Anda di halaman 1dari 23

LISTRIK MAGNET

‘’Hukum Biot-Savart dan Gaya Lorenz’’

Disusun Oleh:

Ida Ayu Yudiantari (1613021002)

Ni Putu Martina Pradnyani (1613021013)

Linda Purnama Sari (1613021019)

Kadek Dwi Cita Pusparini (1613021025)

Bella Veronica (1613021044)

Kelas :VB

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dimana atas berkat
rahmat-Nya lah makalah yang berjudul “Hukum Biot-Savart dan Gaya Lorents” ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya meskipun terdapat banyak kekurangan didalamnya.

Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Dr. Rai
Sujanem selaku dosen pengampu mana kuliah Listrik Magnet yang telah memberikan arahan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Pada
penyelesaian makalah kali ini penulis juga mendapat dukungan serta masukan dari berbagai
pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis juga mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang turut
berperan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian makalah penulis
kali ini.

Tak lupa pula penulis mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya atas banyaknya
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu kritik serta saran yang
membangun sangat penulis harapkan dari pembaca untuk memperbaiki serta
menyempurnakan penulisan makalah penulis kedepannya. Penulis sangat berharap agar
makalah ini dapat memberikan manfaat serta dapat menambah pengetahuan bagi pembaca
ataupun pihak lain yang bersangkutan. Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.

Singaraja, 08 November 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Lata Belakang ......................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................2
1.3 Tujuan ..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................

2.1 Hukum Biot-Savart dan penggunaannya ..............................3

2.2 Gaya Lorenz

2.2.1 Medan Magnet di Sekitar Arus Listrik……………….12

2.2.2 Medan Magnet Pada Kawat Berarus…………………13

2.2.3 Arah Gaya Lorentz................................................18

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan ..............................................................................20


3.2 Saran ....................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peristiwa kemagnetan merupakan peristiwa yang sudah umum dalam
kehidupan sehari-hari. Bumi merupakan mgnet raksaa dengan kutub utara
magnet bumi berada di dekat kutub selatan bumi, dan kutub selatan magnet
bumi berada di dekat kutub utara bumi. Magnet dapat dibentuk oleh dua
kutub, yaitu kutub utara (U) dan kutub selatan (S). bisa dibayangkan bahwa
posisi kutub utara dan kutub selatan magnet bumi dapat berubah bila semua
logam yang terkandung dala bumi dipindahkan ke salah satu kutub, atau
karena arah rotasi bumi berubah (misal dari timur ke barat atau dari utara ke
selatan). Magnet itu disebut dipol (dwikutub) magnet. Tidak pernah dijumpai
magnet yang berkutub tunggal (monopole).
Dalam ranah keilmuan, kelistrikan dan kemagnetan telah berkembang
dengan sangat pesat. Bahkan telah ditemukan hubungan antara gejala
kelistrikan dan gejala kemagnetan, yaitu ketika kawat berarus listrik dapat
memengaruhi arah jarum kompas bila kawat itu berada di dekatnya. Itu berarti
arus listrik (aliran muatan positif) bersifat mengarahkan medan magnet. Untuk
mempelajari hubungan antara medan listrik dan medan magnet ini, terdapat
banyak hukum yang telah dibuat untuk mempelajarinya, diantara hukum-
hukum tersebut yaitu Hukum Biot-Savart dan juga terdapat beberapa Gaya
yang bekerja idalamnya, dimana salah satunya yaitu Gaya Lorentz.
Saat kita mendengar kata Hukum Biot-Savart , pasti akan muncul dalam
pikiran kita bagaimana bunyi Hukum Biot Savart itu? Serta dimana saja
hukum itu dapat digunakan? Dan juga saat mendengar kata Gaya Lorentz pasti
akan muncul dalam benak kita tentang apa itu Gaya Lorentz? Untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, dalam makalah yang berjudul
“Hukum Biot-Savart dan Gaya Lorentz” ini penulis menyajikan pembahasan
yang lebih detail mengenai Hukum Biot-Savart dan Juga Gaya Lorentz. Hal
ini bertujuan agar pebaca dapat mengetahui dan memahami tentang salah satu
Hukum Dan Gaya yang berhubungan dengan kemagnetan dan kelistrikan ini.
Penulis berharap agar makalah penulis ini dapat memberikan manfaat kepada
pengajar serta pembelajar pada khususnya serta masyarakat luas pada
umumnya. Penulis sadari terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini,
sehingga kritik dan saran sangat penulis perlukan untuk memperbaiki makalah
penulis kedepannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan Hukum Biot-Savart?
1.2.2 Bagaimana penggunaan Hukum Biot-Savart dalam menentukan
medan magnet?
1.2.3 Apakah yang dimaksud dengan Gaya Lorentz?
1.3 Tujua Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulisan makalah ini
bertujuan sebagai berikut.
1.3.1 Untuk mengetahui aktifitas di permukaan matahari. Untuk mengetahui
apa yang dimaksud dengan Hukum Biot-Savart.
1.3.2 Untuk mengetahui penggunaan Hukum Biot-Savart dalam
menentukan medan magne
1.3.3 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Gaya Lorentz.
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1.4.1 Bagi Penulis
Penulisan makalah ini diharapka dapat memberikan pengalaman
bagi penulis dalam hal penulisan makalah dan juga dapat menambah
wawasan bagi penulis mengenai materi yang dibahas dalam makalah ini,
yaitu materi mengenai kemagnetan khususnya Hukum Biot-Savart serta
Gaya Lorentz.
1.4.2 Bagi Pemaca
Adapun adanya makalah ini diharapkan dapat memperluas dan
memberi pandangan terhadap pembaca mengenai kemagnetan khususnya
Hukum Biot-Savart dan juga Gaya Lorentz.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hukum Biot-Savart

Sebuah kawat dialiri oleh arus listrik akan menghasilkan medan


magnet yang garis-garis gayanya berupa lingkaran-lingkaran yang berada di
sekitar kawat tersebut. Biot dan Savart berhasil menentukan bentuk medan
magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang stabil dengan mengamati
konstribusi induksi magnetik dB pada suatu titik P yang ditimbulkan oleh
suatu elemen penghantar dl yang dialiri arus listrik I. Besar induksi magnetik
( hukum Biot-Savart) adalah sebagai berikut :

1. Sebanding dengan kuat arus listrik I,


2. Sebanding dengan panjang elemen penghantar dl,
3. Tegak lurus dengan dl,
4. Berbanding terbalik dengan kuadrat jarak r antara titik P dengan elemen
penghantar dl,
5. Sebanding dengan sinus sudut apit θ antara arah arus pada dl dengan
garis penghubung titik P dengan dl.
Hukum Biot-Savart menyatakan bahwa pada P (gambar 1), besar
intensitas medan magnetik dB yang ditimbulkan berbanding lurus dengan
perkalian arus, besar panjang elemen penghantar, dan sinus sudut antara
filament dengan garis yang menghubungkan filament tersebut ke titip P.
Besar intensitas medan magnetik berbanding terbalik dengan jarak kuadrat
(jaraknya r yaitu jarak antara unsur diferensial dengan titik P). Arah intnsitas
medan magnetik normal terhadap bidang datar yang melalui filamen ke titik P
(dari dua arah normal yang mungkin yang dipilih ialah arah majunya skrup
putar-kanan yang diputar dari dl melalui sudut kecilnya ke garis yang
menghubngkan filament dengan titik P). Dengan memakai satuan MKS yang
dirasionalisasi, tetapan pembandingnya ialah 1 .
4

3
dl

Arus (I)
r

dB

O P

Gambar 1.

Elemen penghatar dl berarus I menimbulkan induksi magnetik dB di


titik P yang berjarak r dari dl

Secara matematik hukum Biot-Savart dapat dituliskan oleh persamaan (1)

I dl sin 
dB  k ..........................................................................(1)
r2

0
Di mana k adalah tetapan yang memenuhi hubungan k 
4

Persamaan (1) dapat ditulis menjadi

 0 I dl sin 
dB  ......................................................................(2)
4 r2

Misal kita tinjau seutas kawat yang dialiri arus i. Kita tinjau elemen

sepanjang dl pada kawat dan kita ingin menghitung induksi magnet pada
 
posisi r relatif terhadap dl (Gambar 1). Bila induksi magnet pada titik P
 
oleh elemen arus i, dl kita sebut dB , hukum Biot-Savart menyatakan
bahwa dalam vakum berlaku

  0 I dl x rˆ
dB  .........................................................................(3)
4 r 2

 0 adalah suatu tetapan yang disebut permeabilitas vakum, dan r̂



adalah vektor satuan pada arah r .

4
b

i dl
θ
P

i
d
Gambar 2.

Kawat ab dialiri arus i. titik P berada pada posisi relatif terhadap i

Dari persamaan 3 ada beberapa segi penting yang dapat disajikan adalah:

 Dalam menggunakan persamaan (3) semua besaran yang digunakan


harus dalam sistem satuan MKS. Arus i harus dalam amper, dl dan r
dalm meter, dan induksi magnet B dalam tesla (T) atau weber/m2.
0
Tetapan pembanding  10 weber/Am
4
 Perhatikan bahwa permeabilitas vakum μ0 analog dengan
1
permitivitas listrik, yang timbul dalam tetapan pada hukum
4 0
Coloumb.
 Dalam penggunaan persamaan (3), titik asal untuk vektor r pada i

dl , yaitu pada elemen dl.


0 i dl sin 
 Besar vektor dB adalah dB  . Dan arahnya tegak
4 r2
lurus i dl maupun r , yaitu sama dengan perpindahan sekrup bila
diputar dari i dl ke r .
Bila kita ingin menghitung B oleh seluruh panjang kawat, kita ambil
integral persamaan (3), yaitu

5
 0 i dl  r
B   ..........................................................................(4)
4 c r 2

Bila kita ingin menggunakan sistem koordinat dengan titik asal 0 di tempat
lain, persamaan (3) dapat ditulis sebagai :

 0 i dl  (r  r '
dB  ..................................................................(5)
4 r  r ' 2

Jadi besar dB adalah

 0 i dl sin 
dB  .............................................................(6)
4 r  r ' 2

Arah d B sama dengan perpindahan sekrup bila diputar dari i dl ke


r  r '.
Untuk menentukan arah induksi magnetik dapat ditentukan dari garis-garis
medan magnetik di sekitar kawat lurus berarus, yang secara mudah dapat
dengan menggunakan kaidah tangan kanan (gambar 3), sebagai berikut:

Gambar 3.

Kaidah tangan kanan untuk menentukan medan


magnet
6
Dari gambar 3. bahwa ibu jari sebagai arah kecepatan (v), jari-jari lainnya
sebagai arah induksi magnetik (B). Arah gaya lorentz keluar dari telapak
tangan F. Sudut θ adalah sudut yang dibentuk oleh ibu jari (v) dengan jari-jari
lainnya (B).

Medan magnetik di sekitar kawat lurus berarus

Medan magnet B yang ditimbulkan oleh sebuah arus i di dalam sebuah kawat
lurus yang panjang (gambar 3)

 0 i I dx sin 
dB  ....................................................................................(7)
4 r2

Arah medan magnet masuk bidang gambar. Medan magnet B dapat dihitung
dengan menintegrasi dB dengan batas bawah dan batas atas tak terhingga.

 0 i  sin 
4  r 2
B dx

0i
Sehingga diperoleh: B  ....................................................................(8)
2R

Gambar 4.

medan magnet yang ditimbulkan oleh kawat lurus berarus

7
Medan magnet pada pusat arus melingkar

Konduktor tertutup berbentuk lingkaran dengan radius a membawa arus


i, medan magnet pada titik P yang berada sumbu lingkaran dengan jarak x
dari bidang lingkaran (gambar 4).

B   dB

Dengan

 0 i dl sin  a
dB  ; sin  
4 r 2
r

 0 i dl sin 
B  4 r 2
 0 a i dl
B
4 r 3

Integral dl merupakan keliling lingkaran dengan jari-jari a, yaitu l = 2πa

0 i a2
B ..........................................................................(9)
2 (a 2  x 2 ) 3 2

Gambar 5.

Medan magnet akibat kawat lingkaran berarus

Jika P merupakan pusat lingkaran, sehingga r = a, dan α = 900. Medan


magnet di pusat lingkaran diberikan oleh

8
0 i
B ......................................................................................(10)
2 a

Untuk kuparan titpis dengan N jumlah lilitan, medan magnet pada pusat
ligkaran dengan jari-jari a diberikan oleh

0 i N
dB  ........................................................................................(11)
2 a

Medan magnetik di sekitar kawat lurus berarus Solenoida

Pada uraian sebelumnya kamu sudah mempelajari medan magnet


yang timbul pada penghantar lurus. Bagaimana jika peng-
hantarnya melingkar dengan jumlah banyak? Sebuah penghantar
melingkar jika dialiri arus listrik akan menghasilkan medan listrik seperti
Gambar 6.

Gambar 6.
Medan magnet akibat kawat solenoida
Penghantar melingkar yang berbentuk kumparan panjang disebut
solenoida. Medan magnet yang ditimbulkan oleh solenoida akan lebih besar
daripada yang ditimbulkan oleh sebuah penghantar melingkar,
apalagi oleh sebuah penghantar lurus. Tahukah kamu mengapa demikian?
Jika solenoida dialiri arus listrik maka akan menghasilkan medan magnet.
Medan magnet yang dihasilkan solenoida berarus listrik bergantung pada kuat
arus listrik dan banyaknya kumparan. Garis-garis gaya magnet pada solenoida

9
merupakan gabungan dari garis-garis gaya magnet dari kawat melingkar.
Gabungan itu akan menghasilkan medan magnet yang sama
dengan medan magnet sebuah magnet batang yang panjang.
Kumparan seolah-olah mempunyai dua kutub,
yaitu ujung yang satumerupakan kutubutara dan ujung kumparan yang l
ain merupakan kutub selatan.

Besarnya medan magnet disumbu pusat (titik O) Solenoida dapat dihitung

Bo = medan magnet pada pusat solenoida dalam tesla ( T )


μ0 = permeabilitas ruang hampa = 4п . 10 -7 Wb/amp. M
I = kuat arus listrik dalam ampere ( A )
N = jumlah lilitan dalam solenoida
L = panjang solenoida dalam meter ( m )
Dengan arah medan magnet ditentukan dengan kaidah tangan kanan.
Arah arus menentukan arah medan magnet pada Solenoida.
Besarnya medan magnet di ujung Solenida (titik P) dapat dihitung:

10
BP = Medan magnet diujung Solenoida dalam tesla( T )

N = jumlah lilitan pada Solenoida dalam lilitan

I = kuat arus listrik dalam ampere( A )

L = Panjang Solenoida dalam meter( m )

Medan magnetik di sekitar kawat lurus berarus Toroida

Toroida adalah sebuah solenoida yang dilengkungkan sehingga


berbentuk lingkaran kumparan. Besarnya medan magnet ditengah-tengah
Toroida ( pada titik-titik yang berada pada garis lingkaran merah ) dapat
dihitung

Bo = Medan magnet dititik ditengah-tengah Toroida dalam tesla( T )

N = jumlah lilitan pada Toroida dalam lilitan

I = kuat arus listrik dalam ampere ( A )

a = rata-rata jari2 dalam dan jari-jari luar toroida dengan satuan meter( m )

a = ½ ( R1 + R2 )

2.2 Gaya Lorentz


2.2.1 Medan Magnet di Sekitar Arus Listrik
Sebelumnya telah dijelaskan bahwa ketika kawat dialiri arus
listrik, maka akann menimbulkan medan magnet di sekitarnya. Bila
penghantar berarus di letakkan di dalam medan magnet, maka pada
penghantar akan timbul gaya.

11
Gambar 7. Gaya Lorentz pada kawat berarus dalam medan
magnetik

Perhatikan (Gambar 7), sebuah kawat penghantar AB yang


dibentangkan melalui medan magnet yang ditimbulkan oleh magnet
tetap. Apabila pada ujung kawat A kita hubungkan dengan kutub positif
baterai dan ujung B kita hubungkan dengan kutub negatif baterai, maka
pada kawat AB mengalir arus dari A ke B. Pada saat itu kawat AB akan
bergerak ke atas.

Sebaliknya jika arus listrik diputus (dihentikan), kawat kembali


ke posisi semula. Sebaliknya jika ujung A dihubungkan dengan kutub
negatif dan ujung B dihubungkan dengan kutub positif baterai, kembali
kawat bergerak ke bawah (berlawanan dengan gerak semula). Gerakan
kawat ini menunjukkan adanya suatu gaya yang bekerja pada kawat
tersebut saat kawat tersebut dialiri arus listrik. Gaya yang bekerja pada
kawat tersebut disebut gaya magnetik atau gayaLorentz yaitugaya yang
terjadi padasebuah penghantar berarus listrik di dalam medanmagnet.

2.2.2 Medan Magnet pada Kawat Berarus


Arus listrik disebabkan karena pergerakan elektron. Karena
elektron yang bergerak dalam medan magnetik mengalami gaya Lorentz,
maka wajarlah jika kawat berarus di dalam medan magnetik akan
mengalami gaya Lorentz juga.

12
q vd

Gambar 8. Medan Magnet Pada Kawat Berarus.

Anggap suatu kawat dengan panjang l dan luas penampang A


dialiri arus listrik I dalam medan magnetik luar. Anggap muatan di dalam
kawat bergerak dengan kecepatan konstan vd, dan banyaknya muatan tiap
satuan volume adalah n. Jika A.l adalah volume daerah yang diarsir maka
jumlah muatan yang terdapat pada daerah yang diarsir adalah:

Q  n.q. A.l

Muatan Q terdiri dari kumpulan muatan q yang bergerak


bersama-sama dengan kecepatan vd, jadi dapat dianggap bahwa
kecepatan muatan Q adalah vd. Dengan demikian besarnya gaya
magnetik yang bekerja pada muatan Q yang berada dalam medan
magnetik B adalah:
    
F  Qv d xB  I .t.v d xB

  
Jika vd konstan, maka l  v d .t dengan l adalah vektor yang
besarnya l dan arahnya searah kecepatan vd (arah arus). Gaya Lorentz
yang dialami oleh kawat berarus listrik dalam medan magnet dapat
diketahui melalui persamaan sebagai berikut:
  
F  I .l xB
.............................................................................(12)
 BIl sin 

 
denganθ adalah sudut apit antara l dan B .

Jadi berdasarkan persamaan di atas dapat diketahui bahwa


besarnya gaya Lorentz yang dialami oleh kawat berarus listrik di dalam
medan magnet adalah:

 Berbanding lurus dengan kuat medan magnet/induksi magnet (B).

13
 Berbanding lurus dengan kuat arus listrik yang mengalir dalam
kawat (I).
 Berbanding lurus dengan panjang kawat penghantar ( l ).
 Berbanding lurus dengan sudut () yang dibentuk arah arus (I) dgn
arah induksi magnet (B).
2.2.3 Medan Magnetik Antara Dua Kawat Sejajar Berarus
Gaya magnet juga dialami oleh dua buah kawat sejajar yang
saling berdekatan yang beraliran arus listrik. Timbulnya gaya pada
masing-masing kawat dapat dianggap bahwa kawat pertama berada
dalam medan magnetik yang ditimbulkan oleh kawat kedua dan
sebaliknya kawat kedua berada dalam medan magnetik yang ditimbulkan
oleh kawat pertama.

Gambar 9. Arah gaya magnetik diantara dua kawat sejajar berarus

Apabila arah arus pada kawat itu searah maka pada kedua kawat
akan terjadi gaya Tarik menarik dan sebaliknya jika arah arus pada kedua
kawat berlawanan, maka akan tolak menolak. Gaya Tarik menarik atau
gaya tolak menolak pada kedua kawat merupakan akibat adanya gaya
magnet pada kedua kawat tersebut.

14
Sebagai contoh, medan magnetik B1 yang dihasilkan oleh I1 dapat
dinyatakan dengan persamaan:

 0 I1
B1 
2a

Menurut persamaan pada gaya magnetic, maka gaya F1 per satuan


panjang l1 pada penghantar yang membawa arus I2 adalah:

F1
 B1 I 2 sin 
l1

Jika arah garisnya tegak lurus terhadap medan magnetik (𝜃=900), maka
gayanya menjadi:

F1 F  II
 B1 I 2  1  o 1 2
l1 l1 2a

Gaya F2 per satuanpanjang I2 pada penghanar yang membawa arus I1


adalah:

F2
 B2 I 1 sin 
l2
F2 0 I 2
 B2 I 1 B2 
l2 2a
F2  0 I 1 I 2

l2 2a

Ternyata gaya per satuan panjang (F/ l ) untuk kedua penghantar adalah
sama. Besarnya gaya tarik menarik atau gaya tolak menolak antara dua
penghantar lurus panjang sejajar berarus adalah:

F1 F2  0 I 1 I 2
 
l1 l2 2a
F  0 I1 I 2

l 2a

Dapat disimpulkan bahwa “pada dua penghantar lurus sejajar yang dialiri
arus listrik akan menjadi gaya tarik menarik, jika arus listriknya searah
dan terjadi gaya tolak menolak jika arus listriknya berlawanan arah”

15
2.2.4 Gaya Lorentz pada Partikel Bermuatan
Ketika partikel bermuatan melewati suatu daerah bermedan
magnetik, maka partikel tersebut akan mengalami gaya Lorentz.
Berdasarkan pengamatan saat partikel bermuatan bergerak melintasi
medan magnet, terdapat gaya yang besarnya dipengaruhi beberapa faktor
meliputi:

a. gaya magnetik yang dialami partikel berbanding lurus dengan


muatan partikel (F  q)
b. gaya magnetik yang dialami partikel berbanding lurus dengan
kecepatan partikel (F  v)
c. gaya magnetik yang dialami partikel berbanding lurus dengan besar
medan magnetik (F  B)
d. gaya magnetik yang dialami partikel berbanding lurus dengan arah
gerak partikel (F  sinθ).
Jika semua faktor tersebut dikombinasikan maka akan diperoleh
hubungan:
F  q.v.B.sinθ
Arah gaya Lorentz tegak lurus terhadap v dan B seperti ditunjukkan
pada gambar berikut. Dengan arah gaya yang dapat ditentukan dengan
kaidah telapak tangan kanan.

F
B

θ v

Gambar 10. Arah Gaya Lorentz Gambar 11. Arah Gaya Lorentz
pada Partikel Bermuatan yang
Bergerak.

16
Jika partikel bermuatan, bergerak dengan kecepatan v pada suatu
bidang tegak lurus terhadap arah medan magnet homogen yang
mempegaruhinya maka lintasan partikel tersebut dapat berbentuk sebuah
lingkaran seperti pada gambar 11.

Dapat dilihat arah medan magnet masuk bidang kertas dan proton
di titik P bergerak ke arah kanan. Sementara itu, gaya Lorentz mengarah
ke bawah sehingga proton mengalami defleksi ke arah bawah. Pada saat
mencapai di titik Q, gaya dengan besar yang tetap, memiliki arah tegak
lurus terhadap kecepatan. Karena gaya memiliki nilai yang tetap dengan
arah selalu tegak lurus dengan v, maka partikel akan bergerak dengan
lintasan lingkaran. Pada keadaan ini, gaya Lorentz berfungsi sebagai
gaya sentripetal sehingga diperoleh hubungan:

v2
m  qvB
R

mv 2
R
qvB

mv
R .......................................................................(14)
qB

Dengan:

B = induksi magnetik
R = jari-jari lintasan partikel
q = mutan partikel
v = kecepatan partikel
Jika kecepatan partikel bermuatan tidak tegak lurus terhadap
medan magnet ,maka vektor kecepatan pertikel dapat dibagi menjadi dua
komponen kecepatan yaitu komponen sejajar dan komponen tegak lurus
terhadap medan magnet, sehingga menghasilkan gerak melingkar di
sekitar garis-garis medan magnet. Komponen kecepatan yang sejajar
medan magnet tidak mengalami gaya dan dengan demikian tetap

17
konstan. Jika komponen kecepatan tersebut digabungkan maka akan
dihasilkan gerakan spiral di sekitar garis-garis medan magnet.

Adanya pengaruh gaya magnetik terhadap gerak partikel


mengakibatkan partikel akan menjalani lintasan dengan bentuk tertentu,
seperti lingkaran ataun spiral.

2.2.5 Arah Gaya Lorentz


Arah gaya Lorentz dapat ditentukan dengan kaedah tangan kanan.
Jari-jari tangan kanan diatur sedemikian rupa, sehingga Ibu jari tegak
lurus terjadap telunjuk dan tegak lurus juga terhadap jari tengah. Bila
arah medan magnet (B) diwakili oleh telunjuk dan arah arus listrik (I)
diwakili oleh ibu jari, maka arah gaya lorentz (F) ditunjukkan oleh jari
tengah seperti gambar (12) berikut:

Gambar 12. Kaidah tangan kanan

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

3.1.1 Hukum Biot-Savart menyatakan bahwa besar intensitas medan


magnetikdB yang ditimbulkan berbanding lurus dengan perkalian arus,
besar panjang elemen penghantar, dan sinus sudut antara
filamentdengan garis yang menghubungkan filament tersebut ke titip P.

3.1.2 Arah gaya Lorentz dapat ditentukan dengan kaedah tangan kanan. Jari-
jari tangan kanan diatur sedemikian rupa, sehingga Ibu jari tegak lurus
terjadap telunjuk dan tegak lurus juga terhadap jari tengah. Bila arah
medan magnet (B) diwakili oleh telunjuk dan arah arus listrik (I) diwakili
oleh ibu jari, maka arah gaya lorentz (F) ditunjukkan oleh jari tengah

3.2 Saran

Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai Hukum Biot Savart


dan Gaya Lorenz yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentu
banyak kekurangan dan kelemahan.Adapun saran yang dapat penulis
sampaikan pada makalah ini yaitu agar penulis lebih teliti lagi dalam
mencarisumber yang digunakan dalam menyusun makalah serta lebih teliti
lagi dalam menghitung nilai-nilai yang ada dalam makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

Jati, Bambang Murdaka Eka, dkk. 2010. Fisika Dasar Listrik-Magnet, Optika,
Fisika Modern. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Loeksmanto, Waloejoe. 1993. Medan Elektromagnetik. Bandung: DIKTI Proyek


Pembinaan Tenaga Kependidikan Tinggi.

Suyoso, 2003.Listrik Magnet. Jurusan Fisika Fakultas Pendidikan Matematika dan


Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.

Surya, Yohanes. 2003. Fisika Itu Mudah. Jakarta: PT BINA SUMBER DAYA
MIPA.

Anda mungkin juga menyukai