Anda di halaman 1dari 30

Tanggal Percobaan : 3 Mei 2021

Tanggal Pengumpulan : 22 Mei 2021

PRAKTIKUM FISIKA DASAR II SEMESTER 114

OSILOSKOP

NAMA : Elsa Regita Hutami


NIM : 1306620053
DOSEN PENGAMPU : Lari Andreas Sanjaya, S.Pd, M.Pd

ASISTEN LABORATORIUM :
Tasya Nagaria Laut (1306618015)
Maryam Tsara Sausan (1306618018)
Adimas Nugrah Pangestu (1306618026)
Willi Tri Argatta (1306618016)

Laporan
Laporan Awal Kinerja Total
Akhir

Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam


Universitas Negeri Jakarta
2021
OSILOSKOP
A. TUJUAN

1. Mengetahui fungsi osiloskop.


2. Memahami prinsip kerja osiloskop.
3. Merancang dan menerangkan terjadinya pola Lissayous.
4. Menghitung frekuensi suatu sumber tegangan dengan menggunakan pola Lissayous.
5. Mengetahui besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu

B. ALAT DAN BAHAN

1. Osiloskop,
2. Dua buah generator,
3. Sumber tegangan AC (Transformator),
4. Sumber tegangan DC (Batrei atau power supplyDC),
5. Multimeter,
6. Satu set kabelpenghubung,
7. KertasMilimeter.

C. TEORI DASAR

Osiloskop atau disebut osiloskop sinar katoda (cathode ray osciloscope, disingkat CRO)
merupakan alat yang digunakan untuk melihat dinamika besaran sebagai fungsi waktu secara
visual.Dengan menggunakan osiloskop ini harga suatu besaran dapat dilihat setiap saat
sepanjang waktu berjalan terus.

Dengan mengukur besarnya pergeseran atau ingsutan bintik terang yang ditimbulkan
oleh berkas elektron yang mengenai layar dari kedudukan normalnya, maka besarnya signal
dari suatu sumber dapat ditentukan. Bintik terang ini sama halnya jarum penunjuk pada
voltmeter. Simpangan/pergeseran bintik terang dibuat ke arah vertikal sedangkan pergeseran
mendatar sebanding dengan laju pertambahan waktu.

Simpangan arah vertikal dapat ditera dalam volt/skala atau volt/cm. Sementara itu,
simpangan arah mendatar dapat ditera dalam detik/skala atau detik/cm. Dengan peneraan ini
menunjukkan bahwa osiloskop tidak hanya dapat digunakan untuk memperlihatkan gambar
signal sebagai fungsi waktu, tetapi yang lebih penting dapat digunakan sebagai alat ukur
parameter-parameter pad signal antara lain: selang waktu (time duration), periode ayunan
maksimum, amplitudo, fase, frekuensi dan sebagainya.

Dengan melepas tegangan lejang (sweep voltage) yaitu tegangan yang menjulur atau
melejang bintik terang menjadi garis lurus, maka simpangan dapat diberikan dari luar atau
sebagai input kedua. Dalam hal ini ada dua signal yang saling tegak lurus dalam waktu sama.
Dengan demikian hubungan kedua signal dapat diperlihatkan langsung sebagai fungsi waktu.
Jika kedua signal tersebut adalah input dan output suatu sistem, atau satuan kerja elektronis,
maka gambar yang tampak pada layar memperlihatkan watak sistem/satuan kerja tersebut.
Perlu diketahui bahwa pada penjuluran bintik terang menjadi garis lurus, pada dasarnya
merupakan pergerakan berkas elektron dengan cepat dan terus- menerus ke arah kanan.

Osiloskop pada dasarnya mempunyai 5 komponen utama yaitu:

1. Tabung sinar katoda (chatode Ray Tube =CRT)


2. Penguat simpangan Y (Yamplifier)
3. Penguat simpangan X (Xamplifier)
4. Pembangkit tegangan basis waktu (Time basedgenerator)
5. Pengatur berkas (Beamcontrol)
Tabung sinar katoda (chatode Ray Tube = CRT)

CRT berbentuk seperti corong (funnel) dengan ujung kanan datar dan tampak sebagai
layar untuk gambar yang ditampilkan (lihat gambar 1).Sisi bagian dalam layar dilapisi zar
pendar (fluoresence) yang mengeluarkan sinar bila dikenai elektron.Pada leher tabung
terdapat sejumlah elektroda yang dapat mempengaruhi gerak elektron sebelum mencapai
layar.

D2
D1
k

A1A2A3A4

Gambar 1. Skema dari CRT

Elektroda paling kiri disebut senapan elektron (electron gun) yang dapat melontarkan
elektron ke kanan dalam berkas yang sempit. Senapan elektron tersebut terdiri dari katoda K
sebagai silinder sumber elektron, dan kisi Wehnelt W yang berbentuk silinder untuk
pengatur intensitas arus elektron. Elektron-elektron dipercepat dan diarahkan oleh sejumlah
anoda, A1 s/d A4, yang memberikan medan listrik agar elektron melintasi ruang diantara
lempengan simpangan datar, D1 dab D2. Sedangkan anoda utama A5 yang diberi tegangan
tinggi (ribuan volt) digunakan agar elektron mempunyai energi gerak yang cukup tinggi,
sehingga pada saat mengenai layar pendar, akan menghasilkan bintik terang dengan
intensitas tinggi.

Penguat simpangan Y (Y amplifier)

Penguat ini berguna untuk memperbesar signal input untuk mempertinggi kepekaan
CRO. Kepekaan ini dinyatakan dalam mV/skala. CRO dengan kepekaan 20 mV/skala
dengan jarak antara garis-garis skala = 6 mm, mempunyai arti bahwa pada kepekaan input
paling tinggi (tegangan input 20 mV) menghasilkan simpangan di layar sejauh 6 mm.
Dengan mengubah-ubah kepekaan input, maka daerah pengukuran dapat diperluas beberapa
ratus vollt sesuai keperluan.

Penguat simpangan X (X amplifier)

Penguat ini digunakan untuk memperkuat simpangan mendatar (horizontal), pada saat
osiloskop diberi kedudukan untuk menerima/menampilkan sinyal dari luar pada simpangan
horizontalnya. Penguat simpangan X ini mempunyai gain yang kecil dibandingkan dengan
penguat simpangan Y, sehingga penguat ini mempunyai kepekaan yang lebih rendah.
Disamping mengubah harga skala horisontal pada kedudukan terhubung dengan basis waktu,
penguat simpangan ini dapat mengatur kelajuan basis waktu tersebut atau sebagai pengatur
laju lejang. Dengan kata lain, skala waktu dapat diubah-ubah sesuai dengan keperluan.
Dalam praktek, hal ini berguna untuk membuat gambar input yang berupa sinyal-sinyal
periode menjadi lebih stabil dan sebagai pengatur sinkronisasi. Sama halnya dengan penguat
simpangan Y, penguat simpangan X mempunyai pengatur posisi kiri- kanan. Fungsi dari
pengatur-pengatur tersebut (posisi horisontal atau vertikal) akan jelas terlihat apabila input-
inputnya nol atau tidak ada sinyal sama sekali, pengatur ini akan menggerakkan bintik terang
keatas atau kebawah atau juga kekiri dan kekanan.

Pembangkit tegangan basis waktu (Time based generator)

Tegangan ini berbentuk gigi gergaji.Berkaitan dengan basis waktu ini terdapat beberapa
pengaturan yang berhubungan dengan sinyal parameter yang dibangkitkan, yaitu parameter-
parameter tegangan gergaji sebagaimana terlihat pada gambar. Pengaturan yang dapat diubah
adalah:
a. Pengaturan frekuensi bertingkat, f =1/T.
b. Pengaturan laju lejang dvs/dt =vs/Ts.
c. Pengaturan kedudukan horosontal (malar) berarti mengubahVdc.

Ts Vs

Pengatur berkas (Beam control)

Hasil dari pengaturan ini adalah berubahnya bintik terang pada layar. Perubahan ini
berupa:
1. Intensitas, yaitu perubahan banyaknyaelektron.
2. Fokus, yaitu perubahan besarnya titikterang.
Disamping pengaturan tersebut, ada pengaturan intensitas secara otomatis yang disebut
sebagai modulasi intensitas.Intensitas diturunkan pada waktu berkas elektron ditarik kekiri
dari simpangan maksimumnya.Tegangan modulasi disebut tegangan pemadam (blanking
voltage). Modulasi ini dapat juga dilakukan oleh sinyal dari luar melalui pangkalan input
belakang, yang merupakan input Z. Sebagai perbandingan, pada pesawat televisi, input Z ini
adalah berupa sinyal video (gambar), sedangkan ke arah X dan Y adalah berupa sinyal
lejang, sehingga seluruh permukaan layar dijelajahi elektron. Pada input Z, bintik terang
dimodulasi oleh sinyal video, sehingga terjadi terang dan gelap yang membentuk gambar.
Pola Lissayous
Jika 2 buah osilasi dengan frekuensi sama atau berbeda saling tegak lurus,
digabungkan bersama-sama akan membentuk kurva yang disebut pola lissayous. Nama ini
dipergunakan untuk mengingat Jules Antonie Lissayous yang memperagakan kurva-kurva ini
pertama kali tahun 1857.1

V V
o m

1
Tim Dosen Fisika Dasar, “Panduan Praktikum Fisika Dasar II”, (Universitas Negeri Jakarta, 2018)
Gambar 2. Pola Lissayous

TEORI TAMBAHAN

Osiloskop adalah salah satu alat ukur besaran listrik yang dapat memproyeksikan
atau menampilkan bentuk tegangan listrik terhadap perubahan waktu. Secara umum
osiloskop dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu; osiloskop analog dan osiloskop
digital. Berdasarkan prinsip kerja keduanya sama-sama menerima sinyal input yang
berupa tegangan listrik kemudian menampilkannya ke sebuah display, namun bagaimana
proses pengubahan sinyal input tersebut agar dapat ditampilkan ke dalam display
keduanya berbeda. Pada osiloskop analog sinyal input yang masuk hanya melawati
bagian vertikal dan langsung dikondisikan ke bagian sistem display, sementara itu
osiloskop digital harus melalui proses pengubahan sinyal ke kode-kode biner,
penyimpanan dalam memori dan proses rekonstruksi bentuk gelombang ke sistem
display.2 Untuk menampilkan bentuk gelombang listrik pada praktikum elektronika daya,
alat yang digunakan adalah osiloskop.3

Osiloskop analog adalah salah satu alat ukur analog yang dapat digunakan untuk
menganalisis sinyal listrik secara visual dengan satu kekurangan yaitu harganya cukup
mahal.
IMPLEMENTASI OSILOSKOP BERBASIS PC
Osiloskop berbasis PC (kadang-kadang disebut osiloskop virtual) terdiri dari 3 bagian,
sebagaimana dapat dilihat dalam Gambar 1. Komputer (PC), software aplikasi dan modul
soundcard. PC digunakan sebagai pengolah data sinyal analog yang sudah dikonversikan
menjadi data digital dengan menggunakan modul soundcard.

2
Abdurraziq Bachmid, dll. Osiloskop Portable Digital Berbasis AVR ATmega644. ( Universitas Sam
Ratulangi Manado, 2017 ). hlm 15.
3
I Wayan Lastera , I Putu Arsikaputra. PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN ALAT KONVERTER
UNIVERSAL OSILOSKOP SEBAGAI PERALATAN KATAGORI 2 PADA PRAKTIKUM ELEKTRONIKA
DAYA. ( Universitas Udayana. 2020 ) hlm 2.
Gambar 1. Osiliskop berbasis PC dengan modul soundcard internal4

Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu disetel
dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Langkah awal pemakaian yaitu
pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar adalah garis lurus mendatar jika
tidak ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah fokus, intensitas, kemiringan, x
position, dan y position.5
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan rentang tegangan uji
dari osiloskop adalah dengan memanfaatkan alat konverter. Potensi alat konverter untuk
meningkatkan rentang tegangan uji pada osiloskop hameg tipe HM 203-7, perlu diketahui
sehingga pengujian pengaturan tegangan untuk kapasitas diatas tegangan 60 volt bisa
dilakukan dengan baik. 6
Osiloskop dapat menampilkan gambar tegangan yang berosilasi hingga frekuensi
beberapa megahertz. Pola tersebut tampak diam di layar osilosikop. Dengan adanya
gambar tersebut maka kita dapat menentukan frekuensi tegangan maupun amplitudonya.7

4
Nana Subarn. Osiloskop Berbasis PC dengan Menggunakan Fasilitas Soundcard. ( Institut Teknologi
Bandung. 2016 ) hlm 2.
5
Bachmid, Vecky, dll. Osiloskop Portable Digital Berbasis AVR ATmega644. (Universitas Sam Ratulangi
Manado. 2017) hlm 3.
6
I Wayan Lastera. Peningkatan Kapasitas Rentang Tegangan Uji Osiloskop Tipe Hm 203-7 dengan
Pemanfaatan Alat Konverter. ( Universitas Udayana. 2019 ) hlm 154.
7
Mikrajuddin Abdullah. Radiation Biology Fisika Dasar II (Bandung. 2017) hlm 3-26
Percobaan untuk menentukan pola Lissayous :
1. Pasang pembangkit sinyal I pada input horizontal Ch2 (X) dan pembangkit sinyal II pada
input vertikal Ch1 (Y) pada osiloskop.
2. Perbandingan yang digunakan sebesar 1:2, 1:3, 1:4, dan seterusnya atau 2:3, 3:1, 4:1,
dan seterusnya.
3. Mengatur frekuensi pada pembangkit sinyal I sebagai f1 pada channel X (mode pada
posisi X) sampai 100 Hz, kemudian ubah mode pada posisi Y. Atur posisi pembangkit
sinyal II sampai didapat 200 Hz sehingga perbandingan f1:f2=1:2.
4. Kemudian putar tombol time/div pada posisi X-Y, dan atur mode pada posisi dual.
5. Atur vol/div untuk mendapatkan gambar yang bujur sangkar.
6. Gambarlah tampilan pada beberapa posisi
7. Lakukan untuk berbagai perbandingan.
8. Bandingkan data anda dengan frekuensi yang ada.8

8
Lastera. Pemanfaat Rangkaian Adapter Untuk Meningkatkan Rentang Tegangan Uji AC Osiloskop Pada
Pengujian AC Kontroler Satu Phase Di Laboratorium Elektronika Daya. (Universitas Udayana, 2019) hlm
2
E. CARA KERJA
Petunjuk umum pengoperasian osiloskop
1. CRO hanya boleh dihidupkan pada waktu akan digunakan. Mematikan CRO untuk pemakaian
yang tertunda. mengistirahatkan lebih dari 5 menit.
2. Sebelum menghidupkan osiloskop, sebaiknya memeriksa dulu sumber tegangan AC yang
digunakan apakah sesuai dengan tegangan yang diperlukan untuk menghidupkan CRO.
3. Mengunakan intensitas lebih rendah dari batas maksimumnya. Bila tidak diperlukan,
menetapkan saklar AC-DC pada kondisi AC.
4. Menurunkan bla bal. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kerusakan pada layar pendar,
karena elektron terus-menerus jatuh di titik yang sama dengan intensitas tinggi.
5. Mengatur tombol pada posisi tengah-tengah untuk mendapatkan bintik terang atau jejak
elektron (bila tidak nampak pada layar).

Petunjuk kalibrasi osiloskop


1. Menyalakan osiloskop dengan memutar tombol power ke arah ON.
2. Mengatur intensitasnya sampai diperoleh garis terang atau titik pada layar, jangan gunakan
intensitas yang terlalu besar, mengatur posisi garis berada di tengah-tengah dengan memutar
tombol posisi (atas-bawah) dan tombol posisi (kanan-kiri).
3. Memastikan tombol CAL VOLTAGE (pada voltage/div berwarna merah) dan CAL SWEEP
TIME (pada Sweep Time/div berwarna merah) dalam keadaan maksimum.
4. Mengatur perbesaran pada probe, pada posisi 10.
5. Memastikan posisi input untuk Ch1 (Y) atau Ch2 (X). Jika Ch1 (Y) akan digunakan, atur
posisi tombol mode pada Ch1 (Y) dan tombol source pada posisi Ch1 (Y) dan sebaliknya
jika Ch2 (X) yang digunakan, mengatur posisi tombol mode dan tombol source pada posisi
Ch2 (X).
6. Misal pilih saja Ch2 (X) yang akan dikalibrasi terlebih dulu, mengatur seperti langkah e.
7. Menetapkan posisi AC-DC pada kondisi AC.
8. Menjepitkan ujung probe pada titik CAL pada osiloskop.
9. Penjepit probe pada posisi ground.
10. Mengatur posisi gambar pada layar dengan memutar tombol posisi (atas-bawah) dan tombol
posisi (kanan-kiri) pada channel yang anda gunakan.
11. Jika gambar yang tampil bergerak, posisikan tombol “level” pada posisi tengah-tengah.
12. Menghitung tegangan dan frekuensi tampilan dengan rumusan berikut:

Perhitungan tegangan Vp-p


Vp-p = jumlah kotak posisi vertikal × variabel volt/div × probe

Perhitungan frekuensi

f = 1/T, dimana T = jumlah kotak satu gelombang × variabel sweep time/div. Hitung besar
tegangan Vp-p dan frekuensi kalibrasi. Apakah hasilnya sesuai dengan yang tertera pada titik
CAL. Jika sesuai, osiloskop siap digunakan, jika belum sesuai atur tombol CAL (merah) pada
variabel volt/div untuk menyesuaikan tegangan dan tombol CAL (merah) pada variabel sweep
time/div untuk menyesuaikan perioda ataufrekuensi.
Lakukan kembali kalibrasi pada Ch1 (Y).

Catatan:
a. Tombol variabel voltage/div untuk mengatur jumlah tampilan secaravertikal
b. Tombol sweep time/div untuk mengatur jumlah tampilan secarahorizontal
c. Tegangan yang terukur pada osiloskop adalah teganganmaksimum

Mengukur tegangan dan frekuensi suatu sumber


1. Menyiapkan osiloskop, tombol-tombol dipersiapkan sehingga dalam keadaan tanpa beban,
dilayar tampak titik dimana intensitas dan fokusnya cukup dan berada ditengah-tengah layar.
Jangan lupa meredupkan intensitasnya (dibawah maksimum) dan jangan terlalu lama
menyalakan titik di layar.
2. Menyediakan pembangkit sinyal (sinyal generator) dengan outputnya masing-masing
memberikan tegangan sinusoida.
3. Dalam keadaan “off“ , menghubungkan output pembangkit sinyal dengan osiloskop, posisi
ujung probe dihubungkan dengan positif keluaran signal, penjepit pada probe ditempatkan
pada ground signal generator. Kemudian menyalakan signal generator.
4. Mengatur tombol sweep time/div dan volt/div pada osiloskop seperti langkah kalibrasi untuk
mendapatkan gambar sinusoida tunggal yang bagus.
5. Menggambarkan pada kertas milimeter apa yang terlihat pada layar osiloskop. Kemudian
catat:
a. kedudukan tombol pengatur osiloskop dan pembangkit sinyal.
b. dari pengamatan di atas, tentukan tegangan sumber dan frekuensi sumber.
6. Melakukan pengukuran tegangan tersebut dengan mengunakan multimeter sebanyak 5 kali
pengulangan. Bandingkan hasilnya dengan pengukuran melalui osiloskop. Beri komentar!
7. Mengulangi langkah c hingga f dengan tegangan dan frekuensi sumber yang bervariasi.

Menentukan pola Lissayous


1. Memasang pembangkit signal I pada input horizontal Ch2 (X) dan pembangkit II pada input
vertikal Ch1 (Y) pada osiloskop.
2. Perbandingan yang digunakan sebesar 1:2; 1:3; 1:4; dst. Atau 2:1; 3:1; 4:1 dst.
3. Mengatur frekuensi pada pembangkit signal I sebagai f1 pada channel X (Mode pada posisi
X) sampai 100 Hz, kemudian ubah mode pada posisi Y dan atur frekuensi pembangkit signal
II sebagai f2 sampai diperoleh 200 Hz, sehingga perbandingan f1 : f2 adalah 1:2.
4. Kemudian putar tombol time/div pada posisi X-Y, dan mengatur mode pada posisi dual.
5. Mengatur volt/div untuk mendapatkan gambar bujur sangkar.
6. Menggambar tampilan pada beberapa posisi.
7. Melakukan untuk perbandingan.
8. Membandingkan data anda dengan referensi yang ada.
F. DATA PENGAMATAN

1. Kalibrasi Osiloscope
CH 1: 1 (kotak) x 2(volt) x 1 = 2 Vp-p
CH 2: 1 (kotak) x 2(volt) x 1 = 2 Vp-p

2. Mengukur Tegangan dan Frequensi suatu sumber


a. Vsumber = 3 volt

Tegangan pada osiloskop

4,6 (kotak) x 2 (volt) x 1 (perbesaran probe) = 9,2 Vp-p


Vmaks = 4,6 vp-p
veff = 3,256 volt
1
F=
T
T = 4 (kotak) x 5 (ms) = 20 ms
F = 50 herzt

Vmultimeter (volt)
3.340
3.339
3.337
3.340
3.336
3.335

b. vsumber = 6 volt

Tegangan pada osiloskop


1,8 (kotak) x 1 (volt) x 10 (perbesaran probe) = 18 Vp-p
vmaks = 9 vp-p
veff = 6,428 volt
1
F=
T
T = 4 (kotak) x 5 (ms) = 20 ms
F = 50 Hz
Vmultimeter (volt)
6,699
6,708
6,706
6,707
6,699
6,708

3. Pola Lisayous
a. X : Y = 1 : 2

b. X : Y = 1 : 3
c. X : Y = 2 : 1

d. X : Y = 3 : 1
G. PENGOLAHAN DATA
Data Tunggal
1. Frekuensi
NST Generator : 0,0001 Hz
Frekuensi
No
f (Hz) ∆f KSR (f ± ∆ f )
.
T = 4 x 5 ms 1 ∆f ( 50 ± 0,0005 ) Hz
∆ f = x nst KSR= x 100 %
2 f
= 20 ms
1 5 x 10−4
= 20 x 10−3 s ¿ x 0,001 ¿ x 100 %
2 50
1. 1
F= ¿ 0,001 %( 4 AP)
T
−4
¿ 5 x 10 Hz
1
¿
20 x 10−3
¿ 50 Hz

2. Vsumber
NST Voltmeter : 0,2 V
Vsumber
No. V ∆V KSR (V ± ∆ V )
∆V ( 3 ± 0,1 ) V
KSR= x 100 %
V
1. 3 V ¿ 1 x 0,2 1 x 10
−1
¿ x 100 %
2 3
¿ 1 x 10−1 V ¿ 3,33 % (3 AP )
∆V ( 3 ± 0,1 ) V
KSR= x 100 %
V
2. 6 V ¿ 1 x 0,2 1 x 10−1
¿ x 100 %
2 6
¿ 1,67 % (3 AP)
3. Blok Vertikal

No. Y (Volt) ∆Y KSR (Y ± ∆ Y )

∆Y ( 4,6 ± 0,1 ) V
KSR= x 100 %
Y
1. 4,6 1 1 x 10−1
¿ x 0,2 ¿ x 100 %
2 4,6
¿ 1 x 10−1 V ¿ 2,17 % (3 AP )
∆Y ( 1,8 ± 0,1 ) V
KSR= x 100 %
Y
2. 1,8 1 1 x 10−1
¿ x 0,2 ¿ x 100 %
2 1,8
¿ 5,56 % (3 AP )

4. Vp-p
Vp-p (Volt) = Jumlah kotak posisi x Variabel volt/div x Probe
No
Vp-p ∆ Vp-p KSR (V p− p ± ∆ V p− p)
.
Vp-p = 4,6 x 2 x 1 ∆V ( 9,2 ± 0,1 ) V
∆ V = x nst KSR= x 100 %
2 V
1
1. Vp-p = 9,2 Volt 1 x 10−1
¿ x 100 %
9,2
¿ 1 x 10−1 V ¿ 1,09 %(3 AP)
Vp-p = 1,8 x 1 x 1 ∆V ( 18 ± 0,1 ) V
∆ V = x nst KSR= x 100 %
2 V
10
2. 1 1 x 10−1
Vp-p = 18 Volt ¿ x 0,2 ¿ x 100 %
2 18
¿ 0,556 % (4 AP )
5. Vmaks

Vmaks

No. Vmaks ∆ Vmaks KSR (V maks ± ∆ V maks )


∆V ( 4,6 ± 0,1 ) V
KSR= x 100 %
V
1 x 10−1
¿ x 100 %
4,6
1. 4,6 V
¿ 1 x 10−1 V ¿ 2,17 % (3 AP)

∆V ( 9 ± 0,1 ) V
KSR= x 100 %
V
1 1 x 10−1
¿ x 0,2 ¿ x 100 %
2 9
2. 9V
¿ 1,11 % (3 AP)

6. Potensian Efektif Osiloskop


Veff
No. Veff ∆ Veff KSR (V eff ± ∆ V eff )
∆V ( 3,256 ± 0,1 ) V
KSR= x 100 %
V
1. 3,256 V 1 1 x 10−1
¿ x 0,2 ¿ x 100 %
2 3,256
¿ 1 x 10−1 V ¿ 3,07 % (3 AP)
∆V ( 6,428 ± 0,1 ) V
KSR= x 100 %
V
2. 6,428 V 1 x 10−1
¿ x 100 %
6,428
¿ 1,56 % (3 AP )
Data Majemuk
Tegangan
1. Saat Vsumber = 3 Volt

Percobaan
V (Volt ) V 2 (Volt )
Ke-

1 3,340 11,1556

2 3,339 11,148921

3 3,337 11,135569

4 3,340 11,1556

5 3,336 11,128896

6 3,335 11,122225

Σ 20,027 66,846811

Rata-rata 3,3378 11,14114


Σ V 20,027
V́ = = = 3,3378 V
n 6
1
∆V = √ n ¿ ¿ ¿
n
2
= 1 6 66,846811 − 20,027
6
(
√ ) (
6−1
)

1 401,080866−401,080729
=
6 √ 5
1
=
6
√ 2,74 ×10−5
1
= × 0,005235
6
∆ V =0,0008725 V =8,725 ×10−4 V
∆V
KSR= × 100 %

0,0008725
¿ ×100 %=0,261 % (4 AP)
3,3378
V = ( V́ ± ∆ V ) = (3,3378 ± 0,0008725¿ V
2. Saat Vsumber = 6 Volt
Percobaan
V (Volt ) V 2 (Volt )
Ke-

1 6,699 44,876601

2 6,708 44,997264

3 6,706 44,970436

4 6,707 44,983849

5 6,699 44,876601

6 6,708 44,997264

Σ 40,227 269,702015

Rata-rata 6,7045 44,95034

Σ V 40,227
V́ = = = 6,7045 V
n 6
1
∆V = √ n ¿ ¿ ¿
n
2
= 1 6 269,702015 − 40,227
6
(
√ 6−1
) ( )

1 1618,21209−1618,211529
=
6 √ 5
1
=
6
√ 1,122× 10−4

1
= × 0,01059
6
∆ V =0,001765 V =1,765 ×10−3 V
∆V
KSR= × 100 %

0,001765
¿ ×100 %=0,263 % ( 4 AP )
6,7045
V = ( V́ ± ∆ V ) = (6 , 7045 ±0 , 001765 ¿ V
H. PERHITUNGAN
1. Hitung besar tegangan dan frekuensi yang terukur dengan osiloskop dan tegangan
yang terukur dengan voltmeter. Bandingkan!

Jawab :
Tegangan yang diperoleh dari pengukuran osiloskop adalah VRMS, yang besarnya
sama dengan :
1 V
V RMS= x p− p
2 √2
Tegangan yang diperoleh dari pengukuran Voltmeter berdasarkan pengolahan data
adalah sebagai berikut :
Frekuensi 50 Hz (Blok Vertikal = 4,6 dan Volt/div = 2 )
V p− p=9,2Volt
V maks=4,6 Volt
V eff =3,256 Volt

1 V
V RMS= x p− p
2 √2
1 9,2
¿ x
2 √2
¿ 3,25 Volt
Perbandingan tegangan Osiloskop (Vmaks) : Tegangan Voltmeter (VRMS)
4,6 Volt : 3,25 Volt

Frekuensi 50 Hz (Blok Vertikal = 1,8 dan Volt/div = 1 )


V p− p=18Volt
V maks=9Volt
V eff =6,428 Volt

1 V
V RMS= x p− p
2 √2
1 18
¿ x
2 √2
¿ 6,36 Volt
Perbandingan tegangan Osiloskop (Vmaks) : Tegangan Voltmeter (VRMS)
9Volt : 6,36 Volt

2. Beri komentar pola Lissayous yang anda peroleh berdasarkan referensi lain.
Jawab :
Berikut pola kurva Lissayous berdasarkan literatur

Berikut pola yang di hasilkan dan diberikan oleh lab kepada saya
X:Y=1:2 X : Y = 1 :3

X:Y=2:1 X:Y=3:1

Berdasarkan data diatas, pola yang dihasilkan sudah sesuai dengan literatur. Pola 1:2
dan pola 1:3 sesuai dengan perbandingan frekuensi(x) dan frekuensi(y). Sedangkan pada
perbandingan 2:1 dan 3:1 menghasilkan pola yang sama namun terbentuk secara
horizontal.

I. ANALISIS
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui fungsi osiloskop,
memahami prinsip kerja osiloskop, merancang dan menerangkan terjadinya
pola Lissayous, menghitung frekuensi suatu sumber tegangan dengan
menggunakan pola Lissayous dll. Dalam percobaan ini digunakan sebuah
osiloskop dan generator yang disambungkan ke sumber listrik. Selanjutnya,
digunakan pula kabel probe yang memiliki perbesaran 1x disambungkan ke
osiloskop maupun generator, yang digunakan dalam bantu mencari
kalibrasinya, nilai frekuensi, sumber tegangan, maupun bentuk akibat pola
lissayous.

Prinsip kerja ini digunakannya yaitu sinar katoda. Elektron dipancarkan


dan katoda akan menumbuk bidang gambar yang dilapisi oleh zat yang besifat
flourecent. Arah gerak electron dipengaruhi oleh medan listrik. Jika pada
lempeng horizontal dipasang tegangan periodic maka electron yang pada
mulanya bergerak secara vertical kini juga bergerak secara horizontal dengan
laju tetap, sehingga pada gambar berbentuk grafik sinusoidal.

Nilai tegangan yang terukur pada voltmeter adalah tegangan Root


Mean Square, atau disebut juga VRMS. Root Mean Square atau disingkat RMS
adalah metode statistika untuk mencari nilai rata rata efektif dari data
majemuk. Dapat didefinisikan bahwa RMS adalah akar kuadrat dari jumlah
data data yang telah dikuadratkan masing masing. V RMS disebut juga sebagai
Vefektif. Vefektif sendiri adalah suatu besaran dari arus listrik bolak balik yang
nilainya diukur berdasarkan listrik arus searah yang mana keduanya akan
menghasilkan daya (P) yang sama jika dikenakan pada beban (R) yang sama
pula.

Perhitungan tegangan Vp-p


Vp-p = jumlah kotak posisi vertikan x variabel volt / div x probe

Perhitungan frekuensi
f = 1/T, dimana T = jumlah kotak 1 gelombang x variable
sweep time/div menghitung besar tegangan Vp-p dan frekuensi kalibrasi.
Berikut hasil pengolahan dan perhitungan dari data yang diberikan :

f osiloskop V p− p V multimeter V max / osiloskop V RMS/ eff


50 Hz 9,2 V 3,3378 V 4,6 V 3,25 V

50 Hz 18 V 6,7045 V 9V 6,36 V

Dari table diatas dapat diketahui bahwa besar tengangan yang dihasilkan dari
pembacaan osiloskop (Vp-p) memiliki perbedaan yang kecil selisihnya dengan
tegangan hasil bacaan voltmeter. Hal ini terjadi karena voltmeter mengukur V
efektif dari arus listrik, dari besar tegangan yang diukur akan menghasilkan daya
yang memiliki besar sama pada hambatan yang memiliki besar hambatan yang
sama juga seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Akan tetapi pada data ini
terdapat perbedaan yaitu osiloskop yang dihitung merupakan tegangan Peak-to-
Peak, yaitu tegangan puncak gelombang listrik AC, yang didefinisikan sebagai
selisih antara Vmax dan Vmin. Dan perlu diingat bahwa nilai Vp-p selalu positif.

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa nilai tegangan yang dibaca baik
pada osiloskop maupun voltmeter besarnya dapat dianggap sama untuk berbagai
frekuensi yang digunakan. Dapat dikatakan bahwa frekuaensi tidak memiliki
pengaruh terhadap besar tegangan. Dari hasil proyeksi gelombang pada monitor
osiloskop dapat diketahui bahwa frekuensi hanya memiliki pengaruh terhadap cepat
rambat gelombang, serta kecepatan sudut gelombang. Dari data hasil perhitungan
yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa besar tegangan yang dibaca osiloskop
baik Vp-p maupun Vrms, hal ini desebabkan karena adanya sumber listrik yang
memiliki voltase yang tetap dan hambatan yang tetap juga, sehingga arus yang
mengalir dan potensial antara keduanya juga akan tetap sama. Namun, pada hasil
perhitungan terdapat data yang tidak tepat. Karena ketidaktelitian dalam membaca
skala pada osiloskop dan kurang lengkapnya garis skala pada osiloskop.
J. PERTANYAAN AKHIR

1. Tuliskan bentuk umum fungsi gelombang dan jelaskan arti masing-masing


simbolnya!

Jawab :

Gelombang sinus / sinusoidal merupakan fungsi matematika yang berbentuk


osilasi halus berulang. Fungsi ini sering muncul dalam ilmu matematika,
fisika, pengolahan sinyal, dan teknik listrik, dan berbagai bidang lain. Bentuk
paling sederhana dari fungsi ini terhadap waktu (t) adalah:

y = A sin (wt+ φ)
Keterangan :
 A = amplitudo, adalah puncak simpangan fungsi dari posisi
tengahnya,
 ω = frekuensi sudut, menunjukkan berapa banyak gerak bolak-
balik yang terjadi dalam satu satuan waktu, dalam radian per detik,
 φ = fase, menunjukkan di mana posisi awal gerakan ketika t=0,
Jika fase tidak bernilai nol, seluruh gelombang akan tampak bergeser
menurut sumbu X (sumbu waktu) sebesar φ/ω detik. Nilai negatif pada
fase menunjukkan jeda, sedang nilai positif menunjukkan gelombang
"berangkat lebih awal".

2. Jelaskan pengertian dari besaran-besaran berikut:

Jawab :

Amplitudo Gelombang adalah jarak maksimum partikel yang bergerak dalam


medium dari posisi kesetimbangan mereka ketika dilewati gelombang. Posisi
kesetimbangan dari partikel dalam medium adalah keadaan partikel saat tidak
adanya gelombang. Dalam gelombang transversal, partikel dalam medium
bergerak naik dan turun dari sudut kanan ke arah gelombang. amplitudo
gelombang transversal adalah perbedaan ketinggian antara puncak dan posisi
kesetimbangan. Puncak adalah titik tertinggi partikel dari posisi
kesetimbangan. Semakin tinggi puncak maka, semakin besar amplitudo
gelombang. Dalam gelombang longitudinal, partikel dalam medium bergerak
maju mundur di arah yang sama dengan arah gelombang. Amplitudo
gelombang longitudinal adalah jarak antara partikel dalam medium yang
mengalami kompresi oleh gelombang. Semakin dekat partikel bersama-sama,
semakin besar amplitudo gelombang.Amplitudo dalam sistem internasional
biasa disimbolkan dengan (A) dan memiliki satuan meter (m).
Periode adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu gelombang.
Periode dilambangkan T, dan dalam Sistem Internasional (SI), satuannya
adalah detik (s).

3. Gambarkan gelombang listrik sinusoida dengan amplitudo 2 cm dan periode


0.02 sekon pada kertas milimeter!
Jawab :

4. Sebutkan tiga bidang sains selain fisika yang menggunakan osiloskop!


Jawab :
Bidang kesehatan, engineering, dan telekomunikasi

5. Besaran listrik apa yang dapat diukur dengan osiloskop secara langsung dan
besaran apa yang diukur tidak langsung?
Jawab :
Besaran yang dapat diukur langsung : tegangan, waktu, sudut fase, frekuensi
Besaran yang tidak dapat diukur langsung : arus

6. Apa nama tabung panjang yang ada dalam osiloskop dan sebutkan komponen
komponen penting yang ada di dalamnya?
Jawab :
Nama tabung panjang adalah Chatode Ray Tubu. Komponen-komponen yang
ada di dalamnya yaitu zat pendas, senapan elektron.

7. Apa yang dimaksud dengan senapan elektron? Jelaskan secara singkat!


Jawab :
Senapan elektron adalah bagian tabung sinar katode yang berfungsi untuk
menghasilkan, mempercepat, memfokuskan, dan membelokkan sorotan
elektron.Di dalam senpan electron, katode berfungsi memancarkan electron
pada suhu yang sangat tinggi. Pancaran electron itu kemudian diubah
intensitasnya oleh trode kendali dengan menggunakan variasi besarnya
tegangan. Di depan electrode kendali terdapat lensa electron yang berfungsi
memfokuskan electron yang dipercepat ke suatu titik. Senapan electron
merupakan bagian utama peranti elektronika tertentu yang memakai tabung
sinar katode, termasuk televise, osiloskop, mikroskop electron, dan mesin sinar
X.

8. Apa yang dimaksud dengan pola Lissayous?


Jawab :
Pola Lissayous adalah sebuah penampakan pada layar osiloskop yang
mencitrakan perbedaaan atau perbandingan beda fase, frekuensi dan amplitudo
dari 2 gelombang inputan pada probe osiloskop.

9. Mengapa terjadi perbedaan pada hasil pengukuran antara osiloskop dan


voltmeter?
Jawab :
Perbedaan pengukuran antara voltmeter dengan osiloskop adalah pada
voltmeter pengukuran bisa langsung dilakukan dengan menempelkan probe
pada alat elektronik yang ingin diukur, kita sudah dapat melihat hasilnya pada
display voltmeter, sedangkan dengan osiloskop, kita harus melakukan kalibrasi
terlebih dahulu untuk mendapatkan hasil pengukuran yang presisi.
K. KESIMPULAN
 Osiloskop dapat digunakan untuk mengukur tegangan dan frekuensi suatu arus
listrik
 Prinsip kerja osiloskop dengan mengguanakan tabung sinar katoda
 Pola Lissayous adalah pola yang menunjukan perbedaan akan fase, frekuensi,
dan amplitudo dari 2 gelombang hasil input generator fungsi dan probe
osiloskop. Sehingga pola ini dapat dibentuk jika dua buah osilasi dengan
frekuensi yang besarnya sama atau saling tegak lurus.
 Frekuensi adalah suatu pernyataan yang menggambarkan berapa banyak
gelombang yang terjadi pada tiap detiknya dalam satuan Hz
 Untuk mendapatkan tegangan maksimum (Vmaks) menggunakan rumus :
1 V
V RMS= x P −P
2 √2
 Prinsip kerja osiloskop adalah dengan menerima sinyal listrik dari generator
(sumber tegangan) yang sampai mengenai layar pendar kemudian
menghasilkan bintik terang. Bintik terang ini bisa diatur posisi dan panjangnya
sehingga menghasilkan suatu gelombang yang tertera pada layar osiloskop.
 Perbandingan Nilai tegangan pada osiloskop (Vmaks) dengan Tegangan
Volmeter (VRMS) pada Frekuensi 50 Hz (Blok Vertikal= 4,6 dan Volt/div= 2
adalah 4,6 volt : 3,25 Volt. Serta Perbandingan Nilai tegangan pada osiloskop
(Vmaks) dengan Tegangan Volmeter (VRMS) pada Frekuensi 50 Hz (Blok
Vertikal= 1,8 dan Volt/div= 1 adalah 9 volt : 6,36 Volt.
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Mikrajuddin. 2017. Radiation Biology Fisika Dasar II. Institut Teknologi
Bandung : Bandung.

Bachmid Abdurraziq, dll. 2017. Osiloskop Portable Digital Berbasis AVR ATmega644.
Universitas Sam Ratulangi : Manado.

Bachmid, Vecky, dll. 2017. Osiloskop Portable Digital Berbasis AVR ATmega644.
Universitas Sam Ratulangi : Manado

I Wayan Lastera , I Putu Arsikaputra. 2020. PEMBUATAN DAN PENGGUNAAN ALAT


KONVERTER UNIVERSAL OSILOSKOP SEBAGAI PERALATAN KATAGORI 2 PADA
PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA. Universitas Udayana : Bali.

I Wayan Lastera. 2019. Peningkatan Kapasitas Rentang Tegangan Uji Osiloskop Tipe
Hm 203-7 dengan Pemanfaatan Alat Konverter. Universitas Udayana : Bali

Lastera. 2019. Pemanfaat Rangkaian Adapter Untuk Meningkatkan Rentang Tegangan


Uji AC Osiloskop Pada Pengujian AC Kontroler Satu Phase Di Laboratorium
Elektronika Daya. Universitas Udayana : Bali

Subarn Nana. 2016. Osiloskop Berbasis PC dengan Menggunakan Fasilitas Soundcard.


Institut Teknologi Bandung : Bandung

Tim Dosen Fisika Dasar . 2018. Panduan Praktikum Fisika Dasar II. Universitas Negeri
Jakarta : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai