Disusun Oleh:
Kelas :VB
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas berkat
rahmat-Nya lah makalah yang berjudul “Hukum Biot-Savart dan Gaya Lorents” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya meskipun terdapat banyak kekurangan didalamnya.
Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Dr. Rai
Sujanem selaku dosen pengampu mana kuliah Listrik Magnet yang telah memberikan arahan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Pada
penyelesaian makalah kali ini penulis juga mendapat dukungan serta masukan dari berbagai
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis juga mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang turut
berperan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah penulis
kali ini.
Tak lupa pula penulis mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya atas banyaknya
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu kritik serta saran yang
membangun sangat penulis harapkan dari pembaca untuk memperbaiki serta
menyempurnakan penulisan makalah penulis kedepannya. Penulis sangat berharap agar
makalah ini dapat memberikan manfaat serta dapat menambah pengetahuan bagi pembaca
ataupun pihak lain yang bersangkutan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dl
Arus (I)
r
dB
O P
Gambar 1.
I dl sin
dB k ..........................................................................(1)
r2
0
Di mana k adalah tetapan yang memenuhi hubungan k
4
0 I dl sin
dB ......................................................................(2)
4 r2
Misal kita tinjau seutas kawat yang dialiri arus i. Kita tinjau elemen
sepanjang dl pada kawat dan kita ingin menghitung induksi magnet pada
posisi r relatif terhadap dl (Gambar 1). Bila induksi magnet pada titik P
oleh elemen arus i, dl kita sebut dB , hukum Biot-Savart menyatakan
bahwa dalam vakum berlaku
0 I dl x rˆ
dB .........................................................................(3)
4 r 2
4
b
i dl
θ
P
i
d
Gambar 2.
Dari persamaan 3 ada beberapa segi penting yang dapat disajikan adalah:
5
0 i dl r
B ..........................................................................(4)
4 c r 2
Bila kita ingin menggunakan sistem koordinat dengan titik asal 0 di tempat
lain, persamaan (3) dapat ditulis sebagai :
0 i dl (r r '
dB ..................................................................(5)
4 r r ' 2
0 i dl sin
dB .............................................................(6)
4 r r ' 2
Gambar 3.
Medan magnet B yang ditimbulkan oleh sebuah arus i di dalam sebuah kawat
lurus yang panjang (gambar 3)
0 i I dx sin
dB ....................................................................................(7)
4 r2
Arah medan magnet masuk bidang gambar. Medan magnet B dapat dihitung
dengan menintegrasi dB dengan batas bawah dan batas atas tak terhingga.
0 i sin
4 r 2
B dx
0i
Sehingga diperoleh: B ....................................................................(8)
2R
Gambar 4.
7
Medan magnet pada pusat arus melingkar
B dB
Dengan
0 i dl sin a
dB ; sin
4 r 2
r
0 i dl sin
B 4 r 2
0 a i dl
B
4 r 3
0 i a2
B ..........................................................................(9)
2 (a 2 x 2 ) 3 2
Gambar 5.
8
0 i
B ......................................................................................(10)
2 a
Untuk kuparan titpis dengan N jumlah lilitan, medan magnet pada pusat
ligkaran dengan jari-jari a diberikan oleh
0 i N
dB ........................................................................................(11)
2 a
Gambar 6.
Medan magnet akibat kawat solenoida
Penghantar melingkar yang berbentuk kumparan panjang disebut
solenoida. Medan magnet yang ditimbulkan oleh solenoida akan lebih besar
daripada yang ditimbulkan oleh sebuah penghantar melingkar,
apalagi oleh sebuah penghantar lurus. Tahukah kamu mengapa demikian?
Jika solenoida dialiri arus listrik maka akan menghasilkan medan magnet.
Medan magnet yang dihasilkan solenoida berarus listrik bergantung pada kuat
arus listrik dan banyaknya kumparan. Garis-garis gaya magnet pada solenoida
9
merupakan gabungan dari garis-garis gaya magnet dari kawat melingkar.
Gabungan itu akan menghasilkan medan magnet yang sama
dengan medan magnet sebuah magnet batang yang panjang.
Kumparan seolah-olah mempunyai dua kutub,
yaitu ujung yang satumerupakan kutubutara dan ujung kumparan yang l
ain merupakan kutub selatan.
10
BP = Medan magnet diujung Solenoida dalam tesla( T )
a = rata-rata jari2 dalam dan jari-jari luar toroida dengan satuan meter( m )
a = ½ ( R1 + R2 )
11
Gambar 7. Gaya Lorentz pada kawat berarus dalam medan
magnetik
12
q vd
Q n.q. A.l
Jika vd konstan, maka l v d .t dengan l adalah vektor yang
besarnya l dan arahnya searah kecepatan vd (arah arus). Gaya Lorentz
yang dialami oleh kawat berarus listrik dalam medan magnet dapat
diketahui melalui persamaan sebagai berikut:
F I .l xB
.............................................................................(12)
BIl sin
denganθ adalah sudut apit antara l dan B .
13
Berbanding lurus dengan kuat arus listrik yang mengalir dalam
kawat (I).
Berbanding lurus dengan panjang kawat penghantar ( l ).
Berbanding lurus dengan sudut () yang dibentuk arah arus (I) dgn
arah induksi magnet (B).
2.2.3 Medan Magnetik Antara Dua Kawat Sejajar Berarus
Gaya magnet juga dialami oleh dua buah kawat sejajar yang
saling berdekatan yang beraliran arus listrik. Timbulnya gaya pada
masing-masing kawat dapat dianggap bahwa kawat pertama berada
dalam medan magnetik yang ditimbulkan oleh kawat kedua dan
sebaliknya kawat kedua berada dalam medan magnetik yang ditimbulkan
oleh kawat pertama.
Apabila arah arus pada kawat itu searah maka pada kedua kawat
akan terjadi gaya Tarik menarik dan sebaliknya jika arah arus pada kedua
kawat berlawanan, maka akan tolak menolak. Gaya Tarik menarik atau
gaya tolak menolak pada kedua kawat merupakan akibat adanya gaya
magnet pada kedua kawat tersebut.
14
Sebagai contoh, medan magnetik B1 yang dihasilkan oleh I1 dapat
dinyatakan dengan persamaan:
0 I1
B1
2a
F1
B1 I 2 sin
l1
Jika arah garisnya tegak lurus terhadap medan magnetik (𝜃=900), maka
gayanya menjadi:
F1 F II
B1 I 2 1 o 1 2
l1 l1 2a
F2
B2 I 1 sin
l2
F2 0 I 2
B2 I 1 B2
l2 2a
F2 0 I 1 I 2
l2 2a
Ternyata gaya per satuan panjang (F/ l ) untuk kedua penghantar adalah
sama. Besarnya gaya tarik menarik atau gaya tolak menolak antara dua
penghantar lurus panjang sejajar berarus adalah:
F1 F2 0 I 1 I 2
l1 l2 2a
F 0 I1 I 2
l 2a
Dapat disimpulkan bahwa “pada dua penghantar lurus sejajar yang dialiri
arus listrik akan menjadi gaya tarik menarik, jika arus listriknya searah
dan terjadi gaya tolak menolak jika arus listriknya berlawanan arah”
15
2.2.4 Gaya Lorentz pada Partikel Bermuatan
Ketika partikel bermuatan melewati suatu daerah bermedan
magnetik, maka partikel tersebut akan mengalami gaya Lorentz.
Berdasarkan pengamatan saat partikel bermuatan bergerak melintasi
medan magnet, terdapat gaya yang besarnya dipengaruhi beberapa faktor
meliputi:
F
B
θ v
Gambar 10. Arah Gaya Lorentz Gambar 11. Arah Gaya Lorentz
pada Partikel Bermuatan yang
Bergerak.
16
Jika partikel bermuatan, bergerak dengan kecepatan v pada suatu
bidang tegak lurus terhadap arah medan magnet homogen yang
mempegaruhinya maka lintasan partikel tersebut dapat berbentuk sebuah
lingkaran seperti pada gambar 11.
Dapat dilihat arah medan magnet masuk bidang kertas dan proton
di titik P bergerak ke arah kanan. Sementara itu, gaya Lorentz mengarah
ke bawah sehingga proton mengalami defleksi ke arah bawah. Pada saat
mencapai di titik Q, gaya dengan besar yang tetap, memiliki arah tegak
lurus terhadap kecepatan. Karena gaya memiliki nilai yang tetap dengan
arah selalu tegak lurus dengan v, maka partikel akan bergerak dengan
lintasan lingkaran. Pada keadaan ini, gaya Lorentz berfungsi sebagai
gaya sentripetal sehingga diperoleh hubungan:
v2
m qvB
R
mv 2
R
qvB
mv
R .......................................................................(14)
qB
Dengan:
B = induksi magnetik
R = jari-jari lintasan partikel
q = mutan partikel
v = kecepatan partikel
Jika kecepatan partikel bermuatan tidak tegak lurus terhadap
medan magnet ,maka vektor kecepatan pertikel dapat dibagi menjadi dua
komponen kecepatan yaitu komponen sejajar dan komponen tegak lurus
terhadap medan magnet, sehingga menghasilkan gerak melingkar di
sekitar garis-garis medan magnet. Komponen kecepatan yang sejajar
medan magnet tidak mengalami gaya dan dengan demikian tetap
17
konstan. Jika komponen kecepatan tersebut digabungkan maka akan
dihasilkan gerakan spiral di sekitar garis-garis medan magnet.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.1.2 Arah gaya Lorentz dapat ditentukan dengan kaedah tangan kanan. Jari-
jari tangan kanan diatur sedemikian rupa, sehingga Ibu jari tegak lurus
terjadap telunjuk dan tegak lurus juga terhadap jari tengah. Bila arah
medan magnet (B) diwakili oleh telunjuk dan arah arus listrik (I) diwakili
oleh ibu jari, maka arah gaya lorentz (F) ditunjukkan oleh jari tengah
3.2 Saran
19
DAFTAR PUSTAKA
Jati, Bambang Murdaka Eka, dkk. 2010. Fisika Dasar Listrik-Magnet, Optika,
Fisika Modern. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Surya, Yohanes. 2003. Fisika Itu Mudah. Jakarta: PT BINA SUMBER DAYA
MIPA.