Anda di halaman 1dari 42

Penuntun Praktikum

ELEKTRONIKA DASAR I

Oleh
Tim Penyusun

Divisi Elektronika dan Instrumentasi


LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
Semester Genap 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas nikmat dan rahmat-Nya,
maka Penuntun Praktikum Elektronika Dasar I ini dapat selesai. Harapan kami dengan
adanya penuntun telah direvisi ini maka praktikum dapat berlangsung dengan lebih
terarah, tertib dan mencapai tujuan praktikum.
Revisi penuntun ini mengacu pada evaluasi praktikum-praktikum sebelumnya
dengan penambahan jumlah percobaan. Selain itu revisi dilakukan dengan memasukkan
hal-hal yang mendasar seperti pengenalan komponen dan alat ukur yang digunakan
dalam praktikum. Teori dasar masih sederhana, sehingga diharapkan mahasiswa lebih
banyak membaca buku-buku yang berkaitan dengan materi praktikum
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
revisi penuntun ini. Kami menyadari sepenuhnya bahwa penuntun ini masih memiliki
kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan
untuk perbaikan mendatang.

Bengkulu, Pebruari 2021

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Hal.
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM iv
TATA TERTIB DI LABORATORIUM FISIKA FMIPA UNIB v
PERCOBAAN 1: KOMPONEN ELEKTRONIKA DAN MULTIMETER 1
PERCOBAAN 2: PENGUJIAN KOMPONEN ELEKTRONIKA 7
PERCOBAAN 3: OSILOSKOP DAN GENERATOR SINYAL 13
PERCOBAAN 4: TAPIS/FILTER 18
PERCOBAAN 5: ANALISIS SINYAL MENGGUNAKAN DIODA 21
PERCOBAAN 6: PENYEARAH GELOMBANG 26
PERCOBAAN 7: RANGKAIAN RC 31
PERCOBAAN 8: TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR 35
PERCOBAAN 9: PROYEK KECIL (1) ADAPTOR SEDERHANA 39
PERCOBAAN 10: PROYEK KECIL (2) RUNNING LED 47

iii
FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM

Setiap peserta Praktikum Elektronika Dasar I diwajibkan membuat laporan


praktikum. Laporan praktikum dibuat setiap minggu percobaan selesai. Laporan
praktikum diketik pada kertas kuarto dan dikumpulkan sebelum praktikum berikutnya
dimulai Praktikan yang tidak mengumpulkan laporan praktikum, tidak diizinkan
mengikuti praktikum pada hari tersebut dan nilainya tidak dapat dikeluarkan (nol).

Format Sampul dan Isi Laporan

Judul Percobaan 1. Nama Percobaan

2. Tujuan

3. Teori Dasar
Nama
NPM 4. a. Percobaan
b. Analisa Data

5. a. Jawaban Pertanyaan
Hari/tanggal b. Kesimpulan
Nama Asisten
Program Studi

iv
TATA TERTIB DI LABORATORIUM FISIKA
FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS BENGKULU

Dalam melaksanakan praktikum Elektronika Dasar I, setiap praktikan harus


memperhatikan tata tertib di bawah ini:
1. Praktikan harus sudah hadir 10 (sepuluh) menit sebelum praktikum dimulai.
2. Praktikan harus mengenakan baju (jas) lab dan tidak dibenarkan memakai sepatu
sandal/sandal serta kaos oblong.
3. Praktikan tidak diperkenankan makan, minum, dan merokok dalam ruangan.
4. Setiap Praktikan harus mengikuti Pre-Tes. Praktikan yang tidak lulus Pre-Tes tidak
boleh mengikuti praktikum.
5. Praktikan yang tidak mengumpulkan tugas pendahuluan tidak boleh mengikuti
praktikum.
6. Setiap kelompok harus meminjam alat atau sebagian alat yang akan digunakan
dengan mengisi “Bon Peminjaman” yang sudah ditandatangani oleh Asisten yang
ditunjuk.
7. Setelah alat dirangkai mintalah Asisten untuk memeriksa sambungannya sebelum
dihubungkan ke PLN.
8. Setelah pengambilan data selesai peralatan harus dikembalikan kepada Laboran,
bersihkan meja, dan tinggalkan meja kerja dalam keadaan rapi dan bersih.
9. Kerusakan alat menjadi tanggung jawab Praktikan.
10. Tulislah data yang diperoleh dalam kertas “Laporan Sementara” dan harus diketahui
oleh Asisten yang bertugas pada saat itu dengan memberikan tanda tangan pada
laporan sementara.
11. Praktikan harus melakukan praktikum dalam kelompoknya dan tidak
diperkenankan dalam kelompok lain.
12. Praktikan yang tidak hadir sebanyak “dua kali” tanpa keterangan akan dianggap
gagal, dan semua praktikum yang telah dilakukan dianggap batal.

v
PERCOBAAN KE-1
KOMPONEN ELEKTRONIKA
DAN MULTIMETER

1. TUJUAN PERCOBAAN
- Mengenal komponen-komponen dasar elektronika.
- Dapat menggunakan catu daya dan multimeter.
- Dapat menentukan nilai komponen elektronika dan mengukur parameter-
parameter elektronika.

2. ALAT DAN BAHAN


- Laptop atau komputer
- Software Proteus

3. DASAR TEORI
Resistor adalah salah satu komponen elekronika yang berfungsi sebagai
penahan arus yang mengalir dalam suatu rangkaian dan berupa terminal dua
komponen elektronik yang menghasilkan tegangan pada terminal yang sebanding
dengan arus listrik yang melewatinya sesuai dengan hukum Ohm. Sebuah resistor
tidak memiliki kutub positif dan negatif, tapi memiliki karakteristik utama yaitu
resistensi, toleransi, tegangan kerja maksimum dan power rating. Karakteristik
lainnya meliputi koefisien temperatur, kebisingan, dan induktansi. Ohm yang
dilambangkan dengan simbol Ω merupakan satuan resistansi dari sebuah resistor
yang bersifat resistif.
Fungsi resistor adalah sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus yang
mengalir dalam suatu rangkaian. Dengan adanya resistor menyebabkan arus listrik
dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan. Adapun fungsi resistor secara lengkap
adalah sebagai berikut :
1. Berfungsi untuk menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan
suatu rangkaian elektronika.
2. Berfungsi untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
rangkaian elektronika.
3. Berfungsi untuk membagi tegangan.
4. Berfungsi untuk membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah dengan
bantuan transistor dan kondensator (kapasitor).

Elektronika Dasar I Page 1


Keterangan:

Warna Nilai
Hitam 0
Coklat 1
Merah 2
Jingga 3
Kuning 4
Hijau 5
Biru 6
Ungu 7
Kelabu 8
Putih 9

Gambar 1. Tabel Warna Nilai Resistor

Kapasitor adalah suatu komponen elektronika yang dapat menyimpan


dan melepaskan muatan listrik atau energi listrik. Selain itu, kapasitor juga dapat
berfungsi sebagai penyaring frekuensi. Kapasitor memiliki berbagai macam
ukuran dan bentuk tergantung dari kapasitas, tegangan kerja dan faktor lainnya
yang berpengaruh.
Untuk mengetahui besarnya nilai kapasitas atau kapasitansi pada
kapasitor dapat dibaca melalui kode angka pada badan kapasitor tersebut yang
terdiri dari 3 angka. Angka pertama dan kedua menunjukkan angka atau nilai,
angka ketiga menunjukkan faktor pengali atau jumlah nol, dan satuan yang
digunakan ialah pikofarad (pF). Fungsi kapasitor antara lain :
1. Sebagai filter atau penyaring, biasanya digunakan pada sistem radio, TV,
amplifier dan lain-lain. Filter pada radio digunakan untuk menyaring
(penghambatan) gangguan-gangguan dari luar.
2. Sebagai kopling, kapasitor sebagai kopling (penghubung) amplifier
tingkat rendah ketingkat yang lebih tinggi.
3. Pada lampu neon, fungsi kapasitor untuk penghemat daya listrik
4. Dalam rangkaian antena, fungsi kapasitor sebagai pembangkit frekuensi

Elektronika Dasar I Page 2


Gambar 2. Jenis-jenis kapasitor

Transistor adalah komponen elektronika multitermal, biasanya memiliki


3 terminal yaitu basis, kolektor dan emitor. Transistor memiliki dua jenis yaitu
transistor bipolar dan transistor unipolar. Transistor Bipolar adalah transistor
yang memiliki dua persambungan kutub. Transistor Unipolar adalah transistor
yang hanya memiliki satu buah persambungan kutub. Transistor biasa terdiri
dari 3 buah kaki yang masing-masing diberi nama: emitor, basis dan kolektor.
Transistor bipolar dapat diibaratkan dengan dua buah dioda.
Agar transisitor dapat beroperasi dengan baik pada suatu rangkaian,
transistor tersebut harus diberi bias dengan benar. Bila kita ingin transistor
bekerja dengan aktif maka “junction emitter-base” diberi bias mundur. Sebelum
kita memberikan bias pada transistor,harus mengetahui jenis dari transistor
yang akan gunakan.

Gambar 3. Jenis Transistor PNP dan NPN

Terdapat suatu cara yang mudah untuk menentukan jenis transistor,


yaitu menggunakan Ohmmeter. Jika kaki negatif dari Ohmmeter, dihubungkan ke
katoda dan kaki positif ke anoda, pada meter akan terbaca nilai resistansi yang
rendah. Hal ini disebabkan, karena elektron-elektron dapat secara mudah
mengalir dari bagian N ke bagian P. Dengan kata lain, baterai di dalam meter
memberikan bias maju pada P-N junction, tetapi jika polaritas kaki-kaki meter
dibalik, meter akan membaca nilai resisitansi yang tinggi, karena internal baterai

Elektronika Dasar I Page 3


memberikan bias mundur pada junction. Cara yang sama dapat digunakan untuk
mengidentifikasi jenis transistor (NPN atau PNP).

Dioda adalah komponen elektronika dengan 2 terminal (anoda dan


katoda) dan terbentuk dari dua jenis semikonduktor (silikon jenis N dan silikon
jenis P) yang tersambung. Bahan ini mampu dialiri arus secara relatif mudah
dalam satu arah. Dioda dibuat dalam berbagai bentuk dan ukuran serta amat
berguna. Dari pengertian dioda, maka pada simbol dioda terdapat tanda
menyerupai anak panah yang menunjukkan arah aliran arus listrik.

Gambar 4. Dioda

Dioda ini mempunyai banyak fungsi dalam dunia elektronika. yaitu: untuk
penyearah arus, untuk penyetabil tegangan, untuk indicator, dan sebagai saklar.

4. PROSEDUR PERCOBAAN
Sebelum memulai percobaan, pastikan dalam laptop atau komputer anda telah
diinstall software simulator Proteus.

1. Download di goggle 5 buah resistor yang berbeda warna gelang-gelangnya!


2. Tentukan nilai hambatan ke lima resistor di atas berdasarkan kode warna
resistor! Masukkan nilai-nilai hasil perhitungan ke tabel 1!

No Kode Warna Nilai hambatan (kode warna)


1.
2.
3.
4.
5.

3. Buka software Proteus, lalu siapkan 3 buah resistor, susunlah secara seri ketiga
resistor tersebut dan catat hambatannya! Selanjutnya lakukan pengukuran

Elektronika Dasar I Page 4


dengan menyusun resistor secara paralel! Masuk data hasil perhitungan dan
hasil pengukuran software Proteus ke Tabel 2!
Ohmmeter dalam
Perhitungan
No R1 R2 R3 Proteus
Rseri Rparalel Rseri Rparalel
1.
2.
3.
4.
5.

4. Ambil masing-masing 5 jenis kapasitor, kemudian tentukan nilai kapasitansi


berdasarkan kode angka kapasitor! Masukkan nilai-nilai hasil perhitungan ke
tabel 3!

No Kode Angka Nilai kapasitansi (kode warna)


1.
2.
3.
4.
5.

5. Ambil 2 buah diode, ukur hambatannya dengan menggunakan ohmmeter pada


software Proteus dan uraikan hasilnya!
6. Ambil 2 buah transistor, ukur hambatan kaki-kakinya menggunakan ohmmeter
pada software Proteus dan uraikan hasilnya!
7. Siapkan power supply AC pada software Proteus, lalu ukur tegangan AC pada
power supply menggunakan multimeter, ubah keluaran power supply, lalu catat
hasil pengukurannya!
8. Siapkan catu daya DC, lalu ukur tegangan DC pada catu daya menggunakan
multimeter, ubah keluaran catu daya, dan catat hasil pengukurannya!

5. TUGAS PENDAHULUAN
1. Apakah perbedaan cara kerja voltmeter AC dengan DC?
2. Apakah yang dimaksud dengan ground?
3. Jelaskan fungsi dari resistor, kapasitor, diode, dan transistor!

6. TUGAS AKHIR

1. Bagaimana hasil pengukuran hambatan resistor dengan ohmmeter jika


dibandingkan dengan nilai yang diperoleh dari kode warna?
2. Bagaimana besar hambatan resistor yang disusun secara seri dan secara paralel?
3. Mengapa hambatan dalam diode pada saat panjar maju lebih kecil dibanding
pada saat panjar?
4. Gambarkan kurva pembebanan catu daya!

Elektronika Dasar I Page 5


PERCOBAAN KE-2
PENGUJIAN KOMPONEN ELEKTRONIKA

1. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mampu menguji kondisi resistor, kapasitor, diode, dan transistor.

2. ALAT DAN BAHAN.


1. Labtp atau kompueter
2. Software Proteus

3. DASAR TEORI
Menguji komponen elektronika merupakan langkah yang harus ditempuh
sebelum merakit rangkaian elektronika. Hal ini untuk memastikan komponen-
komponen yang dirakit dalam keadaan baik. Alat yang digunakan untuk melakukan
pengujian komponen adalah multimeter.

Gambar 1. Multimeter analog

a. Menguji Kondensator
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut: (a). Mula-mula saklar
multimeter diputar ke atas dan tanda panah ke atas tepatnya R x Ohm, (b).
Kalibrasi sampai jarum multimeter menunjukkan angka nol tepat saat dua colok
(+) dan colok (-) dihubungkan dan putar adjusment untuk menyesuaikan, (c).
Hubungkan colok (-) dengan kaki berkutub negatif kondensator, sedangkan
colok (+) dengan kaki positif kondensator. Lihat jarum, bila bergerak dan tidak
kembali berarti komponen tersebut masih baik. Jika bergerak dan kembali tetapi
tidak seperti posisi semula berarti komponen rusak. Dan apabila jarum tidak
bergerak sama sekali dipastikan putus.
b. Menguji Resistor
Untuk mengujinya dengan multimeter kita boleh membolak-balik kaki resistor
ataupun sebaliknya membolak-balik colok (+) dan colok (-). Langkah-langkah
pemeriksaan resistor: (a). Memutar saklar sampai pada posisi R x Ohm. (b).
Kalibrasi dengan menghubungkan colok (+) dan colok (-). Kemudian memutar

Elektronika Dasar I Page 6


penyetel sampai jarum menunjuk pada angka nol (0). Atau putar control
adjusment untuk menyesuaikan, (c). Setelah itu kita hubungkan pencolok (+)
pada salah satu kaki resistor, begitu pula colok (-) pada kaki yang lain, (d).
Perhatikan jarum penunjuk, bila bergerak penuh atau sebaliknya jika bergerak
dan tak kembali berarti komponen masih baik. Bila sebaliknya jarum penunjuk
skala tidak bergerak berarti resistor rusak.
c. Menguji Dioda
Komponen ini memiliki sepasang kaki yang mana masing-masing berkutub
negatif dan positif. Oleh karena itu dalam menguji nanti hendaknya dilakukan
dengan benar dan cermat. Tujuan pengujian alat ini adalah untuk mengetahui
tingkat kerusakan akibat beberapa hal . Pada dioda yang pernah dipakai dalam
suatu rangkaian biasanya disebabkan besarnya tekanan arus sehingga tidak
mampu ditahan dan diubah menjadi DC. Langkah pengujiannya sebagai berikut:
(a). Saklar diputar pada posisi Ohmmeter, 1x dan Kalibrasi, (b). Hubungkan colok
(-) dengan kaki negatif (anoda) dan colok (+) dengan kaki positif (katoda), (c).
Kemudian pindahkan pencolok (-) pada kaki anoda dan colok (+) pada kaki
katoda. Bila jarum bergerak berarti dioda tersebut rusak. Jika sebaliknya (tak
bergerak) maka dioda dalam keadaan baik.
d. Menguji Transistor
Untuk menguji kualitas transistor secara sederhana dapat dilakukan dengan
menggunakan multimeter analog prinsipnya sama dengan pada saat mengecek
dioda karena transistor dapat dipandang sebagai dua buah dioda. Transistor
dinyatakan baik jika antara basis terhadap kedua kaki lainnya memiliki
hambatan yang sama.

4. PROSEDUR PERCOBAAN
Sebelum memulai percobaan, pastikan di laptop atau komputer anda telah diinstall
Proteus.
4.1. Menguji Resistor
1. Siapkan resistor dan multimeter.
2. Arahkan saklar penunjuk multimeter pada posisi ohm (Ω). Untuk multimeter
analog, kondisi ini dapat dilakukan pemilihan skala dengan saklar jangkah
sesuai kebutuhan seperti x1,x10, atau xkΩ. Posisi ohm x1, biasanya untuk
mengukur resistor dengan nilai 1ohm hingga 1.00 ohm (1kΩ). Posisi ohm
x10, biasanya untuk mengukur resistor dengan nilai 100 hingga 10.000 ohm
(10kΩ).Sedangkan posisi ohm xkΩ, biasanya untuk mengukur resistor
dengan nilai 1.000 hingga 1.000.000 ohm (1MΩ).
3. Menancapkan kabel colok merah pada terminal positif dan kabel colok hitam
pada terminal negatif yang tersedia pada multimeter.
4. Melakukan kalibrasi dengan cara menghubungkan ujung-ujung kabel colok
hitam dan merah, kemudian memperhatikan layar multimeter sehingga nilai
menunjukkan nilai 0 ohm.

Elektronika Dasar I Page 7


5. Menempelkan masing-masing ujung colok pada kaki resistor. Bila resistor
baik, maka multimeter akan menunjukkan nilai tertentu. Jika alat ukur tidak
menunjuk pada nilai tertentu, maka resistor tersebut rusak. Sedangkan jika
anda menggunakan multimeter analog, bila alat ukur tidak menunjuk pada
nilai tertentu, maka resistor tersebut rusak atau alat ukur tidak mampu baca,
sehingga perlu diubah posisi ohmnya. Nilai yang ditunjukkan oleh jarum
penunjuk merupakan nilai tahanan resistor yang sedang diuji atau diukur.
6. Tuliskan hasil pengujian pada lembar pengamatan yang tersedia.

Gambar 2. Pengujian Resistor

4.2. Menguji Kapasitor.


1. Menyiapkan multimeter dan kapasitor elektrolit yang dibutuhkan dalam
pengukuran.
2. Mengarahkan saklar penunjuk pada posisi yang bertanda kapasitor.
3. Menancapkan kabel colok merah pada terminal kabel colok positif dan kabel
colok hitam pada terminal kabel colok negatif yang tersedia pada
multimeter.
4. Melakukan kalibrasi dengan cara menghubungkan ujung-ujung colok hitam
dan merah, hingga pada layar multimeter menunjukkan 0.
5. Menghubungkan kedua kaki kapasitor, agar muatan listrik yang sudah ada
bisa terbuang terlebih dahulu.
6. Menghubungkan colok hitam pada kaki positif kapasitor dan colok merah
pada keki negatif kapasitor. Nilai yang tertera pada layar multimeter
menunjukkan nilai kapasitor yang diuji. Jika menggunakan multimeter
analog, bila jarum meter bergerak dan kembali lagi, maka kapasitor
dinyatakan baik. Jika jarum meter bergerak dan tidak kembali, maka
kapasitor dinyatakan bocor. Bila jarum bergerak dan kembali tapi tidak
penuh, maka kapasitor tersebut asus. Sedang jika jarum tidak bergerak sama
sekali berarti kapasitor tersebut sudah putus.
7. Tuliskan hasil pengujian pada lembar pengamatan yang tersedia.

Elektronika Dasar I Page 8


Gambar 3. Pengujian Kapasitor
4.3. Menguji Dioda

1. Multimeter digital memiliki seting/switch spesial untuk menguji sebuah


dioda yang biasanya ditandai dengan simbol dioda.
2. Hubungkan kabel pengukur berwarna merah (+) ke anoda dan kabel
pengukur berwarna hitam ke katoda sebuah dioda. Dioda akan menghantar
dan meter akan menunjukkan angka (biasanya tegangan 0,6 Volt untuk
dioda silicon dan 0,3 Volt untuk dioda germanium).
3. Balikkan hubungan kabel pengukur ( Merah ke katoda dan Hitam ke anoda).
Dioda tidak akan menghantar dan akan menunjukkan 0 Volt.
4. Jika hasil pengukuran tidak sesuai hal diatas, berarti dioda dalam keadaan
rusak, karena dioda hanya menghantar pada satu arah saja.
5. Untuk pengujian dengan multimeter analog, hubungkan colok hitam pada
kaki anoda dan colok merah pada kaki katoda.
6. Apabila jarum meter bergerak, maka dioda dinyatakan baik. Tetapi jika
jarum meter tidak bergerak sama sekali, maka dioda dinyatakan rusak atau
putus. Jika pengujian dibalik, yaitu colok hitam ditempelkan pada katoda dan
colok merah pada kaki anoda, maka bila jarum meter bergerak, dioda
dinyatakan rusak. Sebaliknya, apabila jarumnya diam atau tidak bergerak,
maka dioda dinyatakan baik.
7. Tuliskan hasil pengujian pada lembar pengamatan yang tersedia.

Gambar 4. Pengujian Dioda

4.4. Menguji Transistor.

Elektronika Dasar I Page 9


Pengujian transistor NPN:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.
2. Mengarahkan saklar penunjuk pada posisi ohm, contohnya pada posisi x1k.
3. Menempelkan colok hitam pada kaki basis (B) dan colok merah pada kaki emitor
(E). Apabila jarum penunjuk bergerak maka transistor dinyatakan baik.
Selanjutnya memindahkan colok merah pada kaki kolektor (C), apabila jarum
penunjuk bergerak maka transistor juga dinyatakan dalam keadaan baik.
4. Selanjutnya apabila pengujian dibalik, colok merah pada kaki basis, sedangkan
kaki emitor dan kaki kolektor dihubungkan dengan colok itam secara bergantian,
maka jika jarum penunjuk bergerak, transistor dinyatakan rsak, mungkin bocor.
5. Menuliskan hasil pengujian pada lembar pengamatan.

Gambar 5. Pengujian transistor NPN

Pengujian transistor PNP :

1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan.


2. Mengarahkan saklar jangkah pada posisi ohm, contohnya pada posisi x1k.
3. Menempelkan colok merah pada kaki basis (B) dan colok hitam pada kaki emitor
(E). Bila jarum bergerak maka transistor dinyatakan baik.
4. Setelah itu memindahkan colok hitam pada kaki kolektor (C). Jika jarum meter
bergerak, maka transistor dinyatakan baik. Apabila dalam pengujian jarum
meter tidak bergerak sama sekali, maka transistor dinyatakan rusak (mungkin
putus).
5. Jika pengujian dibalik, yaitu colok hitam pada kaki basis, sedangkan kaki emitor
dan kolektor dihubungkan dengan colok merahsecara bergantian, maka bila
jarum penunjuk bergerak, transistor tersebut dinyatakan rusak. Apabila jaum
pennjuk tersebt bergerak menunjukkan nilai ohm yang rendah, maka dapat
disimpulkan transistor tersebut bocor.
6. Mengembalikan perlengkapan pengujian pada tempat semula.

Elektronika Dasar I Page 10


Gambar 6. Pengujian transistor PNP

5. MENGAKHIRI PERCOBAAN
a. Selesai praktikum, rapikan semua kabel dan pastikan semua peralatan dalam
keadaan mati (selector menunjuk ke pilihan off).
b. Cabut kabel listrik di meja praktikum dari sumbernya sebelum meninggalkan
ruangan.
c. Kembalikan peralatan yang dipinjam ke asisten dan bersihkan meja praktikum
dari sampah.
d. Pastikan asisten dan pembimbing telah menandatangani laporan sementara.
Catatan percobaan yang tidak ditandatangani oleh asisten dan pembimbing tidak
akan dinilai.

6. TUGAS PENDAHULUAN
1. Apakah fungsi resistor, kapasitor, diode, dan transistor?
2. Apakah tujuan pengujian komponen elektronika?
3. Gambarkan simbol resistor, kapasitor, diode, dan transistor!

7. TUGAS AKHIR

Uraikan cara pengujian resistor, kapasitor, diode, dan transistor dengan bahasa
anda sendiri!

Elektronika Dasar I Page 11


PERCOBAAN KE-3
OSILOSKOP DAN GENERATOR SINYAL

1. TUJUAN PERCOBAAN
Mahasiswa mampu menggunakan osiloskop dan generator sinyal.

2. ALAT DAN BAHAN


1. Catu daya
2. Osiloskop
3. Multimeter
4. Generator sinyal

3. DASAR TEORI
3.1. Multimeter
Kesalahan penggunaan multimeter dapat menyebabkan fuse pada
multimeter putus. Dalam keadaan tidak dipakai, selector sebaiknya pada
kedudukan AC volt pada harga skala cukup besar (misalnya 250 volt).
Hal ini dimaksudkan untuk menghindari kesalahan pakai yang membahayakan
multimeter. Sebelum mulai mengukur suatu besaran listrik perhatikanlah
lebih dahulu besaran apakah yang hendak diukur dan kira kira berapa
besarnya, kemudian pilihlah kedudukan selector dan skala yang akan
digunakan. Perhatikan pula polaritas bila diperlukan. Jangan menyambungkan
multimeter pada rangkaian, baru kemudian memilih kedudukan selector
dan skala yang akan digunakan. Jika arus atau tegangan melebihi batas
maksimal pengukuran multimeter, fuse dapat putus.

Gambar 1. Multimeter digital dan analog

Elektronika Dasar I Page 12


3.2. Osiloskop

Gambar 2. Bagian depan osiloskop

1. Lingkaran 1 menyatakan sumber signal. 1.


• Switch pada posisi CH1 artinya sumber signal berasal dari Channel 1.
• Switch pada posisi CH2 artinya sumber signal berasal dari Channel 2.
• Switch pada posisi LINE artinya sumber signal berasal dari Line.
• Switch pada posisi EXT artinya sumber signal berasal dari sumber
external di luar osiloskop.
2. Lingkaran 2 menyatakan input chanel 1 (osiloskop mempunyai 2 input :
chanel 1 dan chanel 2 )
3. Lingkaran 3 menyatakan Channel mana yang ditampilkan pada layar.
• Switch pada posisi CH1 artinya layar akan menampilkan grafik dari Channel 1.
• Switch pada posisi CH2 artinya layar akan menampilkan grafik dari Channel 2.
• Switch pada posisi DUAL artinya layar akan menampilkan grafik dari Channel 1
dan Channel 2 secara bersamaan.
• Switch pada posisi ADD artinya layar akan menampilkan grafik dari Channel
1 di superposisi dengan Channel 2 .
4. Lingkaran 4 menyatakan jenis signal input.
• Switch pada posisi AC artinya signal input berupa signal AC.
• Switch pada posisi GND artinya signal input berupa signal ground.
• Switch pada posisi DC artinya signal input berupa signal „
5. Lingkaran 5 menyatakan Volts/Div.
• Tombol Volts/Div diputar ke kanan artinya semakin besar Volts per
kotak sehingga tampilan signal semakin kecil.
• Tombol Volts/Div diputar ke kiri artinya semakin kecil Volts per
kotak sehingga tampilan signal semakin besar.
• Perhatikan ada tombol kecil di tengah tombol besar yang berfungsi
sama tetapi dengan skala yang lebih kecil (fine-tuning).
6. Lingkaran 6 menyatakan Vertical Position (posisi secara vertikal).
• Apabila tombol Vertical Position diputar ke kanan maka tampilan signal
Elektronika Dasar I Page 13
bergerak ke atas.
• Apabila tombol Vertical Position diputar ke kiri maka tampilan signal
bergerak ke bawah.
7. Lingkaran 7 menyatakan Horizontal Position (posisi secara horizontal).
• Apabila tombol Horizontal Position diputar ke kanan maka tampilan signal
bergerak ke kanan.
• Apabila tombol Horizontal Position diputar ke kiri maka tampilan signal
bergerak ke kiri.
8. Lingkaran 8 menyatakan Time/Div (waktu per kotak pada layar osiloskop).
• Time/Div merupakan kebalikan dari frekuensi.
• Satuan Time/Div adalah second atau milisecond (ms).
• Satuan frekuensi adalah Hz atau
1/second. Contoh:
Time/div = 1 ms = 0,001 second
Frekuensi = 1/0,001 Hz = 1.000 Hz = 1 kHz

3.3. GENERATOR SINYAL


Generator sinyal adalah instrumen yang menghasilkan/membangkitkan
berbagai bentuk gelombang: sinus, kotak dan gergaji.

Gambar 3. Generator Sinyal

4. PROSEDUR PERCOBAAN
4.1. Kalibrasi Osiloskop
Hubungkan input osiloskop dengan input kalibrasi, amati angka yang tertera
pada input kalibrasi. Misalkan tertulis 1Vpp, 1 Hz maka tegangan kalibrasi
adalah 1 volt dari puncak atas ke puncak bawah dengan frekuensi 1 Hz. Bila
keluaran tidak sesuai yang seharsnya, tentukan dengan memperhitungkan
factor pengali (volt/div) dengan cara memutar tombol var hingga mencapai
posisi yang sesuai.

Elektronika Dasar I Page 14


4.2. Mengukur Tegangan
1. Atur ground osiloskop sehingga berimpit dengan sumbu horizontal layar
dengan cara mengubah tombol horizontal position dan menekan tombol
GND.
2. Setelah itu tekan tombol AC atau DC sesuai dengan jenis tegangan yang akan
diukur.
3. Bila sinyal yang diamati terlalu pendek, atur tombol volt/div ke skala yang
lebih kecil.
4. Baca skala tinggi sinyal pada layar osiloskop.

4.3. Menampilkan dua sinyal sekaligus


1. Geser posisi selector CH1, CH2, DUAL, ADD ke posisi DUAL.
2. Atur posisi vertical sehingga kedua sinyal dapat diamati dengan jelas.
3. Masukkan dua sinyal yang ingin diamati

4.4. Generator sinyal


1. Hubungkan generator sinyal dengan osiloskop, ubah frekuensi dan
amplitude generator sinyal dari kecil ke besar. Baca tegangan sinyal tersebut
dan bandingkan dengan pengukuran menggunakan multimeter. Ulangi
sebanyak 5 kali pengulangan!

No Frekuensi Vosiloskop Vmultimeter


generator sinyal
1
2
3
4
5

2. Gunakan tegangan DC pada catu daya , lalu ukur tegangan keluarannya


dengan osiloskop! Bandingkan dengan multimeter!
3. Dengan menggunakan osiloskop tentukan superposisi dari dua masukan AC
yang berbeda!
4. Buatlah grafik lisajous dengan menggunakan dua sinyal AC yang berbeda!

5. MENGAKHIRI PERCOBAAN
a. Selesai praktikum rapikan semua kabel dan matikan osiloskop, generator sinyal
serta pastikan juga multimeter ditinggalkan dalam keadaan mati (selector
menunjuk ke pilihan off).
b. Kembalikan semua peralatan yang dipinjam ke asisten dan rapikan kursi-kursi
sebelum meninggalkan ruangan.

Elektronika Dasar I Page 15


c. Periksa lagi lembar penggunaan meja. Praktikan yang tidak menandatangani
lembar penggunaan meja atau membereskan meja ketika praktikum berakhir
akan mendapatkan potongan nilai sebesar minimal 10.
d. Pastikan asisten dan pembimbing telah menandatangani catatan percobaan kali
ini pada laporan sementara anda. Catatan percobaan yang tidak ditandatangani
oleh asisten dan pembimbing tidak akan dinilai.

6. TUGAS PENDAHULUAN
1. Bagaimana cara kerja osiloskop dan generator sinyal?
2. Apakah yang dimaksud dengan grafik lisajous?
3. Samakah hasil pengukuran tegangan DC oleh multimeter dan osiloskop?
Jelaskan!

Elektronika Dasar I Page 16


PERCOBAAN KE-4
TAPIS/FILTER

1. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa mampu membuat rangkaian penapis/filter lolos rendah dan tapis
lolos tinggi.
2. Mahasiswa memahami dan mampu menggunakan tapis untuk memfiter
frekuensi yang tidak diinginkan dalam suatu rangkaian.
.

2. ALAT DAN BAHAN


1. Catu daya
2. Osiloskop
3. Multimeter
4. Generator sinyal
5. Komponen elektronika (resistor, kapasitor, dan kabel)

3. DASAR TEORI
Tapis atau filter lolos rendah adalah tapis yang meloloskan sinyal frekuensi
rendah dan tapis lolos tingi adalah tapis yang meloloskan sinyal frekuensi tinggi.
Gambar 1(a) menunjukkan rangkaian tapis lolos rendah, sedangkan gambar 1 (b)
menunjukkan rangkaian tapis lolos tinggi.

Gambar 1. (a). Tapis lolos rendah (b). Tapis lolos tinggi

Gambar 2. Kurva tanggapan amplitudo

Elektronika Dasar I Page 17


Jika dari rangkaian tersebut jika digambarkan kurve hubungan antara penguatan
tegangan dalam dB versus logaritma frekuensi seperti pada gambar 2 maka
diperoleh kurve yang disebut tanggapan amplitudo. Frekuensi dimana kurve turun
3 dB dari bagian yang rata disebut frekuensi potong.

4. PROSEDUR PERCOBAAN
4.1. Tapis lolos rendah
a. Rangkailah tapis lolos rendah seperti gambar 1(a) dengan menggunakan R =
150 Ω dan C = 1 µF.
b. Berilah sinyal masukan pada rangkaian tersebut dari generator sinyal
dengan frekuensi tertentu.
c. Hubungkan output rangkaian ke osiloskop, amati sinyal masukan dan sinyal
keluarannya lalu gambarkan bentuk sinyalnya dan catat nilainya!
d. Ubah frekuensi dari yang kecil ke besar untuk 10 nilai frekuensi yang
berbeda!

4.2. Tapis lolos tinggi


a. Rangkailah tapis lolos rendah seperti gambar 1 (b) nilai komponen sama
percobaan di atas..
b. Berilah sinyal masukan pada rangkaian tersebut dari generator sinyal
dengan frekuensi tertentu.
c. Hubungkan output rangkaian ke osiloskop, amati sinyal masukan dan sinyal
keluarannya lalu gambarkan bentuk sinyalnya dan catat nilainya!
d. Ubah frekuensi dari yang kecil ke besar untuk 10 nilai frekuensi yang
berbeda!

5. MENGAKHIRI PERCOBAAN
a. Selesai praktikum rapikan semua kabel dan matikan osiloskop, generator sinyal
serta pastikan juga multimeter ditinggalkan dalam keadaan mati (selector
menunjuk ke pilihan off).
b. Kembalikan semua peralatan yang dipinjam ke asisten dan rapikan kursi-kursi
sebelum meninggalkan ruangan.
c. Periksa lagi lembar penggunaan meja. Praktikan yang tidak menandatangani
lembar penggunaan meja atau membereskan meja ketika praktikum berakhir
akan mendapatkan potongan nilai sebesar minimal 10.
d. Pastikan asisten dan pembimbing telah menandatangani catatan percobaan kali
ini pada laporan sementara anda. Catatan percobaan yang tidak ditandatangani
oleh asisten dan pembimbing tidak akan dinilai.

Elektronika Dasar I Page 18


6. TUGAS PENDAHULUAN
1. Apakah yang dimaksud dengan tapis lolos rendah dan tapis lolos tinggi!
2. Apakah yang dimaksud dengan noise? Bagaimana cirri-cirinya?
3. Bandingkan bentuk sinyal masukan dan sinyal keluaran pada tapis! Sama atau
beda?

Elektronika Dasar I Page 19


PERCOBAAN KE-5
ANALISIS SINYAL MENGGUNAKAN DIODA

1. TUJUAN PERCOBAAN
1. Membuat karakteristik static dioda.
2. Menggunakan diode untuk clipping, slicing, clamping, dan voltage doubler.
.

2. ALAT DAN BAHAN


1. Catu daya
2. Osiloskop
3. Multimeter
4. Generator sinyal
5. Komponen elektronika (resistor, dioda, dan kabel)

3. DASAR TEORI
3.1. Karakteristik Statik Dioda
Kurva karakteristik statik dioda merupakan fungsi dari arus ID, arus yang
melalui dioda, terhadap tegangan VD, beda tegang antara titik a dan b (lihat
gambar 1 dan gambar 2)

Karakteristik statik dioda dapat diperoleh dengan mengukur tegangan


dioda (Vab) dan arus yang melalui dioda, yaitu ID. Dapat diubah dengan dua cara,
yaitu mengubah VDD.Bila arus dioda ID kita plotkan terhadap tegangan dioda Vab,
kita peroleh karakteristik statik dioda. Bila anoda berada pada tegangan lebih
tinggi daripada katoda (VD positif) dioda dikatakan mendapat bias forward. Bila
VD negatif disebut bias reserve atau bias mundur. Pada gambar 2 VC disebut cut-
in-voltage, IS arus saturasi dan VPIV adalah peak-inverse voltage. Bila harga VDD
diubah, maka arus ID dan VD akan berubah pula. Bila kita mempunyai
karakteristik statik dioda dan kita tahu harga VDD dan RL, maka harga arus ID dan
VD dapat kita tentukan sebagai berikut. Dari gambar 1 diperoleh :
VDD = Vab + (I· RL) atau I = -(Vab/RL) + (VDD / RL)

Elektronika Dasar I Page 20


Bila hubungan di atas kita lukiskan pada karakteristik statik dioda kita akan
mendapatkan garis lurus dengan kemiringan (1/RL). Garis ini disebut garis beban
(load line). Ini ditunjukkan pada gambar 3. Kita lihat bahwa garis beban memotong
sumbu V dioda pada harga VDD yaitu bila arus I=0, dan memotong sumbu I pada
harga (VDD/RL). Titik potong antara karakteristik statik dengan garis beban
memberikan harga tegangan dioda VD(q) dan arus dioda ID(q). Dengan mengubah
harga VDD kita akan mendapatkan garis-garis beban sejajar seperti pada gambar
3. Bila VDD<0 dan |VDD| < VPIV maka arus dioda yang mengalir adalah kecil sekali,
yaitu arus saturasi IS. Arus ini mempunyai harga kira-kira 1 μA untuk dioda silikon.

3.2. Rangkaian clipper


Rangkaian clipper (pemotong) berfungsi untuk memotong atau
menghilangkan sebagian sinyal masukan yang berada di bawah atau di atas level
tertentu. Contoh sederhana dari rangkaian clipper adalah penyearah setengah
gelombang. Rangkaian ini memotong atau menghilangkan sebagian sinyal masukan
di atas atau di bawah level nol. Rangkaian dasar dari sebuah clipper atau pemotong
sinyal dapat menggunakan sebuah dioda. Secara umum rangkaian clipper
menggunakan dioda dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: rangkaian clipper seri
dan rangkaian clipper paralel. Rangkaian clipper seri berarti dioda berhubungan
secara seri dengan beban, sedangkan clipper paralel berarti dioda dipasang paralel
dengan beban. Sedangkan untuk masing-masing jenis tersebut dibagi menjadi
clipper negatif (pemotong bagian negatif) dan clipper positif (pemotong bagian
positif).

Clipper Seri
Dioda dan baterai sebagai rangkaian utama clipper dipasang secara seri
dengan sumber sinyal. Bila output rangkaian adalah katoda dioda, maka bagian
positif dari sinyal input akan dilewatkan, dan bagian negatif akan dipotong (berarti
clipper negatif). Bila output rangkaian adalah anoda dioda, maka bagian negatif dari
sinyal input akan dilewatkan, dan bagian positif akan dipotong (berarti clipper

Elektronika Dasar I Page 21


positif). Besarnya clipping atau pemotongan sinyal adalah tegangan baterai +
tegangan dioda (0,7 untuk Si, 0,3 untuk Ge atau Vz bila menggunakan dioda zener)

Gambar 4. Rangkaian Clipper Seri Positif Dengan Dioda

Gambar 5. Rangkaian Clipper Seri Negatif Dengan Dioda

Clipper Parallel
Dioda dan baterai sebagai rangkaian utama clipper dipasang secara
paralel dengan jalur output rangkaian. Bila output rangkaian parallel dengan
katoda dioda, maka bagian positif dari sinyal input akan dilewatkan, dan bagian
negatif akan dipotong (berarti clipper negatif). Bila output rangkaian parallel
dengan anoda dioda, maka bagian negatif dari sinyal input akan dilewatkan, dan
bagian positif akan dipotong (berarti clipper positif). Baterai dalam rangkaian
cliper ini berfungsi untuk batas pemotongan atau level clipping. Besarnya
clipping atau pemotongan sinyal adalah tegangan batrai + tegangan dioda (0,7
untuk Si, 0,3 untuk Ge atau Vz bila menggunakan dioda zener)

Elektronika Dasar I Page 22


Gambar 5. Rangkaian Clipper Parallel Positif

Gambar 6. Rangkaian Clipper Parallel Negatif

4. PROSEDUR PERCOBAAN
4.1. Karakteristik dioda
a. Buatlah rangkaian seperti gambar 1.
b. Gunakan diode silicon, kemudian ubahlah besar hambatan R dan ukur V ab
dan Vbc untuk setiap harga R menggunakan multimeter.
c. Hitung arus diode Id = Vbc/RL!
d. Lukiskan kurva karakteristik static dioda!

4.2. Analisis bentuk sinyal


a. Pasang rangkaian clipper diode seri seperti gambar 1. Gunakan sinyal
sinusoida dengan tegangan 12 Vpp dan frekuensi 1 KHz. Catat bentuk dan
besar tegangan sinyal input dan tegangan output pada osiloskop. Gunakan
RL = 100 Ω dan ulangi dengan RL = 10 KΩ.
b. Ulangi langkah (a) dengan sinyal masukan gelombang persegi.
Elektronika Dasar I Page 23
c. Pasang rangkaian clipper sejajar seperti gambar 2, dan lakukan langkah (a)
dan (b).
d. Ubah frekuensi dari yang kecil ke besar untuk 10 nilai frekuensi yang
berbeda!

5. MENGAKHIRI PERCOBAAN
a. Selesai praktikum rapikan semua kabel dan matikan osiloskop, generator sinyal
serta pastikan juga multimeter ditinggalkan dalam keadaan mati (selector
menunjuk ke pilihan off).
b. Kembalikan semua peralatan yang dipinjam ke asisten dan rapikan kursi-kursi
sebelum meninggalkan ruangan.
c. Periksa lagi lembar penggunaan meja. Praktikan yang tidak menandatangani
lembar penggunaan meja atau membereskan meja ketika praktikum berakhir
akan mendapatkan potongan nilai sebesar minimal 10.
d. Pastikan asisten dan pembimbing telah menandatangani catatan percobaan kali
ini pada laporan sementara anda. Catatan percobaan yang tidak ditandatangani
oleh asisten dan pembimbing tidak akan dinilai.

6. TUGAS PENDAHULUAN
1. Apakah yang dimaksud dengan karakteristk static diode?
2. Apakah yang dimaksud dengan clipper?
3. Bandingkan bentuk sinyal keluaran sebelum dan setelah melawati clipper!

Elektronika Dasar I Page 24


PERCOBAAN KE-6
PENYEARAH GELOMBANG

1. TUJUAN PERCOBAAN
1. Membuat penyearah gelombang penuh dan setengah gelombang.
2. Memahami prinsip kerja dan karakteristik penyearah gelombang.

2. ALAT DAN BAHAN


1. Osiloskop
2. Multimeter
3. Generator sinyal
4. Komponen elektronika (resistor, dioda, kapasitor, dan kabel)

3. DASAR TEORI
Penyearah setengah gelombang merupakan rangkaian penyearah yang paling
sederhana, yaitu yang terdiri dari satu dioda. Gambar 1 menunjukkan rangkaian
penyearah setengah gelombang. Rangkaian penyearah setengah gelombang
memperoleh masukan dari sekunder trafo yang berupa tegangan berbentuk sinus, vi
= vm sin ωt (gambar 2). Vm merupakan tegangan puncak atau tegangan maksimum.
Harga Vm ini hanya bisa diukur dengan osiloskop, sedangkan harga yang tercantum
pada sekunder trafo merupakan tegangan efektif yang dapat diukur dengan
menggunakan volt meter. Hubungan antara tegangan puncak V m dengan tegangan
efektif (Veff) atau tegangan rms.

Gambar 1. Penyearah setengah gelombang

Gambar 2. Sinyal masukan dan keluaran

Elektronika Dasar I Page 25


Prinsip kerja penyearah setengah gelombang adalah bahwa pada saat sinyal input
berupa siklus positip maka dioda mendapat bias maju sehingga arus (i) mengalir ke beban
(RL), dan sebaliknya bila sinyal input berupa siklus negatip maka dioda mendapat bias
mundur sehingga tidak mengalir arus.
Sedangkan penyerah gelombang penuh memiliki cara kerja sebagai berikut:

Gambar 3. Penyerarah gelombang penuh (panjar maju)

Trafo pada bagian sekunder trafo CT terdapat dua sinyal output yang terjadi secara
bersamaan, mempunyai amplitudo yang sama namun berlawanan fasa. Saat tegangan
input (tegangan primer) berada pada siklus positif, pada titik AO akan terjadi siklus
positif sementara pada titik OB akan terjadi siklus negatif. Akibatnya D1 akan
mengalami panjaran maju (forward bias) sedangkan D2 mengalami panjaran balik
(reverse bias) sehingga arus akan mengalir melalui D1 menuju ke beban dan kembali ke
titik center tap.

Gambar 4. Penyerarah gelombang penuh (panjar mundur)

Saat tegangan input (tegangan primer) berada pada siklus negatif, pada titik AO
akan terjadi siklus negatif sementara pada titik OB akan terjadi siklus positif. Akibatnya
D2 akan mengalami panjaran maju (forward bias) sedangkan D1 mengalami panjaran
balik (reverse bias) sehingga arus akan mengalir melalui D2 menuju ke beban dan
kembali ke titik center tap.

Elektronika Dasar I Page 26


4. PROSEDUR PERCOBAAN
4.1. Penyearah setengah gelombang
a. Buatlah rangkaian seperti dalam gambar 5!

D1
A B
+

Vin 250/5W RL Vout


6 VAC
_
C

Gambar 5. Penyearah setengah gelombang

b. Atur osiloskop pada sinkronus atau triggering, hubungkan input vertical


dari osiloskop ke titik A, grond ke titik C. (konsultasikan pada asisten
praktikum sebelum percobaan di mulai).
c. Hidupkan osiloskop dan hubungkan rangkaian ke sumber tegangan
d. Atur skala, penguatan horizontal, sweep dan pengontrol sinkronus atau
trigger untuk menunjukkan bentuk gelombang. Gambarlah bentuk
gelombang puncak tegangan (peak to peak)!
e. Hubungkan probe osiloskop pada titik B-C lihat Gambar 5.
f. Gambar bentuk gelombang dan dengan menggunakan multimeter pada
posisi tegangan DC (VDC), ukur tegangan dari B-C.
g. Matikan semua saklar setelah selesai melakukan percobaan.

4.2. Penyearah gelombang penuh


a. Buatlah rangkaian seperti dalam gambar 6.

S
T1 S1 D1
A

C D
220 V/60 Hz
B +

S2 D2
RL V Out

Gambar 6. Penyearah gelombang penuh

Elektronika Dasar I Page 27


b. Gunakan kabel jumper sesuai dengan gambar tersebut.
c. Set osiloskop pada sincronus (line sync) atau triggering. Hubungkan lead
input pada anoda dari D1 (titik A), ground ke titik C. (tunjukkan kepada asisten
praktikum sebelum anda memulai percobaan).
d. Hidupkan power, tutup saklar S1 tetapi S2 tetap terbuka.
e. Atur jarum vertical, penguatan horizontal sweep dan sync / triggering untuk
menunjukkan bentuk gelombang AC.

Waveform V DC
p-p V

Vin (A to C)

Vin (B to C)

Vout (D1)

Vout (D2)

Vout (full-
wave)

Forward Resistance D1 D2
()

f. Gunakan osiloskop untuk tentukan tegangan peak to peak pada titik AC.
g. Dengan menggunakan multimeter DC ukur tegangan antara AC !
h. Buka saklar S1, hubungkan input osiloskop pada anoda dari dioda D2 dan saklar
S2 ditutup. Gambarkan VBC!
i. Hitung dan catat tegangan peak to peak dan tegangan DC yang menyeberangi
titik BC.
j. Buka saklar S2, hubungkan osiloskop pada titik D (beban RL).
k. Tutup saklar S1, gambarkan bentuk gelombang dan amati tegangan V out yang
melewati RL.
l. Buka S1, tutup S2 dan amati V out yang menyeberangi RL.

Elektronika Dasar I Page 28


m. Tutup saklar S1, semua switch dibuka, gambar bentuk gelombang output V out
dan ukur tegangan V out.
n. Matikan power semua saklar-saklar diposisikan off setelah selesai percobaan.

5. MENGAKHIRI PERCOBAAN
a. Selesai praktikum rapikan semua kabel dan matikan osiloskop, generator sinyal
serta pastikan juga multimeter ditinggalkan dalam keadaan mati (selector
menunjuk ke pilihan off).
b. Kembalikan semua peralatan yang dipinjam ke asisten dan rapikan kursi-kursi
sebelum meninggalkan ruangan.
c. Periksa lagi lembar penggunaan meja. Praktikan yang tidak menandatangani
lembar penggunaan meja atau membereskan meja ketika praktikum berakhir
akan mendapatkan potongan nilai sebesar minimal 10.
d. Pastikan asisten dan pembimbing telah menandatangani catatan percobaan kali
ini pada laporan sementara anda. Catatan percobaan yang tidak ditandatangani
oleh asisten dan pembimbing tidak akan dinilai.

6. TUGAS AKHIR
1. Apakah fungsi centre tap (CT) pada trafo?
2. Apakah perbedaan penyearah gelombang penuh dan setengah gelombang?
3. Apakah keuntungan dan kerugian penyearah gelombang penuh dan setengah
gelombang?

Elektronika Dasar I Page 29


PERCOBAAN KE-7
RANGKAIAN RC

1. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengukur waktu RC pada pengisian dan pengosongan kapasitor.
2. Memahami bentuk sinyal keluaran rangkaian pendiferensial dan pengintegral
bila diberi masukan sinyal persegi.

2. ALAT DAN BAHAN


1. Osiloskop
2. Multimeter
3. Generator sinyal
4. Komponen elektronika (resistor, kapasitor, dan kabel)

3. DASAR TEORI
Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat digunakan untuk
menyimpan muatan listrik dalam waktu tertentu. Kapasitor umumnya terbuat dari
2 buah lempeng konduktor yang ditengah-tengahnya disisipkan lempengan isolator
yang disebut dielektrika. Apabila sebuah kapasitor dihubungkan dengan sumber
arus searah maka dalam beberapa saat aka nada arus listrik yang mengalir masuk
ke dalam kapasitor, kondisi ini disebut proses pengisian kapasitor, apabila muatan
listrik di dalam kapasitor sudah penuh, maka aliran arus listrik akan berhenti. Bila
hubungan ke kapasitor di tukar polaritasnya, maka muatan listrik akan kembali
mengalir keluar dari kapasitor.
Tegangan listrik pada kapasitor besarnya berbanding lurus dengan muatan
listrik yang tersimpan di dalam kapasitor, hubungan ini dapat dituliskan menjadi :
……………………………………………………………. (1)

Dimana V : tegangan listrik (V)


Q : muatan listrik (Coulomb ( C ))
C : kapasitas kapasitor (Farad (F)

Pada gambar 1, sebuah kapasitor yang tersisi penuh muatan listrik


dihubungan dengan menggunakan sebuah resistor.

Gambar 1. Kapasitor yang dihubungkan dengan resistor

Elektronika Dasar I Page 30


Maka besar tegangan yang terjadi pada resistor akan sebanding dengan arus
listrik yang mengalir. Secara matematis ditulis sebagai:

Dengan menggabungkan persamaan 1 dan 2 diperoleh :

Penyelesaian untuk persamaan 3 adalah :

Dengan membagi kedua ruas dengan C maka akan di dapat :

Persamaan 4 adalah persamaan yang menyatakan proses pengisian pada


sebuah kapasitor. Proses pengisian ini berlangsung secara eksponensial. Umumnya
RC dituliskan dengan  yaitu konstanta waktu pengisian atau pengosongan
kapasitor. Untuk proses pengosongan kapasitor persamaan 4 dapat ditulis ulang
menjadi :

Gambar 2. Proses pengosongan dan pengisian kapasitor

Elektronika Dasar I Page 31


Dengan mengukur kenaikan tegangan sebuah kapasitor sebagai fungsi waktu dan
menggunakan persamaan 4, maka kita akan dapat menentukan besarnya nilai
konstanta waktu (RC). Bila hambatan R diketahui nilainya, maka kapasitas sebuah
kapasitor dapat kita tentukan.

4. PROSEDUR PERCOBAAN
4.1. Pengisian muatan kapasitor
a. Buatlah rangkaian seperti gambar 1 pada breadboard, perhatikan kutub
kapasitor sebelum menyambungkan saklar a-b.
b. Ukur arus I dan tegangan V tiap 5 detik secara bergantian. Lakukan
pengukuran selama 5 kali waktu RC sejak saklar a-c dihubungkan.
c. Lukiskan grafik V(t) pengukuran pada kertas grafik.
d. Setelah kapasitor terisi penuh lepaskan saklar a-b.

4.2. Pengosongan muatan kapasitor


a. Buatlah rangkaian seperti gambar 2, hubungkan saklar a-c dan ukur
tegangan kapasitor. Gunakan selector ukur 50 V anda mempunyai R v = 1 MΩ
sehingga kebocoran muatan yang terjadi kecil. Pengujiannya dapat
dilakukan dengan cara setelah voltmeter menunjukkan 15 V, lepaskan
saklar a-c dan catat 5 detik nilai tegangan yang terbaca.
b. Hubungkan saklar a-c kembali agar kapasitor kembali penuh terisi muatan.
Buka saklar a-c dan hubungkan dengan c-d agar kapasitor membuang
muatan melalui R. Ukur arus I dan tegangan V tiap 5 detik selama 5 waktu
RC!
c. Lukiskan hasil pengukuran pada kertas grafik.

4.3. Tanggapan rangkaian integral terhadap sinyal persegi


a. Ukur impedansi keluaran generator sinyal dengan membebaninya dan
mengukur tegangan keluarannya menggunakan osiloskop. Nilai impedansi
diperlukan untuk melihat tanggapan untai terhadap sinyal masukkan.
b. Buat rangkaian seperti gambar 3, mula-mula amati sinyal persegi dengan
frekuensi 10 KHz. Hubungkan saklar a-c dan amati bentuk sinyal serta
bandingkan dengan bentuk sinyal sebelum saklar dihubungkan.
c. Amati dengan cermat sinyal keluaran pada titik d untuk beberapa nilai frekuensi.
Sebagai frekuensi acuan gunakan:

Lakukan pengamatan pada frekuensi fo/20, fo/4, fo/2, fo, 2fo, 4fo, 10fo, 20fo, dan
100fo. Lukiskan hasil pengukuran pada kertas grafik.

Elektronika Dasar I Page 32


4.4. Tanggapan rangkaian diferensial terhadap sinyal persegi.
a. Buatlah rangkaian seperti gambar 4, amati dengan cermat bentuk sinyal
keluaran generator siinyal dalam kedaan terbuka.
b. Amati dengan cermat bentuk-bentuk sinyal keluaran dengan mnggunakan
osiloskop.

5. MENGAKHIRI PERCOBAAN
a. Selesai praktikum rapikan semua kabel dan matikan osiloskop, generator sinyal
serta pastikan juga multimeter ditinggalkan dalam keadaan mati (selector
menunjuk ke pilihan off).
b. Kembalikan semua peralatan yang dipinjam ke asisten dan rapikan kursi-kursi
sebelum meninggalkan ruangan.
c. Periksa lagi lembar penggunaan meja. Praktikan yang tidak menandatangani
lembar penggunaan meja atau membereskan meja ketika praktikum berakhir
akan mendapatkan potongan nilai sebesar minimal 10.
d. Pastikan asisten dan pembimbing telah menandatangani catatan percobaan kali
ini pada laporan sementara anda. Catatan percobaan yang tidak ditandatangani
oleh asisten dan pembimbing tidak akan dinilai.

6. TUGAS PENDAHULUAN
Jelaskan proses pengisian dan pengosongan kapasitor!

7. TUGAS AKHIR
1. Lukiskan bentuk arus I(t) dan Vc(t) pada proses pengisian kapasitor!
2. Lukiskan bentuk arus I(t) dan VR(t) pada proses pengosongan kapasitor!
3. Lukiskan bentuk sinyal keluaran pada percobaan tanggap rangkaian integral dan
diferensial terhadap sinyal persegi!

Elektronika Dasar I Page 33


PERCOBAAN KE-8
TRANSISTOR SEBAGAI SAKLAR

1. Tujuan Percobaan
a. Untuk mempelajari kerja transistor sebagai sebuah saklar.
b. Membuat rangkaian transistor sebagai saklar.

2. Alat dan Bahan


a. Transistor NPN tipe BD 139 2 buah
b. Transistor PNP tipe BD 140 2 buah
c. Resistor 1 KOhm 4 buah
d. LED 2 buah
e. Motor listrik DC 1 buah
f. Papan rangkaian 1 buah
g. Kabel penghubung secukupnya
h. Power suplay DC 1 buah

3. Teori Dasar

Transistor baik yang NPN atau PNP dapat digunakan sebagai saklar on/off.
Dalam rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar untuk mengendalikan
berbagai alat-alat seperti, motor DC atau AC, lampu, solenoid dan sebagainya. Selain
itu transistor ini juga digunakan sebagai rangkaian input logic pada sistem digital.
Bila transistor digunakan sebagai saklar, maka transistor harus dioperasikan pada
daerah saturasi untuk kondisi ON dan pada daerah cut off untuk kondisi OFF di
dalam kurva karakteristik I-V diagram (Gambar 1).

Gambar 1. Daerah kerja transistor sebagai saklar dalam I-V diagram

Elektronika Dasar I Page 34


Pada kondisi OFF, maka basis transistor harus diberikan potensial
negative (digroundkan). Pada kondisi ini maka transistor akan berada pada
kondisi cut off. Skema rangkaian transistor pada kondisi off dapat dilihat seperti
gambar 2.

Gambar 2. Transistor sebagai saklar pada kondisi OFF

Pada kondisi ON, maka kaki basis harus diberi tegangan positif. Pada
kondisi ini arus akan mengalir dari kolektor ke emitor sehingga transistor dapat
mengalirkan arus ke beban atau kondisi transistor ON. Rangkaian transistor
pada kondisi ON dapat dilihat pada gambar 3.

Gambar 3. Transistor sebagai saklar pada kondisi ON

Elektronika Dasar I Page 35


4. Prosedur Percobaan
1. Buatkan rangkaian pada breadboard seperti gambar 4.

Gambar 4. Transistor NPN sebagai saklar

2. Periksa kembali rangkaian, kemudian nyalakan catudaya dan amati lampu LED.
3. Hubungkan ujung resistor basis (A) ke tegangan positif dan amati lampu LED
4. Hubungkan ujung resistor basis (A) ke tegangan negatif (ground) dan amati
lampu LED.
5. Buat rangkaian seperti gambar 5.

Gambar 5. Transistor PNP sebagai saklar

6. Periksa kembali rangkaian, kemudian nyalakan power suplay dan amatilah


lampu LED.
7. Hubungkan ujung resistor basis (A) ke tegangan positif dan amati LED
8. Hubungkan ujung resistor basis (A) ke tegangan negative (ground) dan amati
lampu LED.

Elektronika Dasar I Page 36


5. MENGAKHIRI PERCOBAAN
a. Selesai praktikum rapikan semua kabel dan matikan osiloskop, generator sinyal
serta pastikan juga multimeter ditinggalkan dalam keadaan mati (selector
menunjuk ke pilihan off).
b. Kembalikan semua peralatan yang dipinjam ke asisten dan rapikan kursi-kursi
sebelum meninggalkan ruangan.
c. Periksa lagi lembar penggunaan meja. Praktikan yang tidak menandatangani
lembar penggunaan meja atau membereskan meja ketika praktikum berakhir
akan mendapatkan potongan nilai sebesar minimal 10.
d. Pastikan asisten dan pembimbing telah menandatangani catatan percobaan kali
ini pada laporan sementara anda. Catatan percobaan yang tidak ditandatangani
oleh asisten dan pembimbing tidak akan dinilai.

6. TUGAS PENDAHULUAN
1. Jelaskan cara kerja rangkaian pada gambar 4!
2. Jelaskan cara kerja rangkaian pada gambar 5!

Elektronika Dasar I Page 37

Anda mungkin juga menyukai