Anda di halaman 1dari 4

Tabel 1.

Hasil Karakterisasi Sensor LM35


Vout Hasil Pengukuran S
No. T(Celcius) ensor LM35 (V) Vout LM35 Ideal (V) Eror(V) Eror(%) STDV
1. 27,9 0,26 0,279 0,019 6,81004
2. 28,9 0,27 0,289 0,019 6,57439
3. 29,9 0,28 0,299 0,019 6,35452
4. 30,9 0,287 0,309 0,022 7,11974
5. 31,9 0,291 0,319 0,028 8,77743
6. 32,9 0,306 0,329 0,023 6,99088
7. 33,9 0,321 0,339 0,018 5,30973
8. 34,9 0,337 0,349 0,012 3,43840
9. 35,9 0,34 0,359 0,019 5,29248
5,2
10. 36,9 0,342 0,369 0,027 7,31707
11. 37,9 0,35 0,379 0,029 7,65172
12. 38,9 0,36 0,389 0,029 7,45501
13. 39,9 0,366 0,399 0,033 8,27068
14. 40,9 0,381 0,409 0,028 6,84597
15. 41,9 0,386 0,419 0,033 7,87589
16. 42,9 0,397 0,429 0,032 7,45921
17. 43,9 0,413 0,439 0,026 5,92255
18. 44,9 0,42 0,449 0,029 6,45880
Rata-rata 0,02472 6,77358

Praktikum kali ini yaitu uji coba menggunakan sensor LM35, sensor LM35 merupaka
n sensor yang memiliki konsep mengubah suhu menjadi keluaran tegangan listrik, yang dima
na hasil keluarannya sebanding dengan nilai suhu yang terukur.

Adi dan A. Kitagawan (2018) pada penelitiannya menyatakan bahwa sensor LM35 m
emiliki karakter yang menghasilkan keluaran tegangan sebesar 10 mV/℃ , yang dimana mem
iliki arti bahwa setiap kenaikan 1℃ maka sensor ini menghasilkan 10 mV/℃ . Dapat dilihat p
ada datasheet sensor suhu LM35 pula, tegangan output (keluaran) sensor terkalibrasi linear 1
0 mV/°C, sehingga suhu 0 °C akan menghasilkan tegangan keluaran 0 V dan suhu 27 °C akan
menghasilkan tegangan keluaran 27 x 10 mV= 270 mV = 0,27 V. Pada data diatas terdapat te
gangan yang dihasilkan yaitu 0,26 V pada suhu 27,9 ℃ yang dimana juga terdapat tegangan
Vout LM35 yang ideal dari rumus suhu x 10 mV yaitu memiliki hasil 0,279 V. Terdapat perb
edaan sekitar 0,019 V dengan keluaran tegangan LM35 ideal lebih besar dibandingkan hasil k
eluaran tegangan pada praktikum. Hal tersebut menghasilkan sebuah eror yang diketahui mel
alui rumus:
keluarantegangan ideal − keluaran tegangan praktikum
Eror = ×100 %
keluaran tegangan ideal

Selanjutnya kita juga menggunakan rumus standard deviasi untuk mengetahui presisi
dari sensor LM35 yang kita gunakan. Rumus standard deviasi seperti berikut:

S= √∑ fi ¿ ¿ ¿ ¿

Yang dimana,

S = standard deviasi

xi = nilai tengah

x = nilai rata-rata

Fi = frekuensi

Hasil dari karakterisasi sensor suhu LM35 juga dapat dilihat melalui grafik dibawah i
ni:

Hubungan Perubahan Suhu terhadap Tegangan


50
45
40 f(x) = x + 26.9
35 R² = 1
30
T (Celcius)

25
20
15
10
5
0
26 27 28 87 91 06 21 37 34 42 35 36 66 81 86 97 13 42
0. 0. 0. 0.2 0.2 0.3 0.3 0.3 0. 0.3 0. 0. 0.3 0.3 0.3 0.3 0.4 0.

Vout (Volt)

Grafik tersebut merupakan grafik hubungan antara perubahan suhu terhadap tegangan
keluaran. Pada praktikum ini kita mencari sensitivitas, akurasi, presisi, dan linearitas dari sens
or LM35. Sensitivitas merupakan ukuran perubahan luaran dari suatu instrument yang terjadi
ketika kuantitas yang diukur berubah dengan nilai tertentu. Sensitivitas juga dapat dinyatakan
sebagai perbandingan perubahan output sistem terhadap perubahan input. Secara teori, sensor
LM35 memiliki sensitivitas suhu dengan factor linear antara tegangan dan suhu 10 Mv/ deraj
at C, jika dilihat dari grafik sensitivitas dari sensor LM35 yang kita uji agak berbeda dengan t
eori dapat kita ambil contoh pada saat suhu 33,9 derajat C jika secara teori maka keluaran yan
g didapat adalah 0,339 V namun pada hasil keluaran yang diuji sebesar 0,321. Terdapat perbe
daan sekitar 0,018 dengan eror sekitar 5,31%.

Akurasi merupakan ketepatan sebuah alat ukur dalam memberikan hasil pengukuran,
meskipun tidak ada alat ukur yang sempurna, yang dimaksut dengan tepat ini adalah mendeka
ti dengan nilai standard acuan/nilai sebenarnya. Dalam praktikum ini kita dapat melihat akura
t atau tidak yaitu dengan membandingkan hasil keluaran praktikum dan hasil keluaran ideal d
ari sensor LM35. Setelah membandingkan selanjutnya kita melihat melalui eror yang didapat.
Eror merupakan perbedaan antara nilai sebenarnya dengan nilai terukur. Pada hasil yang dida
pat pada praktikum ini kita memiliki rata-rata eror sekitar 6,77% sehingga kita dapat menyim
pulkan bahwa sensor LM35 yang kita uji termasuk dalam sensor yang memiliki akurasi luma
yan tinggi dikarenakan memiliki eror yang cukup rendah.

Presisi merupakan kemampuan suatu sistem pengukuran yang menampilkan sebuah o


utput sama atau hampir sama pada pengukuran berulang dengan input yang sama. Presisi dan
akurasi hampir memiliki definisi yang sama, bedanya cara mengetahui presisi dan akurasi ber
beda. Akurasi diketahui melalui eror, jika presisi diketahui melalu standard deviasi. Standard
deviasi merupakan nilai statistic yang digunakan untuk mengetahui kedekatan sebuah sampel
statistic dengan rata-rata sebuah data. Pada hasil yang didapat pada praktikum sensor LM35 i
ni kita mengetahui STDV dari suhu yaitu sekitar 5,2. Namun menurut saya presisi tidak dapat
diketahui rendah maupun tingginya dikarenakan dari definisinya sendiri, presisi merupakan si
stem pengukuran berulang dengan input yang smaa, sedangkan yang kita uji tidak memiliki i
nput yang sama.

Linearitas adalah nilai output dari suatu pembacaan instrumentasi berbanding linear d
engan kuantitas yang diukur. Yang artinya suatu sistem pengukuran dikatakan linear jika hub
ungan antara input dan output sistem merupakan hubungan suatu sistem. Pada grafik hasil ya
ng kita dapat, bisa dikatakan memiliki linearitas yang lumayan tinggi dikarenakan output yan
g dihasilkan lumayan stabil, yang artinya setiap penambahan suhu maka tegangan yang dihasi
lkan juga bertambah.

DAPUS

P. D. Prasetyo Adi and A. Kitagawa, “Performance evaluation WPAN of RN -42 blue


tooth based (802.15.1) for sending the multi -sensor LM35 data temperature and raspBerry pi
3 Model B for the database and internet gateway,” Int. J. Adv. Comput. Sci. Appl., (2018 ), d
oi: 10.14569/IJACSA.2018.091285.

Corporation, National Semiconductor. LM35 Precision Centrigade Temperature Sensors


Manual Book. 2000.
Anizar Indriani, J. Y. (2014). Pemanfaatan Sensor Suhu LM 35 Berbasis Microcontroller
ATmega 8535 pada Sistem Pengontrolan Temperatur Air Laut Skala Kecil. Jurnal
Rekayasa Mesin Vol.5, No.2, 183-192
Siregar, R. (2017). Desain Dan Implementasi Kontrol Suhu Otomatis Pada
Inkubator Berbasis Mikrokontroler Atmega8535. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Anda mungkin juga menyukai