Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH FISIKA RADIASI

Ruang Ionisasi dan Pencacah Proporsional

Oleh:
Kelompok 1

Anggota : Maria Idayu (14034006)


Media Sentosa (14034030)
Sandra Gusdalina (14034010)
Vinna Hatica (14034040)

Dosen pembimbing : Drs. Masril, M.Si

PROGRAM STUDI FISIKA


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2017
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan dengan
baik. Shalawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada kekasih Allah, Nabi
Muhammad SAW., Sang tokoh perubah peradaban sepanjang masa. Makalah
Fisika Radiasi ini berjudul Ruang Ionisasi dan Pencacah Proporsional.
Makalah ini merupakan salah satu syarat perkuliahan dalam mata kuliah Fisika
Radiasi pada Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Padang.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan dan jauh dari sempurna yang disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan batuan berupa saran dan kritik sifatnya membantu dan membangun
dalam menyelesaikan makalah ini.

Padang, 24 September 2017

Penulis
RUANG IONISASI DAN PENCACAH PROPORSIONAL

A. Hubungan Antara Tegangan Tinggi Dengan Muatan Yang Terkumpul

Gambar.1. Percobaan untuk hubungan antara tegangan tinggi dan muatan yang terkumpul

Berdasarkan percobaan di atas dengan mengasumsikan ada sebuah sumber


gas. Tegangan tinggi yang diterapkan ke pencacah dapat bervariasi dengan
bantuan potensiometer. Sesuai dengan pengukuran dari muatan yang dikumpulkan
per satuan waktu. Jika tegangan tinggi yang diterapkan ke pencacah secara terus-
menerus meningkat, maka muatan yang terkumpul per satuan waktu diperlihatkan
pada gambar 2.

Gambar 2. adalah Grafik pembagian dalam 5 wilayah.


Region I
Ketika tegangan sangat rendah, medan listrik pencacah juga lemah,
electron dan ion bergerak dengna kecepatan lambat dan laju rekombinasi
mereka cukup besar. Saat tegangan meningkat, medan listrik dipencacah
juga kuat, electron dan ion bergerak cepat dan tingkat rekombinasinya
menurun sampai ke titik nol. Lalu pada wilayah ini semua muatan yang
dikumpulkan oleh radiasi pengion V=V1. Wilayah ini disebut dengan
wilayah rekombinasi.

Region II
Muatan yang terkumpul tetap konstan meskipun adanya perubahan
tegangan karena tingkat rekombinasinya adalah nol tanpa adanya muatan
baru yang dihasilkan.

Region III
Diwilayah ini muatan yang terkumpul mulai meningkat karena
electron menghasilkan ionisasi sekunder yang mengakibatkan muatan
ganda. Medan listrik semakin kuat dalam sepersekian penghitung volume,
dimana electron dari ionisasi utama memperoleh cukup energy antara
tumbukan untuk menghasilkan tambahan ionisasi.
Faktor perbanyakan gas, perbandingan ionisasi total yang dihasilkan
dibagi dengan ionisasi utama. Pulsa tinggi pada output sebanding dengan
energy yang hilang dalam pencacah. Oleh karena itu, identifikasi partikel
dan pengukuran energy diperbolehkan. Wilayah ini cukup tepat disebut
dengan wilayah sebanding (wilayah proporsional).

Region IV
Diwilayah ini, medan listrik dalam pencacah sangat kuat sehingga
pasagan electron ion tunggal yang dihasilkan dalam ruangan cukup untuk
memulai longsoran pasangan electron ion. Longsoran ini akan menghasilkan
sinyal kuat dengan bentuk dan tinggi yng tidak bergantung pada ionisasi
utama dan jenis partikel. Sebuah sinyal itu tergantung hanya pada pencacah
elektronik. Wilayah IV ini disebut dengan wilayah GM (Geiger Miller).

Region V
Jika tegangan dinaikkan melebihi tegangan IV, sebuah peristiwa
pengion tunggal memulai pengosongan terus menerus dalam gas, dan
perangkat ini bukan pencacah lagi, jika pencacah gas komersial beroperasi
dengan tegangan V>VIV, pencacah tersebut mungkin akan hancur. Jika
bahasan diatas kita menggunakan sumber partikel alfa, beta dan gamma
hasil grafik akan diperlihatkan pada gambar 3.

B. Berbagai Jenis Pencacah Terisi Gas


Daerah tegangan yang dioperasikan oleh pencacah gas diambil dari
nama ion yang digunakan. Pencacah tidak akan beroperasi jika sedikit
perubahan tegangan untuk mengubah sinyal.
Ruangan ionisasi beroperasi di wilayah II, tidak adak muatan ganda
yang terjadi, sinyal output sebanding dengan energy partikel yang hilang
dalam detector oleh karena itu, pengukuran energy partikel dapat dilakukan.
Karena sinyal dari ionisasi tidak besar maka hanya partikel ion yang kuat
seperti alfa, proton, fragmen fisi dan ion berat lainnya yang terdeteksi oleh
pencacah tersebut. Tegangan yang digunakan sebesar 1000 V.
Pencacah proporsional beroperasi diwilayah III, pada wilayah ini
adanya muatan ganda yang terjadi, tetapi sinyal keluaran mash sebanding
dengan energy yang disimpan di pencacah. Pengukuran energy partikel
dapat dilakuakn. Pencacah proporsional dapat digunakan untuk mendetksi
setiap partikel bermuatan.
Gambar 3. Hubungan antara muatan yang terkumpul dan tegangan yang ditetapkan untuk tiga tipe partikel
yang berberda. Pada wilayah IV, kurvanya meningkat tajam tapi sama untuk semua partikel.

Identifikasi jenis partikel yang dimungkinkan dengan ionisasi dan


penghitung proporsional partikel alfa, dan electron memiliki energy yang
sama dan memasuki salah satu pencacah yang akan memberikan sinyal yang
berbeda. Sinyal partikel alfa lebih besar daripada sinyal electron. Tegangan
ditetapkan pada pencacah proporsional berkisar antara 800 dan 2000 V.
Pencacah Geiger Muller (GM) Beroperasi diwilayahIV. Pencacah
GM sangat berguna karena operasinya sderhana dan memberikan sinyal
yang sangat kuat sehingga tidak diperlukan lagi pre-amplifier. Karna begitu
kuatnya sinyal yang dimiliki oleh pencacah GM. GM dapat digunakan
dengan segala jenis radiasi pengion (dengan tingkat efisiensi yang berbeda).
Kerugian dari pencacah GM adalah sinyal GM tidak tergantung pada jenis
partikel dan energinya. Oleh karena itu, GM hanya memberikan informasi
tentang jumlah partikel. Kelemahan yang lain yang dimiliki oleh pencacah
Geiger Muller adalah waktu matinya relative lambat yaitu berkisar 200
sampai 300 mikrosekon. Tegangan untuk pencacah GM berkisar dari 1000
sampai 3000 V.
Pencacah gas dapat dibangun, salah satunya dari tiga dasar geometri
yaitu pelat sejajar, silinder dan bola. Seperti terlihat pada gambar 4. medan
listrik pada pelat sejajar yang seragam dapat dihitung dengan persamaan:
0
= (1)

Dalam kasus dibawah ini, pada ruangan silinder, tegangan yang


diberikan pada kawat yang sangat tipis, beberapa penggiling yang
berdiameter dalam inci, membentang secara aksial (horizontal) dibagian
tengah silinder. Dinding silinder biasanya digroundkan , medan listrik dalam
kasus tersebut sebesar
0 1
() = ln(/) (2)

Dimana a: jari-jari kawat pusat


b: jari-jari pencacah
r: jarak dari pusat pencacah

Jelas dari persamaan 1 medan listrik yang sangat kuat dapat


diperthankan dalam pencacah silinder yang dekat dengan pusat kawat.
Muatan ganda lebih mudah dicapai dalam geometri silinder darippada tipe
pencacah gas berupa pelat sejajar. Untuk alasan ini, pencacah proporsional
dan GM diproduksi dengan silinder geometri. Dipencacah gas tipe geometri
bola, tegangan yang diberikan ke bola kecil yang terletak ditengah-tengah
pencacah medan listrik dari dinding pencacah yang digroundkan yaitu:

1
() = 0 2 (3)

Dimana a, b, dan r memiliki arti yang sama yang terdapat pada


silindder geometri. Bidang yang kuat dapat diproduksi pada pencacah gas
tipe geometri bola, tetapi tipe geometri ini sangat sulit didapatkan karna
adanya kesulitan dalam pembuatan (konstruksi).
Pada tekanan tertentu, pencacah yang diisi dengan gas dapat
beroperasi disalah satu wilayah I-IV, tergantung kombinasi parameter
berikut:
1. Ukuran counter/pencacah.
2. Ukuran kawat (khusus untuk tipe silinder geometri)
3. Jenis gas
4. Tekanan gas
5. Level tegangan tinggi
Biasanya pencacah gas yang diproduksi beroperasi hanya pada salah
satu wilayah saja. Pencacah ruang ionisasi, pencacah proporsional atau
pencacah G bisa dibeli oleh pengguna. Produsen telah menyediakan
kombinasi variable 1-4 yang tercantum diatas menentukan jenis gas
pencacah yang diinginkan. Variable terakhir tegangan tinggi yang diberikan
, bukan bilangan tetap tapi kisaran nilai. Rentang nilai ditentukan oleh
produsen, namun pengguna menentukan HV terbaik.

C. Defenisi Ruang Ionisasi dan Pencacah Proporsinal


Ruang ionisasi didefinisikan sebagai sebuah perangkat yang
digunakan untuk dua tujuan utama yaitu mendeteksi partikel di udara
(seperti dalam detektor asap), dan untuk deteksi atau pengukuran radiasi
pengion. Kamar ionisasi atau ionization chamber merupakan alat yang
digunakan untuk mengukur ionisasi tabung. Bagian utama dari kamar
ionisasi adalah dua buah elektrode yaitu anode dan katode. Beda potensial
antara dua katode sekitar 100 sampai dengan 500 volt.

Detektor ini menggunakan zat berupa gas. Gas yang digunakan pada
umumnya adalah gas-gas mulia seperti helium, argon, neon dan lain-lain.
Penggunaan gas mulia ini karena merupakan gas yang paling stabil. Foton
yang meradiasi gas dalam tabung menyebabkan terjadinya ionisasi menjadi
electron (negative ion) dan positive ion. Dengan beda potensial tertentu ion
positive akan tertarik ke katoda (-) dan ion negative akan tertarik ke anoda
(+).
Pencacah Proporsional merupakan bentuk modifikasi dari kamar
ionisasi, perbedaan antara pencacah proporsional dan kamar ionisasi
terdapat pada dua aspek yaitu:
1. Pada pencacah proporsional salah satu elektroda berupa silinder
berlubang (hollow cylinder), dan satu elektroda lagi berupa kawat di
dalam silinder sepanjang sumbu silinder itu.
2. Tegangan yang terpasang pada pencacah proporsional lebih besar
daripada kamar ionisasi.
D. Sifat-Sifat Ion Ruang ionisasi dan Pencacah Proporsional
Sifat-sifat ruang ionisasi terdiri dari:
1. Struktur atau susunan kristal
Dalam keadaan padat, senyawa ionis terdapat dalam bentuk kristal
dengan susunan tertentu. Penafsiran terhadap hasil difraksi sinar-X pada
senyawa ion dapat memberi petunjuk mengenai susunan internal dari kristal
ion tersebut. Misalnya pada kristal NaCl dapat diketahui bahwa setiap ion
Na+ dikelilingi oleh 6 ion Cl-,dan setiap ion Cl juga dikelilingi oleh 6 ion
Na+.
2. Isomorf
Senyawa-senyawa ion yang mempunyai susunan yang mirip satu
sama lain seperti NaCl dan KNO3 mempunyai bentuk kristal yang sama
yang disebut isomorf. Disamping itu terdapat pula senyawa-senyawa yang
mempunyai muatan ion berbeda,tetapi mempunyai susunan kristal yang
sama. Misalnya NaF dan MgO,CaCl2 dan K2S masing-masing mempunyai
susunan kristal yang sama.
3. Daya Hantar Listrik
Baik dalam keadaan cair (meleleh)maupun dalam larutannya senyawa
ionois dapat menghantarkan arus listrik.
4. Titik leleh dan titik didih
Ion positif dan ion negative pada senyawa ionis, terikat satu sama
lain oleh gaya elektrostatik yang sangat kuat. Untuk memisahkan ion-ion
tersebut baik yang terdapat dalam bentuk kristal maupun dalam bentuk
cairannya, diperlukan energi yang cukup besar, yang mengakibatkan titik
leleh dan titik didih senyawa ionis juga tinggi.
5. Kelarutan
Pada umumnya senyawa ionis, ion-ion tidak tergantung pada ion
pasangannya ,misalnya bila NaCl dan AgNO3(dalam larutan)
dicampurkan,maka segera terbentuk endapan AgCl
Sifat-Sifat Ruang Ionisasi terdiri atas :
a. Ketika gas antara elektroda terionisasi dengan cara apapun, misalnya
dengan partikel alpha, partikel beta, sinar-X, atau emisi radioaktif
lainnya, ion dan elektron dipisahkan pindah ke elektroda polaritas yang
berlawanan, sehingga menciptakan arus ionisasi yang mungkin diukur
dengan galvanometer atau elektrometer.
b. Setiap ion dasarnya deposito atau menghapus muatan listrik kecil ke
atau dari elektroda, sehingga akumulasi muatan sebanding dengan
jumlah seperti bermuatan ion. Sebuah potensi tegangan yang dapat
berkisar dari beberapa volt untuk kilovolt banyak diterapkan antara
elektroda, dan memungkinkan perangkat untuk bekerja terus menerus
dengan pembersihan elektron dan mencegah perangkat dari menjadi
jenuh. Arus yang berasal disebut bias saat ini, dan mencegah perangkat
untuk mencapai titik di mana ion tidak lebih dapat dikumpulkan

Sifat-Sifat Pencacah Proporsional terdiri atas :


Dibandingkan dengan daerah ionisasi, jumlah pasangan ion yang dihasilkan
di daerah proporsional ini lebih banyak. Karena jumlah pasangan ion lebih banyak
maka tinggi pulsa keluarannya akan lebih tinggi. Detektor yang bekerja pada
daerah ini, pada umumnya memiliki beda potensial kerja antara 800 s.d. 2000 volt.
Karena pulsa keluarannya lebih tinggi, maka pengukuran radiasi dengan
menggunakan detektor ini lebih sering menerapkan metode pulsa. Dalam kurva
karakteristik dapat dilihat bahwa jumlah pasangan ion yang dihasilkan sebanding
dengan energi radiasi yang memasuki detektor, sehingga detektor ini dapat
membedakan energi radiasi. Misalnya: radiasi alfa, beta atau yang lainnya. Namun
demikian, jumlah pasangan ion atau tinggi pulsa keluaran yang dihasilkan juga
dipengaruhi oleh tegangan kerja detektor.

E. Cara Kerja Ruang Ionisasi dan Pencacah Proporsional


1. Cara Kerja Ruang Ionisasi

Pada saat ini, terdapat beberapa macam Ionization Chamber.


Ionization Chamber yang banyak digunakan saat ini adalah yang
menggunakan udara bebas sebagai gasnya. Ketika partikel radiasi
ditembakan ke dalam tabung (chamber) ionisasi, misalkan partikel , maka
partikel tersebut akan mengionisasi gas yang terdapat dalam tabung. Proses
tersebut akan menghasilkan ion positive dan ion negative. Seperti pada
gambar berikut:

Gambar 4. Cara kerja ruang ionisasi

Dengan beda potensial tertentu maka Ion (-) akan tertarik ke Anoda
(+) dan ion (+) akan tertarik ke katoda (-). Ion (+) bergerak lebih lambat
karena lebih passif dari ion (-) atau electron. Jika tegangan yang diberikan
terlalu rendah, maka beberapa electron dan ion (+) akan bergabung kembali
(recombine) sebelum mencapai elektroda sehingga ion kembali menjadi
molekul tak bermuatan. Dengan potensial tertentu maka akan terdeteksi arus
dengan menyimpangnya jarum ampermeter. Arus yang terdeteksi biasanya
sangat kecil, sekitar beberapa microampere, namun masih dapat terdeteksi.
Sebuah arus listrik adalah sebuah aliran electron pada kawat dalam
sebuah rangkaian sederhana. Electron secara terus menerus berputar-putar
dalam kawat rangkaian. Ketika electron meninggalkan satu bagian kawat
maka akan segera digantikan oleh electron selanjutnya. sebenarnya, pada
ionization chamber tidak terdapat ion atau electron. Namun proses radiasi
dari sumberlah yang menyebabkan timbulnya ion tersebut dan tertarik ke
elektroda sehingga dapat terdeteksi oleh Ampere meter. Sumber-sumber
yang sangat radioaktif dapat menggantikan ion secara cepat sehingga
menghasilkan arus yang besar. Demikian sebaliknya.

2. Cara Kerja Pencacah Proporsional

Dibandingkan dengan daerah ionisasi, jumlah ion yang dihasilkan di daerah


proporsional ini lebih banyak sehingga tinggi pulsanya akan lebih tinggi. Detektor
ini lebih sering digunakan untuk pengukuran dengan cara pulsa dimana ion yang
dihasilkan sebanding dengan energi radiasi, sehingga detektor ini dapat
membedakan energi radiasi. Akan tetapi, yang merupakan suatu kerugian, jumlah
ion atau tinggi pulsa yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh tegangan kerja dan
daya tegangan untuk detektor ini harus sangat stabil. Dengan naiknya tegangan
antara kedua elektroda detektor, maka electron dan ion positif memiliki
energi kinetik yang cukup tinggi untuk bergerak menuju elektrodanya
masing-masing. Elektron-elektron dapat mengionisasi atom lain pada gas
isian, proses ini disebut sebagai ionisasi sekunder. Karena proses ionisasi
sekunder ini, muatan listrik yang terkumpul pada masing-masing elekroda
menjadi lebih besar, sehingga akan terjadi multiplikasi/pelipatan besarnya
muatan. Proses multiplikasi ini pada tegangan tertentu tidak tergantung pada
banyaknya ionisasi primer. Jumlah total muatan yang terkumpul akan
sebanding dengan ionisasi primer. Jadi tinggi pulsa yang terjadi
proporsional dengan ionisasi primer, atau sebanding dengan energi radiasi
yang masuk detektor. Oleh karena itu, pada daerah ini detektor dapat
digunakan untuk keperluan identifikasi energi radiasi. Daerah ini disebut
daerah proporsional.

Selain dipengaruhi oleh tegangan kerjanya, besarnya multiplikasi


muatan juga tergantung pada diameter anoda. Apabila diameter anoda kecil,
maka multiplikasi muatan yang terjadi akan semakin besar. Elektron-
elektron yang terbentuk dari hasil proses ionisasi primer yang tertarik ke
elektroda positif dan negatif akan mengakibatkan proses ionisasi sekunder.
Proses ionisasi sekunder mengakibatkan jumlah ion sekunder, atau yang
lebih dikenal dengan nama avalenche menjadi lebih banyak sehingga faktor
pelipatan (multiplikasi) akan menjadi lebih besar dari satu. Proses ionisasi
sekunder dapat meningkatkan jumlah ion sebanyak 10000 kali lipat dari
jumlah ion primer. Hal ini berarti bahwa untuk setiap electron yang
dihasilkan dalam proses ionisasi primer akan menghasilkan tambahan 10000
elekton lagi karena terjadinya proses ionisasi sekunder ini.

Campuran dan tekanan gas isian harus dipilih agar proses multiplikasi
bersifat linear dengan radiasi yang diterima. Di samping itu pula, campuran
gas isian harus dapat juga berfungsi sebagai penghenti proses multiplikasi.
Sifat multiplikasi yang diskrit dan linear terhadap energi radiasi merupakan
sifat dasar detektor proporsional. Tekanan gas isian menentukan pula proses
multiplikasi.

F. Arus yang Terjadi dalam Ruang Ionisasi dan Pencacah Proporsional


1. Arus yang Terjadi dalam Ruang Ionisasi

Arus dalam ruang ionisasi diukur dari rata-rata ion yang dihasilkan
dengan banyak partikel yang datang. Ini dicapai dengan pengukuran
langsung arus listrik yang diturunkan dalam ruang, menggunakan
galvanometer yang sensitif dengan arus 10-8 A atau lebih tinggi atau sebuah
elektrometer (kadang-kadang dengan amplifier) untuk arus yang kecil dari
10-8A . Sebuah elektrometer, kuat arus ditentukan dengan mengukur
penurunan tegangan dikali dengan hambatan yang dikenal dengan R.
Penurunan tegangan dapat diukur dengan elektrometer secara langsung.

Untuk arus dalam ruang ionisasi, sangat penting untuk mengetahui


hubungan antara tegangan yang digunakan dan arus keluaran (dengan
sumber radiasi yang tetap). Untuk menghitung tegangan yang cocok dari
ruang ionisasi dimana semua ion yang dihasilkan dengan dengan pancaran
radiasi terukur. Dalam kasus ini, kenaikan sedikit dari tegangan yang
digunakan akan menghasilkan perubahan yang dapat diabaikan dari
pengukuran arus. Tegangan ini kemudian dikenal dengan arus jenuh. Nilai
dari kejenuhan arus tergantung pada intensitas dan jenis sumber radiasi serta
bergantung pada sumber radiasi yang sama pada ukuran dan geometri ruang
pada jenis dan tekanan gas yang sama. Jika gas berbeda, akan dihasilkan
persamaan lain, yaitu jumlah arus yang dihasilkan oleh gas dengan energi
rata-rata yang dibutuhkan selama menghasilkan satu pasangan ion.

2. Arus yang Terjadi dalam Pencacah Proporsional


Bila diberikan medan listrik terhadap pasangan ion yang terbentuk itu,
maka elektron akan bergerak menuju ke kutub positif, sedangkan residual
atom-nya yang bermuatan positif akan bergerak menuju kutub negatif.
Pergerakan elektron-elektron tersebut dapat menginduksikan arus atau
tegangan listrik. Arus dan tegangan listrik yang ditimbulkan ini dapat diukur
dengan menggunakan peralatan penunjang misalnya Ampermeter atau
Voltmeter. Semakin besar energi radiasinya, maka akan dihasilkan lebih
banyak pasangan ion. Semakin banyak pasangan ion, maka arus atau
tegangan listrik yang ditimbulkannya akan semakin besar pula.
Pada pencacah proporsionl ini, selain terjadi ionisasi primer juga
terjadi ionisasi sekunder sehingga memperbanyak terjadinya pasangan ion
(multiplikasi pasangan ion), dengan demikian arus yang ditimbulkan juga
lebih besar dibandingkan kamar ionisasi.
Dengan naiknya tegangan antara kedua elektroda detektor, maka
electron dan ion positif memiliki energi kinetik yang cukup tinggi untuk
bergerak menuju elektrodanya masing-masing. Elektron-elektron dapat
mengionisasi atom lain pada gas isian, proses ini disebut sebagai ionisasi
sekunder. Karena proses ionisasi sekunder ini, muatan listrik yang
terkumpul pada masing-masing elekroda menjadi lebih besar, sehingga akan
terjadi multiplikasi/pelipatan besarnya muatan. Proses multiplikasi ini pada
tegangan tertentu tidak tergantung pada banyaknya ionisasi primer.
Jumlah total muatan yang terkumpul akan sebanding dengan ionisasi
primer. Jadi tinggi pulsa yang terjadi proporsional dengan ionisasi primer,
atau sebanding dengan energi radiasi yang masuk detektor. Oleh karena itu,
pada daerah ini detektor dapat digunakan untuk keperluan identifikasi energi
radiasi. Daerah ini disebut daerah proporsional.

G. Pembentukkan Pulsa dalam Ruang Ionisasi dan Pencacah


Proporsional
1. Pembentukkan Pulsa dalam Ruang Ionisasi
Pembentukan Tinggi pulsa tegangan yang dihasilkan oleh sebuah
sumber bergantung pada jumlah pasangan ion yang dihasilkan dalam tabung
(Chamber). Semakin banyak pasangan ion yang dihasilkan maka akan
semakin besar pula pulsa tegangan yang terdeteksi. Selain itu, tinggi pulsa
juga bergantung kepada besar kapasitansi C yang digunakan dalam alat
Ionization Chamber.

Untuk menghitung pulsa tegangan digunakan persamaan berikut :


V= QC= neC (4)

V = Tinggi pulsa/tegangan yang dihasilkan (Volt)


Q = Muatan (Coulomb)
C = Kapasitansi (Farad)
n = Jumlah pasangan Ion yang terbentuk
e = Muatan 1 elektron (1,6 x 10-19 C)

Pembentukan dan bentuk signal dalam ruang ionisasi akan dianalisis


pada sebuah plat paralel seperti yang terlihat pada gambar 5.1b. Analisis ini
sama ruang silinder atau ruang bola.
Perhatikan ruang ionisasi yang ditunjukan pada gambar 5.6. Dua plat
paralel yang terdiri dari dua kapasitor dengan kapasitansi C dengan resistor
Rakan mernbentuk sebuah siklus RC dengan tegangan konstan V0
diberikan pada plat. Waktu tergantung pada tegangan dikali dengan resistor
R dari signal, kenyataan dari bagian ini diperoleh fungsi V(t).
Gambar 4. Rangkaian elektroik dari ruang ionisasi pelat sejajar

Anggap bahwa sebuah pasangan elektron ion dibentuk pada jarak X0


dari plat kolektor. Elektron dan ion mulai berpindah dalam aliran listrik dan
didapatkan energi kinetik pada keluaran energi elektrostatik dalam
kapasitansi dari ruang. Jika muatan bergerak dengan jarak dx, konversi
energi menginsyaratkan:
2
( + ) = (2 ) = 0 ( + + ) (5)

+ + = ( + ) (6)
0

Diasumsikan bahwa perubahan muatan (dQ) sangat kecil sehingga


tegangan V0 tetap konstan. Tegangan V(t) di Resistor R adalah hasil
perubahan muatan dan diberikan oleh

1 1
() = 0 () = ( + + )
0
(7)

Substitusi persamaan 6 ke persamaan 7 sehingga persamaannya menjadi


1
() = ( ( +
0 0
)) (8)
Secara umum kecepatan arus adalah fungsi dari kekeuatan
penurunan medan E/p (kekuatan medan tereduksi) dimana p = tekanan gas
dalam ruangan.

Pembentukkan Pulsa dalam Pencacah Proporsional

Output-nya berupa rangkaian pulsa yang kemudian dihitung dengan


menggunakan sirkuit penghitung. Rentang waktu terbentuknya pulsa serta
pergerakan pulsa tersebut menuju sirkuit penghitung berhubungan dengan
waktu-mati (dead-time) dan resolusi detektor. Pada umumnya waktu-mati
detektor proporsional sangat singkat, kurang dari microsekon. Singkatnya,
waktu-mati detektor proporsional memungkinkan bagi detektor ini untuk
dapat menghitung laju pulsa yang tinggi.

Tinggi pulsa yang dihasilkan oleh detector proporsional bergantung


pada tegangan kerja yang diberikan. Perubahan tinggi pulsa yang dihasilkan
sangat sensitive terhadap perubahan tegangan kerja, dengan kenaikan
tegangan kerja sedikit saja akan berpengaruh terhadap tinggi pulsa yang
dihasilkan.

Ketika kekuatan medan listrik pada pencacah gas melebihi tegangan


tertentu. Electron yang bergerak dan menabrak dinding , energinya cukup
untuk menghasilkan ion baru. Dengan demikian electron yang berlebih akan
dibebaskan sehingga menghasilkan lebih banyak ion baru. Akibatnya dari
efek ini terjadi proses penggandaan ionisasi utama. Fenomena tersebut
disebut dengan gas multiplication.
Gambar 5. Rangkaian ekuivalen elektronik

Gambar 6. Respon electrometer terhadap perubahan arus ionisasi

Untuk mencapai medan dengan intensitas tinggi diperlukan gas


ganda tanpa tegangan yang berlebih ,ruang yang beroperasi dalam mode ini
adalah silinder dengan kawat sangat tipis dan memanjang secara horizontal
di pusat pencacah. Dinding pencacah biasanya digroundkan dan tegangan
positif di berikan untuk kawat pusat. Dalam geometri ini bidang
elektrostaik di ruang adalah radial dan intesitas.
0 1
() = ln(/)
(9)
Gambar 7. (a) detector pengis gas silinder (b) arah

Selain elektron sekunder yang dihasilkan oleh tumbukan, elektron juga


diproduksi oleh dua proses lainnya:
1. Interaksi fotolistrik
2. Pemboman pada permukaan katoda oleh ion positif

H. Bentuk Pulsa dari Sebuah Pencacah Proposional


Bentuk pulsa dari pencacah proporsional dipahami sebagai satu
peristiwa yang mengarah pada pembentukan pulsa. Perhitungan sebuah
silinder akan diperlihatkan, seperti yang ditunjukkan pada gambar 7.
diasumsikan bahwa peristiwa partikel yang dihasilkan sepasang elektron-
ion N pada titik tertentu dalam konter. Elektron mulai bergerak ke arah
kawat (anoda). Segera setelah elektron mencapai bidang kuat dekat dengan
kawat, elektron menghasilkan ionisasi sekunder. Karena semua ionisasi
sekunder diproduksi dalam volume kecil sekitar kawat, keluaran dari
amplitudo pulsa bebas dari posisi ionisasi utama. Elektron-elektron pada
ionisasi sekunder dikumpulkan dengan cepat oleh kawat, sebelum ion
berpindah. Kontribusi ion untuk pulsa diabaikan karena Ion cross hanya
sebagian kecil dari potensi perbedaan dalam perjalanan ion ke anoda.
Pulsa yang dikembangkan di kawat adalah hampir seluruhnya karena
untuk gerak ion-ion itu. Karena ion-ion itu bergerak ke arah katoda, pulsa
tegangan pada kawat mulai naik cepat pada awalnya, ketika ion-ion itu
menyeberang wilayah listrik intens bidang, dan lebih lambat kemudian,
ketika pindah ke wilayah bidang intensitas rendah. Pulsa tegangan sebagai
fungsi dari waktu yang diberikan oleh (Kowalski).
Q b2 t
V (t ) ln 1 2 (10)
2C ln b a a t ion

dimana Q diberikan oleh persamaan 10


C = kapasitansi counter
tion = waktu yang dibutuhkan ion-ion untuk mencapai katoda
Persamaan untuk tion adalah (Kowalski)
P ln b a 2
t ion
2V0 ion
b r2
(11)
dimana :
P = tekanan gas
pion = ion mobilitas di bidang countert
r = titik dimana ion diproduksi
Mobilitas ion adalah konstan perbandingan antara drift kecepatan dan
pengurangan plat dengan demikian w p E P .

Pulsa V(t) ditunjukkan oleh garis 8 gambar. pulsa meningkat dengan cepat
dan mencapai setengah dari maksimum yang waktu dari microseconds.
Kemudian turun dan naik pada tingkat yang jauh lebih lambat, hingga
milidetik kemudian mencapai nya nilai akhir, T/C. Pulsa gambar 8 berasal
di bawah asumsi bahwa semua ion diproduksi pada titik yang sama. Pada
kenyataannya, ion-ion itu diproduksi sepanjang melacak partikel insiden.
Ini memodifikasi bentuk pulsa selama yang awal naik, tetapi itu hampir
tidak terpengaruh selama periode berikutnya. Pulsa gambar 8 ini terlalu
lama, bahkan untuk tingkat menghitung sederhana. Seperti dalam kasus
kamar ionisasi, pulsa chopped off beberapa waktu nyaman dengan
bantuan dari sirkuit pembeda (Bab 10). Hasil pulsa akan ditunjukkan oleh
garis putus-putus dalam gambar 8.
Gambar 8. Pulsa tegangan yang dihasilkan oleh ruang ionisasi

I. Kegunaan Dalam Pendeteksian Radiasi


Kegunaan ruang ionisasi dalam pendektesian radiasi yaitu sebagai
penghitung partikel alfa yang datang. Selain itu bisa digunakan sebagai:
1. Pendeteksi Panas ( Heat Detector )
Pendeteksi panas merupakan jenis pendeteksi kebakaran
otomatis yang paling tua. Prinsip dasarnya, jika temperatur di sekitar
pendeteksi naik lebih tinggi diatas nilai ambang batas yang telah
ditetapkan, maka kemudian akan memicu alarm. Pendeteksi panas
sangat baik diletakkan pada ruangan ketel uap (boiler room), ruangan
generator, garasi, dapur, dan daerah-daerah berdebu.

2. Pendeteksi Asap ( Smoke Detector )


Asap adalah keseluruhan partikel yang melayang-layang baik
kelihatan maupun tidak kelihatan hasil dari suatu pembakaran.
Dikarenakan asap bersifat naik ke atas, umumnya pendeteksi asap
dipasang di langit-langit, atau di dinding dekat langit- langit. Untuk
mempertinggi tingkat kemungkinan membangunkan penghuni yang
sedang tidur, biasanya pendeteksi asap dipasang di dekat karnar tidur.
Idealnya di ruang terbuka, atau paling baik di dalam kamar tidur itu
sendiri.
Pendeteksi asap secara umum jauh lebih cepat mendeteksi kebakaran
dari pada pendeteksi panas. Jangan memasang pendeteksi asap didaerah
yang memicu alarm yang tidak diinginkan misalnya didapur dimana orang
memasak, memanggang, membakar dan lain-lain yang dapat mengeluarkan
asap.

J. Jenis Radiasi yang dapat Dicacah oleh Ruang Ionisasi dan Pencacah
Proporsional
1. Jenis Radiasi yang dapat Dicacah oleh Ruang Ionisasi
Jenis radiasi yang dapat dideteksi oleh pencacah ini adalah adalah
jenis radiasi partikel alfa, karena partikel alfa mempunyai jarak tempuh
pendek, daya ionisasi partikel alfa sangat besar dibandingkan dengan
partikel beta atau sinar gamma.
Tiap partikel alfa yang masuk ke dalam ruang akan menyebabkan
ionisasi dan menimbulkan pulsa yang dapat dicatat. Tetapi, karena
ionisasi spesifik partikel beta itu kecil, pulsa yang dihasilkan bisanya
sangat lemah dan tidak dapat dicatat. Bagi partikel alfa pulsa yang
dihasilkan cukup kuat untuk dibesarkan, hingga dapat diukur.

2. Jenis Radiasi yang dapat Dicacah oleh Pencacah Proporsional


Pencacah proporsional ini dapat mendeteksi radiasi sinar alfa,
beta, sinar gamma dan neutron.
DAFTAR PUSTAKA

Tsoulfanidis, Nicholas.1995.Measurement and Detection of Radiation Second


Edition.USA: University of Missouri-Rolla.

http://wafaens.blogspot.co.id/p/ilmu-q.html diakses pada tanggal 05 September


2017.

Anda mungkin juga menyukai