Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

HUKUM OHM

Dibuat oleh:

Aprilia Indah Mandaka

NIM : 201420036

Kelompok : 4A (Empat A)

Kelas : Refinery 1A

Program studi : Teknik Pengolahan Migas

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI
DAN SUMBER DAYA MINERAL
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS

Cepu, April 2021


MODUL V

HUKUM OHM (P24)

I. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini praktikan diharapkan :
a. Dapat mengetahui hubungan antara tegangan dan kuat arus yang mengalir
dalam sebuah rangkaian.
b. Mengetahui pengaruh hambatan terhadap arus listrik.
c. Dapat membaca warna dari sebuah resistor dan dapat menentukan resistor
dalam keadaan baik atau rusak.
d. Dapat mengukur menggunakan AVO meter (analog atau digital) yang
diberikan pada saat percobaan dan menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.
II. Keselamatan Kerja
1. Melakukan kegiatan di laboratorium harus dengan seizin asisten
laboratorium dan sepengetahuan dosen pembina praktikum.
2. Mengatur tempat duduk dan meja kerja.
3. Mahasiswa diwajibkan mengenakan jas laboratorium saat memasuki ruang
laboratorium.
4. Mempelajari langkah kerja setiap percobaan dengan baik. Jika tidak jelas,
maka segera tanyakan kepada dosen atau laboran.
5. Bagi mahasiswi yang berambut panjang, ikatlah rambut, jangan dibiarkan
tergerai.
6. Diwajibkan memakai sepatu di dalam laboratorium.
7. Pastikan mengetahui tempat alat pemadam kebakaran dan kotak P3K
(Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), serta mengetahui cara
menggunakannya.
III. DASAR TEORI

Resistor adalah komponen elektronika yang berfungsi untuk membatasi


arus yang mengalir pada sebuah rangkaian. Resistor memiliki satuan “ Ohm “
atau dilambangkan dengan “ Ω “. Simbol Resistor dapat di lihat pada
gambar.1.1. Pada dasarnya, Resistor dibagi menjadi dua jenis, yaitu “ Resistor
Tetap dan Resistor Variabel ”.( Giancoli Douglas.2001)

Resistor Tetap Resistor Variabel


1. Resistor Tetap.
Resistor Tetap adalah Resistor yang nilai hambatannya tetap dan tidak dapat
diubah – ubah nilainya. Resistor tetap memiliki kemampuan daya, yang
disebut Watt. Besar kecilnya kemampuan Resistor untuk dilewati arus
tergantung dari bahan pembuat Resistor itu sendiri. Resistor berdaya kecil
(di bawah 2 Watt) terbuat dari bahan karbon, sedangkan resistor yang
bekerja pada daya besar (2 Watt – 50 Watt) terbuat dari kawat nikelin.
Bentuk fisik Resistor Tetap dapat dilihat pada Gambar di bawah ini. ”.(
Giancoli Douglas.2001)
Gambar.2. Bentuk Fisik Resistor Tetap
Resistor Carbon pada Gambar 25 memiliki kode warna yang melingkar seperti
cincin pada fisiknya. Warna – warna yang melingkar tersebut merupakan
kode – kode untuk mengetahui nilai “resistansi” pada Resistor tanpa
melakukan pengukuran dengan Ohm Meter. Kode warna yang diberikan
merupakan standart pabrik yang dikeluarkan oleh EIA (Electronic
Industries Association ). Untuk mengetahui nilai resistansi pada resistor,
(lihat contoh pada Gambar 26) dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut
:
 Kenali warna – warna cincin pada resistor.

Gambar. 3. Kode Warna pada Resistor Karbon

 Baca warna – warna cincin sesuai tabel kode warna resistor (Lihat Tabel 2)
(Halliday&Resnick.1991)

Tabel 2 Kode Warna Resistor


2. Resistor Tidak Tetap (Variabel)
Resistor tidak tetap (R. Variabel) adalah Resistor yang nilai
hambatannya dapat diubah – ubah sesuai dengan kebutuhan dengan besar
hambatan 0 Ohm sampai dengan nilai maksimal hambatan yang tertera pada
resistor Variabel tersebut. Resistor Variabel memiliki kemampuan daya yang
relative lebih kecil dibandingkan dengan resistor tetap. Hal ini karena resistor
Variable terbuat dari serbuk karbon. Resistor yang nilai resistansinya tidak
tetap konstan untuk berbagai arus yang berbeda dikenal juga dengan istilah “
Resistor tak Linier”. Resistor semacam ini merupakan fungsi arus yang
mengalir di dalamnya. Salah satu contoh sederhana untuk resistor semacam
itu adalah LDR (Light Dipendent Resistor). Karakteristik Tegangan – Arus
untuk resistor tak –linier dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah ini
Gambar 4. Grafik Karakteristik Resistor tak – Linier
Dari Gambar disitu tampak bahwa grafiknya bukan lagi merupakan sepotong
garis lurus. Karena R tidak constant, analisis rangkaian yang mengandung
resistor semacam itu menjadi lebih rumit. Resistor tidak tetap (variable) ada
beberapa jenis sesuai dengan fungsi pemakaiannya, diantaranya adalah
Potensiometer, Tripot, LDR, NTC, PTC. Bentuk fisik dari masing – masing
resistor tidak tetap diperlihatkan. .(Tiper,Paur A.1991)
Menurut Hukum Ohm, arus yang melewati suatu penghantar sebanding
dengan beda potensial antara ujung-ujung pengahantar tersebut.
Kesebandingan tersebut dapat diubah menjadi persamaan dengan memberikan
konstante kesebandingan yang disebut konduktansi (Giancoli, 2014).
“Besarnya Arus pada sebuah Penghantar berbanding lurus dengan Tegangan
dan berbanding terbalik dengan Hambatannya”.
I = arus yanglewat penghantar, satuannya ampere (A)
V= beda potensial ujung-ujung penghantar satuannya
volt (V)
G = konduktansi penghantar, satuanya ohm= (ohm)-1 =
(Ω)−1

Kebalikan konduktansi disebut resistansi (R), satuannya ohm = (Ω). Jadi


hukum Ohm dapat dituliskan menjadi :
Penghantar yang konduktansinya besar biasanya disebut konduktor, sedangkan
jika resistansinya yang besar sering disebut resistor (Giancoli, 2014)

IV. METODOLOGI
a. Peralatan
1. VTT Konsole
2. UME Mounting plate
3. Resistance 120 ohm dan 220 ohm
4. Power supply box
5. Safety leads / kabel
6. Switch
7. VTT Voltmeter 20 V
8. VTT RMS Ammeter
b. Rangkaian dan Cara Kerja

1. Rangkai alat seperti dalam gambar di atas


2. Prinsip dasar yang harus dipenuhi :
 Aliran arus dari (+) ke (-) , semua harus terhubung dengan sensor.
 Tegangan (+) dari power supply masuk ke switch, keluaran switch terhubung
dengan resistor.
 Pasang voltmeter secara pararel dengan resistor.
 Tegangan (-) dari power supply di pasang seri dengan resistor dan
ampermeter.
 Pasang resistor 120 ohm.
3. Nyalakan VTT Konsole, hubungkan sensor pada konsole.
4. Tempatkan VTT voltmeter dan ammeter pada ordinat dan absis di layar
Konsole.
5. Nyalakan power supply dan switch ke nilai 1. Tekan start pada konsole.
6. Atur power supply pada – 15 Volt (atau kurang lebih mendekati), tekan ok
next pada konsole.
7. Lakukan pengambilan data dari – 15 Volt hingga + 15 Volt dengan interval
tegangan 2 Volt.
8. Selesai, tekan stop pada konsole. Lihat tampilan grafiknya, cetak report.
9. Ulangi langkah 5 sampai 8 dengan resistor 220 ohm.
10. Isi Tabel 2
11. Laporkan pada dosen/instruktur

V. DATA
1. Resistor 120 Ω

NO. V (volt) I (A) Rhitung (Ω) (RI) ²


1. -12,88 -0,110 117,09 13.710,0681
2. -10,84 -0,092 117,82 13.881,5524
3. -8,84 -0,075 117,86 13.890,9796
4. -6,84 -0,059 115,93 13.439,7649
5. -4,92 -0,043 114,41 13.089,6481
6. -2,84 -0,024 118,33 14.001,9889
7. -0,92 -0,009 102,22 10.448,9284
8. +0,92 +0,007 131,42 17.271,2164
9. +2,92 +0,025 116,8 13.642,24
10. +4,96 +0,042 118,09 13.945,2481
11. +6,88 +0,058 118,62 14.070,7044
12. +8.92 +0,076 117,36 13.773,3696
13. +10,86 +0,092 118,04 13.933,4416
14. +12,88 +0,110 117,09 13.710,0681
Jumlah ∑Ri=1.641,08 ∑(Ri)²=192.809,2186

2. Resistor 220 Ω

NO. V (volt) I (A) Rhitung (Ω) (RI) ²


1. -12,94 -0,059 219,32 48.101,2624
2. -10,88 -0,0504 215,87 46.599,8569
3. -8,92 -0,041 217,56 47.332,3536
4. -6,94 -0,032 216,87 47.032,5969
5. -4,92 -0,023 213,91 45.757,4881
6. -2,88 -0,014 205,71 42.316,6041
7. -0,92 -0,006 153,33 23.510,0889
8. +0,96 +0,005 192 36.864
9. +2,94 +0,013 226,15 51.143,8225
10. +4,92 +0,022 223,63 50.010,3769
11. +6,92 +0,031 223,22 49.827,1684
12. +8,96 +0,040 224 50.176
13. +10,96 +0,049 223,67 50/028,2689
14. +12,98 +0,058 223,79 50.081,9641
Jumlah ∑Ri=2.979,035 ∑(Ri)²=
638.781,8517

3. Resistor 340 Ω

NO. V (volt) I (A) Rhitung (Ω) (RI) ²


1. -13,00 -0,039 333,33 111.108,8889
2. -10,92 -0,032 341,25 116.451,5625
3. -8,96 -0,027 331,85 110.124,4225
4. -6,92 -0,021 329,52 108.583,4304
5. -4,96 -0,0015 330,66 109.336,0356
6. -2,92 -0,009 324,44 105.261,3136
7. -0,86 -0,002 430 184.900
8. +0,86 +0,002 430 184.900
9. +2,96 +0,009 328,88 108.162,0544
10. +4,88 +0,013 375,38 140.910,1444
11. +6,92 +0,020 346 119.716
12. +8,92 +0,026 343,07 117.697,0249
13. +11,04 +0,033 334,54 111.917,0116
14. +13,02 +0,038 342,63 117.395,3169
Jumlah ∑Ri=4.921,55 ∑(Ri)²=1.746.463,2057
VI. PERHITUNGAN

a) perhitungan 120 ohm

Rata-rata nilai resistor:

1.641, 08
R= =117,22
14

Standar Deviasi:

192.809,2186−192.367,3976
R=√
13

=5,82

Nilai Resistor Terhitung:

R=117,22±5,82

= 117,22 + 5,82 = 123,04

= 117,22 – 5,82 = 111,4

b) perhitungan 220 ohm

Rata-Rata Nilai Resistor:

2.979,035
R= =212,78
14

Standar Deviasi:

638.781,8517−633.854,5976
R=√
13

=19,46

Nilai Resistor Terhubung:


R=212,78±19,46

= 212,78 + 19,46 = 232,24

= 212,78 – 19,46 = 193,32

c) perhitungan 340 ohm

Rata-Rata Nilai Resistor:

4.921 , 55
R= =351,53
14

Standar Deviasi:

1.746 .463,2057−1.730 .026,7726


R=√
13

=35,55

Nilai Resistor Terhubung:

R=351,53±35,55

= 351,53 + 35,55 = 387,08

= 351,53 – 35,55 = 315,98

VIII. TUGAS

1. Bacalah nilai resistor dengan warna – warna kode di bawah ini !


a. Biru – Coklat – Orange – Emas
6 1 3 5%
Maka nilai resistor adalah
613 ± 5% Ω
Batas bawah : 582,35 Ω
Batas atas : 643,65 Ω

b. Kuning – Hijau – Merah – Emas


4 5 2 5%
Maka nilai resistor adalah
452 ± 5% Ω
Batas bawah : 429,4 Ω
Batas atas : 474,6 Ω

2. Tuliskan warna – warna kode Resistor dengan nilai – nilai di bawah ini
!
a. 360 Ω
Oranye – Biru – Coklat - Hitam
b. 1200 Ω
Coklat – Merah – Merah – Hitam
c. 4k7 Ω
Kuning – Ungu – Merah – Hitam

3. Diketahui suatu resistor sebesar 300 ohm dengan tegangan 12 volt


berapa arus yang mengalir?
Diketahui : R = 300 Ω
V = 12 Volt
Ditanya : I…?
V 12
Jawab : I= = = 0,04 A
R 300

4. Berapa resistor yang dibutuhkan jika ada tegangan 24 volt dan arus 1
mA?
Diketahui : V = 24 Volt
I = 1 mA = 0,001 A
Ditanya : R…?
V 24
Jawab :R= = = 24000 Ω
I 0,001

IX. PEMBAHASAN
Pada praktikum hukum ohm ini adalah praktikum yang membahas
hubungan antara tegangan, hambatan dan arus listrik yang mengalir disuatu
kawat kawat penghantar. Hambatan yang didapat berdasarkan hasil perhitungan
dari pengukuran arus listrik dan tegangan tersebut kemudian dibuat grafik dan
dibandingkan dengan nilai hambatan sebenearnya pada resistor yang terpasang
di rangkaian. Pada praktikum hukum ohm ini terdapat tiga kali percobaan
disetiap percobaan menggunkan resistor atau hambatan yang berbeda.
Percobaan pertama menggunakan resistor 120ohm, percobaan kedua
menggunakan resistor 220 ohm dan percobaan terakhir menggunakan resistor
340 ohm. Pada masing-masing percobaan dilakukan pengambilan data pada -12
volt hingga 12 volt dengan interval sebesar 2 volt
Sebelum dilakukan percobaan kami merangkai alat yang akan
digunakan terlebih dahulu. Ammeter dipasang secara seri dan voltmeter
dipasang secara parallel. Pada dasarnya aliran arus listrik dari positif (+) ke
negatif (-). Kami melakukan percobaan sebanyak 3 kali yaitu dengan
menggunakan resistor 120 Ω, 220 Ω, dan 340 Ω. Resistor dipasangkan pada
switch sehingga nilai hambatan pada resistor dapat ditemukan hukum Ohm,
yang menyatakan bahwa jika tegangan yang melewati resistor dijadikan 2 kali
lipat, maka arus yang melewatinya bertambah 2 kali lipat. Sama seperti
percobaan pertama, percobaan kedua yang menggunakan resistor 220 Ω, dan
percobaan ketiga yang menggunakan resistor 340 Ω dilakukan dengan cara
yang sama, yaitu dipasangkan pada switch serta nilai hambatan yang dinaikan
menjadi 2 kali lipat dari semula dan akan bertambah 2 kali lipat.
Pada percobaan pertama menggunakan resistor 120 ohm, diketahui bahwa
nilai hambatan dari hasil perhitungan memiliki kecocokan dengan hambatan
sebenarnya yaitu = 120 ohm, data yang paling tinggi didapatkan R = 123,04 dan
data yang paling rendah didapatkan R= 111,4 dengan nilai rata-rata R=
117,22ohm. Hasil percobaan lebih kecil 5,82 0hm dari hambatan sebenarnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai hambatan lebih kecil dari hambatan
sebenarnya hal ini mungkin saja terjadi karena sambungan kabel yang kurang
kencang, namun dengan nilai rata-rata hambatan yang tidak jauh dari nilai
hambatan yang sebenarnya, dapat ditunjukkan bahwa sistem berjalan dengan
cukup baik.
Pada percobaan kedua menggunakan resistor 220 ohm, mendapatkan data
kesimpulan yang tidak jauh berbeda dari data resistor 120 ohm. Data yang
paling tinggi didapatkan R = 232,24 ohm dan data yang paling rendah
didapatkan R = 193,32 ohm dengan nilai rata- rata nya R = 212,78 ohm. Hal
kemungkina yang terjadi karena adanya kesalahan praktikan ketika mengukur
arus listrik menggunakan multimeter ( VTT konsol) pengukuran arus listrik
tersebut pada display VTT menunjukkan angka arus yang berubah-ubah,
sehingga mengharuskan praktikum untuk teliti mengamati angka yang sering
keluar, sehingga nilai hambatan sedikit lebih besar.
Pada percobaan terakhir menggunakan resistor 340 ohm, dari hasil
perhitungan didapatkan kesesuaian data dengan nilai resistor sebenarnya. Data
tertinggi didapatkan sebesar R= 387,08 ohm, data yang paling rendah
didapatkan sebesar R = 315,98 ohm sedangkan rata-rata dari data perhitungan
sebesar R= 351,53 ohm. Dari hasil grafik yang didapat menunjukkan data yang
cukup baik dan akurat hal tersebut dilihat dari dari grafik yang dihasilkan
kedua hambatan memberikan tipikal grafik yang hampir sama yaitu liniear.
Berbentuk linear karena hubungan saling berkaitan. Sehingga dengan nilai
hambatan yang tetap, nilai tegangan yang dibuat dan arus dibuat naik itu juga
karena tegangannya naik. Artinya dari grafik dan data hasil praktikum memang
menunjukkan bahwa rumus V = I . R itu memang terbukti benar. Jika dibanding
hasil kuat arus dari dua hambatan yang berbeda, yaitu 120 ohm, 220 ohm dan
340 ohm serta beda potensial atau tegangan yang sama, akan menghasilkan kuat
arus yang berbeda. Dimana kuat arus dari hambatan 120, 220 lebih besar
dibanding hambatan 340 ohm.
Berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan bisa dikerucutkan
hubungan antara tegangan dan kuat arus listrik adalah sebanding.Pada
hambatan tetap,bila kuat arus(I) bertambah besar,nilai tegangan(V) pun akan
bertambah besar.Tetapi bila kuat arus berkurang,nilai tegangan pun
berkurang.Oleh karena itu Hubungan tegangan dan arus dapat membentuk
kurva linier .Perbedaan antara penggunaan resistor 120 ohm dan resistor 220
ohm yaitu standar deviasi nya lebih tinggi yang220 ohm(disebabkan rata rata
nilai resistor juga besar yang 220 ohm).Dan dari hasil standar deviasi nya juga
sudah lebih besar yang 220 ohm maka nilai resistor juga lebih besar yang 220
ohm.Hal yang mendasari perbedaan tersebut adalah ketika terbaca di VTT
Konsole memang tegangan dan arus yang terbaca di resistor 220 ohm lebih
besar dari pada yang 120 ohm. Jadi bis akita simpulkan bahwa semakin besar
resistor maka kuat arus semakin kecil.
Error yang terjadi pada praktikum ini adalah pada saat pengambilan
data praktikan kurang jeli dalam mengamati besar tegangan, kuat arus dan
resistansi yang tertera pada VTT konsole sehingga data yang didapat belum
100% akurat. Praktikan juga pada awal praktikum salah mengambil data
tegangan dan kuat arus di power supply sehingga pengambilan data harus
diulang kembali.

X. PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hubungan antara tegangan dan arus, jika hambatan tetap maka akan
berbanding lurus atau semakin besar tegangan maka akan semakin
besar kuat arus listriknya.
2. Hambatan berpengaruh langsung terhadap kuat arus dimana semakin
besar hambatan maka semakin kecil arus listrik atau dapat dikatakan
hambatan berbanding terbalik dengan arus listrik.

B. Saran
1. Berhati-hati dalam melakukan praktikum untuk alat-alat yang
berhubungan dengan listrik
2. Mempelajari materi sebelum praktikum
XI. DAFTAR PUSTAKA
 Giancoli,Douglas,C.2001.Fisika Edisi kelima Jilid 1.Jakarta:Penerbit
Erlangga
 Tiper,Paur A.1991.Fisika Untuk Sains dan Teknik.Jakarta:Penerbit Erlangga
 Halliday&Resnicl.1991.Fisika Jilid 1.Jakarta.Penerbit Erlangga
 Giancoli, 2014. “Fisika Prinsip dan Aplikasi Jilid 2 Edisi ke Tujuh”, Jakarta:
Erlangga
XII.LAMPIRAN

a)laporan sementara
b)grafik 120 ohm
c)grafik 220 ohm
d)grafik 340 ohm

Anda mungkin juga menyukai