Anda di halaman 1dari 10

TEKNIK PENCACAHAN DETEKTOR NUKLIR

LAPORAN PENDAHULUAN FISIKA INTI

OLEH :

NAMA : JUWITA TOPISTA WIBOWO


NIM : 201810201001
KELAS : PENDAHULUAN FISIKA INTI B

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2023

II. Tujuan Percobaan


Tujuan dari praktikum Teknik Pencacahan Detektor Nuklir yaitu sebagai berikut:
1. Memahami prinsip dasar pencacahan radiasi menggunakan detektor Geiger Muller
dan peralatan penunjangnya,
2. Memahami karakterisasi tegangan kerja, penentuan nilai batas minimum deteksi
dan efisiensi sistem pencacah.

III. Dasar Teori


Radiasi merupakan perpindahan panas dari suatu permukaan benda ke
permukaan lain tanpa adanya material (medium) yang membawa panas, perpindahan
panas terjadi dengan gelombang eletromagnetik dan dapat menempati ruangan hampa
(vakum). Semua materi terdiri dari atom termasuk radiasi, atom merupakan bagian
terkecil dan tidak dapat dipecah lagi. Atom terdiri dari beberapa bagian yaitu nukleus
mengandung partikel kecil yang disebut proton dan neutron(muatan positif), dan kulit
terluar atom mengandung partikel lain yang disebut elektron(muatan negatif). Muatan
dalam atom ini bekerja guna menghasilkan keseimbangan yang kuat dan stabil
dengan menyingkirkan kelebihan energi atom. Maka dari itu, inti yang tidak stabil
dapat memancarkan sejumlah energi, dan terjadilah radiasi (Yuliatmaja, 2019).
Praktikum ini kita membahas tentang detektor nuklir. Dimana detektor nuklir
dikelompokan menjadi 4 yakni detektor isian gas, detektor sintilasi, detektor
semikonduktor dan detektor neutron. Detektor isian gas terdiri dari detektor kamar
ionisasi, detektor proporsional dan detektor Geiger Muller. Detektor isian gas
menggunakan perkalian gas untuk secara signifikan meningkatkan muatan yang
diwakili oleh pasangan ion yang diciptakan oleh radiasi pengion. Dengan penghitung
proporsional, setiap elektron menciptakan longsoran yang independen dari semua
longsoran lain dalam detektor (Sayono, 1991).
Prinsip kerja detektor Geiger Muller yaitu memanfaatkan adanya proses
ionisasi sekunder yang berasal dari ionisasi primer akibat interaksi zarah radiasi
dengan medium gas isian detektor setelah diberi beda potensial tertentu. Beda
potensial pada anoda dan katoda akan menimbulkan medan listrik sehingga pasangan
ion-elektron mendapat tambahan energi kinetik yang cukup besar, sehingga gerak
ion-elektron dalam perjalanannya menuju elektrode (ion menuju katoda dan elektron
ke arah anoda) dapat mengionisasi gas isian sehingga pasangan ion-elektron sekunder
dan bila ion-elektron sekunder masih kelebihan energi akan menumbuk gas isian lagi
yang menyebabkan ionisasi tersier dan seterusnya, sehingga akhirnya akan terjadi
jumlah pasang ion-elektron yang banyak sekali atau sering disebut peristiwa
avalanche. Pengumpulan elektron pada anoda selanjutnya dikeluarkan melewati
tahanan timbul denyut atau pulsa listrik yang besarnya sebanding dengan intensitas
radiasi yang datang.
Detektor Geiger Muller yang mempunyai tegangan operasi rendah (400 s/d
750 volt) sangat diperlukan misalnya untuk monitoring lingkungan, survey meter,
bidang Industri dan bidang Kesehatan. Karena detektor Geiger Muller dengan
tegangan operasi rendah akan membutuhkan catu daya yang kecil pula sehingga biaya
operasinya lebih murah, praktis dan mudah dibawa ke mana-mana. Untuk
memperoleh tegangan operasi rendah pada detektor Geiger Muller dapat dilakukan
antara lain dengan memperkecil diameter katoda dan anoda, mengatur perbandingan
tekanan gas isian serta penggunaan gas bromine sebagai gas pemadaman (quenching)
dalam pembuatan detektor [3]. Oleh karena gas bromine mempunyai sifat sangat
reaktif dan korosif terhadap bahan katoda dan anoda, maka dalam pembuatan
detektor harus dipilih bahan-bahan yang tahan terhadap sifat gas tersebut. Dalam hal
ini untuk katoda atau tabung detektor dibuat dari bahan stainless steel dan anoda dari
kawat tungsten.
IV. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum Teknik Pencacahan Detektor
Nuklir yaitu :
1. Detektor Geiger Muller dan high voltage
2. Peralatan penunjang (modul GM Inverter, timer dan conuter)
3. Sumber standar Cs-137

V.Langkah Percobaan
Langkah percobaan dalam praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1. Dilakukan penentuan daerah plato :
a) Dilakukan pencacahan sumber radioaktif pada variasi tingkat tegangan 100-
1000 volt dalam waktu 1 menit untuk tiap variasi tegangan.
b) Di plot kurva lalu dihitung hitung tegangan kerja dan slope .
2. Dilakukan perhitungan aktivitas sumber standar :
a) Ditentukan aktivitas saat ini dalam satuan Bq atau disintegrasi per second.
3. Dilakukan pencacahan latar belakang (tanpa sumber) sebanyak 3 kali selama 1
menit.
4. Dilakukan perhitungan efisiensi dan pengaruh jarak dengan pencacahan sumber
radioaktif sebanyak 3 kali selama 1 menit dengan variasi jarak 2 cm dan 12 cm.
VI. Data Hasil Percobaan

150.0

Cacah per detik(cps) 120.0

90.0

60.0

30.0

0.0
100 200 300 400 500 600 700 800 900 10001100
Tegangan (volt)

Gambar 6. Hasil pengukuran daerah plato G-M


Tabel 1. Aktivitas sumber Cs-137
Aktivitas Sumber Standar
Isotop Sumber Standar Cs137
Sumber Radiasi Gamma
Tanggal awal (To) 1-Apr-86
Tanggal saat ini 5-Apr-23
Waktu tunda (delta T) [tahun] 37
Waktu Paro (T 1/2) [tahun] 30
Aktivitas awal (Ao) [Bq] 3.79E+05
Aktivitas saat ini (At) [Bq] 161220.9567

Tabel 2. Pencacahan latar belakang


Pencacahan Latar Belakang
Waktu cacah 60 detik
Rata-rata cacah 10.67
Laju cacah latar belakang 0.18 cps
Standar Deviasi 1.89
Limit Deteksi 5.66
Laju Limit Deteksi (LD/t)= 0.09

Tabel 3. Efisiensi menggunakan standar jarak


Efisiensi Menggunakan Standar Jarak
Parameter Variasi 1 Variasi 2
Jarak sumber ke detektor r1 (2 cm) r2 (12 cm)
Waktu cacah 60 detik 60 detik
Aktivitas sumber saat ini 161220.96 Bq 161220.96 Bq
Probabilitas pancaran radiasi 100% 100%
Cacah rata-rata 2963.33 358.33
Laju cacah 49.39 5.97
laju cacah netto 49.21 5.79
Efisiensi 0.0305 0.0036
Uji terhadap LD Memenuhi memenuhi

VII. Pembahasan

Praktikum ini menggunakan detector Geiger Muller yang memiliki pengertian


yaitu alat yang dapat mendeteksi radiasi dan mampu mencacahnya. Praktikum ini,
dilakukan pencacahan terhadap sumber radioaktif berupa Cs-137 yang memancarkan
radiasi gamma menggunakan detektor Geiger Muller. Percobaan pertama yaitu
menentukan daerah plato dengan mencacah radiasi dari Cs-137. Pada hasil percobaan
dapat dilihat nilai cacah bernilai 0 ketika memiliki nilai tegangan 100-300 volt.
Ketika nilai tegangan 400 volt, counter mulai dapat terbaca dengan nilai cacah per
detiknya sebesar 39,3. Nilai cacah bernilai konstan hingga tegangan mencapai 800
volt, namun setelah tegangan bernilai 900-1000 volt nilai cacah bertambah pesat
hingga bernilai 133,7. Maka dari itu, hasil menunjukkan daerah plato memiliki
panjanag 400 volt dimulai dari tegangan 400 volt hingga 800 volt dengan nilai
tegangan kerja sebesar 600 volt.
Percobaan kedua yaitu mencaritahu aktivitas dari atom Cs-137 pada saat ini.
Data yang dihasilkan ditampilkan pada tabel 1. Atom Cs-137 yang digunakan pada
praktikum ini telah mengalami aktivitas dimulai dari 1 April 1986 hingga 5 April
2023. Yang dimana atom tersebut memiliki waktu tunda selama 37 tahun, waktu
paruh yang dimiliki atom ini adalah sebesar 30 tahun. Aktivitas awal dari atom
tersebut adalah sebesar 3,79 X 105 Bq dan ditemukan untuk aktivitas saat ini bernilai
1,61 X 105 Bq. Percobaan ketiga yaitu pencacahan latar belakang. Pencacahan
dilakukan sebanyak 3 kali dengan waktu cacah 60 detik. Data pada tabel 2
menunjukkan bahwa rata-rata nilai cacah adalah 10,67 dengan standar deviasi 1,89.
Laju cacah juga dihitung dalam percobaan ini dengan nilai 0,18 cps. Sementara itu
nilai limit deteksi dari percobaan ini adalah 5,66 dengan laju 0.09.
Percobaan keempat dilakukan dengan tujuan mengetahui nilai efisiensi ketika
diberi perlakukan variasi jarak sumber. Variasi jarak sumber terhadap detector adalah
2 cm dan 12 cm. variabel kontrol yang digunakan yaitu waktu cacah (60 detik),
akttivitas sumber dan probabilitas pancaran radiasi. Hasil percobaan ini ditunjukkan
oleh tabel 3 dimana semakin dekat jarak sumber terhadap detector. Semakin besar
nilai rata-rata cacah yang dihasilkan. Ini menunjukkan bahwa semakin jauh jarak
antara sumber dan detector, semakin sedikit radiasi yang dapat terdeteksi. Hal ini juga
ditunjukkan oleh nilai efisiensi yang lebih besar ketika jarak sensor dan sumber
sebesar 2 cm daripada ketika berjarak 12 cm Nilai rata rata cacah ketika jarak antara
sumber terhadap detector 2 cm dan 12 cm secara berturut-turut adalah 2963,33 dan
358,33 dengan laju cacah 49,39 cps dan 5,97 cps. Laju cacah netto juga tidak berbeda
jauh daripada laju cacah pada tiap variasi jarak yaitu 49,21 cps untuk jarak 2 cm dan
5,79 cps untuk jarak 12 cm. Jika ditinjau dari nilai laju cacah netto tiap variasi jarak
terhadap limit deteksi, maka aktivitas sampel bisa dibilang telah memenuhi syarat
sebab nilai laju cacah netto memiliki nilai lebih besar daripada limit deteksi.

VIII. Kesimpulam
Kesimpulan yang didapat dari percobaan ini yaitu:
1. Daerah plato dari pengujian sumber radiasi CS-137 berada diantara tegangan 400
hingga 800 volt dengan nilai tegangan kerja 600 volt
2. Atom Cs-137 mengalami penurunan aktivitas menjadi 1,61 x 105 Bq untuk saat
ini dengan waktu tunda sebesar 37 tahun.
3. Pencacahan latar belakang memiliki limit deteksi dan laju limit sebesar 5,66 dan
0,09
4. Peningkatan jarak detector terhadap sumber meningkatkan nilai efisiensi dari
pencacahan.

IX. Daftar Pustaka


Shleien, B., & Slaback, L. A. (1998). Handbook of Health Physics and Radiological
Health. Lippincott Williams & Wilkins.
Knoll, G. F. (2010). Radiation Detection and Measurement. John Wiley & Sons.
Magill, J., & Galy, J. (2005). Radioactivity Radionuclides Radiation. Springer
Science & Business Media.
Gurler, O., & Yalçin, S. S. (2005). A practical method for calculation of mass-
attenuation coefficients of β particles. Annals of Nuclear Energy.
https://doi.org/10.1016/j.anucene.2005.05.007
Baltakmens, T. (1977). Accuracy of absorption methods in the identification of beta
emitters. Nuclear Instruments and Methods. https://doi.org/10.1016/0029-
554x(77)90696-6
X. Lampiran
Lampiran 1. Analisa excel penetapan tegangan kerja

PENETAPAN TEGANGAN KERJA

CACAH CACAH
Tegangan 150.0
(cpm) (cps)
100 0 0.0 140.0
200 0 0.0 130.0
300 0 0.0 120.0
400 2358 39.3
110.0
500 2363 39.4
600 2408 40.1 100.0
700 2371 39.5 90.0
800 2332 38.9 80.0
900 2533 42.2
70.0
1000 8020 133.7
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
100 200 300 400 500 60
Lampiran 2. Analisa excel aktivitas sumber,pencacahan latar belakang dan efisiensi

Perhitungan Aktivitas sumber stand


Isotop Sumber Standar = Cs137
Sumber Radiasi = Gamma
Tanggal awal (To) = 1-Apr-86
Tanggal saat ini = 5-Apr-23 Konversi
Waktu tunda (delta T) [tahun] = 37.000 444
Waktu Paro (T 1/2) [tahun] = 30 360
Aktivitas awal (Ao) [Ci/Currie] = 1.02E-05 378510
Aktivitas saat ini (At)= 4.3573231539E-06 161220.95669613

Pencacahan Latar Belakang


Waktu Cacah (t)= 60 detik
Jumlah Cacah (cpm)
Kesatu Kedua
Cacahan (C) 16 13
Laju Cacah (Rlb)

Laju cacah latar belakang (Cr/t)= 0.18 cps


Standar Deviasi (√(Cr/n)= 1.89
Limit Deteksi (3*Standar Deviasi)= 5.66
Laju Limit Deteksi (LD/t)= 0.09

Efisiensi Menggunakan Sumber Standar J


Jarak sumber ke detektor (rak 10) = 12 Cm
Aktivitas sumber saat ini (At)= 161220.96 Bq atau dps
Probabilitas pancaran radiasi (p)= 100 %
Waktu cacah= 60 detik

Jumlah Cacah (cpm)


Kesatu Kedua
Cacahan (C) 345 376
Laju Cacah (R)
Laju Cacah Netto (R-Rlb)

Anda mungkin juga menyukai