan konsep ini antara lain motor listrik dan alat ukur
listrik. Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi
kinetik. Dasar kerja motor listrik ini hampir sama dengan dasar kerja sebuah
galvanometer.

Apabila arus listrik dialirkan melalui kumparan, permukaan kumparan yang


bersifat sebagai kutub utara bergerak menghadap selatan magnet. Permukaan
yang bersifat sebagai kutub selatan bergerak menghadap ke kutub utara
magnet. Setelah itu maka kumparan berhenti berputar. Beberapa penerapan
konsep gaya magnet dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemui pada bel
listrik, saklar listrik, telepon kabel, motor listrik, galvanometer, relai, speaker,
kereta Maglev, generator, dan transformator.

Jika pada penghantar berarus yang terletak pada medan magnet maka pada
muatan akan bekerja gaya yang arah dan bersarnya ditentukan oleh jumlah
muatan dan kecepatan gerak muatan gaya yang ditimbulkan oleh muatan
tersebut dinamakan gaya lorentz. Dalam percobaan ini kita menggunakan
prinsip gaya lorentz yang diterapkan dalam kehidupan sehari–hari, yaitu pada
kumparan bearus listrik.
2

B. Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam melakukan percobaan ini antara lain:
1. Bagaimana menentukan gaya magnetic oleh arus listrik?
2. Bagaimana menentukan arah gaya Lorentz?
3. Bagaimana menentukan arah medan magnetic oleh kumparan berarus
listrik?

C. Pembatasan Masalah
Pada praktikum kali ini mengenai gaya lorentz. Pembahasan gaya lorentz kali
ini akan membahas tentang bagaimana menentukan gaya magnetic oleh arus
listrik, bagaimana menentukan arah gaya lorentz dan bagaimana menentukan
arah medan magnetic oleh kumparan berarus listrik.

D. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari melakukan pratikum kali ini antara lain:
1. Menentukan gaya magnetic oleh arus listrik.
2. Menentukan arah gaya Lorentz.
3. Menentukan arah medan magnetic oleh kumparan berarus listrik.

E. Manfaat Praktikum
Pada praktikum kali ini mengenai gaya lorentz. Manfaat dilakukan praktikum
gaya lorentz yaitu dapat menentukan gaya magnetic oleh arus listrik, dapat
menentukan arah gaya lorentz dan dapat menentukan arah medan magnetic
oleh kumparan berarus listrik.
3

II. LANDASAN TEORI

Gaya Lorentz adalah gabungan antara 2 gaya yaitu: gaya elektrik dan gaya
magnetik pada suatu medan elektromagnetik. Gaya Lorentz merupakan sebuah
gaya yang dihasilkan oleh sebuah muatan listrik yang bergerak oleh sebuah
arus listrik yang berada di dalam suatu medan magnet B. Apabila ada sebuah
penghantar yang di aliri arus listrik dan penghantar tersebut berada di dalam
sebuah medan magnetik, maka akan timbul gaya yang disebut dengan nama gaya
magnetik atau dikenal juga nama gaya lorentz.

Nama Lorentz adalah sebuah nama yang diambil dari nama belakang seorang ahli
Fisika yang berasal dari Arnhem, Belanda, yaitu Hendrik Anton Lorentz. Hendrik
Anton Lorentz meneliti tentang interaksi yaitu sebuah penghantar berarus yang
diletakan di dalam sebuah medan magnet. Dari penelitian tersebut, akirnya
menghasilkan sebuah gaya yang kemudian diberikan nama Gaya Lorentz. Dari
gaya inilah kemudian di temukan motor listrik yang berfungsi untuk menggerakan
berbagai alat – alat yang bermanfaat seperti: kipas angin, blender, mesin cuci dan
lain sebagainya.

Arah dari gaya lorentz yaitu selalu tegak lurus dengan arah kuat arus listrik (l) dan
induksi magnetik yang ada (B). Arah dari gaya ini akan mengikuti arah maju
skrup yang diputar dari vektor arah gerak muatan listrik (v) ke arah medan
magnet, B, seperti yang terlihat dalam rumusan sebagai berikut:

F = q (v x B)
Dengan keterangan:
F yaitu gaya (dalam satuan/unit newton)
4

B yaitu medan magnet (dalam unit tesla)


q yaitu muatan listrik (dalam satuan coulomb)
v yaitu arah kecepatan muatan (dalam unit meter per detik)
× yaitu perkalian silang dari operasi vektor.
Kemudian untuk gaya Lorentz yang dihasillkan oleh arus listrik, I, dalam suatu
medan magnet (B), rumusnya akan terlihat sebagai berikut:

F=ILxB
keterangan:
F yaitu gaya yang di ukur dalam unit satuan newton
I yaitu arus listrik dalam ampere
B yaitu medan magnet dalam satuan tesla
L yaitu panjang kawat listrik yang dialiri listrik dalam satuan meter.

Rumus Gaya Lorentz Pada Kawat Berarus Listrik

Gambar 2.1 Gaya lorentz pada kawat berarus listrik

Jika sebuah kawat penghatar dengan panjang l yang dialiri arus listrik sebesar I,
kemudian kawat tersebut diletakkan pada daerah yang dipengaruhi oleh medan
magnet B, maka kawat tersebut akan mengalami gaya Lorentz yang
besarnya dipengaruhi oleh medan magnet, kuat arus dan sudut yang dibentuk oleh
medan magnet dan arus listrik. oleh karena itu Gaya Lorentz dirumuskan menjadi:

Florentz = B I l sin α
Keterangan:
B = kuat medan magnet (Tesla)
I = kuat arus yang mengalir pada kawat atau (ampere)
5

l = panjang kawat (meter)


α = sudut yang dibentuk dari B dan I

(Arifin, 2019)

Gaya Lorentz menurut Reitz (1993:207) adalah gaya yang ditimbulkan oleh muatan
listrik yang bergerak atau oleh arus listrik yang berada dalam suatu medan magnet, B.
Arah gaya ini akan mengikuti arah maju skrup yang diputar dari vektor arah gerak
muatan listrik (v) ke arah medan magnet, B, seperti yang terlihat dalam rumus berikut:

𝐹 = 𝑞(𝑣 × 𝐵)

Dengan 𝐹 adalah vektor gaya lorentz (N), 𝐵 adalah vektor medan magnet (T), v adalah
vektor kecepatan muatan listrik (m/s), q adalah besarnya muatan (C). Beberapa
keterangan yang dapat kita rumuskan:
1. Gaya tersebut sebanding dengan muatan q. Gaya pada muatan negatif memiliki arah
yang berlawanan dengan arah gaya pada muatan positif yang bergerak dengan
kecepatan yang sama.
2. Gaya tersebut sebanding dengan kecepatan v.
3. Gaya tersebut tegak lurus terhadap arah medan magnetik maupun kecepatanya.

Jadi, jika gerak partikel sejajar (paralel) dengan medan magnet, maka 𝐹 lorentz = 0 ,
sehingga partikel akan bergerak dalam lintasan lurus (gerak partikel tidak akan
terbelokan). Sedangkan gaya yang ditimbulkan oleh kuat medan listrik pada partikel
bermuatan adalah sebesar
𝐹 = 𝑞O × 𝐸

Keterangan:
qo adalah muatan listrik (C)
𝐸 adalah kuat medan listrik (N/C).

Bila sebuah partikel bermuatan listrik bergerak tegak lurus dengan medan magnet
homogen yang mempengaruhi selama geraknya, maka muatan akan bergerak dengan
lintasan berupa lingkaran. Sebuah muatan positif bergerak dalam medan magnet B
(dengan arah menembus bidang) secara terus menerus akan membentuk lintasan
lingkaran dengan gaya Lorentz yang timbul menuju ke pusat lingkaran. Jadi, gaya lorentz
ini akan setara dengan gaya sentripetal yang bekerja dalam sistem tersebut, sehingga:
6

𝐹Lorentz = m

(Jamaludin, 2013)

Menurut postulat teori relativistic khusus yang pertama, semua hukum-hukum


Fisika, baik elektromagnetik maupun mekanika, harus kovarian di dalam semua
kerangka acuan yang bergerak linier dengan kecepatan v tetap relative terhadap
kerangka acuan yang lain (di dalam semua kerangka inersial), maka rumusan
persamaan kelistrikan dan kemagnetan yang memperlakukan koordinat ruang dan
waktu mempunyai bentuk dasar yang sama. Persamaan Maxwell menyajikan
pernyataan matematik dalam listrik magnet antara lain, persamaan Maxwell
pertama merupakan ringkasan hukum Coloumb terutama dari gaya antara muatan
titikdengan imbas listrik dari materi, persamaan Maxwell kedua menggambarkan
hukum Faraday tentang induksi, persamaan Maxwell yang ketiga adalah akibat
dari hukum Ampere dari gaya antara aliran arus dan juga menyatakan bahwa
muatan magnetic bebas tidak diketahui keberadaanya dan persamaan Maxwell
yang keempat meliputi hukum Ampere tentang gaya antara aliran arus listrik
dengan imbas magnetik dari materi ditambah konservasi dari muatan bebas.

H. A Lorentz telah menurunkan persamaan transformasi dengan menganggap


bahwa kecepatan cahaya tetap sama di semua kerangka acuan inersial dan
koordinat waktu (t) juga tidak sama di kerangka acuan inersial yang berbeda.
Sebagai hukum fisika, persamaan Maxwell juga berlaku di semua kerangka acuan
inersial sehingga bentuk persamaan Maxwell harus kovarian terhadap
transformasi Lorentz. Persamaan Maxwell dapat ditulis ulang sebagai persamaan
tensor dalam ruang Minkowski.

Persamaan gelombang menurut transformasi lorentz

S2 = x2 + y2 + z2 – c2t2 = x’2 + y’2 + z’2 – c2t’2

Notasi bentuk umum berupa ruang Minkowski


x1 = x x2 = y x3 = z x4 = ict

(Teguh, 2013)
7

Magnet tidak hanya melakukan gaya pada magnet lain, tetapi juga dapat
melakukan gaya pada arus listrik. Jika kawat yang dialiri arus listrik ditempatkan
dalam medan magnet, maka kawat tersebut mendapat gaya dari magnet. Besar dan
arah gaya yang dialami kawat yang dialiri arus listrik dalam medan magnet
diberikan oleh hukum Lorentz

F=ILxB

Dengan,
F = gaya yang dialami kawat berarus listrik (N)
I = Besar arus listrik (A)
B = medan magnet (T)
L = panjang kawat yang dikenal medan magnet (m)

Besar L sama dengan bagian panjang kawat yang dikenai medan magnet saja
sedangkan arahnya sama dengan arah arus dalam kawat. Karena perkalian silang
dua vector menghasilkan vector baru yang tegak lurus dua vector tersebut maka
arah gaya Lorentz tegak lurus vector L dan vector B. Dengan kata lain, jika kita
membuat bidang datar di mana vector L dan vector B berada pada bidang tersebut
maka vector gaya berarah tegak lurus bidang tersebut.Besarnya gaya Lorentz yang
dialami kawat berarus listrik dapat ditulis

F = I L B sin
(Abdullah, 2017 : 303-304)

Pada percobaan oersted telah dibuktikan pengaruh arus listrik terhadap kutub
magnet, bagaimana pengaruh kutub magnet terhadap arus listrik akan dibuktikan
dari percobaan berikut: Seutas kawat PQ ditempatkan diantara kutub-kutub
magnet ladam kedalam kawat dialirkan arus listrik ternyata kawat melengkung
kekiri. Gejala ini menunjukkan bahwa medan magnet mengerjakan gaya pada arus
listrik, disebut Gaya Lorentz. Vektor gaya Lorentz tegak lurus pada I dan B. Arah
gaya Lorentz dapat ditentukan dengan tangan kanan. Bila arah melingkar jari-jari
tangan kanan sesuai dengan putaran dari I ke B, maka arah ibu jari menyatakan
arah gaya Lorents.
8

Gambar 2.2 Besar gaya Lorentz.

Hasil-hasil yang diperoleh dari percobaan menyatakan bahwa besar gaya Lorentz
dapat dirumuskan sebagai:

F = B I L sin α

Keterangan:
F = gaya Lorentz.
B = induksi magnetik medan magnet.
I = kuat arus.
L = panjang kawat dalam medan magnet.
α = sudut yang diapit I dan B.

Kedalam kawat P dan Q yang sejajar dialirkan arus listrik. Bila arah arus dalam
kedua kawat sama, kawat itu saling menarik. Penjelasannya sebagai berikut:
Dilihat dari atas arus listrik P menuju kita digambarkan sebagai arus listrik dalam
kawat P menimbulkan medan magnet. Medan magnet ini mengerjakan gaya
Lorentz pada arus Q arahnya seperti dinyatakan anak panah F. Dengan cara yang
sama dapat dijelaskan gaya Lorentz yang bekerja pada arus listrik dalam kawat P.

Kesimpulan: Arus listrik yang sejajar dan searah tarik-menarik dan yang
berlawanan arah tolak- menolak.

Jarak kawat P dan Q adalah a, maka besar induksi magnetik arus P pada jarak a:

(Ahmad, 2014 : 13-14)


9

III. PROSEDUR PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang akan digunakan dalam melakukan pratikum
sebagai berikut:
Tabel 3.1 Alat dan bahan percobaan gaya lorentz
Alat dan Bahan Jumlah Gambar

Magnet U 1 buah

Jepit Steker 4 buah

Amperemeter 1 buah

Papan Penghubung 1 buah

Kabel Penghubung 4 buah


10

Kawat Nikrom secukupnya

Catu Daya 1 buah

B. Langkah Percobaan
Adapun langkah percobaan 1 sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan gaya
lorentz.
2. Memotong kawat nikrom secukupnya.
3. Menjepit kawat nikrom dengan menggunakan jepit steker.
4. Merangkai alat dan bahan pada papan rangkaian seperti pada gambar 3.1.
5. Meletakan magnet U dengan kawat berada di tengahnya, posisi kutub
utara pada bagian atas dan kutub selatan pada bagian bawah.
6. Menghubungkan rangkaian dengan catu daya dan amperemeter.
7. Melakukan percobaan 1 dengan menghidupkan catu daya.
8. Mengamati arah simpangan kawat ke kanan atau ke kiri.
9. Mencatat hasil praktikum pada tabel 4.1.

Adapun langkah percobaan 2 sebagai berikut:


1. Melakukan kembali kegiatan yang sama dengan mengubah posisi magnet
U menjadi kutub selatan barada di atas dan kutub utara berada di bawah.
2. Mencatat hasil praktikum pada tabel percobaan.
3. Mengubah tegangan pada catu daya menjadi 3 volt dengan kawat
sepanjang L.
4. Mengamati arah gaya Lorentz pada kawat.
5. Mengubah tegangan pada catu daya menjadi 6 volt dan 9 volt pada
panjang kawat yang sama.
6. Mencatat hasil praktikum pada tabel 4.2.
11

Adapun langkah percobaan 3 sebagai berikut:


1. Melakukan percobaan dengan menggunakan tegangan 9 volt dan panjang
kawat sebesar L.
2. Mengamati gaya Lorentz pada kawat.
3. Melakukan percobaan dengan mengubah panjang kawat menjadi 2L dan
3L menggunakan tegangan tetap.
4. Mencatat hasil praktikum pada tabel 4.3.

Gambar 3.1 Rangkaian percobaan gaya lorentz


12

IV. HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Percobaan
Adapun tabel hasil percobaan pada hukum kirchoff sebagai berikut,
Tabel 4.1 Arah gaya lorentz
Magnet Gaya Lorentz
Percobaan
Atas Bawah Kanan Kiri
1 Utara Selatan 
2 Selatan Utara 

Tabel 4.2 Hubungan arus dengan gaya lorentz


Percobaan Panjang Arus Gaya Lorentz
1 0,02 A <x
2 L 0,05 A x
3 0,08 A >x

Tabel 4.3 Hubungan panjang dengan gaya lorentz


Percobaan Arus Panjang Gaya Lorentz
1 L <x
2 0,09 A 2L x
3 3L >x
13

B. Pembahasan

Gambar 4.1 Gaya lorentz

Prosedur dalam melakukan praktikum gaya lorents, pada percobaan 1 yaitu


menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada percobaan gaya
lorentz. Memotong kawat nikrom secukupnya. Menjepit kawat nikrom
dengan menggunakan jepit steker. Merangkai alat dan bahan pada papan
rangkaian seperti pada gambar 3.1. Meletakan magnet U dengan kawat
berada di tengahnya, posisi kutub utara pada bagian atas dan kutub selatan
pada bagian bawah. Menghubungkan rangkaian dengan catu daya dan
amperemeter. Melakukan percobaan 1 dengan menghidupkan catu daya.
Mengamati arah simpangan kawat ke kanan atau ke kiri. Mencatat hasil
praktikum pada tabel 4.1. Selanjutnya langkah percobaan 2 yaitu melakukan
kembali kegiatan yang sama dengan mengubah posisi magnet U menjadi
kutub selatan barada di atas dan kutub utara berada di bawah. Mencatat hasil
praktikum pada tabel percobaan. Mengubah tegangan pada catu daya menjadi
3 volt dengan kawat sepanjang L. Mengamati arah gaya Lorentz pada kawat.
Mengubah tegangan pada catu daya menjadi 6 volt dan 9 volt pada panjang
kawat yang sama. Mencatat hasil praktikum pada tabel 4.2. Selanjutnya
langkah percobaan 3 yaitu melakukan percobaan dengan menggunakan
tegangan 9 volt dan panjang kawat sebesar L. Mengamati gaya Lorentz pada
kawat. Melakukan percobaan dengan mengubah panjang kawat menjadi 2L
dan 3L menggunakan tegangan tetap. Mencatat hasil praktikum pada tabel
4.3.
14

Pada percobaan 1 ketika kutub utara di bagian atas dan kutub selatan di bagian
bawah diperoleh arah gaya lorent yang bergerak menuju ke arah kiri,
selanjutnya ketika kutub selatan di bagian atas dan kutub utara di bagian
bawah diperoleh arah gaya lorentz yang bergerak menuju ke arah kanan. Pada
percobaan 2 dengan menggunakan kawat nikrom sebesar L dan besar
tegangan pada catu daya sebesar 3 volt, maka didapatkan arus yang mengalir
sebesar 0,04 A dan diperoleh hasil gaya lorentz . Selanjutnya dengan
menggunakan panjang kawat yang sama tetapi besar tegangan pada catu daya
diubah menjadi 6 volt, maka didapatkan hasil arusnya lebih besar yaitu 0,08 A
dengan diperoleh gaya lorentz sebesar x. selanjutnya dengan menggunakan
panjang kawat yang sama tetapi tegangan pada catu daya diubah menjadi 9
volt maka didapatkan hasil arus yang mengalir sebesar 0,1 A dan diperoleh
gaya Lorentz sebesar Pada percobaan 3 menggunakan arus yang sama
sebesar 0,1 A dengan panjang kawat berbeda-beda yaitu sebesar L, 2L dan 3L.
Pada kawat nikrom sebesar L diperoleh hasil gaya lorentz sebesar ,
Selanjutnya dengan menggunakan kawat yang lebih panjang yaitu sebesar 2L,
maka diperoleh hasil gaya lorentz sebesar x. Selanjutnya menggunakan kawat
nikrom sebesar 3L, sehingga diperoleh hasil gaya lorentz sebesar . Setelah
didapatkan data-data praktikum setiap percobaan maka dapat disimpulkan
bahwa pada praktikum kali ini telah sesuai dengan teori kaidah tangan kanan
gaya lorentz yaitu arah gaya lorentz (F) selalu tegak lurus dengan arah kuat
arus listrik (I) dan induksi magnetik yang ada (B).

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka diperoleh faktor-faktor apa


saja yang mempengaruhi besarnya gaya lorentz. Pada percobaan 1 faktor yang
mempengaruhi gaya lorentz yaitu arah medan magnet. Pada percobaan 2 yang
mempengaruhi gaya lorentz yaitu besarnya arus dan pada percobaan 3 yang
mempengaruhi gaya lorentz yaitu panjang kawat. Semakin besar kuat medan
magnet maka akan semakin besar gaya lorent yang dihasilkan (B~F). Semakin
besar Arus yang mengalir maka akan semakin besar gaya Lorentz yang
dihasilkan (I~F). Semakin besar panjang kawat nikrom yang digunakan pada
percobaan maka akan semakin besar gaya Lorentz yang dihasilkan (L~F).
15

Kendala pada praktikum induksi gaya lorentz yaitu hasil yang terbaca pada
amperemeter tidak menunjukkan hasil yang tepat karena jarum penunjuk
amperemeter yang sering berubah-ubah. Praktikan sulit dalam mengamati
besar simpangan yang dihasilkan oleh kawat nikrom.
16

V. KESIMPULAN

1. Menentukan gaya magnetic oleh arus listrik dengan cara mengubah-ubah


panjang kawat nikrom sebesar L, 2L dan 3L. Menggunakan aliran arus yang
tetap dapat menentukan seberapa besar gaya Lorentz pada setiap panjang
kawat yang panjangnya diubah-ubah. Dapat diketahui bahwa gaya Lorentz
berbanding lurus dengan arus yang mengalir, besar panjang kawat yang
digunakan serta besarnya medan magnet.
2. Menentukan arah gaya Lorentz dengan menggunakan kaidah tangan kanan
sesuai dengan dasar teori bahwa arah jari tengah merupakan arah dari gaya
Lorentz.
3. Menentukan arah medan magnetic oleh kumparan berarus listrik yaitu dengan
cara kaidah tangan kanan sesuai dengan dasar teori bahwa arah jari telunjuk
merupakan arah dari gaya Lorentz.
17

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Mikrajuddin. 2017. Fisika Dasar II. Bandung: ITB


Ahmad, Fajar. 2014. Medan Magnet. Bandung: ITB
Arifin, Ahmad. 2019. Gaya Lorentz – Pengertian, Rumus, dan Contoh Soal.
(Online) diakses dari https://rumusbilangan.com/gaya-lorentz/#! Diakses
Pada tanggal 15 April 2019 pukul 22.00 WIB.
Jamaludin, Nasrullah. 2013. Kajian Pemanfaatan Gaya Lorentz Sebagai Usaha
Untuk Mengurangi Tingkat Pencemaran Logam Berbahaya Pada Air
Minum. (Offline) diunduh dari http://prosiding.upgris.ac.id/index.php/lpf
2013/lpf2013/paper/viewFile/145/94 Seminar Nasional 2nd Lontar Physics
Forum 2013.
Teguh, Dwi. 2013. Kovarian persamaan maxwell melalui transformasi lorentz.
(Offline) diunduh dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/fisika/article
/view/5547 Jurnal Materi dan Pembelajaran Fisika (JMPF) Volume 3
Nomor 1.
18

LAMPIRAN
19
20
21
22
23
24
25

Anda mungkin juga menyukai