Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA NUKLIR

(TNF 2178)
PRAKTIKUM MODUL EN-03
“RANGKAIAN DETEKTOR
SEDERHANA”
ASISTEN PENGAMPU: BACHTIAR MUHAMAD
ARIF (18/428969/TK/47471)

TANGGAL PRAKTIKUM: 30 APRL 2021


KELOMPOK PRAKTIKUM: KELOMPOK G
OLEH: AFRIG HIDAYAT SA (19/446708/TK/49813)

LABORATORIUM SENSOR DAN SISTEM


TELEKONTROL DEPARTEMEN TEKNIK NUKLIR DAN
TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH
MADA YOGYAKARTA
2021
1. Tujuan
Mahasiswa mengetahui rangkaian dasar sensor/detektor sederhana dan mampu
untuk menjelaskan prinsip dari deteksi ataupun pengukuran dari suatu fenomena tertentu
serta aplikasinya di bidang kenukliran.
2. Dasar Teori
Detektor merupakan sebuah alat untuk mendeteksi kejadian di alam dan dirubah
dengan sebuah sinyal yang lalu diterjemahkan ke dalam gambar berupa lcd ataupun analog,
sedangkan sensor merupakan suatu alat yang dekat sekali dengan tubuh manusia dimana
sensor akan mendeteksi sense yang ada di tubuh manusia sehingga sensor lebih dekat
dengan manusia sedangkan detector merupakan alat yang dimana susah dideteksi untuk
manusia. Hasil keluaran dari sensor juga berupa pulsa listrik namun pada sensor biasanya
lansgung ditransmisikan ke objek-objek untuk ditindak lanjuti.
Termistor NTC memiliki banyak aplikasi di dalam kehidupan masyarakat, akan
pada air – conditioner (AC), perangkat elektronik, pengukur suhu, pembatas arus listrik,
sensor aliran air, dan sensor tekanan. Termistor yang memiliki kualitas baik adalah
termistor dengan respon yang cepat terhadap perubahan temperaturnya. Besar nilai
konstanta termistor (B) yang umum beredar secara komersial adalah ≥ 2000 K. Termistor
NTC biasanya dibuat dalam berbagai bentuk seperti piringan, CD, bulk atau pelet, dan juga
film baik film film tebal atau film tipis. Thermistor merupakan komponen semikonduktor
yang memiliki resistansi yang dapat berubah dengan suhu. Secara sederhana, thermistor
dapat diartikan sebagai sebuah resistor yang resistansinya berubah secara signifikan
terhadap perubahan suhu. Berbeda dengan kebanyakan resistor yang sangat fluktuatif
terhadap temperatur, thermistor sangat sensitif terhadap perubahan temperatur. Terdapat
dua jenis termistor yang dibedakan berdasarkan respon suhu yang dihasilkan, yaitu
Negative Thermistor Coefficient (NTC) dan Positive Thermistor Coefficient. NTC
merupakan jenis thermistor yang ketika temperatur atau suhunya meningkat maka nilai
resistansinya menurun dan saat temperatur atau suhunya menurun maka nilai resistansinya
akan naik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suhu dan resistansi pada NTC memiliki
hubungan yang berbanding terbalik. Termistor NTC memiliki koefisien temperature
sepuluh kali lipat lebih besar daripada sensor platinum dan memiliki beberapa keuntungan
yaitu : sensitivitas tinggi, respon suhu yang cepat, bentuk dapat bervariasi, dan harganya
murah .
Komparator merupakan alat yang berfungsi untuk pembanding dua buah tegangan.
Pada desain kali ini tegangan dibandingkan yaitu tegangan dari sensor dan tegangan dari
referensi. Variabel resistor dapat diatur sebagai tegangan referensinya untuk pembanding.
Desain kali ini merupakan salah satu contoh atau penerapan dari rangkaian kombinasional.
Dalam rangkaian ini, pembanding tersebut terdapat dua bilangan biner yang dibandingkan
yaitu A dan B, maka kondisi yang mungkin terjadi yaitu A<B, A=B, A>B.
Secara umum prinsip kerja rangkaian komparator ini adalah membandingkan
amplitudo antara dua buah sinyal. Missal +Vin dan -Vin masing masing menyatakan
amplitude sinyal input tak membalik dan input membalik, Vo dan Vsat masing-masing
menyatakan tegangan output dan tegangan saturasi, maka prinsip dasar dari komparator
sebagai berikut :

LTSpice merupakan software atau perangkat lunak komputer yang digunakan


untuk merakit sirukit elektronik analog ataupun mensimulasikan suatu rangkaian analog
yang berbasis SPICE. SPICE atau Simulator Program with Integrated Circuit Emphasis
adalah program komputer yang digunakan untuk menghitung (simulasi) perilaku rangkaian
listrik. Program ini terutama di arahkan untuk membuat rangkaian terpadu (IC). Data
masukan program ini, yang disebut sebagai Input-Deck adalah berkas yang isinya
merupakan paparan rangkaian yang hendak di-hitung-tiru. Ini meliputi tata hubungan
(topology) rangkaian serta nilai-nilai parameter dari setiap elemen rangkaian, misalnya
sumber arus (I), sumber tegangan (V), resistansi (R), kapasitansi (C), dan induktansi (L).
Paparan rangkaian ini disebut sebagai netlist. LTspice berisi editor skematik terintegrasi,
penampil bentuk gelombang, dan fitur lanjutan yang mudah digunakan. LTspice mencakup
pustaka model makro yang luas, mencakup sebagian besar manajemen daya ADI sinyal
produk dan keluaran, serta pustaka komponen pasif. LTspice menggunakan teknik
pemodelan berpemilik untuk model makronya, menghasilkan hasil simulasi yang cepat dan
akurat. Program LTspice tidak hanya mampu untuk menstimulasikan (model) komponen
produksi LTC saja, tetapi juga pengguna bisa mempergunakan model komponen (dengan
standar) SPICE dari berbagai sumber dan produsen. Hal ini sangat memudahkan pengguna
karena cukup banyak model komponen dari berbagai perusahaan telah tersedia di berbagai
situs di internet.
3. Hasil
1) Simulasi 1
Run 1
Suhu(°C) R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω)
-20 94571,76 96928,88 96911,59
0 31928,69 32365,31 32784,17
25 9800,499 9815,982 10085,01
85 1047,469 1025,55 1082,326
150 178,5343 171,683 185,0778
Run 13
Suhu(°C) R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω)
-20 95659,25 97522,91 101993,7
0 32421,63 32987,26 33465,07
25 9993,975 10146,24 9957,96
85 1076,732 1088,645 1003,520
150 184,6882 186,1243 163,2675

Run 25
Suhu(°C) R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω)
-20 95692,96 97573,26 99569,14
0 32409,65 33218,91 33492,04
25 9982,44 10289,78 10239,19
85 1073,892 1118,882 1086,070
150 183,9844 193,3249 184,0038

Run 38
Suhu(°C) R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω)
-20 97414,43 96825,23 91706,31
0 32986,19 32379,46 31589,72
25 10157,85 9836,38 9910,718
85 1092,319 1030,875 1104,000
150 187,0815 172,9987 194,4329

Rata-rata
Suhu(°C) R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω)
-20 95834,600 97212,570 97545,185
0 32436,540 32737,735 32832,750
25 9983,691 10022,096 10048,220
85 1072,603 1065,988 1068,979
150 183,572 181,033 181,696

Standar Deviasi
Suhu(°C) R1 (Ω) R2 (Ω) R3 (Ω)
-20 154,786 155,895 156,161
0 90,051 90,468 90,599
25 49,959 50,055 50,120
85 16,375 16,325 16,348
150 6,774 6,727 6,740
2) Simulasi 2
R1 = 1300 Ω

Run Suhu(°C) 24 77,3941


1 76,6361 25 77,9726
2 76,7353 26 77,4010
3 77,3910 27 77,5880
4 76,8942 28 77,4908
5 77,5302 29 77,1025
6 76,6730 30 78,0536
7 77,5418 31 77,3751
8 77,3290 32 77,8260
9 76,9053 33 76,3975
10 77,0733 34 77,1187
11 77,9759 35 77,2438
12 77,1027 36 77,5650
13 76,7782 37 77,4479
14 77,2510 38 77,6205
15 77,3231 39 77,0057
16 76,7999 40 77,8822
17 77,2943 41 77,4786
18 76,6843 42 77,5073
19 77,4354 43 77,4585
20 77,4275 44 77,0592
21 77,6178 45 77,0471
22 77,5850 46 77,0447
23 77,5700 47 77,7201
48 76,8078 Rata-rata 77,3051
49 77,5601 Standar Deviasi 1,2434
50 77,5331

4. Pembahasan
Pada percobaan kali ini yang pertama adalah memvariasikan nilai TR (tolerance on
R25-value) dan TB (Tolarance on B25/85-value) yang terdapat pada datasheet NTCLE203.
Dari simulasi pertama rangkaian dengan thermistor dengan toleransi tertentu memiliki
standar deviasi yang kecil, standar deviasi yang kecil ini menunjukan sebaran data yang
baik atau memusat sehingga pada praktikum kali ini yang memiliki nilai paling baik adalah
thermistor dengan TR 2 dan TB 0,5. Sebenarnya perbedaanya tidak terlalu signifikan,
sehingga ketiga variasi memiliki nilai dan perdebaran yang bagus, namun untuk secara
keseluruhan TR 2 dan TB 0,5 memiliki dominan nilai standar deviasi yang lebih kecil
idbandingkan yang lain.
𝑇2 𝑋𝑇1 𝑅1
𝐵𝑇1/2 = 𝑋 ln
𝑇2 − 𝑇1 𝑅2

Untuk menentukan nilai resistansi yang cocok pada temperature 85°C rumus yang
dapat praktikan gunakan yaitu rumus persamaan thermistor diatas.
Nilai B disini merupakan nilai konstanta material yang ditentukan oleh material
keramik dan menggambarkan gradien kurva resistif (R/T) pada rentang suhu tertentu
antara dua titik suhu. Pada kali ini nilai B yang praktikan gunakan 3500 lalu R1 1300 T1
sebesar 350,737K dan T2 358K lalu dilakukan perhitungan :
358𝑥350,737 1300
𝑥 ln = 3500
358 − 350,737 𝑥
𝑥 = 1061,74467 𝑜ℎ𝑚

Komparator sendiri merupakan rangkaian elektronik yang digunakan untuk


membandingkan suatu input dengan refresensi tertentu untuk menghasilkan output
berupa dua nilai (high dan low). Jadi tujuan keluaran komparator dapat diartikan sebagai
pembanding dengan input yang dimasukkan dalam komparator tersebut.

Jika rangkaian resistor R1 ditukar maka yang terjadi grafiknya terbalik sehingga
lonjakannya ada di awal namun tidak berpengaruh terlalu signifikan pada nilai yang
muncul dikarenakan rangkaiannya dirangkai seri.

Contoh pengukuran temperature yang digunakan pada instalasi nuklir, yaitu RTD
(resistance temperature detector) RTD banyak digunakan di sector industri untuk
mengukur suhu proses, seperti dipabrik petrokimia, oil and gas, tekstil, bahkan di
fasilitas energy nuklir. RTD tersusun dari bahan logam murni homogen yang mempunyai
sifat stabil terhadap perubahan panas pada range tertentu, dan mampu menghasilkan
bacaan yang linear pada semua tingkatan suhu. Hanya material tertentu yang cocok
untuk digunakan sebagai bahan dasar RTD diantaranya adalah platinum, copper, atau
nickel, sifat daripada metal-metal ini diantaranya memiliki koofesien tahanan yang
tinggi, mempunyai karakteristik kenaikan suhu proporsional dengan kenaikan resistan,
serta punya kemampuan bereaksi terhadap panas dengan form yang sama secara
berulang-ulang.

5. Kesimpulan
Detektor merupakan sebuah alat untuk mendeteksi kejadian di alam dan dirubah
dengan sebuah sinyal. Pada praktikum kali ini yang digunakan adalah komponen berupa
termistor NTCLE101E3103, arus 1μA, komparator LT1015, resistor, sumber tegangan,
dan lainnya. Rangkaian yang digunakan dengan thermistor adalah rangkaian seri
sedangkan yang digunakan untuk komparator adalah rangkaian seri dengan thermistor lalu
parallel dengan komparator dan catu daya.
Pada bidang kenukliran hal yang sering terjadi adalah pengukuran suhu
dikarenakan suhu berdampak mutlak pada suatu reaktor namun banyak pengukuran lain
pada instalasi nuklir sendiri seperti pengukuran aliran air, pengukuran laju uap, dan lain
sebagainya. Contoh detector yang digunakan untuk pengukuran suhu adalah RTD.
6. Daftar Pustaka
[1] P. Sari and dkk, Pengaruh Suhu Pembakaran terhadap Karakteristik Listrik
Keramik Film Tebal Berbasis Fe2O3–MnO– ZnO untuk Termistor NTC, Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia, 2016.
[2] Anonymous, “Pengertian Dan Cara Kerja Thermistor”, Basic Mechanic Course, 26
Juli 2020, [Online]. Tersedia: basicmechaniccourse.com/2020/07/pengertian dan-
cara-kerja- thermistor.html [Diakses: 21 Maret 2021]
[3] P. E. Laboratory, Modul Praktikum Elektronika Analog : Komparator, Malang:
Universitas Negeri Malang, 2015.
[4] P. E. Laboratory, Modul Praktikum Elektronika Analog : Komparator, Malang:
Universitas Negeri Malang, 2015.
[5] P. E. Laboratory, Modul Praktikum Elektronika Analog : Komparator, Malang:
Universitas Negeri Malang, 2015.
[6] Tutorialspoint,” Thermistor”, Tutorialspoint, [Online]. Tersedia: https://www.tut
orialspoint.com/linear_integrated_circuits_applications/linear_integrated_circuits
_applications_differentiator_and_integrator.htm [Diakses: 21 Maret 2021]

Anda mungkin juga menyukai