Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP PENGUKURAN NILAI MEDAN

MAGNET BUMI

Wildh Trimulyati, Ikhwan Safrima


Laboratorium Fisika Lanjut, Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Andalas
email:*wildahtrmlyt@gmail.com

ABSTRAK
Telah dilakukan praktikum yang bertujuan untuk menentukan nilai medan magnet bumi dengan
menggunakan medan magnet batang. Pada praktikum ini, alat yang digunakan adalah lilitan kawat yang
dialiri arus. Dari variasi arus yang diberikan dapat ditentukan nilai medan magnet solenoida dan nilai
medan magnet bumi melalui dua puluh kali osilasi magnet batang yang terjadi. Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa kuat arus listrik mempengaruhi nilai medan magnet bumi. Kuat arus listrik
menyebabkan magnet batang berosilasi dengan waktu yang berbeda-beda. Waktu untuk magnet batang
melakukan osilasi sebanyak dua puluh kali ini dapat menentukan besarnya periode. Nilai rata-rata periode
pada saat diberi panjar maju adalah 0,77 s dan pada saat diberi panjar mundur nilai rata-rata periodenya
adalah 0,55 s. Sehingga diperoleh nilai rata-rata pada saat solenoid yang dialiri arus panjar maju adalah
7,21 x 10-3 T pada saat dialiri arus panjar mundur adalah 5,96 x 10 -3 T.
Kata kunci : arus, medan magnet, osilasi, periode

ABSTRACT
Has done a practicum that aims to determine the Earth's magnetic field by using magnetic fields rod. In
this lab, the tool used is a wire windings are energized. Of the variation can be determined given current
magnetic field solenoid value and the value of Earth's magnetic field through twenty times the oscillating
magnet that happen. The results obtained show that the strong electric currents affect the value of the
Earth's magnetic field. Strong electric current causes the magnet oscillates with time varying magnetic
rod. Time to do twenty times the oscillations may determine the magnitude of the period. The average
value of the down-payment period when given advance was 0.77 s and when given the down payment
retreat average value of the period is 0.55 s. So the average values obtained when the solenoid is
energized advanced Retainer is 7.21 x 10-3 T when energized Retainer backwards is 5.96 x 10 -3 T.
Keywords: current, magnetic field, oscillating, period

I. PENDAHULUAN
Medan magnet adalah ruangan disekitar benda-benda yang bersifat magnet, sehingga masih
terasa adanya gaya magnet. Sedangkan garis garis gaya magnet adalah adalah garis khayal yang
merupakan lintasan kutub utara magnet-magnet kecil apabila dapat bergerak dengan bebas.
Garis-garis gaya magnet selalu mengarah dari kutub utara ke selatan dan tidak pernah
berpotongan. Gaya tarik menarik antara dua kutub magnet tak senama dan gaya tolak menolak
antara dua kutub yang senama digambarkan dengan garis-garis gaya magnet.
Sifat kemagnetan bumi ditimbulkan karena bumi berotasi kutub utara magnet bumi berada
disekitar kutub selatan bumi, sedangkan kutub selatan magnet bumi berada disekitar kutub
utara bumi. Antara kutub utara magnet bumi dengan kutub selatan bumi tidak berhimpit, hal ini
juga terjadi pada kutub selatan magnet bumi. Akibat hal tersebut maka jika dilihat pada kompas
menunjukkan arah selatan persis tetapi mengalami penyimpangan sedikit dari kutub selatan
bumi. Penyimpangan ini membentuk sudut yang disebut dengan sudut deklinasi. Apabila
kompas dibawa dari khatulistiwa menuju kutub utara bumi maka jarum kompas akan condong
bergerak ke bawah atau ke atas. Kecondongan ini karena jarum kompas tertarik oleh kutub
magnet bumi. Sudut yang dibentuk dan kecondongan kompas terhadap arah horizontal disebut
dengan sudut inklinasi.
Pada tahun 1893, Gauss pertama kali melakukan analisa harmonik dari medan magnetik
bumi untuk mengamati sifat-sifatnya. Analisa selanjutnya yang dilakukan oleh ahli mengacu
pada kesimpulan yang dibuat oleh Gauss yaitu intensitas medan magnetik bumi hampir
seluruhnya berasal dari dalam bumi dan berubah terhadap waktu. Jika sebuah magnet batang
ditempatkan di dalam medan magnet dengan rapat fluks B(weber/m2), magnet tersebut akan
memberikan torsi
𝜏 = 𝑀𝐵 sin 𝜃 (1)

Gambar 1 Diagram vektor dari kerapatn fluks magnet pada A). Bidang horizontal, B). Bidang
vertikal.
(Sumber: Muttaqin, 2016)

Jika magnet batang terlepas maka ia akan terisolasi, dan untuk sudut simpangan teta yang
kecil maka akan di dapat periode sebesar :

𝐼
𝑇 = 2𝜋 √ (2)
𝑀𝐵

Dengan menempatkan medan magnet solenoida Bs sejajar dengan medan magnet bumi Bb
maka persamaan akan ditulis :

(4𝜋2 .I) 1
𝑀
. 𝑇 2 = 𝐵𝑠 + 𝐵𝑏 (3)

Medan magnet bumi :

4𝜋2 .𝐼
𝐵𝑏 = 𝑀𝑇 2
− 𝐵𝑠 (4)

Medan magnet solenoida :


𝜇0 𝑁𝐼
𝐵𝑠 = 𝐿
(5)

𝐵 = 𝐵𝑠 + 𝐵𝑏 (6)

Keterangan rumus:
B = induksi magnetik (W/m2) atau Tesla
Bs = induksi magnetik solenoid (T)
B = induksi magnetik bumi (T)
M = massa magnet (Am2)
I = arus (A)
τ = torsi
N = jumlah lilitan
M = momen medan magnet dari magnet batang
L = panjang solenoid (m)
µ0 = permeabilitas ruang hampa (4π x 10-7 Wb/amp.M)
T = periode (s)

II. METODE PENELITIAN


Dalam praktikum ini alat dan bahan yang digunakan adalah amperemeter, power supply,
solenoida, magnet batang, stop watch, transformator variabel dan kompas . Sebelum melakukan
praktikum ini massa, panjang, jari – jari magnet batang dan perbandingan jumlah lilitan
terhadap panjang lilitan (n/l) selenoid diukur terlebih dahulu. Kemudian alat tersebut disusun
seperti gambar 2, solenoida diletakkan sejajar dengan sumbu utara–selatan medan magnet bumi
dengan menggunakan kompas. Selanjutnya saklar dipasang pada posisi sebelah kanan (arus
positif). Transformator variabel diatur sehingga amperemeter menunjukkan 0,2 A. Kemudian
periode osilasi magnet batang diukur untuk 20 kali osilasi. Lakukan hal yang sama untuk nilai
variasi arus 0,2 A; 0,4 A; 0,6 A; 0,8 A dan 1 A. Posisi saklar dipindahkan untuk kutub negatif
dan ulangi hal yang sama pada saat saklar dipasang pada posisi sebelah kanan(arus positif).

III. HASIL DAN DISKUSI


Berdasarkan percobaan yang dilakukan diperoleh data hasil solenoida yang dialiri arus
panjar maju sebagai berikut :
Tabel 1 Data Hasil Solenoida yang Dialiri Arus Panjar Maju
NO I(A) t20(s) T(s) 1/T2 (s-2) M(Am2) Bs(T) B(T) Bb(T)
1 0,2 20.5 1.0 1,09 0,436 0.0004 0.06 0.06

2 0,4 13.1 0.6 0,65 0,872 0.0008 0.07 0.07

3 0,6 10.3 0.5 0,50 1,3 0.0012 0.08 0.07

4 0,8 9.2 0.4 0,45 1,745 0.0016 0.07 0.07

5 1,0 7.9 0.3 0,38 2,18 0.0021 0.08 0.08

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa semakin besar nilai arus maka waktu yang
dibutuhkan magnet batang untuk berosilasi sebanyak 20 kali semakin sedikit. Hal ini
dikarenakan pada saat arusnya besar osilasi magnet batang semakin cepat sehingga waktu yang
dibutuhkan nilainya kecil. Untuk periodanya, semakin besar arus maka perioda osilasi magnet
batang semakin kecil. Sedangkan untuk 1/T2 dengan arus, semakin besar arus maka 1/T2
semakin besar. Sehingga antara arus dengan waktu untuk 20 kali osilasi dan perioda memiliki
hubungan yang berbanding terbalik. Sedangkan hubungan arus dengan 1/T2 adalah berbanding
lurus. Hal ini dipengaruhi oleh arus yang diberikan, jarak osilasi semakin pendek sehingga
periodenyanya semakin kecil.
Tabel 2 Data Hasil Solenoida yang Dialiri Arus Panjar Mundur
NO I(A) t20(s) T(s) 1/T2 (s-2) M(Am2) Bs(T) B(T) Bb(T)
1 -0,2 17.6 0.8 1.279 -0.4 -0.0004 -0.08 -0.08

2 -0,4 12.6 0.6 2.565 -0.8 -0.0008 -0.08 -0.08


3 -0,6 10 0.5 3.992 -1.3 -0.0012 -0.08 -0.08

4 -0,8 8.7 0.4 5.254 -1.7 -0.0016 -0.08 -0.08

5 -1,0 7.9 0.3 6.320 -2.1 -0.0021 -0.08 -0.08

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat bahwa semakin besar arus maka waktu yang dibutuhkan
magnet batang untuk berosilasi sebanyak 20 kali semakin besar. Hal ini dikarenakan pada saat
arusnya besar osilasi magnet batang semakin lama sehingga waktu yang dibutuhkan nilainya
besar. Untuk periodanya, semakin besar arus maka perioda osilasi magnet batang semakin
besar. Sedangkan untuk 1/T2 dengan arus, semakin besar arus maka 1/T2 semakin kecil.
Sehingga antara arus dengan waktu untuk 20 kali osilasi dan perioda memiliki hubungan yang
berbanding lurus. Sedangkan hubungan arus dengan 1/T2 adalah berbanding terbalik. Hal ini
dipengaruhi oleh arus yang diberikan semakin besar jarak osilasinya semakin kecil tapi
pergerakannya lama sehingga periodenya semakin besar.

Dari data yang didapat pada tabel 1 dan tabel 2 diperoleh grafik sebagai berikut:

Grafik Gabungan Panjar Maju dan Panjar Mundur


7
y = 6.7697x - 0.3986
6
R² = 0.9932
5

4 Panjar Mundur
1/T2

3 Panjar Maju

2 Linear (Panjar Mundur)


y = -6.3847x + 0.0514
Linear (Panjar Maju)
R² = 0.9976 1

0
-1.5 -1 -0.5 0 0.5 1 1.5
Arus

Gambar 2 Grafik hubungan 1/T2 dengan arus panjar maju dan arus panjar mundur

Berdasarkan gambar 2 yaitu grafik hubungan 1/T2 dengan arus panjar maju dan panjar
mundur, diperoleh hasil bahwa medan magnet bumi dipengaruhi oleh arus yang diberikan. Pada
panjar maju semakin besar arus yang diberikan medan magnet bumi juga semakin besar
sedangkan pada panjar mundur semakin besar arus yang diberikan medan magnet bumi semakin
kecil. Pada grafik terlihat bahwa titik temu medan magnet bumi itu tidak akan pernah di nol
karena terjadinya penyimpangan atau kecondongan kutub utara dan selatan bumi dengan medan
magnet batang.

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikumm yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pada solenoida
yang dialiri arus panjar maju, semakin besar arus medan magnet bumi juga semakin besar.
Untuk waktu dan perioda pada panjar maju, semakin besar arus maka waktu dan periodanya
semakin kecil. Pada solenoida yang dialiri arus arus panjar mundur, semakin besar besar arus
maka waktu dan periodanya semakin kecil.

DAFTAR PUSTAKA
Mulyo, A., Pengantar Ilmu Kebumian, CV Pustaka Setia, Bandung, 2004
Muttaqin, A., Modul Praktikum Eksperimen I, Universitas Andalas, Padang, 2016
Tripler,P.A., Fisika untuk Sains dan Teknik, Erlangga, Jakarta, 2001

Anda mungkin juga menyukai