Anda di halaman 1dari 21

Laporan Praktikum

FISIKA DASAR - 2

OSILOSKOP

Nama : Shinta Aulia Permata Dewi


NIM : 1302619019
Prodi : Pendidikan Fisika
Nama Percobaan : Indeks Bias
Tanggal Percobaan : Senin, 1 Juni 2020
Tanggal Pengumpulan : Jumat, 19 Juni 2020
Nama Dosen : Lari A. Sanjaya, M.Pd.

Pre-Test Laporan Awal Laporan Akhir

LABORATORIUM FISIKA DASAR


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020
A. Tujuan Percobaan

1. Mengetahui fungsi osiloskop.


2. Memahami prinsip kerja osiloskop.
3. Merancang dan menerangkan terjadinya pola Lissayous.
4. Menghitung frekuensi suatu sumber tegangan dengan menggunakan pola
Lissayous.
5. Mengetahui pengaruh frekuensi generator terhadap periode gelombang yang
dihasilkan
6. Mengukur beda potensial AC dan DC
7. Menentukan hubungan nilai Vpp dan nilai Vrms.
8. Mengetahui jenis osiloskop

B. Alat dan Bahan

1. Osiloskop,
2. Dua buah generator,
3. Sumber tegangan AC (Transformator),
4. Sumber tegangan DC (Batrei atau power supply DC),
5. Multimeter,
6. Satu set kabel penghubung,
7. Kertas Milimeter.

C. Teori
Osiloskop atau disebut osiloskop sinar katoda (cathode ray osciloscope, disingkat
CRO) merupakan alat yang digunakan untuk melihat dinamika besaran sebagai
fungsi waktu secara visual. Dengan menggunakan osiloskop ini harga suatu
besaran dapat dilihat setiap saat sepanjang waktu berjalan terus.

Dengan mengukur besarnya pergeseran atau ingsutan bintik terang yang


ditimbulkan oleh berkas elektron yang mengenai layar dari kedudukan
normalnya, maka besarnya signal dari suatu sumber dapat ditentukan. Bintik
terang ini sama halnya jarum penunjuk pada voltmeter. Simpangan/pergeseran
bintik terang dibuat ke arah vertikal sedangkan pergeseran mendatar sebanding
dengan laju pertambahan waktu.

Simpangan arah vertikal dapat ditera dalam volt/skala atau volt/cm. Sementara
itu, simpangan arah mendatar dapat ditera dalam detik/skala atau detik/cm.
Dengan peneraan ini menunjukkan bahwa osiloskop tidak hanya dapat digunakan
untuk memperlihatkan gambar signal sebagai fungsi waktu, tetapi yang lebih
penting dapat digunakan sebagai alat ukur parameter-parameter pad signal
antara lain: selang waktu (time duration), periode ayunan maksimum, amplitudo,
fase, frekuensi dan sebagainya.

Dengan melepas tegangan lejang (sweep voltage) yaitu tegangan yang menjulur
atau melejang bintik terang menjadi garis lurus, maka simpangan dapat diberikan
dari luar atau sebagai input kedua. Dalam hal ini ada dua signal yang saling tegak
lurus dalam waktu sama. Dengan demikian hubungan kedua signal dapat
diperlihatkan langsung sebagai fungsi waktu. Jika kedua signal tersebut adalah
input dan output suatu sistem, atau satuan kerja elektronis, maka gambar yang
tampak pada layar memperlihatkan watak sistem/satuan kerja tersebut. Perlu
diketahui bahwa pada penjuluran bintik terang menjadi garis lurus, pada
dasarnya merupakan pergerakan berkas elektron dengan cepat dan terus-
menerus ke arah kanan.

Osiloskop pada dasarnya mempunyai 5 komponen utama yaitu:


1. Tabung sinar katoda (chatode Ray Tube = CRT)
2. Penguat simpangan Y (Y amplifier)
3. Penguat simpangan X (X amplifier)
4. Pembangkit tegangan basis waktu (Time based generator)
5. Pengatur berkas (Beam control)

Tabung sinar katoda (chatode Ray Tube = CRT)


CRT berbentuk seperti corong (funnel) dengan ujung kanan datar dan tampak
sebagai layar untuk gambar yang ditampilkan (lihat gambar 1). Sisi bagian dalam
layar dilapisi zar pendar (fluoresence) yang mengeluarkan sinar bila dikenai
elektron. Pada leher tabung terdapat sejumlah elektroda yang dapat
mempengaruhi gerak elektron sebelum mencapai layar

2
D1
k

A1 A2 A3 A4

Gambar 1. Skema dari CRT

Elektroda paling kiri disebut senapan elektron (electron gun) yang dapat
melontarkan elektron ke kanan dalam berkas yang sempit. Senapan elektron
tersebut terdiri dari katoda K sebagai silinder sumber elektron, dan kisi Wehnelt
W yang berbentuk silinder untuk pengatur intensitas arus elektron. Elektron-
elektron dipercepat dan diarahkan oleh sejumlah anoda, A1 s/d A4, yang
memberikan medan listrik agar elektron melintasi ruang diantara lempengan
simpangan datar, D1 dab D2. Sedangkan anoda utama A5 yang diberi tegangan
tinggi (ribuan volt) digunakan agar elektron mempunyai energi gerak yang cukup
tinggi, sehingga pada saat mengenai layar pendar, akan menghasilkan bintik
terang dengan intensitas tinggi.

Penguat simpangan Y (Y amplifier)


Penguat ini berguna untuk memperbesar signal input untuk mempertinggi
kepekaan CRO. Kepekaan ini dinyatakan dalam mV/skala. CRO dengan kepekaan
20 mV/skala dengan jarak antara garis-garis skala = 6 mm, mempunyai arti bahwa
pada kepekaan input paling tinggi (tegangan input 20 mV) menghasilkan
simpangan di layar sejauh 6 mm. Dengan mengubah-ubah kepekaan input, maka
daerah pengukuran dapat diperluas beberapa ratus vollt sesuai keperluan.

Penguat simpangan X (X amplifier)


Penguat ini digunakan untuk memperkuat simpangan mendatar (horizontal), pada
saat osiloskop diberi kedudukan untuk menerima/menampilkan sinyal dari luar
pada simpangan horizontalnya. Penguat simpangan X ini mempunyai gain yang
kecil dibandingkan dengan penguat simpangan Y, sehingga penguat ini
mempunyai kepekaan yang lebih rendah. Disamping mengubah harga skala
horisontal pada kedudukan terhubung dengan basis waktu, penguat simpangan ini
dapat mengatur kelajuan basis waktu tersebut atau sebagai pengatur laju lejang.
Dengan kata lain, skala waktu dapat diubah-ubah sesuai dengan keperluan. Dalam
praktek, hal ini berguna untuk membuat gambar input yang berupa sinyal-sinyal
periode menjadi lebih stabil dan sebagai pengatur sinkronisasi. Sama halnya
dengan penguat simpangan Y, penguat simpangan X mempunyai pengatur posisi
kiri- kanan. Fungsi dari pengatur-pengatur tersebut (posisi horisontal atau
vertikal) akan jelas terlihat apabila input-inputnya nol atau tidak ada sinyal sama
sekali, pengatur ini akan menggerakkan bintik terang keatas atau kebawah atau
juga kekiri dan kekanan.

Pembangkit tegangan basis waktu (Time based


generator)
Tegangan ini berbentuk gigi gergaji. Berkaitan dengan basis waktu ini terdapat
beberapa pengaturan yang berhubungan dengan sinyal parameter yang
dibangkitkan, yaitu parameter-parameter tegangan gergaji sebagaimana terlihat
pada gambar. Pengaturan yang dapat diubah adalah:
a. Pengaturan frekuensi bertingkat, f = 1/T.
b. Pengaturan laju lejang dvs/dt = vs/Ts.
c. Pengaturan kedudukan horosontal (malar) berarti mengubah Vdc.

Vs
Ts

Pengatur berkas (Beam control)


Hasil dari pengaturan ini adalah berubahnya bintik terang pada layar. Perubahan
ini berupa:
1. Intensitas, yaitu perubahan banyaknya elektron.
2. Fokus, yaitu perubahan besarnya titik terang.

Disamping pengaturan tersebut, ada pengaturan intensitas secara otomatis yang


disebut sebagai modulasi intensitas. Intensitas diturunkan pada waktu berkas
elektron ditarik kekiri dari simpangan maksimumnya. Tegangan modulasi disebut
tegangan pemadam (blanking voltage). Modulasi ini dapat juga dilakukan oleh
sinyal dari luar melalui pangkalan input belakang, yang merupakan input Z.
Sebagai perbandingan, pada pesawat televisi, input Z ini adalah berupa sinyal
video (gambar), sedangkan ke arah X dan Y adalah berupa sinyal lejang, sehingga
seluruh permukaan layar dijelajahi elektron. Pada input Z, bintik terang
dimodulasi oleh sinyal video, sehingga terjadi terang dan gelap yang membentuk
gambar.

Pola Lissayous
Jika 2 buah osilasi dengan frekuensi sama atau berbeda saling tegak lurus,
digabungkan bersama-sama akan membentuk kurva yang disebut pola lissayous.
Nama ini dipergunakan untuk mengingat Jules Antonie Lissayous yang
memperagakan kurva-kurva ini pertama kali tahun 1857.
Vo Vm

Gambar 2. Pola Lissayous

Teori Tambahan

Osiloskop adalah alat ukur elektronika yang berfungsi memproyeksikan bentuk sinyal
listrik agar dapat dilihat dan dipelajari. Osiloskop dilengkapi dengan tabung sinar
katode. Peranti pemancar elektron memproyeksikan sorotan elektron ke layar
tabung sinar katode. Sorotan elektron membekas pada layar. Suatu rangkaian khusus
dalam osiloskop menyebabkan sorotan bergerak berulang-ulang dari kiri ke kanan.
Pengulangan ini menyebabkan bentuk sinyal kontinyu sehingga dapat dipelajari.1

Osiloskop adalah alat ukur elektronik, digunakan untuk melihat bentuk gelombang
dari tegangan, harga-harga momen tegangan dalam bentuk sinus maupun bukan
sinus. Dengan Osiloskop dapat dilihat bentuk gelombang sinyal audio dan video,
bentuk gelombang Tegangan Listrik Arus Bolak Balik yang berasal dari generator
pembangkit tenaga listrik, maupun Tegangan Listrik Arus Searah yang berasal dari
catu daya/baterai

Ini adalah tampilan depan dari Oscilloscope dual trace. Terdapat control dan
indikator petunjuk yang diberi nomor 1-28 dengan kegunaan masing-masing sebagai
berikut
1. VERTICAL INPUT; Berfungsi sebagai input terminal untuk channel-A/saluran A.
2. AC-GND-DC. Penghubung input vertikal untuk saluran A. Jika tombol AC-GND-DC
diletakkan pada posisi AC, sinyal input yang mengandung komponen DC akan
ditahan/di-blokir oleh sebuah kapasitor. Jika tombol AC-GND-DC diletakkan pada
posisi GND, terminal inputakan terbuka, input yang bersumber dari penguatan
internal di dalam Oscilloscope akan di-grounded. Jika tombol AC-GND-DC diletakkan
pada posisi DC, input terminal akan terhubung langsung dengan penguat yang ada di
dalam Oscilloscope dan seluruh sinyal input akan ditampilkan pada layar monitor.

1
Staff Laboratorium Fisika Dasar. Buku Panduan Praktikum Fisika Dasar. (Laboratorium Fisika Dasar
UGM : Yogyakarta, 2015), hlm.1
3. MODE
CH-A : untuk tampilan bentuk gelombang channel-A/saluran A.
CH-B : untuk tampilan bentuk gelombang channel-B/saluran B.
DUAL : pada batas ukur (range) antara 0,5 sec/DIV – 1 msec (milli second)/DIV, kedua
frekuensi dari kedua saluran (CH-A dan CH-B) akan saling berpotongan pada frekuensi
sekitar 200k Hz.
Pada batas ukur (range) antara 0,5 msec/DIV – 0,2 µ sec/DIV saklar jangkauan ukur
kedua saluran (channel/CH) dipakai bergantian.
ADD : CH-A dan CH-B saling dijumlahkan. Dengan menekan tombol PULL INVERT akan
diperoleh SUB MODE.
4. VOLTS/DIV variabel untuk saluran (channel)/CH-A.
5. VOLTS/DIV pelemah vertikal (vertical attenuator) untuk saluran (channel)/CH-A.
Jika tombol “VARIABLE” diputar ke kanan (searah jarum jam), pada layar monitor
akan tergambar tergambar tegangan per “DIV”. Pilihan per “DIV” tersedia dari 5
mV/DIV – 20V/DIV.
6. Pengatur posisi vertikal untuk saluran (channel)/CH-A.
7. Pengatur posisi horisontal.
8. SWEEP TIME/DIV.
9. SWEEP TIME/DIV VARIABLE.
10. TRIG untuk men-trigger sinyal input dari luar.
11. CAL untuk kalibrasi tegangan pada 0,5 V p-p (peak to peak) atau tegangan dari puncak
ke puncak.
12. TEST saklar untuk merubah fungsi Oscilloscope sebagai penguji komponen
(component tester). Untuk menguji komponen, tombol SWEEP TIME/DIV di “set”
pada posisi CH-B untuk mode X-Y. tombol AC-GND-DC pada posisi GND.
13. TRIGGERING
14. LAMPU INDIKATOR.
15. SLOPE (+), (-) penyesuai polaritas slope (bentuk gelombang)
16. SYNC untuk mode pilihan posisi saklar pada; AC, HF REJ, dan TV
17. GND terminal ground/arde/tanah.
18. SOURCE penyesuai pemilihan sinyal (syncronize signal selector). Jika tombol SOURCE
pada posisi :
• INT : sinyal dari channel A (CH-A) dan channel B (CH-B) untuk keperluan pentrigger-
an/penyulutan saling dijumlahkan,
• CH-A : sinyal untuk pen-trigger-an hanya berasal dari CH-A,
• CH-B : sinyal untuk pen-trigger-an hanya berasal dari CH-B,
• AC : bentuk gelombang AC akan sesuai dengan sumber sinyal AC itu sendiri,
• EXT : sinyal yang masuk ke EXT TRIG dibelokkan/dibengkokkan disesuaikan dengan
sumber sinyal.
19. POWER ON-OFF.
20. FOCUS digunakan untuk menghasilkan tampilan bentuk gelombang yang optimal.
21. INTENSITY pengatur kecerahan tampilan bentuk gelombang agar mudah dilihat.
22. TRACE ROTATOR digunakan utuk memposisikan tampilan garis pada layar agar tetap
berada pada posisi horisontal. Sebuah obeng dibutuhkan untuk memutar trace
rotator ini.
23. CH-B POSITION tombol pengatur untuk penggunaaan CH-B/channel (saluran) B.
24. VOLTS/DIV pelemah vertikal untuk CH-B.
25. VARIABLE.
26. VERTICAL INPUT input vertikal untuk CH-B.
27. AC-GND-DC untuk CH-B kegunaannya sama seperti penjelasan yang terdapat pada
nomor 2.
28. COMPONET TEST IN terminal untuk komponen yang akan diuji.2

2
Ratih Listiyarini, “Dasar Listrik dan Elektronika”, Deepublish, Yogyakarta, 2018, hal. 171
Dengan menggunakan osiloskop ini harga suatu besaran dapat dilihat setiap saat
sepanjang waktu berjalan terus. Besaran-besaran yang dapat diukur dengan osiloskop
antara lain:

• Amplitude (A) : jarak perpindahan titik maksimum dari titik keseimbangan.


• Periode (T) : waktu yang diperlukan untuk membentuk satu gelombang penuh.
• Frekuensi (f) : banyaknya gelombang yang terbentuk dalam satu satuan waktu.
• Sudut fase : simpangan partikel terhadap posisi keseimbangan dalam radian3

Pada umumnya, layar anoda dari osiloskop terbagi dalam 10 skala tegak untuk
menunjukkan skala ampitudo atau tegangan dan 8 skala mendatar untuk
menunjukkan skala waktu. Osiloskop terdiri dari sejumlah tombol pada osiloskop
digunakan untuk mengubah nilai skala-skala tersebut. Untuk memudahkan
pembacaan maka dinyatakan cara pembacaan dari skala sebagai berikut:

Hasil pembacaan = skala tegak x batas ukur x perbandingan kabel tes. Dengan
mengukur besarnya pergeseran atau ingsutan bintik terang yang ditimbulkan oleh
berkas elektron yang mengenai layar dari kedudukan normalnya, maka besarnya
signal dari suatu sumber dapat ditentukan. Bintik terang ini sama halnya jarum
penunjuk pada voltmeter. Simpangan/pergeseran bintik terang dibuat ke arah
vertikal sedangkan pergeseran mendatar sebanding dengan laju pertambahan waktu.

Simpangan arah vertikal dapat ditera dalam volt/skala atau volt/cm. Sementara itu,
simpangan arah mendatar dapat ditera dalam detik/skala atau detik/cm. Dengan
peneraan ini menunjukkan bahwa osiloskop tidak hanya dapat digunakan untuk
memperlihatkan gambar signal sebagai fungsi waktu, tetapi yang lebih penting dapat
digunakan sebagai alatukur parameter-parameter pad signal antara lain: selang
waktu (time duration), periode ayunan maksimum, amplitudo, fase, frekuensi dan
sebagainya.4

Arus bolak-balik sinusoidal

Seperti dijelaskan di atas bahwa bentuk arus bolak-balik yang paling sederhana
adalah arus sinusoidal. Arus yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga air, batu bara,
angin, nuklir merupakan arus bolak-balik sinusoidal. Arus yang dihasilkan oleh turbin
pasti arus bolak-balik sinusional. Pembangkit listrik tenaga air, batu bara, angin,
nuklir menggunakan turbin yang memutar kumparan dalam medan magnet tetap.
Kebergantungan arus dan tegangan terhadap waktu dapat dinyatakan oleh fungsi
kosinus berikut ini
2𝜋
𝐼 = ���� ����𝑠 ( 𝑡 + 𝜑0 )
𝑇
dengan
Im adalah arus maksimum (amplitudo arus),
T periode arus,
t waktu, dan
o fase mula-mula (saat t = 0).5

3
Rina Ramadhani, dkk.. Osiloskop Sinar Katoda. (Universitas Lambung Mangkurat : Banjarmasin,
2016), hlm.2
4
Anisa Fitri Mandagi, Dhea Intan Patya. Pengenalan Alat Ukur dan Pengukuran. (Universitas
Pendidikan Indonesia : Bandung, 2017), hlm.2
5
Mikrajuddin Abdullah. 2017. Fisika Dasar II. Hlm 483-484. (Bandung : Institut Teknologi Bandung).
Gambar atau diagram lissajous adalah sebuah penampakan pada layar osiloskop yang
mencitrakan perbedaan atau perbandingan antara beda fase, frekuensi dan
amplitude dari dua gelombang masukkan pada setia chanel osiloskop. Frekuensi
adalah suatu besaran yang menyatakan banyaknya gelombang yang terjadi setiap
detiknya yang dinyatakan dalam satuan Hz. Amplitudo merupakan simpangan terjauh
dari suatu gelombang atau juga dapat didefinisikan sebagai nilai puncak atau
maksimum positif dari sebuah gelombang sinusoidal. Sedangkan beda fase adalah
perbedaan sudut mulai antara dua gelombang sinusoidal yang sedang diamati.

Bentuk pola lissajous yang muncul pada osiloskop juga dapat dibentuk dari dua
gelombang yang saling tegak lurus dan mempunyai perbandingan frekuensi (missal
1:2, 1:4 dan seterusnya). Gambar di bawah ini memperlihatkan beberapa pola
Lissajous dengan perbandingan frekuensi dan beda fasa yang berbeda-beda.

Gambar 1. Pola Lissajous dengan frekuensi dan beda fase yang berbeda-beda.6

D. Cara Kerja

Petunjuk umum pengoperasian osiloskop

1. CRO hanya boleh dihidupkan pada waktu akan digunakan. Mematikan CRO untuk
pemakaian yang tertunda. Mengistirahatkan lebih dari 5 menit.
2. Sebelum menghidupkan osiloskop, sebaiknya periksa dulu sumber tegangan AC
yang digunakan apakah sesuai dengan tegangan yang diperlukan untuk
menghidupkan CRO.
3. Mengunakan intensitas lebih rendah dari batas maksimumnya. Bila tidak
diperlukan, menetapkan saklar AC-DC pada kondisi AC.
4. Menurunkan bla bal. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kerusakan pada layar
pendar, karena elektron terus-menerus jatuh di titik yang sama dengan intensitas
tinggi.
5. Mengatur tombol pada posisi tengah-tengah untuk mendapatkan bintik terang
atau jejak elektron (bila tidak nampak pada layar).

6
Hartono, Modul Praktikum Elektronika Dasar I, Purwokerto, 2015, halaman 3
Petunjuk kalibrasi osiloskop

1. Menyalakan osiloskop dengan memutar tombol power ke arah ON.


2. Mengatur intensitasnya sampai diperoleh garis terang atau titik pada layar, jangan
gunakan intensitas yang terlalu besar, mengatur posisi garis berada di tengah-tengah
dengan memutar tombol posisi (atas-bawah) dan tombol posisi (kanan-kiri).
3. Memastikan tombol CAL VOLTAGE (pada voltage/div berwarna merah) dan CAL
SWEEP TIME (pada Sweep Time/div berwarna merah) dalam keadaan maksimum.
4. Mengatur perbesaran pada probe, pada posisi 10 .
5. Memastikan posisi input untuk Ch1 (Y) atau Ch2 (X). Jika Ch1 (Y) akan digunakan,
atur posisi tombol mode pada Ch1 (Y) dan tombol source pada posisi Ch1 (Y) dan
sebaliknya jika Ch2 (X) yang digunakan, atur posisi tombol mode dan tombol
source pada posisi Ch2 (X).
6. Misal pilih saja Ch2 (X) yang akan dikalibrasi terlebih dulu, atur seperti langkah e.
7. Menetapkan posisi AC-DC pada kondisi AC.
8. Menjepitkan ujung probe pada titik CAL pada osiloskop.
9. Penjepit probe pada posisi ground.
10. Mengatur posisi gambar pada layar dengan memutar tombol posisi (atas-bawah)
dan tombol posisi (kanan-kiri) pada channel yang anda gunakan.
11. Jika gambar yang tampil bergerak, posisikan tombol “level” pada posisi tengah-
tengah.
12. Menghitung tegangan dan frekuensi tampilan dengan rumusan berikut:

Perhitungan tegangan Vp-p


Vp-p = jumlah kotak posisi vertikal x variable volt/divxprobe

Perhitungan frekuensi
f = 1/T, dimana T = jumlah kotak satu gelombang variabel sweep
time/div. Hitung besar tegangan Vp-p dan frekuensi kalibrasi. Apakah hasilnya
sesuai dengan yang tertera pada titik CAL. Jika sesuai, osiloskop siap digunakan,
jika belum sesuai atur tombol CAL (merah) pada variabel volt/div untuk
menyesuaikan tegangan dan tombol CAL (merah) pada variabel sweep time/div
untuk menyesuaikan perioda atau frekuensi.
Lakukan kembali kalibrasi pada Ch1 (Y).

Catatan:
a. Tombol variabel voltage/div untuk mengatur jumlah tampilan secara vertikal
b. Tombol sweep time/div untuk mengatur jumlah tampilan secara horizontal
c. Tegangan yang terukur pada osiloskop adalah tegangan maksimum

Mengukur tegangan dan frekuensi suatu sumber

1. Menyiapkan osiloskop, tombol-tombol dipersiapkan sehingga dalam keadaan


tanpa beban, dilayar tampak titik dimana intensitas dan fokusnya cukup dan
berada ditengah-tengah layar. Jangan lupa meredupkan intensitasnya (dibawah
maksimum) dan jangan terlalu lama menyalakan titik di layar.
2. Menyediakan pembangkit sinyal (sinyal generator) dengan outputnya masing-
masing memberikan tegangan sinusoida.
3. Dalam keadaan “off“ , hubungkan output pembangkit sinyal dengan osiloskop,
posisi ujung probe dihubungkan dengan positif keluaran signal, penjepit pada
probe ditempatkan pada ground signal generator. Kemudian nyalakan signal
generator.
4. Mengatur tombol sweep time/div dan volt/div pada osiloskop seperti langkah
kalibrasi untuk mendapatkan gambar sinusoida tunggal yang bagus.
5. Menggambarkan pada kertas milimeter apa yang terlihat pada layar osiloskop.
Kemudian catat:
a. kedudukan tombol pengatur osiloskop dan pembangkit sinyal.
b. dari pengamatan di atas, tentukan tegangan sumber dan frekuensi sumber.
6. Melakukan pengukuran tegangan tersebut dengan mengunakan multimeter
sebanyak 5 kali pengulangan. Bandingkan hasilnya dengan pengukuran melalui
osiloskop. Beri komentar!
7. Mengulangi langkah c hingga f dengan tegangan dan frekuensi sumber yang
bervariasi.

Menentukan pola Lissayous

1. Memasang pembangkit signal I pada input horizontal Ch2 (X) dan pembangkit II
pada input vertikal Ch1 (Y) pada osiloskop.
2. Perbandingan yang digunakan sebesar 1:2; 1:3; 1:4; dst. Atau 2:1; 3:1; 4:1 dst.
3. Mengatur frekuensi pada pembangkit signal I sebagai f1 pada channel X (Mode
pada posisi X) sampai 100 Hz, kemudian ubah mode pada posisi Y dan atur
frekuensi pembangkit signal II sebagai f2 sampai diperoleh 200 Hz, sehingga
perbandingan f1 : f2 adalah 1:2.
4. Kemudian putar tombol time/div pada posisi X-Y, dan atur mode pada posisi dual.
5. Mengatur volt/div untuk mendapatkan gambar bujur sangkar.
6. Menggambar tampilan pada beberapa posisi.
7. Melakukan untuk perbandingan.
8. Membandingkan data anda dengan referensi yang ada.

E. Pertanyaan Awal

1. Tuliskan bentuk umum fungsi gelombang dan jelaskan arti masing-masing


simbolnya!

Jawab :

Gelombang sinus atau sinusoidal adalah fungsi matematika yang berbentuk osilasi
halus berulang. Fungsi ini sering muncul dalam ilmu matematika, fisika,
pengolahan sinyal, dan teknik listrik, dan berbagai bidang lain. Bentuk paling
sederhana dari fungsi ini terhadap waktu (t) adalah:

y = A sin (wt+ φ)

Keterangan :
• A, amplitudo, adalah puncak simpangan fungsi dari posisi tengahnya,
• ω, frekuensi sudut, menunjukkan berapa banyak gerak bolak-balik yang terjadi
dalam satu satuan waktu, dalam radian per detik,
• φ, fase, menunjukkan di mana posisi awal gerakan ketika t=0, Jika fase tidak
bernilai nol, seluruh gelombang akan tampak bergeser menurut sumbu X (sumbu
waktu) sebesar φ/ω detik. Nilai negatif pada fase menunjukkan jeda, sedang
nilai positif menunjukkan gelombang "berangkat lebih awal".
2. Jelaskan pengertian dari besaran-besaran berikut:

Jawab :

3. Amplitudo Gelombang adalah jarak maksimum partikel yang bergerak dalam medium
dari posisi kesetimbangan mereka ketika dilewati gelombang. Posisi kesetimbangan
dari partikel dalam medium adalah keadaan partikel saat tidak adanya gelombang.
Dalam gelombang transversal, partikel dalam medium bergerak naik dan turun dari
sudut kanan ke arah gelombang. amplitudo gelombang transversal adalah perbedaan
ketinggian antara puncak dan posisi kesetimbangan. Puncak adalah titik tertinggi
partikel dari posisi kesetimbangan. Semakin tinggi puncak maka, semakin besar
amplitudo gelombang.Dalam gelombang longitudinal, partikel dalam medium
bergerak maju mundur di arah yang sama dengan arah gelombang. Amplitudo
gelombang longitudinal adalah jarak antara partikel dalam medium yang mengalami
kompresi oleh gelombang. Semakin dekat partikel bersama-sama, semakin besar
amplitudo gelombang.Amplitudo dalam sistem internasional biasa disimbolkan
dengan (A) dan memiliki satuan meter (m).

4. Periode adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan satu gelombang. Periode
dilambangkan T, dan dalam Sistem Internasional (SI), satuannya adalah detik (s).

5. Gambarkan gelombang listrik sinusoida dengan amplitudo 2 cm dan periode


0.02 sekon pada kertas milimeter!
Jawab :

6. Sebutkan tiga bidang sains selain fisika yang menggunakan osiloskop!

Jawab :

Bidang kesehatan, engineering, dan telekomunikasi

7. Besaran listrik apa yang dapat diukur dengan osiloskop secara langsung dan
besaran apa yang diukur tidak langsung?
Jawab :

Besaran yang dapat diuur langsung : tegangan, waktu, sudut fase, frekuensi
Besaran yang tidak dapat diukur langsung : arus

8. Apa nama tabung panjang yang ada dalam osiloskop dan sebutkan komponen
komponen penting yang ada di dalamnya?
Jawab :

Nama tabung panjang adalah Chatode Ray Tubu. Komponen-komponen yang ada
di dalamnya yaitu zat pendas, senapan elektron.

9. Apa yang dimaksud dengan senapan elektron? Jelaskan secara singkat!

Jawab :

Senapan elektron adalah bagian tabung sinar katode yang berfungsi untuk
menghasilkan, mempercepat, memfokuskan, dan membelokkan sorotan elektron.Di
dalam senpan electron, katode berfungsi memancarkan electron pada suhu yang
sangat tinggi. Pancaran electron itu kemudian diubah intensitasnya oleh trode
kendali dengan menggunakan variasi besarnya tegangan. Di depan electrode kendali
terdapat lensa electron yang berfungsi memfokuskan electron yang dipercepat ke
suatu titik. Senapan electron merupakan bagian utama peranti elektronika tertentu
yang memakai tabung sinar katode, termasuk televise, osiloskop, mikroskop
electron, dan mesin sinar X.

10.Apa yang dimaksud dengan pola Lissayous?


Jawab :
Pola Lissayous adalah sebuah penampakan pada layar osiloskop yang mencitrakan
perbedaaan atau perbandingan beda fase, frekuensi dan amplitudo dari 2
gelombang inputan pada probe osiloskop.

11.Mengapa terjadi perbedaan pada hasil pengukuran antara osiloskop


dan voltmeter?
Jawab :
Perbedaan pengukuran antara voltmeter dengan osiloskop adalah pada voltmeter
pengukuran bisa langsung dilakukan dengan menempelkan probe pada alat elektronik
yang ingin diukur, kita sudah dapat melihat hasilnya pada display voltmeter,
sedangkan dengan osiloskop, kita harus melakukan kalibrasi terlebih dahulu untuk
mendapatkan hasil pengukuran yang presisi.

F. Pre-Test

Tidak ada pre-test


G. Data Percobaan
H. Pengolahan Data

➢ Data Tunggal

• Volt Peek to Peek

NST Generator : 0.2 volt

������(��) ∆����𝑷 (��) ��𝑺𝑹 (����𝑷 ± ∆������)


𝑽
∆𝑉𝑃𝑃
× 100%
1 1 𝑉𝑃𝑃
× ����𝑡 = × 0,2
3,6 2 2 0,1 (3,6 ± 0,1)𝑉
= × 100%
= 0,1 3,6
= 2,78% (3𝐴��)
∆𝑉𝑃𝑃
× 100%
1 1 𝑉𝑃𝑃
× ����𝑡 = × 0,2
2 2 0,1 (6 ± 0,1)𝑉
6 = × 100%
= 0,1 6
= 1,67% (3𝐴��)

• Potensial Efektif Osiloskop


NST Osiloskop : 0.2 volt
��𝑬����(�� ∆��𝑬��𝑭 (��) ��𝑺𝑹 (��𝑬��𝑭 ± ∆��𝑬����) 𝑽
) ∆𝑉����𝐹
1 1 𝑉����𝐹 × 100%
× ����𝑡 = × 0,2
1,28 2 2 0,1 (1,28 ± 0,1)𝑉
= × 100%
= 0,1 1,28
= 7,81% (3𝐴��)
∆𝑉����𝐹
1 1 𝑉����𝐹 × 100%
× ����𝑡 = × 0,2
2,14 2 2 0,1 (2,14 ± 0,1)𝑉
= × 100%
= 0,1 2,14
= 4,67% (3𝐴��)
• Jumlah Blok Vertikal
NST Osiloskop : 0.2 volt

𝒀(��) ∆𝒀 (��) ��𝑺𝑹 (𝒀 ± ∆𝒀) 𝑽


∆𝑌
× 100%
1 1 𝑌
× ����𝑡 = × 0,2
1,8 2 2 0,1 (1,8 ± 0,1)𝑉
= × 100%
= 0,1 1,8
= 5,56% (3𝐴��)
∆𝑌
× 100%
1 1 𝑌
× ����𝑡 = × 0,2
3 2 2 0,1 (3 ± 0,1)𝑉
= × 100%
= 0,1 3
= 3,33% (3𝐴��)

➢ Data Majemuk

• Tegangan

− 𝒇 = ��������𝒛
Jumlah blok vertikal : 1,8
Volt/div : 2v

)
Percobaan ke 𝑽 ��𝟐
(��������) (������𝒕
1
2 1,33
1,34 1,7689
1,795
3 1,33 6
1,768
4 1,33 9
1,768
5 1,34 9
1,795
Σ 6,67 6
8,897
∑𝑉 6,67 9
𝑉 = = 5 = 1,334 𝑉
𝑛
1 ��(∑�� 2 ) − (∑�� )2
∆𝑉 = √
𝑛 𝑛− 1

1 √ 5(8,8979) − (6,67)2
= = 0,002449 𝑉
5 5−1

∆𝑉 0,002449
Ksr = 𝑉
× 100% = 1,334
× 100% = 0,18% (4AP)

𝑉 = (𝑉 ± ∆��) 𝑉 = (1,334 ± 0,0024) 𝑉


− 𝒇 = ��������𝒛
Jumlah blok vertikal : 1,8
Volt/div : 2v

)
Percobaan ke 𝑽 ��𝟐
(��������) (������𝒕
1
2 2,12
2,19 4,4944
4,7961
3 2,19 4,7961
4 2,19 4,7961
5 2,19 4,7961
Σ 10,88 23,678
8
∑𝑉 10,88
𝑉 = = 5 = 2,176 𝑉
𝑛
1 ��(∑�� 2 ) − (∑��)2
∆𝑉 = √
𝑛 𝑛− 1

1 5(23,6788) − (10,88)2
= 5√ = 0,014 𝑉
5−1

∆𝑉 0,014
Ksr = 𝑉
× 100% = 2,176
× 100% = 0,64% (4AP)

𝑉 = (𝑉 ± ∆�� ) 𝑉 = (2,176 ± 0,014) 𝑉

I. Perhitungan

1. Hitung besar tegangan dan frekuensi yang terukur dengan osiloskop dan
tegangan yang terukur dengan voltmeter. Bandingkan!
Jawab:

TEGANGAN
Tegangan yang diperoleh dari pengukuran Voltmeter berdasarkan pengolahan
data adalah sebagai berikut:

• Untuk 𝒇 = ��������𝒛
(1,334 ±
0,0024)������𝑡
• Untuk 𝒇 = ��������𝒛
(2,176 ± 0,014)������𝑡
Tegangan yang diperoleh dari pengukuran osiloskop 𝟏 ��
𝑽����𝑺 = × ��𝒑
adalah VRMS,yang besarnya sama dengan: 𝟐 √𝟐
Untuk menentukan VRMS perlu dicari V peak to peak(Vpp) atau Tegangan
Puncak Osiloskop terlebih dahulu dengan rumus:

𝑽��𝒑 = ��𝒖������𝒉 ������𝒌 ������������𝒍 × ��������⁄𝒅��𝒗 × ��������𝒆

*Probe dalam Percobaan ini digunakan sebesar 1

• Untuk 𝒇 = ��������𝒛 ,Blok Vertikal = 1,8 , Volt/div=2,

𝑉��𝑝 = 1,8 × 2𝑉 × 1 = 3,6 𝑉����𝑡


1 3,6𝑉
𝑽����𝑺 = × = 1,27𝑉����𝑡
2 √2

• Untuk 𝒇 = ��������𝒛 ,Blok Vertikal = 3, Volt/div=2,

𝑉��𝑝 = 3 × 2𝑉 × 1 = 6 𝑉����𝑡
𝑽����𝑺 = 1 × 6𝑉 = 2,12𝑉����𝑡
2 √2

2. Beri komentar pola Lissayous yang anda peroleh berdasarkan referensi lain.

Jawab :

Pola Lissayous yang dihasilkan dengan menggunakan perbandingan 1:2, 1:3, 2:1, dan
3:1. Frekuensi1:2 akan mendapatkan hasil perpaduan 2 gelombang yang masing
masing gelombangnya mempunyai 3 titik simpul dan 2 perut secara vertical.
Sedangkan frekuesni 2:1 akan menghasilkan pola yang sama namun terbentuk secara
horizontal. Frekuensi 1:3 akan mendapatkan hasil perpaduan 3 gelombang yang
masing masing gelombangnya mempunyai 4 titik simpul dan 3 perut secara vertical.
Sedangkan frekuesni 3:1 akan menghasilkan pola yang sama namun terbentuk secara
horizontal. Dan dari hasil pengamatan dapat dilihat bahwa pola yang dihasilkan telah
sesuai dengan referensi lain sebagaimana contoh pola Lissayous tersebut.
J. Pertanyaan Akhir

Tidak ada pertanyaan akhir

K. Analisi dan Pembahasan

Pada praktikum kali ini yaitu osiloskop, bertujuan untuk mengetahui fungsi osiloskop,
memahami prinsip kerja penggunaan osiloskop, merancang dan menerangkan
terjadinya pola lissayous, menghitung frekuensi suatu sumber tegangan dengan pola
lissayous juga menentukan hubungan nilai Vpp dan nilai Vrms. Dalam percobaan ini
digunakan sebuah osiloskop dan generator yang disambungkan ke sumber listrik.
Selanjutnya, digunakan pula kabel probe yang memiliki perbesaran 1x disambungkan
ke osiloskop maupun generator, yang digunakan dalam bantu mencari kalibrasinya,
nilai frekuensi, sumber tegangan, maupun bentuk akibat pola lissayous.

Prinsip kerja ini digunakannya sinar katoda. Elektron dipancarkan dan katoda akan
menumbuk bidang gambar yang dilapisi oleh zat yang besifat flourecent. Arah gerak
electron dipengaruhi oleh medan listrik. Jika pada lempeng horizontal dipasang
tegangan periodic maka electron yang pada mulanya bergerak secara vertical kini
juga bergerak secara horizontal dengan laju tetap, sehingga pada gambar berbentuk
grafik sinusoidal.

Sebagaimana diketahui, nilai tegangan yang terukur pada voltmeter adalah tegangan
Root Mean Square, atau disebut juga VRMS. Root Mean Square atau disingkat RMS
adalah metode statistika untuk mencari nilai rata rata efektif dari data majemuk.
Dapat didefinisikan bahwa RMS adalah akar kuadrat dari jumlah data data yang telah
dikuadratkan masing masing. VRMS disebut juga sebagai Vefektif . Vefektif sendiri adalah
suatu besaran dari arus listrik bolak balik yang nilainya diukur berdasarkan listrik
arus searah yang mana keduanya akan menghasilkan daya(P) yang sama jika
dikenakan pada beban (R) yang sama pula.

Perhitungan tegangan Vp-p


Vp-p = jumlah kotak posisi vertikan x variabel volt / div x probe

Perhitungan frekuensi
f = 1/T, dimana T = jumlah kotak 1 gelombang x variabel sweep time/div menghitung
besar tegangan Vp-p dan frekuensi kalibrasi.

Hasil yang di dapatkan adalah sebagai berikut:

Frekuensi ����𝑷

625 ��𝑧 3,6����𝑙𝑡

833��𝑧 6����𝑙𝑡

Selanjutnya yaitu Mengukur tegangan dan frekuensi suatu sumber.Pertama-tama


menyiapkan osiloskop, tombol-tombol dipersiapkan sehingga dalam keadaan tanpa
beban, dilayar tampak titik dimana intensitas dan fokusnya cukup dan
beradaditengah-tengah layar. Jangan lupa meredupkan intensitasnya (dibawah
maksimum) dan jangan terlalu lama menyalakan titik di layar, lalu mediakan
pembangkit sinyal (sinyal generator) dengan outputnya masing- masing memberikan
tegangan sinusoida.Dalam keadaan “off“, hubungkan output pembangkit
sinyal
dengan osiloskop, posisi ujung probe dihubungkan dengan positif keluaran signal,
penjepit pada probe ditempatkan pada ground signal generator. Kemudian
menyalakan signal generator. Mengatur tombol sweep time/div dan volt/div pada
osiloskop seperti langkah kalibrasi untuk mendapatkan gambar sinusoida tunggal
yang bagus menggambar pada kertas milimeter apa yang terlihat pada layar
osiloskop. Kemudian mencatat:kedudukan tombol pengatur osiloskop dan
pembangkit sinyal.dari pengamatan, tentukan tegangan sumber dan frekuensi
sumber. Mengulagi pengukuran tegangan tersebut dengan mengunakan multimeter
sebanyak 5 kali pengulangan. Kemudian bandingkan hasilnya dengan pengukuran
melalui osiloskop. Langkah tersebut diulangi dengan meggunakan tegangan dan
frekuensi sumber yang bervariasi.

Hasil tegangan yang didapat mesin Osiloskop dengan frekuensi yang telah didapatkan
sebelumnya adalah sebagai beikut:

Frekuensi Tegangan Osiloskop (������𝒔


)

625 ��𝑧 1,27 ����𝑙𝑡

833��𝑧 2,12 ����𝑙𝑡

Pada praktikum ini juga dilakukan percobaan untuk memunculkan pola lissayous.
Pola Lissayous sendiri adalah pola yang di proyeksikan pada layar osiloskop yang
disebabkan oleh dua gelombang dengan fase, amplitudo dan frekuensi yang berbeda.
Pada percobaan ini kami menggunakan dua generator untuk menghasilkan pola
lissayous.

Berikut hasil yang didapatkan :

L. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan :

• Osiloskop atau disebut osiloskop sinar katoda merupakan alat yang digunakan untuk
melihat dinamika besaran sebagai fungsi waktu secara visual. Dengan menggunakan
osiloskop ini harga suatu besaran dapat dilihat setiap saat sepanjang waktu berjalan
terus.
• Osiloskop sinar katoda dapat digunakan untuk menyelidiki gejala yang bersifat
periodik. Komponen utama osiloskop adalah tabung sinar Mengukur besar tegangan
listrik dan hubungannya terhadap waktu,mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi,
Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik, Membedakan arus AC
dengan arus DC, dan Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya
terhadap waktu
• Fungsi osiloskop adalah sebagai berikut :
- Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu
- Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi
- Mengecek jalannya suatu sinyal yang berosilasi
- Mengetahui noise pada sebuah rangkaian listrik
• Osiloskop digunakan untuk mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya
terhadap waktu, mengukur frekuensi sinyal yang berisolasi, mengecek jalannya suatu
sinyal pada sebuah rangkaian listrik.
• Prinsip kerja osiloskop adalah dengan menerima sinyal listrik dari generator (sumber
tegangan) yang sampai mengenai layar pendar kemudian menghasilkan bintik terang.
Bintik terang ini bisa diatur posisi dan panjangnya sehingga menghasilkan suatu
gelombang yang tertera pada layar osiloskop.
• Prinsip kerja tabung sinar katoda adalah sebagai berikut: Elektron dipancarkan dari
katoda akan menumbuk bidang gambar yang dilapisi oleh zat yang bersifat
flourecent. Bidang gambar ini berfungsi sebagai anoda. Arah gerak elektron ini dapat
dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnetik.
• Pola Lissayous adalah sebuah penampakan pada layar osiloskop yang mencitrakan
atau meneunjukan perbedaan atau perbandingan Beda Fase, Frekuensi &
Amplitudodari 2 gelombang atau lebih inputan pada probe osiloskop.
• Perbedaan tampilan pola lissayous disebabkan karena perbedaan frekuensi, periode,
amplitudo dan tegangan yang digunakan.

Saran :

• Terlebih dahulu memahami bagaimana cara menggunakan alat yang akan digunakan
sebelum memulai praktikum.
• Memahami langkah-langkah pengerjaan sebelum melakukan praktikum.
• Mengecek kondisi alat yang digunakan apakah dalam kondisi baik atau tidak.
• Lebih teliti dalam membaca skala pada alat-alat yang digunakan agar tidak terjadi
kesalahan pada saat pengolahan dan perhitungan.
• Lebih teliti dalam melakukan pengolahan data dan perhitungan.
Daftar Pustaka

− Anisa Fitri Mandagi, Dhea Intan Patya. Pengenalan Alat Ukur dan Pengukuran.
(Universitas Pendidikan Indonesia : Bandung, 2017), hlm.2

− Hartono, Modul Praktikum Elektronika Dasar I, Purwokerto, 2015, halaman 3

− Mikrajuddin Abdullah. 2017. Fisika Dasar II. Hlm 483-484. (Bandung : Institut
Teknologi Bandung).

− Ratih Listiyarini, “Dasar Listrik dan Elektronika”, Deepublish, Yogyakarta, 2018,


hal. 171

− Rina Ramadhani, dkk.. Osiloskop Sinar Katoda. (Universitas Lambung Mangkurat :


Banjarmasin, 2016), hlm.2

− Staff Laboratorium Fisika Dasar. Buku Panduan Praktikum Fisika Dasar.


(Laboratorium Fisika Dasar UGM : Yogyakarta, 2015), hlm.1

Anda mungkin juga menyukai