Anda di halaman 1dari 14

DIFRAKSI FRAUNHOFER DENGAN LASER HeNe

PROPOSAL EKSPERIMEN FISIKA I

Oleh
Nama : Violita Riyanda Safitri
NIM : 161810201043
Kelompok : A9
Nama Asisten :

LABORATORIUM FISIKA MODERN


JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktikum ini bertujuan untuk menentukan pola difraksi faunhofer pada celah
tunggal dengan variasi lebar celah. Praktikum ini juga bertujuan untuk
menentukan pola difraksi fraunhofer pada celah ganda dengan variasi jarak antar
celah dan variasi lebar celah. Laser disusun dengan celah dan layar sehingga
proses difraksi Fraunhofer dapat diamati. Praktikum kali ini terdapat beberapa kali
percobaan difraksi dengan berbagai macam celah yang digunakan. Celah tunggal
dilakukan dengan berbagai ukuran, dan celah ganda dengan berbagai ukuran. Data
yang diambil dari eksperimen yaitu diameter jarak dan lebar celah pusat dengan
celah satunya dan jarak antara titik maksimum maupun minimum antara terang
pusat dengan pola gelap terang yang dihasilkan.
Difraksi cahaya sering sulit diamati karena panjang gelombang demikian
kecilnya atau karena intensitas cahayanya tidak cukup. Difraksi adalah gejala
penyebaran arah yang dialami oleh seberkas gelombang cahaya ketika melalui
suatu celah sempit dibandingkan dengan ukuran panjang gelombangnya. Teori
difraksi pertama kali dikemukakan oleh Francesco Grimaldi pada tahun 1665
dengan percobaan tentang deviasi cahaya sepanjang garis lurus (deviation of light
from rectilinear propagation), kemudian dia menyebutnya dengan “diffractio”,
yaitu suatu karakteristik umum dari fenomena gelombang yang terjadi saat muka
gelombang (wave front) bisa suara, materi gelombang, atau cahaya yang terhalang
oleh sesuatu. Kecuali untuk pola Fraunhofer celah sempit dan panjang, pola
difraksi biasanya sulit diamati. Apabila celah sempit lebih kecil dari panjang
gelombang, maka gelombang akan mengalami difraksi. Sedangkan jika celah
lebih besar dari panjang gelombang maka tidak akan terjadi difraksi. Sesuai
prinsip Huygens, ketika suatu gelombang datang melewati sebuah celah maka
seluruh titik pada celah tersebut akan berfungsi sebagai sumber gelombang
sekunder yang akan memancarkan gelombang cahaya baru (Halliday, 1984).
Eksperimen ini dapat diamati secara langsung terjadinya difraksi. Pola
difraksi Fraunhofer juga dapat diketahui yang dapat ditampilkan pada layar yang
berasal dari sumber laser HeNe baik pada celah tunggal, dan celah ganda. Difraksi
banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, salah satu contoh yang paling
jelas adalah gelombang air, air mampu berbelok melewati penghalang yang
menghambatnya, juga mampu melewati sebuah bukaan atau celah yang ada
didepannya. Kejadian ini dapat sangat jelas dilihat oleh mata karena gelombang
air memiliki panjang gelombang lebih panjang dibanding dengan yang lain.
Prinsip kerja yang terjadi ketika permukaan air diberikan sebuah getaran yang
melalui celah sempit, maka aliran air yang terlihat akan terjadi sebuah gelombang
pemisah. Gelombang tersebut akan membentuk pola gelap terang apabila terlihat
jelas pada sebuah layar yang diamati.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang digunakan pada eksperimen Difraksi Fraunhofer
dengan Laser HeNe adalah :
1. Bagaimana pengaruh perubahan lebar celah terhadap pola difraksi pada celah
tunggal ?
2 Bagaimana pengaruh perubahan jarak dan lebar celah terhadap pola difraksi
pada celah ganda ?
3 Bagaimana grafik intensitas sebagai fungsi sudut yang dihasilkan dari
ekperimen Difraksi Fraunhofer pada celah tunggal dan celah ganda ?

1.3 Tujuan
Tujuan yang akan digunakan pada eksperimen Difraksi Fraunhofer dengan
Laser HeNe adalah :
1. Mengetahui pengaruh perubahan lebar celah terhadap pola difraksi pada celah
tunggal.
2. Mengetahui pengaruh perubahan jarak dan lebar celah terhadap pola difraksi
pada celah ganda.
3. Mengetahui grafik intensitas sebagai fungsi sudut yang dihasilkan dari
ekperimen Difraksi Fraunhofer pada celah tunggal dan celah ganda.

1.4 Manfaat
Eksperimen ini dapat diamati secara langsung terjadinya difraksi. Difraksi
banyak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, salah satu contoh yang paling
jelas adalah gelombang air, air mampu berbelok melewati penghalang yang
menghambatnya, juga mampu melewati sebuah bukaan atau celah yang ada
didepannya. Kejadian ini dapat sangat jelas dilihat oleh mata karena gelombang
air memiliki panjang gelombang lebih panjang dibanding dengan yang lain.
Prinsip kerja yang terjadi ketika permukaan air diberikan sebuah getaran yang
melalui celah sempit, maka aliran air yang terlihat akan terjadi sebuah gelombang
pemisah. Gelombang tersebut akan membentuk pola gelap terang apabila terlihat
jelas pada sebuah layar yang diamati.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Laser
Teori dasar tentang laser pertama kali dipublikasikan oleh Albert Einstein
pada tahun 1917. Tahun-tahun berikutnya, laser lebih banyak digunakan untuk
kepentingan militer, yaitu untuk pengembangan radar. Charles H. Townes, James
Gordon, dan Herbert Zeiger pada akhirnya berhasil membuat laser dengan
menggunakan gas Amoniak. Keberhasilan itu dipublikasikan pada tahun 1954, itu
merupakan maser dengan satu tingkat energi. Charles H. Townes memang orang
yang berperan penting dalam dunia maser. Tahun 1960 Theodore Maiman bisa
mewujudkan kerja sinar laser. Peter Sorokin dan Mirek Stevenson mulai
mengembangkan laser tingkat keempat yang pertama. Tahun 1958, Gordon Gould
kabarnya telah berhasil membuat laser. Hingga pada tahun 1977 Gordon
memenangkan paten tersebut (Beiser, 1992).

2.2 Pengertian Laser


Laser (Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation) merupakan
gelombang elektromagnetik. Laser yang sudah dikembangkan saat ini terdiri dari
beberapa jenis. Berdasarkan sifat keluarannya, jenis laser dapat dibagi menjadi
dua kategori yakni laser kontinyu dan laser pulsa. Laser merupakan suatu alat
yang memancarkan radiasi elektromagnetik biasanya berupa cahaya yang dapat
tidak dapat dilihat maupun dapat dilihat oleh mata yang berasal dari adanya emisi
radiasi yang terstimulasi. Berkas cahaya laser biasanya bersifat monokromatik
atau memiliki rentang panjang gelombang yang sempit dan memancarkan satu
cahaya dan pancaran cahaya yang dipancarkan biasanya tunggal dan
memancarkan foton dalam pancaran yang koheren (Beiser, 1992).

Gambar 2.1 Diagram proses terjadinya laser.


(Sumber : Tim Penyusun, 2017)
Difraksi Fraunhofer merupakan salah satu jenis difraksi yang mana letak
sumber, kisi, dan layar terpaut jarak yang jauh, sehingga semua garis dapat
dianggap sejajar dari sumber menuju kisi. Difraksi Fraunhofer dapat juga terjadi
jika sinar yang masuk pada sebuah difraksi fresnel diletakan lensa cembung dan
juga pada sinar yang keluar sehingga sinar yang terbentuk akan sejajar dengan
sinar yang masuk. Difraksi Fraunhofer pada dasarnya sinar yang terbentuk pada
saat sinar masuk dan keluar haruslah sejajar (Serway, 1985).
Menurut (Giancolli, 1998), seluruh titik yang terdapat dalam celah tersebut
menjadi sumber energi sekunder dan menghasilkan sumber cahaya baru.
Intensitas gelombang cahaya yang terbentuk ketika gelombang cahaya melewati
celah sempit dapat diketahui dengan persamaan :

(2.1)

Menurut (Giancoli, 1998), dalam teori diasumsikan sebagai banyaknya

celah yang dibagi dengan jarak . merupakan panjang jarak antara sumber awal

dan sumber akhir . Distribusi intensitasnya dapat dinyatakan dalam fungsi lebar

celah , panjang gelombang dan sudut difraksi , apabila gelombang dari

sumber difokuskan pada layar. merupakan setengah kali beda fase antara

sumber awal dan sumber akhir.

(2.2)

(2.3)

Untuk mempermudah dalam perhitungan maka diasumsikan sebagai

sehingga,

(2.4)
Jika merupakan setangah kali beda fase antara permukaan-permukaan sumber

elemen dalam celah. maka Intesitasnya menjadi,

(2.5)

Jika adalah bilangan yang besar maka dan distribusi

intensitasnya adalah

(2.6)

Titik maksimum utama terjadi pada saat maka . Hal tersebut

karna ketika . Sedangkan titik minimum terjadi ketika

intensitas yaitu ketika yaitu ketika

(2.7)

n adalah order difraksi.

n=0

n=1

Gambar 2.2 pola difraksi tegak lurus terhadap n


( Sumber : Giancoli, 1998 )
Difraksi cahaya sering sulit diamati karena panjang gelombang demikian
kecilnya atau karena intensitas cahayanya tidak cukup. Kecuali untuk pola
Fraunhofer celah sempit dan panjang, pola difraksi biasanya sulit diamati. Pola
difraksi- interferensi franhoufer dua celah sama dengan pola interferensi untuk
dua celah. Eksperimen celah ganda yang dilakukan oleh Thomas Young
menunjukkan sifat yang tidak terpisahkan dari cahaya sebagai gelombang dan
partikel. Pada celah ganda, pola difraksi – interferensi Fraunhofer dua celah sama
dengan pola interferensi untuk dua celah sempit yang dimodulasi oleh pola
difraksi celah tunggal. Jika cahaya dilewatkan pada sebuah celah maka cahaya
tersebut akan mengalami difraksi yang pada gilirannya akan mengalami
interferensi, ditandai dengan adanya pola gelap-terang yang terlihat pada layar.
Pada dasarnya setiap gelombang cahaya yang melalui suatu penghalang akan
mengalami pembelokan arah rambat. Berdasarkan eksperimen yang dilakukan
para ilmuwan, difraksi dapat juga diamati jika cahaya dilewatkan pada banyak
celah. Prinsip celah banyak digunakan untuk mengkarakterisasi suatu molekul
atau atom tertentu berdasarkan panjang gelombang yang dihasilkannya
(Soedojo,1998).
BAB 3. METODE EKSPERIMEN

Metode eksperimen adalah cara penyajian dengan suatu percobaan, disebut


juga sebagai tahapan-tahapan sistematis dalam melakukan eksperimen. Dalam hal
ini terdapat rancangan eksperimen, jenis dan sumber data eksperimen, variable
eksperimen dan skala pengukuran, metode analisis data dan kerangka pemecahan
masalah.

3.1 Rancangan Penelitian


Secara garis besar, skema dari rancangan kegiatan eksperimen ditampilkan
dalam bentuk diagram alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1:
Identifikasi
Permasalahan
Kajian Pustaka

Variabel Penelitian

Kegiatan Eksperimen

Data

Analisis

Kesimpulan
Gambar 3.1 Diagram Alir Rancangan Kegiatan Penelitian.
Langkah awal untuk melakukan eksperimen Difraksi Fraunhofer dengan laser
HeNe yaitu melakukan percobaan Difraksi Fraunhofer dengan laser tersebut.
Dilanjutkan dengan melakukan kajian pustaka mengenai cara pengukuran difraksi
Fraunhofer pada celah tunggal, celah ganda dan celah banyak. Melalui kajian
pustaka ini, dilakukan pemgumpulan sumber-sumber data. Selain itu, dilakukan
pula operasional pada variabel-variabel yang akan digunakan untuk menunjang
kegiatan eksperimen yang akan dilakukan. Kemudian akan diperoleh hasil berupa
angka dan gambar yang kemudian dianalisis. Dari hasil analisis tersebut akan
didapatkan kesimpulan berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan.

3.2 Jenis dan Sumber Data Eksperimen


Eksperimen yang dilakukan bersifat kuantitatif, dimana data yang diperoleh
dari hasil pengukuran objektif. Data yang akan di ambil berupa data kuantitas
yang berupa nilai sudut difraksi dan panjang gelombang, dengan sudut datang
yang difariasi. Semakin bervariasi berpengaruh pada ketelitian percobaan yang
sedang dilakukan.

3.3 Definisi variabel Operasional dan Skala Pengukuran


3.3.1 Variabel Eksperimen
a. Variabel Bebas
Variabel bebas yaitu faktor-faktor yang nantinya akan diukur, dipilih, dan
dimanipulasi oleh peneliti untuk melihat hubungan di antara fenomena atau
peristiwa yang diteliti atau diamati. Variabel bebas dalam Eksperimen Difraksi
Fraunhofer dengan laser HeNe adalah simpangan (y) dan sudut (θ).
b. Variabel Terikat
Variabel terikat yaitu faktor-faktor yang diamati dan diukur oleh peneliti
dalam sebuah penelitian, untuk menentukan ada tidaknya pengaruh dari variabel
bebas. Variabel terikat dalam Eksperimen Difraksi Fraunhofer dengan laser HeNe
adalah panjang (L).
c. Variabel Kontrol
Variabel kontrol merupakan variabel yang diupayakan untuk dinetralisasi oleh
sang peneliti dalam penelitiannya tersebut dan variabel inilah yang menyebabkan
hubungan di antara variabel bebas dan juga variabel terikat bisa tetap konstan.
Variabel kontrol dalam Eksperimen Difraksi Fraunhofer dengan laser HeNe
adalah n.

3.3.2 Skala Pengukuran


a. Sudut Difraksi
4 Sudut

5 Sudut

6 Intensitas Celah Tunggal

7 Intensitas Celah Ganda

8 Intensitas Celah Banyak

3.4 Kerangka Pemecahan Masalah


3.4.1 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam Eksperimen Difraksi Fraunhofer
dengan Laser HeNe adalah :
a. Sumber laser HeNe (λ= 632,8 nm), sebagai sumber cahaya yang akan
melewati kisi (celah sempit).
b. Bangku Laser, sebagai tempat menopang sumber laser He-Ne.
c. Celah tunggal berbagai ukuran, sebagai media dengan 1 lebar celah yang jauh
dibawah panjang gelombang cahaya masukan dan tempat terbentuknya
poladifraksi dalam bentuk sebaran gelombang.
d. Celah ganda berbagai ukuran, sebagai media dengan dua lebar celah ganda
yang jauh dibawah panjang gelombang cahaya masukan dan tempat
terbentuknya poladifraksi dalam bentuk sebaran gelombang.
e. Celah ganda, tiga, empat, dan lima berbagai ukuran, sama dengan celah
tunggal maupun celah ganda, akan tetapi berbeda pada kuantitas celahnya.
f. Mistar ukur, dugunakan untuk melakukan pengukuran jarak antara layar
dengan kisi maupun sumber cahaya He-Ne.

3.4.2 Tata Laksana Eksperimen


Tata laksana eksperimen yang dilakukan dalam Eksperimen Difraksi
Fraunhofer dengan Laser HeNe sesuai dengan gambar berikut :
Gambar 3.2 Susunan Eksperimen Difraksi Fraunhofer dengan Laser HeNe
(Sumber : Tim Penyusun, 2017)

3.4.3 Langkah Kerja


Langkah kerja yang dilakukan dalam Eksperimen Difraksi Fraunhofer
dengan Laser HeNe sesuai dengan gambar berikut :
a. Celah Tunggal
1. Alat dan bahan disusun seperi pada gambar 3.2
2. Sumber laser He-Ne diposisikan pada bangku optik, selanjutnya celah tunggal
diletakkan pada holder dan diposisikan sekitar 10 cm didepan laser. Ketika
berkas laser melewati salah satu celah, diamati pola difraksi yang ada.
3. Jarak L diatur cukup jauh (sekitar 2 meter) sehingga dapat diukur simpangan
y. Pola difraksi yang terjadi digambarkan, dan ditentukan berapa titik
minimum pada pola difraksi. Dijelaskan dan juga diukur berapakah lebar
maksimum pusat.
4. Simpangan y diukur untuk titik-titik maksimum dan minimum. Dan diberikan
label orde pada tiap-tiap titik tersebut.
5. Setengah lebar maksimum pusat diukur sebagai , kemudian ditentukan

dengan persamaan .
6. Celah pertama dipindahkan sehingga berkas laser dapat melewati celah
kedua.
7. Langkah 3,4, dan 5 dilakukan kembali pada celah kedua.
8. Simpangan y diukur untuk titik-titik maksimum dan minimum. Dan diberikan
label orde pada tiap-tiap titik tersebut.
b. Celah Ganda
1. Posisi celah tunggal digantikan oleh celah ganda yang diletakkan seperti pada
gambar 5.2 .
2. Eksperimen dilakukan dengan seperti pada langkah 2,3, dan 4 pada celah
tunggal.
3.4.4 Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam Eksperimen Difraksi Fraunhofer
dengan laser HeNe adalah :
a. Tabel Pengamatan
Tabel 3.1 Celah Tunggal A, B, C dan D

No. Celah Y (m) d (m)

1 A
2 B
3 C
4 D

Tabel 3.2 Celah Ganda A, B dan C

No. Celah Y (m) d (m) f (m)

1 A
2 B
3 C

b. Grafik
Grafik hubungan intensitas terhadap sudut
DAFTAR PUSTAKA

Beiser, Arthur. (1992). Konsep Fisika Modern. Jakarta : Erlangga.

Giancoli. (2001). Fisika jilid 2 Edisi ke 5. Jakarta : Erlangga.

Halliday, David. 1984. Fisika : edisi ketiga jilid 2. Erlangga : Jakarta.

Serway, 1985. Rancang spektrometer prisma. Jakarta : Erlangga.

Soedojo, Peter. 1998. Asas-Asas Ilmu Fisika : Optik. Yogyakarta : Gadjah Mada
University press.

Tim Penyusun. 2017. Buku Petunjuk Praktikum Eksperimen Fisika I. Jember


Universitas Jember.

Anda mungkin juga menyukai